BAB IV Laporan akhir PPC

6
BAB IV ANALISIS PENGOLAHAN DATA 4.1 Analisis Modul I Dari hasil pengolahan data demand yang diambil dengan melakukan survey lapangan pada Toko Dian Grup, didapatkan hasil baik menggunakan program POM QM ataupun Ms. Excel. Masing-masing metode menghasilkan hasil forecast/peramalan yang berbeda-beda. Untuk menentukan metode mana yang akan dipakai dalam peramalan penjualan kursi dan lemari, maka dipakailah metode yang memiliki SEE yang terkecil. Pada pengolahan data yang telah kami lakukan tersebut, didapatkan metode yang terbaik yaitu metode konstan dengan SEE 4072836.76. Setelah didapatkan metode terbaik, selanjutnya dilakukan verifikasi metode peramalan. Dan pada verifikasi metode peramalan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa metode konstan tersebut terverifikasi, karna error/kesalahan pada metode ini tidak keluar dari batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah dan tidak ditemukannya kondisi-kondisi dimana error pada metode ini keluar kendali. Dan metode konstan ini dapat digunakan dalam peramalan penjualan kursi dan meja untuk periode selanjutnya oleh Toko Dian Grup. 4.2 Analisis Modul II 59

description

Laporan akhir PPC

Transcript of BAB IV Laporan akhir PPC

Page 1: BAB IV Laporan akhir PPC

BAB IV

ANALISIS PENGOLAHAN DATA

4.1 Analisis Modul I

Dari hasil pengolahan data demand yang diambil dengan melakukan survey

lapangan pada Toko Dian Grup, didapatkan hasil baik menggunakan program POM

QM ataupun Ms. Excel. Masing-masing metode menghasilkan hasil

forecast/peramalan yang berbeda-beda. Untuk menentukan metode mana yang akan

dipakai dalam peramalan penjualan kursi dan lemari, maka dipakailah metode yang

memiliki SEE yang terkecil. Pada pengolahan data yang telah kami lakukan tersebut,

didapatkan metode yang terbaik yaitu metode konstan dengan SEE 4072836.76.

Setelah didapatkan metode terbaik, selanjutnya dilakukan verifikasi metode

peramalan. Dan pada verifikasi metode peramalan yang telah dilakukan, didapatkan

hasil bahwa metode konstan tersebut terverifikasi, karna error/kesalahan pada metode

ini tidak keluar dari batas kontrol atas maupun batas kontrol bawah dan tidak

ditemukannya kondisi-kondisi dimana error pada metode ini keluar kendali. Dan

metode konstan ini dapat digunakan dalam peramalan penjualan kursi dan meja untuk

periode selanjutnya oleh Toko Dian Grup.

4.2 Analisis Modul II

Pada modul II ini bertujuan agar mampu membuat rencana produksi agregat

dan bisa membuat master production schedule (MPS). Untuk bisa menjadwalkan

sebuah produk, maka diperlukan data beberapa pekerja yang dibutuhkan, kapasitas

produksi, kelompok produk dan lainnya. Dan dari semua data yang diperlukan, kami

dapat membuat rencana produksi agregat dan master production schedule.

Untuk bisa membuat rencana produksi agregat produk pertama yang

dilakukan yaitu menghitung kapasitas regular time. Dari hasil perhitungan kapasitas

didapat RT dan OT 12 periode yang dibutuhkan untuk membuat aggregate planning.

Pada aggregate planning chase strategi, kapasitas yang digunakan yaitu kapasitas RT

perjam dan pada aggregate planning transportasi menggunakan kapasitas RT perunit.

59

Page 2: BAB IV Laporan akhir PPC

Kemudian setelah menghitung kapasitas RT selanjutnya dilakukan

perhitungan agregasi dengan pendekatan waktu proses. Berdasarkan hasil dari

perhitungan agregasi dengan pendekatan waktu proses yang dilakukan, kami dapat

menggunakan roundup dari proses agregasi tersebut untuk selanjutnya diramalkan

dengan menggunakan metode dekomposisi menggunakan software POM QM. Dari

hasil peramalan dekomposisi peramalan tersebut, didapatkan hasil peramalan periode

13 sampai periode 24 dan hasil peramalan tersebut mengalami fluktuasi produksi.

Pada penentuan aggregate planning digunakan 2 strategi yaitu chase strategi

dan transportasi. Pada chase strategi tidak ada overtime pada setiap periode dalam

proses produksi tersebut. Artinya tidak ada penambahan waktu kerja pada setiap

periodenya dan pada periode 4 dan periode 6 ada penambahan pekerja sebanyak 1

orang serta pengurangan 1 orang pekerja pada periode 5. Pada chase strategi ini total

produksi yang dihasilkan sebanyak 732 unit dan total penyimpanan yang dihasilkan

yaitu 34 unit.

Sedangkan pada strategi transportasi, tidak ada penambahan waktu kerja dan

penyimpanan dari proses produksi tersebut. Serta tidak adanya penundaan pemberian

produksi pada setiap produksinya. Pada strategi transportasi ini total produksi yang

dihasilkan yaitu sebanyak 727 unit.

Dan dari hasil perhitungan disagregasi dengan teknik persentase, pada tipe

pertama di dapatkan persentase produksi yaitu 48,72 % dan pada tipe kedua yaitu

51,28 %. Dari hasil disagregasi tersebut maka didapatkan MPS dari kedua tipe

produk tersebut. MPS ini merupakan jadwal induk yang digunakan perusahaan untuk

jadwal induk produksi yang akan dilakukan dan diproses oleh perusahaan tersebut.

Jadwal induk ini merupakan langkah awal yang untuk melakukan produksi, agar

dalam perencanaan sesuai dengan permintaan konsumen.

4.3 Analisis Modul III

Pada praktikum modul III ini membahas mengenai struktur produk suatu.

Pada modul ini, produk dari kelompok kami yaitu sebuah meja lipat. Meja lipat ini

terdiri dari beberapa komponen penyusun, komponen penyususn ini ada yang dibuat

60

Page 3: BAB IV Laporan akhir PPC

sendiri (MFG) dan ada komponen yang harus dibeli (BO). Produk meja lipat ini

dirincikan menjadi beberapa bagian dan setiap bagian dirinci menjadi beberapa

komponen. Setiap bagian dan komponen ditentukan pula levelnya. Pada produk meja

lipat ini memiliki tiga level, yaitu level 0, level 1, dan level 2.

Pada level 0 merupakan produk akhir dari meja lipat. Pada level 1 terdiri dari

kaki dan alas. Dan pada komponen level 2 terdiri dari batang kaki, skor kaki, paku,

skrup, landasan, skor, dan penyangga meja. Setiap komponen pada struktur produk

dicatat dalam Bill of Material (BOM). Pada BOM tersebut dicatat ukuran dari

masing-masing komponen dan berapa banyak komponen tersebut dibutuhkan untuk 1

unit produk akhir.

Perusahaan menggunakan BOM ini untuk mengetahui berapa banyak

material/bahan yang dibutuhkan dan dibeli agar dalam proses produksi tidak terjadi

kekurangan dan keterlambatan produksi. Dan pada BOM ini, setiap komponen diberi

kode sebagai identitas dari komponen tersebut.

4.4 Analisis Modul IV

Pada modul IV ini membahas tentang Material Requirement Planning (MRP)

yang merupakan suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas tentang

perencanaan kebutuhan barang yang tepat dalam proses produksi, sehingga barang

yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. Pada pengolahan

MRP ini, data yang dimasukkan yaitu lead time, lot size, POH, MPS, dan data BOM.

Pengolahan MRP ini berkaitan dengan sturktur produk pada modul tiga

dengan produknya yaitu produk meja lipat. Pengolahan MRP dibedakan pada setiap

levelnya, pada setiap level pengolahan MRP saling berkaitan. Pada pengolahan MRP

ini, keluaran yang dihasilkan yaitu rencana pemesanan yang disusun berdasarkan

waktu ancang dari setiap komponen. Pada level 0 kebutuhan bahan/porel yang perlu

dipesan yaitu pada periode 7, 8, 11, 12, 14, dan 15. Masing-masing periodenya

membutuhkan bahan tersebut sebanyak 18,56, 33,11,25 dan 55 unit. Kebutuhan

bahan/porel yang dipesan pada level 0 ini digunakan untuk data gross requirement

61

Page 4: BAB IV Laporan akhir PPC

pada level selanjutnya dengan mengalikannya dengan banyak komponen yang

dibutuhkan pada level tersebut.

Pada setiap level terdapat perbedaan pada lead time-nya, dengan kata lain

pemesanan dari produk tersebut harus dipesan sebelum due date penyerahan atau

pengambilan produk tersebut. Pada level dua terdapat schedule receipe produk,

sehingga pada POH akan mengalami penambahan dalam inventory produk tersebut.

Pada pengolahan MRP ini memiliki lot size produk, maksudnya setiap produk

mememiliki ukuran atau batasan target pemesanan terbawah dari produk tersebut.

Keluaran MRP masing-masing level pada tiap periodenya pada produk meja

lipat ini dapat digunakan sebagai informasi yang dapat digunakan untuk melakukan

pengendalian produksi. Dengan adanya rencana pemesanan, maka kebutuhan bahan

pada tingkat yang lebih rendah dapat diketahui pada produk meja lipat ini. Selain itu

proyeksi kebutuhan kapasitas juga akan diketahui, yang selanjutnya akan

memberikan revisi atas perencanaan kapasitas yang dilakukan pada tahap

sebelumnya.

62