BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A...

44
22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Sosial Masyarakat Desa Sidomulyo Selatan 1. Letak geografis dan keadaan alam Letak geografis Desa Sidomulyo Selatan terletak pada 0 o 37‟ lintang utara dan 122 o 38‟ bujur timur. Berada diketinggian 12m dari permukaan laut, memiliki curah hujan rata-rata 2000-3000mm/tahun dan suhu rata-rata pertahun adalah 30 o dengan kelembaban udara rata-rata 70% pertahun. Secara administratif desa Sidomulyo Selatan terletak di wilayah kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, yang terbagi atas dua dusun yakni dusun Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain : bagian utara berbatasan dengan Desa Sidomulyo, bagian selatan dan barat berbatasan dengan Desa Diloniyohu, sedangkan bagian timur berbatasan dengan Desa Iloheluma. 2. Identitas penduduk Masyarakat Desa Sidomulyo Selatan hampir sebagian besar merupakan penduduk Jawa yang bertransmigrasi ke Gorontalo pada tahun 1950an. Penduduk Desa Sidomulyo Selatan terdiri dari beberapa suku yakni suku Jawa, suku Sunda, dan suku Gorontalo. Jumlah penduduk Sidomulyo Selatan yaitu 1.295 jiwa yang terdiri dari laki-laki 595 jiwa dan perempuan 700 jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak 383 KK. Mata pencaharian masyarakat dapat diidentifikasi dalam

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Sosial Masyarakat Desa Sidomulyo Selatan

1. Letak geografis dan keadaan alam

Letak geografis Desa Sidomulyo Selatan terletak pada 0o37‟ lintang utara

dan 122o38‟ bujur timur. Berada diketinggian 12m dari permukaan laut, memiliki

curah hujan rata-rata 2000-3000mm/tahun dan suhu rata-rata pertahun adalah 30o

dengan kelembaban udara rata-rata 70% pertahun.

Secara administratif desa Sidomulyo Selatan terletak di wilayah kecamatan

Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, yang terbagi atas dua dusun yakni dusun

Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara

lain : bagian utara berbatasan dengan Desa Sidomulyo, bagian selatan dan barat

berbatasan dengan Desa Diloniyohu, sedangkan bagian timur berbatasan dengan

Desa Iloheluma.

2. Identitas penduduk

Masyarakat Desa Sidomulyo Selatan hampir sebagian besar merupakan

penduduk Jawa yang bertransmigrasi ke Gorontalo pada tahun 1950an. Penduduk

Desa Sidomulyo Selatan terdiri dari beberapa suku yakni suku Jawa, suku Sunda,

dan suku Gorontalo. Jumlah penduduk Sidomulyo Selatan yaitu 1.295 jiwa yang

terdiri dari laki-laki 595 jiwa dan perempuan 700 jiwa, dengan kepala keluarga

sebanyak 383 KK. Mata pencaharian masyarakat dapat diidentifikasi dalam

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

23

beberapa bidang yakni : petani, buruh tani, pegawai Negeri, pedagang, wirausaha,

buruh bangunan/tukang dan peternak. Sebagian besar sumber pendapatan

penduduknya melalui sektor perkebunan dan peternakan. Lahan persawahannya

tercatat ± 100 Ha dan merupakan sawah irigasi yang produktif.

Pendidikan masyarakat desa Sidomulyo Selatan masih sangat minim, hal

ini dikarenakan masyarakat kurang menyadari akan pentingnya pendidikan. Desa

Sidomulyo Selatan baru memiliki dua sekolah dasar yakni SD Negeri dan MTs.

Sesuai data statistik kecamatan, masyarakat yang berada pada jenjang pendidikan

TK 32 jiwa, SD 144 jiwa, SMP 45 jiwa, SMA 46 jiwa dan perguruan tinggi 23

jiwa.

Kehidupan sosial masyarakat tidak luput dari beberapa hal yang

mempengaruhi interaksi sosial maupun interaksi antar individu, dalam hal ini

yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Desa Sidomulyo Selatan sehari-hari

antara lain:

a. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang digunakan oleh setiap

lapisan masyarakat. Masyarakat desa Sidomulyo Selatan menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan antar suku, disebabkan masing-masing suku

memiliki dialek bahasa yang telah melekat dalam masyarakatnya. Penggunaan

bahasa tersebut tidak berlaku pada pertunjukan genjringan, karena dalam

genjringan bahasa yang digunakan dalam melantunkan syairnya yakni bahasa

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

24

arab. Pemain genjringan yang sudah terlatih bertahun-tahun dengan fasih

melantunkan syair demi syair dalam pertunjukan genjringan.

b. Agama

Masyarakat Desa Sidomulyo Selatan berkisar 1.295 jiwa, yang secara

keseluruhan beragama Islam dengan tempat peribadatan yang dimiliki desa

Sidomulyo Selatan yakni 2 Mesjid dan 4 Mushola. Mesjid dan mushola tersebut

memiliki anak santri yang setiap harinya menimba ilmu agama, menurut

pengakuan bapak Kardi (57 tahun) bahwa “instrumen genjringan pernah

digunakan sebagai alat pembelajaran disalah satu mesjid di Sidomulyo Selatan.

Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian para santri agar mau belajar

berkesenian sekaligus berbahasa arab. Santri yang terpilih untuk berlatih ternyata

tidak bersungguh-sungguh dan mengakibatkan instrumen genjringan tidak terawat

dan tidak terjaga”.

c. Adat istiadat

Pada umumnya, setiap masyarakat memiliki adat istiadat yang selalu

berkaitan erat dengan tradisi dan budaya masing-masing. Begitupula, dengan

masyarakat desa Sidomulyo Selatan yang memiiki adat istiadat disetiap masing-

masing suku. Suku Jawa memiliki tradisi slametan yang diadakan pada hajatan

kelahiran, pernikahan, kematian dan syukuran lainnya. Slametan ini dihadirkan

yang tujuannya tidak lain adalah untuk mengucapkan rasa syukur terhadap Allah

SWT.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

25

Tradisi slametan dalam kelahiran terdiri dari masa kehamilan dan

melahirkan, pada masa kehamilan anak pertama akan dilaksanakan tradisi telonan

pada kehamilan tiga bulan, setelah itu tradisi piton-piton yang dilaksanakan pada

bulan ketujuh. Pelaksanaan tradisi saat bayi telah lahir yakni akan dilaksanakan

tradisi brokohan pada hari pertama kelahirannya, selanjutnya hari kelima dari

kelahiran tersebut dalam hitungan Jawa dikenal sebagai (pon, wage, kliwon, legi,

pahing) yang disebut sepasar akan dilaksanakan tradisi sepasaran yang

berkenaan dengan pemberian nama pada bayi tersebut. Jika umur bayi telah

beranjak 35 hari akan dilaksanakan tradisi selapanan yang menandakan bahwa

bayi tersebut telah berumur lebih dari sebulan. Tradisi selanjutnya akan diadakan

telonan yakni pada tiga bulan, pitonan pada tujuh bulannya, dan setahunan tepat

satu tahun umur anak tersebut. Anak remaja laki-laki yang akan beranjak dewasa

dilaksanakan tradisi sunatan (khitanan).

Tradisi slametan diadakan pada pernikahan dimaksudkan untuk

memberkati kedua mempelai dalam membina rumah tangga baru, dan slametan

diadakan pada malam harinya sebelum akad nikah. Tradisi slametan pada

kematian diadakan pada malam hari tepatnya pada hari pertama, ketiga, ketujuh,

keempat puluh, keseratus dan keseribu hari.

Tradisi masyarakat suku Gorontalo kelahiran bayi ditandai dengan tradisi

gunting rambut yang disertai dengan aqiqah. Beranjak dewasa bagi kaum laki-laki

akan dilaksanakan khitanan dan bagi perempuan dilaksanakan pembeatan. Prosesi

pernikahan masyarakat Gorontalo tradisi lamaran dikenal sebagai antar harta

yakni kunjungan mempelai pria kepada mempelai wanitanya dengan membawa

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

26

beberapa unsur-unsur pendukung dalam lamaran, yang dilaksanakan sebelum

prosesi akad nikah dilaksanakan. Tradisi kematiannya akan dilaksanakan ta‟ziah

dari hari pertama, ketiga, ketujuh dan keempat puluh dan keseratus.

d. Kesenian

Masyarakat desa Sidomulyo Selatan baik pendatang maupun masyarakat

asli memiliki kesenian yang terus dilestarikan oleh masing-masing suku. Dalam

hal ini kesenian yang dimiliki oleh masyarakat suku Jawa di desa Sidomulyo

Selatan antara lain : Ketoprak, Wayang Wong, Jaranan, dan Genjringan.

Wayang wong merupakan kesenian wayang yang pelakunya adalah

manusia sebagai pengganti wayang kulit, dengan menggunakan riasan dan

perhiasan yang sama digunakan oleh wayang kulit, dan diberikan tambahan

sedikit coretan-coretan pada wajah yang berbentuk lukisan atau gambar. Biasanya

wayang wong membawakan cerita-cerita yang mengisahkan tentang arjuna atau

cerita-cerita yang terdapat dalam kisah mahabrata dan ramayana. sedangkan

kesenian ketoprak atau bahasa Jawanya kethoprak ini adalah sebuah pertunjukan

yang juga mirip dengan wayang wong, hanya saja ketoprak diselingi dengan lagu-

lagu Jawa dan menggunakan alat musik berupa gamelan. Tema yang disajikan

pun banyak diambil dari kisah-kisah legenda yang terjadi dalam sejarah Jawa.

Jaranan juga merupakan sebuah bentuk kesenian yang mirip dengan kesenian

yang disebut kuda lumping, terkenal dengan aksi kesurupannya dan sesajian yang

dimakan mentah.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

27

Genjringan adalah sebuah pertunjukan ansambel yang di dalamnya

terdapat instrumen dan vokal, instrumen yang digunakan yakni instrumen

genjring dan jedor , vokalnya yakni lantunan syair terhadap Nabi Muhammad

SAW yang tedapat dalam kitab Barjanji. Masyarakat Gorontalo, yang bertempat

dilingkungan desa Sidomulyo Selatan kurang adanya perhatian terhadap kesenian

daerah, sehingga jarang dipertunjukan. Salah satu kesenian yang terkadang

dipertunjukan dalam mengisi kegiatan masyarakat yakni turunani, turunani yakni

sebuah kesenian yang didalamnya membawakan lantunan-lantunan syair yang

diiringi oleh instrumen rebana.

B. Tradisi Kelahiran Bayi dalam Masyarakat Sidomulyo Selatan

Kelahiran bayi dalam masyarakat desa Sidomulyo Selatan memiliki

beberapa tradisi yang mendukung didalamnya, yakni upacara yang dilaksanakan

dari bayi lahir hingga berumur 35 hari syukuran yang bertujuan untuk

memberikan ucapan rasa syukur kepada Allah SWT, maka diadakan syukuran

antara lain :

1. Brokohan

Brokohan yakni sebuah ritual adat yang dilaksanakan masyarakat Jawa

untuk menyambut hadirnya seorang bayi yang akan mengisi keluarga maupun

dalam lingkungan masyarakat. Tradisi brokohan ditandai dengan telah

dilakukannya pemotongan tali pusar yang menghubungkan bayi dengan sang ibu.

Juga telah diadakan ritual penguburan bathur (teman bayi saat dalam rahim ibu).

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

28

Tradisi brokohan diadakan pada sore atau pada malam hari setelah

kelahiran anak tersebut, dengan mengadakan slametan atau syukuran yang

mengundang tetangga, sanak saudara dan kerabat. Tradisi slametan selesai maka

para tamu undangan akan membawa pulang bungkusan yang berisi makanan atau

perangkat sesaji yang disediakan oleh tuan hajat dan makanan tersebut telah

dibacakan do‟a sebelumnya oleh seseorang yang dianggap pemimpin atau tetua

agama di lingkungan desa tersebut. Selesainya tradisi slametan warga masyarakat

akan bertahan untuk berjaga-jaga dan menemani tuan hajat dalam masyarakat

kegiatan ini disebut jagongan hingga 5 hari kedepan.

Pada tradisi brokohan makanan yang disajikan antara lain : nasi golong 2

bungkus, kulupan (sayur-sayuran rebus), telur rebus, nasi gurih yang sudah

diletakan dalam baskom atau wadah, nasi biasa yang juga diletakkan dalam

wadah, sambal goreng yang terbuat dari campuran mie kuning dan ubi, bubur

merah, bubur putih, jajan pasar, dan ingkung (daging ayam panggang).

2. Sepasaran

Tradisi sepasaran merupakan tradisi yang diadakan setelah bayi berumur

sepasar (5 hari), sepasar dalam hitungan hari Jawa yaitu pon, wage, kliwon, legi

dan pahing. Pelaksanaan sepasaran juga berkenaan dengan pemberian nama bagi

si bayi tersebut, dan biasanya pada tradisi ini lebih istimewa diantara upacara

lainnya, karena terkadang ada warga yang akan menghadirkan sebuah pertunjukan

didalamnya. Saat sore hari pada hari sepasaran ini dalam ruang lingkup

masyarakat desa Sidomulyo Selatan akan ditemui ibu-ibu yang berbondong-

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

29

bondong datang mengunjungi hajatan dengan membawa tas yang berisi beras, mie

putih, gula, teh, serta beberapa perlengkapan untuk bayi tradisi masyarakat ini

disebut mbecek. Malam harinya merupakan hari terakhir jagongan dan akan tetap

diadakan slametan, slametan sepasaran akan menentukan siapa nama bayi

tersebut. Pelaksanaannya bagi keluarga yang mampu akan menghadirkan sebuah

pertunjukan dan slametan akan diadakan setelah pertunjukan yang akan

dilaksanakan langsung oleh pelaku pertunjukan. Setelah selesai makanan yang

telah dibacakan do‟a akan dibagi dan dibawa pulang oleh yang mengikuti

slametan.

Makanan yang disediakan pada pelaksanaan sepasaran dilakukan sangat

sederhana, yakni : nasi biasa, nasi gurih, kulupan, telur rebus, ingkung, bubur

merah, bubur putih, sambal goreng mie dan ubi, dan jajan pasar.

3. Selapanan

Tradisi selapanan merupakan suatu tradisi yang memperingati bahwa bayi

itu telah berumur selapan (35 hari). Tradisi ini diadakan pada hari yang sama saat

bayi ini lahir dalam hitungan masyarakat Jawa. Pelaksanaan tradisi ini ditandai

dengan pemotongan rambut pertama pada bayi yang akan menandakan bahwa

bayi tersebut sudah masuk pada masa balita. Tradisi dilaksanakan dengan

menyiapkan beberapa jenis makanan yang akan dijadikan perangkat pelaksanaan

dan setelah itu akan dibagikan kepada tamu undangan yang telah hadir dalam

tradisi selapanan. Makanan yang disiapkan pada tradisi selapanan cukup

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

30

sederhana yaitu: nasi tumpeng, nasi putih, nasi gurih, sambal goreng, telur rebus,

ingkung, kulupan, bubur putih, bubur merah, dan jajan pasar.

C. Bentuk Pertunjukan Genjringan dalam Kelahiran Bayi

Bentuk Pertunjukan genjringan dalam kelahiran bayi, merupakan sebuah

pagelaran tertutup yakni „suatu pagelaran yang dilaksanakan dalam suatu ruang

tertutup (di dalam bangunan)‟. Suasana yang dihasilkan dalam pertunjukan

memiliki kesan yang formal, tidak bebas dan lebih tertib, sehingga komunikasi

antara para pemain dan penonton hanya berlangsung satu arah. Keterbatasan

ruang gerak penonton dan para pelaku genjringan menjadikan suasana terkendali

dan lebih terbatas (Palgunadi, 2002:100). Pertunjukan memiliki komponen

pendukung yang mudah, salah satunya yakni persiapan. Persiapan yang dilakukan

dari menjelang pertunjukan, hingga sebelum pertunjukan dimulai. Pertunjukan

genjringan juga memiliki beberapa komponen yakni sebagai berikut :

1. Persiapan

Pertunjukan genjringan memiliki beberapa persiapan khususnya pemain

yang berpengaruh pada kelangsungan pertunjukan genjringan. Genjringan dalam

upacara kelahiran bayi memiliki persiapan yakni pra pertunjukan dan saat

pertunjukan.

a. Pra Pertunjukan

Pertunjukan genjringan yang terdapat dalam upacara kelahiran bayi,

diawali dari warga masyarakat yang memiliki niat ketika do‟anya dikabulkan

untuk mendapatkan seorang anak laki-laki atau perempuan, maka akan

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

31

menghadirkan pertunjukan genjringan sebagai ucapan rasa syukur yang

mendalam. Ucapan niat dari warga dapat juga disebut sebagai sebuah nazar dari

keluarga yang berkeinginan. Persiapan menghadirkan pertunjukan genjringan

sepasaran bayi yakni warga yang berkepentingan akan mendatangi kediaman dari

ketua genjringan dan menyampaikan maksud dari kedatangannya. Ketua yang

telah mengetahui maksud dan tujuan dari warga tersebut, akan segera

memberitahu pemain genjringan untuk mengadakan pertemuan.

Pertemuan yang diadakan akan membahas tentang kesediaan pemain

genjringan, dalam menghadiri undangan yang dimaksud. Hasil kesepakatan,

mengenai pengadaan latihan sebelum hari yang ditentukan dan hal ini dilakukan

pada malam hari setelah selesainya pekerjaan masing-masing.

b. Pelaksanaan Pertunjukan

Pertunjukan genjringan yang akan dilaksanakan dalam upacara kelahiran

bayi dikediaman bapak Gunung telah bersiap-siap. Pukul 15.30 sore hari seorang

penanggung jawab kegiatan memberikan nasihat kepada beberapa orang yang

dipercaya agar mengambil alat-alat genjringan dan memberitahu bahwa tuan hajat

telah siap menerima kedatangan pemain genjringan dan tempat pertunjukan telah

disediakan. Setibanya di kediaman ketua genjringan, maka diutarakan apa yang

menjadi pesan dari tuan hajat, untuk menjemput alat-alat genjringan juga

kesediaan tuan hajat menyambut kedatangan pemain genjringan. Menjelang

malam para pemain genjringan mempersiapkan diri dengan mengenakan kemeja,

sarung dan peci (songkok), meskipun pakaian yang dikenakan tidak seragam

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

32

sekilas terlihat rapi dan sopan. Pemain yang telah mempersiapkan diri di rumah

masing-masing, kemudian berangkat menuju kediaman ketua genjringan untuk

melihat persiapan pemain yang lain. Waktu menunjukan pukul 20.30 seluruh

anggota telah berkumpul dan tiba waktunya untuk berangkat ke tempat

pertunjukan, perjalanan ditempuh selama sepuluh menit dengan menggunakan

kendaraan bermotor.

Setibanya di kediaman bapak Gunung anggota genjringan dan tamu yang

ikut masuk bersamanya disambut ramah dan hangat oleh tuan hajat seraya

mempersilahkan masuk dan duduk dengan keadaan melantai, sambil bercerita

tentang banyak hal. Tidak lama kemudian dari pintu yang mengarah ke dapur

seorang pelayan laki-laki dengan membawa lengser (sejenis baki) yang berisi

minuman dan kue-kue untuk para tamu dan anggota genjringan yang dihidangkan

tepat di depan dari tempat duduk para tamu yang hadir dan pemain genjringan.

Sementara itu waktu menunjukan pukul 21.00, pemain genjring mulai

menyiapkan dan mencoba-coba alat bantu pengeras suara yang akan digunakan

selama pertunjukan dan pemain yang lain mulai menyiapkan instrumen yang akan

digunakan, terutama genjring dan jedor. Genjring dipersiapkan dengan

memasangkan alat pengencang yang terbuat dari rotan untuk mengatur

ketegangan selaput bidang, yang dipasangkan tepat dibawah selaput kulit

didalamnya menggunakan palu yang terbuat dari kayu yang disebut tangkal.

Sedangkan alat jedor dipersiapkan dengan mengencangkan kawat pengait yang

terpasang pada tubuhnya dengan cara dipukul pada bagian kayunya dengan

menggunakan palu yang juga terbuat dari kayu yang disebut ganden. Setelah

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

33

selesai jedor akan dipukul 3 kali yang menandakan bahwa pertunjukan genjringan

akan segera dimulai. Gambar di bawah ini adalah cara mengencangkan instrumen

genjring dan alat yang digunakan sebagai pengencang.

Gambar. 1. Cara mengencangkan genjring (foto dokumentasi penulis)

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

34

Gambar 2. Tangkal (kiri),ganden (kanan) (foto dokumentasi penulis)

Pemain yang telah mendapat tugas masing-masing dalam memainkan

instrumen telah bersiap pada posisi duduk bersila dengan tempat duduk saling

berhadapan antara pemain dan penyair. Terlihat seorang pemain genjringan yang

bertugas memainkan instrumen jedor duduk diatas sebuah benda yang disebut

dingklêk (bangku kecil yang terbuat dari kayu). Peristiwa tersebut dikarenakan

pemain genjringan tersebut telah mengalami osteoporosis sehingga sangatlah sulit

baginya untuk duduk bersila seperti teman-temannya yang lain.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

35

Gambar. 3. Posisi pemain dan penonton (foto dokumentasi penulis)

2. Penyajian

Pelaksanaan pertunjukan genjringan dimulai tepat pada pukul 22.00, yang

diawali dengan salam oleh ketua genjringan seraya membuka kitab Barjanji dan

meletakkannya tepat di depan pemain alat yang juga sekaligus membuka pukulan

pertama daripada genjring yang disebut kenting, dan disahut oleh instrumen

pendukung lainnya, saat mulai bertalu-talu penyanyi telah bersiap untuk

melantunkan bawaan pertama yang merupakan tahap awal dari pertunjukan

genjringan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tahapan genjringan terbagi

atas 3 tahap yakni tahap awal, tahap pertengahan dan tahap akhir, disetiap tahapan

memiliki babak yang terdiri dari beberapa lagu bawaan. Palgunadi (2002:129)

mengatakan bahwa “babak dalam sebuah pagelaran adalah pembagian pagelaran

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

36

menjadi penggal-penggal waktu tertentu”. Tahap awal hanya terdapat satu babak

yang terdiri dari 3 bawaan yakni : Assalam, Allahmuko dan Abi Bakri.

Assalam merupakan lagu pembuka pertama yang lirik syairnya

menceritakan tentang suatu perdamaian dan ketenangan untuk umat Islam semua

yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW, saurannya terdapat pada baris

pertama lagu Assalam, lirik bawaannya akan berulang setelah 1 baris bawaan

selesai dan dibalas dengan lirik sauran. Dinamika lagu terjadi saat akan masuk

pada sauran kedua, maka genjring yang disebut kendang akan memberikan tanda

dimana mulai naiknya nada dari syair yang dibawakan, setelah lagu Assalam

selesai para pemain berhenti sejenak untuk menunggu aba-aba masuk pada lagu

selanjutnya, dan setelah ketua memberi aba-aba lagu dilanjutkan dengan lagu

bawaan Allahmuko, bawaan Allahmuko menceritakan tentang perangai kemuliaan

Nabi Muhammad dihadapan Allah SWT, yang pembawaannya pada prinsipnya

hampir mirip dengan Assalam letak perbedaannya terdapat pada liriknya saja.

Pengulangan yang terjadi tetap 1 baris setelah lirik bawaan akan dibalas dengan

lirik sauran. Pertunjukan bawaan Allahmuko telah selesai dan dilanjutkan dengan

bawaan Abi Bakri, Abi Bakri menceritakan tentang perjalanan Nabi dalam

mengenalkan Islam kepada kaumnya dan Abu Bakar merupakan pengikut setia

Nabi, masih sama dengan bawaan lagu sebelumnya sauran Abi Bakri terletak

diawal lagu, dan mengalami pengulangan setiap selesainya satu baris dari lirik

bawaan. Bawaan pertama ini dalam kitab Barjanji terdapat pada halaman (21-28),

dari hasil pengamatan bahwa bawaan pertama ini merupakan satu komponen yang

tidak terpisah hanya saja dibagi menjadi tiga bagian dengan alasan bahwa sauran

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

37

dari setiap bawaan akan dibawakan dengan lantunan syair yang berbeda sehingga

untuk lebih bervariasi dibagi menjadi 3 bagian.

Kurangnya pemain genjringan menjadikan setiap anggota genjringan harus

merangkap sebagai pemain instrumen juga sebagai penyair dari lagu bawaan dan

lagu sauran. Bagi pemain yang belum mendapat tugas, akan menunggu giliran

saat pemain yang lain sudah tidak kuat lagi, sehingga terjadi pertukaran pemain.

Teknik permainan genjringan tersebut disebut saling mengisi atau sambung

menyambung. Penggunaan teknik tersebut dimaksudkan agar pertunjukan tidak

berhenti ditengah-tengah saat jalannya pertunjukan dalam satu kali bawaan.

Sahut-sahutan antara lagu dan musik akan terjalin dan terdengar sangat merdu

merasuk hingga nurani setiap individu yang mendengarkan. Penonton juga tamu

dari tuan hajat, yang ikut bergabung dalam pertunjukan namun hanya sebagai

batur (teman) dan tidak turut berpatisipasi saat pertunjukan berlangsung.

Alunan genjring dan syair membuat orang yang mendengarkan terbawa

suasana dari setiap tempo dan lirik yang dibawakan, sehingga terlihat pemain

genjring yang asyik dengan lagu yang dibawakan sambil menggeleng-gelengkan

kepalanya, adapun yang memukul genjring sambil matanya tertutup karena tak

tahan dengan ngantuk mengingat banyaknya kegiatan yang dilakukan seharian,

sehingga rasa penat dan letih tak terasa lagi terobati dengan meresapi setiap lirik

yang terdapat dalam alunan lagu dalam genjringan. Ritme yang dihasilkan dari

syair yang dibawakan dapat disimbolkan kedalam simbol berikut ini :

║: xx x xx xx │ xx x x. xx │ xx x x. xx │ xx ..x │

Assala a amu alaik alaikayaa a a Zainal …

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

38

xx x xx xx │ xx x . x │ xxx xx │ xx :║

Anbiya a a a i Assala a mualaik

║: x. xx x xx │ xx .xx │ xx. x. │ xx .xx │ xx. xx │

Allahmuko o o Dzamili lima a a mati Sholallahu

xx .xx :║

Alaik

║: xxxx │ xxxx │ xxxx │ xx ..x │ xxxx │ xxxx :║

Abi Bakri mubintidja Allah Allah hidina Arodiya Allahu’an

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Pengulangan terjadi setiap bawaan dan sauran sebanyak dua kali dan

sebelum masuk ke syair sauran terjadi pukulan transisi yang menandakan bahwa

akan beralih lagi pada sauran yang menandakan dinamika dari sebuah lagu dan

ditandai oleh instrumen genjring yang bertindak sebagai kendang, pola

pukulannya perhatikan simbol dibawah ini :

║: ppp p │ ppp p :║

Pembawaan pertama selesai atau tahap awal dalam pertunjukan

genjringan, yang mengisyaratkan bahwa adanya pertunjukan genjringan di

kediaman tersebut. Warga masyarakat yang memiliki waktu luang dapat hadir dan

menyaksikan genjringan malam itu. Pertunjukan akan berhenti sejenak sebelum

masuk pada tahap berikutnya, dan seseorang yang ditugaskan untuk membawakan

makanan akan keluar dengan membawa lengser berisi makanan untuk para

pemain genjringan dan tamu yang hadir. Tuan hajat akan memberikan pesan dan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

39

kesan dan mempersilahkan untuk menikmati makanan yang telah dihidangkan di

tempat duduk masing-masing. Pemain sangat menikmati makanan yang

dihidangkan, dan masih melanjutkannya dengan merokok atau sekedar minum teh

sambil membicarakan banyak hal, waktu menunjukan pukul 23.00 pembawaan

dilanjutkan dengan tahap pertengahan. Pada tahap pertengahan sesuai pengamatan

terbagi menjadi 4 babak, babak pertama terdiri dari 2 bawaan yakni bawaan

Bisyahri dengan sauran Allahu Allah dan bawaan Tanakol dengan sauran Ya

Habib. Pertunjukan dimulai kembali pada bawaan Bisyahri dalam kitab Barjanji

terletak pada halaman (37), yang menceritakan tentang perjalanan Nabi hingga

menjadi kekasih Allah, saurannya juga tetap berada pada awal lagu, dan pada

bawaannya akan dibawakan setiap 2 baris. Terdapat perbedaan pada setiap

barisnya ditandai oleh simbol pada setiap akhir dari baris syair yang terdapat pada

kitab Barjanji, untuk menandakan bahwa lirik yang memiliki simbol pada awal

akan dilanjutkan dengan syair sauran. Pembawaan syair bisyahri selesai maka

dilanjutkan dengan bawaan Tanakol dalam Barjanji terletak pada awal lirik syair,

dan setiap 2 baris bawaan akan dilanjutkan dengan sauran, meskipun pada

dasarnya hampir sama disetiap bawaannya. Ritme yang dihasilkan pula

menyerupai ritme sebelum-sebelumnya tetapi masih dapat terlihat perbedaannya,

sebagai berikut:

║: x x x. xx │ x ..x │ xx x. xx │ x ..x │ xx x. xx │ x ..x │ xx Allah Allahu Allah, Allah Allahu Allah, Allah Allahu Allah, lailaha

xx xx x │ x xxx │ xxx x │ xxx x xx :║

ilallah Allah Yaka Akhiruhman saydul qiram

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

40

║: xx xx xx x │ x. xx xx x │ xx x. xx xx │ x ..x :║

Ya Habib Allah hulla y air Allah Ya ir . . yaa. . . ya. . .

. xx x x. xx │ xx x x. x │ xx xx xx │ xx xx xx x │ x. ..x │ x .x Muhammad Allah yaa Muhammad dinil Islam walailahailalla akhirul dzaman

xx │ xx :║

Allah Munajam

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Pertunjukan genjringan babak pertama selesai, pemain akan berhenti

sejenak, sambil menikmati makanan seperti kue-kue dan minuman yang telah

dihidangkan sejak tadi atau merokok sambil bercerita. Kue-kue dan minuman

akan terus disediakan oleh tuan hajat untuk menjaga stamina para pemain dan

menjaga kenyamanan dalam melakukan pertunjukan yang berlangsung semalam

penuh. Pemain genjringan menikmati setiap hisapan rokok dan seruputan wedang

jahe (sejenis minuman yang terbuat dari jahe). Ketua kembali memberikan aba-

aba bahwa pertunjukan genjringan akan dilanjutkan kembali pada tahap

pertengahan dengan babak kedua, babak kedua yang terdiri dari 1 bawaan Wulidal

Habi dengan 3 sauran Soliyas Rohman, Loh Allah dan Mohidina.

Pertunjukan yang berlangsung babak kedua ini bawaan akan mengalami

pengulangan sebanyak tiga kali sesuai dengan saurannya, saat genjring yang

disebut kendang mulai ditabuh, genjring lainnya sekaligus jedor mengikutinya

dan diiringi lantunan bawaan Wulidal Habi dengan Sauran Soliyas Rohman,

namun yang pertama kali dilantunkan yakni saurannya, setelah sauran Soliyas

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

41

Rohman terjadi pengulangan 2 kali maka dilanjutkan dengan bawaannya yakni

Wulidal Habi. Bawaan Wulidal Habi dalam Kitab Barjanji terletak pada halaman

(45-47) yang menceritakan tentang kisah awal mula kelahiran Nabi Muhammad

SAW hingga mengemban tugas menjadi utusan Allah, dari pengamatan yang

dilakukan bahwa ritme dari bawaan Wulidal habi sauran Soliyas Rohman, pada

dasarnya bawaan yang mengikuti alunan ritme dari sauran sehingga dapat

dituliskan dalam simbol bunyi dibawah ini :

║: x x. xx │ xx .. │ x x. xx │ xx .. │ x x. xx │ xx .. │

Soliyas Rohman, Anta bangun sholat, anta bangun sholat

x x. xx xx │ x x. xx xx │ x x. xx x │ ...x :║

Allah Allah ya Allah maulairobbuna Allah

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Sauran Soliyas Rohman selesai akan dilanjutkan dengan bawaan Wulidal

Habi dengan sauran Loh Allah, seperti halnya bawaan sebelumnya ritme yang

terjadi pada sauran Loh Allah, bawaan Wulidal Habi yang dibawakan juga pada

sauran sebelumnya pada pengulangannya yang terjadi di sauran Loh Allah akan

mengikuti ritme dari alunan lagu Loh Allah yang dari hasil pengamatan dapat

dituliskan dalam simbol berikut ini :

║: xx x x. xx │ ..xx │ xx x x. xx │ ..xx │ xx xx xx x │

Loh Allah Allahhu Allah loh Allah Allahhu Allah ya robbi

xxx .. │ xx x xx xx │ xx x xx xx │ xx x x.. │

Shubhanalloh iman turkam tulaulau yae e tau lau lau ya e

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

42

xx x.. │ xx xx xx x │ ..xx │ xx x xx xx │ xx x xx xx │

Ta barokta mulaik Qu’ran tabarokata mualaik Qu’ran, bersiap-bersiap sholat

xx x x.. │ xx x xx xx │ xx .x │ xx x x.. x │

Magrib bersiap sholat magrib orang satu membuka Qur’an

x. xxx │ xx x x.. x │ x. xxx :║

Satu. Allahu Allah yaa subhan sifat Allah Rohman rohim

Wulidal Habi dengan sauran Mohidina merupakan bawaan selanjutnya, hal

yang serupa juga terjadi pada bawaan Wulidal Habi dengan sauran Mohidina

yakni konsep pembawaannya mengikuti alunan dari saurannya. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan sauran Mohidina memiliki ritme yang tidak jauh

berbeda dengan sauran-sauran sebelumnya yang dapat dituliskan dengan simbol

sebagai berikut:

║: x. xx .x │ x. .x │ x. xx .x │ x. xx │ xx xx xx │ x x. .x │

Mohidinna ila, mohidina ila, yaa shortoni Allah yahu yahu Allah syiwa

x. xx xx xx │ xx .x :║

indul yahu yahu.

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Babak kedua selesai pemain genjringan akan beristirahat kembali, mengingat

begitu banyak tenaga yang dibutuhkan untuk mengatur tinggi rendahnya nada

dalam alunan syair genjringan, dan umur dari pemain genjringan yang melainkan

orang-orang yang telah berumur. Pertunjukan genjringan menjadi lebih sering

melakukan istirahat untuk sekedar melepaskan dahaga maupun untuk sambil

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

43

menghabiskan sebatang rokok dan minum kopi demi menghilangkan rasa ngantuk

yang mulai menyelimuti ditengah malam yang dingin.

Waktu menunjukan pukul 01.00 masih 2 babak lagi untuk tahap

pertengahan, disekitar terlihat sepi penonton yang tadinya masih asyik bercerita

sambil menikmati segelas kopi. Kini mulai tak terdengar lagi suaranya melainkan

mendengarkan pertunjukan genjringan sambil tiduran di lantai beralaskan karpet,

dalam kesunyian ketua memberikan aba-aba untuk melanjutkan pertunjukan pada

babak selanjutnya, babak ketiga terdiri dari 2 bawaan yakni Shola Alaika dengan

sauran Mithakol Jannah dan Badad Lanah dengan sauran Sholuila, masuk pada

bawaan shola alaika, genjring mulai naik dan saling bergema syair sauran

Mithakol Jannah dan dilanjutkan dengan bawaan Shola Alaika yang dalam kitab

Barjanji terletak pada halaman (52-53) yang intinya menceritakan tentang

salawatan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad, untuk memohon hidayah-Nya

dan dapat memberikan pertolongan menuju jalan yang diridhoi Allah. Saat

bawaan Shola Alaika ritme yang didapatkan dari pengamatan mengikuti ritme

yang ada pada saurannya yakni Mithakol Jannah, yang dapat dituliskan dalam

simbol berikut ini :

║: x x. x x. │ ...x │ x x. x x. │ x xx xx │ x x. xx │ x x. x x. │

Mithakol jannah lailahailallah Robbi robbahu, Allah Allah lailahailallah

x x. x x. │ x xx xx xx │ ..x x │ x x. x x. │ x x. x x. │ xx xx xx x │

.. :║

Robbi robbahu ya muhamad ya rosullulloh.

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

44

Saat sauran Mithakol Jannah mulai naik terjadi pukulan transisi yang

menandakan bahwa adanya dinamika lagu, dan terjadi pengulangan 2 kali pada

saurannya setelah itu selesailah bawaan Shola Alaika, para pemain menghentikan

permainan sejenak namun tidak meletakkan alat musik, ketua mengomentari

pemain instrumen genjring yang lain bahwa ada yang akan menggantikan posisi

teman yang sudah mulai tidak kuat lagi, akhirnya salah seorang dari pemain

menggantikannya dan permainan dilanjutkan kembali pada bawaan Badad Lanah

dengan sauran Sholuila. Bawaan Badad Lanah dalam kitab Barjanji terletak di

halaman (54-55), yang menceritakan tentang kemuliaan Nabi Muhammad kepada

umatnya yang dalam kesusahan. seperti bawaan sebelumnya, bawaan Badad

Lanah ritme dari syairnya akan mengikuti ritme yang terdapat dalam syair

saurannya yakni Sholuila, dan dari hasil pengamatan ritme dari syair sauran

Sholuila dapat disimbolkan sebagai berikut :

║: xx .. │ xx .. │ xx .. │ xx .. │ xx .. │ xx xx x │

Sholu ila sholu manji dono sakina

xxx .. │ xx xxx │ xxxx │ xxxx │ xx .. │ xx .. │ xx .. │

Badad nik ma lamah mau lana Allah yahum durja lale

xx .. │ xx xx x │ xx xx xx xx │ xx xxx │ xx .. :║

Durja lale shoratun shoratun nikmalamah nikmalamah

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Berhentinya syair Sauran Sholuila dari Bawaan Badad Lanah, berarti

babak ketiga telah selesai, salah seorang pemain dengan keringat yang bercucuran

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

45

dihilangkannya menggunakan handuk kecilnya, tuan hajat memang sangat

perhatian malam itu, dari dalam keluarlah seseorang dengan membawa sebuah

teko (sejenis tempat minuman) yang berisi penuh kopi panas untuk menggantikan

kopi yang sudah terlanjur dingin. Seorang pemain genjringan yang penuh

semangat menggilir teko tersebut untuk mengisi gelas-gelas kosong, ditemani

sebatang rokok dan kopi panas sesaat dapat menghilangkan rasa ngantuk yang

mulai terasa sangat menyerang, tidak lama kepulan asap yang sempat memenuhi

ruangan tersebut menghilang dan permainan dilanjutkan kembali untuk babak

selanjutnya.

Babak keempat terdiri dari 2 bawaan lagi yakni Badad lanah dengan

sauran Siti Fatimah dan Bawaan Shola Alaika dengan sauran Ya Umat, pada

bawaan Badad Lanah dengan sauran Siti Fatimah hanya mengulangi bawaan

Badad Lanah sebelumnya namun, dengan sauran yang berbeda. Sehingga pada

sauran Siti Fatimah ini bawaan Badad Lanah mengikuti alunan Syair yang

terdapat dalam sauran Siti Fatimah. Ritme yang dihasilkan pada dasarnya hampir

sama dengan bawaan sebelumnya, tetapi dapat dilihat pada simbol berikut ini :

║: x x. xx │ x xx xx │ x xx xx │ .xxx :║

Siti Fatimah, Fatimah binti yaa Rosullulloh yaasin

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Bawaan Badad Lanah dengan sauran Siti Fatimah selesai, akan langsung

dilanjutkan dengan bawaan Shola Alaika sauran Ya Umat, bawaan Shola Alaika

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

46

merupakan pengulangan dari bawaan Shola Alaika sebelumnya, namun dengan

sauran yang berbeda. Bawaan Shola Alaika dengan sauran Ya Umat pada

pembawaannya mengikuti ritme yang ada pada syair saurannya seperti pada

bawaan sebelum-sebelumnya yakni dapat dituliskan dalam simbol berikut ini :

║: xx x xx xxx │ xx x .. │ x. x x. x │ x. xx xx x │ x. xx xx │ Ya umat lanuyak geni neroko, njalok tulong mareng kanjeng nabi nurah bisǒ

xx xxx xx x :║

sebab umat kakean dusǒ.

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Sauran ya Umat merupakan akhir dari babak pertengahan dan akan

memasuki pada babak terakhir, sebelum memasuki babak terakhir para pemain

akan mengadakan latihan sejenak untuk mempersiapkan syair selanjutnya. Syair

yang akan dibawakan pada babak terakhir yakni syair shrokalan, pada

pembawaannya agar lebih khidmat pemain yang tadinya dalam posisi duduk

bersila akan membawakannya dengan berdiri diikuti dengan para penonton dan

tamu yang hadir. Syair shrokalan memiliki ritme yang dapat disimbolkan sebagai

berikut :

║: xx xx . │ .xxx │ xx. .x │ xxxx │ xx.. x │ x xx x │ xx :║

Yaa Nabi salam alaika yaa Rasul salam alaika yaa habib salam alaika

Keterangan : simbol dan lirik diatas merupakan bagian dari syair yang terdapat

pada genjringan, simbol menandakan ritme dari lirik lagu

dibawahnya dengan membunyikan suara tang.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

47

Gambar. 4. Posisi pemain saat shrokalan. (foto dokumentasi penulis)

3. Pemain

Pada pertunjukan genjringan secara keseluruhan pemain genjringan terdiri

dari kaum laki-laki, yang umumnya telah berkeluarga. Umur masing-masing

berkisar 45-60 tahun. hal ini disebabkan oleh kurangnya generasi muda yang ikut

serta dalam kelompok genjringan desa Sidomulyo Selatan. Pemain genjringan

dalam setiap pertunjukan pemain terbagi dalam beberapa tugas yakni :

a. Ketua genjringan yakni bapak Warni (50 tahun), memiliki wawasan yang

cukup, dan pernah mengikuti pendidikan militer. Ketua bertindak sebagai

pemegang peran utama dalam pertunjukan, yang akan memberikan aba-

aba dari mulainya genjringan, waktu istirahat dan waktunya selesai

pertunjukan. Terkadang juga bertugas untuk menggantikan pemain yang

lain.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

48

b. Instrumen genjring 1 yang diberi sebutan kendang, dipegang oleh bapak

Baqori (45 tahun) berpendidikan dasar, alat ini biasanya merupakan

genjring yang akan mulai pukulan pertama dalam pertunjukan genjringan.

c. Instrumen genjring 2 yang diberi sebutan kenting, dipegang oleh bapak

Kardi (55 tahun) berpendidikan dasar, genjring ini memulai pukulan

setelah kendang berbunyi dan kenting mengisi di sela-sela ketukan

daripada kendang.

d. Instrumen genjring 3 yang diberi sebutan timbangan 1, dipegang oleh

bapak Tumidi (53 tahun) berpendidikan dasar, genjring timbangan 1 ini

akan bertindak pada saat semua instrumen telah dibunyikan. Perubahan

pukulan terjadi ketika masuk pada pengulangan kedua, timbangan 1 juga

merupakan alat yang akan bertindak lebih dulu memperbaiki ketika ada

kesalahan dalam pukulan dan tempo.

e. Instrumen genjring 4 yang diberi sebutan timbangan 2, dipegang oleh

bapak Mimin (43 tahun) berpendidikan menengah pertama, alat timbangan

2 akan bertindak untuk saling berbawaan dengan timbangan 1, serta saling

mengisi setiap pukulanya dengan timbangan 1.

f. Instrumen jedor dipegang oleh bapak Yamiren (65 tahun) berpendidikan

dasar, alat ini bertindak untuk memberikan tanda saat mulainya

pertunjukan genjringan dan selesainya pertunjukan.

g. Pembawa syair bawaan adalah orang yang bertindak sebagai penyair,

biasanya dalam pertunjukan yang membawa alat musik juga sekaligus

pembawa syair. Dikarenakan oleh kurangnya pemain genjringan.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

49

h. Pembawa syair sauran adalah orang yang bertindak membawakan syair

sauran yang dibawakan setelah syair bawaan selesai, biasanya orang yang

membawakan syair sauran juga merupakan pemain musik atau anggota

lain yang belum mendapat tugas.

4. Instrumen

Instrumen dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai „alat-alat

musik‟ (Daryanto, 1998:263). Pelaksanaan pertunjukan genjringan instrumen

yang digunakan tergolong pada instrumen musik membranofon. Instrumen musik

membranofon sumber bunyinya berasal dari selaput membran atau kulit binatang.

Membran dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai “rentangan selaput

atau kulit yang dapat membangkitkan atau menangkap getaran”

(Daryanto,1998:400). Instrumen yang digunakan pada pertunjukan genjringan ada

dua jenis yang masing-masing alat disebut genjring dan jedor.

a. Genjring

Genjring dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai rebana kecil

(Daryanto, 1998:214), sedangkan menurut Bram Palgunadi genjring adalah

sejenis alat musik terbang atau rebana yang dilengkapi dengan piring-piring

logam kecil disekeliling tubuhnya (Palgunadi, 2002:341). Tubuh genjring

berbentuk lingkaran menyerupai sebuah mangkuk, dengan ketebalan 6 cm,

berdiameter 32 cm dan pada sisi-sisinya terdapat piringan logam yang terdiri dari

3 bagian. „Piringan logam tersebut apabila digerakkan akan menghasilkan bunyi

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

50

gemerincing‟ (Palgunadi, 2002:341), adapun genjring yang tidak memiliki

piringan logam berbentuk bulat pipih melainkan bulat bundar yang menyerupai

anting-anting dan pada penggunaannya dalam pertunjukan genjringan, genjring

ini digunakan sebagai kendangnya. Bagian tubuh genjring terbuat dari kayu jati

yang memiliki kualitas kayu laban, dan selaput yang digunakan untuk menutupi

lingkaran bagian atasnya terbuat dari kulit kambing yang telah melalui proses

pengeringan dan pembersihan.

Pemasangan pengencang dibagian tubuh genjring menggunakan paku

payung yang kecil sebagai pengganti paku payung hias, permukaan kulit

mempunyai ketegangan yang dapat diatur saat akan digunakan biasanya untuk

mengatur ketegangan daripada kulit saat dipukul, digunakan tali pengencang yang

umumnya terbuat dari rotan atau kawat baja. Pemasangannya dengan dipukulkan

pada bagian dalam dari genjring menggunakan palu yang terbuat dari kayu.

Genjring ini memiliki ciri khas tersendiri pada bagian tubuhnya dengan warna

dasar putih dan dicat hijau dengan motif segitiga.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

51

Gambar 5. genjring (Foto dokumentasi penulis)

Piringan logam (kecrek)

Gemerincing (klintingan)

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

52

Cara memegang alat musik genjring yakni dengan menggunakan tangan

kiri, lingkaran genjring yang tertutup dengan kulit menghadap kesebelah kanan

posisi tangan berada dibawah genjring dengan ibu jari mengait pada lingkaran

belakang sebagai penahan dan jari-jari yang memegang pada bagian tubuhnya.

Perhatikan gambar berikut :

Gambar 6. Cara Memegang Genjring (foto dokumentasi penulis)

b. Jedor

Jedor merupakan sebuah alat musik yang sejenis dengan alat musik bedug

yang berukuran sedang, berbentuk menyerupai tabung yang memiliki penutup

terbuat dari kulit binatang yang terletak pada bagian atas dan bawahnya.

Diameternya 38 cm, keliling 119 cm, dan panjangnya 47 cm. Biasanya pada

bagian badannya terbuat dari kayu jati sedangkan kulit yang digunakan terbuat

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

53

dari kulit kambing yang sudah melalui proses pengeringan dan pembersihan.

Ketegangan dari kulit yang terdapat pada jedor diatur oleh kawat pengait yang

dipasang pada bagian tubuhnya dengan penahannya terbuat dari kayu dan

dikencangkan menggunakan palu yang terbuat dari kayu. Penggunaaan instrumen

jedor menggunakan alat pemukul yang terbuat dari kayu dengan ujungnya yang

dilapisi kain. Penempatannya jedor digantungkan pada sebuah tatanan kayu yang

menyerupai ayunan.

Gambar 7. Jedor (foto dokumentasi penulis)

5. Teknik Memainkan Instrumen

Setiap instrumen dalam pertunjukan genjringan memiliki tehnik

memainkan yang berbeda, dan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

54

a. Genjring

Cara memainkan genjring terdapat tiga variasi yakni tangan dengan jari-

jari merapat, tangan dengan jari-jari merenggang dan tangan dengan jari-jari yang

dipantulkan. Pukulan jari-jari merapat yang dipukul tepat dipinggir bagian tengah

kulitnya yang akan menghasilkan bunyi dung, dan pukulan jari-jari merenggang

masih pada tempat yang sama akan menghasilkan bunyi prak, sedangkan untuk

jari memantul pada bagian pinggir atas akan menghasilkan bunyi tang. Penjelasan

diatas dapat dituliskan simbol bunyi sebagai berikut :

t = tang

Gambar. 8. Bunyi tang. (foto dokumentasi penulis)

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

55

d = dung

Gambar. 9. Bunyi dung (foto dokumentasi penulis)

p = prak

Gambar 10. Bunyi prak (foto dokumentasi penulis)

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

56

Keterangan : definisi diatas berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti

dilapangan, selanjutnya peneliti memberikan simbol-simbol untuk

membedakan dari beberapa bunyi yang dihasilkan.

b. Jedor

Cara memainkan jedor, biasanya seseorang akan duduk bersila

disampingnya dengan memegang stick atau kayu pemukul yang digunakan untuk

memukul kebagian selaput kulit dari jedor. Stick atau kayu pemukul yang

digunakan terlebih dahulu telah dilapisi kain dengan cara membundel atau

melilitkanya agar dapat menghasilkan suara yang natural. Jedor dalam

pukulannya hanya terdapat satu motif pukulan yakni dengan memukulkan stick

pada tengah-tengah rentangan selaput kulit dan akan menghasilkan bunyi dung.

perhatikan gambar berikut :

Gambar. 11. Memukul jedor. (foto dokumentasi penulis)

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

57

6. Pola Permainan Genjring dan Jedor

a. Genjring

Genjring dalam setiap pertunjukan kelahiran terbagi dalam 4 bagian dan

setiap bagian memiliki tugas masing-masing, yakni kendang, kenting, timbangan

1 dan timbangan 2.

Kendang, genjring ini bertugas sebagai pengatur dimana mulainya

genjringan, apabila disejajarkan dengan genjring yang lain saat pertunjukan

letaknya adalah bagian ujung, pukulan dapat disimbolkan sebagai berikut :

║: t. t. t. t. │ t. t. t. t. :║

Kenting, genjring ini bertugas sebagai pengatur kedua setelah kendang,

dan saat pertunjukan letaknya juga bagian ujung. Pukulan kenting dapat

disimbolkan sebagai berikut :

║: t t t t │t t t t :║

Timbangan 1, genjring ini bertugas untuk mengimbangi antara kendang

dan kenting, saat pertunjukan letaknya ditengah dari kendang dan kenting.

Pukulan timbangan 1 dapat disimbolkan sebagai berikut :

║: . t . t │. t . t :║

Timbangan 2, genjring ini bertugas untuk mengimbangi timbangan 1, saat

pertunjukan letaknya ditengah bersanding dengan timbangan 1. Pukulan

timbangan 2 dapat disimbolkan sebagai berikut :

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

58

║: tt d. dt │ tt d. dt :║

b. Jedor

Jedor dalam pertunjukan bertindak sebagai pengatur dalam pemberi aba-aba

saat akan mulai masuk pada pertunjukan dan saat masuk pada syair sauran,

penempatannya terletak di depan pintu keluar. Hal ini dimaksudkan agar bunyi

yang dihasilkan tidak terkurung dalam ruangan. Motif pukulan instrumen jedor

disimbolkan sebagai berikut :

║: d. dd. :║

7. Vokal

Vokal yang terdapat dalam pertunjukan genjringan merupakan lantunan syair

yang terdapat dalam kitab Barjanji. Setiap syair berkaitan erat dengan instrumen,

antara instrumen dan syair saling berbawaan. Syair terdiri dari syair bawaan dan

syair sauran, syair bawaan merupakan syair yang utama dan biasanya berisi

tentang pertanyaan. Sedangkan syair sauran merupakan syair yang yang berisi

jawaban daripada bawaan sebelumnya.

a. Syair bawaan

Bawaan Assalam

Assalamunalaik Alaikayaa zainal anbiya’i assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa Asfa Asfi assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa mirobbisama’i assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa ahmaduyaa habibi assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa misqiwatobibi assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa Aunal khoribi assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa thohaya mumajat assalamualaik

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

59

Assalamunalaik alaikayaa ya khusnah tafardhu assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa khoirol annami assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa ya nuro tholami assalamunalaik

Assalamualaik Alaikayaa ya dzalmu’jizati assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa hadil hudati assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa khazanah sifati assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa ya rukna sholahi assalamunalaik

Assalamunalaik Alaikayaa ya zainal milahi assalamunalaik

Bawaan Allahmuko

Allahmuko dzamili limamati sholaallahualaik

Allahmusa pangibil qiyamati sholaallahualaik

Allahmutha wazibil kharomati sholaallahualaik

Allalmubasiribi shalamati sholaallahualaik

Allahnabi yi abil bathali sholaallahualaik

Bawaan Abi Bakri

Abi Bakri mubintidja Allah Allah hidina arodiya Allahu’an

Wadzhi nuraini roshi nasi Allah Allah nasikina Arodiya Allahu’an

Wakadza kangaliyu nizamiya Allah Allah miyakina arodiya Allahu’an

Assalamuala askabika Allah Allah asmainna arodiya Allahu’an

Wakadzal kzanani khoiril alla Allah Allah akamina arodiya Allahu’an

Bawaan Bisyahri

Allah Allahu Allah, Allah Allahu Allah, Allah Allahu Allah, Allah Allahu

Allah lailahaillallah Allah yaka akhiruhman sayidul qiram

Bi syahri robbiikho badanuruhu a’la

Fa yaa habazabadra bidzakal hiyujla

Inaratbihil aqwanu sarqa’u wama’riba

Waahlus samaqolullahu murhaba ahla

Waulbisa saubanu ri’izau wahriadza

Famamisluhu fihuladil husni yustahla

Walamaroahul badaru hara lihusnihi

Wasahadza minhu bahzata taslibul a’la

Bawaan Tanakol

Tanakol tafiazla arbabi sudadin Allah bi sudadin

Kadasyamsu fiabrajiha tatanaqolu walailahaillallah akhirul dzaman

Allah munajam

Wasirta sariyafibutu ni tasarofat Allah tasarofat

Bihamli alaihi filumuril muamali walailahaillallah akhirul dzaman Allah

munajam

Hanika likaumi antafihim waminhum Allah waminhumu

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

60

Badaminka badaru biljamali musarbalu walailahaillallah akhirul

dzaman Allah

Walilallahi wa’tu ji’ta fihiwatali’u Allah watali’u

Saidun alla ahli wudjuti wamu’bilu walailahaillallah akhirul dzaman

Allah

Allaihi sholatullallahi sumashalatuhu Allah salamuhu

Bita’dadi maqodaru minasuhbi yanjilu walailahaillallah akhirul dzaman

Allah munajam

Hitamu jami’il anbiya’i muhamadun Allah muhamadun

Wulidal Habi

Wulidal habibu wahaduhu buwahaduhu mutawaridu

Wannuru minwajannatihi wajannatihi yatawaqodu

Wulidal habibu wamisluhu wamisluhu layuladu

Wulidal habibu wanuruhu buwanuruhu yatajadaddu

Wulidaladzi laulahuma ngasiqa mangasiqa nuqa

Kallawala dukiral hima dukiralhimaa wal ma’hadu

Wulidalladzi laulahu madukirat madukirat kuba

Asslaullakanal muhashobu kanalmuhashobu yu’sadu

Hadalwafi yu bi’ahdihi bi’ahdihi hadalladzi

Manqoduhu yashohi’u yashohi’u nuamladu

Shola Alaika

Shola alaika Allahu ya ad’nani yamustafaya Allah Allah yamustafaya

Allah yasyaf watarrahmani

Alhamdulilahiladzi a’dani Hadalfulama Allah Allah hadalfulama Allah

thoyibal ardani

Qodsada fimahdi alalfimani U’iduhubi Allah Allah u’iduhubi Allah

bilbayti dil’arkani

Hattaarohu bali’al bunyani Antalladisu Allah Allah antalladisu Allah

summi tafilqurni

Ahmadumaktubu alla bihnani

Shola alaika Allah Allah shola alaika Allah Allahu filahyani

Ahmaduhu fissirri wali’lani

Badad Lanah

Sholuilla manjidonosakirin badad ni’malah maulana Allah yahum, Durja

Allah shoratun shoratun ni’malamah maulana Allah yahum

Badad lana fi robbi’i tal’atul qomari maulana Allah yahum

Minwajhiman faqa kulil badwiwal halshori

Jalauhu fil kani wal amlaku tahjubulnu maulana Allah yahum

Fitalati khusni baynattihi wal khafari

Wa kanafimisliha dassahri mauliduhu maulana Allah yahum

Akrimbimalidi khoiril holqi wal bashori

Tajama’al khusnu fihi fahuwa wahiduhu maulana Allah yahum

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

61

Jalauhufi shuroti faqod alla shuwari

Mataa araa robba’ahu ya sya’du az’alahu maulana Allah yahum

Sa’ya allarosibal sya’ya allal bashori

Inlam ajar qobrahu yasya’du fi umuri maulana Allah yahum

Minba’di hadal jafa yathoy’atal umuri

Taqassama hubbufihi kulla jarihati maulana Allah yahum

Sholawat

Yaa nabii salaam ‘alaika, Yaa Rasul salaam ‘alaika

Yaa habiib salaam ‘alaika, Shalawatullaah ‘alaika

Asyraqalbadru ‘alaina, Fakhtafat minhul buduuru

Mitsla husnik maa raainaa, Qaththu yaa wajhas suruuri

Anta syamsyun anta badrun, Anta nuurun fauqa nuuri

Anta iksiiruw waghaalii Anta mishbaahush shuduuri

Yaa habiibii yaa Muhammad, Yaa ‘aruusal khaafiqaini

Yaa muayyad yaa mumajjad, Yaa imamal qiblataini

Manrra-aa wajhaka yas’ad, Yaa kariimal walidaini

Haudhukash shaafil mubarrad,Wirdunaa yauman nusyuuri

Maraa-ainal ‘iisa hannat, Bissura illa ilaika

Walghamaamah qad azhallat, Walmala shallau’alaika,

Wa-ataakal’uudu yabkii, Watadzallal baina yadaika,

Wastajaarat yaa habiibii ‘Indakazhzhabyun nufuuru,

Inda maa syaddul mahaami watanaadau lirrahiili,

b. Syair Sauran

Assalam

Assalamunalaik alaikaya zainal anbiya’i assalamualaik

Allahmuko

Allahmuko Dzamili limamati sholaallahualaik

Abi Bakri

Abi bakri mubintidja Allah Allah hidina arodiya Allahu’an

Allahu Allah

Allah Allahu Allah, Allah Allahu Allah (2x) lailahaillallah Allah yaka

akhiruhman sayidul qiram

Ya Habib

Ya habib Allah bulayair Allah yairyahya (2x) Muhammad Allah ya

Muhammad dinil Islam walailahaillallah akhirul dzaman Allah munajam

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

62

Soliyas Rohman

Soliyas rohman anta bangun sholat, Allah Allah ya Allah ya

maulairobbbuna Allah

Dzadala qubro walidini samalam aulidini samalam, Allah Allah ya Allah

ya maulairobbuna Allah

Loh Allah

Loh Allah, Allahu Allah Allahu Allah, ya robbi subhanallah imanturkam

tulaulauyae (2x) tabarakta maulaik Qur’an (2x), bersiap sholat maghrib

(2x) orang satu membuka Qur’an satu (2x), Allahu Allah ya subhan sifat

Allah rohman rohim

Mohidina

Mohidina illa (2x) ya shortoni allayahuyahu alla syiwa indulyahu

Mithakol Jannah

Mithakol Jannah lailahailallah (2x)

Robbi robbahu Allah Allah robbi robbahu ya Muhammad ya Rasulullah

Siti Fatimah

Siti fatimah, fatimah binti ya Rasulullah yasin (2x)

Allahu ya salam mekah madinah air zam-zam baitullah

Sholuila

Sholuila (2x) manjidonosakirin badad lanah ni’malamah

Maulana Allah yahum durja shoratun ni’malamah maulana Allah yahum

Ya Umat

Ya umat kinuyak geni neroko njalok tulung marang kanjeng nabi nurah

bisa sebab umat kakean dosa

8. Tempat pertunjukan

Pertunjukan genjringan dilaksanakan pada malam hari tepatnya dimulai

pukul 22.00 dan akan berakhir pukul 04.00 dini hari. Pertunjukannya dilakukan di

ruangan tertutup, pemain di tempatkan di ruang tamu atau semacamnya yang telah

disediakan oleh tuan hajat. Pemain disediakan tempat dengan duduk melantai

yang dialasi karpet atau tikar, duduk melingkar dengan posisi kaki bersila yakni

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

63

keadaan kaki yang ditekuk kedepan, pertunjukan genjringan memiliki komponen

pendukungnya yang akan menentukan terlaksananya pertunjukan tersebut:

a. Posisi pemain

Pertunjukan genjringan pada upacara kelahiran bayi, posisi pemain

menyesuaikan keadaan tempat hajat. Namun, posisi pemain lebih cenderung

saling berhadapan, atau duduk melingkar.

b. Posisi alat musik

Dalam pertunjukan posisi setiap alat musik akan disesuaikan, namun pada

pertunjukannya posisi daripada alat musik yakni berurutan dari sebelah kiri

kendang, timbangan 1, timbangan 2 dan kenting. Sedangkan jedor diletakkan di

dekat pintu.

9. Pasca Pertunjukan

Pasca pertunjukan genjringan masih terdapat kegiatan yang berkenaan

dengan kelahiran bayi, yakni upacara sepasaran yang diwujudkan dalam tradisi

slametan dengan menyediakan beberapa perangkat makanan yang telah

disediakan oleh tuan hajat. Dalam hal ini, anggota genjringan yang akan bertindak

untuk memimpin slametan tersebut dan menyebutkan sebuah nama untuk bayi

yang baru lahir tersebut. Setelah, slametan selesai maka anggota genjringan

maupun tamu hajatan akan membawa pulang bungkusan yang berisi makanan dari

perangkat slametan tersebut yang biasanya terdiri dari : nasi biasa, nasi gurih,

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

64

kulupan, telur rebus, ingkung, bubur merah, bubur putih, sambal goreng mie dan

ubi, dan jajan pasar.

Pertunjukan genjringan yang telah selesai akan diakhiri dengan slametan

yang berkenaan dengan pemberian nama pada bayi tersebut tepat pada hari

sepasarannya. Fungsi dari pertunjukan genjringan yang terdapat dalam upacara

kelahiran bayi yakni sebagai ucapan rasa syukur sekaligus sebagai batur untuk

tuan rumah yang dapat menemani hingga menjelang pagi.

10. Fungsi Pertunjukan Genjringan Dalam Kelahiran Bayi

Fungsi genjringan dalam upacara kelahiran sama halnya dengan fungsi

pertunjukan yang dikelompokan oleh Soedarsono (2002) yakni pengelompokan

fungsi seni pertunjukan menjadi 2 kelompok yakni: fungsi primer dan sekunder.

Dalam fungsi primer terdiri dari: (1) sebagai sarana ritual, (2) sebagai ungkapan

pribadi yang pada umumnya berupa hiburan pribadi, (3) sebagai presentasi estetis

(Soedarsono, 2002:123).

a. Bagi Pemilik Hajatan Kelahiran Bayi

Genjringan dalam tradisi kelahiran bayi merupakan perwujudan rasa

syukur terhadap anugerah dan rahmat yang diberikan Yang Maha Kuasa. Dengan

melaksanakan beberapa tradisi masyarakat yang menjadi budaya dalam

masyarakat tersebut. Pada pelaksanaan tradisinya akan dihadirkan sebuah bentuk

pertunjukan genjringan yang akan menjadi salah satu ritual tradisi masyrakat desa

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A ...eprints.ung.ac.id/3265/9/2013-1-88209-341408031-bab4...Karangkates dan dusun Karanganyer, dan dibatasi oleh desa-desa tetangga antara lain

65

Sidomulyo Selatan. Sebagaimana fungsi primer yang dikelompokan oleh

Soedarsono yakni seni pertunjukan sebagai sarana ritual.

b. Bagi Penonton

Pertunjukan genjringan tidak banyak penonton, hanya sebagian orang

yang berminat untuk menonton dan bertahan hingga pertunjukan selesai. Secara

umum, sebuah pertunjukan bagi penonton tidak lain adalah untuk memberikan

hiburan yang dapat menenangkan pikiran dan pesan-pesan yang membangun.

Sebagaimana fungsi primer yang diungkapkan Soedarsono yakni seni pertunjukan

sebagai ungkapan pribadi yang pada umumnya berupa hiburan pribadi.

c. Bagi Pemain Genjringan

Pertunjukan genjringan merupakan media penyampaian pesan yang sangat

akurat, berdasarkan syair-syair yang dilantunkan dalam pertunjukan genjringan

telah berisi pesan-pesan tentang nasehat Nabi Muhamad SAW, dan para sahabat-

sahabatnya tentang keberadaan hidup di alam semesta ini. Sementara itu, bagi

pemain genjringan pertunjukan ini memiliki kekuatan tersendiri dan hikmah yang

dapat dipetik pada setiap pertunjukannya. Sebagaimana fungsi primer yang

diungkapkan Soedarsono yakni seni pertunjukan sebagai presentasi estetis.

Prinsipnya pertunjukan genjringan dalam upacara kelahiran, memiliki

makna simbolik yang bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur terhadap Allah

SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan. Karena, pada masa sekarang

ini masyarakat tidak lagi memikirkan tentang kepercayaan dan arti magis dari

sebuah ritual namun hanya diambil makna simboliknya saja.