Bab IV-V
-
Upload
akil-ladzinrank -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of Bab IV-V
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 1/27
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil penelitian mengenai peningkatan
kualitas belajar matematika melalui penerapan metode tugas kelompok pada siswa
kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai Selatan dengan menggunakan analisis kuantitatif dan
kualitatif. Data tentang hasil pengamatan dan tanggapan siswa dianalisis secara
kualitatif, sedangkan data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif
dengan mengunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-rata dan presentase, standar
deviasi, median, frekuensi, dan persentase nilai terendah dan nilai tertinggi yang
dicapai siswa setiap siklus. Adapun yang akan di analisis adalah hasil tes kemampuan
awal siswa, tes Siklus I dan tes Siklus II.
A. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
1.1 Perencanaan
Pada tahap perencanaan Siklus I ini peneliti menelaah silabus pada kurikulum
2010 materi pembelajaran matematika kelas VII semester II pada satuan pendidikan
SMP dengan materi Himpunan. Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.
Setelah itu, peneliti membuat rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pembelajaran dengan metode tugas kelompok (Lampiran A) yang menjadi pedoman
peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Selanjutnya, peneliti membuat
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 2/27
48
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pemaparan materi dan memberi contoh-
contoh yang berhubungan dengan materi yang diajarkan (Lampiran B).
Pada bagian akhir Siklus I, peneliti menganalisis dan menyeleksi soal-soal
yang akan diberikan kepada siswa setelah pembelajaran dengan metode tugas
kelompok. Analisis dan seleksi soal ini menghasilkan Kisi-kisi tes Hasil Belajar
Siklus I. Pemberian Tes Hasil Belajar Siklus I ini bertujuan untuk mengukur
peningkatan hasil belajar matematika selama Siklus I. Kisi-kisi dan instrument Tes
Hasil belajar Siklus I disajikan pada Lampiran B.
1.2 Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi awal peneliti terhadap kondisi awal pembelajaran
matematika tentang hasil belajar siswa kelas VIIA bahwa pada ulangan harian pada
pokok bahasan sebelumnya rata-rata skor nilai siswa hanya mencapai 52,67. Nilai
rata-rata pelajaran matematika tersebut di bawah Standar Kompetensi Minimal yang
ditetapkan sebesar 63,00. Setelah itu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai RPP.
Hasil-hasil observasi terhadap pengelolaan kelas dan aktivitas guru
melaksanakan pembelajaran diuraikan dalam gambaran umum pelaksanaan
pembelajaran Himpunan dengan metode tugas kelompok pada Siklus I, sebagai
berikut:
Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama Siklus I sub pokok bahasan yang diajarkan adalah
Pengertian dan Notasi Himpunan. Hal pertama yang peneliti lakukan adalah
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 3/27
49
menjelaskan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, model pendekatan dan metode
yang akan digunakan selama pembelajaran Himpunan berlangsung.
Selanjutnya peneliti memberikan pemahaman awal kepada siswa tentang
pengertian himpuan dan notasi himpunan dan memberikan contoh. Setelah peneliti
memberikan pemahaman awal dan contoh kepada siswa, peneliti kemudian
memerintahkan kepada siswa untuk medefinisikan menurut pemahaman siswa sendiri
apa yang dimaksud dengan himpunan dan bagaimana notasi himpunan. Setelah itu,
peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 dan 6 siswa
Pada siklus ini, peneliti juga menumbuhkan minat siswa dengan membuat
siswa menjadi aktif yaitu dalam bentuk evaluasi berupa soal di papan tulis dan
mengerjakan LKS secara berkelompok.
Namun hasil yang diperoleh peneliti pada pertemuan pertama ini dengan
berbagai aktivitas di atas, sangat jauh dari harapan karena pada pertemuan ini banyak
siswa yang keluar masuk kelas, mengganggu teman lain yang belajar, ribut dalam
kelas, dan tidak aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Pada tahap pengerjaan LKS, guru melakukan pemantauan kepada tiap
kelompok dalam mengerjakan LKS. Umumnya siswa mengerjakan LKS seadanya,
siswa pada dasarnya memiliki sifat malu untuk bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti, walaupun peneliti sudah mendekati kelompok tersebut. Diskusi dengan
teman kelompok pun tidak berjalan dengan lancar. Hanya sebagian siswa yang aktif
dalam kelomponya.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 4/27
50
Pertemuan kedua
Sub pokok bahasan yang diajarkan adalah Cara Menyatakan Suatu Himpunan.
Pada pertemuan kedua, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran yang pada
dasarnya sama dengan pertemuan pertama. Namun pada pertemuan kedua ini peneliti
lebih memaksimalkan pengelolaan pembelajaran untuk mengatasi masalah yang ada
pada pertemuan pertama. Hal yang dilakukan peneliti adalah dalam menumbuhkan
kepercayaan diri siswa, peneliti lebih sering mengeluarkan pernyataan ”ayo kalian
pasti bisa belajar dengan hasil yang baik”, ”tidak ada orang yang bodoh di dunia ini,
yang ada hanyalah orang yang malas”, ”jangan takut untuk mengeluarkan pendapat
kalian”, dan ungkapan-ungkapan lain yang sejenis. Dengan peneliti lebih banyak
mengeluarkan pernyataan ini, maka siswa lebih percaya diri dalam belajar dan lebih
perhatian dalam belajar.
Kegiatan proses belajar mengajar sudah mulai berjalan lancar. Akan tetapi,
belum menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pembelajaran. Hal ini terlihat
karena dalam pemberian soal latihan dari 33 siswa di kelas hanya 5 orang yang berani
menyelesaikan soal di papan. Sementara dalam menyelesaikan soal LKS, masih
terdapat siswa yang tidak ikut mengerjakan LKS dalam kelompoknya, juga masih
terdapat siswa yang mencontoh jawaban dari teman yang lain.
Pertemuan ketiga
Sub pokok bahasan yang diajarkan adalah Himpunan Bagian. Pada pertemuan
ketiga, siswa sudah banyak yang berani mengacungkan tangan untuk mengeluarkan
pendapatnya, dan mengerjakan soal-soal di papan tulis. Untuk menumbuhkan
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 5/27
51
keaktifan siswa dalam menyelesaikan LKS peneliti mengadakan bimbingan yang
lebih maksimal terhadap siswa maupun kelompok yang masih kesulitan dalam belajar
Himpunan. Dari 33 siswa terdapat 10 siswa yang mengacungkan tangannya untuk
mepresentasekan hasil penyelesaian LKSnya.
Pertemuan keempat
Sub pokok bahasan yang diajarkan adalah Himpunan Semesta. Pada
pertemuan keempat, kepercayaan diri siswa semakin meningkat, siswa semakin
banyak yang mengacungkan tangan untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis.
Untuk lebih menumbuhkan keaktifan siswa dalam menyelesaikan LKS, peneliti
mengadakan bimbingan yang lebih maksimal terhadap siswa yang kesulitan dalam
belajar. Dari 33 siswa terdapat 12 siswa yang mengacungkan tangannya untuk
mempresentasekan hasil penyelesaian LKSnya.
Secara umum tindakan yang diberikan belum mencapai hasil yang diinginkan.
Berdasarkan hal tersebut peneliti perlu mengadakan tindakan baru untuk mengatasi
masalah tersebut.
Setelah 4 kali pertemuan, siswa diberikan tes hasil belajar dalam Siklus I yang
berbentuk uraian dan selanjutnya diadakan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan.
1.3 Hasil Observasi dan Evaluasi Siswa
a) Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang tercantum pada lampiran E3, maka dapat
dibuat rangkuman seperti yang terdapat pada tabel berikut:
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 6/27
52
TABEL 4.1. Hasil Observasi Pembelajaran melalui Penerapan Metode Tugas
Kelompok pada Siklus I
No Komponen yang DiamatiPertemuan Rata-
rataPersentase
1 2 3 4
1. Siswa yang hadir saat pembelajaran berlangsung
27 32 32 33 31 93,93
2. Memperhatikan informasi dan
mencatat seperlunya.20 21 21 24 21 63,63
3. Aktif terlibat dalam tugaskelompok mengerjakan LKS
14 14 16 18 15 45,45
4. Siswa yang mengerjakan soal di
papan tulis.1 5 10 12 7 21,21
5. Mengajukan pertanyaan kepadaguru tentang materi yang belum
dimengerti.
0 3 5 6 4 12,12
6. Mengangkat tangan jika diajukan pertanyaan dari guru tentang
materi yang diajarkan.
0 2 3 5 3 9,09
7. Memberi tanggapan terhadap pertanyaan dari guru maupun dari
teman.
0 2 4 6 3 9,09
8. Siswa yang melakukan aktivitas
lain dalam kelas pada saat
pembelajaran berlangsung(mengganggu teman, tidak
memperhatikan penjelasan guru,mengerjakan tugas mata pelajaran
lain, keluar masuk ruangan)
10 11 9 10 10 30,30
Pada Siklus I, keaktifan siswa dilihat dari kehadirannya di kelas pada saat
pembelajaran matematika materi Himpunan cukup baik, namun masih terdapat siswa
yang tidak hadir mengikuti pembelajaran sampai pertemuan ketiga. Aktivitas
memperhatikan informasi dan mencatat seperlunya penjelasan dari guru sangat
sedikit yang melaksanakannya. Bahkan siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
tentang materi yang belum dimengerti, mengangkat tangan jika diajukan pertanyaan
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 7/27
53
dari guru tentang materi yang diajarkan, dan memberi tanggapan terhadap pertnyaaan
dari guru maupun dari teman tidak ada yang melakukannya pada pertemuan pertama.
Sebaliknya siswa yang melakukan kegiatan lain di luar tugas, seperti tidak
memperhatikan penjelasna guru, mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan kegiatan
yang tidak berkaitan dengan kegiatan pembelajaran seperti mengganggu teman, dan
keluar masuk kelas sangat dominan terjadi. Kondisi ini terjadi karena anggapan siswa
selama ini yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, dan
membosankan. Suasana pembelajaran pada pertemuan pertama ini sangat vakum,
guru mendominsai pembelajaran.
Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil analisis
observasi dan data hasil pemberian Tes Hasil Belajar dalam bentuk uraian.
Siklus I masih banyak siswa yang menyelesaikan LKS tidak sesuai dengan
penyelesaian soal yang sebenarnya karena siswa tersebut belum memahami dengan
baik materi yang diajarkan. Walaupun demikian siswa juga tidak berani untuk
bertanya. Keadaan ini berdampak pada evaluasi Siklus I. setelah peneliti memeriksa
tes evaluasi Siklus I terlihat masih banyaknya siswa yang belum mengerti tahap-tahap
penyelesaian soal yang ada.
b) Hasil Evaluasi
Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan
selama satu siklus maka hasil evaluasi siswa pada siklus I akan dibandingkan dengan
kemampuan awal siswa yaitu berupa hasil ujian blok siswa pada pokok bahasan
sebelumnya yaitu perbandingan.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 8/27
54
Anali sis Deskr ipti f Kemampuan Awal Siswa
Adapun analisis kemampuan awal siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai
Selatan dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini:
Tabel 4.2. Statistik Skor Kemampuan Awal Siswa Kelas VIIA SMP Neg. 1Sinjai Selatan
Statistik Nilai Statistik
Subjek
Skor Ideal
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Rentang Skor
Rata-rata Skor
Median
Mode
Variansi
Standar Deviasi
33
100
85
20
65
52,67
50,00
30,00
360,66
18,99
Skor rata-rata kemampuan akhir siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai
Selatan pada tes awal terhadap materi perbandingan sebelum diberikan tugas
kelompok sebesar 52,67 dengan standar deviasi 18,99. Skor yang dicapai siswa
tersebar dari skor terendah 20 dari skor terendah yang mungkin dicapai 0 sampai
dengan skor tertinggi 85 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100. Dengan rentang
skor 65. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa cukup bervariasi.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 9/27
55
Jika skor hasil tes kemampuan awal matematika siswa dikelompokkan ke
dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai
berikut:
TABEL 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Awal Siswa kelasVIIA SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
No. Skor Kategori FrekuensiPersentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
7
11
4
10
1
21,21
33,33
12,12
30,30
3,03
Jumlah 33 100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 33 siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai
Selatan, persentase skor hasil belajar matematika sebelum dilaksanakan pembelajaran
dengan metode tugas kelompok terdapat 7 siswa (21,21%) yang berada pada kategori
sangat rendah, 11 siswa (33,33%) yang berada pada kategori rendah, 4 siswa
(12,12%) berada pada kategori sedang, 10 siswa (30,30%) berada pada kategori
tinggi, dan 1 siswa (3,03%) berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.2 diperoleh skor rata-rata hasil belajar
matematika siswa pada tes awal sebesar 52,67. Jika skor rata-rata tersebut
dimasukkan pada Tabel 4.3, maka skor rata-rata berada pada kategori rendah.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 10/27
56
Anali sis Deskr ipti f H asil Tes Sik lus I
Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagaimana tercantum pada Lampiran
E1, maka rangkuman statistik skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIIA
SMP Negeri 1 Sinjai Selatan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode tugas
kelompok adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Neg. 1 SinjaiSelatan pada Tes Akhir Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subjek
Skor Ideal
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Rentang Skor
Rata-rata Skor
MedianMode
Variansi
Standar Deviasi
33
100
89
25
64
58,06
56,0055,00
267,06
16,34
Berdasarkan Tabel 4.4, skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas
VIIA SMP Negeri 1 Sinjai Selatan pada Siklus I setelah diberikan metode tugas
kelompok adalah sebesar 58,06 dengan standar deviasi 16,34. Skor yang dicapai
siswa tersebar dari skor terendah 25 dari skor terendah yang mungkin dicapai 0
sampai dengan skor tertinggi 89 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100. Dengan
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 11/27
57
rentang skor 64. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa cukup
bervariasi.
Jika skor hasil belajar matematika siswa dikelompokkan ke dalam lima
kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
TABEL 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Akhir Siklus I Siswa kelas VIIA
SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
No. Skor Kategori FrekuensiPersentase
(%)
1.2.
3.
4.
5.
0 – 3435 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat rendahRendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
29
13
6
3
6,0627,27
39,39
18,18
9,09
Jumlah 33 100
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 33 siswa kelas VIIA SMP Negri 1 Sinjai
Selatan, persentase skor hasil belajar matematika siswa setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan metode tugas kelompok, siswa yang berada pada kategori
sangat rendah sudah berkurang menjadi 2 siswa (6,06%), 9 orang (27,27%) berada
pada kategori rendah, 13 siswa (39,39%) berada pada kategori sedang, 6 siswa
(18,18%) berada pada kategori tinggi, dan 3 siswa (9,09%) berada pada kategori
sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis Tabel 4.4 diperoleh skor rata-rata hasil belajar
matematika siswa pada Siklus I sebesar 58,06. Jika skor rata-rata tersebut dimasukkan
pada Tabel 4.5, maka skor rata-rata berada pada kategori sedang. Hal ini berarti
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 12/27
58
bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode tugas
kelompok berada pada kategori sedang.
1.4 Refleksi terhadap Pelaksanaan Tindakan dalam Proses Belajar Mengajar
Matematika Siklus I
Refleksi siklus I tidak dijelaskan setiap pertemuan hanya dijelaskan setiap
minggu karena tidak ada perubahan yang signifikan. Adapun refleksinya sebagai
berikut:
a) Minggu pertama (2 kali pertemuan) penelitian.
Kegiatan proses belajar mengajar berjalan cukup baik, namun kadang-kadang
siswa mengalami sedikit kesulitan. Pada saat dijelaskan materi, secara teoritis
nampaknya seluruh siswa dapat mengetahuinya. Namun setelah diberikan LKS
maupun soal latihan yang harus diselesaikan, sebagian besar siswa belum mampu
menyelesaikannya hingga tuntas.
Dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua perhatian siswa terhadap
proses belajar mengajar dengan menggunakan metode tugas kelompok hampir tidak
terjadi perubahan. Masih ada siswa yang melakukan kegiatan lain seperti jalan-jalan,
cerita dengan teman, dan ribut. Selain itu, ada beberapa siswa yang kurang
kerjasamanya dalam kelompok dan hanya sebagian siswa yang berpartisipasi dalam
kelompoknya..
Kehadiran siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, khususnya
pelajaran matematika meningkat. Jika pada pertemuan pertama, jumlah siswa yang
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 13/27
59
tidak hadir ada 6 orang, pertemuan berikutnya jumlah siswa yang tidak hadir
menurun menjadi 1 orang.
Kendala yang dirasakan penulis pada saat penelitian, yaitu banyaknya siswa
yang kurang berpartisipasi dalam kelompoknya dan masih banyak siswa yang belum
mengerti saat diberikan soal-soal.
b) Minggu kedua (2 kali pertemuan) penelitian.
Memasuki minggu kedua yaitu pada pertemuan keempat terlihat penelitian
cenderung menunjukkan hasil seperti yang diinginkan berdasarkan pemantauan
evaluasi yang dilakukan oleh guru. Pada pertemuan tersebut jumlah siswa yang
memahami materi yang diberikan mengalami peningkatan dari tiap pertemuan.
Dilihat dari hasil pekerjaan siswa saat diberikan lembar kegiatan siswa (LKS) dan
soal-soal, baik pada saat pembelajaran maupun latihan yang dijadikan pekerjaan
rumah.
Meskipun demikian, dalam proses belajar mengajar masih terlihat siswa yang
bersikap pasif dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan bahkan ada yang
melakukan kegiatan lain di kelas. Siswa yang demikian umumnya kurang memahami
materi yang diberikan sehingga cenderung menghindar jika guru mendatanginya
untuk dibimbing bahkan dengan sengaja bersikap seolah-olah siswa sudah memahami
materi, terlebih jika siswa tersebut diberi kesempatan untuk mengerjakan soal-soal di
papan tulis. Pada umumnya mereka yang pasif ini mempunyai perasaan takut dan
kurang percaya diri untuk menjawab pertanyaan ataupun mengajukan pertanyaan
pada guru.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 14/27
60
Melihat masih adanya hal-hal yang dipandang masih kurang maka akan
ditindak lanjuti pada siklus kedua. Dan tindakan yang diberikan yaitu dengan lebih
menekankan kepada siswa pentingnya kerjasama dalam kelompok, siswa harus
memberikan perhatian kepada sesama teman kelompoknya, apabila ada siswa yang
tidak dapat mengerjakan soal, maka teman satu kelompok itu memiliki tanggung
jawab untuk mengerjakan soal tersebut dan berkewajiban mengajarkan temannya
yang belum mampu mengerjakan soal.
Untuk siswa yang sering melakukan kegiatan lain dalam proses pembelajaran,
tindakan yang diberikan yaitu dengan lebih memperhatikan seluruh kelompok yang
ada. Guru tidak hanya berjalan disekitar beberapa kelompok saja, akan tetapi harus
berjalan memantau semua kelompok yang ada dalam kelas tersebut.
Adapun tindakan-tindakan yang diberikan terhadap hal-hal yang ditemukan
pada hasil observasi Siklus I dimaksudkan untuk perbaikan di Siklus II agar hal-hal
yang demikian tidak terjadi lagi.
1.5 Rekomendasi
Pada Siklus I, kemajuan positif yang diperoleh adalah siswa mulai aktif dalam
melakukan hal-hal positif di dalam kelas. Namun masih terdapat siswa yang pasif dan
mengganggu temannya pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu
pencapaian ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang ditetapkan SMP Negeri 1
Sinjai Selatan belum tercapai.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil refleksi, peneliti merekomendasikan bahwa
pada Siklus II peneliti memfokuskan tindakan baru pada faktor:
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 15/27
61
(1) Lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dengan
lebih banyak memberikan aktivitas belajar memberikan contoh, serta
menyelesaikan LKS secara berkelompok.
(2) Lebih mengaktifkan seluruh siswa dalam kegiatan positif dan tidak terdapat lagi
siswa yang mengganggu temannya yang lain. Aspek-aspek ini dibangun dengan
komunikasi persuasif guru kepada siswa yang lebih intensif, kerjasama siswa
dalam kelompok, kompetisi siswa tampil ke depan kelas menyelesaikan soal-
soal, dan memberikan banyak penghargaan atas kemajuan belajar yang dicapai
siswa.
2. Siklus II
2.1 Tahap Perencanaan Ulang
Pada dasarnya kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan dalam
Siklus II ini sama dengan perencanaan yang dilakukan pada Siklus I. namun yang
berbeda adalah pada Siklus II dilakukan penyempurnaan dan perbaikan terhadap
kendala yang muncul pada Siklus I.
2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada Siklus II ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Pada dasarnya
langkah-langkah yang dilakukan dalam Siklus II ini telah memperoleh refleksi,
selanjutnya dikembangkan dan dimodifikasi tahapan-tahapan yang ada pada Siklus I
dengan beberapa perbaikan dan penambahan sesuai dengan hasil refleksi Siklus I,
yaitu mengontrol siswa yang kurang aktif dengan pendekatan dan bimbingan khusus,
mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 16/27
62
dihadapi siswa pada saat siswa mengerjakan LKS dan soal latihan, serta membahas
soal yang dianggap paling sulit oleh siswa, memberikan motivasi lebih kepada siswa
agar siswa dapat lebih bertanggung jawab terhadap kelompoknya dan pada saat siswa
mengerjakan LKS secara berkelompok, guru lebih memperhatikan keadaan kelas
secara keseluruhan dengan menghampiri semua kelompok.
Adapun gambaran umum tindakan pada pelaksanaan pembelajaran di Siklus II
ini sebagai berikut:
Pertemuan kelima
Materi yang diajarkan adalah Operasi Himpunan (Irisan dan Gabungan Dua
Himpunan). Pada pertemuan kelima, mulai terlihat jelas kemajuan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Peneliti memperbaiki cara mengajar dengan menerapkan
secara maksimal pembelajaran dengan metode tugas kelompok, sekitar 50% siswa
mulai berminat menyelesaikan soal-soal dan LKS di papan.
Peneliti juga lebih memperketat pengawasan kepada siswa yang sering
mengganggu temannya dan siswa yang kurang terlibat mengerjakan LKS dalam
kelompoknya. Pada pertemuan kelima ini, masih terdapat siswa yang melakukan
aktivitas lain dan tidak mengerjakan LKSnya.
Pertemuan keenam
Materi yang diajarkan pada pertemuan keenam adalah Operasi Himpunan
(Selisih dan Komplemen suatu Himpunan). Pada pertemuan keenam ini, peneliti
memfokuskan perhatian terhadap siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya
mengerjakan LKS. Peneliti juga lebih memperketat pengawasan kepada siswa yang
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 17/27
63
melakukan aktivitas lain diluar proses pembelajaran dengan memberikan soal-soal
latihan yang harus dikerjakan di papan tulis.
Pertemuan ketujuh
Pada pertemuan ketujuh ini, materi yang diajarkan adalah Diagram Venn. Pada
pertemuan ketujuh, perhatian siswa terhadap proses pembelajaran maupun pada
kelompoknya semakin menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat semakin banyaknya
siswa yang mengacungkan tangan untuk mempresentasekan penyelesaian LKSnya di
papan tulis. Siswa yang melakukan aktivitas lain seperti mengganggu temannya juga
mulai berkurang.
Pertemuan kedelapan
Pada pertemuan kedelapan ini, peneliti memfokuskan perhatian terhadap
kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan masalah yang ada. Setelah peneliti
memerintahkan siswa untuk menyelesaikan LKS, kemudian peneliti mengadakan
bimbingan secara langsung kepada siswa tersebut. Peneliti tidak akan meninggalkan
siswa jika siswa tersebut belum mendapatkan penyelesaian yang sebenarnya.
Bimbingan secara langsung dalam bentuk individu maupun dalam kelompok ini
bukan saja kemauan peneliti melainkan kemauan siswa sendiri.
Setelah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedelapan, kemudian
diadakan Tes Hasil Belajar Siklus II dalam bentuk uraian.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 18/27
64
2.3 Hasil Observasi dan Evaluasi
a) Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang tercantum pada lampiran E4, maka dapat
dibuat rangkuman seperti yang terdapat pada tabel berikut:
TABEL 4.6. Hasil Observasi Pembelajaran melalui penerapan Metode Tugas
Kelompok pada Siklus II
No Komponen yang DiamatiPertemuan Rata-
rataPersentase
1 2 3 4
1. Siswa yang hadir saat
pembelajaran berlangsung31 33 32 33 32 96,97
2. Memperhatikan informasi dan
mencatat seperlunya.25 25 30 31 28 84,84
3. Aktif terlibat dalam tugaskelompok menegrjakan LKS
20 25 27 30 26 78,79
4. Siswa yang mengerjakan soal di
papan tulis.12 13 12 14 13 39,39
5. Mengajukan pertanyaan kepada
guru tentang materi yang belum
dimengerti.
10 12 15 23 15 45,45
6. Mengangkat tangan jika diajukan
pertanyaan dari guru tentangnateri yang diajarkan.
8 12 16 25 15 45,45
7. Memberi tanggapan terhadap pertanyaan dari guru maupun dari
teman.
9 13 18 24 16 48,48
8. Siswa yang melakukan aktivitas
lain dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung
(mengganggu teman, tidak
memperhatikan penjelasan guru,
mengerjakan tugas mata pelajaran
lain, keluar masuk ruangan)
6 4 3 2 4 12,12
Secara umum, keaktifan siswa selama proses pembelajaran materi Himpunan
dengan metode tugas kelompok mengalami peningkatan yang cukup berarti pada
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 19/27
65
setiap pertemuan. Perubahan positif aktivitas siswa sangat meningkat pada pertemuan
kelima dan seterusnya. Komunikasi guru kepada siswa secara individual sangat
berarti bagi siswa. Penerapan metode tugas kelompok berdampak positif terhadap
keaktifan siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai Selatan dalam pembelajaran
matematika.
Pada Siklus II penyelesaian yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal-
soal di papan tulis maupun LKS sudah sesuai dengan jawaban yang diinginkan.
Begitu pula Tes Hasil Belajar Siklus II, terjadi peningkatan rata-rata skor dari tes
Siklus I.
b) Hasil Evaluasi Siswa
Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagaimana tercantum pada Lampiran
E1, maka rangkuman statistik skor hasil belajar siswa siswa Kelas VIIA SMP Negeri
1 Sinjai Selatan setelah dilaksanakan pembelajaran dengan metode tugas kelompok
adalah sebagai berikut:
TABEL 4.7. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa pada Tes Akhir Siklus II
Statistik Nilai Statistik
Subjek
Skor Ideal
Skor Tertinggi
Skor Terendah
Rentang Skor
Rata-rata Skor
Median
33
100
92
50
42,00
68,48
65,00
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 20/27
66
Mode
Variansi
Standar Deviasi
64,00
126,38
11,24
Berdasarkan Tabel 4.7, skor rata-rata hasil belajar siswa kelas VIIA SMP
Negeri 1 Sinjai Selatan pada Siklus II setelah diterapkan metode tugas kelompok
adalah sebesar 68,48 dengan standar deviasi 11,24. Skor yang dicapai siswa tersebar
dari skor terendah 50 dari skor terendah yang mungkin dicapai 0 sampai dengan skor
tertinggi 92 dari skor ideal yang mungkin dicapai 100. Dengan rentang skor 42,00..
Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa cukup bervariasi.
Jika skor hasil tes matematika siswa dikelompokkan ke dalam lima kategori,
maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
TABEL 4.8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Akhir Siklus II Siswa kelasVIIA SMP Negeri 1 Sinjai Selatan.
No. Skor Kategori FrekuensiPersentase
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
0
4
8
17
4
0,00
12,12
24,24
51,51
12,12
Jumlah 33 100
Tabel 4.8. menunjukkan bahwa dari 33 siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai
Selatan, persentase skor hasil belajar matematika siswa setelah dilaksanakan
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 21/27
67
pembelajaran dengan metode tugas kelompok, tidak terdapat siswa (0,00%) yang
berada pada kategori sangat rendah, 4 siswa (12,12%) berada pada kategori rendah, 8
siswa (24,24%) berada pada kategori sedang, 17 siswa (51,51%) berada pada kategori
tinggi dan 4 siswa (12,12%) yang berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil analisis data Tabel 4.7 diperoleh skor rata-rata hasil belajar
siswa pada Siklus II sebesar 68,48. Jika skor rata-rata tersebut dimasukkan pada
Tabel 4.8, maka skor rata-rata berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa rata-
rata hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode tugas kelompok
berada pada kategori tinggi.
Selanjutnya untuk melihat secara jelas perbandingan hasil belajar matematika
siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai Selatan berdasarkan Tabel 4.2 sampai Tabel
4.8 pada pokok bahasan Perbandingan untuk tes awal dan Himpunan untuk Siklus I
dan Siklus II, perhatikan Tabel 4.9 berikut:
TABEL 4.9 Perbandingan Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Tes
Kemampuan Awal, Siklus I, dan Siklus II
No SiklusFrekuensi
Tinggi Rendah Rata-rata
1.
2.
3.
Tes awal
Siklus I
Siklus II
85
89
92
20
25
50
52,67
58,06
68,48
Dari Tabel 4.9 di atas, terlihat dengan jelas bahwa rata-rata skor hasil belajar
matematika siswa meningkat dari skor tes awal 52,67 yang berada pada kategori
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 22/27
68
rendah menjadi 58,06 dengan kategori sedang pada Siklus I dan selanjutnya
meningkat lagi menjadi 68,48 pada Siklus II dengan kategori tinggi.
2.4 Refleksi Siklus II
Sisklus II ini terdiri dari 5 pertemuan, yaitu 4 pertemuan untuk membahas
materi dan 1 pertemuan untuk pemberian tes Siklus II. Memasuki Siklus II, perhatian,
serta keaktifan siswa dalam kelompoknya semakin memperlihatkan kemajuan, karena
guru bertindak lebih tegas dalam menegur/mengingatkan siswa yang bermain-main
dalam kelas. Selain itu, guru lebih fokus dalam membimbing siswa maupun
kelompok yang mengalami kendala dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
Pada Siklus II ini terlihat banyaknya siswa yang aktif mengerjakan tugas
kelompok yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran. Hal ini berarti bahwa
secara umum keaktifan siswa meningkat dan telah memberikan dampak yang positif
terhadap peningkatan kualitas belajar matematika.
2.5 Refleksi Umum (Tanggapan Siswa)
Pada akhir penelitian penulis memberikan pertanyaan tanggapan kepada siswa
untuk memberikan komentar tentang pembelajaran matematika serta proses belajar
mengajar selama penelitian berlangsung yaitu pembelajaran dengan menggunakan
metode tugas kelompok, kemudian disimpulkan sebagai berikut:
a. Pendapat Siswa terhadap Pelajaran Matematika
Sebagian besar siswa merasa senang dengan pelajaran matematika dengan
alasan bahwa matematika merupakan dasar untuk mempelajari pelajaran lainnya.
Kendatipun demikian masih ada juga siswa kadang senang kadang tidak senang.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 23/27
69
Dengan alasan apabila mereka tahu cara mengerjakannya, maka timbul rasa senang
dan sukanya pada pelajaran matematika atau sebaliknya apabila mereka tidak dapat
atau sulit dalam menyelesaikannya, maka matematika dirasa sangat sulit dan
membosankan apabila siswa yang memang daya tangkap dan nalarnya agak rendah.
b. Beberapa Kesulitan yang Dihadapi Siswa dalam Mempelajari Matematika
Terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi oleh siswa ketika belajar
matematika, terutama untuk pokok bahasan himpunan. Antara lain, mereka kesulitan
menyelesaikan operasi himpunan yaitu irisan pada himpunan. Selain itu, mereka juga
sulit menggambarkan diagram venn.
c. Tanggapan Siswa terhadap Metode Pembelajaran dengan Tugas Kelompok
Umumnya sebagian besar siswa menanggapi metode pembelajaran dengan
tugas kelompok dengan positif. Siswa menyatakan pemberian tugas secara
berkelompok dapat membangkitkan motivasi siswa.
Beberapa siswa juga berpendapat bahwa pembelajaran dengan pemberian
tugas secara berkelompok dapat membantu siswa yang kurang mengerti sebab siswa
bisa meminta bimbingan kepada temannya sehingga kesulitannya dapat teratasi.
d. Saran-saran yang diajukan oleh siswa terhadap proses belajar mengajar dengan
metode tugas kelompok adalah sebagai berikut:
1. Pada umumnya siswa menyarankan agar guru lebih tegas dalam mengawasi
setiap siswa, agar siswa lain tidak merasa terganggu pada saat menyimak
materi atau mengerjakan tugas latihan yang diberikan.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 24/27
70
2. Siswa menyarankan agar guru lebih memperhatikan siswa yang kurang aktif
dalam kelompoknya saat mengerjakan tugas yang diberikan untuk dibimbing
dan diarahkan.
B. Pembahasan
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa
sebelum pelaksanaan tindakan sebesar 52,67 dari skor ideal 100. Sedangkan skor
rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah pelaksanaan tindakan pada Siklus I
sebesar 58,06 dari skor ideal 100, dan skor rata-rata hasil belajar matematika siswa
pada Siklus II sebesar 68,48 dari skor ideal 100.
Rata-rata hasil belajar matematika siswa sebelum diberi tindakan berada pada
kategori rendah dengan skor rata-rata 52,67 dan standar deviasi 18,99, artinya
kecenderungan variasi penyimpangan skor siswa sebesar 18,99 dari skor rata-rata.
Sedangkan median berpusat pada skor 50,00, artinya 50% skor siswa berada di bawah
atau sama dengan 50,00 dan 50% skor siswa berada di atas atau sama dengan 50,00.
Selanjutnya modus berpusat pada skor 30,00, artinya frekuensi terbesar perolehan
skor siswa adalah 30,00.
Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diberi tindakan pada tes
Siklus I berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 58,06 dan standar deviasi
16,34, artinya kecenderungan variasi penyimpangan skor siswa sebesar 16,34 dari
skor rata-rata. Sedangkan median berpusat pada skor 56,00, artinya 50% skor siswa
berada di bawah atau sama dengan 56,00 dan 50% skor siswa berada di atas atau
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 25/27
71
sama dengan 56,00. Selanjutnya modus berpusat pada skor 55,00, artinya frekuensi
terbesar perolehan skor siswa adalah 55,00.
Rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diberi tindakan pada tes
Siklus II berada dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 68,48 dan standar deviasi
11,24, artinya kecenderungan variasi penyimpangan skor siswa sebesar 11,24 dari
skor rata-rata. Sedangkan median berpusat pada skor 65,00, artinya 50% skor siswa
berada di bawah atau sama dengan 65,00 dan 50% skor siswa berada di atas atau
sama dengan 65,00. Selanjutnya modus berpusat pada skor 64,00, artinya frekuensi
terbesar perolehan skor siswa adalah 64,00.
Berdasarkan hasil analisis kualitatif dapat disimpulkan bahwa dari lembar
observasi aktivitas siswa selama berlangsungnya penelitian, terjadi peningkatan
sebelum diberi tindakan ke Siklus I dan Siklus II setelah diberi tindakan. Adapun
peningkatan yang dimaksud meliputi: keaktifan mengerjakan tugas kelompok,
perhatian, keberanian dan rasa percaya diri siswa dalam menyelesaikan soal-soal atau
masalah matematika.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 26/27
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Sinjai Selatan
sebelum diberikan tindakan pada tes awal hanya mencapai 52,67 pada kategori
rendah. Sedangkan setelah diberi tindakan pada Siklus I mencapai 58,06 dengan
kategori sedang, dan selanjutnya meningkat lagi menjadi 68,48 pada Siklus II
pada kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar matematika
siswa naik sebesar 10,42 dari skor ideal 100.
2. Terdapat 80 % atau lebih dari siswa yang diteliti pada Siklus II memperoleh nilai
hasil belajar matematika lebih atau sama dengan 63. Selain itu, nilai rata-rata
hasil belajar matematika siswa pada Siklus II juga mencapai 68,48. Hal ini
berarti bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan metode tugas
kelompok dapat ditingkatkan.
3. Terjadinya peningkatan kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran berupa
perhatian siswa dalam menyimak materi yang disajikan, kerjasama yang
diperlihatkan siswa dalam kelompoknya berupa perhatian siswa terhadap teman
kelompoknya, keberanian dan rasa percaya diri siswa untuk menyelesaikan soal-
soal dalam proses belajar mengajar sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan
selama penelitian.
7/16/2019 Bab IV-V
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iv-v-5634faae5fd70 27/27
73
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh, baik peningkatan hasil belajar
matematika siswa maupun keaktifan siswa, dapat diajukan sara-saran sebagai berikut:
1. Agar dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode tugas
kelompok, guru harus lebih memperhatikan seluruh siswa dalam kelompoknya.
2. Guru sebaiknya menggali lebih jauh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar matematika selanjutnya mengeliminir faktor-faktor penghambat dan
meningkatkan faktor-faktor pendukung keberhasilan belajar siswa.
3. Disarankan kepada guru matematika agar dapat menerapkan metode tugas
kelompok secara intensif sebagai salah satu upaya peningkatan hasil belajar
matematika.