BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan...

16
29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian. Persiapan yang dilakukan diantaranya: menyediakan alat perekam, pedoman wawancara, surat keterangan penelitian, pulpen dan alat pendukung lain. Alat perekam yang digunakan adalah handphone yang memiliki kemampuan merekam dengan baik. Selain itu pedoman wawancara juga merupakan salah satu hal penting yang harus dipersiapkan agar wawancara dapat terarah pada informasi yang diperlukan bagi penelitian. Penulis juga perlu mempersiapkan diri dengan baik, karena penulis merupakan instrument kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif penulis merupakan instrument penelitian/alat pengumpul data utama. 4.1.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian diawali dengan menentukan calon-calon subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara

Transcript of BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan...

Page 1: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

29

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

4.1.1 Persiapan

Persiapan merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk

mendukung proses penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian.

Persiapan yang dilakukan diantaranya: menyediakan alat perekam,

pedoman wawancara, surat keterangan penelitian, pulpen dan alat

pendukung lain. Alat perekam yang digunakan adalah handphone

yang memiliki kemampuan merekam dengan baik. Selain itu pedoman

wawancara juga merupakan salah satu hal penting yang harus

dipersiapkan agar wawancara dapat terarah pada informasi yang

diperlukan bagi penelitian.

Penulis juga perlu mempersiapkan diri dengan baik, karena

penulis merupakan instrument kunci dalam penelitian ini. Dalam

penelitian kualitatif penulis merupakan instrument penelitian/alat

pengumpul data utama.

4.1.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian diawali dengan menentukan calon-calon

subjek penelitian. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara

Page 2: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

30

mengumpulkan informasi melalui wawancara informal dengan

beberapa teman penulis mengenai siapa saja kira-kira yang akan

menjadi calon subjek penelitian. Setelah menemukan beberapa orang

yang sesuai, peneliti menyeleksi lagi menjadi 2 orang yang paling

sesuai dengan karakteristik subjek penelitian yang telah ditentukan.

Setelah terpilih 2 orang calon subjek, penulis mengkonfirmasi

kesediaan calon subjek untuk melakukan wawancara, penulis

menjelaskan bahwa hasil wawancara akan digunakan untuk

kepentingan penelitian. Namun salah seorang calon subjek menolak

untuk wawancara dengan suatu alasan, sehingga penulis mencari

seorang calon subjek kembali yang bersedia diwawancara. Setelah

ditemukan 2 orang subjek, penulis memberitahukan tentang tujuan

penelitian yang sedang dilakukan agar subjek dapat memberikan

informasi yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Faktor yang

ditekankan dalam wawancara adalah keterbukaan dan kepercayaan

subjek pada penulis sehingga perlu dipahami bahwa tujuan dari

wawancara ini semata-mata adalah untuk kepentingan penelitian.

Tempat dan waktu wawancara disesuaikan dengan kesediaan

subjek dan diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu aktivitas

subjek dan juga agar hal-hal yang berkaitan dengan sikap subjek dapat

bersifat alami tanpa dibuat-buat. Sebelum memulai wawancara penulis

melakukan pengamatan tidak langsung terhadap subjek, terutama

Page 3: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

31

mengamati kehidupan keluarga subjek dan hubungan subjek dengan

suami dan orang-orang disekitar subjek.

4.1.3 Wawancara

Setelah mengamati kehidupan keluarga subjek, selanjutnya

dilakukan wawancara dengan kedua subjek pada waktu dan tempat

yang telah disetujui, sebelum memulai wawancara peneliti terlebih

dahulu menginformasikan kepada subjek bahwa dalam proses

wawancara akan menggunakan alat perekam berupa handphone guna

merekam informasi. Penulis juga meminta ijin kepada subjek untuk

bisa mengambil beberapa gambar dalam proses wawancara sebagai

dokumentasi.

Wawancara dilaksanakan pada hari yang berbeda antara 2

subjek sesuai dengan kesepakatan subjek dengan penulis yang

disesuaikan dengan kesibukan masing-masing subjek. Dalam proses

wawancara penulis menggunakan pedoman wawancara yang telah

disiapkan sebelumnya, hal ini bertujuan agar setiap pertanyaan yang

diajukan kepada subjek lebih terarah pada pokok permasalahan yang

ingin digali. Kedua subjek penelitian ini telah dikenal oleh peneliti

sebelumnya, untuk memudahkan dalam penulisan peneliti

memberikan nama masing-masing subjek, yaitu subjek A dan subjek

B. Subjek pertama (subjek A) adalah teman yang pernah dikenalkan

Page 4: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

32

oleh teman penulis sedangkan subjek kedua (subjek B) adalah kakak

kandung dari teman penulis.

Wawancara dengan subjek A dilakukan pada hari Minggu

tanggal 2 Februari 2014 bertempat di rumah subjek. Wawancara

dengan subjek B dilakukan pada hari Minggu tanggal 16 Februari

2014 bertempat di rumah subjek. Observasi dilakukan sebelum

wawancara dimulai dengan mengamati lingkungan sekitar tempat

tinggal subjek beserta hubungan subjek dengan orang-orang sekitar

subjek terutama suami subjek.

4.2 Pengumpulan Data

4.2.1 Catatan Lapangan

Catatan lapangan yang dibuat penulis berbentuk verbatim

wawancara. Verbatim wawancara merupakan data mentah yang sudah

diproses sebagiannya dalam bentuk transkripsi wawancara, atau dapat

dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai dalam

bentuk transkrip (Poerwandari, 2005).

4.2.2 Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses meringkas data, analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik.

Page 5: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

33

4.2.3 Kategorisasi

Dari hasil wawancara dilakukan proses pengkategorisasian,

penulis melakukan coding, yaitu usaha untuk memaknai data melalui

simbol atau kode dalam rangka mempermudah proses kategorisasi,

berupa angka-angka latin (1, 2, 3, ...) yang menunjukkan baris, dan

abjad (A, B, C, ...) merupakan kode untuk menunjukkan subjek. Kode

abjad yang menunjukkan subjek akan diikuti kode angka latin yang

akan menunjukkan baris disamping deskripsi wawancara.

4.3 Interpretasi Data

4.3.1 Subjek A

a. Gambaran Umum Subjek

Nama Subjek : WK

Usia Subjek : 22 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Subjek merupakan seorang istri yang bekerja sebagai buruh

pabrik, suami subjek adalah seorang pedagang jajanan keliling di

sekolah-sekolah bernama DM yang berusia 25 tahun dan

memiliki pendidikan terakhir SMP. Pernikahan subjek sudah

berjalan lebih kurang 2 tahun dan memiliki seorang anak

perempuan berusia 1 tahun. Subjek berpacaran dengan Dwi

Page 6: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

34

Maulana sejak subjek masih duduk di bangku SMA sebelum

akhirnya memutuskan untuk menikah.

Subjek tinggal di daerah Ambarawa dekat dengan saudara

dan kerabatnya. Setiap harinya subjek bekerja dari pagi hingga

petang dan hanya hari minggu saja subjek bisa berada di rumah

bersama dengan anaknya, selama subjek dan suaminya bekerja

anaknya selalu dititipkan pada orang tua subjek yang rumahnya

tidak jauh dari rumah subjek. Pada saat bertemu dengan penulis

subjek sempat mengeluhkan tentang pekerjaannya yang tidak

memberikan waktu lebih bersama keluarga, namun subjek tetap

berusaha untuk meluangkan waktu untuk bersama anak meskipun

hanya sebentar setiap harinya.

b. Observasi

Observasi dilakukan selama proses wawancara berlangsung,

dari hasil observasi dapat diketahui bahwa subjek merupakan

seorang perempuan muda berumur 22 tahun. Dari segi fisik

subjek berbadan kurus, berkulit sawo matang, tinggi subjek

kurang lebih 162 cm. Subjek terlihat aktif dan cekatan dalam

melakukan pekerjaan rumah tangga serta mengurus anak

perempuannya.

Hubungan subjek dengan suami terlihat sangat baik, hal ini

tampak ketika keduanya sering bertukar gurauan saat bermain

Page 7: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

35

bersama dengan anaknya dan berbincang dengan penulis. Subjek

juga tampak akrab dengan para tetangga di sekitar rumahnya.

Selama wawancara berlangsung subjek cukup kooperatif

dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti

meskipun sebelumnya subjek mengungkapkan bahwa subjek

sedikit malu jika wawancara harus direkam. Pada saat menjawab

pertanyaan subjek terlihat agak gugup dan malu-malu, reaksinya

cenderung datar dan sesekali subjek tertawa kecil karna

kebingungan menemukan kata-kata untuk mengungkapkan

jawabannya.

Walaupun subjek sudah lama tidak bertemu dengan penulis

namun subjek langsung bisa akrab dengan penulis ketika penulis

datang untuk meminta kesediaannya menjadi subjek penelitian

dan selama proses wawancara.

c. Reduksi Data

Dari hasil wawancara dengan subjek A dapat diketahui

bahwa optimisme subjek pada pernikahannya adalah sebagai

berikut:

1) Permanence yaitu membahas tentang bagaimana seseorang

menyikapi kejadian-kejadian yang menimpanya apakah akan

berlangsung lama atau sementara. Hal ini tampak dalam

pernyataan subjek:

Page 8: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

36

“Ya yang diharapkan bisa menjadi keluarga yang bahagia,

bisa nyenengin anak, ya pokok’e seng bahagia-bahagia”

(A6)

“Ya optimis, sudah menjadi pilihan sejak menikah, optimis

kalau dia bisa membahagiakan” (A11)

2) Pervasiveness membahas tentang bagaimana seseorang

memandang kebaikan dan keburukan yang terjadi pada

dirinya, apakah ia berpandangan secara universal atau secara

spesifik. Hal ini tampak dalam pernyataan subjek:

“Ya ndak papa, kalau pendidikan tu nggak masalah, yang

penting.. opo yo jenenge yo.. yang penting kan saling ngerti,

walaupun pendidikan berbeda kan nggak jadi masalah” (A7)

“Cukup puas sih, yang penting kan nggak.. opo yo.. cari

kerjaan tu halal, nggak yang neko-neko” (A8)

3) Personalization membahas tentang bagaimana seseorang

memandang kebaikan dan keburukan yang terjadi apakah

karena faktor internal atau eksternal. Hal ini tampak dalam

pernyataan subjek:

“Yo kalau orang tua nggak papa soale udah pilihan saya

sendiri, kalau saya seneng berarti orang tua juga ikut

seneng” (A10)

Page 9: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

37

“Enggak ada masalah, yang penting kalau.. aku sebagai istri

selalu menghargai suami walaupun opo tingkat

pendidikannya lebih tinggi aku tapi kan tetep suami aku, jadi

tetep lebih menghargai” (A9)

4.3.2 Subjek B

a. Gambaran Umum Subjek

Nama Subjek : ER

Usia Subjek : 28 tahun

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Subjek merupakan seorang ibu rumah tangga berusia 28

tahun dan berpendidikan S1 Ilmu Keperawatan, subjek telah

menikah selama lebih kurang 1 tahun dengan suaminya yang

berpendidikan SMK/STM bernama BW yang berusia jauh

dibawah subjek, yaitu 23 tahun. Dari data tersebut dapat diketahui

bahwa selain memiliki perbedaan tingkat pendidikan, subjek juga

memiliki perbedaan usia yang relatif jauh dengan suami.

Hingga saat ini subjek belum mendapatkan momongan dari

pernikahannya. Subjek berdomisili di Ambarawa namun saat ini

sedang merencanakan kepindahannya ke Jakarta mengikuti suami

mengingat belum lama ini suaminya mendapatkan pekerjaan di

salah satu perusahaan di Jakarta. Untuk sementara subjek lebih

Page 10: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

38

memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga saja

dibandingkan bekerja, alasannya adalah subjek ingin mengabdi

sepenuhnya kepada sang suami selagi masih memungkinkan

untuk tidak bekerja.

b. Observasi

Observasi dilakukan selama proses wawancara berlangsung.

Subjek merupakan seorang perempuan yang bertubuh agak

gemuk, berkulit sawo matang, dengan tinggi badan kurang lebih

156 cm. Subjek sangat baik dan ramah kepada penulis, pada saat

penulis datang subjek baru saja selesai membereskan rumah,

subjek tampak sangat rajin dan teliti dalam berbenah rumah.

Ketika dilakukan wawancara subjek hanya di rumah

bersama dengan adiknya saja, hal ini dikarenakan suami subjek

telah berangkat ke Jakarta beberapa minggu sebelumnya untuk

menerima panggilan kerja. Subjek juga terlihat telah bersiap

untuk segera pindah menyusul sang suami ke Jakarta, hal ini

tampak ketika selesai wawancara subjek menerima telepon dari

sebuah agen bus di terminal berkaitan dengan pemesanan tiket

yang telah dilakukan subjek sebelumnya.

Selama proses wawancara berlangsung subjek cukup

kooperatif dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti dengan sangat baik, subjek tampak senang dan

Page 11: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

39

bersemangat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis.

Subjek selalu menjawab pertanyaan dari penulis tanpa ragu-ragu

dan cukup aktif.

Dari awal hingga akhir proses wawancara subjek tampak

santai dan cukup tenang dalam berinteraksi dengan penulis,

subjek secara sukarela memberikan informasi secara jujur dan

terbuka kepada peneliti.

c. Reduksi Data

Dari hasil wawancara dengan subjek A dapat diketahui

bahwa optimisme subjek pada pernikahannya adalah sebagai

berikut:

1) Permanence yaitu gaya penjelasan masalah yang berkaitan

dengan waktu, yaitu temporer dan permanen. Hal ini tampak

dalam pernyataan subjek:

“. . . nah semoga kedepannya nanti tu kita bisa jadi keluarga

yang apa sakinah mawadah warohmah, tanpa apa harus ada

apa ya emmm apa ya gangguan-gangguan gitu” (B4)

“. . . jadi kan kita udah ada niat ibadah, nah dari kata itu kita

jadi berfikirnya positif, . . .” (B9)

“. . . kalau saya sih lebih optimis ya, karna semua itu kan

kayak rizki juga yang ngatur yang diatas gitu, asalkan kita

mau berusaha pasti semuanya ada jalannya, . . .” (B9)

Page 12: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

40

2) Pervasiveness yaitu gaya penjelasan yang berkaitan dengan

dimensi ruang lingkup, dibedakan menjadi spesifik dan

universal. Hal ini tampak dalam pernyataan subjek:

“Yang pertama kalau saya tidak melihat dari tingkat

pendidikannya tapi dari tingkat kenyamanan saya terhadap

pasangan saya . . . “ (B5)

“. . . jadi menurut saya kalau status pendidikan itu nggak

terlalu berpengaruh, tapi kita dapat menilai dari orangnya

dulu gimana gitu, kita udah nyaman, enak diajak ngomong,

gitu” (B5)

3) Personalization yaitu gaya penjelasan yang berkaitan dengan

sumber penyebab, internal dan eksternal. Hal ini tampak

dalam pernyataan subjek:

”. . . apapun keputusan kamu orang tua tetep mendukung . . .

Yang penting kamu seneng, kamu nyaman, gitu kamu tidak

merasa terbebani atau gimana gitu” (B8)

“. . . memang kadang-kadang kan kalau namanya pemikiran

tu perbedaan pasti ada kan, Cuma kan perbedaan itu pasti

ada penyelesaiannya” (B7)

Page 13: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

41

4.4 Pembahasan

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing subjek

memiliki optimisme dalam pernikahan. Subjek memiliki optimisme dalam

setiap jawaban yang diberikan.

Aspek Permanence berhubungan dengan dimensi waktu, bagaimana

seseorang menilai sebuah peristiwa atau hal yang terjadi pada dirinya

berdasarkan pada waktu yang lama atau sementara, orang yang optimis akan

memandang hal negatif yang terjadi pada dirinya akan bersifat sementara

atau temporer dan hal positif yang terjadi pada dirinya akan bertahan lama.

Sebaliknya, seseorang yang pesimis akan memandang suatu hal atau

peristiwa negatif akan bertahan lama pada dirinya sedangkan hal positif

yang terjadi akan dipandang sebagai hal yang tidak akan terjadi dalam

waktu yang lama. Dari hasil penelitian ini telah ditemukan berbagai jawaban

dari subjek yang menyatakan bahwa kedua subjek memiliki keyakinan akan

masa depan keluarga yang dibina, kedua subjek yakin dan optimis akan

memiliki kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang, hal ini

tampak pada pernyataan kedua subjek: “Ya optimis, sudah menjadi pilihan

sejak menikah, optimis kalau dia bisa membahagiakan” dan “kalau saya sih

lebih optimis ya . . . asalkan kita mau berusaha pasti semuanya ada

jalannya”.

Dari pernyataan tersebut jelas tampak perbedaan dimensi waktu antara

orang yang optimis dan pesimis. Kata optimis yang digunakan oleh subjek

Page 14: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

42

menunjukkan bahwa subjek memiliki keyakinan yang baik dalam dimensi

waktu yang lama, dalam hal ini adalah masa depan.

Pendapat tersebut juga memperkuat pendapat Sri Harini (1994)

tentang semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin

memperluas dan melengkapi pola berpikirnya dalam menghadapi sesuatu

hal, dari jawaban subjek tersebut dapat diketahui bahwa subjek memandang

perbedaan pendidikan ini dengan pola berpikir yang lebih baik dan tidak

gegabah.

“sudah menjadi pilihan sejak menikah . . . “ pernyataan ini mendukung

pendapat Kartini Kartono (1992) tentang ikatan janji kesetiaan cinta kasih

yang diikrarkan dengan jalan menikah. Subjek meyakini betul tentang janji

yang telah diikrarkan lewat pernikahan sehingga subjek mampu menerima

apapun yang telah menjadi pilihannya.

Aspek Pervasiveness merupakan aspek yang mengacu pada cakupan

seseorang dalam melihat suatu hal atau peristiwa berdasarkan ruang lingkup

spesifik atau universal. Seseorang yang optimis akan melihat suatu hal yang

baik berasal dari keseluruhan/semua yang ada pada dirinya, sedangkan

kegagalan berasal dari sebagian kecil dari dirinya. Lain dengan orang

pesimis yang akan melihat hal-hal positif merupakan suatu hal yang

spesifik, sedangkan hal negatif merupakan bagian universal. “... yang

penting saling mengerti, walaupun pendidikan berbeda kan nggak jadi

masalah” , ”yang pertama saya lihat bukan dari tingkat pendidikannya tapi

dari tingkat kenyamanan saya”. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

Page 15: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

43

subjek tidak memandang perbedaan tingkat pendidikan sebagai hal yang

universal atau menyeluruh tapi masih banyak hal lain yang diperhatikan

dalam menjalin suatu hubungan suami istri.

Jadi tampak bahwa aspek pervasif merupakan bagaimana seseorang

memandang hal-hal yang terjadi menjadi bagian dari universal atau spesifik

pada dirinya. Setiap subjek memberikan jawaban yang berbeda-beda,

namun dari hasil analisis dapat diketahui bahwa setiap subjek memiliki

sikap yang optimis dalam menyikapi setiap hal/peristiwa yang terjadi dalam

kehidupan pernikahan beda pendidikan yang dijalani.

Jawaban subjek kembali mendukung pendapat Sri Harini (1994)

bahwa tingkat pendidikan seseorang akan memperluas pola berpikir, subjek

yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi memandang tingkat

pendidikan suami bukan sebagai hal yang mutlak harus ada namun ada

banyak hal yang lebih penting dibandingkan pendidikan, yaitu kenyamanan

dan sikap saling mengerti.

Aspek Personalization merupakan aspek yang memandang suatu hal

dari faktor internal atau eksternal, seorang yang optimis akan memandang

suatu hal yang baik asalnya adalah dari dirinya sendiri, sedangkan hal yang

tidak baik berasal dari luar dirinya. Dan orang yang pesimis akan

memandang kegagalan berasal dari dirinya dan keberhasilan berasal dari

faktor luar dirinya. Dari hasil observasi dapat diketahui bahwa setiap subjek

bersikap baik terhadap suami dan selalu bersikap hormat, hal ini dapat

diartikan bahwa subjek melakukan hal yang baik mulai dari dirinya sendiri

Page 16: BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 ......29 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Persiapan Persiapan merupakan hal penting yang

44

terlebih dahulu, ini menunjukkan keyakinan subjek bahwa segalanya akan

menjadi baik jika subjek bersikap baik.

Dari pernyataan “. . . kalau saya seneng berarti orang tua juga ikut

seneng” subjek memiliki keyakinan bahwa mereka akan membuat orang tua

mereka bahagia jika dirinya bahagia, hal ini menjadi indikator bahwa kedua

subjek memiliki sikap yang optimis, karena subjek meyakini akan terjadi

hal-hal baik yang bersumber atau berasal dari diri subjek sendiri, yaitu

kebahagiaan orang tua subjek.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini

menjawab teori Seligman (1991) bahwa individu-individu yang memiliki

sifat optimis akan terlihat pada aspek-aspek tertentu, yakni Permanence,

Pervasiveness, dan Personalization. Hasil penelitian ini juga mendukung

penelitian dari Rita Suwartiningsih (1997) bahwa tidak ada perbedaan

peranan istri dalam rumah tangga dilihat dari tingkat pendidikan istri, serta

penelitian Wahyu Setiyono yang menyatakan bahwa Undang-Undang

Perkawinan Tahun 1974 menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender yang

sangat tampak pada suami dan istri dalam rumah tangga.