BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

11
4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0 o 40’00”–2 o 40’00” LU dan 127 o 25’00” – 128 o 45’00” BT. Kabupaten tersebut memiliki luas wilayah sebesar 24.983,32 Km 2 , terdiri dari luas daratan sebesar 5.447,3 Km 2 (22% dari luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan luas perairannya sebesar 19.536,02 Km 2 (78% dari luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara). Luas wilayah ini terbentang dari Utara ke Selatan sepanjang 333 Km dan dari Timur ke Barat sepanjang 148 Km. Kabupaten Halmahera Utara berbatasan: (1) sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik; (2) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan Laut Halmahera; (3) sebelah selatan, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat; dan (4) sebelah barat, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat. 2) Letak administrasi Kabupaten Halmahera Utara merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara Provinsi Maluku Utara, sebagaimana diamanatkan UndangUndang Nomor 1 Tahun 2003. Kabupaten Halmahera Utara secara administratif terdiri dari 17 kecamatan dan sebagian besar wilayah kecamatannya merupakan kecamatan pesisir. Kecamatan Tobelo merupakan salah satu kecamatan pesisir yang ada di Kabupaten Halmahera Utara. Kecamatan ini lebih dikenal dibandingkan dengan kecamatan lainnya karena statusnya sebagai ibukota kabupaten Halmahera Utara. Kecamatan Tobelo memiliki beberapa buah pulau yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni seperti Pulau Kumo, Pulau Kakara, Pulau Tagalaya, Pulau Tulang, Pulau Rarangane dan Pulau Tupu Tupu. Kecamatan Tobelo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Utara Nomor 2 tahun 2006, Kecamatan Tobelo memiliki luas wilayah 33,0 km 2 , terdiri atas 10 desa dan terletak pada posisi koordinat 127 0 55’ 55” BT – 128 0 01’ 58” BT dan 1 0 39 46” LU- 1 0 46’ 17” LU, dengan batas administratif sebelah Utara

description

Kondisi Umum

Transcript of BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

Page 1: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo

4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo

1) Letak geografis

Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0o40’00”–2

o40’00”

LU dan 127o25’00” – 128

o45’00” BT. Kabupaten tersebut memiliki luas wilayah

sebesar 24.983,32 Km2, terdiri dari luas daratan sebesar 5.447,3 Km

2 (22% dari luas

wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan luas perairannya sebesar 19.536,02 Km2 (78%

dari luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara). Luas wilayah ini terbentang dari Utara

ke Selatan sepanjang 333 Km dan dari Timur ke Barat sepanjang 148 Km.

Kabupaten Halmahera Utara berbatasan: (1) sebelah utara berbatasan dengan

Samudera Pasifik; (2) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan

Laut Halmahera; (3) sebelah selatan, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat; dan (4)

sebelah barat, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat.

2) Letak administrasi

Kabupaten Halmahera Utara merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten

Maluku Utara Provinsi Maluku Utara, sebagaimana diamanatkan Undang–Undang

Nomor 1 Tahun 2003. Kabupaten Halmahera Utara secara administratif terdiri dari 17

kecamatan dan sebagian besar wilayah kecamatannya merupakan kecamatan pesisir.

Kecamatan Tobelo merupakan salah satu kecamatan pesisir yang ada di Kabupaten

Halmahera Utara. Kecamatan ini lebih dikenal dibandingkan dengan kecamatan lainnya

karena statusnya sebagai ibukota kabupaten Halmahera Utara. Kecamatan Tobelo

memiliki beberapa buah pulau yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni seperti

Pulau Kumo, Pulau Kakara, Pulau Tagalaya, Pulau Tulang, Pulau Rarangane dan Pulau

Tupu Tupu.

Kecamatan Tobelo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten

Halmahera Utara Nomor 2 tahun 2006, Kecamatan Tobelo memiliki luas wilayah 33,0

km2

, terdiri atas 10 desa dan terletak pada posisi koordinat 1270 55’ 55” BT – 128

0 01’

58” BT dan 10 39 46” LU- 1

0 46’ 17” LU, dengan batas administratif sebelah Utara

Page 2: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

27

berbatasan dengan Kecamatan Tobelo Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Laut

Halmahera, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tobelo Tengah dan Laut

Halmahera dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat

(BAPPEDA dan BPS, 2009).

Seiring semakin berkembangnya pembangunan di Tobelo, penataan ruang

menjadi langkah awal yang mendasari pembangunan wilayah Tobelo masa sekarang dan

masa yang akan datang. Hal ini di latarbelakangi oleh status Kecamatan Tobelo sebagai

ibukota Kabupaten Halmahera Utara, sudah waktunya bila Kecamatan Tobelo

dikembangkan sesuai dengan karakteristik sebuah kota, yaitu sebagai pusat pelayanan

sosial dan kegiatan ekonomi, pusat pemukiman dan pusat pemerintahan. Kondisi

eksisting beserta permasalahan yang ada sedang dianalisis lebih lanjut untuk

mendapatkan perencanaan ruang dan konsep yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan

daerah.

3) Iklim, kondisi oseanografi dan daerah penangkapan ikan

Kabupaten Halmahera Utara memiliki pantai yang cukup panjang, pantai timur

daratan Halmahera berada di sisi barat perairan Teluk Kao. Teluk Kao merupakan

perairan semi tertutup yang terletak di Pulau Halmahera dan terbuka ke arah Samudera

Pasifik. Morfologi perairan teluk ini memanjang dengan sumbu utama mengarah ke

timur laut dan barat daya. Secara umum teluk ini dapat dibagi menjadi dua bagian yang

dipisahkan oleh celah yang menyempit. Di bagian dalam teluk atau kepala teluk lebih

tertutup dibandingkan bagian luar teluk atau mulut teluk yang lebar serta terbuka ke

Samudera Pasifik. Di samping itu Kabupaten ini juga memiliki berberapa pulau kecil

salah satu diantaranya adalah Pulau Morotai. Diantara Pulau Morotai dan Pulau

Halmahera terdapat selat. Gambaran teluk dan selat seperti itu menyebabkan karakter

dinamika teluk dan selat yang unik.

Kondisi iklim di Kecamatan Tobelo tidak berbeda jauh dengan keadaan iklim

yang terjadi di Kabupaten Halmahera Utara pada umumnya yang dipengaruhi oleh iklim

laut tropis terdiri atas dua musim, yaitu: musim hujan pada bulan November sampai

dengan bulan Februari, dan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai dengan

bulan Oktober yang diselingi pancaroba yang terjadi pada bulan Maret dan Oktober.

…………………………………………………………………………………………….

Page 3: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

28

Kondisi iklim mempengaruhi pola arus, salinitas dan sebaran suhu permukaan laut (spl)

di sekitar Pulau Halmahera.

Pola arus di sekitar Pulau Halmahera pada bulan Juni sampai Oktober arus di

depan teluk cenderung bergerak ke utara sampai timur laut dengan kecepatan mencapai

75 cm/detik. Pada bulan Desember arus bergerak ke tenggara dengan kecepatan 25

cm/detik. Bulan Februari arus bergerak ke timur laut dekat pantai sedangkan di lepas

pantai masih bergerak ke tenggara.

Pengaruh musim terhadap salinitas terlihat dari sebaran salinitas rata-rata antara

bulan Februari sebagai puncak musim timur laut (musim barat kalau di Laut Jawa) dan

musim tenggara. Salinitas di sekitar mulut Teluk Kao pada bulan Februari (34.1) lebih

rendah dari pada bulan Agustus (34.4). Tingginya salinitas tersebut tidak terlepas dari

posisi mulut teluk yang berhadapan dengan Samudera Pasifik.

Suhu permukaan air laut di sekitar Pulau Morotai berkisar antara 28,99 oC sampai

dengan 30,08 oC. Pada daerah pantai yang berada di sisi barat dekat kepala teluk bagian

dalam suhu air laut di lapisan permukaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah

sekitarnya.

Wilayah perairan Kabupaten Halmahera Utara merupakan daerah penangkapan

ikan yang potensial. Kabupaten Halmahera Utara berhadapan langsung dengan

Samudera Pasifik dan Laut Maluku, sehingga perairan Kabupaten Halmahera Utara

menjadi daerah penangkapan bagi nelayan. Jangkauan daerah penangkapan tergantung

pada besarnya armada penangkapan ikan.

4.1.2 Kondisi kependudukan

1) Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2007 berkisar 180.782

jiwa. Kecamatan Tobelo merupakan Kecamatan yang paling banyak jumlah

penduduknya diantara kecamatan yang lain, yaitu 20.631 jiwa dan Teluk Kao menjadi

Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya (DKP Kabupaten Halmahera Utara,

2008). Banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Tobelo dimungkinkan karena Tobelo

sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pemerintahan Kabupaten (Gambar 7).

Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo, sampai bulan Februari tahun 2010

penduduk Kecamatan Tobelo berjumlah 29.611 orang dengan jumlah kepala keluarga

...............................................................................................................................................

Page 4: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

29

sebanyak 7.388. Jumlah penduduk Kecamatan Tobelo terbesar berada di Desa

Gamsungi dengan jumlah 8.188 orang dan terkecil berada di Desa Tagalaya dengan

jumlah 495 orang. Untuk jumlah penduduk laki-laki sebanyak 15.126 orang lebih besar

jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan 14.485 orang (Tabel 4).

Gambar 7 Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara per kecamatan tahun 2007

Tabel 4 Jumlah penduduk Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

No.

Nama Desa

Jumlah

KK

Jumlah Penduduk Total

(orang) Laki – Laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Gamsungi

Gura

Wari

Kakara

Kumo

Gosoma

Rawajaya

Mkcm

Tagalaya

Wari Ino

2404

837

515

165

184

1521

889

400

108

365

4263

1646

1157

361

371

2982

2518

954

257

617

3925

1700

1053

388

382

2860

2402

850

238

687

8188

3346

2210

749

753

5842

4920

1804

495

1304

Jumlah 7388 15.126 14.485 29.611 Sumber: Monografi Kecamatan Tobelo, 2010

2) Kondisi perekonomian

Kabupaten Halmahera Utara khususnya Kecamatan Tobelo memiliki sumberdaya

laut yang cukup besar baik hayati maupun non-hayati. Sumberdaya tersebut menjadi

penyedia barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Penyedia barang misalnya

Page 5: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

30

ikan, teripang, dan garam. Sedangkan sebagai penyedia jasa, misalnya obyek pariwisata,

pelabuhan dan penelitian.

Besarnya potensi tersebut menjadi daya tarik sebagian besar masyarakat Tobelo

dan pendatang untuk memanfaatkan potensi tersebut. Berdasarkan Monografi

Kecamatan Tobelo (2010) tercatat bahwa sebagian besar masyarakat Tobelo memiliki

mata pecaharian disektor kelautan (60 %), seperti nelayan, pedagang ikan, dan pengolah

hasil perikanan. Selain sektor kelautan, profesi yang cukup pesat berkembang adalah di

sektor jasa (6 %) dan pertokoan atau perdagangan (3 %) (Gambar 8). Hal ini disebabkan

karena Kecamatan Tobelo sebagai pusat perekonomian dan pusat pemerintahan

Kabupaten Halmahera Utara.

Gambar 8 Penyebaran mata pencaharian masyarakat Kecamatan Tobelo

3) Agama dan kepercayaan

Masyarakat Kecamatan Tobelo merupakan masyarakat yang heterogen dari sisi

keagamaan. Agama-agama yang di peluk oleh masyarakat Tobelo antara lain: Kristen,

Katolik, Islam, Hindu dan Budha. Sebagian besar penduduk Kecamatan Tobelo

memeluk agama Kristen (17.617 orang), sedangkan pemeluk agama Hindu dan Budha

paling sedikit (12 orang) (Tabel 5).

Page 6: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

31

Tabel 5 Jumlah penduduk menurut pemeluk agama di Kecamatan Tobelo Kabupaten

Halmahera Utara

No Desa Pemeluk Agama (orang) Jumlah

(orang) Islam Kristen Katholik Hindu Budha

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Gamsungi

Gura

Wari

Kakara

Kumo

Gosoma

Rawajaya

Mkcm

Tagalaya

Wari Ino

3691

629

227

98

-

2015

4015

109

-

-

4404

2648

1888

651

747

3739

703

1049

495

1293

86

69

90

-

6

88

202

646

-

11

7

-

5

-

-

-

-

-

-

-

8188

3346

2210

749

753

5842

4920

1804

495

1304

Jumlah 10.784 17.617 1.198 12 29.611

Sumber: Monografi Kecamatan Tobelo, 2010

4) Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu barometer dalam indeks pembangunan

manusia. Pendidikan menjadi otak suatu pembangunan daerah, sehingga secara nasional

pemerintah dengan berbagai program terus mendorong masyarakat untuk bersekolah.

Hal tersebut juga menjadi salah satu prioritas pembangunan di Halmahera Utara,

termasuk di Kecamatan Tobelo.

Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo 2010, dapat diketahui bahwa dari

jumlah penduduk 29.611 jiwa terdapat 4.348 jiwa yang pernah dan sedang mengikuti

pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

Jumlah tersebut merupakan jumlah paling banyak dibanding kecamatan lain di

Kabupaten Halmahera Utara. Sebagian besar penduduk mengikuti pendidikan pada

jenjang SMA (33%) dan SD (32%), sedangkan paling sedikit (10%) adalah Perguruan

Tinggi (S1/S2) (Gambar 9 ).

Page 7: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

32

Gambar 9 Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Tobelo

5) Budaya dan bahasa

Sebagian besar masyarakat Tobelo tinggal di daratan terutama di pusat kota

kecamatan. Tetapi sebagian masyarakat Tobelo juga tingga di pulau-pulau kecil

disekitar pesisir Kecamatan Tobelo, seperti pulau Kumo, pulau Tagalaya dan pulau

Kakara. Pulau-pulau tersebut memiliki panorama pantai dan bawah laut yang indah.

Kondisi tersebut merupakan potensi untuk pengembangan wisata bahari, yang dapat

menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat dan PAD Kabupaten Halmahera

Utara.

Bahasa sehari-hari masyarakat Kecamatan Tobelo menggunakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar. Namun pada kegiatan-kegiatan tertentu, seperti upacara-

upacara adat biasanya menggunakan bahasa Tobelo sebagai bahasa pengantar dan

diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Pada acara-acara penerimaan tamu pejabat,

ketika pejabat tersebut hendak dikukuhkan sebagai anggota keluarga besar masyarakat

adat Halmahera Utara (masyarakat Hibua Lamo), maka bahasa yang digunakan adalah

bahasa Tobelo dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

4.1.3 Keadan umum perikanan laut

1) Potensi sumberdaya ikan

Sebagian besar (78%) wilayah Kabupaten Halmahera Utara adalah perairan laut

yang langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik. Hal tersebut menjadi potensi dan

peluang ekonomi yang cukup besar terutama sektor perikanan (Gambar 10). Hasil

Page 8: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

33

penelitian Direktorat Jendral Perikanan dan Balai Penelitian Perikanan Laut tahun 1983

menyatakan bahwa perairan laut Halmahera Utara diperkirakan mempunyai potensi

sumberdaya ikan laut (standing stock) sebesar 148.473,8 ton/tahun, yang berarti

memiliki potensi lestari (Maximum Sustainable Yield/MSY) sebesar 86.660,6 ton/tahun,

terdiri dari kelompok ikan pelagis sebanyak 48.946,4 ton/tahun dan kelompok ikan

demersal sebanyak 32.664,2 ton/tahun (DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2007).

Sumber: DKP dan LIPI (2007)

Gambar 10 Estimasi potensi, produksi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di

Indonesia tahun 2001

2) Nelayan

Jumlah nelayan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara tahun 2007 tercatat

sebanyak 6.999 orang. Sementara untuk jumlah nelayan yang ada di Kecamatan Tobelo

sebanyak 344 orang yang tergabung dalam 17 kelompok nelayan

(DKP Kabupaten, 2010). Konsentrasi nelayan di Kecamatan Tobelo terdapat di desa

Rawajaya dengan jumlah 101 nelayan dan desa Kumo 70 nelayan serta desa Kakara 64

nelayan (Gambar11).

Page 9: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

34

Gambar 11 Jumlah nelayan dan kelompok nelayan di Kecamatan Tobelo tahun 2007

Selain kegiatan usaha penangkapan ikan, terdapat pula nelayan yang melakukan

usaha perikanan budidaya laut untuk jenis ikan kerapu. Namun tingkat

perkembangannya dapat dikatagorikan masih berada dalam skala belum berkembang,

karena masih banyak masalah yang berhubungan dengan teknologi serta ketersediaan

benih dan pakan yang terbatas.

3) Unit penangkapan ikan

Sebagian armada penangkapan ikan di Kabupaten Halmahera Utara berukuran

lebih kecil dari 5 GT atau termasuk armada penangkapan skala kecil. Dengan demikian,

jangkauan daerah penangkapan ikan (fishing ground) nelayan hanya terkonsentrasi di

sekitar perairan pantai (dibawah 12 mil laut). Kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan

sebagian besar masih menggunakan teknologi yang sederhana, karena sebagian besar

nelayan mengunakan perahu tanpa motor dan perahu motor tempel serta sebagian kecil

menggunakan kapal motor (Tabel 6).

Page 10: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

35

Tabel 6 Jenis dan jumlah armada tangkap di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera

Utara

No Nama Desa

Armada Penangkapan (Unit)

Perahu

Tanpa Motor

Perahu Motor

Tempel

Kapal

Motor

1

2

3

4

5

6

7

Gamsungi

Rawajaya

Wari

Wari Ino

Kumo

Kakara

Tagalaya

9

6

4

5

5

30

15

15

15

7

3

6

7

3

2

8

-

-

-

-

-

Jumlah 74 56 10 Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2010

Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tobelo menggunakan pancing untuk

menangkap ikan. Alat tangkap tersebut tergolong tradisional dalam usaha perikanan

tangkap. Selain pancing sebagian kecil masyarakat menggunakan pukat cincin, jaring

insang dan jaring angkat.

Sarana prasarana penunjang usaha perikanan merupakan salah satu komponen

utama penentu keberhasilan pembangunan di sektor perikanan. Secara umum sarana

prasarana tersebut di Kabupaten Halmahera Utara masih terbatas sehingga perlu

dilakukan upaya untuk meningkatkan baik kapasitas maupun kuantitasnya. Kondisi

eksisting sarana dan prasarana yang ada adalah: 1 Balai Pertemuan Nelayan, 1 unit

Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tobelo, 1 unit Tempat Tempat Pelelangan Ikan, 1 unit

ABF, 1 unit perbengkelan motor laut, 1 unit docking, 2 unit pabrik es, 1 unit cold

storage di PPP Tobelo, dan beberapa alat bantu penangkapan, berupa: 42 unit rumpon

laut dangkal, 5 unit rumpon laut dalam, dan 15 unit lampu celup bawah air

(Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara, 2008).

4) Produksi hasil tangkapan

Kekayaan potensi sumber daya laut di wilayah Kabupaten Halmahera Utara saat ini

mulai memperlihatkan tendensi kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2007 produksi

perikanan mengalami kenaikan sebesar 6,4% dari produksi tahun 2006 yaitu total

mencapai sebesar 11.799,01 ton dari 6.014 ton (DKP Kabupaten Halamahera Utara,

2008). Hal ini disebabkan kebijakan pembangunan perikanan di Kabupaten Halmahera

Utara melalui beberapa program, seperti PEMP, modernisasi dan penambahan armada

Page 11: BAB IV Kondisi Umum_ 2011pyk

36

tangkap serta penambahan infrastruktur di bidang perikanan yang telah berhasil

meningkatkan produksi hasil perikanan.

Namun demikian tingkat pemanfaatan oleh nelayan setempat dibandingkan potensi

sumberdaya ikan di perairan Halmahera Utara masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan

dengan tingkat pemanfaatannya pada tahun 2007 baru sekitar 13,3% dari MSY,

walaupun menggunakan nilai estimasi potensi terkecil (86.660,6 ton/tahun). Tingkat

pemanfaatan masih rendah ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah armada

penangkapan ikan didominasi skala kecil yang sangat tergantung kondisi alam/cuaca,

dan terbatasnya jaringan pasar, sehingga ikan sulit untuk dijual. Selain itu, maraknya

penangkapan ikan illegal oleh nelayan dari daerah lain dan nelayan asing (Phillipina) di

kawasan perairan Halmahera Utara.

4.2 Kelembagaan PEMP

Program PEMP merupakan program nasional yang tergolong besar, baik dari

aspek anggaran, waktu dan banyaknya lembaga yang terlibat. Banyaknya lembaga yang

terlibat dan dibentuk dalam pelaksanaan program PEMP disebabkan karena salah satu

tahapan dan tujuan program PEMP adalah untuk penguatan kelembagaan ekonomi

masyarakat. Pelibatan dan pembentukan lembaga tersebut mulai dari pusat sampai pada

tingkat desa.

Pada tingkat kecamatan khususnya Kecamatan Tobelo, kelembagaan PEMP

terdiri atas: Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Halmahera Utara,

Konsultan Manajemen (KM), Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir-Mikro Mitra

Mina (LEPP-M3), Tim Pendamping Desa (TPD) dan Kelompok Masyarakat

Pemanfaat(KMP). Masing-masing lembaga memiliki fungsi dan peranan berbeda dalam

pelaksanaan dan pencapaian tujuan program PEMP.

Optimalisasi pelaksanaan dan pencapaian tujuan program PEMP di Kecamatan

Tobelo tergantung pada peranan dan kinerja dari kelembagaan PEMP yang ada. Dengan

demikian perlu dilakukan evaluasi peranan dan kinerja kelembagaan program PEMP.

Dalam penelitian ini evaluasi terhadap peranan dan kinerja kelembagaan PEMP

dilakukan secara partisipatif yaitu dengan melibatkan pengurus masing-masing lembaga

tersebut, sehingga hasil penilaian lebih realistis.