BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · Bengkel lukis Purwanto JS yang berada di...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi … · Bengkel lukis Purwanto JS yang berada di...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah Pelukis Purwanto Joko Sulistyono di
Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah Telp. 0271-783631. Pemilihan tempat tersebut karena
Purwanto JS mampu menghasilkan karya lukisnya yang beraliran realis, yang
memunculkan kedetailan dan menciptakan kemiripan khusus antara lukisan
dengan objek aslinya.
Gambar 4.1. Rumah Bapak Purwanto JS
Di Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
Bengkel lukis Purwanto JS yang berada di Kelurahan Ngadirejo masih
menyatu dengan rumah. Rumah tersebut menghadap kearah timur yang terdiri dari
11 ruangan yang terbagi dalam dua lantai. Lantai dasar terdapat beberapa ruangan
antara lain 2 kamar tidur, ruang tamu, 2 ruang proses karya (depan dan belakang),
ruang keluarga, ruang makan, garasi motor, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
lantai atas hanya terdapat satu ruangan khusus yaitu ruang yang digunakan
sebagai tempat memajangkan hasil karya lukis Purwanto JS.
Ruang yang ditempati untuk proses berkarya lukis adalah ruangan
depan sebelah kanan pintu masuk dari rumah tersebut dan ruang terbuka sebelah
belakang yang dipenuhi dengan banyak pohon dan rerumputan hijau yang
membuat suasana ruangan menjadi sejuk dan nyaman. Ruangan di sebelah
belakang rumah tersebut didalamnya juga terdapat satu ruangan khusus yang
digunakan untuk menyimpan alat dan bahan melukis seperti kanvas, cat minyak,
pigura dan lain sebagainya.
Selain itu ruangan bagian belakang tersebut juga digunakan sebagai
tempat Purwanto JS berimajinasi dalam usaha menemukan ide-ide untuk berkarya
selanjutnya karena ruangan tersebut dirasa sangat tenang dan sejuk yang membuat
pikiran menjadi terbuka. Jadi ruang tengah dari rumah tersebut terdiri dari ruang
tamu, dua kamar tidur, satu ruang keluarga, ruang makan dan kamar mandi.
Ruangan bagian depan rumah digunakan sebagai garasi motor dan mobil yang
mempunyai ukuran yang cukup luas.
Gambar 4.2. Ruang tempat melukis Bapak Purwanto JS
Di Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kartasura
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Gambar 4.3.Wawancara bersama Bapak Purwanto JS
(Dokumentasi: Ibu Listy. 02 Maret 2014)
B. Profil Seniman Purwanto JS
Purwanto Joko Sulistyono atau yang akrab dipanggil Purwanto JS adalah
seorang seniman lukis realis yang cukup lama terjun dalam dunia seni lukis.
Purwanto JS lahir di Sukoharjo tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1964.
Purwanto JS merupakan seniman realis berasal dari Solo yang cukup lama
terjun dalam dunia seni lukis. Tetapi Purwanto JS sendiri beranggapan bahwa kota
Solo kurang apresiasinya dalam berkesenian, karena terlihat dari sedikitnya para
kolektor yang ada. Walaupun Purwanto JS sering pameran di kota Solo tetapi
Purwanto JS lebih senang pameran diluar kota Solo, diantaranya Jakarta,
Yogyakarta dan kota-kota lain di Indonesia. Sebagai seorang seniman yang aktif
Purwanto JS juga pernah berhenti total dalam melukis pada tahun 2003 sampai
tahun 2004 karena sakit. Dan selama satu tahun tersebut Purwanto JS sama sekali
tidak berhubungan dengan cat dan kanvas. Baru setelah sembuh ia aktif kembali
dalam melukis tetapi harus memulai dengan tahap penyesuaian lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dalam hal melukis atau berkarya Purwanto JS cenderung berpikir karena
sudah menjadi kebutuhan ekonomi dan kebutuhan hidup. Jadi dalam hal
berkesenian Purwanto JS termasuk salah seorang seniman yang aktif produktif di
bidang tersebut.
1. Pendidikan Purwanto JS
Purwanto JS menempuh pendidikan formal yang dimulai dari Sekolah
Dasar sampai Perguruan Tinggi. Beliau bersekolah di SD Pandeyan 1
Ngadirejo Kartasura dan lulus pada tanggal 1 Februari 1987. Kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri Banjaratma Brebes
dan lulus pada tanggal 24 Mei 1980. Setelah itu melanjutkan ke jenjang
Sekolah Menengah Atas di SMA Batik Surakarta dan lulus pada tanggal 28
April 1983. Yang terakhir melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di
Surakarta yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Fakultas Sastra
dan Seni Rupa dengan mengambil jurusan desain grafis dan lulus pada
tanggal 3 Oktober 1990. Beliau juga mengambil Akta empatnya di UNS dan
lulus pada tanggal 30 Februari 1992.
Dengan mengambil jurusan grafis tidak membuat Purwanto JS berhenti
melukis, tetapi Purwanto JS tetap berkarya lukis karena pada jurusan grafis
itu masih ada hubungannya dengan seni atau menggambar. Bakat
menggambar yang dimiliki Purwanto JS sudah mulai terlihat saat usianya
baru menginjak enam tahun saat beliau masih duduk di sekolah dasar.
Dengan beberapa kali ia mengikuti berbagai kegiatan perlombaan baik di
sekolah maupun di luar sekolah serta kejuaraan yang pernah diraihnya.
Sampai pada akhirnya Purwanto JS sering mengikuti kegiatan pameran secara
aktif di Kota Surakarta dan daerah-daerah lain di Indonesia.
2. Lingkungan Keluarga Purwanto JS
Purwanto JS terlahir dari keluarga bapak Suyitno dan ibu Sri Wardani
pada tanggal 3 Oktober 1964. Ia lahir di lingkungan keluarga Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), namun karena kecintaannya terhadap
dunia seni membuatnya tetap bertahan sebagai seorang seniman dan tidak
mengikuti jalur keluarganya yang kebanyakan adalah berprofesi sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
ABRI. Lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap karya
seni lukis Purwanto JS karena dengan adanya dukungan-dukungan dari
keluarga itu sangat membantu Purwanto JS dalam proses berkarya.
Pengaruh lingkungan keluarga mempunyai tuntutan-tuntutan yang
sifatnya abstrak untuk dapat selalu berkarya. Dengan selalu berkarya seni
maka tentunya akan mendatangkan suatu harapan yang mempunyai nilai. Jadi
baik bapak, ibu, istri dan keluarganya sangat mendukung dalam berkarya seni
lukis, sehingga pengaruh lingkungan keluarga sangat besar.
3. Lingkungan Masyarakat Purwanto JS
Lingkungan masyarakat di daerah Kabalan Rt.01 / Rw.06 Kelurahan
Ngadirejo Kecamatan Kartasura sangat mempengaruhi Purwanto JS dalam
berkarya seni. Karena beliau sering digunakan untuk berbagai keperluan bagi
masyarakat misalnya sebagai tempat belajar anak-anak di lingkungan
masyarakat, digunakan untuk melakukan study banding tentang lukisan untuk
para pelajar, sebagai tempat bertanya di dunia pendidikan yang membutuhkan
dan sebagai tempat magang untuk anak-anak SMK seperti SMSR khususnya
seni budaya. Jadi pengaruh lingkungan masyarakat ada semacam sinkron atau
hubungan yang saling membutuhkan antara Purwanto JS dengan masyarakat
tersebut.
C. Profesi Purwanto JS sebagai Seorang Guru dan Seniman Lukis
Selain sebagai seniman lukis, Purwanto JS juga mempunyai profesi lain
yaitu sebagai seorang guru. Purwanto JS mengajar di SMK Negeri 9 Surakarta
pada tahun 2009 sampai sekarang. Di SMK Negeri 9 Surakarta Purwanto JS
mengajar jurusan seni lukis dan desain tekstil. Beliau mengajar di jurusan seni
lukis hanya beberapa tahun saja, karena sertifikat pendidik yang dimiliki yaitu
desain dan produksi kriya tekstil maka beliau pindah mengajar di jurusan tekstil
untuk mendapatkan tunjangan profesi.
Sebelum mengajar di SMK Negeri 9 Surakarta, Purwanto JS juga pernah
mengajar di SMIK (Sekolah Menengah Industri Kerajinan) Yogyakarta pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tahun 1994 sampai tahun 2008. Disana Purwanto JS mengajar desain tekstil,
desain keramik, desain kulit, desain kayu dan desain logam. Alasan perpindahan
mengajar Purwanto JS ke Surakarta dikarenakan jarak yang cukup jauh dan
fisiknya pun semakin tidak kuat lagi. Kebetulan di Surakarta juga terdapat sekolah
yang mempunyai jurusan serupa dengan di Jogja.
Purwanto JS tertarik menjadi seorang guru karena pengabdiannya dibidang
seni yang begitu besar sehingga Purwanto JS mempunyai niat yang besar pula
untuk mengajar, disamping juga dapat mengembangkan potensi melukis secara
mandiri. Profesi Purwanto JS sebagai seorang guru sangat mendukung atau
berkaitan erat dengan profesinya sebagai seniman lukis. Karena beliau mengajar
di jurusan yang masih ada hubungannya dengan seni yaitu jurusan lukis, tekstil,
keramik, logam, kulit dan kayu. Dalam jurusan tersebut ada pengembangan
khususnya dibidang desain. Karena Purwanto JS senang melukis, maka secara
otomatis beliau bisa menggambar desain-desain misalnya membuat sketsa tentang
batik, logam, kayu dan lain sebagainya.
Profesi sebagai pelukis dan guru bisa saling menambah pengetahuan
diantara keduanya. Melukis bisa masuk ke dunia pendidikan atau profesinya
sebagai seorang guru, dan sebaliknya profesi guru juga bisa memberikan ilmu
pengetahuan tentang melukisnya. Jadi kedua profesi tersebut saling mengisi dan
saling membantu karena tidak bertolak belakang. Menurut Purwanto JS seorang
guru yang profesional itu harus bisa memahami teori dan praktek dalam pelajaran,
jadi keduanya harus seimbang karena hal teresbut sangat dibutuhkan oleh seorang
siswa dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
D. Latar Belakang Purwanto JS dalam berkarya seni lukis
Sejak kecil Purwanto JS sudah mulai belajar melukis walaupun bukan
berawal dari keluarga seniman. Hal itu terbukti dari beberapa karya Purwanto JS
yang sampai sekarang masih disimpan oleh kakeknya yang berprofesi sebagai
kepala sekolah SD.
Kemudian Purwanto JS mulai mengetahui persis tentang berkarya lukis itu
sejak duduk dibangku SMP. Di SMP ia mulai belajar melukis secara mandiri
melalui buku-buku atau pengalaman-pengalaman yang dialami. Lalu Purwanto JS
mulai berani melukis dengan menggunakan cat minyak tanpa ada yang
memberitahu atau mengajarinya terlebih dahulu. Tetapi ia sempat memberanikan
diri untuk bertanya-tanya langsung di toko cat tentang bagaimana menggunakan
cat minyak yang benar dan apa saja bahan pencampuran yang digunakan.
Sewaktu SMP Purwanto JS juga belum mengenal yang namanya kanvas
itu seperti apa, yang ia tahu melukis itu hanya menggunakan kain putih biasa atau
kain putih polos sebagai bahan untuk melukis pemandangan. Jadi sejak SMP
Purwanto JS sudah mulai senang menggambar alam serta potret wajah. Dan pada
waktu SMA ia sudah bisa mencari uang sendiri melalui hasil karya lukis
pemandangan alam dan potret wajah yang sudah mulai bisa terjual. Lalu pada
waktu kuliah Purwanto JS masih tetap aktif dalam melukis, sehingga hasil karya
lukisannya yang terjual dapat membantu untuk membayar biaya kuliah.
Sampai akhirnya setelah kuliah selesai, ia mulai melukis pesanan-pesanan
dari orang lain sambil mengikuti pameran-pameran baik di Solo, Surabaya,
Yogyakarta dan kota-kota lain di Indonesia. Sehingga dari situlah banyak orang
yang mulai mengenal lukisan-lukisan karya Purwanto JS yang bertemakan
pemandangan alam.
Karena berawal dari kecintaannya sejak kecil terhadap karya seni
khususnya melukis maka Purwanto JS terus mendalami ilmu tentang seni lukis
dan terus berkarya menghasilkan lukisan-lukisan pemandangan alam. Maka
akhirnya bagi seniman Purwanto JS melukis itu telah menjadi suatu kebutuhan,
dalam arti kebutuhan berkesenian khususnya dibidang seni lukis dan sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
menjadi bagian dari kehidupan Purwanto JS. Berikut petikan wawancara saat
mengungkapkan hal tersebut:
“....kalau saya sehari tidak menggambar itu ada sesuatu yang
kurang. Seperti diibaratkan kebutuhan makan, maka setiap hari
saya harus makan agar kebutuhan saya dapat terpenuhi. Begitu
pula dengan melukis,bagi saya kegiatan melukis juga merupakan
salah satu kebutuhan hidup. Jadi setiap hari paling tidak saya harus
masuk ke bengkel untuk melukis sekitar satu sampai dua
jam....”.(Wawancara dengan Purwanto JS, pada 22 Januari 2014)
Tujuan utama Purwanto JS dalam berkarya lukis bukan semata-mata
karena beliau ingin menambah penghasilan ekonomi, tetapi berawal dari
kesenangan atau hobinya dalam melukis. Purwanto JS sama sekali tidak
memikirkan apakah lukisannya itu nanti terjual apa tidak, masalah laku apa
tidaknya lukisan itu merupakan dampak dari kesenangannya dalam melukis.
Menurut beliau yang terpenting dalam melukis itu adalah terpenuhinya
kepuasan batin seorang seniman. Jadi latar belakang Purwanto JS dalam berkarya
seni lukis itu keseluruhannya adalah karena semata-mata sejak kecil Purwanto JS
senang melukis dan hal itu telah menjadi bagian dari kebutuhan batinnya. Selain
itu Purwanto JS juga ingin memperdalam ilmu tentang kesenian khususnya
berkarya seni lukis.
Latar belakang Purwanto JS dalam berkarya seni lukis dari SMP karena
pada waktu itu sering merasakan sendirian dan kesepian maka beliau mencari
hiburan atau kesibukan, salah satunya dengan melukis. Tetapi sifatnya baru
belajar terus menerus dan sama sekali tidak ada yang membimbing beliau mencari
tahu sendiri tentang bagaimana cara melukis yang benar, seperti apa kanvas itu
dan yang lain sebagainya.
Dari SMP sifat lukisan dari Purwanto JS hanya menggunakan drawing
atau teknik kering memakai pensil, jadi untuk melukis secara benar dengan
menggunakan cat minyak diatas kanvas beliau belum tahu sama sekali dan harus
mencari tahu sendiri. Fungsi melukis pada saat SMP yaitu ingin belajar dan ingin
mencari ilmu tentang melukis dengan caranya sendiri. Kalau untuk kebutuhan
yang sifatnya lain seperti kebutuhan ekonomi tidak mempunyai maksud apa-apa.
Karena tujuan yang paling utama yakni hanya ingin mengetahui tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
bagaimana cara berkarya seni lukis yang baik khususnya melukis dengan
menggunakan cat minyak dengan teknik realis.
Kemudian untuk SMA, karena pada waktu itu Purwanto JS sudah pindah
rumah dan menetap di Solo, dengan banyaknya seniman-seniman yang ada di
Solo maka beliau lama kelamaan mulai mengetahui tentang berbagai jenis kanvas,
cat minyak serta jenis-jenis lukisan yang baik dan indah. Dan pada saat SMA juga
sudah mendapat pelajaran tentang bagaimana melukis dengan menggunakan cat
minyak dan cat air. Karena belajar melukis secara terus menerus maka pada saat
SMA lukisan Purwanto JS sudah mulai nampak dengan benar seperti lukisan
wajah dan lukisan pemandangan alam dengan teknik realis tetapi baru bersifat
menengah atau dikatakan belum profesional.
Kemudian pada masa kuliah Purwanto JS mngambil jurusan desain grafis,
akan tetapi beliau juga sering bermain di jurusan seni lukis sastra, Purwanto JS
bergabung dengan teman-temannya di seni lukis agar lebih bisa memahami dan
lebih banyak mengetahui tentang berkarya seni lukis. Dan kemudian agar bisa
semakin tahu tentang berkarya seni lukis dengan aliran realis karena beliau selalu
konsisten dalam memilih aliran lukis yang disenangi yakni realis. Walaupun
Purwanto JS pernah mencoba menggunakan aliran seni lukis lain seperti abstrak
atau dekoratif tetapi beliau tetap tidak mempunyai kepuasan didalam aliran lain
tersebut. Karena menurutnya pribadi melukis dengan teknik realis itu sangat
banyak tantangannya dan sedikit sulit. Baik didalam menentukan anatomi,
perspektif atau proporsi dari objek hewan, manusia, air dan lain sebagainya.
Dasar-dasar desain dan prinsip-prinsip desain seperti pemahaman garis dan
penggunaan tekstur juga harus diterapkan sekali dalam melukis beraliran realis
dengan dibantu referensi acuan-acuan melihat langsung di alam atau melalui
potret-potret pemandangan alam.
Setelah dewasa Purwanto JS mulai menggambar alam terus-menerus
karena kemauan pribadi dan tidak mempunyai maksud apa-apa. Dengan kata lain
Purwanto JS ingin menggambar alam yang indah-indah dan bagus-bagus dengan
mencatat, merealisasikan dan mewujudkan itu menjadi suatu karya. Tetapi karena
keingintahuan masyarakat tentang karya lukis Purwanto JS maka sering kali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
banyak juga orang yang memesan lukisan tersebut sampai sekarang. Disamping
itu Purwanto JS juga aktif mengikuti pameran-pameran baik itu pameran
kelompok atau tunggal, karena pameran merupakan ajang promosi baginya dan
ternyata dari pameran tersebut banyak karya dari Purwanto JS yang diminati
banyak orang dan akhirnya secara tidak disengaja juga mendatangkan uang.
Jadi tujuan Purwanto JS dalam berkarya seni lukis hanyalah untuk
memenuhi kebutuhan atau kemauan batin saja, masalah dampak dari melukis itu
nomor dua. Hasil atau dampak dari melukis yaitu dapat mendatangkan uang yang
bisa digunakan untuk menopang kebutuhan ekonomi keluarga dan untuk
berkreatifitas dalam membuat karya lukis lain khususnya lukisan realis dengan
beberapa objek yang berbeda.
E. Latar Belakang Purwanto JS Dalam Melukis Beraliran Realis
Purwanto JS sangat mengagumi keindahan alam, ia selalu ingin
menampilkan alam seperti apa adanya kedalam lukisannya, jadi tidak ada yang
dibuat-buat sehingga dapat memunculkan bentuk yang realis. Menurut Purwanto
JS melukis realis itu banyak sekali tantangannya, apabila hasil lukisan belum bisa
sama persis dengan obyek aslinya maka lukisan itu dikatakan gagal. Sebagai
contoh kalau ia melukis air, tetapi hasilnya belum bisa seperti air maka itu berarti
ia masih gagal dalam melukis objek tersebut.
Maka dari itu dalam belajar melukis realis harus memerlukan latihan yang
terus menerus dan kesabaran yang tinggi. Karena realis itu sangat mendasar dan
memang diperlukan kepekaan yang tinggi pula agar setiap objek yang dilukis
mampu menciptakan kedetailan dan kemiripan dengan objek asli.
Menurut Purwanto JS, menggambar objek alam realis itu adalah
menggambar apa adanya seperti di alam nyata. Jadi melukis sesuai dengan alam
yang dilihat, tidak menambah-nambahkan atau melebih-lebihkan objek yang ada
di alam. Misalnya ada sinar-sinar dalam lukisan Purwanto JS maka di alam nyata
sinar-sinar itu memang benar adanya dan tidak dibuat-buat sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Lukisan realis Purwanto JS itu memang mendekati bentuk naturalis karena
objek yang digambar itu objek alam, akan tetapi tidak selamanya kalau
menggambar objek pemandangan alam itu nanti akan menjadi natural. Karena
secara keseluruhan tujuan Purwanto JS ingin menggambar objek pemandangan
alamnya atau suasana di alamnya itu secara realis. Seperti menggambar hutan,
suasana panen padi, membajak sawah, aliran air sungai dan lain sebagainya.
F. Tema yang diangkat dalam lukisan karya Purwanto JS tahun 2010-2012
Berbicara soal tema Purwanto JS adalah seniman yang lebih cenderung
mengambil objek-objek pemandangan alam, karena menurut Purwanto JS objek
tersebut sangat memiliki karakter yang benar-benar alami dan memang sejak kecil
Purwanto JS hidup di lingkungan alam dan sangat senang menikmati keindahan
alam tersebut. Tema itu sendiri sangat diperhitungkan bagi Purwanto JS karena
tema sangat berpengaruh terhadap hasil karya yang diciptakan.
Tema erat kaitannya dengan konsep berkaryanya yang juga mendasari
karyanya. Purwanto JS sendiri cenderung mengangkat tema yang benar-benar
sangat terlihat suasana pemandangan alamnya. Seperti pada karyanya yang
berjudul “Rumpun Bambu” (2010), “Hutan” (2011), “Sinar Di Pagi Hari” (2012)
Purwanto JS mencoba memberikan gambaran tentang keadaan alam seperti
sungai, hutan atau jalan yang dipenuhi dengan pepohonan yang sangat subur,
hijau dan lebat. Dari objek tersebut terlihat jelas bahwa Purwanto JS cenderung
mengangkat tema pemandangan alam untuk dijadikan sebagai objek kedalam
lukisannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
G. Konsep Berkarya Lukis Purwanto JS
Pada waktu masih kecil Purwanto JS tinggal di Brebes yang masih dekat
dengan pegunungan, maka kehidupannya pun dekat sekali dengan alam. Di
lingkungan tempat tinggalnya terdapat sawah-sawah yang subur, hutan yang hijau
dan masih banyak pemandangan alam lainnya. Sampai sekarang setelah beliau
pindah ke Surakarta pemandangan alam tersebut masih ada didalam pikiran
Purwanto JS untuk selalu ia lukis. Pemandangan alam tersebut sangat
menginspirasi beliau karena kecintaannya terhadap hal-hal yang indah dan
menjadi pedoman Purwanto JS dalam melukis dengan mengangkat konsep
tentang alam.
Dalam hal berkesenian Purwanto JS selalu mengangkat konsep alam
sebagai sumber ide dalam setiap penciptaan karya seninya, karena menurutnya hal
itu sangat menarik untuk dijadikan dasar dalam melukisnya. Karena konsep
sendiri menurut Purwanto JS sangat penting untuk setiap seniman dalam
memahaminya. Secara prinsip konsep Purwanto JS dalam berkarya yaitu kembali
ke alam atau hal-hal yang menyangkut tentang keindahan alam di sekitar tempat
tinggalnya. Sebagai contoh terdapat pada karya lukisan Purwanto JS dengan objek
dua ekor bebek yang berjudul “Membersihkan Diri” dan objek aliran sungai yang
berjudul “Sungai Kecil”
Purwanto JS sendiri termasuk seniman yang kurang begitu tertarik untuk
mengangkat suatu kedalam karyanya yang berhubungan dengan kehidupan saat
ini yang berada dilingkungan perkotaan. Purwanto JS tertarik mengangkat konsep
alam karena menurutnya alam merupakan sesuatu yang indah yang harus ia
abadikan lewat karya-karya lukisnya. Selain itu alam selalu ia gunakan sebagai
obyek lukisannya karena ia menyadari bahwa alam seperti sawah, hutan dan
sungai dari jaman ke jaman mulai hampir tidak terlihat karena telah digantikan
dengan pembangunan gedung-gedung yang baru. Maka dari itu Purwanto JS tidak
pernah berhenti untuk selalu menggunakan pemandangan alam sebagai objek
lukisannya. Akhirnya sampai sekarang ini pemandangan alam itulah yang selalu
Purwanto JS gunakan sebagai objek dalam berkarya seni lukis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
H. Proses Pembuatan Karya Lukis Purwanto JS
1. Alat dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni lukis
Alat dan bahan yang digunakan oleh Purwanto JS dalam berkarya seni lukis
adalah sebagai berikut:
a. Kanvas
Kanvas yang digunakan oleh Purwanto JS adalah jenis kanvas YHM dan
USA yang berasal dari Aveco.
Gambar 4.4. Kanvas sebagai media melukis
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
b. Cat Minyak
Gambar 4.5. Cat Minyak
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
Berikut jenis-jenis cat minyak yang dipakai Purwanto JS dalam berkarya
lukis:
1) Amsterdam Oil Colour, warna yang sering digunakan
diantaranya :
a) Azo Red Hell
b) Siena Gebrannt
c) Yellow Ochre
d) Burnt Umber
e) Phtalo Green
f) Ultramarin
g) Sap Green
2) Van Gogh Oil Colour, warna yang sering digunakan diantaranya:
a) Violett
b) Emerald Green
c) Cadmium Red DP Azo
d) Cadmium Yellow Deep
3) Greco Oil Colour, warna yang sering digunakan diantaranya :
a) Cadmium Yellow Deep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b) Salmon Pink
c) Titanium White
4) Winton Oil Colour, warna yang sering digunakan diantaranya :
a) Naples Yellow Hue
b) Permanent Rose
c) Terre Verte
d) Cobelt Violet Hue
e) Raw Umber
f) Cadmium Red Deep Hue
g) Phtalo Blue
h) Burnt Umber
i) Cadmium Yellow Deep Hue
c. Kuas
Gambar 4.6. Kuas
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
Berikut jenis-jenis kuas yang dipakai Purwanto JS dalam berkarya lukis:
1) Xpression Artist Brush 936 No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 dan 11
2) Xpression Artist Brush 579 No. 2
3) Xpression Artist Brush 106 No. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
4) Xpression Artist Brush 1093 A No. 4 dan 6
5) Bali Artist Brush 691 No. 1
6) Pentel ZBS No. 4 dan 6
7) Prima 833 by. AO No. 1’’, 2’’ dan 3’’
8) Kuas China 0, 00, 000, 1 dan 3
d. Pisau Palet
Gambar 4.7. Pisau Palet
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
e. Minyak Cat
Gambar 4.8. Pengencer atau Minyak Cat
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
f. Palet
Gambar 4.9. Palet
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
g. Sandaran Lukisan atau Easel
Gambar 4.10. Easel sebagai sandaran dalam melukis
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
h. Serbet atau Kain Bekas dan Tempat Mencuci Cat
Gambar 4.11.Kain Bekas dan Tempat Mencuci Cat
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
i. Pigura atau Plangkan
Gambar 4.12.Pigura atau Plangkan
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
2. Teknis Pembuatan Karya Lukis Purwanto JS
a. Proses Pencarian Ide
Karena Purwanto JS berawal dari aliran seni realis, maka Purwanto
JS sering pergi mencari sumber ide ke suatu tempat yang masih ada
hubungannya dengan keindahan alam. Entah itu ke hutan, kebun, sungai,
sawah dan pasar tradisional. Lalu tempat-tempat tersebut ia rekam dengan
ingatan atau menggunakan alat bantu elektronik seperti kamera. Kemudian
dari rekaman-rekaman ingatan atau rekaman alat berupa foto itu kemudian
ia pilih yang tebaik menurutnya untuk divisualisasikan ke kanvas.
Untuk memvisualisasikan apa yang Purwanto JS rekam itu dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1) Melukis apa adanya yang dilihat
Purwanto JS melukis objek sama persis dengan yang ada di
alam atau lingkungan yang dilihatnya. Jadi objek-objek yang ada
pada gambar hasil rekaman tersebut dilukis sama persis, tidak ada
yang ditambah atau dikurangi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2) Dengan melakukan proses kreatif
Proses kreatif yang dilakukan Purwanto JS yaitu dengan
mengambil beberapa objek berbeda yang sudah ada di alam sekitar
dengan tempat yang berbeda-beda lalu menggabungkan objek-objek
yang dipilih menjadi satu bentuk susunan objek yang baru.
Pengambilan objek dilakukan dengan cara melihat langsung
dan merekam objek tersebut dengan alat bantu berupa kamera dan
selanjutnya gambar objek yang telah diambil digunakan sebagai
reverensi untuk berkarya realis dalam wujud lukisan alam. Sebagai
contoh beberapa objek-objek yang ada di alam yang berbeda tempat
itu digabung untuk menciptakan bentuk baru sebagai proses kreatif.
b. Proses Pembuatan Karya
Secara garis besar, proses pembuatan karya lukis realis oleh
Purwanto JS meliputi:
a. Persiapan alat dan bahan
Purwanto JS adalah seniman lukis yang berpijak pada realis.
Kegiatan awal yang dilakukan untuk membuat karya yaitu dengan
mencari sumber ide. Dari ide tersebut kemudian Purwanto JS
langsung memulai proses membuat karya yang diawali dengan
mengambil beberapa gambar objek yang akan dilukis dengan kamera
kemudian memilih gambar tersebut yang terbaik untuk
divisualisasikan kedalam lukisan.
Setelah memilih objek, Purwanto JS juga tidak lupa memilih
alat dan bahan yang pas digunakan untuk membuat lukisan. Misalnya
memilih kanvas halus atau kasar, cat apa yang cocok digunakan dan
lain sebagainya. Dari beberapa pilihan tadi maka Purwanto JS
mengambil kesimpulan secara keseluruhannya, kemudian ia baru
mulai menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
membuat karya lukis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Dasaran atau Blok
Sebelum mulai membuat sketsa untuk objek lukisan terlebih
dahulu Purwanto JS membuat dasaran pada kanvas. Dasaran lukisan
yang dimaksud adalah dengan cara mengeblok menggunakan warna
yang mendekati obyek yang ingin digambar. Misalnya mengeblok
kanvas dengan warna hitam.
Gambar 4.13. Kanvas yang telah diblok warna dasar
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 28 Februari 2014)
c. Membuat sketsa
Langkah selanjutnya setelah mengeblok dengan warna dasar
dan menunggu warna mengering yaitu membuat sketsa. Secara linear,
Purwanto JS dalam membuat sketsa memakai pensil atau cat secara
langsung dengan warna yang muda. Kemudian membagi bidang pada
kanvas untuk setiap bagian yang akan dilukis dengan membuat sketsa
awal, sambil melihat-lihat referensi yang telah direkam sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 4.14. Proses Pembuatan Sketsa dengan Cat Minyak
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 03 Maret 2014)
d. Proses Mendetail dan Pewarnaan
Setelah selesai dalam pembuatan sketsa Purwanto JS
melakukan proses selanjutnya yaitu pendetailan. Purwanto JS mulai
mendetail satu persatu dari objek yang sudah digambar sebelumnya,
misalnya mendetail latar belakang atau background (sinarnya dari
mana), pohon (kulit pohon, anatomi pohon, bentuk daun dan lain-
lain), batu (ada lumutnya, kotorannya, ranting-ranting yg menempel
pada batu tersebut) dan objek-objek lain yang terdapat dalam lukisan
tersebut.
Dalam proses pendetailan karya biasanya tidak sekaligus
langsung selesai, oleh karena itu Purwanto JS harus menunggu
sampai kering dahulu jadi tetap ada alur dalam proses tersebut.
Purwanto JS melukis objek dari pojok kanan ke pojok kiri, setelah
kering kemudian mengulangi proses pendetailan warna pada objek
selanjutnya. Sampai benar-benar karya itu sesuai dengan apa yang
Purwanto JS inginkan, dan apabila ada kekurangan pada objek yang
digambar maka ditambahi, sebaliknya apabila ada kelebihan maka
dihapus hingga lukisan yang dibuat tersebut bisa terlihat seperti apa
yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 4.15. Proses Pendetailan Karya
(Dokumentasi: Ayu Wulandari. 8 Maret 2014)
e. Finishing
Purwanto JS melakukan finishing antara lain dengan
membersihkan bagian-bagian yang masih kotor, merapikan bagian
cat yang tidak sempurna, yang mungkin masih ada pencahayaan atau
lighting yg kurang maka segera ditambahi, sebaliknya apabila ada
kelebihan maka dikurangi.
f. Pengemasan Karya
Tahap akhir yang dilakukan Purwanto JS dalam pembuatan
karya yaitu pengemasan atau penyajian karya. Pengemasan dilakukan
dengan memilih pigura yang pas dan cocok dengan objek lukisan.
Misalnya lukisan yang dibuat objeknya sudah ramai maka pigura
yang digunakan hanya menggunakan pigura yang polos atau tanpa
motif, tetapi apabila objek lukisannya kurang ramai maka pigura
yang digunakan memakai pigura yang bermotif atau paling tidak ada
unsur-unsur warna pigura yang masuk pada lukisan, jadi lukisan
tersebut bisa terlihat lebih indah atau harmoni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
I. Visualisasi karya Lukis Purwanto JS tahun 2010-2012
Purwanto JS adalah seniman yang cenderung beraliran realis dalam
membuat karya lukis. Pada visualisasi lukisannya, pengorganisasian
komposisi unsur-unsur seni lukis merupakan hal penting dalam menciptakan
suatu karya. Unsur-unsur seni lukis yang digunakan Purwanto JS dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Garis
Purwanto JS dalam karya lukisnya menggunakan garis dengan
sangat halus dan hati-hati. Garis yang digunakan yaitu meliputi
garis panjang, garis pendek, garis melengkung, garis lurus dan
garis tak beraturan. Dalam menciptakan garis, Purwanto JS
selalu menekankan aspek kedetailan dan kemiripan dengan
objek asli karena dalam menggambar selalu menggunakan
pendekatan realis.
Berbagai garis yang diciptakan dalam lukisan Purwanto JS,
menjadi bagian yang penting dalam menyusun suatu objek
dalam karya lukisnya. Bagian objek yang mempunyai garis
terdapat pada perwujudan objek tanaman bambu, daun kering
tanaman bambu yang ada di pinggiran sungai, hewan harimau,
tanaman padi yang sedang dipanen ataupun yang masih
disawah, pohon-pohon besar, daun-daun dari pohon kelapa dan
lain sebagainya.
b. Warna
Warna pada sebuah karya lukis mempunyai peranan yang
penting untuk menyusun bentuk lukisan agar terlihat semakin
nyata. Pada lukisan karya Purwanto JS warna yang digunakan
pada umumnya menekankan warna-warna cerah seperti kuning
atau hijau. Tetapi ada juga yang menggunakan warna gelap dari
warna kecoklatan sampai kehitaman. Hal itu tergantung dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
arah sinarnya cahaya yang ditangkap dalam sebuah objek
lukisan.
Sebagian besar warna yang digunakan Purwanto JS pada
lukisannya yaitu kuning dan hijau yang merupakan
pencerminan dari tema yang diangkat. Karena karya lukis
Purwanto JS mengangkat tema pemandangan alam maka
warna-warna hijau dari warna muda sampai ke warna tua atau
warna-warna cerah sangat mendominasi tiap-tiap bagian dari
objek lukisannya. Warna-warna cerah tersebut terdapat pada
penggambaran rerumputan, dedaunan, pepohonan dan tanaman
padi yang terlihat sangat subur.
Maka dari penggambaran-penggambaran objek lukisan tersebut
Purwanto JS akan cenderung menggunakan warna yang cerah
atau terang.
c. Tekstur
Tekstur yang digunakan dalam lukisan Purwanto JS yaitu
tekstur semu. Penggunaan tekstur ini banyak terdapat pada
rumput-rumput kering yang berjatuhan, daun lebat, tanaman
padi dan gabah yang sedang dipanen. Terlihat pada lukisan,
objek-objek tersebut terkesan sangat kasar seperti objek aslinya
namun apabila lukisan itu diraba maka semuanya mempunyai
permukaan yang halus. Hal itu tidak terlepas dari keteknikan
yang dipakai Purwanto JS dalam berkarya lukis.
d. Bentuk
Pada lukisan karya Purwanto JS, penggunaan bentuk terdapat
dalam penggambaran berbagai macam objek. Bentuk figuratif
yang dipakai terdapat pada objek manusia, kerbau, bebek,
harimau, bebatuan, dedaunan, sungai dan wujud-wujud alam
lainnya. Bentuk-bentuk tersebut mempunyai ukuran yang
beragam sesuai dengan objek lukisannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
e. Gelap Terang
Gelap terang merupakan tingkatan warna yang menunjukan
intensitas dari warna tinggi ke rendah atau warna gelap ke
terang yang dipengaruhi oleh beberapa unsur seperti pengaruh
cahaya matahari yang datang ke dalam objek lukisan.
Penggunaan gelap terang yang terdapat pada lukisan Purwanto
JS tampak terlihat pada berbagai objek yakni antara lain
terdapat pada objek air sungai yang mengalir dan pohon-pohon
bambu dalam lukisan “Rumpun Bambu”, objek harimau dan
rumput-rumput yang tumbuh dibawahnya dalam lukisan
“Macan”, objek bebatuan dan semak-semak tanaman dalam
lukisan “Sungai Kecil”, objek tanah dan beberapa pohon tinggi
dan besar dalam lukisan “Sinar di Pagi Hari”, objek manusia
dan tanaman-tanaman padi dalam lukisan “Panen Padi” dan
pada objek-objek yang lainnya.
Dari berbagai objek tersebut memiliki susunan gelap terang
yang nampak jelas karena perbedaan tinggi rendahnya susunan
warna yang digunakan ke dalam lukisan.
f. Ukuran
Lukisan karya Purwanto JS pada umumnya berukuran besar,
antara 80x100cm sampai dengan 120x200 cm. Pemilihan
ukuran kanvas tergantung dari objek yang akan dilukis.
Misalnya mengambil objek lanscape persawahan maka
Purwanto JS menggunakan kanvas yang berukuran sangat
besar yakni 120x200 cm, karena objek tersebut
menggambarkan suatu pemandangan alam yang begitu luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
J. Pembahasan Karya Lukis Purwanto JS tahun 2010-2012
Berikut ini adalah bentuk visualisasi karya lukis Purwanto JS yang
dibuat antara tahun 2010-2012. Dalam lukisan Purwanto JS ini akan
disampaikan juga deskripsi karya lukisan yang berkaitan dengan konsep
pembuatan karya dan visualisasi dalam berkarya, yaitu sebagai berikut :
a. Karya Pertama
Gambar 4.16. Karya seni lukis berjudul Ngluku
(Dokumentasi: Ayu Wulandari, 2013)
Judul : “Ngluku”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 140 cm X 90 cm
Tahun : 2012
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
1) Konsep Karya
Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Ngluku”
menceritakan tentang seorang petani yang sedang menggarap
sawahnya dengan cara tradisional yaitu ngluku. Ngluku adalah
kata dari Bahasa Jawa yang berarti membajak. Ngluku pada
gambar diatas dilakukan dengan bantuan dua ekor kerbau yang
menarik suatu alat yang mirip dengan ujung cangkul dengan
posisi miring, sehingga tanah yang dilewati akan membalik
secara otomatis.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa kerbau itu adalah
hewan yang bodoh dan tidak tahu apa-apa. Tetapi disini,
Purwanto JS tidak sependapat dengan hal tersebut, karena
menurutnya kerbau itu justru diibaratkan sebagai hewan yang
sangat disiplin dalam mengolah waktu, disaat kerbau harus
bekerja maka ia bekerja, disaat istirahat maka kerbau juga
istirahat.
Jadi kerbau adalah salah satu simbol dari kedisiplinan atau
pekerja keras. Maka digambarkan kerbau yang sedang mengolah
sawah dengan baik dan kerja keras. Dengan kerja keras maka
kerbau akan bisa mengolah segala sesuatunya dengan baik.
Sama seperti manusia, apabila ia mau bekerja keras dan
berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan serta disiplin
waktu maka suatu saat keinginan itu akan terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
2) Visualisasi Lukisan
Bentuk lukisan diatas menggunakan aliran seni lukis realis.
Objek utama tampak pada penggambaran figur seorang petani
dan dua ekor kerbau yang semangat sekali dalam membajak
sawahnya dengan cara ngluku. Latar belakang terlihat hamparan
sawah dengan tumbuhan padi yang menguning dan beberapa
petak sawah yang masih dalam proses pengerjaan.
Penggunaan warna pada objek utama yaitu menggunakan
warna yang gelap karena pada hakekatnya kerbau itu berwarna
cokelat kehitaman. Sedangkan latar belakang dipenuhi dengan
warna kuning kehijauan dari tanaman padi yang siap panen dan
beberapa pohon besar yang tumbuh diantara persawahan. Langit
di atasnya nampak begitu cerah, secerah semangat beberapa
petani dalam melakukan aktifitasnya di sawah tersebut.
Penggunaan gelap terang pada objek utama yaitu kerbau
didasarkan pada susunan perbedaan warna yang dihasilkan dari
warna putih, kuning, cokelat dan hitam. Dan untuk tekstur lebih
mengarah ke tekstur semu dengan penerapan tekstur yang
memperlihatkan kesan kasar.
Lukisan tersebut direalisasikan dengan penggambaran suatu
kondisi kehidupan yang nyata yaitu dengan adanya perwujudan
seorang petani yang sedang membajak sawah dengan
menggunakan dua ekor kerbau.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
b. Karya Kedua
Gambar 4.17. Karya seni lukis berjudul Panen Padi#1
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Panen Padi #1”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 200 cm X 120 cm
Tahun : 2011
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
c. Karya Ketiga
Gambar 4.18. Karya seni lukis berjudul Panen Padi#2
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Panen Padi #2”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 200 cm X 120 cm
Tahun : 2011
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
1) Konsep Karya
Pembuatan lukisan pada karya kedua dan karya ketiga
memiliki konsep yang sama. Lukisan karya Purwanto JS diatas
yang berjudul “Panen Padi” menceritakan tentang aktivitas para
petani dalam memanen padi hasil tanamannya yang telah
menguning. Disana terlihat para petani membagi tugasnya
masing-masing dan saling bekerja sama satu sama lain. Ada
seorang petani yang bertugas memotong tanaman padi, ada yang
memisahkan padi dengan tangkainya, ada juga petani yang
bertugas memasukkan padi kedalam karung beras.
Secara prinsip panen padi sendiri merupakan suatu budaya
tradisi secara turun temurun yang ada di daerah-daerah di
Indonesia. Panen padi adalah suatu kebahagiaan kepada
seseorang yang menanam karena suatu saat orang tersebut akan
menuai hasilnya. Dengan pengertian lain apabila kita menanam
segala sesuatu yang baik atau positif maka suatu saat kita akan
menuainya dengan kebahagiaan, begitupun sebaliknya.
Menanam padi disini diibaratkan seperti tingkah laku
manusia di dunia, apabila tingkah laku manusia itu baik maka
suatu saat dia akan menuai dengan kebaikan pula di dunia dan
mungkin juga di akherat. Tetapi apabila tingkah laku manusia di
dunia buruk, maka mereka akan mendapatkan seperti apa yang
mereka lakukan sebelumnya. Jadi tingkah laku manusia itu
ibarat menanam padi di sawah, yang suatu saat akan menuai
hasil dari apa yang telah mereka tanam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
2) Visualisasi Lukisan
Pada tampilan visualisasi lukisan di atas menggunakan
aliran seni lukis realis. Fokus utama objek lukisan yaitu kerja
sama beberapa petani yang sedang beraktivitas dalam memanen
padi yang telah menguning. Dalam lukisan diatas tampak sekali
beberapa petani tersebut sangat semangat dalam pekerjaannya
masing-masing. Penggunaan warna pada objek utama sangat
kontras dengan warna pada background. Objek utama lebih
banyak menggunakan warna biru, sedangkan latar belakang
dipenuhi dengan warna kuning keemasan agar objek utama
tersebut mempunyai perbedaan yang cukup jelas.
Latar belakang pada lukisan tersebut tampak persawahan
yang begitu luas dengan tanaman padi yang menguning dan siap
untuk dipanen. Pewarnaan pada latar belakang cenderung
menggunakan warna kuning cerah keemasan yang menandakan
tanaman padi siap untuk dipanen dengan suasana di siang hari
dengan matahari yang begitu terik. Disamping itu, pada lukisan
tampak memperlihatkan penggunaan susunan gelap terang yang
terdapat pada objek lukisan yang dihasilkan dari warna kuning,
cokelat, biru dan hijau.
Tekstur pada objek lukisan lebih mengarah pada tekstur
semu. Apabila hanya dilihat lukisan tersebut tampak begitu
kasar karena banyaknya gambar benih-benih padi dan jeraminya
yang memenuhi lukisan. Akan tetapi sebenarnya apabila diraba
maka lukisan memiliki permukaan yang sangat halus.
Kedua lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya
penggambaran suatu kondisi alam yang benar-benar nyata di
kehidupan desa yang dekat dengan pegunungan yaitu dengan
adanya perwujudan sekelompok petani yang bergotong royong
memanen benih-benih padi yang telah menguning di sawah
yang begitu luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
d. Karya Keempat
Gambar 4.20. Karya seni lukis berjudul Hutan#1
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Hutan#1”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 200 cm X 120 cm
Tahun : 2012
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
e. Karya Kelima
Gambar 4.20. Karya seni lukis berjudul Hutan#2
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Hutan#2”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 180 cm X 100 cm
Tahun : 2012
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
1) Konsep Karya
Pembuatan lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul
“Hutan#1” dan “Hutan#2” menceritakan tentang keindahan
alam atau pemandangan alam sebagai ciptaan Tuhan yang harus
dilestarikan manusia. Secara prinsip konsep yang digunakan
Purwanto JS dalam membuat lukisan berjudul “Hutan” ini
adalah mengagumi keindahan alam sebagai ciptaanNya dengan
beraneka warna dan bentuk, jadi Purwanto JS sangat senang
dengan berbagai macam keindahan alam dengan segala isinya
yang ada dibumi termasuk hutan.
Menurut Purwanto JS sebagai pelukis realis, apapun yang
ada di alam itu indah, misalnya rumput, pepohonan, bebatuan,
ranting jatuh atau hanya sekedar daun kering yang jatuh. Selain
itu, objek-objek yang ada di alam tersebut juga sangat menarik
untuk diabadikan melalui gambar kamera atau ke dalam bentuk
karya lukis.
2) Visualisasi Lukisan
Wujud visualisasi bentuk lukisan diatas menggunakan
aliran seni lukis realis. Tampak beberapa objek pada lukisan
diantaranya ada rumput-rumput yang tumbuh mengelilingi
pepohonan dan beraneka macam pepohonan yang tumbuh lebat
di hutan tersebut.
Penggunaan gelap terang pada karya tersebut sangat jelas
tampak, lukisan pada objek depan terlihat lebih gelap
dibandingkan objek bagian belakang atau latar belakang. Karena
pengaruh sinar matahari pada lukisan yang datang dari arah
belakang. Penggunaan warna gelap terang didasarkan pada
susunan perbedaan warna yakni dari warna putih, kuning, hijau
muda, hijau tua, cokelat sampai pada warna hitam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Warna yang paling dominan yaitu menggunakan warna
kuning dan hijau yang berada pada dedaunan yang menandakan
bahwa hutan tersebut sangat lebat dan subur, jadi keindahan
alamnya masih terjaga.
Kedua lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya
penggambaran suatu keadaan alam yang sesungguhnya yaitu
keadaan alam hutan yang sangat subur dengan ditumbuhi
berbagai jenis pohon.
a. Karya Kelima
Gambar 4.21. Karya seni lukis berjudul Mampir Ngombe
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Mampir Ngombe”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 190 cm X 90 cm
Tahun : 2010
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
1) Konsep Karya
Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Mampir
Ngombe” menceritakan tentang keadaan pasar tradisional secara
realis. Saat ini suasana pasar tradisional memang jarang ditemui
khususnya di daerah perkotaan. Kebanyakan daerah tersebut
sudah dibangun gedung-gedung bertingkat yang digunakan
untuk berbisnis. Padahal pasar tradisional itu sudah menjadi
budaya tradisi masyarakat sejak dahulu.
Pasar didalam lukisan di atas diwujudkan sebagai
penggambaran dari dunia ini. Diumpamakan seperti dalam
hidup yang penuh dengan segala sesuatu yang baik seperti
divisualisasikan seperti gambar tomat, terong, cabai atau
dagangan yang bagus-bagus dan segar pada tempat yang baik
pula. Maksudnya walaupun kita didunia memiliki banyak uang
dan bergelimang harta tetapi secara hakekat kita hidup di dunia
ini hanyalah sekedar mampir ngombe atau hidup sementara.
2) Visualisasi Lukisan
Terlihat objek utama yaitu seorang pedagang sayuran yang
sedang meminum air dalam gelas untuk melepas rasa hausnya.
Selain itu terdapat objek pendukung yaitu seorang pedagang
sayuran yang sedang menghitung uang hasil dagangannya.
Objek pendukung lain yaitu adanya barang dagangan yang
berupa sayuran seperti tomat, terung, cabai, sawi, kubis dan
sayuran lainnya yang berada di sekeliling pedagang tersebut.
Suasana tersebut tampak menggambarkan keadaan pasar yang
masih tradisional, dibuktikan dengan penataan barang dagangan
yang kurang teratur dan hanya disembarang tempat.
Gelap terang sangat terlihat pada latar belakang objek yaitu
terdapat pada sekeliling sayuran yang dihasilkan dari susunan
warna dari warna putih, kuning, hijau, orange, merah, cokelat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
dan hitam. Purwanto JS sengaja menggunakan banyak warna-
warna gelap seperti warna ungu, merah, cokelat dan hitam untuk
memperoleh kesan suasana yang kumuh karena tempat tersebut
berada di pasar tradisional.
Penggunaan garis menekankan pada garis melengkung
yang halus dan spontan sesuai dengan karakter manusia dan
sayuran yang ada di sekelilingnya. Tekstur yang digunakan
Purwanto JS dalam karya ini yaitu tekstur halus karena sifat dari
sayur-sayuran yang dijual di pasar tersebut juga sangat halus,
supaya memperoleh kesan yang realis.
Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran
aktifitas sehari-hari manusia dan cenderung menangkap kondisi
kehidupan nyata manusia. Objek yang digambarkan adalah
gejala sosial manusia yang berada di pasar tradisional yaitu
adanya beberapa pedagang sayuran yang menjual barang
dagangannya di pasar tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
b. Karya Keenam
Gambar 4.22. Karya seni lukis berjudul Sinar di Pagi Hari
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
. Judul : “Sinar di Pagi Hari”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 200 cm X 120 cm
Tahun : 2010
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
1) Konsep Karya
Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Sinar Di
Pagi Hari” menceritakan tentang suasana perkebunan pada pagi
hari saat matahari mulai terbit dari arah timur. Karena Purwanto
JS mengagumi keindahan alam maka digambarkan objek-objek
seperti daun, rumput, pohon, jalan setapak dan beberapa cahaya
sinar pagi yang masuk ke dalam perkebunan tersebut.
Menurutnya sinar pagi diibaratkan sebagai suatu dorongan
semangat untuk melakukan aktivitas keseharian. Jadi dengan
melihat atau merasakan hangatnya sinar di pagi hari tersebut
maka kita akan nempunyai semangat yang lebih bugar untuk
menjalankan aktivitas keseharian di dunia.
2) Visualisasi Lukisan
Bentuk lukisan di atas menggunakan aliran seni lukis realis.
Pada lukisan hanya terdapat dua macam objek yaitu objek
tanaman dan jalan setapak. Tanaman yang ada mempunyai
beberapa jenis diantaranya ada pohon kelapa, pohon mahoni,
pohon mangga dan rumput-rumput yang tumbuh mengelilingi
pohon tersebut. Pepohonan terlihat tumbuh sangat subur karena
memiliki batang yang menjulang tinggi keatas dan berdaun hijau
lebat. Sedangkan objek pendukungnya yaitu adanya sinar
matahari di pagi hari yang masuk ke dalam celah-celah
pepohonan yang mengakibatkan perkebunan tersebut terlihat
sangat hangat dan sejuk.
Pada objek terdapat susunan gelap terang yang didasarkan
pada perbedaan beberapa warna yang mendominasi objek yaitu
susunan warna kuning, hijau dan cokelat. Warna yang
digunakan dalam objek yang berada di depan cenderung
menggunakan warna gelap yaitu warna hijau tua, cokelat tua dan
hitam. Sedangkan warna yang digunakan pada objek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
berada di belakang cenderung menggunakan warna cerah seperti
putih, kuning, hijau muda dan cokelat muda karena pencahayaan
berada di objek belakang.
Penerapan garis melengkung ataupun garis lurus cenderung
bersifat tegas dengan menekankan aspek spontanitas. Pada
keseluruhan objek garis yang banyak digunakan yaitu garis
lurus. Garis lurus yang berukuran panjang dan pendek banyak
digunakan pada batang-batang pohon dan daun pohon kelapa.
Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran
suatu kondisi alam yang benar-benar nyata di suatu daerah.
Penggambaran objek tersebut diambil dari adanya objek yang
ada di alam nyata.
c. Karya Ketujuh
Gambar 4.23. Karya seni lukis berjudul Sungai Kecil
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Sungai Kecil”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 100 cm X 80 cm
Tahun : 2011
Pencipta : Purwanto JS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
1) Konsep Karya
Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Sungai
Kecil” di atas mengekspose tentang air. Air memiliki sifat yang
jernih dan berguna bagi sumber kehidupan manusia. Purwanto
JS selalu menampilkan air dengan wujud yang begitu bersih dan
jernih seakan-akan ia bisa masuk kedalam air tersebut dan bisa
merasakan kesegaran air yang berada pada sungai yang jernih.
Objek air diatas digambarkan dengan wujud yang begitu
indahnya secara jernih dan kemilau dengan tujuan Purwanto JS
ingin menyampaikan pesan bahwa dimanapun air berada maka
kita sebagai manusia wajib menjaga kebersihan dan kemurnian
air dengan tidak menyebabkan pencemaran di sekitarnya karena
tanpa air manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Air
mempunyai banyak fungsi diantaranya untuk minum, memasak,
mencuci dan mandi. Jadi air merupakan simbol kemakmuran
dan simbol kehidupan umat manusia.
2) Visualisasi Lukisan
Pada tampilan objek lukisan “Sungai Kecil” di atas
menggunakan aliran seni lukis realis. Fokus utama objek yaitu
aliran air sungai yang dilukiskan dengan sangat bersih dan
jernih. Objek pendukungnya yaitu adanya bebatuan yang berada
di tengah dan di sekeliling air tersebut. Sedangkan obyek latar
belakang pada lukisan yaitu dengan adanya tumbuhan yang
hidup di sekitar objek utama.
Pewarnaan yang digunakan untuk objek air yaitu cenderung
menggunakan warna yang cerah seperti warna putih karena air
mempunyai sifat yang jernih. Pada objek tumbuh-tumbuhan
juga cenderung bewarna cerah seperti kuning dan hijau muda
karena tanaman di sekitar sungai dapat tumbuh subur karena
dipengaruhi oleh keberadaan air yang berada di sekitar tanaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
tersebut. Sedangkan bebatuannya bewarna gelap karena batuan
sungai memang bewarna hitam atau gelap.
Pada aspek penggunaan garis yaitu cenderung
menggunakan garis melengkung. Garis melengkung terlihat
jelas pada objek-objek batuan karena berbentuk bulat tak
beraturan dan pada daun-daun tanaman yang tumbuh di sekitar
sungai tersebut. Penggunaan gelap terang yang terdapat pada
objek lukisan dihasilkan dari susunan warna putih, kuning, hijau
dan hitam.
Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya
penggambaran suatu kondisi alam yang sesungguhnya, dengan
mengambil objek sungai yang terlihat jernih dengan bebatuan
disekelilingnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
d. Karya Kedelapan
Gambar 4.24. Karyaseni lukis berjudul Macan
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Macan”
Media : Cat Minyak di atas Kanvas
Ukuran : 140 cm X 90 cm
Tahun : 2012
Pencipta : Purwanto JS
1) Konsep Karya
Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul “Macan”
menceritakan tentang kewibawaan yang ada di hutan. Macan itu
diibaratkan oleh Purwanto JS sebagai simbol dari kekuasaan
atau kewibawaan. Macan hidup di sebuah hutan dengan
binatang-binatang lainnya. Tetapi hanya macanlah binatang
yang mempunyai kewibawaan tinggi untuk menjadi penguasa di
hutan tersebut.
Begitu juga dengan seorang seniman dalam berkarya.
Ketika seorang seniman dalam berkaryanya mampu menunjukan
sifat berwibawa dengan baik maka secara otomatis ia akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
berguna di masyarakat. Begitu pula dengan Purwanto JS yang
mempunyai keinginan untuk berkarya tentang realis maka ia
harus mempunyai kewibawaan dalam hal realis tersebut. Karena
menurutnya sifat tersebut sangat penting dalam menjalankan
kehidupan di masyarakat.
2) Visualisasi Lukisan
Bentuk lukisan diatas menggunakan aliran seni lukis realis.
Objek utama tampak pada penggambaranseekor macan yang
berjalan tegak di tengah-tengah hutan. Penggambaran seekor
macan sangatlah detail dengan pembuatan bulu-bulu pada
macan yang nampak halus serta kehadiran garis-garis loreng
hitam yang berada di sekitar tubuh macan sehingga macan
tersebut menjadi semakin nyata atau mirip dengan aslinya. Latar
belakang objek yaitu menggambarkan keadaan hutan dengan
banyaknya rumput, tumbuhan dan pohon yang berada di sekitar
macan tersebut.
Pada objek utama terdapat susunan gelap terang yang
didasarkan pada perbedaan beberapa warna yaitu susunan warna
putih, kuning, cokelat dan hitam. Sedangkan gelap terang pada
objek latar belakang yaitu menggunakan susunan warna yang
dihasilkan dari warna putih, hijau dan cokelat.
Penerapan garis melengkung ataupun garis lurus cenderung
bersifat tegas dengan menekankan aspek spontanitas. Pada
keseluruhan objek garis yang banyak digunakan yaitu garis
melengkung. Garis tersebut banyak bermunculan pada objek
macan, karena macan mempunyai garis-garis loreng hitam yang
tidak beraturan.
Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya
penggambaran seekor macan yang berjalan tegak di suatu hutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
objek utama yakni seekor macan digambarkan begitu nyata atau
sama persis dengan keadaan yang sesungguhnya.
e. Karya Kesembilan
Gambar 4.25. Karya seni lukis berjudul Membersihkan Diri
(Dokumentasi: Copy file dari Purwanto JS )
Judul : “Membersihkan Diri”
Media : Cat Minyak diatas Kanvas
Ukuran : 140 cm X 90 cm
Tahun : 2011
Pencipta : Purwanto JS
1) Konsep Karya
Lukisan karya Purwanto JS diatas yang berjudul
“Membersihkan Diri” menceritakan tentang pentingnya manusia
hidup di dunia dalam membersihkan diri baik rohani atau
jasmaninya. Jadi dapat diibaratkan seperti gambar bebek-bebek
yang sedang mandi di sungai yang jernih. Bebek-bebek tersebut
sedang membersihkan diri dari kuman-kuman penyakit yang ada
di dalam tubuhnya untuk memperoleh kesegaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Pada gambar tersebut, bebek diibaratkan seperti seorang
manusia. Manusia hidup di dunia pasti mempunyai berbagai
macam kesalahan baik itu yang disengaja ataupun tidak, maka
dari itu manusia harus bisa membersihkan diri dari segala
sesuatu yang buruk yang telah dilakukannya menjadi lebih baik
untuk kemudian hari. Karena manusia yang berakhlak mulia itu
adalah manusia yang mau mengakui kesalahannya dan segera
memperbaiki kesalahan tersebut atau mau membersihkan diri
dari kesalahannya.
2) Visualisasi Lukisan
Wujud visualisasi bentuk lukisan diatas menggunakan
aliran seni lukis realis. Tampak penggambaran objek utama
yaitu bebek-bebek yang sedang mandi atau membersihkan diri
di sebuah sungai.Sedangkan objek latar belakangnya yaitu
sungai kecil dan adanya bebatuan yang berlumut. Di sekitar
sungai juga banyak ditumbuhi pohon pisang yang daunnya
sudah mulai mengering. Dan sungai tersebut juga terdapat
banyak sampah dedaunan kering yang jatuh ke bawah yang
mengakibatkan sungai menjadi sedikit kotor.
Penggunaan warna gelap terang pada objek lukisan
didasarkan pada susunan perbedaan warna yakni warna kuning,
hijau, cokelat dan hitam. Pewarnaan keseluruhan objek
cenderung menggunakan warna gelap seperti cokelat dan hitam
karena sedikitnya cahaya yang masuk. Cahaya sinar matahari
sebagian besar tertutup oleh daun-daun dari pohon yang ada di
atas sungai tersebut.
Tekstur pada objek lukisan ini cenderung menerapkan pada
penggunaan tekstur dengan semu dengan kesan yang kasar
karena adanya penggambaran daun-daun kering atau ranting-
ranting jatuh yang banyak terdapat di sekitar sungai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Lukisan tersebut direalisasikan dengan adanya penggambaran
suatu kondisi alam yang benar-benar nyata di suatu tempat.
Objek yang digambarkan yaitu dua ekor bebek yang sedang
membersihkan diri di sungai, keadaan tersebut menangkap
kondisi alam yang sesungguhnya.