BAB IV(1) revisi ok

16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian pada pasien stroke infark arterotrombotik usia 40 tahun ke atas di RSUD Kota Mataram diperoleh hasil yang kemudian di analisa sebagai berikut : 4.1.1. Analisa Univariat Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel, baik variabel bebas dan variabel terikat. 4.1.1.1 Distribusi menurut umur responden Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Umur (tahun) Jumlah sampel Persentas i (%) 40 – 50 51 – 60 22 35 20.8 34.7

description

OKEEEEE

Transcript of BAB IV(1) revisi ok

Page 1: BAB IV(1) revisi ok

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian pada pasien stroke infark arterotrombotik usia 40

tahun ke atas di RSUD Kota Mataram diperoleh hasil yang kemudian di

analisa sebagai berikut :

4.1.1. Analisa Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel,

baik variabel bebas dan variabel terikat.

4.1.1.1 Distribusi menurut umur responden

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Umur (tahun) Jumlah sampel Persentasi (%)

40 – 50

51 – 60

>61

22

35

43

20.8

34.7

43.6

Sumber data primer yang diolah

Berdasarkan sumber data primer yang diolah pada tabel

4.1 dapat di ketahui bahwa sebanyak 22 orang (20.8%) dari

usia 40 – 50 tahun, dari 35 orang (34.7%) berusia 51- 60

tahun dan dari 43 orang (43.6%) berusia >61 tahun. Untuk

Page 2: BAB IV(1) revisi ok

lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram frekuensi umur 4.1

di bawah ini.

Dari tabel diagram diatas dapat diketahui bahwa

distribusi umur sampel terbesar adalah umur lebih dari 61

tahun sebesar 43,6%. Distribusi umur sampel terendah adalah

umur 40-50 tahun sebesar 20,8%. Umur lebih dari 61 tahun

terbanyak yang terkena stroke infark aterotrombotik di

karenakan proses penuaan menyebabkan pembuluh darah

mengeras dan menyempit. Penuaan merupakan proses normal

yang dimulai sejak pembuahan dan berakhir pada kematian.

Pada saat pertumbuhan, proses pembangunan lebih banyak

dari pada proses perusakan. Setelah tubuh secara faali

mencapai tingkat kedewasaan, maka proses perusakan secara

Page 3: BAB IV(1) revisi ok

berangsur akan melebihi proses pembangunan pada saat

inilah terjadi proses menua atau aging. Proses ini ditanadai

dengan peningkatan kehilangan otot – otot tubuh, perubhan

dan fungsi organ tubuh seperti jantung, otak, ginjal, dan hati.

Oleh karena itu, proses penuaan juga mengakibatkan

timbulnya penyakit stroke.24

4.1.1.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan distribusi responden dengan jenis kelaimi

didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Responden berdasarkan jenis

kelamin.

Jenis kelamin Jumlah sampel Persentasi (%)

Laki – laki

perempuan

57

43

55.4

43.6

Sumber data primer yang diolah

Berdasarkan sumber data primer yang diolah pada tabel

4.2 dapat di ketahui bahwa sebanyak 57 orang (55.4%)

berjenis kelamin laki – laki, dan sisanya dari 43 orang

(43.6%) berjenis kelamin perempuan. Untuk lebih jelasnya

dapat di lihat pada diagram frekuensi berdasarkan jenis 4.2

kelamin di bawah ini.

Page 4: BAB IV(1) revisi ok

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa lebih banyak

responden laki – laki yang terkena stroke infark

arterotrombotik yaitu sebanyak (55.4 %) ini di karenakan

gaya hidup pada laki – laki yang merokok,berakohol dan

kondisi hormonal yang gampang mengalami gangguan

sehingga cepat terserang stroke infark arterotrombotik.

Sedangkan wanita yaitu (43.6 %). Wanita jarang yang

terkena stroke Ini di karenakan pada wanita yang sedang

menstruasi teratur, jantung dan sistem peredaran darah

dilindungi oleh hormon ekstrogen yang membuat mereka

lebih kuat dan tidak mudah mengalami gangguan seperti pada

pria. Sebelum menopause, perempuan kurang rentan terhadap

serangan jantung dan stroke kecuali jika memiliki faktor

risiko lainnya.25

Page 5: BAB IV(1) revisi ok

4.1.1.3 Distribusi responden berdasarkan kadar kolesterol total

Berdasarkan distribusi responden kolesterol total

didapatkan data sebagai berikut

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan

kolesterol total.

Kolesterol total

(mg/dl)

Jumlah sampel Persentasi (%)

<200

>200

20

80

22.8

76.2

Sumber data primer yang diolah

Berdasarkan sumber data primer yang diolah pada tabel

4.3 dapat di ketahui bahwa sebanyak 20 orang (22.8%) yang

memiliki kolesterol total <200 mg/dl, dan sisanya dari 80

orang (76.2%) yang memiliki kolesterol total >200 mg/dl.

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram frekuensi

berdasarkan kolesterol total 4.3 di bawah ini.

Page 6: BAB IV(1) revisi ok

Dari table diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki kolesterol di atas normal sebanyak

(76.2%) dan sisanya responden memiliki kolesterol normal

sebanyak (22.8 %). Ini di karenakan masyarakat

mengkonsumsi makanan yang berlemak sehingga dapat

menyebabkan kolesterol di dinding arteri yang kemudian

dapat membangun dalam kombinasi zat untuk membentuk

plak. penyempitan pembuluh darah juga dapat menyebabkan

pengerasan. Sehingga aliran darah ke otak mengalami

penyumbatan sehingga mengakibatkan lebih cepat terkena

penyakit stroke infark arterotrombotik.26

4.1.1.4 Distribusi responden berdasarkan HDL

Berdasarkan distribusi responden HDL didapatkan data

sebagai berikut

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan HDL

HDL (mg/dl) Jumlah sampel Persentasi (%)

Page 7: BAB IV(1) revisi ok

<40

>40

77

23

77.2

21.8

Sumber data primer yang diolah

Berdasarkan sumber data primer yang diolah pada tabel

4.4 dapat di ketahui bahwa sebanyak 77 orang (77.2%) yang

memiliki HDL <40 mg/dl, dan sisanya dari 23 orang (21.8%)

yang memiliki HDL >40 mg/dl. Untuk lebih jelasnya dapat di

lihat pada diagram frekuensi HDL 4.4 di bawah ini.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki HDL di bawah normal sebanyak (77.2%)

dan sisanya responden memiliki HDL normal sebanyak

(21.8%). Ini di karenakan kurangnya modifikasi gaya hidup

Page 8: BAB IV(1) revisi ok

dan diet secara tepat untuk penurunan lemak jahat atau LDL

dan peningkatan lemak baik atau HDL, HDL membawa

kembali kolesterol buruk ke organ hati. Bila penyumbatan

terjadi di otak, maka akan menyebabkan stroke infark

arterotrombotik.27

4.1.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Ratio (Kolesterol/HDL)

Berdasarkan distribusi responden nilai ratio didapatkan data

sebagai berikut

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan ratio

Nilai ratio Jumlah sampel Persentasi (%)

normal

tidak normal

9

91

9

91

Sumber data primer yang diolah

Berdasarkan sumber data primer yang diolah pada tabel 4.5

dapat di ketahui bahwa sebanyak 9 orang (9%) yang memiliki nilai

ratio normal, dan sisanya dari 91 orang (91%) yang memiliki nilai

ratio tidak normal. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada diagram

frekuensi nilai ratio 4.5 di bawah ini.

Grafik Distribusi Responden berdasarkan Nilai ratio

Page 9: BAB IV(1) revisi ok

Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan sebanyak 9 orang atau 9%

di dapatkan Ratio normal (nilai <=4). Dan di dapatkan sebanyak 91 orang

atau 91% di dapatkan Ratio tidak normal (nilai >4)

4.2.1 Analisa Bivariat

Uji korelasi nilai di lakukan oleh peneliti untuk mengetahui

signifikan dan hubungan antara HDL terhadap Kolesterol Total

Page 10: BAB IV(1) revisi ok

Correlations

KOLESTEROL_

TOTAL Nilai_Ratio

KOLESTEROL_TOTAL Pearson Correlation 1 .657**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Nilai_Ratio Pearson Correlation .657** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa didapatkan

nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti bahwa H0 ditolak atau

terdapat hubungan yang bermakna antara kadar Kolesterol total dengan

Nilai ratio karena nilai signifikan lebih kecil dari P Value (α = 0,05).

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai korelasi 1 yang berarti

terdapat korelasi yang kuat karena kurang dari 0,05 dengan arah

korelasi yang berlawanan dengan interpretasi setiap kenaikan Kadar

Kolesterol total, di ikuti dengan penurunan kadar HDL.

Uji Regresi ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui

peningkatan Kadar Kolesterol dengan penurunan Kadar HDL.

Tabel silang hubungan antara kolesol total terterhadap Stroke

Page 11: BAB IV(1) revisi ok

Profil Kolesterol Kejadian Stroke Infark

Stroke Infark Non Stroke Infark

<200 76 % 24%

>200 23% 77%

Total 100% 100%

RP : A/ (A+B) : C/ (C+D)

= 76 / (76 + 24) : 23/ (23+77)

= 76 / 100 : 23 / 100

= 0,76 : 0,23

= 3,3

= 3

Dari tabel silang dan perhitungan RP di atas di peroleh hasil RP

sebesar 3 hal ini menunjukan bahwa variabel independen tersebut

merupakan factor pemicu yang mempengaruhi variabel dependen yang

dalam hal ini kolesterol total merupakan factor yang mempengaruhi

terjadian stroke infark arterotrombotik, dimana kolesterol yang tinggi

memiliki resiko sebesar 3 kali lipat untuk terjadinya stroke infark

arterotrombotik.