Bab iv jalan raya

52
Cornelis R.A Mahing PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Data 4.1.1 Analisa Data Tanah Data tanah yang dipakai dalam perencanaan tebal perkerasan jalan yang akan direncanakan berdasarkan nilai CBR pada setiap ruas jalan pada tabel 3.1. Tabel 4.2. Data Lalu Lintas Dalam Satuan Mobil Penumpang No Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraa n Koefisi en LHR ( smp ) 1 Mobil penumpang ( 1+1 ) 1800 1 1800 2 Bus 8 ton (2 + 6 ) 400 3 1200 3 Truck 2 as ( 4 + 6 ) 250 2.5 625 4 Truck 3 as ( 6 + 7.7 ) 150 3 450 Jumlah Kendaraan / hari /2jalur 2600 4075 4.1.1. Menentukan Klasifikasi Jalan 4.1.1.1 Perhitungan Kemiringan Jika titik pada potongan yang ditinjau berada diantara kontur yang elevasinya sama maka tidak diperlukan perhitungan lagi dan lokasi tersebut dianggap datar. Jika masing-masing ujung titik potongan berada pada elevasi yang berbeda, maka perlu dilakukan perhitungan dengan cara selisih ketinggiannya di bagi dengan jarak kedua titik tersebut kemudian di kalikan 100%.

Transcript of Bab iv jalan raya

Page 1: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data

4.1.1 Analisa Data Tanah

Data tanah yang dipakai dalam perencanaan tebal perkerasan jalan yang akan direncanakan

berdasarkan nilai CBR pada setiap ruas jalan pada tabel 3.1.

Tabel 4.2. Data Lalu Lintas Dalam Satuan Mobil Penumpang

No Jenis KendaraanJumlah

KendaraanKoefisien

LHR( smp)

1 Mobil penumpang ( 1+1 ) 1800 1 18002 Bus 8 ton (2 + 6 ) 400 3 12003 Truck 2 as ( 4 + 6 ) 250 2.5 6254 Truck 3 as ( 6 + 7.7 ) 150 3 450

Jumlah Kendaraan / hari /2jalur 2600 4075

4.1.1. Menentukan Klasifikasi Jalan

4.1.1.1 Perhitungan Kemiringan

Jika titik pada potongan yang ditinjau berada diantara kontur yang elevasinya sama maka

tidak diperlukan perhitungan lagi dan lokasi tersebut dianggap datar. Jika masing-masing

ujung titik potongan berada pada elevasi yang berbeda, maka perlu dilakukan perhitungan

dengan cara selisih ketinggiannya di bagi dengan jarak kedua titik tersebut kemudian di

kalikan 100%.

Page 2: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Contoh :

Perhitungan Kemiringan Potongan 1-1’

Gambar 4.2 Potongan Melintang 1-1’

Kemiringan=|74−72|

150×100 %=1,33 %

Perhitungan Kemiringan Potongan 2-2’

Gambar 4.3 Potongan Melintang 2-2’

Kemiringan=|69,4−71|

150×100 %=1,07 %

Page 3: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Perhitungan Kemiringan Potongan 3-3’

Gambar 4.4 Potongan Melintang 3-3’

Kemiringan=|68,4−72|

150×100 %=2,04%

Perhitungan Kemiringan Potongan 4-4’

Gambar 4.5 Potongan Melintang 4-4’

Kemiringan=|61−64,2|

150×100 %=2,13 %

Perhitungan kemiringan dengan cara yang sama dengan perhitungan diatas dilanjutkan

seperti yang tertera pada tabel 4.1

Page 4: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Tabel 4.11 Elevasi Titik Rencana Alternatif

POTONGAN

ELEVASI JARAK MELINTA

NG

BEDA TINGGI

KEMIRINGAN

Kiri ( m )

Tengah ( m )

Kanan ( m )

a B C d│e│ =│( a -

c )│f = e/d x 100%

1-1' 120 80 30 150 90 60%2-2' 120 62.5 30 150 90 60%3-3' 120 55.7 30 150 90 60%4-4' 120 51.9 30 150 90 60%5-5' 120 49.8 30 150 90 60%6-6' 100 49.9 30 150 70 46.66%7-7' 100 51.8 30 150 70 46.66%8-8' 100 53.5 30 150 70 46.66%9-9' 100 67.7 30 150 70 46.66%10-10' 100 69.6 30 150 70 46.66%11-11' 100 74.4 30 150 70 46.66%12-12' 100 73.6 30 150 70 46.66%13-13' 100 74.3 30 150 70 46.66%14-14' 100 75.9 30 150 70 46.66%15-15' 100 76.6 30 150 70 46.66%16-16' 100 77.4 30 150 70 46.66%17-17' 100 78,6 30 150 70 46.66%18-18' 100 78,7 30 150 70 46.66%19-19' 100 78,1 30 150 70 46.66%20-20' 100 78,1 30 150 70 46.66%21-21' 100 77.9 30 150 70 46.66%22-22' 100 76.3 30 150 70 46.66%23-23' 100 76,9 40 150 60 40%

POTONGAN

ELEVASI JARAK MELINTA

NG

BEDA TINGGI

KEMIRINGAN

Kiri ( m )

Tengah ( m )

Kanan ( m )

a B C d│e│ =│( a -

c )│f = e/d x 100%

24-24' 100 75.1 40 150 60 40%25-25' 80 75.5 40 150 40 26.66%26-26' 80 71.8 60 150 20 13.33%27-27' 80 73.4 60 150 20 13.33%28-28' 80 80.5 60 150 40 13.33%29-29' 70 91.7 40 150 30 20%30-30' 80 60.9 80 150 0 0,00%31-31' 70 78.9 70 150 0 0,00%32-32' 80 82.8 80 150 0 0,00%33-33' 80 85.1 80 150 0 0,00%34-34' 80 88.1 80 150 0 0,00%

Page 5: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

35-35' 80 100 80 150 0 0,00%36-36' 80 132 80 150 0 0,00%37-37' 80 134 90 150 10 6.66%38-38' 100 136 90 150 10 13.33%39-39' 100 137 90 150 10 13.33%40-40' 100 141.5 90 150 10 13.33%41-41' 140 147.5 90 150 10 33.33%42-42' 140 157,5 90 150 10 33.33%43-43' 140 157.5 90 150 10 33.330%44-44' 140 157.5 90 150 10 33.33%45-45' 140 157.5 140 150 0 0.00%46-46' 160 157.5 140 150 20 13.33%47-47' 170 157.5 140 150 30 20%48-48' 170 157.5 140 150 30 20%49-49' 170 157.5 140 150 30 20%50-50' 170 157.5 140 150 30 20%51-51' 170 157.5 140 150 30 20%52-52' 170 157.9 140 150 30 20%53-53' 170 157.5 130 150 40 26,66%54-54' 170 149.9 130 150 40 26,66%55-55' 170 147.6 130 150 40 26,66%56-56' 160 144.4 130 150 30 20%57-57' 160 140.8 130 150 30 20%58-58' 160 138.5 130 150 30 20%59-59' 160 138.5 130 150 30 20%60-60' 160 138.5 130 150 30 20%61-61' 160 138.5 130 150 30 20%62-62' 160 138.5 130 150 30 20%63-63' 160 138.5 130 150 30 20%64-64' 150 138.5 130 150 20 13.33%65-65' 150 138.5 130 150 20 13.33%66-66' 150 138.5 130 150 20 13.33%67-67' 150 138.5 130 150 20 13.33%

POTONGAN

ELEVASI JARAK MELINTA

NG

BEDA TINGGI

KEMIRINGAN

Kiri ( m )

Tengah ( m )

Kanan ( m )

a B C d│e│ =│( a -

c )│f = e/d x 100%

68-68' 130 138.5 130 150 0 13.33%69-69' 140 138.5 130 150 10 6.66%70-70' 140 138.5 130 150 10 6.66%71-71' 140 138.5 130 150 10 6.66%72-72' 130 138.5 130 150 10 0,00%73-73' 140 138.7 130 150 10 6.66%74-74' 140 138.9 130 150 10 6.66%75-75' 140 138.9 130 150 10 6.66%76-76' 130 138.9 130 150 0 0,00%77-77' 130 138.9 130 150 0 0,00%

Page 6: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

78-78' 130 138.9 120 150 10 6.66%79-79' 110 115.5 110 150 0 0,00%80-80' 60 115.6 110 150 50 40%81-81' 120 115.8 110 150 10 6.66%82-82' 120 91.2 60 150 60 40%83-83' 130 120 60 150 30 46.66%84-84' 140 130 60 150 80 53.33%85-85' 140 134.6 60 150 80 53.33%86-86' 140 134.6 60 150 80 53.33%87-87' 140 134.6 90 150 50 33.33%88-88' 140 134.6 90 150 50 33.33%89-89' 140 134.6 100 150 40 26.66%90-90' 140 134.6 100 150 40 26.66%91-91' 150 134.6 100 150 50 33.33%93-93' 150 134.6 100 150 50 33.33%93-93' 150 134.6 100 150 50 33.33%94-94' 150 134.6 100 150 50 33.33%95-95' 150 134.6 100 150 50 33.33%96-96' 150 134.6 80 150 70 46.66%

Tabel 4.12 Kalisifikasi Jalan Sesuai dengan Kemiringan

POTONGAN JALAN KEMIRINGANKLASIFIKASI

MEDAN

1 s/d 23 Jalan Lurus 49.27 % Pegunungan

23 s/d 26 Tikungan PI 29.99 % Pegunungan

26 s/d 51 Jalan Lurus 10.51 % Perbukitan

51 s/d 54 Tikungan P2 23.33 % Perbukitan

54 s/d 71 Jalan Lurus 16.66 % Perbukitan

71 s/d 74 Tikungan P3 4.99 % Perbukitan

74 s/d 96 Jalan Lurus 28.14% Pegunungan

Dari 96 titik didominasi oleh medan bukit, maka menurut tabel II.6 TPGJAK, Hal11 dipilih klasifikasi fungsi jalan Kolektor dengan kecepatan antara 40 – 70km/jam. Diambil kecepatan 70 km /jam.

Menghitung jarak

Diketahui masing-masing Koordinat :

A : ( +0.00 ; +0.00 )

P. I : ( -520; -440,55 )

P.2 : ( -520.45; +200,48 )

P.3 : ( -260,50 ; +700,37 )

B : ( +250; +1000 )

Page 7: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Perhitungan Jarak

Dari koordinat yang diketahui maka dapat dicari masing – masing jaraknya yaitu :

d1=√( X1−X A )2+ (Y 1−Y A )2

d1=√(−520)−0,00¿2+(−440,55)−0,00¿¿2¿=681.530 ≈ 682 m

d2=√( X2−X1 )2+(Y 2−Y 1 )2

d2=√¿¿¿

≈ 240 m

d3=√( X3−X 2)2+(Y 3−Y 2 )2

d3=√¿¿¿

d3=563.43 ≈ 564 m

d4=√ ( XG−X3 )2+(Y G−Y 3 )2

d4=√ (250−260,50 )2+ (1000−730,37 )2

d4=269.83 ≈ 270 m

Perhitungan Sudut

1. Perhitungan Sudut Tangen Pada Tikungan B ( P I1 ),

Sudut ( Δ1)

Tg α 1=|X A−X1||Y A−Y 1|

=|0.00−¿−520|

|0.00−¿−440.55|=1,180

α 1=arc h tan 1,180=49,720=4 9o 43' 12.49 ¿

Tg β2=|X2−X1||Y 2−Y 1|

=|520,45−¿−52 0|

|200,48−¿−440,55|=1,623

β2=arc h tan 1,623=58,3609=5 8o 21' 39,58 ¿

Jadi sudut (Δ3)

Δ1=β1−α 1=5 8o 21' 39,58 − 4 {9} ^ {o} {43} ^ {'} 12.49=9o 22' 27,09

2. Perhitungan Sudut Tangen Pada Tikungan D ( P I2 ),

Sudut ( Δ2)

Tg α 2=|X1−X2||Y 1−Y 2|

=|−520−¿−520,45||440,55−¿200,48|

=0,002

Page 8: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

α 2=arc h tan 0.002=0,11456=0o 6' 53 ¿

Tg β2=|X3−X2||Y 3−Y 2|

=|−260,50−¿−520,45|

|700,37−¿200,48|=0.520

β2=arc h tan 0.520=27.4744=27o 28' 27,95 ¿

Jadi sudut (Δ2)

Δ2=β2−α 2=27o 28' 27,95 - {0} ^ {o} {6} ^ {'} 53=270❑22' ,05

3. Perhitungan Sudut Tangen Pada Tikungan E ( P I3 ),

Sudut ( Δ3)

Tg α 3=|X2−X3||Y 2−Y 3|

=|−520,45∨−¿−260,59|

|200,48∨−¿700,37|=0,519

α 3=arc h tan 0,519=27,4293=27o25 ' 53 ¿

Tg β3=|XG−X3||Y G−Y 3|

=|250∨−¿−260,59||1000∨−¿200,48|

=0.63

β3=arc h tan 0,63=32,2109=32o 12' 39.24 ¿

Jadi sudut (Δ3)

Δ3=180−β3−α3=180o−32o12' 39,24 - {27} ^ {o} {25} ^ {'} 53=121o13 ' 71

Berdasarkan perhitungan pada peta kontur yang di dapat pada peta di dapat jarak dan sudut

sebagai berikut :

d1 = 682 m Δ1 = 9o22' 27,09

d2 = 240 m Δ2 = 270❑22' ,05

d3 = 564 m Δ3 = 121o 13 ' 71

d4 = 270 m

Page 9: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

4.2. Perhitungan Alinemen Horizontal

4.2.1 Perhitungan Tikungan P(1)

1. Klasifikasi Medan : Pegunungan

2. Type Jalan : Kelas III A

3. Lalu Lintas Harian Rata - rata ( LHR ) : > 3000

4. Kecepatan Rencana : 70 km/jam

5. Lebar daerah penguasaan Minimum :30 m

6. Lebar Perkerasan : 2x3.50 m

7. Lebar Bahu Jalan : 2,50m

8. Lereng Melintang Perkerasan : 2 %

9. Lereng Melintang bahu : 6 %

10. Jenis Lapisan permukaan Jalan : Penetrasi Berganda

11. Miring Tikungan Maksimum (e) : 10 %

12. Jari - jari Lengkung Minimum : 50 m

13. Landai maksimum : 8 %

Page 10: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Tabel 4.13.a Standard Perencanaan Geometrik Jalan Kelas I

Tabel 4.14.a Koefisien gesekan melintang pada tikungan

V( km/jam ) 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Fmaks 0,166 0,160 0,153 0,147 0,140 0,128 0,115 0,103 0,090

Sumber : Buku Konstruksi jalan Raya ( Ir.Hamirhan Saodang MSCE.)

Rumus :

Rmin=V R

2

127(emaks+ f maks)

Rmin=702

127(0,1+0,147)=156,205 m ≈ 157

Direncanakan geometric untuk Daerah Pegunungan Rc = 300m > Rmin = 157 m. Dengan Vr = 70 km/jam berdasarkan(TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 1100 m > Rc, sehingga tikunganjenis Full Circle tidak dapat digunakan.Sesuai dengan syarat 40 < Δ < 900, maka untuk tikungan I (11°29’25”) direncanakan S-C-S.

1. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

Dalam perhitungan tikungan ini dicoba dengan menggunakan jari-jari lingkaran dengan

ukuran 300 m

a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan,

maka panjang lengkung :

Ls=V R

3,6T → dimana nilaiT=3 detik

Ls= 703,6

×3=58,33 m≈ 59 m

b. Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :

Page 11: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Ls=0,022V R

3

Rc . C−2,727

V R . eC

Ls=0,022703

300 × 0,7−2,727

70 × 0,10,7

Ls=8,663 m≈ 8,7 m

Nilai e pada perhitungan diatas digunakan nilai superelevasi maksimum(emaks)

untuk V-90 km/jam maka, C = 0,7

c. Berdasarkan kelandaian relative maksimum

Ls .=( em−en

3,6 x ℜ )xVr

Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,

untuk Vr ≤ 70 km/jam, re max = 0,035 m/m/det.

Ls .=( 0,1−0,083,6 x0,035 )x 70

Ls .=11,11m

2. Perhitungan bagian spiral

Θs=90o× Lsπ × Rc

=90o ×11,113,14 ×300

=1,061=1o 3' 41,27

Ys= Ls2

6 Rc

= 11,112

6 ×300=0,068 m

Xs=Ls .(1− Ls2

40 Rc2 )=11,11×(1− 11,112

40 ×3002 )=11,109m ≈11,11m

P= LS2

6 x Rc

−Rc¿¿¿

P= 11,112

6 x300−300¿¿

P=0,017 m

K=Ls− Ls3

40 Rc2 −Rc .sin θs

K=11,11− 11,113

70 ×3002−300 × sin 1o3 ' 41,27 =} 5,55 ¿

Page 12: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

3. Perhitungan lengkung circle ( Lc )

Θc=β 1−Θs=9o 22 ’27,09 ”−2 ×1o 3' 41,27 = { 7} ^ {o} {15} ^ {'} 4,55

Lc= Θc

18 0oπ . Rc=7o 15' 4,55 } over {18 {0} ^ {o}} × 3,14 × 300=37,94 ¿

Syarat untuk lengkung S-C-S LC > 20 m

LC = 37,94 > 20 m .................... OK!!!

maka Tikungan S-C-S dapat di pake

Es=( RC+P )

cos12

x β−RC

Es=(300+0.017 )

cos12

x 9o22 ’27,09 ”

−300

Es=1,02m

Ts=( Rc+P )× tan12

β 1+K

Ts=(300+0,017 ) ×(tan12

9o 22 ’27,09 ”)+90,94

Ts=70,31 m

4. Perhitungan panjang tikungan total

L tot = LC + 2. Ls < 2 Ts

L tot = 37,94+2 x 11,11 m < 2 x 70,31 m

L tot = 60,16 m < 140,62 m

( memenuhi syarat )

1. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

a) Untuk Perencanaan jalan kelas IIIa, digunakan kendaraan rencana adalah

kendaraan besar dengan ketentuan sebagai berikut :

Lebar kendaraan rencana (b) : 2,6 m

Page 13: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Jarak antar gandar (P) : 3,5 m

Tonjolan depan kendaraan (A) : 1,2 m

b) Jumlah Lajur (n) : 2

c) Lebar Perkerasan pada bagian lurus (Bn) : 2 × 3,50

d) jari-jari pada tengh lintasan (R) : 300 m

e) Kecepatan Rencana : 70 Km/jam

B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur

sebelah dalam

B=√ {√R c2−64+1,25}2

+64−√Rc2−64+1,25

B=√ {√3002−64+1,25 }2+64−√3002−64+1,25=2,606 m

Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)

Z=0,105V

√ R=0,105 ×70 km / jam

√300 m=0,424 m

Tambahan lebar perkerasan di tikungan I (Δb)

Bt=n ( B+C )+Z

Dimana Bn adalah lebar perkerasan = 2 × 3,50 = 7,00 m

Untuk Bn = 7,00 C = 0,78 m

Bt=2 (2,606 m+0,78m )+0,424 m=7,196 m≈ 7,20m

Bt > Bn jadi perlu diadakan pelebaran perkerasan

5. Perhitungan kebebasan samping pada tikungan I

Perhitungan jarak pandang henti

J h=V r

3,6.T +

( V r

3,6 )2

2. g . f

Page 14: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Dimana :

VR = kecepatan rencana (km/jam)

T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik

g = percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2

f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,35-

0,55.

Jh = Jarak Pandang Henti (m)

Jadi :

J h=V r

3,6.T +

( V r

3,6 )2

2. g . f= 70

3,6× 2,5+

( 703,6 )

2

2× 9,8×0,5=87,19 m

J h=87,19m

Jh yang digunakan adalah Jh min yaitu 87,19 m

Perhitungan Jarak Pandang Menyiap

Jd=d1+d2+d3+d4

d1=0,278.T 1(V R−m+2.T 1

2 )d2=0,278.V R .T 2

d3=30 s /d100 m

d4=2/3.d2

Dimana :

t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung pada kecepatan

yang sesuai dengan persamaan t1 = 2.12+0.026V.

t2 = waktu dimana kendaraan yanng menyiap berada pada lajur

kanan yang dapat ditentukan dengan mempergunakankorelasi

t2 = 6.56+0.048V.

m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan

Page 15: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

yang disiap = 15km/jam.

a = percepatan rata-rata yang besarnya tergantung pada

kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan

mempergunakan korelasi a = 2.052+0.0036V.

a=2,052+0,0036. V R=2,052+0,0036 ×70=2,304 detik

T 1=2,12+0,026. V R=2,12+0,026 ×70=3,94detik

T 2=6,56+0,048. V R=6,56+0,048 ×70=9,92 detik

d1=0,278× 5,24(70−15+ 2,304 ×3,942 )=86,73 m

d2=0,278.V R .T 2=0,278 ×70 × 9,92=193 m

d3=55 m

d4=2/3.d2=2/3 ×193=128,66

Jd=d1+d2+d3+d4

Jd=86,73+193+55+128,66=463,39 m

Jd yang digunakan adalah Jd 463,39 m

Diketahui :

V = 70 km / jam

Jarak Pandang Henti ( S ) = 87,19m

Jarak Pandang Menyiap (M) = 463,39 m

L = 85,59 m

Untuk S < L, maka :

Θs=28,684 ×SRc

Θs=28,684 ×87,19300

=8,336=8o 20' 11,5

m=R ¿

m=300 × ¿

m=3,16 m

Untuk M > L, maka :

Page 16: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Θs=28,684 ×LM

Θs=28,684 ×85,59

463,39=5,298=5o 17' 52,98

m=12

( M−L ) sin Θs+¿ R ¿¿

m=12

( 463,39−85,59 )sin 12o 22' 7,75 } +300 × (1 - cos {{5} ^ {o} {45} ^ {'} 7,55 ¿¿

m=19,18 m

6. Menentukan tempat kedudukan titik – titik ( stationing )

D1 = 682,00 m

Perhitungan diagram superelevasi :

Perhitungan diagram superelevasi :

Ketentuan :

Ls = 11,11 m

en = 8 %

emaks = 10 %

e total=en+emax=8 %+10 %=13 %=0,18%

a=en

etotal

Ls= 8 %18 %

×11.11=4,93m

Perhitungan titik stationing pada tikungan P.1

sta pI1 = 0 + d1 = 0 + 682,00 m

sta Ts1 = sta PI1 – Ts

= 0 + 682,000 m – 70,13 m

= 0 + 611,87 m

Sta SC1 = sta Ts1 + Ls

= 0 + 611,87 m + 11,11 m

= 0 + 622,98 m

Page 17: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Sta CS1 = Sta SC1 = 0 + 622,98 m

Sta St1 = Sta CS1 + Ls

= 0 + 622,98 m + 11,11 m

= 0 + 634,09 m.

4.2.2 Perhitungan Tikungan P(2)

1. Klasifikasi Medan : Perbukitan

2. Type kalan : Kelas III ( jalan Penghubung )

3. Lalu Lintas Harian Rata - rata ( LHR ) : > 3000

4. Kecepatan Rencana : 80 km/jam

5. Lebar daerah penguasaan Minimum :30 m

6. Lebar Perkerasan : 2x3.50 m

7. Lebar Bahu Jalan : 2,50m

8. Lereng Melintang Perkerasan : 2 %

9. Lereng Melintang bahu : 6 %

10. Jenis Lapisan permukaan Jalan : Lapisan Macadam

11. Miring Tikungan Maksimum (e) : 10 %

12. Jari - jari Lengkung Minimum : 115 m

13. Landai maksimum : 7 %

Page 18: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Tabel 4.13.a Standard Perencanaan Geometrik Jalan Kelas I

Tabel 4.14.a Koefisien gesekan melintang pada tikungan

V( km/jam ) 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Fmaks 0,166 0,160 0,153 0,147 0,140 0,128 0,115 0,103 0,090

Sumber : Buku Konstruksi jalan Raya ( Ir.Hamirhan Saodang MSCE.)

Rumus :

Rmin=V R

2

127(emaks+ f maks)

Rmin=802

127(0,1+0,147)=209,973 m ≈ 210

Direncanakan geometric untuk Daerah Pegunungan Rc = 300m > Rmin = 157 m. Dengan Vr = 70 km/jam berdasarkan(TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 1100 m > Rc, sehingga tikunganjenis Full Circle tidak dapat digunakan.Sesuai dengan syarat 40 < Δ < 900, maka untuk tikungan I (11°29’25”) direncanakan S-C-S.

7. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

Page 19: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Dalam perhitungan tikungan ini dicoba dengan menggunakan jari-jari lingkaran dengan

ukuran 300 m

d. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan,

maka panjang lengkung :

Ls=V R

3,6T → dimana nilaiT=3 detik

Ls= 803,6

×3=66,666 m ≈ 67 m

e. Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :

Ls=0,022V R

3

Rc . C−2,727

V R . eC

Ls=0,022803

300 × 0,7−2,727

80× 0,10,7

Ls=22,472 m≈ 22,48 m

Nilai e pada perhitungan diatas digunakan nilai superelevasi maksimum(emaks)

untuk V-90 km/jam maka, C = 0,7

f. Berdasarkan kelandaian relative maksimum

Ls .=( em−en

3,6 x ℜ )xVr

Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,

untuk Vr ≥ 70 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.

Ls .=( 0,1−0,073,6 x0,025 )x 80

Ls .=26,66 m

8. Perhitungan bagian spiral

Θs=90o× Lsπ× Rc

=90o ×26,663,14× 300

=2,547=2o32' 49,68

Ys= Ls2

6 Rc

= 26,662

6 ×300=0,068 m

Xs=Ls .(1− Ls2

40 Rc2 )=26.66 ×(1− 26,662

40× 3002 )=26,65 m

Page 20: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

P= LS2

6 x Rc

−Rc¿¿¿

P= 26,662

6 x300−300¿¿

P=0,098 m

K=Ls− Ls3

40 Rc2 −Rc .sin θs

K=26,66− 26,663

40 × 3002 −300× sin 2o 32' 49,68 =} 13,32 ¿

9. Perhitungan lengkung circle ( Lc )

Θc=β 1−Θs=22o 22' , 05 - 2 × {2} ^ {o} {32} ^ {'} 49,68=17o 16' 25,64

Lc= Θc

18 0oπ . Rc=17o 16' 25,64 } over {18 {0} ^ {o}} × 3,14 × 300=90,40 ¿

Syarat untuk lengkung S-C-S LC > 20 m

LC = 90,40 > 20 m .................... OK!!!

maka Tikungan S-C-S dapat di pake

Es=( RC+P )

cos12

x β−RC

Es=(300+0,098 )

cos12

x 22o22

', 05 } - 300¿

Page 21: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Es=5,90 m

Ts=( Rc+P )× tan12

β 1+K

Ts=(300+0,098 ) × tan¿

Ts=72,65 m

10. Perhitungan panjang tikungan total

L tot = LC + 2. Ls < 2 Ts

L tot = 90,94 +2 x 26,66m < 2 x 72,65 m

L tot = 144,26 m < 145,3 m

( memenuhi syarat )

2. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

f) Untuk Perencanaan jalan kelas IIIa, digunakan kendaraan rencana adalah

kendaraan besar dengan ketentuan sebagai berikut :

Lebar kendaraan rencana (b) : 2,6 m

Jarak antar gandar (P) : 3,5 m

Tonjolan depan kendaraan (A) : 1,2 m

g) Jumlah Lajur (n) : 2

h) Lebar Perkerasan pada bagian lurus (Bn) : 2 × 3,50

i) jari-jari pada tengh lintasan (R) : 300 m

j) Kecepatan Rencana : 80 Km/jam

B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur

sebelah dalam

B=√ {√R c2−64+1,25}2

+64−√Rc2−64+1,25

B=√ {√3002−64+1,25 }2+64−√3002−64+1,25=2,606 m

Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)

Z=0,105V

√ R=0,105 × 80 km / jam

√300 m=0,484 m

Tambahan lebar perkerasan di tikungan I (Δb)

Page 22: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Bt=n ( B+C )+Z

Dimana Bn adalah lebar perkerasan = 2 × 3,50 = 7,00 m

Untuk Bn = 7,00 C = 0,78 m

Bt=2 (2,606 m+0,78m )+0,484 m=7,256 m≈ 7,30m

Bt > Bn jadi perlu diadakan pelebaran perkerasan

11. Perhitungan kebebasan samping pada tikungan I

Perhitungan jarak pandang henti

J h=V r

3,6.T +

( V r

3,6 )2

2. g . f

Dimana :

VR = kecepatan rencana (km/jam)

T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik

g = percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2

f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,35-

0,55.

Jh = Jarak Pandang Henti (m)

Jadi :

J h=V r

3,6.T +

( V r

3,6 )2

2. g . f= 80

3,6× 2,5+

( 803,6 )

2

2× 9,8×0,5=105,946 m≈ 106m

J h=106 m

Jh yang digunakan adalah Jh min yaitu 106 m

Perhitungan Jarak Pandang Menyiap

Jd=d1+d2+d3+d4

d1=0,278.T 1(V R−m+2.T 1

2 )d2=0,278.V R .T 2

d3=30 s /d100 m

Page 23: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

d4=2/3.d2

Dimana :

t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung pada kecepatan

yang sesuai dengan persamaan t1 = 2.12+0.026V.

t2 = waktu dimana kendaraan yanng menyiap berada pada lajur

kanan yang dapat ditentukan dengan mempergunakankorelasi

t2 = 6.56+0.048V.

m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan

yang disiap = 15km/jam.

a = percepatan rata-rata yang besarnya tergantung pada

kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan

mempergunakan korelasi a = 2.052+0.0036V.

a=2,052+0,0036. V R=2,052+0,0036 × 80=2,34 detik

T 1=2,12+0,026. V R=2,12+0,026 ×80=4,2detik

T 2=6,56+0,048. V R=6,56+0,048 ×80=10,4 detik

d1=0,278× 5,24(80−15+ 2,34 × 4,22 )=101,84 m

d2=0,278.V R .T 2=0,278 × 80× 10,4=231,29 m

d3=70 m

d4=2/3.d2=2/3 ×231,29=155

Jd=d1+d2+d3+d4

Jd=101,84+231,29+70+231,29=634,42m

Jd yang digunakan adalah Jd 634,42 m

Diketahui :

V = 80 km / jam

Jarak Pandang Henti ( S ) = 106m

Jarak Pandang Menyiap (M) = 634,42 m

L = 144,26 m

Untuk S < L, maka :

Page 24: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Θs=28,684 ×SRc

Θs=28,684 ×106300

=10,119=10o 7' 10,08

m=R ¿

m=300 × ¿

m=4,66 m

Untuk M > L, maka :

Θs=28,684 ×LM

Θs=28,684 ×144,26634,42

=6,522=6o 31' 20,71

m=12

( M−L ) sin Θs+¿ R ¿¿

m=12

(634,42−144,26 ) sin 6o 31' 20,71 } +300 × (1 - cos {{6} ^ {o} {31} ^ {'} 20,71¿¿

m=36,07 m

3. Menentukan tempat kedudukan titik – titik ( stationing )

D2 = 240 m

Perhitungan diagram superelevasi :

Ketentuan :

Ls = 26,66 m

en = 7 %

emaks = 10 %

e total=en+emax=7 %+10 %=13 %=0,17%

a=en

etotal

Ls= 7 %17 %

×26.66=26,66 m

Page 25: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Perhitungan titik stationing pada tikungan P.1

sta pI2 = Sta PI1 + d2 = 0 + 682,00 m + 246.00 m = 1+982,00 m

sta TS2 = sta PI2 – Ts

= 1 + 982,00 m – 72,65 m

= 1 + 909,35 m

Sta SC2 = sta TS2 + Ls

= 1 + 909,35 m + 26,66 m

= 1 + 936,01 m

Sta CS2 = sta SC2 + Lc

= 1 + 936,01 m + 90,40 m

= 1 + 1026,41 m

Sta ST2 = sta CS2 + Ls

= 1 + 1026,41 m + 26,66 m

= 1 + 1054,07 m

4.2.3 Perhitungan Tikungan P(3)

1. Klasifikasi Medan : Perbukitan

2. Type kalan : Kelas III ( jalan Penghubung )

3. Lalu Lintas Harian Rata - rata ( LHR ) : > 3000

4. Kecepatan Rencana : 80 km/jam

5. Lebar daerah penguasaan Minimum :30 m

6. Lebar Perkerasan : 2x3.50 m

Page 26: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

7. Lebar Bahu Jalan : 2,50m

8. Lereng Melintang Perkerasan : 2 %

9. Lereng Melintang bahu : 6 %

10. Jenis Lapisan permukaan Jalan : Lapisan Macadam

11. Miring Tikungan Maksimum (e) : 10 %

12. Jari - jari Lengkung Minimum : 115 m

13. Landai maksimum : 7 %

Tabel 4.13.a Standard Perencanaan Geometrik Jalan Kelas I

Tabel 4.14.a Koefisien gesekan melintang pada tikungan

V( km/jam ) 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Fmaks 0,166 0,160 0,153 0,147 0,140 0,128 0,115 0,103 0,090

Sumber : Buku Konstruksi jalan Raya ( Ir.Hamirhan Saodang MSCE.)

Rumus :

Page 27: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Rmin=V R

2

127(emaks+ f maks)

Rmin=802

127(0,1+0,147)=209,973 m ≈ 210

Direncanakan geometric untuk Daerah Pegunungan Rc = 300m > Rmin = 157 m. Dengan Vr = 70 km/jam berdasarkan(TPGJAK 1997, Tabel II.18), Rmin untuk FC = 1100 m > Rc, sehingga tikunganjenis Full Circle tidak dapat digunakan.Sesuai dengan syarat 40 < Δ < 900, maka untuk tikungan I (11°29’25”) direncanakan S-C-S.

12. Perhitungan panjang lengkung spiral (Ls)

Dalam perhitungan tikungan ini dicoba dengan menggunakan jari-jari lingkaran dengan

ukuran 300 m

g. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan,

maka panjang lengkung :

Ls=V R

3,6T → dimana nilaiT=3 detik

Ls= 803,6

×3=66,666 m ≈ 67 m

h. Berdasarkan perubahan gaya sentrifugal dan pengaruh kemiringan :

Ls=0,022V R

3

Rc . C−2,727

V R . eC

Ls=0,022803

300 × 0,7−2,727

80× 0,10,7

Ls=22,472 m≈ 22,48 m

Nilai e pada perhitungan diatas digunakan nilai superelevasi maksimum(emaks)

untuk V-90 km/jam maka, C = 0,7

i. Berdasarkan kelandaian relative maksimum

Ls .=( em−en

3,6 x ℜ )xVr

Dimana re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan,

untuk Vr ≥ 70 km/jam, re max = 0,025 m/m/det.

Page 28: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Ls .=( 0,1−0,073,6 x0,025 )x 80

Ls .=26,66 m

13. Perhitungan bagian spiral

Θs=90o× Lsπ × Rc

=90o ×26,663,14 × 300

=2,547=2o32' 49,68

Ys= Ls2

6 Rc

= 26,662

6 ×300=0,068 m

Xs=Ls .(1− Ls2

40 Rc2 )=26.66 ×(1− 26,662

40× 3002 )=26,65 m

P= LS2

6 x Rc

−Rc¿¿¿

P= 26,662

6 x300−300¿¿

P=0,098 m

K=Ls− Ls3

40 Rc2 −Rc .sin θs

K=26,66− 26,663

40 × 3002 −300× sin 2o 32' 49,68 =} 13,32 ¿

14. Perhitungan lengkung circle ( Lc )

Θc=β 1−Θs=121o 13' 71 −2 × {2} ^ {o } {32 } ^ { ' } 49,68= { 116} ^ {o} {8} ^ {'} 31,64

Lc= Θc18 0o π . Rc=

116o 8' 31,64 18 0o ×3,14 × 300=607,810 m

Syarat untuk lengkung S-C-S LC > 20 m

LC = 607,810 > 20 m .................... OK!!!

maka Tikungan S-C-S dapat di pake

Es=( RC+P )

cos12

x β−RC

Page 29: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Es=(300+0,098 )

cos12

x 121o13

'71} - 300¿

Es=313,35 m

Ts=( Rc+P )× tan12

β 1+K

Ts=(300+0,098 ) × tan¿

Ts=546,30 m

15. Perhitungan panjang tikungan total

L tot = LC + 2. Ls < 2 Ts

L tot = 607,810 +2 x 26,66m < 2 x 546,30 m

L tot = 661,13 m < 1092,6 m

( memenuhi syarat )

4. Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

k) Untuk Perencanaan jalan kelas IIIa, digunakan kendaraan rencana adalah

kendaraan besar dengan ketentuan sebagai berikut :

Lebar kendaraan rencana (b) : 2,6 m

Jarak antar gandar (P) : 3,5 m

Tonjolan depan kendaraan (A) : 1,2 m

l) Jumlah Lajur (n) : 2

m) Lebar Perkerasan pada bagian lurus (Bn) : 2 × 3,50

n) jari-jari pada tengh lintasan (R) : 300 m

o) Kecepatan Rencana : 80 Km/jam

B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur

sebelah dalam

B=√ {√R c2−64+1,25}2

+64−√Rc2−64+1,25

B=√ {√3002−64+1,25 }2+64−√3002−64+1,25=2,606 m

Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)

Z=0,105V

√ R=0,105 × 80 km / jam

√300 m=0,484 m

Page 30: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Tambahan lebar perkerasan di tikungan I (Δb)

Bt=n ( B+C )+Z

Dimana Bn adalah lebar perkerasan = 2 × 3,50 = 7,00 m

Untuk Bn = 7,00 C = 0,78 m

Bt=2 (2,606 m+0,78m )+0,484 m=7,256 m≈ 7,30m

Bt > Bn jadi perlu diadakan pelebaran perkerasan

16. Perhitungan kebebasan samping pada tikungan I

Perhitungan jarak pandang henti

J h=V r

3,6.T +

( V r

3,6 )2

2. g . f

Dimana :

VR = kecepatan rencana (km/jam)

T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik

g = percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/det2

f = koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal, ditetapkan 0,35-

0,55.

Jh = Jarak Pandang Henti (m)

Jadi :

J h=V r

3,6.T +

( V r

3,6 )2

2. g . f= 80

3,6× 2,5+

( 803,6 )

2

2× 9,8×0,5=105,946 m≈ 106m

J h=106 m

Jh yang digunakan adalah Jh min yaitu 106 m

Perhitungan Jarak Pandang Menyiap

Jd=d1+d2+d3+d4

d1=0,278.T 1(V R−m+2.T 1

2 )d2=0,278.V R .T 2

d3=30 s /d100 m

Page 31: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

d4=2/3.d2

Dimana :

t1 = waktu reaksi yang besarnya tergantung pada kecepatan

yang sesuai dengan persamaan t1 = 2.12+0.026V.

t2 = waktu dimana kendaraan yanng menyiap berada pada lajur

kanan yang dapat ditentukan dengan mempergunakankorelasi

t2 = 6.56+0.048V.

m = perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan

yang disiap = 15km/jam.

a = percepatan rata-rata yang besarnya tergantung pada

kecepatan rata-rata kendaraan yang menyiap yang dapat ditentukan dengan

mempergunakan korelasi a = 2.052+0.0036V.

a=2,052+0,0036. V R=2,052+0,0036 × 80=2,34 detik

T 1=2,12+0,026. V R=2,12+0,026 ×80=4,2detik

T 2=6,56+0,048. V R=6,56+0,048 ×80=10,4 detik

d1=0,278× 5,24(80−15+ 2,34 × 4,22 )=101,84 m

d2=0,278.V R .T 2=0,278 × 80× 10,4=231,29 m

d3=70 m

d4=2/3.d2=2/3 ×231,29=155

Jd=d1+d2+d3+d4

Jd=101,84+231,29+70+231,29=634,42m

Jd yang digunakan adalah Jd 634,42 m

Diketahui :

V = 80 km / jam

Jarak Pandang Henti ( S ) = 106m

Jarak Pandang Menyiap (M) = 634,42 m

L = 144,26 m

Untuk S < L, maka :

Θs=28,684 ×SRc

Page 32: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Θs=28,684 ×106300

=10,119=10o 7' 10,08

m=R ¿

m=300 × ¿

m=4,66 m

Untuk M > L, maka :

Θs=28,684 ×LM

Θs=28,684 ×661,13634,42

=29,891=29o53 ' 29,9

m=12

( M−L ) sin Θs+¿ R ¿¿

m=12

(634,42−661,13 ) sin 29o 53' 29,9 } +300 × (1 - cos {{29} ^ {o} {53} ^ {'} 29,9¿¿

m=33,25 m

5. Menentukan tempat kedudukan titik – titik ( stationing )

D2 = 564 m

Perhitungan diagram superelevasi :

Ketentuan :

Ls = 26,66 m

en = 7 %

emaks = 10 %

e total=en+emax=7 %+10 %=13 %=0,17%

a=en

etotal

Ls= 7 %17 %

×26.66=26,66 m

Perhitungan titik stationing pada tikungan P.1

sta pI3 = Sta PI2 + d3 = 1+389,00 m + 564.00 m = 2 + 954.00 m

sta TS3 = sta PI3 – Ts

= 1 + 982,00 m – 546,30m

= 2 + 408,7 m

Sta SC3 = sta TS3 + Ls

= 2 + 408,7 + 546,30

= 2 + 957,00 m

Page 33: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Sta CS3 = sta SC3 + Lc

= 2 + 957,00 m + 607,810 m

= 2 + 1566,81 m

Sta ST3 = sta CS3 + Ls

= 2 + 1566,81 m + 26,66 m

= 2 + 1595,47 m

Tabel 4.15 Perhitungan Tikungan Horizontal

Perhitungan

PI1 PI2 PI3

R 300 300 300

Ls 11,11 m 26,66 m 26,66 m

θs 1,061 2,547 2,547

Ys 0.068 0.068 m 0.068 m

Xs 11,11 26,66 m 26,66 m

P 0,017 0,098 0,098

K 5,52 13,32 13,32

Δc9°22’27.09

”22°22’05”

121° 13’71”

Lc 37,94 m 90,40 m 607,810 m

Es 1,02 m 5,90 m 313,35 m

Ts 70,31 m 72,65 m 546,30 m

Syarat Ltotal < 2Ts

L total 60,16 m 144,26 m 601,13 m

 2Ts 140,62 m 145,3 m 1092,3 m

KeteranganMemenuhi

syaratMemenuhi

syaratMemenuhi

syarat

Page 34: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

4.3. Perhitungan Alinyement Vertikal

1. Perhitungan PPV1

Menentukan kelandaiaan jalan :

gn=∆ elevasijarak

× 100 %

1. Kelandaian 1 ( g1 )

Jarak patok A ke PPV1 = 1200 m

Elevasi A = 80

Elevasi PPV1 = 75,5

g 1=Elevasi PPV1- Elevasi A Jarak patok A ke PPV1

x100 %

g 1=75 , 5−801200

x 100 %

g 1=0 %

[ g 1 ]=0%

2. Kelandaian 2 ( g2 )

3. Kelandaian 1 ( g1 )

Jarak patok PPV1 ke PPV2 = 1400 m

Elevasi PPV1 = 74,5

Elevasi PPV2 = 157,5

g 1=Elevasi PPV2- Elevasi PPV1 Jarak patok PPV1 ke PPV2

x 100 %

g 2=157 ,5−75 ,51200

x 100%

[ g 2 ]=8 .3 %

Perbedaan kelandaian A

A = g2 – g1

A = 8,3% – 0%

A = 8,3 %

[ A ]

= 8,3 %

Page 35: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PPV2

A

g1 = 0%PPV1

g2 = 8,3 %

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Gambar sesuai data :

Gambar 4.8 perbedaan kelandaian di titik PPV1

Sta. PPV1 = 0 + 1200 m

Elevasi PPV1 = + 74,5

g1 = 0 %

g2 = 8,3 %

A = 3 %

Maka didapat bentuk PPV1 adalah ”CEMBUNG”

Menentukan Panjang Lengkung Vertikal (Lv)

a. Berdasarkan jarak penyinaran lampu kendaraan

Dimana S = jarak pandang menyiap = 463,39 m

untuk jarak henti (jh )

h1 = 1,05

h2 = 0,15

untuk jarak mendahului ( jd)

h1 = 1,05

h1 = 1,05

(SUMBER : TPCGA BINA MARGA 1997 )

Page 36: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Menentukan Panjang Lengkung Vertikal (Lv)

a. Berdasarkan jarak pandang berada seluruh dalam daerah lengkung (S<L).

Jarak pandang henti : 87,19 m

Lv= A . S2

100 (√2 h1+√2 h 2 )2= 8,3 × 463,392

100 (√2× 1,05+√2× 0,15 )2

Lv=158,239 m

S < L : 87,19 m < 158,239 m memenuhi syarat

b. Berdasarkan jarak pandang berada di luar dan didalam daerah lengkung (S

>L)

Jarak Pandang Menyiap : 463,39 m

Lv=2. S−200 (√h 1+√h2 )2

A

¿2 ×463,39−200 (√1,05+√1,05 )2

8,3

Lv=825,575 m

S > L : 463,39 m < 825,39 m tidak memenuhi syarat

c. Berdasarkan keluwesan bentuk

Lv=0,6. V R=0,6 × 70=42m

d. Berdasarkan syarat drainase

Lv=50. A=50 × 8,3=415m

Menghitung panjang penyimpangan dari titik potong kedua tangen atau pusat

perpotongan Vertikal (PPV) kelengkungan vertikal.

Di ambil Lv yang terpanjang = 415 m

Ev =± A . Lv

800

dimana :

Ev = Penyimpangan dari titik PPV ke lengkungan vertikal

LV = Panjang lengkung vertikal (415 m)

Page 37: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

A = Selisih Kelandaian (8,3%)

Ev= A . Lv800

→8,3× 415

800=4,30 m

a. Menentukan Elevasi Stationing

Elv. PPV1’ = Elv. PPV1 + Ev

= + 74,5 + (4,30)

= + 78,8 m

Sta. PPV1’ = Sta. A + 1200 m

= (0 + 000) + 1200 m

= 1 + 050 m

Elv. PLV1 = Elv. PPV1 + (g1 . ½ Lv)

= + 74,5 + (0,0 %. ½ . 415)

= + 68 + ( 207,5)

= + 255

Sta. PLV1 = Sta. PPV1 – ½ Lv

= ( 0 + 1200) – ½ . 415

= 0 + 992,5 m

Elv. PTV1 = Elv. PPV1 + ( g2 . ½ Lv)

= + 78,8 + (8,3 % . ½ 415)

= + 9 6,02

Sta. PTV1 = Sta. PPV1 + ½ . Lv

= (1 + 050) + ½ .755

= 1 + 209 m

Page 38: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

2. Perhitungan PPV2

Menentukan kelandaiaan jalan :

gn=∆ elevasijarak

× 100 %

4. Kelandaian 3 ( g3 )

5. Kelandaian 1 ( g1 )

Jarak patok PPV1 ke PPV2 = 1400 m

Elevasi PPV1 = 74,5

Elevasi PPV2 = 157,5

g 1=Elevasi PPV2- Elevasi PPV1 Jarak patok PPV1 ke PPV2

x 100 %

g 2=157 ,5−75 ,51200

x 100%

g 2=+0 %

[ g 2 ]=8 .3 %

6. Kelandaian 3 ( g3 )

Jarak patok PPV2 ke PPV3 = 900,82 m

Duga rencana pada PPV2 = 157,7 m

Duga rencana pada PPV3 = 138,5 m

g 3=138−157 , 7982

x100 %

[ g 3 ]=−2 %

Perbedaan kelandaian A

A = g3-g2

A = 8,3 % - (-2) %

A = +10,3%

[ A ]

= 10,3 %

Page 39: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

g2 =8,3 %

g3 = -2%

PPV3

PPV2

B

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Gambar sesuai data :

Gambar 4.9 Perbedaan kelandaian di titik PPV2

Sta. PPV2 = 1 + 1200 m

Elevasi PPV2 = + 87

g2 = + 157.5 %

g3 = + -2 %

A = + 10,3 %

Maka didapat bentuk PPV2 adalah ”CEKUNG”

Menentukan Panjang Lengkung Vertikal (Lv)

a. Berdasarkan jarak pandang berada seluruh dalam daerah lengkung (S<L).

b. Berdasarkan jarak penyinaran lampu kendaraan

Dimana S = jarak pandang menyiap = 109 m

Untuk (S > L)

Lv=2. S−(120+3,5. S)

A=2×109−

(120+3,5 ×109)10,3

Lv=169,31

Jd > L : 109 m < 169,31 m Tidak memenuhi syarat

Untuk (S < L)

Lv= A . S2

120+3,5. S= 10,3 × 1092

120+3,5 × 109=526,341

Jd < L : 109 m < 526,341m memenuhi syarat

Page 40: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

c. Berdasarkan jarak pandang bebas dibawah bangunan

Dimana S = jarak pandang henti = 634,42 m

Untuk (S > L)

Lv=2. S−3480A

=2 ×634,42−348010,3

Lv=930,975

Jh > L : 634,42 < - 930,975 m tidak memenuhi syarat

Untuk (S < L)

Lv= A .S2

3480=10,3 ×634,422

3480=1,191

Jd < L : 634,42 m < 1,191m memenuhi syarat

d. Berdasarkan Bentuk Visual Lengkung Vertikal Cekung

Lv= A ×V 2

380=10,3 × 802

380=173,47 m

Jadi Panjang L yang digunakan adalah 1,191 m

Menghitung panjang penyimpangan dari titik potong kedua tangen atau pusat

perpotongan Vertikal (PPV) kelengkungan vertikal.

Ev =± A . Lv

800

dimana :

Ev = Penyimpangan dari titik PPV ke lengkungan vertikal

LV = Panjang lengkung vertikal (775 m)

A = Selisih Kelandaian (10,3 %)

Ev= A . Lv800

→10,3× 1,191

800=12,87 m

Page 41: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

b. Menentukan Elevasi Stationing

Elv. PPV2’ = Elv. PPV2 - Ev

= + 157.4 - (12,87)

= + 144,53 m

Sta. PPV2’ = Sta. PPV1 + 1400 m

= (1 + 1200) + 1400 m

= 1 + 800 m

Elv. PLV2 = Elv. PPV2 - (g2 . ½ Lv)

= + 157 - (8,3 %. ½ . 12,87

= + 157 - ( 0,53)

= + 156,47

Sta. PLV2 = Sta. PPV2 – ½ Lv

= ( 1 + 1400) – ½ . 12,87

= 1 + 1,339 m

Elv. PTV2 = Elv. PPV2 - (g3 . ½ Lv)

= + 157 - (10,3 %. ½ . 12,87) 28FDA903

= + 1,339 - (0,66 )

= + 1338,4

Sta. PTV2 = Sta. PPV2 + ½ Lv

= ( 1 + 1400) + ½ . 376,351

= 1 + 1588 m

Tabel 4.16 Perhitungan Lengkung Vertikal

Perhitungan PPV1 PPV2

LV 415 1,191

EV 4,30 12,87

STA 1 + 050 1 + 1400

PLV 0 + 992,5 1 + 1,339

PTV 1 + 209 1 + 1588

Page 42: Bab iv jalan raya

Cornelis R.A Mahing

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN