BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

37
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Bagian dalam pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/ Kondisi awal, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 1. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus 1, pada bagian deskripsi siklus 2 menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 2. 4.1.1. Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten Pati pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten Pati memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 15 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 8 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes,1 Penjaga Sekolah dan 1 operator sekolah 1 guru SBK. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Ronggo 01 mempunyai latar belakang pendidikan S1 kecuali penulis yang juga sebagai pendidik di kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN Ronggo 01kecamatan Jaken Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 21 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya,1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra dan Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Bagian dalam pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub

judul yaitu deskripsi Prasiklus/ Kondisi awal, deskripsi siklus 1, dan deskripsi

siklus 2. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa

termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya

tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang

pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan

tindakan siklus 1. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi

siklus 1, pada bagian deskripsi siklus 2 menguraikan tentang tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari

pelaksanaan tindakan siklus 2.

4.1.1. Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten Pati

pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten

Pati memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 15 orang

diantaranya 1 Kepala Sekolah, 8 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran

PenjasOrkes,1 Penjaga Sekolah dan 1 operator sekolah 1 guru SBK. Seluruh

tenaga pendidik yang mengampu di SDN Ronggo 01 mempunyai latar belakang

pendidikan S1 kecuali penulis yang juga sebagai pendidik di kelas 4 SDN Ronggo

01 kecamatan Jaken kabupaten Pati. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah

siswa kelas 4 SDN Ronggo 01kecamatan Jaken Kabupaten Pati Semester I

Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 21 siswa pada pembelajaran IPA

dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur

panca indra dengan fungsinya,1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca

indra dan Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur

2

bagian tumbuhan dengan fungsinya.. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo

01 kecamatan Jaken Kabupaten Pati diampu oleh guru kelas 4 sekaligus

penulis . Muhammad Hadi mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di

kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran

masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Muhammad Hadai

merupakan Diploma Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Beliau menempuh

pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam

hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten

dalambidangnya tersebut.Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih

dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi.

Observasi dilakukan pada hari rabu tanggal 3 agustus 2016, dengan

mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan

siswa kelas 4 di SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil

pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang

muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah

terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata

pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari

guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran

IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses

belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang

menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA,

kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat

terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku

dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan

materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan

cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.

Keadaan semacam ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu

mendominasi di setiap proses belajar mengajar. Dominasi guru di dalam

kegiatan pembelajaran ini juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya

hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ronggo 01 Jaken

Kabupaten Pati, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang

3

mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih

kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran atau

belum menerapkan variasi model pembelajaran yang mampu menumbuhkan

ketertarikan atau antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman

menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah yang dianggap lebih praktis.

Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan

guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk

menerima semua materi yang guru sampaikan, guru menganggap ceramah sudah

merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada

siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di

sini guru cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat

memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk

membangun konsep tentang materi yang dipelajari. Beberapa faktor tersebut

menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN

Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati, hambatan-hambatan yang muncul tersebut

menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif

sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa

cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan

pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan

oleh guru.

Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata

pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70).

Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN Ronggo 01 Jaken

Kabupaten Pati yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran

IPA.Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas SDN Ronggo 01 Jaken

Kabupaten Pati sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata

pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati semester 1

tahun 2016/2017. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

4

Tabel 4.1Distribusi frekuensi Nilai IPA Prasiklus

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori1 90 – 99 1 4,76 % Baik Sekali2 80 – 89 4 19,04 % Baik3 70 – 79 1 4,76 % Cukup4 60 – 69 4 19,,04 % Kurang5 50 – 59 11 52,38 % Kurang Sekali

Jumlah siswa 21 100 %Nilai Rata- Rata 63,90

Nilai Tertinggi 92Nilai Terendah 50

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA

dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih

rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa

masih memperoleh nilai dibawah KKM 70. Sebanyak 15 siswa dari total

keseluruhan siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada

6 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 70. Dari

tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 50-59

sejumlah 11 siswa dengan persentase 52,38 % dari jumlah keseluruhan

siswa, rentang nilai 60-69 sejumlah 4 siswa dengan persentase 19,04 % dari

jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-79 sejumlah 1 siswa dengan

persentase 4,76 % dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 80-89

sejumlah 4 siswa dengan persentase 19,04 % dari jumlah keseluruhan siswa,

dan rentang nilai 90-99 sejumlah 1 orang siswa dengan persentase 4,76 %

dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus)

nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 50 (Untuk

daftar nilai ulangan harian IPA semester II dapat dilihat pada

5

lampiran ).Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai

berikut:

Gambar 4.1Nilai IPA Prasiklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil

perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk

tabel 4.2. sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Frekuensi Hasil Belajar Kondisi Awal

No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket

1 < 70 15 71,43 % Belum tuntas

2 > 70 6 28,57 % Tuntas

Jumlah 21 100%

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat

diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM ≥70) sejumlah 15 siswa atau 71,43 % dari total keseluruhan

siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

sebanyak 6 siswa dengan persentase 28,57 % dari total keseluruhan siswa.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang

telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah

siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar

siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut.

Gambar 4.2

Hasil Ketuntasan Nilai Prasiklus

6

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan

nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken

kabupaten Pati maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran

IPA dengan menerapkan model pembelajaran make a match , sebagai upaya

untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.

4.1.2. Deskripsi Siklus 1

Pada sub unit deskripsi siklus 1 ini, akan menguraikan tentang tahap

perencanan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada

siklus 1. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini dibagi menjadi tiga kali

pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama du kali 35 menit.

4.1.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan

oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan

pembelajaran dengan model Examples non examples meliputi penyusunan RPP

dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan

dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada

pertemuan terakhir di setiap siklusnya.

Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b

dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang

dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan

pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar

kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia

dengan fungsinya,seta pemeliharaannya, (KD) mendeskripsikan hubungan antara

struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan

indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Tindakan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan

yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan

berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 1 terdiri dari

tiga perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

7

1) Pertemuan pertama

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film,

animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan

menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi

peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti

menginformasikan tentang indera manusia menggunakan model Examples non

examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya

jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok

untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling

melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami

kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa

lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan

peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

2) Pertemuan ke Dua

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film,

animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan

animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti

melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam

tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti

berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok

mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok

dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

3).Pertemuan ke Tiga

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang

berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan

gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat

pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum

memahami materi. Peneliti membegikan tes evaluasi kepada siswa untuk

dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi

8

untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I . Peneliti

menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda,peneliti

mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi,

peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2

jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I adalah:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Agustus

2016 pukul 07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu

bapak Sumardi guru kelas 4b untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa

dengan menerapkan pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran

IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yaitu

berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa

dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom skor yang di sediakan.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. Peneliti juga

mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa

gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar

dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti

menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar,

9

indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD

proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan

model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan

tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.

b. Elaborasi

Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan

siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan

cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi

jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili

oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi

tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan

pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4

SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.3Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 1

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :

a. Elaborasib. Eksplorasic. Konfirmasi

29 22

3. Kegiatan akhir 3 2Jumlah 36 27

10

Persentase 75,00%Kategori Cukup

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus I

diperoleh jumlah skor 27 dengan skor maksimal 36, dan persentase 75,00%,

sehingga termasuk kategori cukup. Walaupun pada siklus 1 aktivitas guru cukup,

masih terdapat 9 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini

sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-

100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam

kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk

dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 9 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak

siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa

yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa

belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru

mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah

siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari

kartu pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru

berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang

didapatnya, justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan

baikAktivitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama

sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan

aktivitas siswa

pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai

indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk

mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran

Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo

Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model

Examples non examples. Observasi keaktifan siswa siklus 1 pertemuan 1

11

dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN

Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 22. Kegiatan inti :

8 73. Kegiatan akhir 2 2

Jumlah 14 11Persentase 78,57%Kategori Cukup

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

11 yang di persentasekan menjadi 78,57%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan pertama termasuk dalam kategori cukup. Hal ini sesuai

dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%

termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori

baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam

kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak

siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa

yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa

belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru

12

mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah

siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan

teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam

berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan

pertama sudah

mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas

siswa pada pelaksanaan tindakan siklus pertemuan pertama belum

mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.

2) Pertemuan ke Dua

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertemuan ke dua dilaksanakan pada

hari

selasa tanggal 16 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu

2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari

tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan

pertama mengenai alat indra manusia dan fungsinya. .

a. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga

mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.

b.Kegiatan Inti (50 menit)

1.Eksplorasi

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang

berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan

gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat

pembelajaran.Peneliti menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat,

indera pendengar, indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan

13

menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang

disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio

visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami

materi.

c. Elaborasi

Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan

siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan

cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi

jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili

oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi

tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan

pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4

SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.5Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :

d. Elaborasie. Eksplorasif. Konfirmasi

29 24

3. Kegiatan akhir 3 2

14

Jumlah 36 29Persentase 80,55%Kategori Baik

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 1

pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 29 dengan skor maksimal 36, dan

persentase 80,55%, sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus

I1pertemuan kedua aktivitas guru cukup, masih terdapat 7 indikator yang masih

perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan

oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik,

80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori

cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59%

termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 7 indikator yang belum

dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan

penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri

saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang

mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa belum mengerti

dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru mengajukan

pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang

menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari kartu

pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru berdiskusi

dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang didapatnya,

justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan baikAktivitas

guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua sudah mencapai

indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas siswa pada

pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai indikator

kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk mengetahui lebih

jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama

pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran

Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo

Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model

Examples non examples. Observasi keaktifan siswa siklus 1 pertemuan kedua

15

dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN

Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :

8 73. Kegiatan akhir 2 2

Jumlah 14 12Persentase 85,71%Kategori Baik

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai

dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%

termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori

baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam

kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak

siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa

yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa

16

belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru

mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah

siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan

teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam

berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan

kedua sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. . Untuk

mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran….

3). Pertemuan ke Tiga

Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 1 yang dilaksanakan pada hari

kamis tanggal 18 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan

siklus 1 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan

perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada

siklus I.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal

pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada

pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari

pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual

untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk

bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan

tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk

siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada

siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa

mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab

oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi

secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir

4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 1

17

Hasil tindakan pada siklus 1 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil

belajar

IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan

penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

oleh peneliti.

1) Hasil Belajar IPA

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 dengan

menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

selesai, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar

yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau

belum mencapai KKM. Hasil belajar IPA siklus 1 disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori1 90 – 99 2 9,52 % Baik Sekali2 80 – 89 6 28,57 % Baik3 70 – 79 10 47,61 % Cukup4 60 – 69 3 14,28 % Kurang5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali

Jumlah siswa 21 100 %Nilai Rata- Rata 77,23

Nilai Tertinggi 92Nilai Terendah 62

Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat

nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69

sejumlah 3 siswa dengan persentase 14,28%, nilai antara 70-79 sejumlah 10

siswa dengan persentase 47,61%, nilai antara 80-89 sejumlah 6 siswa dengan

persentase 28,57%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 2 siswa

dengan persentase 9,52%. Dari hasil belajar siswa siklus 1 nilai tertinggi yang

18

diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 62 . Untuk mengetahui lebih

jelasnya hasil belajar siswa siklus 1 pada tabel 4.6 digambarkan dalam diagram

batang, seperti gambar 4.6.

Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar

siswa siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7.

Tabel 4.8Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No.

Ketuntasan Belajar NilaiJumlah Siswa

Frekuensi Persentase(%)1. Tuntas ≥ 70 18 85,71%2. Tidak Tuntas < 70 3 14,29%

Jumlah 21 100%Rata-rata 77,23

Nilai tertinggi 92Nilai terendah 52

Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang

memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 3

siswa atau 14,29%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria ketuntasan Minimal

sebanyak 18 siswa dengan persentase 85,71%. Hasil belajar siswa siklus 1 nilai

rata-ratanya 77,23, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 62. Ketuntasan hasil

belajar siswa siklus I pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:

Gambar 4.4Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

19

Berdasarkan gambar 4.4 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa

siklus 1 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu

media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar

siswa yang diperoleh pada kondisi awal. Pada siklus 1 ada 18 siswa yang

mencapai KKM atau 85,71% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media

audio visual yaitu ≥ 85,71% siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil.

Untuk lebih meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan model

pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual maka

penelitian dilanjutkan siklus 2.

4.1.2.4 Refleksi Siklus 1

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 baik pertemuan

pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi

terhadap keseluruhan proses pembelajaran ayng telah dilakukan. Refleksi

dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan

pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan-hambatan yang

dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah

dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana

kegiatan pada siklus 2.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran

Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1 masih banyak

kendala. Kendala tersebut antara lain:

1. Guru

a) Guru belum memeriksa kesiapan siswa.

b) Guru belum mengaitkan dengan realitas kehidupan.

c) Guru melum memberi keteladanan, membangun kemauan dan

mengembangkan kreativitas siswa.

d) Ketika menyampaikan materi belum memadukan materi dengan sempurna.

e) Guru belum melaksanakan pembelajaran secara runtut

20

f) Guru belum melaksanakan pembelajaran bersifat kontektual

g) Guru belum membagi kelompok diskusi dengan baik, terlalu banyak

anggota kelompok.

h) Guru belum menunjukkan hubungan pribadi yang kondusif.

i) Guru belum membantu kemajuan belajar siswa

j) Guru belum melaksanakan tindak lanjut dengan baik.

2. Siswa

a) Siswa belum siap dalam menerima materi dengan baik.

b) Siswa masih ada yang kurang dalam mengamati materi yang disampaikan.

c) Siswa masih ada yang memahami tujuan dari pembelajaran.

. Untuk mengatasi kendala pada siklus 1, maka dapat dilakuakn perbaikan

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berjalan lebih baik.

Perbaikan tersebut antara lain:

a) Guru harus memeriksa kesiapan siswa karena dalam pembelajaran ketika

siswa belum siap maka siswa akan kebingungan sendiri

b) Guru harus mengaitkan materi dengan realitas kehidupan karena siswa

akan lebih memahami dengan realita kehidupan siswa misalnya alam

sekitarnya

c) Guru harus memberi ketaladanan meningkatkan kemauan dan kreativitas

siswa, karena akan memajukan pola piker siswa.

d) Guru ketika memadukan pembelajaran dengan baik maka siswa akan

mudah menerima pembelajaran.

e) Guru ketika dalam pembelajaran menyampikan materi secara runtut

maka materi akan mudah diterima siswa dalam memahami isi materi.

f) Dalam menyampiakan materi jika secara kontektual siswa mudah

memahaminya.

g) Dalam pembagian kelompok belajar jika anggotanya terlalu banyak siswa

cenderung akan banyak omong dengan temannya.

h) Guru sebagai pembelajar harus membina hubungan pribadi pembelajaran

secara kondusif

21

i) Guru hendaknya memotivasi dan menumbuh kembangkan kemajuan siswa

dalam belajar.

j) Guru hendaknya melaksanakan tindak lanjut agar siswa mengulang

sendiri, belajar sendiri di rumah maupun di sekolah.

Sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh penulis bahwa

langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil Dari segi hasil belajar siswa

persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dibandingkan dengan hasil

evaluasi pada kondisi awal mengalami peningkatan. Pada kondisi awal yang

diperoleh dari nilai evaluasi IPA hanya ada siswa yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) dengan persentase 28,57%. Sedangkan pada

evaluasi siklus I ada 18 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 85,71 %.

Ini berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sudah mencapai indikator

kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai

KKM. Walaupun pelaksanaan siklus 1 hasil belajarnya sudah baik dengan

presentase ketuntasan mencapai 85,71%, peneliti masih akan meningkatkan lagi

dengan memperbaiki kekurangan pelaksanaan di siklus 1 pada pelaksanaan

kegiatan di siklus 2.

4.1.4 Deskripsi Siklus 2

Pada deskripsi siklus 2 akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan

pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 pertemuan.

4.1.4.1 Perencanaan Tindakan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan

oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan

pembelajaran dengan model Examples non examples berbantu media audio visual

meliputi perbaikan dari pelaksanaan siklus 1, tanya jawab dengan guru- guru

senior dan teman sebaya serta evaluator, penyusunan RPP dan segala sesuatu yang

menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk

22

perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap

siklusnya.

Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b

dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang

dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan

pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar

kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dan

fungsinya serta pemeliharaannya, (KD) Mendeskripsikan hubungan antara

struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan

indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Tindakan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan

yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan

berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 2 terdiri dari

tiga perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

3) Pertemuan pertama

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film,

animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan

menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi

peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti

menginformasikan tentang indra manusia menggunakan model Examples non

examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya

jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang

terdiri 4 kelompok terdiri 4 siswa dan 1 kelompok terdiri 5 siswa untuk

berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan

penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan

pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain

menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti

dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

4) Pertemuan ke Dua

23

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film,

animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan

animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti

melakukan tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam

tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti

berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok

mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok

dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

3).Pertemuan ke Tiga

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang

berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan

gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat

pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum

memahami materi. Peneliti membagikan tes evaluasi kepada siswa untuk

dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi

untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus 2 . Peneliti

menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda.,peneliti

mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi,

peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali

pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2

jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 adalah:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan pada hari sabtu 20 agustus 2016 pukul

07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu bapak

Sumardi guru kelas 4b untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan

24

menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah

disediakan oleh peneliti yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar

observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom

skor yang di sediakan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

2. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga

mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

d. Eksplorasi

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa

gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar

dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti

menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar,

indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD

proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan

model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan

Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi

e. Elaborasi

Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan

siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan

cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi

jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili

oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi

tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan

pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

25

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus I pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4

SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.9Hasil Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 1

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 42. Kegiatan inti :

g. Elaborasih. Eksplorasii. Konfirmasi

29 24

3. Kegiatan akhir 3 3Jumlah 36 31Persentase 86,11%Kategori Baik Sekali

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus

2 diperoleh jumlah skor 31 dengan skor maksimal 36, dan persentase 86,11%,

sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus 2 aktivitas guru baik ,

masih terdapat 5 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini

sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-

100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam

kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk

dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 3 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh guru.

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan

model Examples non examples berbantu media audio visual sudah meningkat

dibandingkan dengan aktivitas pada siklus 1. Guru sudah mengerti jalannya

pelaksanaan pembelajaran model Examples non examples berbantu media audio

26

visual. Untuk data hasil observasi aktivitas guru pada siklus kedua pertemuan

pertama dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.10Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :

a. 8 73. Kegiatan akhir 2 2

Jumlah 14 12Persentase 85,71%Kategori Baik

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

kedua pertemuan pertama termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai

dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%

termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori

baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam

kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 2 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan

materi. Terbukti ketika guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak

sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru

dengan benar.Siswa masih tampak kebingungan dalam berdiskusi. Aktivitas

siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah

mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. Sedangkan aktivitas

siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah

mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.

2) Pertemuan ke Dua

27

Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan ke dua dilaksanakan pada

hari

senin tanggal 22 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu

2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari

tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus 2 pertemuan

pertama mengenai struktur bagian- bagian tumbuhan dan fungsinya serta cara

perawatannya.

a. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga

mengingatkan kembali tentang struktur bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya

serta cara pemeliharaannya.

b.Kegiatan Inti (50 menit)

1.Eksplorasi

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang

berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan

gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat

pembelajaran.Peneliti menginformasikan materi struktur bagian-bagian tumbuhan

beserta fungsinya dan cara perawatannya berupa contoh gambar dan animasi

(daun,bunga, buah, batang,akar) dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa

memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples

non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab

dengan siswa yang belum memahami materi.

f. Elaborasi

Pada kegiatan ini peneliti membagi kelompok yang terdiri 5 kelompok yng terdiri

dari 4 kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 5 orang

dilanjutkan peneliti membagi soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa

dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara

mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya

28

diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah

satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan

atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan

pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan 2 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 2 pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples berbentu media audio visual pada

mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati

dapat dilihat pada tabel 4.9

Tabel 4.11Hasil Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 2

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :

j. Elaborasik. Eksplorasil. Konfirmasi

29 27

3. Kegiatan akhir 3 4Jumlah 36 34Persentase 94,44%Kategori Baik Sekali

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 2

pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 34 dengan skor maksimal 36, dan

persentase 94,44%, sehingga termasuk kategori sangat baik. Walaupun pada

29

siklus 2 pertemuan kedua aktivitas guru sangat baik, masih terdapat 2 indikator

yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman

yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam

kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79%

termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan

yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 2

indikator yang belum terlaksana. Namun dibanding dengan siklus sebelumnya

sudah mengalami peningkatan.

.Hasil observasi terhadap keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan

Jaken Kabupaten Pati pada kegiatan pembelajaran dengan model Examples non

examples berbantu media audio visual siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2

No.

Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item

yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 42. Kegiatan inti :

8 73. Kegiatan akhir 2 2

Jumlah 14 13Persentase 92,85%Kategori Sangat baik

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

13 yang di persentasekan menjadi 92,85%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini

sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-

100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam

30

kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk

dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 1 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

. Saat berdiskusi dengan teman satu kelompok kurang aktif. Aktivitas siswa pada

pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan kedua sudah mencapai indikator

kinerja yakni pada kategori sangat baik. . Untuk mengetahui lebih jelas

mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan

kedua dapat dilihat pada lampiran.

3). Pertemuan ke Tiga

Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 2 yang dilaksanakan pada hari

selasa tanggal 23 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan

siklus 2 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan

perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada

siklus 2.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal

pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada

pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari

pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual

untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk

bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan

tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk

siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada

siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa

mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab

oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi

secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.

4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 2

Hasil tindakan pada siklus 2 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil

belajar

31

IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan

penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

oleh peneliti.

1) Hasil Belajar IPA

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dengan

menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

selesai, peneliti memberikan tes tertulis kepada siswa dengan bentuk soal pilihan

ganda sejumlah 25 soal.Tes diberikan kepada siswa pada akhir siklus 2 yaitu

pada pertemuan ke tiga.

Berikut disajikan table distribusi mengenai hasil belajar siswa kelas 4 siklus 2.

Tabel 4.13Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 2

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori1 90 – 99 4 19,05 % Baik Sekali2 80 – 89 12 57,14 % Baik3 70 – 79 5 23,81 % Cukup4 60 – 69 0 0 % Kurang5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali

Jumlah siswa 100 %Nilai Rata- Rata 83,62

Nilai Tertinggi 96Nilai Terendah 72

32

Berdasarkan tabel 4.13 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat

nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69

sejumlah 0 siswa dengan persentase 0%, nilai antara 70-79 sejumlah 5 siswa

dengan persentase 23,81%, nilai antara 80-89 sejumlah 12 siswa dengan

persentase 57,14%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 4 siswa

dengan persentase 19,05%. Dari hasil belajar siswa siklus 2 nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 96 dan nilai terendah 72 . Untuk mengetahui lebih

jelasnya hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.13 digambarkan dalam diagram

batang, seperti gambar 4.5.

Gambar 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar

siswa siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14.

Tabel 4.14Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2

No.

Ketuntasan Belajar NilaiJumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 70 21 100%2. Tidak Tuntas < 70 0 0%

Jumlah 21 100%Rata-rata 83,62

Nilai tertinggi 96Nilai terendah 72

Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 dapat diketahui bahwa siswa yang

memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 0

siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria ketuntasan Minimal

sebanyak 21 siswa dengan persentase 100%. Hasil belajar siswa siklus 2 nilai

33

rata-ratanya 83,62 nilai tertinggi 96, dan nilai terendah 72. Ketuntasan hasil

belajar siswa siklus 2 pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:

Gambar 4.6Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.14 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa

siklus 2 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu

media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar

siswa yang diperoleh pada kondisi siklus 1. Pada siklus 2 ada 21 siswa yang

mencapai KKM atau 100% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan

bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media

audio visual yaitu 100 % siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil.

4.1.4.4 Refleksi Siklus 2

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan maka

peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapakan model

pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dengan baik.

Proses pembelajaran denagn menerapkan Examples non examples berbantu media

audio visual dapat membuat siswa benar-benar aktif dalam mengamati dan

memahami materi yang di sampaikan. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA

yang diperoleh siswa pada siklus 2 dengan KKM ≥ 70 dari 21 siswa, semua siswa

sudah tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 83,62. Hal ini menunjukkan

bahwa, hasil belajar IPA siswa sudah mencapai indikator kenerja yang sudah

ditetapkan penulis yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM

Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio

visual pada siklus 2 diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

1. langkah-langkah pembelajaran Examples non examples berbantu media audio

visual sudah dilaksanakan dengan baik dan runtut oleh guru.

34

2. Guru sudah tidak bingung lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

Examples non examples berbantu media audio visual sehingga pembelajaarn

berjalan dengan lancar.

3. Guru mengawasi pembelajaran siswa dan membimbing siswa dengan baik saat

pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

berlangsung.

4. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaarn dengan

penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual.

5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA mengalami peningkatan

4.1.5 Hasil Analisis Data

Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis data prasiklus, siklus 1,

dan siklus 2 mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo kecamatan

Jaken Kabupaten Pati.

4.1.5.1 Hasil Belajar IPA

Pada kondisi awal atau prasiklus, hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo

kecamatan Jaken Kabupaten Pati, masih banyak siswa yang memperoleh nilai di

bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70). Hanya ada 6 siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM atau dengan persentase 28,57% dan 15 siswa

dengan persentase 71,43% belum mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang

diperoleh pada prasiklus adalah 63,90 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah

50. Setelah diterapkannya pembelajaran Examples non examples berbantu media

audio visual pada mata pelajaran IPA, hasil belajar IPA mengalami peningkatan,

pada siklus 1 ada 18 siswa dengan persentase 85,71% yang mencapai KKM dan 3

siswa dengan persentase 14,29% belum mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar

yang diperoleh pada siklus 1 meningkat menjadi 77,23 dengan nilai tertinggi 92

dan nilai terendah 62. Pada siklus 2 hasil belajar mengalami peningkatan. Jumlah

siswa yang mencapai KKM ada 21 siswa dengan persentase 100% dan tidak ada

siswa yang tidak mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada

siklus 2 adalah 83,62 dengan niali tertinggi 96 dan nilai terendah 72.

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal atau prasiklus,

siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.13.

35

Tabel 4.15Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Kategori NilaiPrasiklus Siklus 1 Siklus 2

JmlSiswa

Persentase(%)

JmlSiswa

Persentase(%)

JmlSiswa

Persentase(%)

Tidak tuntas <70 15 71,43% 3 14,29% 0 0%Tuntas ≥70 6 28,57% 18 85,71% 21 100%Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%Rata-rata 63,90 77,23 83,62Nilai tertinggi 92 92 96Nilai Terendah 50 62 72

Berdasarkan tabel 4.15 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA

prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami

peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 6 siswa yang mencapai KKM

dengan persentase 28,57%. Setelah dikenai tindakan pada siklus 1, jumlah siswa

yang mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 18 siswa denagn

persentase 85,71%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM

meningkat menjadi 21 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya

mengenai perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1,

dan siklus 2, maka dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.15Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar

Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Perolehan rata-rata hasil belajar tiap siklus juga mengalami peningkatan. Pada

prasiklus, perolehan rata-rata hasil belajar adalah 61,09, setelah dilaksanakan

siklus I rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 77,23. Setelah dilaksanakan

siklus 2 rata-rata hasil belajar meningkat lagi menjadai 83,62. Berikut disajikan

gambar mengenai perbandingan rata-rata hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1, dan

siklus 2.

36

Gambar 4.8Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

4.2 Pembahasan

Data yang telah dipaparkan oleh peneliti mulai dari data pra siklus atau data

kondisi awal sebelum diterapkannya suatu model pembelajaran Examples non

examples berbantu media audio visual sampai setelah diterapkannya model

pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1

dan siklus 2. Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dapat

meningkatkan hasil belajar IPA. Pada kondisi awal sebelum diterapkannya

pembelajaran Examples non examples berbantu media audiovisual perolehan hasil

belajar sebelum tindakan, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan minimal

(KKM ≥70) hanya ada 6 siswa atau dengan persentase 28,57%. Rata-rata yang

diperoleh dari hasil belajar sebelum tindakan adalah 63,90. Kemudian setelah

dilakukan pembelajaran siklus 1, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat

menjadi 18 siswa dengan persentase 85,71%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil

belajar siklus 1 adalah sebesar 77,23.

Pada pembelajaran siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah

sebesar 21 siswa dengan persentasi 100%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil

belajar pada siklus 2 adalah sebesar 83,62. Penelitian yang dilaksanakan pada

37

siklus 2 seluruhnya sudah mencapai indikator kinerja. Indikator kinerja dari hasil

belajar, peneliti menetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran model

Examples non examples berbantu media audio visual dikatakan berhasil jika

minimal 100% siswa mencapai KKM. Hasil belajar pada siklus 1 sudah mencapai

indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu minimal 70% siswa sudah

mencapai KKM, sedangkan pada siklus 2 hasil belajar siswa sudah sesuai dengan

indikator yang ditetapkan peneliti yaitu 100% siswa sudah mencapai KKM

Adapun kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya

antara lain: (1) melatih siswa berpikir mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif,

dan produktif, (2) mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati

(demokrasi), (3) memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4)

menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa, (4) model pembelajaran

Examples non examples berbantu media audio visual hasil belajar siswa 100%

tuntas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4. Hal ini di dibuktikan dengan

peningkatan nilai perolehan siswa dari kondisi pra siklus ( kondisi awal), siklus 1

dan siklus 2. Pada kondisi awal hanya ada 6 siswa yang tuntas dalam KKM yaitu

sebesar 28,57% dan yang belum tuntas ada 15 siswa atau sebesar 71,43%. Pada

siklus 1 ada 18 siswa yang tuntas dalam KKM atau sebesar 85,71% dan yang

belum tuntas ada 3 siswa atau sebesar 14,29%, sedangkan pada siklus 2 ada 21

siswa yang tuntas dalam KKM sebesar 100%, dan yang belum tuntas dalam KKM

tidak ada satupun siswa atau sebesar 0%. Dari analisis data tersebut dapat

disimpulkan bahwa penerapan model Examples non examples berbantu media

audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4.