BAB IV PENERAPAN TERAPI BERMAIN DALAM MENURUNKAN …repository.uinbanten.ac.id/4592/6/BAB IV.pdf ·...

32
63 BAB IV PENERAPAN TERAPI BERMAIN DALAM MENURUNKAN KECEMASAN HOSPITALISASI A. Penerapan Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan Hospitalisasi Upaya yang dilakukan dalam menurunkan kecemasan hospitalisasi pada anak usia sekolah tentunya dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan terapi, salah satunya menggunakan terapi bermain. Dalam penelitian ini terdapat enam responden yaitu NS, DN, SR, IL, BM, SL. Responden dari penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit Budiasih yang mengalami kecemasan hospitalisasi. Proses penerapan terapi bermain ini, dilakukan berdasarkan tiga langkah yaitu langkah awal, langkah pertengahan dan langkah akhir. Terapi bermain ini menggunakan media menggambar dan mewarnai. Bertujuan untuk menurunkan kecemasan hospitalisasi, setelah dilakukan penerapan terapi bermain.

Transcript of BAB IV PENERAPAN TERAPI BERMAIN DALAM MENURUNKAN …repository.uinbanten.ac.id/4592/6/BAB IV.pdf ·...

  • 63

    BAB IV

    PENERAPAN TERAPI BERMAIN DALAM MENURUNKAN

    KECEMASAN HOSPITALISASI

    A. Penerapan Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan

    Hospitalisasi

    Upaya yang dilakukan dalam menurunkan kecemasan

    hospitalisasi pada anak usia sekolah tentunya dapat dilakukan

    dengan berbagai teknik dan terapi, salah satunya menggunakan

    terapi bermain. Dalam penelitian ini terdapat enam responden yaitu

    NS, DN, SR, IL, BM, SL. Responden dari penelitian ini adalah

    pasien rawat inap Rumah Sakit Budiasih yang mengalami

    kecemasan hospitalisasi.

    Proses penerapan terapi bermain ini, dilakukan berdasarkan

    tiga langkah yaitu langkah awal, langkah pertengahan dan langkah

    akhir. Terapi bermain ini menggunakan media menggambar dan

    mewarnai. Bertujuan untuk menurunkan kecemasan hospitalisasi,

    setelah dilakukan penerapan terapi bermain.

  • 64

    1. Responden NS

    a. Langkah awal

    Pada tanggal 15 Mei 2019 pada pukul 11.00 WIB peneliti

    datang bertemu dengan responden untuk melakukan proses terapi

    bermain dengan media yang digunakan adalah menggambar dan

    mewarnai. Di pertemuan kedua ini peneliti melihat responden sedikit

    ketakutan dan waspada saat peneliti menghampiri responden.

    Melihat respon yang ditunjukkan terhadap peneliti, peneliti pun

    tersenyum dan menanyakan kabar untuk memberikan suasana yang

    nyaman dan ramah menunjukkan sikap attending. Dalam tahap ini

    peneliti membangun kepercayaan responden dan memberikan

    kenyamanan agar selama pelaksanaan terapi bermain anak dapat

    menceritakan yang dirasakan terhadap peneliti. Pada tahap ini

    perilaku yang muncul pada diri anak adalah perasaan takut dan

    waspada terhadap peneliti

    b. Langkah pertengahan

    Pada tahapan kedua ini peneliti mengajak anak untuk

    menceritakan kecemasan yang dialami selama dirawat inap. Dalam

    tahap ini peneliti menggunakan teknik mengarahkan (directing).

    Teknik ini merupakan keterampilan konseling untuk mengarahkan

  • 65

    responden untuk melakukan sesuatu. Untuk mengetahui perasaan

    anak, peneliti memberikan beberapa gambar emotikon perasaan.

    Emotikon perasaan ini ada beberapa perasaan yaitu perasaan marah,

    senang, sedih, takut, dan cemas. Peneliti menunjukkan gambar

    emotikon perasaan terhadap responden dan pilih salah satu perasaan

    yang dirasakan responden dan digambarkan. Responden pun

    memilih emotikon perasaan sedih dan digambarkan. Untuk

    mengetahui seberapa perasaan sedih responden, peneliti

    mengarahkan responden untuk mengambar titik-titik agar

    mengetahui perasaan sedih responden. Responden pun menggambar

    titik-titik di bagian wajah yang digambarkan. Ada lebih dari sepuluh

    titik yang menandakan bahwa responden merasa sedih berada di

    rumah sakit. Peneliti pun menanyakan alasannya mengapa sedih.

    Responden sedih karena jauh dari teman-temannya, dan ia tidak bisa

    bermain bersama dengan teman-temanya. Kemudian peneliti

    menanyakan kembali perasaan yang dirasakan selama dirawat inap

    dan menunjukkan gambar emotikon perasaan. Responden memilih

    gambar emotikon takut dan digambarkan. Peneliti pun bertanya

    kembali seberapa besar takutnya. Kemudian responden memberikan

    titik-titik di bagian wajahnya dan peneliti dapat menyimpulkan

  • 66

    bahwa responden sangat takut. Peneliti pun menanyakan alasan

    responden mengapa memilih gambar takut. Responden memilih

    gambar emotikon takut, karena responden takut ketinggalan

    pelajaran di sekolah dan takut terhadap lingkungan rumah sakit yang

    sangat menyeramkan. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa perasaan

    yang dirasakan responden adalah perasaan sedih dan takut.

    Kemudian peneliti menanyakan kembali apa yang disukain di rumah

    sakit dan yang tidak sukai di rumah sakit dan digambarkan.

    Responden menggambar tensi untuk yang ia suka dan gambar kursi

    roda dan jarum suntik yang tidak di suka. Peneliti pun menanyakan

    alasan gambar yang ia buat. Responden menggambar tensi karena

    sangat lucu seperti squisi yang ia suka di rumah sakit. Kemudian

    responden menggambar kursi roda dan jarum suntik dengan alasan

    bahwa ia takut kursi roda bergerak sendiri sehingga ia sangat takut

    dan alasan ia menggambar jarum suntik karena jarum suntik sangat

    tajam sehingga ia takut jika melihat jarum suntik.

    Pada tahap ini anak menunjukkan emosi yang terpendam

    dalam diri anak. Peneliti dapat melihat bahwa responden sadar akan

    ketakutan yang dirasakan selama dirawat inap. Pikiran yang

    irasional mengakibatkan kecemasan itu muncul pada diri anak ini

  • 67

    terlihat pada saat responden takut dengan kursi roda dan lingkungan

    rumah sakit yang menyeramkan, namun perasaan takut dan sedih

    sudah mulai terarah saat proses terapi bermain terlihat dari perilaku

    yang ditunjukkan responden. Perilaku yang ditunjukkan responden

    terhadap peneliti adalah responden merasa nyaman ketika bercerita

    terhadap peneliti tidak ada perasaan takut dan waspada.62

    c. Langkah akhir

    Pertemuan ketiga dengan responden yang merupakan tahap

    akhir dari proses terapi bermain yang dilaksanakan Pada tanggal 16

    Mei 2019 pukul 11.00 WIB Pada tahap ini peneliti mengajak

    responden mewarnai gambar yang diberikan peneliti dan

    memberikan beberapa penguatan kata-kata dan doa. Peneliti

    mengatakan “ Ade tidak boleh takut jika ada perawat ataupun

    dokter datang untuk memeriksa keadaan Ade karena perawat

    ataupun dokter datang untuk menyembuhkan Ade bukan untuk

    menyakiti dan selalu makan walaupun dua sendok ataupun lebih

    karena biar proses penyembuhannya cepat dan tidak lupa minum

    obat seperti yang disarankan dokter, biar bisa sekolah lagi dan

    62

    Responden NS (12 tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, 15 Mei

    2019 pukul 10.00 WIB.

  • 68

    main sama teman-teman lagi, harus semangat dan Teteh berharap

    semoga Ade cepat sembuh” ungkap peneliti.

    Dalam tahap akhir ini peneliti melakukan evaluasi kegiatan

    terapi bermain dan terlihat bahwa responden NS mulai adanya

    penurunan kecemasan hospitalisasi walaupun tidak signifikan. NS

    sudah mulai terbiasa ketika perawat ataupun dokter datang

    menghampiri untuk melakukan pemeriksaan tidak ada perasaan

    gelisah atau pun takut. kekhawatiran NS terhadap sekolah sudah bisa

    mengontrol walaupun masih sedikit ada perasaan khawatir. NS juga

    sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan tidak

    mengalami mimpi buruk.63

    2. Responden DN

    a. Langkah awal

    Pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2019 jam

    13.00 WIB. Peneliti datang bertemu responden untuk melakukan

    terapi bermain dengan media yang ditentukan oleh peneliti. Pada

    pertemuan kedua ini peneliti melihat DN terlihat waspada dan

    sedikit gelisah sama seperti responden sebelumnya. Seperti

    sebelumnya pada tahap ini peneliti bertujuan untuk mencoba

    63

    Responden NS (12 Tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang 16 Mei

    2019 pukul 11.00 WIB.

  • 69

    menjalin keakraban dan kenyamanan terhadap responden. Peneliti

    menanyakan bagaimana kabar dan keadaan yang menunjukkan sikap

    attending. Hal ini bertujuan agar responden dapat dengan nyaman

    menceritakan kecemasan yang ia alami selama dirawat inap.

    b. Langkah pertengahan

    Pada tahap ini peneliti mengajak anak untuk menceritakan

    kecemasan yang ia alami melalui gambar. Seperti sebelumnya

    peneliti menggunakan teknik mengarahkan (directing). Peneliti

    mengarahkan responden untuk memilih gambar emotikon perasaan.

    Responden memilih gambar emotikon perasan senang dan sedih

    serta digambarkan. Peneliti menanyakan kembali seberapa senang

    dan sedih responden dan gambarkan titik-titik di bagian wajah untuk

    menunjukkan seberapa besar perasaan senang dan sedih. Responden

    pun menambahkan gambar titik di bagian wajah senang sebanyak

    delapan titik yang menandakan bahwa responden sedikit ada

    perasaan senang. Serta responden memberikan gambar titik terhadap

    gambar perasaan sedih sebanyak lebih dari sepuluh titik yan

    menandakan bahwa ia sedih berada di rumah sakit. Peneliti

    menanyakan alasan responden memilih perasaan emotikon senang

    dan sedih. Alasan responden memilih perasaan emotikon senang

  • 70

    karena banyak yang perhatian dengan responden, kemudian alasan ia

    memilih gambar perasaan emotikon sedih karena ia tidak bisa

    beraktivitas seperti biasanya dan jauh dari teman-temannya. Peneliti

    menanyakan kembali apa yang ia suka di rumah sakit dan yang ia

    tidak suka di rumah sakit. Responden pun menggambar jarum suntik

    yang ia tidak sukai serta tv dan hp yang ia suka. Alasan responden

    menggambarkan jarum suntik karena ia pernah disuntik berkali-kali

    sehingga menimbulkan trauma dalam diri responden. Kemudian

    alasan ia menyukai tv dan hp ialah ia bisa menonton dan

    memainkan hp dengan sepuasnya.

    Pada tahap ini responden menyadari kecemasan yang ia

    rasakan namun, ia tidak tahu cara menghilangkan perasaan

    emosionalnya. Peneliti dapat melihat sedikit perubahan terhadap diri

    responden. Perubahan yang responden tunjukan adalah menatap

    peneliti ketika menceritakan permasalahan yang ia alami,

    sebelumnya responden sama sekali tidak menatap peneliti. Peneliti

    berusaha untuk membantu responden berpikir dan bersikap berbeda

    pada kecemasan yang ia rasakan. Peneliti mengatakan “ Abang kalo

    dokter atau pun perawat bawa jarum suntik itu buat nyembuhin

    Abang, biar Abang cepat sembuh, Abang gak boleh nangis ya kalo

  • 71

    ada dokter ataupun perawat bawa jarum suntik ya bang. Dan Abang

    harus minum obat sama makan ya biar cepat sembuh, nanti Teteh

    datang bawa gambar ultarmen. Tapi abang harus janji kalo ada

    perawat atau dokter datang gk boleh nangis dan harus minum obat

    sama makan ok Abang” ungkap peneliti. Responden pun

    mengatakan “ ia Teh , nanti aku gak nangis kalo ada dokter ataupun

    perawat datang janji” ungkap responden. Peneliti memberikan

    tugas terhadap responden untuk tidak nangis jika ada perawat

    ataupun dokter.64

    c. Langkah akhir

    Pertemuan ketiga ini adalah tahap akhir dari proses terapi

    bermain yang dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2019 pukul 13.00

    WIB. Peneliti mengajak responden mewarnai gambar yang sudah

    dijanjikan peneliti terhadap responden. Pada tahap ini peneliti

    memberikan penguatan kata-kata dan doa. Peneliti mengatakan “

    Abang semangat ya, Abang harus cepat sembuh biar bisa main

    sama teman-temannya, ok Bang” ungkap peneliti.

    Pada tahap terakhir ini mengevaluasi kegiatan terapi

    bermain. Pada tahap ini responden terlihat ada penurunan

    64

    Responden DN, diwawancarai oleh Dita, Serang 17 Mei 2019 pukul

    13.00 WIB.

  • 72

    kecemasan. Responden sudah tidak mulai menangis setiap dokter

    ataupun perawat membawa jarum suntik, respon yang ditunjukkan

    responden saat dokter ataupun perawat membawa jarum suntik

    hanya meringis tidak seperti hari sebelumnya respon yang

    ditunjukkan adalah menangis.65

    3. Responden SR

    a. Langkah awal

    Pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2019 pukul

    11.00 WIB. Peneliti bertemu responden untuk melakukan proses

    terapi bermain dengan media yang ditentukan peneliti. Pertemuan

    yang kedua ini sikap yang ditunjukkan responden terhadap peneliti

    sama seperti pertemuan pertama yaitu merasa khawatir dan waspada,

    ia takut peneliti adalah seorang dokter ataupun perawat. Seperti

    sebelumnya pada tahap ini peneliti mencoba menjalin keakraban

    terhadap responden seperti menanyakan kabar dan keadaan yang

    menunjukkan sikap attending tidak lupa peneliti memberikan

    senyuman terhadap responden. Hal ini bertujuan agar responden

    nyaman bercerita tentang kecemasan selama dirawat inap.

    65

    Responden DN, diwawancarai oleh Dita, Serang 18 Mei 2019 pukul

    13.00 WIB.

  • 73

    b. Langkah pertengahan

    Pada tahap ini peneliti berusaha untuk mengajak responden

    bercerita tentang kecemasan ia selama dirawat inap melalui

    menggambar. Seperti sebelumnya peneliti menggunakan teknik

    mengarahakan (directing). Teknik ini merupakan keterampilan

    konseling untuk mengarahkan responden untuk melakukan sesuatu.

    Peneliti mengarahakan responden untuk memilih perasaan emotikon

    yang ditunjukkan peneliti dan digambarkan. Pada tahap ini

    responden memilih gambar emotikon takut, marah dan cemas.

    Peneliti pun mengarahkan kembali responden untuk

    menggambarkan titik di bagian wajah yang ia gambarkan untuk

    mengetahui seberapa besar perasaan yang ia rasakan. Pertama

    perasaan emotikon takut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

    responden sangat takut berada di rumah sakit, terlihat gambar titik-

    titik hampir di seluruh wajah emotikon perasaan takut. Alasan

    responden menggambarkan perasaan takut adalah ia sangat takut

    dengan jarum suntik. Kemudian yang kedua perasaan emotikon

    marah, peneliti dapat menyimpulkan bahwa responden sangat marah

    dengan keadaan yang ia alami, terlihat gambar titik-titk hampir di

    seluruh bagian emotikon perasaan marah. Alasan ia menggambar

  • 74

    perasaan emotikon marah adalah ia marah terhadap dokter ataupun

    perawat yang selalu menyuntik setiap saat dan ia marah kenapa ia

    harus sakit. Serta gambar emotikon perasaan cemas. Peneliti melihat

    gambar yang digambarkan responden menujukan bahwa responden

    sedikit cemas terlihat gambar titik-titik di bagian wajah sebanyak

    delapan titik-titk. Alasan responden menggambar perasaan cemas

    karena ia takut ketinggalan pelajaran di sekolah. Peneliti

    mengarahkan kembali responden untuk menggambarkan apa yang ia

    suka di rumah sakit dan yang ia tidak suka di rumah sakit.

    Responden menggambarkan jarum suntik untuk yang ia tidak suka

    dengan alasan ia takut dengan jarum suntik.

    Pada tahap ini responden sadar akan kecemasan yang ia

    rasakan selama dirawat inap. Peneliti dapat melihat ada perubahan

    pada sikap yang ditunjukkan responden. Perilaku yang ditunjukkan

    adalah responden sudah tidak terlihat ketakutan saat menceritakan

    permasalahannya terhadap peneliti. Pada tahap ini peneliti berusaha

    untuk mengubah sikap dan pikiran responden dan peneliti

    memberikan tugas terhadap responden. Peneliti mengatakan “ Ade

    kalo dokter ataupun perawat bawa jarum suntik itu buat nyembuhin

    Dede, biar Dede bisa main lagi dan sekolah makanya dokter

  • 75

    ataupun perawat sering nyuntikin Dede. Teteh kasih tugas ya buat

    Dede kalo Dede, gak boleh ngamuk dan nangis saat disuntik dan

    jangan lupa minum obat sama makan yaaa biar Dede jadi sehat

    kayak teman-teman yang lainnya, kalo udah sehat kan Dede bisa

    pulang, nanti kita mewarnai gambar kuda poni yang Dede suka,

    gimana ?” ungkap peneliti. Responden merespon dengan

    memberikan anggukan yang menandakan bahwa responden siap

    melaksanakan tugas yang diberikan peneliti.66

    c. Langkah akhir

    Pertemuan ketiga ini adalah tahap akhir dari proses terapi

    bermain yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2019 pukul 11.00

    WIB. Peneliti mengajak responden untuk mewarnai gambar yang

    diberikan peneliti sesuai dengan janji peneliti terhadap responden.

    peneliti memberikan penguatan kata-kata atau motivasi dan doa,

    peneliti mengatakan “ Dede harus selalu semangat yaa, jangan

    takut sama dokter ataupun perawat, ok. Semoga Ade cepat sembuh

    yaa, dan jangan lupa makan sama minum obatnya ok, biar bisa

    main sama teman-teman lagi.” Ungkap peneliti.

    66

    Responden SR (10 Tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, Rabu 22

    Mei pukul 11.00 WIB.

  • 76

    Pada tahap terakhir ini peneliti mengevaluasikan kegiatan

    proses terapi bermain. Evaluasi dari kegiatan ini bahwa responden

    mengalami penurunan kecemasan. Responden tidak mengamuk saat

    dokter ataupun perawat memeriksa responden namun, responden

    masih tetap menangis ketika disuntik oleh dokter atau pun perawat.67

    4. Responden IL

    a. Langkah awal

    Pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2019 pukul

    13.30 WIB. Peneliti bertemu dengan responden untuk melakukan

    proses terapi bermain dalam menurunkan kecemasan hospitalisasi

    dengan media yang sudah ditentukan oleh peneliti. Pada pertemuan

    kedua ini respon yang dilihatkan responden terhadap peneliti hanya

    sedikit gelisah saja dan bingung. Seperti sebelumnya peneliti

    menyapa responden dengan senyuman dan menanyakan kabar yang

    menunjukkan sikap Attending. Hal ini bertujuan untuk memberikan

    kenyaman terhadap responden, saat responden menceritakan

    perasaaan yang ia alami selama dirawat inap.

    67

    Responden SR, (10 tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, Kamis 23

    Mei 2019 pukul 11.00 WIB.

  • 77

    b. Langkah Pertengahan

    Pada tahap ini peneliti berusaha mengajak responden untuk

    menceritakan kecemasan yang ia rasakan dengan menggambar.

    Seperti sebelumnya peneliti menggunakan teknik mengarahkan

    (directing). Peneliti mengarahkan responden untuk memilih

    perasaan emotikon yang ditunjukkan terhadap peneliti. Responden

    memilih gambar emotikon perasaan senang dan perasaan takut, tidak

    lupa responden menggambar emotikon perasaan yang ia pilih.

    Peneliti mengarahkan kembali untuk mengambar titik-titik di bagian

    wajah yang ia gambar untuk mengetahui seberapa perasaan takut

    dan senang yang ia rasakan. Pertama perasaan emotikon senang

    responden menggambar titik-titik lebih dari sepuluh yang

    menandakan ia senang berada di rumah sakit. Kemudian yang

    kedua perasaan emotikon takut responden menggambarkan titik-titik

    lebih dari sepuluh yang menandakan ia takut berada di rumah sakit.

    peneliti menanyakan alasan ia menggambar emotikon senang dan

    takut. Respoden menggambar perasaan senang karena banyak yang

    perhatian sama ia, dan banyak yang sayang sama responden.

    Kemudian alasan ia menggambar emotikon takut karena ia takut

    dengan lingkungan rumah sakit dan ia takut jarum suntik serta obat.

  • 78

    Pada tahap ini responden sadar akan kecemasan yang ia

    rasakan selama dirawat inap. Untuk menurunkan kecemasan yang ia

    rasakan peneliti berusaha mengubah pikiran dan sikap responden.

    Peneliti memberikan tugas terhadap responden untuk tidak takut

    terhadap jarum suntik. peneliti mengatakan “ Ade kalo ada dokter

    atau pun perawat datang bawa jarum suntik untuk melakukan

    pemeriksaan Ade jangan takut yaa, kan cita-citanya pengen jadi

    dokter, masa calon dokter takut sama jarum suntik. Dokter atau pun

    perawat sering meriksa Ade supaya Ade cepat sembuh, biar Ade

    bisa sekolah lagi sama seperti teman-temannya. Janji sama Teteh

    yaa, jangan takut nanti besok kita mewanai bareng ya “ ungkap

    peneliti. Responden pun mengatakan “ ia Teh, janji aku gak takut

    lagi”. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa responden siap

    melaksanakan tugas yang diberikan kepada peneliti.68

    c. Langkah akhir

    Pertemuan ketiga ini adalah tahap akhir yang dilaksanakan

    pada tanggal 23 Mei 2019 pukul 13.30 WIB. Pada tahap ini peneliti

    mengajak responden untuk mewarnai dengan gambar yang sudah

    ditentukan oleh peneliti. Peneliti memberikan penguatan kata-kata

    68

    Responden IL, (10 Tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, Jumaat 22

    Mei 2019 pukul 13.00 WIB.

  • 79

    atau motivasi dan doa untuk kesembuhan responden. Peneliti

    mengatakan “ Ade semoga cepat sembuh ya, dan beraktivitas

    kembali, jangan takut sama jarum suntik kan Ade cita-citanya

    pengen jadi dokter jadi harus berani dan harus semangat minum

    obatnya biar cepat sembuh, dan semoga cita-cita ade yang ingin

    menjadi dokter tercapai. Ok” ungkap peneliti.

    Dalam tahap akhir ini peneliti melakukan evaluasi terapi

    bermain terhadap responden. Perubahan responden terlihat saat

    perawat ataupun dokter membawa jarum suntik sudah tidak terlihat

    takut walaupun, ada sedikit tegang tapi responden bisa mengontrol

    perasaan itu. Perubahan responden tidak secara signifikan namun

    ada kemajuan dalam menyingkapi kecemasaan yang ia rasakan

    selama dirawat inap.69

    5. Responden IM

    a. Langkah awal

    Pada tahap ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2019 pukul

    13.00 WIB. Peneliti bertemu dengan responden untuk proses terapi

    bermain dengan media yang sudah ditentukan oleh peneliti. Pada

    pertemuan kedua ini respon yang diperlihatkan responden sama

    69

    Responden IL, (10 Tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, Sabtu 23

    Mei 2019 pukul 13.00 WIB.

  • 80

    seperti pertemuan pertama yaitu sangat waspada dengan lingkungan

    sekitar dan sedikit perasaan takut. Dalam tahap ini peneliti bertujuan

    untuk menjalin keakraban dengan menyapa dan menanyakan kabar

    menunjukkan sikap attending. Hal ini bertujuan untuk memberikan

    kenyamanan terhadap responden, agar responden dapat

    menceritakan permasalahan kecemasan yang ia rasakan saat dirawat

    inap.

    b. Langkah pertengahan

    Pada tahap ini peneliti mengajak responden untuk bercerita

    permasalahan yang ia rasakan saat dirawat inap. Dalam proses ini

    peneliti melakukan teknik mengarahkan (directing) untuk

    mengetahui perasaan yang ia rasakan saat ini. Peneliti mengarahkan

    responden untuk memilih gambar emotikon perasaan dan

    digambarkan oleh responden. Responden memilih gambar emotikon

    perasaan senang dan takut. Untuk mengetahui seberapa besar

    perasaan senang dan takut yan dirasakan responden peneliti

    mengarahkan responden untuk menggambarkan titik di bagian

    wajah. Pada gambar pertama yaitu emotikon senang responden

    menggambar titik-titik di bagian wajah sebanyak lima titik yang

    menandakan bahwa responden sedikit senang berada dirawat inap.

  • 81

    Kemudian gambar yang kedua yaitu emotikon perasaan takut

    responden menggambar titik-titik lebih dari sepuluh titik yang

    menandakan bahwa responden takut berada di rumah sakit. Peneliti

    menanyakan kembali alasan ia menggambar emotikon perasaan

    senang dan takut. Alasan responden menggambar perasaan senang

    karena ia senang banyak yang perhatian terhadap responden.

    Kemudian alasan yang kedua ia menggambar emotikon takut karena

    ia takut dengan jarum suntik dan dokter atau pun perawat. Peneliti

    mengarahkan kembali untuk menggambar yang ia sukai di rumah

    sakit dan yang tidak disukai. Responden menggambar jarum suntik

    untuk yang tidak disukai dan yang disukai di rumah sakit tidak ada.

    Alasan ia menggambar jarum suntik karena ia takut dengan benda

    tajam.

    Pada tahap ini responden IM sadar akan kecemasan yang ia

    rasakan selama dirawat inap. Untuk menurunkan kecemasana

    peneliti berusaha untuk mengubah sikap dan pikiran responden

    dengan penguatan kata-kata dan diberikan tugas terhadap responden.

    peneliti mengatakan “ Abang, kalo dokter atau perawat bawa jarum

    suntik, itu untuk nyembuhin Abang, kalo Abang gak mau diperiksa

    terus disuntik nanti Abang gk sembuh-sembuh, jadi Abang gk boleh

  • 82

    takut ya kalo ada dokter ataupun perawat bawa jarum suntik. Abang

    kan laki-laki masa takut sama jarum suntik. Abang kalo Abang udah

    gak takut sama jarum suntik besok kita mewarnai gambar pesawat

    ya, tapi Abang harus janji sama Teteh gk boleh meluk mamah sama

    jangan takut kalo ada dokter atau pun perawat bawa jarum suntik,

    biar Abang cepat sembuh”. Responden menganggukan kepala yang

    menandakan bahwa responden paham akan tugas yang diberikan

    terhadap peneliti.70

    c. Langkah akhir

    Pertemuan ketiga dengan responden yang merupakan tahap

    akhir dari proses terapi bermain yang dilaksanakan pada tanggal 21

    Juni 2019 pukul 13. 00 WIB. Pada tahap ini peneliti mengajak

    responden untuk mewarnai gambar yang sudah ditentukan oleh

    peneliti. Peneliti memberikan penguatan kata-kata atau motivasi dan

    doa untuk kesembuhan responden. Dalam tahap ini peneliti

    melakukan evaluasi terhadap responden. Perubahan responden

    terlihat saat dokter ataupun perawat datang untuk melakukan

    pemeriksaan responden tidak memegang erat ibunya walaupun

    70

    Responden IM, (7 Tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, Kamis 20

    Juni 2019 Pukul 13.00 WIB

  • 83

    sesekali ia melihat ibunya saat disuntik tapi, ada sedikit perubahan

    dalam diri responden.71

    6. Responden SL

    a. Langkah awal

    Pada tahap ini, peneliti datang bertemu responden di rumah

    sakit untuk melakukan pendekatan terhadap responden. Pertemuan

    kedua ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2019 pukul 10.00 WIB.

    Respon yang ditunjukkan responden saat bertemu peneliti adalah

    sangat waspada dan enggan untuk berkomunikasi dengan peneliti.

    Dalam tahap ini peneliti menyapa responden dengan senyuman dan

    menanyakan kabar untuk menjalin keakraban terhadap reponden

    yang menunjukkan sikap attending. Hal ini bertujuan agar responden

    nyaman terhadap peneliti saat responden menceritakan

    permasalahan yang ia rasakan dirawat inap.

    b. Langkah pertengahan

    Pada tahap ini peneliti mengajak responden untuk

    menceritakan permasalahan yang ia alami saat dirawat inap. Dalam

    proses ini peneliti mengarahkan responden untuk mengetahui

    perasaan yang ia rasakan. Peneliti mengarahkan responden untuk

    71 Responden IM, (7 Tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, Jumaat 21

    Juni 2019 Pukul 13.00 WIB

  • 84

    memilih gambar emotikon perasaan dan digambarkan oleh

    responden. Responden menggambarkan perasaan emotikon marah

    dan sedih. Untuk mengetahui perasaan marah dan sedih responden,

    peneliti mengarahkan responden untuk menggambar titik-titik di

    bagian wajah emotikon perasaan. Pada gambar emotikon marah

    responden menggambar titik-titik sebanyak delapan, yang

    menandakan bahwa responden sedikit marah dengan kondisinya.

    Kemudian menggambar emotikon perasaan sedih sebanyak lebih

    dari sepuluh titik yang menandakan bahwa responden sedih dengan

    kondisinya saat ini. Peneliti menanyakan kembali alasan responden

    menggambar perasaan sedih dan marah. Alasan responden

    menggambar marah karena ia merasa dirinya lemah dan ia tidak bisa

    beraktivitas seperti biasanya. Kemudian alasan ia menggambar

    perasaan emotikon sedih adalah ia sedih harus rawat inap kembali

    sehingga merepotkan kembali keluarganya dan sedih kenapa

    memiliki tubuh yang lemah.

    Pada tahap ini responden sadar akan kecemasan yang ia

    rasakan. Dan responden mengalami sedikit perubahan sikap.

    Sebelumnya sikap responden saat peneliti melakukan wawancara

    adalah menghindar dan tidak nyaman. Namun, responden sudah

  • 85

    nyaman dengan peneliti dan tidak menghindar terlihat saat

    responden mencceritakan kecemasan yang ia rasakan dan

    menceritakan kegiatan ia di sekolah. Untuk menurunkan kecemasan

    peneliti berusaha untuk mengubah pikiran dan sikap responden

    mengenai kecemasan yang ia rasakan. Peneliti mengatakan “Ade

    Allah sayang sama Ade, makanya Allah memberikan ujian kepada

    Ade berupa penyakit. Ade gak lemah kok buktinya Ade bisa sekolah,

    main bersama teman-teman dan bantu ibu di sawah Ade itu justru

    kuat. Pokoknya Ade gk boleh takut ya sama dokter ataupun perawat

    saat melakukan pemeriksaan ya, dokter atau pun perawat suka

    meriksa Adekan biar Ade cepat sembuh, dan Ade kalo udah sembuh

    bisa beraktivitas kembali jadi gak boleh takut ok. Janji sama Teteh

    gak boleh takut lagi sama jarum suntik dan dokter atau pun perawat

    ok “ungkap peneliti. Responden pun mengangguk yang menandakan

    bahwa responden menerima semua perkataan peneliti.72

    c. Langkah akhir

    Pertemuan ketiga ini merupakan tahap akhir kegiatan proses

    bermain yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2019 pukul 10.00

    WIB. Pada tahap ini peneliti mengajak responden untuk mewarnai

    72 Responden SL, (10 Tahun), diwawancarai oleh Dita,Serang, Kamis 20

    Juni 2019 Pukul 10.00 WIB.

  • 86

    gambar yang sudah ditentukan oleh peneliti. Peneliti memberikan

    penguatan kata-kata dan doa untuk responden. Dalam tahap ini

    peneliti melakukan evaluasi proses terapi bermain. Perubahan

    responden terlihat saat dokter ataupun perawat membawa jarum

    suntik tidak terlalu gugup, dan takut sudah berkurang.73

    B. Kondisi Psikologis Setelah Penerapan Terapi Bermain

    Setelah melakukan penerapan terapi bermain responden

    mengalami penurunan kecemasan hospitalisasi. Penururnan

    kecemasan ini memiliki respon yang berbeda-beda bagi setiap

    responden. Berikut adalah hasil terapi bermain yang diterapkan pada

    enam responden:

    1. Responden NS

    Setelah melakukan penerapan terapi bermain responden NS

    pasien rawat inap mengalami penurunan kecemasan. Perubahan NS

    adalah terlihat saat dokter ataupun perawat melakukan pemeriksaan

    NS sudah mulai bisa tenang tidak ada gelisah ataupun waspada dan

    NS sudah mulai berpikir positif terlihat saat NS sudah tidak terlalu

    73

    Responden SL, (10 Tahun), diwawancarai oleh Dita, Serang, Jumaat

    21 Juni 2019 pukl 10.00 WIB

  • 87

    takut dengan rumah sakit. Perasaan yang ia rasakan saat di rumah

    sakit, sudah bisa mengelolanya walaupun tidak signifikan.

    2. Responden DN

    Setelah melakukan penerapan terapi bermain DN mengalami

    penurunan kecemasan. Perubahan yang terlihat oleh DN adalah saat

    dokter ataupun perawat datang untuk melakukan pemeriksaan DN

    bisa mengatasi kegelisahan yang dihadapi DN. Ia sudah bisa

    bersikap tenang. Kemudian perubahan yang terlihat dari DN adalah

    DN sudah bisa berpikir positif, ia tidak terlalu waspada dengan

    lingkungan sekitar di rumah sakit dan sudah tidak mengalami mimpi

    buruk. DN pun sudah bisa mengelola perasaan negatif menjadi

    positif walaupun perasaan cemas dan khawatir masih ia rasakan

    namun ia bisa mengelola perasaan itu.

    3. Responden SR

    Setelah melakukan penerapan terapi bermain SR mengalami

    penurunan kecemasan. Perubahan ini terlihat saat dokter ataupun

    perawat melakukan pemeriksaan terhadap SR sudah tidak

    menghindar namun, SR masih gelisah dan masih menangis saat

    proses menyuntik. Kemudian perubahan yang terlihat dari SR adalah

  • 88

    ia sedikit bisa mengelola perasaan negatif menjadi postif dan SR

    tidak terlalu waspada dengan lingkungan rumah sakit.

    4. Responden IL

    Setelah melakukan penerapan terapi bermain IL mengalami

    penurunan kecemasan. Perubahan ini terlihat saat dokter ataupun

    perawat melakukan pemeriksaan IL sudah bisa bersikap tenang.

    Kemudian perubahan yang terlihat dari IL adalah IL sudah bisa

    mengelola perasaan negatif menjadi positif dan ia sudah tidak

    waspada dengan lingkungan rumah sakit peneliti melihat IL sudah

    bisa beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit.

    5. Responden IM

    Setelah melakukan penerapan terapi bermain IM mengalami

    penurunan kecemasan. Perubahan ini terlihat saat dokter ataupun

    perawat datang untuk melakukan pemeriksaan IM sudah bersikap

    tenang dan IM sudah tidak waspada dengan lingkungan rumah sakit.

    IM sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit.

    Kemudian perubahan yang terlihat dari IM adalah IM sudah bisa

    mengelola perasaan negatif menjadi positif.

  • 89

    6. Responden SL

    Setelah melakukan penerapan terapi bermain SL mengalami

    penurunan kecemasan. Perubahan ini terlihat saat dokter ataupun

    perawat melakukan pemeriksaan SL bisa bersikap tenang dan SL

    sudah tidak waspada dengan rumah sakit. Kemudian perasaan

    negatif yang ia rasakan SL sudah bisa mengelola perasaan itu

    walaupun tidak terlalu signifikan namun ada sedikit perubahan SL

    dalam mengatasi kecemasan hospitalisasi.

    Tabel 4.1

    Kondisi Kecemasan Hospitalisasi Setelah Di Terapi

    Responden Sebelum terapi Sesudah terapi

    NS Merasa gelisah

    saat dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan

    Mengalami

    mimpi buruk

    saat dirawat

    inap

    Merasa

    khawatir dengan

    sekolahnya, ia

    takut

    ketinggalan

    pelajaran

    Sudah bisa

    bersikap

    tenang saat

    dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemriksaan

    Sudah tidak

    mengalami

    mimpi buruk

    Sudah bisa

    mengontrol

    perasaan

    khawatir

    Sudah bisa

  • 90

    Responden

    waspada dengan

    lingkungan

    rumah sakit

    Takut dengan

    jarum suntik

    beradaptasi

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit

    Sedikit tidak

    takut dengan

    jarum suntik

    DN Merasa gelisah

    saat dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan.

    Takut dengan

    jarum suntik

    Merasakan

    cemas dengan

    sekolahnya

    Waspada

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit

    Mengalami

    mimpi buruk

    saat dirawat

    inap

    Sudah bisa

    bersikap

    tenang saat

    dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan

    Sudah sedikit

    tidak takut

    dengan jarum

    suntik

    Sudah bisa

    beradaptasi

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit

    Sudah bisa

    mengontrol

    perasaan

    cemas

    Sudah tidak

    mengalami

    mimpi buruk

  • 91

    SR Merasa gelisah

    saat dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan

    Khawatir

    dengan

    sekolahnya, ia

    takut

    ketinggalan

    pelajaran

    Merasa takut

    dengan penyakit

    nya, ia takut

    tidak sembuh-

    sembuh.

    Waspada

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit

    Menghindar

    saat melakukan

    pemeriksaan

    dan saat

    berinteraksi

    dengan peneliti

    Masih

    mengalami

    gelisah saaat

    dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan

    namun masih

    dibatas wajar.

    sudah bisa

    mengelola

    perasaan

    khawatir

    yang

    dirasakan

    responden

    walaupun

    tidak

    signifikan.

    Sudah sedikit

    bisa

    beradaptasi

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit.

    Sudah tidak

    menghindar

    saat dokter

    ataupun

    perawat

  • 92

    melakukan

    pemeriksaan

    IL Merasa gelisah

    saat dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan.

    Takut terhadap

    jarum suntik.

    Cemas saat

    memikirkan

    sekolahnya.

    Wasapada

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit

    Sudah bisa

    bersikap

    dengan

    tenang saat

    dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan.

    Sudah sedikit

    tidak takut

    dengan jarum

    suntik.

    Perasaan

    cemas yang

    ia rasakan

    sudah bisa

    mengelolanya

    .

    Sudah bisa

    beradaptasi

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit.

    IM Merasa gelisah

    saat dokter atau

    pun perawat

    melakukan

    Sudah bisa

    bersikap

    tenang saat

    dokter atau

  • 93

    pemeriksaan.

    Perasaan Takut

    dan cemas saat

    dokter

    membawa

    jarum suntik.

    Waspada

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit

    pun perawat

    melakukan

    pemeriksaan.

    Perasaan

    takut dan

    cemas sudah

    bisa

    mengontrol.

    Sudah bisa

    beradaptasi

    dengan

    lingkungan

    rumah sakit.

    SL Merasa gelisah

    dan gugup saat

    dokter atau pun

    perawat

    melakukan

    pemeriksaaan

    SL khawatir

    dengan

    sekolahnya ia

    takut

    ketinggalan

    pelajaran.

    Perasaan takut

    dan cemas saat

    dokter

    membawa

    jarum suntik.

    Sudah bisa

    bersikap

    tenang

    walaupun ada

    sedikit

    perasaan

    gugup.

    Perasaan

    khawatir

    sudah bisa

    dikontrol.

    Sudah tidak

    cemas dan

    sedikit tidak

    takut dengan

    jarum suntik.

    sudah bisa

  • 94

    SL merasa malu

    dengan

    kondisinya, ia

    malu banyak

    yang

    mengunjunginy

    a

    mengelola

    perasaan

    malu, SL

    sudah bisa

    berpikir

    bahwa

    banyak yang

    sayang

    dengan SL.

    Sumber: Data Lapangan dan Hasil Wawancara