BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah...

32
43 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data dan pembahasannya berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari wawancara dengan Kasi Pemasaran, Analisis Kredit, Admin kredit, dan Kepala Pimpinan Cabang BPR.BKK Prembun. Hasil penelitian tersebut digunakan untuk menjawab persoalan penelitian yang telah dirumuskan yaitu untuk mengetahui bagaimanakah sistem pengendalian risiko kredit yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun. Sistem pengendalian risiko kredit tersebut meliputi pengendalian sebelum terjadinya kredit macet (preventif) dan pengendalian setelah terjadi kredit macet (kuratif), dan dapat dilihat beberapa faktor timbulnya kredit bermasalah yang menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran oleh nasabah. 4.1. Temuan Penelitian A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Badan Kredit Kecamatan Prembun (BKK Cabang Prembun) merupakan bank perkreditan Rakyat yang didirikan berdasarkan ijin SK. Direksi Bank Indonesia No. 2873/PU.0302/97, dan sekretaris wilayah daerah Jawa Tengah dengan surat No. 581/100928, dan izin usaha dengan no 1.246961.5.523 dengan alamat sekarang di jalan jeruk, komplek kecamatan prembun, kabupaten Kebumen.

Transcript of BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah...

Page 1: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

43

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data dan pembahasannya

berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari

wawancara dengan Kasi Pemasaran, Analisis Kredit, Admin kredit, dan Kepala

Pimpinan Cabang BPR.BKK Prembun.

Hasil penelitian tersebut digunakan untuk menjawab persoalan penelitian

yang telah dirumuskan yaitu untuk mengetahui bagaimanakah sistem

pengendalian risiko kredit yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun.

Sistem pengendalian risiko kredit tersebut meliputi pengendalian sebelum

terjadinya kredit macet (preventif) dan pengendalian setelah terjadi kredit macet

(kuratif), dan dapat dilihat beberapa faktor timbulnya kredit bermasalah yang

menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran oleh nasabah.

4.1. Temuan Penelitian

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Badan Kredit Kecamatan Prembun (BKK Cabang Prembun) merupakan

bank perkreditan Rakyat yang didirikan berdasarkan ijin SK. Direksi Bank

Indonesia No. 2873/PU.0302/97, dan sekretaris wilayah daerah Jawa Tengah

dengan surat No. 581/100928, dan izin usaha dengan no 1.246961.5.523 dengan

alamat sekarang di jalan jeruk, komplek kecamatan prembun, kabupaten

Kebumen.

Page 2: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

44

Adapun jenis kredit yang disediakan untuk debitur BPR.BKK cabang

Prembun dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kredit Umum: kredit yang diberikan untuk masyarakat atau debitur

dalam membiayai usahanya, sebagai sarana pengembangan usaha.

2. Kredit pegawai: kredit yang dikhususkan pada kebutuhan konsumtif,

dan system angsurannya dilakukan lewat bendahara gaji dan kolektif

pada instansi atau jawatan yang bersangkutan.

3. Kredit Lembaga: jenis kredit yang hanya diberikan kepada nasabah

yang telah mendapat surat rekomendasi dari kepala desa tempat

nasabah tinggal.

4. Kredit Insidensil/Seblakan, merupakan kredit yang diberikan khusus

kepada nasabah untuk kebutuhan yang mendesak, dan jangka waktu

pengembaliannya relatif pendek.

B. Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun

Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan

nama organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka

dan susunan perwujudan pola tetap hubungan fungsi-fungsi, bagian-

bagian, maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang,

dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Sebuah perusahaan memerlukan struktur organisasi untuk membantu

mengukur dan mengarahkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam

menjalankan usahanya BPR.BKK cabang Prembun menetapkan struktur

organisasi yang berbentuk garis staff dan bersifat melimpahkan wewenang

Page 3: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

45

secara vertikal yaitu, dari pimpinan tertinggi atau pimpinan cabang kepada

staf-staf bagiannya.

Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun

Sumber: Bank Perkreditan Rakyat, Badan Kredit Kecamatan Cabang

Prembun

1. Pimpinan Cabang

Tugas pokok yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan

koordinasidan pengawasan seluruh kegiatan PD. BPR BKK cabang

Prembun.

Fungsi:

a. Melaksanakan manajemen PD. BPR BKK cabang Prembun

berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi.

b. Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan

pengelolaan PD. BPR BKK cabang prembun berdasarkan

kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. Tanggung

jawab Pimpinan Cabang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan

wewenang bertanggung jawab kepada Direksi.

Pimpinan Cabang

Kasi Pemasaran Kasi Pelayanan

Analisis

Kredit

Seksi

Kredit

Kredit

Admin

Seksi

Dana

Teller

Kasir

Custumer

Servise

Page 4: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

46

2. Kasi Pemasaran

Tugas Pokok yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dalam

bentuk kredit, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Fungsi:

a. Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

b. Pendekatan pembinaan kepada masyarakat, baik calon nasabah

maupun yang sudah menjadi nasabah.

c. Penghimpunan dana kepada masyarakat baik itu berupa tabungan,

deposito, dan bentuk lainnya.

d. Pelaksanaan administrasi keuangan, baik dalam menghimpun dana

dari masyarakat maupun dalam pengelolaan kredit.

e. Menyelenggarakan promosi, baik dalam menghimpun dana

maupun penyalurannya.

f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-

tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya.

3. Kasi Pelayanan

Tugas pokok yaitu melakukan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan

pemasukan dan pengeluaran dana, serta melakukan pembukuan

danpenerimaan dari bidang-bidang lain.

Fungsi:

a. Menelitian kebenaran laporan kas harian.

b. Pengecekan pengeluaran dan pengambilan uang antar bank.

Page 5: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

47

c. Pemegang kunci brankas.

d. Pembukuan dan laporan.

e. Pelaksanaan evaluasi laporan.

f. Pembuatan laporan keuangan.

g. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah atau

tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya.

4. Analisis Kredit

Tugas dan tanggung jawab Analis Kredit adalah sebagai berikut:

a. Melakukan analis kredit calon debitur berdasarkan data yang telah

dikumpulkan oleh seksi kredit dan administrasi kredit.

b. Menyusun jadwal kunjungan untuk verifikasi Membuat daftar

nama calon debitur yang akan dikunjungi berdasarkan prioritas

agar pelaksanaan kunjungan efisiensi dan efektif.

c. Analis Kredit Mengolah dan melakukan analisis data kuantitatif

dan kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit. Analisa ini

harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang meliputi hal-

hal sebagai berikut:

c.1. Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan

usaha dan data pemohon termasuk hasil bank checking.

c.2. Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan

proyek atau kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran

menghindari kemungkinan terjadinya praktek mark-up yang

dapat merugikan bank.

Page 6: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

48

c.3. Mencakup analisis laporan keuangan komparatif dua tahun

d. Bertanggung jawab atas analisis kredit calon debitur, dan

Kebenaran, ketelitian dan kerahasiaan atas hasil analisis kredit.

5. Seksi Kredit

Tugas pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung

jawab penuh atas kegiatan administrasi kredit maupun hal-hal lain

yang menyangkut bagian dari pembukaan dan pembukuan fasilitas

kredit, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh

manajemen.

Fungsi:

a. Mengkoordinasi, mengarahkan, membina, serta mengawasi semua

kegiatan adminiitrasi kredit dan dalam pelaksanaannya

bertanggung jawab langsung kepada Direktur melalui Bagian

Pemasaran.

b. Melaksanakan semua peraturan, ketentuan, dan prosedur yang telah

digariskan oleh manajemen maupun Bank Indonesia.

c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit

kepada calon nasabah.

d. Melaksanakan prosedur pengadministrasian pinjaman sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

e. Meneliti dan melegalisasi hasil kerja rutin staf kredit sebelum

diajukan kepada pimpinan cabang.

Page 7: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

49

f. Bertanggung jawab penuh atas pembuatan, pencatatan, pembukaan

pada administrasi kredit.

g. Bertanggung jawab penuh dalam pencatatan,

penyimpanan,pemeliharaan agunan pihak debitur maupun

dokumen-dokumen lainnya yang berkenaan dengan tugasnya.

h. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan dengan

realisasi pada setiap akhir bulan yang meliputi, realisasi kredit yang

diberikan, Perkembangan kredit.

i. Mengkoordianasi dalam penanganan tunggakan kredit, baik

tunggakan bunga maupun tunggakan pokok yang telah digariskan

oleh manajemen.

j. Mengkoordinasi dan bertanggung jawab dalam pembuatan dan

pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan bidang tugasnya.

k. Mengkoordinasi dalam pembuatan rencana kerja dan rencana

anggaran belanja yang terkait dengan bidang dan tugasnya.

b. Administrasi Kredit

Tugas dan Tanggung jawab administrasi kredit adalah memberikan

penjelasan kepada debitur/nasabah untuk bisa atau mengerti sasaran

kredit dan proses pengajuan persyaratan sampai dengan proses

pencarian kredit.

Uraian tugas:

a. Menerima permohonan kredit dari nasabah.

Page 8: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

50

b. Menerima persyaratan kredit, apabila sudah lengkap diberikan

kepada analisis kredit untuk survey dilapangan.

c. Bekerjasama dengan kasir dalam pencarian kredit sesuai dengan

hasil survey analisis kredit.

d. Mengedit identitas nasabah dan jaminannya (BPKB/Sertifikat), lalu

dibuat potongan administrasinya.

e. Merekap harian, mingguan, bulanan hasil realisasi (Pinjaman

Kredit).

Pertanggungjawaban:

a. Menerapkan laporan harian debitur/jumlah realisasi yang sesuai

dengan kaasir.

b. Bertanggungjawab terhadap persyaratan pengajuan kredit.

c. Seksi Dana

Tugas Pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung

jawab penuh atas kegiatan pelayanan dalam memberikan informasi

serta administrasi urusan tabungan, deposito dana pemerintah serta

hal-hal lain yang menyangkut dari pelayanan, pembukuan dan laporan

sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen.

Fungsi:

a. Mengkoordinasi, mengarahkan, serta mengawasi kegiatan

pelayanan kepada nasabah maupun pemerintah dalam urusan

tabungan, deposito, maupun dana pemerintah dan dalam

pelaksanaannya bertanggung jawab kepada direktur.

Page 9: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

51

b. Melaksanakan peraturan dan ketentuan prosedur yang telah

digariskanoleh manajemen bank maupun ketentuan oleh Bank

Indonesia.

c. Menjalin lancarnya pelayanan kepada nasabah baik dalam

informasi maupun dalam administrasi, guna produktivitas dari

usaha perbankan, serta kepuasan konsumen atau nasabah.

d. Mengkoordinasi atau melaksanakan pelayanan administrasi atas

setoran dan pengambilan tabungan, deposito, maupun dana

pemerintah oleh nasabah.

e. Mengkoordinasi dan melaksanakan penyimpanan administrasi

pembukuan kartu-kartu dari tabungan, deposito maupun dana dari

pemerintah.

f. Bertanggung jawab penuh atas penerimaan dan pengeluaran

tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah.

g. Mengkoordinasi dan melaksanakan penghitungan bunga dari

tabungan, deposito, serta mengevaluasi kesalahan-kesalahan

dengan mencatat dalambuku catatan.

h. Meneliti dan menglegalisasi hasil-hasil dari Staf Tabungan dan

Deposito maupun dari pemerintah sebagai bahan laporan untuk

manajemen.

i. Mengkoordinasi dalam penempatan dan penarikan dana antar bank

sebagaibahan laporan untuk manajemen.

Page 10: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

52

j. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan

sekaligusstrategi perencanaan diwaktu mendatang.

k. Mengkoordinasi dalam penyusunan rencana kerja dan rencana

pendapatanbiaya pada bidang dan tugasnya.

l. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah

dan atau tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya.

d. Customer Servise

Tugas dan tanggung jawab Customer Service adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan informasi kepada calon nasabah mengenai produk dan

jasa bank.

b. Memberikan penjelasan tentang prosedur penyimpanan dalam

bentuk tabungan dan deposito serta keuntungan yang akan

diperoleh oleh penabung dan deposan.

c. Memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai syarat-

syarat pengajuan serta suku bunga maupun beban biaya yang akan

ditanggungkan calon debitur berkaitan dengan pencairan kredit.

d. Menyiapkan dan memelihara formulir pembukaan rekening

tabungan, deposito berjangka, dan kredit.

e. Mengarsip data nasabah tabungan maupun deposito.

Page 11: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

53

e. Teller / Kasir

Tugas gas dan Tanggung jawab:

Menerima, mengatur dan menyiapkan dana untuk keperluan

pembayaran kredit, tabungan, deposito dan biaya kegiatan operasional

harian perusahaan, dengan mencatat transaksi tersebut secara akurat

dan kronologis setiap hari, sehingga operasional perusahaan berjalan

lancar.

Uraian Tugas:

a. Melakukan pelayanan penerimaan uang.

b. Melakukan pelayanan pengeluaran uang setelah men-chek isi slip

dan tandatangan.

c. Setiap akhir jam kerja dilakukan penutupan kas, dihitung dan

dicocokan antara fisik uang dan catatannya, yang harus

memberikan hasil yang sama dan diurut dalam rincian perjenis

uang dan nominalnya.

d. Membantu Direktur Operasionalnya dalam memantau aliran kas

dan kecukupan likuiditas.

Pertanggungjawaban:

a. Membuat rekapan kas harian.

b. Bertanggungjawab terhadap keberadaan uang di

laci/cashbox/brankast masing-masing.

Page 12: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

54

1.2. Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Risiko Kredit BPR.BKK

cabang Prembun

Dari hasil penelitian BPR.BKK cabang prembun menggunakan sistem

pengendalian risiko preventif ( pengendalian yang digunakan sebelum terjadinya

resiko) dan sisitem pengendalian resiko kuratif ( pengendlian yang digunakan

setelah terjadinya resiko). Hasilpenelitian dapat diraikan sebagai berikut:

A. Pengendalian Preventif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun

1.1. Penjelasan dalam memberikan informasi dan sosialisasi pengajuan

kredit

a. Penjelasan mengenai kredit di BPR yang dilakukan oleh custumer service

(CS), administrasi kredit,seksi kredit dan kasi pemasaran. Kasi pemasaran

dan custumer service memberikan penjelasan secara terinci dan jelas

kepada calon debitur atau nasabah mengenai prosedur, persyaratan dan

ketentuan kredit yang berlaku, meliputi:

a.1. Pada saat nasabah mengajukan kredit, nasabah tidak sedang

menerima kredit atau pembiayaan modal kerja dari perbankan lain

dalam jumlah lebih dari > 500 juta, yang dibuktikan dari hasil atau

ketentuan SID (sistem informasi debitur bank indonesia).

a.2. Mempunyai penghasilan setiap bulannya.

b. Legalitas calon debitur

Legalitas dalam proses pengajuan kredit sangat diperlukan, guna

menghindarip adanya penipuan atau pemalsuan identitas, yang harus

dilengkapi oleh nasabah adalah kartu identitas atau kartu tanda penduduk

Page 13: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

55

(KTP), surat keterangan penghasilan, photo copy NPWP (jika pengajuan

kredit >100 juta – 500 juta), surat keluarga (KK) surat nikah jika sudah

nikah, dan agunan yang dimiliki.

c. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap petugas

administrasi kredit dan seksi kredit, dalam hal kelayakan atau kelengkapan

kredit nasabah biasanya menyanggupi syarat-syarat yang ditetapkan oleh

BPR. Setelah mendapat kejelasan dari petugas administrasi dan seksi

kredit nasabah mengumpulkan berkas-berkas yang yang dibutuhkan

sebagai persyaratan kredit.

d. Berdasarkan sistem pengendalian preventif dapat disimpulkan, bahwa

semakin jelas petugas administrasi kredit dan seksi kredit dalam

menjelaskan dan mengarahkan tentang prosedur kredit kepada nasabah,

maka risiko yang terjadi akan berkurang atau semakin kecil, selain itu

dapat memperkecil kesalahan dalam menganalisis berikutnya.

1.2. Kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kasi

pemasaran, diperoleh gambaran tentang kelayakan dan kesesuaian persyaratan

kredit sebagai berikut:

a. Pengecekan kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit yang

dilakukan oleh analisis kredit, yang bertugas melakukan kunjungan

kelokasi debitur untuk mengecek usaha ynag dijalankan debitur.

b. Pengecekan berkas persyaratan kredit yang dilakukan saat survey

mengunjungi rumah nasabah atau debitur meliputi, kesesuaian antara

Page 14: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

56

kartu identitas penduduk (KTP) dengan tempat tinggal, kartu keluarga

(KK), surat nikah, apabila ada agunan sertifikat atau BPKB asli.

b.1. Apabila setelah dilakukan pengecekan berkas persyaratan

mengenai kartu identitas nasabah (KTP), kartu keluarga

(KK), surat keterangan sudah menikah, agunan berupa

sertifikat dan BPKB asli, dinyatakan valid maka permohonan

kredit dapat diproses keprosedur berikutnya.

b.2. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas analisis kredit,

apabila para calon debitur telah melengkapi syarat dan

ketentuan yang ditetapkan oleh BPR, maka proses kredit

dapat diproses lanjut, namun apabila nasabah tidak mampu

melengkapi syarat dan ketentuan yang diberikan BPR, maka

kredit tidak dapat diproses lanjut.

c. Dari hasil wawancara dapat disimpulakan bahwa, jika calon debitur

dapat melengkapi syarat yang telah ditentukan oleh BPR dan

dinyatakan valid maka hal tersebut dapat mengurangi terjadinya utang

tidak tertagih.

1.3. Proses Pencairan Kredit

1.3.1. Pengendalian analisis kredit

Analisis kredit dapat dilanjutkan apabila persyaratan yang ditentukan oleh

BPR sudah lengkap dan sesuai dengan keadaan yang ada saat dilakukan survey

atau pengecekan langsung oleh petugas. BPR.BKK cabang Prembun

menggunakan prinsip 5C (charakter, capacity, capital colateral, dan condition of

Page 15: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

57

economics), dalam menganalisa, agar dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi

oleh bank tetutama untuk meminimalkan kredit-kredit yang bermasalah.

Semakin telitinya BPR dalam menganalisis kredit menggunakan analisis 5C pihak

bank dapat memperhatikan layak dan tidak layaknya seorang debitur untuk

menerima kredit. Hal ini menghindari terjadinya kredit macet di BPR.

Analisis yang dilakukan pada BPR menggunakan analisis kredit metode

5C. Analisis 5C ini digunakan sebagai penilaian terhadap karakter nasabah atau

calon debitur yang meliputi :

a. Analisis Character (kepribadian atau watak)

Analisis ini merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari

orang-orang yang diberikan kredit dapat dipercaya. Hal ini tercermin

dari latar belakang nasabah, baik dari pekerjaan maupun yang bersifat

pribadi seperti gaya hidup, keadaan keluarga. Ini semua ukuran

kemampuan membayar.

b. Analisis Capacity (Kemampuan atau kesanggupan)

Analisis ini digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam

mengembalikan kredit yang sudah diberikan. Dapat dilihat melalui

kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan

pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan pemerintah,

dan kemampuan dalam menjalankan usahanya.

c. Analisis Capital (Modal atau kekayaan),

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber yang dimiliki

nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

Page 16: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

58

d. Analisis Collateral (Jaminan),

Analisis ini merupakan analisis yang menunjukkan jaminan yang

diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.

Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

e. Analisis Condition of economy (Keadaan ekonomi), dalam penilaian

kredit hendaknya dinilai dari kondisi ekonomi sekarang dan untuk

dimasa yang akan datang.

Setelah semua persyaratan kredit dilengkapi oleh nasabah , maka petugas

BPR akan menganalisis, jika dikatakan layak maka kredit akan dicairkan sesuai

dengan proposal permohonan kredit.

1.4. Monitoring terhadap penggunaan kredit

Monitoring terhadap penggunaan kredit merupakan proses pemantauan

dan penilaian yang dilakukan oleh analisis kredit, untuk mengetahui kesesuaian

penggunaan kredit dengan rencana kredit.pengawasan kredit juga dilakukan untuk

menghindari terjadinya kerugian pada BPR. Pengawasan yang dilakukan menurut

tujuannya adalah, preventif kontrol yang merupakan pengendalian atau

pengawasan yang dilakukan yang dilakukan sebalum pencairan kredit. Misalnya

dnegan melakukan survey ke lapangan mengenai usaha yang dijalankan.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa BPR.BKK cabang

prembun melakukan monitoring kepada debitur kredit untuk mencegah terjadinya

risiko dan penunggakan angsuran.

Page 17: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

59

1.5. Pengendalian agunan atau jaminan kredit

Agunan kredit diberikan kepada pihak BPR disaat awal pemberian kredit,

adapun bentuk agunan yang dapat diterima pihak BPR sebagai jaminan kredit,

antara lain:

a. Jaminan dengan surat-surat berharga.

Jaminan ini berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, wesel, surat

deposito, BPKB.

b. Jaminan dengan barang-barang

Jaminan ini berupa barang, benda bergerak maupun tidak bergerak

misalnya tanah, gedung, bangunan, kendaraan bermotor, mobil.

B. Sistem Pengendalian Kuratif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun

1.1. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet

Dari hasil wawancara dengan pimpinan cabang, kasi pelayanan, admin

kredit, anallisis kredit, seksi kredit, dan custumer service, menunjukkan bahwa

BPR telah melakukan identifikasi lebih awal untuk mencegah terjadinya risiko

dan pengelolaan kredit yang bermasalah.

Setelah kredit terealisasi maka BPR perlu melakukan identifikasi gejala

kredit bermasalah, karena meskipun nasabah akan mengembalikan atau membayar

kewajibannya sesuai dengan kesepakatan namun banyak yang tidak menepati

kesepakatan yang telah ditetapkan, hal ini dapat terjadi karena pihak debitur itu

sendiri, maupun dari pihak BPR dalam prosedur dan pengawasan kredit.

Page 18: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

60

1.2. Pembinaan terhadap nasabah kredit

Pembinaan terhadap nasabah kredit dilakukan dengan cara kunjungan

kepada nasabah untuk memberikan arahan dan pembinaan mengenai pentingnya

kredit dan fungsi kredit, hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya risiko kredit

bermasalah.

1.3. Minimalisasi risiko kredit bermasalah

Meminimalkan risiko kredit bermasalah dapat dilakukan dengan:

a. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah dan bagaimana cara

penyelesaiannya. Apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi

maka akan dilakukan pemutusan hubungan, namun apabila hubungan

debitur masih bisa diperbaiki maka akan dilanjutkan.

b. Hubungan yang baik antara pihak bank dengan debitur akan

mempengaruhi dalam proses analisa jika terjadi kredit bermasalah.

1.4. Penggolongan kredit bermasalah

Penggolongan kredit bermasalah dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Kurang lancar

Kredit digolongkan kurang lancar apabila terdapat tunggakan

pembayaran pokok atau bunga yang melampauai 90 hari, dan akan

diberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu.

b. Diragukan

Kredit dapat digolongkan sebagai kredit dalam perhatian khusus jika

nasabah mengalami tunggakan pembayaran pokok atau bunga sampai

lebih dari 90 hari, dan diberikan surat peringatan 1.

Page 19: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

61

c. Dalam Perhatian Khusus (DPK)

Kredit digolongkan diragukan apabila terdapat tunggakan pembayaran

pokok atau bunga yang melampaui 180 hari-270 hari. Diberikan surat

peringatan 2.

d. Kredit Macet

Kredit digolongkan macet apabila terdapat tunggakan pembayaran

pokok atau bunga yang melampaui 270 hari dan diberikan surat

peringatan 3.

1.5. Penyitaan atau penghapusan agunan

a. Rescheduling yaitu: tindakan yang dilakukan oleh pihak bank kepada

debitur untuk bekerja sama kembali, sehingga kedua pihak tidak

mengalami kerugian. Restruktrisasi dapat dilakukan dengan cara

perpanjangan jangka waktu kredit dan pengembalian asset debitur

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada

dengan cara:

b.1. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang

pokok.

b.2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya

bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok

pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.

b.3. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga

dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.

Page 20: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

62

b.4. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan

kepada nasabah.

c. Penyelesaian kredit

Dalam penyelesaian kredit terdapat sistem akta pemberian hak

tanggungan. Hak tanggungan ini merupakan hak kuasa untuk

memberikan keterangan atau minta penghapusan/dibutakan bahwa

nasabah bebas dari sitaan dan beban apapun. Akta pemberian hak

tanggungan ini biasanya berlaku untuk kredit yang diatas plafon Rp.

50 juta, dan dilakukan bila kredit kurang lancar.

d. Jika BPR telah memberikan surat peringatan namun tidak ada respon

dari debitur, dan tidak ada angsuran yang masuk, maka pihak bank

berhak menyita barang atau agunan yang diberikan kepada bank.

Namun dari kelima pengendalian kuratif ada beberapa poin yang tidak

dilakukan. Pada sistem pembinaan kepada nasabah kurang aktif dilakukan, karena

kurangnya sumber daya manusia pada BPR, tidak semua nasabah tanggap akan

pembinaan atau pengarahan yang diberikan oleh petugas BPR.

C. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah

Persoalan – persoalan yang mengakibtkan kredit bermasalah pada

BPR.BKK cabang Prembun adalah sebagai berikut :

Page 21: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

63

a. Kelalaian petugas

Kelalaian petugas dalam memonitoring kredit yang telah diberikan oleh

BPR mengakibatkan penyalah gunaan kredit yang telah diberikan.

Sehingga menghabat nasabah dalam memenuhi kewajibannya.

b. Kesengajaan nasabah

Kesengajaan nasabah yang tidak tepat waktu dalam memenuhi

kewajibannya menyebabkan kredit kurang lancar, dampak bagi BPR yaitu

meningkatnya atau bertambahnya prosentase kredit macet ( Not

performing loan ).

c. Kondisi usaha nasabah

Kondisi usaha nasabah yang tidak stabil menghambat nasabah dalam

memenuhi kewajibannya. Kondisi usaha yang tidak stabil berakibat tidak

stabilnya pedapatan nasabah, sehingga menimbulkan kredit bermasalah,

karena nasabah terhambat dalam hal menyelesaiakan kewajibanya.

D. Prosedur Yang digunakan BPR.BKK cabanng Prembun dalam

pengajuan kredit.

Prosedur merupakan tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh

nasabah dalam pengajua kredit, prosedur tersebut yaitu :

a. Pengajuan berkas-berkas

Nasabah harus melengkapi berkas persyaratan yang ditentukan oleh

BPR dan mengisi formulir permohonan kredit yang telah disediakan

oleh BPR sesuai denngan jenis kredityang. Apabila nasabah

Page 22: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

64

mengajukan kredit untuk pembiayaan usahanya maka pengajuan

kredit berupa proposal permohonan kredit yang dilengkapi dengan:

1. Kelengkapan syarat (KTP, KK, surat nikah, surat keterangan

dari kelurahan, PBB, rekening listrik).

2. Latar belakang usaha

3. Tujuan usaha.

4. Besar kredit yang diajukan.

5. Jangka waktu pengembalian.

6. Sistem pengembalian kredit.

7. Jaminan kredit yang digunakan

b. Penyelidikan atau analisis berkas-berkas pinjaman.

c. Wawancara.

d. Survey ke lapangan, guna memastikan bahwa identitas dan proposal

yang diajukan benar adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.

e. Keputusan kredit, pemberian keputusan kredit dilakukan setelah

semua persyaratan dilengkapi, dan dinyatakan valid.

f. Penanda tanganan akad kredit dihaadapan notaris atau petugas bank,

jika jumlah kredit yang diajukan >100juta.

g. Pencairan kredit dan realisasi kredit yang diberikan kepada calon

debitur dilakukan berdasarkan analisis kelayakan. Analisis kelayakan

dalam pemberian kredit bertujuan untuk memngetahui kemampuan

debitur dalam mengelola usahanya dan membayar kewajibannya. Hal

Page 23: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

65

tersebut dapat dilakukan dengan; menganalisa berkas dokumen,

mencari masukan atau info dari daftar penunggak kredit.

E. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk

mengatasi kredit bermasalah.

Hasil penelitin menujukan stategi yang digunakan BPR.BKK cabang

Prembun dalam mengatasi kredit bermasalah yaitu :

1. Rescheduling, yaitu menggunakan cara:

a. Memperpanjang jangka waktu kredit, dalam hal ini debitur diberikan

keringanan dalam masalah jangka waktu kredit.

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran, yaitu dengan memperpanjang

angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit.

2. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan

cara:

a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok.

b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya

bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman

tetap harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga dimaksudkan

agar lebih meringankan beban nasabah.

d. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada

nasabah.

Page 24: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

66

1.3. Pembahasan Hasil Penelitian

A. Pembahasan sistem pengendalian resiko kredit pada BPR.BKK

cabang prembun.

Menurut Djojosoedarno Soeisno (1999: 57) mengendalikan secara

preventif adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari explosure terhadap

risik. Pengendalian secara kuratif atau menanggulangi kerugian yang sudah

terjadi adalah usaha yang dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi

keparahan bila suatu risiko atau kerugian memang terjadi. Sistem pengendalian

resiko yang digunakan oleh BPR adalah sistem pengendalian preventif dan

kuratif.

B. Pengendalian Preventif

Pengendalian preventif yang dilakukan di BPR.BKK cabang Prembun

sebagai berikut:

a. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan kejelasan informasi

tentang kredit

b. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan proses dan prosedur dalam

pengajuan kredit

c. Sistem pengendalian yang terkait dengan analisis kredit meliputi:

c.1. Analisis kredit di BPR menggunakan analisis kredit 5C sesuai

dengan pendapat dari kasmir (dalam bukunya manajemen

perbankan), mengenai character, capital, capasity, collaterral dan

condition of economy.

Page 25: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

67

c.2. Pengendalian yang berkaitan dengan prosedur yang telah

dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh

bank.

d. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan jaminan dan barang

agunan yang berupa jaminan barang dan surat berharga.

e. Sistem pengendalian dalam kaitannya memonitoring penggunaan

kredit.

Dari kelima sistem pengendalian preventif, ada hal yang kurang

diperhatikan oleh BPR, yaitu dalam hal memonitoring terhadap penggunaan

kredit. Setelah kredit dicairkan bank tidak melakukan pengawasan terhadap

debitur, karena keterbatasan jumlah pegawai terkadang petugas tidak mampu

memonitor satu-persatu debitur secara rinci dalam walktu yang bersaaan atau

dalam waktu yang telah ditentukan oleh BPR. Kredit yang telah diberikan

seringkali tidak digunakan sesuai dengan proposal pengajuan kredit, misal untuk

investasi tapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengakibatkan

debitur tidak mampu membayar kewajiban dan bunganya. Hal ini yang dapat

menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran dan risiko kredit bermasalah.

Pihak bank juga harus teliti dalam menentukan kelayakan dalam proses pencairan

kredit.

Kelebihan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR

adalah kejelasan mengenai informasi kredit , prosedur dan proses pencairan kredit

yang cepat.

Page 26: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

68

Kekurangan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR

adalah kurang memonitoring atau memberikan pengawasan terhadap debitur

setelah kredit dicairkan, sehingga banyak kredit ynag disalah gunakan atau tidak

tepat guna.

C. Pengendalian Kuratif

BPR.BKK cabang Prembun mempunyai lima aspek dalam sistem

pengendalian kuratif, yaitu sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah

b. Pembinaan terhadap nasabah kredit

c. Pengelolaan terhadap risiko

d. Penggolongan kredit bermasalah

e. Penyitaan atau penghapusan agunan

Sistem pengendalian kuratif bertujuan untuk mengendalikan risiko yang

sudah terjadi seperti kredit macet, namun dari lima sistem pengendalian kuratif

ada beberapa sistem yang tidak dilaksanakan dengan baik oleh BPR.BKK cabang

Prembun. Untuk menindak lanjuti dari resiko yang telah terjadi BPR hanya

melakukan beberapa tahapan yaitu, mengidentifikasi terjadinya kredit

bermasalah, ,pengelolaan terhadap risiko, Penggolongan kredit bermasalah,

penyitaan atau penghapusan agunan. BPR kurang memperhatikan pembinaan

terhadap nasabah kredit setelah kredit berjalan, sehingga terjadi penunggakan

tagihan karena kurangnya pengarahan dari petugas.

Kelebihan dari sistem pengendalian ini yaitu dalam upaya penyitaan atau

penghapusan agunan BPR tidak langsung melakukan penyitaan namun lebih

Page 27: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

69

membantu mencari jalan keluar bagi debitur yang tergolong sebagai nasabah

dalam kredit kurang lancar dengan cara memperpanjang waktu kredit dengan

syarat dan ketentuan yang diberikan oleh BPR.

D. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah

Persoalan yang mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah pada

BPR.BKK cabang Prembun pada umumnya karena kelalaian pegawai dalam

menganalisis dan faktor kesengajaan dari nasabah. Untuk itu BPR harus

meningkatkan kualitas dalam menganalisis nasabah, sehingga dapat mengurangi

resiko yang timbul.

E. Prosedur yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam

pengajuan kredit.

Prosedur yang digunakan BPR dalam pengajuan kredit cukup mudah

namun masih banyak yang mengajukan kredit tidak sesuai dengan prosedurnya.

Peraturan perundang – undangan tentang perbankan mengharuskan setiap bank

mempunyai prosedur dalam proses pengajuan kredit.

Karena prosedur sangat penting untuk pihak bank sebagai pedoman

analisis pihak bank terhadap nasabah, maka pihak bank perlu mempermudah dan

lebih mempertegas prosedur pengajuan kredit, untuk menghindari terjadinya

pemalsuan identitas atau usaha.

F. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk

mengatasi kredit bermasalah

BPR telah menggunakan strategi rescheduling dan reconditioning. Namun

pada kenyataannya strategi yang dilakukan tidak mengurangi resiko yang terjadi,

kenaikan NPL dari 6% - 9,94% pada empat bulan terakhir di tahun 2011.

Page 28: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

70

Setiap bank pasti akan menanggung resiko dalam usahanya menyalurkan

dana melalui kredit, terutama kredit bermasalah. Untuk itu bank perlu melakukan

strategi untuk mengatasi kredit bermasalah yaitu dengan cara rescheduling,

reconditioning, restructuring (Kasmir, SE, 2001 (103-104)

BPR hanya melakukan dua strategi yaitu rescheduling dan reconditioning,

karena startegi untuk mengatasi kredit bermasalah sangat penting dan mendukung

efektifitas kinerja BPR maka BPR harus menambah strategi dalam mengatasi

kredit bermasalah, misalnya menambahkan restrukturing.

Page 29: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

71

1.1. Gambaran hasil penelitian BPR.BKK cabang Prembun

No.

Sistem

Pengendalian

Resiko

Sistem

Pengendalian

Risiko Kredit

BPR.BKK

cabang

Prembun

Penjelasan Keterangan

Ya Tidak

1. Sistem

pengendalian

resiko Preventif

Pengendalian

sebelum

terjadinya resiko

Dilakukan oleh

karyawan BPR

1) Proses

pengajuan

kredit

V Kejelasan

informasi tentang

sosialisasi kredit

pada BPR

petugas

memberikan

informasi

mengenai kredit

dan prosedur

kredit kepada

nasabah dengan

jelas

2) Penilaian

kelayakan

V kelayakan dan

Kelengkapan

persyaratan

kesesuaian

informasi dan

syarat nasabah

dengan syarat

kredit yang

ditentukan oleh

BPR

Page 30: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

72

3) Proses

pencairan

kredit

V Prosedur dari

persyaratan

hingga kredit

dicairkan

Setelah

persyaratan dalam

prosedur kredit

dilengkapi oleh

nasabah dan

dinyatakan layak

oleh petugas BPR

maka kredit

segera dicairkan

4) Pengawasan

atau

monitoring

V Pengawasan

tentang

penggunaan atas

kredit yang telah

di berikan.

Pengawasan atau

monitoring

terhadap

penggunaan

kredit ini tidak

dilakukan

dikarenakan

adanya

keterbatasan

pegawai BPR

5) Pengendalian

agunan kredit

V pengendalian

jaminan kredit

berupa aktiva

tetap atau harta

yang digunakan

kepada pihak

BPR sebagai

agunan

pengendalian

agunan ini

dilakukan untuk

menghindarkan

kerugian atas

nasabah BPR

yang bermasalah

2. Pengendalian

resiko kuratif

pengendalian

setelah terjadinya

resiko

pengendalian

yang dilakukan

oleh petugas BPR

Page 31: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

73

setelah terjadinya

resiko

1) Analisis gejala

terjadinya

kredit macet.

V Pengamatan

tindakan gejala

terjadinya kerdit

macet.

Tindakan

pengamatan

gejala terjadinya

kredit macet oleh

petugas BPR

2) Pembinaan

terhadap

nasabah kredit.

V V Kegiatan

pembinaan

terhadap nasabah

kredit.

Mengarahkan

nasabah manfaat

dan kegunaan

kredit

pengendalian ini

dilakukan namun

kurang efektif

hanya satu atau

dua kali, karena

keterbatasan

karyawan dan

banyak nasabah

yang memilih

untuk tidak

mengikuti

pembinaan

dengan alasan

kesibukan

nasabah

3) Pengelolaan

terhadap risiko.

V Tahap bank

dalam mengelola

risiko yang

Usaha yang

dilakukan oleh

pihak BPR untuk

pengelolaan

Resiko yang telah

terjadi

4) Penggolongan

kualitas

V Penggolongan

terhadap

BPR melakukan

penggolongan

Page 32: BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN€¦ · f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya. 3. Kasi Pelayanan

74

terhadap

terjadinya

kredit macet

peminjaman

kredit yang

bermasalah.

terhadap

peminjam atau

nasabah yang

bermasalah

5) Menghilangkan

atas kerugian

yang telah

terjadi

V

Bank melakukan

penyitaan

agunan.

setelah nasabah

diberikan surat

peringatan dan

nasabah tidak

merespon maka

Pihak BPR

melakukan

penyitaan agunan

nasabah atau

debitur yang tidak

bisa memenuhi

kewajibannya