BAB IV PERANCANGAN DAN PENERAPAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/TSA-2012-0121 BAB 4.pdf ·...
Transcript of BAB IV PERANCANGAN DAN PENERAPAN …thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/TSA-2012-0121 BAB 4.pdf ·...
35
BAB IV
PERANCANGAN DAN PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
4.1 Identifikasi Permasalahan Bisnis
Berdasarkan wawancara dengan President Director secara garis besar masalah
yang ada saat ini adalah bagaimana cara untuk meningkatkan competitive advantage
perusahaan dimana perkembangan jaman berjalan diiringi dengan semakin banyaknya
pendatang baru. Terdapat juga trend baru pada bisnis tour dan travel, yaitu maskapai
penerbangan yang dahulu sebagai suplier kini langsung dapat melakukan penjualan tiket
kepada pelanggan.
Kegiatan analisis keadaan saat ini dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu menganalisis
sisi operasional dan sisi strategis pada perusahaan. Pada sisi operasional kami
menggunakan analisa Value Chain dan pendekatan melalui 3 komponen KM dilakukan
untuk mengidentifikasikan masalah yang ada pada perusahaan dan pada sisi strategis
kami menggunakan analisa Porter, kemudian dari hasil kedua analisa, kita tentukan
langkah aksi dan strategi apa yang harus dilakukan oleh perusahaan terhadap masalah
serta hambatan yang dialami dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan yaitu untuk
mendapatkan seluruh pangsa pasar dan pendapatan yang besar. Berikut Analisa Porter
perusahaan Aneka Tour & Travel
36
4.1.1 Analisa sisi strategi
Pada sisi strategi kami menggunakan metode Porter untuk melakukan analisa
terhadap perusahaan Aneka Tour & Travel, hasil analisa metode Porter ini sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Analisa Porter
Keterangan:
1. Kekuatan tawar menawar dari pemasok (bargain power of suppliers)
Pemasok yang bekerjasama dengan PT. Aneka Prima Permai Tour & Travel
untuk pelayanan kepada pelanggan berasal dari: perusahaan – perusahaan
penerbangan (Garuda Indonesia, Merpati, Lion Airlines, Star Air, Singapore
Airlines, Qantas, China Southern, AirAsia, dan lain lain), hotel – hotel (Grand
37
Central, Genting Hotel, Novotel, Sheraton, dan lain - lain), perusahaan
asuransi (PT. Asuransi Sinar Mas), biro perjalanan lainnya baik dalam
maupun luar negeri. Daya tawar dari pemasok ini kuat, hal ini disebabkan:
• Pemasok memiliki jalur penjualan sendiri dengan menggunakan media
website dan kantor cabang penjualan di berbagai tempat.
• Semakin banyaknya perusahaan kompetitor Tour & Travel yang
memudahkan pemasok dapat menawarkan produknya
• Walaupun produk pemasok tidak bersifat unit atau lebih bersifat umum,
namun mereka tetap bisa menawarkan produknya baik melalui jalur
penjualannya sendiri maupun ke perusahaan tour and travel yang sudah
banyak dan bisa ditemui dimana – mana.
2. Persaingan dengan perusahaan sejenis yang sudah ada (Competitor)
PT. Aneka menghadapi persaingan dengan perusahaan tour dan travel yang
sejenis, seperti Panorama Tour, TX Tour, PT. Bayu Buana, Dwidaya Tour,
Smailing Tour, Hawai Tour, Anta Tour dan lain lain. Hal ini dikarenakan
terdapatnya kesamaan dalam bisnis dan pangsa pasarnya.
Persaingan ini terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti:
• Jumlah pesaing di Indonesia sangat banyak, dari sisi ukuran dan
kekuatannya hampir sama
• Jenis layanan pun biasanya sama bentuknya dan pangsa pasarnya pun juga
hampir sama
38
• Tidak adanya diferensiasi maupun pengeluaran biaya lainnya untuk
pengalihan yang bertujuan dalam mengikat pasar, maka dari itu pasar
dapat dengan mudahnya berpindah ke perusahaan lainnya
3. Ancaman dari pendatang baru (New Entrans)
Ancaman pendatang baru yang ada saat ini bukan hanya dari dalam negeri saja
melainkan pendatang baru dari luar negeri. Ancaman dalam negeri muncul
dari begitu mudahnya atau tidak adanya pembatasan perusahaan baru yang
masuk. Model bisnis ini hanya bermodalkan pelayanan pelanggan yang
maksimal dan memuaskan. Media internet memudahkan perusahaan luar
negeri dalam menawarkan layanannya dan menawarkan biaya yang lebih
murah khususnya ke negara asal perusahaan tersebut. Dan tingkat Entry Point
untuk masuk ke bisnis ini lebih mudah dengan adanya tawaran franchise
4. Ancaman dari produk atau layanan pengganti (Threat of subtitute product and
services). Produk dan layanan pengganti dari Aneka Tour itu berupa biro jasa
pengurusan pasport dan visa, namun diluar peluang itu dalam penjualan
voucher hotel dan penjualan tiket dapat diperoleh para kustomer langsung dari
pemasok / suplier. Hal ini dapat menyebabkan para kostumer tidak perlu
mengunjungi Aneka Tour & Travel tapi mereka dapat langsung ke mendatangi
suplier / pemasok melalui website maupun cabang penjualannya.
39
5. Pembeli (Buyer)
Terdapat pula ancaman yang terjadi dari sisi Buyer => Customer, dimana
mereka sudah diberikan kemudahan dari berbagai hal sebagai berikut:
• Biaya: dimana dengan banyaknya perusahaan saingan dan dengan
kemudahaan pemesanan online, tentunya biaya transportasi ke lokasi,
pemesanan via telpon sudah tidak perlu dikeluarkan dan ditambah
banyaknya persaingan maka akan terdapat pula persaingan harga demi
mendapatkan kustomer.
• Mutu & Kualitas: hampir semua perusahaan Tour & Travel mempunyai
mutu dan kualitas yang hampir sama, sehingga para customer pun dapat
dengan mudah berpindah dari perusahaan tour satu ke perusahaan tour
yang lain
• Lokasi: dahulu mungkin dengan adanya lokasi strategis berdirinya
perusahaan Tour & Travel memegang peranan penting karena adanya
kemungkinan para customer mendatangi perusahaan tersebut lebih banyak
dan untuk memperoleh serta menempati lokasi strategis tentunya musti
mengeluarkan biaya yang relatif besar, namun saat ini dengan adanya
media online kostumer dapat memesan tiket lebih mudah tanpa harus
mendatangi lokasi tertentu.
Dengan melakukan analisa Porter pada perusahaan Aneka tour & Travel maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
40
• Maka terlihat bahwa bisnis dengan penjualan konvensional sudah
ketinggalan, perlu pendekatan lain terhadap kustomer
• Diperlukan diferensiasi terhadap produk dan layanan yang ditawarkan oleh
Aneka Tour & Travel kepada para pelanggan
• Perlu dilakukan pengembangan pada proses kerja yang lama, dimana
masih mengandalkan ke”aktif”an para customer, mereka yang
menghubungi dan mendatangi terhadap perusahaan maka kedepannya
diharapkan perusahaan yang lebih aktif terhadap customer.
• Perlu mendefinisikan goal yang jelas pada perusahaan sebagai arah dan
jalur dalam mencapai tujuan bisnis perusahaan Aneka Tour & Travel
• Perlu dibentuk culture perusahaan guna mengantisipasi perubahan dari
bentuk proses bisnis yang baru pada perusahaan serta mengantisipasi
perkembangan jaman.
4.1.2 Analisa sisi operasional
Pada sisi operasional kami menggunakan Value Chain dalam menganalisa proses
kegiatan operasional yang ada pada Perusahaan Aneka Tour & Travel, dalam analisa
Value Chain ini kami menggunakan juga kedalam pendekatan 3 komponen KM, yaitu:
People, Process dan Technology.
S
Travel
dan re
dari p
perjala
dari s
custom
dan pe
P
maska
Dalam
lokasi
Sebagai pen
l mendapatk
estoran serta
para suplier
anan (travel)
suplier. Prod
mer melalui
engiriman tik
Perusahaan
apai penerban
m hal infrastr
penjualan
nyedia jasa T
kan produkn
perusahaan
kemudian
) serta tiket
duk jadi te
divisi ticket
ket kepada p
Aneka Tou
ngan, hotel,
ruktur Anek
yang strate
Gamba
Tour & Trav
nya dari para
travel agent
di proses d
bentuk prin
ersebut kem
ing, kemudi
pelanggan jik
ur & Travel
restaurant, p
ka Tour & T
egis di sent
ar 4.2 Value
vel, Perusah
a suplier sep
t rekanan da
dan dibuat m
nt out kompu
mudian dijua
ian proses di
ka dibutuhka
didukung o
perusahaan a
Travel memi
tra penjuala
Chain
haan Aneka
perti maskap
ari berbagai
menjadi pak
uter maupun
al serta dit
iakhiri denga
an.
oleh banyak
asuransi sert
liki infrastru
an dan peru
Prima Perm
pai penerban
lokasi didun
ket tour atau
n ticket berb
awarkan ke
an transaksi
k suplier dar
ta travel agen
uktur fisik p
umahan yan
41
mai Tour &
ngan, hotel
nia. Produk
u program
bentuk fisik
epada para
pembelian
ri berbagai
nt rekanan.
penempatan
ng banyak
42
penduduk. Pada segi Technology Development disetiap lokasi sudah terhubung jaringan
ke setiap komputer para staff dan terhubung dengan antar setiap cabang melalui
internet, dari sisi aplikasi yang telah digunakan adalah Aneka Information Management
yang merupakan suatu sistem yang berfungsi dalam menyimpan serta mencatat data
pelanggan, penjualan dan laporan keuangan. Hal terakhir adalah pada segi Human
resource yang ada pada perusahaan Aneka Tour & Travel, yaitu sejumlah besar staff
berpengalamanan yang telah lama bekerja dari trend perusahaan jasa Toutr & Travel
yang masih melakukan kegiatan telpon menelpon pada kegiatan operasionalnya hingga
kini menggunakan komputerisasi.
Dari observasi kegiatan operasional perusahaan Aneka Tour & Travel serta
didukung dengan wawancara dengan manager operasional, dalam menjalankan
perusahaan Aneka Tour dan Travel, terdapat beberapa kelemahan adalah sebagai
berikut:
• Masih terdapat kesalahan operasional kerja yang sama dan berulang
• Tidak adanya dokumentasi laporan dari kegiatan operasional dan
pelaksanaan kegiatan
• Operasional kerja unit Ticketing dan unit Tour belum tergorganisasi
dengan baik, masih terdapat rangkap kerja dan tugas.
• Belum terdokumentasi dengan baik prosedur operasional kerja / SOP
• Perusahaan tidak memiliki pengorganisasian media penyimpanan data,
baik untuk penyimpanan prosedur, informasi tour, dokumen, feedback dan
dokumen penting lainnya.
• Mentor / coach dan role model masih berada pada manager
43
• Penyebaran informasi hanya satu arah yaitu dari manajemen atau atasan ke
staff bawahan
• Penyelesaian masalah dan kasus hanya dilakukan oleh Manager / Top
level
4.1.3 People, Process dan Technology
Analisa dilakukan dengan pendekatan tiga komponen KM yaitu People, Proces
dan Technology melalui observasi dan interview / Focus Group Discussion (FGD)
dengan para staf, supervisor dan manager terhadap proses bisnis saat ini yang berjalan
di perusahaan Aneka Tour & Travel, maka kaitan antara tiga komponen KM tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
• People:
o Aneka Tour & Travel memiliki staf / pekerja lulusan SMEA
kejuruan Pariwisata dan 50% dari jumlah seluruh staf adalah staf
lama yang loyal dari awal perusahaan berdiri.
o Budaya sharing knowledge antar staff masih dari person ke person
dan belum seutuhnya berjalan.
o Problem solver setiap masalah dilakukan oleh supervisor dan untuk
masalah / kasus tertentu diselesaikan oleh manager.
o Tidak adanya motivasi kerja bagi para staf dikarenakan tidak
adanya jenjang karir dan perusahaan belum memiliki tujuan jangka
pendek dalam mencapai tujuan.
44
o Tidak adanya kesempatan serta media untuk para staf dalam
menuangkan ide – ide serta inovasi yang ada pada diri mereka.
• Process:
o Hampir seluruh kegiatan utama dalam menjalankan proses bisnis
Tour & Travel ini merupakan kegiatan dalam memberikan
pelayanan kepada para pelanggan.
o Dalam menjalankan proses bisnisnya Aneka Tour & Travel masih
menitikberatkan kegiatan di unit ticketing, untuk proses kegiatan
lainnya seperti penjualan, penawaran, marketing dan branding
produk maupun nama perusahaan kepada pelanggan masih belum
sepenuhnya berjalan.
o Unit ticketing dan unit tour sering merangkap pekerjaan yang sama
yaitu melakukan menjual ticket dan melayani pelanggan.
o Dalam melakukan proses booked ticket internasional masih
dilakukan oleh para staf senior bahkan supervisor, dikarenakan
kekurangpercayaan serta ketakutan dalam menanggung resiko jika
terjadi kesalahan dalam melakukan kegiatan booked ticket.
o Kegiatan penjualan dan penawaran produk kepada pelanggan,
khususnya corporate atau lembaga – lembaga lainnya masih
dilakukan oleh manager.
o SOP kegiatan operasional belum terdokumentasi dengan baik,
sehingga proses kegiatan yang ada selama ini adalah berdasarkan
instruksi atasan (supervisor dan manager)
45
• Technology:
o Dalam menjalankan proses bisnisnya, Aneka Tour & Travel sudah
didukung dengan technology komputer serta dukungan aplikasi
reservation seperti: ABACUS, galileo serta aplikasi reservation
penerbangan lokal lainnya
o Aneka Tour & Travel menggunakan teknologi chatting dalam
komunikasi kepada pelanggan maupun komunikasi antar cabang
serta staf dengan atasan setiap harinya.
o Sudah diterapkan aplikasi Aneka Information System (AIS) yang
berfungsi mencatat dan menyimpan data pelanggan, data suplier,
data penjualan, laporan dan lainnya.
o Sudah terintegrasinya network / jaringan yang menghubungkan
kantor pusat dengan cabang – cabangnya melalui jaringan internet.
o Telah tersedia server yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan
data maupun aplikasi – aplikasi perusahaan, namun belum
seutuhnya berjalan dikarenakan tidak terorganisasinya
penyimpanan file serta informasi dan belum sepenuhnya para staf
mempunyai skill penggunaan dasar komputer.
4.1.4 Identified Problem
Setelah melakukan analisa dari sisi strategis dan sisi operasional yang berjalan
pada perusahaan Aneka Tour & Travel, maka dari kedua analisa tersebut dapat kita
rangkumkan masalah – masalah yang ada. Dibawah ini adalah hasil dari rangkuman dan
46
kesimpulan pada analisa di kedua sisi dan hambatan yang menghalangi perusahaan
Aneka Tour & Travel dalam mencapai tujuan bisnisnya adalah:
Sisi Strategy Sisi Operasional
‐ Sistem Penjualan masih bersifat konvensional
‐ Belum adanya Standar prosedur operasional kerja yang terorganiasi dengan baik
‐ Tidak adanya diferensiasi dan nilai tambah pada produk yang dijual
‐ Tidak terdokumentasi dengan baik kegiatan operasional dan pelaksanaan kegiatan
‐ Masih mengandalkan ke‐aktifan pelanggan dalam melakukan kegiatan bisnis
‐ Tidak memiliki media penyimpanan data yang teroganisasi dengan baik
‐ Culture yang dimiliki oleh para staf hanyalah bekerja untuk mendapatkan penghasilan
‐ Role model dan penyelesai masalah masih berada pada manager / top level
‐ Tidak mempunyai Goal yang jelas dalam mencapai tujuan bisnis
‐ Penyebaran informasi masih satu arah yaitu dari pimpinan ke bawahan
Tabel 4.1 Masalah dan hambatan pada sisi Strategi dan sisi Operasional
4.1.5 Action (Solusi masalah)
Adapun tindakan yang perlu dilakukan sebagai solusi atas masalah – masalah
yang sudah diidentifikasikan untuk Aneka Tour & Travel dalam mencapai tujuan
bisnisnya adalah sebagai berikut:
• Perlu dilakukan perubahan haluan / arah dari bentuk proses bisnis lama
yang konvensional menjadi lebih pro-aktif terhadap pelanggan yang
berfungsi sebagai landasan perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya.
• Perlu dibentuk pengembangan pelayanan terhadap pelanggan secara
personal demi memberikan differensiasi dan nilai tambah pada produk
yang ditawarkan maupun yang dijual.
47
• Perlu menetapkan tujuan jangka pendek perusahaan, sebagai acuan bagi
para staff dalam melakukan kegiatan operasionalnya untuk mencapai
tujuan tersebut.
• Pembentukan culture baru pada perusahaan sebagai landasan sikap dan
cara bertindak yang benar demi menanggapi perubahaan pada perusahaan
sesuai 3 poin diatas
• Pembentukan, penyusunan dan pengorganisasian dokumen perusahaan
(SOP, surat keluar, laporan), pengetahuan akan produk (info wisata,
perjalanan, lokasi dan history wisata) dan pengetahuan operasional
(menawarkan produk, melayani pelanggan, tehnik berbicara, decision
making, dan lain – lain)
• Pembentukan aplikasi Knowledge Management sebagai media
penyimpanan, pengelolaan dan penyebaran serta media sharing informasi
dan pengetahuan
• Dukungan serta keterlibatan penuh dari pimpinan perusahaan agar
perubahan ini dapat diterapkan dan berjalan sesuai dan terarah dengan
tujuan perusahaan.
4.2 Preparing for Change
Dari solusi yang didapat pada bab sebelumnya kemudian dibawakan sebagai
bahan meeting para eksekutif perusahaan untuk dianalisa perubahaan apa yang akan
diterapkan pada perusahaan Aneka Tour & Travel ini. pada sub bab 4.2 ini akan
dipaparkan perubahaan yang dikehendaki oleh perusahaan berdasarkan hasil meeting
pemimpin perusahaan, General Manager dan para manager.
48
4.2.1 Perubahan Proses Organisasi
Penulis kemudian melakukan diskusi dengan pemimpin perusahaan mengenai
perubahaan yang diharapkan dari hasil meeting pimpinan, serta memohon kesediaan
dari pemimpin perusahaan Aneka Tour & travel untuk mengadakan meeting besar untuk
mensosialisasikan perubahaan yang diinginkan dan akan diterapkan pada perusahaan.
Pada hari Minggu tanggal 29 November 2010, diadakan meeting besar perusahaan
yang mengundang staf dari divisi Ticketing, Tour and Travel, Administrasi dan
Finance, dimana pada meeting tersebut bertujuan untuk melakukan sosialisasi
perubahan proses bisnis perusahaan dari hasil meeting para pimpinan perusahaan
sebagai berikut:
1. Merubah visi perusahaan dari “Menjadi yang terdepan dalam industri
Tour and Travel” menjadi “Traveler Companion Company” dimana visi
baru ini adalah sebagai dasar acuan berubahnya proses bisnis perusahaan
Aneka Tour & Travel dari sekedar menjual produk menjadi penyedia
informasi dan meningkatkan pelayanan dengan menganggap kustomer
sebagai teman dan tempat untuk konsultasi dalam melakukan perjalanan.
Dampak dari perubahan visi ini mengakibatkan terjadinya perubahaan
dan penambahan unit dan posisi pada struktur organisasi perusahaan
49
Gambar 4.3 Struktur Organisasi baru AnekaTour & Travel
Selain perubahan struktur organisasi, fungsi dari unit – unit / departemen
ikut berubah, khususnya unit – unit yang menjadi core business kegiatan
perusahaan Aneka tour & Travel, dimana fungsi yang mengalami
perubahan tersebut adalah:
- Unit Ticketing berfungsi:
o Tidak hanya sekedar menjual ticket saja, namun harus
memiliki pengetahuan produk lainnya untuk ditawarkan
kepada pelanggan
o Sebagai gudang pengetahuan untuk para pelanggan mengenai
informasi perjalanan dan lokasi serta nilai history tempat
wisata
50
o Melayani pelanggan secara personal (pre sales dan after
sales)
- Unit Tour & Travel berfungsi:
o Membuat dan memperkaya materi in term kegiatan Tour
tahunan dari berbagai lokasi wisata, baik kegiatan tour umum
maupun berinovasi membuat kegiatan tour yang tidak umum.
o Melakukan kegiatan penawaran dan penjualan paket tour
kepada pelanggan serta menerima pembuatan paket tour
khusus (corporate out bound, company gathering dan meeting
group)
o Melayani pelanggan dibidang tour dan travel baik individu
maupun corporate secara personal (pre sales dan after sales)
- Unit Business Development, merupakan suatu unit yang tetap
berorientasi pada kegiatan Marketing namun menekankan pada
kegiatan analisa terhadap tugas dan proces dalam kegiatan pemasaran
(Sorensen, 2012, P. 26) berfungsi:
o Memperkenalkan perusahaan keseluruh massa market yang
ada (marketing dan company branding)
o Menganalisa perkembangan serta perubahaan market
o Melakukan pengukuran terhadap seluruh kegiatan penjualan,
kegiatan operasional internal perusahaan serta kegiatan
lainnya yang mendukung core business perusahaan.
51
o Melakukan kegiatan pre-sales untuk setiap produk dan jasa
yang dimiliki dan yang ditawarkan perusahaan kepada
pelanggan.
2. Memperbaharui Misi demi menciptakan diferensiasi dan nilai tambah
pada produk dengan mengembangkan dan meningkatkan kegiatan dalam
hal pelayanan secara personal kepada pelanggan agar dapat
meningkatkan penjualan produk. Perubahan ini dilakukan dengan
menjalankan langkah-langkah hal sebagai berikut:
o Be friends our customer
Para staff harus menciptakan keakraban terhadap customernya,
baik memberikan rasa nyaman pada pelanggan maupun
pemberian informasi serta knowledge dalam melakukan
perjalanan maupun mengenai lokasi wisata.
o Problem solving with smile
Staf dituntut harus dapat menyelesaikan masalah yang ada,
perlunya pembekalan pengetahuan pada staf dalam mencari solusi
amat sangat penting dan dalam mencari solusi serta jalan keluar
permasalahan, para staff diharuskan tetap tersenyum
o Smile phone
Para staff juga harus membiasakan diri untuk menyapa para
customer disaat sedang berkomunikasi via telepon, hal ini tentu
akan menciptakan suasana yang nyaman terhadap para
customernya.
52
o Good in service
Tidak hanya memberikan pelayanan yang ramah namun staf
harus mampu memberikan informasi tambahan maupun
pengetahuan yang sekiranya diperlukan oleh pelanggan. Hal ini
merupakan bentuk nilai lebih yang dapat ditawarkan kepada
pelanggan.
o Fast response
Kesinggapan dan kecepatan dalam melayani pelanggan,
memberitahukan informasi serta penyelesaian masalah musti
dilakukan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan kepuasan
pelanggan dalam pemenuhan kebutuhannya.
o Zero mistake
Perlunya SOP dalam menjalankan tugasnya, sehingga kesalahan-
kesalahan bisa terhindarkan. Melalui SOP ini perusahaan
menginginkan para staffnya dapat berkerja dengan tepat dan
benar.
o Competitive in price
Yang merupakan tujuan utama yang ditetapkan pada tujuan
jangka pendek ditahun 2011 dan akan selalu ditetapkan sebagai
tujuan pada tahun – tahun kedepan. Perusahaan berusaha
mempertahakan pelangganya dengan memberikan harga yang
competitive, dalam hal ini Aneka Tour tidak memberikan harga
53
yang mahal tetapi juga tidak terlalu murah sehingga margin tetap
diperoleh.
3. Menetapkan tujuan – tujuan jangka pendek sebagai acuan bagi para
stakeholder untuk mencapai arah dan tujuan akhir yang ingin dicapai
oleh perusahaan
Gambar 4.4 Goal Jangka Pendek
Dimana road map ataupun arah menuju ke tujuan – tujuan diatas
dideskripsikan sebagai berikut:
o 2011 Competitive Price
o 2012 Open New Office BSD
o 2013 Open New Office in Jakarta Utara – Timur
o 2014 Open New Office Jakarta Selatan
o 2015 Best Agent Jakarta
4. Membentuk culture baru bagi Aneka Tour & Travel, yaitu CDI
(Continous improvement, Different, Integrity) yang berisikan:
o Continous Improvement
Always learning (Learn)
Selalu mau belajar untuk mendapatkan pengetahuan,
informasi maupun hal – hal baru lainnya
Goal 2011
•Competitive Price in Jakarta
Goal 2012
•Best Agent in Tangerang
Goal 2013
•Best Agent in Jakarta Utara ‐Timur
Goal 2014
•Best Agent in Jakarta Selatan
Goal 2015
•Best Agent in Jakarta
54
Self improvement (Growth)
Dituntut untuk selalu belajar dan berkembang baik untuk
pengembangan diri dan pengembangan perusahaan
Do the best (Share)
Dituntut untuk berusaha melakukan yang terbaik dalam
segala kegiatan didalam perusahaan dan menjadi berusahaa
untuk menjadi role model dalam tindakan dan membagikan
pengetahuannya kepada yang lain untuk maju bersama
o Different
Befriends our customer
Memberikan perbedaan dalam membina hubungan kepada
pelanggan dengan memperlakukan pelanggan sebagai
teman demi mempertahankan pelanggan agar tetap setia
dalam menggunakan jasa Aneka Tour.
Service with heart
Memberikan perbedaan dalam mengedepankan layanan
dengan hati, artinya memberikan pelayanan total dan
seutuhnya demi memuaskan kebutuhan pelanggan.
55
o Integrity
Honestly
Kejujuran adalah yang paling utama dalam menajalankan
kegiatan proses bisnis perusahaan, baik dalam
penyampaikan dan memberikan informasi, pekerjaan dan
pelaporan kepad apelanggan maupun perusahaan sesuai apa
adanya, tidak dilebih-lebihkan maupun dikurang-kurangi.
Loyalty
Perusahaan menginginkan para staffnya itu loyal,
berdedikasi untuk kemajuan perusahaan tempatnya
berkerja.
Responsibility
Apa yang dikerjakan para staff harus dapat dipertanggung
jawabkan. Hal tersebut dapat menjadi nilai lebih dalam
mendapatkan kepercayaan para pelanggannya.
5. Pembentukan wadah atau media bagi para staf dan para traveler berupa
forum diskusi yang diharapkan bertujuan untuk agar dapat menggapai
lebih banyak customer, serta pertukaran informasi dan pengetahuan
didalamnya dapat digunakan dan disimpan sebagai aset perusahaan.
6. Membentuk suatu sistem dengan dukungan infrastruktur IT yang
berfungsi sebagai media penyimpanan, penyebaran dan pencarian
pengetahuan dan informasi serta dokumen / file penting perusahaan serta
sebagai memungkinkan sebagai media sharing antar cabang dan staf
56
didalamnya. Sistem yang akan dibentuk adalah Knowledge Management
System (KMS) dan rancangan arsitekturnya sebagai berikut:
Gambar 4.5 Arsitektur Knowledge Management
7. Pembentukan sistem yang berfungsi sebagai knowledge taxonomy untuk
mempermudah melakukan pengorganisasian, penyusunan serta
pendokumentasian didalam perusahaan, dimana membentuk sub folder
pada Area Document/Files yang berisikan:
a. Folder Dokumen, yang didalamnya terdapat sub folder:
• Standard Operational Procedure (SOP)
• Artikel tempat wisata
• Surat Keluar
• Tugas dan Wewenang
b. Folder Laporan, yang didalamnya terdapat sub folder:
• KPI and Achievement
57
• Laporan Feedback Customer
• Laporan Penjualan
• Laporan Keuangan
c. Folder User manual, yang didalamnya terdapat sub folder:
• ABACUS
• Aneka Information System
• Other Reservation System
• F.A.Q
d. Folder Training, yang didalamnya terdapat sub folder:
• English School
• Leadership
• Handbook training
• Share your Knowledge
e. Best Practices
8. Pembentukan, penamaan, penyusunan dan pengorganisasian dari
dokumen, surat, file, maupun user manual. Pada setiap file yang
berisikan informasi dan knowledge tersebut diberikan format penomoran
dokumen dan kemudian dijadikan penamaan untuk file – file tersebut
yang berfungsi mempermudah dalam pembuatan, penyusunan dan
pencarian, formatnya adalah: ANEKA (garis tengah) tiga digit kode file
(garis tengah) 4 digit tahun dibuat (garis tengah) dua digit bulan (garis
tengah) 4 digit nomor file (garis tengah) nama atau judul dari file atau
58
surat yang dibuat, contoh: ANEKA-SOP-2010-11-0001 – Proses
Penjualan dan Booking tiket penerbangan domestik.
Tiga digit kode file ditetapkan sebagai berikut:
• Standard Operational Procedure : SOP
• Artikel tempat wisata : ART
• Surat Keluar :
Surat keluar dalam bentuk proposal:PRO
Surat keluar dalam bentuk Penawaran Group: PEN
Surat keluar dalam bentuk Surat Kuasa: SKU
Surat keluar dengan bentuk Surat Nota Koreksi: NOK
Surat keluar dengan bentuk Surat Permintaan Seat:SEA
Surat keluar dengan bentuk Surat Pernyataan:PER
Surat keluar dengan bentuk Sponsorship:SPO
• Tugas dan Wewenang: WTJ
• Key Personal Indicator: KPI
• Work Achievement: ACH
• Laporan Feedback Customer: FBC
• Laporan Penjualan: PEJ
• Laporan Keuangan: KEU
• User Manual: USM
• Training: TRA
• Best Practices: BES
59
4.2.2 Change Strategy
Apapun situasi dan tempat dimana akan dilakukannya perubahan dari bentuk lama
ke bentuk yang baru tentu tidaklah mudah dan akan menemui kesulitan. Strategi yang
diterapkan dalam melakukan perubahan pada perusahaan Aneka Tour & Travel adalah:
• Sosialisasi manajemen perubahan yang menekankan perubahan musti
dilakukan agar perusahaan bisa berkembang.
• Pembentukan instruksi kerja serta menerapkan sistem reward dan punishment.
• Membentuk profile individu untuk mendapatkan feedback mengenai
perubahaan.
• Menerapkan diskusi / sharing knowledge dan pengalaman minimal seminggu
satu kali.
• Menerapkan dan pemberian training pada staf untuk posisi baru, penugasan
maupun pelatihan kegiatan operasional lainnya.
• Mendorong para staf untuk menggunakan KMS sebagai acuan dalam
melakukan pekerjaan sehari – harinya.
4.3 Creating The Team
Untuk melakukan perubahan didalam badan pada perusahaan Aneka Tour &
Travel dan memastikan perubahaan tersebut dapat diterapkan, maka dibentuklah team
perubah yang berfungsi untuk mendorong agar perubahan dapat terjadi, yang berfungsi
sebagai role-model, sebagai mentor dalam proses perubahan, memberikan pengarahan,
60
menyakinkan staf bahwa perubahan musti dilakukan dan menerima masukan serta
feedback terhadap perubahan yang diterapkan.
4.3.1 Proses Distribution and Requirements
Dalam membuat team perubah, hal pertama yang dilakukan adalah membentuk
list proses penyebaran perubahan, yang berisikan perubahan apa saja yang akan
dilakukan, kemudian persyaratan apa yang diperlukan pada setiap proses perubahan
tersebut.berikut dibawah ini adalah susunan proses penyebaran dan persyaratan
yangdibutuhkan pada setiap proses perubahan pada perusahaan
Proses Distribution Description
Proses Requirements
Personel Needed
Perubahan Proses bisnis (Visi)
‐ Penambahan Business Development Departement
‐ Penambahan Staf, pemberian training dan mentoring staf untuk proses kerja baru
General Manager, Business Development Manager dan supervisor, IT Manager
‐ Penambahan Information technology Departement
Perubahan posisi ‐ Staff lama ticketing berubah menjadi staff Business Development
‐ Pemberian Training dan Mentoring untuk para staff lama untuk menempati unit Business Development dan Staf baru untuk menempati posisi Ticketing
Bussines Development Supervisor dan Ticxketing Supervisor
‐ Penambahan staf baru (anak magang) untuk mengisi posisi ticketing
‐ perubahan Proses kerja sesuai dengan fungsi dari departement baru
Perubahan Administrasi
‐ Pengorganisasian informasi maskapai penerbangan (Schedule, ticket, Prices)
‐ Penyusunan dan pengorganisasian Dokumen serta surat ‐ surat serta perubahan dokumen tersebut dalam bentuk digital
General Manager
‐ Pengorganisasian informasi Hotel dan Restoran
Administration Staf
‐ Pengorganisasian informasi Paket / Program tour and travel
Business Development Manager
61
‐ Pengorganisasian Dokument perusahaan (SOP, Rules, Wewenang & Tanggung Jawab)
‐ Pembuatan media penyimpanan file pada KMS
Tour manager
‐ Pengorganisasian Surat ‐ Surat Perusahaan (Proposal, surat keluar, Tagihan, Clearing)
‐ Pembuatan kategori dan pengorganisasian file
Ticketing manager
‐ Pengorganisasian laporan (Penjualan, KPI, Customer feedback, keuangan)
‐ Perubahan file fisik menjadi file digital
Finance Manager
‐ Pengorganisasian User manual (Abacus, Aneka Information System, KMS)
‐ Membutuhkan person yang berpengalaman di bidangnya
IT Manager
‐ Pengorganisasian File training (Leadership, English, bargaining)
Perubahan Culture pada perusahaan
‐ Perubahan terhadap arah dan tujuan bisnis perusahaan
‐ Pembentukan role model
Komitmen dan dukungan Komisaris
‐ Perubahan terhadap cara bekerja demi meningkatkan pelayanan
‐ Pembentukan Instruksi kerja, sistem reward dan punishment
Komitmen dan dukungan para Direktur
‐ Pendorongan serta komitmen untuk pengembangan diri
‐ Pemberian Reward dan Punishment
All managers and Supervisors
Penerapan perubahan
‐ Persiapan terjadi penolakan dan alasan penolakan, defisini ketakutan yang muncul, pemberian solusi win/win
‐ Pembuatan Profile Unit, Posisi dan individu
Komisaris, President Direktur, All managers and supervisors
‐ Pembentukan Laporan kemajuan, pencapaian dan feedback selama proses perubahaan
‐ Pemberian Reward dan punishment
Penerapan KMS ‐ Mendapatkan dan menyimpan Informasi serta pengetahuan yang bernilai bagi perusahaan
‐ Pembentukan KMS dan IT Infrastruktur
IT Manager
‐ Pengorganisasian Informasi dan pengetahuan
‐ Pemberian training penggunaan sistem
Database Adminsitrator
‐ Sharing Informasi dan Pengetahuan ‐ mendorong para staff agar selalu menggunakan KMS (IK)
IT Staff
‐ Pemeliharaan Informasi dan Pengetahuan ‐ Penggunaan dari Informasi dan Pengetahuan
Tabel 4.2 Distribution dan Requirement
62
Dari susunan perubahan diatas maka dapat kita lihat beberapa posisi individu penting
yang dapat berfungsi menjadi role model maupun mentor pada proses perubahan
perusahaan. Dari para individu ini maka kini kita dapat merancang team perubahan
yang diperlukan, yaitu:
• Komisaris, sebagai pimpinan Team Perubahan yang berfungsi untuk
mendukung, mendorong dan berkomitmen terhadap perubahaan
• General manager, sebagai Ketua pelaksanaan Team Perubahan yang berfungsi
memimpin team serta mengarahkan dan mencapai tujuan perubahaan
• Para manager yang berfungsi sebagai Role Model dalam setiap proses bisnis
baru pada departement masing – masing
• Para Supervisor yang berfungsi sebagai pengawas, mentor dan pemberi training
serta mendapatkan feedback dari setiap individu – individu yang berada
dibawahnya.
4.4 Performing Audit Knowledge
Disamping melakukan perubahaan pada sisi operasional perusahaan, maka perlu
juga melakukan audit knowledge pada perushaan untuk mengetahui apa saja informasi
maupun knowledge yang ada pada perusahaan saat ini dan informasi atau knowledge
yang belum dimiliki saat ini namun dibutuhkan oleh perusahaan demi mendukung
perubahaan perusahaan yang akan dilakukan agar tetap searah dan sesuai dengan tujuan
bisnis yang akan dicapai, penulis menggunakan Zack Framework dalam
mengidentifikasikan Knowledge apa saja yang dibutuhkan oleh Aneka Tour & Travel.
63
Zack Framework adalah kegiatan analisa untuk mengenali strategic knowledge
gap yang ada pada perusahaan untuk mendapatkan knowledge yang dibutuhkan
perusahaan, dalam melakukan analisa ini maka diperlukan jawaban dari 4 pertanyaan
sebagai berikut:
• Apa yang diketahui perusahaan?
• Apa yang harus diketahui oleh perusahaan?
• Apa yang dapat dilakukan perusahaan?
• Apa yang harus dilakukan perusahaan?
Kemudian hasil dari analisa ini dapat kita ketahui Core knowledge apa saja yang
dibutuhkan oleh perusahaan, berikut analisa audit knowledge pada perusahaan Aneka &
Travel
64
Gambar 4.6 Knowledge yang diketahui dan yang belum diketahui perusahaan
Dari hasil analisa menggunakan Zack Framework maka kita mendapatkan
Knowledge apa yang sudah dimiliki oleh perusahaan diwakilkan oleh area “Diketahui
perusahaan” dibagian kotak kiri bawah dan Knowledge yang belum dimiliki oleh
perusahaan terdapat pada area “harus diketahui oleh perusahaan” dibagian kotak kiri
atas serta kebudayaan yang ada pada perusahaan saat ini pada area yang “Dilakukan
oleh perusahaan”
65
Semua area yang telah dihasilkan oleh analisa Zack Framework merupakan Core
Knowledge yang diperlukan dan digunakan oleh perusahaan Aneka Tour & Travel
dalam mencapai tujuan bisnisnya, knowledge ini akan di simpan, disusun, digunakan
dan diorganisasikan dalam KMS yang akan dibentuk untuk perusahaan. Core
Knowledge tersebut adalah:
• Dokumen – dokumen perusahaan, yang terdiri dari: Standard Operational
Procedure (SOP), Instruksi Kerja staff (IK), tugas, wewenang dan tanggung
jawab staff, surat - surat (proposal, penawaran, surat kuasa,dll),
• Laporan – laporan yang terdiri dari: KPI and Achievement, Laporan
Feedback Customer, laporan penjualan, laporan keuangan
• User manual, training files dan Best Practices yang terdiri dari: ABACUS,
Galileo, Aneka Information System (AIS), Forum handling, F.A.Q, English
training,
• Informasi dan artikel yang berisikan pengetahuan mengenai tempat wisata
sebagai bekal para staff dalam menawarkan produknya
• Informasi penerbangan, best prices ticket and tour package, pembuatan surat
– surat (VISA dan Passport)
• Informasi dan pengetahuan serta cara – cara dalam kegiatan operasional
seperti: Best practices dalam pelayanan kepada pelanggan, dalam menjual
produk, tawar menawar, pengambilan keputusan dalam meeting dengan
customer khususnya corporate, pengukuran terhadap kinerja perusahaan,
company branding via internet, know-how in customer services, pemecah
masalah untuk kasus – kasus yang pernah terjadi atau cara penanganan suatu
66
masalah yang berhubungan dengan customer dan suplier, serta pengentahuan
lainnya yang mendukung kegiatan operasional dalam perusahaan.
4.5 Defining Key Features
4.5.1 Mapping Goal of Knowledge
Organisasi perlu mengklasifikasikan dan mengidentifikasi knowledge-knowledge
yang ada. Hal ini berguna untuk menentukan kebutuhan apa yang diperlukan dalam
mendukung knowledge tersebut. Mapping knowledge ini meliputi tiga komponen
seperti dibawah ini yaitu:
Pemetaan Knowledge Goal
People
- Pengetahuan cara kegiatan operasional (pengoperasian reservations apps, best practices dalam penawaran, penjualan, pelayanan, dll)
Mendapatkan dan memperkaya knowledge perusahaan agar tersimpan dan diterapkan serta dapat dimanfaatkan kembali jika dibutuhkan
- Pengetahuan mengenai produk (tempat wisata, info perjalanan, best prices ticket, dll)
- Mengadakan kegiatan sharing knowledge
Process
- Penyimpanan dan penyusunan document / knowledge
Mempermudah dalam penyusunan dan penyimpanan Informasi/knowledge
- Pengorganisasian dan penamaan dokumen / Knowledge
Mempermudah dalam pencarian Informasi/knowledge
- Pembentukan dan pengorganisasian knowledge repository
Mempermudah dalam penyebaran informasi / knowledge
Technology
‐ Pembentukan strukturasi penyimpanan knowledge
memberikan strukturisasi dan kategori pada media penyimpanan knowledge
‐ Pembentukan repository dan kategori folder knowlegde
Kemudahan dalam pengorganisasian knowledge
- Pembentukan media sharing knowledge
Memberikan media / fitur dalam berbagai pengetahuan
Tabel 4.3 Pemetaan Knowledge
67
Gambar 4.7 Mapping Knowledge
Dari mapping tersebut dibuatlah daftar yang menjadi feature KM ini seperti
dibawah ini:
4.5.2 Feature-feature KM
• Sharing Documents
Feature ini digunakan untuk bisa saling berbagi dokumen baik itu
dokumen berupa manual, laporan, dan lain-lain, disediakan juga menu
untuk mendownload dan juga mengupload dokumen
• Discussion
Feature ini digunakan untuk saling berbagi informasi melalui forum,
sehingga dengan adanya forum ini informasi dapat tersebar antar
customer. Dari forum ini dapat diketahui topik-topik apa yang menjadi
68
kengininan para customers, sehingga diharapkan dari pihak perusahaan
sendiri akan mendapatkan feedbacknya.
• Sharing Experience/Testimony
Feature ini dapat digunakan untuk saling tukar informasi melalui
testimony, sifatnya seperti wall screen facebook. Melalui feature ini, para
customer diberikan kesempatan untuk menuangkan semua pengalaman
perjalanananya untuk dapat di share ke semua orang. Feature ini juga
dapat saling berkomunikasi dengan customer lainnya dengan cara
memberikan reply dari terstimony yang diberikan sehingga lebih interaktif
dan menyenangkan.
• Chatting
Feature ini disediakan untuk online help antara customer dengan bagian-
bagian staff yang dibutuhkan, misalnya bagian ticketing, paket tour dan
lain-lain. Dengan adanya feature ini, maka pelanggan tidak lagi kesulitan
untuk berkomunikasi bila ada hal yang mau ditanyakan, sehingga
pelanggan benar-benar memperoleh informasi yang updated.
Tahap selanjutnya dibuatlah strukturisasi dan kategori-kategori dari knowledge
management system.
69
4.5.3 Categories
Gambar 4.8 Kategorisasi
Sharing Documents ini terdiri dari beberapa bagian seperti dibawah ini:
• Best Practise
Category ini digunakan untuk sharing dokumen berisi tentang hal-hal yang
sifatnya best practise.
• Laporan
Category ini berisi dokumen laporan misalnya laporan surat keluar atau
surat masuk.
• User Manual
Category ini adalah dokumen tentang manual misalnya pengoperasian
aplikasi, komputer dan lain-lain.
• Dokumen
Category berisi tengan file-file office seperti word, excel dan lain-lain.
70
• File Training
Category adalah file dari hasil training yang bisa digunakan untuk panduan
seperti file slide atau pun file pdf
Discussion ini sama dengan forum yang terdiri dari topik-topik yang dapat dipilih
dan masih dapat ditambah topik diskusinya diantaranya sebagai berikut:
• Ticketing
Bagian ini digunakan untuk diskusi yang berhubungan dengan tiket
• Documenting
Forum ini untuk mendiskusikan tentang dokumen perjalanan seperti
passport, visa dan lain-lain
• Paket Tour
Forum untuk menanyakan seputar paket tour yang tersedia
Testimony ini sifatnya seperti wall nya facebook sehingga bisa memberikan daya
tarik tersendiri bagi customers untuk membagikan pengalamannya dalam perjalanan
wisata.
• Category ini digunakan untuk menyampaikan pangalaman para customer
tentang perjalanan melalui tulisan seperti facebook
Chatting, media komunikasi online ini terdiri dari beberapa room yang bisa
dihubungi seperti:
• Marketing
Bagian ini digunakan untuk chatting atau bertanya kepada staff marketing
71
• Ticketing
Ruang untuk bertanya tentang tiket, seperti harga dan promo lainya
• Travel
Ruang ini digunakan untuk berkomunikasi dan bertanya tentang suatu
tempat wisata sehingga customer bisa mendapatkan saran tentang tujuan
yang akan dikunjungi.
• Documenting
Ruang ini digunakan untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan
dokumen wisata ataupun dokumen perjalanan yang diperlukan.
72
4.5.4 Structure Menu Knowledge Management System
Gambar 4.9 Rancangan Menu
73
4.5.5 Grand Design Knowledge Management System
Berikut ini gambaran design dari Knowledge Mangement System tersebut :
Gambar 4.10 Design KM
74
Gambar 4.11 Design KM Communities, Sharing
Gambar 4.12 Design KM - Infrastruktur
75
Gambar 4.13 Grand Design Knowledge Management System
76
Logo Perusahaan
• Tempat menmpilkan gambar logo perusahaan
Header
• Gambar untuk Header dari website yang mencerminkan ciri dari website
tersebut.
Main Menu
• Tempat menu utama webiste untuk navigasi isi website
Image Slide
• Digunakan untuk menampilkan animasi gambar, bisa untuk gambar-
gambar animasi yang menarik seperti tempat-tempat wisata, sehingga bisa
dijadikan sebagai media promosi untuk mengenalkan tempat wisata
kepada customers.
Image
• Tempat menampilkan gambar-gambar tentang suatu tempat wisata
Content
• Kumpulan artikel-artikel tetang wisata
Login
77
• Module untuk login sebagai member
Contact
• Image untuk menmpilkan no kontak perusahaan
Wall
• Media sharing seperti facebook untuk menuliskan pengalaman perjalanan
mereka.
Chat
- Media untuk berkomunikasi dengan staff internal perusahaan
Footer
• Berisi informasi copyright dari website tersebut.
78
4.6 Building Blocks for Knowledge Management
Untuk mengimplementasikan perancangan knowledge management system
website diatas, maka kami menggunakan aplikasi Open Source Joomla untuk
mengembangkan aplikasi Knowledge Management ini. Alasan memakai Joomla adalah
website dapat dibangun lebih cepat, terdapat banyak suppport di internet, dan gratis
digunakan, sehingga dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan.
4.6.1 Implementasi Knowledge Management System
Berikut ini adalah tampilan implementasi knowledge management system website
yang dibuat dengan menggunakan Joomla.
4.14 Tampilan Layar Utama Website
79
4.15 Tampilan Gambar Categories Documents
Gambar 4.16 Upload File
80
Gambar 4.17 Category Upload File
Gambar 4.18 Tampilan Upload File
81
4.19 Tampilan Gambar Forum/Discussion
82
4.20 Tampilan Gambar Wall Testimony
83
4.21 Tampilan Gambar Chatting
4.6.2 Phase Development and Measurement
Pada langkah ini, dilakukan tahap-tahap pengembangan knowledge management
dengan melihat tujuan dari core knowledge itu sendiri. Setiap tahap memperhatikan apa
yang menjadi target dari tujuan organisasi itu sendiri melalui knowledge management
system.
84
Phase Goal Tools Recommended Measurement
1 Documenting Dokumen manajemen Mengijinkan user
yang punya hak
khusus untuk bisa
mengupload
dokumen seperti
dokumen laporan,
best practise, sop,
artikel, dan surat-
surat yang lain.
Banyaknya
data yang di
upload dan di
download
2 Sharing
knowledge
Communication
Software
Perlu adanya aplikasi
yang bisa menjadi
media untuk saling
berbagi pengalaman,
namun user perlu
menjadi member
terlebih dahulu untuk
bisa menggunakan
aplikasi tersebut
Berapa
banyak
member
yang terlibat
dalam
diskusi dan
menjadi
member baru
3 Collecting
Articles
Knowledge system Artikel-artikelnya
perlu diupdate setiap
saat khususnya yang
berhubungan dengan
wisata
Jumlah
artikel yang
dibaca
Tabel 4.4 Phase Development And Measurement
85
Dokumen Manajemen
Tujuan dari aplikasi ini untuk mengelola dan mengkategorisasi setiap dokumen-
dokumen yang diupload, sehingga proses pencariannya lebih dipermudah untuk
menemukannya.
Communication Software
Melalui aplikasi ini, dibentuk suatu disscusion board sebagai media sharing
knowledge. Sehingga proses penyebaran knowledge melalui aplikasi discussion ini
dapat ditangkap kepada banyak orang.
Knowledge System
Aplikasi knowledge managament ini adalah aplikasi utama yang menjadi
pendukung untuk transfer knowledge.
Phase pengembangan aplikasi ini menggunakan software open source joomla.
Proses pengembanganya sendiri tidaklah memerlukan waktu yang lama karena aplikasi
joomlah ini adalah aplikasi yang sudah siap pakai.
Tabel 4.5 Timeline Pengembangan KMS
86
4.7 Linking Knowledge to People
4.7.1 Evaluation with KM Scorecard
Dalam mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan
bisnisnya melalui dukungan KMS, maka penulis menggunakan analisa KM Scorecard
yang merupakan modifikasi dari 4 komponen metode Balaced Scorecard dan modifikasi
tersebut meliputi:
• Financial perspektif: tidak mengalami perubahan, karena apapun tujuan dari
bisnis selalu dilihat dan diukur melalui sisi finansial
• Knowledge Preservation perspektif: yang merupakan hasil modifikasi dari
perspektif Internal Proses (Balanced Scorecard)
• Knowledge Distribution perspektif: yang merupakan hasil modifikasi dari
perspektif Customer
• Knowledge Creation perspektif: dimana merupakan modifikasi dari perspektif
Learning, Growth and Inovation
Pengukuran dan evaluasi kinerja dengan menggunakan KM Scorecard, maka
penulis dan pemimpin perusahaan mengidentifikasikan 7 sasaran strategi kedalam ke 4
perspektif sebagai berikut:
• Knowledge Distribution perspektif:
o SSAneka-1: Meningkatkan dan mendorong terciptanya sesi berbagi
diantara para staf akan pengetahuan dan pengalaman serta kasus – kasus
khusus yang dialaminya
87
o SSAneka-2: Membentuk kegiatan mendapatkan dan pengambilan serta
pencarian knowledge yang dapat mendukung proses bisnis peruasahaan
maupun kegiatan operasional perusahaan.
• Knowledge Creation perspektif:
o SSAneka-3: Meningkatkan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan perjalanan, tour, tempat serta history lokasi
wisata untuk mendukung pemberian nasihat kepada pelanggan
(konsultan)
o SSAneka-4: Meningkatkan pengetahuan akan kegiatan pengoperasian
dari sistem maupun fungsi didalamnya yang terdapat pada perusahaan
Aneka Tour & Travel ( Reservation apps, AIS, KMS, Discussion
board/forum, zero mistake, fast response, problem solver, pelayanan
pelanggan, penjualan dan marketing (pengajuan dan penawaran
proposal, bargaining, dealing, decisison making)
• Knowledge Preservation perspektif:
o SSAneka-5: Membentuk serta melakukan penyusunan dan
pengorganisasian informasi, knowledge, dokumen dan surat penting
perusahaan lainnya.
o SSAneka-6: Meningkatkan kegiatan update pengetahuan untuk
mendukung memperbanyak informasi/pengetahuan yang dimiliki
perusahaan.
• Financial Perspektif:
o SSAneka-7: Pengurangan beban biaya
88
o SSAneka-8: Peningkatan pendapatan perusahaan
Berikut adalah gambaran peta alur sasaran strategi perusahaan Aneka Tour &
Travel, dimana secara garis besar dimulai dengan pembentukan knowledge yang
sekiranya diperlukan oleh perusahaan dengan mencari dan mendapatkan knowledge dari
sumber apapun yang tersedia (internet, seminar atau melalui konsultasi) dan melalui
sesi berbagi pengalaman dan pengetahuan dari para staf lama, supervisor dan pimpinan,
kemudian knowledge tersebut disimpan dan dibentuk untuk mendukung seluruh
kegiatan proses bisnis perusahaan, knowledge tersebut dibagi menjadi dua bagian besar
yaitu: knowledge yang berisi pengetahuan dan nilai serta apapun yang berkaitan dengan
produk dan kedua adalah knowledge yang berisikan pengetahuan apapun yang
mendukung penjualan produk dan mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Knowledge yang telah didapat dan dibentuk itu akan organisasikan, dipelihara,
dikembangkan untuk diterapkan di perusahaan dan tentunya diharapkan dampak dari
penerapan knowledge ini mempengaruhi sisi keuangan perusahaan yang diharapkan
dapat memotong biaya dan meningkatkan pendapatan. Berikut gambar sasaran strategis
penerapan KMS pada perusahaan.
89
Gambar 4.22 Peta sasaran strategis penerapan KMS pada Aneka Tour & Travel
90
Dari sasaran strategi diatas akan dijadikan acuan evaluasi bagi KMS yang
berfungsi sebagai pendukung perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya, dari setiap
komponen pengukuran terdapat performance indicator yang menjadi tolak ukur
berhasilnya KMS sebagai pendukung kemajuan perusahaan atau tidak, poin – poin
performance indicator dibentuk berdasarkan hasil meeting dengan pemimpin
perusahaan dan para manager, dan hampir sebagian indikator tersebut memiliki target
yang masih bersifat milestone, dalam arti melihat keadaan yang berjalan terlebih dahulu
dan sampai dimana respon dari para stakeholder terhadap KMS yang diterapkan ini.
Perspektif Sasaran Startegis Kode Performance indicator
Knowledge Distribution
SSAneka‐1 Sharing Knowledge (Tacit
Knowledge)
P1 Jumlah Sesi berbagi pengalaman per kuartal
P2 Jumlah Sesi mentoring dan coaching per kuartal
SSAneka‐2 P3 Jumlah post pada discussion board/forum
Get and Create Knowledge (Explicit knowledge) P4
Jumlah artikel / pengetahuan mengenai perjalanan atau lokasi wisata yang disimpan
P5
Jumlah postingan knowledge operational, training dan user manual serta best practices
Knowledge Creation
SSAneka‐3 P6 Jumlah hit tombol pencarian knowledge pada repository
Meningkatkan pengetahuan Travel P7 Jumlah hit akses area discussion board
P8 Nilai test pengetahuan travel (Audit knowledge)
SSAneka‐4 P9 Jumlah hit akses Repository
Meningkatkan pengetahuan P10 Jumlah kontributor pembuatan knowledge
operasional P11 Nilai test knowledge kegiatan operasional (Audit knowledge)
Knowledge Preservation
SSAneka‐5 Pengorganisasian Knowledge
P12 Jumlah dokumen fisik menjadi e‐document
P13 Jumlah feedback pelayanan dengan nilai memuaskan
SSAneka‐6 Update Pengetahuan
P14 Jumlah frekuensi update knowledge
P15 Jumlah kesalahan yang dilakukan
Finance SSAneka‐7
Peningkatan pendapatan
P16 Pendapatan dari penjualan ticket
P17 Pendapatan dari penjualan paket tour
P18 Pendapatan lain ‐ lain
Tabel 4.6 tabel pengukuran performa indikator Aneka Tour & Travel
91
Pada pengukuran kinerja masih dilakukan secara observasi dari laporan para
supervisor, manager dan bagian IT, khususnya pengukuran terhadap perkembangan
pengetahuan para staf dalam menjalankan proses bisnis seperti: tingkat pengetahuan
dalam pelayanan dan kegiatan operasi, tingkat respons, tingkat melakukan kesalahan,
keaktifan dalam membaca, mencari dan memposting serta pemeliharaan knowledge.
Penilaian dapat dikatakan valid dan dapat dipertanggung jawabkan walaupun penilaian
masih sebagian besar adalah untuk melihat umpan balik para staf atas penerapan yang
dilakukan dan masih bersifat subjectif dikarenakan penerapan perubahan yang masih
baru bagi staff dan perusahaan.
Skala nilai tertinggi adalah nilai 4 yang berarti penerapan berjalan dengan sangat
baik dan sesuai dengan atau melebihi target yang diberikan oleh perusahaan, nilai 3
yang berarti penerapan sudah berjalan dengan baik namun sebaiknya perlu ditingkatkan
agar lebih maksimal, nilai 2 yang berarti penerapan sudah cukup berjalan namun perlu
dilakukan peningkatan lebih lanjut dan nilai 1 yang berarti kegagalan dan harus
ditinggalkan atau perlu dilakukan perubahan total demi meningkatkan kinerja. Berikut
adalah tabel nilai yang di bentuk sesuai dengan kesepakatan hasil meeting dengan
perusahaan
Tabel Nilai Nilai Deskripsi Keterangan
4 Sangat Baik Berjalan sesuai dengan yang dikehendaki 3 Baik Berjalan dengan baik2 Cukup Cukup berjalan dan perlu ditingkatkan
1 Gagal Tidak berjalan ,perlu dirubah dan dibentuk baru Tabel 4.7 Tabel nilai untuk pengukuran
92
Berikut adalah kesepakatan pemberian standar target yang dibuat oleh perusahaan
pada setiap performance indicator yang ditetapkan dalam memberikan penilaian
terhadap hasil pengukuran penerapan KMS, yaitu:
Kode Performance indicator Standar Target dan nilai
1 2 3 4
P1 Jumlah Sesi berbagi pengalaman per kuartal
4 / kuartal 8 / kuartal 12 / kuartal 16 / kuartal
P2 Jumlah Sesi mentoring dan coaching per kuartal
4 / kuartal 8 / kuartal 12 / kuartal 16 / kuartal
P3 Jumlah post pada discussion board/forum
< 50 post >= 50 post >= 100 post >=200 post
P4
Jumlah artikel / pengetahuan mengenai perjalanan atau lokasi wisata yang disimpan
< 10 artikel <=50 artikel <=70 artikel <=100 artikel
P5
Jumlah postingan knowledge operational, training dan user manual serta best practices
< 10 artikel <= 25 artikel <= 35 artikel <= 50 artikel
P6 Jumlah hit tombol pencarian knowledge pada repository
< 1000 hit <= 5000 hit <= 10000 hit <= 15000 hit
P7 Jumlah hit akses area discussion board
< 1000 hit <= 2000 hit <= 3000 hit <= 4000 hit
P8 Nilai test pengetahuan travel (Audit knowledge)
<60 >=60 >=80 100
P9 Jumlah hit akses Repository
< 1000 hit <= 5000 hit <= 10000 hit <= 15000 hit
P10 Jumlah kontributor pembuatan knowledge < 5 person <= 15 person <= 35 person <= 50 person
P11 Nilai test knowledge kegiatan operasional (Audit knowledge)
<=60 >=60 >=80 100
P12 Jumlah dokumen fisik menjadi e‐document
< 10 docs <= 25 docs <= 50 docs 84 docs
P13 Jumlah feedback pelayanan dengan nilai memuaskan
< 10% <= 25% <= 50% <= 75%
P14 Jumlah frekuensi update knowledge
< 5 <= 20 <= 30 <= 50
P15 Jumlah kesalahan yang dilakukan
>= 3 2 1 0
P16 Pendapatan dari penjualan ticket
< 189000000 <= 198000000 <= 207000000 <= 216000000
P17 Pendapatan dari penjualan paket tour
< 75600000 <= 79200000 <= 82800000 <= 86400000
P18 Pendapatan lain ‐ lain
< 113400000 <= 118800000 <= 124200000 <= 129600000
Tabel 4.8 Standar pengukuran target dan nilai (pemetaan target dan nilai)
Pada tabel dibawah ini adalah tabel pengukuran beserta nilai performance KMS
yang diterapkan pada perusahaan Aneka Tour & Travel, yang terdiri dari 4 perspektif
besar dari KM Scorecard dimana padas etiap perspektif terdapat komponen – komponen
pengukuran serta poin – poin performance indikator didalamnya yang dijadikan tolak
ukur kinerja pada disetiap area komponen pengukuran.
93
Kode Performance indicator Capaian Capaian dlm %
Nilai
P1 Jumlah Sesi berbagi pengalaman per kuartal16 sesi 100% 4
P2 Jumlah Sesi mentoring dan coaching per kuartal
16 sesi 100% 4
P3 Jumlah post pada discussion board/forum
112 post 56% 3
P4
Jumlah artikel / pengetahuan mengenai perjalanan atau lokasi wisata yang disimpan 68 artikel 68% 3
P5
Jumlah postingan knowledge operational, training dan user manual serta best practices 40 artikel 80% 4
P6 Jumlah hit tombol pencarian knowledge pada repository19825 hit 132% 4
P7 Jumlah hit akses area discussion board 2880 hit 72% 3
P8 Nilai test pengetahuan travel (Audit knowledge)80,75 81% 3
P9 Jumlah hit akses Repository 38677 hit 257% 4
P10 Jumlah kontributor pembuatan knowledge27 person 54% 3
P11 Nilai test knowledge kegiatan operasional (Audit knowledge)90 90% 3
P12 Jumlah dokumen fisik menjadi e‐document48 docs 38% 4
P13 Jumlah feedback pelayanan dengan nilai memuaskan48% 64% 3
P14 Jumlah frekuensi update knowledge39 artikel 78% 4
P15 Jumlah kesalahan yang dilakukan 2 66% 2
P16 Pendapatan dari penjualan ticket 215098000 19% 4
P17 Pendapatan dari penjualan paket tour86440000 20% 4
P18 Pendapatan lain ‐ lain 125659000 16% 4
Total 3,5
Tabel 4.9 Tabel pengukuran performance / kinerja PT Aneka Tour & Travel
Nilai pengukuran kinerja ini merupakan hasil pengukuran dari quarter pertama
(Januari 2011 hingga april 2011), target pencapaiannya disesuaikan per-quarter dalam
satu tahun, namun untuk beberapa indikator target ditetapkan berupa milestone untuk
melihat umpan balik dari para stakeholder, dimana kedepannya nanti akan ditentukan
target angka demi meningkatkan kinerja perusahaan.
Berikut adalah penjelasan dari hasil pengukuran dan nilai yang telah diwakilkan
dari tabel penilaian diatas. Pengukuran dan penilaian tersebut adalah sebagai berikut:
• Financial / Keuangan, KPAneka-7: Penambahan pendapatan:
94
Pengukuran penambahan pendapatan pada catatan laporan keuangan
mengalami peningkatan dalam penambahan pendapatan laba kotor dari total
penjualan pada periode januari 2011 hingga April 2011, jika diperbandingan
total laba kotor pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 maka pada tahun
2011 mengalami kenaikan 18%
Total Laba kotor dari Total penjualanBulan 2008 2009 2010 2011 January Rp72.695.000 Rp76.504.000 Rp83.666.000 Rp94.910.000 February Rp82.927.000 Rp101.650.000 Rp95.008.000 Rp104.798.000 Maret Rp84.949.000 Rp90.899.000 Rp89.928.730 Rp112.449.000 April Rp90.108.000 Rp97.680.000 Rp92.786.000 Rp115.040.000 Total Rp330.679.000 Rp366.733.000 Rp361.388.730 Rp427.197.000
Tabel 4.10 Tabel Laba kotor dari total penjualan selama 4 tahun
Jika perhitungan laba kotor dipecah menjadi peningkatan pendapatan kotor
dari total penjualan ticket, penjualan paket tour dan penjualan dari produk
lainnya (restoran, hotel, car rental, pembuatan passport & Visa, dll), maka
terjadi kenaikan yang didapat dari penjualan ticket sebesar 19%, kenaikan
yang didapat dari penjualan Tour sebesar 20% dan kenaikan yang didapat dari
penjualan produk – produk lainnya sebesar 16%, ilustrasi dapat dilihat pada
tabel – tabel dibawah ini
Total Laba kotor dari Penjualan TicketBulan 2008 2009 2010 2011 January Rp36.347.000 Rp38.252.000 Rp41.833.000 Rp48.455.000 February Rp41.463.000 Rp50.825.000 Rp47.504.000 Rp53.399.000 Maret Rp42.474.000 Rp45.449.000 Rp44.963.730 Rp55.724.000 April Rp45.054.000 Rp48.840.000 Rp46.393.000 Rp57.520.000 Total Rp165.338.000 Rp183.366.000 Rp180.693.730 Rp215.098.000
Tabel 4.11 Tabel Laba kotor dari penjualan ticket pesawat selama 4 tahun
95
Total Laba kotor dari Penjualan TourBulan 2008 2009 2010 2011 January Rp14.539.000 Rp15.301.000 Rp16.733.000 Rp18.982.000 February Rp16.586.000 Rp20.330.000 Rp19.002.000 Rp19.360.000 Maret Rp16.990.000 Rp18.180.000 Rp17.986.000 Rp23.290.000 April Rp18.022.000 Rp19.536.000 Rp18.557.000 Rp24.808.000 Total Rp66.137.000 Rp73.347.000 Rp72.278.000 Rp86.440.000
Tabel 4.12 Tabel Laba kotor dari penjualan paket tour selama 4 tahun
Total Laba kotor dari Penjualan lain ‐ lainBulan 2008 2009 2010 2011 January Rp21.809.000 Rp22.951.000 Rp25.100.000 Rp27.473.000 February Rp24.878.000 Rp30.495.000 Rp28.502.000 Rp32.039.000 Maret Rp25.485.000 Rp27.270.000 Rp26.979.000 Rp33.435.000 April Rp27.032.000 Rp29.304.000 Rp27.836.000 Rp32.712.000 Total Rp99.204.000 Rp110.020.000 Rp108.417.000 Rp125.659.000
Tabel 4.13 Tabel Laba kotor dari penjualan produk lain – lain selama 4 tahun
• Knowledge Creation, KPAneka-3: Pengetahuan travel
o Jumlah pengetahuan mengenai perjalanan dan lokasi wisata yang
disimpan
Merupakan pengukuran kinerja pada peningkatkan pengetahuan yang
diperlukan oleh Aneka Tour & Travel demi mendukung peningkatan
dalam pelayanan dan penawaran produk kepada pelanggan. Indikator
kinerja yang menjadi tolak ukur disini adalah seberapa banyak
pengetahuan berupa artikel atau pengalaman wisata yang dapat
disimpan oleh perusahaan dengan ditetapkan dari hasil meeting
perusahaan sebanyak minimal 50 artikel, pengambilan pengetahuan
berupa artikel maupun pengalaman perjalanan bisa didapatkan dari
artikel perjalanan yang ada di internet, media surat kabar maupun
narasumber atau pengalaman seorang traveler. Cara pengukuran
96
diambil dengan mengakses database KMS untuk mendapatkan jumlah
postingan mengenai artikel perjalanan, jumlah yang didapat adalah 38
buah artikel
o Nilai test pengetahuan
Disamping mendapatkan pengetahuan baru mengenai perjalanan,
perusahaan membuat jadwal test uji pengetahuan tersebut. Pengujian
pengetahuan perjalanan dilakukan sebanyak dua kali pada Hari Sabtu
kedua dan keempat disetiap bulan. Soal – soal dibuat oleh para
supervisor dan diambil dari artikel perjalanan yang didapatkan pada 2
minggu pertama dan 2 minggu kedua dalam sebulan. Hasil dari
pengujian kepada para staf menuai hasil cukup bagus dengan rata –
rata nilai 78.
• Knowledge Creation, KPAneka-4: Pengetahuan operasional
o Jumlah postingan knowledge file training dan user manual
Disamping penangkapan serta penyimpanan knowledge perjalanan,
perusahaan menginstruksikan untuk melakukan pembuatan,
penangkapan dan penyimpanan knowledge bersifat tacit dan explicit
untuk pengembangan diri dan mentoring yang mencakup (cara
pengoperasian aplikasi reservation: ABACUS, Galileo, Aneka
Information System, KMS, Windows, serta know how / user manual
lainnya). Jumlah postingan knowledge dengan mengakses database
adalah sebanyak 20 buah artikel
o Jumlah kontributor pembuatan knowledge
97
Merupakan indikator kinerja seberapa banyak person yang
mendapatkan dan menyimpan pengetahuan yang dibuat dan
didapatkannya pada knowledge repository perusahaan. Dalam quarter
pertama ini target yang diberikan masih berupa milestone untuk
melihat perkembangan dari penerapan dan kegiatan memberi /
mendapatkan serta penyimpan pengetahuan. Para kontributor sebagian
besar masih dari posisi supervisor dan manager, diharapkan
kedepannya para staf dapat memberikan kontribusi pengalamannya
serta knowledge kepada perusahaan.
o Jumlah hit tombol pencarian
Ukuran banyaknya hit pada tombol knowledge dilakukan untuk
mengukur seberapa banyak knowledge yang ada dibaca dan digunakan
sebagai acuan dalam bekerja, walaupun jumlah kontributor pembuat
knowledge tidak banyak, namun jumlah person yang menekan tombol
pencarian secara kumulatif mencapai jumah 1531 hit. Jumlah ini belum
bisa dinilai baik atau sempurna, karena penerapan knowledge masih
baru, maka target yangdiberikan masih bersifat milestone.
o Nilai test pengetahuan knowledge kegiatan operasional
Perusahaan Aneka tour & travel menginginkan para staf melakukan
kegiatan operasional dengan benar tanpa ada kesalahan sedikitpun,
maka dari itu perusahaan menginstruksikan pengadaan test untuk
mendapatkan ukuran kepahaman akan kegiatan operasional dalam
menjalankan proses bisnis perusahaan. Kegiatan pengukuran
98
menggunakan metode yang sama dengan test pengetahuan perjalanan,
perbedaan yang didapat adalah sumber penulisan soal – soal didapat
dari folder user manual dan training serta pengujian / test dilakukan
pada Hari Sabtu pertama dan ketiga setiap bulan. Hasil dari pengujian
kepada para staf menuai hasil cukup bagus juga dengan rata – rata nilai
88 dari penetapan target rata – rata nilai 90.
• Knowledge Preservation, KPAneka-5: Pengorganisasian Knowledge
o Jumlah presentase dokumen fisik menjadi e-document
Perusahaan menginstruksikan penyimpanan dokumen tertulis dalam
bentuk fisik menjadi dokumen berbentuk file komputer (e-document)
dengan tujuan untuk mempermudah pencarian, penyimpanan,
pengorganisasian dan perubahan (update). Nilai 4 diperoleh dalam
indikator kinerja ini dikarenakan semua dokumen berupa SOP,
Instruksi kerja, Wewenang dan Tanggung jawab, Surat keluar,
Laporan KPI dan achievement, laporan penjualan, keuangan dan
feedback pelanggan telah berubah menjadi file komputer yang
tersimpan dalam pengkategorian folder pada sistem KMS.
o Jumlah toleransi kesalahan
Pengukuran indikator kinerja ini dilakukan dengan metode
pengamatan / observasi pada saat kegiatan operasional berlangsung,
penulisan dan pencatatan laporan dilakukan oleh supervisor dan
dilaporkannya setiap bulan kepada manager. Jumlah kesalahan terjadi
99
1 kali pada bulan Januari dengan kesalahan ketidak cocokan dengan
nama yang sesuai di KTP dengan nama pada ticket pesawat
o Jumlah feedback pelayanan dari pelanggan
Pelayanan staf Aneka Tour & Travel mendapatkan nilai persentase
hanya 98% pada jawaban memuaskan, berdasarkan nilai performa
indikator ini maka pelayanan terhadap pelanggan ini perlu ditingkatkan
lagi.
Jawaban Jumlah Persentase
Memuaskan 98 48%Cukup 103 50%Kurang 5 2%
Total 206 100%Tabel 4.14 Jumlah feedback pelanggan terhadap pelayanan
• Knowledge Preservation, KPAneka-6: Update Knowledge
o Jumlah frekuensi update knowledge setiap bulan
Target indikator performa ini masih berupa milestone, namun dari
hasil penghitungan total jumlah update knowledge berupa reply post
penambahan pengetahuan maupun pembetulan knowledge yang telah
di posting sebelumnya sebanyak 18 kali. Pengambilan angka
dilakukan melalui akses kedalam database
• Knowledge Distribution, KPAneka-7: Sharing Knowledge
Semua pengukuran performa indikator dalam perspektif knowledge
distribution bersifat milestone hingga saat ini, dikarenakan penerapan KMS
yang masih baru dan belum ada acuan mengenai berapa jumlah yang musti
100
dijadikan target pengukuran, penilaian dan pengukuran mengenai sharing
knowledge antar staf diukur dari:
- Jumlah post pada Discussion board / forum
- Jumlah akses staf pada area forum, dengan harapan walaupun jarang
memposting tapi sering membaca dan mengikuti perkembangan diskusi
yang ada
- Jumlah sesi berbagi pengalaman dan knowledge, sesi ini selalu dijalankan
setiap minggu (4 kali dalam sebulan)
- Jumlah sesi mentoring dan coaching, sesi ini dilakukan setiap minggu
pertama dan ketiga setiap bulannya. Biasanya sesi mentoring dan coaching
ini dilakukan setelah sesi test knowledge kegiatan operasional, dengan
harapan setelah menjalani test bagi yang merasa bisa dapat membagikan
ilmu dan pengetahuannya kepada staf yang lain.
Namun tidak ada pengukuran dan penilaian tingkat berhasilnya
penyerapan dan penerapan knowledge staf yang didapat dari sesi
penyebaran dan sharing knowledge ini, maka dari itu penilaian akan
pengetahuan berhasil diserap oleh para staf dinilai dari hasil nilai pada
performa indikator nilai test pengetahuan perjalanan dan kegiatan
operasional, Jumlah kesalahan yangdibuat dan feedback pelanggan
Berdasarkan hasil evaluasi yang didapatkan dengan menggunakan Tabel
performance perusahaan Aneka Prima Permai Tour & Travel yang kemudian
didapatkamn hasil total performance dengan nilai 3,3 yang memiliki arti nilai: Cukup
dan dapat berjalan dengan baik namun perlu ditingkatkan, maka dapat disimpulkan
101
penerapan Knowledge Management System pada perusahaan Aneka Tour & Travel
dapat dijalankan serta bisa berfungsi mendukung kinerja perusahaan dalam mencapai
tujuan bisnisnya. Berikut tabel perubahaan sebelum dan sesudah penerapan Knowledge
Management System pada perusahaan Aneka Tour & Travel
Sebelum Sesudah Sisi Strategi
Sistem Penjualan masih bersifat konvensional
Penjualan secara agresif “menjemput bola”, analisa market serta memaintain pelanggan
Tidak adanya diferensiasi dan nilai tambah pada produk yang dijual
Nilai tambah dalam pelayanan secara pesonal serta pengetahuan mendalam mengenai produk dan lokasi wisata
Masih mengandalkan ke-aktifan pelanggan dalam melakukan kegiatan bisnis
Terbentuk unit yang mengenalkan dan menawarkan produk kepada pelanggan baik personal maupun korporat
Culture yang dimiliki oleh para staf hanyalah bekerja untuk mendapatkan penghasilan
Menjadikan Continous Improvement, Different, Integrity (CDI) sebagai dasar budaya perusahaan
Tidak mempunyai Goal yang jelas dalam mencapai tujuan bisnis
Terdapat Goal jangka pendek road to 2015, sebagai haluan perusahaan
Sisi Operasional Belum adanya Standar operasional prosedur kerja yang terorganiasi dengan baik
SOP, User manual, training file, dokumen terkait diperbaharui dan disimpan kedalam database KMS yang mudah dicari dan diperbaharui
Tidak terdokumentasi dengan baik kegiatan operasional dan pelaksanaan kegiatan
Laporan - laporan, surat keluar, KPI, best practice serta artikel terkait dirubah menjadi document file softcopy dan disimpan pada database KMS
Tidak memiliki media penyimpanan data yang teroganisasi dengan baik
Terbentuknya KMS sebagai media pencarian informasi dan pengetahuan serta sebagai file management dari dokumen – dokumen perusahaan
Role model dan penyelesai masalah masih berada pada manager / top level
Pengetahuan mulai merata, pengambilan keputusan dilakukan secara cepat oleh staf sesuai kebijaksanaan perusahaan
Penyebaran informasi masih satu arah yaitu dari pimpinan ke bawahan
Penyebaran informasi dari segala arah dengan media forum antar staf antar cabang
102
Tabel 4.15 Dampak penerapan KM pada perusahaan (srategis dan operasional)