BAB IV Prima Widya

download BAB IV Prima Widya

of 12

description

hvguigiu

Transcript of BAB IV Prima Widya

BAB IV

53

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah termasuk penelitian Quasi Eksperimen dengan menggunakan rancangan Non Equivalent Control Group, yang memungkinkan untuk membandingkan hasil intervensi yang diberikan. (Pratiknya, 2010). Pada rancangan ini eksperimen dilaksanakan pada dua kelompok yaitu kelompok perlakuan I (KC) yang diberi metode edukasi ceramah dan kelompok perlakuan II (KT) yang diberikan perlakuan metode edukasi tanya jawab. Adapun desain dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada skema sebagai berikut (Pratiknya, 2010).KC :

OCKT :

OTKeterangan :

KC: Kelompok perlakuan ceramahX: Perlakuan I (pemberian edukasi ceramah)KT: Kelompok perlakuan tanya jawabZ: Perlakuan II (pemberian edukasi tanya jawab)OC: Observasi variabel tercoba pada KCOT: Observasi variabel tercoba pada KT

B. Kerangka Kerja

Gambar 4.2 Kerangka Kerja PenelitianC. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Indera Provinsi Bali. Adapun alasannya peneliti memilih Rumah Sakit Indera Provinsi karena merupakan pusat rujukan operasi katarak di wilayah Provinsi Bali serta kunjungan pasien katarak yang cukup banyak per bulan.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada minggu II bulan September sampai minggu ke II Oktober 2012.D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010), Populasi adalah wilayah keseluruhan yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien pra operatif katarak yang akan di operasi antara minggu ke II bulan September- minggu ke II Oktober 2012 dan jumlah kunjungan rata-rata per bulan untuk pasien umur 21-55 tahun sebanyak 32 orang.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu yang dianggap mewakili populasinya (Sugiyono, 2010). Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah semua pasien pra operatif katarak yang akan di operasi antara minggu ke II bulan September- minggu ke II bulan Oktober 2012 yang memenuhi kriteria inklusi.a. Kriteria Inklusi

1) Pasien yang berusia 21-60 tahun

2) Pasien yang bersedia menjadi responden

3)Pasien yang bisa baca tulis.b. Kriteria Eksklusi1) Pasien yang mengalami gangguan pendengaran

2) Pasien yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan3) Pasien yang sebelumnya belum pernah melakukan operasi katarak.3. Besar Sampel

Dalam penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan kelompok perlakuan sehingga sampel yang digunakan dapat dirumuskan dengan persamaan berikut (Basuki, 2007) :

(t-1) (r-1) ( 15

di mana t = banyak kelompok perlakuan (dua jenis perlakuan)r = jumlah replikasi (jumlah sampel ulangan)

Berdasarkan persamaan di atas, diperoleh sampel ulangan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebesar 16 orang. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat ditetapkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 orang sampel yang diberikan edukasi ceramah dan 16 orang sampel yang diberikan edukasi tanya jawab.4. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah sistematic random sampling dimana pemberian perlakuan terhadap 16 orang sampel yang diberikan edukasi tanya jawab adalah pasien yang datang berkunjung ke Rumah Sakit Indera dan memenuhi kriteria inklusi pada hari Senin, Selasa dan Rabu, sedangkan 16 orang sampel yang diberikan edukasi ceramah adalah pasien yang datang berkunjung dan memenuhi kriteria inklusi pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu.

Dalam penelitian ini sampel yang diperoleh sesuai dengan rencana penelitian yaitu sebanyak 32 sampel, namun selama proses penelitian terdapat sampel yang drop out sebanyak 4 orang pasien karena tidak memenuhi kriteria inklusi seperti umur, dan tidak bersedia untuk dilakukan penelitian.

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkanBerdasarkan cara memperolehnya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang secara langsung diperoleh dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2007), yaitu hasil kuesioner terhadap kecemasan pada pasien pra operatif yang diberikan metode edukasi ceramah dan tanya jawab di Rumah Sakit Indera provinsi Bali. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif.2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2009). Peneliti dalam penelitian ini melakukan langkah pengumpulan data sebagai berikut :

a. Peneliti membawa surat ijin penelitian yang dipersiapkan oleh institusi kepada Kesbanglinmas Provinsi Bali untuk diteruskan ke Direktur Rumah Sakit Indera Provinsi Bali.

b. Surat ijin telah dikeluarkan dengan nomor : 070/495/BID I/KBP pada tanggal 19 September 2012 (terlampir)

c. Peneliti melakukan penelitian pada tanggal 20 September 2012 dengan sebelumnya telah koordinasi kepada Kepala Ruangan Kamar Operasi Rumah Sakit Indera Provinsi Balid. Penelitian dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap sampel penelitian sesuai kriteria inklusi yaitu pasien dilakukan operasi katarak serta menentukan sampel sesuai dengan ketentuan yaitu metode ceramah diambil pada responden yang datang berkunjung pada hari kamis, jumat dan sabtu sedangkan metode edukasi tanya jawab diambil pada responden yang datang pada hari senin, selasa dan rabu. e. Melakukan penyampaian maksud dan tujuan peneliti kepada pasien pra operatif katarak untuk kesediannya secara sukarela menjadi responden dalam penelitian ini dengan menandatangani informed consent, terdapat 1 orang responden yang tidak berkenan untuk dilakukan penelitian dan 3 orang tidak memenuhi kriteria inklusi.f. Mengukur kecemasan pada sampel sebelum diberikan metode edukasi ceramah dan tanya jawab yaitu pada saat penentuan jadwal operasi katarak.g. Melakukan metode edukasi ceramah yang datang berkunjung pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu sedangkan melakukan metode edukasi tanya jawab pada sampel yang datang pada hari Senin, Selasa dan Rabu sesuai dengan prosedur setelah dilakukan pengukuran kecemasanh. Melakukan pengukuran kecemasan setelah diberikan metode edukasi tanya jawab atau ceramah saat akan dilakukan operasi yaitu biasanya tiga hari setelah penentuan jadwal (dihitung dari hari pertama setelah pengukuran kecemasan)i. Peneliti mengumpulkan data yang telah didapat

j. Melakukan tabulasi dan analisis datak. Apabila peneliti berhalangan hadir maka sudah disiapkan 2 orang peneliti pendamping yang memiliki persepsi yang sama dengan peneliti.

3. Instrumen pengumpul data

Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 (Not Present) sampai dengan 4 (severe).Skala HARS telah dibuktikan memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS akan diperleh hasil yang valid dan reliable (Nursalam, 2003).

Skala HARS Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) yang dikutip Nursalam (2003) penilaian kecemasan terdiri dari 14 item yang telah dijelaskan pada bab 2. Penilaian kecemasan dengan menggunakan HRS-A adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Setelah responden menjawab 14 gejala yang ada pada HRS-A, selanjutnya skor tiap item yang telah diperoleh berdasarkan kategori di atas dijumlahkan dan penentuan derajat kecemasan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :a. Tidak ada kecemasan, bila memiliki skor < 14b. Kecemasan ringan, bila memiliki skor 14-20c. Kecemasan sedang, bila memiliki skor 21-27d. Kecemasan berat, bila memiliki skor 28-41 e. Kecemasan berat sekali, bila memiliki skor 42-56F. Pengolahan dan Analisa Data

1 Teknik pengolahan data

Langkah-langkah dalam pengolahan data :a. Editing

Dengan memeriksa kelengkapan jawaban responden pada kuesioner dan apabila ditemukan kejanggalan hasil kuesioner atau terdapat kuesioner yang tidak diberi jawaban akan dilakukan klarifikasi dan responden diminta untuk menjawab ulang.b. Scoring dan coding

Angket yang sudah terkumpul diperiksa kelengkapannya, kemudian jawaban responden diberi skor sesuai dengan ketentuan dan diberikan kode sesuai dengan ketentuan peneliti contoh : untuk umur : kode 1 untuk umur 21-30 tahun, 2 untuk 31-40 tahun, 3 untuk 41-50 tahun, 4 untuk 51-60 tahun.c. EntryKegiatan memasukkan data ke dalam program komputer untuk mencegah risiko kehilangan data.

d. Tabulasi data

Melakukan tabulasi data ke dalam master tabel yang telah dibuat.2. Teknik analisa data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul. Proses analisa data penelitian ini yaitu:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan melakukan deskripsi data yaitu pada data kecemasan pasien yang diberikan metode edukasi ceramah dan tanya jawab baik sebelum atau sesudah perlakuan. Deskripsi dilakukan dengan rata-rata, modus, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Selain itu, untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien dilakukan pula penggolongan kecemasan berdasarkan skala HRS-A. Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian metode edukasi ceramah dan metode edukasi tanya jawab terhadap kecemasan pasien pra operatif katarak

Uji yang digunakan untuk membuktikan apakah metode cermah dan tanya jawab berpengaruh terhadap kecemasan pasien (Ha1, Ha2) adalah uji beda dua sampel berpasangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan uji paired sample t test (parametrik) atau uji Wilcoxon (non parametrik).Uji yang digunakan untuk membuktikan apakah metode edukasi dan tanya jawab mempunyai pengaruh yang berbeda untuk menurunkan kecemasan pasien pra operatif katarak adalah uji beda dua sampel tidak berpasangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan uji t independen (parametrik) dan uji Mann Whitney (non parametrik).

Uji parametrik (uji t independen dan paired sample t test) apabila data berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama. Untuk menguji normalitas data digunakan uji saphiro wilk. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai p>0,05, sedangkan untuk menguji varians dari data digunakan uji leven test, jika nilai p>0,05 maka data dikatakan memiliki nilai varians yang sama.

Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak memiliki varians yang sama, maka uji yang dilakukan adalah uji non parametrik (Wilcoxon dan Mann Whitney). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini dibantu dengan program komputer.

X

Z

43

Populasi

Seluruh Pasien Praoperatif Katarak yang akan di Operasi di Rumah Sakit Indera Provinsi Bali pada Bulan September-Oktober 2012

Kriteria Eksklusi

Kriteria Inklusi

Sampel

Berjumlah 32 orang

16 orang pasien pre operatif katarak yang datang berkunjung pada hari kamis, jumat dan sabtu

16 orang pasien pre operatif katarak yang datang berkunjung pada hari senin, selasa dan rabu

Pengukuran dengan HRS-A

Pengukuran dengan HRS-A

Metode Edukasi Ceramah

Metode Edukasi Tanya Jawab

Pengukuran dengan HRS-A sesaat sebelum operasi di ruang persiapan operasi yang telah diberikan perlakuan ceramah dan tanya jawab

Uji normalitas data (uji saphiro wilk)

Uji varians (uji leven test)

Data berdistribusi normal dan varians yang sama

Data berdistribusi tidak normal dan varians tidak sama

Ha1 dan Ha2 : uji paired sample t test

Ha3 : uji t test independent

Ha1 dan Ha2 : uji wilcoxon

Ha3 : uji Mann Whitney

Penyajian hasil penelitian