1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Bagian dalam pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub
judul yaitu deskripsi Prasiklus/ Kondisi awal, deskripsi siklus 1, dan deskripsi
siklus 2. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa
termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya
tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang
pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan
tindakan siklus 1. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi
siklus 1, pada bagian deskripsi siklus 2 menguraikan tentang tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari
pelaksanaan tindakan siklus 2.
4.1.1. Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan di SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten Pati
pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. SDN Ronggo 01 Jaken kabupaten
Pati memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 15 orang
diantaranya 1 Kepala Sekolah, 8 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran
PenjasOrkes,1 Penjaga Sekolah dan 1 operator sekolah 1 guru SBK. Seluruh
tenaga pendidik yang mengampu di SDN Ronggo 01 mempunyai latar belakang
pendidikan S1 kecuali penulis yang juga sebagai pendidik di kelas 4 SDN Ronggo
01 kecamatan Jaken kabupaten Pati. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah
siswa kelas 4 SDN Ronggo 01kecamatan Jaken Kabupaten Pati Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 21 siswa pada pembelajaran IPA
dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 Mendeskripsikan hubungan antara struktur
panca indra dengan fungsinya,1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca
indra dan Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur
2
bagian tumbuhan dengan fungsinya.. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo
01 kecamatan Jaken Kabupaten Pati diampu oleh guru kelas 4 sekaligus
penulis . Muhammad Hadi mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di
kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran
masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Muhammad Hadai
merupakan Diploma Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Beliau menempuh
pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam
hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten
dalambidangnya tersebut.Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih
dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi.
Observasi dilakukan pada hari rabu tanggal 3 agustus 2016, dengan
mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
siswa kelas 4 di SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang
muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah
terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata
pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari
guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran
IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses
belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang
menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA,
kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat
terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku
dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan
materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan
cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.
Keadaan semacam ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu
mendominasi di setiap proses belajar mengajar. Dominasi guru di dalam
kegiatan pembelajaran ini juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya
hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Ronggo 01 Jaken
Kabupaten Pati, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang
3
mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih
kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran atau
belum menerapkan variasi model pembelajaran yang mampu menumbuhkan
ketertarikan atau antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman
menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah yang dianggap lebih praktis.
Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan
guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk
menerima semua materi yang guru sampaikan, guru menganggap ceramah sudah
merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada
siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di
sini guru cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat
memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk
membangun konsep tentang materi yang dipelajari. Beberapa faktor tersebut
menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN
Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati, hambatan-hambatan yang muncul tersebut
menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif
sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa
cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan
pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan
oleh guru.
Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata
pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70).
Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN Ronggo 01 Jaken
Kabupaten Pati yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran
IPA.Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas SDN Ronggo 01 Jaken
Kabupaten Pati sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata
pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati semester 1
tahun 2016/2017. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
4
Tabel 4.1Distribusi frekuensi Nilai IPA Prasiklus
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori1 90 – 99 1 4,76 % Baik Sekali2 80 – 89 4 19,04 % Baik3 70 – 79 1 4,76 % Cukup4 60 – 69 4 19,,04 % Kurang5 50 – 59 11 52,38 % Kurang Sekali
Jumlah siswa 21 100 %Nilai Rata- Rata 63,90
Nilai Tertinggi 92Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA
dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih
rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa
masih memperoleh nilai dibawah KKM 70. Sebanyak 15 siswa dari total
keseluruhan siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada
6 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 70. Dari
tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 50-59
sejumlah 11 siswa dengan persentase 52,38 % dari jumlah keseluruhan
siswa, rentang nilai 60-69 sejumlah 4 siswa dengan persentase 19,04 % dari
jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-79 sejumlah 1 siswa dengan
persentase 4,76 % dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 80-89
sejumlah 4 siswa dengan persentase 19,04 % dari jumlah keseluruhan siswa,
dan rentang nilai 90-99 sejumlah 1 orang siswa dengan persentase 4,76 %
dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus)
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 50 (Untuk
daftar nilai ulangan harian IPA semester II dapat dilihat pada
5
lampiran ).Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai
berikut:
Gambar 4.1Nilai IPA Prasiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil
perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk
tabel 4.2. sebagai berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Frekuensi Hasil Belajar Kondisi Awal
No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket
1 < 70 15 71,43 % Belum tuntas
2 > 70 6 28,57 % Tuntas
Jumlah 21 100%
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat
diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ≥70) sejumlah 15 siswa atau 71,43 % dari total keseluruhan
siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
sebanyak 6 siswa dengan persentase 28,57 % dari total keseluruhan siswa.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang
telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah
siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar
siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Hasil Ketuntasan Nilai Prasiklus
6
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan
nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken
kabupaten Pati maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran
IPA dengan menerapkan model pembelajaran make a match , sebagai upaya
untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.
4.1.2. Deskripsi Siklus 1
Pada sub unit deskripsi siklus 1 ini, akan menguraikan tentang tahap
perencanan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada
siklus 1. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini dibagi menjadi tiga kali
pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama du kali 35 menit.
4.1.2.1 Perencanaan Tindakan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model Examples non examples meliputi penyusunan RPP
dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada
pertemuan terakhir di setiap siklusnya.
Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b
dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang
dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar
kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia
dengan fungsinya,seta pemeliharaannya, (KD) mendeskripsikan hubungan antara
struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan
indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Tindakan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan
berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 1 terdiri dari
tiga perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
7
1) Pertemuan pertama
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film,
animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan
menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi
peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti
menginformasikan tentang indera manusia menggunakan model Examples non
examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya
jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok
untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling
melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami
kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa
lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan
peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.
2) Pertemuan ke Dua
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film,
animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan
animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti
melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam
tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti
berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok
mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok
dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.
3).Pertemuan ke Tiga
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang
berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan
gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat
pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum
memahami materi. Peneliti membegikan tes evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi
8
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I . Peneliti
menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda,peneliti
mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi,
peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2
jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I adalah:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Agustus
2016 pukul 07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu
bapak Sumardi guru kelas 4b untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa
dengan menerapkan pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran
IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yaitu
berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa
dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom skor yang di sediakan.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. Peneliti juga
mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa
gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar
dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti
menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar,
9
indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD
proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan
model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan
tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.
b. Elaborasi
Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan
siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan
cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi
jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili
oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi
tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan
pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4
SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.3Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 1
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :
a. Elaborasib. Eksplorasic. Konfirmasi
29 22
3. Kegiatan akhir 3 2Jumlah 36 27
10
Persentase 75,00%Kategori Cukup
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus I
diperoleh jumlah skor 27 dengan skor maksimal 36, dan persentase 75,00%,
sehingga termasuk kategori cukup. Walaupun pada siklus 1 aktivitas guru cukup,
masih terdapat 9 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini
sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-
100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam
kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk
dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 9 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak
siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa
yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa
belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru
mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah
siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari
kartu pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru
berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang
didapatnya, justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan
baikAktivitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama
sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan
aktivitas siswa
pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai
indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran
Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo
Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model
Examples non examples. Observasi keaktifan siswa siklus 1 pertemuan 1
11
dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN
Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 22. Kegiatan inti :
8 73. Kegiatan akhir 2 2
Jumlah 14 11Persentase 78,57%Kategori Cukup
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
11 yang di persentasekan menjadi 78,57%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan pertama termasuk dalam kategori cukup. Hal ini sesuai
dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%
termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori
baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam
kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak
siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa
yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa
belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru
12
mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah
siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan
teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam
berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan
pertama sudah
mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus pertemuan pertama belum
mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.
2) Pertemuan ke Dua
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertemuan ke dua dilaksanakan pada
hari
selasa tanggal 16 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu
2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari
tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan
pertama mengenai alat indra manusia dan fungsinya. .
a. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga
mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.
b.Kegiatan Inti (50 menit)
1.Eksplorasi
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang
berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan
gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat
pembelajaran.Peneliti menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat,
indera pendengar, indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan
13
menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang
disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio
visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami
materi.
c. Elaborasi
Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan
siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan
cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi
jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili
oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi
tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan
pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4
SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.5Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :
d. Elaborasie. Eksplorasif. Konfirmasi
29 24
3. Kegiatan akhir 3 2
14
Jumlah 36 29Persentase 80,55%Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 1
pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 29 dengan skor maksimal 36, dan
persentase 80,55%, sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus
I1pertemuan kedua aktivitas guru cukup, masih terdapat 7 indikator yang masih
perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan
oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik,
80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori
cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59%
termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 7 indikator yang belum
dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan
penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri
saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang
mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa belum mengerti
dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru mengajukan
pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang
menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari kartu
pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru berdiskusi
dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang didapatnya,
justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan baikAktivitas
guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua sudah mencapai
indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas siswa pada
pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai indikator
kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk mengetahui lebih
jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama
pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran
Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo
Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model
Examples non examples. Observasi keaktifan siswa siklus 1 pertemuan kedua
15
dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN
Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :
8 73. Kegiatan akhir 2 2
Jumlah 14 12Persentase 85,71%Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai
dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%
termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori
baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam
kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak
siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa
yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa
16
belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru
mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah
siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan
teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam
berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan
kedua sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. . Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran….
3). Pertemuan ke Tiga
Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 1 yang dilaksanakan pada hari
kamis tanggal 18 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan
siklus 1 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan
perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada
siklus I.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal
pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari
pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual
untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk
bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan
tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk
siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada
siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa
mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab
oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir
4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 1
17
Hasil tindakan pada siklus 1 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil
belajar
IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan
penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
oleh peneliti.
1) Hasil Belajar IPA
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 dengan
menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
selesai, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar
yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau
belum mencapai KKM. Hasil belajar IPA siklus 1 disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori1 90 – 99 2 9,52 % Baik Sekali2 80 – 89 6 28,57 % Baik3 70 – 79 10 47,61 % Cukup4 60 – 69 3 14,28 % Kurang5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali
Jumlah siswa 21 100 %Nilai Rata- Rata 77,23
Nilai Tertinggi 92Nilai Terendah 62
Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69
sejumlah 3 siswa dengan persentase 14,28%, nilai antara 70-79 sejumlah 10
siswa dengan persentase 47,61%, nilai antara 80-89 sejumlah 6 siswa dengan
persentase 28,57%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 2 siswa
dengan persentase 9,52%. Dari hasil belajar siswa siklus 1 nilai tertinggi yang
18
diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 62 . Untuk mengetahui lebih
jelasnya hasil belajar siswa siklus 1 pada tabel 4.6 digambarkan dalam diagram
batang, seperti gambar 4.6.
Gambar 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar
siswa siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7.
Tabel 4.8Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No.
Ketuntasan Belajar NilaiJumlah Siswa
Frekuensi Persentase(%)1. Tuntas ≥ 70 18 85,71%2. Tidak Tuntas < 70 3 14,29%
Jumlah 21 100%Rata-rata 77,23
Nilai tertinggi 92Nilai terendah 52
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 3
siswa atau 14,29%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria ketuntasan Minimal
sebanyak 18 siswa dengan persentase 85,71%. Hasil belajar siswa siklus 1 nilai
rata-ratanya 77,23, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 62. Ketuntasan hasil
belajar siswa siklus I pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:
Gambar 4.4Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1
19
Berdasarkan gambar 4.4 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa
siklus 1 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu
media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar
siswa yang diperoleh pada kondisi awal. Pada siklus 1 ada 18 siswa yang
mencapai KKM atau 85,71% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media
audio visual yaitu ≥ 85,71% siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil.
Untuk lebih meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan model
pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual maka
penelitian dilanjutkan siklus 2.
4.1.2.4 Refleksi Siklus 1
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 baik pertemuan
pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi
terhadap keseluruhan proses pembelajaran ayng telah dilakukan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan
pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan-hambatan yang
dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah
dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah
ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana
kegiatan pada siklus 2.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran
Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1 masih banyak
kendala. Kendala tersebut antara lain:
1. Guru
a) Guru belum memeriksa kesiapan siswa.
b) Guru belum mengaitkan dengan realitas kehidupan.
c) Guru melum memberi keteladanan, membangun kemauan dan
mengembangkan kreativitas siswa.
d) Ketika menyampaikan materi belum memadukan materi dengan sempurna.
e) Guru belum melaksanakan pembelajaran secara runtut
20
f) Guru belum melaksanakan pembelajaran bersifat kontektual
g) Guru belum membagi kelompok diskusi dengan baik, terlalu banyak
anggota kelompok.
h) Guru belum menunjukkan hubungan pribadi yang kondusif.
i) Guru belum membantu kemajuan belajar siswa
j) Guru belum melaksanakan tindak lanjut dengan baik.
2. Siswa
a) Siswa belum siap dalam menerima materi dengan baik.
b) Siswa masih ada yang kurang dalam mengamati materi yang disampaikan.
c) Siswa masih ada yang memahami tujuan dari pembelajaran.
. Untuk mengatasi kendala pada siklus 1, maka dapat dilakuakn perbaikan
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berjalan lebih baik.
Perbaikan tersebut antara lain:
a) Guru harus memeriksa kesiapan siswa karena dalam pembelajaran ketika
siswa belum siap maka siswa akan kebingungan sendiri
b) Guru harus mengaitkan materi dengan realitas kehidupan karena siswa
akan lebih memahami dengan realita kehidupan siswa misalnya alam
sekitarnya
c) Guru harus memberi ketaladanan meningkatkan kemauan dan kreativitas
siswa, karena akan memajukan pola piker siswa.
d) Guru ketika memadukan pembelajaran dengan baik maka siswa akan
mudah menerima pembelajaran.
e) Guru ketika dalam pembelajaran menyampikan materi secara runtut
maka materi akan mudah diterima siswa dalam memahami isi materi.
f) Dalam menyampiakan materi jika secara kontektual siswa mudah
memahaminya.
g) Dalam pembagian kelompok belajar jika anggotanya terlalu banyak siswa
cenderung akan banyak omong dengan temannya.
h) Guru sebagai pembelajar harus membina hubungan pribadi pembelajaran
secara kondusif
21
i) Guru hendaknya memotivasi dan menumbuh kembangkan kemajuan siswa
dalam belajar.
j) Guru hendaknya melaksanakan tindak lanjut agar siswa mengulang
sendiri, belajar sendiri di rumah maupun di sekolah.
Sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh penulis bahwa
langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil Dari segi hasil belajar siswa
persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dibandingkan dengan hasil
evaluasi pada kondisi awal mengalami peningkatan. Pada kondisi awal yang
diperoleh dari nilai evaluasi IPA hanya ada siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) dengan persentase 28,57%. Sedangkan pada
evaluasi siklus I ada 18 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 85,71 %.
Ini berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sudah mencapai indikator
kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai
KKM. Walaupun pelaksanaan siklus 1 hasil belajarnya sudah baik dengan
presentase ketuntasan mencapai 85,71%, peneliti masih akan meningkatkan lagi
dengan memperbaiki kekurangan pelaksanaan di siklus 1 pada pelaksanaan
kegiatan di siklus 2.
4.1.4 Deskripsi Siklus 2
Pada deskripsi siklus 2 akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 pertemuan.
4.1.4.1 Perencanaan Tindakan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan
oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran dengan model Examples non examples berbantu media audio visual
meliputi perbaikan dari pelaksanaan siklus 1, tanya jawab dengan guru- guru
senior dan teman sebaya serta evaluator, penyusunan RPP dan segala sesuatu yang
menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk
22
perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap
siklusnya.
Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b
dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang
dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar
kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dan
fungsinya serta pemeliharaannya, (KD) Mendeskripsikan hubungan antara
struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan
indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Tindakan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan
yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan
berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 2 terdiri dari
tiga perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
3) Pertemuan pertama
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film,
animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan
menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi
peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti
menginformasikan tentang indra manusia menggunakan model Examples non
examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya
jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang
terdiri 4 kelompok terdiri 4 siswa dan 1 kelompok terdiri 5 siswa untuk
berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan
penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan
pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain
menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti
dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.
4) Pertemuan ke Dua
23
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film,
animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan
animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti
melakukan tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam
tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti
berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok
mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok
dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.
3).Pertemuan ke Tiga
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang
berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan
gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat
pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum
memahami materi. Peneliti membagikan tes evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus 2 . Peneliti
menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda.,peneliti
mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi,
peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.
4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2
jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 adalah:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama siklus 2 dilaksanakan pada hari sabtu 20 agustus 2016 pukul
07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu bapak
Sumardi guru kelas 4b untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan
24
menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah
disediakan oleh peneliti yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar
observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom
skor yang di sediakan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
2. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga
mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
d. Eksplorasi
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa
gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar
dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti
menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar,
indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD
proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan
model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan
Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi
e. Elaborasi
Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan
siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan
cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi
jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili
oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi
tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan
pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.
25
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus I pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4
SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.9Hasil Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 1
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 42. Kegiatan inti :
g. Elaborasih. Eksplorasii. Konfirmasi
29 24
3. Kegiatan akhir 3 3Jumlah 36 31Persentase 86,11%Kategori Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus
2 diperoleh jumlah skor 31 dengan skor maksimal 36, dan persentase 86,11%,
sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus 2 aktivitas guru baik ,
masih terdapat 5 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini
sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-
100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam
kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk
dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 3 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh guru.
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan
model Examples non examples berbantu media audio visual sudah meningkat
dibandingkan dengan aktivitas pada siklus 1. Guru sudah mengerti jalannya
pelaksanaan pembelajaran model Examples non examples berbantu media audio
26
visual. Untuk data hasil observasi aktivitas guru pada siklus kedua pertemuan
pertama dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.10Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :
a. 8 73. Kegiatan akhir 2 2
Jumlah 14 12Persentase 85,71%Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
kedua pertemuan pertama termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai
dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%
termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori
baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam
kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 2 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan
materi. Terbukti ketika guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak
sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru
dengan benar.Siswa masih tampak kebingungan dalam berdiskusi. Aktivitas
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah
mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. Sedangkan aktivitas
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah
mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.
2) Pertemuan ke Dua
27
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan ke dua dilaksanakan pada
hari
senin tanggal 22 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu
2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari
tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus 2 pertemuan
pertama mengenai struktur bagian- bagian tumbuhan dan fungsinya serta cara
perawatannya.
a. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga
mengingatkan kembali tentang struktur bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
serta cara pemeliharaannya.
b.Kegiatan Inti (50 menit)
1.Eksplorasi
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang
berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan
gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat
pembelajaran.Peneliti menginformasikan materi struktur bagian-bagian tumbuhan
beserta fungsinya dan cara perawatannya berupa contoh gambar dan animasi
(daun,bunga, buah, batang,akar) dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa
memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples
non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab
dengan siswa yang belum memahami materi.
f. Elaborasi
Pada kegiatan ini peneliti membagi kelompok yang terdiri 5 kelompok yng terdiri
dari 4 kelompok beranggotakan 4 orang dan 1 kelompok beranggotakan 5 orang
dilanjutkan peneliti membagi soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa
dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara
mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya
28
diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah
satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan
atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan
pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan 2 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 2 pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples berbentu media audio visual pada
mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati
dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.11Hasil Observasi Guru Siklus 2 Pertemuan 2
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 32. Kegiatan inti :
j. Elaborasik. Eksplorasil. Konfirmasi
29 27
3. Kegiatan akhir 3 4Jumlah 36 34Persentase 94,44%Kategori Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 2
pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 34 dengan skor maksimal 36, dan
persentase 94,44%, sehingga termasuk kategori sangat baik. Walaupun pada
29
siklus 2 pertemuan kedua aktivitas guru sangat baik, masih terdapat 2 indikator
yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman
yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam
kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79%
termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan
yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 2
indikator yang belum terlaksana. Namun dibanding dengan siklus sebelumnya
sudah mengalami peningkatan.
.Hasil observasi terhadap keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan
Jaken Kabupaten Pati pada kegiatan pembelajaran dengan model Examples non
examples berbantu media audio visual siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2
No.
Aspek yang diamati Aspek itemJumlah skor aspek item
yang terlaksana1. Kegiatan awal 4 42. Kegiatan inti :
8 73. Kegiatan akhir 2 2
Jumlah 14 13Persentase 92,85%Kategori Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
13 yang di persentasekan menjadi 92,85%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini
sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-
100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam
30
kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk
dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 1 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
. Saat berdiskusi dengan teman satu kelompok kurang aktif. Aktivitas siswa pada
pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan kedua sudah mencapai indikator
kinerja yakni pada kategori sangat baik. . Untuk mengetahui lebih jelas
mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan
kedua dapat dilihat pada lampiran.
3). Pertemuan ke Tiga
Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 2 yang dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 23 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan
siklus 2 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan
perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada
siklus 2.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal
pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari
pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual
untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk
bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan
tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk
siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada
siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa
mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab
oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.
4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 2
Hasil tindakan pada siklus 2 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil
belajar
31
IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan
penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
oleh peneliti.
1) Hasil Belajar IPA
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dengan
menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
selesai, peneliti memberikan tes tertulis kepada siswa dengan bentuk soal pilihan
ganda sejumlah 25 soal.Tes diberikan kepada siswa pada akhir siklus 2 yaitu
pada pertemuan ke tiga.
Berikut disajikan table distribusi mengenai hasil belajar siswa kelas 4 siklus 2.
Tabel 4.13Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 2
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori1 90 – 99 4 19,05 % Baik Sekali2 80 – 89 12 57,14 % Baik3 70 – 79 5 23,81 % Cukup4 60 – 69 0 0 % Kurang5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali
Jumlah siswa 100 %Nilai Rata- Rata 83,62
Nilai Tertinggi 96Nilai Terendah 72
32
Berdasarkan tabel 4.13 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69
sejumlah 0 siswa dengan persentase 0%, nilai antara 70-79 sejumlah 5 siswa
dengan persentase 23,81%, nilai antara 80-89 sejumlah 12 siswa dengan
persentase 57,14%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 4 siswa
dengan persentase 19,05%. Dari hasil belajar siswa siklus 2 nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 96 dan nilai terendah 72 . Untuk mengetahui lebih
jelasnya hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.13 digambarkan dalam diagram
batang, seperti gambar 4.5.
Gambar 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar
siswa siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14.
Tabel 4.14Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2
No.
Ketuntasan Belajar NilaiJumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1. Tuntas ≥ 70 21 100%2. Tidak Tuntas < 70 0 0%
Jumlah 21 100%Rata-rata 83,62
Nilai tertinggi 96Nilai terendah 72
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 0
siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria ketuntasan Minimal
sebanyak 21 siswa dengan persentase 100%. Hasil belajar siswa siklus 2 nilai
33
rata-ratanya 83,62 nilai tertinggi 96, dan nilai terendah 72. Ketuntasan hasil
belajar siswa siklus 2 pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:
Gambar 4.6Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.14 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa
siklus 2 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu
media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar
siswa yang diperoleh pada kondisi siklus 1. Pada siklus 2 ada 21 siswa yang
mencapai KKM atau 100% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media
audio visual yaitu 100 % siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil.
4.1.4.4 Refleksi Siklus 2
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan maka
peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapakan model
pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dengan baik.
Proses pembelajaran denagn menerapkan Examples non examples berbantu media
audio visual dapat membuat siswa benar-benar aktif dalam mengamati dan
memahami materi yang di sampaikan. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA
yang diperoleh siswa pada siklus 2 dengan KKM ≥ 70 dari 21 siswa, semua siswa
sudah tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 83,62. Hal ini menunjukkan
bahwa, hasil belajar IPA siswa sudah mencapai indikator kenerja yang sudah
ditetapkan penulis yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM
Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan
penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio
visual pada siklus 2 diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
1. langkah-langkah pembelajaran Examples non examples berbantu media audio
visual sudah dilaksanakan dengan baik dan runtut oleh guru.
34
2. Guru sudah tidak bingung lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
Examples non examples berbantu media audio visual sehingga pembelajaarn
berjalan dengan lancar.
3. Guru mengawasi pembelajaran siswa dan membimbing siswa dengan baik saat
pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
berlangsung.
4. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaarn dengan
penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual.
5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA mengalami peningkatan
4.1.5 Hasil Analisis Data
Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis data prasiklus, siklus 1,
dan siklus 2 mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo kecamatan
Jaken Kabupaten Pati.
4.1.5.1 Hasil Belajar IPA
Pada kondisi awal atau prasiklus, hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo
kecamatan Jaken Kabupaten Pati, masih banyak siswa yang memperoleh nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70). Hanya ada 6 siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM atau dengan persentase 28,57% dan 15 siswa
dengan persentase 71,43% belum mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang
diperoleh pada prasiklus adalah 63,90 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah
50. Setelah diterapkannya pembelajaran Examples non examples berbantu media
audio visual pada mata pelajaran IPA, hasil belajar IPA mengalami peningkatan,
pada siklus 1 ada 18 siswa dengan persentase 85,71% yang mencapai KKM dan 3
siswa dengan persentase 14,29% belum mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar
yang diperoleh pada siklus 1 meningkat menjadi 77,23 dengan nilai tertinggi 92
dan nilai terendah 62. Pada siklus 2 hasil belajar mengalami peningkatan. Jumlah
siswa yang mencapai KKM ada 21 siswa dengan persentase 100% dan tidak ada
siswa yang tidak mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada
siklus 2 adalah 83,62 dengan niali tertinggi 96 dan nilai terendah 72.
Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal atau prasiklus,
siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.13.
35
Tabel 4.15Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Kategori NilaiPrasiklus Siklus 1 Siklus 2
JmlSiswa
Persentase(%)
JmlSiswa
Persentase(%)
JmlSiswa
Persentase(%)
Tidak tuntas <70 15 71,43% 3 14,29% 0 0%Tuntas ≥70 6 28,57% 18 85,71% 21 100%Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%Rata-rata 63,90 77,23 83,62Nilai tertinggi 92 92 96Nilai Terendah 50 62 72
Berdasarkan tabel 4.15 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA
prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami
peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 6 siswa yang mencapai KKM
dengan persentase 28,57%. Setelah dikenai tindakan pada siklus 1, jumlah siswa
yang mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 18 siswa denagn
persentase 85,71%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM
meningkat menjadi 21 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya
mengenai perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1,
dan siklus 2, maka dapat dilihat pada gambar 4.7
Gambar 4.15Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar
Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Perolehan rata-rata hasil belajar tiap siklus juga mengalami peningkatan. Pada
prasiklus, perolehan rata-rata hasil belajar adalah 61,09, setelah dilaksanakan
siklus I rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 77,23. Setelah dilaksanakan
siklus 2 rata-rata hasil belajar meningkat lagi menjadai 83,62. Berikut disajikan
gambar mengenai perbandingan rata-rata hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1, dan
siklus 2.
36
Gambar 4.8Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA
Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
4.2 Pembahasan
Data yang telah dipaparkan oleh peneliti mulai dari data pra siklus atau data
kondisi awal sebelum diterapkannya suatu model pembelajaran Examples non
examples berbantu media audio visual sampai setelah diterapkannya model
pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1
dan siklus 2. Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar IPA. Pada kondisi awal sebelum diterapkannya
pembelajaran Examples non examples berbantu media audiovisual perolehan hasil
belajar sebelum tindakan, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan minimal
(KKM ≥70) hanya ada 6 siswa atau dengan persentase 28,57%. Rata-rata yang
diperoleh dari hasil belajar sebelum tindakan adalah 63,90. Kemudian setelah
dilakukan pembelajaran siklus 1, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat
menjadi 18 siswa dengan persentase 85,71%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil
belajar siklus 1 adalah sebesar 77,23.
Pada pembelajaran siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah
sebesar 21 siswa dengan persentasi 100%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil
belajar pada siklus 2 adalah sebesar 83,62. Penelitian yang dilaksanakan pada
37
siklus 2 seluruhnya sudah mencapai indikator kinerja. Indikator kinerja dari hasil
belajar, peneliti menetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran model
Examples non examples berbantu media audio visual dikatakan berhasil jika
minimal 100% siswa mencapai KKM. Hasil belajar pada siklus 1 sudah mencapai
indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu minimal 70% siswa sudah
mencapai KKM, sedangkan pada siklus 2 hasil belajar siswa sudah sesuai dengan
indikator yang ditetapkan peneliti yaitu 100% siswa sudah mencapai KKM
Adapun kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya
antara lain: (1) melatih siswa berpikir mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif,
dan produktif, (2) mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati
(demokrasi), (3) memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4)
menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa, (4) model pembelajaran
Examples non examples berbantu media audio visual hasil belajar siswa 100%
tuntas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4. Hal ini di dibuktikan dengan
peningkatan nilai perolehan siswa dari kondisi pra siklus ( kondisi awal), siklus 1
dan siklus 2. Pada kondisi awal hanya ada 6 siswa yang tuntas dalam KKM yaitu
sebesar 28,57% dan yang belum tuntas ada 15 siswa atau sebesar 71,43%. Pada
siklus 1 ada 18 siswa yang tuntas dalam KKM atau sebesar 85,71% dan yang
belum tuntas ada 3 siswa atau sebesar 14,29%, sedangkan pada siklus 2 ada 21
siswa yang tuntas dalam KKM sebesar 100%, dan yang belum tuntas dalam KKM
tidak ada satupun siswa atau sebesar 0%. Dari analisis data tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerapan model Examples non examples berbantu media
audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4.