BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek ...digilib.iain-jember.ac.id/14/7/05-C3_BAB...

27
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Organisasi Senat Mahasiawa di indonesia Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Begitupula dengan organisasi mahasiwa, mereka membentuk organisasi untuk mencapi tujuan bersama dan memiliki visi misi yang sama. organisasi mahasiswa dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu: organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi internal kampus adalah organisasi mahasiswa yang melekat pada pribadi kampus atau universitas, dan memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi. Organisasi ini mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan secara mandiri, dari pengelola perguruan tinggi atau dari kementrian/lembaga, pemerintah dan non pemerintah untuk memajukan program kerja serta kemajuan lainnya. Beberapa bentuk orgnisasi intra diantaranya seperti badan eksekutif mahasiswa (BEM). Senat mahasiswa dan himpunan mahasiswa jurusan (HMJ). Kewenangan pengaturan sepenuhnya ada ditangan pemimpin perguruan tinggi yang dituangkan dalam Statuta (UU No. 12 tahun 2012). Organisasi internal kampus pada suatu perguruan tinggi dapat bergabung dalam skala daerah, nasional bahkan internasional. Gabungan tersebut bisa dikatakan sebagai organisai antar-kampus. Sedangkan organisasi ekstra kampus adalah organisasi yang berada diluar birokrasi kampus, organisasi ini sangat berperan bagi mahasiswa dan wilayah geraknya cenderung 67

Transcript of BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek ...digilib.iain-jember.ac.id/14/7/05-C3_BAB...

  • 67

    BAB IV

    PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

    A. Gambaran Obyek Penelitian

    1. Sejarah Berdirinya Organisasi Senat Mahasiawa di indonesia

    Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang bekerjasama

    untuk mencapai suatu tujuan bersama. Begitupula dengan organisasi

    mahasiwa, mereka membentuk organisasi untuk mencapi tujuan bersama

    dan memiliki visi misi yang sama. organisasi mahasiswa dapat

    dikategorikan dalam dua jenis, yaitu: organisasi intra kampus dan

    organisasi ekstra kampus. Organisasi internal kampus adalah organisasi

    mahasiswa yang melekat pada pribadi kampus atau universitas, dan

    memiliki kedudukan resmi di lingkungan perguruan tinggi. Organisasi ini

    mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan secara mandiri, dari

    pengelola perguruan tinggi atau dari kementrian/lembaga, pemerintah dan

    non pemerintah untuk memajukan program kerja serta kemajuan lainnya.

    Beberapa bentuk orgnisasi intra diantaranya seperti badan eksekutif

    mahasiswa (BEM). Senat mahasiswa dan himpunan mahasiswa jurusan

    (HMJ). Kewenangan pengaturan sepenuhnya ada ditangan pemimpin

    perguruan tinggi yang dituangkan dalam Statuta (UU No. 12 tahun 2012).

    Organisasi internal kampus pada suatu perguruan tinggi dapat bergabung

    dalam skala daerah, nasional bahkan internasional. Gabungan tersebut bisa

    dikatakan sebagai organisai antar-kampus. Sedangkan organisasi ekstra

    kampus adalah organisasi yang berada diluar birokrasi kampus, organisasi

    ini sangat berperan bagi mahasiswa dan wilayah geraknya cenderung

    67

  • 68

    menasional. Ada beberapa kelebihan organisasi ekstra diantaranya,

    kekuatan jaringannya sangat luas, wilayah cakupannya sangat luas

    (nasional) dan masih banyak lagi yang lainnya. Beberapa contoh

    organisasi ekstra kampus ialah PMII, HMI, dan IMM.

    Senat Mahasiswa yang termasuk organisasi intra tersebut adalah

    organisasi mahasiswa yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan

    NKK/BKK, tepatnya pada tahun 1987.

    Senat Mahasiswa hanya ada ditingkat fakultas, sedangkan ditingkat

    universitas ditiadakan. Dan ditingkat jurusan keilmuwan dibentuk keluarga

    mahasiswa jurusan atau himpunan mahasiswa jurusan, yang berkoordinasi

    dengan Senat Mahasiswa dalam melakukan kegiatan intern. Pada

    umumnya Senat Mahasiswa dimaksudkan sebagai lembaga eksekutif,

    sedangkan fungsi legislatifnya dijalankan pihak lain yaitu badan

    perwakilan mahasiswa (BPM).

    Pada tahun 1990, pemerintah memperbolehkan dibentuknya Senat

    Mahasiswa ditingkat perguruan tinggi namun model student government

    ala dewan mahasiswa tidak diperbolehkan. Senat Mahasiswa yang

    dimaksudkan dalam hal ini adalah kumpulan ketua organisasi mahasiswa

    intra kampus yang ada diantaranya: ketua umum Senat Mahasiswa

    fakultas, ketua umum BPM, dan ketua umum unit kegiatan mahasiswa.

    Model seperti ini dibeberapa perguruan tinggi kemudian ditolak, dan

    dipelopori oleh UGM, Senat Mahasiswa memakai model student

    government.

  • 69

    Senat Mahasiswa kemudian menjelma menjadi lembaga legislatif,

    termasuk di tingkat fakultas. Lembaga eksekutifnya adalah badan

    pelaksana Senat Mahasiswa. Lambat laun badan pelaksana diganti dengan

    istilah yang lebih praktis badan eksekutif mahasiswa (BEM). Awalnya

    BEM dipilih, dibentuk dan bertanggung jawab kepada sidang umum Senat

    Mahasiswa namun sekarang pengurus kedua lembaga sama-sama dipilih

    langsung dalam suatu pemilihan umum. Jika kita amati kembali terdapat

    kerancuan dalam istilah BPM (badan perwakilan mahasiswa) dengan

    Senat Mahasiswa karena sama-sama berarti wakil. Hanya saja menurut

    aturan mainnya, BPM dianggap berfungsi sebagai badan legislatif

    sedangkan senat mahasiswa menjalani fungsi eksekutif. Akhirnya karena

    ketidak jelasan fungsi BPM pada era Senat Mahasiswa di perguruan tinggi

    maka BPM digantikan senat mahasiswa. BPM sendiri dihapuskan. Senat

    Mahasiswa yang tadinya badan eksekutif berubah menjadi badan legislatif.

    Sedangkan badan eksekutifnya dibentuk badan pelaksana Senat

    Mahasiswa, yang lantas diubah lagi menjadi badan eksekutif mahasiswa

    atau BEM. Akhirnya istilah ini bertahan hingga saat ini.

    2. Gambaran Umum Organisasi Senat Mahasiswa IAIN Jember

    Untuk mengetahui prosese komunikasi serta relasi dan

    ketimpangan gender yang terjadi di organisasi SEMA Iain Jember, maka

    perlu kiranya bagi peneliti untuk menggambarkan sekilas tentang

    organisasi SEMA secara umum. Gambaran umum tersebut diharapkan

    dapat membantu para pembaca untuk lebih memahami obyek penelitian

    kali ini. Oleh karena itu dalam bab ini peneliti akan meberikan gambaran

  • 70

    umum tentang organisasi Senat Mahasiswa. Organisasi mahasiswa adalah

    organisasi yang beranggotakan mahasiswa untuk mewadahi bakat, minat

    dan potensi mahasiswa yang dilaksanakan di dalam kegiatan eksra

    kurikuler. Adanya organisasi merupakan wadah yang sangat membantu

    mahasiswa dalam berproses didunia perkuliyahan. Mengingat segala

    persoalan sosial tidak bisa dikupas secara tuntas dibangku perkuliyahan

    maka penting bagi sekalian mahasiswa untuk berproses diluar jam kuliyah.

    Organisasi merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia kampus

    mengingat proses yang terjadi didalamnya sangat berpengaruh pada

    mahasiswa itu sendiri dan juga perguruan tinggi. Adanya organisasi sangat

    membantu segala kekurangan mahasiswa dibidang sosial dan akademik

    untuk menggali pengetahuan yang lebih didalamnya. Organisasai

    merupakan wahana komunikasi antarcivitas akademika serta wahana

    pengembangan potensi sebagai insan akademis, calon ilmuwan dan

    intelektual yang berguna bagi masyarakat. Adanya organisasi didunia

    kampus juga merupakan sarana pemeliharaan dan pengembangan ilmu

    yang dilandasi oleh norma akademis, etika, moral, dan wawasan

    kebangsaan. Pada dasarnya, Organisasi Mahasiswa adalah sebuah wadah

    berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tujuan bersama, namun harus

    tetap sesuai dengan koridor AD/ART yang disetujui oleh semua anggota

    dan pengurus organisasi tersebut. Organisasi mahasiswa tidak boleh keluar

    dari rambu-rambu utama tugas dan fungsi perguruan tinggi yaitu tri darma

  • 71

    perguruan tinggi, tanpa kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas

    nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan.

    Organisasi kemahasiswaan di suatu kampus diselenggarakan

    berdasarkan prinsip sebagai wahana proses pendidikan kepada mahasiswa

    sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, terutama

    undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Adanya

    organisasi bertujuan untuk mendorong mahasiswa menjadi anggota

    masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau kesenian yang

    bernuansa islami. Kemudian organisasi juga bertujuan untuk

    mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi

    dan/atau bakat dan minat serta mengupayakan penggunaannya untuk

    meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan memperkaya kebudayaan

    nasional yang bernuansa islami dan berwawasan kebangsaan.

    Banyaknya organisasi yang muncul dan berkembang disekitar

    kampus baik intra maupun ekstra membuat sebagian orang kebingungan

    untuk memetakanya. Kali ini peneliti akan menyebutkan beberapa jenis

    organisasi yang ada sebagaimana yang disebutkan dalam pedoman

    organisasi (PO). Bahwasanya Organisasi kemahasiswaan di tingkat PTAI

    dapat dibedakan ke dalam tiga jenis, yaitu:

    a. Senat Mahasiswa ( SEMA ),

    b. Dewan Mahasiswa ( DEMA ),

    c. Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM/UKK ).

  • 72

    Adapun objek penelitian dalam skripsi ini dimana peneliti memilih

    organisasi intra kampus dibagian paling atas yaitu Senat Mahasiswa

    (SEMA) IAIN Jember, karena SEMA merupakan lembaga legislatif, dan

    dapat dikonotasikan dengan DPM/MPM/BPM diperguruan tinggi umum.

    SEMA juga merupakan lembaga legislatif dalam struktur organisasi

    kemahasiswaan yang memegang fungsi kontrol terhadap pelaksanaan

    Garis Besar Haluan Program ( GBHP ) lembaga kemahasiswaan perguruan

    tinggi agama islam. SEMA sekaligus sebagai lembaga normatif dan

    perwakilan tertinggi di lingkungan mahasiswa perguruan tinggi agama

    islam umumnya dan pada Iain Jember khususnya. Ia memiliki fungsi

    menampung dan menyalurkan aspirasi, dan memiliki peran legislasi

    sebagai subsistem kelembagaan non-struktural ditingkat perguruan tinggi.

    Sistem kerjanya adalah “ kolektif-kolegial ”. Kolektif berarti bahwa dalam

    mengambil ketetapan dan keputusan yang mengatas namakan SEMA

    harus dilakukan melalui sebuah persidangan yang melibatkan anggota-

    anggotanya, tidak ada perbedaan hak dan kewajiban, kecuali pada

    tanggung jawab fungsional administratif yang telah disepakati. Jadi SEMA

    menjadi sangat penting untuk diteliti mengenai beberapa dan seperti apa

    ketimpangan gender yang terjadi didalamnya, sebab SEMA merupakan

    organisasi intra kampus tertinggi dalam perguruan tinggi yang mana Ia

    mewakili setiap mahasiswa untuk menyampaikan segala aspirasi

    mahasiswa.

  • 73

    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwasanya setiap lembaga

    tidak akan mungkin lepas dari beberapa tugas dan wewenang tak

    terkecuali organisasi SEMA itu sendiri, ia memiliki tugas beberapa di

    antaranya sebagaimana berikut:

    a. Mengawasi pengurus DEMA dalam melaksanakan kebijakan organisasi

    kemahasiswaan PTAI.

    b. Menyerap dan mengakomodir aspirasi mahasiswa dan menyalurkannya

    pada pihak-pihak yang terkait.

    c. Memperjuangkan hak-hak akademik dan kemahasiswaan.

    d. Merumuskan norma-norma dan aturan-aturan dalam pelaksanaan kegiatan

    kemahasiswaan yang tidak bertentangan dengan aturan yang lebih tinggi.

    e. Merumuskan AD/ART organisasi mahasiwa PTAI dengan tetap

    berdasarkan pada peraturan dan perundangan yang berlaku.

    f. Menetapkan garis-garis besar program kerja SEMA.

    Dan demikian beberapa Wewenang SEMA yaitu:

    a. Melakukan koordinasi dengan Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F ) di

    tingkat universitas / institut.

    b. Menyelenggarakan musyawaroh sebagai wujud kedaulatan tertinggi

    organisasi mahasiswa.

    c. Meminta progres report DEMA atas pelaksanaan program kerjanya.

    Organisasi SEMA pun harus bertanggung jawab sebagai badan

    formatur dan perwakilan tertinggi lembaga mahasiswa, ia wajib

    menyampaikan pertanggung jawaban kepada mahasiwa dalam sidang

  • 74

    paripurna. Sedangkan mekanisme sidang paripurna diatur lebih lanjut oleh

    mahasiswa dan disetujui melalui keputusan rektor / ketua. Sebagai

    subsistem kelembagaan non-struktural tingkat perguruan tinggi, maka

    SEMA bertanggung jawab kepada rektor/wakil rektor bidang

    kemahasiswaan atau ketua/wakil ketua bidang kemahasiswaan.

    Dari semua uraian diatas peneliti tegaskan lagi bahwa SEMA IAIN

    Jember menjadi sangat penting dan menarik untuk diteliti mengingat

    posisi senat dalam proses pencapaian tujuan pendidikan adalah salah satu

    entitas proses pendidikan yang merupakan representasi mahasiswa dalam

    proses kegiatan pendidikan yaitu sebagai perwakilan mahasiswa dalam

    menyampaikan aspirasi mahasiswa dan juga sebagai entitas yang

    diharapkan dapat melakukan persuasi kepada mahasiswa untuk dapat

    mengikuti kegiatan dengan baik.

    Seandainya dikalangan organisasi mahasiswa tetinggi saja

    melakukan ketimpangan gender maka bagaimana jadinya kelanjutan

    masyarakat indonesia yang menempatkan mahasiswa sebagai agen of

    change, agen of analisis dan agen of control.

    B. Penyajian Data

    1. Proses Komunikasi Pengurus SEMA IAIN Jember Periode 2015/2016

    Dari hasil wawancara peneliti terhadap ketua SEMA pada awal

    peneliti mewawancarainya tepatnya pada tanggal 15 Februari 2016 terkait

    proses komunikasi yang dilakukan ketua SEMA, ia menceritakan

    bahwasanya ia sering membangun jaringan kepada pengurus-pengurus

    SEMA di perguruan tinggi yang lain untuk membangun komunikasi yang

    luas. Terbukti pada awal masa bakti kepengurusan SEMA IAIN Jember

  • 75

    periode 2015/2016 ia berhasil membangun komunikasi dengan perguruan

    tinggi UIN SUKA Jogja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Faisol juga

    selaku pengurus komisi kontroling dan advokasi bahwa diawal proses

    masa bakti mereka (pengurus SEMA IAIN Jember 2015/2016)

    mengadakan kegiatan formal berupa study banding ke UIN SUKA Jogja

    sebagai acuan bagaimana SEMA IAIN kedepannya. Acara tersebut

    terlaksana beberapa hari dan pengurus SEMA pun menghadiri acara

    tersebut dengan antusias, namun beberapa pengurus perempuan dari

    SEMA IAIN Jember tidak bisa menghadiri kegiatan tersebut disebabkan

    keterbatasa izin dari orang tua mereka. “saya tidak bisa menghadiri

    kegiatan tersebut karna orang tua melarang saya untuk datang, katanya sih

    terlalu jauh. Ya begitulah seorang perempuan tidak bisa mendapatkan

    kesempatan yang sama seperti layaknya seorang laki-laki”. Demikian kata

    Siti Humairoh salah satu pengurus SEMA di bagian budgetting ketika

    diwawancarai pada tanggal 20 Februari 2016. Kegiatan tersebut dikordinir

    langsung oleh ketua SEMA sebagai bentuk perhatian dari seorang ketua

    sebagai pemimpin. Selain itu, masih banyak juga kegiatan-kegiatan formal

    maupun informal yang dilakukan oleh pengurus SEMA baik diluar

    kampus maupun dikampus IAIN itu sendiri.

    Selanjutnya peneliti melanjutkan penelitian dengan mencari data

    berupa struktur kepengurusan SEMA IAIN Jember periode 2015/2016,

    karena dalam komponen komunikasi organisasi terdapat struktur yang

    jelas, dan struktur organisasi tersebut merupakan hasil dari proses

    komunikasi yang terjadi dalam setiap organisasi apapun dan dimanapun.

    Peneliti menemui saudara Hasyim Yanto selaku pengurus sekertaris ketua

    untuk meminta struktur kepengurusan SEMA periode 2015/2016.

    “Dari struktur organisasi ini salah satu fungsi didalamnya untuk

    mengetahui pembagian-pembagian tugas dan wewenang masing-masing

    pengurus sehingga pembagian informasi dari ketua terhadap bawahan

    menjadi tidak rancu dan komunikasi yang terjadi didalamnya dapat

    berjalan dengan lancar” ujar Hasyim Yanto seraya menyerahkan SK (surat

    keputusan) dan lampirannya.

  • 76

    Sesuai dengan SURAT KEPUTUSAN Rektor Institut Agama

    Islam Negeri Jember Nomor. In.25/PP.009/286/2015. Ditetapkan bahwa

    sehubungan dengan perubahan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

    Jember menjadi Institut Agama Islam Negeri Jember, maka dipandang

    perlu menerbitkan kembali surat keputusan tentang struktur kepengurusan

    Senat Mahasiswa institut ( SEMAI ) Institut Agama Islam Negeri Jember

    masa bhakti tahun 2015/2016. Oleh karena itu telah ditetapkan struktur

    kepengurusan Senat Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Jember

    periode 2015/2016 dengan Penanggung Jawab: Prof. Dr. H. Babun

    Suharto, Pembina: Drs.H.Sukarno, M.Si.

    Adapun struktur kepengurusannya sebagaimana berikut:

    Ketua Umum : Achmad Zahrul Firdaus.

    Sekretaris Umum : Yanto Hasyim. ( HMJ Syari’ah )

    Bendahara Umum : Achmad Muqarrabin ( HMPS PGMI )

    Komisi Legislasi : M.Jamil ( CO ). ( HMPS MU )

    M.Sofiatul Iman. ( HMPS KPI )

    ABD.Rohim. ( HMPS IH )

    Shohibul Ulum. ( HMPS AS )

    Komisi Budgeting : Alfiatus Sulistiani ( CO ). ( HMJ Tarbiyah )

    Ika Musrifah. ( HMPS ES )

    Luluk Munawwaroh. ( HMPS MPI )

    Siti Humairoh. ( HMPS PMI )

    Komisi Kontroling dan Advokasi : Wildan Nur Islam ( CO ). ( HMPS PBA )

    M.Faisol Amin. ( HMPS PAI )

    Fajar Abdillah. ( HMJ Dakwah )

    Rinda Q.A. ( HMPS PS )

  • 77

    Dari nama-nama yang telah tercantum dalam struktur

    kepengurusan SEMA masa bakti 2015/2016 tersebut menurut Hasyim

    Yanto ditentukan sesuai surat rekom dari masing-masing HMPS dan HMJ,

    demikian pula yang disampaikan oleh ketua SEMA, ia mengatakan bahwa

    cara memilih kepengurusan itu dengan cara melayangkan surat ke setiap

    HMPS dan HMJ agar mereka merekomendasikan masing-masing satu

    orang dari anggotanya untuk dijadikan pengurus SEMA. Sedangkan yang

    menentukan divisi-divisinya ialah badan formatur bersama ketua terpilih

    dan ketua demisioner.

    Setelah beberapa kali ketua terpilih mengadakan agenda rapat

    bersama badan formatur dan ketua demisioner guna membahas dan

    memantapkan calon-calon pengurus SEMA untuk disesuaikan dengan

    divisinya, maka pada tanggal 21 desember 2015 kepengurusan SEMA

    periode 2015/2016 telah resmi dilantik di ruang VIP IAIN Jember dan

    dibai’at dengan harapan progres SEMA IAIN Jember kedepan mampu

    lebih maju, dan benar-benar bisa menyerap segala aspirasi mahasiswa

    tentunya.

    Melihat struktur yang ada, kita cukup mengerti bahwa peran yang

    terpenting didalamnya ialah ketua SEMA itu sendiri, sebab ketua

    sangatlah berpengaruh terhadap berjalannya proses sebuah organisasi

    tersebut selama masa bakti hingga tiba masa pelepasan jabatannya. Sukses

    tidaknya suatu organisasi itu juga sebagian besar dan banyak ditentukan

    oleh bagaimana seorang ketua/pemimpin mengolah, mengorganisir

    organisasi tersebut dan mengayomi para anggota pengurusnya. Karena

    bagaimanapun juga pemimpin berada diposisi paling atas secara struktural,

    maka garis kordinasinya pun cukup jelas bahwa setiap kali ada sesuatu,

    proses komunikasi yang harus dilakukan ialah dari bawahan ke level

    atas/top manajemen (ketua/pemimpin). Jadi figur seorang ketua sangat

    menjadi acuan para anggotanya dalam mengikuti segala kegiatan-kegiatan

    yang ada. Semisal seorang ketua selalu memberi contoh yang baik

    terhadap para pengurusnya atau bawahannya sebagai bentuk komunikasi

  • 78

    nonverbal dari ketua tersebut. Hal itu akan menjadi panutan para anggota

    pengurusnya untuk meneladani dan memiliki semangat untuk berproses di

    organisasi. Menurut Zahrul selaku ketua SEMA IAIN Jember Seorang

    ketua juga harus selalu menciptakan image-image yang baik terhadap

    bawahannya, ia mengaku sebagai ketua ia selalu antusias dalam setiap kali

    menghadiri kegiatan-kegiatan formal maupun informal. Ia juga tidak

    jarang mengaplikasikan komunikasi verbal yang baik terhadap para

    pengurusnya dengan memberikan arahan-arahan yang baik di akhir

    pertemuan setiap kali pengurus SEMA mengadakan kegiatan formal dan

    informal. Mengingat betapa pentingnya figur seorang pemimpin maka

    peneliti akan menyertakan VISI dan MISI ketua SEMA IAIN Jember

    periode 2015/2016 sebagaimana berikut:

    VISI

    “menjadikan SEMA sebagai organisasi intra kampus yang religius,

    profesional, aspiratif dan progresif”

    MISI

    a. menjunjung tinggi nilai-nilai islam

    b. meningkatkan solidaritas antar KBM

    c. optimalisasi DEMA sebagai frontline bagi seluruh kebutuhan

    mahasiswa

    d. mengembangkan SDM yang berkualitas dan kompetitif

    e. menjalin dan membangun relasi dengan lembaga lain

    f. bertindak responsif terhadap kebijakan lembaga IAIN Jember

    g. berperan aktif dalam pengabdian masyarakat

    Dilihat dari visi dan misi ketua SEMA maka sangat jelas bahwa

    ketua SEMA benar-benar ingin menjadi perwakilan mahasiswa dalam

  • 79

    menyampaikan segala aspirasi dan keluh kesah mahasiswa terhadap

    pimpinan, ketua SEMA juga ingin membangun relasi yang baik tehadap

    sesama dan lembaga lain tanpa pandang bulu, juga menciptakan

    keharmonisan ditengah-tengah semuanya dengan menghadirkan

    komunikasi yang baik dan benar. Adapun rancangan program yang

    ditawarkan ketua SEMA di awal masa baktinya ialah:

    a. membudayakan tradisi islam

    b. merevisi undang-undang

    c. mengadakan pertemuan KBM triwulan

    d. mengadvokasi pengadaan sekertariat bersama

    e. mengadakan seminar atau workshop dalam meningkatkan SDM

    f. mengadvokasi kebijakan-kebijakan untuk kesejahteraan mahasiswa

    g. mengadakan event tingkat regional maupun nasional

    h. gerakan pengabdian terhadap masyarakat

    Rancangan program tersebut diharapkan dapat terealisasi dengan

    baik dan benar. Tentunya dengan bantuan dan kerjasama dari keseluruhan

    pengurus SEMA itu sendiri. Sebagaimana yang ditanyakan oleh peneliti

    kepada saudara Jamil selaku pengurus bagian legislasi ketika

    mewawancarainya pada tanggal 23 februari 2016, bagaimana proses

    komunikasi yang terjadi pada kepengurusan SEMA periode 2015/2016

    untuk mewujudkan keinginan-keinginan bersama, ia mengatakan bahwa

    pengurus SEMA selalu bekerjasama dan menjalin komunikasi yang baik

    antar pengurus dengan ketuanya dan antar pengurus yang satu dengan

  • 80

    yang lainnya. Semisal pada kegiatan pembentukan pengurus KPUM

    (komisi pemilihan umum mahasiswa) dalam rangka pemilihan Presiden

    Mahasiswa seluruh pengurus SEMA tidak pernah putus kontak dan intens

    didalam kantor. Menurut saudara Jamil ketua SEMA selalu memantau

    para anggota pengurusnya, dan para pengurusnya pun saling kordinasi

    antara yang satu dengan yang lainnya.

    Pada tanggal 20 Februari peneliti juga mewawancarai pengurus

    bagian kontroling dan advokasi yang bernama Fajar Abdillah, bagaimana

    proses komunikasi yang dibangun oleh ketua SEMA IAIN Jember?, ia

    menjawab bahwa proses komunikasi yang dibangun oleh ketuanya itu

    sangat baik terhadap bawahannya, begitu pula bawahannya terhadap

    ketuanya dan sesama pengurusnya.

    2. Relasi Gender Dalam Organisasi SEMA IAIN Jember Periode

    2015/2016

    Dalam setiap organisasi terdapat komunikasi interpersonal, yaitu

    proses sosial berkait konteks, rumit, yang di dalamnya orang-orang yang

    telah membangun hubungan komunikatif bertukar pesan dalam upaya

    untuk menghasilkan makna-makna yang dianut bersama dan mencapai

    tujuan sosial (Charles dkk, 2014: 213). Hal tersebut juga terealisasi dalam

    setiap kegiatan formal dan informal, SEMA pun sejauh ini menurut

    saudari Rinda selaku pengurus bagian kontroling dan advokasi sering

    mengadakan kegiatan formal dan informal. Beberapa kegiatan formal yang

    ada disema antara lain adalah merevisi undang-undang, kemudian rapat

    rutinan perbulan dua kali, rapat tersebut diagendakan untuk mengevaluasi

  • 81

    setiap kinerja yang telah dilalui oleh keseluruhan pengurus SEMA Iain

    Jember. Selain rapat rutinan pengurus SEMA juga sering mengadakan

    rapat dadakan dikala hal itu benar-benar dibutuhkan semisal pada awal

    bulan februari pengurus SEMA sering mengadakan rapat untuk

    pembentukan KPUM (komisi pemilihan umum mahasiswa) dalam

    pergantian Presiden Mahasiswa dan gubernur.

    Terlepas dengan kegiatan formal yang ada di SEMA, pengurus

    SEMA sering menjalin komunikasi melalui kegiatan-kegiatan informal.

    Seperti halnya ngopi bareng dan ngobrol ringan dibeberapa tempat wisata,

    dengan alasan untuk lebih meningkatkan hubungan emosional antar

    sesama pengurus. Menurut ketua SEMA segala informasi baik dari

    eksternal maupun internal sudah pasti akan menyeluruh dan kemungkinan

    besar setiap pengurus tidak akan mungkin ketinggalan informasi dengan

    canggihnya media saat ini. Karena dengan canggihnya media saat ini

    SEMA pun memiliki inisiatif membentuk group melalui BBM (blacberry

    massenger) agar setiap informasi yang datangnya bersifat mendadak bisa

    menyeluruh pada setiap pengurus. Namun pada realitasnya saudari Ika

    Musrifah mengatakan kepada peneliti saat diwawancarai, sangat sering

    sekali pengurus perempuan ketinggalan informasi disebabkan mereka

    jarang menghadiri perkumpulan-perkumpulan dengan alasan-alasan

    tertentu. Karena informasi yang tertuang dalam group BBM tidak bisa

    seluas dan selebar informasi yang disampaikan secara langsung dalam

  • 82

    sebuah perkumpulan. Bisa dikatakan komunikasi secara langsung lebih

    efektif dibandingkan komunikasi tidak langusng (melalui media).

    Ditinjau dari segi kegiatan formal SEMA IAIN Jember sejauh ini

    sering mendapat undangan keluar kota dari berbagai lembaga dan

    perguruan tinggi lainnya, adapun cara pendelegasiannya menurut Fajar

    Abdillah salah satu pengurus komisi kontroling dan advokasi yaitu

    pengurus SEMA memilih melalui jalur musyawaroh bersama. Dari hasil

    musyawaroh tersebut akan muncul beberapa nama sesuai keputusan dan

    kesiapan dari peserta yang akan didelegasikan dengan catatan mereka siap

    berangkat dalam keadaan apapun. “Akan tetapi faktanya selama ini yang

    selalu didelegasikan keluar kota adalah pengurus laki-laki sebab pengurus

    perempuan seringkali tidak aktif dan tidak memiliki kemauan untuk

    berangkat” ujar Sofiatul Iman (pengurus komisi legislasi).

    Selanjutnya peneliti mewawancarai saudari Luluk Munawwaroh

    yang merupakan salah satu pengurus komisi budgetting mengenai

    partisipasi masing-masing pengurus dalam kegiatan-kegiatan SEMA IAIN

    Jember. Ia mengatakan setiap kali ada perkumpulan di SEMA pengurus

    perempuan jarang hadir karena mereka merasa tidak lebih penting

    dibandigkan pengurus laki-laki. Fenomena lain yang terjadi setiap kali ada

    agenda rapat dimana seharusnya semua pendapat sangat amat dibutuhkan

    namun faktanya pendapat pengurus perempuan cenderung jarang diterima.

    Ada banyak dinamika dalam proses rapat tersebut dimana pendapat

    seorang pengurus perempuan memang ditampung dan tidak ditolak secara

  • 83

    langsung, namun pada ujungnya pendapat pengurus perempuan tersebut

    tidak menjadi keputusan akhir. Sebagaimana pada saat beberapa kali

    peneliti terjun secara langsung dengan cara ikut serta dalam agenda rapat

    pengurus SEMA untuk mengamati suatu hal yang terdapat didalamnya,

    ditengah-tengah agenda rapat peneliti menyaksikan betul bagaimana

    pengurus laki-laki selalu menguasai forum tersebut. Pengurus perempuan

    lebih banyak memilih diam dan mengamati dialog yang terjadi, hanya ada

    satu pengurus yang bernama Rinda satu-satunya pengurus perempuan

    bagian kontroling dan advokasi yang selalu mengeluarkan pendapatnya

    dalam forum tersebut. Ia satu-satunya pengurus perempuan yang selalu

    berani menyampaikan segala ide dan sarannya, sehingga peneliti melihat

    forum rapat pada kali itu menjadi lebih menarik dengan kehadiran

    mentalitas dan intelektualitas seorang perempuan.

    Pada tanggal 23 Februari peneliti menemui Achmad Muqarrabin

    (bendahara umum SEMA) untuk mewawancarainya terkait kepemimpinan

    perempuan di SEMA, mengingat selama ini belum pernah muncul figur

    seorang perempuan sebagai pemimpin di SEMA semenjak berdirinya

    organisasi SEMA IAIN Jember belum pernah sekalipun ada sosok

    perempuan maju untuk menjadi pemimpin. Peneliti menanyakan hal

    tersebut kepada Achmad Muqarrabin mengapa hal itu bisa terjadi?, ia

    menjawab Alasannya figur seorang perempuan hadir sebagai pemimpin

    sangat minim sekali, dan SEMA adalah organisasi yang bertugas untuk

    mengatur undang-undang sedangkan perempuan dirasa tidak mampu

  • 84

    dalam mengatur kebijakan. Perempuan juga dianggap cenderung tidak

    tegas dalam memimpin. Alasan lain juga datang dari para aktivis

    perempuan itu sendiri, mereka tidak berminat untuk melangkah maju

    dalam urusan mengatur undang-undang.

    Menurut Alfiatun Sulistiani selaku pengurus komisi kontroling dan

    advokasi beberapa perempuan yang memiliki keinginan besar untuk

    mencalonkan diri sebagai ketua SEMA seringkali tidak mendapat

    perhatian lebih dan tidak memiliki dukungan untuk melangkah maju

    sebagai bentuk emansipasi wanita. Karena Dalam pandangan tradisional,

    perempuan diidentikkan dengan sosok yang lemah, halus dan emosional.

    Sementara laki-laki digambarkan sebagai sosok yang gagah, berani dan

    rasional. Pandangan ini telah memposisikan perempuan sebagai makhluk

    yang seolah-olah harus dilindungi dan senantiasa bergantung pada kaum

    laki-laki. Kemudian peneliti juga mendatangi Wildan selaku kordinator

    komisi kontroling dan advokasi untuk mencari data dengan

    mewawancarainya terkait ketidak aktifan beberapa pengurus perempuan

    dalam kegiatan-kegiatan yang ada di SEMA IAIN Jember, mengapa

    pengurus perempuan jarang hadir pada kegiatan-kegiatan yang ada?, ia

    menjawab “setau saya kebebasan mereka terbatas, ada yang suka diatur

    pasangannya”, pasangannya melarang untuk sering aktif di SEMA. Ada

    yang tidak hadir karena waktunya terbatas, seperti peraturan kos-kosan

    yang maksimal berada diluar kosan hanya sampai pada jam 21:00.

  • 85

    Menurut Achmad Zahru Firdaus ketika beberapa kali

    membicarakan soal kepemimpinan perempuan di SEMA, ia mengatakan

    Jangankan menjadi sosok pemimpin dibagian Senat Mahasiswa sedangkan

    dalam prosesnya saja beberapa pengurus perempuan dari SEMA IAIN

    Jember seringkali ketinggalan informasi dalam kegiatan formal, karena

    mereka terikat waktu yang sangat menggangu kinerja mereka dimana

    setiap jam menunjukkan 21:00 setiap kos-kosan perempuan memiliki

    aturan semua anak kos harus berada dalam kosan mereka. Berbeda dengan

    seorang laki-laki dimana kos-kosan laki-laki rata-rata memang tidak

    berbatas waktu sehingga proes mereka dalam berorganisasi bisa maksimal

    dan memuaskan.

    Selanjutnya, pada tanggal 20 Maret 2016 dalam mengupayakan

    kemajuan SEMA kedepan, pengurus mengadakan sidang paripurna 1

    Senat Mahasiswa Iain Jember dalam rangka RAKER (rapat kerja) periode

    2015/2016. RAKER tersebut dilaksanakan di aula Wande Echo Ajung

    Jember. Sidang hari itu dipimpin oleh Masyhur Imam yang sebelumnya

    dimulai dengan arahan-arahan sesuai tatib (tata tertib) persidangan agar

    persidangan dapat berjalan dengan lancar. Dalam rapat tersebut pengurus

    SEMA mengatakan akan benar-benar mengupayakan untuk lebih dekat

    dengan mahasiswa sebagai lembaga legislatif di kampus. Pada kesempatan

    itu juga pengurus SEMA membahas tentang aturan-aturan internal SEMA

    demi terwujudnya kualitas kinerja pengurus kedepan. Sehingga kinerja

    kepengurusan SEMA periode 2015/2016 bisa lebih serius dan lebih baik

  • 86

    dari tahun kemaren. Ketua SEMA mengatakan pada forum dengan

    antusias bahwasanya dia akan lebih meningkatkan kinerjanya dan akan

    merealisasikan program-program kedepannya terutama hal-hal yang

    berkaitan dengan mahasiswa dan civitas akademika.

    Dalam penelitian ini penulis turut serta menghadiri acara RAKER

    tersebut, dimana penulis menyaksikan secara langsungg bahwa kegiatan

    tersebut dapat berjalan dengan lancar, namun sayang seribu sayang acara

    RAKER tersebut hanya dihadiri tiga pengurus perempuan. Sedangkan

    yang meramaikan acara tersebut adalah semua pengurus laki-laki dan

    beberapa undangan yang telah hadir saat itu seperti ketua Himpunan

    Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Himpunan Mahasiswa Program Study

    (HMPS) beserta jajarannya.

    foto kegiatan RAKER ( rapat kerja) pengurus SEMA IAIN Jember periode

    2015/2016.

  • 87

    dokumentasi pengurus SEMA IAIN Jember dalam agenda RAKER dengan 3

    pengurus perempuan dan selebihnya pengurus laki-laki.

    Beberapa kali juga peneliti mewawancarai beberapa pengurus

    perempuan tentang bagaimana keinginan mereka untuk menjadi yang utama

    dalam berproses di SEMA IAIN Jember, mereka hanya pasrah dan tidak

    berharap lebih. Seperti hasil wawancara peneliti terhadap pengurus perempuan

    yang bernama Ika Musrifah pada tanggal 21 Maret di kantor SEMA IAIN

    Jember. Peneliti menanyakan, setiap kali SEMA mengadakan kegiatan-

    kegiatan seperti seminar atau semacamnya, dimanakah posisi pengurus

    perempuan dalam kepanitiaan?, ia menjawab bahwa kepengurusan perempuan

    selalu berada di bagian konsumsi atau bendahara sedangkan pengurus laki-laki

    selalu berada di bagian terpenting seperti ketua panitia, sekretaris, dan

    protokoler. Lalu peneliti bertanya kembali, bagaimana kamu menanggapi

    fenomena-fenomena dimana pengurus-pengurus perempuan hanya selalu

    berada di bagian konsumsi yang selalu berurusan dengan persoalan dapur

    sedangkan laki-laki berada di posisi terpenting yang hanya bertugas mengatur

    dan memerintah?, Ika Musrifah menjawabnya dengan santai, mau bagaimana

  • 88

    lagi kalau sudah kenyataannya begitu, seorang perempuan selalu berurusan

    dengan dapur sedangkan laki-laki hanya memerintah, ya pasrah saja lah.

    Dalam beberapa kesempatan peneliti juga menanyakan kepada ketua

    SEMA bagaimana usahanya dalam mensetarakan posisi pengurus laki-laki dan

    pengurus perempuan, ia menjawab bahwa ia selalu mengupayakan untuk

    mensama ratakan antara pengurus laki-laki dan perempuan dalam segala hal.

    Tanpa ada unsur tendensi sedikitpun. Karena menurut ketua SEMA ia sebagai

    seorang pemimpin seharusnya mengayomi siapapun tanpa pandang bulu.

    Peneliti juga menanyakan apakah menurut ketua SEMA sendiri ada

    ketimpangan gender dalam organisasi SEMA IAIN Jember?, ia menjawab

    sama sekali tidak ada, karena sebagai organisasi intra yang menempati posisi

    tertinggi dikampus yang bertugas menyerap segala aspirasi mahasiswa tidak

    mungkin melakukan ketimpangan gender. Ia mengatakan sekalipun ada hal-

    hal yang mengarah kepada ketimpangan gender, hal itu pasti lah diluar

    kesengajaan kami.

    C. Analisis dan Bahasan Temuan

    Dalam kajian teori telah disebutkan beberapa hal terkait proses

    komunikasi yang terjadi dalam setiap organisasi, dalam organisasi apapun

    terdapat komunikasi verbal maupun non verbal antar sesama anggota bahkan

    antar anggota dan pemimpin/ketua. Teori tersebut diungkapkan oleh Dedy

    Mulyana dalam buku ilmu komunikasi suatu pengantar dan peneliti

    menemukan hal tersebut telah terealisasi dalam kepengurusan SEMA IAIN

    Jember periode 2015/2016. Komunikasi verbal maupun nonverbal juga

  • 89

    merupakan realitas sosial yang terjadi sebagai bukti wujud dari sebuah proses

    didalam organisasi itu sendiri. Pengurus SEMA sebagai aktor dalam

    organisasi SEMA jika ditinjau dari segi proses komunikasi melalui teorinya

    Stephen Robbin dalam buku prinsip-prinsip perilaku organisasi telah melalui

    beberapa proses komunikasi secara horizontal maupun vertikal dan juga

    komunikasi internal maupun eksternal. Seperti yang diungkapkan peneliti

    dalam penyajian data bahwa mereka telah berhasil membangun jaringan

    dengan perguruan tinggi yang lain sebagai bentuk komunikasi eksternal,

    sedangkan komunikasi organisasi internal mereka terlihat dalam kehidupan

    sehari-hari, mereka selalu menjalin komunikasi antar sesama untuk

    menumbuhkan kedekatan emosional antar pengurus dengan pengurus lainnya

    ataupun antara pengurus dengan ketua mereka dan sebaliknya dari ketua

    terhadap bawahan, dalam hal ini peneliti menganalisis menggunakan teori

    komunikasi organisasi diferensiasi horizontal dan diferensiasi vertikal milik

    Robbins, dimana mereka telah melakukan proses komunikasi antar ketua dan

    bawahan dengan baik, begitu pula antar pengurus dengan pengurus yang lain.

    Peneliti juga menganalisa kepemimpinan dalam proses komunikasi organisasi

    SEMA IAIN Jember melalui teori milik Hari Lubis dan Martani Husein

    dimana hal yang paling penting dalam setiap organisasi ialah seorang ketua

    sebagai top manager untuk mewujudkan visi dan misi organisasi.

    Dalam proses komunikasi organisasi di SEMA IAIN Jember pun

    sesuai dengan teori tersebut yang menempatkan seorang ketua sebagai orang

    terpenting dalam struktur organisasi formal.

  • 90

    Sedangkan dari sekian data yang peneliti sajikan dipenyajian data

    terkait relasi gender, dapat kita lihat bersama bahwa kemauan laki-laki lebih

    tinggi daripada kemauan perempuan, tingkat aktivitas laki-laki lebih berperan

    dibandingkan perempuan. Jika dikaitkan dengan teori gender milik Mansour

    Fakih hal itu merupakan konstruk sosial yang mulai mendarah daging pada

    setiap orang bahkan pada tiap-tiap perempuan itu sendiri dimana seorang laki-

    laki lebih berperan dibandingkan perempuan. Perempuan menjadi cenderung

    lemah, cenderung melankolis sedangkan laki-laki semakin terkesan amat

    maskulin. Tak ada keinginan perempuan untuk berontak serta menantang

    konstruk tersebut karena mereka merasa keadaan tidak berpihak pada mereka.

    Dalam fenomena tersebut jika peneliti analisis menggunakan teori gender

    milik Tong dalam bukunya yang berjudul feminis though maka dapat

    ditemukan bahwa dalam organisasi SEMA IAIN Jember terdapat ketimpangan

    gender. Menurut Tong suatu proses yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan

    perempuan manakala tidak seimbang maka hal tersebut dikatakan ketidak

    adilan sosial atau ketimpangan gender.

    Sebagaimana peneliti mengamati bahwa pada forum RAKER (rapat

    kerja) pengurus SEMA IAIN Jember periode 2015/2016 pada tanggal 20

    Maret 2016 tersebut pengurus laki-lakilah yang menguasai forum saat itu.

    Bahkan dari tamu undangan pun yang dihadiri banyak kalangan laki-laki dan

    perempuan, tetap saja yang selalu bersuara dari kalangan laki-laki saja. Dari

    kalangan perempuan hanya lebih memilih diam dan mengikutu alur yang ada.

    Jika kita lihat menggunakan kacamata gender sesuatu yang membedakan

  • 91

    perbuatan laki-laki dan perempuan itu merupakan konstruk sosial yang

    dibentuk oleh masyarakat dan bukan bersifat kodrati, sesuatu yang bersifat

    kodrati itu hanya perbedaan laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis

    yang merupakan pemberian tuhan dan tidak bisa dirubah dengan apapun.

    Adapun konstruk sosial yang dibentuk oleh pengurus SEMA IAIN Jember

    periode 2015/2016 dapat peneliti temukan yaitu pengurus laki-laki dianggap

    lebih penting dibandingkan pengurus perempuan. Hal itu bisa dikatakan

    ketimpangan gender menurut Mansour Fakih jikala penilaian masyarakat

    terhadap laki-laki dan perempuan tidak seimbang.

    Kemudian, jika kita amati kembali dari struktur yang ada pada

    kepengurusan SEMA IAIN Jember periode 2015/2016 bisa kita lihat menurut

    hitungan persentase matematika bahwasanya bagian kepengurusa dari laki-laki

    terbilang kurang lebih 70% dan perempuan 30%. Dalam struktur formal itu

    pula posisi laki-laki selalu mendominasi dibagian terpenting, sedangkan

    perempuan berada dibagian budgetting yaitu bagian yang mengatur anggaran

    dana yang akan dibagikan kepada UKM dan UKK karena perempuan

    dianggap telaten dalam mengatur keuangan dan urusan rumah tangga, lagi-lagi

    hal tersebut jika dikaitkan dengan teori gender milik Romanie Sihite mengarah

    pada persoalan domestik yaitu persoalan yang dianggap hanya melekat pada

    seorang perempuan berupa urusan dapur dan rumah tangga. Dari beberapa

    penyajian data dan analisis dapat peneliti temukan jarang sekali perempuan

    untuk bisa tampil menjadi pemimpin, karena mereka tersisihkan oleh dominasi

    laki-laki dengan male chauvinistic-nya. Dalam konteks pendidikan, Goldring

  • 92

    dan Chen (1994) mengatakan bahwa para perempuan di Inggris Raya dan di

    manapun kebanyakan perempuan hanya berperan dalam profesi mengajar,

    namun relatif sedikit dan jarang ada yang memiliki posisi-posisi penting

    pemegang otoritas dalam sejumlah sekolah. Pandangan tersebut yang

    kemudian mendarah daging pada setiap manusia dan terkonstruk pada setiap

    orang sehingga cara berekspresi seorang perempuan menjadi terikat dan tidak

    bebas. Akhirnya perempuan menjadi tidak bisa meiliki kesempatan yang sama

    dengan laki-laki dalam segala hal. Oleh sebab itu hingga saat ini perguruan

    tinggi IAIN Jember belum pernah memiliki sosok pemimpin perempuan di

    bagian Senat Mahasiswa.

    Dari hasil penelitian ini peneliti juga menemukan hal lain dimana

    seorang perempuan mayoritas pasrah dan menerima begitu saja tentang

    konstruk sosial yang selalu merendahkan wanita, bahkan secara tidak

    langsung mereka sendiri melanggengkan ketimpangan gender ketika mereka

    mau direndahkan tanpa melakukan pemberontakan sedikitpun. Fenomena

    tersebut jika peneliti analisis menggunakan teori gender milik Tong maka

    seorang perempuan dianggap melanggengkan ketimpangan gender manakala

    seorang perempuan tidak bisa berontak terhadap apa yang menimpanya.

    Banyak fenomena yang menunjukkan bahwa perempuan selalu diatur bukan

    mengatur, dan sebaliknya seorang laki-laki cenderung menguasai terhadap

    perempuan. Padahal jika kita mau telaah kembali seorang perempuan mampu

    berbuat sesuatu yang lebih dibanding laki-laki. Perempuan mampu tampil

    lebih sempurna daripada laki-laki seperti terpilihnya bupati Jember ibu Dr. H.

  • 93

    Faida, M, MR periode 2015/2020. Hal itu jika dianalisis menggunakan teori

    feminisme fenomena tersebut menunjukkan bahwa perempuan bisa setara

    dengan laki-laki bahkan lebih dari laki-laki karena allah memang menciptakan

    laki-laki dan perempuan dengan potensi dan kesempatan yang sama, hanya

    saja masyarakat yang sering meragukan perempuan. Jadi jika pengurus SEMA

    sebuah organisasi tertinggi dibagian dunia akademik saja melakukan

    ketimpangan gender, lalu bagaimana dengan negara ini? padahal kita semua

    tau bahwa keorganisasian kampus adalah miniatur dari negara ini. Proses

    didunia kampus akan sedikit banyak menggambarkan kehidupan dalam

    bermasyarakat selanjutnya. Sangat miris sekali ketika peneliti temukan dalam

    organisasi SEMA IAIN Jember terdapat ketimpangan gender berupa

    diskriminasi terhadapa perempuan. Menurut Mansour Fakih dalam teori

    gender mengatakan bahwa ketimpangan gender itu bisa menimpa laki-laki dan

    perempuan, namun sesuatu yang peneliti temukan disini yaitu ketimpangan

    gender terhadap perempuan.