BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

24
53 BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasr Negeri Jetis 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahu Ajaran 2011/2012 dengan subjek penelitian siswa kelas V dengan jumlah siswa 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar Negeri Jetis 01 berada di Wilayah Kelurahan Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan. Jarak tempuh Sekolah Dasar Negeri Jetis 01 dengan pusat kota adalah ± 30 km. Suasana SDN Jetis 01 masih sangat asri dengan suasana pedesaan, Letak SDN Jetis 01 dekat dengan pemukiman penduduk desa Jetis. Sekolah Dasar Negeri Jetis 01 merupakan SD inti satu-satunya yang ada di di Kelurahan Jetis dengan kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan adalah 208 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri Jetis 01 terdapat 8 ruangan. Dengan rincian enam kelas yang digunakan untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru dan 1 ruang adalah ruang kosong yang dijadikan gudang. Ruang kelas sudah cukupnya baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Di Sekolah dasar Negeri Jetis 01 juga menyediakan 3 toilet yag terdiri dari 2 toilet untuk siswa laki-laki dan perempuan dan 1 toilet untuk guru. Selain ruangan dan toilet, Sekolah Dasar Negeri Jetis juga memiliki halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara sekaligus digunakan sebagai lapangan bola dan voly. Tenaga pengajar atau guru yang ada di SDN Jetis 01 sudah cukup, jumlah tenaga pengajar atau guru terdiri dari 10 guru salah satunya kepala sekolah, dengan rincian 1 Kepala Sekolah dengan pendidikan terakhir S1, 7 guru kelas dengan pendidikan terakhir S1, 2 guru dengan pendidikan terakhir S.Pg, yang terdiri atas 8 PNS, 2 orang guru wiyata (guru kelas 2 dan guru bahasa inggris), 1 guru olahraga dengan pendidikan terakhir S.Pg, dan 1 guru agama dengan pendidikan terakhir S1, 1 guru bahasa inggris dengan pendidikan terakhir S1. Adapun 1 karyawan yang bertugas sebagai penjaga sekolah dan TU.

Transcript of BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

Page 1: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

53

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Subjek Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasr Negeri Jetis 01 Kecamatan

Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester II Tahu Ajaran 2011/2012 dengan

subjek penelitian siswa kelas V dengan jumlah siswa 24 siswa yang terdiri dari 14

siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Letak Sekolah Dasar Negeri Jetis 01

berada di Wilayah Kelurahan Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Grobogan. Jarak tempuh Sekolah Dasar Negeri Jetis 01 dengan pusat kota adalah

± 30 km. Suasana SDN Jetis 01 masih sangat asri dengan suasana pedesaan, Letak

SDN Jetis 01 dekat dengan pemukiman penduduk desa Jetis.

Sekolah Dasar Negeri Jetis 01 merupakan SD inti satu-satunya yang ada di

di Kelurahan Jetis dengan kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan

jumlah keseluruhan adalah 208 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri Jetis 01

terdapat 8 ruangan. Dengan rincian enam kelas yang digunakan untuk kelas 1

sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru dan 1 ruang adalah ruang kosong yang

dijadikan gudang. Ruang kelas sudah cukupnya baik, dengan penerangan dan

ventilasi yang cukup. Di Sekolah dasar Negeri Jetis 01 juga menyediakan 3 toilet

yag terdiri dari 2 toilet untuk siswa laki-laki dan perempuan dan 1 toilet untuk

guru. Selain ruangan dan toilet, Sekolah Dasar Negeri Jetis juga memiliki

halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara sekaligus

digunakan sebagai lapangan bola dan voly.

Tenaga pengajar atau guru yang ada di SDN Jetis 01 sudah cukup, jumlah

tenaga pengajar atau guru terdiri dari 10 guru salah satunya kepala sekolah,

dengan rincian 1 Kepala Sekolah dengan pendidikan terakhir S1, 7 guru kelas

dengan pendidikan terakhir S1, 2 guru dengan pendidikan terakhir S.Pg, yang

terdiri atas 8 PNS, 2 orang guru wiyata (guru kelas 2 dan guru bahasa inggris), 1

guru olahraga dengan pendidikan terakhir S.Pg, dan 1 guru agama dengan

pendidikan terakhir S1, 1 guru bahasa inggris dengan pendidikan terakhir S1.

Adapun 1 karyawan yang bertugas sebagai penjaga sekolah dan TU.

Page 2: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

54

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di bulan Februari sampai dengan Maret 2012.

Sebelum memulai penelitian dikelas eksperimen dan kelas kontrol, peneliti

melakukan observasi untuk mengetahui data siswa. Hasil dari observasi itu adalah

kelompok eksperimen yaitu dikelas V SD Negeri Jetis 01 ada 24 siswa yang

terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Sedangkan kelompok

kontrol yaitu dikelas V SDNegeri Nampu 01 berjumlah 28 siswa yang terdiri dari

15siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Kelompok kontrol diampu oleh guru

dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Sedangkan kelompok

eksperimen diampu oleh guru dengan menggunakan metode Make a Match.

Penelitian dengan menggunakan metode Make a Match dilakukan kolaborasi

yaitu oleh guru kelas V sebagai pengajar. Dalam penelitian ini juga dibutuhkan

guru observer sebagai pengamat jalannya pembelajaran sesuai apa yang

diharapkan, guru observer dalam penelitian ini adalah kepala sekolah. Peneliti

dalam penelitian ini adalah sebagai pembuat RPP yang dikonsultasikan dengan

dosen pembimbing dan guru kelas V SDN 01 Jetis.

Pelaksanaan uji coba validitas soal dilakukan pada hari Sabtu, 03 Maret

2012 dengan responden 22 siswa kelas V SDN Telawah 01 sebagai SD uji coba.

Setelah mendapatkan data validitas soal dari SD uji coba tersebut, peneliti

menganalisis validitas dan reliabilitas. Dari hasil uji coba berjumlah 40 soal dan

responden 22 siswa memperoleh 25 soal yang valid dan 15 soal yang tidak valid

dengan ketentuan corrected item total correlation > 0,25 dan memperoleh

reabilitas 0,900 yang artinya reliabilitasnya baik. Soal yag valid tersebut

merupakan soal yang nantinya akan digunakan sebagai pretest dikelas ekserimen

maupun kontrol.

Pelaksanaan uji coba atau tretmen atau perlakuan dilakukan pada hari

Sabtu, 10 Maret 2012 dikelas V SDN Jetis 01 yang dilakukan oleh guru kelas V

yaitu Bapak Supardi. Uji coba tretmen ini dilakukan guru untuk mengetahui

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Dalam uji coba ini

terlihat guru sedikit canggung dan grogi mungkin itu dikarenakan di SD tersebut

jarang sekali diberi metode pembelajaran selain konvensional akan tetapi,

Page 3: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

55

pelaksanaan pembelajarannya tetap berjalan dengan lancar dan siswapun tetap

antusias mengikuti proses pembelajaran. Siswa lebih terlihat aktif dan senang

serta kreatif dalam setiap aktivitas pembelajaran. Setelah tretmen ini berhasil diuji

cobakan maka pelaksanaan penelitian pada kelompok eksperimen dapat

dilakukan.

Peneliti membagikan pretes di kelas V SDN Jetis 01 sebagai kelompok

eksperimen dan di kelas V SDN 01 Nampu sebagai kelompok kontrol pada hari

sabtu, 10 Maret 2012. Dari data pretes peneliti menganalisis normalitas dan

homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tanggal

22,23 dan 24 Maret 2012 peneliti meneliti dikelompok eksperimen dengan

menggunakan metode Make a Match yang diampu oleh guru kelas V yaitu Bapak

Supardi dan sebagai observer yang dilakukan oleh kepala sekolah Bapak Djarot

Joko Widodo. Pada tanggal 26,27 dan 28 Maret 2012 peneliti meneliti pada

kelompok kontrol yang diampu oleh Bapak Suwadi sebagai guru kelas V dengan

menggunkan pembelajaran konvensional.

Pelaksanaan tindakan pertama dilakukan pada hari Kamis, 22 Maret 2012

di mana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul

07.15 – 08.25 WIB. Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen membahas

materi proses pembentukan tanah dengan subpokok batuan beku. Guru memberi

salam dan mengajak siswa untuk berdo’a. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Gurumenyiapkan

beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi

review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap siswa

mendapatkan sebuah kartu jawaban atau soal.Guru mengontrol kerja siswa dalam

mencari pasangannya dan membantu siswa jika terdapat hal-hal yang belum

dipahami dengan kata lain guru hanya berperan sebagai pembimbing dan

fasilitator. Tiap siswa memikirkan jawaban dari kartu yang dipegangnya. Setiap

siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.Setiap siswa berpikir,

menganalisis, menyelesaikan tugasnya dalam mencocokan kartu soal dan jawaban

dengan benar. Siswa berkompetensi secara sehat dalam mencari pasangannya,

disini yang dimaksud adalah siswa tidak saling berebutan dalam mencari

Page 4: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

56

pasangannya. Setiap siswa berpasangan membacakan kartu yang telah

dicocokannya didepan kelas. Siswa berpasangan menempelkan kartunya yang

telah dicocokan dipapan tulis. Guru bersama-sama dengan siswa mencocokan

hasil kerja yang telah dilakukan oleh siswa. Kemudian guru menjawab pertanyaan

siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa baku dan benar.

Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan bersama – sama dan diakhiri

dengan penginformasian materi pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan tindakan kedua dilakukan pada hari Jumat, 23 Maret 2012

dimana pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit yang dimulai pada pukul

07.15 – 08.25 WIB. Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen membahas materi

tentang proses pembentukan tanah dengan subpokok batuan endapan. Guru

memberi salam dan mengajak siswa untuk berdo’a. Sebelum mulai ke materi guru

melakukan refleksi terhadap siswa dengan menanyakan materi sebelumnya.

Setelah itu guru menyiapkan kartu yang terdiri dari kartu soal dan jawaban.

Kemudian siswa satu per satu maju ke depan untuk mengambil kartu tersebut.

Siswa mulai mencari dan mencocokan kartu yang sesuai dengan kartu yang

dipegangnya. Selama proses pembelajaran berlangsung guru memberikan

bimbingan dan mengamati kegiatan siswa akan tetapi disini guru hanya berperan

sebagai pembimbing dan fasilitator. Siswa membacakan atau mempresentasikan

hasil kerjanya didepan kelas dan dilanjutkan dengan menempelkan kartu secara

berpasangan dipapan tulis. Guru bersama-sama dengan siswa mencocokan hasil

kerja yang telah dilakukan oleh siswa. Kemudian guru menjawab pertanyaan

siswa yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa baku dan

benar.Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan bersama – sama dan

diakhiri dengan memberi informasi kepada siswa untuk bereksplorasi lebih jauh

pada kegiatan pembelajaran berikutnya serta memberikan motivasi kepada siswa

yang masih kurang aktif dan terlihat malu-malu.

Pelaksanaan tindakan yang ketiga dilakukan pada hari Sabtu, 24 Maret

2012, pembelajaran dilakukan selama 2 x 35 menit dan dimulai pada pukul 07.15

– 08.25 WIB. Pada pertemuan ketiga di kelas eksperimen membahas materi

tentang proses pembentukan tanah dengan subpokok batuan malihan. Guru

Page 5: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

57

memberi salam dan mengajak siswa untuk berdo’a.Di pertemuan yang ketiga ini

guru mulai pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

membangkitkan semangat siswa dan antusias siswa yaitu memberikan reward

(bintang) bagi siswa yang mampu mencocokan kartunya dengan benar dengan

waktu yang cepat akan tetapi siswa yang tidak mampu mencocokan kartunya

dengan benar akan mendapatkan hukuman yang telah disepakati (siswa diminta

menyanyi didepan kelas). Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Guru kembali menyiapkan kartu yang terdiri dari kartu

jawaban dan kartu soal. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang terdiri dari

kartu soal dan jawaban. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu

yang dipegangnya. Setiap siswa kembali berpikir, menganalisis, menyelesaikan

tugasnya dalam mencocokan kartu dan bertindak rasa takut. Selama proses

pembelajaran berlangsung guru memberikan bimbingan dan mengamati kegiatan

siswa akan tetapi disini guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.

Siswa secara berpasangan membacakan atau mempresentasikan hasil kerjanya

didepan kelas. Siswa berpasangan menempelkan kartunya yang telah cocok pada

papan tulis. Guru bersama-sama dengan siswa mencocokan hasil kerja yang telah

dilakukan oleh siswa. Guru menjawab pertanyaan siswa yang menghadapi

kesulitan, dengan menggunakan bahasa baku dan benar. Guru bersama-sama

dengan siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran.Kemudian guru

memberikan evaluasi kepada siswa berupa tes yang berbentuk pilihan ganda

sebagai postes.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dilakukan dalam tiga kali

pertemuan, dilaksanakan pada hari Senin, 26 Maret 2012; Selasa, 27 Maret 2012;

dan Rabu, 28 Maret 2012. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh guru kelas V

dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang diampu oleh Bapak

Suwadi. Pembelajaran terfokus pada guru, di mana guru menjelaskan dan siswa

memperhatikan. Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan pada jam

pertama dan kedua. Sama dengan kelompok eksperimen. Pada pertemuan pertama

dilakukan pada hari Senin, 26 Maret 2012 pembelajaran dilakukan pada jam

pertama dan kedua, dimana pembelajaran membahas materi tentang proses

Page 6: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

58

pembentukan tanah dengan subpokok batuan beku. Pertemuan kedua pada hari

Selasa, 27 Maret 2012 pada jam pertama dan kedua, dimana pembelajaran

membahas materi tentang proses pembentukan tanah dengan subpokok batuan

endapan. Sedangkan, pada pertemuan ketiga yang dilakukan pada hari Rabu, 28

Maret 2012 pada jam pertama dan kedua, dimana pembelajaran membahas materi

tentang proses pembentukan tanah dengan subpokok batuan malihan yang

kemudian dilanjutkan dengan evaluasi hasil belajar siswa yaitu berupa tes

berbentuk pilihan ganda.

Pembelajaran IPA dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif

tipe Make a Match dapat menjadikan suatu pembelajaran yang inovasi dan dapat

bermanfaat untuk semuanya. Untuk itu sebelum data dianalisis peneliti bersama

guru kelas dan guru observer beserta beberapa siswa melakukan diskusi tentang

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Make

a Match yang telah dilaksanakan. Dalam diskusi tersebut membahas tentang

evaluasi adakah pengaruhnya pembelajaran IPA dengan menerapkan metode

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match bagi guru kelas, observer, siswa dan

juga peneliti. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dalam pembelajaran

IPA dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match

mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran serta guru merasa

lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran IPA dengan menerapkan

metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dirasa mudah diterima,

dipahami, dan siswa lebih mampu mengeksplor diri untuk lebih kreatif dan aktif

dalam proses pembelajaran. Sedangkan bagi guru observer pembelajaran tersebut

telah memberikan sumbang saran bagi guru-guru yang lain untuk dapat lebih

kreatif dalam mengemas materi pelajaran dengan menggunakan metode yang

menyenangkan seperti Make a Match. Bagi peneliti sendiri yang kelak menjadi

guru juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam menerapkan

metode pembalajaran Make a Match yang nantinya menjadi alternatif baru yang

dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar dan ternyata metode Make a

Match mempengaruhi perilaku anak dimana siswa yang kurang aktif menjadi

aktif, siswa aktif semakin antusias untuk meningkatkan keaktifannya.

Page 7: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

59

Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match menekankan pada bentuk

kerjasama antar siswa. Sudah dijelaskan pada bab sebelumnya yaitu pada

pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam

berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama,

peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai

tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan

pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep

yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar terjadi benar-

benar terjadi dominan siswa dengan siswa.

4.2. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini akan diuraikan hasil penelitian dari variabel

pembelajaran Make a Match, Gender, dan Hasil Belajar.

4.2.1. Penerapan Make a Match

Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match merupakan bentuk

pembelajaran yang menekankan pada bentuk kerjasama antar siswa. Pada

pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam

berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama,

peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai

tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan

pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep

yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar terjadi benar-

benar terjadi dominan siswa dengan siswa. Deskripsi pembelajaran Make a

Match dapat dilihat dari hasil observasi. Observasi ini dilakukan pada saat guru

menerapkan perlakuan pembelajaran di dalam kelas eksperimen dengan

menggunakan pembelajaran Make a Match. Lembar observasi yang dibuat

tersebut didasarkan dengan ketentuan – ketentuan atau langkah – langkah

pembelajaran Make a Match. Observasi tindakan dilakukan oleh kepala

sekolahyaitu Bapak Djarot Joko Widodo yang memantau secara langsung

jalannya proses pembelajaran. Dari hasil observasi, didapatkan bahwa

pembelajaran IPA dengan menerapkan Make a Match berlangsung dengan baik

Page 8: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

60

dan sesuai dengan prosedur dan teori yang digunakan. Lebih jelasnya hasil

observasi yang diisi oleh kepala sekolah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.1. Hasil Data Observasi Penerapan PembelajaranIPA dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match di SDN Jetis 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012

Kegiatan Aspek yang diamati F

Kegiatan Awal

Guru memberikan salam dan mengajak siswa berdo’a √ √ √ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompeten si dasar yang akan dicapai

√ √ √

Guru menyiapkan beberapa kartu yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.

√ √ √

Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang terdiri dari kartu soal dan kartu jawaban.

√ √ √

Kegiatan Inti

Setiap siswa memikirkan soal dan jawaban dari kartu yang dipegangnya.

─ √ √

Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang dipegangnya.

√ √ √

Setiap siswa berpikir, menganalisis, menyelesai kan tugasnya dalam mencocokan kartu dan bertindak tanpa rasa takut.

√ √ √

Siswa berkompetensi secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan kartu soal maupun kartu jawaban dengan benar.

─ √ √

Guru mengontrol kerja siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.

√ √ √

Setiap siswa berpasangan membacakan atau mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas.

√ √ √

Siswa secara berpasangan menempelkan kartu soal dan jawaban atau hasil kerjanya dipapan tulis.

√ √ √

Guru bersama-sama dengan siswa mencocokan hasil kerja yang telah dilakukan oleh siswa.

√ √ √

Guru sebagai fasilitator dan moderator. √ √ √ Kegiatan

Akhir Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran.

√ √ √

Guru memberikan evaluasi kepada siswa yaitu berupa tes pilihan ganda.

√ √ √

Keterangan: √ : Melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP ─ : Tidak melaksankan kegiatan sesuai RPP

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi merupakan rangkuman kegiatan yang

dilakukan oleh guru pada pertemuan, kedua, dan ketiga. Simbol (√) artinya guru

Page 9: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

61

telah melaksanakan pebelajara sesuai denga RPP sedangkan simbol (─) artinya

guru tidak melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Dari hasil observasi

pembelajaran IPA dengan menerapkan Make a Match yang dilakukan oleh guru

observer, didapatkan bahwa pembelajaran menerapkan Make a Match

berlangsung dengan baik dan sesuai dengan prosedur dan teori yang digunakan

serta langkah-langkah yang dibuat. Pada pertemuan pertama hanya sedikit ada

masalah yaitu siswa masih malu-malu dalam mengutarakan pendapatnya didepan

kelas sehingga siswa kurang antusias akan tetapi itu diimbangi dengan penguatan

atau motivasi dari guru sehingga pada pertemuan kedua dan ketiga siswa lebih

aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada pertemuan kedua aspek

yang diamati sudah terlaksana dengan baik, siswa mulai terbiasa dengan kondisi

belajar dengan teknik mencari pasangan sehingga proses pembelajaran terlihat

menyenangkan sehingga suasana pembelajaran sudah mengarah kepada metode

pembelajaran Make a Match.Siswapun aktif bertanya hal ini dibuktikan ketika

guru menjelaskan, ada beberapa siswa yang merasa belum menguasai materi mau

bertaya untuk meminta penjelasan ulang dari guru. Maka dari itu tugas guru

sebagai fasilitatorpun terlaksana. Pada pertemuan ketigapun semua aspek telah

dilaksanakan hal ini dibuktikan pada saat pembelajaran semua siswa ikut

berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar yaitu ketika siswa laki-laki

mendapat kartu soal dan jawabannya pada siswa peremuan, siswa tidak malu-

malu lagi untuk maju ke depan dan membacakan hasil kerjanya secara

berpasangan. Suasana dalam pembelajaranpun terlihat menyenangkan. Hal ini

telah sesuai pada teori dasar Make a Match yaitu teknik mencari pasangan dengan

suasana yang menyenangkan. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi.

Pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas sudah sesuai dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

4.2.2. Data Hasil Belajar

Hasil belajar siswa siswa digolongkan menjadi 2 yaitu nilai pretest dan

nilai postest. Nilai pretest didapat dari nilai siswa sebelum diberikan perlakuan,

sedangkan nilai postest didapat dari nilai siswa setelah mendapatkan perlakuan.

Hasil belajar ini dibedakan dari kelompok eksperimen yang mendapatkan

Page 10: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

62

perlakuan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan kelompok kontrolyang

menggunakan pembelajaran konvensional. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) adalah 70.

a. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelompok Eksperimen

Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012

Kategori

Range

Pretest Postest f % f %

L P L P L P L P Tuntas 70-100 9 3 64,28 30,00 14 10 100 100

Tidak Tuntas

0-69 5 7 35,72 70,00 - - - -

Jumlah 24 100 24 100 Mean 66,00 83,00

St. Deviasi 11,74 6,65

Min 48,00 70,00 Maks 88,00 95,00

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelompok

eksperimen dibedakan atas dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas. Dikatakan

tuntas jika range nilainya antara 70 – 100, dikatakan tidak tuntas jika range

nilainya antara 0 – 69.

Nilai pretest untuk siswa laki-laki dari 14 siswa yang dinyatakan tuntas

sebanyak 9 siswa dengan presentase ketutasan 64,28 dan tidak tuntas sebanyak 5

siswa dengan presentase 35,72. Sedangkan untuk siswa perempuan dari 10 siswa

dinyatakan tuntas sebanyak 3 orang dengan presentase 30,00 dan tidak tuntas

sebanyak 7 orang dengan presentase 70 siswa. Rata – rata yang diperoleh 66,00

standar deviasinya 11,74 nilai minimal 48,00 dan nilai maksimalnya 88,00.

Nilai postest untuk siswa laki-laki dari 14 siswa dinyatakan tuntas semua

dengan presentase ketutasan 100 %. Sedangkan untuk siswa perempuan dari 10

siswa juga dinyatakan tuntas semua dengan presentase 100 %. Rata – rata yang

diperoleh 83,00 standar deviasinya 6,65 nilai minimal 70,00 dan nilai

maksimalnya 95,00. Nilai belajar siswa yang dicapai setelah diberikan perlakuan

Page 11: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

63

meningkat hal ini terbukti dengan nilai rata – rata postes lebih besar dari nilai rata

– rata nilai pretest 83,00> 66,00.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat ada perbedaaan pada hasil pretes dan

postes di kelas eksperimen. Dari tabel 4.2 dapat dilihat ada peningkatan pada

hasil belajar pretes dengan postes dimana dari 24 siswa yang pada pretes hanya 12

siswa meningkat menjadi tuntas semua. Siswa yang pada pretes cenderung malu-

malu dan pasif akan tetapi di postes siswa lebih aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran. Sehingga siswa yang mengalami peningkatan ini adalah siswa yang

cocok menggunakan pembelajaran Make a Match.

Perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen

disebabkan adanya pengaruh pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar

mata pelajaran IPA di dalam kelas.

b. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Nampu

01KecamatanKarangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012

Kategori

Range

Pretest Postest F % f %

L P L P L P L P

Tuntas 65-100

10 5 66,67 38,46 6 4 40,00 30,76

Tidak Tuntas

0-64 5 8 33,33 61,54 9 9 60,00 69,24

Jumlah 28 100 28 100

Mean 64,00 59,00

St. Deviasi 11,57 6,15

Min 48,00 50,00

Maks 84,00 70,00

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelompok

kontrol dibedakan atas dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas. Dikatakan tuntas

jika range nilainya antara 65 – 100, dikatakan tidak tuntas jika range nilainya

antara 0 – 64.

Page 12: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

64

Nilai pretest untuk siswa laki-laki dari 15 siswa yang dinyatakan tuntas

sebanyak 10 siswa dengan presentase ketutasan 66,67 dan tidak tuntas sebanyak 5

siswa dengan presentae 33,33. Sedangkan untuk siswa perempuan dari 13 siswa

dinyatakan tuntas sebanyak 5 orang dengan presentase 38,46 dan tidak tuntas

sebanyak 8 orang dengan presentase 61,54. Rata – rata yang diperoleh 64,00

standar deviasinya 11,57 nilai minimal 48,00 dan nilai maksimalnya 84,00.

Nilai postest untuk siswa laki-laki dari 15 siswa yang dinyatakan tuntas

sebanyak 6 siswa dengan presentase ketutasan 40,00 dan yang tidak tuntas

sebanyak 9 siswa dengan presentase ketuntasan 60,00 . Sedangkan untuk siswa

perempuan dari 13 siswa yang dinyatakan tuntas adalah sebanyak 4 siswa dengan

presentase 30,76 dan yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase 69,24.

Rata – rata yang 59,00 standar deviasinya 6,15 nilai minimal 50,00 dan nilai

maksimalnya 70,00.

Berdasarkan tabel 4.3 terlihat ada perbedaan hasil pretes dan postesnya.

Meskipun ada perbedaan hasil hasil belajar di pretes dan postes, dari 28 siswa

masih ada 18 siswa yang tidak tuntas. Berdasarkan keterangan dari guru kelas V

di kelas kontrol, siswa yang belum tuntas adalah siswa yang mempunyai motivasi

belajar yang kurang, kurang serius dalam menerima pelajaran serta merupakan

siswa yang pasif. Oleh karena itu, tindakan guru yang harus dilakukan adalah

memberikan motivasi dan merubah cara belajar siswa dari pembelajaran

konvensional ke pembelajaran yang inovatif.

4.2.3. Gender

Gender dalam penelitian ini dibatasi pada jenis kelamin yaitu laki – laki

dan perempuan. Data gender siswa didapat dari dokumentasi arsip sekolah yaitu

absensi siswa. Dokumentasi ini untuk mendapatkan data jenis kelamin siswa kelas

V di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 13: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

65

Tabel 4.4. Gender Siswa Kelas V SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012

Kelompok Gender

Total

% Laki-laki Perempuan Jumlah % Jumlah % Eksperimen 14 58,33 10 41,67 24 100 Kontrol 15 53,57 13 46,43 28 100

Dilihat dari tabel diatas pada kelompok eksperimen terdapat 24 siswa yang

terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Presentase siswa laki-laki

lebih banyak daripada siswa perempuan, yaitu siswa laki-laki sebanyak 58,33%

dan siswa perempuan 41,67%. Sedangkan di kelompok kontrol terdapat 15 siswa

laki-laki dan 13 siswa perempuan. Presentase siswa laki-laki dikelas kontrol juga

lebih banyak siswa laki-laki daripada siswa perempuan yaitu siswa laki – laki

sebanyak 53,57% dan siswa perempuan 46,43%.

4.3. Hasil Uji Prasyarat

4.3.1. Uji Homogenitas Data Pretes

Uji homogenitas bertujuan untuk menentukan apakah varians kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol homogen atau tidak. Uji homogenitas diambil

dari nilai pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Syarat

homogenitas adalah jika Sig > 0,05 maka sampel dinyatakan homogen, jika Sig <

0,05 maka sampel dinyatakan tidak homogen. Pengukuran uji homogenitas

menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Pretest SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan

Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012

Hasil Uji homogenitas menunjukan bahwa tingkat signifikan atau

probabilitas adalah 0, 405 karena nilainya lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Eksperimen/Kontrol Based on Mean .706 1 50 .405

Based on Median .642 1 50 .427

Based on Median and with adjusted df

.642 1 48.298 .427

Based on trimmed mean .698 1 50 .408

Page 14: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

66

bahwa varians yang dimiliki oleh sampel yng bersangkutan seragam atau

homogen.

4.3.2. Uji Normalitas Data Pretes

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel telah

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas didapat dari hasil pretes siswa dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun kriteria suatu data

dikatakan normal jika signifikan > 0,05. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan uji kolmogrov simirnov menggunakan program SPSS 16.0 for

windows.

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar PreTes SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan

Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 Tests of Normality

Laki-laki/Perempuan

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Eksperimen/Kontrol Laki-laki .168 29 .035

Perempuan .171 23 .081

a. Lilliefors Significance Correction

Dari uji normalitas hasil belajar tes kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol didapat hasil sebagai berikut:

1. Nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa laki – laki

dilihat dari tabel Kolmogorov Smirnov. Dari tabel tersebut nampak nilai Sig

dengan taraf signifikasi 0,035. Jika nilai Sig > nilai taraf signifikasi, maka

berdistribusi normal. Nilai dari Sig adalah 0,035>0,05 maka diambil

kesimpulan nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol laki-

laki berdistribusi normal.

2. Nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa perempuan

dilihat dari Kolmogorov Smirnov. Dari tabel tersebut nampak nilai Sig dengan

taraf signifikasi 0,081. Jika nilai Sig > nilai taraf signifikasi, maka

berdistribusi normal. Nilai dari Sig adalah 0,81> 0,05, maka diambil

Page 15: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

67

kesimpulan nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

perempuan berdistribusi normal.

4.4. Hasil Uji Hipotesis

4.4.1. Uji Asumsi ANOVA

Uji asumsi ANOVA atau uji Leven’s dilakukan untuk menguji hipotesis

nihil (H0) yang menyatakan bahwa masing-masing varian dari variabel terikat

adalah sama/ homogen. Dengan demikian hipotesis yang akan diuji yaitu:

H0 = Varian variabel terikat adalah sama/ homogen

H1 = Varian variabel terikat adalah todak sama/ heterogen

Menurut Hartono (2011: 186) pengambilan keputusan uji Leven’s

didasarkan pada hasil probabilitas atau signifikansi yang diperoleh, yaitu:

Jika propabilitas > 0,05 maka hipotesis nihil diterima

Jika propabilitas < 0,05 maka hipotesis nihil ditolak

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Hasil belajar Postest

SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012

Tabel 4.7 menujukkan tes hitung sebesar 0,996 dengan nilai probabilitas

sebesar 0,403. Oleh karena angka probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa varian variabel terikat adalah sama/

homogen, sehingga memenuhi asumsi ANOVA. Dengan demikian analisis varian

dapat dilanjutkan.

Levene's Test of Equality of Error Variances a

Dependent Variable:Eksp/Kontrol

F df1 df2 Sig.

.996 3 48 .403

Page 16: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

68

4.4.2. Hasil Uji Hipotesis

a. Hipotesis 1

Ada perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran Make a

Match dengan kelompok yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan kelompok

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar IPA siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan kelompok

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Hipotesis Statistiknya sebagai berikut: H0 : µe - µk = 0

H1 : µe - µk ≥ 0

Tabel 4.8. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar SiswaDengan Metode Make a Match dan Konvensional di SDN Jetis 01 dan Nampu 01 Kecamatan Karangrayung

Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 xe xk xe

2 xk2

85 60 7225 3600 80 70 6400 4900 90 70 8100 4900 85 60 7225 3600 90 55 8100 3025 85 65 7225 4225 75 60 5625 3600 85 65 7225 4225 80 60 6400 3600 95 50 9025 2500 80 55 6400 3025 75 60 5625 3600 80 55 6400 3025 80 70 6400 4900 85 65 7225 4225 85 55 7255 3025 70 50 4900 2500 85 65 7225 4225 85 60 7225 3600 70 55 4900 3025 80 65 6400 4225 85 50 7225 2500 75 55 5625 3025 85 50 7225 2500 60 3600 65 4225 60 3600 65 4225

∑�� � ���� ∑� � ��� ∑��2 = 3880900 ∑�2 = 101225

Page 17: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

69

• Menghitung jumlah rerata dan jumlah kwadrat

Rata-rata nilai eksperimen = ∑ � �� ������ ��������� � ��� ����

=����

� = 83,00

Jke = ∑xe- ∑� �� ������ ��������� � ��� ���� = 3880900 % ����

� � 3880817

Rata-rata nilai kontrol = ∑ � �� �(�)�(������� � ��� �(�)�(�

= �*�+

�, = 59,00

Jkk = ∑xk- ∑� �� �(�)�(�

������ � ��� �(�)�(� = 101225 % �*�+�, � 101166

• Jika sudah menemukan hasil rerata dan jumlah kwadrat, langkah

selanjutnya adalah menghitung nilai uji t ind

Uji t = Uji t ind = 012345 676484 79: – 012345 676484 9<=86<3

>? @ABC@ADEBCEDFGH I J

EBK JEDL

= ,M,��O+�,��

>IPQQRQJSC JRJJTTGUCGQFG LI J

GUK JGQL

= � ,��

>IPVQJVQPWR L X�,� �K�,�M+Y

= � ,��

ZX*�+�,*�Y

= �

��,��

= 0,30

• Menguji tingkat kesalahan (alpha) = 5%

db/df = (Ne + Nk) - 2

df = ( 24 + 28 ) -2 = 50

(one tail, 50, 5%) t tabel = 2,01

• Jadi, t hitung = 0,30 ; t tabel = 2,01

t hitung < t tabel, H0 diterima dan H1 ditolak

Page 18: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

70

• Kesimpulan

Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA siswa yang menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan kelompok siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

b. Hipotesis 2

Ada perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa laki–laki dan kelompok

siswa perempuan.

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok

siswa laki – laki dan kelompok siswa perempuan.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok siswa

laki–laki dan kelompok siswa perempuan.

Hipotesis Statistiknya sebagai berikut:

H0 : µl- µp = 0

H1 : µl- µp ≥ 0

Tabel 4.9. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Gender Kelompok Laki-laki dan Kelompok Perempuan di SDN Jetis 01 dan Nampu 01

Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012

xl xp xl2 Xp

2

85 85 7225 7225 80 85 6400 7255 90 70 8100 4900 85 85 7225 7225 90 85 8100 7225 85 70 7225 4900 75 80 5625 6400 85 85 7225 7225 80 75 6400 5625 95 85 9025 7225 80 6400 75 5625 80 6400 80 6400

∑�[ � ��� ∑�\ � ]�� ∑�[2= 82050 ∑�\2 = 65175

Page 19: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

71

• Menghitung jumlah rerata dan jumlah kwadrat

Rata-rata nilai laki-laki = ∑ � �� ��� O��� ������ � ��� ��� O���

=��*+

� = 83,21

Jkl = ∑xl- ∑� �� ��� O���

������ � ��� ��� O��� =82050 % ��*+� � 81966.79

Rata-rata nilai perempuan = ∑ � �� ��������������� � ��� ���������

= ,�+�� = 80,5

Jkp = ∑xp- ∑� �� ���������

������ � ��� ��������� = 65175 % ,�+�� � 65094.5

• Jika sudah menemukan hasil rerata dan jumlah kwadrat, langkah

selanjutnya adalah menghitung nilai uji t ind

Uji t = Uji t ind = 012345 676484 349`O349` – 012345 676484 a7672a14=

>? @AbC@AcEbCEcFGH I J

EbK JEcL

= ,M,��O ,�,+�

>IQJVTT,SVC TWRVU,WJUCJRFG LI J

JUK JJRL

= M,�*

>IJUSRTJ,GVGG L X�,���K�,�Y

= M,�*

ZXMM,,�Y

= M,�*

MM,,�

= 0,093

• Menguji tingkat kesalahan (alpha) = 5%

db/df = (Nl + Np) - 2

df = ( 14 + 10 ) -2 = 22

(one tail, 50, 5%) t tabel = 2,07

• Jadi, t hitung = 0,093 ; t tabel = 2,07

t hitung < t tabel, H0 diterima dan H1 ditolak

• Kesimpulan

Tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara kelompok siswa laki-laki dan

perempuan.

Page 20: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

72

c. Hipotesis 3

Ada perbedaan hasil belajar konvensional dengan penerapan metode

pembelejaran Make a Match mata pelajaran IPA berdasarkan gender.

H0 : Tidak Ada perbedaan hasil belajar konvensional dengan

penerapan metode pembelejaran Make a Match mata pelajaran IPA

berdasarkan gender.

H1 : Ada perbedaan hasil belajar konvensional dengan penerapan

metode pembelejaran Make a Match mata pelajaran IPA

berdasarkan gender.

Hipotesis Statistiknya sebagai berikut: H0 :µkl = µml = µkp = µmp

H1 : µkl ≠ µml ≠ µkp ≠ µmp

Tabel 4.10. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar Konvensional dengan Penerapan Metode Pembelajaran Make aMatch Berdasarkan Gender di SDN Jetis 01 Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Ajaran

2011/2012 Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Kelas*Gender 34.808 1 34.808 0.797 .377 Error 2096.960 48

Total 266225.000 52 Corrected Total 9320.673 51

Tabel 4.11 menunjukkan Fratio untuk faktor gender dan kelas sebesar 0,797.

Fratio dikonfirmasikan dengan Ftabel dan taraf signifiansi 0,05 (5%), dimana dk nya

1 untuk pembilang dan 48 untuk penyebut, diperoleh angka 4,04 maka terlihat

Ftabel lebih besar dari Fratio. Tingkat signifikansi 0,377 (tidak signifikan karena

nilainya > 0,05). Jadi H1 ditolak yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh

pembelajaran Make a Match terhadap hasil belajar pada IPA berdasarkan gender

kelas V Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.

Page 21: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

73

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Terdapat dua kelompok kelas yang digunakan sebagai penelitian, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan

kelompok yang diberikan tindakan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

Make a Match, sedangkan kelompok kontrol kegiatan pembelajarannya

menggunakan metode konvensional atau ceramah. Kelompok eksperimen

terdapat 24 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki–laki dan 10 siswa perempuan,

sedangkan di kelas kontrol terdapat 28 siswa yang tediri dari 15 siswa laki–laki da

13 siswa perempuan. Karakteristik siswa di SD tersebut sangatlah pemalu dan

pada waktu peneliti observasi langsung ke SD tersebut siswa dalam pembelajaran

terlihat kurang aktif dan antusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan oleh guru. Hal itu dikarenakan metode pembelajaran konvensional yang

digunakan oleh guru kurang diminati siswa sehingga hal itu berpengaruh pada

hasil belajar siswa. Akan tetapi minat dan antusias mereka menjadi meningkat

ketika guru menerapkan metode Make a Match. Make a Match merupakan teknik

dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik

dalam suasana yang menyenangkan sehingga siswa lebih termotivasi untuk ikut

serta dalam setiap pembelajaran dan siswapun terlihat antusias pada waktu guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa.

Pengujian hipotesis pertama dengan beda mean di peroleh bahwa tidak ada

perbedaan hasil belajar IPA siswa yang menggunakan pembelajaran Make a

Match dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, di

lihat dari t hitung lebih kecil dari t tabel ( 0,30 < 2,01 ) atau H0 diterima dan H1

ditolak sedangkan dilihat dari nilai rata-rata saja yaitu antar kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol,terdapat perbedaan yaitu nilai rata-rata eksperimen

83,00 dan 59,00 di kelompok kontrol dimana selisih 24,00.

Pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan beda mean di peroleh

bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara siswa laki-laki dan

perempuan, di lihat dari t hitung lebih kecil dari t tabel ( 0,0,93 < 2,07 ) atau H0

diterima dan H1 ditolak sedangkan dilihat dari nilai rata-rata saja yaitu antar

Page 22: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

74

kelompok laki-laki dengan kelompok perempuan,terdapat perbedaan yaitu nilai

rata-rata laki-laki 83,21 dan 80,05 di kelompok perempuan dimana selisih 3,16.

Pengujian hipotesis ketiga perbedaan hasil belajar pembelajaran

konvensional dengan penerapan metode pembelajaran Make a Match berdasarkan

gende, berdasarkan tabel, baris kelas*gender menunjukan nilai sig. 0,377 dimana

sig. 0,377 > 0,05 maka H1 ditolak artinya Dengan kata lain tida ada perbedaan

hasil belajar dengan menerapkan metode pembelajaran Make a Match

berdasarkan gender.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Maryumi

berjudul “Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tentang masuknya

Agama di Indonesia melalui model pembelajaran mencari pasangan bagi siswa

kelas V Semester 1. SDN 01 Cangakan Kecamatan Karanganyar Tahun Pelajaran

2008/2009 yang mampu meningkatkan ketuntasan belajar IPS dari pelaksanaan

siklus I adalah 80 % menjadi 100% pada siklus II, karena dalam penelitian ini

tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kontrol maupun

kelompok laki-laki dengan perempuan.

Proses kegiatan pembelajaran yang menyenangkan telah dilakukan oleh

guru, akan tetapi belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal,

akan tetapi guru telah mencoba metode pembelajaran yang inovatif dan

menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Lorna Curran (Lie, 2007: 55)

salah satu keunggukan teknik Make a Match adalah siswa mencari pasangan

sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan.

Pembelajaran kooperatif tipe Make a Match menekankan pada bentuk

kerjasama antar siswa. Sudah dijelaskan pada sebelumnya yaitu pada

pembelajaran ini terjadi kesepakatan antara siswa tentang aturan-aturan dalam

berkolaborasi. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan bersama,

peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai

tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi, menyampaikan

pendapat dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep

Page 23: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

75

yang disimpulkan, membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar terjadi benar-

benar terjadi dominan siswa dengan siswa.

Teknik Make a Match yang dikembangkan Lorna Curran (Lie, 2007: 55) Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Di dalam kelas guru telah menyiapkan kartu-kartu soal/jawaban yang

kemudian dibagikan ke siswa. Setelah itu,Tiap siswa memikirkan jawaban/soal

dari kartu yang dipegang. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok

dengan kartunya. Setiap siswa berpikir, menganalisis, menyelesaikan tugasnya

dalam mencocokan kartu dan bertindak tanpa rasa takut. Siswa berkompetisi

secara sehat mencari pasangan yang tepat dalam menemukan kartu soal dan

jawaban dengan benar. Setiap siswa diberi kesempatan berdiskusi dengan

pasangannya untuk mengoreksi kembali hasil kerjanya. Setiap siswa diberi

kesempatan untuk bisa berpindah pasangan dengan siswa lain yang memegang

kartu yang cocok. Setiap siswa berpasangan membacakan kartu yang telah

dicocokannya baik kartu soal maupun kartu jawaban didepan kelas. Siswa

berpasangan menempelkan kartunya yang telah cocok pada papan tulis atau

tempat yang telah disediakan oleh guru.

Dari paparan diatas dapat dibuat implikasi secara teoritis dan implikasi

praktis yaitu, sebagai berikut:

a. Implikasi Teoritis

Berdasarkan kegiatan belajar mengajar penerapan metode Make a Match,

siswa nampak lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal.

Dengan metode pencarian kartu pasangan ini dapat mengidentifikasikan

permasalahan yang terdapat didalam kartu yang ditemukannya dan

menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara berpasangan. Pada penerapan

metode Make a Match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode Make a Match

dapat memupuk kerjasama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan

mencocokan kartu yang ada ditangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik

dan nampak sebagian besar lebih antusias mengikuti proses pembelajaran,

keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-

Page 24: BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …

76

masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Lorna Curran (Lie, 2007: 55)Salah satu

keunggulan Make a Match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

Selanjutnya, penerapan metode Make a Match dapat membangkitkan

keingintahuan dan kerjasama diantara siswa serta mampu menciptakan kondisi

yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikuluk tingkat

satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti

standar kompetensi, yaitu berpusat pada siswa; mengembangkan keingintahuan

dan imajinasi; memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi;

menciptakan kondisi yang menyenangkan; mengembangkan beragam kemampuan

dan pengalaman belajar; karakteristik mata pelajaran.

b. Implikasi Praktis

Hasil penelitian secara praktis metode Make a Match dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi guru terutama dalam pembelajaran IPA dan

sesuai digunakan bagi siswa yang memiliki karakter pemalu dan cenderung pasif

serta lebih memperhatikan proses pembelajaran supaya ada peningkatan hasil

belajar siswa.