BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Profil SDN...

60
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidik- an milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada jaman Belanda menjajah Indonesia, sehingga sampai seka- rang pun telah dikenal banyak masyarakat. SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang sangat strategis karena berada di pusat persimpangan 4 kecamatan, yaitu kecamatan Candiroto, kecamatan Wonoboyo, kecamatan Jumo, dan kecamatan Parakan, bahkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabu- paten Wonosobo. Hubungan dengan keamanan, SDN 1 Ngadirejo dalam keadaan kondusif. Hal ini terbukti jauh dari kejahatan, hanya yang perlu menjadi per- hatian adalah keamanan siswa terkait penyeberangan jalan karena ramainya lalu lintas kendaraan, sehingga sekolah bekerjasama dengan tukang parkir untuk membantu siswa menyeberang jalan. Keberadaan SDN 1 Ngadirejo ditujukan untuk mewujudkan program pemerintah yaitu “Mencerdas- kan kehidupan bangsa”, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 dan UU No. 20

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Profil SDN...

  • 59

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN

    4.1 Profil SDN 1 Ngadirejo

    SDN 1 Ngadirejo merupakan lembaga pendidik-

    an milik pemerintah yang berdiri tahun 1951 yang

    sebelumnya juga sebagai Sekolah Rakyat pada jaman

    Belanda menjajah Indonesia, sehingga sampai seka-

    rang pun telah dikenal banyak masyarakat.

    SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang sangat

    strategis karena berada di pusat persimpangan 4

    kecamatan, yaitu kecamatan Candiroto, kecamatan

    Wonoboyo, kecamatan Jumo, dan kecamatan Parakan,

    bahkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabu-

    paten Wonosobo. Hubungan dengan keamanan, SDN 1

    Ngadirejo dalam keadaan kondusif. Hal ini terbukti

    jauh dari kejahatan, hanya yang perlu menjadi per-

    hatian adalah keamanan siswa terkait penyeberangan

    jalan karena ramainya lalu lintas kendaraan, sehingga

    sekolah bekerjasama dengan tukang parkir untuk

    membantu siswa menyeberang jalan.

    Keberadaan SDN 1 Ngadirejo ditujukan untuk

    mewujudkan program pemerintah yaitu “Mencerdas-

    kan kehidupan bangsa”, sesuai dengan Pembukaan

    Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 dan UU No. 20

  • 60

    Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Oleh

    karena itu SDN 1 Ngadirejo secara berkelanjutan

    selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam

    penuntasan Wajib Belajar 9 tahun. Pada tanggal 1 Juli

    2008 SDN 1 Ngadirejo ditetapkan sebagai Sekolah

    Dasar Standar Nasional setelah Tim menyatakan lulus

    verifikasi.

    SDN 1 Ngadirejo memiliki visi dan misi yang

    tertuang dalam dokumen sekolah sebagai berikut.

    1. Visi

    Iman dan taqwa, unggul dalam prestasi, santun

    dalam perilaku, berwawasan budaya bangsa

    serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

    2. Misi

    1) Memantapkan penghayatan dan pengamalan hidup

    beragama sesuai dengan agama dan kepercayaan

    masing-masing;

    2) Menanamkam nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti

    luhur dengan maksimal;

    3) Mengimplementasikan proses pembelajaran dengan

    efektif dan maksimal;

    4) Menumbuhkembangkan prestasi siswa yang cakap

    dan handal serta mampu bersaing di dunia pen-

    didikan maupun lingkungan masyarakat;

    5) Menumbuhkembangkan karakter siswa yang dapat

    dipercaya (trustworthiness), mempunyai rasa

  • 61

    hormat dan perhatian (respect), tekun (diligence),

    tanggung jawab (responsibility), berani (courage),

    integritas (integrity), peduli (caring), jujur (fairnes),

    dan kewarganegaraan (citizenship);

    6) Menanamkan nilai-nilai budaya bangsa sesuai

    dengan kepribadian bangsa Indonesia;

    7) Mendorong siswa untuk memahami dan mengkaji

    serta menumbuhkembangkan potensi siswa dengan

    berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang

    sesuai dengan situasi dan kondisi siswa melalui

    proses pembelajaran maupun bimbingan karir.

    4.1.1 Data Siswa

    Dari tahun ke tahun siswa SDN 1 Ngadirejo

    semakin bertambah. Penerimaan siswa baru hanya

    mengacu juknis dari dinas pendidikan yaitu hanya

    menggunakan kriteria usia, tidak ada seleksi akade-

    mik atau lainnya sehingga meskipun jumlah siswa

    banyak bukan berarti potensi awal siswa semuanya

    bagus.

  • 62

    Tabel 4.1 Jumlah Siswa 4 Tahun Terakhir

    No Th Kelas

    Ia Ib IIa IIb IIIa IIIb IVa IVb Va Vb VI

    1

    20

    10

    /20

    11

    L 13 14 14 12 15 16 10 10 23 - 15

    P 20 15 15 20 15 11 9 18 16 - 17

    Jml 33 29 29 32 30 27 19 28 39 - 32

    Total L 142 + P 156 = 298

    2

    2011/2

    012

    L 22 24 13 9 11 10 14 15 13 - 22

    P 24 20 15 20 16 15 17 15 15 - 14

    Jml 46 44 28 29 27 25 31 30 38 - 36

    Total L 153 + P 181 = 334

    3

    2012/2

    013

    L 24 17 21 18 10 12 11 9 25 - 12

    P 21 24 23 20 16 16 14 16 24 - 24

    Jml 45 41 44 38 26 28 25 25 49 - 36

    Total L 159 + P 198 = 357

    4

    2013/2

    014

    L 21 18 17 16 19 19 10 14 15 8 20

    P 14 17 22 22 19 16 17 16 12 17 24

    Jml 35 35 39 38 38 35 27 30 27 25 44

    Total L 177 + P 196 = 373

    4.1.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    Tabel 4.2

    Jumlah Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDN 1 Ngadirejo

    No Jabatan PNS WB

    Jml Keterangan L P L P

    1 Kepsek 1 - - - 1

    2 Guru Kelas 1 5 - 5 11

    3 Gr Ag Islam - 1 - - 1

    4 Gr Ag Kristen - 1 - - 1

    5 Gr Ag Katolik - 1 - - 1

    6 Gr Penjasorkes 2 2 - - 4

    Semuanya gr pengampu (divinitif di SD lain)

    7 Gr PKS Ag Islam - - - 1 1

    8 Penjaga 1 - - - 1

    Jml 5 10 - 6 21

  • 63

    Jumlah guru yang mengajar di SDN 1 Ngadirejo

    ada 19 orang, ditambah 1 kepala sekolah dan 1

    penjaga sekolah. SDN 1 Ngadirejo terdiri dari 11

    rombel dengan guru kelas 11 orang, guru agama islam

    1 orang, guru PKS agama Islam 1 orang, guru agama

    Katholik 1 orang, guru agama Kristen 1 orang, guru

    penjaskes 4 orang yang semuanya merupakan guru

    pengampu dan devinitif di SD lain. Dari 19 guru

    tersebut yang PNS ada 13 orang, yang wiyata bhakti 6

    orang.

    Tabel 4.3 Kualifikasi Akademik Guru SDN 1 Ngadirejo

    No Jabatan PNS WB

    Jml S1 D2 S1 D2

    1 Guru Kelas 6 - 4 1 11

    2 Guru Mapel 6 1 1 - 8

    Jumlah 12 1 5 1 19

    Guru-guru di SDN 1 Ngadirejo hampir semua

    mempunyai ijasah S1, hanya tinggal 2 guru yang

    berijasah D2 dan keduanya sekarang dalam proses

    mengikuti S1. Dari guru yang PNS maupun guru yang

    wiyata bhakti semuanya ada 89% yang sudah

    memenuhi kualifikasi pendidikan S1.

    4.1.3 Sarana Prasarana

    1. Sarana

    Dari hasil pengamatan dan telaah dokumen

    dapat dijelaskan bahwa SDN 1 Ngadirejo memiliki

  • 64

    sarana pembelajaran yang masih jauh dari sempurna.

    Sarana tersebut meliputi: buku teks pelajaran bebe-

    rapa tahun terakhir ini sudah memenuhi jumlah

    siswa, alat peraga cukup (seperti peta/atlas, globe,

    torso, kit bhs Indonesia, alat peraga IPS dan lain-lain).

    Media pembelajaran berbasis TIK masih sangat minim

    diantaranya: LCD 1 unit, komputer 3, laptop 3, TV 21

    inci 2, VCD I unit, tape recarder 1, sound sistem 3.

    Sarana kegiatan ekstrakurikuler sudah ada tetapi

    belum lengkap, yaitu: alat drumband I unit, alat

    rebana 1 unit, tenda 2, dan alat olah raga yang sudah

    ada diantaranya bola sepak 1, matras 2, alat senam

    lantai 1 set, alat badminton 1 set, dan alat tenis meja

    1 set.

    2. Prasarana

    Prasarana SDN 1 Ngadirejo sementara ini juga

    belum lengkap, diantaranya: ruang kelas kurang satu

    ruang, laborat dan kantor pimpinan belum ada, ruang

    sirkulasi belum memenuhi ketentuan, tempat ber-

    main/olah raga luas dan sarananya kurang, gudang

    luasnya belum memenuhi, aula dan mushola belum

    ada, bahkan jamban siswa jumlahnya masih sangat

    kurang dibandingkan jumlah siswa. Keadaan prasa-

    rana lebih jelasnya bisa diamati pada tabel berikut:

  • 65

    Tabel 4.4 Keadaan Prasarana Pendidikan SDN 1 Ngadirejo

    No Jenis Ruang Keadaan Ukuran

    (Meter) Jml Ket

    Baik Rusak

    1 Kelas √ - 7X8 10 Kurang 1

    ruang

    2 Perpust √ - 7X8 1

    3 Laborat - - - - Belum ada

    4 Kantor

    Pimpinan - - - - Belum ada

    5 Kantor Guru √ - 7X8 1 Luas belum memenuhi

    6 Mushola - - - - Belum ada

    7 Aula / ruang serba guna

    - - - - Belum ada

    8 UKS √ - 3X6 1

    9 Koperasi √ - 2X3 1

    10 Jamban Siswa

    √ - 1X2 2 Jml sangat

    kurang

    11 Jamban Guru √ - 1X2 2

    12 Gudang √ - 2X3 1 Luas

    kurang

    13 Sirkulasi √ - 2X8 1 Luas belum memenuhi

    14 Tempat bermain/

    berolahraga √ - 10X51

    Luas dan sarana belum

    memenuhi

    15 Tempat Parkir √ - 2,8X7,5 1

    4.2 Hasil Penelitian

    4.2.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi

    Dokumen

    Pada bagian ini disajikan hasil wawancara yang

    dilakukan dengan kepala sekolah dan guru SDN 1

  • 66

    Ngadirejo tentang upaya-upaya yang sudah dilakukan

    sekolah dalam rangka peningkatan mutu. Berdasar-

    kan hasil wawancara dapat diketahui ada beberapa

    upaya yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam

    rangka peningkatan mutu seperti tercantum dalam

    Tabel 4.5 di bawah ini.

    Tabel 4.5

    Upaya yang Sudah Dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam Rangka Peningkatan Mutu

    NO Upaya dalam

    Rangka Peningkatan mutu

    Keterangan

    1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan

    1. Merumuskan visi misi yang jelas 2. Menyusun rencana kerja tahunan dan

    rencana kerja empat tahunan atau rencana kerja jangka menengah.

    3. Mengembangkan kurikulum yang inovatif

    2 Meningkatkan mutu akademik dan non akademik

    1. Mengefektifkan alokasi waktu pembelajaran. 2. Menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,

    Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) 3. Melaksanakan program perbaikan dan

    pengayaan 4. Meningkatkan rata-rata pencapaian KKM 5. Meningkatkan rata-rata nilai UN dan

    prosentase kelulusan 6. Meningkatkan peringkat dalam lomba siswa

    baik lomba akademik maupun non akademik

    3 Memberdayakan dan meningkatkan profesional guru

    1. Melibatkan semua guru dalam kegiatan sekolah

    2. Mendukung studi lanjut S1 3. Memberdayakan guru dalam kegiatan KKG 4. Mengikutsertakan guru dalam pelatihan-

    pelatihan inovatif seperti pelatihan karya ilmiah, workshop tematik dan lain-lain.

    4 Memberdayakan potensi peserta didik

    1. Memberi tambahan jam pelajaran 2. Memfasilitasi siswa dalam kegiatan

    ekstrakurikuler 3. Melaksanakan pendidikan karakter dan

    pendidikan kecakapan hidup

    5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat

    1. Mengadakan pertemuan rutin setiap awal tahun dan akhir semester

    2. Memberdayakan komite dalam program-program sekolah.

  • 67

    Menurut penjelasan dari kepala sekolah, dalam

    pelaksanaannya upaya-upaya peningkatan mutu ter-

    sebut kadang dilakukan secara simultan karena

    antara kegiatan yang satu dengan yang lainnya ada

    yang saling terkait dan saling mendukung. Dan dari

    upaya-upaya yang sudah dilakukan sekolah ternyata

    sudah banyak hasil yang diraih meskipun ada bebe-

    rapa yang belum mencapai target yang diharapkan.

    Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

    studi dokumen maka peneliti juga dapat mengum-

    pulkan data tentang hasil yang sudah dicapai oleh

    sekolah atas upaya peningkatan mutu tersebut. Untuk

    lebih jelasnya hubungan antara upaya peningkatan

    mutu yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dengan

    hasil yang telah dicapai dapat dilihat pada tabel 4.6

    berikut:

    Tabel 4.6 Hubungan Antara Upaya Peningkatan Mutu SDN 1

    Ngadirejo dengan Hasil yang dicapai

    NO Upaya Peningkatan Mutu

    Hasil yang Dicapai

    1 Merencanakan program yang jelas dan berkelanjutan

    1. Mempunyai visi misi yang jelas 2. Mempunyai program tahunan dan program

    jangka menengah 3. Mempunyai kurikulum yang inovatif

    2 Meningkatkan mutu akademik dan non akademik

    1. Rata-rata pencapaian KKM per kelas 99% tercapai

    2. Rata-rata pencapaian UN - Thn 2009 : 8,36 peringkat 1 Kec - Thn 2010 : 8,70 peringkat 2 Kec - Thn 2011 : 8,59 peringkat 1 Kec - Thn 2012 : 8,85 peringkat 1 Kec - Thn 2013 : 8,68 peringkat 1 Kec

    Prosentase kelulusan selalu 100% 3. Kejuaraan lomba

  • 68

    Tahun 2010 Juara 1 kec : olimpiade Mat IPA, LCC Mapel, Dokcil, cipta puisi, menyanyi tunggal, OR Atletik. Juara 3 kec : pidato Juara kab : juara 2 olimpiade Mat, Juara 2 olimpiade IPA, juara 1 cipta puisi Tahun 2011

    Juara 1 kec : olimpiade Mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa prestasi, cipta puisi Juara 2 kec : OR Atletik, drumband, pramuka Juara 3 kec : pidato, Mapsi, seni lukis. Juara kab : juara 1 olimpiade IPA, juara 3 olimpiade matematika, juara 3 LCC Mapel. Tahun 2012

    Juara 1 kec : olimpiade mat, olimpiade IPA , LCC Mapel, siswa prestasi, cipta puisi, lomba gugus. Juara kab : juara 2 olimpiade mat, juara 5 lomba gugus Tahun 2013

    Juara kec : juara 2 olimpiade mat, juara 2 LLC Mapel, juara 1 Dokcil, juara 1 cipta puisi, juara 2 Pramuka Juara kab : juara 1 cipta puisi

    3 Memberdayakan dan meningkatkan profesional guru

    1. 89% guru berijazah S1 2. KKG seminggu sekali 3. Guru bisa menyusun Penelitian Tindakan Kelas

    (PTK) 4. Guru bisa merencanakan dan melaksanakan

    pembelajaran Tematik

    4 Memberdayakan potensi peserta didik

    1. Les kelas VI seminggu 4 kali, les kelas IV dan V seminggu 2 kali

    2. Terlaksana kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan drumband.

    3. Terlaksana sebagian program pendidikan karakter

    4. Terlaksana pendidikan kecakapan meskipun belum maksimal.

    5 Kerja sama dengan orangtua dan masyarakat

    1. Rapat pleno setiap awal tahun, rapat wali murid pengambilan raport setiap akhir semester, rapat koordinasi ujian kelas VI dan rapat komite secara insidental.

    2. Bantuan dana dari komite: a. Tahun 2008 : perbaikan pagar halaman Rp

    7.500.000.- b. Tahun 2009 : membantu pembangunan

    ruang kelas IB dan tralis ruang perpustakaan Rp 10.000.000.-

    c. Tahun 2010 : pembangunan ruang kelas 1A Rp 41.000.000.-

    d. Tahun 2011 : menambah keramik 1 ruang kelas Rp 10.000.000.-

  • 69

    e. Tahun 2013 : pembangunan joglo dan pintu gerbang Rp 35.000.000.-

    Total bantuan komite yang sudah diterima oleh sekolah dari tahun 2008 sampai tahun 2013 sejumlah Rp 103.500.000,-

    Sumber : data primer yang diolah

    Hasil dari upaya peningkatan mutu yang dila-

    kukan SDN 1 Ngadirejo bila kaji/dikaitkan dengan

    indikator mutu pendidikan ternyata sangat terkait dan

    sangat relevan. Analisa hasil yang dicapai dalam

    rangka peningkatan mutu dengan indikator mutu

    pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.

    Tabel 4.7

    Analisa Hasil yang dicapai dalam Rangka Peningkatan Mutu dengan Indikator

    Mutu Pendidikan

    NO Indikator mutu pendidikan Hasil yang dicapai

    1 Hasil akhir pendidikan 1. Dalam 5 tahun terakhir prosentase kelulusan kelas 6 selalu 100%, ranking 2 kecamatan 1 kali dan ranking 1 kecamatan 4 kali

    2 Hasil langsung pendidikan 1. Pencapaian KKM tiap kelas 99% tercapai

    2. Mencapai prestasi akademik tingkat kecamatan maupun kabupaten

    3 Proses pendidikan 1. Penerapan PAIKEM dalam KBM 2. Program perbaikan pengayaan 3. Pendidikan karakter dan

    kecakapan hidup

    4 Instrumen input 1. Guru yang bersemangat dan berkomitmen tinggi

    2. Kurikulum yang inovatif 3. Dukungan sarana dan prasarana

    5 Raw input dan lingkungan 1. Kepedulian orang tua terhadap belajar anak

    2. Dukungan komite terhadap dana pendidikan

  • 70

    4.2.2 Analisis SWOT

    Analisis dilakukan peneliti bersama kepala

    sekolah, guru dan komite di SDN 1 Ngadirejo dalam

    Focus Group Discussion (FGD) selama dua kali

    pertemuan yaitu pada tanggal 22 dan 27 Juli 2013,

    yang setiap pertemuan berlangsung kurang lebih 2

    sampai 3 jam. FGD dilakukan dengan menggunakan

    panduan pertanyaan yang disusun berdasarkan hasil

    wawancara, observasi, serta hasil studi dokumen.

    Dalam pelaksanaan FGD masing-masing peserta

    memiliki pendapat yang berbeda-beda sehingga terjadi

    brainstorming pada waktu mengidentifikasi faktor-

    faktor strategi internal dan faktor-faktor strategi

    eksternal. Data dibagi dalam tiga matrik yaitu matrik

    IFAS (Internal Factors Analysis Summary), matrik EFAS

    (External Factors Analysis Summary) dan matrik SWOT

    (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Treats).

    Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi

    faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

    bagi peningkatan mutu sekolah di SDN 1 Ngadirejo

    dalam tiga aspek yaitu input, proses dan output yang

    diuraikan sebagai berikut:

    1. Aspek Input

    Yang termasuk dalam aspek input berdasarkan

    pendekatan terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono

    & Diana, 2003) adalah meliputi kemampuan dasar

    siswa, sumber daya finansial, fasilitas, program dan

    jasa pendukung.

  • 71

    Hasil analisis faktor kekuatan dan kelemahan

    aspek input, serta pemberian skor sampai diperoleh

    matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dapat

    dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

    Tabel 4.8 Matrik IFAS Aspek Input

    No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

    KEKUATAN

    1 Minat dan motivasi belajar siswa tinggi 0,21 4 0,84

    2 Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa cukup

    0,19 4 0,76

    3 Dana untuk operasional sekolah mencukupi 0,15 4 0,6

    4 Kepemimpinan kepala sekolah sudah relevan

    0,12 4 0,48

    5 Sekolah mempunyai program kerja yang jelas

    0,10 4 0,4

    6 Kerjasama antar guru bagus 0,08 4 0,32

    7 89% guru berpendidikan S1 0,06 5 0,3

    8 Lokasi sekolah sangat strategis 0,05 3 0,15

    9 Jumlah siswa semakin banyak 0,04 4 0,16

    Total Skor 1 4,01

    KELEMAHAN

    1 Jumlah ruang kelas belum memenuhi jumlah rombel

    0,22 4 0,88

    2 Jumlah guru yang PNS kurang 0,18 2 0,36

    3 Tingkat kemampuan siswa beragam 0,15 2 0,3

    4 Fasilitas olah raga dan seni belum memadai 0,11 2 0,22

    5 Media pembelajaran berupa media audio visual sangat kurang

    0,10 2 0,2

    6 Guru OR semuanya guru pengampu dan divinitif di SD lain

    0,09 3 0,27

    7 Area sekolah kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah masih kurang

    0,07 3 0,21

    8 Belum ada ruang serba guna (aula), mushola dan ruang kegiatan ekstra kurikuler

    0,05 2 0,1

    9 Belum ada tim evaluasi program sekolah 0,03 2 0,06

    Total Skor 1 2,6

    Total Skor Akhir

    (Kekuatan - Kelemahan) 1,41

    Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

  • 72

    Untuk hasil input, kekuatan yang paling berpe-

    ngaruh adalah minat dan motivasi belajar siswa yang

    tinggi dengan bobot 0,21 dan skor 4. Meskipun jumlah

    siswa banyak tetapi kemampuan siswa sangat bera-

    gam disebabkan penerimaan siswa baru hanya berda-

    sarkan usia, tidak ada seleksi akademik sehingga yang

    paling mempengaruhi mutu adalah minat dan motivasi

    belajar siswa yang tinggi. Hal itu semakin bagus

    dengan ditunjang jumlah buku ajar untuk guru dan

    siswa yang cukup, dengan bobot 0,19 dan skor 4.

    Dengan motivasi belajar yang tinggi ditunjang buku

    yang cukup anak akan lebih maksimal dalam belajar.

    Usaha siswa ditunjang juga oleh dana operasional

    sekolah yang mencukupi, yang diberi bobot 0,15 dan

    skor 4. Dengan dana yang cukup maka sekolah bisa

    memberi honor guru-guru wiyata bhakti yang terdiri

    dari 6 orang untuk mengatasi jumlah guru PNS yang

    kurang dan juga bisa mencukupi kebutuhan operasi-

    onal lainnya. Meskipun demikian dana yang ada

    belum bisa untuk memenuhi kebutuhan sarana dan

    prasarana sekolah, sehingga disamping menunggu

    bantuan dari pemerintah juga tetap membutuhkan

    bantuan dari komite sekolah.

    Kepemimpinan kepala sekolah yang relevan dan

    program sekolah yang jelas adalah merupakan

    kekuatan bagi sekolah. Dengan kepemimpinan yang

    relevan dan adanya program kerja yang jelas maka

    sekolah bisa melaksanakan kegiatan dengan lebih

    mudah dan lebih terarah. Kekuatan yang lain adalah

  • 73

    kerjasama antar guru yang bagus dengan bobot 0,08

    dan skor 4, serta 89% guru berpendidikan S1 yang

    diberi bobot 0,06 dan skor 5, dan Lokasi sekolah yang

    sangat strategis dengan bobot 0,05 skor 3. Selain itu

    jumlah siswa yang semakin banyak juga mempenga-

    ruhi mutu pendidikan yang diberi bobot 0,04 dan skor

    4. Memang benar jumlah guru SDN 1 Ngadirejo yang

    PNS kurang, tetapi karena kerjasama antar guru

    bagus didukung kualifikasi pendidikan guru sebagian

    besar S1 maka kegiatan pembelajaran berjalan lancar.

    Apalagi ditunjang lokasi sekolah yang sangat strategis

    menambah minat orang tua menyekolahkan anaknya

    di SDN 1 Ngadirejo semakin tinggi, sehingga jumlah

    murid semakin banyak dan otomatis dana pendidikan

    dari pemerintah juga semakin banyak.

    Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai

    kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha

    meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input.

    Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan

    aspek input adalah 4,01.

    Walaupun memiliki beberapa kekuatan yang

    diandalkan, sekolah juga memiliki kelemahan-kele-

    mahan yang perlu diatasi seperti jumlah ruang kelas

    yang belum memenuhi jumlah rombel, yang diberi

    bobot 0,22 dan skor 4. Selain itu jumlah guru yang

    PNS juga kurang yang diberi bobot 0,18 dan skor 2.

    Tingkat kemampuan siswa SDN 1 Ngadirejo juga

    sangat beragam disebabkan seleksi siswa baru hanya

    berdasarkan usia tidak ada seleksi akademik, yang

  • 74

    diberi bobot 0,15 dan skor 2. Fasilitas olahraga dan

    seni belum memadai dengan bobot 0,11 dan skor 1,

    media pembelajaran yang berupa media audio visual

    juga sangat kurang dengan bobot 0,1 dan skor 0,2,

    bahkan guru olahraga yang terdiri dari 4 orang

    semuanya guru pengampu yang definitif di SD lain

    dengan bobot 0,09 dan skor 3. Dalam program sekolah

    sebenarnya pengembangan sarpras dan penambahan

    guru PNS sudah diprogramkan, tetapi pengembangan

    sarpras tidak terlepas dari dana sehingga perlu

    dilaksanakan secara bertahap sesuai dana yang ada.

    Sedangkan masalah kekurangan guru PNS, sekolah

    menunggu jatah dari dinas pendidikan dan sementara

    sebagai solusinya sekolah menerima beberapa guru

    wiyata bhakti yang cukup berpotensi.

    Kelemahan yang lain adalah area sekolah

    kurang hijau dan kebersihan lingkungan sekolah

    masih kurang diberi bobot 0,07 dan skor 3. Area

    sekolah yang kurang hijau dan kebersihan lingkungan

    sekolah yang masih kurang tentu saja mengurangi

    kenyamanan siswa selama aktivitas di luar kelas.

    Sekolah juga belum mempunyai ruang serba guna

    (aula), mushola dan ruang kegiatan ekstra kurikuler

    yang diberi bobot 0,05 dan skor 2. Hal tersebut

    menyebabkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

    kurang maksimal. Kelemahan yang terakhir adalah

    untuk mengevaluasi program sekolah sudah terlaksa-

    na atau belum, sekolah juga belum mempunyai tim

    evaluasi program sekolah yang diberi bobot 0,03 dan

  • 75

    skor 2. Seandainya sekolah mempunyai tim evaluasi

    program sekolah maka sekolah akan mempunyai gam-

    baran yang jelas tentang program yang belum terlak-

    sana, apa kendalanya, dan bagaimana tindaklanjut-

    nya untuk menyusun program yang akan datang.

    Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-

    mahan adalah 2,6. Total skor akhir kekuatan diku-

    rangi kelemahan untuk aspek input adalah 1,41, ber-

    arti faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemah-

    an. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan

    yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan

    yang muncul.

    Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

    aspek input dapat dilihat pada Tabel 4.9. Selanjutnya

    diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan

    skor akhir, dan diperoleh Matriks External Factor

    Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

  • 76

    Tabel 4.9 Matrik EFAS Aspek Input

    No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

    PELUANG

    1 Kepedulian orang tua terhadap pendidikan bagus

    0,35 5 1,75

    2 Keberadaan komite cukup bagus 0,25 4 1

    3 Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi semakin mudah diakses

    0,21 3 0,63

    4 Hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan sangat dekat

    0,19 4 0,76

    Total Skor 1 4,14

    ANCAMAN

    1 Prestasi sekolah lain semakin bersaing 0,35 4 1,4

    2 Banyak sekolah lain yang vasilitasnya lebih bagus

    0,30 3 0,9

    3 Ada pendapat SDSN tidak layak kalau pendidiknya banyak guru wiyata bhakti

    0,20 2 0,4

    4 Pemanfaatan teknologi untuk hal-hal negative yang mengganggu belajar siswa

    0,15 2 0,3

    Total Skor 1 3

    Total Skor Akhir (Peluang - Ancaman)

    1,14

    Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

    Ada beberapa hal yang menjadi peluang bagi

    SDN 1 Ngadirejo dalam peningkatan mutu. Menurut

    pihak sekolah peluang yang memiliki bobot paling

    tinggi pada aspek input adalah kepedulian orang tua

    terhadap pendidikan bagus, yang diberi bobot 0,35

    dan skor 5. Selain itu keberadaan komite cukup

    bagus, dengan bobot 0,25 dan skor 4. Faktor tersebut

    diberi bobot tinggi karena sangat penting untuk

    mendukung kemajuan belajar siswa dan kemajuan

    sekolah. Sedangkan skor diberi angka tinggi karena

    kepedulian orang tua dan keberadaan komite yang

    bagus memberikan pengaruh besar pada peningkatan

  • 77

    mutu sekolah. Peluang berikutnya adalah perkem-

    bangan teknologi komunikasi dan informasi semakin

    mudah diakses, yang diberi bobot 0,21 dan skor 3.

    Jika guru dapat menangkap peluang ini dengan baik

    guru akan berkembang optimal. Peluang yang terakhir

    adalah hubungan dengan dinas pendidikan kecamatan

    yang sangat dekat dengan bobot 0,19 dan skor 4. Hal

    tersebut memudahkan koordinasi sehingga tidak

    pernah ada miskomunikasi terkait dengan informasi

    dinas. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor

    peluang adalah 4,14.

    Di samping mempunyai peluang yang tinggi

    sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek

    input antara lain prestasi sekolah lain yang semakin

    bersaing, dengan bobot 0,35 dan skor 4. Banyak juga

    sekolah lain yang fasilitasnya lebih bagus, yang diberi

    bobot 0,30 dan skor 3, bahkan ada pendapat bahwa

    SDSN tidak layak kalau pendidiknya banyak guru

    wiyata bhakti, yang diberi bobot 0,20 dan skor 2.

    Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak memperhatikan hal ini

    dengan serius maka bisa saja pada waktu selanjutnya

    SDN 1 Ngadirejo tertinggal dengan SD yang lain.

    Termasuk juga pemanfaatan teknologi untuk hal-hal

    negatif yang bisa mengganggu belajar siswa, seperti HP

    yang bisa mengakses gambar porno dan lain-lain,

    diberi bobot 0,15 dan skor 2. Hal tersebut kalau tidak

    segera ditangani bisa menyebabkan turunnya prestasi

    belajar siswa dan otomatis mutu sekolah juga pasti

    akan menurun.

  • 78

    Total skor untuk faktor ancaman bobot dikali-

    kan skor adalah 3. Total skor akhir faktor peluang

    dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah

    1,14, berarti faktor peluang lebih dominan daripada

    faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan

    peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang

    datang.

    2. Aspek Proses

    Komponen proses meliputi kemampuan guru,

    desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas

    belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Hasil analisis

    faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek

    proses sampai diperoleh Matrik Internal Factors

    Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada Tabel 4.10

    berikut:

  • 79

    Tabel 4.10 Matrik IFAS Aspek Proses

    No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

    KEKUATAN

    1 Memiliki kurikulum yang inovatif 0,25 5 1,25

    2 Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

    0,20 4 0,8

    3 Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

    0,18 4 0,72

    4 Tenaga pengajar banyak yang menguasai TIK

    0,15 4 0,6

    5 Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.

    0,12 3 0,36

    6 Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

    0,10 3 0,3

    Total Skor 1 4,03

    KELEMAHAN

    1 Belum semua kegiatan berjalan sesuai kurikulum

    0,25 2 0,5

    2 Masih ada guru yang mengajar secara konvensional

    0,20 2 0,4

    3 Belum ada lab komputer sebagai penunjang proses KBM

    0,16 2 0,32

    4 Kegiatan siswa yang bersifat keagamaan belum maksimal

    0,15 3 0,45

    5 Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah belum maksimal

    0,14 2 0,28

    6 Kerjasama dengan tenaga pengajar/pelatih dari luar sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler masih kurang

    0,10 3 0,3

    Total Skor 1 2,25

    Total Skor Akhir (Kekuatan-Kelemahan)

    1,78

    Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

    Faktor kekuatan yang paling berpengaruh pada

    aspek proses yaitu sekolah memiliki kurikulum yang

    inovatif dengan bobot 0,25 dan skor 5. Kalau semua

    kegiatan dilaksanakan sesuai kurikulum tentu mutu

    pendidikan SDN 1 Ngadirejo akan sangat bagus. Hal

  • 80

    itu ditunjang dengan penerapan Pembelajaran Aktif,

    Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

    dengan bobot 0,20 dan skor 4 sehingga pembelajaran

    lebih bermakna bagi siswa. Kekuatan yang lain adalah

    guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan

    melaksanakan program perbaikan dan pengayaan,

    yang diberi bobot 0,18 dan skor 4. Hal tersebut untuk

    mendorong siswa semakin berpacu dalam meraih

    prestasi baik saat ulangan harian maupun ulangan

    semester. Ditunjang lagi dengan banyaknya tenaga

    pengajar yang menguasai TIK, dengan bobot 0,15 dan

    skor 4. Seandainya sekolah mempunyai lab komputer

    dengan adanya guru-guru yang menguasai TIK pasti

    sangat menunjang proses KBM. Kekuatan lain yang

    juga mempengaruhi mutu adalah adanya jam pelajar-

    an tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI yang diberi

    bobot 0,12 dan skor 3. Di samping les sangat berguna

    meningkatkan prestasi siswa di kelas masing-masing,

    juga berpengaruh dalam peningkatan hasil UN karena

    materi UN terdiri dari materi kelas IV, V dan VI

    sehingga kematangan materi di kelas bawahnya akan

    mendukung prestasi UN.

    Kekuatan terakhir yaitu sekolah mempunyai

    konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan

    akademis sesuai yang tertuang dalam visi misi

    sekolah, dengan bobot 0,10 dan skor 3. Kalau guru

    memahami konsep pendidikan tersebut dan melaksa-

    nakan semua kegiatan sesuai visi misi sekolah maka

    mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo akan maksimal.

  • 81

    Total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan

    adalah 4,03.

    Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki

    sekolah dalam aspek proses adalah belum semua

    kegiatan berjalan sesuai kurikulum yang diberi bobot

    0,25 dan skor 2. Meskipun kurikulumnya inovatif

    sesuai kebutuhan siswa dan perkembangan IPTEK,

    tetapi kalau tidak dilaksanakan secara maksimal

    hasilnya tetap saja tidak ada peningkatan. selain itu

    masih ada guru yang mengajar secara konvensional

    yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Sekolah juga belum

    mempunyai lab komputer sebagai penunjang KBM

    dengan bobot 0,16 dan skor 2, termasuk kegiatan

    siswa yang bersifat keagamaan belum dilaksanakan

    secara maksimal dengan bobot 0,15 dan skor 3.

    Supervisi dan pembinaan dari kepala sekolah juga

    belum maksimal yang diberi bobot 0,14 dan skor 2.

    Dengan kurang maksimalnya supervisi dan pembina-

    an dari kepala sekolah maka hal-hal yang menjadi

    kekurangan dan kesalahan guru ketika mengajar tidak

    segera diperbaiki dan guru cenderung mengelola kelas

    dengan apa adanya tidak kreatif. Kelemahan yang

    terakhir adalah kerjasama dengan tenaga pengajar/

    pelatih dari luar sekolah untuk kegiatan ekstra

    kurikuler masih kurang yang diberi bobot 0,10 dan

    skor 3. Hal itu menyebabkan potensi siswa tidak

    berkembang secara maksimal.

    Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-

    mahan yaitu 2,25. Sedangkan total skor akhir faktor

  • 82

    kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 1,78.

    Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses

    SDN 1 Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan

    menjadi faktor yang lebih dominan dibandingkan

    faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada

    bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang

    lebih dominan.

    Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

    aspek proses dapat dilihat pada Matrik External

    Factors Analysis Summary (EFAS) pada Tabel 4.11.

    Tabel 4.11 Matrik EFAS Aspek proses

    No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

    PELUANG

    1 Kesadaran wali murid menyumbang dana belajar cukup besar

    0,38 4 1,52

    2 Semakin banyak media pembelajaran yang bisa diakses

    0,25 3 0,75

    3 Ada pelatihan-pelatihan guru satu gugus yang menunjang PBM

    0,22 3 0,66

    4 Kebutuhan orang tua terhadap kegiatan keagamaan anak sangat tinggi

    0,15 4 0,6

    Total Skor 1 3,53

    ANCAMAN

    1 Semakin tinggi persaingan positif antar sekolah

    0,31 2 0,62

    2 Banyak muncul les di luar sekolah sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah

    0,26 1 0,26

    3 Munculnya sekolah favorit lain yang mempunyai kelebihan di bidang keagamaan

    0,23 3 0,69

    4 Masyarakat semakin kritis menilai kualitas guru

    0,20 2 0,6

    Total Skor 1 2,17

    Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)

    1,36

    Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

  • 83

    Untuk aspek peluang kesadaran wali murid

    menyumbang dana belajar cukup besar dengan bobot

    0,38 dan skor 4. Hal tersebut sangat penting untuk

    pengembangan sarana dan prasarana sekolah yang

    menunjang kemajuan pendidikan. Di samping itu

    semakin banyak media pembelajaran yang bisa

    diakses yang diberi bobot 0,25 dan skor 3, sehingga

    guru bisa mencari sumber belajar baik berupa materi

    pokok, materi pengayaan maupun materi-materi

    untuk penugasan siswa. Ada pelatihan-pelatihan guru

    satu gugus yang menunjang PBM dengan bobot 0,22

    dan skor 3. Dengan adanya pelatihan-pelatihan terse-

    but diharapkan guru dapat meningkatkan kemampu-

    an mengajarnya yang berimbas pada peningkatan

    hasil belajar siswa. Peluang aspek proses yang lain

    adalah kebutuhan orang tua terhadap kegiatan

    keagamaan anak sangat tinggi dengan bobot 0,15 dan

    skor 4. Meskipun SDN 1 Ngadirejo bukan merupakan

    sekolah dari yayasan keagamaan, tetapi orang tua

    berharap anaknya tidak hanya memiliki ilmu pengeta-

    huan saja tetapi juga memiliki moral agama yang

    tinggi. Kalau sekolah bisa memfasilitasi keinginan

    orang tua tersebut hasilnya sekolah akan semakin

    bermutu. Total bobot dikalikan skor untuk faktor

    peluang adalah 3,53.

    Untuk faktor ancaman yang mempunyai bobot

    paling tinggi adalah semakin tingginya persaingan

    positif antar sekolah dengan bobot 0,31 dan skor 2.

    Hal tersebut ditandai sekolah lain baik negeri maupun

  • 84

    swasta bersaing dalam meraih prestasi baik prestasi

    akademik dan non akademik. Faktor ancaman beri-

    kutnya adalah banyak muncul les di luar sekolah

    sehingga ada siswa yang tidak serius les di sekolah

    yang diberi bobot 0,26 dan skor 1. Bagaimana pun

    guru kelas pasti lebih paham dengan karakteristik

    siswanya dibandingkan dengan guru yang lain,

    bahkan guru kelas juga sangat paham dengan materi

    pelajaran yang kurang dikuasai siswa sehingga les di

    sekolah sangat diperlukan utamanya untuk memper-

    dalam materi yang dianggap sulit oleh siswa.

    Kadang les yang bermunculan di luar sekolah

    cenderung mengarah ke komersial bukan ke kualitas,

    sehingga kalau ada siswa yang mengandalkan les di

    luar sekolah dan tidak serius les di sekolah prestasi-

    nya bisa tertinggal dibanding siswa yang lain. Bahkan

    ancaman yang lain adalah munculnya sekolah favorit

    yang mempunyai kelebihan dibidang keagamaan diberi

    bobot 0,23 dan skor 3. Kalau SDN 1 Ngadirejo tidak

    berlomba dalam bidang tersebut bisa jadi suatu saat

    siswanya berkurang. Di samping itu masyarakat juga

    semakin kritis menilai kualitas guru diberi bobot 0,20

    dan skor 2. Hal tersebut harus menjadi kewaspadaan

    sekolah agar senantiasa menjaga dan meningkatkan

    kualitas guru. Total bobot dikalikan skor untuk faktor

    ancaman adalah 2,17 sehingga total skor akhir faktor

    peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,36.

    Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut

    diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak

  • 85

    peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada

    beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek

    proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor

    peluang masih lebih dominan.

    3. Aspek Output

    Komponen output meliputi prestasi siswa dan

    pasca kelulusan. Hasil analisis faktor kekuatan dan

    kelemahan aspek output yang diperoleh melalui FGD

    dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini. Tahap se-

    lanjutnya diberi bobot dan penilaian, serta dilakukan

    perhitungan skor akhir, dan diperoleh Matrik Internal

    Factors Analysis Summary (IFAS) sebagai berikut:

    Tabel 4.12

    Matrik IFAS Aspek Output

    No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

    KEKUATAN

    1 Nilai rata-rata UN tinggi 0,30 5 1,5

    2 Prosentase kelulusan tinggi 0,30 4 1,2

    3 Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

    0,25 4 1

    4 Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima di sekolah favorit

    0,15 4 0,6

    Total Skor 1 4,3

    KELEMAHAN

    1 Prestasi lulusan dalam bidang non akademik belum maksimal

    0,4 2 0,8

    2 Lulusan kurang mempunyai karakter yang kuat terkait bidang kerokhanian

    0,3 2 0,6

    3 Output yang dihasilkan kurang kompeten dalam pendidikan kecakapan hidup

    0,2 2 0,4

    4 Belum ada jaringan alumni 0,1 1 0,1

    Total Skor 1 1,9

    Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan)

    2,4

    Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

  • 86

    Untuk aspek output, kekuatan berasal dari nilai

    rata-rata UN yang tinggi yang diberi bobot 0,3 dan

    skor 5, juga prosentase kelulusan yang tinggi dengan

    bobot 0,3 dan skor 4. Di samping itu kelulusan

    berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

    dengan bobot 0,25 dan skor 4. Prestasi tersebut dapat

    menjadi daya tarik sekolah, karena orang tua cende-

    rung tertarik menyekolahkan putra-putrinya ke seko-

    lah yang berprestasi. Bahkan semua lulusan melanjut-

    kan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima

    di sekolah favorit yang diberi bobot 0,15 dan skor 4.

    Itu disebabkan karena rata-rata perolehan nilai UN

    tinggi sehingga bisa bersaing dengan siswa yang

    berasal dari sekolah lain. Total akhir bobot dikalikan

    skor adalah 4,3.

    Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai

    kelemahan dalam aspek output. Faktor kelemahan

    yang mempunyai bobot paling tinggi adalah prestasi

    lulusan dalam bidang non akademik belum maksimal

    dengan bobot 0,4 dan skor 2. Hal tersebut disebabkan

    karena pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler belum

    maksimal. Kelemahan yang lain adalah lulusan

    kurang mempunyai karakter yang kuat terkait bidang

    kerokhanian yang diberi bobot 0,3 dan skor 2. Salah

    satu penyebabnya adalah sarana dan prasarana untuk

    kegiatan keagamaan belum memadai yaitu belum

    mempunyai mushola untuk tempat kegiatan agama

    Islam, begitu juga sarana prasarana untuk kegiatan

    agama lain. Kelemahan berikutnya adalah output yang

  • 87

    dihasilkan kurang kompeten dalam pendidikan keca-

    kapan hidup diberi bobot 0,2 dan skor 2.

    Pendidikan kecakapan hidup yang diprogramkan

    oleh sekolah adalah pendidikan TIK, tetapi pelaksana-

    annya terkendala oleh kurangnya fasilitas komputer

    untuk pembelajaran siswa. Sekolah baru mempunyai

    3 unit komputer dan 3 laptop sehingga belum

    mencukupi. Kelemahan yang terakhir adalah sekolah

    belum mempunyai jaringan alumni dengan bobot 0,1

    dan skor 1. Jaringan alumni sangat dibutuhkan oleh

    sekolah untuk diberdayakan dalam kegiatan-kegiatan

    sekolah, jika sudah ada jaringan alumni maka

    berbagai keperluan lulusan maupun kegiatan sekolah

    dapat dikomunikasikan.

    Total bobot dikalikan skor untuk faktor kele-

    mahan pada aspek output adalah 1,9 sehingga total

    skor akhir IFAS pada aspek output adalah 2,4. Dari

    kedua faktor yang mempengaruhi output SDN 1

    Ngadirejo tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi

    faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan.

    Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan

    mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan.

    Hasil analisis faktor peluang dan ancaman

    aspek output dapat dilihat pada Tabel 4.13. Selanjut-

    nya faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta

    dilakukan perhitungan skor akhir, dan diperoleh

    Matrik Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS).

    Sebagai berikut:

  • 88

    Tabel 4.13 EFAS Aspek Output

    No Elemen SWOT Bobot Skor Bobot x Skor

    PELUANG

    1 Hasil UN dapat dijadikan pertimbangan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

    0,30 4 1,2

    2 Kepercayaan masyarakat terhadap sekolah semakin bagus

    0,25 4 1

    3

    Harapan orang tua agar lulusan tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler)

    0,18 4 0,72

    4 Harapan orang tua agar lulusan menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap menghadapi tantangan masa depan

    0,15 4 0,6

    5 Mempunyai peluang yang bagus untuk menjalin kerjasama dengan alumni.

    0,12 3 0,36

    Total Skor 1 3,88

    ANCAMAN

    1 Kekhawatiran orang tua bahwa kemung-kinan lulusan hanya bagus dalam kom-petensi duniawi

    0,30 3 0,9

    2 Semakin meningkatnya saran kualitas lulusan dari stakeholder

    0,25 2 0,5

    3 Semakin kompleksnya tuntutan masya-rakat terhadap mutu sekolah

    0,20 2 0,4

    4 Orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil/nilai, bukan proses

    0,15 2 0,3

    5 Kemampuan lulusan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi

    0,10 1 0,1

    Total Skor 1 2,2

    Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)

    1,68

    Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2013

    Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan

    sekolah adalah hasil UN dapat dijadikan pertimbangan

    untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang

    diberi bobot 0,30 dan skor 4. Dengan hasil UN yang

    tinggi maka kepercayaan masyarakat terhadap sekolah

    semakin bagus diberi bobot 0,25 dan skor 4. Di

  • 89

    samping itu orang tua juga menaruh harapan agar

    lulusan tidak hanya berprestasi dalam akademik

    tetapi juga maksimal dalam bidang non akademik

    (ekstra kurikuler) dengan bobot 0,18 dan skor 4.

    Harapan orang tua yang lain adalah agar lulusan

    menjadi generasi yang cerdas, iman dan taqwa yang

    diberi bobot 0,15 dan skor 4. Terakhir sekolah juga

    mempunyai peluang yang sangat bagus untuk men-

    jalin kerjasama dengan alumni yang diberi bobot 0,12

    dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk

    faktor peluang aspek output adalah 3,88.

    Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh

    adalah kekhawatiran orang tua bahwa kemungkinan

    lulusan hanya bagus dalam kompetensi duniawi yang

    diberi bobot 0,30 dan skor 3. Di samping itu semakin

    meningkatnya saran kualitas lulusan dari stakeholder

    dengan bobot 0,25 dan skor 2. Termasuk juga semakin

    kompleksnya tuntutan masyarakat terhadap mutu

    sekolah yang diberi bobot 0,20 dan skor 2. Ada juga

    orang tua yang melihat keberhasilan anak hanya dari

    sisi hasil/nilai bukan proses dengan bobot 0,15 dan

    skor 2. Ancaman yang terakhir adalah kemampuan

    lulusan untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi

    dengan bobot 0,10 dan skor 1. Total bobot dikali skor

    untuk faktor ancaman adalah 2,2 maka total akhir

    faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,68.

    Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut

    diketahui bahwa SDN 1 Ngadirejo mempunyai banyak

    peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada

  • 90

    beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek

    output yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah

    bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk menga-

    tasi ancaman-ancaman yang muncul.

    4.2.3 Rencana Strategis

    1. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

    Aspek Input

    Tabel 4.14

    Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Input

    IFAS EFAS

    Kategori Total Skor Kategori Total Skor

    Kekuatan (S)

    4,01 Peluang

    (O) 4,14

    Kelemahan (W)

    2,6 Ancaman

    (T) 3

    Total (S-W) 1,41 Total (O-T) 1,14

    Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

    dan eksternal untuk aspek input di SDN 1 Ngadirejo

    diperoleh hasil skor akhir IFAS (kekuatan – kelemah-

    an) adalah 1,41 sedangkan skor akhir EFAS (peluang –

    ancaman) adalah 1,14. Hasil analisis ini menunjukkan

    bahwa strategi berada di kuadran SO (strength –

    opportunity) yang mendukung strategi agresif, menggu-

    nakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan

    meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal

    untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada

    aspek input (Umar, 2002). Hasil analisis tersebut

    digambarkan pada Gambar 4.1 berikut:

  • 91

    Gambar 4.1

    Matrik SWOT untuk Aspek Input

    1

    3

    -1

    4

    2

    1

    -4

    -3

    -2

    2 3 4

    (1,41; 1,14)

    Kekuatan Kelemahan

    Ancaman

    Kuadran SO

    Strategi Agresif

    Memanfaatkan kekuatan

    untuk menangkap peluang

    yang ada

    Peluang

    -1 -2 -3 -4

  • 92

    Eksternal Faktor

    Internal Faktor

    Peluang

    Kepedulia

    n o

    rang t

    ua

    terh

    ad

    ap

    pe

    nd

    idik

    an

    bagus

    Kebera

    daan k

    om

    ite

    cukup

    ba

    gus

    Perk

    em

    ba

    ng

    an

    te

    kn

    olo

    gi

    kom

    un

    ikasi d

    an

    info

    rma

    si sem

    akin

    mudah

    dia

    kse

    s

    Hubun

    ga

    n d

    en

    ga

    n d

    inas

    pendid

    ikan k

    ecam

    ata

    n

    sanga

    t d

    eka

    t

    Kekuatan 1. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan.

    2. Mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan).

    3. Memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja.

    4. Mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar

    5. Membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa.

    6. Dibentuk Tim Evaluasi program sekolah

    Minat dan motivasi belajar siswa tinggi

    Jumlah buku ajar untuk guru dan siswa cukup

    Dana untuk operasional sekolah mencukupi

    Kepemimpinan kepala sekolah sudah relevan

    Sekolah mempunyai program kerja yang jelas

    Kerjasama antar guru bagus

    90% guru berpendidikan S1

    Lokasi sekolah sangat strategis

    Jumlah siswa semakin banyak

    Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut maka

    rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya

    peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SDN

    1 Ngadirejo adalah: (1) Mengembangkan sarana dan

    prasarana pendidikan; (2) Mengembangkan lingkung-

    an sekolah menuju komunitas belajar melalui program

    7K (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,

    Keamanan, Keamanan, dan Kekeluargaan); (3) Mem-

    berdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang

  • 93

    dapat meningkatkan kinerja; (4) Mengembangkan

    fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar;

    (5) Membentuk klub-klub prestasi untuk mengem-

    bangkan potensi siswa; (6) Dibentuk Tim Evaluasi

    program sekolah.

    2. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

    Aspek Proses

    Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-

    an, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk aspek

    proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil

    perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 4.15

    Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Proses

    IFAS EFAS

    Kategori Total Skor Kategori Total Skor

    Kekuatan

    (S) 4,03

    Peluang

    (O) 3,53

    Kelemahan

    (W) 2,25

    Ancaman

    (T) 1,97

    Total (S-W) 1,78 Total (O-T) 1,56

    Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

    (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek

    proses di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir

    IFAS aspek proses (kekuatan – kelemahan) adalah

    1,78. Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses

    (peluang – ancaman) adalah 1,56. Hasil analisis ini

    menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO

  • 94

    (strength – opportunity) yang mendukung strategi

    agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk

    menangkap peluang yang ada dari luar. Hasil analisis

    tersebut pada Gambar 4.2 berikut:

    Gambar 4.2. Matrik SWOT untuk Aspek Proses

    -1 -2 -3 -4

    1

    3

    -1

    4

    2

    1

    -4

    -3

    -2

    2 3 4

    (1,78; 1,56)

    Kekuatan Kelemahan

    Ancaman

    Kuadran SO

    Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan

    untuk menangkap

    peluang yang ada

    Peluang

  • 95

    Eksternal Faktor

    Internal Faktor

    Peluang

    Kesadara

    n w

    ali

    mu

    rid

    menyum

    bang d

    an

    a b

    ela

    jar

    cuku

    p

    besar

    Sem

    akin

    banyak m

    ed

    ia

    pem

    bela

    jara

    n y

    an

    g b

    isa d

    iakse

    s

    Ada p

    ela

    tihan

    -pe

    latih

    an g

    uru

    sa

    tu

    gugus y

    ang m

    en

    un

    jan

    g P

    BM

    Kebutu

    han o

    ran

    g tu

    a te

    rha

    da

    p

    kegia

    tan k

    eaga

    ma

    an a

    na

    k s

    an

    ga

    t

    tinggi

    Kekuatan 1. Memberdayakan guru untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar

    2. Mengintensifkan kegiatan keagamaan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa

    3. Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan ekstra kurikuler

    4. Mengintensifkan kegiatan supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah

    5. Mengefektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui guru dalam PBM

    Memiliki kurikulum yang inovatif

    Diterapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM)

    Guru menentukan KKM setiap mata pelajaran dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

    Tenaga pengajar banyak yang menguasai TIK

    Ada jam pelajaran tambahan (les) untuk kelas IV, V dan VI.

    Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter dan akademis sesuai visi misi sekolah

    Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut,

    maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai

    upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek proses

    di SDN 1 Ngadirejo adalah: (1) Memberdayakan guru

    untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses

    belajar mengajar; (2) Mengintensifkan kegiatan keaga-

    maan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa;

    (3) Meningkatkan kerjasama dengan pengajar atau

    pelatih dari luar sekolah untuk mendukung kegiatan

  • 96

    ekstra kurikuler; (4 Mengintensifkan kegiatan super-

    visi dan monitoring oleh kepala sekolah); (5) Meng-

    efektifkan kegiatan KKG untuk memecahkan masalah-

    masalah yang ditemui guru dalam PBM.

    3. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah

    Aspek Output

    Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuat-

    an, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk faktor

    output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil

    perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 4.16

    Skor Akhir IFAS dan EFAS Aspek Output

    IFAS EFAS

    Kategori Total Skor Kategori Total Skor

    Kekuatan

    (S) 4,3

    Peluang

    (O) 3,88

    Kelemahan

    (W) 1,9

    Ancaman

    (T) 2,2

    Total (S-W) 2,4 Total (O-T) 1,68

    Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

    (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek

    output di SDN 1 Ngadirejo diperoleh hasil skor akhir

    IFAS aspek output (kekuatan – kelemahan) adalah 2,4.

    Sedangkan skor akhir EFAS aspek output (peluang –

    ancaman) adalah 1, 68. Hasil analisis ini menunjuk-

    kan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength –

    opportunity) yang mendukung strategi agresif, meman-

  • 97

    faatkan peluang yang ada dari luar untuk mengatasi

    ancaman yang muncul dari lingkungan eksternal

    sekolah pada aspek output. Hasil analisis tersebut

    dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

    Gambar 4.3 Matrik SWOT untuk Aspek Output

    -1 -2 -3 -4

    1

    3

    -1

    4

    2

    1

    -4

    -3

    -2

    2 3 4

    (2,4; 1,68)

    Kekuatan Kelemahan

    Ancaman

    Kuadran SO

    Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan

    untuk menangkap

    peluang yang ada

    Peluang

  • 98

    Eksternal Faktor

    Internal Faktor

    Peluang

    Hasil

    UN

    dapat dija

    dik

    an p

    ert

    imb

    an

    ga

    n u

    ntu

    k

    mela

    nju

    tkan k

    e jenja

    ng y

    ang le

    bih

    tin

    gg

    i

    Keperc

    ayaan m

    asyara

    kat te

    rha

    da

    p s

    eko

    lah

    sem

    akin

    bagus

    Hara

    pan o

    rang tua a

    gar

    lulu

    sa

    n t

    ida

    k h

    an

    ya

    berp

    resta

    si dala

    m b

    idan

    g a

    kad

    em

    ik te

    tap

    i ju

    ga

    maksim

    al dala

    m b

    idang n

    on a

    ka

    de

    mik

    (ekstr

    akurikule

    r)

    Hara

    pan o

    rang tua a

    gar

    lulu

    sa

    n m

    en

    jad

    i

    genera

    si yang c

    erd

    as, agam

    is d

    an s

    iap

    menghadapi ta

    nta

    ngan m

    asa d

    ep

    an

    Mem

    punyai pelu

    ang y

    ang b

    agus u

    ntu

    k m

    en

    jalin

    kerjasam

    a d

    engan a

    lum

    ni

    Kekuatan 1. Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan

    2. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik

    3. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter 4. Meningkatkan pelaksanaan pendidikan

    kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum

    5. Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah

    Prosentase kelulusan tinggi

    Nilai rata-rata UN tinggi

    Lulusan berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik

    Semua lulusan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan banyak diterima di sekolah favorit

    Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka

    rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya

    peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN

    1 Ngadirejo adalah: (1) Membangun image positif

    sekolah melalui output yang dihasilkan; (2) Meningkat-

    kan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun

    non akademik; (3) Meningkatkan pelaksanaan pendi-

  • 99

    dikan karakter; (4) Meningkatkan pelaksanaan pendi-

    dikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam

    kurikulum; (5) Membentuk jaringan alumni untuk

    diberdayakan dalam kegiatan sekolah.

    4.3 Pembahasan

    4.3.1 Hasil Wawancara, Observasi, dan Studi

    Dokumen

    Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan

    studi dokumen diperoleh data tentang upaya-upaya

    yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka

    peningkatan mutu antara lain:

    1. Merencanakan Program yang Jelas dan Berke-

    lanjutan

    SDN 1 Ngadirejo mempunyai visi, misi dan

    tujuan sekolah yang jelas menuju tercapainya pening-

    katan mutu pendidikan. Kepala sekolah bersama

    dengan dewan guru dan komite sekolah menyusun

    Rencana Kerja Sekolah (RKS) yang terdiri dari Rencana

    Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja

    Tahunan (RKT). Rencana Kerja Jangka Menengah

    (RKJM) tersebut disusun yang mengacu pada visi,

    misi, dan tujuan sekolah. Satu perangkat RKJM

    dijabarkan dalam empat Rencana Kerja Tahunan

    (RKT), kemudian RKT dikembangkan dalam bentuk

    Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

  • 100

    Terkait dengan rencana kegiatan pembelajaran

    selama satu tahun, sekolah menyusun kurikulum

    yang inovatif berdasarkan kemajuan IPTEK serta

    dikembangkan secara sistematis sejalan dengan

    tujuan yang akan dicapai. Dalam setiap penyusunan

    program, sekolah sudah melibatkan semua

    stakeholder tetapi untuk mengevaluasi pelaksanaan

    program tersebut sekolah belum mempunyai tim

    evaluasi program sekolah.

    2. Meningkatkan Mutu Akademik dan Non

    Akademik

    Dalam rangka meningkatan mutu akademik

    dan non akademik maka sekolah berusaha melaksa-

    nakan pembelajaran secara maksimal dengan meng-

    efektifkan alokasi waktu yang ada. Dalam KBM guru

    berusaha menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,

    Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) meski-

    pun satu dua guru masih ada yang mengajar secara

    konfensional. Disamping itu semua guru dituntut

    untuk melaksanakan program perbaikan dan penga-

    yaan sehingga secara otomatis berimbas pada pening-

    katan rata-rata pencapaian KKM yaitu pencapaian

    KKM tiap kelas 99% tercapai.

    Karena peningkatan mutu pendidikan tidak

    terlepas dari peningkatan nilai UN dan prosentase

    kelulusan maka SDN 1 Ngadirejo melaksanakan kiat-

    kiat peningkatan mutu UN antara lain dengan cara:

    semua guru kompak mulai kelas I menanamkan

  • 101

    konsep materi pelajaran dengan baik, dibentuk tim

    sukses UN yang membantu memecahkan materi yang

    sulit dan belum dapat dipecahkan oleh guru kelas VI,

    les untuk kelas IV-VI mulai semester 1, kreatif

    membuat bank soal sesuai kisi-kisi UN dan tukar soal-

    soal try out antar kecamatan maupun kabupaten, doa

    bersama/mujahadah, dan pemberian reward setiap

    akhir tahun kepada guru kelas VI. Dari kiat-kiat

    tersebut ternyata prestasi UN dari tahun ke tahun

    semakin meningkat.

    Selain itu sekolah juga meningkatkan prestasi

    siswa dalam lomba akademik maupun non akademik

    yaitu dengan cara memberdayakan semua guru dalam

    kegiatan mendidik dan melatih siswa. Hasilnya bebe-

    rapa tahun terakhir ini banyak memperoleh kejuaraan

    di tingkat kecamatan maupun kabupaten meskipun

    belum semuanya maksimal sesuai yang diharapkan.

    3. Memberdayakan dan Meningkatkan Profesional

    Guru

    Sekolah berusaha memberdayakan semua guru

    dalam kegiatan sekolah agar potensi dan kemampu-

    annya berkembang mendukung kegiatan pembelajaran

    yang bermutu. Sekolah juga sangat mendukung guru-

    guru untuk ikut studi lanjut S1 sehingga dari 19 guru

    tinggal 2 guru yang masih berijazah D2 dan keduanya

    sekarang dalam proses mengikuti S1. Dengan demi-

    kian meskipun gurunya banyak yang wiyata bhakti

    tetapi dengan latar belakang pendidikan yang mema-

  • 102

    dai diharapkan layanan pendidikan tetap berkualitas.

    Di samping itu guru juga diberdayakan dalam kegiatan

    KKG agar segala permasalahan yang ditemui selama

    KBM baik itu masalah materi pelajaran, pengelolaan

    siswa atau masalah lainnya dapat dipecahkan

    bersama dalam forum KKG.

    Guru-guru SDN 1 Ngadirejo diberi kesempatan

    untuk ikut pelatihan-pelatihan baik yang diadakan

    oleh dinas maupun non dinas yang penting materi

    yang didapat dari pelatihan itu dapat mendukung

    peningkatan profesional guru. Bahkan sekolah pernah

    mendatangkan narasumber dari LPMP untuk pelatih-

    an guru satu gugus seperti pelatihan karya ilmiah,

    workshop tematik dan lain-lain. Keikutsertaan guru

    dalam pelatihan-pelatihan inovatif tersebut secara

    otomatis juga akan berdampak positif pada pembela-

    jaran siswa contohnya dengan guru menguasai pem-

    belajaran tematik maka pembelajaran akan lebih

    efektif, demikian juga dengan guru menguasai prose-

    dur penyusunan PTK maka akan membantu meme-

    cahkan masalah KBM di kelasnya masing-masing.

    Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah

    dan komite dapat dijelaskan bahwa meskipun guru

    SDN 1 Ngadirejo banyak yang wiyata bhakti tetapi

    kemampuan dan semangat mengajarnya tidak keting-

    galan dengan guru PNS. Sehingga meskipun di luar

    ada wacana SDSN tidak layak kalau gurunya banyak

    yang wiyata bhakti tetapi sekolah berusaha menganti-

    sipasi wacana tersebut dengan meningkatkan profe-

  • 103

    sional guru melalui pelatihan-pelatihan. Untuk biaya

    pelatihan bagi guru yang wiyata bhakti sering dibantu

    menggunakan uang operasional sekolah, sedangkan

    untuk guru yang PNS sering dengan biaya sendiri.

    4. Memberdayakan Potensi Peserta Didik

    Siswa SDN 1 Ngadirejo jumlahnya cukup banyak

    dan mempunyai kemampuan yang beragam, untuk itu

    sekolah berusaha memberdayakan potensi siswa agar

    dapat berkembang secara maksimal sesuai karak-

    teristik masing-masing. Pemberdayaan peserta didik

    tersebut dilakukan oleh sekolah melalui beberapa

    program yaitu dengan memberi tambahan jam pela-

    jaran, memfasilitasi siswa dalam kegiatan ekstrakuri-

    kuler, serta melaksanakan pendidikan karakter dan

    pendidikan kecakapan hidup.

    Menurut kepala sekolah pemberian tambahan

    jam pelajaran diprogramkan untuk kelas IV sampai

    kelas VI mulai awal semester satu, dengan pertim-

    bangan bahwa mulai kelas IV materi pelajarannya

    sudah semakin luas dan rumit. Pertimbangan yang

    lain bahwa mulai di kelas IV siswa biasanya diikutkan

    lomba-lomba mata pelajaran baik di tingkat kecamat-

    an maupun kabupaten sehingga perlu dibimbing

    secara maksimal agar mencapai hasil dan kejuaraan

    yang maksimal. Selain itu mulai di kelas IV siswa

    mulai dipersiapkan untuk menguasai materi pelajaran

    yang akan diujikan dalam UN kelas VI, sehingga

  • 104

    diharapkan setelah di kelas VI siswa tidak banyak

    mengalami kesulitan.

    Sedangkan untuk memfasilitasi kegiatan ekstra-

    kurikuler selama ini sudah berjalan tetapi belum

    maksimal. Sesuai hasil wawancara dengan siswa

    sekolah melaksanakan kegiatan kurikuler hanya pada

    waktu tertentu saja belum melaksanakan secara rutin.

    Seperti dicontohkan oleh siswa bahwa latihan

    Pramuka dilaksanakan setiap menjelang kemah

    penggalang dan pesta siaga, latihan drumband juga

    dilaksanakan setiap akan ada kegiatan karnaval saja.

    Latihan olah raga dan seni seperti sepak takraw, tenis

    meja, bulu tangkis, seni tari, seni lukis, seni musik

    dan vokal juga diintensifkan hanya setiap menjelang

    lomba. Bahkan ada kegiatan kurikuler yang dipro-

    gramkan dalam kurikulum tetapi tidak pernah dilak-

    sanakan di antaranya pencak silat dan seni karawitan.

    Hal tersebut tentu saja mengakibatkan potensi siswa

    dalam bidang ekstrakurikuler kurang berkembang.

    Dan menurut hasil wawancara, observasi, dan studi

    dokumen dapat disimpulkan bahwa penyebab kurang

    maksimalnya pelaksanaan kegiatan kurikuler adalah

    karena fasilitas kurang memadai, guru tidak melak-

    sanakan kegiatan sesuai dengan kurikulum, tidak

    semua guru bisa mengampu kegiatan kurikuler, dan

    sekolah kurang menjalin kerjasama dengan nara

    sumber atau pelatih dari luar sekolah.

    Untuk memberdayakan potensi peserta didik

    sekolah juga memprogramkan pelaksanaan pendidik-

  • 105

    an karakter dan pendidikan kecakapan hidup. Pendi-

    dikan karakter ditujukan untuk mengembangkan atau

    membentuk karakter siswa. Nilai karakter yang dikem-

    bangkan meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin,

    kerja keras, kreatif, mandiri,demokratis, rasa ingin

    tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghar-

    gai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca,

    peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

    Pada prinsipnya pendidikan karakter yang dikem-

    bangkan di SDN 1 Ngadirejo terintegrasi dalam mata

    pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.

    Pengintegrasian dalam mapel sudah dicantum-

    kan dalam RPP, pengintegrasian dalam budaya

    sekolah tercakup dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-

    kurikuler serta interaksi sosial di sekolah, penginte-

    grasian dalam pengembangan diri melalui: (1) Kegiat-

    an rutin sekolah seperti upacara hari besar, pemerik-

    saan kebersihan badan, kegiatan-kegiatan ibadah/

    keagamaan, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran,

    dan budaya salam; (2) Kegiatan spontan yaitu apabila

    ada siswa yang berperilaku kurang baik langsung

    dikoreksi dan dibetulkan oleh guru; (3) Keteladanan

    yaitu guru memberi contoh sikap dan perilaku yang

    mencerminkan nilai-nilai karakter agar jadi panutan;

    (4) Pengkondisian yaitu sekolah harus dikondisikan

    agar mencerminkan nilai karakter yang diharapkan

    seperti lingkungan sekolah harus selalu bersih, rapi

    dan teratur.

  • 106

    Pendidikan karakter di SDN 1 Ngadirejo belum

    terlaksana dengan maksimal utamanya untuk

    mengembangkan nilai religius masih sangat kurang.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan guru hal itu

    disebabkan karena fasilitas untuk kegiatan keaga-

    maan belum memadai bahkan tempat ibadah atau

    mushola saja belum ada. Sedangkan untuk pendidik-

    an kecakapan hidup yang dicantumkan dalam kuri-

    kulum adalah Teknologi Informatika, diprogramkan

    mulai dari kelas I sampai kelas VI. Tetapi kenya-

    taannya kegiatan tersebut belum bisa berjalan sesuai

    yang diharapkan. Sebenarnya sekolah mempunyai

    beberapa guru yang menguasai TIK tetapi fasilitas

    yang ada belum memenuhi. Sekolah baru mempunyai

    3 unit komputer dan 3 unit laptop sehingga untuk

    memfasilitasi pembelajaran TIK belum mencukupi.

    5. Menjalin Kerjasama dengan Orang Tua dan

    Masyarakat

    Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat

    dilakukan secara intensif oleh sekolah melalui perte-

    muan rutin tiap awal tahun pelajaran dan setiap akhir

    semester, menjelang ujian kelas VI, dan rapat komite

    secara insidental. Kepedulian orang tua dan komite

    terhadap pendidikan sangat bagus, utamanya dalam

    membantu pendanaan untuk melengkapi sarana

    prasarana sekolah. Meskipun dana bantuan dari

    pemerintah yang berupa dana BOS cukup besar, tetapi

    itu hanya bisa digunakan untuk mencukupi biaya

  • 107

    operasional sekolah tidak boleh untuk membangun

    prasarana sekolah. Sarana prasarana sekolah yang

    saat ini masih kurang/belum ada adalah mushola,

    laboratorium, aula, ruang kelas kurang 1 ruang,

    jamban siswa kurang, dan ruang pimpinan. Wacana

    ke depan untuk melengkapi sarana prasarana tersebut

    sekolah mau mencari terobosan bantuan dana tidak

    hanya mengandalkan dari pemerintah saja, bahkan

    yang pasti tidak lepas dari kerjasamanya dengan orang

    tua dan komite sekolah. Bantuan dari komite sejak

    tahun 2008 sampai 2013 yang sudah diterima oleh

    sekolah sejumlah Rp 103.500.000,- . Bantuan tersebut

    sangat berarti bagi sekolah karena secara bertahap

    prasarana sekolah menjadi lebih lengkap.

    Kerjasama dengan orang tua dan masyarakat

    diharapkan tidak hanya terfokus pada pendanaan saja

    tetapi juga berupa ide serta masukan demi pening-

    katan mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo. Hal

    tersebut sudah dilaksanakan yaitu setiap penyusunan

    program sekolah komite selalu dilibatkan.

    4.3.2 Analisis SWOT Aspek Input

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

    faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

    eksternal aspek input SDN 1 Ngadirejo maka diperoleh

    hasil skor akhir lingkungan internal aspek input

    (kekuatan – kelemahan) adalah 1,41. Angka ini

    menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan

  • 108

    dari faktor kelemahan sehingga dengan kekuatan

    minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi, jumlah

    buku ajar untuk guru dan siswa yang cukup, serta

    dana operasional sekolah yang mencukupi dan kerja

    sama guru yang bagus serta 89% guru berpendidikan

    S1 dapat mengatasi kelemahan dalam menangani

    tingkat kemampuan siswa yang beragam, fasilitas

    sekolah yang kurang dan jumlah guru PNS yang

    kurang. Sedangkan kepemimpinan kepala sekolah

    yang relevan, program sekolah yang jelas dapat

    mengatasi kelemahan dalam pengelolaan sekolah.

    Skor akhir lingkungan eksternal aspek input

    (peluang – ancaman) adalah 1,14. Ini menunjukkan

    bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor

    ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan pelu-

    ang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman

    yang muncul. Hasil perhitungan IFAS dan EFAS

    menunjukkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada

    pada titik (1,41; 1,14) berarti ada pada kuadran SO

    (strength – opportunities), hal ini merupakan situasi

    yang sangat menguntungkan karena sekolah memiliki

    kekuatan dan peluang yang lebih dominan sehingga

    perlu diterapkan strategi agresif yang mendukung

    kebijakan pertumbuhan yang agresif dengan menggu-

    nakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk me-

    manfaatkan peluang dari luar.

  • 109

    4.3.3 Analisis SWOT Aspek Proses

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

    faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

    eksternal aspek proses SDN 1 Ngadirejo maka diper-

    oleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek proses

    (kekuatan – kelemahan) adalah 1,78. Angka ini me-

    nunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari

    faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaat-

    kan kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang

    muncul.

    Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal

    aspek proses (peluang – ancaman) adalah 1,56. Angka

    ini menunjukkan bahwa peluang SDN 1 Ngadirejo

    lebih besar daripada ancaman yang ada. Dari hasil ini

    dapat disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo

    berada pada titik (1,78; 1,56) yaitu berada pada

    kuadran SO (strength – opportunities) yang mengin-

    dikasikan perlu dilakukannya strategi agresif, memfo-

    kuskan upaya menggunakan kekuatan internal SDN 1

    Ngadirejo untuk dapat memanfaatkan peluang.

    4.3.4 Analisis SWOT Aspek Output

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap

    faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

    eksternal aspek output di SDN 1 Ngadirejo maka

    diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek

    output (kekuatan – kelemahan) adalah 2,4. Angka ini

    menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan

  • 110

    dari faktor kelemahan sehingga sekolah bisa meman-

    faatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kele-

    mahan yang terjadi. Sedangkan skor akhir lingkungan

    eksternal aspek output (peluang – ancaman) adalah

    1,68. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang lebih

    dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa

    memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi

    ancaman-ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat

    disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada

    pada titik (2,4; 1,68) berarti pada posisi atau kuadran

    SO (strength – opportunities) yang mengindikasikan

    perlu diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan

    kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap

    peluang dari luar.

    4.3.5 Rencana Strategis Aspek Input

    Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS

    dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO

    (strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang

    mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan

    kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-

    peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,

    2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang

    dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input

    di SDN 1 Ngadirejo.

    Renstra pertama, mengembangkan sarana dan

    prasarana pendidikan. Dengan adanya kepedulian

    orang tua dan komite yang bagus terhadap pendidikan

  • 111

    merupakan peluang bagi sekolah untuk bersama-sama

    membuat program pengembangan sarana prasarana

    yang sekarang masih banyak kekurangan. Di samping

    itu pendekatan dengan dinas pendidikan sangat di-

    perlukan agar usulan bantuan baik berupa bangunan

    maupun sarana pendidikan bisa diwujudkan. Sekolah

    juga bisa melakukan terobosan-terobosan dengan

    mengajukan proposal kemana pun yang kira-kira ada

    peluang untuk memberi bantuan. Hal tersebut sangat

    diperlukan untuk melengkapi sarana prasarana seper-

    ti ruang kelas, ruang pimpinan, ruang laboratorium,

    mushola, aula/ruang serba guna, dan perangkat tek-

    nologi informatika. Kalau sarana prasarana pendidik-

    an sudah memenuhi maka diharapkan mutu pendi-

    dikan di SDN 1 Ngadirejo akan lebih meningkat lagi.

    Renstra kedua, mengembangkan lingkungan

    sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K

    (Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan,

    Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan). Pengem-

    bangan komunitas belajar di SDN 1 Ngadirejo bisa

    dimulai dengan menata lingkungan fisik melalui

    program 7K, sehingga nyaman dan kondusif untuk

    belajar. Bersamaan dengan itu, kebiasaan belajar

    ditumbuhkan melalui kegiatan gemar membaca. Guru

    dapat menugasi siswa untuk membaca buku yang

    relevan dengan topik/materi pelajaran yang dibahas,

    bisa ditugaskan secara individual atau kelompok yang

    penting membiasakan anak membaca. Pola tersebut

  • 112

    mampu mendorong tumbuhnya komunitas belajar di

    sekolah.

    Renstra ketiga, memberdayakan guru dalam

    pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja.

    Sekolah dengan jumlah siswa banyak secara otomatis

    bantuan operasional dari pemerintah juga banyak.

    Dana tersebut sebagian bisa dimanfaatkan untuk

    memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang

    dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

    guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru

    dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat

    memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Dengan

    kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif

    dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya

    Renstra keempat, mengembangkan fasilitas

    sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar. Sekolah

    perlu memfasilitasi siswa dengan sarana belajar ber-

    basis TIK agar siswa dapat memanfaatkan kemajuan

    teknologi informasi dan komunikasi untuk mengem-

    bangkan kemampuan yang dimilikinya dan sebagai

    sarana belajar sehingga bisa meningkatkan prestasi-

    nya di sekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa bisa

    mencari materi-materi pelajaran yang diperlukan

    melalui internet sehingga wawasan anak semakin luas.

    Renstra kelima, membentuk klub-klub prestasi

    untuk mengembangkan potensi siswa. Dengan adanya

    siswa yang banyak dengan kemampuan yang beragam

    serta minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi,

  • 113

    maka sekolah perlu mengembangkan potensi siswa

    secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, bakat dan

    minat siswa masing-masing. Sekolah perlu memben-

    tuk klub-klub prestasi sehingga siswa yang mempu-

    nyai bakat atau kemampuan yang lebih baik dalam

    bidang akademik, olah raga maupun seni dapat di-

    kembangkan kemampuannya melalui klub-klub pres-

    tasi tersebut seperti klub bahasa dan sastra, klub

    sains, klub sepak bola, klub basket, klub seni dan

    lain-lain. Klub ini dikembangkan di bawah bimbingan

    seorang guru ataupun pelatih yang mempunyai

    kemampuan di bidang tersebut.

    Renstra keenam, dibentuk Tim Evaluasi program

    sekolah. Meskipun program sudah berjalan tetapi

    sekolah perlu membentuk tim evaluasi program yang

    tugasnya secara periodik mengevaluasi program

    sekolah untuk mengetahui prosentase ketercapaian

    program, apa target yang diharapkan, sejauh mana

    hasil yang sudah dicapai, kesenjangannya apa, dan

    pemecahannya bagaimana. Hasil dari evaluasi

    program tersebut bisa dijadikan dasar penyusunan

    program yang akan datang agar menjadi lebih baik.

    4.3.6 Rencana Strategis Aspek Proses

    Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS

    dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO

    (strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang

    mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan

  • 114

    kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-

    peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,

    2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang

    dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input

    di SDN 1 Ngadirejo.

    Renstra pertama, memberdayakan guru untuk

    menggunakan teknologi informasi dalam proses belajar

    mengajar. Dengan bantuan media informasi guru

    dapat melakukan pembelajaran yang kreatif dan

    menarik sehingga tidak hanya meningkatkan minat

    belajar siswa tetapi juga meningkatkan kualitas guru

    dalam tugas mengajar. Selain itu melalui media

    internet guru dapat mencari materi-materi sebagai

    tambahan dalam menyiapkan bahan ajar bagi siswa.

    Renstra kedua, mengintensifkan kegiatan keaga-

    maan untuk membentuk siswa yang iman dan taqwa.

    Sesuai dengan visi misi sekolah untuk membentuk

    kepribadian siswa yang iman dan taqwa maka guru

    harus memantapkan penghayatan dan pengamalan

    hidup beragama siswa sesuai dengan agama dan

    kepercayaan masing-masing. Selain itu guru juga

    harus menanamkan nilai-nilai Aqidah dan budi pekerti

    luhur dengan maksimal. Kegiatan keagamaan tersebut

    secara rinci sudah dijabarkan dalam kurikulum,

    sehingga kalau semuanya dilaksanakan sesuai yang

    tertuang dalam kurikulum maka hasilnya akan

    maksimal.

  • 115

    Renstra ketiga, meningkatkan kerjasama dengan

    pengajar atau pelatih dari luar sekolah untuk mendu-

    kung kegiatan ekstra kurikuler, meningkatkan kerja-

    sama dengan pengajar atau pelatih dari luar sekolah

    untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah

    perlu mengalokasikan dana untuk kegiatan ekstra-

    kurikuler termasuk untuk honor pelatih dari luar

    sekolah. Hal tersebut sangat penting untuk memaksi-

    malkan potensi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

    Renstra keempat, mengintensifkan kegiatan

    supervisi dan monitoring oleh kepala sekolah. Dengan

    melaksanakan supervisi dan monitoring secara intensif

    maka kepala sekolah dapat memberikan bantuan

    teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar

    personal tersebut mampu meningkatkan kualitas

    kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksa-

    nakan proses belajar mengajar

    Renstra kelima, mengefektifkan kegiatan KKG

    untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui

    guru dalam PBM. Masalah-masalah yang dihadapi

    oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas beragam

    bentuk dan modelnya. Penanganan terhadap setiap

    persoalan untuk mencari jalan keluar antara guru

    yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Guru senior

    kadang memiliki lebih banyak teknik dan cara-cara

    dalam mengatasi persoalan terlebih lagi persoalan

    belajar mengajar. Untuk itulah guru-guru baru atau

    guru lain yang memiliki persoalan yang menurutnya

    sulit bisa dipecahkan melalui KKG dengan cara

  • 116

    berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan guru

    lainnya.

    4.3.7 Rencana Strategis Aspek Output

    Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS

    dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO

    (strength – opportunities), yaitu strategi agresif yang

    mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan

    kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-

    peluang yang ada di luar sekolah (Robbin & Coulter,

    2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang

    dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input

    di SDN 1 Ngadirejo.

    Renstra pertama, membangun image positif

    sekolah melalui output yang dihasilkan. Output adalah

    hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan sekolah.

    Oleh karena itu output yang dihasilkan diharapkan

    dapat memenuhi kriteria seperti yang diharapkan

    masyarakat antara lain lulusan tidak hanya berpres-

    tasi dalam bidang akademik tetapi juga maksimal

    dalam bidang non akademik (ekstrakurikuler), lulusan

    menjadi generasi yang cerdas, agamis dan siap

    menghadapi tantangan masa depan.

    Renstra kedua, meningkatkan prestasi siswa

    dalam bidang akademik maupun non akademik.

    Untuk mencapai hal tersebut maka segala kegiatan

    pembelajaran harus dilaksanakan secara maksimal

    sesuai kurikulum. Guru harus mau bekerja keras

  • 117

    dalam memberikan layanan kepada siswa baik dalam

    kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

    Renstra ketiga, meningkatkan pelaksanaan pen-

    didikan karakter. Pendidikan karakter sangat penting

    karena akan menjadi dasar dalam pembentukan

    karakter siswa, yang tidak mengabaikan nilai-nilai

    sosial seperti toleransi, kebersamaan, kegotong-

    royongan, saling membantu, menghormati dan seba-

    gainya. Pendidikan karakter akan melahirkan pribadi

    unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan

    kognitif saja namun memiliki karakter yang mampu

    mewujudkan kesuksesan. Pendidikan karakter pada

    intinya bertujuan membentuk pribadi siswa yang

    tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, ber-

    toleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkem-

    bang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan

    teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

    kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

    Renstra keempat, meningkatkan pelaksanaan

    pendidikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang

    dalam kurikulum. Dengan pendidikan kecakapan

    hidup siswa akan mendapat bekal kecakapan dalam

    hal keberanian menghadapi problema hidup dan

    kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan,

    kemudian secara kreatif menemukan solusi serta

    mampu mengatasinya. Pendidikan kecakapan hidup di

    SDN 1 Ngadirejo difokuskan pada teknologi infor-

    matika, berarti secara bertahap harus dilengkapi

    fasilitasnya. Dengan bekal kecakapan hidup tersebut,

  • 118

    diharapkan para lulusan akan mudah menyesuaikan

    diri dengan lingkungan yang sudah memanfaatkan

    kemajuan teknologi, dapat memecahkan problema

    kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau

    menciptakan pekerjaan bagi mereka yang suatu saat

    tidak melanjutkan pendidikannya sampai jenjang

    tertingg

    Renstra kelima, membentuk jaringan alumni

    untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah. Alumni

    merupakan aset penting yang harus dirangkul dan

    dikembangkan oleh sekolah. Salah satu indikator

    keberhasilan proses pendidikan dapat dilihat dari ke-

    berhasilan alumni dalam menjalankan peran mereka

    di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun

    berbagai bidang pekerjaan yang mereka jalani secara

    profesional sesuai minat dan kemampuan.

    Alumni memiliki posisi strategis karena meski-

    pun mereka tidak lagi merupakan bagian aktif dalam

    proses pendidikan di sekolah, namun pengalaman

    mereka selama menjadi siswa dan ikatan batin serta

    rasa memiliki mereka yang kuat terhadap sekolah

    dapat menghasilkan dan menawarkan berbagai

    konsep, ide, pemikiran, masukan dan kritik memba-

    ngun untuk sekolah. Jadi jaringan alumni merupakan

    satu wadah yang perlu ditumbuhkembangkan peran

    dan fungsinya serta didukung keberadaannya. Melalui

    pengorganisasian alumni secara profesional, berbagai

    macam peluang dan kesempatan akan dapat terko-

    munikasikan dengan baik.