Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan
-
Upload
iwan-makhwan-hambali -
Category
Documents
-
view
1.219 -
download
0
Transcript of Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 1/40
EVALUASI
AIR ASAM TAMBANG
PADA LAHAN BEKAS TAMBANG
YANG DITINGGALKAN
1
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 2/40
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 4
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 6
1. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 6
a. Dasar Hukum ............................................................................................... 6
b. Gambaran Umum Singkat ........................................................................... 7
c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan ..................................................................... 8
2. Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 8
a. Maksud Kegiatan ......................................................................................... 8
b. Tujuan Kegiatan ........................................................................................... 8
3. Sasaran dan Indikator Keluaran ..................................................................... 9
a. Sasaran ........................................................................................................ 9
b Indikator Keluaran (output) .......................................................................... 9
BAB II
METODOLOGI....................................................................................................... 10
1. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................................. 10
2. Identifikasi Referensi, Kebutuhan Data Primer Dan Data Lainnya ................15
a. Bahasan yang berkaitan dengan regulasi..................................................16
b. Bahasan Yang Berkaitan Dengan Kajian Ilmiah .........................................19
c. Isu AAT Yang Berkembang Di Masyarakat ................................................. 31
3. Lokasi Kegiatan dan Parameter Survey ....................................................... 33
a. Lokasi Survey ............................................................................................ 33
b. Parameter survey dan pengambilan data lapangan .................................34
c. Rencana Jadwal Kegiatan Lapangan .......................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 38
2
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 3/40
DAFTAR GAMBAR
gambar 1 TABULASI PERSONIL PELAKSANA.........................................................14
gambar 2 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA...................................................14
gambar 3 TABULASI JADWAL DAN KEGIATAN......................................................15
gambar 4 PENGARUH PENAMBANGAN PADA PEMBENTUKAN AAT.......................21
gambar 5 DIAGRAM PH : UKURAN KEASAMAN MENURUT PH...............................22
gambar 6 AIR ASAM TAMBANG DI SUATU LOKASI INSITU....................................23
gambar 7 REAKSI PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG.......................................24
gambar 8 INDIKATOR VISUAL AAT.......................................................................27
gambar 9 Persamaan 1........................................................................................29
gambar 10 Persamaan 2a....................................................................................29
gambar 11 Persamaan 2b....................................................................................29
gambar 12 Daftar Kebutuhan Data Lapangan.....................................................35
gambar 13 Jadwal Lapangan................................................................................37
3
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 4/40
KATA PENGANTAR
Tulisan ini merupakan laporan pendahuluan dari Evaluasi Air Asam Tambang
pada Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan sesuai dengan KAK (Kerangka
Acuan Kerja) yang disusun berdasarkan USTEK (Usulan Teknis) dari dan telah
disetujui oleh Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas
Bumi, Satuan Kerja Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi,
Departeman Energi dan Sumber Daya Mineral RI.
Metode yang digunakan dalam kajian ini dilakukan melalui pendekatan teoritis-
normatif dan pendekatan empirik . Rancangan kajian disusun dengan
memperhatikan teori-teori, hasil studi dan penelitian tentang AAT yang sudah
pernah dilakukan di berbagai daerah, kebijakan instansi sektor ESDM dan
Lingkungan Hidup di pusat maupun di daerah (propinsi/ kabupaten), serta
ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan Air Asam Tambang, Air
Limbah, Baku Mutu Air, Reklamasi, Pascatambang, dan sebagainya. Rancangan
kajian juga menyusun kerangka sistematis yang akan digunakan dalam
pengambilan sampel secara langsung di lapangan.
Secara garis besar isi yang disajikan dalam laporan ini merupakan Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan yang meliputi:
• Koordinasi dan pemantapan tim dalam pelaksanaan kegiatan
terutama terkait dengan survai lapangan;
• Identifikasi referensi, kebutuhan data primer dan data sekunder;
• Penentuan rencana kerja secara detil dan lengkap mencakup
metode, pelaksanaan dan jadwal survei serta jadwal kegiatan lain
sampai kegiatan ini berakhir;
• Rancangan dan persiapan instrumen survey seperti wawancara,
surat-surat izin turun ke lapangan dari instansi terkait dalam hal ini
Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas
Bumi Satuan Kerja Direktorat Jenderal Mineral, batubara dan PanasBumi Kementerian Energi Sumberdaya Mineral; serta
4
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 5/40
• Studi pustaka yang berkaitan dengan wilayah studi, termasuk hasil-
hasil survai terdahulu maupun berbagai laporan dari berbagai pihak
terkait dengan evaluasi air asam tambang pada lahan bekas
tambang.
Materi yang disajikan dalam tulisan ini adalah bahan diskusi presentasi yang
akan diajukan dihadapan Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara
dan Panas Bumi Satuan Kerja Direktorat Jenderal Mineral, batubara dan Panas
Bumi Kementerian Energi Sumberdaya Mineral, sebagai pemberi kerja. Laporan
pendahuluan ini merupakan sarana untuk menyamakan persepsi sekaligus untuk
meminta masukan jika ada hal yang kurang sesuai dengan tujuan seperti yang
telah ditetapkan oleh pemberi pekerjaan. Hasil presentasi tersebut selanjutnya
dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan dan pelaksanaan survey.
5
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 6/40
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
• UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
• UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
• PP No 46 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional Perubahan Iklim
• Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
• Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
• Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi
Dan Pascatambang
• Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor: 18
Tahun2008 Tentang Reklamasi Dan Penutupan Tambang.
• Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
1211.K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Perusakan dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Umum.
• Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
1453.K/29/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum.
6
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 7/40
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 04 tahun 2006
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Bijih Timah
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 09 tahun 2006
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Bijih Nikel
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003
tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Batubara
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 202 tahun 2004
tentang Baku Mutu air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Pertambangan Bijih Emas dan atau Tembaga
• Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor. 0030
tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral Pasal 446 huruf (i), Subdirektorat
Lindungan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas Bumi
menyelenggarakan fungsi: evaluasi pelaksanaan pembinaan
lindungan lingkungan di bidang usaha mineral, batubara dan panas
bumi.
b. Gambaran Umum Singkat
Air Asam Tambang (AAT), adalah air tambang yang mengandung sulfat bebas,
terdapat sebagai air lindian, air rembesan, atau air penirisan yang telah
tercemar/terpengaruh oleh proses oksidasi mineral-mineral sulfides yang
terdapat pada batuan, sebagai akibat kegiatan eksploitasi dan atau eksplorasi
bahan galian tambang baik mineral maupun batubara, sehingga air tersebut
mempunyai nilai pH rendah (lebih kecil dari 6).
Adanya air asam tambang dan besarnya AAT yang terjadi harus diketahui, hal ini
terkait dengan tata cara dan pola penambangan yang dilakukan, dan bagaimana
RKL- RPL atau UKL - UPL dilaksanakan. Karena itu mekanisme terjadinya AAT dan
banyaknya AAT mutlak untuk diketahui.
Seperti diketahui bahwa pembentukan AAT terjadi jika mineral sulfide terpaparpada kondisi teroksidasi. Sebagian besar permasalahan AAT berhubungan
7
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 8/40
dengan penambangan batubara dan bijih primer, karena pada kedua sumber ala
mini terkandung banyak mineral sulfide (terutama pirit), baik pada badan bijih
maupun batuan sampingnya.
Kegiatan pertambangan khususnya pertambangan batubara dan mineral sebagaisalah satu unsur sektor pertambangan yang memberikan kontribusi terhadap
AAT tersebut. Oleh karena itu besaran kontribusinya perlu diukur dan
digambarkan dengan secara konkret melalui evaluasi air asam tambang yang
ditinggalkan.
c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan
Saat ini belum ada data yang dapat dijadikan sebagai referensi nasional pada
saat muncul berbagai isu air asam tambang (AAT) yang melibatkan sektor
pertambangan mineral dan batubara. Evaluasi ini dapat menjadi dasar
pertimbangan supaya pertambangan dapat berjalan dengan aman dengan
memantau air asam tambang yang dihasilkan, serta untuk menetapkan
kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi air asam tambang pada kegiatan
pertambangan mineral dan batubara.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dimaksudkan untuk melakukan evaluasi air asam tambang
pada lahan bekas tambang yang ditinggalkan yang berkaitan dengan kegiatan
pertambangan mineral dan batubara.
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini untuk mendapatkan gambaran yang lengkapdan nyata dari
besaran air asam tambang pada lahan bekas tambang yang ditinggalkan pada
kegiatan pertambangan mineral dan batubara dan evaluasinya guna
pengambilan kebijakan untuk mengurangi/meniadakan air asam tambang pada
lahan bekas tambang yang ditinggalkan.
8
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 9/40
3. Sasaran dan Indikator Keluaran
a. Sasaran
Memperoleh gambaran dan pola pembentukan air asam tambang (AAT) padalahan bekas tambang yang ditinggalkan serta pengelolaannya.
b Indikator Keluaran (output)
Dokumen tentang hasil evaluasi air asam tambang pada lahan bekas tambang
yang ditinggalkan.
9
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 10/40
BAB II
METODOLOGI
1. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini dimulai dengan perencanaan dan pembentukan tim. Tim kerja
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang
telah disusun terdiri dari 1 (satu) orang Ketua Tim adalah Sarjana Teknik
Lingkungan/Ilmu Lingkungan, tenaga ahli 3 (tiga) pertambangan, 3 (tiga) ahli
geologi, 3 (tiga) ahli kimia dan 3 (tiga) ahli lingkungan. Selain tenaga ahli tim
juga didukung seorang tenaga administrasi, operator kantor, dan surveyor
seorang diploma (D3) dengan pengalaman kerja sedikitnya 2 (dua) tahun.
Ketua Tim adalah seorang Sarjana Teknik Strata 2 (S2) Teknik Lingkungan/ Ilmu
Lingkungan pengalaman dalam kegiatan pengelolaan lingkungan pertambangan
mineral dan batubara minimal 5 (lima) tahun. Untuk memperlancar pelaksanaan
kegiatan, setiap personel yang terlibat dalam tugas kegiatan tersebut diberikan
pemahaman dan terikat dalam disiplin sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab jabatan dalam tim. Hal tersebut penting dilaksanakan agar tidak terjadi
konflik dalam tim akibat ketidak-jelasan tugas dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan kegiatan.
Deskripsi tugas dan tanggung jawab setiap personil tim dirumuskan sebagai
berikut:
Ketua Tim/Ahli Pertambangan, memiliki tugas dan wewenang:
• Mengkoordinasikan seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tata waktu pelaksanaan
kegiatan.
• Melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan tenaga ahli dalam
pelaksanaan pekerjaan, termasuk pembagian tugas dan tanggung
jawab masing-masing personil.
10
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 11/40
• Mengkoordinasikan pelaksanaan penelusuran data dan informasi
awal yang diperlukan
• Mengkoordinasikan penyusunan research design, termasuk rencana
kerja dan kelengkapan survey (kuisioner) bersama-sama dengan
tenaga ahli
• Mengkoordinasikan pelaksanaan survey lapangan untuk
mendapatkan data dan informasi, baik primer maupun sekunder,
khususnya terkait dengan Evaluasi Air Asam Tambang Pada Lahan
Bekas Tambang Yang Ditinggalkan, intangible asset, dan SDM
• Mengkoordinasikan pelaksanaan analisis yang mencakup
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, kelembagaan,
kebijakan, kondisi sosial masyarakat di daerah kajian untuk
mendukung Evaluasi Air Asam Tambang Pada Lahan Bekas
Tambang Yang Ditinggalkan
• Mengkoordinasikan pelaksanaan konsultasi publik guna
menganalisis faktor-faktor berpengaruh terhadap Evaluasi Air Asam
Tambang Pada Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan, menjaring
gagasan/pemikiran, isu-isu terkait, strategi dan kebijakan pemda;
termasuk aktifitas sinkronisasi, verifikasi dan validasi atas hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan pada masing-masing daerah
• Mengkoordinasikan penyusunan Evaluasi Air Asam Tambang Pada
Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan secara lengkap pada
masing-masing daerah.
•
Mengkoordinasikan dan menyusun laporan kegiatan secara berkalasesuai dengan persyaratan kontrak (SPK) dan
mempertanggungjawabkan kepada pemberi kerja.
Ahli Tambang, memiliki tugas dan wewenang:
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tata waktu pelaksanaan
kegiatan dan ruang lingkup yang ditetapkan
•
Melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan ahli lainnya dalampelaksanaan pekerjaan
11
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 12/40
• Melaksanakan penelusuran data dan informasi awal yang
diperlukan
• Menyusun research design, termasuk rencana kerja dan
kelengkapan survey (kuisioner)
• Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan data dan
informasi, baik primer maupun sekunder, khususnya terkait dengan
aspek geologi evaluasi air asam tambang pada lahan bekas
tambang yang ditinggalkan
• Melaksanakan penyusunan dokumen dan rekomendasi evaluasi air
asam tambang pada lahan bekas tambang yang ditinggalkan
• Menyusun laporan kegiatan secara berkala sesuai dengan
persyaratan kontrak (SPK).
Ahli Geologi, memiliki tugas dan wewenang:
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tata waktu pelaksanaan
kegiatan dan ruang lingkup yang ditetapkan
• Melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan ahli lainnya dalam
pelaksanaan pekerjaan
• Melaksanakan penelusuran data dan informasi awal yang
diperlukan
• Menyusun research design, termasuk rencana kerja dan
kelengkapan survey (kuisioner)
• Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan data dan
informasi, baik primer maupun sekunder, khususnya terkait dengan
aspek geologi evaluasi air asam tambang pada lahan bekas
tambang yang ditinggalkan
• Melaksanakan penyusunan dokumen dan rekomendasi evaluasi air
asam tambang pada lahan bekas tambang yang ditinggalkan
• Menyusun laporan kegiatan secara berkala sesuai dengan
persyaratan kontrak (SPK)
12
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 13/40
Ahli Kimia, memiliki tugas dan wewenang:
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tata waktu pelaksanaan
kegiatan dan ruang lingkup yang ditetapkan
• Melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan ahli lainnya dalam
pelaksanaan pekerjaan
• Melaksanakan penelusuran data dan informasi awal yang
diperlukan
• Menyusun research design, termasuk rencana kerja dan
kelengkapan survey (kuisioner)
• Melaksanakan survey lapangan untuk mendapatkan data dan
informasi, baik primer maupun sekunder, khususnya terkait dengan
aspek kimia evaluasi air asam tambang pada lahan bekas tambang
yang ditinggalkan
• Melaksanakan penyusunan dokumen dan rekomendasi evaluasi air
asam tambang pada lahan bekas tambang yang ditinggalkan
• Menyusun laporan kegiatan secara berkala sesuai dengan
persyaratan kontrak (SPK)
Ahli Lingkungan, memiliki tugas dan wewenang:
• Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tata waktu pelaksanaan
kegiatan dan ruang lingkup yang ditetapkan
• Melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan ahli lainnya dalam
pelaksanaan pekerjaan
• Melaksanakan penelusuran data dan informasi awal yang
diperlukan
• Menyusun laporan kegiatan secara berkala sesuai dengan
persyaratan kontrak (SPK)
Tim yang telah disusun telah melakukan koordinasi merumuskan tugas dan
tanggungjawab masing-masing berdasarkan tahapan kegiatan, dan jadwal waktu
yang telah diusulkan. Berikut adalah daftar anggota tim dan jadwal penugasan
13
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 14/40
personil kegiatan evaluasi air asam tambang pada lahan bekas tambang yang
ditinggalkan:
Secara umum struktur organisasi dalam kegiatan ini secara koordinatif tidak
terlepas dengan Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas
Bumi Satuan Kerja Direktorat Jenderal Mineral, batubara dan Panas Bumi
Kementerian Energi Sumberdaya Mineral. Struktur Organisasi pelaksana
kegiatan adalah:
14
DITJENMINERBA
PIMPINAN
PT. AuliaSakti
Internasional
KETUATIM
AHLI LINGKUNGAN
AHLI TAMBANG
(3ORANG )
AHLI GEOLOGI
(3ORANG )
AHLI KIMIA
(3ORANG )
STAFF PENDUKUNG
SEKRETARIS
OPERATORKOMPUTER
AHLI LINGKUNGAN
(3ORANG )
gambar 1 TABULASI PERSONIL PELAKSANA
gambar 2 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 15/40
Jadwal kegiatan yang diusulkan sampai dengan tahap akhir kegiatan adalah
sebagai berikut:
2. Identifikasi Referensi, Kebutuhan Data Primer Dan Data
Lainnya
Studi literatur yang merupakan informasi awal dari kegiatan ini akan menjadi
acuan penting untuk melakukan Studi lapangan dan menentukan lokasi bekas
tambang yang dipilih sebagai lokasi studi untuk melakukan pengambilan sampel
dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan AAT secara langsung di
lapangan. Sampel yang diperoleh dari lapangan kemudian di analisis di
laboratorium untuk mendapatkan data yang diperlukan seperti kualitas air,
tanah, dan batuan sekitar lokasi kegiatan, dan data lainnya yang diperlukan.
Literatur bahan kajian yang dikumpulkan bisa dalam bentuk buku maupun artikel
dalam bentuk hard copy maupun soft copy yang diperoleh melalui internet
maupun institusi terkait yang disajikan secara tertulis. Hasil kajian literatur
tersebut akan memperoleh gambaran secara umum tentang kegiatan
pertambangan mineral dan batubara yang dilakukan selama ini dalam kaitannya
dengan AAT.
Dari hasil telaah literatur akan diperoleh indikator keluaran yang diharapkan
dalam kegiatan ini, yaitu korelasi antara Air Asam Tambang, Tata Kegiatan
Penambangan yang baik, dan Keseimbangan ekosistem yang terjaga baik.
Melalui korelasi tersebut akan didapat asumsi dan hipotesis sebagai rumusan
15
gambar 3 TABULASI JADWAL DAN KEGIATAN
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 16/40
masalah yang akan memberi arah bagaimana dan mengapa evaluasi ini akan
dilakukan. Rumusan masalah yang telah dibuat akan menentukan jenis data dan
parameter yang perlu diambil di lapangan.
Identifikasi referensi, kebutuhan data primer dan data sekunder dilakukan secarasistematis dengan mengelompokkan bahan literatur menjadi bahasan yang
berkaitan dengan regulasi, kajian ilmiah, dan isu yang berkembang di
masyarakat. Secara sistematis telaah literatur akan dibahas dengan
menggunakan kelompok bahasan tersebut dan keluaran kajian ini mengacu pada
dasar pemikiran Tata kegiatan Penambangan yang baik, Keseimbangan
Ekosistem, dan Air Asam Tambang.
a. Bahasan yang berkaitan dengan regulasi
Kegiatan pertambangan mineral dan batubara di Indonesia diatur dalam UU no 4
tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Usaha Pertambangan
adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang
meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstrultsi, penambangan, pengolahan: dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan, serta pascatambang. Kegiatan pascatambang, yang selanjutnya
disebut pascatambang, adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut
setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di
seluruh wilayah penambangan.
Pada pasal 140 UU no 4 tahun 2009 menyatakan bahwa Menteri yaitu menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertambangan mineral
dan batubara, melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan
usaha pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Menteri dapat
melimpahkan kepada gubernur untuk melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan kewenangan pengelolaan di bidang usaha pertambangan yang
dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota. Pada pasal ini juga disebutkan
bahwa dalam rangka terciptanya pembangunan berkelanjutan, kegiatan usaha
pertambangan harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip lingkungan
hidup, transparansi, dan partisipasi masyarakat. Kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta
pemulihan fungsi lingkungan hidup, termasuk reklamasi lahan bekas tambang.
16
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 17/40
Mengacu pada ketentuan undang undang maka seharusnya dapat dipastikan
bahwa seluruh lahan bekas tambang berkaitan dengan Tata kegiatan
Penambangan yang Baik sudah dilakukan kegiatan pascatambang termasuk
reklamasi. Kegiatan reklamasi dan pascatambang oleh pemerintah diatur dalam
peraturan pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2010 tentang reklamasi dan
pascatambang. Pelaksanaan reklamasi dan pasca tambang yang diwajibkan
kepada pemegang ijin pertambangan harus memenuhi prinsip perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, keselamatan dan kesehatan kerja,
dan konservasi mineral dan batubara. Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT)
adalah bagian dari kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi dan pasca
tambang, oleh karena dalam regulasi tersebut rencana reklamasi maupun
pascatambang termasuk di dalamnya adalah penatagunaan lahan, revegetasi,
pencegahan dan penanggulangan air asam tambang, pekerjaan sipil sesuai
peruntukan lahan pascatambang.
Para pemegang ijin pertambangan sebelum melakukan kegiatan operasi
produksi wajib menyusun rencana reklamasi berdasarkan dokumen lingkungan
hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (RKL/RPL atau UKL/UPL).
Rencana reklamasi masuk dalam rencana kerja dan anggaran biaya eksplorasi.
Setelah menyelesaikan kegiatan studi kelayakan pemegang ijin harus
mengajukan permohonan persetujuan rencana reklamasi dan rencana
pascatambang. Dalam ketentuannya rencana reklamasi dan rencana
pascatambang diajukan bersamaan dengan pengajuan permohonan ijin Operasi
Produksi. Rencana reklamasi dan rencana pascatambang sebagaimana disusun
berdasarkan dokumen lingkungan hidup (RKL/RPL atau UKL/UPL) yang telah
disetujui.
Rencana reklamasi paling sedikit memuat tentang tata guna lahan sebelum dan
sesudah ditambang; rencana pembukaan lahan; program reklamasi terhadap
lahan terganggu yang meliputi lahan bekas tambang dan lahan di luar bekas
tambang yang bersifat sementara atau termasuk yang permanen. Dalam
rencana reklamasi perlu juga dicantumkan kriteria keberhasilan yang meliputi
standar keberhasilan penataan lahan, revegetasi, pekerjaan sipil, dan
penyelesaian akhir; dan termasuk juga rencana biaya reklamasi secara langsung
dan maupun tidak langsung.
17
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 18/40
Keterkaitan kegiatan reklamasi dan pascatambang dengan AAT secara tidak
langsung terkait dengan ketentuan pada pasal 4 PP no 78 tahun 2010 yang
menyebutkan: Prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a dan ayat
(2) huruf a dan Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan rencana
dan kriteria keberhasilan pascatambang diatur dengan Peraturan Menteri Energi
Dan Sumber Daya Mineral Nomor: 18 Tahun2008 tentang Reklamasi Dan
Penutupan Tambang. Regulasi itu mewajibkan perusahaan daiam melaksanakan
Reklamasi dan Penutupan Tambang wajib memenuhi prinsip-prinsip Iingkungan
hidup, keselamatan dan kesehatan kerja, serta konservasi bahan galian. Prinsip-
prinsip Iingkungan hidup meliputi: perlindungan terhadap kualitas air
permukaan, air tanah, air laut, dan tanah serta udara berdasarkan
standar baku mutu atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati; Penjaminan
terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam
tailing, lahan bekas tambang, dan struktur buatan lainnya;
Pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya;
Memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat; dan
Perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Berkaitan dengan Evaluasi Air Asam Tambang pada Lahan Bekas Tambang yang
ditinggalkan maka perhatian kegiatan akan diutamakan pada:
• Kualitas air permukaan, air tanah, dan perairan lainnya di sekitar
lahan bekas tambang.
• Kualitas air tanah.
• Pemulihan keanekaragaman hayati (flora dan fauna) di sekitar
lahan bekas tambang.
• Stabilitas dan keamanan timbunan batuan penutup, kolam tailing,
lahan bekas tambang, dan struktur batuan lainnya
• Kegiatan pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan
peruntukan.
18
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 19/40
• Tanggapan masyarakat terhadap kawasan di sekitar lahan bekas
tambang.
Pengematan akan dilakukan secara langsung di lapangan di beberapa tempat
yang sudah pernah dilakukan penambangan.
b. Bahasan Yang Berkaitan Dengan Kajian Ilmiah
Kajian ilmiah yang berkaitan dengan AAT sudah banyak dilakukan oleh berbagai
kalangan. Dalam kegiatan pertambangan pada umumnya termasuk
pertambangan batubara, kendala besar yang sering kali ditemui dalam kegiatan
reklamasi dan pasca tambang adalah dalam mengatasi air asam tambang yang
dihasilkan dari kegiatan pertambangan, baik dari pertambangan yang masih
aktif maupun yang sudah tidak aktif atau bekas tambang. Air Asam Tambang
(AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD), adalah air tambang dengan pH rendah
yang berasal dari oksidasi pirit yang mengandung sulfida dengan air dan udara
sehingga menghasilkan asam sulfida (H2SO4) yang mengandung sulfat bebas.
Batuan atau tanah yang banyak mengandung pirit dan menjadi sumber AAT
disebut dengan Acid Rock Drainage (ARD). Jika material ARD terus-menerus
dibiarkan terbuka dan mengalami oksidasi maka produksi AAT akan terus
berlangsung bahkan dapat bertahan hingga ratusan tahun (hasil studi Nordstrom
dan Alpers (1999) dan Kalin et al. (2006)). AAT dalam kegiatan pertambangan
dapat berupa sebagai air lindi, air rembesan, atau air penirisan dari batuan atau
tanah yang mengandung pirit yang mengalami proses oksidasi mineral sulfida,
sebagai akibat dari kegiatan eksploitasi atau eksplorasi bahan galian tambang
mineral maupun batubara.
Karakteristik AAT sangat berbeda dengan keasaman yang umumnya terdapat
pada kawasan perairan rawa gambut yang terbentuk dari tumbuhan dan dalam
bentuk senyawa COOH. AAT yang terbentuk dari proses oksidasi sulfida bukan
saja mempunyai nilai pH rendah atau lebih kecil dari 6. AAT juga mampu untuk
melarutkan logam berat. AAT yang terlepas mengalir ke perairan bebas memiliki
kemampuan untuk melarutkan logam berat dari material yang dilewatinya,
seperti material tanah atau batuan penutup pada operasi pertambangan
terbuka. Jenis logam berat yang bisa terlarut antara lain arsenik (As), cadmium
(Cd), tembaga Cu), perak (Ag), dan seng (Zn). Seluruh logam berat ini jika
konsentrasinya dalam air lebih besar dari nilai ambang batas, akan sangat
berbahaya pada lingkungan karena mampu mematikan tumbuhan dan hewan
19
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 20/40
yang hidup di perairan. Ciri lain dari AAT adalah memiliki total acidity sangat
tinggi. Selain itu, karakteristik lain yang berbeda antara AAT dan air gambut atau
rawa meski memiliki pH sama rendah adalah tingkat konduktivitas atau daya
hantar listrik (DHL). Pada AAT memiliki DHL yang tinggi dan pada air gambut
atau rawa memiliki DHL yang normal. Daya Hantar Listrik atau konduktivitas
terkait dengan kemampuan AAT untuk melarutkan logam berat. Dalam kegiatan
pertambangan seperti batubara dan mineral lainnya dampak negatif yang terjadi
antara lain adalah lingkungan sekitar kehilangan kesuburan tanah oleh karena
top soil dan vegetasi hilang. Kemampuan tanah dalam mengikat air berkurang
sehingga tanah mudah erosi.
Faktor pembentukan AAT dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Faktor primer
2. Faktor sekunder
3. Faktor tersier
Faktor primer adalah faktor yang secara langsung berpengaruh pada
pembentukan oksidan mineral sulfida yang meliputi; karakteristik fisik material,
ketersediaan air untuk oksidasi dan transport, dan ketersediaan oksigen. Selain
itu juga adalah temperatur, pH, kesetimbangan besi-feri dan besi-fero, dan
aktivitas mikroba lingkungan.
20
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 21/40
gambar 4 PENGARUH PENAMBANGAN PADA PEMBENTUKAN AAT
Faktor sekunder akan mengalterasi produk oksidasi mineral sulfida. Faktor ini
antara lain adalah kehadiran mineral yang dapat menetralisir asam. Sampai saat
ini, karbonat merupakan satu-satunya mineral alkali yang secara efektif
dianggap dapat mengontrol dan mencegah pembentukan air asam. Meskipun
mineral silica seperti mica juga memiliki kemampuan menyerap asam tetapi
dalam kapasitas yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan karbonat.
21
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 22/40
gambar 5 DIAGRAM PH : UKURAN KEASAMAN MENURUT PH
Faktor tersier adalah kondisi fisik (material, topografi wilayah, iklim dll) yang
yang secara signifikan mempengaruhi proses oksidasi mineral sulfide sehingga
memiliki potensi penyebaran ke wilayah yang lebih luas. Pada faktor tersier ini,
hujan dan temperatur merupakan faktor yang paling signifikan pengaruhnya.
Seperti diketahui bahwa kecepatan oksidasi mineral sulfida yang terjadi dalam
air jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kecepatan oksidasi mineral sulfida
yang terjadi pada udara bebas. Oleh sebab itu kejenuhan mineral sulfida menjadi
strategi utama untuk mengontrol laju oksidasi.
22
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 23/40
gambar 6 AIR ASAM TAMBANG DI SUATU LOKASI INSITU
Oksidasi mineral sulfida merupakan proses yang terjadi secara alamiah sebagai
akibat kontak dengan udara bebas. Pada areal pertambangan proses tersebut
akan dipercepat dengan meningkatnya volume mineral sulfide yang kontak
langsung dengan udara bebas. Mineral sulfide yang berpotensi membentuk AAT
antara lain adalah:
• Pirit (FeS2)
• Markasit (FeS2)
• Arsenopirit (FeAsA)
• Kalkosit (Cu2S)
• Kovelit (CuS)
• Kalkopirit (CuFeS2)
• Molibdenit (MoS2)
• Sinabar (HgS)
• Galena (PbS)
• Spalerit (ZnS)
Reaksi yang terjadi pada kontak mineral sulfide tersebut dengan air dan O2
terdapat beberapa tahap sebagai berikut:
23
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 24/40
gambar 7 REAKSI PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG
Pembentukan AAT berdasarkan reaksi tersebut di atas dipengaruhi beberapa
faktor yang melibatkan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang sangat
spesifik. AAT yang terbentuk di lokasi yang terbuka akan dengan cepat tersebar
ke perairan umum saat hujan sehingga terjadi polusi di perairan yang ditandai
dengan pH yang rendah dan melarutkan berbagai logam berat. Dampak negatif
dari AAT terhadap lingkungan dapat secara langsung dilihat antara lain banyak
organisme perairan yang mati sehingga keanekaragaman hayati di
lingkungan itu menurun. Oleh karena kadar keasaman perairan yang
bersal dari sulfat di sekitar lokasi yang rendah maka indikator lainnya
adalah banyak bangunan di sekitar lokasi yang terbuat dari logam seperti pipa,
jembatan besi, atau atap seng menjadi rusak.
Secara geologi, terdapat empat proses geologi utama yang berpengaruh pada
variabilitas endapan mineral dan batubara serta komposisi kimia/mineralogi
batuan disekitarnya. Dua diantaranya adalah iklim purba (paleoclimate) dan
lingkungan pengendapan purba (paleodepositional environment), dan 2 lainnya
adalah pelapukan di permukaan dan glasial (Brady dkk, 1988). Cekungan
batubara secara geologi dapat dikategorikan sebagai:
• NAF : Non Acid Forming
• PAF : Potential Acid Forming
• NAPP : Net Acid Producing Potential
Lingkungan pengendapan purba merupakan pengontrol penting pada
penyebaran pirit dan karbonat. Batuan yang terendapkan pada lingkungan air
payau umumnya memiliki potensi pembentukan air asam yang besar karena
lingkungan payau memberikan kondisi optimum untuk pembentukan pirit yang
terbentuk dari sulfat pada air payau dan besi dari wilayah sekitarnya. Selain itu
kandungan mineral calcareousnya biasanya rendah. Lingkungan pengendapan
24
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 25/40
air tawar biasanya tidak menghasilkan air asam. Sedangkan batuan yang
diendapkan pada lingkungan laut menghasilkan kualitas air yang bervariasi.
Akan tetapi cebakan pada suatu areal tambang mempunyai kemungkinan
memiliki variasi lingkungan pengendapan baik vertikal maupun lateral dan
dipengaruhi oleh distribusi inherent (bawaan) dari pirit dan karbonat yang akan
menghasilkan pembentukan air asam yang berbeda.
Pembentukan endapan batubara yang terdapat di Indonesia umumnya terjadi
dalam Jaman Tersier dan diantaranya dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yang
menonjol, yaitu batubara yang berasal dari Jaman Eosen (± 50 juta tahun)
umumnya bermutu lebih tinggi dan tergolong subbituminous serta bituminous
dan yang berasal dari Jaman Miosen (±40 juta tahun) umumnya terdiri dari lignit
atau sub bituminous dengan nilai kalor rendah dan kadar air cenderung tinggi.
Salah satu faktor geologi yang penting yang menentukan keberadaan mineral
sulfida sebagai pembentuk utama air asam tambang adalah lingkungan
pengendapan.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan pada beberapa
Cekungan di luar negeri menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
kandungan mineral dengan lingkungan pengendapan pada saat pembentukan
formasinya. Kecenderungan yang sama tampaknya ditunjukkan pada beberapa
endapan mineral dan cekungan batubara di Indonesia.
Dalam penelitian ini gambaran sebaran mineral sulfida seperti Arsenopirit
(FeAsA), Kalkosit (Cu2S), Kovelit (CuS), Kalkopirit (CuFeS2), Molibdenit (MoS2),
Sinabar (HgS), Galena (PbS), Spalerit (ZnS) juga penting dilihat dan dapat
digunakan sebagai indikator pembentuk asam utama pada pertambangan
mineral dan batubara sehingga prediksi awal mengenai potensi pembentukan air
asam dapat dilakukan. Informasi ini penting terutama bagi perusahaan-perusahaan baru yang akan melakukan aktifitas penambangan sehingga
antisipasi terhadap pembentukan AAT dapat dipersiapkan lebih baik. Hal ini
dapat dilakukan oleh perusahaan tambang dengan melakukan karakterisasi
batuan di wilayah masing-masing. Sehingga dapat digambarkan pola sebaran
mineral sulfida di wilayah tersebut dan mengatur lokasi penempatan timbunan
(overburden) di formasi yang benar.
Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003
Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan
25
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 26/40
Batubara. Parameter perairan yang dipersaratkan adalah nilai pH, residu
tersuspensi, kadar Fe dan Mn, dan pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 202 tahun 2004 tentang Baku Mutu air Limbah Bagi Usaha dan atau
Kegiatan Pertambangan Bijih Emas dan atau Tembaga, parameter yag
disaratkan adaah pH, TSS, Cu, Cd, Zn, Pb, As, Ni, Cr, Cn, dan Hg.
Oleh karena kemampuan asam sulfide yang memiliki kemapuan sebagai pelarut
logam yang sangat kuat, maka kandungan beberapa jenis logam berat di
perairan yang bisa terlarut antara lain arsenik (As), cadmium (Cd), tembaga Cu),
perak (Ag), dan seng (Zn). Seluruh logam berat ini jika konsentrasinya dalam air
lebih besar dari nilai ambang batas, akan sangat berbahaya pada lingkungan
karena mampu mematikan tumbuhan dan hewan yang hidup di perairan.
Jenis-jenis Air Asam Tambang (AAT)
Air Asam Tambang secara tradisional biasa dirujuk sebagai ‘acid mine drainage’
(drainase tambang masam atau air tambang masam) atau ‘acid rock drainage’
(drainase batuan masam). Dalam kajian ini istilah AAT mengenali bahwa tidak
semua drainase bermasalah yang terkait dengan oksidasi sulfida bersifat masam
(lihat di bawah). Di beberapa lokasi, drainase yang bersifat hampir-netral namun
mengandung logam dapat sama sulitnya untuk dikelola seperti halnya air
masam. Ada beberapa lokasi di mana pembentukan asam secara memadai
dinetralkan oleh kelompok mineral alami, yang secara efektif mengeluarkan
logam-logam beracun dari air, namun meninggalkan cairan lindi (leachate) yang
tinggi kandungan garam-garam kimianya (higly saline).
AAT dapat menampilkan satu atau beberapa karakteristik kimia sebagai berikut:
• pH rendah (nilainya berkisar antara 1,5 hingga 4)
• konsentrasi logam dapat larut yang tinggi (seperti besi, alumunium,
mangan, kadmium, tembaga, timah, seng, arsenik dan merkuri)
• nilai kemasaman yang meningkat (seperti misalnya setara 50-
15.000 mg/L CaCO3)
• salinitas (sulfat) yang tinggi (konsentrasi sulfat umumnya antara
500–10.000 mg/L; salinitas umumnya antara 1000–20.000 μS/cm)
• konsentrasi yang rendah dari oksigen terlarut (seperti kurang dari 6
mg/L)
26
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 27/40
• tingkat kekeruhan (turbiditas) atau total padatan tersuspensi yang
rendah (dikombinasikandengan satu atau lebih karakteristik di
atas).
Indikator-indikator utama kehadiran AAT termasuk (lihat Gambar 6):
• air berwarna merah atau jernih tidak alami
• endapan-endapan oksida besi oranye-coklat pada saluran-saluran
drainase
• matinya ikan atau organisme-organisme air lainnya
• terbentuknya lapisan endapan di campuran DAL dan air latar
belakang (penerima), atau pada pertemuan-pertemuan aliran
• produktivitas yang buruk dari areal-areal yang terganggu (seperti
pada tutupan-tutupan dari tumpukan batuan sisa tambang)
• vegetasi yang mengalami mati ranting (dieback) atau tanah-tanah
seperti bekas terbakar (seperti tanah-tanah bera)
• korosi pada struktur beton atau baja.
gambar 8 INDIKATOR VISUAL AAT
Satu indikator utama dari risiko AAT adalah banyaknya mineral-mineral sulfida
yang terpapar ke udara dan air. Mineral-mineral sulfida penghasil asam yang
paling umum di antaranya adalah pirit (FeS2), pirotit(FeS), markasit (FeS2),
kalkopirit (CuFeS2) dan arsenopirit (FeAsS). Tidak semua mineral sulfida
27
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 28/40
menghasilkan asam selama oksidasi, namun sebagian besar memiliki kapasitas
untuk melepaskan logam bila terpapar air yang masam.
Situasi-situasi di mana sulfida-sulfida reaktif dapat terpapar ke udara dan air
secara rutin antara lain adalah timbunan batuan sisa (waste rocks), timbunanbijih tambang (ores), fasilitas-fasilitas penyimpanan tailing, lubang-lubang
tambang (pits), tambang-tambang bawah tanah, timbunan-timbunan pelindian
bijih tambang (heap and dump leach) (lihat Bagian 2.5). Praktek unggulan dalam
pengelolaan DAL melibatkan strategi-strategi untuk meminimalkan interaksi
antara sulfida reaktif dengan udara, air atau keduanya.
Asam dan Kandungan Kemasaman
Asam adalah satu ukuran konsentrasi ion hidrogen (H+) yang umumnyadiekspresikan sebagai pH, sementara kemasaman adalah satu ukuran baik
konsentrasi ion hidrogen maupun kemasaman mineral (atau laten/tersembunyi).
Kemasaman mineral atau laten mempertimbangkan konsentrasi potensial dari
ion-ion hidrogen yang dapat dihasilkan oleh pengendapan berbagai logam
hidroksida melalui oksidasi, pengenceran atau netralisasi.
Umumnya, kemasaman meningkat seiring menurunnya pH, namun tidak selalu
ada hubungan langsung antara kemasaman dan pH. Berdasarkan keterangan
sebelumnya mengenai drainase logam, mungkin saja memiliki AAT dengan
kemasaman yang meningkat namun dengan nilai-nilai pH yang netral. Karena
itulah penting untuk mengukur kontribusi konsentrasi ion hidrogen (asam)
sekaligus kontribusi mineral (kemasaman laten), untuk menentukan total
kemasaman (asam + kemasaman laten) dari sungai atau badan air. Kemasaman
umumnya diekspresikan sebagai massa setara kalsium karbonat (CaCO3) per
unit volume (misalnya, mg CaCO3 / liter).
Asam dapat dengan mudah diukur di lapangan dengan menggunakan alat
pengukur pH yang telah dikalibrasi. Estimasi kemasaman dapat diukur di
laboratorium atau diestimasikan dari data kualitas air dengan menggunakan
formula seperti Persamaan 1, yang sesuai untuk drainase tambang batubara .
Jika tersedia data kualitas air yang lebih terperinci, ada beberapa peranti lunak
(shareware) seperti AMDTreat atau ABATES bisa digunakan untuk mendapatkan
estimasi kemasaman yang akurat
Persamaan 1
28
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 29/40
gambar 9 Persamaan 1
Kandungan atau muatan kemasaman mengacu ke hasil kali dari total
kemasaman (asam + kemasaman laten) dan laju aliran (atau volume) dan
diekspresikan sebagai ’massa setara CaCO3 per unit waktu‘ (atau massa setara
CaCO3 untuk volume tertentu air). Jika laju aliran atau data volume tersedia,
maka nilai-nilai kemasaman yang terukur atau terestimasi dapat dikonversikan
menjadi kandungan kemasaman seperti yang ditunjukkan dalam Persamaan 2.
gambar 10 Persamaan 2a
atau…
gambar 11 Persamaan 2b
Kandungan kemasaman adalah ukuran utama dari potensi dampak DAL di suatu
lokasi tambang. Oleh karena itu, biaya dan perencanaan pengelolaan DAL harus
berfokus pada daerah-daerah di suatu lokasi tambang yang berpotensi dapat
melepaskan kandungan kemasaman yang paling besar.
Faktor Penentu AAT
Banyak faktor yang akan mempengaruhi pembentukan dan perpindahan AAT
dan karena itu menentukan pula konsentrasi dan kandungan polutan-polutan di
satu titik di bagian hilir dari suatu sumber. Faktor utama yang mempengaruhipembentukan DAL adalah oksidasi dari mineral-mineral sulfida. Perilaku kimia
29
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 30/40
DAL akan berubah seiring bergeraknya larutan melalui sistem dan berinteraksi
dengan bahan-bahan geologis lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi oksidasi sulfida antara lain:
• konsentrasi, distribusi, mineralogi dan bentuk fisik dari sulfida-
sulfida logam
• laju pasokan oksigen dari atmosfer ke lokasi-lokasi reaksi melalui
adveksi dan/atau difusi
• komposisi kimia dari air pori-pori yang terkena kontak dengan
lokasi-lokasi reaksi, termasuk pH dan rasio besi ferus/ferik
• suhu udara di lokasi-lokasi reaksi
• kandungan air di lokasi-lokasi reaksi
• ekologi mikroba dari permukaan-permukaan mineral.
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi-interaksi sekunder antara lain:
• konsentrasi, distribusi, mineralogi dan bentuk fisik dari mineral-
mineral penetral dan lainnya
• laju aliran dan lintasan-lintasan air
• komposisi kimia air pori-pori.
Sumber sumber AAT
Dalam menilai neraca kandungan kemasaman di suatu lokasi adalah penting
untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai geologi, mineralogi dan
geokimia setempat - mengkarakterisasikan semua bahan yang terpapar,
ditangani atau diproses selama operasi-operasi penambangan. Pemaparan
bahan-bahan yang tidak terkonsolidasi (seperti batuan sisa dan tailing) atau
batuan dasar (seperti dinding pit atau konstruksi bawah tanah) terhadap udara
dan air memiliki potensi untuk membentuk DAL. Karbonat adalah satu-satunya
mineral alkalin yang tersedia secara alami dalam jumlah yang dianggap
mencukupi untuk secara efektif menetralkan kemasaman dan menurunkan
konsentrasi logam. Mineral-mineral silikat dan aluminosilikat (misalnya, biotit
dan klorit) memiliki kapasitas netralisasi yang signifikan, namun kinetikakinetika
30
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 31/40
reaksi membuat mereka tidak efektif di hampir semua situasi. Namun demikian,
tidak semua mineral sulfida memproduksi drainase asam, dan tidak pula semua
mineral karbonat menetralkan kemasaman.
Drainase berkualitas rendah mungkin bertahan pada pH hampir netral karenakonsentrasi logam besi yang terangkat. Pengkajian litologi dan aliran-aliran
proses penting bagi pengembangan strategi-strategi pengelolaan didalam
menangani limbah-limbah pertambangan. Mungkin saja, misalnya, untuk
mengimplementasikan strategi-strategi seperti pemisahan, penempatan selektif,
pembuangan bersama (co-disposal) atau pencampuran dan/atau enkapsulasi
(penutupan) berdasarkan hasil pengkajian. Tujuan keseluruhan dari strategi-
strategi pengelolaan, bagaimanapun juga hendaknya adalah untuk
meminimalkan, atau bila memungkinkan menghilangkan jejak dari bahan yang
berpotensi membentuk asam. Ini hanya dapat dicapai bila para perencana dan
manajer lokasi memiliki pemahaman mendalam mengenai karakter geokimia
dari bahan bahan yang terganggu (atau terpapar udara) sebagai hasil
penambangan, dan pengetahuan mengenai neraca menyeluruh kandungan
asam dari bahan-bahan tersebut.
Sumber sumber AAT antara lain berasal dari:
• Timbunan batuan sisa tambang
• Timbunan bijih tambang
• Fasilitas penyimpanan tailing dan bendungan tailing
• Pit atau tambang terbuka
• Tambang bawah tanah
• Tempat penimbunan (stockpile) atau pelindian
c. Isu AAT Yang Berkembang Di Masyarakat
Air asam tambang terbentuk pada saat kegiatan tambang seperti pada saat
kegiatan di sekitar coal processing plant (CPP). Untuk menanggulangi dampak
negatif tersebut perlu dilakukan usaha-usaha seperti, revegetasi untuk. Di
sekitar kawasan pertambangan batubara biasanya dibuat saluran air dan kolam
untuk menampung dan mengolah air hasil pembersihan crusher batubara. Hasil
akhir dari pengolahan air limbah dari coal processing plant (CPP) harus
31
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 32/40
memenuhi baku mutu air yang telah ditetapkan. Pada proses pengiriman
batubara ke konsumen, batubara yang berasal dari tambang sebelum masuk ke
kapal dilakukan penghancuran/crushing. Batubara yang berasal dari tambang
dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil. Dalam proses penghancuran
tersebut sebelum batubara masuk ke crusher maka batubara tersebut disiram
dengan air, yang bertujuan untuk mengurangi debu yang dihasilkan ketika
proses penghancuran. Air limpasan dari crusher inilah yang berpotensi merusak
lingkungan karena melarutkan partikel mengandung bahan B3 dan terbawa ke
badan air sungai yang juga diakses masyarakat sekitar.
Seringkali di lapangan dijumpai pembuatan kolam pengolahan air limbah yang
ada dibuat hanya dengan menggali tanah. Beberapa usaha yang dilakukan ada
juga yang menggunakan pengolahan dengan cara pengendapan menggunakan
koagulan. Dari berbagai kajian antara lain ditemukan bahwa pembuatan kolam
dan penggunaan koagulan yang dilakukan kurang efektif karena dilakukan tidak
dengan benar.
Masyarakat seringkali menilai bahwa kegiatan pertambangan di lapangan kurang
mendapat pengawasan dari aparat yang berwenang. Jika terjadi masalah yang
berkaitan dengan pertanian, perikanan, dan kegiatan masyarakat lainnya secara
spontan masyarakat secara langsung akan mengkaitkan dengan kegiatan
pertambangan di sekitarnya. Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan
Atau Kegiatan Pertambangan Batubara yang berkaitan dengan keasaman
perairan tidak dijelaskan secara detail tentang keasaman AAT dan keasaman
yang memang secara alamiah terjadi. Nilai pH yang dicantumkan dalam
peraturan itu dapat menghasilkan kesimpulan yang salah, yakni menganggap pH
rendah sebagai sesuatu yang buruk. Kesimpulan salah ini ternyata masih
dipercaya kebenarannya bahkan oleh pelaku pertambangan. Nilai pH memang
berhubungan erat dengan keasaman (acidity ) namun pH hanyalah indikator
konsentrasi ion-ion hidrogen dalam air dan bukanlah indikator utama adanya
AAT.
Dalam penelitian ini perlu mendengar pendapat dari berbagai pihak mengenai
tata laksana kegiatan pertambangan yang sudah berjalan dari proses perijinan
hingga proses penutupan seperti yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor
4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi Dan Pascatambang. Salah
32
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 33/40
isu yang berkembang adalah pertanyaan tentang sejauh mana kewenangan
dalam pembinaan dan pengawasan terhadap reklamasi lahan pascatambang
sudah dilakukan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2010 juga
disebutkan dalam regulasi tersebut sangat jelas dicantumkan bahwa dalam
menyusun rencana pascatambang harus berkonsultasi dengan instansi
pemerintah yang membidangi pertambangan mineral dan batubara, instansi
terkait lainnya, dan masyarakat. Rencana reklamasi dan pascatambang harus
mendapat persetujuan dari tingkat menteri hingga tingkat kabupaten sesuai
dengan kewenangan dan lokasi pertambangan.
Hal yang tidak kalah penting dalam penelitian ini juga perlu mendalami pada
masalah pemahaman dari para pelaku pertambangan yang ada di
lapangan tentang masalah AAT secara konseptual teoritis hingga
permasalahannya di lapangan. Selain dengan melakukan pengamatan langsung
di lapangan, metode untuk mengumpulkan pendapat para pelaku pertambangan
dan masyarakat sekitar bekas tambang dilakukan dengan wawancara dan
diskusi terbuka secara langsung mengenai:
• Pelaksanaan kegiatan yang sudah dilakukan dan berkaitan dengan
AAT pada bekas tambang.
• Isu, masalah, dan potensi penanganan AAT pada bekas tambang.
• Informasi lain yang dapat dipergunakan sebagai bahan masukan
evaluasi kegiatan pertambangan yang berkaitan dengan AAT,
reklamasi, dan pascatambang.
• Kegiatan wawancara dilakukan di lokasi pada saat kunjungan
lapangan secara langsung atau di kantor.
3. Lokasi Kegiatan dan Parameter Survey
a. Lokasi Survey
Dari rumusan masalah dan telaah sementara beberapa literatur awal dapat
ditarik kesimpulan bahwa lokasi pengamatan akan dilakukan di Kalimantan,
yaitu di Kalimantan Timur, Tengah dan Selatan.. Pulau Kalimantan memiliki ciri
geologi yang khas dan saat ini banyak memiliki bahan tambang dan sedang aktif
33
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 34/40
beroperasi. Beberapa lokasi misalnya tambang batubara ada beberapa sudah
tidak ditambang lagi.
Rencana lokasi survey akan dilakukan di:
• Lokasi penambangan emas PT Indo Muro Kencana, Kalimantan
Tengah.
• Lokasi Penambangan Batubara Jurong Kalimantan Selatan.
• Lokasi Penambangan Batubara Trubaindo Kutai Barat kaltim
b. Parameter survey dan pengambilan data lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan mengunjungi beberapa lokasi bekas tambanguntuk melakukan pengambilan sampel dan mengumpulkan data yang berkaitan
dengan AAT secara langsung di lapangan. Sampel yang diperoleh dari lapangan
kemudian di analisis di laboratorium untuk mendapatkan data yang diperlukan
seperti kualitas air dan parameter lainnya , kandungan logam berat secara
kuantitatif, dan data lainnya yang diperlukan, seperti foto-foto lokasi dan
informasi lainnya yang diperoleh dari masyarakat atau sumber-sumber yang
dapat dipercaya.
Pada kawasan sekitar bekas tambang akan dilakukan pengambilan data
berkaitan dengan kualitas air permukaan dan air tanah, kondisi keanekaragan
hayati di sekitar lokasi bekas tambang, keamanan batuan timbunan dan struktur
batuan yang tertinggal pada sekitar lahan bekas tambang dan kolam
pengendapan. Pengamatan juga melihat kegiatan pemanfaatan pada daerah
tersebut.
Panduan pengamatan sepenuhnya mengikuti regulasi yaitu Peraturan Menteri
Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor: 18 Tahun2008 Tentang Reklamasi Dan
Penutupan Tambang. Dalam regulasi tersebut antara lain mewajibkan bagi para
pemegang ijin untuk membuat renana reklamasi dan rencana pasca tambang.
Dalam penelitian ini selain mengamati secara langsung kegiatan yang sudah
dilakukan juga akan mengkaji rencana reklamasi dan/atau pascatambang yang
sudah dibuat oleh perusahaan.
Data tentang kualitas air tambang pada Lahan bekas tambang yang ditinggalkan
menggunakan standar baku mutu seperti yang diatur dalam Keputusan Menteri
34
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 35/40
Negara Lingkungan Hidup Nomor 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Batubara dengan
parameter perairan yang dipersyaratkan dalam peraturan tersebut adalah nilai
pH, residu tersuspensi (TSS), kadar Fe dan Mn. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor: 202 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi
Usaha Dan Atau Kegiatan Pertambangan Bijih Emas Dan Atau Tembaga, dengan
parameter kualitas air yang meliputi pH, TSS, Cu, Cd, Zn, Pb, As, Ni, Cr, CN,
dan Hg. Pengambilan sampel di lapangan dalam penelitian ini secara khusus
akan mengamati beberapa hal yang hanya bisa diambil di lapangan, yaitu:
gambar 12 Daftar Kebutuhan Data Lapangan
Metode analisa yang digunakan dalam kegiatan evaluasi AAT pada bekas
tambang dilakukan dengan menggunakan metodologi deskriptif analisis, artinya
tidak hanya menjabarkan fakta temuan yang ada, tapi juga menganalisis data
temuan dan menarik korelasi sebab akibat dari temuan yang ada. Rumusan
35
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 36/40
masalah yang diperoleh dari kajian literatur digunakan sebagai hipotesa yang
akan diuji dengan data temuan lapangan.
Dalam kunjungan lapangan sekaligus akan dilakukan pengambilan sampel air di
sekitar lingkungan tambang yang ditinggalkan beberapa parameter seperti pH,DHL, dan parameter kualitas air yang dapat diambil secara langsung dilakukan
dengan menggunakan peralatan analisa air portable. Analisa kualitas air seperti
kandungan logam dan garam-garam sulfide akan dilakukan di laboratorium lokal.
Data-data lainnya seperti rona lingkungan dicatat secara langsung di lapangan
dengan menggunakan metode observasi langsung dengan menggunakan
pengamatan dan kamera digital. Bahan dokumen RKL RPL perusahaan
pengelola, peta kawasan, data geologis lokasi, dan data pendukung lainnyadiambil dari kantor Dinas Pertambangan dan Energi setempat.
Sebelum pengambilan sampel akan dilakukan penentuan titik-titik lokasi sampel
diambil. Setiap lokasi sampel akan diambil minimal 3 sampel. Titik lokasi sampel
disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan lokasi utama meliputi:
• Lokasi penambangan (pit)
•
Lokasi penimbunan overburden
• Lokasi reklamasi
• Lokasi perairan terdekat
• Lokasi pemukiman terdekat.
Wawancara dengan nara sumber dilakukan secara terbuka dan hanya
mengambil pendapat dari nara sumber. Beberapa pertanyaan utama antara lain
adalah apakah kegiatan pertambangan sejak mulai beroperasi hingga tambang
ditutup tidak berdampak buruk bagi masyarakat, Pertanyaan-pertanyaan lain
dapat berkembang sesuai dengan kondisi di lapangan.
c. Rencana Jadwal Kegiatan Lapangan
Lokasi Pengamatan
LapanganTanggal Lokasi
Kaltim 20 – 24 Oktober PT Trubaindo Kutai Barat
36
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 37/40
2011 Kaltim
Kalsel27 – 31 Oktober
2011 Jurong Kalsel
Kalteng 3 – 7 Nopember2011
PT Indomuro Kencana(Kalteng)
Analisa Kualitas Air dan data
lapanganNopember 2011
Laporan Akhir Nopember 2011
37
gambar 13 Jadwal Lapangan
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 38/40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Air Asam Tambang (Acid Mine Drainage-AMD), Tanjung Redeb
Berau-Kalt im.
Anonim, Acid Mine Drainage. (Online, accesed 27 November 2007) URL:http
://www.wikip edia.urg
Brady, K, Hornberger, R., Chisholm, W., Sames, G., Chapter 2 :How Geology
Affects mine Drainage Prediction, in Skousen, J.,1998, Handbook of
Technologies for Avoidance and Remediation of Acid Mine Drainage, ADTI,
National Mine Land Reclamation Center, West Virginia, USA.
Dhata, 2007, Pidato Guru Besar ITB: Pengelolaan Air Tambang: Aspek Penting
Dalam Pertambangan yang berwawasan Lingkungan. (Online accesed 27
November 2007) URL:http ://www.google.com
Gautama, R. S. & Ginting, J. K., Kajian Awal Potensi Air Asam Tambang Dengan
Cekungan Pengendapan Batubara, ITB.
Hadiyan, 1997, Air Asam Tambang, Dikt at Kuliah Teknik Pertambangan, Jurusan
Teknik Pert ambangan, Fakultas Teknik Mineral UPN ”Veteran”, Yogyakarta,
tidak diterbitkan.
Harsa, E., 1976, Some Of The Factors Which Influence Oil rd Occurrence In The
South Sumatra And Central Sumatra Basins paper presented at the regional
Conf. on the geologi and mineral resources of S. E. Asia, August 1975.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1453.K/29/MEM/2000
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang
Pertambangan Umum.
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 1211.K/008/M.PE/1995
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran
Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum.
Koesoemadinata, R., P., 1978, Tertiary coal basin of Indonesia, United Nation
ESCAP, CCOP Technical bulletin.
38
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 39/40
Lestari, D., I., 2007, Air Asam Tambang Produk Penambangan Batubara dan Cara
Penanganannya, Universitas Diponegoro
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor. 0030 tahun 2005
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber DayaMineral Pasal 446 huruf (i), Subdirektorat Lindungan Lingkungan Mineral,
Batubara dan Panas Bumi menyelenggarakan fungsi: evaluasi pelaksanaan
pembinaan lindungan lingkungan di bidang usaha mineral, batubara dan
panas bumi.
Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Reklamasi Dan Penutupan Tambang.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 113 tahun 2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pertambangan Batubara
Peraturan pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional Perubahan
Iklim
Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang.
Sengupta, M, 1993., Environmental Impacts of Mining : Monitoring, Restoration
and Control, Lewis Publisher.
Skousen, J.G., and P.F. Ziemkiewicz . 1996. Acid mine drainage control and
treatment . 2nd ed. National Mine Land Reclamation Center and West
Virginia University , Morgantown, WV. 254 pp.
Suhartono, 2007, Bahaya Limbah Cair Pertambangan Batubara. (Online accesed
20 November 2007) URL:http ://www.google.com
Sukandarrumidi, 2005, Batubara dan Pemanfaatannya, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
39
5/11/2018 Ok Revisi Lap Pendahuluan_evaluasi Aat Pd Lahan Bekas Tambang Yang Ditinggalkan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ok-revisi-lap-pendahuluanevaluasi-aat-pd-lahan-bekas-tambang-yang-ditinggalkan 40/40
Suryandaru, N., 2006, Air Asam Tambang, Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral, Batubara dan Panas Bumi,
Jakarta.
UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
40