Konstitusi HmI

108
Konstitusi HMI Konstitusi HMI Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Pedoman Struktur Pedoman Kesekretariatan Pedoma Kerja Nasional konstitusi.indd 1 25/07/2009 22:36:11

description

hmi

Transcript of Konstitusi HmI

�Konstitusi HMI

Konstitusi HMI

Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga

Pedoman StrukturPedoman Kesekretariatan

Pedoma Kerja Nasional

konstitusi.indd 1 25/07/2009 22:36:11

�� Konstitusi HMI

KonstitusiHimpunan Mahasiswa Islam

Design dan Tata Letak : she_nichiPenerbit : Universal Press (Kornas LAPMI Divisi Penerbitan) Isi diluar tanggungjawab penerbit

Cetakan Pertama September 2009

Dipersilahkan mereproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini, dalam bentuk apa pun atau dengan cara apa pun, serta memperjualbelikannya tanpa izin tertulis dari penerbit

© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

konstitusi.indd 2 25/07/2009 22:36:11

���Konstitusi HMI

Anggaran Dasar 1Anggaran Rumah Tangga 7Pedoman Struktur 27Pedoman Kesekretariatan 65Pedoman Kerja Nasional 95

Daftar Isi

konstitusi.indd 3 25/07/2009 22:36:11

�v Konstitusi HMI

konstitusi.indd 4 25/07/2009 22:36:11

�Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Dasar

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

1

ANGGARAN DASAR

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirromanirrahiim

MUQODDIMAH

Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala telah mewahyukan Islam sebagai

ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia berperikehidupan sesuai

dengan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi, dengan kewajiban mengabdikan diri

semata-mata kehadirat-Nya.

Menurut iradat Allah Subhanahu Wata’ala, kehidupan yang sesuai dengan fitrah

manusia ialah Islam, yakni paduan utuh antara aspek duniawi dan ukhrawi, individu

dan masyarakat, serta iman, ilmu dan amal dalam mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan akhirat.

Sesuai dengan fungsi penciptaan manusia, umat Islam berkewajiban mengemban

amanah kekhalifahannya guna mewujudkan masyarakat yang diridhoi Allah Subhanhu

Wata’ala.

Mahasiswa Islam sebagai bagian dari umat Islam yang menyadari akan hak dan

kewajibannya, dituntut peran serta dan tanggung jawabnya dalam mengembangkan

dakwah Islamiyah untuk mewujudkan nlai-nilai aqidah, kemanusiaan yang berdasarkan

pada fitrah, ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariah. Umat

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam musyawarah, serta tegaknya nilai-nilai

kebenaran, keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia dalam rangka mengabdi

kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Meyakini bahwa tujuan itu dapat dicapai dengan hidayah dan taufiq Allah

Subhanahu Wata’ala, serta usaha-usaha yang teratur, terencana dan penuh hikmah

dengan mengharap ridho Allah, kami mahasiswa Islam menghimpun diri dalam satuan

organisasi yang tergerakkan dengan Pedoman Anggaran Dasar sebagai berikut:

konstitusi.indd 1 25/07/2009 22:36:11

� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Dasar

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

2

BAB I

NAMA, WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 1 : Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Islam di singkat HMI.

Pasal 2 : HMI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan

dengan tanggal 5 Februari 1947, untuk waktu yang tidak ditentukan.

BAB II

ASAS TUJUAN, USAHA DAN SIFAT

Pasal 3 : HMI Berazaskan Islam.

Pasal 4 : Tujuan yang ingin dicapai adalah terbinanya mahasiswa Islam menjadi insan

Ulul Albab yang turut bertanggungjawab atas terwujudnya tatanan

masyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala.

Pasal 5 : Pencapaian tujuan dilakukan dengan usaha organisasi berupa:

a. Membina mahasiswa Islam untuk menuju tercapainya Insan Mu’abbid,

Mujahid, Mujtahid, dan Mujaddid;

b. Mengembangkan potensi kreatif terhadap berbagai aspek kehidupan;

c. Mengambil peran aktif dan mewarnai dunia kemahasiswaan, perguruan

tinggi dan kemasyarakatan dengan inisiatif, partisipasi yang konstruktif,

kreatif sehingga tercapainya nuansa yang Islami;

d. Memajukan kehidupan umat Islam dan masyarakat pada umumnya sebagai

implementasi rahmatan lil’alamin;

e. Membangun kerjasama dengan organisasi Islam lainnya dan organisasi

lainnya yang berlandaskan pada nilai kemanusiaan, kebenaran dan

keadilan;

f. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan asas organisasi dan berguna untuk

mencapai tujuan.

Pasal 6 : Himpunan Mahasiswa Islam bersifat Independen.

konstitusi.indd 2 25/07/2009 22:36:11

�Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Dasar

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

3

BAB III

STATUS DAN IDENTITAS

Pasal 7 : Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi kemahasiswaan.

Pasal 8 : Himpunan Mahasiswa Islam adalah organisasi perkaderan dan perjuangan.

BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 9 : Anggota HMI terdiri atas Anggota Muda, Anggota Biasa dan Anggota

Kehormatan.

BAB V

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 10 : HMI berkedudukan di tempat Pengurus Besar.

Pasal 11 : Kekuasaan dipegang oleh Kongres ditingkat pusat, Konferensi di tingkat

cabang dan Rapat Anggota Komisariat ditingkat komisariat;

Pasal 12 : Pimpinan terdiri atas Pengurus Besar, Pengurus Cabang, dan Pengurus

Komisariat;

Pasal 13 : Lembaga Koordinasi merupakan lembaga yang mengkoordinir struktur

pimpinan dalam memastikan akan jalannya kebijakan Pengurus Besar atau

perogram kerja Pengurus Cabang di lingkungan wilayahnya;

Pasal 14 : Lembaga Khusus merupakan lembaga yang menjalankan tugas khusus

organisasi;

Pasal 15 : Lembaga Kekaryaan dibentuk untuk meningkatkan dan mengembangkan

keahlian dan bakat para anggota di bidang tertentu;

Pasal 16 : Di tingkat Pengurus Besar dibentuk Majelis Syuro Organisasi dan apabila

dipandang perlu dapat dibentuk di tingkat cabang.;

konstitusi.indd 3 25/07/2009 22:36:11

� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Dasar

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

4

BAB VI

KESEKRETARIATAN

Pasal 17 : Keberadaan organisasi disimbolkan dalam wujud kesekretariatan yang

dilengkapi dengan alat organisasi lainnya berupa sistem administrasi dan

sistem keprotokoleran;

BAB VII

KEUANGAN

Pasal 18 : Sumber-sumber keuangan HMI diperoleh dari:

a. Uang pangkal, iuran, infaq, dan/atau sumbangan anggota;

b. Usaha-usaha yang sah, halal dan tidak mengikat;

BAB VIII

ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 19 : Atribut-atribut Organisasi ditetapkan sebagai simbol-simbol organisasi yang

digunakan dalam aktifitas organisasi.

BAB IX

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 20 : Amandemen Anggaran Dasar hanya dilakukan di Kongres melalui prosedur :

a. Pengajuan amandemen oleh struktur pimpinan HMI ditujukan kepada

MSO.

b. Usulan amandemen oleh MSO Pusat diajukan ke Kongres

konstitusi.indd 4 25/07/2009 22:36:11

�Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Dasar

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

5

Pasal 21 : a. Dalam Muqadimah alinea 1 dan 2 menjiwai pasal 3, alinea 3 menjiwai

pasal 4 dan 8, alinea 4 menjiwai pasal 6 dan 7 dan alinea 5 menjiwai

pasal-pasal selain yang tercantum diatas.

b. Penjelasan Pasal 3, 4, 5 dan 6 tentang azas, tujuan, usaha dan sifat

disebut Khittoh perjuangan.

c. Penjelasan pasal 7 dan 8 tentang identitas dan status terdapat dalam

pedoman perkaderan (PP).

d. Penjelasan Anggaran Dasar tentang hal-hal diluar huruf a, b dan c diatas

dijelaskan dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).

Pasal 22 : Pengesahan ditetapkan pada Kongres ke-3 di Jakarta pada tanggal 4

September 1953, yang diperbaharui pada Kongres ke-4 di Bandung, pada

tanggal 14 Oktober 1955, Kongres ke-5 di Medan pada tanggal 31 Desember

1957, Kongres ke-6 di Makassar (Ujung pandang) pada tanggal 20 Juli 1960,

Kongres ke-7 di Jakarta pada tanggal 14 September 1963, Kongres ke-8 di

Solo (Surakarta) pada tanggal 17 September 1966, Kongres ke-9 di Malang

pada tanggal 10 Mei 1969, Kongres ke-10 di Palembang pada tanggal 10

Oktober 1971, Kongres ke-11 di Bogor pada tanggal 12 Mei 1974, Kongres

ke-12 di Semarang pada tanggal 16 Oktober 1976, Kongres ke-13 di Ujung

pandang pada tanggal 12 Februari 1979, Kongres ke-14 di Bandung pada

tanggal 30 April 1981, Kongres ke-15 di Medan pada tanggal 26 Mei 1983,

Kongres ke-16 di Yogyakarta pada tahun 1986, Kongres ke-17 di Yogyakarta

pada tanggal 5 Juli 1988, Kongres ke-18 di Bogor pada tanggal 10 Oktober

1990, Kongres ke-19 di Semarang pada tanggal 24 Desember 1992, Kongres

ke-20 di Purwokerto pada tanggal 27 April 1995, Kongres ke-21 di

Yogyakarta pada tanggal 28 Juli 1997, kongres ke-22 di Jakarta pada

tanggal 26 Agustus 1999, kongres ke-23 di Makassar tanggal 25 Juli 2001,

kongres ke-24 di Semarang tanggal 11 September 2003, kongres ke-25 di

Palu tanggal 17 Agustus 2005, kongres ke-26 di Depok tanggal 16 Agustus

2007 dan dikukuhkan kembali di Kongres ke-27 di Yogyakarta pada tanggal 9

Juni 2009.

Billahit taufiq walhidayah,

Palu tanggal 17 Agustus 2005 kongres ke-26 di Jakarta Selatan tanggal 16 Agustus

konstitusi.indd 5 25/07/2009 22:36:11

� Konstitusi HMI

konstitusi.indd 6 25/07/2009 22:36:11

�Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

1

ANGGARAN RUMAH TANGGA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrohmanirrahiim

BAB I

KEANGGOTAAN

BAGIAN I : ANGGOTA

Pasal 1 : Anggota Muda ialah mahasiswa Islam yang telah memenuhi syarat

keanggotaan.

Pasal 2 : Anggota Biasa ialah anggota muda yang telah memenuhi syarat untuk

menjadi anggota biasa dan atau mahasiswa Islam yang telah lulus Latihan

Kader I yang dianggap sah oleh Pengurus Cabang.

Pasal 3 : Anggota Kehormatan ialah orang yang dianggap telah berjasa kepada HMI

yang ditetapkan oleh Pengurus Cabang atau Pengurus Besar.

BAGIAN II : TATA CARA KEANGGOTAAN

Pasal 4 : a. Setiap mahasiswa Islam yang ingin menjadi anggota harus menyatakan

persetujuannya terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,

Khittah Perjuangan serta Pedoman-pedoman lainnya;

b. Bila telah memenuhi apa yang tersebut dalam ayat a, serta pernah

mengikuti aktivitas HMI dan memenuhi syarat keanggotaan, maka yang

bersangkutan dinyatakan sebagai Anggota Muda HMI;

c. Anggota muda yang telah memenuhi syarat untuk menjadi anggota biasa

dan atau mahasiswa Islam yang telah lulus Latihan Kader I berhak

menjadi Anggota Biasa;

d. Syarat untuk menjadi anggota kehormatan ditentukan oleh Pengurus

Cabang berdasarkan aturan-aturan HMI setelah melihat dedikasi,

aktivitas, kontinuitas, dan komitmen perjuangannya terhadap HMI.

konstitusi.indd 7 25/07/2009 22:36:11

� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

2

BAGIAN III : HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 5 : Hak Anggota

a. Anggota Muda berhak mengikuti LK I dan aktivitas-aktivitas lainnya yang

diselenggarakan oleh organisasi;

b. Anggota Muda yang telah memenuhi syarat untuk menjadi Anggota Biasa

dan atau mahasiswa Islam yang telah lulus LK I berhak menjadi Angota

Biasa;

c. Anggota Muda berhak mengikuti kegiatan-kegiatan berdasarkan ketentuan

pimpinan HMI dan berhak mengeluarkan pendapat atau mengajukan usul,

namun tidak mempunyai hak dipilih dan memilih;

d. Anggota Biasa mempunyai hak mengeluarkan pendapat, mengajukan usul

atau pertanyaan baik dengan lisan maupun tulisan kepada pengurus, serta

mempunyai hak dipilih dan memilih;

e. Anggota Kehormatan dapat mengajukan saran atau usul, serta

pertanyaan-pertanyaan kepada Pengurus HMI.

Pasal 6 : Kewajiban Anggota

a. Membayar uang pangkal anggota dan uang iuran anggota yang besarnya

ditentukan oleh masing-masing cabang;

b. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan HMI;

c. Menjaga nama baik organisasi;

d. Terkecuali bagi Anggota Kehormatan tidak berlaku ayat a.

BAGIAN IV : STATUS KEANGGOTAAN

Pasal 7 : Massa Keanggotaan

a. Masa keanggotaan HMI berlaku sejak menjadi anggota HMI hingga 12

tahun dan sesudahnya disebut alumni.;

b. Anggota yang habis masa keanggotaannya disaat masih memegang

amanah kepengurusan, maka usia keanggotaannya diperpanjang hingga

habis masa kepengurusan.

konstitusi.indd 8 25/07/2009 22:36:11

�Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

3

Pasal 8 : Jabatan Rangkap

a. Anggota HMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi atau badan-

badan lainnya di luar HMI harus menyesuaikan tindakan-tindakannya

dengan AD/ART dan ketentuan-ketentuan lainnya;

b. Pengurus HMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan di dalam

struktur HMI, kecuali dalam keadaan tertentu dan atas persetujuan

pimpinan HMI sesuai dengan jenjang kepengurusan.

Pasal 9 : Mutasi Anggota

a. Anggota HMI dapat melakukan Mutasi dari satu cabang ke cabang yang

lain jika pindah Perguruan Tinggi pada cabang yang berbeda;

b. Mutasi anggota HMI dari cabang yang satu ke cabang yang lain diwajibkan

membawa Surat Pengantar dan Kartu Anggota dari cabang asal.

BAGIAN V : PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN

Pasal 10 : Anggota diberhentikan keanggotaannya, karena :

a. Meninggal dunia;

b. Atas permintaan sendiri;

c. Diskors (pemberhentian sementara);

d. Dipecat.

Pasal 11 : Anggota dapat diskors atau dipecat, karena :

a. Bertindak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan HMI;

b. Bertindak merugikan atau mencemarkan nama baik HMI.

Pasal 12 : Tata Cara Skorsing/Pemecatan

a. Tuntutan skorsing/ pemecatan dapat diajukan oleh Pengurus Komisariat

kepada Pengurus Cabang;

b. Tata cara skorsing/pemecatan terhadap anggota dilakukan dengan suatu

peringatan terlebih dahulu, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali peringatan;

Pasal 13 : Pembelaan

a. Anggota yang diskorsing/pemecatan, dapat membela diri dalam

Konferensi atau forum yang ditunjuk MSO untuk itu dan Pengurus Cabang

berkewajiban untuk melaksanakannya;

b. Putusan skorsing/pemecatan yang diambil di dalam Konferensi atau

forum lain yang ditunjuk MSO dianggap sah apabila sekurang-kurangnya

konstitusi.indd 9 25/07/2009 22:36:11

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

4

dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah utusan Komisariat yang

seharusnya hadir;

c. Prosedur pembelaan diatur dalam Pedoman Operasional HMI.

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

A. STRUKTUR KEKUASAAN

BAGIAN I : KONGRES

Pasal 14 : Status

a. Kongres merupakan musyawarah utusan cabang-cabang;

b. Kongres memegang kekuasaan tertinggi organisasi;

c. Kongres diadakan 2 (dua) tahun sekali;

d. Kongres dapat diadakan menyimpang dari ayat c jika atas inisiatif 1 (satu)

Cabang, dan disetujui lebih dari separuh jumlah Cabang-cabang.

Pasal 15 : Kekuasaan/Wewenang

a. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Besar HMI;

b. Mendengar Laporan Pelaksanaan Tugas Majelis Syuro Organisasi;

c. Menetapkan Anggaran Dasar, Aanggaran Rumah Tangga, Khittoh

Perjuangan, dan Pedoman-pedoman Operasional HMI;

d. Memilih Ketua Umum HMI yang merangkap sebagai Formateur dan

memilih 4 (empat) Mide Formateur;

e. Menunjuk Majelis Syuro Organisasi.

Pasal 16 : Tata Tertib

a. Peserta Kongres terdiri dari Utusan Cabang dan Peninjau;

b. Utusan Cabang mempunyai Hak Suara dan Hak Bicara;

c. Peninjau hanya memiliki hak bicara

d. Peninjau adalah Pengurus Besar yang telah dinyatakan demisioner dan

peninjau dari cabang-cabang;

e. Pimpinan Kongres dipilih dari peserta oleh Utusan Cabang, dan berbentuk

Presidium yang memahami konstitusi HMI dengan baik;

f. Steering Committee Kongres memimpin sidang kongres sebelum

Presidium Kongres terbentuk;

konstitusi.indd 10 25/07/2009 22:36:11

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

5

g. Pengurus Besar dinyatakan demisioner setelah pertanggung-jawabannya

dinilai oleh Kongres;

h. Kongres dapat dinyatakan sah apabila telah dihadiri lebih dari separuh

jumlah utusan cabang-cabang;

i. Apabila pada ayat h tidak terpenuhi, maka Kongres diundur selambat-

lambatnya 1 x 24 jam, dan setelah itu dapat dimulai;

j. Jumlah Utusan Cabang dalam Kongres ditentukan dengan rumus:

Sn = a pn-1

Sn : Batas atas Jumlah anggota a : 50

p : Pembanding = 2 n : Jumlah utusan

Contoh Jumlah Anggota Utusan

50 = 1

100 = 2

200 = 3

400 = 4

800 = 5

1600 = 6

Dan seterusnya = dst

k. Jumlah peninjau Cabang ditetapkan oleh Panitia Kongres atas

pertimbangan Steering Committe Kongres;

l. Jumlah Utusan dapat ditetapkan oleh Pengurus Besar HMI atas

persetujuan Majelis Syuro Organisasi untuk cabang yang tidak memiliki

kejelasan jumlah anggota.

BAGIAN II : KONFERENSI

Pasal 17 : Status

a. Konferensi merupakan musyawarah utusan komisariat-komisariat

ditingkatan cabang;

b. Konferensi memegang kekuasaan tertinggi ditingkat cabang;

c. Konferensi diadakan 1 (satu) kali setahun;

konstitusi.indd 11 25/07/2009 22:36:11

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

6

d. Konferensi dapat diadakan menyimpang dari ketentuan b jika atas

inisiatif 1 (satu) komisariat, dan disetujui lebih dari separuh jumlah

utusan komisariat.

Pasal 18 : Kekuasaan/Wewenang

a. Menetapkan Garis Besar Program Kerja sebagai pengejawantahan

Ketetapan-ketetapan Kongres;

b. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Cabang HMI;

c. Memilih Ketua Umum yang merangkap sebagai Formateur dan kemudian

memilih 4 (empat) Mide Formateur;

d. Mendengar Laporan Pelaksanaan Tugas MSO Cabang

e. Menunjuk anggota MSO Cabang

Pasal 19 : Tata Tertib

a. Peserta Konferensi terdiri dari Utusan Komisariat, dan Peninjau;

b. Utusan Komisariat memiliki Hak Suara dan Hak Bicara;

c. Peninjau hanya memiliki hak bicara;

d. Peninjau adalah Pengurus Cabang yang telah demisioner dan peninjau

dari Komisariat-komisariat;

e. Pimpinan Konferensi dipilih dari peserta oleh Utusan k, dan berbentuk

Presidium yang memahami konstitusi HMI dengan baik;

f. Steering Committee Konfrensi memimpin sidang konferensi sebelum

Presidiun Konferensi terbentuk;

g. Pengurus Cabang dinyatakan demisioner setelah pertanggung-jawabannya

dinilai oleh Konferensi;

h. Konferensi dinyatakan sah bila dihadiri lebih dari separuh utusan

Komisariat;

i. Apabila ayat h tidak terpenuhi, maka Konferensi diundur selambat-

lambatnya 1 x 24 jam, dan setelah itu dianggap sah;

j. Jumlah Utusan Komisariat pada Konferensi disesuaikan dengan pasal 16

ayat j dengan ketentuan a = 10 (sepuluh);

k. Jumlah peninjau dari Komisariat ditentukan oleh Panitia konferensi atas

persetujuan Steering Committe;

l. Jumlah Utusan dapat ditetapkan oleh Pengurus Cabang atas persetujuan

MSO pada komisariat yang tidak memiliki kejelasan jumlah anggota.

konstitusi.indd 12 25/07/2009 22:36:11

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

7

m. Untuk cabang yang memiliki kurang dari 3 komisariat, maka utusannya

adalah anggota cabang.

n. Bila point m tidak terpenuhi, sidang ditunda selambat-lambatnya 1 x 24

jam dan setelah itu dianggap sah.

BAGIAN III : RAPAT ANGGOTA

Pasal 20 : Status

a. Rapat Anggota merupakan musyawarah anggota Komisariat;

b. Rapat Anggota memegang kekuasaan tertinggi ditingkat Komisariat

c. Rapat Anggota diadakan 1 (satu) tahun sekali;

d. Rapat Anggota dapat menyimpang dari ayat a jika atas inisiatif 1 (satu)

anggota dan disetujui lebih dari separuh jumlah anggota pleno

Komisariat.

Pasal 21 : Kekuasaan/Wewenang

a. Menetapkan Garis Besar Haluan Kerja Komisariat sebagai bentuk

pengejawantahan Ketetapan Konferensi;

b. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Komisariat;

c. Memilih Ketua Umum merangkap sebagai Formateur dan kemudian

memilih 4 (empat) Mide Formateur;

Pasal 22 : Tata Tertib

a. Peserta Rapat Anggota adalah Pengurus Komisariat dan Anggota

Komisariat;

b. Anggota Komisariat memiliki Hak Suara dan Hak Bicara;

c. Pengurus Komisariat hanya memiliki Hak Bicara;

d. Pimpinan Rapat Anggota dipilih dari peserta oleh Anggota Komisariat, dan

berbentuk Presidium yang memahami konstitusi HMI dengan baik;

e. Steering Committee Rapat Anggota memimpin sidang rapat anggota

sebelum Presidium rapat anggota terbentuk;

f. Pengurus komisariat dinyatakan demisioner setelah Laporan pertanggung-

jawabannya dinilai oleh Rapat Anggota;

konstitusi.indd 13 25/07/2009 22:36:11

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

8

g. Rapat Anggota dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari separuh

anggota;

h. Apabila ayat g tak dapat dipenuhi, Rapat Anggota dapat diundur

maskimal 1 x 24 jam dan dinyatakan sah;

B. STRUKTUR PIMPINAN

BAGIAN I : PUSAT

Pasal 23 : Status

a. Pengurus Besar adalah badan tertinggi di struktur kepemimpinan HMI;

b. Masa jabatan Pengurus Besar adalah 2 (dua) tahun;

Pasal 24 : Pengurus Besar

a. Pengurus Besar terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Bendahara

Umum, Pengurus Harian, Lembaga Koordinasi, Lembaga-Lembaga

kekaryaan dan Lembaga-Lembaga Khusus dan para stafnya;

b. Pengurus Besar adalah anggota HMI yang pernah menjadi Pengurus

Cabang, dan telah lulus Latihan Kader II dan senior course;

c. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap, maka dapat diangkat Pejabat

Ketua Umum oleh Rapat Presidium Pengurus Besar;

Pasal 25 : Tugas dan Kewajiban :

a. Pengurus Besar Melaksanakan Ketetapan-Ketetapan Kongres;

b. Pengurus Besar menjalankan tugasnya setelah dilakukan serah terima dari

pengurus periode sebelumnya;

c. Pengurus Besar wajib mengumumkan ke seluruh Cabang segala Kebijakan

Strategis HMI;

d. Ketua Umum Pengurus Besar HMI bertanggungjawab pada Kongres.

Pasal 26 : Forum pengambilan keputusan pengurus besar terdiri dari :

a. Rapat pleno, adalah forum pengambilan keputusan untuk mengevaluasi

atas pelaksanaan amanah kongres yang diadakan minimal tiap 6 bulan

dan minimal dihadiri oleh ketua umum, sekretaris jendral, bendahara

umum, dan lebih dari separuh pimpinan lembaga-lembaga HMI;

konstitusi.indd 14 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

9

b. Rapat presidium adalah forum pengambilan keputusan strategis organisasi

yang dihadiri oleh hanya ketua umum, sekretaris jendral, bendahara

umum, dan lebih dari separuh pimpinan lembaga-lembaga HMI;

c. Rapat harian adalah forum koordinasi yang diadakan secara periodik yang

dipimpin oleh ketua umum atau sekretaris jendral

BAGIAN II : C A B A N G

Pasal 27 : Status

a. Cabang merupakan kesatuan organisasi yang dibentuk oleh Pengurus

Besar di tempat yang ada Perguruan Tinggi pada satu Kabupaten/Kota

atau di beberapa kabupaten/kota.

b. Cabang dapat didirikan dengan sekurang-kurangnya memiliki Ketua

Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum, dan disahkan oleh Ketua

Umum dan Sekretaris Jenderal HMI dengan status cabang persiapan;

c. Cabang persiapan menjadi cabang Penuh jika telah memenuhi 30 anggota

dan telah mendapat bimbingan minimal satu tahun oleh Pengurus Besar;

d. Penetapan Cabang Penuh dilakukan melalui Surat Keputusan Ketua Umum

dan Sekretaris Jendral Pengurus Besar HMI;

e. Pendirian cabang dapat dilakukan oleh Anggota atau Komisariat yang

sebelumnya telah masuk pada satu cabang tertentu yang disetujui oleh

pengurus cabang bersangkutan.

Pasal 28 : Pengurus Cabang

a. Pengurus Cabang adalah badan tertinggi dalam struktur kepemimpinan

HMI ditingkat Cabang;

b. Pengurus Cabang terdiri dari Ketua Umum dan Pengurus Harian,

Koordinator Komisariat, Lembaga-Lembaga khusus, dan Lembaga-

Lembaga Kekaryaan;

c. Masa jabatan Pengurus Cabang adalah 1 (satu) tahun;

d. Pengurus Cabang adalah anggota yang pernah menjadi Pengurus

Komisariat dan/atau telah lulus Latihan Kader II;

e. Apabila Ketua Umum Pengurus Cabang berhalangan tetap, dapat diangkat

Pejabat Ketua Umum oleh Rapat Presidium Pengurus Cabang.

konstitusi.indd 15 25/07/2009 22:36:12

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

10

Pasal 29 : Tugas dan Kewajiban

a. Pengurus Cabang melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan

Pengurus Besar dan Ketetapan-Ketetapan Konferensi

b. Pengurus Cabang menjalankan tugasnya setelah dilakukan serah terima

dari kepengurusan periode sebelumnya;

c. Pengurus Cabang harus memberikan laporan kepada Pengurus Besar Tiap

4 (empat) bulan;

d. Ketua Umum Cabang bertanggungjawab pada Konferensi.

Pasal 30 : Forum pengambilan keputusan pengurus cabang terdiri dari :

a. Rapat pleno, adalah forum pengambilan keputusan untuk mengevaluasi

atas pelaksanaan amanah konferensi yang diadakan minimal tiap 3 bulan

dan minimal dihadiri oleh ketua umum, sekretaris umum, bendahara

umum, dan lebih dari separuh pimpinan lembaga-lembaga HMI;

b. Rapat presidium adalah forum pengambilan keputusan strategis organisasi

yang dihadiri oleh hanya ketua umum, sekretaris umum, bendahara

umum, dan lebih dari separuh pimpinan lembaga-lembaga HMI;

c. Rapat harian adalah forum koordinasi yang diadakan secara periodik yang

dipimpin oleh ketua umum atau sekretaris umum.

BAGIAN III : KOMISARIAT

Pasal 31 : Status

a. Komisariat merupakan kesatuan organisasi pada suatu Perguruan

Tinggi/Fakultas/Jurusan, atau beberapa Fakultas/Jurusan pada

perguruan tinggi yang sama yang dibentuk oleh Pengurus Cabang;

b. Pendirian Komisariat dapat dilakukan sekurang-kurangnya harus ada 3

(tiga) anggota komisariat dengan status komisariat persiapan;

c. Komisariat persiapan menjadi komisariat penuh jika telah memenuhi 10

anggota dan telah mendapat bimbingan minimal 6 bulan dari cabang.

d. Pendirian Komisariat dapat dilakukan oleh Anggota HMI yang sebelumnya

telah masuk dalam satu komisariat tertentu dengan mengajukan

konstitusi.indd 16 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

11

permohonan kepada Pengurus Cabang untuk mendapat persetujuan serta

pertimbangan komisariat tersebut.

Pasal 32 : Pengurus Komisariat:

a. Pengurus Komisariat adalah badan tertinggi dalam struktur kepemimpinan

HMI ditingkat Komisariat;

b. Pengurus Komisariat memiliki masa jabatan 1 (satu) tahun;

c. Pengurus Komisariat minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris dan

Bendahara;

d. Pengurus Komisariat merupakan anggota biasa Komisariat.

e. Apabila Ketua Komisariat berhalangan tetap, dapat diangkat Pejabat

Ketua Umum oleh Rapat Koordinasi Pengurus Komisariat.

Pasal 33 : Tugas dan Kewajiban

a. Pengurus Komisariat melaksanakan Keputusan-Keputusan Pengurus

Cabang dan Ketetapan-Ketetapan Rapat Anggota

b. Pengurus Komisariat menjalankan tugasnya setelah dilakukan serah

terima dari pengurus periode sebelumnya;

c. Pengurus Komisariat harus memberikan laporan kepada Pengurus Cabang

tiap 4 (empat) bulan;

d. Ketua Umum Komisariat HMI sebagai pemimpin Pengurus Komisariat

bertanggungjawab pada Rapat Anggota.

Pasal 34 : Forum pengambilan keputusan pengurus besar terdiri dari :

a. Rapat pleno, adalah forum pengambilan keputusan untuk mengevaluasi atas

pelaksanaan amanah rapat anggota yang diadakan minimal tiap 3 bulan dan

minimal dihadiri oleh ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum, dan

lebih dari separuh pimpinan lembaga-lembaga HMI;

b. Rapat presidium adalah forum pengambilan keputusan strategis organisasi

yang dihadiri oleh hanya ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum,

dan lebih dari separuh pimpinan lembaga-lembaga HMI;

c. Rapat harian adalah forum koordinasi yang diadakan secara periodik yang

dipimpin oleh ketua umum atau sekretaris umum.

konstitusi.indd 17 25/07/2009 22:36:12

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

12

BAGIAN IV : PENGURUS HARIAN

A. KOMISI KEBIJAKAN

Pasal 35 : Status

a. Komisi kebijakan adalah bentuk Pengurus Harian dari Pengurus Besar;

b. Komisi kebijakan disusun oleh Formatur dan Mide Formatur dengan

ketetapan Ketua Umum HMI;

c. Formasi Komisi Kebijakan adalah Ketua Komisi Kebijakan dan para

anggota Komisi Kebijakan;

Pasal 36 : Tugas dan Kewajiban

a. Menetapkan kebijakan-kebijakan keorganisasian HMI;

b. Melakukan kerjasama-kerjasama organisasi dengan berbagai pihak;

c. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum HMI;

B. BIDANG KERJA

Pasal 37 : Status

a. Bidang Kerja adalah bentuk Pengurus Harian dari Pengurus Cabang;

b. Bidang Kerja disusun oleh Formatur dan Mide Formatur dengan ketetapan

Ketua Umum Cabang HMI;

c. Formasi Bidang Kerja adalah Ketua Bidang dan para anggota Bidang.

Pasal 38 : Tugas dan Kewajiban

a. Membantu Ketua Umum dalam Menjalankan amanah Konferensi yang

diberikan pada kepengurusan menurut bidang kerjanya;

b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan organisasi:

c. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum Cabang;

C. UNIT AKTIFITAS

Pasal 39 : Status

a. Unit Aktifitas adalah bentuk minimal Pengurus Harian dari Pengurus

Komisariat;

b. Unit Aktifitas disusun oleh Formatur dan Mide Formatur dengan ketetapan

Ketua Umum Komisariat HMI;

c. Formasi Unit Aktifitas adalah Ketua Unit Aktifitas dan para anggota

Anggota Unit aktifitas;

konstitusi.indd 18 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

13

d. Unit Aktifitas dapat dibentuk dalam bentuk Bidang kerja bagi komisariat

yang sehat.

Pasal 40 : Tugas dan Kewajiban

a. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan amanah Rapat Anggota yang

diberikan pada kepengurusan;

b. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan organisasi:

c. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum Komisariat;

BAGIAN V : LEMBAGA KOORDINASI

A. BADAN KOORDINASI

Pasal 41 : Status

a. Badan Koordinasi adalah Pengurus Besar yang mengkoordinir aktifitas

internal HMI di beberapa cabang dalam satu wilayah tertentu;

b. Pembagian wilayah yang dikoordinir ditetapkan Ketua Umum HMI;

Pasal 42 : Struktur

a. Formasi Pengurus Badan Koordinasi sekurang-kurangnya terdiri dari

Ketua, Sekretaris, dan Bendahara;

b. Pejabat Ketua Badan Koordinasi dapat diangkat oleh Ketua Umum HMI,

jika Ketua Badan Koordinasi tersebut berhalangan tetap, dengan

memperhatikan aspirasi Cabang-cabang;

c. Masa jabatan Pengurus Badan Koordinasi adalah 2 (dua) tahun;

Pasal 43 : Tugas dan Kewajiban

a. Mengkoordinir kebijakan-kebijakan Pengurus Besar oleh cabang-cabang

diwilayah koordinasinya;

b. Menjalankan peran-peran HMI dicabang-cabang wilayahnya;

c. Membentuk Cabang baru di wilayah koordinasinya;

d. Melantik Pengurus Cabang di Wilayah Koordinasinya

e. Memberikan bimbingan, mengkoordinasikan, dan mengawasi kegiatan-

kegiatan Cabang dalam wilayah koordinasinya;

f. Meminta laporan Cabang-Cabang dalam wilayah koordinasinya;

g. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum HMI;

h. Memberikan laporan kerja ke Musyawarah Badan Koordinasi;

konstitusi.indd 19 25/07/2009 22:36:12

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

14

i. Melaksanakan segala hal yang diputuskan di Musyawarah Daerah;

j. Mengeluarkan kebijakan di wilayah koordinasinya selama tidak

bertentangan dengan kebijakan pengurus besar HMI

Pasal 44 : Musyawarah Badan Koordinasi

a. Musyawarah Badan Koordinasi adalah musyawarah utusan cabang-cabang

di wilayah Badan Koordinasi yang diadakan 2 (dua) tahun sekali;

b. Kekuasaan dan wewenang Musyawarah Badan Koordinasi adalah memilih 3

(tiga) orang calon Ketua dan menentukan Haluan Kerja Badan Koordinasi;

c. Ketua Badan Koordinasi ditetapkan Ketua Umum Pengurus Besar HMI dari

nama-nama calon yang diajukan Musyawarah Badan Koordinasi;

d. Jumlah utusan cabang di Musyawarah Badan Koordinasi sesuai pasal 16 j.

B. KOORDINATOR KOMISARIAT

Pasal 45 : Status

a. Koordinator Komisariat adalah Pengurus Cabang yang mengkoordinir

Komisariat di 1 (satu) atau beberapa Perguruan Tinggi;

b. Pembagian komisariat yang dikoordinir ditetapkan Ketua Umum Cabang;

Pasal 46 : Struktur

a. Formasi Pengurus Koordinator Komisariat sekurang-kurangnya terdiri dari

Ketua, Sekretaris dan Bendahara;

b. Pejabat Ketua Koordinator Komisariat dapat diangkat oleh Ketua Umum

Cabang HMI jika Ketua Koordinator Komisariat tersebut berhalangan

tetap, dengan memperhatikan aspirasi komisariat- komisariat;

c. Masa jabatan Pengurus Koordinator Komisariat adalah 1 (satu) tahun.

Pasal 47 : Tugas dan Kewajiban

a. Membimbing dan membina Komisariat-Komisariat di lingkungannya;

b. Mengkoordinasikan dan mengawasi Komisariat dilingkungannya;

c. Mengkoordinir pelaksanaan program kerja kepengurusan cabang di

komisariat-komisariat lingkungannya;

d. Membantu pelaksanaan operasional program Kerja kepengurusan cabang

untuk lingkungannya;

e. Bertanggungjawab terhadap Ketua Umum Cabang HMI;

f. Melaksanakan keputusan Musyawarah Koordinator Komisariat.

konstitusi.indd 20 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

15

g. Mengeluarkan kebijakan di wilayah koordinasinya selama tidak

bertentangan dengan kebijakan pengurus cabang HMI

Pasal 48 : Musyawarah Koordinator Komisariat

a. Musyawarah Koordinator Komisariat adalah musyawarah utusan

komisariat-komisariat di lingkungannya, yang diadakan 1 (satu) tahun

sekali;

b. Memilih maksimal 3 (tiga) orang calon Ketua dan menentukan Garis Besar

Program Kerja Koordinator Komisariat;

c. Ketua Koordinator Komisariat ditentukan oleh Ketua Umum Pengurus

Cabang dari nama-nama calon yang diajukan Musyawarah Koordinator

Komisariat;

d. Jumlah utusan Komisariat yang hadir pada Musyawarah Koordinator

Komisariat disesuaikan dengan pasal 19 ayat j dengan ketentuan a = 30

BAGIAN VI : LEMBAGA KHUSUS

Pasal 49 : Status

a. Lembaga-lembaga Khusus HMI adalah bagian dari struktur pimpinan yang

memiliki peran-peran khusus;

b. Lembaga-lembaga Khusus bersifat semi otonom;

c. Lembaga-lembaga Khusus HMI dibentuk oleh pimpinan HMI sesuai dengan

kebutuhan;

d. Lembaga-lembaga Khusus HMI dapat berupa: Korp HMI-wati (Kohati), Korp

Pengader (KP), dan Pusat Arsip dan lainnya yang dibentuk Pengurus HMI.

Pasal 50 : Struktur

a. Formasi Pengurus Lembaga-lembaga Khusus HMI sekurang-kurangnya

terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara;

b. Bila diperlukan, pada tingkat pusat dapat dibentuk Koordinator Nasional

lembaga-lembaga khusus.

Pasal 51 : Tugas dan Kewajiban

a. Lembaga-lembaga Khusus bertugas melaksanakan program dan

kewajiban-kewajiban HMI sesuai dengan fungsi dan perannya masing-

masing;

b. Pengurus lembaga-lembaga khusus berkewajiban melaksanakan hasil

Musyawarah lembaga Khusus;

konstitusi.indd 21 25/07/2009 22:36:12

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

16

c. Pimpinan Lembaga Khusus bertanggungjawab pada Struktur

Kepemimpinan HMI dengan melaksanakan Laporan Pelaksanaan Tugas

dalam lembaganya;

d. Lembaga Khusus memberikan laporan kerja kepada Struktur

Kepemimpinan HMI minimal 2 (dua) kali selama satu periode dan/atau

jika sewaktu-waktu bila diminta Struktur kepemimpinan.

Pasal 52 : Musyawarah

a. Status musyawarah Lembaga Khusus adalah merupakan forum kekuasaan

tertinggi di internal lembaga khusus dengan tanpa bertentangan dengan

ketetapan-ketetapan lembaga kekuasaan HMI ditingkatannya;

b. Musyawarah Lembaga khusus HMI berhak mengajukan sebanyak-

banyaknya 3 (tiga) calon Pimpinan Lembaga Khusus untuk ditetapkan oleh

pimpinan HMI.

BAGIAN VII : LEMBAGA KEKARYAAN

Pasal 53 : Status

a. Lembaga Kekaryaan adalah bagian dari struktur pimpinan HMI yang

memiliki peran kekaryaan;

b. Lembaga-lembaga kekaryaan bersifat semi otonom;

c. Lembaga-lembaga kekaryaan dibentuk bila ada aspirasi dan kebutuhan

anggota, yang memiliki minat dan bakat di bidang yang sama;

d. Lembaga Kekaryaan memiliki spesifikasi bidang yang mengarah pada

peningkatan keahlian dan profesionalitas tertentu.

Pasal 54 :Struktur

a. Formasi pengurus Lembaga-lembaga kekaryaan sekurang-kurangnya

terdiri dari Direktur dan Staf Direktur;

b. Bila diperlukan, pada tingkat pusat dapat dibentuk Koordinator Nasional

lembaga-lembaga kekaryaan.

Pasal 55 : Tugas dan Kewajiban

a. Lembaga-lembaga kekaryaan mempunyai tugas meningkatkan dan

mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota HMI pada bidang

tertentu dalam bentuk kerja kemanusiaan;

b. Pengurus lembaga-lembaga kekaryaan berkewajiban melaksanakan hasil

Musyawarah lembaga kekaryaan;

konstitusi.indd 22 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

17

c. Pimpinan lembaga-lembaga kekaryaan bertanggungjawab pada Struktur

Kepemimpinan HMI dengan melaksanakan pertanggung-jawabannya pada

Struktur Kekuasaan di tingkatannya;

d. Pengurus memberikan laporan kerja kepada pimpinan HMI minimal 2

(dua) kali selama satu periode;

e. Koordinator Nasional berperan dalam usaha mendorong keberhasilan

pencapaian tujuan lembaga kekaryaan ditingkatan Cabang.

Pasal 56 : Musyawarah

a. Status musyawarah Lembaga-lembaga Kekaryaan adalah merupakan rapat

anggota yang bertugas untuk merumuskan dan mengevaluasi program-

program kerja lembaga-lembaga kekaryaan;

b. Musyawarah Lembaga Kekaryaan HMI berhak mengajukan satu atau

beberapa calon pimpinan Lembaga Kekaryaan untuk ditetapkan oleh

pimpinan HMI.

C. MAJELIS SYURO ORGANISASI (MSO)

Pasal 57 : Status

a. MSO berstatus sebagai Lembaga Konsultasi dan Lembaga Peradilan HMI;

b. Sidang MSO adalah Majelis yang terdiri dari sebagian besar anggota MSO;

c. Anggota MSO adalah anggota HMI yang telah menjadi Pengurus HMI

maksimal 2 (dua) periode sebelumnya dengan jumlah maksimal 13 orang.

Pasal 58 : Struktur MSO terdiri dari Koordinator dan anggota MSO

Pasal 59 : Tugas dan kewajiban

a. Memberikan pertimbangan dan saran kepada struktur kepemimpinan HMI

untuk menentukan kebijakan-kebijakan;

b. Memberikan keputusan atas konflik yang terjadi dalam struktur

kepemimpinan HMI yang tidak bisa diselesaikan oleh ketua umum struktur

kepemimpinan tersebut melalui proses persidangan;

c. Memberikan Laporan Pelaksanaan Tugas pada Struktur Kekuasaan.

d. MSO Pusat bertugas untuk menampung dan memberikan pertimbangan

terhadap usulan amandemen dari struktur pimpinan HMI untuk diajukan

ke Kongres.

konstitusi.indd 23 25/07/2009 22:36:12

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

18

Pasal 60 : Tata Kerja

a. Tata Kerja MSO diselenggarakan oleh Koordinator MSO;

b. Sebelum Koordinator MSO terpilih, sidang MSO pertama diselenggarakan

dan dipimpin oleh struktur kepemimpinan;

c. MSO dapat membuat tim-tim kerja melalui keputusan sidang MSO yang

dihadiri lebih dari separuh jumlah anggota MSO;

d. MSO melaporkan pelaksanaan tugasnya pada struktur kekuasaan.

BAB III

KESEKRETARIATAN

Pasal 61 :Kesekretariatan memiliki fungsi dalam menjalankan sisitem

keadministrasian, dan sistem keprotokoleran organisasi.

Pasal 62 :Sistem administrasi merupakan sistem organisasi dalam mengatur sirkulasi

administrasi.

Pasal 63 :Sistem keprotokoleran merupakan sistem organisasi dalam mengatur

prosedur aktifitas elemen-elemen organisasi.

Pasal 64 :Sekretariat berfungsi sebagai tempat domisili tiap Struktur kepemimpinan

HMI yang berperan sebagai sentral koordinasi organisasi dan sarana aktifitas

strukutur keorgansiasian serta alat interaksi lembaga dengan lingkungannya;

BAB IV

KEUANGAN

Pasal 65: Sumber Keuangan Internal organisasi berasal dari Uang Pangkal dan Iuran

yang diserahkan Anggota.

Pasal 66 :Uang pangkal diberikan Anggota kepada Pengurus Cabang saat ia

mendaftarkan diri jadi Anggota HMI.

Pasal 67 :Iuran anggota diberikan Anggota kepada Pengurus Komisariat secara

periodik selama ia menjadi Anggota HMI.

Pasal 68 :20 (dua puluh) persen iuran anggota yang diterima pengurus Komisariat

adalah hak milik dari Pengurus Cabang dan maksimal 20 (dua puluh) dari

jumlah yang diterima Pengurus Cabang adalah hak milik Pengurus besar.

konstitusi.indd 24 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Anggaran Rumah Tangga

Di Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

19

Pasal 69 :Tiap Struktur Kepemimpinan, Struktur Kekuasaan dan MSO berhak menerima

dana dari pihak eksternal sesuai dengan pedoman yang berlaku.

Pasal 70 :Pengelolaan Keuangan pada Struktur Kekuasaan, Struktur Pimpinan dan MSO

harus berdasarkan prinsip akuntabilitas dan keadilan.

Pasal 71 : Seluruh kekayaan HMI akan diserahkan pada pihak yang akan ditunjuk oleh

kongres saat pembubaran organisasi.

BAB IV

ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 72 :Atribut-atribut Organisasi yang dipakai dalam operasional organisasi

ditetapkan oleh Kongres.

Pasal 73 : Jenis-jenis Atribut organisasi HMI terdiri dari Lambang HMI, Bendera HMI,

Baret HMI, Muts HMI, Selempang HMI, Himne HMI, dan Mars Hijau Hitam.

Pasal 74 : Lembaga Khusus dapat menentukan jenis dan bentuk atributnya tersendiri

melalui Musyawarah Lembaga Khusus.

BAB V

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 75 :Keputusan pembubaran HMI dilakukan di kongres dengan persetujuan

minimal 2/3 utusan-utusan cabang.

Pasal 76 :Anggaran Rumah Tangga merupakan pedoman penjelas Anggaran Dasar HMI

yang kemudian diturunkan dalam pedoman-pedoman operasional berupa:

Pedoman Keanggotaan, Pedoman Struktur Organisasi, Pedoman

Kesekretariatan, Pedoman Keuangan, Pedoman Atribut, dan Pedoman

Lembaga-lembaga yang ditetapkan di Kongres.

konstitusi.indd 25 25/07/2009 22:36:12

�� Konstitusi HMI

konstitusi.indd 26 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

1

PEDOMAN STRUKTUR ORGANISASI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirromanirrahiim

BAB I

PENDAHULUAN

Organisasi bagi HMI merupakan alat dalam menyusun barisan perjuangan

untuk membentuk insan ulil albab dan masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT. Hal

ini berdasarkan sebuah kesadaran bahwa berjuang secara bersama mempunyai nilai

lebih daripada sendiri. Oleh sebab itu mulai dari pembentukan individu (kader)

sampai menggerakkannya di masyarakat umum, HMI lakukan dengan alat yang

disebut organisasi. Struktur merupakan fokus utama selain kultur ketika

membicarakan organisasi untuk mencapai tujuan dan keberlanjutan perjuangan

HMI.

Pencapaian tujuan tersebut tentunya harus dilakukan dengan manajemen

organisasi yang berkualitas. Oleh sebab itu pembentukan dan pemakaian struktur

organisasi di tiap lini atau tiap tingkatan harus berdasarkan pada 3 komponen, yaitu

Fleksibel, Responsif, dan Visioner. Makna yang terkandung dalam faktor Fleksibel

adalah; struktur HMI dituntut untuk tidak kaku dan mampu memacu semua kadernya

melakukan kreatitivitas-kreativitas individu dalam lingkungan kerjasama organisasi

tanpa lepas dari pedoman yang berlaku. Responsif, merupakan sebuah dasar bagi

struktur HMI untuk menjawab segala tantangan dan hambatan dalam HMI serta

mengambil kesempatan dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan organisasi.

Hal ini perlu karena struktur HMI dibentuk untuk bergerak kedepan walau bentuk

struktur merupakan hasil kesepakatan yang diambil berdasarkan pertimbangan masa

lalu. Visioner, struktur HMI merupakan sebuah gambaran organisasi tentang masa

depan bukan masa lalu. Dengan demikian organisasi punya tujuan yang dapat ia lihat

dan jalani dari waktu ke waktu. Jika salah satu komponen ini tidak ada, maka struktur

organisasi akan pincang bahkan lumpuh dalam gerak organisasinya.

Ketiga hal di atas akan terlihat bermakna ketika struktur didesain dan

dijalankan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dasar yang ditetapkan oleh organisasi

konstitusi.indd 27 25/07/2009 22:36:12

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

2

dengan pertimbangan sisi kemanuisaan. Tidak seperti dasar organisasi pada umumnya,

tiga dasar ini menyatakan bahwa HMI merupakan organisasi yang tidak didasarkan atas

kekuasaan semata namun atas dasar kesepakatan bersama dengan komitmen bersama

pula. Pola ini merupakan pola masyarakat yang punya tingkat kesadaran tinggi untuk

berjuang bukan kesadaran tinggi untuk berkuasa dan menguasai. Kita akan banyak

melihat proses-proses dimana semua pihak berhak dan dapat beraktualisasi dalam

kerangka kerjasama yang sebenar-benarnya.

Bagan Struktur Organisasi merupakan sebuah skema kendali organisasi dengan

tingkatan tingkatannya (Pusat, Cabang dan Komisariat). Tiap tingkatan bagan struktur

terdiri dari Manajemen Puncak (Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum)

tingkat Manajemen Menengah (Pengurus Harian, Pimpinan Lembaga Koordinasi,

Pimpinan Lembaga Khusus, Pimpinan Lembaga Kekaryaan), tingkat manajemen bawah

(staf atau panitia).

HMI memiliki tiga strukutur organisasi, yaitu Struktur Kekuasaan dan Struktur

pimpinan serta Majelis Syuro Organisasi. Struktur Kekuasaan adalah tempat keluarnya

amanah-amanah untuk aktifitas lembaga, Struktur ini terdiri dari Kongres, Konferensi

dan Rapat Anggota. Struktur pimpinan adalah pihak yang melaksanakan amanah.

Struktur pimpinan ini terdiri dari Pengurus Besar, Pengurus Cabang dan Pengurus

Komisariat. Adapun Majelis Syuro Organisasi merupakan struktur peradilan dan

konsultasi bagi organisasi yang terdiri dari MSO tingkat Pusat dan MSO tingkat cabang.

konstitusi.indd 28 25/07/2009 22:36:12

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

3

BAB II

STRUKTUR KEKUASAAN

HMI dalam strukturnya hanya memiliki tiga tingkatan struktur kekuasaan.

Ketiga tingkatan itu terdiri dari tingkat pusat, tingkat cabang dan tingkat komisariat.

Pada tingkat pusat, Kongres menjadi forum pengambilan keputusan tertinggi dalam

orgnisasi HMI, pada tingkat cabang HMI mengenal Konferensi dan Rapat Anggota

sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi yang ada pada tingkat Komisariat.

1. Kongres

Kongres merupakan struktur kekuasaan yang berbentuk forum dan

dilaksanakan setiap dua tahun sekali diakhir periode Pengurus Besar. Pelaksanaan

diluar waktu ini dapat diadakan atas pengajuan satu cabang yang kemudian

disepakati oleh sebagian besar cabang lainnya pelaksanaan diluar waktu normal,

tanggungjawabnya dipegang oleh cabang pengusul dan yang menyetujuinya.

Kongres pada dasarnya memiliki beberapa kekuasaan atau wewenang utama yang

dapat dipakai, yaitu:

a. Menetapkan Pedoman Dasar (Anggaran Dasar), Pedoman Penjelas (Aanggaran

Rumah Tangga, Khittah Perjuangan) dan Pedoman Operasional (Pedoman

Perkaderan, Pedoman Keanggotaan, Pedoman Struktur Organisasi, Pedoman

Kesekretariatan, Pedoman Keuangan, Pedoman Atribut dan Pedoman lembaga-

lembaga.

b. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Besar HMI.

c. Memilih Ketua Umum HMI yang merangkap sebagai Formatur.

d. Memilih 4 (empat) Mide Formatur yang bertugas membantu Formatur dalam

pembentukan struktur kepengurusan. Mide Formatur akan bubar dengan

sendirinya saat Pengurus yang dibentuk dilantik.

e. Menunjuk Majelis Syuro Organisasi atas usulan cabang-cabang. Masing-masing

cabang cukup menunjuk 3 nama calon dan kongres menetapkan maksimal 13

orang bersuara terbesar menjadi bagian dari MSO.

f. Melakukan pembubaran organisasi.

g. Melakukan Pelaksanaan Banding tingkat akhir atas keputusan cabangdalam

memecat anggotanya.

h. Menentukan agenda-agenda organisasi yang lainnya.

konstitusi.indd 29 25/07/2009 22:36:13

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

4

Forum kongres dihadiri oleh utusan-utasan cabang dengan jumlah menurut

perhitungan utusan dalam Anggaran Rumah Tangga. Pada tingkatan teknis prosedur

yang harus dilakukan dalam hal utusan ini adalah:

1. PB HMI memberikan data mutakhir anggota HMI Cabang di seluruh Indonesia

kepada Steering Committee kongres.

2. SC Kongres memverifikasi jumlah anggota dan kemudian menentukan jumlah

utusan untuk setiap cabang.

3. Cabang mengirimkan nama-nama utusan sejumlah yang ditentukan SC sehari

sebelum kongres dibuka.

4. Jika terjadi keterlambatan, SC berhak menolak kehadiran utusan cabang dan tak

ada satu pihakpun yang berhak menggantikan utusan cabang tersebut,

5. Dalam keadaaan darurat pergantian utusan dalam suatu cabang dimungkinkan

dengan syarat harus diberitahukan secara resmi dan disahkan oleh Steering

Committee kongres.

6. Jumlah peninjau yang dapat hadir mewakili suatu cabang ditentukan oleh

panitia kongres setelah mendapat pertimbangan dari SC Kongres.

Pelaksanaan kongres dilakukan tiap dua tahun dengan waktu pelaksanaannya

diputuskan dalam Pleno III PB HMI. Kongres yang dilakukan diluar jangka waktu

tersebut dinamakan Kongres Luar Biasa. Kongres luar biasa ini memiliki wewenang

dan kekuasaan yang sama dengan kongres yang biasa. Namun Kongres luar biasa ini

dapat dilakukan dengan prosedur:

1. Satu cabang memberikan usulan Kongres luar biasa kepada pihak Majelis Syuro

Organisasi.

2. Dalam waktu satu bulan pihak pengusul harus menyerahkan surat persetujuan

untuk melaksanakan Kongres dari cabang-cabang lain yang berjumlah separuh

tambah satu dari cabang-cabang HMI yang ada kepada MSO.

3. Dalam kurun waktu satu bulan pihak-pihak yang menyetujui kongres Luar Biasa

harus dapat memembentu Steering Comitee dan Panitia Kongres luar biasa dan

menyerahkannya kepada MSO.

4. MSO berhak menyatakan pembatalan kongres Luar Biasa jika tenggang waktu

diatas tidak terpenuhi dan pihak pengusul dan pihak yang menyetujui tidak

berhak melakukan tindaan apapun yang mengarah pada Kongres Luar Biasa.

5. Ketua Umum PB HMI wajib hadir dan melakukan pertanggungjawaban dalam

Kongres luar biasa jika diminta.

konstitusi.indd 30 25/07/2009 22:36:13

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

5

6. Segala keputusan yang lahir dalam Kongres luar biasa dapat menggantikan

keputusan Kongres sebelumnya.

2. Konferensi

Konferensi merupakan struktur kekuasaan tertinggi pada tingkatan cabang

yang waktu pelaksanaannya diputuskan di pleno terakhir pengurus cabang HMI.

Sebagaimana halnya Kongres, konferensipun berbentuk forum, namun dilaksanakan

tiap tahun pada akhir periode Pengurus Cabang. Konferensi ini dihadiri oleh utusan

komisariat-komisariat. Jumlah utusan komisariat ditentukan dalam rumusan yang

terdapat dalam Anggaran Rumah Tangga HMI. Prosedur teknis dalam hal utusan

komisariat adalah:

1. Pengurus cabang yang menangani pendataan anggota memberikan anggota data

mutakhir pada steering committee Konferensi.

2. SC Konferensi memverifikasi jumlah anggota lalu menentukan jumlah utusan.

3. Komisariat mengirimkan nama-nama utusannya, paling lambat sehari sebelum

konferensi dibuka.

4. Jika terjadi keterlambatan, SC berhak menolak kehadiran utusan dan tak ada

satu pihakpun yang berhak menggantikan utusan tersebut,

5. Pergantian nama utusan harus diketahui oleh SC konferensi.

6. Jumlah peninjau yang dapat hadir mewakili suatu komisariat ditentukan oleh

panitia konferensi setelah mendapat pertimbangan dari SC Konferensi.

Konferensi dapat dilaksanakan jika utusan yang hadir pada acara pembukaan

Konferensi lebih dari separuh jumlah utusan yang telah terdaftar oleh panitia

Konferensi. Jika jumlah tersebut (quota) tidak tercapai maka Konferensi dapat

dundur maksimal 1 x 24 jam. Konferesi pada dasarnya memiliki beberapa

kekuasaan atau wewenang utama, yaitu:

1. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Cabang.

2. Menentukan Garis Besar Haluan Kerja pengurus Cabang.

3. Memilih Ketua Umum HMI yang merangkap sebagai Formatur.

4. Memilih 4 (empat) Mide Formatur yang bertugas membantu Formatur dalam

pembentukan struktur kepengurusan. Mide Formatur akan bubar dengan

sendirinya saat Pengurus yang dibentuk dilantik.

5. Menunjuk Majelis Syuro Organisasi atas usulan Komisariat jika diperlukan. Pada

Konferensi, komisariat-komisariat cukup menunjuk 3 nama calon dan konferensi

menetapkan maksimal 7 orang bersuara terbesar menjadi bagian dari MSO.

konstitusi.indd 31 25/07/2009 22:36:13

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

6

6. Anggota MSO yang dipilh menjadi Pengurus Cabang harus diganti oleh

Koordinator MSO atas persetujuan anggota MSO lainnya.

7. Melakukan proses banding atas keputusan cabang dalam memecat anggotanya.

8. Menentukan agenda-agenda organisasi yang lainnya.

Konferensi yang dilakukan diluar periode satu tahun dinamakan Konferensi

Luar Biasa. Prosedur yang harus dilakukan adalah:

1. Satu komisariat memberikan usulan Konferensi Luar Biasa kepada Majelis Syuro

Organisasi Cabang.

2. Ketika cabang tidak memiliki MSO maka komisariat mengirimkan usulan

Konferensi Luar Biasa ke MSO pusat.

3. Dalam waktu satu bulan pihak pengusul harus menyerahkan surat persetujuan

untuk melaksanakan Konferensi dari Komisariat lain yang berjumlah separuh

tambah satu dari seluruh Komisariat HMI yang ada kepada MSO Cabang atau MSO

pusat jika cabang yang bersangkutan tidak memiliki MSO.

4. Dalam kurun waktu satu bulan pihak-pihak yang menyetujui Konferensi Luar

Biasa harus dapat memebentuk Steering Comitee dan Panitia Konferensi Luar

Biasa dan menyerahkan daftar namanya kepada MSO cabang atau MSO pusat jika

cabang yang bersangkutan tidak memiliki MSO.

5. MSO cabang atau MSO pusat berhak menyatakan pembatalan Konferensi Luar

Biasa jika tenggang waktu di atas tidak terpenuhi dan pihak pengusul dan pihak

yang menyetujui tidak berhak melakukan tindakan apapun yang mengarah pada

Konferensi Luar biasa.

6. Ketua Umum Cabang HMI wajib hadir dan melakukan pertanggungjawaban

dalam Koferensi Luar Biasa jika diminta.

7. Segala keputusan yang lahir dalam Konferensi Luar Biasa dapat menggantikan

keputusan Konferensi sebelumnya.

3. Rapat Anggota

Pada tingkat kekuasaan terendah Rapat Anggota merupakan forum yang

dihadiri oleh semua anggota komisariat yang diadakan tiap tahun. Wewenang dan

kekuasaan yang dimiliki oleh Rapat Anggota adalah :

1. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Komisariat.

2. Menetapkan Garis Besar Program Kerja Komisariat.

3. Memilih Ketua Umum HMI yang merangkap sebagai Formatur.

konstitusi.indd 32 25/07/2009 22:36:13

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

7

4. Memilih 4 (empat) Mide Formatur yang bertugas membantu Formatur dalam

pembentukan struktur kepengurusan. Mide Formatur akan bubar dengan

sendirinya saat Pengurus yang dibentuk dilantik.

5. Menentukan agenda-agenda komisariat lainnya.

Peserta yang hadir dalam Rapat Anggota terdiri dari Pengurus Komisariat,

Anggota Komisariat, dan Undangan Pengurus Komisariat. Anggota komisariat

memiliki hak untuk bicara dan hak suara sedangkan undangan memiliki hak bicara

atas ijin dari pimpinan sidang Rapat Anggota. Berbeda dengan kongres dan

konferensi pengurus komisariat memiliki hak untuk bicara dan hak suara setelah ia

telah menyelesaikan pertanggungjawabannya dan dinyatakan demisioner. Itu

artinya ia menjadi anggota biasa dalam Rapat Anggota setelah

pertanggungjawaban.

Rapat Anggota dapat dimulai ketika dihadiri oleh lebih dari separuh anggota

komisariat. Jika tidak dapat terpenuhi maka acara dapat diundur maksimal 1 x 24

jam. Jika tetap tidak terpenuhi rapat anggota tetap bisa dilanjutkan dan dianggap

sah. Proses pemilihan pimpinan sidang Rapat Anggota sama dengan Kongres dan

Konferensi dalam bentuk presidium.

Rapat Anggota Luar Biasa merupakan rapat anggota yang dilakukan dalam

kondisi menyimpang. Rapat Anggota luar biasa dapat dilakukan jika lebih dari

separuh Pengurus komisariat setuju untuk melakukannya. Prosedur Rapat anggota

luar biasa yang harus dijalankan adalah:

1. Satu anggota melakukan pengusulan Rapat Anggota Luar Biasa kepada Ketua

Umum Komisariat.

2. Jika usulan ini disetujui oleh sebagain besar pengurus, maka pengusul

memimpin pembentukan Panitia dan Steering Comite pelaksanaan Rapat

Anggota Luar biasa.

3. Pembentukan ini harus terbentuk dalam waktu 1 bulan setelah pengusulan

Rapat Anggota luar biasa. Jika dalam waktu satu bulan belum terbentuk maka

Rapat Anggota Luar Biasa tidak boleh dilaksanakan.

konstitusi.indd 33 25/07/2009 22:36:13

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

8

BAB III

STRUKTUR PIMPINAN

Struktur Pimpinan merupakan struktur yang memiliki peran dalam menjalankan

amanah yang dihasilkan oleh struktur kekuasaan. Dalam HMI ada tiga bentuk Struktur

Pimpinan, yaitu Pengurus Besar, Pengurus Cabang dan Pengurus Komisariat.

1. Tingkatan Struktur Organisasi

A. Pengurus Besar

Pengurus Besar merupakan sebuah struktur perwujudan HMI itu sendiri

yang dipimpin oleh Ketua Umum. Artinya sentral keberadaan HMI adalah

Pengurus Besar itu sendiri. Pada Pengurus Besar Ketua Umum memimpin

struktur yang terdiri dari Sekretaris Jendral, Bendahara Umum, Pengurus Harian

Ketua-Ketua Komisi Kebijakan, Ketua-ketua Lembaga koordinasi yang bernama

Badan Koordinasi, kepala lembaga-lembaga Kekaryaan dan Pimpinan Lembaga-

lembaga Khusus.

Formasi struktur Pengurus Besar ditentukan oleh Formatur Kongres (Ketua

Umum), dibantu oleh para Mide Formatur sebagai pemberi saran. Formaturiat

(formatur dan mide Formatur) dapat menerima saran dari cabang-cabang dan

dapat juga menolaknya. Pada Lembaga Koordinsai dan Lembaga Kekaryaan,

forumatur (Ketua Umum) hanya dapat memilih 1 diantara 3 orang yang

diusulkan oleh forum musyawarah lembaga tersebut sebagai Ketua Lembaga.

Dan ketua lembaga memiliki wewenang menentukan sendiri aparatur

lembaganya dengan status yang sama sebagai Pengurus Besar.

Ketua Umum dalam kondisi tidak mampu mengendalikan strukutur

Pengurus Besar dalam jangka waktu tertentu dapat menunjuk Pejabat

Sementara Ketua Umum. Jangka Waktu penunjukan Pejabat Sementara Ketua

Umum ini maksimal dalam waktu 3 bulan atau setengah jarak antar rapat Pleno.

Jika Melebihi Jangka Waktu tersebut maka Ketua Umum harus diganti secara

permanen. Pengganti Ketua Umum ini bernama pejabat Ketua Umum.

Penggantian ini bisa dilakukan dengan penunjukan oleh Ketua Umum atau

dengan keputusn Rapat Pleno PB.

Hal yang sama juga berlaku bagi Sekretaris Jendral, Ketua Lembaga-

Lembaga, dan Ketua Komisi Kebijakan. Bagi staf Sekretaris Jendral, Bendahara

konstitusi.indd 34 25/07/2009 22:36:13

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

9

Umum, Komisi-komisi Kebijakan dapat diganti oleh Ketua Umum sewaktu-waktu.

Staf yang masuk dalam lembaga-lembaga hanya dapat diganti oleh Ketua

lembaga tersebut atau dengan keputusan Rapat Pleno Pengurus Besar.

Pengurus Besar memiliki peran eksekutor atas hasil Kongres. Oleh sebab

itu Ketua Umum sebagai kader yang diberi Amanah oleh Kongres dan sebagai

pemimpin atas pelaksanaan amanah tersebut harus mempertanggungjawabkan

perjalanan Pengurus Besar dalam satu periode. Pembeda peran struktur

Pengurus Besar dan struktur pimpinan lainnya adalah sifat kerjanya. Pengurus

Besar dalam HMI lebih bersifat sebagai pengambil kebijakan (regulator).

Pengurus Besar hanya membuat kebijakan-kebijakan yang dipandang perlu bagi

HMI dalam kehidupannya dengan organ lainnya dan kebijakan-kebijakan HMI

dalam kehidupannnya sendiri.

Kebijakan-kebijakan organisasi yang bersifat strategis, yaitu: kebijakan

yang mempengaruhi warna dan pola gerak organisasi, harus dikemukakan ke

organ HMI yang lainnya secara baik. Hal ini dijalankan agar tingkat

kesepahaman seluruh elemen organisasi mencapai pada tingkat yang bisa

terhindar dari kesalahan komunikasi. Ada beberapa ciri utama yang bisa

dikatakan sebagai sebuah kebijakan strategis yaitu:

1. Melibatkan struktur cabang atau struktur komisariat secara

menyeluruh dalam pelaksanaannya

2. Mempengaruhi posisi organisasi diantara posisi organisasi lainnya

ditingkat nasional ataupun internasional.

3. Melibatkan sumber daya yang lebih besar dari sumber daya yanga ada

di Pengurus Besar selama satu semeter, baik itu sumber daya Manusia

ataupun sumber daya finansial.

Ciri khas nomer 1 dan 2 merupakan ciri khas yang tidak terpisahkan sedangkan

nomer 3 merupakan ciri khas yang bisa diambil dan bisa juga tidak. Dengan kata

lain ada 2 kondisi dimana suatu kebijakan Pengurus Besar disebut dengan

kebijakan strategis yaitu kondisi yang memiliki unsur nomer 1 dan 2 atau juga

dan 3 dan kondisi yang yang memiliki unsur nomer 3 saja.

Kebijakan strategis yang diambil oleh Pengurus Besar ini dalam pola

komunikasinya harus dikemukakan dalam Rapat pimpinan cabang. Pada forum

inilah Pengurus Besar diwajibkan bertukar pikiran atas kebijakan strategis yang

diambilnya. Pada dasarnya rapat pimpinan cabang tidak bisa menolak atau

konstitusi.indd 35 25/07/2009 22:36:13

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

10

memveto kebijakan strategis yang diambil Pengurus Besar karena hubungan

antara PB dan pimpinan cabang dalam rapat pimpinan ini adalah hubungan

konsultasi dimana kehadran PB ada jika ada yang perlu dikonsultasikan atau

dikomunikasikan. Namun demikian sikap penolakan para pimpinan cabang akan

menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan kebijakan strategis Pengurus Besar.

B. Pengurus Cabang

Pengurus Cabang merupakan sebuah struktur pimpinan dari sebuah

cabang yang dibentuk oleh Pengurus Besar. Pembentukan Cabang dilakukan jika:

1. Adanya sumber daya yang dipandang mampu menggerakan cabang selama

kurun waktu minimal 2 tahun.

2. Adanya sarana komunikasi yang dapat menciptakan kondisi transfer informasi

antara cabang dan Pengurus Besar dan dengan cabang-cabang lainnya.

3. Pembentukan cabang didasarkan atas pertimbangan dan kemampuan elemen

Pengurus Besar yang bernama Badan Koordinasi dalam menjaga eksistensi

cabang minimal selama 2 tahun.

4. Pembentukkan cabang baru oleh disuatu kota atau kabupaten yang sudah

ada cabangnya harus seizin cabang yang bersangkutan.

Suatu Cabang dapat ”diberikan sanksi” oleh Pengurus Besar jika Pengurus

Cabang melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebijakan Pengurus Besar

atau melakukan pelanggaran-pelanggaran konstitusi. Tahapannya adalah:

Teguran 1 : Dalam waktu maksimal 3 bulan cabang harus melakukan

tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus Besar. Teguran ini

hanya diketahui oleh Cabang dan Pengurus Besar.

Teguran 2 : Dalam waktu maksimal 3 bulan berikutnya cabang harus

melakukan tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus Besar.

Teguran ini dapat diketahui oleh cabang lain di satu wilayah

Badan Koordinasinya.

Teguran 3 : Dalam waktu maksimal 3 bulan berikutnya cabang harus

melakukan tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus Besar.

Teguran ini dapat diketahui oleh cabang lain diseluruh Indonesia.

Sanksi : Penurunan status cabang dari status cabang penuh ke cabang

persiapan,kemudian cabang diberi waktu maksimal 3 bulan

konstitusi.indd 36 25/07/2009 22:36:13

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

11

untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan permintaan

Pengurus Besar.

Pembekuan : Jika cabang tetap tidak mengikuti kebijakan Pengurus Besar

maka Pengurus Besar berhak membekukan pengurus cabang

tersebut dan menggantinya dengan kepengurusan baru melalui

penunjukan langsung. Masa pembekuan sampai terbentuknya

Pengurus Cabang baru ini dilakukan maksimal selama 2 tahun.

Dalam kurun waktu ini, Badan Koordinasi melakukan pemulihan

kondisi agar kebijakan PB dapat diikuti atau pelanggaran

konstitusi dapat diatasi dan agar syarat-syarat cabang dapat

terpenuhi.

Pembubaran : Jika dalam kurun waktu 2 tahun tidak ada tanda-tanda kedua

kondisi diatas dapat dipenuhi secara menyeluruh maka PB dapat

melakukan pembubaran Cabang.

Cabang yang dibekukan tidak memiliki hak apapun dalam kongres dan

forum-forum lainnya kecuali hak untuk hadir dan hak mendapatkan informasi

atas segala hal yang berkaitan dengan HMI. Aktifitas keanggotaan dapat terus

berlangsung dengan kendali ketua Badan Koordinasi sebagai pimpinan cabang.

Namun aktifitas eksternal tidak dapat dilakukan sama sekali.

Cabang yang dibentuk dari status ”tidak ada cabang” atau Cabang yang

dipulihkan dari status ”Cabang dibekukan” adalah Cabang yang berstatus

”Persiapan”. Perbedaan status ini hanya memiliki perbedaan pada hak jumlah

utusan yang bisa dikirim ke kongres. Utusan bagi cabang persiapan maksimal

hanya 1 utusan saja walaupun jumlah anggotanya melebihi dari porsi 1 utusan

cabang. Status cabang Persiapan dapat berlaku maksimal dalam waktu 1 tahun.

Pengurus Cabang terdiri dari Pengurus Harian, Pimpinan Lembaga

Koordinasi, Pimpinan Lembaga Khusus dan Pimpinan Lembaga Kekaryaan serta

semua stafnya. Pengurus Harian dipilih oleh Formatur dan ditetapkan oleh Ketua

Umum, sedangkan Pimpinan Lembaga Koordinasi, Lembaga Khusus dan Lembaga

Kekaryaan ditetapkan oleh Ketua Umum berdasarkan usulan musyawarah

Lembaga. Staf yang ada dikepengurusan ditetapkan oleh Ketua Umum.

Pengurus cabang memiliki peran yang berbeda dengan Pengurus Besar.

Pengurus cabang memiliki fungsi Mobilisator organisasi. Hal ini mengakibatkan

konstitusi.indd 37 25/07/2009 22:36:13

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

12

wilayah kerjanya yang berbeda dengan PB. Wilayah kerja Pengurus Cabang

adalah;

1. Melaksanakan kebijakan Pengurus Besar

2. Melaksanakan Keputusan Konferensi

3. Mengangkat dan memberhentikan Kader.

4. Menggerakan Kader HMI dalam menjalankan kebijakan Pengurus Besar.

5. Meningkatkan kapasitas Kader HMI.

6. Melibatkan anggota dalam partisipasi dinamika masyarakat di wilayahnya.

Dari gambaran diatas maka akan terlihat bahwa kemampuan yang

dituntut dalam diri seorang Pengurus Cabang atau sekelompok Pengurus Cabang

adalah :

1. Mengkonsep sebuah aktifitas dalam sebuah tahapan beserta target dan

tujuan selama satu periode kepngurusan.

2. Kemampuan mengajak Kader dalam beraktifitas dalam sebuah Tim.

3. Menjadi figur tauladan bagi struktur dibawahnya yaitu komisariat.

4. Mampu menggerakan organisasi HMI dalam dinamika lingkungan sekitarnya.

C. Pengurus Komisariat

Pengurus Komisariat merupakan sebuah struktur Pimpinan di bawah

tingkatan cabang yang dibentuk oleh Pengurus Cabang. Pembentukan Komisariat

dilakukan jika memenuhi beberapa syarat utama yaitu:

1. Adanya institusi pendidikan tinggi yang jelas dapat dikelompokan dalam satu

komisariat atau lebih.

2. Adanya sumber daya yang dipandang mampu menggerakan Komisariat selama

kurun waktu minimal 1 tahun.

3. Letak geografis institusi pendidikan tinggi dengan sekretariat cabang yang

berjarak 5 Kilometer.

4. Pembentukan Komisariat didasarkan atas pertimbangan dan kemampuan

elemen Pengurus Cabang yang bernama Koordinasi Komisariat atau Bidang

kerja yang memiliki fungsi dan peran internal (bagi cabang yang tidak

memiliki Koordinator Komisariat) dalam menjaga eksistensi Komisariat

minimal selama 1 tahun.

Suatu Komisariat dapat ”diberikan sanksi” oleh Pengurus Cabang jika

Pengurus Komisariat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebijakan

konstitusi.indd 38 25/07/2009 22:36:13

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

13

Pengurus Cabang atau melakukan pelanggaran-pelanggaran konstitusi.

Tahapannya sanksi terebut adalah:

Teguran 1 : Dalam waktu maksimal 3 bulan Komisariat harus melakukan

tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus Cabang. Teguran

ini hanya diketahui oleh Komisariat dan Pengurus Cabang.

Teguran 2 : Dalam waktu maksimal 3 bulan berikutnya Komisariat harus

melakukan tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus

Cabang. Teguran ini dapat diketahui oleh Komisariat lain di satu

wilayah Badan Koordinasinya.

Teguran 3 : Dalam waktu maksimal 3 bulan berikutnya Pengurus Komisariat

harus melakukan tindakan sesuai dengan yang diminta Pengurus

Cabang. Teguran ini dapat diketahui oleh Komisariat lain

diseluruh Cabang.

Sanksi : Penurunan status Komisriat dari status Komisariat penuh ke

komisariat persiapan, kemudian pengurus komisariat diberi

waktu maksimal 3 bulan untuk melakukan tindakan yang sesuai

dengan permintaan pengurus cabang.

Pembekuan : Jika Pengurus Komisariat tetap tidak mengikuti kebijakan

Pengurus Cabang maka Pengurus cabang berhak membekukan

Kepengurusan Komisariat tersebut dan menggantinya dengan

kepengurusan baru melalui penunjukan langsung. Masa

pembekuan sampai terbentuknya Pengurus Komisariat baru ini

dilakukan maksimal selama 2 tahun. Dalam kurun waktu ini,

Koordinator Komisariat melakukan pemulihan kondisi agar

kebijakan Pengurus Cabang dapat diikuti atau pelanggaran

konstitusi dapat diatasi dan agar syarat Komisariat terpenuhi.

Pembubaran : Jika dalam kurun waktu 2 tahun tidak ada tanda-tanda kedua

kondisi diatas dapat dipenuhi secara menyeluruh maka Pengurus

Cabang dapat melakukan pembubaran Komisariat.

Komisariat yang dibekukan tidak memiliki hak apapun dalam Konferensi

dan forum-forum HMI lainnya kecuali hak untuk hadir dan Hak mendapatkan

informasi atas segala hal yang berkaitan dengan HMI. Aktifitas keanggotaan

dapat terus berlangsung dengan kendali ketua Koordinator Komisariat sebagai

pimpinan cabang. Namun aktifitas eksternal tidak dapat dilakukan.

konstitusi.indd 39 25/07/2009 22:36:13

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

14

Komisariat yang dibentuk dari status ”tidak ada Komisariat” atau

Komisariat yang dipulihkan dari status ”Komisariat dibekukan” adalah

Komisariat yang berstatus ”Persiapan”. Perbedaan status ini hanya memiliki

perbedaan pada hak jumlah utusan yang bisa dikirim ke Konferensi. Utusan bagi

Komisariat persiapan maksimal hanya 1 utusan saja walaupun jumlah

anggotanya melebihi dari porsi 1 utusan. Status Komisariat Persiapan dapat

berlaku maksimal dalam waktu 1 tahun.

Pengurus Komisariat minimal terdiri dari pimpinan Komisariat yang

bernama ”Ketua Komisariat” dan Sekretaris Komisariat. Kemudian Ketua

Komisariat dapat membentuk struktur dibawahnya atau tidak sama sekali.

Seperti halnya Pengurus Cabang, Pengurus Komisariat memiliki peran yang

berbeda dengan Struktur pimpinan lainnya. Pengurus Komisariat memiliki fungsi

sebagai kantong massa. Hal ini mengakibatkan wilayah kerjanya yang berbeda

dengan Pengurus Cabang. Wilayah kerja Pengurus Komisariat adalah;

1. Melaksanakan Kebijakan Pengurus Cabang

2. Melaksanakan Keputusan Rapat Anggota

3. Melindungi Kader HMI dalam aktifitas dilingkungannya

4. Menjaga kekerabatan antar anggota HMI.

5. Melibatkan kader agar berpartisipasi dalam dinamika lingkungan

akademisnya.

2. Struktur Organisasi Tiap Tingkatan

A. Formatur dan Mide Formatur

Formatur adalah pimpinan HMI pada tingkatannya yang belum memiliki

pengurus dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh struktur

kekuasaannya. Tugas utama formatur adalah membentuk kepengurusan. Dalam

menjalankan tugas ini ia dibantu oleh Mide Formatur. Setelah kepengurusan

terbentuk dan dilantik maka formatur dan mide formatur bubar secara

sendirinya.

Namun ia memiliki batasan waktu dalam penyelesaian tugas ini. Formatur

maksimal harus mampu membentuk suatu kepengurusan (sampai pengurus itu

dilantik) selama-lamanya 6 bulan untuk tingkat Pusat dan 3 bulan untuk tingkat

cabang, komisariat dan untuk lembaga khusus dan lembaga kekaryaan di

tingkatannya. Jika dalam batasan waktu ini formatur tidak dapat membentuk

konstitusi.indd 40 25/07/2009 22:36:13

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

15

kepengurusan maka satu atau beberapa cabang dapat memulai untuk melakukan

Kongres Istimewa (untuk tingkat Pusat) atau Konferensi Luar Biasa (untuk

tingkat Cabang) atau Rapat Anggota luar biasa (untuk tingkat Komisariat). Dan

untuk lembaga khusus dan lembaga kekaryaan diserahkan kepada kebijakan

struktur pimpinan.

Formatur dapat mengambil segala tindakan atas segala hal yang diperlukan

untuk menjaga eksistensi lembaga terhadap lingkungan eksternalnya ataupun

terhadap lingkungan internalnya. Dengan kata lain formatur dapat melakukan

segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh Ketua Umum. Namun hal ini tidak

berlaku bagi mide formatur.

B. Ketua Umum

Pimpinan HMI dikenal sebagai Ketua Umum. Pada Pengurus Besar,

Pimpinan HMI adalah ”Ketua Umum HMI”. Bagi pimpinan Lembaga-lembaga HMI

disebut dengan ”Ketua”. Ketua Umum HMI, adalah kader yang dipilih melalui

Kongres untuk memimpin organisasi HMI secara mnyeluruh. Ia-lah yang akan

diminta pertanggung-jawabannya atas gerak organsasi HMI selama satu periode

kepengurusan. Pada perjalanan organisasi ia memimpin sebuah tim kerja yang

bernama Pengurus Besar untuk menjalankan amanah-amanah Kongres. Tim kerja

inilah yang berhak memakai segala perangkat struktur HMI lainnya baik itu

cabang atau komisariat untuk mencapai tujuan yang ditentukan dalam Kongres.

Pimpinan Komisi Kebijakan dan Bidang Kerja hanya dapat menggunakan

kata ”ketua” saja dalam dokumen organisasi. Karena Pimpinan Komisi Kebijakan

merupakan pimpinan HMI yang berada di bawah Ketua Umum. Namun ketua

lembaga lainnya menggunakan istilah Ketua Badko (untuk Lembaga Koordinasi

tingkat Pusat) dan Istilah Ketua Korkom (untuk Lembaga Koordinasi tingkat

cabang). Bagi pimpinan lembaga khusus dan lembaga kekaryaan, mereka dapat

menggunakan istilah lain (selain ”Ketua Umum HMI”) sesuai dengan ketetapan

lembaganya.

Para Ketua Komisi Kebijakan dan bidang kerja hanya boleh membubuhkan

tanda tangan dalam administrasi surat menyurat Kepengurusan HMI ketika di

dampingi oleh bubuhan tanda tangan Sekretaris Jenderal HMI disisi kanan Surat.

Namun hal ini tidak berlaku bagi Lembaga Koordinasi dan Lembaga Kekaryaan

serta Lembaga Khusus yang diberi wewenang dalam kebijakan administrasi

kelembagaannya.

konstitusi.indd 41 25/07/2009 22:36:13

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

16

Khusus bagi Ketua Umum, baik itu pada tingkat Pusat, Cabang ataupun

Komisariat, harus mendelegasikan kekuasaannya untuk sementara waktu kepada

salah satu ketua dibawahnya atau sekretaris (sekjen atau sekum) atau

Bendahara Umum, jika ia tidak mampu menjalankan tugas dalam kurun waktu

minimal 14 hari sampai 6 bulan (untuk Pengurus Besar) atau 3 bulan (untuk

Pengurus Cabang). Ketua yang menerima pendelegasian ini disebut Pejabat

Sementara Ketua Umum.

Jika lebih dari 6 bulan bagi Ketua Umum PB HMI atau lebih dari 3 bulan

bagi Ketua Umum Cabang atau Komisariat tidak mampu menjalankan aktifitas

keorganisasian maka Ketua Umum dapat digantikan secara tetap dengan salah

satu ketua yang ada dibawahnya melalui Rapat Pleno. Pengganti Ketua Umum

ini dinamakan sebagai ”Pejabat Ketua Umum”. Pejabat Ketua Umum dapat

meneruskan periode kepengurusan sampai habis dengan segala wewenang dan

tanggungjawab yang sama dengan yang dimiliki Ketua Umum.

C. Sekretaris Jenderal atau Sekretaris Umum

Sekretaris Jenderal atau Sekretaris Umum merupakan bagian dari Struktur

Kepemimpinan yang memiliki peran membantu Ketua Umum dalam menjaga

kestabilan gerak Struktur Kepemimpinan. Pada tingkat Pengurus Besar skeretaris

bernama Sekretaris Jendaral namun pada tingkat Pengurus Cabang dan Pengurus

Komisariat seretaris bernama Sekretaris Umum. Peran Sekretaris Jenderal atau

Sekretaris Umum sendiri ada tiga macam yaitu:

1. Fasilitator bagi seluruh perangkat HMI dalam menjalankan aktifitasnya

2. Protokol atas semua bagian Struktur Kepemimpinan

3. Administratur Struktur Kepemimpinan dalam gerak aktifitasnya.

Sekretaris Jendral dan Sekretaris Umum ditentukan dan ditetapkan oleh

Formatur dan Mide Formatur. Namun para staf sekretaris ditentukan oleh

Sekeretaris Jendral atau Sekretaris Umum dengan Surat Keputusan Ketua Umum

Struktur Kepemimpinan HMI. Dengan demikian sekeretaris dan seluruh stafnya

bertanggungjawab kepada Ketua Umum. Pada diri mereka selama menjadi

(Sekretaris Jenderal atau Sekretaris Umum atau staf) melekat kewajiban untuk

membantu Ketua Umum saat diminta ataupun tidak diminta.

Sekretaris Jenderal pada tingkat Pengurus Besar dan Sekretaris Umum

pada tingkat Cabang, harus mendelegasikan kekuasaannya untuk sementara

waktu kepada salah satu ketua dibawahnya jika ia tidak mampu menjalankan

konstitusi.indd 42 25/07/2009 22:36:13

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

17

tugas dalam kurun waktu minimal 14 hari sampai 6 bulan (untuk Pengurus Besar)

atau 3 bulan (untuk Pengurus cabang). Ketua yang menerima pendelegasian ini

disebut sebagai Pejabat Sementara Sekretaris Jendral (pada Pengurus Besar)

atau Pejabat Sementara Sekeretaris Umum (pada Pengurus Cabang atau

Pengurus Komisariat).

Jika lebih dari 6 bulan bagi Sekretaris Jenderal Pengurus Besar HMI atau

lebih dari 3 bulan bagi Sekretaris Umum Pengurus Cabang atau Komisariat tidak

mampu menjalankan aktifitas keorganisasian maka Sekretaris Jenderal atau

Sekretaris Umum dapat digantikan secara tetap dengan salah satu ketua yang

ada dibawahnya melalui Rapat Pleno. Pengganti Sekretaris Jenderal atau

Sekretaris Umum ini dinamakan sebagai ”Pejabat Sekretaris Jenderal” bagi

Pengurus Besar dan ”Pejabat Sekretaris Umum” bagi Pengurus Cabang dan

Komisariat. ”Pejabat Sekretaris Jenderal” dan ”Pejabat Sekretaris Umum”

dapat meneruskan periode kepengurusan sampai habis dengan memiliki

wewenang dan tanggungjawab yang sama dengan Sekretaris Jendral dan

Sekretaris Umum

D. Bendahara Umum

Bendahara Umum merupakan bagian dari Struktur Kepemimpinan yang

memiliki peran membantu Ketua Umum dalam wilayah keungan Organisasi.

Wewenang Bendahara Umum sendiri ada beberapa yaitu :

1. Melakukan regulasi atas penggunaan segala aset yang dimiliki oleh HMI.

2. Menentukan distibusi Keuangan ke tiap elemen Struktur Kepemimpinan.

3. Mengontrol penggunaan aset HMI oleh seluruh elemen Struktur

Kepemimpinan.

4. Mencari dan mengelola sumber keuangan HMI baik itu dari lingkungan

eksternal dan lingkungan internal HMI.

Bendahara Umum ditentukan dan ditetapkan oleh Formatur dan Mide

Formatur. Namun para staf Kebendaharaan ditentukan oleh Bendahara Umum

dengan SK Ketua Umum Struktur Kepemimpinan HMI. Dengan demikian

Bendahara Umum dan seluruh stafnya bertanggungjawab kepada Ketua Umum.

Sebagaimana halnya Ketua Umum, Bendahara Umumpun baik itu pada

tingkat Pusat, Cabang ataupun Komisariat, harus mendelegasikan kekuasaannya

untuk sementara waktu kepada salah satu Ketua atau Sekretaris (sekjen atau

sekum) jika ia tidak mampu menjalankan tugas dalam kurun waktu minimal 14

konstitusi.indd 43 25/07/2009 22:36:14

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

18

hari sampai 6 bulan (untuk Pengurus Besar) atau 3 bulan (untuk Pengurus

cabang). Bendahara yang menerima pendelegasian ini disebut ”Pejabat

Sementara Bendahara Umum”.

Jika lebih dari 6 bulan bagi Bendahara Umum PB HMI atau lebih dari 3

bulan bagi Bendahara Umum Cabang atau Komisariat masih belum mampu

menjalankan aktifitas keorganisasian maka Ketua Umum dapat digantikan secara

tetap dengan salah satu ketua yang ada dibawahnya melalui Rapat Pleno.

Pengganti Ketua Umum ini dinamakan sebagai ”Pejabat Bendahara Umum”.

Pejabat Bendahara Umum dapat meneruskan periode kepengurusan sampai

habis dengan segala wewenang dan tanggungjawab yang sama dengan yang

dimiliki Bendahara Umum.

E. Pengurus Harian

1. Komisi Kebijakan

Komisi Kebijakan adalah bagian dari Struktur Kepemimpinan HMI

ditingkat pusat yang membantu Ketua Umum dalam menjalankan Amanah

Kongres. Komisi Kebijakan berfungsi sebagai pengambil kebijakan pada

tubuh HMI dan tidak mengambil fungsi kerja teknis dalam HMI. Dengan

demikian Komisi kebijakan menjadi regulator penentu sikap HMI atas dirinya

sendiri dan dinamika masyarakat luas.

Pembentukan dan pembagian Komisi Kebijakan dilakukan oleh

Formatur dan Mide Formatur. Tiap Komisi Kebijakan dikoordinir oleh Ketua

Komisi Kebijakan dan kesemua Ketua Komisi Kebijakan dipimpin oleh Ketua

Umum dan Sekretaris Jendral HMI. Ketua Komisi inilah inilah yang kemudian

memilih anggota komisinya dengan ketetapan Ketua Umum Pengurs Besar

HMI. Jumlah anggota Komisi Kebijakan ditentukan oleh Ketua Umum dan

Sekretaris Jendral dalam jumlah angka bilangan prima. Anggota Komisi

Kebijakan dapat diberhentikan dan diganti serta ditambah atas Keputusan

Rapat Pleno Pengurus Besar.

2. Bidang Kerja

Bidang kerja adalah bagian dari pengurus HMI ditingkat cabang dan

komisariat yang mempunyai tugas untuk membantu Ketua Umum dalam

menjalankan amanah Konferensi dalam pembagian bidang-bidang kerja.

Bidang kerja ini tidak sama halnya Komisi Kebijakan pada Pengurus Besar.

Bidang kerja memiliki wewenang dalam melakukan aktifitas internal

konstitusi.indd 44 25/07/2009 22:36:14

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

19

organisasi dan aktifitas eksternal organisasi. Dengan kata lain wewenang

kerjanya lebih luas dari pada Komisi Kebijakan Pengurus Besar yang berada

pada wilayah eksternal HMI.

Pembentukan dan pembagian Bidang Kerja dilakukan oleh Formatur

dan Mide Formatur. Bidang-bidang Kerja ini dikoordinir oleh Ketua ketua

idang, dan para ketua bidang dipimpin langsung oleh Ketua Umum. Pemilihan

Ketua-ketua bidang ini dilakukan oleh Formatur dan Mide Formatur dan jika

ada pergantian maka pergantian dilakukan oleh Presidium Kepengurusan.

Ketua-ketua Bidang ditetapkan oleh Ketua Umum dan bertanggungjawab

kepada Ketua Umum.

Staf yang dimiliki Bidang Kerja semuanya ditentukan oleh masing-

masing Ketua Bidang melalui ketetapan Ketua Umum. Di tingkatan cabang

seluruh personel Pengurus Harian diharapkan minimal telah melalui jenjang

latihan Kader II. Standar kualitas kader ini diharapakan agar cabang mampu

menjalankan aktifitas berupa aktualisasi lembaga atau kader HMI

dilingkungan masyarakat lokalnya. Sehingga keberadaan Pengurus Cabang

dirasakan manfaatnya pada lingkungan sekitarnya.

3. Unit Aktifitas

Pada tngkat Komisariat Unit Aktifitas adalah bagian dari struktur

kepengurusan. Elemen struktur ini mempunyai tugas untuk membantu Ketua

Umum dalam menjalankan amanah Rapat Anggota. Bentuk struktur unti

aktifitas dapat berupa unit kerja yang memiliki jangka waktu kurang dari

satu periode atau bidang kerja yang memiliki waktu satu periode.

Fleksibilitas ini untuk menekankan agar beban struktural tidak terlalau berat

dipikul pada tingkat Komisariat. Namun yang akan menjadi fokus dari

komisariat adalah menjaga kebersamaan kader dalam lingkungan

strukturnya.

Sehingga aktifitas organisasi pada tingkat Komisariat tidak

memerlukan banyak aktifitas formal dan struktur formal pula. Pengutamaan

penciptaan kondisi kebersamaan kader membuat struktur pada tingkatan

komisariat tidak perlu baku dan tetap. Ketua Umum Komisariat dapat

merancang bentuk struktur yang cocok dalam lingkungan komisariatnya.

Mulai dari unit aktifitas yang paling sederhana sampai unit aktifitas

dalambentuk bidang kerja.

konstitusi.indd 45 25/07/2009 22:36:14

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

20

Pimpinan Unit Aktifitas dapat diberi nama apapun oleh formatur dan

mide formatur. Pimpinan unit aktifitas ini dipilih dan ditetapkan oleh

Formatur dan Mide Formatur namun para stafnya dapat dipilih langsung oleh

para pimpinan Unit Aktifitas dengan Surat Keputusan Ketua Umum.

Pergantian pimpinan Unit Aktifitas dan para stafnya dapat dilakukan dalam

Rapat Presidium Komisariat namun tetap dengan Surat Keputusan Ketua

Umum. Oleh sebab itu para pimpinan Unit Aktifitas beserta para stafnya

harus bertanggungjawab pada Ketua Umum atas segala aktifitas

keorganisasiannya.

F. Lembaga Koordinasi

1. Badan Koordinasi

Lembaga Koordinasi pada tingkat Pusat dinamakan Badan Koordinasi.

Badan Koordinasi ini memiliki sifat yang Semi Otonom dari struktur Pengurus

Besar. Semi Otonom artinya:

a. Badan Koordinasi melalui Musyawarah Badan Kordinasi Badan Koordinasi

(Musbadko) diberi hak untuk menentukan calon ketuanya dengan

mengusulkan 3 calon ketua untuk dipilih 1 diantaranya oleh Ketua Umum

Pengurus Besar.

b. Ketua Badan Koordinasi diberi hak untuk mengangkat staf

kepengurusannya secara sepihak dimana staf-staf tersebut memiliki

status yang sama sebagai Pengurus Besar.

c. Badan Koordinasi diberi otonomi dalam menentukan agenda kerjanya

diluar forum rapat penentuan agenda kerja Pengurus Besar.

d. Badan Koordinasi diberi hak penuh dalam mengelola cabang-cabang HMI

yang ada dalam wilayah kerjanya.

e. Ketua Umum PB berhak memveto seluruh bagian yang dilahirkan oleh

Badan Koordinasi, Termasuk memberhentikan dan menggantikan posisi

Ketua Badan Koordinasi atas persetujuan Rapat Pleno PB. Catatannya,

pengganti yang ditetapkan diutamakan dari 2 diantara 3 calon (selain

Ketua Badko yang akan diganti) yang diajukan oleh Musbadko terakhir

dan untuk formatur diserahkan kepada kebijakan struktur pimpinan.

f. Ketua Badan Koordinasi tetap bertanggungjawab atas segala aktifitasnya

kepada Ketua Umum Pengurus Besar.

konstitusi.indd 46 25/07/2009 22:36:14

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

21

Sifat kerja yang mengambil peran internal dan eksternal antar elemen

dalam HMI dan membantu pelaksanaan amanah menjadi hal yang

membedakan sifat kerjanya dengan lembaga lainnya. Badan Koordinasi juga

bertugas melakukan pembentukan dan penyehatan cabang. Tugas ini

dilakukan dengan membuat sarana dan prasarana yang memungkinkan

cabang hidup dengan baik dan mandiri. Akibatnya ia memiliki kewenangan

atas prosesi pelantikan Pengurus Cabang dan menjamin keberlangsungan

kesehatan perkaderan di cabang-cabang wilayahnya. Namun SK Pembentukan

cabang dan Surat keputusan pelantikan Pengurus Cabang tetap dikeluarkan

oleh Ketua Umum dan Sekjen PB HMI.

Selain bertanggungjawab kepada Ketua Umum Pengurus Besar HMI

Ketua Badan Koordinasi wajib melaporkan segala aktifitas kepengurusannya

ke Musyawarah Daerah dalam sebuah Laporan Pelaksanaan Tugas. Forum

Musyawarah Daerah tidak memiliki hak dalam penilaian namun memiliki hak

bertanya atas laporan tersebut.

Pada dasarnya tugas utama dari Badan Koordinasi adalah

meningkatkan kualitas kesehatan cabang. Pada pelaksanaannya ia perlu

melakukan pengidentifikasi terlebih dahulu. Tugas Pengidentifikasian

kesehatan cabang inilah yang melekat dalam tubuh Badan Koordinasi.

Berikut pola kesehatan cabang:

Identifikasi Kesehatan Cabang

Awas Bina Sehat Kuat Mapan

Perkaderan

Latihan Kader + + + +

Pengader + + +

Senior Course + +

Kemandirian +

Kepengurusan

Regenerasi + + + +

konstitusi.indd 47 25/07/2009 22:36:14

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

22

Proses Pengambilan Kebijakan + + +

Kesekretariatan dan Kualitas

Struktur

+ +

Laporan +

Aktifitas

Kajian + + + +

Kepanitian + + +

Kegiatan Regional + +

Kegiatan Nasional +

Jaringan

Pengakuan + + + +

Intra Kampus + + +

Organisasi masyarakat + +

Organisasi keNegaraan +

+ : Unsur yang harus ada dalam kualifikasi kesehatan cabang.

Dari pengidentifikasian itu lahirlah perlakuan dalam bentuk:

1. Pada status Beku

Petugas : Seluruh Pengurus Badan Koordinasi

Tugas : - Menunjuk Ketum, Sekum, Bendum.

- Membubarkan cabang jika dipandang perlu.

Otoritas : Otoritas penuh dari Pengurus Besar. Namun semua Surat

Keputusan tetap dari Ketua Umum dan Sekretaris Jendral

PB.

Waktu : Selama masih ada anggota tercatat atau anggota belum

semuanya dimutasi ke cabang lain.

2. Pada status Pengawasan

Petugas : Seluruh Pengurus Badan Koordinasi.

Tugas : - Melaksanakan rekruitmen anggota.

konstitusi.indd 48 25/07/2009 22:36:14

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

23

- Membekukan cabang jika dipandang perlu.

Otoritas : Penuh atas nama Cabang, sepengetahuan Ketum Cabang.

Waktu : 2 periode kepengurusan cabang.

3. Pada status Pembinaan

Petugas : Tim Asistensi Khusus (Ketua Tim tidak boleh rangkap

jabatan).

Tugas : Melakukan pendampingan dengan memberi bantuan teknis.

Otoritas : Otoritas penuh namun Cabang dapat memveto kebijakan

tim.

Waktu : 2 periode kepengurusan cabang.

4. Pada status Sehat

Petugas : 1 orang konsultan dapat ditambah tim asistensi saat

tertentu.

Tugas : - Memberi konsultasi

- Memberi bantuan teknis jika diminta

Otoritas : Terbatas pada permintaan cabang saja.

Waktu : 2 periode kepengurusan cabang.

5. Pada status Kuat

Petugas : 1 orang Pemantau

Tugas : Memberi motivasi kultural

Otoritas : Terbatas pada permintaan Pengurus Besar saja.

Waktu : 2 periode kepengurusan cabang.

6. Pada status Mapan

Petugas : Seluruh Pengurus Besar

Tugas : menjadikan cabang sebagai model bagi cabang lainnya

Otoritas : tidak ada.

Waktu : selama masih berstatus mapan.

konstitusi.indd 49 25/07/2009 22:36:14

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

24

2. Koordinator Komisariat

Lembaga Koordinasi pada tingkat Cabang dinamakan Koordinator

Komisariat. Koordinator Komisariat ini juga memiliki sifat yang Semi Otonom

dari struktur Pengurus Cabang. Semi Otonom artinya:

a. Koordinator Komisariat melalui Musyawarah Kordinasi Komisariat

(Muskom) diberi hak untuk menentukan calon ketuanya dengan

mengusulkan 3 calon ketua untuk dipilih 1 diantaranya oleh Ketua Umum

Pengurus Cabang.

b. Ketua Koordinator Komisariat diberi hak untuk mengangkat staf

kepengurusannya secara sepihak dimana staf-staf tersebut memiliki

status yang sama sebagai Pengurus Cabang.

c. Koordinator Komisariat diberi otonomi dalam menentukan agenda

kerjanya diluar forum rapat penentuan agenda kerja Pengurus Cabang.

d. Koordinator Komisariat diberi hak penuh dalam mengelola Komisariat-

komisariat HMI yang ada dalam wilayah kerjanya.

e. Ketua Umum pengurus HMI berhak memveto seluruh bagian yang

dilahirkan oleh Koordinator Komisariat. Ketua Umum Pengurus Cabang

Juga berhak memberhentikan dan menggantikan posisi Ketua

Koordinator Komisariat atas persetujuan Rapat Pleno Pengurus Cabang.

Catatannya, pengganti yang ditetapkan diutamakan dari 2 diantara 3

calon (selain Ketua Korkom terpilih) yang diajukan oleh Muskom

terakhir.

f. Ketua Koordinator Komisariat tetap bertanggungjawab atas segala

aktifitasnya kepada Ketua Umum Pengurus Cabang.

Sama seperti halnya Badan Koordinasi, sifat kerja Koordinator

Komisariat mengambil peran internal antar elemen dalam HMI dan

membantu pelaksanaan amanah menjadi hal yang membedakan sifat

kerjanya dengan lembaga lainnya. Koordinator Komisariat juga bertugas

melakukan pembentukan dan penyehatan Komisariat. Akibatnya ia memiliki

kewenangan atas prosesi pelantikan Pengurus Komisariat dan menjamin

keberlangsungan kesehatan perkaderan di cabang-cabang wilayahnya. Namun

SK Pembentukan Komisariat dan Surat Keputusan pelantikan Pengurus

Komisariat tetap dikeluarkan oleh Ketua Umum dan Sekum Pengurus Cabang.

konstitusi.indd 50 25/07/2009 22:36:14

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

25

Selain bertanggungjawab kepada Ketua Umum Pengurus Cabang,

Ketua Koordinator Komisariat wajib melaporkan segala aktifitas

kepengurusannya ke Musyawarah Komisariat dalam sebuah Laporan

Pelaksanaan Tugas. Forum Musyawarah Komisariat tidak memiliki hak dalam

penilaian namun memiliki hak bertanya atas laporan tersebut

Sama halnya dengan tugas utama Badan Koordinasi, tugas utama

Koordinator Komisariat juga adalah meningkatkan kualitas kesehatan

Komisariat. Pengidentifikasipun perlu dilakukan. Berikut gambaran

pengidentifikasian yang menjadi acuan peningkatan kualitas nantinya:

Identifikasi Kesehatan Komisariat

Awas Bina Sehat Kuat Mapan

Perkaderan

Forum Perkenalan + + + +

Latihan Kader I + + +

Rutinitas Silaturahim sesama

anggota

+ +

Pengader +

Kepengurusan

Regenerasi + + + +

Proses Pengambilan Kebijakan + + +

Kesekretariatan dan Kualitas

Struktur

+ +

Laporan +

Aktifitas

Kajian + + + +

Kepanitian + + +

Kegiatan Wilayah + +

konstitusi.indd 51 25/07/2009 22:36:14

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

26

Kegiatan Cabang +

Jaringan

Pengakuan + + + +

Intra Kampus + + +

Organisasi masyarakat + +

Organisasi keNegaraan +

+ : Unsur yang harus ada dalam kualifikasi kesehatan komisariat.

Dari pengidentifikasian itu lahirlah perlakuan dalam bentuk:

1. Pada status Beku

Petugas : Seluruh Pengurus Koordinator Komisariat.

Tugas : - Menunjuk Ketum, Sekum, Bendum.

- Membubarkan Komisariat jika dipandang perlu.

Otoritas : Otoritas penuh dari Pengurus Cabang. Namun semua Surat

Keputusan tetap dari Ketum dan Sekum Cabang.

Waktu : Selama masih ada anggota tercatat.

2. Pada status Pengawasan

Petugas : Seluruh Pengurus Koordinator Komisariat.

Tugas : - Melaksanakan rekruitmen anggota.

- Membekukan Komisariat jika dipandang perlu.

Otoritas : Penuh atas nama Komisariat, sepengetahuan Ketua Umum

Komisariat.

Waktu : 2 periode kepengurusan Komisariat.

3. Pada status Pembinaan

Petugas : Tim Asistensi Khusus (Ketua Tim tidak boleh rangkap

jabatan).

Tugas : Melakukan pendampingan dengan memberi bantuan teknis.

Otoritas : Otoritas penuh tapi Komisariat dapat memveto kebijakan

tim.

Waktu : 2 periode kepengurusan Komisariat.

konstitusi.indd 52 25/07/2009 22:36:14

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

27

4. Pada status Sehat

Petugas : 1 orang konsultan dapat ditambah tim asistensi saat

tertentu.

Tugas : - Memberi konsultasi

- Memberi bantuan teknis jika diminta

Otoritas : Terbatas pada permintaan Komisariat saja.

Waktu : selama masih berstatus sehat.

5. Pada status Kuat

Petugas : 1 orang Pemantau

Tugas : Memberi motivasi kultural

Otoritas : Terbatas pada permintaan Pengurus Cabang saja.

Waktu : selama masih berstatus kuat.

6. Pada status Mapan

Petugas : Seluruh Pengurus Cabang

Tugas : menjadikan Komisariat sebagai model bagi Komisariat

lainnya

Otoritas : tidak ada.

Waktu : selama masih berstatus mapan.

G. Lembaga Khusus

Keberadaan Lembaga Khusus tidak lain untuk melaksanakan tugas-tugas

kewajiban dalam bidang khusus yang tidak dapat tertampung pada struktur

lainnya. Lembaga ini juga bersifat Semi Otonom dari Struktur Pimpinan, artinya:

a. Lembaga Khusus melalui Musyawarah Lembaga diberi hak untuk

menentukan calon pimpinannya dengan mengusulkan 3 calon ketua untuk

dipilih 1 diantaranya oleh Ketua Umum Pengurus Besar untuk tingkat Pusat

dan pengurus Cabang pada tingkat cabang.

b. Pimpinan Lembaga Khusus diberi hak untuk membentuk struktur dan

mengangkat staf kepengurusannya secara sepihak dimana staf-staf tersebut

memiliki status yang sama (Pengurus Besar untuk tingkat pusat dan

Pengurus Cabang untuk tingkat Cabang).

c. Lembaga Khusus diberi otonomi dalam menentukan agenda kerjanya diluar

forum rapat penentuan agenda kerja Struktur Pimpinan.

konstitusi.indd 53 25/07/2009 22:36:14

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

28

d. Lembaga ini dapat memiliki Pedoman Lembaganya sendiri yang harus

disetujui oleh Ketua Umum Pengurus Besar.

e. Ketua Umum Pengurus Besar berhak memveto seluruh bagian yang

dilahirkan oleh Lembaga Khusus. Ketua Umum Pengurus Besar juga berhak

memberhentikan dan menggantikan posisi pimpinan Lembaga Khusus atas

persetujuan Rapat Pleno Pengurus Besar. Catatannya, pengganti yang

ditetapkan diutamakan dari 2 diantara 3 calon (selain Pimpinan Lembaga

Khusus terpilih) yang diajukan oleh Musyawarah Lembaga Khusus terakhir

dan untuk formatur diserahkan kepada kebijakan struktur pimpinan.

f. Ketua Lembaga Khusus tetap bertanggungjawab atas segala aktifitasnya

kepada Ketua Umum Pengurus Besar.

Keberadaan Lembaga Khsusus tidak wajib pada tiap struktur Pimpinan.

Keberadaannya tergantung atas kebutuhan yang ada. Bentuknyapun disesuaikan

dengan kebutuhan dan kepentingan wilayah masing-masing. Lembaga khusus

dapat bekerjasama dengan pihak eksternal dengan diketahui Ketua Pengurus

Besar atau Pengurus Cabang. Contoh dari Lembaga Khusus antara lain, Kohati,

Korps Pengader Cabang, Pusat Arsip dan lainnya. Lembaga ini dapat memiliki

pedoman operasionalnya sendiri.

a. Pimpinan Lembaga Khusus juga diwajibkan membuat sebuah Laporan

Pelaksanaan Tugas pada Musyawarah Lembaga Khusus. Laporan Pelaksanaan

Tugas pada dasarnya sama dengan pertanggungjawaban. Perbedaannya

terletak pada forum dan bentuk pelaksanaannya. Laporan Pelaksanaan

Tugas merupakan proses evaluasi yang dilaksanakan di musyawarah

Lembaga khusus dimana prosesnya dilakukan tanpa ada tahapan penilaian.

Oleh sebab itu forum ini hanya berupa forum pengumuman pelaksanaan

tugas dengan tanya jawab tanpa proses penilaian.

G. Lembaga kekaryaan

Lembaga kekaryaan hadir untuk melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban

dalam meningkatkan dan mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota

dibidang tertentu. Lembaga Kekaryaan juga memiliki sifat Semi Otonom dari

Struktur pimpinan. Semi Otonom artinya:

a. Lembaga kekaryaan melalui Musyawarah Lembaga diberi hak untuk

menentukan calon pimpinannya dengan mengusulkan 3 calon ketua untuk

dipilih 1 diantaranya oleh Ketua Umum Pengurus Besar.

konstitusi.indd 54 25/07/2009 22:36:14

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

29

b. Pimpinan Lembaga Kekaryaan diberi hak untuk membentuk struktur dan

mengangkat staf kepengurusannya secara sepihak dimana staf-staf tersebut

memiliki status yang sama Pengurus Besar untuk tingkat Pusat dan Pengurus

Cabang untuk tingkat Cabang.

c. Lembaga Kekaryaan diberi otonomi dalam menentukan agenda kerjanya

diluar forum rapat penentuan agenda kerja Struktur Pimpinan.

d. Lembaga Kekaryaan dapat membuat nama lembaganya secara khusus atas

persetujuan Ketua Umum Struktur Pimpinan.

e. Ketua Umum struktur Pimpinan berhak memveto seluruh bagian yang

dilahirkan oleh lembaga Kekaryaan. Ketua Umum Struktur Pimpinan juga

berhak memberhentikan dan menggantikan posisi pimpinan Lembaga

Kekaryaan atas persetujuan Rapat Pleno. Catatannya, pengganti yang

ditetapkan diutamakan dari 2 diantara 3 calon (selain Pimpinan Lembaga

Kekaryaan terpilih) yang diajukan oleh Musyawarah Lembaga terakhir dan

untuk formatur diserahkan kepada kebijakan struktur pimpinan.

f. Pimpinan Lembaga Kekaryaan tetap bertanggungjawab atas segala

aktifitasnya kepada Ketua Umum Struktur Pimpinan.

Keberadaan Lembaga Kekaryaan tidak wajib pada tiap struktur Pimpinan.

Keberadaannya tergantung atas kebutuhan yang ada. Bentuknyapun disesuaikan

dengan kebutuhan dan kepentingan wilayah masing-masing. Lembaga Kekaryaan

dapat bekerjasama dengan pihak eksternal dengan diketahui Ketua Umum.

Pimpinan Lembaga Kekaryaan juga diwajibkan membuat sebuah Laporan

Pelaksanaan Tugas pada Musyawarah Lembaga. Laporan Pelaksanaan Tugas pada

dasarnya sama dengan pertanggungjawaban. Perbedaannya terletak pada forum

dan bentuk pelaksanaannya. Lapaoran Pelaksanaan Tugas merupakan proses

evaluasi yang dilaksanakan di musyawarah Lembaga dimana prosesnya dilakukan

tanpa ada tahapan penilaian. Oleh sebab itu forum ini hanya berupa forum

pengumuman pelaksanaan tugas dengan tanya jawab tanpa proses penilaian.

H. Panitia atau Tim Kerja

Untuk melakukan kegiatan kegiatan organisasi yang bersifat jangka

pendek, maka Struktur Pimpinan dapat membentuk Panitia atau Tim kerja. Hal

serupa juga dapat dilakukan oleh Lembaga-Lembaga Khusus dan lembaga

Lembaga Kekaryaan. Khusus untuk Lembaga Koordinasi ditingkat cabang atau

konstitusi.indd 55 25/07/2009 22:36:15

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

30

komisariat. Namun Pengurus Besar dengan segala elemen struktur didalamnya

tidak bisa membuat sebuah kepanitiaan kecuali Panitia Kongres. Jika ada

aktifitas yang membutuhkan kepanitiaan maka Pengurus Besar harus menunjuk

satu cabang sebagai pelaksana, dan kemudian cabang tersebutlah yang

membentuk kepanitiaan.

Perbedaan antara panitia dan tim kerja ada pada strukturnya. Panitia

memiliki struktur yang sama dengan struktur Pimpinan. Dimana seluruh panitia

bertanggungjawab pada ketua panitia dan ketua panitia bertanggungjawab

kepada Struktur Pimpinan. Tim Kerja memiliki anggota yang sama-sama harus

bertanggung-jawab kepada Struktur Pimpinan. Tim memiliki seorang koordinator

yang mengkoordinir aktifitas anggota tim lainnya namun ia bukanlah pimpinan.

Perbedaan lainnya adalah pada pembagian peran. Pembagian peran pada

kepanitian sudah tertuang jelas dalam sebuah surat keputusan pengangkatan

panitia. Namun pada Tim Kerja, pembagian peran baru ada dan muncul saat tim

kerja mulai beraktifitas (tidak ditentukan dan dituangkan dalam sebuah surat

Keputusan pengangkatan Tim Kerja.

Konsekwensinya Kepanitian memiliki kejelasan dan keterbatasan aktifitas

sebagaimana yang ada dalam Surat Keputusan pengangkatan panitia. Sedangkan

Tim Kerja memiliki fleksibilitas gerak atas tugas yang ia dapatkan. Kepanitaiaan

memang cenderung melibatkan individu yang lebih banyak dari pada Tim Kerja

karena kepanitian menuntut profesionalitas dan keahlian spesifik saat

menjalankan tugas yang diberikan. Keterlibatan individu dalam Tim Kerja yang

sedikit, karena Tim kerja memiliki arahan kerja yang sederhana dan hanya

dituntut untuk bersikap luwes dalam berbagi peran untuk menyelesaikan

amanah yang diberikan.

Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja, Panitia atau Tim Kerja

diwajibkan untuk membuat laporan kegiatan pada setiap akhir kegiatannya.

Waktu kerja yang dimiliki oleh Panitia atau Tim Kerja tidak boleh melewati

masa kepengurusan. Hal ini dikarenakan mekanisme pertanggungjawaban

kepanitiaannya akan sangat tidak jelas. Jika kerja panitia atau setingkat panitia

pada suatu kepengurusan belum selesai diperiode kepengurusan tersebut maka

panitia atau setingkat panitia tersebut harus dibubarkan terlebih dahulu lalu

dilakukan evaluasi kepanitian kemudian dapat dibentuk lagi setelah

konstitusi.indd 56 25/07/2009 22:36:15

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

31

kepengurusan baru terbentuk oleh pengurus baru tersebut, yang akhirnya diikuti

evaluasi kepanitiaan yang baru pula.

3. Mekanisme Kerja Struktur

A. Pengambilan Keputusan.

Tiap struktur organisasi pasti memiliki sebuah mekanisme dalam

pengambilan keputusan. Pada HMI mekanisme pengambilan keputusan

dilakukan melalui farum yang bernama Rapat. Mekanisme pengambilan

keputusan melalui Rapat diperlukan untuk menjamin berjalannya amanah yang

diemban struktur kekuasaan. Mekanisme ini dilakukan untuk menurunkan

amanah-amanah yang lahir dari keputusan struktur organisasi ketingkat

aktifitas keseharian. Adapun bentuk-bentuk rapat yang ada dalam HMI adalah:

1. Rapat Pleno adalah forum tertinggi kepengurusan HMI untuk mengambil

berbagai kebijakan organisatoris baik internal maupun eksternal meliputi:

a. Rapat Pleno Pengurus Besar adalah rapat pleno yang dihadiri oleh

seluruh Pengurus Besar sebagai pengambil kebijakan.

b. Rapat Pleno Cabang adalah rapat pleno yang dihadiri oleh seluruh

Pengurus Cabang sebagai pengambil kebijakan.

c. Rapat Pleno Komisariat adalah rapat pleno yang dihadiri oleh seluruh

Pengurus Komisariat.

2. Rapat Presidium adalah rapat untuk mengambil kebijakan organisatoris

yang penting sebagai derivasi kebijakan pleno yang dihadiri pemimpin HMI

dalam satu kepengurusan yang terdiri dari Ketua Umum, Pengurus Harian,

Pimpinan Lembaga Koordinasi, Pimpinan Lembaga Khusus dan Pimpinan

Lembaga Kekaryaan.

3. Rapat Pimpinan adalah Rapat yang dihadiri oleh para pimpinan HMI untuk

mengambil kebijakan yang berhubungan dengan permasalahan bersama,

meliputi :

Rapim Cabang adalah rapat pimpinan para pimpinan cabang.

Rapim Komisariat adalah rapat pimpinan para pimpinan komisariat.

4. Rapat Harian adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh fungsionaris HMI guna

menjabarkan kerangka operasional program kerja, evaluasi program kerja,

dan hal hal teknis lainnya

konstitusi.indd 57 25/07/2009 22:36:15

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

32

5. Rapat Bidang adalah rapat yang dihadiri oleh anggota bidang (staf atau

departemen dibawahnya) yang bersangkutan untuk menjabarkan teknis dari

program kerja bidang yang telah ditetapkan oleh kepengurusan.

B. Acuan Kerja

Acuan kerja merupakan sebuah susunan agenda aktifitas yang dimiliki

oleh Struktur Pimpinan dalam satu periode. Acuan kerja dalam sebuah

organisasi kerja memiliki unsur waktu pelaksanaan, target capaian dan alat

yang dipakai. Struktur Pimpinan dalam HMI sebagai pengemban amanah

Struktur Kekuasaan memiliki banyak perbedaan ditiap tingkatannya. Antara

lain adalah perbedaan sifat dan peran struktur Pimpinan ditiap tingkatan yang

mengakibatkan bentuk dan warna acuan kerja juga berbeda ditiap tingkatan.

Pengurus Besar punya peran sebagai Regulator, oleh sebab itu Pengurus

Besar dalam melakasanakan aktifitasnya memilki apa yang dinamakan

“Kerangka Kebijakan”. Kerangka Kebijakan ini dilahirkan dalam Rapat Pleno

Pengurus Besar dengan mengacu pada pedoman pedoman HMI dan rekomendasi

yang dilahirkan di Kongres. Aktifitas kerja teknis tingkat pusat lebih banyak

dilakukan oleh lembaga-lembaga (lembaga kekaryaan, lembaga khusus dan

lembaga koordinasi) yang ada di tingkat pusat. Namun demikian aktifitas teknis

yang dilaksanakan hanya bersifat penguatan sistem internal organisasi bukan

penguatan keanggotaan.

Kepengurusan Cabang punya peran sebagai mobilisator, sehingga

aktifitasnya berupa penindaklanjutan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan

Pengurus Besar untuk keseluruhan cabang atau untuk cabang yang terkait.

Maka dari itu pada tingkat Pengurus Cabang Acuan Kerja yang dimiliki adalah

“Program Kerja” yang dihasilkan oleh Rapat Pleno Pula. Namun dasar

pertimbangan yang ada dalam program kerja adalah Kebijakan Pengurus Besar

yang berjalan dan Garis Besar Haluan Kerja yang dihasilkan dalam Konferensi

Cabang.

Peran kepengurusan tingkat Komisariat adalah pembentuk komunitas

sehingga aktifitas kerjanya terdiri dari aktifitas-aktifitas yang bertujuan

menjaga keutuhan kebersamaan di komisariatnya. Acuan kerja tingkat

Komisariat dapat disebut sebagai ”Rencana Kerja”. Rencana Kerja ini memiliki

dasar atas Program Kerja yang ditentukan cabang dan Garis Besar Rencana

Kerja” Komisariat.

konstitusi.indd 58 25/07/2009 22:36:15

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

33

Karena peran komisariat adalah sebagai pembentuk dan penjaga

kantong massa maka aktifitas-aktifitas yang ada dalam Rencana Kerja

merupakan aktifitas bersifat kekeluargaan akan lebih dominan dalam tingkat

komisariat. Selain itu aktifitas komisariat juga fokus dalam hal pembekalan

anggota secara langsung atas pemahaman keagamaan dan pemahaman

perjuangan. Selain itu komisariat juga melakukan aktifitas dalam bentuk

pembekalan intelektualitas kader yang dilakukan tiap saatnya.

C. Evaluasi Organisasai.

Ada dua topik yang menjadi fokus dalam evaluasi organisasi yaitu Evaluasi

Kinerja Struktur dan Mekanisme Evaluasi dalam Struktur Organisasi. Evaluasi

Struktur Organisasi. Evaluasi Kinerja Struktur adalah evaluasi untuk melihat

sebarapa jauh pengurus bisa bergerak dalam struktur organisasi dalam

melakukan perjuangannya, dan seberapa jauh perjuangan yang dilakukannya

itu tepat dalam beberapa aspek. Sedangkan Mekanisme Evaluasi dalam Struktur

Organisasi berisi bagaimana Struktur melakukan evaluasinya.

I. Evaluasi Kinerja Struktur:

1. Tingkat Pengurus Besar

a. Jumlah kebijakan internal dan eksternal dari waktu kewaktu

b. Ketepatan kebijakan yang dikeluarkan terhadap lingkungan yang ada

c. Kemampuan menggerakan cabang dalam menjalankan kebijakan HMI

d. Keberhasilan Pengurus Besar dalam menjalankan amanah Kongres

e. Kesesuaian laporan pertanggungjawaban dengan aturannya

2. Tingkat Pengurus Cabang

a. Kemampuan menindaklanjuti keputusan keputusan Pengurus Besar

b. Tingkat keikutsertaan komisariat pada kegiatan cabang

c. Jumlah Latihan Kader dan yang dijalankan

d. Kelengkapan administrasi organisasi

e. Aktifitas Lembaga Khusus, Lembaga Kekaryaan dan Lembaga

Koordinasi.

f. Tingkat keberhasilan Pengurus dalam menjalankan amanah

Konferensi

g. Kesesuaian laporan pertanggungjawaban sesuai dengan aturan

3. Tingkat pengurus Komisariat

a. Pertambahan anggota dari waktu kewaktu

konstitusi.indd 59 25/07/2009 22:36:15

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

34

b. Komposisi angkatan dan kelompok akademis dari waktu kewaktu

c. Tingkat partisipasi dan pemerataannya anggota dalam aktifitas HMI

d. Jumlah iuran dan sumbangan yang diberikan kader dari waktu

kewaktu

e. Frekwensi komisariat dalam beraktifitas pada agenda Cabang dan

atau Pusat

f. Rasio antar kader yang lulus LK I, LK II, LK III

g. Aktifitas dari Lembaga lembaga Khusus dan Lembaga lembaga

Kekaryaan.

h. Tingkat keberhasilan Pengurus menjalankan amanah Rapat Anggota.

i. Kemampuan membuat laporan pertanggungjawaban sesuai dengan

aturan.

II. Mekanisme evaluasi struktur organisasi HMI:

Mekanisme evaluasi struktur organisasi HMI dikenal dengan

Pertanggungjawaban. HMI cuma mengenal dua bentuk pertanggungjawaban

yaitu Pertanggungjawaban Pengurus dan Pertanggungjawaban Panitia atau

setingkat panitia. Selain mekanisme pertanggungjawaban juga ada

mekanisme laporan pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh Lembaga

Koordinasi, Lembaga Khusus dan Lembaga Kekaryaan dalam

musyawarahnya.

1. Pertanggungjawaban Pengurus

Pertanggungjawaban Pengurus dalam lingkungan HMI terdapat di

Kongres untuk Pengurus Besar, Konferensi untuk Pengurus Cabang dan

Rapat Anggota bagi Pengurus Komisariat. Disitulah pengurus

mempertanggungjawabkan segala aktifitas atau kebijakan yang

dilakukannya. Prosesnya adalah laporan pelaksanaan amanah, tanya

jawab dan penilaian atas laporan tersebut. Keputusan yang akan diambil

terdiri dari Diterima atau Ditolak. Keputusan “Diterima” artinya

penghargaan atas yang dilakukan kepengurusan dan atas kelayakan

Laporan Pertanggungjawaban. Keputusan “Ditolak” artinya pengurus

tidak bisa mengemukakan apa yang dilakukannya selama kepengurusan

secara jelas dan bertanggungjawab. Keputusan ini kepengurusan dapat

memperbaiki LPJ untuk perbaikan penilaian atau tidak memperbaikinya

dengan penilaian yang tetap.

konstitusi.indd 60 25/07/2009 22:36:15

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

35

Dasar penilaian yang dilakukan dalam proses pertanggungjawaban

hanya terdiri dari kesesuaian pengungkapan laporan

Pertanggungjawaban yang dibuat pengurus dengan realita yang terjadi

selama kepengurusan dan kesesuaian dengan aturan penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban Pengurus yang berlaku.

2. Pertanggujawaban panitia atau setingkat panitia

Pertanggungjawaban panitia atau setingkat panitia merupakan

proses pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang dilakukan

panitia atau setingkat panitia pada Pengurus Harian, Pimpinan Lembaga

Khusus,Pimpinan Lembaga Kekaryaan. Pelaksanaan pertanggungjawaban

dapat dilakukan di Rapat Pleno atau Rapat Harian atau pada momen

khusus untuk pertanggungjawaban panitia. Seperti halnya

pertanggungjawaban Struktur Kepemimpinan, pertanggungjawban inipun

boleh dilaksanakan setelah semua kewajibannya terhadap pihak lain

selesai.

konstitusi.indd 61 25/07/2009 22:36:15

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

36

4. Ikrar Pelantikan Kepengurusan

IKRAR PELANTIKAN PENGURUS

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

“Aku bersaksi bahwasannya tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya

Muhammad adalah Utusan Allah”

“Kami redla Allah Tuhan kami, Islam agama kami, dan Muhammad adalah

Nabi dan Utusan Allah”

Dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, kami pengurus Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat /Cabang /Pengurus Besar_______________________________ periode

_________ H/ ________ M, dengan ini berjanji dan berikrar:

1. Bahwa kami dengan kesungguhan hati akan melaksanakan keputusan-keputusan Rapat

Anggota/ Konferensi Cabang _______________________________/ Kongres Himpunan

Mahasiswa Islam ke _______ sebagai amanah yang dibebankan kepada kami ;

2. Bahwa kami akan selalu menjaga nama baik Himpunan Mahasiswa Islam dengan selalu

tunduk dan patuh kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Pedoman-

Pedoman Pokok serta ketentuan-ketentuan lainnya;

3. Bahwa apa yang kami kerjakan dalam kepengurusan ini adalah untuk mencapai tujuan

Himpunan Mahasiswa Islam dalam rangka mengabdi kepada Allah Subhanahu Wata’ala,

untuk kesejahteraan Ummat di dunia dan di akhirat

“Sesungguhnya sholatku, perjuanganku, hidup dan matiku hanya untuk Allah

Tuhan seru sekalian alam”.

Billahitaufiq walhidayah.

konstitusi.indd 62 25/07/2009 22:36:15

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

37

BAB IV

MAJELIS SYURO ORGANISASI

Majelis Syuro Organisasi (MSO) merupakan Badan Konsultasi yang dapat

dilahirkan sesuai dengan kebutuhan Pengurus Besar atau Pengurus Cabang. MSO

memiliki tugas memberikan pertimbangan atau saran kepada Pengurus Besar (untuk

MSO tingkat pusat) atau Pengurus Cabang (untuk MSO tingkat Cabang). Tugas ini dapat

dilaksanakan dengan inisiatif lembaga atau atas permintaan pengurus. MSO juga

memiliki tugas untuk membantu pengurus untuk mempersiapkan draft-draft kongres

untuk tingkat Pusat dan draft-draft konferensi untuk tingkat cabang.

Anggota MSO merupakan anggota atau alumni HMI yang memiliki kualifikasi

tertentu dan pernah menjadi Pengurus HMI minimal 1 (satu) periode sebelumnya.

Anggota MSO jumlahnya maksimal 13 orang dimana merupakan usulan ketua ketua

cabang (tingkat Pusat) dalam forum kongres dan usulan usulan ketua komisariat

(tingkat Cabang) dalam konferensi.

Masa keanggotaan yang dimiliki MSO adalah sama dengan masa kepengurusan

tiap tingkatan. Aktifitas awal MSO dalam bentuk persidangan rapat dipimpin oleh

Ketua Umum dan kemudian dilanjuti oleh ketua MSO sampai akhir periode

kepengurusan. Peran struktur MSO yang berperan sebagai konsultan maka segala

keputusan yang dikeluarkan dapat dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh

kepengurusan. Peran ini dapat bertambah pada wilayah peradilan keanggotaan dimana

MSO menjadi moderator sidang dengan menunjuk satu atau lebih anggotanya. Seluruh

aktifitas kerja ini harus dilaporkan dalam Kongres atau konferensi dalam bentuk

laporan pelaksanaan tugas.

Jika anggota Majelis Syuro Organisasi mengundurkan diri maka mekanisme

penggantian diserahkan pada pimpinan HMI.

konstitusi.indd 63 25/07/2009 22:36:15

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Struktur Organisasi

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

38

Lampiran 1

GAMBARAN

HIRARKI STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR KEKUASAAN

STRUKTUR KEPEMIMPINAN

KONGRES MSO PENGURUS BESAR

KETUA UMUM

KOMISI KEBIJAKAN L KEKARYAAN L KHUSUS L KOORDINASI

INTERNAL

EKSTERNAL

KONFERENSI MSO PENGURUS CABANG

KETUA CABANG

BIDANG KERJA L KEKARYAAN L KHUSUS L KOORDINASI

RAPAT ANGGOTA PENGURUS KOMISARIAT

KETUA KOMISARIAT

UNIT AKTIFITAS L KHUSUS L KEKARYAAN

: Garis Pengembanan Amanah

: : Garis Koordinasi Kerja

konstitusi.indd 64 25/07/2009 22:36:15

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

1

PEDOMAN KESEKRETARIATANHIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirromanirrahiim

BAB I

SEKRETARIAT

Agar seluruh administrasi organisasi dalam segala tingkatan (pusat hingga

komisariat) dapat berjalan secara efektif dan efisien diperlukan sekretariat organisasi

atau kantor organisasi. Sekretariat organisasi berfungsi sebagai:

1. Pusat kendali aktifitas organisasi;

2. Pusat komunikasi organisasi;

3. Pusat kegiatan administrasi;

4. Wahana interaksi dengan masyarakat sekitar.

Dengan mengingat begitu urgennya sekretariat bagi organisasi, maka pengadaan

sekretariat HMI hendaknya memperhatikan lokasi sekretariat, kebutuhan ruang bagi

terselenggaranya kegiatan organisasi dan tata ruang sekretariat.

Lokasi sekretariat hendaknya terletak pada tempat yang strategis dipandang dari

segala segi sehingga memperlancar komunikasi dengan anggota, dan interaksi

organisasi dengan masyarakat sekitar yang mampu menjamin ketenangan dan

kesehatan sehingga memungkinkan bagi fungsionaris (pengurus) organisasi dapat

bekerja dan menunaikan tugasnya di sekretariat.

Kebutuhan ruang bagi sekretariat HMI pada prinsipnya disesuaikan dengan

kebutuhan setiap unit organisasi baik itu Pengurus Besar, Pengurus Cabang, maupun

Pengurus Komisariat. Paling tidak setiap sekretariat memiliki :

1. Ruang administrasi;

2. Ruang Sholat;

3. Ruang tamu;

4. Ruang sidang;

5. Ruang pelatihan;

6. Ruang dapur.

konstitusi.indd 65 25/07/2009 22:36:15

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

2

Pengatuaran tata ruang dalam sekretariat hendaknya memperhatikan hubungan

antar ruangan yang satu dengan yang lain. Sehingga mampu menjamin kelancaran

komunikasi antar bagian.

Dalam mengusahakan gedung sekretariat, sedapat mungkin sekretariat

mempunyai fungsi ganda yaitu di samping kantor organisasi juga berfungsi sebagai

tempat tinggal fungsionaris organisasi (Wisma HMI/ Markas HMI) sehingga semua

fungsionaris HMI dapat menjalankan tugas organisasi setiap saat.

Sekretariat organisasi diharuskan memiliki papan pengenal organisasi atau

papan nama HMI. Papan nama HMI ini berfungsi sebagai pengenal organisasi dan

sebagai penunjuk atas keberadaan fungsionaris HMI dalam melakukan aktifitas

organisasi. Berikut bentuk Papan Nama HMI

Ukuran : panjang : lebar = 2 : 1

Warna Dasar : Putih

Warna Tulisan : Hijau Hitam,

Contoh :

SEKRETARIATHIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(Association Of Islamic University Students)

CABANG MEDAN

S U M A T E R A U T A R A Jl Durung no 158 Medan 20222 Telp (061) 4552139

e-mail: [email protected]

konstitusi.indd 66 25/07/2009 22:36:16

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

3

BAB II

ADMINISTRASI HMI

A. Surat Menyurat

Administrasi surat-menyurat adalah suatu proses dan rencana teratur dari

pengolahan surat-menyurat. Mulai dari ide sampai pada penyelesaian dan

penyimpanan sebagaimana mestinya. Administrasi surat-menyurat bagi suatu

organisasi merupakan sesuatu yang penting dan merupakan bagian tugas lapangan

pekerjaan administrasi kesekretariatan. Administrasi surat-menyurat

(ketatausahaan) mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut :

1. Bersifat pelayanan;

2. Bersifat menetes ke seluruh bagian atau aparat organisasi, dan;

3. Dilaksanakan semua pihak dalam organisasi.

Ciri yang pertama berarti bahwa ketatausahaan service work (pekerjaan

pelayanan) berfungsi memudahkan (facilitating function), dilakukan untuk

membantu pekerjaan-pekerjaan lain agar dapat berjalan lebih efektif. Sebagai

service work, ketatausahaan memberikan pelayanan ke pelbagai bagian atau

aparat organisasi. Konsekuensinya, ia tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa

terkait dengan pekerjaan operatif atau fungsi substantif lainnya.

Administrasi berupa surat menyurat merupakan bentuk ketatausahaan yang

diperlukan di mana-mana, dan dilaksanakan dalam seluruh organisasi.

Ketatausahaan dapat dijumpai pada pucuk pimpinan tertinggi (aparat tertinggi

organisasi) sampai pada satuan organisasi terendah bentuk ini merupakan ciri khas

dari administrasi surat menyurat yang kedua.

Surat pada hakikatnya adalah bentuk penuangan ide atau kehendak seseorang

dalam bentuk tulisan yang kemudian menjadi bukti sejarah. Artinya surat

merupakan jembatan pengertian dan alat komunikasi bagi seorang dengan orang

lain. Surat Juga merupakan potret sejarah yang akan dibaca dari satu generasi

kegenerasi berikunya. Dari satu masa ke masa lainnya. Karena sifat yang demikian

maka surat-surat disusun secara singkat dan padat, tetapi jelas dan tegas. Bahasa

yang dipakai harus mudah dimengerti sederhana dan teratur. Kertas yang

digunakan dalam melakukan surat menyurat resmi adalah kertas HVS warna putih

ukuran F 4 dengan berat 70 gr. Bagi organisasi, surat berfungsi sebagai:

konstitusi.indd 67 25/07/2009 22:36:16

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

4

1. Alat komunikasi;

2. Dokumen organisasi;

3. Tanda bukti (alat pembuktian ).

1. Kepala Surat;

Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kepala surat adalah :

a. Surat-surat organisasi ditulis di kertas putih berkop (berkepala);

b. Format Kop Surat Lembaga Kekaryaan dan Lembaga Khusus

ditetapkan oleh musyawarah lembaga;

c. Nama Pengurus Besar diletakan di baris pertama, selain itu nama

institusi diletakkan di baris ketiga setelah tulisan Himpunan

Mahasiswa Islam dan tulisan Association of Islamic University

Students;

d. Nama lembaga hanya diperkenankan satu baris. Sehingga penggunaan

singkatan atau akronim dapat diperkenankan

e. Panitia pelaksana kegiatan dapat menentukan format kop suratnya

atas persetujuan ketua umum struktur pimpinan, kecuali pantia

pelaksanan Kongres, Konferensi dan Rapat Anggota.

f. Contoh Kop surat HMI sebagai berikut:

P E N G U R U S B E S A RHIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(Association Of Islamic University Students ) Sekretariat : Jl. Mesjid Baru No. 18 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510

Telp. 021-7992750, SMS-Center 0815-84148020, Fax. 00 62 21 7992750 e-mail : [email protected] , http://www.hminews.com

Contoh Kop Surat Pengurus besar

konstitusi.indd 68 25/07/2009 22:36:16

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

5

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM(Association Of Islamic University Students )

MAJELIS SYURO ORGANISAS I Sekretariat : Jl. Mesjid Baru No. 18 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510

Contoh Kop Surat MSO

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM(Association Of Islamic University Students )

BADAN KOORDINASI INDONESIA BAGIAN BARAT Sekretariat : Jl. Mesjid Baru No. 18 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510

Contoh Kop Surat Badan Koordinasi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM(Association Of Islamic University Students )

CABANG YOGYAKARTA Sekretariat : Karangkajen MG III/966 Yogyakarta 55252Telp. 0274-6567900, ,

e-mail : [email protected]

Contoh Kop Surat HMI Cabang

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM(Association Of Islamic University Students )

MAJELIS SYURO ORGANISASI CABANG SORONG Sekretariat : Jl.

Contoh Kop Surat MSO CABANG

konstitusi.indd 69 25/07/2009 22:36:16

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

6

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM(Association Of Islamic University Students )

KORKOM UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA Sekretariat : Jl.

Contoh Kop Surat Badan Koordinasi

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM(Association Of Islamic University Students ) KOMISARIAT FISIP UNHAS

Sekretariat : Jl. Kompleks perumah Dosen Unhas Tamalanrea Blok I No.3 Makassar 12510 Telp. 021-7992750, Fax. 00 62 21 7900099, e-mail : [email protected]

Contoh Kop Surat HMI Komisariat

PANITIA PELAKSANA KONGRES KE 27 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(Association Of Islamic University Students) Sekretariat : Karangkajen MG III/966 Yogyakarta 55252Telp. 0274-6567900, ,

e-mail : [email protected]

Contoh Kop Surat HMI Panitia Pelaksana Kongres

PANITIA PELAKSANA KONFERENSI KE 2 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(Association Of Islamic University Students) CABANG LAMPUNG

Sekretariat : Jl. Kompleks perumah Dosen Unhas Tamalanrea Blok I No.3 Makassar 12510 Telp. 021-7992750, Fax. 00 62 21 7900099, e-mail : [email protected] ,

Contoh Kop Surat HMI Panitia Pelaksana Konferensi

konstitusi.indd 70 25/07/2009 22:36:16

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

7

PANITIA PELAKSANA RAPAT ANGGOTA KE 34 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(Association Of Islamic University Students) KOMFAK AGAMA ISLAM UMY

Sekretariat : Jl. Kompleks perumah Dosen Unhas Tamalanrea Blok I No.3 Makassar 12510 Telp. 021-7992750, Fax. 00 62 21 7900099, e-mail : [email protected]

Contoh Kop Surat HMI Panitia Pelaksana Rapat Anggota

Keterangan :

1. (PENGURUS……) menggunakan huruf kapital berwarna hitam dengan

jenis huruf Times New Roman dan ukuran huruf 24;

2. (CABANG..../KOMISARIAT.....) dengan huruf kapital hijau tua, dengan

jenis huruf Times New Roman dan ukuran huruf 24;

3. (HIMPUNAN……..) menggunakan huruf kapital berwarna hijau tua,

dengan jenis huruf Arial dan ukuran huruf 24;

4. (Association……………) menggunakan huruf kecil berwarna hitam

dengan jenis huruf Times New Roman dan ukuran huruf 18 cetak

miring ;

5. (Sekretariat :……...) menggunakan huruf kecil berwarna hitam,

dengan jenis huruf Times New Roman dan ukuran huruf 10;

6. (e-mail……………) menggunakan huruf kecil berwarna hitam, ukuran 10;

7. Garis pembatas kop surat berwarna hitam dengan ukuran 4,5 pt (dua

garis atas tipis, bawah tebal) dan bentuk tulisan basmalah harus

sesuai dengan kop PB berwarna hitam;

8. Susunan kalimat kop surat Pengurus Besar, MSO, Lembaga Koordinasi,

Lembaga Kekaryaan dan Lembaga Khusus PB, seperti pada contoh kop

surat Pengurus Besar

9. Susunan kalimat kop surat Pengurus Cabang, MSO, Lembaga

Koordinasi, Lembaga Kekaryaan dan Lembaga Khusus ditingkat cabang

seperti pada contoh kop surat Pengurus Cabang

10. Susunan kalimat kop surat Pengurus Komisariat, Lembaga Kekaryaan

dan Lembaga Khusus seperti pada contoh kop surat Pengurus

komisariat

konstitusi.indd 71 25/07/2009 22:36:16

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

8

11. Jenis surat (kertas), F4 dengan margin:

- Top : 2,0 cm

- Buttom: 0 cm

- Left: 2,5 cm

- Right: 2,0 cm

Surat resmi HMI terdiri dari

a. Surat Biasa ( Lampiran 2);

b. Surat Mandat/Tugas (Lampiran 3);

c. Surat Keterangan (Lampiran 4)

d. Surat Keputusan/Ketetapan (Lampiran 5).

2. Isi Surat

a. Surat Biasa

(1) Penomoran

a. Penomoran surat menggunakan satu buku registrasi surat keluar

yang dilakukan oleh Sekjen/Sekum struktur pimpinan, MSO,

Lembaga Koordinasi, lembaga kekaryaan dan khusus.

b. Nomor untuk surat yang ditujukan untuk intern HMI menggunakan

kode A setelah nomor registrasi surat keluar (…/A/SEK/no urut

bulan Hijriyah/tahun Hijriyah);

c. Nomor untuk surat yang ditujukan kepada ekstern HMI kode B

setelah nomor registrasi surat keluar (……./B/SEK/ nomor urut bulan

Hijriyah/ tahun Hijriyah);

d. Pengeluar surat baik interen maupun eksteren harus disingkat

maksimal dalam 3 huruf saja.

Pengeluar Surat Ketua Umum : (……./B/KU/ nomor urut bulan

Hijriyah/ tahun Hijriyah)

Pengeluar Sekjen atau Sekum: (……./A/SEK/ nomor urut bulan

Hijriyah/ tahun Hijriyah)

Pengeluar Ketua Komisi Hubungan Internasional: (……./B/KHI/

nomor urut bulan Hijriyah/ tahun Hijriyah)

Pengeluar Ketua Bidang Pelatihan: (……./A/KBP/ nomor urut

bulan Hijriyah/ tahun Hijriyah)

konstitusi.indd 72 25/07/2009 22:36:16

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

9

Pengeluar Ketua Panitia Konferensi Cabang : (……./B/PKC/

nomor urut bulan Hijriyah/ tahun Hijriyah)

e. Nomor surat keluar, surat mandat, surat keterangan semuanya urut

menurut waktu terbitnya, tidak sendiri sendiri, kecuali surat

keputusan.

f. Lamp. diisi jika surat disertai lampiran;

g. Hal : menerangkan isi singkat surat;

h. Letak Nomor : Lamp: dan Hal: dalam surat lurus dengan sudut lancip

sebelah kiri bawah gambar/lambang HMI

(2) Alamat surat (tujuan surat dikirim);

(3) Kalimat pendahuluan

Kalimat pendahuluan seharusnya tidak lebih dari satu alinea, yang berisi

ucapan syukur kepada Allah SWT atas rahmat yang diberikannya dan

pujian rasul dan keluarganya.

(4) Kalimat Isi

Kalimat isi surat hendaklah menggunakan bahasa yang lugas, jelas,

sehingga tidak menimbulkan salah persepsi dari teks yang tertulis.

Kalimat isi merupakan uraian persoalan pokok, harus:

a. Tidak berbelit-belit;

b. Singkat dan tidak terputus-putus;

c. Menggunakan kalimat-kalimat yang sopan dan wajar

(5) Kalimat penutup

Untuk kesopanan diperlukan adanya kalimat penutup seperti:

Demikianlah harap maklum.

Atas perhatian Saudara kami haturkan terima kasih.

Jazakumullah khairan katsiiraa.

Sekian dan terima kasih. Dsbnya.

konstitusi.indd 73 25/07/2009 22:36:16

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

10

(6) Tempat tanggal surat

Contoh:

Kotamubagu, 05 Dzulkaidah 1425 H

17 Desember 2004 M

(7) Pengirim Surat

Nama lembaga pada pengirim surat maksimal terdiri dari tiga baris,

dimana baris pertama adalah Himpunan Mahassiawa Islam, baris kedua

dan ketiga adalah institusi lembaga.

(8) Tanda Tangan

Penandatangan harus terdiri dari dua unsur saja yaitu unsur

pengeluar surat dan unsur pemberi legalitas surat. Surat Keputusan

kelulusan Latihan Kader harus ditanda tangani seluruh pemandu LK.

Surat Keputusan Kongres, Konferensi, Rapat Anggota dan Musyawarah

Lembaga harus ditanda tangani seluruh pimpinan sidang. Surat yang

dikeluarkan Ketua Umum harus ditandatangani oleh Sekjen/Sekum

sebagai pihak yang mengetahui (bukan pemberi legalitas). Tanda tangan

menggunakan tinta berwarna hitam. Contoh :

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PENGURUS BESAR

Stempel...

MASHUDI MUQOROBBIN ABDUL HADY

KETUA UMUM SEKRETARIS JENDRAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

MAJELIS SYURO ORGANISASI

Stempel...

SYAFINUDIN AL MANDARI M SYIFA AMIN WIDIGDO

KOORDINATOR SEKRETARIS

konstitusi.indd 74 25/07/2009 22:36:16

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

11

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BADAN KOORDINASI

INDONESIA BAGIAN TIMUR

Stempel...

H. M. AQIL RAHMAN MUHAMMAD KASMAN

KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

MAJELIS SYURO ORGANISASI

CABANG MAKASAR

Stempel...

YUSUF GUNAWAN FAHRIE NOER

KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

KOMISARIAT FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HASANUDIN

Stempel...

HARIMAN HARTONO

KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PANITIA LATIHAN KADER I

KOMFAK AA YKPN

Stempel...

SUSANTO LIBBIE ANATAGIA

KETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

konstitusi.indd 75 25/07/2009 22:36:17

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

12

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

TIM PEMANDU LATIHAN KADER II

CABANG JAKARTA SELATAN

MARTADINATA

PEMANDU

TENTY NOVARI

PEMANDU

W MUZAKIR

PEMANDU

IMROATUSHOLIHAH

PEMANDU

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

TIM PEMANDU LATIHAN KADER I

CABANG YOGYAKARTA

MARTADINATA

PEMANDU

TENTY NOVARI

PEMANDU

W MUZAKIR

PEMANDU

IMROATUSHOLIHAH

PEMANDU

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG KONFERENSI

CABANG SEMARANG

MARTADINATA

PIMPINAN SIDANG

TENTY NOVARI

PIMPINAN SIDANG

W MUZAKIR

PIMPINAN SIDANG

IMROATUSHOLIHAH

PIMPINAN SIDANG

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PIMPINAN SIDANG KONGRES KE 25

MARTADINATA

PIMPINAN SIDANG

TENTY NOVARI

PIMPINAN SIDANG

W MUZAKIR

PIMPINAN SIDANG

IMROATUSHOLIHAH

PIMPINAN SIDANG

konstitusi.indd 76 25/07/2009 22:36:17

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

13

(9) Stempel surat

Pihak-pihak yang berhak mengeluarkan Stempel Surat adalah

Struktur Pimpinan, Lembaga Koordinasai, dan Majelis Syuro Organisasi

serta panitia pelaksana. Bagi lembaga Koordinasi, Lembaga Kekaryaan

dan Panitia Pelaksana (selain kongres, Konferensi, dan Rapat Anggota)

dapat menentukannya sendiri atas persetujuan Ketua Umum Struktur

pimpinan. Stempel diletakkan/ dibubuhkan di tengah-tengah antara

Ketua dan Sekretaris dan berbaris sejajar dengan nama ketua dan nama

sekretaris. Stempel diusahakan agar menyentuh Tanda tangan ketua dan

sekretaris atau mengenai tanda tangan sekretaris saja. Jika stempel

menggunakan tinta satu warna maka warnanya hijau tua. Jika warna

stempel menggunakan warna multi warna maka warna stempel warna

hitam dan hijau tua. Stempel dianggap sah apabila dibubuhkan dengan

menggunakan stempel basah. Ukuran besar stempel sesuai dengan

kebijakan cabang masing-masing sebagaimana dibawah ini:

Stempel struktur pimpinan dan lembaga

Stempel panitia

PANITIA RAPAT ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

KOMFAK PERTANIAN INSTIPER

CABANG YOGYAKARTA

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

13

(9) Stempel surat

Pihak-pihak yang berhak mengeluarkan Stempel Surat adalah

Struktur Pimpinan, Lembaga Koordinasai, dan Majelis Syuro Organisasi

serta panitia pelaksana. Bagi lembaga Koordinasi, Lembaga Kekaryaan

dan Panitia Pelaksana (selain kongres, Konferensi, dan Rapat Anggota)

dapat menentukannya sendiri atas persetujuan Ketua Umum Struktur

pimpinan. Stempel diletakkan/ dibubuhkan di tengah-tengah antara

Ketua dan Sekretaris dan berbaris sejajar dengan nama ketua dan nama

sekretaris. Stempel diusahakan agar menyentuh Tanda tangan ketua dan

sekretaris atau mengenai tanda tangan sekretaris saja. Jika stempel

menggunakan tinta satu warna maka warnanya hijau tua. Jika warna

stempel menggunakan warna multi warna maka warna stempel warna

hitam dan hijau tua. Stempel dianggap sah apabila dibubuhkan dengan

menggunakan stempel basah. Ukuran besar stempel sesuai dengan

kebijakan cabang masing-masing sebagaimana dibawah ini:

Stempel struktur pimpinan dan lembaga

Stempel panitia

PANITIA RAPAT ANGGOTA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

KOMFAK PERTANIAN INSTIPER

CABANG YOGYAKARTA

konstitusi.indd 77 25/07/2009 22:36:17

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

14

(10) Tembusan Surat

Tembusan surat merupakan sebuah keterangan yang menunjukkan

bahwa surat tersebut dibuat rangkap. Rangkap ini terdiri dari surat asli

yang dikirim sesuai dengan alamat dimana surat itu ditujukan dan surat

tembusan yang disampaikan kepada beberapa instansi atau pihak yang

terkait atas dibuatnya surat tersebut.

Apabila surat dari komisariat ditujukan kepada Pengurus Besar HMI,

maka tembusan suratnya ditujukan kepada

1. Pengurus koordinator komisariat dimana komisariat berada (jika

ada);

2. Pengurus HMI cabang dimana komisariat berada;

3. Pengurus HMI Badko dimana cabang bergabung;

4. Arsip.

Apabila surat dibuat oleh Pengurus Komisariat dan ditujuakan

untuk Pengurus Komisariat dalam wilayah Cabang yang berbeda, namun

tetap dalam satu Wilayah Koordinasi, maka tembusan surat yang dibuat

harus ditujukan kepada:

1. Pengurus HMI Badan Koordinasi;

2. Pengurus HMI Cabang dimana komisariat berada;

3. Pengurus HMI Cabang di Komisariat yang dituju;

4. Arsip.

Apabila surat dibuat oleh Pengurus HMI Komisariat ditujukan

Pengurus HMI Komisariat dalam wilayah Cabang dan Badko yang

berbeda, maka tembusan suratnya ditujukan kepada:

1. Pengurus koordinator komisariat dimana komisariat berada (jika

ada);

2. Pengurus HMI Cabang dimana Komisariat yang membuat bergabung;

3. Pengurus HMI Cabang dimana Komisariat yang dituju;

4. Arsip

5. Dan lain sebagainya

konstitusi.indd 78 25/07/2009 22:36:17

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

15

Dengan demikian setiap surat tidak lagi membutuhkan legalisasi yang

dikeluarkan oleh instansi yang lebih tinggi (misalnya adanya kata

mengetahui, dilegalisasi oleh, dll).

b. Surat Keputusan

Isi surat keputusan dibanding surat biasa terdapat persamaan yaitu

tentang dimana surat keputusan ditetapkan, tanggal ditetapkannya surat

keputusan, nomor dan stempel surat. Secara spesifik isi surat keputusan

sebagai berikut:

(1). Nomor surat : …../KPTS/A/No. urut bl Hijriyah /Th Hijriyah;

(2). Uraian singkat isi surat keputusan;

(3). Instansi pengambil keputusan (PB, PC, PK,dll);

(4) Konsideran (latar belakang dikeluarkannya surat keputusan);

(5) Landasan yuridis dikeluarkannya surat keputusan;

(6). Landasan-landasan lainnya dari surat keputusan;

(7) Diktum (muatan surat keputusan)

Pada bagian akhir diktum diharuskan terdapat klausa “Surat Keputusan

ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika terdapat

kekeliruan di kemudian hari.” Surat Keputusan Hanya bisadikeluarkan Oleh

Ketuam Umum (PB< PC dan PK) saja. Sehingga yang bertanda tangan adalah

hanya Ketua Umumdan Sekretaris (Jendral atau Umum) saja.

3. Surat Mandat/Tugas

(1). Nomor surat keterangan sama dengan surat biasa, karenanya

merupakan urutan dari surat biasa;

(2). Surat mandat/tugas berisi penugasan atau mandat yang ditujukan

pada seorang kader.

(3). Surat keterangan memuat identitas dan keperluan yang diberi

mandat/tugas/keterangan, (dalam rangka apa surat diberikan);

(4). Pemberi surat mandat/tugas kepada yang diberi mandat/tugas.

konstitusi.indd 79 25/07/2009 22:36:17

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

16

Catatan :

1. Nomor urut Bulan-bulan Hijriyah

1. Muharram 5. Jumadil Awal 9. Ramadhan

2. Shafar 6. Jumadil Akhir 10. Syawal

3. Rabi’ul Awal 7. Rajab 11. Dzulqo’idah

4. Rabi’ul Akhir 8. Sya’ban 12. Dzul Hijjah

2. Bulan-bulan nomor surat ditulis denngan angka Arab, bukan angka

Romawi.

3. Amplop Surat

Ukuran amplop : 22 cm x 11 cm atau 25 cm x 35 cm

Jenis dan ukuran huruf : (pengurus…) menggunakan huruf kapital, ukuran 18

times new roman bold. (fakultas…) menggunakan huruf kapital pada setiap

awal kata, ukuran 18 times new roman. (secretariat…) menggunakan huruf

kecil, ukuran 12.

Warna Dasar : Putih atau Coklat

Contoh :

PENGURUS KOMISARIAT HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Fakultas Ekonomi Universitas Teknologi Yogyakarta Janturan UH 4/384 Rt 15/04 Yogyakarta 55281

PENGURUS KOMISARIAT HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Fakultas Eksakta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dsn. Gatak no. 47 Rt 01/03 Kasihan Bantul Yogyakarta 55281

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

16

Catatan :

1. Nomor urut Bulan-bulan Hijriyah

1. Muharram 5. Jumadil Awal 9. Ramadhan

2. Shafar 6. Jumadil Akhir 10. Syawal

3. Rabi’ul Awal 7. Rajab 11. Dzulqo’idah

4. Rabi’ul Akhir 8. Sya’ban 12. Dzul Hijjah

2. Bulan-bulan nomor surat ditulis denngan angka Arab, bukan angka

Romawi.

3. Amplop Surat

Ukuran amplop : 22 cm x 11 cm atau 25 cm x 35 cm

Jenis dan ukuran huruf : (pengurus…) menggunakan huruf kapital, ukuran 18

times new roman bold. (fakultas…) menggunakan huruf kapital pada setiap

awal kata, ukuran 18 times new roman. (secretariat…) menggunakan huruf

kecil, ukuran 12.

Warna Dasar : Putih atau Coklat

Contoh :

PENGURUS KOMISARIAT HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Fakultas Ekonomi Universitas Teknologi Yogyakarta Janturan UH 4/384 Rt 15/04 Yogyakarta 55281

PENGURUS KOMISARIAT HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Fakultas Eksakta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dsn. Gatak no. 47 Rt 01/03 Kasihan Bantul Yogyakarta 55281

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

16

Catatan :

1. Nomor urut Bulan-bulan Hijriyah

1. Muharram 5. Jumadil Awal 9. Ramadhan

2. Shafar 6. Jumadil Akhir 10. Syawal

3. Rabi’ul Awal 7. Rajab 11. Dzulqo’idah

4. Rabi’ul Akhir 8. Sya’ban 12. Dzul Hijjah

2. Bulan-bulan nomor surat ditulis denngan angka Arab, bukan angka

Romawi.

3. Amplop Surat

Ukuran amplop : 22 cm x 11 cm atau 25 cm x 35 cm

Jenis dan ukuran huruf : (pengurus…) menggunakan huruf kapital, ukuran 18

times new roman bold. (fakultas…) menggunakan huruf kapital pada setiap

awal kata, ukuran 18 times new roman. (secretariat…) menggunakan huruf

kecil, ukuran 12.

Warna Dasar : Putih atau Coklat

Contoh :

PENGURUS KOMISARIAT HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM Fakultas Ekonomi Universitas Teknologi Yogyakarta Janturan UH 4/384 Rt 15/04 Yogyakarta 55281

PENGURUS KOMISARIAT HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Fakultas Eksakta Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dsn. Gatak no. 47 Rt 01/03 Kasihan Bantul Yogyakarta 55281

konstitusi.indd 80 25/07/2009 22:36:17

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

17

4. Sirkulasi Surat

a. Surat Masuk

Surat masuk adalah surat yang diterima dari luar yang kemudian akan

mulai perjalanannya sampai dengan dimasukkannya surat ke file-file (arsip)

organisasi. Surat yang baru diterima diagendakan terlebih dahulu dilampiri

kartu disposisi yang berbentuk :

SURAT DISPOSISI

Nomor Surat : Yang tercantum dalam surat

Tanggal Terima :

Asal Surat : Nama Penerima

Ditujukan : Bidang yang akan menangani surat

Catatan : Kebutuhan atas perlakuan surat

Kemudian surat yang baru masuk diterima diagendakan pada Agenda Surat

Masuk PB HMI. Pada Agenda Surat Masuk dibuat kolom-kolom :

Identifikasi surat masuk No

Tgl terima

Nomor TanggalAsal surat Isi Petugas

1 15-12-1423 124/MA/12/1423 10-12-1423 HMI Cabang semarang

Pengutusananggota

Arif

a. Surat Keluar

Surat keluar adalah surat yang kita keluarkan untuk mengemukakan

kehendak, pemikiran dan maksud kita kepada pihak lain. Surat keluar

melalui sirkulasi sebagai berikut:

konstitusi.indd 81 25/07/2009 22:36:17

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

18

Konsep surat terlebih dahulu harus dimintakan clearence kepada

pengurus yang berkepentingan agar tidak terjadi perbedaan-

perbedaan tentang isi dan reaksi surat tersebut;

Konsep yang telah mendapat clearence, kemudian diberikan nomor

verbal, yang terdapat pada agenda buku verbal.

Nomor Tanggal Isi Surat Tujuan Petugas

25/KPTS/A/7/1423 12/7/1423 Susunan SC LK III Anggota SC LK III Arif

26/SEK/7/1423 13/7/1423 Pemberitahuan LK III Cabang-cabangHMI

Rahma

27/SEK/7/1423 14/7/1423 Tugas cari informasi DPRD Nugroho

5. Surat Elektronik

Surat elektronik merupakan surat yang dibuat dengan media elektronik

seperti internet, mesin fax, dan pesan melalui telepon. Surat elektronik

melalui internet harus memenuhi prosedur dibawah ini:

1. Format surat seperti format biasa yang dikirmkan dalam bentuk PDF.

2. Surat tetap memuat tanda tangan yang berwenang walau tanpa stempel

organisasi

3. Alamat e-mail pihak pengirim dan pihak yang dituju merupakan alamat

yang terdaftar dalam organisasi (ditetapkan melalui Surat Ketetapan dari

Struktur Kepemimpinan) sebagai alamat yang berwenang melakukan

pengirIman surat via internet.

Pengiriman surat dengan memakai mesin fax harus melalui prosedur:

1. Format surat sama dengan format yang biasa (lengkap dengan tanda

tangan dan stempel organisasi).

2. Nomor fax pihak pengirim dan pihak yang dituju merupakan alamat yang

terdaftar dalam organisasi (ditetapkan melalui Surat Ketetapan dari

Struktur Kepemimpinan) sebagai nomor yang berwenang.

3. Pihak pengirim harus mengirimkan dokumen aslinya kepada pihak yang

dituju setelah melakukan pengiriman surat melalui fax selambat-lambatnya

3 x 24 Jam.

Pengriman pesan melalui pelayanan pesan singkat (Short Messege Services)

harus melalui nomor telepon yang telah ditetapkan sebagai nomor telepon

konstitusi.indd 82 25/07/2009 22:36:18

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

19

yang berwenang nelakukan pengiriman pesan, baik dari pihak pengirim maupun

pihak penerima. Semua pesan yang dikirim maupun diterima harus dicatat

ulang dalam sebuah berita acara bulanan.

6. Buku Ekspedisi

Setelah surat telah diketik sesuai dengan jumlah yang dikehendaki,

ditulis nomor, dan diagendakan dan telah mendapat legalitas (tanda tangan

Ketua, Sekretaris, dan stempel) maka surat siap dikirim. Untuk pengiriman

surat ini diagendakan dalam Buku Ekspedisi dengan kolom-kolom.

Tanggal Kirim Tujuan Nomor surat Paraf Penerima Keterangan 12/7/1423 Anggota SC

Adi,Dian 25/KPTS/A/7/1423 Adi

Dian

Langsung kirim

12/7/1423 Anggota SC

Umar

25/KPTS/A/7/1423 - Via email

14/7/1423 Cabang Palu 26/SEK/7/1423 - Via Pos

B. Dokumen Organisasi

Dokumen adalah semua tanda bukti yang sah menurut hukum dari peristiwa-

peristiwa atau kejadian-kejadian dan kemudian disimpan. Sedangkan Dokumentasi

adalah segala upaya untuk pencarian, pengumpulan, penyimpanan, serta

pengawetan dokumen-dokumen organisasi. Bentuk-bentuk dokumen beserta

aturannya adalah sebagai berikut:

Surat-surat disusun menurut urutan nomor dan dijilid tiap periodenya.

Laporan-laporan pertanggungjawaban tiap periode;

Dokumen lainnya yang dijilid (kalau memungkinkan) terdiri dari

1. Kliping-kliping media tulis ataupun elektronik;

2. Naskah-naskah kepengurusan tiap periode;

3. Berita acara aktifitas kepengurusan;

4. Bukti-bukti keuangan organisasi;

5. Tulisan-tulisan penting;

Gambar-gambar dan foto-foto; disusun berdasarkan waktu dengan

mencantumkan tanggal dan jenis kegiatan yang dilakukan pada foto.

konstitusi.indd 83 25/07/2009 22:36:18

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

20

Semua dokumen organisasi kecuali surat harus dibuat dan atau disusun dalam

kertas ukuran kwarto 70 gr. Benda-benda berharaga dan bernilai; disusun dengan

aman dan rapi didalam sekretariat kepengurusan dalam betuk media penyimpanan

yang mudah disimpan dan mudah diakses.

C. Penyimpanan/Pengarsipan

Arsip adalah kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis.

Pengarsipan yang sempurna apabila semua surat dan dokumen-dokumen lainnya

tersimpan pada suatu tempat tertentu dan teratur rapi dan apabila diperlukan

mudah dilacak kembali. Pengarsipan yang baik sangat berguna dalam membantu

kelancaran dan kerapihan organisasi.

Dokumen-dokumen organisasi HMI pada prinsipnya harus disimpan di

sekretariat atau kantor. Sangatlah tidak dibenarkan dan dilarang apabila terjadi

penyimpanan surat-surat dan dokumen-dokumen organisasi di luar sekretariat atau

kantor HMI, terutama jika penyimpanan dilakukan oleh individu-individu pengurus

ataupun bukan pengurus. Hal ini untuk mengurangi resiko kerusakan, kehilangan

dan penyalah gunaan dokumen organisasi HMI. Sistem pengarsipan yang harus

dilakukan oleh HMI adalah:

1. Chronological filling

2. Geographical filling

3. Subject filling

4. Numerical filling

5. Alphabetic filling

Artinya setiap dokumen-dokumen HMI harus disusun sesuai dengan periode

kepengurusannya yang kemudian diikuti berdasarkan wilayahnya. Urutan

penyusunan berikutnya berdasarkan subjek atau bidang, kemudian diikuti oleh

nomor surat atau alphbet dokumen non surat. Pengarsipan secara elektornik harus

dilakukan juga sehingga semua dokumen terjaga kelestarian-nya dari waktu

kewaktu. Namun format yang digunakan adalah format yang tidak memungkinkan

seseorang mengganti atau merubah isi dokumen tersebut.

Semua arsip harus dilakukan penjilidan tiap periode kepengurusan. Berikan

penjildan atau pembatas warna putih untuk LPJ, hijua muda untuk Kumpulan surat

masuk dan keluar dan warna hijua tua untuk dokumen lainnya. Pengarsipan secara

konstitusi.indd 84 25/07/2009 22:36:18

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

21

elektornik dapat dengan wadah Compact Disc (untuk pengarsipan tiap periode),

atau dalam web (untuk pengarsipan dalam waktu lama). Pengarsipan dokumen

secara elektronik harus dijamin bahwa dokumen itu asli dan sama seperti bentuk

fisiknya. Dengan demikian orisinalitas dokumen dalam media elektronik benar

benar diperhatikan.

D. Tingkat Kerahasiaan

1. Rahasia Utama

Informasi atau dokumen hanya boleh diketahui oleh Ketua Umum PB HMI,

Sekretrasi jendral PB HMI, Bendahara Umum PB HMI, dan Koordinator MSO PB

HMI. Informasi atau dokumen rahasia ini harus dimusnahkan segera setelah

keempat pihak tersebut mengetahuinya. Ke empat pihak tersebut dilarang

menyebarluaskan informsai dan dokumen tersebut kepada pihak lain seumur

hidupnya.

2. Rahasia Utama Terbatas

Informasi atau dokumen hanya boleh diketahui oleh Ketua Umum Cabang,

Sekretrasi Umum Cabang, Bendahara Umum Cabang, Koordinator MSO Cabang

dan Ketua Umum PB HMI, serta satu pihak yang bersangkutan (individu atau

Pengurus Terkait) Informasi atau dokumen rahasia ini harus dimusnahkan segera

setelah kelima pihak tersebut mengetahuinya. Kesemuanya dilarang

menyebarluaskan informsai dan dokumen tersebut kepada pihak lain seumur

hidupnya.

3. Sangat Rahasia

Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Presidium dan

Koordinator MSO. Infomasi dan dokumen ini harus disimpan (baik itu milik PB

atau cabang) oleh Sekretaris jendral PB HMI. Hanya dapat diturunkan satu

tingkat dalam waktu 25 tahun kedepan. Begitu seterusnya dalam penurunan

tingkat kerahasiaannya.

4. Rahasia

Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Pengurus dan MSO.

Infomasi dan dokumen ini harus disimpan (baik itu milik PB atau cabang) oleh

Sekretaris jendral PB HMI. Hanya dapat diturunkan satu tingkat dalam waktu 25

tahun kedepan. Begitu seterusnya dalam penurunan tingkat kerahasiaannya.

konstitusi.indd 85 25/07/2009 22:36:18

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

22

5. Terbatas

Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Pengurus Besar, MSO,

Ketua Cabang dan koordinator MSO cabang. Infomasi dan dokumen ini harus

disimpan (baik itu milik PB atau cabang) oleh Sekretaris jendral PB HMI. Hanya

dapat diturunkan satu tingkat dalam waktu 25 tahun kedepan. Begitu seterusnya

dalam penurunan tingkat kerahasiaannya.

6. Terbuka

Informasi atau dokumen yang hanya boleh diketahui oleh Kader HMI saja. Hanya

dapat diturunkan satu tingkat dalam waktu 25 tahun kedepan. Infomasi dan

dokumen ini harus disimpan oleh Sekretaris Jendral/Umum.

7. Publik

Informasi atau dokumen yang dapat diketahui oleh saja.

E. Administrasi Keanggotaan

Anggota HMI merupakan sasaran kerja, pembinaan dan perkaderan

organisasi sehingga perlu ada administrasi yang rapi tentang anggota HMI yang

kongkrit dan terarah. HMI adalah organisasi kader sehingga HMI selalu menerima

anggota baru, selanjutnya melalui proses/jenjang perkaderan dan akhirnya

melepaskan diri sebagai alumni HMI.

Setiap anggota HMI (baik itu anggota biasa ataupun anggota kehormatan)

berhak mendapat Kartu Anggota setelah melewati prosesi pelantikan anggota.

Pengurus Cabang merupakan pihak yang paling berhak mengeluarkan kartu

keanggotaan tersebut kepada anggota HMI. Format kartu anggota yang digunakan

oleh pengurus cabang untuk anggotanya memakai format yang telah diputuskan

dalam Kongres HMI. Semua anggota tersebut juga berhak untuk dicatat dalam buku

daftar anggota. Hal ini dilakukan pada tingkatan cabang. Buku daftar anggota

memuat kolom-kolom sebagai berikut.

No anggota Nama Tempat/tanggal lahir

Komisariat Masuk HMI Tahun

1555/YK/1416 Murni Ambon/27/04/1975 Kehutanan/Instiper

Semester ganjil 1996

1556/YK/1417 Hasan Malang/02/03/1975 Tarbiyah/ IAIN/ SUKA

Semester genap 1996

konstitusi.indd 86 25/07/2009 22:36:18

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

23

Setiap satu tahun sekali diadakan pendaftaran ulang (heregristasi) anggota

HMI. Pendaftran ulang dilakukan dengan melakukan penggantian kartu anggota

yang lama menjadi kartu anggota yang baru yang dikeluarkan oleh pengurus

cabang. Sedangkan nomor anggota tetap sebagai nomor induk yang lama.

Pelaksanaan heregristasi cukup dilakukan dengan mengisi formulir permohonan

pendaftaran ulang keanggotaan kepada Penngurus Cabang. Pengurus Cabang

kemudian melakukan penerbitan kartu anggota yang baru dengan nomor anggota

yang tetap atas nama anggota yang melakukan heregristasi. Pendaftran ulang

keanggotaan dilakukan agar jumlah anggota di tiap cabang dapat diketahui secara

pasti dari waktu-kewaktu. Sehingga naik turunnya keaktifan anggota dapat juga

terdeteksi dari waktu kewaktu.

F. Inventarisasi Organisasi

1. Inventarisasi adalah upaya untuk mendata semua kekayaan organisasi;

2. Inventarisasi dilakukan pada benda permanen dan benda tidak permanen;

3. Benda permanen ialah kekayaan yang tidak habis dalam satu periode;

4. Benda tidak permanen adalah kekayaan yang habis dalam satu periode;

5. Inventarisasi organisasi dibukukan dalam daftar inventaris yang memuat

tanggal penerimaan, nama dan jumlah barang, pemakaian dan keterangan.

G. Alat komunikasi.

Segala jenis alat komunikasi manusia dapat dijadikan sebagai alat komunikasi

dalam keorganisasian HMI dengan syarat alat itu memungkinkan untuk verifikasi

dan klarifikasi atas penyampaian dan penerimaan informasi. Sehingga informasi

yang diberikan atau diterima dapat dijadikan dasar atas aktifitas organisasi.

Informasi yang diberikan dalam pertukaran informasi harus ada identitas struktur

penyampai informasi, dan identitas individu penyampai informasi (nomor anggota,

asal cabang, asal komisariat) serta waktu dan lokasi informasi disampaikan.

konstitusi.indd 87 25/07/2009 22:36:18

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

24

H. Perpustakaan

Perpustakaan yang ideal bagi HMI meliputi buku-buku atau dokumen bentuk

lainnya yang diperlukan oleh anggota dalam rangka peningkatan kualitas anggota

HMI. Oleh karena itu perpustakaan HMI berisi koleksi buku-buku atau dokumen

bentuk lainnya, seperti :

Data dan informasi yang menunjang aktifitas organisasi;

Jurnal-jurnal sosial kemsayarakatan;

Media-media elektronik yang berisi liputan aktifitas HMI;

Media-media elektronik yang berisi sesuatu penting bagi aktifitas HMI;

Buku buku atau media-media elektronik dalam topik kemahasiswaan,

keorganisasian dan ke-HMI-an;

Buku atau media elektronik dalam topik Ideologi, kemasyarakatan,

kenegaraan, politik, ekonomi, pendidikan dsbnya

Penyelenggaraan administrasi perpustakaan sebaiknya diserahkan kepada seorang

anggota pengurus/ lembaga yang bertanggungjawab secara khusus.

konstitusi.indd 88 25/07/2009 22:36:18

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

25

BAB VII

KEPROTOKOLERAN

Keprotokoleran HMI merupakan segala aktifitas yang berhubungan dengan

penyelenggaraan suatu prosedur acara (upacara) di dalam organisasi HMI. Agar sasaran

suatu aktifitas dapat dicapai secara optimal diperlukan penanggung jawab

penyelenggara dan pembagian tugas di dalam penyelenggaraannya. Jika

penyelenggaraan suatu aktifitas tidak ada panitia penyelenggara/project officer, maka

pengelolaan, penataan, dan penyelenggaraannya dapat langsung di bawah

tanggungjawab Sekretaris. Namun demikian kesemuanya itu masih membutuhkan

tambahan unsur penyelenggara seperti pengantar acara, penerima tamu, pengatur

perlengkapan, konsumsi, kesenian, dan segala hal yang berhubungan dengan

keacaraan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suatu upacara:

Tempat/gedung (lay out, pengaturan kursi);

Waktu acara

Tamu/undangan (disediakan tempat khusus);

Jenis acara;

Pengantar acara;

Susunan acara.

Khusus yang terakhir, jika ada kata sambutan, maka urutan pemberi sambutan

adalah dari instansi terendah kemudian menuju ke instansi yang lebih tinggi. Untuk

lebih jelasnya, berikut contoh susunan acara :

1. Pembukaan,

2. Pembacaan ayat suci Al Qur’an,

3. Himne HMI dan Mars Hijau Hitam

4. Laporan Panitia

5. Sambutan-sambutan

a. Tuan Rumah

b. Pengurus HMI Komisariat Pertanian UNTAD;

c. Pengurus HMI Cabang Palu;

d. Pengurus Besar HMI.

6. Acara lainnya,

konstitusi.indd 89 25/07/2009 22:36:18

�0 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

26

7. Doa

8. Penutup

Susunan acara diatas selalu diterapkan untuk memulai dan mengakhiri 2

ritual organisasi HMI. 2 (dua) ritual itu menjadi sebuah prosedur (formal) yaitu:

1. Pelantikan

Pelantikan merupakan sebuah protokoler yang digunakan untuk pengesahan

pengurus dan pengesahan keanggotaan. Pelantikan merupakan sebuah pengumuman

legalitas yang didapat oleh struktur atau anggota untuk memulai aktifitas dalam

system organisasi dengan segala hak dan kewajibannya. Pada pelantikan pengurus

atau anggota elemen yang ada dalam acara pelantikan, Petugas Pelantikan dan

Pengurus atau anggota yang dilantik.

Acara pelantikan minimal terdiri dari Ikrar Janji Pengurus dan Pembacaan

Surat Keputusan atas susunan kepengurusan yang dikeluarkan oleh institusi

kepemimpinan yang lebih atas dari pengurus yang dilantik. Petugas pelantik

dilakukan oleh struktur kepemimpinan yang lebih tinggi dari Pengurus yang dilantik

atau perwakilan forum yang mengangkat pengurus. Pengurus yang dilantik minimal

terdiri dari tiga orang dan satu diantaranya adalah ketua kepengurusan.

2. Pembukaan dan Penutupan Acara

Setiap acara yang dilakukan oleh HMI dapat diadakan suatu ritual yang

dinamakan Pembukaan dan Penutupan Acara. Pembukaan dan Penutupan Acara

mempunyai makna bahwa sebuah institusi dalam HMI mempunyai sebuah kegiatan.

Sifat memperjelas pelaksana kegiatan inilah yang menjadi tujuan dalam sebuah

Pembukaan Acara. Pembuka dan penutup acara dapat dilakuakan oleh Ketua

Panitia/ yang mewakili atau Ketua Struktur Pemimpinan Pelaksana Acara/ yang

mewakili atau Ketua Struktur Pemimpinan yang lebih atas.

konstitusi.indd 90 25/07/2009 22:36:18

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

27 Lampiran 1

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (Association Of Islamic University Students )

KOMFAK ADAB UIN SUNAN KALIJAGA Sekretariat : wisma marakom, Jl. Tri Dharma No. 354 Baciro Yogyakarta 55225

Telp. 0274-565126. e-mail: [email protected]

Nomor : 26/A/SEK/7/1423 Lamp : Pemberitahuan LK III Hal : 1 lembar (sejajar) Kepada yang kami hormati:

______________________ Di ______________________

(2 spasi)

Assalamu’alaikum wr wb (1 spasi) ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ (1 spasi) ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ (1 spasi) ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ (1 spasi)

Billahi taufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum wr wb

(2 spasi) Jakarta, 05 Dzulkaedah 1425 H

17 Desember 2005 M (1 spasi)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KOMISARIAT FAKULTAS ADABUIN SUNAN KALIJAGA

(3 spasi)

ADE RAHMAN KETUA UMUM

SULASMISEKRETARIS UMUM

Tembusan : 1. __________________

konstitusi.indd 91 25/07/2009 22:36:19

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

28

Lampiran 2

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (Association Of Islamic University Students )

KOMFAK TEKHNIK UNYSekretariat : Padepokan HMI, Jalan Komojoyo No. 16 B Yogyakarta 55281

E mail: [email protected]

Surat Mandat/Tugas Nomor: 27/SEK/7/1423

(2 spasi)

_______________________________________ _______________________________________

(2 spasi)Nama : ___________________________________________________________ Nomor Anggota : ___________________________________________________________ Jabatan : ___________________________________________________________ Alamat : ___________________________________________________________ Keperluan : ___________________________________________________________ Keterangan : ___________________________________________________________ (1 spasi__________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________

(1 spasi)Bilahit tawfiq wal hidayah

Jakarta, 05 Dzulkaedah 1425 H 17 Desember 2005 M

(2 spasi)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KOMISARIAT FAKULTAS TEKHNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(3 spasi)

M. MASHUR ROMANSYAHKETUA UMUM

SULASMISEKRETARIS UMUM

konstitusi.indd 92 25/07/2009 22:36:19

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

29 Lampiran 3

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (Association Of Islamic University Students )

CABANG YOGYAKARTA Sekretariat : KarangKajen MG III/966 Jogjakarta Telp (0274) 6567900

Email : [email protected], http//www.hmi-jogja.org

Surat Keterangan Nomor: 28/A/SEK/7/1423

(2 spasi)Assalamua’alaikum wr wb

__________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________

(2 spasi)Nama : ___________________________________________________________ No Identitas : ___________________________________________________________ Alamat : ___________________________________________________________ Tpt/ Tgl Lahir : ___________________________________________________________ (1 spasi)__________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ (1 spasi)Bilahit tawfiq wal hidayah

Wassalamu’alaikum wr wb Jakarta, 05 Dzulkaedah 1425 H 17 Desember 2005 M

(2 spasi)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG YOGYAKARTA

(3 spasi)

THRES SANTYAKA M CHOZINKETUA UMUM SEKRETARIS UMUM

konstitusi.indd 93 25/07/2009 22:36:19

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

30

Lampiran 4

P E N G U R U S B E S A RHIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(Association Of Islamic University Students ) Sekretariat : Jl. Mesjid Baru No. 18 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510

Telp. 021-7992750, SMS-Center 0815-84148020, Fax. 00 62 21 7900099 e-mail : [email protected] , http://www.hminews.com

SURAT KEPUTUSANNomor : 29/ A/KPTS/ 7/1425

(1 spasi) Tentang

(1 spasi) SUSUNAN STRERING COMITEE

LATIHAN KADER III HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

(2 spasi) _________________________________________________________________________________ _________________________________________________________________________________ (1 spasi)Menimbang : ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ (1 spasi) Mengingat : ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ (1 spasi) Memperhatikan : ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ (1 spasi) Memutuskan (1 spasi) Menetapkan : ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________ (1 spasi) Billahit tawfiq wal hidayah (2 spasi)

Ditetapkan di : J AKARTA Pada tanggal : 05 Dzulkaedah 1425 H

17 Desember 2005 M (2 spasi)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM PENGURUS BESAR

(3 spasi)K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kesekretariatan

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

31 CAHYO PAMUNGKAS M SYIFA AMIN WIDOGDOKETUA UMUM SEKRETARIS JENDRAL

konstitusi.indd 94 25/07/2009 22:36:19

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

1

PEDOMAN KERJA NASIONAL

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirromanirrahiim

BAB I

PENDAHULUAN

Perjalanan HMI cukup memberikan gambaran tentang peran yang seharusnya

dimainkan dalam menggapai cita-cita organisasi. Sejak berdiri, para aktivis yang

menjadi motor penggerak organisasi mempunyai komitmen kuat terhadap Islam

sebagai visi gerakan. Syari’at Islam yang berawal, berakhir, dan bertumpu pada

kekuatan tauhid sangat menginspirasi dinamika langkah organisasi.

Penetapan PKN merupakan upaya organisatoris untuk menetapkan langkah-

langkah yang harus ditempuh, sehingga berjalan di atas kristalisasi orientasi dan

komitmen terhadap masa depan diri dan ummatnya. Langkah-langkah HMI ke depan

harus berdasar pada idealisme yang dikehendaki para kader, realitas dinamik internal

dan eksternal HMI.

A. Pengertian

1. PKN adalah pokok-pokok kebijakan di segala bidang dalam rangka melakukan

pembaharuan, peningkatan, dan penyempurnaan terhadap kultur perkaderan

dan perjuangan untuk memberikan arahan dan pedoman bagi pencapaian

tujuan strategis yang ditetapkan oleh Kongres XXVII untuk periode 2009-2011 M

sebagaimana diamanatkan di dalam Muqoddimah, pasal asas, tujuan, sifat dan

usaha AD serta Khittah Perjuangan,

2. PKN merupakan haluan perkaderan dan perjuangan dalam bentuk garis-garis

besar sebagai pernyataan kehendak utusan-utusan cabang yang ditetapkan oleh

kongres XXVII,

3. PKN ini merupakan serangkaian program perkaderan dan perjuangan yang

bersifat holistik, terarah, terpadu yang berlangsung secara berkelanjutan,

4. Serangkaian agenda dalam program umum ini dimaksudkan untuk mewujudkan

tujuan HMI yaitu "Terbinanya Mahasiswa Islam menjadi Insan Ulul Albab Yang

Turut Bertanggung jawab Atas Terwujudnya Tatanan Masyarakat Yang Diridhoi

Allah SWT."

konstitusi.indd 95 25/07/2009 22:36:19

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

2

B. Landasan

1. Landasan Ideal : Al Qur'an dan Al Hadits,

2. Landasan Konstitusional : AD HMI

3. Landasan Operasional : ART HMI, Khittah Perjuangan, dan Pedoman

Perkaderan.

C. Prinsip Dasar

1. Keberpihakan

Saat ini semua pihak akan bertanya: “apa yang kamu lakukan?”

pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat umum dimana interaksi satu

pihak dengan pihak lain sangat intens dan luas. Jika ada yang ter”alienasi”

dalam pola interaksi ini maka ia adalah pihak yang tidak bisa berbuat apa saja

atau hanya bias melakukan kemauan pihak lain saja. Hal ini disebut dengan

“kegagalan berperan”. Peran adalah hal utama dalam interaksi kehidupan. Kini

semua pihak sudah tidak akan lagi bertanya “Siapa kamu?” tapi pertama kali

akan ditanya “Apa yang kamu lakukan?” dengan kata lain “Apa peranmu?”

Peran bukanlah adanya aktifitas belaka namun aktifitas yang didahuli

oleh kesadaran dalam memilih. Dalam konteks interaksi, “kesadaran dalam

memilih” ini disebut “keberpihakan”. Pilihan untuk berpihak inilah yang harus

diambil oleh HMI. Kepasifan atau ketidakmauan berpihak adalah sebuah

apatisme gerakan yang sangat memalukan. Berpihak tentunya adalah sikap

dengan sadar memilih untuk mengajak, menemani atau mendukung pihak lain.

Pihak lain ini adalah pihak yang memilki kesamaan atau kesesuaian atas tujuan

organisasi HMI itu sendiri.

2. Keadilan

HMI dalam melakukan aktifitas interaksinya tentu wajib memperjelas

keberpihakannya. Program Kerja Nasional sebagai arahaan aktifitas tersebut

akan menggambarkan bahwa keberpihakan HMI adalah “sistem yang adil”. Ini

akan menjadi identitas gerak organisasi dalam satu periode kepengurusan

mendatang. Sistem yang adil ini memang tidak akan pernah mencapai

kesempurnaankeadilan itu sendiri. Oleh sebab itu perbaikan-perbaikan harus

terus dilakukan. Uasaha yang berlanjut ini merupakan sebuah konsistensi yang

akan menjadi sebuah magnet dukungan dari berbagai pihak.

konstitusi.indd 96 25/07/2009 22:36:19

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

3

Sistem yang adil ini juga merupakan orientasi organisasi dalam melakukan

interaksinya yang membawa konsekwensi atas berkurangnya diskriminasi,

kesewenang-wenangan, kecemburuan sosiial, kesenjangan sosial yang lebar.

Sistem yang adil akan juga meningkatkan partisipasi semua lingkungan HMI

dalam mencapai tujuan bersama sacara bersama-sama. Semua pihak adalah

pemeran yang berperan. Tak ada yang dihalangi tak ada yang disegala-galakan

dalam tatanan hidup masyarakat.

D. Maksud dan Tujuan

1. PKN dimaksudkan sebagai arah dan pedoman umum bagi HMI dalam menetapkan

pokok sasaran dan langkah perkaderan dan perjuangan dalam satu periode

kepengurusan 2009-2011 M;

2. PKN dimaksudkan sebagai arah dan pedoman untuk mencapai tujuan perkaderan

dan perjuangan HMI dalam kurun dua tahun.

E. Fungsi

1. Memberikan arahan dalam mewujudkan visi dan misi HMI;

2. Memberikan arahan kepada organisasi di dalam melaksanakan peningkatan,

pembaharuan, dan penyempurnaan kultur perkaderan-perjuangan HMI

3. Memberikan arahan tentang pokok kebijakan dan program yang akan dijadikan

pedoman bagi HMI dalam menjalankan kegiatannya.

konstitusi.indd 97 25/07/2009 22:36:19

�� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

4

BAB II

DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI

A. Penguatan jaringan kemahasiswaan di seluruh struktur pimpinan HMI dalam

meningkatkan kualitas peran kelembagaan.

Jaringan kemahasiswaan yang dimaksud diatas adalah semua lembaga

kemahasiswaan yang ada, baik itu lembaga dakwah, lembaga politik atau lembaga

media. Beberapa hal yang perlu dicapai adalah:

Peningkatkan kuantitas kader dalam peran strategis dilembaga kemahasiswaan.

Adanya ruang komunikasi kader yang aktif di lembaga kemahasiswaan sehingga

mampu meningkatkan kualitas kader dalam menjalankan peran stratetgisnya.

Peningkatan peran organisasi HMI dalam pembentukan arah dan keberpihakan

gerakan mahsasiswa secara keseluruhan melalui jaringan kemahasiswaan.

B. Penguatan jaringan Kemasyarakatan di seluruh struktur pimpinan HMI dalam

meningkatkan kualitas peran kelembagaan.

Harus ada pemahaman di struktur cabang bahwa jaringan kemasayarakatan

juga merupakan wilayah tanggungjawab keorganisasian, maka perlu dilakukan :

Peningkatkan kuantitas kerjasama lembaga dengan lembaga masyarakat untuk

mengejawantahkan keberpihakan HMI pada masyarakat sekitarnya.

Adanya ruang komunikasi antar kader yang aktif di lembaga kemasyarakatan

sehingga kader dapat menjadi wakil organisasi dalam dinamika masyarakat.

Peningkatan peran organisasi HMI dalam pembentukan arah dan keberpihakan

gerakan kemasyarakatan secara keseluruhan melalui jaringannya.

C. Melakukan penguatan jaringan kenegaraan diseluruh struktur pimpinan HMI dalam

meningkatkan kualitas peran kelembagaan.

Perlu dipahami satu hal oleh organisasi HMI bahwa “Negara” bukanlah

“Entitas Haram”. Keberpihakan kepada kehidupan manusia tidak bisa dilahirkan

dengan mengesampingkan peran negara yang secara nyata memiliki pengaruh cukup

besar dalam pembentukan kualitas hidup. Ikut berperan dalam pembentukan

negara harus juga dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga kenegaraan. Bahwa

lembaga kenegaraan menjadi entitas yang harus diarahkan, menuntut HMI tidak

konstitusi.indd 98 25/07/2009 22:36:19

��Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

5

bisa menjauhkan dirinya. Kerjasama dan pengendalian yang baik dapat dilakukan

dengan menjaga kemandirian dan independensi organisasi. Nilai tambah dalam

kerjasama dengan entitas negara dalam pembentukan masyarakatpun akhirnya

dapat diperoleh.

D. Optimalisasi sistem komunikasi dan sistem informasi eksternal HMI sehingga tiap lini

struktur HMI mampu berperan dalam dinamika sosial dilingkungan sekitarnya.

Beberapa pemahaman dasar yang harus dimiliki jajaran kepengurusan HMI

yaitu:

Dituntut adanya kerjasama yang luas dengan organ-organ lainnya.

Memberi dan menerima adalah dasar sebuah kerjasama dengan organ lain.

Tidak ada organ lain yang dimusuhi, yang ada hanya perbedaan kepentingan.

Independensi bukan berarti sendirian bergerak.

Jalur komunikasi harus dijaga secara efektif melalui jalur kultural

Kepentingan organisasi harus lebih besar dari pada lainnya dalam bekerjasama.

E. Mendorong kemandiran pengelolaan perkaderan ditingkat cabang-cabang dengan

arah peningkatan kapasitas anggota dalam peran strategis kemasayarakatan.

Beberapa indikator kemandirian yang harus dibentuk adalah:

Mampu melaksanakan Senior Course setiap tahunnya.

Mampu melakukan kerjasama pengader antar cabang.

Mampu melakukan evaluasi pengader secara berkala dan dapat terukur .

Memiliki komisariat sehat diatas 50 persen.

Memiliki forum atau lembaga yang mampu meningkatkan mutu perkaderan

F. Pendampingan secara intensif terhadap cabang- baru dan cabang tidak sehat.

Pendampingan ini harus mampu menciptakan beberapa hal yaitu:

Sistem peningkatan jumlah anggota yang berlanjut.

Struktur pengader mampu minimal bertahan dalam 2 periode generasi dan

mampu melakukan regenerasi yang berlanjut.

Adanya ruang dan sarana komunikasi dengan cabang – cabang mapan untuk

berbagi pengalaman pengelolaan organisasi.

konstitusi.indd 99 25/07/2009 22:36:20

�00 Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

6

Memiliki jaringan kerjasama dengan lembaga- lembaga kemasyarakatan dan

lembaga-lembaga kenegaraan untuk peningkatan peran kemasyarakatan cabang.

Memilki kemampuan mencari referensi ide dalam mendinamisir gerakan.

BAB III

DIMENSI SUPRA STRUKTUR ORGANISASI

A. Penajaman wacana Tema dan mentransformasikannya ke cabang-cabang.

Tema dapat efektif menjadi warna gerak kepepungurusan ketika ada usaha

pemahaman yang efektif pula dalam konsolidasi kepengurusan. Kesinergisan gerak

dan irama gerak kepengurusanpun tercipta dalam satu pola yaitu pola yang telah

ada dalam tema gerakan. Namun demikian lini cabang dan lini komisariat juga

harus cepat menangkap irama ini, sehingga tema tidak menjadi wacana dan warna

gerakan elit pusat namun mampu diturunkan pada wilayah lokal, yaitu daerah

dimana HMI berada.

B. Penguatan pemahaman Sejarah Peran HMI dalam dinamika kebangsaan

“Sejarah yang menggerakan suatu generasi” adalah peristiwa yang dekat

dengan generasi tersebut. Kita tidak dapat menyangkal bahwa era reformasi adalah

peran HMI diantara entitas lainnya. Namun ini kurang menjadi ghiroh bersama.

Generasi HMI 50 an ghirohnya pada pendirian HMI 47, ghiroh generasi HMI angkatan

60 an pada perlawanan HMI atas PKI tahun 65, menolak korupsi era 70 an adalah

ghiroh generasi 70 an, generasi HMI 80 ghirohnya tentu pada penolakan asas

tunggal. Dan generasi 90 dan 2000 an tentu ghirohnya pada era reformasi. Jadikan

era 98 sebagai ghiroh baru kita.

C. Memperkuat peran kewirausahaan.

Era gerakan bawah tanah dalam HMI harus benar-benar diselesaikan.

Masyarakat saat ini membutuhkan pembaharu-pembaharu yang mampu

bekerjasama satu dengan yang lainnya. HMI harus memiliki kesadaran bahwa ada

biaya yang harus dipenuhi dalam gerakan yang dijalani. Biaya itu tidak murah dan

tidak dapat ditutupi dari dalam HMI belaka. Namun akan dapat ditutupi dari pihak

konstitusi.indd 100 25/07/2009 22:36:20

�0�Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

7

lain yang bersimpati dengan HMI. Dari sinilah kita akan mendapatkan tidak sekedar

dana namun juga jaringan dan pengalaman.

D. Menjaga dialog antar generasi HMI.

Dialog antar generasi ini dilakukan dalam lingkaran siaturahmi dan lingkaran

sinergitas peran gerakkeorganisasian. Namun demikian dialog antar generasi ini

bukan untuk menciptakan pola sub-ordinasi atau patronase-patronase mapan.

BAB IV

WILAYAH KEBIJAKAN

Pokok-Pokok Kebijakan:

A. KEBIJAKAN ORGANISASI

I. Bidang Garap Keorganisasian:

1. Secara organisatoris, HMI membutuhkan kesolidan organisasi mulai dari tingkat

Pengurus Besar, Cabang, hingga Komisariat untuk memermudah proses-proses

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan HMI.

2. Pentingnya penciptaan budaya-budaya organisasi yang mampu memperkuat posisi

HMI (membaca, menulis, riset, dan kerja-kerja ilmiah lainnya).

3. Penguasaan dan pengaturan teknologi dengan pertimbangan efesiensi,

efektivitas, dan relevansi untuk mempermudah kerja-kerja organisasi.

4. Modernisasi manajemen pengarsipan HMI.

5. Pembuatan sistem data base anggota HMI di seluruh Indonesia.

II. Bidang Perkaderan:

1. Kontekstualisasi proses-proses perkaderan dan organisasi dengan masa kini.

2. Mencari format-format baru perkaderan yang mendukung penguatan karakter-

karakter kader.

3. Meningkatkan loyalitas kader terhadap organisasi

III. Regional Internal:

1. Penguatan aparatur organisasi (Badko dan Korkom) untuk penguatan organisasi di

masing-masing wilayah.

konstitusi.indd 101 25/07/2009 22:36:20

�0� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

8

2. Peningkatan-peningkatan event-event di masing-masing wilayah.

B. Kebijakan Bidang Kawasan:

I. Nasional:

1. Partisipasi HMI dalam penyadaran kebangkitan bangsa. Partipasi HMI dalam

peran memotivasi masyarakat yang semakin pesimis.

2. Mendorong dan aktif dalam gerakan-gerakan pemberantasan korupsi, kolusi

dan nepotisme dalam semua lini kehidupan.

3. Mendorong terciptanya proses-proses dan kebijakan-kebijakan politik yang

berpihak pada masyarakat. Bukan kepada kepentingan-kepentingan kelompok

seperti yang terjadi sekarang.

4. Sistem pemerintahan yang bebas dari campur tangan asing dalam ekonomi,

politik dan hubungan internasional.

5. Menciptakan stabilitas politik tingkat kawasannya.

6. Mendorong kekuatan regional untuk menopang kekuatan nasional.

II. Internasional:

1. Kebangkitan Islam di seluruh dunia.

2. Penguatan posisi Indonesia dan Dunia Islam dalam percaturan politik dunia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan penegakan nilai-nilai islam.

3. Pro-aktif dan berperan terhadap penyelesaian konflik ummat Islam dan lainnya yang terjadi di dunia.

4. Pembelaan dan melakukan advokasi terhadap penderitaan yang dialami ummat Islam di seluruh dunia. Seperti Rohing di Thailand, Palestina, dan Kelompok Moro di Philipina.

5. Konsolidasi dan penguatan partisipasi HMI dalam organisasi-organisasi kepemudaan internasional (Pepiat, dan lain-lain).

C. Kebijakan-kebijakan Sektoral:

I. Wilayah Kebijakan Pendidikan

Wilayah kebijakan pendidikan difokuskan untuk terselenggaranya sistem

pendidikan yang bisa diakses semua kalangan untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa, yang dapat dilakukan dengan:

1. Mendorong terselenggaranya pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia

2. Perlindungan akses pendidikan, terutama bagi kaum lemah dan terpinggirkan

konstitusi.indd 102 25/07/2009 22:36:20

�0�Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

9

3. Mendukung terciptanya mekanisme pendidikan yang benar-benar

mengutamakan aspek kualitas sumber daya manusia

4. Turut berpartisipasi dalam membangun sistem pendidikan yang membentuk

karakter dan identitas bangsa

II . Wilayah Kebijakan Kesehatan

Fokus wilayah kebijakan kesehatan adalah terciptanya sistim pelayanan

kesehatan yang baik dari pemerintah untuk semua warga.

1. Pemerataan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia

2. Pencegahan terhadap segala bentuk tindakan mal praktik

3. Penghapusan mavia farmasi di Indonesia

4. Penolakan segala bentuk privatisasi kesehatan

5. Mendorong pembentukan pelayanan kesehatan gratis

III . Wilayah Kebijakan Ekonomi

Wilayah kebijakan ekonomi difokuskan pada terwujudnya cita-cita ekonomi

kerakyatan yang ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk terciptanya tujuan tersebuta adalah:

1. Mendorong pemerintah untuk membangun perekonomian berbasis ekonomi

kecil dan menengah

2. Pemanfaatan SDA untuk kepentingan nasional

3. Kemandirian perekonomian nasional dan masyarakat sipil

4. Penguatan ekonomi syariah sebagai kekuatan baru ekonomi

5. Pembebasan birokrasi ekonomi dari segala suap dan pungutan

6. Keadilan ekonomi bagi daerah

7. Mendorong pemerintah untuk menasionalisasikan aset-aset strategis negara

IV . Wilayah Kebijakan Hukum dan HAM

Wilayah kebijakan Hukum dan HAM difokuskan pada terciptanya penegakan

supremasi hukum yang adil:

1. Mendorong pembersihan lembaga hukum dari mafia peradilan

2. Memasukkan nilai-nilai hukum syariah pada hukum positif

3. Mendorong penegakan ham dan pengusutan kasus-kasus pelanggaran HAM

berat

4. Memberikan pelayanan advokasi hukum dan HAM kepada masyarakat

konstitusi.indd 103 25/07/2009 22:36:20

�0� Konstitusi HMI

K O N S T I T U S I H M I Pedoman Kerja Nasional

DI Tetapkan dalam KONGRES HMI Ke 27

10

V. Wilayah Kebijakan Pertahanan dan Keamanan

Wilayah kebijakan pertahanan dan keamanan difokuskan pada upaya untuk

mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia. Wilayah-wilayah strategis

yang harus dilakukan adalah:

1. Mendorong adanya pengawasan intensif terhadap batas-batas wilayah negara

Indonesia

2. Peningkatan anggaran pertahanan

3. Penguatan otoritas keamanan pada sipil

4. Peningkatan jaminan keamanan bagi seluruh warga Indonesia

VI. Wilayah Kebijakan Politik dan Pemerintahan

Usaha yang dilakukan dalam rangka penjaminan hak-hak politik setiap warga

negara Indonesia:

1. Mendorong proses penyadaran dan edukasi rakyat menuju transisi demokrasi

substansial

2. Penguatan sistem politik untuk kepentingan rakyat

3. Perbaikan sistem ketatanegaraan republik indonesia

VII. Wilayah Kebijakan Lingkungan

Kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan yang berorientasi pada

pembangunan berkelanjutan.

1. Pembangunan berwawasan lingkungan

2. Penentangan terhadap segala macam perusakan lingkungan

3. Turut berperan atas penyadaran konsep ekologi

4. Mendorong kepastian kesejahteraan dan perlindungan terhadap hak atas

kebutuhan dan hasil usaha kepada pelaku sektor lingkungan khususnya

petani, rimbawan, dan nelayan.

VIII. Wilayah Kebijakan Teknologi

Pengembangan rekayasa teknologi informasi berbasiskan komunitas mahasiswa

Islam

1. Mendukung informasi yang islami 2. Inovasi di bidang teknologi

konstitusi.indd 104 25/07/2009 22:36:20