BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah...
Transcript of BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah...
43
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data dan pembahasannya
berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari
wawancara dengan Kasi Pemasaran, Analisis Kredit, Admin kredit, dan Kepala
Pimpinan Cabang BPR.BKK Prembun.
Hasil penelitian tersebut digunakan untuk menjawab persoalan penelitian
yang telah dirumuskan yaitu untuk mengetahui bagaimanakah sistem
pengendalian risiko kredit yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun.
Sistem pengendalian risiko kredit tersebut meliputi pengendalian sebelum
terjadinya kredit macet (preventif) dan pengendalian setelah terjadi kredit macet
(kuratif), dan dapat dilihat beberapa faktor timbulnya kredit bermasalah yang
menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran oleh nasabah.
4.1. Temuan Penelitian
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Badan Kredit Kecamatan Prembun (BKK Cabang Prembun) merupakan
bank perkreditan Rakyat yang didirikan berdasarkan ijin SK. Direksi Bank
Indonesia No. 2873/PU.0302/97, dan sekretaris wilayah daerah Jawa Tengah
dengan surat No. 581/100928, dan izin usaha dengan no 1.246961.5.523 dengan
alamat sekarang di jalan jeruk, komplek kecamatan prembun, kabupaten
Kebumen.
44
Adapun jenis kredit yang disediakan untuk debitur BPR.BKK cabang
Prembun dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Kredit Umum: kredit yang diberikan untuk masyarakat atau debitur
dalam membiayai usahanya, sebagai sarana pengembangan usaha.
2. Kredit pegawai: kredit yang dikhususkan pada kebutuhan konsumtif,
dan system angsurannya dilakukan lewat bendahara gaji dan kolektif
pada instansi atau jawatan yang bersangkutan.
3. Kredit Lembaga: jenis kredit yang hanya diberikan kepada nasabah
yang telah mendapat surat rekomendasi dari kepala desa tempat
nasabah tinggal.
4. Kredit Insidensil/Seblakan, merupakan kredit yang diberikan khusus
kepada nasabah untuk kebutuhan yang mendesak, dan jangka waktu
pengembaliannya relatif pendek.
B. Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun
Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan
nama organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap hubungan fungsi-fungsi, bagian-
bagian, maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang,
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Sebuah perusahaan memerlukan struktur organisasi untuk membantu
mengukur dan mengarahkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam
menjalankan usahanya BPR.BKK cabang Prembun menetapkan struktur
organisasi yang berbentuk garis staff dan bersifat melimpahkan wewenang
45
secara vertikal yaitu, dari pimpinan tertinggi atau pimpinan cabang kepada
staf-staf bagiannya.
Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun
Sumber: Bank Perkreditan Rakyat, Badan Kredit Kecamatan Cabang
Prembun
1. Pimpinan Cabang
Tugas pokok yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan
koordinasidan pengawasan seluruh kegiatan PD. BPR BKK cabang
Prembun.
Fungsi:
a. Melaksanakan manajemen PD. BPR BKK cabang Prembun
berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi.
b. Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan PD. BPR BKK cabang prembun berdasarkan
kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. Tanggung
jawab Pimpinan Cabang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
wewenang bertanggung jawab kepada Direksi.
Pimpinan Cabang
Kasi Pemasaran Kasi Pelayanan
Analisis
Kredit
Seksi
Kredit
Kredit
Admin
Seksi
Dana
Teller
Kasir
Custumer
Servise
46
2. Kasi Pemasaran
Tugas Pokok yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dalam
bentuk kredit, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Fungsi:
a. Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.
b. Pendekatan pembinaan kepada masyarakat, baik calon nasabah
maupun yang sudah menjadi nasabah.
c. Penghimpunan dana kepada masyarakat baik itu berupa tabungan,
deposito, dan bentuk lainnya.
d. Pelaksanaan administrasi keuangan, baik dalam menghimpun dana
dari masyarakat maupun dalam pengelolaan kredit.
e. Menyelenggarakan promosi, baik dalam menghimpun dana
maupun penyalurannya.
f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-
tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya.
3. Kasi Pelayanan
Tugas pokok yaitu melakukan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan
pemasukan dan pengeluaran dana, serta melakukan pembukuan
danpenerimaan dari bidang-bidang lain.
Fungsi:
a. Menelitian kebenaran laporan kas harian.
b. Pengecekan pengeluaran dan pengambilan uang antar bank.
47
c. Pemegang kunci brankas.
d. Pembukuan dan laporan.
e. Pelaksanaan evaluasi laporan.
f. Pembuatan laporan keuangan.
g. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah atau
tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya.
4. Analisis Kredit
Tugas dan tanggung jawab Analis Kredit adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analis kredit calon debitur berdasarkan data yang telah
dikumpulkan oleh seksi kredit dan administrasi kredit.
b. Menyusun jadwal kunjungan untuk verifikasi Membuat daftar
nama calon debitur yang akan dikunjungi berdasarkan prioritas
agar pelaksanaan kunjungan efisiensi dan efektif.
c. Analis Kredit Mengolah dan melakukan analisis data kuantitatif
dan kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit. Analisa ini
harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang meliputi hal-
hal sebagai berikut:
c.1. Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan
usaha dan data pemohon termasuk hasil bank checking.
c.2. Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan
proyek atau kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran
menghindari kemungkinan terjadinya praktek mark-up yang
dapat merugikan bank.
48
c.3. Mencakup analisis laporan keuangan komparatif dua tahun
d. Bertanggung jawab atas analisis kredit calon debitur, dan
Kebenaran, ketelitian dan kerahasiaan atas hasil analisis kredit.
5. Seksi Kredit
Tugas pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung
jawab penuh atas kegiatan administrasi kredit maupun hal-hal lain
yang menyangkut bagian dari pembukaan dan pembukuan fasilitas
kredit, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh
manajemen.
Fungsi:
a. Mengkoordinasi, mengarahkan, membina, serta mengawasi semua
kegiatan adminiitrasi kredit dan dalam pelaksanaannya
bertanggung jawab langsung kepada Direktur melalui Bagian
Pemasaran.
b. Melaksanakan semua peraturan, ketentuan, dan prosedur yang telah
digariskan oleh manajemen maupun Bank Indonesia.
c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit
kepada calon nasabah.
d. Melaksanakan prosedur pengadministrasian pinjaman sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e. Meneliti dan melegalisasi hasil kerja rutin staf kredit sebelum
diajukan kepada pimpinan cabang.
49
f. Bertanggung jawab penuh atas pembuatan, pencatatan, pembukaan
pada administrasi kredit.
g. Bertanggung jawab penuh dalam pencatatan,
penyimpanan,pemeliharaan agunan pihak debitur maupun
dokumen-dokumen lainnya yang berkenaan dengan tugasnya.
h. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan dengan
realisasi pada setiap akhir bulan yang meliputi, realisasi kredit yang
diberikan, Perkembangan kredit.
i. Mengkoordianasi dalam penanganan tunggakan kredit, baik
tunggakan bunga maupun tunggakan pokok yang telah digariskan
oleh manajemen.
j. Mengkoordinasi dan bertanggung jawab dalam pembuatan dan
pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan bidang tugasnya.
k. Mengkoordinasi dalam pembuatan rencana kerja dan rencana
anggaran belanja yang terkait dengan bidang dan tugasnya.
b. Administrasi Kredit
Tugas dan Tanggung jawab administrasi kredit adalah memberikan
penjelasan kepada debitur/nasabah untuk bisa atau mengerti sasaran
kredit dan proses pengajuan persyaratan sampai dengan proses
pencarian kredit.
Uraian tugas:
a. Menerima permohonan kredit dari nasabah.
50
b. Menerima persyaratan kredit, apabila sudah lengkap diberikan
kepada analisis kredit untuk survey dilapangan.
c. Bekerjasama dengan kasir dalam pencarian kredit sesuai dengan
hasil survey analisis kredit.
d. Mengedit identitas nasabah dan jaminannya (BPKB/Sertifikat), lalu
dibuat potongan administrasinya.
e. Merekap harian, mingguan, bulanan hasil realisasi (Pinjaman
Kredit).
Pertanggungjawaban:
a. Menerapkan laporan harian debitur/jumlah realisasi yang sesuai
dengan kaasir.
b. Bertanggungjawab terhadap persyaratan pengajuan kredit.
c. Seksi Dana
Tugas Pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung
jawab penuh atas kegiatan pelayanan dalam memberikan informasi
serta administrasi urusan tabungan, deposito dana pemerintah serta
hal-hal lain yang menyangkut dari pelayanan, pembukuan dan laporan
sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen.
Fungsi:
a. Mengkoordinasi, mengarahkan, serta mengawasi kegiatan
pelayanan kepada nasabah maupun pemerintah dalam urusan
tabungan, deposito, maupun dana pemerintah dan dalam
pelaksanaannya bertanggung jawab kepada direktur.
51
b. Melaksanakan peraturan dan ketentuan prosedur yang telah
digariskanoleh manajemen bank maupun ketentuan oleh Bank
Indonesia.
c. Menjalin lancarnya pelayanan kepada nasabah baik dalam
informasi maupun dalam administrasi, guna produktivitas dari
usaha perbankan, serta kepuasan konsumen atau nasabah.
d. Mengkoordinasi atau melaksanakan pelayanan administrasi atas
setoran dan pengambilan tabungan, deposito, maupun dana
pemerintah oleh nasabah.
e. Mengkoordinasi dan melaksanakan penyimpanan administrasi
pembukuan kartu-kartu dari tabungan, deposito maupun dana dari
pemerintah.
f. Bertanggung jawab penuh atas penerimaan dan pengeluaran
tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah.
g. Mengkoordinasi dan melaksanakan penghitungan bunga dari
tabungan, deposito, serta mengevaluasi kesalahan-kesalahan
dengan mencatat dalambuku catatan.
h. Meneliti dan menglegalisasi hasil-hasil dari Staf Tabungan dan
Deposito maupun dari pemerintah sebagai bahan laporan untuk
manajemen.
i. Mengkoordinasi dalam penempatan dan penarikan dana antar bank
sebagaibahan laporan untuk manajemen.
52
j. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan
sekaligusstrategi perencanaan diwaktu mendatang.
k. Mengkoordinasi dalam penyusunan rencana kerja dan rencana
pendapatanbiaya pada bidang dan tugasnya.
l. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah
dan atau tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya.
d. Customer Servise
Tugas dan tanggung jawab Customer Service adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan informasi kepada calon nasabah mengenai produk dan
jasa bank.
b. Memberikan penjelasan tentang prosedur penyimpanan dalam
bentuk tabungan dan deposito serta keuntungan yang akan
diperoleh oleh penabung dan deposan.
c. Memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai syarat-
syarat pengajuan serta suku bunga maupun beban biaya yang akan
ditanggungkan calon debitur berkaitan dengan pencairan kredit.
d. Menyiapkan dan memelihara formulir pembukaan rekening
tabungan, deposito berjangka, dan kredit.
e. Mengarsip data nasabah tabungan maupun deposito.
53
e. Teller / Kasir
Tugas gas dan Tanggung jawab:
Menerima, mengatur dan menyiapkan dana untuk keperluan
pembayaran kredit, tabungan, deposito dan biaya kegiatan operasional
harian perusahaan, dengan mencatat transaksi tersebut secara akurat
dan kronologis setiap hari, sehingga operasional perusahaan berjalan
lancar.
Uraian Tugas:
a. Melakukan pelayanan penerimaan uang.
b. Melakukan pelayanan pengeluaran uang setelah men-chek isi slip
dan tandatangan.
c. Setiap akhir jam kerja dilakukan penutupan kas, dihitung dan
dicocokan antara fisik uang dan catatannya, yang harus
memberikan hasil yang sama dan diurut dalam rincian perjenis
uang dan nominalnya.
d. Membantu Direktur Operasionalnya dalam memantau aliran kas
dan kecukupan likuiditas.
Pertanggungjawaban:
a. Membuat rekapan kas harian.
b. Bertanggungjawab terhadap keberadaan uang di
laci/cashbox/brankast masing-masing.
54
1.2. Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Risiko Kredit BPR.BKK
cabang Prembun
Dari hasil penelitian BPR.BKK cabang prembun menggunakan sistem
pengendalian risiko preventif ( pengendalian yang digunakan sebelum terjadinya
resiko) dan sisitem pengendalian resiko kuratif ( pengendlian yang digunakan
setelah terjadinya resiko). Hasilpenelitian dapat diraikan sebagai berikut:
A. Pengendalian Preventif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun
1.1. Penjelasan dalam memberikan informasi dan sosialisasi pengajuan
kredit
a. Penjelasan mengenai kredit di BPR yang dilakukan oleh custumer service
(CS), administrasi kredit,seksi kredit dan kasi pemasaran. Kasi pemasaran
dan custumer service memberikan penjelasan secara terinci dan jelas
kepada calon debitur atau nasabah mengenai prosedur, persyaratan dan
ketentuan kredit yang berlaku, meliputi:
a.1. Pada saat nasabah mengajukan kredit, nasabah tidak sedang
menerima kredit atau pembiayaan modal kerja dari perbankan lain
dalam jumlah lebih dari > 500 juta, yang dibuktikan dari hasil atau
ketentuan SID (sistem informasi debitur bank indonesia).
a.2. Mempunyai penghasilan setiap bulannya.
b. Legalitas calon debitur
Legalitas dalam proses pengajuan kredit sangat diperlukan, guna
menghindarip adanya penipuan atau pemalsuan identitas, yang harus
dilengkapi oleh nasabah adalah kartu identitas atau kartu tanda penduduk
55
(KTP), surat keterangan penghasilan, photo copy NPWP (jika pengajuan
kredit >100 juta – 500 juta), surat keluarga (KK) surat nikah jika sudah
nikah, dan agunan yang dimiliki.
c. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap petugas
administrasi kredit dan seksi kredit, dalam hal kelayakan atau kelengkapan
kredit nasabah biasanya menyanggupi syarat-syarat yang ditetapkan oleh
BPR. Setelah mendapat kejelasan dari petugas administrasi dan seksi
kredit nasabah mengumpulkan berkas-berkas yang yang dibutuhkan
sebagai persyaratan kredit.
d. Berdasarkan sistem pengendalian preventif dapat disimpulkan, bahwa
semakin jelas petugas administrasi kredit dan seksi kredit dalam
menjelaskan dan mengarahkan tentang prosedur kredit kepada nasabah,
maka risiko yang terjadi akan berkurang atau semakin kecil, selain itu
dapat memperkecil kesalahan dalam menganalisis berikutnya.
1.2. Kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kasi
pemasaran, diperoleh gambaran tentang kelayakan dan kesesuaian persyaratan
kredit sebagai berikut:
a. Pengecekan kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit yang
dilakukan oleh analisis kredit, yang bertugas melakukan kunjungan
kelokasi debitur untuk mengecek usaha ynag dijalankan debitur.
b. Pengecekan berkas persyaratan kredit yang dilakukan saat survey
mengunjungi rumah nasabah atau debitur meliputi, kesesuaian antara
56
kartu identitas penduduk (KTP) dengan tempat tinggal, kartu keluarga
(KK), surat nikah, apabila ada agunan sertifikat atau BPKB asli.
b.1. Apabila setelah dilakukan pengecekan berkas persyaratan
mengenai kartu identitas nasabah (KTP), kartu keluarga
(KK), surat keterangan sudah menikah, agunan berupa
sertifikat dan BPKB asli, dinyatakan valid maka permohonan
kredit dapat diproses keprosedur berikutnya.
b.2. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas analisis kredit,
apabila para calon debitur telah melengkapi syarat dan
ketentuan yang ditetapkan oleh BPR, maka proses kredit
dapat diproses lanjut, namun apabila nasabah tidak mampu
melengkapi syarat dan ketentuan yang diberikan BPR, maka
kredit tidak dapat diproses lanjut.
c. Dari hasil wawancara dapat disimpulakan bahwa, jika calon debitur
dapat melengkapi syarat yang telah ditentukan oleh BPR dan
dinyatakan valid maka hal tersebut dapat mengurangi terjadinya utang
tidak tertagih.
1.3. Proses Pencairan Kredit
1.3.1. Pengendalian analisis kredit
Analisis kredit dapat dilanjutkan apabila persyaratan yang ditentukan oleh
BPR sudah lengkap dan sesuai dengan keadaan yang ada saat dilakukan survey
atau pengecekan langsung oleh petugas. BPR.BKK cabang Prembun
menggunakan prinsip 5C (charakter, capacity, capital colateral, dan condition of
57
economics), dalam menganalisa, agar dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi
oleh bank tetutama untuk meminimalkan kredit-kredit yang bermasalah.
Semakin telitinya BPR dalam menganalisis kredit menggunakan analisis 5C pihak
bank dapat memperhatikan layak dan tidak layaknya seorang debitur untuk
menerima kredit. Hal ini menghindari terjadinya kredit macet di BPR.
Analisis yang dilakukan pada BPR menggunakan analisis kredit metode
5C. Analisis 5C ini digunakan sebagai penilaian terhadap karakter nasabah atau
calon debitur yang meliputi :
a. Analisis Character (kepribadian atau watak)
Analisis ini merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari
orang-orang yang diberikan kredit dapat dipercaya. Hal ini tercermin
dari latar belakang nasabah, baik dari pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi seperti gaya hidup, keadaan keluarga. Ini semua ukuran
kemampuan membayar.
b. Analisis Capacity (Kemampuan atau kesanggupan)
Analisis ini digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam
mengembalikan kredit yang sudah diberikan. Dapat dilihat melalui
kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan
pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan pemerintah,
dan kemampuan dalam menjalankan usahanya.
c. Analisis Capital (Modal atau kekayaan),
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
58
d. Analisis Collateral (Jaminan),
Analisis ini merupakan analisis yang menunjukkan jaminan yang
diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
e. Analisis Condition of economy (Keadaan ekonomi), dalam penilaian
kredit hendaknya dinilai dari kondisi ekonomi sekarang dan untuk
dimasa yang akan datang.
Setelah semua persyaratan kredit dilengkapi oleh nasabah , maka petugas
BPR akan menganalisis, jika dikatakan layak maka kredit akan dicairkan sesuai
dengan proposal permohonan kredit.
1.4. Monitoring terhadap penggunaan kredit
Monitoring terhadap penggunaan kredit merupakan proses pemantauan
dan penilaian yang dilakukan oleh analisis kredit, untuk mengetahui kesesuaian
penggunaan kredit dengan rencana kredit.pengawasan kredit juga dilakukan untuk
menghindari terjadinya kerugian pada BPR. Pengawasan yang dilakukan menurut
tujuannya adalah, preventif kontrol yang merupakan pengendalian atau
pengawasan yang dilakukan yang dilakukan sebalum pencairan kredit. Misalnya
dnegan melakukan survey ke lapangan mengenai usaha yang dijalankan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa BPR.BKK cabang
prembun melakukan monitoring kepada debitur kredit untuk mencegah terjadinya
risiko dan penunggakan angsuran.
59
1.5. Pengendalian agunan atau jaminan kredit
Agunan kredit diberikan kepada pihak BPR disaat awal pemberian kredit,
adapun bentuk agunan yang dapat diterima pihak BPR sebagai jaminan kredit,
antara lain:
a. Jaminan dengan surat-surat berharga.
Jaminan ini berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, wesel, surat
deposito, BPKB.
b. Jaminan dengan barang-barang
Jaminan ini berupa barang, benda bergerak maupun tidak bergerak
misalnya tanah, gedung, bangunan, kendaraan bermotor, mobil.
B. Sistem Pengendalian Kuratif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun
1.1. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet
Dari hasil wawancara dengan pimpinan cabang, kasi pelayanan, admin
kredit, anallisis kredit, seksi kredit, dan custumer service, menunjukkan bahwa
BPR telah melakukan identifikasi lebih awal untuk mencegah terjadinya risiko
dan pengelolaan kredit yang bermasalah.
Setelah kredit terealisasi maka BPR perlu melakukan identifikasi gejala
kredit bermasalah, karena meskipun nasabah akan mengembalikan atau membayar
kewajibannya sesuai dengan kesepakatan namun banyak yang tidak menepati
kesepakatan yang telah ditetapkan, hal ini dapat terjadi karena pihak debitur itu
sendiri, maupun dari pihak BPR dalam prosedur dan pengawasan kredit.
60
1.2. Pembinaan terhadap nasabah kredit
Pembinaan terhadap nasabah kredit dilakukan dengan cara kunjungan
kepada nasabah untuk memberikan arahan dan pembinaan mengenai pentingnya
kredit dan fungsi kredit, hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya risiko kredit
bermasalah.
1.3. Minimalisasi risiko kredit bermasalah
Meminimalkan risiko kredit bermasalah dapat dilakukan dengan:
a. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah dan bagaimana cara
penyelesaiannya. Apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi
maka akan dilakukan pemutusan hubungan, namun apabila hubungan
debitur masih bisa diperbaiki maka akan dilanjutkan.
b. Hubungan yang baik antara pihak bank dengan debitur akan
mempengaruhi dalam proses analisa jika terjadi kredit bermasalah.
1.4. Penggolongan kredit bermasalah
Penggolongan kredit bermasalah dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Kurang lancar
Kredit digolongkan kurang lancar apabila terdapat tunggakan
pembayaran pokok atau bunga yang melampauai 90 hari, dan akan
diberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu.
b. Diragukan
Kredit dapat digolongkan sebagai kredit dalam perhatian khusus jika
nasabah mengalami tunggakan pembayaran pokok atau bunga sampai
lebih dari 90 hari, dan diberikan surat peringatan 1.
61
c. Dalam Perhatian Khusus (DPK)
Kredit digolongkan diragukan apabila terdapat tunggakan pembayaran
pokok atau bunga yang melampaui 180 hari-270 hari. Diberikan surat
peringatan 2.
d. Kredit Macet
Kredit digolongkan macet apabila terdapat tunggakan pembayaran
pokok atau bunga yang melampaui 270 hari dan diberikan surat
peringatan 3.
1.5. Penyitaan atau penghapusan agunan
a. Rescheduling yaitu: tindakan yang dilakukan oleh pihak bank kepada
debitur untuk bekerja sama kembali, sehingga kedua pihak tidak
mengalami kerugian. Restruktrisasi dapat dilakukan dengan cara
perpanjangan jangka waktu kredit dan pengembalian asset debitur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada
dengan cara:
b.1. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang
pokok.
b.2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya
bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok
pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.
b.3. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga
dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.
62
b.4. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan
kepada nasabah.
c. Penyelesaian kredit
Dalam penyelesaian kredit terdapat sistem akta pemberian hak
tanggungan. Hak tanggungan ini merupakan hak kuasa untuk
memberikan keterangan atau minta penghapusan/dibutakan bahwa
nasabah bebas dari sitaan dan beban apapun. Akta pemberian hak
tanggungan ini biasanya berlaku untuk kredit yang diatas plafon Rp.
50 juta, dan dilakukan bila kredit kurang lancar.
d. Jika BPR telah memberikan surat peringatan namun tidak ada respon
dari debitur, dan tidak ada angsuran yang masuk, maka pihak bank
berhak menyita barang atau agunan yang diberikan kepada bank.
Namun dari kelima pengendalian kuratif ada beberapa poin yang tidak
dilakukan. Pada sistem pembinaan kepada nasabah kurang aktif dilakukan, karena
kurangnya sumber daya manusia pada BPR, tidak semua nasabah tanggap akan
pembinaan atau pengarahan yang diberikan oleh petugas BPR.
C. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah
Persoalan – persoalan yang mengakibtkan kredit bermasalah pada
BPR.BKK cabang Prembun adalah sebagai berikut :
63
a. Kelalaian petugas
Kelalaian petugas dalam memonitoring kredit yang telah diberikan oleh
BPR mengakibatkan penyalah gunaan kredit yang telah diberikan.
Sehingga menghabat nasabah dalam memenuhi kewajibannya.
b. Kesengajaan nasabah
Kesengajaan nasabah yang tidak tepat waktu dalam memenuhi
kewajibannya menyebabkan kredit kurang lancar, dampak bagi BPR yaitu
meningkatnya atau bertambahnya prosentase kredit macet ( Not
performing loan ).
c. Kondisi usaha nasabah
Kondisi usaha nasabah yang tidak stabil menghambat nasabah dalam
memenuhi kewajibannya. Kondisi usaha yang tidak stabil berakibat tidak
stabilnya pedapatan nasabah, sehingga menimbulkan kredit bermasalah,
karena nasabah terhambat dalam hal menyelesaiakan kewajibanya.
D. Prosedur Yang digunakan BPR.BKK cabanng Prembun dalam
pengajuan kredit.
Prosedur merupakan tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
nasabah dalam pengajua kredit, prosedur tersebut yaitu :
a. Pengajuan berkas-berkas
Nasabah harus melengkapi berkas persyaratan yang ditentukan oleh
BPR dan mengisi formulir permohonan kredit yang telah disediakan
oleh BPR sesuai denngan jenis kredityang. Apabila nasabah
64
mengajukan kredit untuk pembiayaan usahanya maka pengajuan
kredit berupa proposal permohonan kredit yang dilengkapi dengan:
1. Kelengkapan syarat (KTP, KK, surat nikah, surat keterangan
dari kelurahan, PBB, rekening listrik).
2. Latar belakang usaha
3. Tujuan usaha.
4. Besar kredit yang diajukan.
5. Jangka waktu pengembalian.
6. Sistem pengembalian kredit.
7. Jaminan kredit yang digunakan
b. Penyelidikan atau analisis berkas-berkas pinjaman.
c. Wawancara.
d. Survey ke lapangan, guna memastikan bahwa identitas dan proposal
yang diajukan benar adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.
e. Keputusan kredit, pemberian keputusan kredit dilakukan setelah
semua persyaratan dilengkapi, dan dinyatakan valid.
f. Penanda tanganan akad kredit dihaadapan notaris atau petugas bank,
jika jumlah kredit yang diajukan >100juta.
g. Pencairan kredit dan realisasi kredit yang diberikan kepada calon
debitur dilakukan berdasarkan analisis kelayakan. Analisis kelayakan
dalam pemberian kredit bertujuan untuk memngetahui kemampuan
debitur dalam mengelola usahanya dan membayar kewajibannya. Hal
65
tersebut dapat dilakukan dengan; menganalisa berkas dokumen,
mencari masukan atau info dari daftar penunggak kredit.
E. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk
mengatasi kredit bermasalah.
Hasil penelitin menujukan stategi yang digunakan BPR.BKK cabang
Prembun dalam mengatasi kredit bermasalah yaitu :
1. Rescheduling, yaitu menggunakan cara:
a. Memperpanjang jangka waktu kredit, dalam hal ini debitur diberikan
keringanan dalam masalah jangka waktu kredit.
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran, yaitu dengan memperpanjang
angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit.
2. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan
cara:
a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya
bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman
tetap harus dibayar seperti biasa.
c. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga dimaksudkan
agar lebih meringankan beban nasabah.
d. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada
nasabah.
66
1.3. Pembahasan Hasil Penelitian
A. Pembahasan sistem pengendalian resiko kredit pada BPR.BKK
cabang prembun.
Menurut Djojosoedarno Soeisno (1999: 57) mengendalikan secara
preventif adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari explosure terhadap
risik. Pengendalian secara kuratif atau menanggulangi kerugian yang sudah
terjadi adalah usaha yang dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi
keparahan bila suatu risiko atau kerugian memang terjadi. Sistem pengendalian
resiko yang digunakan oleh BPR adalah sistem pengendalian preventif dan
kuratif.
B. Pengendalian Preventif
Pengendalian preventif yang dilakukan di BPR.BKK cabang Prembun
sebagai berikut:
a. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan kejelasan informasi
tentang kredit
b. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan proses dan prosedur dalam
pengajuan kredit
c. Sistem pengendalian yang terkait dengan analisis kredit meliputi:
c.1. Analisis kredit di BPR menggunakan analisis kredit 5C sesuai
dengan pendapat dari kasmir (dalam bukunya manajemen
perbankan), mengenai character, capital, capasity, collaterral dan
condition of economy.
67
c.2. Pengendalian yang berkaitan dengan prosedur yang telah
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
bank.
d. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan jaminan dan barang
agunan yang berupa jaminan barang dan surat berharga.
e. Sistem pengendalian dalam kaitannya memonitoring penggunaan
kredit.
Dari kelima sistem pengendalian preventif, ada hal yang kurang
diperhatikan oleh BPR, yaitu dalam hal memonitoring terhadap penggunaan
kredit. Setelah kredit dicairkan bank tidak melakukan pengawasan terhadap
debitur, karena keterbatasan jumlah pegawai terkadang petugas tidak mampu
memonitor satu-persatu debitur secara rinci dalam walktu yang bersaaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan oleh BPR. Kredit yang telah diberikan
seringkali tidak digunakan sesuai dengan proposal pengajuan kredit, misal untuk
investasi tapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengakibatkan
debitur tidak mampu membayar kewajiban dan bunganya. Hal ini yang dapat
menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran dan risiko kredit bermasalah.
Pihak bank juga harus teliti dalam menentukan kelayakan dalam proses pencairan
kredit.
Kelebihan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR
adalah kejelasan mengenai informasi kredit , prosedur dan proses pencairan kredit
yang cepat.
68
Kekurangan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR
adalah kurang memonitoring atau memberikan pengawasan terhadap debitur
setelah kredit dicairkan, sehingga banyak kredit ynag disalah gunakan atau tidak
tepat guna.
C. Pengendalian Kuratif
BPR.BKK cabang Prembun mempunyai lima aspek dalam sistem
pengendalian kuratif, yaitu sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah
b. Pembinaan terhadap nasabah kredit
c. Pengelolaan terhadap risiko
d. Penggolongan kredit bermasalah
e. Penyitaan atau penghapusan agunan
Sistem pengendalian kuratif bertujuan untuk mengendalikan risiko yang
sudah terjadi seperti kredit macet, namun dari lima sistem pengendalian kuratif
ada beberapa sistem yang tidak dilaksanakan dengan baik oleh BPR.BKK cabang
Prembun. Untuk menindak lanjuti dari resiko yang telah terjadi BPR hanya
melakukan beberapa tahapan yaitu, mengidentifikasi terjadinya kredit
bermasalah, ,pengelolaan terhadap risiko, Penggolongan kredit bermasalah,
penyitaan atau penghapusan agunan. BPR kurang memperhatikan pembinaan
terhadap nasabah kredit setelah kredit berjalan, sehingga terjadi penunggakan
tagihan karena kurangnya pengarahan dari petugas.
Kelebihan dari sistem pengendalian ini yaitu dalam upaya penyitaan atau
penghapusan agunan BPR tidak langsung melakukan penyitaan namun lebih
69
membantu mencari jalan keluar bagi debitur yang tergolong sebagai nasabah
dalam kredit kurang lancar dengan cara memperpanjang waktu kredit dengan
syarat dan ketentuan yang diberikan oleh BPR.
D. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah
Persoalan yang mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah pada
BPR.BKK cabang Prembun pada umumnya karena kelalaian pegawai dalam
menganalisis dan faktor kesengajaan dari nasabah. Untuk itu BPR harus
meningkatkan kualitas dalam menganalisis nasabah, sehingga dapat mengurangi
resiko yang timbul.
E. Prosedur yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam
pengajuan kredit.
Prosedur yang digunakan BPR dalam pengajuan kredit cukup mudah
namun masih banyak yang mengajukan kredit tidak sesuai dengan prosedurnya.
Peraturan perundang – undangan tentang perbankan mengharuskan setiap bank
mempunyai prosedur dalam proses pengajuan kredit.
Karena prosedur sangat penting untuk pihak bank sebagai pedoman
analisis pihak bank terhadap nasabah, maka pihak bank perlu mempermudah dan
lebih mempertegas prosedur pengajuan kredit, untuk menghindari terjadinya
pemalsuan identitas atau usaha.
F. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk
mengatasi kredit bermasalah
BPR telah menggunakan strategi rescheduling dan reconditioning. Namun
pada kenyataannya strategi yang dilakukan tidak mengurangi resiko yang terjadi,
kenaikan NPL dari 6% - 9,94% pada empat bulan terakhir di tahun 2011.
70
Setiap bank pasti akan menanggung resiko dalam usahanya menyalurkan
dana melalui kredit, terutama kredit bermasalah. Untuk itu bank perlu melakukan
strategi untuk mengatasi kredit bermasalah yaitu dengan cara rescheduling,
reconditioning, restructuring (Kasmir, SE, 2001 (103-104)
BPR hanya melakukan dua strategi yaitu rescheduling dan reconditioning,
karena startegi untuk mengatasi kredit bermasalah sangat penting dan mendukung
efektifitas kinerja BPR maka BPR harus menambah strategi dalam mengatasi
kredit bermasalah, misalnya menambahkan restrukturing.
71
1.1. Gambaran hasil penelitian BPR.BKK cabang Prembun
No.
Sistem
Pengendalian
Resiko
Sistem
Pengendalian
Risiko Kredit
BPR.BKK
cabang
Prembun
Penjelasan Keterangan
Ya Tidak
1. Sistem
pengendalian
resiko Preventif
Pengendalian
sebelum
terjadinya resiko
Dilakukan oleh
karyawan BPR
1) Proses
pengajuan
kredit
V Kejelasan
informasi tentang
sosialisasi kredit
pada BPR
petugas
memberikan
informasi
mengenai kredit
dan prosedur
kredit kepada
nasabah dengan
jelas
2) Penilaian
kelayakan
V kelayakan dan
Kelengkapan
persyaratan
kesesuaian
informasi dan
syarat nasabah
dengan syarat
kredit yang
ditentukan oleh
BPR
72
3) Proses
pencairan
kredit
V Prosedur dari
persyaratan
hingga kredit
dicairkan
Setelah
persyaratan dalam
prosedur kredit
dilengkapi oleh
nasabah dan
dinyatakan layak
oleh petugas BPR
maka kredit
segera dicairkan
4) Pengawasan
atau
monitoring
V Pengawasan
tentang
penggunaan atas
kredit yang telah
di berikan.
Pengawasan atau
monitoring
terhadap
penggunaan
kredit ini tidak
dilakukan
dikarenakan
adanya
keterbatasan
pegawai BPR
5) Pengendalian
agunan kredit
V pengendalian
jaminan kredit
berupa aktiva
tetap atau harta
yang digunakan
kepada pihak
BPR sebagai
agunan
pengendalian
agunan ini
dilakukan untuk
menghindarkan
kerugian atas
nasabah BPR
yang bermasalah
2. Pengendalian
resiko kuratif
pengendalian
setelah terjadinya
resiko
pengendalian
yang dilakukan
oleh petugas BPR
73
setelah terjadinya
resiko
1) Analisis gejala
terjadinya
kredit macet.
V Pengamatan
tindakan gejala
terjadinya kerdit
macet.
Tindakan
pengamatan
gejala terjadinya
kredit macet oleh
petugas BPR
2) Pembinaan
terhadap
nasabah kredit.
V V Kegiatan
pembinaan
terhadap nasabah
kredit.
Mengarahkan
nasabah manfaat
dan kegunaan
kredit
pengendalian ini
dilakukan namun
kurang efektif
hanya satu atau
dua kali, karena
keterbatasan
karyawan dan
banyak nasabah
yang memilih
untuk tidak
mengikuti
pembinaan
dengan alasan
kesibukan
nasabah
3) Pengelolaan
terhadap risiko.
V Tahap bank
dalam mengelola
risiko yang
Usaha yang
dilakukan oleh
pihak BPR untuk
pengelolaan
Resiko yang telah
terjadi
4) Penggolongan
kualitas
V Penggolongan
terhadap
BPR melakukan
penggolongan
74
terhadap
terjadinya
kredit macet
peminjaman
kredit yang
bermasalah.
terhadap
peminjam atau
nasabah yang
bermasalah
5) Menghilangkan
atas kerugian
yang telah
terjadi
V
Bank melakukan
penyitaan
agunan.
setelah nasabah
diberikan surat
peringatan dan
nasabah tidak
merespon maka
Pihak BPR
melakukan
penyitaan agunan
nasabah atau
debitur yang tidak
bisa memenuhi
kewajibannya