BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 8. 16. · 4 SDN 1 Jampirejo Kamis 15 Januari 2015...

38
57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskipsi Subyek Penelitian 4.1.1 Profil Gugus Pergiwo 1. Nama Gugus : Gugus Pergiwo 2. Gugus Inti : SD Negeri 1 Jampiroso 3. Alamat : Jl. Sudirman no 5A Kecamatan : Temanggung Kabupaten : Temanggung Provinsi : Jawa Tengah Kode Pos : 56216 Telpon : (0293) 491540 4. SD Imbas : a. SDN 2 Jampiroso b. SDN 3 Jampiroso c. SDN 1 Jampirejo d. SDN 2 Jampirejo e. SD Kanisius f. SD Shekinah 4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Gugus Pergiwo VISI Terwujudnya manajemen gugus sekolah berbasis kompetensi yang dilandasi imtaq dan berwawasan imtek serta meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik profesional. MISI 1. Penataan manajemen gugus sekolah yang profesional.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN · 2018. 8. 16. · 4 SDN 1 Jampirejo Kamis 15 Januari 2015...

  • 57

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskipsi Subyek Penelitian

    4.1.1 Profil Gugus Pergiwo

    1. Nama Gugus : Gugus Pergiwo

    2. Gugus Inti : SD Negeri 1 Jampiroso

    3. Alamat : Jl. Sudirman no 5A

    Kecamatan : Temanggung

    Kabupaten : Temanggung

    Provinsi : Jawa Tengah

    Kode Pos : 56216

    Telpon : (0293) 491540

    4. SD Imbas : a. SDN 2 Jampiroso

    b. SDN 3 Jampiroso

    c. SDN 1 Jampirejo

    d. SDN 2 Jampirejo

    e. SD Kanisius

    f. SD Shekinah

    4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Gugus Pergiwo

    VISI

    Terwujudnya manajemen gugus sekolah berbasis

    kompetensi yang dilandasi imtaq dan

    berwawasan imtek serta meningkatkan kualitas

    guru sebagai pendidik profesional.

    MISI

    1. Penataan manajemen gugus sekolah yang

    profesional.

  • 58

    2. Meningkatkan kompetensi guru secara

    terencana, terarah, berkelanjutan.

    3. Memberdayakan pendidik profesional dalam

    kegiatan KKG dan KKKS

    4. Mempererat tali silaturohmi antar guru dalam

    satu sekolah dan antar sekolah dalam satu

    gugus berasaskan kekeluargaan.

    5. Meningkatkan dedikasi yang tinggi serta

    mampu mengimplementasikan dalam logika,

    estetika dan praktika.

    6. Mengembangkan potensi guru secara optimal

    dan proporsional dalam menggunakan

    multimedia dan multi metode dalam proses

    pembelajaran.

    7. Meningkatkan dan mengembangkan seluruh

    aspek kompetensi guru secara holistik sebagai

    momentum yang baik untuk melaksanakan

    sistem pendidikan yang sesuai dengan

    tuntutan zaman;

    TUJUAN

    1. Melaksanakan kegiatan KKG dan KKKS

    dengan memanfaatkan sebesar-besarnya PKG

    yang berpusat di SD inti secara berkelanjutan

    dan terprogram

    2. Membudayakan berbagai kegiatan positif yang

    dapat menambah dan meningkatkan mutu

    profesional guru yang menyangkut

    pengetahuan, ketrampilan dan wawasan yg

  • 59

    akan memberi dampak peningkatan mutu

    proses dan hasil KBM.

    3. Membantu memecahkan masalah dan saling

    meringankan beban antar SD anggota gugus.

    4. Memacu guru dan kepala sekolah untuk terus

    belajar meningkatkan mutu dan

    tanggap terhadap tugas profesi sebagai guru

    5. Menumbuhkembangkan rasa kebersamaan

    dan kekeluargaan diantara SD sesama

    anggota gugus dalam mencapai tujuan dan

    mengusahakan berbagai upaya peningkatan

    pendidik di SD yang menjadi

    tanggungjawabnya.

    6. Meningkatkan semangat maju bersama dalam

    peningkatan mutu pendidikan melalui

    penerapan system pembinaan profesional.

    1.1.3 Data Statistik Gugus Pergiwo

    Data statistik Gugus Pergiwo tahun pelajaran

    2014/2015 meliputi nama sekolah, data guru PNS

    menurut golongan, dan data statistik siswa dapat

    dilihat sebagai berikut :

  • 60

    1. Data Guru Gugus Pergiwo Tahun Pelajaran

    2014/2015

    Nama

    Sekolah

    Golongan

    To-

    tal II III IV GTT PTT Jml

    L P L P L P L P L P L P

    SDN 1

    Jampiroso

    -

    -

    -

    4

    1

    5

    3

    4

    4

    2

    8

    15

    23

    SDN 2

    Jampiroso

    -

    -

    -

    2

    3

    4

    -

    1

    2

    3

    5

    10

    15

    SDN 3

    Jampiroso

    -

    -

    -

    -

    1

    4

    1

    3

    1

    -

    3

    7

    10

    SDN 1

    Jampirejo

    -

    -

    1

    4

    1

    -

    2

    3

    1

    1

    5

    8

    13

    SDN 2

    Jampirejo

    -

    -

    -

    1

    1

    6

    1

    3

    1

    -

    3

    10

    13

    SD

    Kanisius

    -

    -

    -

    1

    -

    -

    4

    6

    1

    -

    5

    7

    12

    SD

    Shekinah

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    4

    17

    -

    4

    4

    21

    25

    Data primer 2015

  • 61

    2. Data Siswa Per Sekolah Gugus Pergiwo Tahun

    Pelajaran 2014/2015

    Nama

    Sekolah

    Rombel/ Jenis Kelamin

    I II III IV V VI Jml

    L P L P L P L P L P L P L P

    SDN 1

    Jampiroso

    28

    44

    29

    39

    23

    44

    30

    36

    35

    36

    33

    46

    178

    255

    SDN 2

    Jampiroso

    20

    13

    23

    26

    27

    22

    25

    18

    18

    22

    29

    14

    142

    115

    SDN 3

    Jampiroso

    16

    18

    14

    11

    15

    17

    19

    9

    15

    12

    15

    13

    94

    80

    SDN 1

    Jampirejo

    15

    11

    15

    12

    13

    22

    16

    14

    14

    11

    12

    17

    85

    87

    SDN 2

    Jampirejo

    9

    8

    11

    5

    9

    6

    10

    6

    15

    6

    8

    12

    61

    44

    SD

    Kanisius

    15

    11

    15

    12

    13

    22

    16

    14

    14

    11

    12

    17

    85

    87

    SD

    Sakinah

    9

    13

    8

    16

    12

    15

    9

    10

    12

    11

    13

    9

    59

    76

    JUMLAH

    704

    744

    Sumber: Data Primer 2015

    Dari data primer dapat kita lihat, bahwa Jumlah

    guru di Gugus Pergiwo yang terdiri dari 7 sekolah dasar

    baik negeri maupun swasta sebanyak 111 anak yang

    terdiri dari 33 anak laki-laki dan 78 anak perempuan.

    Dalam penelitian ini, penulis mengambil 12 guru

    sebagai responden dari gugus pergiwo dikarenakan

    keterbatasan tenaga, dana, dan waktu penelitian.

  • 62

    4.2 Prosedur Tindakan Ex In Supervision

    Untuk Meningkatkan Pengelolaan

    Pembelajaran Guru

    1. Tahap Persiapan

    Tahap awal yang dilakukan peneliti mengurus

    perizinan penelitian dari UKSW yang ditujukan kepada

    UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung

    kemudian diteruskan ke Ketua Gugus Pergiwo

    Kecamatan Temanggung. Dalam tahap ini juga

    dilakukan mengkaji literatur dan analisis data yang

    berkaitan dengan kegiatan supervisi yang ada di Gugus

    Pergiwo. Peneliti lakukan dari tanggal 9 Januari 2015

    sampai tanggal 31 Januari 2015.

    Tahap ini juga dilakukan persiapan yang

    dilakukan supervisor tentang cara dan alat observasi

    seperti alat perekam, daftar cek, catatan guru-guru

    Gugus Pergiwo. Peneliti juga melakukan studi

    dokumentasi terutama yang berhubungan dokumen

    kegiatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, foto-

    foto kegiatan kepala sekolah dalam Kelompok Kerja

    Guru Gugus Pergiwo serta jadwal program pelaksanaan

    supervisi akademik yang dilaksanakan Gugus Pergiwo.

    Adapun Jadwal program yang telah disepakati dalam

    pelaksanaan ex-in supervision di gugus Pergiwo dapat

    dicermati sebagai berikut:

  • 63

    Tabel 4.1 Jadwal KegiatanEx-in Supervision

    Kepala Sekolah Gugus Pergiwo

    Tahun Pelajaran 2014/2015

    Tahap Pertama

    NO

    NAMA SEKOLAH

    PELAKSANAAN SUPERVISI

    KET HARI TANGGAL

    1 SDN 1 Jampiroso Senin 12 Januari 2015

    2 SDN 2 Jampiroso Selasa 13 Januari 2015

    3 SDN 3 Jampiroso Rabu 14 Januari 2015

    4 SDN 1 Jampirejo Kamis 15 Januari 2015

    5 SDN 2 Jampirejo Jumat 16 Januari 2015

    6 SD Kanisius Sabtu 17 Januari 2015

    7 SD Shekinah Senin 19 Januari 2015

    Sumber: Data Primer 2015

    Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan ex-in

    supervision yang dilakukan kepala sekolah Gugus

    Pergiwo pada Tahun pelajaran 2014/2015

    dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai tanggal

    19 Januari 2015.

    Dari hasil kesepakatan bersama antara peneliti dan

    kepala sekolah se-Gugus Pergiwo juga telah disepakati

    untuk pelaksanaan ex-in supervision tahap II atau

    siklus ke dua akan dilaksanakan tanggal 23 Maret

    2015 sampai tanggal 31 Maret 2015. Adapun Jadwal

    siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

  • 64

    Tabel 4.2

    Jadwal Kegiatan Ex-in Supervision

    Kepala Sekolah Gugus Pergiwo Tahun Pelajaran 2014/2015

    Tahap Kedua

    NO

    NAMA SEKOLAH

    PELAKSANAAN SUPERVISI

    KET HARI TANGGAL

    1 SDN 1 Jampiroso Senin 23 Maret 2015

    2 SDN 2 Jampiroso Selasa 24 Maret 2015

    3 SDN 3 Jampiroso Rabu 25 Maret 2015

    4 SDN 1 Jampirejo Kamis 26 Maret 2015

    5 SDN 2 Jampirejo Jumat 27 Maret 2015

    6 SD Kanisius Sabtu 28 Maret 2015

    7 SD Shekinah Senin 30 Maret 2015

    Sumber: Data Primer 2015

    2. Tahap Identifikasi Ide Awal

    Hasil temuan fakta dalam pelaksanaan supervisi

    kunjungan kelas oleh kepala sekolah internal pada

    studi pendahuluan mencakup kondisi kinerja guru

    dalam perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran

    menunjukkan hasil yang masih belum memenuhi

    standar. Pada aktivitas perencanaan, terdapat 71,43%

    responden belum memenuhi standar kinerja yang

    diharapkan dan sebanyak 28,57% responden yang

    sudah memenuhi standar. Pada aktivitas pelaksanaan

  • 65

    terdapat 85,71% belum memenuhi standar kinerja dan

    sebanyak 14,29% responden sudah memenuhi kinerja,

    Pada aktivitas penilaian terdapat 57,14% responden

    belum memenuhi standar dan sebanyak 42,86%

    responden yang sudah memenuhi standar kinerja.

    Di samping pengamatan terhadap pengelolaan

    proses pembelajaran dalam aktivitas pendahuluan, juga

    terdapat catatan pengamat yang tertuang dalam kolom

    komentar. Komentar ini disediakan jika terdapat

    catatan yang perlu, baik yang menyangkut aktivitas

    responden yang tidak terdapat dalam tiap-tiap item

    maupun yang merupakan kesimpulan pengamat

    terhadap kinerja dalam aktivitas pengelolaan

    pembelajaran.

    3. Pencarian dan Analisis Fakta

    Ada beberapa kendala yang penulis temukan

    dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang

    dilaksanakan sebelumnya di Gugus Pergiwo. Supervisi

    yang dilakukan kadang kala tidak tuntas sampai pada

    tahap pembinaan, sehingga guru cenderung kurang

    mengetahui kesalahan yang telah dilakukan dalam

    pembelajaran. Lemahnya kreativitas supervisor untuk

    mencari solusi dari masalah yang muncul di

    sekolahnya juga menjadi persoalan di Gugus Pergiwo.

    Analisis data yang dikumpulkan pada tanggal 6

    Januari 2015 dari kepala sekolah Gugus Pergiwo

    ditunjukkan hal-hal berikut:

    a) Program supervisi akademik melalui kunjungan

    kelas baik pengawas atau kepala sekolah belum

  • 66

    berfungsi dengan baik, guru selalu berharap agar

    bisa disupervisi kepala sekolah atau pengawas

    dalam kegiatan belajar mengajar.

    b) Guru perlu bantuan untuk memecahkan

    persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran

    sementara kepala sekolah banyak disibukkan

    dengan acara kedinasan serta tugas-tugas

    administrasi.

    c) Program supervisi oleh kepala sekolah internal

    belum berjalan dengan maksimal, sebab masih

    ada beberapa sekolah yang baru sekali

    melaksanakan supervisi kunjungan kelas

    sehingga supervisi kepala sekolah belum

    maksimal (Sumber: Data Primer diolah 2015).

    Menganalisis kebutuhan guru sebelum dilakukan

    kegiatan supervisi eksternal terutama yang

    berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran

    Untuk memperkuat pengumpulan data yang

    dilakukan peneliti maka dilakukan kegiatan

    wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Jampiroso

    selaku ketua Gugus Pergiwo. yang dilaksanakan hari

    Rabu tanggal 21 Januari 2015 pukul 09.15 WIB sampai

    pukul 12.00 WIB . Adapun deskripsi hasil wawancara

    dapat dikemukakan sebagai berikut:

    a. Hasil Wawancara Ketua Gugus Perwiwo

    Ketika ditanya tentang pelaksanaan supervisi oleh

    pengawas SD/TK di Gugus Pergiwo, Ketua Gugus

    Pergiwo mengatakan sebagai kepala sekolah Dia pernah

    didatangi pengawas menanyakan administrasi, itu

  • 67

    hanya terbatas ketika ada ulangan semester atau ujian.

    Pengawas hampir dikatakan tidak masuk ke kelas

    untuk melihat proses kegiatan pembelajaran guru. Oleh

    karena itu, Dia selaku kepala sekolah berusaha agar

    peran sebagai supervisor dapat terlaksana dengan baik

    untuk memberikan bantuan kepada guru

    Kepala sekolah ketika ditanya mengenai

    pengamatan ketika melakukan supervisi kunjungan

    kelas, mengatakan bahwa Dia selama proses

    pengamatan melihat dokumentasi perangkat

    pembelajaran guru, diantaranya silabus, RPP, program

    semester, program tahunan, daftar kelas, daftar nilai.

    Saya mengaskan kepada guru tentang pentingnya

    perencanaan agar dalam pelaksanaan jelas arahnya

    dan pentingnya alat ukur untuk pencapaian tujuan

    pembelajaran. Guru harus menciptakan rasa nyaman

    dalam belajar termasuk kebersihan kelas dan penataan

    ruangan.

    Pada saat ditanya mengenai supervisi yang

    dilakukan oleh kepala sekolah dari SD segugus

    Pergiwo, Dia mengatakan bahwa kegiatan itu sangat

    positif dan guru turut terbantu dalam memecahkan

    persoalan yang selama ini dialami. Banyak guru-guru

    dikala disupervisi kepala sekolah lain berusaha dengan

    sungguh-sungguh untuk memberikan atau

    menampilkan yang terbaik dalam kegiatan

    pembelajaran.

    Harapan kepala sekolah dengan dilaksanakan ex-

    in supervision yaitu guru bisa melaksanakan proses

  • 68

    pembelajaran yang lebih baik lagi. Supervisi dapat

    digunakan guru sebagai kilas balik dalam

    meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Banyak guru

    yang ingin tahu apakah pembelajaran yang dilakukan

    itu sudah baik atau belum.

    Saat ditanya mengenai apakah semua guru bisa

    bekerja dengan tulus melayani peserta didik, beliau

    mengatakan itu semua tergantung pada yang

    bersangkutan. Bagi guru yang menyadari akan tugas

    dan tanggung jawab akan melaksanakan dengan penuh

    dedikasi sebaliknya guru yang mengukur segala

    sesuatu dengan materi maka akan banyak

    meninggalkan tugasnya kadang marah-marah pada

    siswa, atau dengan teman sejawatnya. Hal ini

    disebabkan karakter dari guru itu sendiri. Namun

    demikian guru harus punya kompetensi kepribadian

    untuk dapat menciptakan kondisi yang aman, nyaman,

    dan sejahtera. Dan saya sebagai kepala sekolah juga

    harus cepat tanggap melakukan pendekatan kepada

    semua guru tanpa memandang usia dan mengarahkan

    agar guru menyadari akan tanggung jawabnya.

    Peneliti juga menanyakan apakah ex-in

    supervision memberikan dampak positif kepada

    pembelajaran guru, Kepala sekolah mengatakan bahwa

    kegiatan ex in supervision menjawab dan memberikan

    sesuatu yang dibutuhkan guru dalam mengatasi

    permasalahan mengajar. Guru cukup terbuka apa yang

    dilakukan dalam pembelajaran. Supervisi yang

    dilakukan kepala sekolahnya memang bisa diterima

    guru tapi rasanya tidak lengkap kalau tidak mendengar

  • 69

    dari yang lain. Masukan dari kepala sekolah lainnya

    turut membantu guru mengatasi masalahnya dan

    menambah wawasan yang lebih mendalam. Bagi guru

    yang akan disupervisi biasanya akan mempersiapkan

    dirinya yang dimulai dari membuat persiapan

    pembelajaran, menyiapkan alat peraga, pendekatan

    yang akan dipakai, dan termasuk menyiapkan

    instrumen penilaian (Sumber: Data Primer diolah

    2015).

    Disamping peneliti wawancara kepada Ketua

    Gugus Pergiwo, di hari berikutnya Kegiatan wawancara

    juga dilakukan peneliti kepada guru kelas SD Negeri 3

    Jampiroso selaku SD Imbas dari Gugus Pergiwo yang

    dilaksanakan 4 Februari 2015 pukul 11.15 WIB sampai

    pukul 13.00 WIB. Deskripsi hasil wawancara dapat

    peneliti tuliskan sebagai berikut:

    b. Hasil Wawancara dengan Guru Gugus Pergiwo

    Hasil wawancara terhadap guru, dari

    keseluruhan informan yang berjumlah 12 orang, ketika

    guru ditanya berapa kali kepala sekolah melaksanakan

    supervisi ke kelas, mereka mengatakan sebanyak 1 kali

    dalam satu tahun. Lebih lanjut ada dua orang informan

    yang mengatakan bahwa kegiatan supervisi kunjungan

    kelas oleh kepala sekolah akan lebih efektif untuk

    meningkatkan kinerja guru apabila dilaksanakan

    minimal 4 kali dalam satu tahun pelajaran. Kepala

    sekolah dapat melihat secara langsung pelaksanaan

    proses belajar mengajar dalam tiap semester secara

    kontinyu.

  • 70

    Para guru ketika ditanya apa ada pemberitahuan

    sebelumnya bila akan dilakukan supervisi kunjungan

    kelas guru mengatakan memang ada pemberitahuan

    terlebih dahulu melalui rapat tapi ada yang memang

    dijadwalkan dan ada yang tidak. Guru lebih senang

    bila diberitahu terlebih dahulu karena bisa

    mempersiapkan diri untuk membuat RPP, alat peraga,

    dan evaluasinya.

    Selanjutnya ketika ditanya tentang apa harapan

    guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala

    sekolah, para guru sebagian besar mengatakan

    harapannya supervisi ini dapat berlanjut dan kepala

    sekolah perlu menguasai kompetensi profesional

    termasuk penguasaan kurikulum. Mustahil ketika

    kepala sekolah tidak menguasai kompetensi profesional

    akan dapat memberikan saran dan bimbingan kepada

    guru. Kewajiban kepala sekolah dapat membina dan

    mengarahkan para guru agar menjadi pendidik yang

    profesional. Lebih lanjut para guru mengatakan kepala

    sekolah sebagai pimpinan juga dapat memberikan

    contoh terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang

    timbul terutama dalam pembelajaran dengan adanya

    perubahan-perubahan yang menyangkut kurikulum

    serta kebijakan (Sumber: Data Primer diolah 2015)

    Wawancara terhadap guru yang berkaitan dengan

    kegiatan ex in supervision, Dia mengatakan kegiatan ini

    sangat mereka harapkan karena banyak masukan yang

    diberikan kepala sekolah lain tentang pembelajaran

    dan kebijakan. Memang sebelumnya agak tidak leluasa

  • 71

    dalam mengajar karena merasa diawasi, diamati oleh

    Kepala Sekolah lain. Namun akhirnya terbiasa.

    Ketika ditanya cara kepala sekolah

    menyampaikan hasil pengamatannya baik kelebihan,

    kekurangannya dalam pembelajaran mereka

    mengatakan bahwa kepala sekolah menyampaikan

    dengan pemberitahuan secara pribadi ke masing-

    masing guru. Kepala sekolah mengutarakan apa yang

    dilihatnya, apa itu sebagai kelebihan atau sebagai

    kekurangannya tinggal guru mau menerima masukan

    apa tidak.

    Berdasarkan hasil wawancara antara kepala

    sekolah dan guru di Gugus Pergiwo mengenai

    pandangan guru terhadap pengelolaan kegiatan belajar

    mengajar atau pengelolaan pembelajaran masih

    tergolong belum memenuhi standar yang diharapkan.

    Selain itu, seringkali guru mengalami kesulitan dalam

    menyiapkan kegiatan belajar mengajar terutama sesuai

    dengan tuntutan kurikulum. Yang lebih ditekankan

    disini bahwa semua guru menyatakan bahwa guru

    sangat membutuhkan perhatian bimbingan dan

    penghargaan dari kepala sekolah untuk meningkatkan

    pengelolaan pembelajaran.

    Mengenai pandangan guru terhadap penerapan

    ex-in supervision menunjukkan, bahwa aktivitas

    supervisi dianggap sebagai komponen penting dalam

    kinerja guru karena dapat meningkatkan pengelolaan

    pembelajaran sehingga guru dalam membuat

    perencanaan akan siap, pelaksanaan pembelajaran

  • 72

    akan matang dan penilaian akan tepat pada sasaran.

    Sikap kepala sekolah dalam memandang keragaman

    guru terdiri atas perlakuaan yang sama, melakukan

    pengelompokan, dan memberikan metode yang

    bervariasi. Dari keterangan dan hasil pengamatan yang

    telah dilakukan maka penulis memberikan komentar

    pelaksanaan ex-in Supervison di Gugus Pergiwo dalam

    siklus I masih ada kesulitan yang dihadapi kepala

    sekolah dalam pelaksanaan supervisi kepada guru

    mencakup: (1) kesulitan internal (seperti tidak paham

    prosedur, teori, dan konsep, aktivitas supervisi); (2)

    kesulitan eksternal (seperti guru kurang persiapan,

    adanya supervisor yang belum mengerti betul tentang

    masalah di lapangan).

    4. Pelaksanaan Tindakan

    Siklus I

    Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan

    skenario yang telah ditentukan. Pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai 19 Januari 2015 kemudian dilanjutkan dengan 2 kali

    pertemuan antar kepala sekolah dan guru-guru di Gugus Pergiwo bertempat di SDN 1 Jampiroso selaku SD Inti Gugus. Pertemuan dilakukan guna membahas

    hasil temuan dalam siklus I, Secara rinci kegiatan pertemuan I sampai pertemuan II dituangkan dalam

    tabel berikut:

  • 73

    Tabel 4.3

    Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I dan pertemuan II

    No

    Hari/Tanggal Pertemuan

    Materi

    1

    Pertemuan I

    Sabtu, 17 Januari 2015

    Menyusun,

    melaksanakan RPP

    sesuai standar proses.

    2

    Pertemuan II

    Sabtu, 24 Januari 2015

    Kendala-kendala yang

    dihadapi guru dalam

    mengelola proses

    pembelajaran.

    Sumber: Data Primer diolah 2015

    Pelaksanaan observasi dan pemantauan

    dilakukan oleh Kepala sekolah dengan mengikuti

    prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Selama

    proses observasi peneliti hanya mendampingi kepala

    sekolah dengan menggunakan instrumen yang telah

    disiapkan sebelumnya. Untuk tingkat capaian nilai

    peneliti menggunakan nilai perilaku kinerja PNS

    sebagaimana diatur dalam Permennegpan dan RB

    No. 16 Tahun 2009 BAB III hal 34 dinyatakan dengan

    angka dan sebutan sebagai berikut:

    a. 91 - 100 : sangat baik

    b. 76 - 90 : baik

    c. 61 - 75 : cukup

    d. 51 - 60 : kurang

    e. 50 ke bawah : buruk

  • 74

    Hasil analisis data dilihat dari aspek perencanaan

    pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

    perangkat pembelajaran dan observasi ex-in

    supervision. Dalam kegiatan observasi penulis

    mendapatkan bantuan dari kepala sekolah gugus

    pergiwo yang bertindak sebagai observer. Data hasil

    observasi pada siklus I ini dapat dilihat dalam tabel

    berikut:

    Tabel 4.4 Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran

    (Standar proses)

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 8 66

    2 76 - 90 4 34

    3 61 - 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-Rata 92,04 %

    Sumber : Data Primer diolah 2015

    Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-

    in supervision silkus I melalui kunjungan kelas untuk

    standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015

    untuk 12 responden Sebesar 92,04% nilai angka

    terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan

    amat baik.

  • 75

    Namun dalam pelaksanaannya dari data yang

    diberikan observer dalam pelaksanaan pembelajaran

    tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan baik,

    hanya mencapai 84,43 % dari data tabel di bawah ini:

    Tabel 4.5

    Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran

    ( Berdasarkan Standar Proses)

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 2 17

    2 76 - 90 10 83

    3 61 - 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-Rata 84,43 %

    Sumber: Data Primer diolah 2015

    Hal ini berarti bahwa hasil responden Gugus Pergiwo

    telah melaksanakan standar pengelolaan dengan

    capaian baik namun bisa dikatakan belum memenuhi

    standar yang diharapkan karena standar minimal yang

    ingin dicapai sebesar 11 responden atau 91,67%.

  • 76

    Tabel 4.6

    Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision

    Perangkat Pembelajaran RPP

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 10 83

    2 76 - 90 2 17

    3 61 - 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-rata 89,61%

    Sumber: Data Primer diolah 2015

    Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in

    supervision yang dilakukan kepala sekolah Tahun

    Pelajaran 2014/2015 untuk 12 responden yang

    mencapai kategori amat baik sebanyak 10 responden

    dan 2 responden mencapai kategori baik rata-rata

    mencapai 89,61% dengan sebutan capaian kategori

    baik.

  • 77

    Tabel 4.7 Hasil Analisis Penilaian kemampuan Guru

    (Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 6 50

    2 76 - 90 6 50

    3 61 - 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-rata 88,28%

    Sumber : Data Primer diolah 2015

    Berdasarkan hasil penilaian instrumen tersebut diatas

    menunjukkan bahwa ex-in Supervisi pada standar

    proses hasil yang diperoleh dari 12 responden

    diperoleh 6 responden memperoleh kategori amat baik

    dan 6 responden dalam kategori baik sehingga untuk

    rata-ratanya mencapai kategori baik atau 88,28%. Hal

    ini perlu adanya perbaikan dalam pelaksanaan siklus I

    terutama yang menyangkut pelaksanaan pembelajaran.

  • 78

    Tabel 4.8 Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembelajaran

    (Berdasarkan Standar Pengelolaan)

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 11 92

    2 76 - 90 1 8

    3 61 - 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-rata 95 %

    Sumber : Data Primer diolah 2015

    Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian

    kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen

    penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran

    2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 11

    responden atau 92 % dan yang memperoleh kategori

    baik 1 orang responden atau 8 %. Sehingga dapat

    dikatakan kinerja guru untuk standar pengelolaan

    kategori amat baik.

    Refleksi

    Refleksi pada akhir siklus I mengungkapkan butir-

    butir berikut:

    a) Proses pembelajaran berjalan dengan baik dengan

    penerapan ex in supervision. Guru tampak

    bersemangat ketika di supervisi kepala sekolah

    khususnya supervisi eksternal.

  • 79

    b) Meskipun proses Pengelolaan pembelajaran telah

    membaik, guru masih terfokus pada kegiatan

    kurang memperhatikan manajemen kelas.

    c) Guru dalam melaksanakan kegiatan kurang

    melakukan upaya untuk memotivasi siswa.

    Hasil refleksi menunjukkan perlu siklus II untuk

    mengatasi kelemahan-kelemahannya yang ditemukan

    dalam siklus I.

    Siklus II

    Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Maret

    2015 sampai 30 Maret 2015. Pelaksanaan observasi

    dan pemantauan sama seperti yang dilaksanakan di

    siklus I dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang

    telah ditetapkan. Hasil analisis data dilihat dalam tabel

    berikut:

    Tabel 4.9

    Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran

    (Berdasarkan Standar Proses)

    No Rentang Nilai Jumlah

    Perolehan

    Prosentasi

    (%)

    1 91 – 100 12 100

    2 76 – 90

    3 60 – 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-rata 96,33%

    Sumber : Data Primer diolah 2015

  • 80

    Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-

    in supervision silkus II melalui kunjungan kelas untuk

    standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015

    untuk 12 responden Sebesar 96,33% nilai angka

    terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan

    amat baik.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat

    capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik,

    mencapai 95,86 % dari data tabel di bawah ini:

    Tabel 4.10

    Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran

    ( Berdasarkan Standar Proses)

    No Rentang Nilai Jumlah

    Perolehan

    Prosentasi

    (%)

    1 91 - 100 12 100

    2 76 – 90

    3 60 – 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-rata 95,86%

    Sumber: Data Primer diolah 2015

    Hal ini berarti bahwa hasil responden Gugus Pergiwo

    telah melaksanakan standar pengelolaan dengan

    capaian amat baik.

  • 81

    Tabel 4.11 Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision

    Perangkat Pembelajaran RPP

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 12 100

    2 76 - 90

    3 61 - 75

    4 >60

    Jumlah 12 100%

    Rata-Rata 94,81%

    Sumber: Data primer diolah 2015

    Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in

    supervision yang dilakukan kepala sekolah Tahun

    Pelajaran 2014/2015 di siklus II untuk 12 responden

    diperoleh data mencapai rata-rata 94,81% dengan

    sebutan capaian kategori amat baik.

  • 82

    Tabel 4.12 Hasil Analisis Penilaian Kemampuan Guru

    (Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 12 100

    2 76 - 90

    3 61 - 75

    4 >60

    Jumlah 12 100

    Rata-rata 94,44%

    Sumber: Data primer diolah 2015

    Berdasarkan hasil penilaian instrumen tersebut diatas

    menunjukkan bahwa ex-in Supervisi pada standar

    proses hasil yang dicapai dari 12 responden diperoleh

    dalam kategori amat baik sebanyak 11 responden atau

    mencapai rata rata 94,44%.

  • 83

    Tabel 4.13 Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembeajaran

    (Berdasarkan Standar Pengelolaan)

    No

    Rentang Nilai

    Jumlah

    Perolehan

    Prosentase

    (%)

    1 91 - 100 12 100

    2 76 - 90

    3 61 - 75

    4 < 60

    Jumlah 12 100

    Rata-rata 97,38 %

    Sumber : Data Primer 2015

    Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian

    kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen

    penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran

    2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 12

    responden atau 97,38 %. Sehingga dapat dikatakan

    standar pengelolaan capaian dengan kategori amat

    baik.

    1) Refleksi

    Hasil refleksi pada akhir siklus II mengungkapkan

    butir-butir berikut:

    a) Proses pembelajaran berjalan dengan amat baik

    dengan penerapan ex in supervision. Guru

    tampak bersemangat dalam proses pembelajaran

    di kelasnya.

  • 84

    b) Meskipun proses Pengelola telah membaik,

    namun manajemen kelas masih harus

    diupayakan secara berkesinambungan melalui

    usaha supervisi baik internal ataupun eksternal.

    c) Guru sudah berupaya untuk memotivasi siswa di

    kelas terbukti siswa sudah aktif mengikuti

    pembelajaran yang diberikan guru.

    d) Semua ini telah menuntun peneliti, kepala

    sekolah gugus Pergiwo pada kesimpulan bahwa

    semua responden yang berasal dari guru setuju

    bahwa penerapan ex-in supervision yang

    dilakukan kepala sekolah Gugus Pergiwo

    mendukung peningkatan pengelolaan

    pembelajaran guru. Ketua Gugus Pergiwo juga

    mengaris bawahi kesimpulan ini.

    Dengan demikian penelitian ini dihentikan dan

    dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil analisis

    dari siklus I ke siklus II terlihat adanya peningkatan

    rata-rata dan kemampuan guru mengelola proses

    pembelajaran, baik dalam merencanakan proses

    pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, instrumen

    RPP maupun dalam standar prases dan pengelolaan.

    Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

    ini:

  • 85

    Tabel 4.15

    Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II

    N

    o

    Siklus

    Hasil Observasi

    Kategori

    I II III IV V

    1

    I

    92,04

    84,43

    89,61

    88,28

    95,00

    89,87/

    Baik

    2

    II

    96,04

    95,86

    94,81

    94,44

    97,38

    95,76/

    Amat

    baik

    Dari tabel perbandingan siklus I dan siklus II

    membuktikan bahwa hipoteses yang penulis tuliskan

    tentang penerapan ex in supervision dapat

    meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran

    guru dapat terbukti karena 11 responden dari 12

    responden mencapai rata-rata 95,76% artinya ada 1

    responden yang berkategori baik belum mencapai amat

    baik.

    Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan

    dokumentasi yang telah dilakukan dalam BAB III, ada

    beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan

    rumusan masalah, yakni mengenai peningkatan

    kemampuan guru. Untuk menganalisa data tersebut

    ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan penulis

    yaitu penggolongan, penyaringan, kemudian

    penyimpulan dari data-data yang diterima.

  • 86

    Kegiatan peningkatan kemampuan guru Gugus

    Pergiwo melibatkan berbagai unsur sekolah yang ada di

    Gugus Pergiwo diantaranya Kepala SD inti, Kepala SD

    Imbas, dan guru-guru Gugus Pergiwo yang diwakili 12

    guru sebagai responden. Hal itu sebagaimana

    diungkapkan oleh Darmadi dan telah dikutip pada BAB

    II halaman 27, mengatakan Mengajar tidak hanya

    sekedar memberi informasi secara lesan, tetapi dalam

    mengajar guru harus dapat menciptakan situasi

    lingkungan belajar yang memungkinkan anak aktif

    dalam belajar.

    Sebagaimana data yang telah dipaparkan di BAB

    III halaman 44 peningkatan kemampuan guru

    dilaksanakan tahun pelajaran 2014/2015 yang

    diadakan di SD Negeri 1 Jampiroso tanggal 21 Februari

    2015 melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru. Kepala

    Sekolah inti Gugus Pergiwo mensosialisasikan

    keterampilan mengajar atau teaching skill dihadapan

    guru-guru Gugus Pergiwo. Dari hal yang dilakukan

    ternyata guru-guru sudah menunjukkan

    kemampuannya karena guru-guru banyak yang sudah

    mengerti hubungannya dengan keterampilan mengajar

    yang telah disampaikan dalam BAB II halaman 29.

    4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

    Hasil penelitian yang dilakukan penulis bahwa

    ex-in supervision untuk meningkatkan kemampuan

    pengelolaan pembelajaran sudah terbukti adanya

    peningkatan kemampuan pengelolaan pembelajatran

    guru di Gugus Pergiwo hal ini juga sesuai dengan teori

  • 87

    supervisi yang telah dikemukakan Suhari dalam BAB II

    halaman 15. Penelitian yang dilakukan Suhari

    bertujuan untuk menguji penerapan ex-in supervion

    dapat meningkatkan kemampuan guru dalam

    pembelajaran. Metode penelitiannya termasuk metode

    penelitian eksperimen yang digunakan untuk mencari

    pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.

    Pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan

    observasi.

    Hasil yang diperoleh untuk penelitian yang telah

    dilakukan adalah: 1) Model supervisi akademik ex-in

    supervision cukup efektif untuk meningkatkan

    kemampuan guru mengajar di kelas. 2) Terjadi

    peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan

    pembelajran di kelas sebanyak 28,2%, dimana sebelum

    diterapkan model supervisi akademik ex-in supervision

    sebesar 65,2% dan setelah penerapan supervisi

    akademik model ex-in supervision sebesar 93,4%,

    Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah

    Desain model ex-in supervision dapat menjadi salah

    satu alternatif untuk meningkatkan berimbangnya

    jumlah pengawas dengan sekolah binaan.

    Penelitian yang dilakukan Luh Amani untuk

    menjawab fokus penelitian tentang implementasi

    supervisi klinis untuk meningkatkan kemampuan guru

    dalam mengelola proses pembelajaran pada guru SD

    se-Gugus VII Kecamatan Sawan secara rinci diperoleh

    gambaran tentang:

  • 88

    1. Teknik supervisi akademik yang digunakan kepala

    sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan

    guru mengelola proses pembelajaran di Gugus

    Sawan.

    2. Tugas-tugas pokok guru dalam menyusun

    perencanaan pembelajaran, melaksanakan

    pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa.

    3. Faktor-faktor penunjang dan penghambat yang

    dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan

    supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan

    pengelolaan pembelajaran guru.

    4. Solusi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam

    mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru

    dalam pengelolaan pembelajaran di Gugus Sawan.

    Penelitian Luh Amani merupakan penelitian

    tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap

    siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan; 2)

    implementasi tindakan; 3) interpresentasi tindakan; 4)

    refleksi. Pada penelitian ini prosedur pengumpulan

    data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara.

    Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dalawi

    tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas

    sekolah sebagai upaya peningkatan profesionalisme

    guru SMP Negeri 1 Bengkayang diperoleh gambaran 1)

    Pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1

    Bengkayang dinilai dapat meningkatkan kinerja atau

    profesionalisme guru dalam melaksanakan

    pembelajaran; 2) Supervisi yang dilaksanakan telah

    dinilai sesuai dengan kebutuhan guru; 3) Upaya yang

    dilakukan pengawas sekolah adalah terbatasnya waktu;

  • 89

    4) Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dinilai

    belum optimal karena masih ada guru yang belum

    dikunjungi pengawas sekolah.

    Penelitian yang dilakukan Dalawi menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pada

    penelitian ini data dikumpulkan dengan wawancara,

    observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah analis induktif.

    Data yang diperoleh di lapangan dicatat secara teliti

    kemudian dirinci melalui reduksi data.

    Persamaan penelitian antara Suhari, Luh Amani,

    Dalawi, dan penelitian yang peneliti lakukan adalah

    Supervisi akademik yang baik, mampu untuk

    memberikan kontribusi bagi terwujudnya peningkatan

    pengelolaan pembelajaran. Selain itu juga dengan

    supervisi akademik memungkinkan guru untuk

    meningkatkan pengelolaan pembelajaran yang meliputi

    perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Supervisi

    juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja

    dalam memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena

    itu supervisor diharapkan dapat memberikan feed back

    dari temuan kegiatannya sehingga permasalahan yang

    dihadapi oleh guru dan staf karyawannya dapat teratasi

    dengan baik. Hal ini tentunya dapat mendorong

    kemajuaan sekolahnya, sehingga tujuan pendidikan

    dapat tercapai.

    Perbedaan penelitian Suhari, Luh Amani, Dalawi

    dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah:

    1. Penelitian yang dilakukan Suhari menggunakan

  • 90

    pendekatan kuantitatif dengan rancangan

    penelitian pre eksperimen dengan bentuk one group

    pretest-posttest design.

    2. Penelitian yang dilakukan Luh Amani menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian

    tindakan dalam bentuk siklus.

    3. Penelitian Dalawi dilakukan dengan menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

    4. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan

    action research yang dilaksanakan dalam dua

    siklus yang meliputi siklus I dan siklus II, tiap

    siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan,

    2) implementasi tindakan, 3) Observasi, 4) refleksi.

    Adapun yang perlu ditingkatkan dalam penelitian

    ini adalah penerapan model supervisi akademik ex-

    in supervision untuk meningkatkan kemampuan

    pengelolaan pembelajaran guru.

    Adapun kelebihan dalam penelitian ex-in

    supervision yang dilakukan peneliti adalah guru lebih

    leluasa dan terbuka untuk mengungkapkan

    permasalahan dalam pembelajarannya kepada kepala

    sekolah ekstrenal yang dihadapi karena tidak merasa

    terbebani dan menganggap patner kerja. Bagi kepala

    sekolah dasar Gugus Pergiwo dalam kaitannya dengan

    tugas kepala sekolah sebagai supervisor dan motivator

    dengan menggunakan model ex-in supervision untuk

    meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru telah

    membimbing dan memotivasi untuk bisa menjadi

    pendidik dan pengajar yang baik bagi siswa.

  • 91

    Bagi kepala sekolah dalam bekerja merasa tidak

    sendiri karena kehadiran kepala sekolah se-gugus turut

    membantu mengatasi persoalan yang ada disekolahnya

    khususnya dalam pembelajaran. Berdasarkan

    pengamatan dan hasil wawancara dengan beberapa

    kepala sekolah dan guru-guru Gugus Pergiwo yang

    pengelolaan pembelajarannya sudah meningkat

    mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Persiapan mengajar yang dibuat lebih baik.

    2. Tekun dan ulet dalam melaksanakan pembelajaran

    (tidak lekas menyerah atau putus asa).

    3. Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses

    belajar mengajar.

    4. Tanggap terhadap persoalan yang dihadapi dalam

    membimbing siswa sehingga siswa lebih aktif

    merespon pembelajaran.

    5. Senang berkoloborasi dengan teman sejawat dengan

    memberikan dorongan untuk meningkatkan kinerja.

    6. Berpikir positif thinking terhadap suatu kejadian.

    7. Optimis dalam mengerjakan tugas.

    8. Mau meningkatkan kompetensinya terutama dalam

    penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

    9. Disiplin dalam bekerja dan waktu (datang kerja dan

    pulang tepat waktu).

    10. Terbuka dan mau menerima masukan untuk

    memperbaiki diri khususnya dalam peningkatan

    pengelolaan pembelajaran.

  • 92

    Sebaliknya bagi guru yang tidak memiliki

    peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran

    berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan

    kepala sekolah, sebagai berikut:

    1. Tidak cepat tanggap terhadap persoalan yang

    dihadapi peserta didik yang menganggu proses

    belajar mengajar.

    2. Kurang percaya diri dalam melaksanakan tugas

    mengajar.

    3. Kurang persiapan sebelum melaksanakan

    pembelajaran

    4. Kurang dapat mengelola kelas sehingga kelas selalu

    ramai.

    5. Menganggap bahwa dirinya lebih baik dari pada

    yang lainnya.

    Implikasi dari model ex-in supervision untuk

    meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru

    dilakukan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo sebagai

    supervisor. Kunjungan dilakukan ke sekolah dan ke

    kelas. Hal ini dimaksudkan untuk melihat dan

    mengamati guru yang akan mengajar. Apa yang

    dihadapi guru di dalam melaksanakan pembelajaran

    akan dilihat dan diamati. Kelemahan dan kendala yang

    dihadapi guru, supervisor akan membantu dalam

    memecahkan kesulitan atau kendala tersebut.

    Disamping itu peneliti juga mengadakan wawancara

    kepada kepala sekolah dari guru tersebut untuk

    memperoleh gambaran tentang kegiatan supervisi yang

    juga telah dilakukannya sebagai supervisor internalnya.

    Melalui kegiatan supervisor eksternal dan internal ini

  • 93

    akan diperoleh data yang obyektif mengenai kesulitan

    guru di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

    Berdasarkan kesulitan itu maka guru akan mendapat

    bantuan untuk mengatasi permaslahannya.

    Teknik kunjungan kelas oleh kepala sekolah

    internal memang sering dilakukan namun hasil

    kunjungannya kadang tidak disampaikan atau dibahas

    sehingga hasil kegiatannya tidak tepat sasaran. Kepala

    sekolah internal hanya melakukan karena tuntutan

    sebagai tugas sebagai supervisor atau sebagai bukti

    administrasi kalau sudah menjalankan supervisi

    sementara hasil tidak kunjungannya tidak disampaikan

    pada yang bersangkutan. Dengan data yang obyektif

    itulah, kepala sekolah se gugus Pergiwo membuat

    tahapan untuk membantu guru dalam pembelajaran.

    Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dalam

    semester satu dan Semester dua. Tahapan meliputi 1)

    tahap perencanaan, 2) tahap implementasi, 3) tahap

    Observasi, 4)Tahap refleksi. Dari empat tahap ini

    direncanakan ada dua siklus. Pembinaan yang

    dilakukan Kepala sekolah Gugus Pergiwo terhadap

    guru melalui percakapan pribadi dan percakapan

    klasikal.

    Untuk Gugus Pergiwo kemampuan pengelolaan

    pembelajaran guru, awal pada siklus I sebesar 10

    responden atau 89,87 % pada kategori B ( baik) naik

    pada siklus II sebesar 5,89% menjadi 11 responden

    atau 95,75 % pada kategori A (amat baik) kesimpulan

    yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan ex-

    in supervision dapat meningkatkan pengelolaan

  • 94

    pembelajaran guru. Ini membuktikan bahwa hipoteses

    penelitian ini terbukti bahwa penerapan ex-in

    supervision dapat meningkatkan kemampuan

    pengelolaan pembelajaran guru.