BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian...

18
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SD Negeri Sumberagung sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Subjek penelitian diambil berdasarkan data siswa tahun pelajaran 2011/2012. Kedua SD penelitian merupakan Sekolah Dasar Negeri Imbas pada Gugus Brawijaya. Letak dari SDN 02 kemloko dan SDN Sumberagung yang agak jauh dari jalan raya membuat suasana sekolah tenang dan nyaman untuk proses pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut berorientasi pada visi misi sekolah dan bersumber pada kurikulum (KTSP) yang dijabarkan dalam Silabus, Program Semester (Promes), Program harian dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Mengenai sarana dan prasarana SD Negeri 02 Kemloko secara umum kurang memadai. Hal tersebut dilihat dari kondisi ruang kelas yang belum semuanya baik, artinya masih ada beberapa ruang kelas dalam kondisi rusak. Selain itu, alat peraga yang tersedia masih kurang lengkap, kondisi toilet yang kurang bersih dan lain-lain. Saat ini terdapat beberapa jenis sarana yang dimiliki sekolah yaitu 6 ruang kelas, 1 kantor guru dan ruang kepala sekolah, UKS, kantin dan 3 toilet. Sedangkan mengenai SDM yang ada di SD Negeri 02 Kemloko yaitu seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 3 guru mata pelajaran dan 1 Pelayan Tata Usaha. Keadaan sarana dan prasarana SD Negeri Sumberagung secara umum juga kurang memadai. Tetapi kondisi kelas dapat dikatakan lebih baik dari kondisi kelas SDN 02 Kemloko. Mengenai alat peraga yang tersedia juga masih kurang lengkap, kondisi toilet yang kurang bersih dan lain-lain. Saat ini terdapat beberapa jenis sarana yang dimiliki sekolah yaitu 6 ruang kelas, 1 kantor guru yang menjadi satu dengan ruang kepala sekolah, UKS, kantin dan 3 toilet. Sedangkan mengenai SDM yang ada di SD Negeri Sumberagung yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 3

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Penelitian

4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko

sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SD Negeri Sumberagung

sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Subjek penelitian diambil

berdasarkan data siswa tahun pelajaran 2011/2012.

Kedua SD penelitian merupakan Sekolah Dasar Negeri Imbas pada Gugus

Brawijaya. Letak dari SDN 02 kemloko dan SDN Sumberagung yang agak jauh

dari jalan raya membuat suasana sekolah tenang dan nyaman untuk proses

pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut berorientasi pada visi misi sekolah

dan bersumber pada kurikulum (KTSP) yang dijabarkan dalam Silabus, Program

Semester (Promes), Program harian dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

Mengenai sarana dan prasarana SD Negeri 02 Kemloko secara umum

kurang memadai. Hal tersebut dilihat dari kondisi ruang kelas yang belum

semuanya baik, artinya masih ada beberapa ruang kelas dalam kondisi rusak.

Selain itu, alat peraga yang tersedia masih kurang lengkap, kondisi toilet yang

kurang bersih dan lain-lain. Saat ini terdapat beberapa jenis sarana yang dimiliki

sekolah yaitu 6 ruang kelas, 1 kantor guru dan ruang kepala sekolah, UKS, kantin

dan 3 toilet. Sedangkan mengenai SDM yang ada di SD Negeri 02 Kemloko yaitu

seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 3 guru mata pelajaran dan 1 Pelayan Tata

Usaha.

Keadaan sarana dan prasarana SD Negeri Sumberagung secara umum juga

kurang memadai. Tetapi kondisi kelas dapat dikatakan lebih baik dari kondisi

kelas SDN 02 Kemloko. Mengenai alat peraga yang tersedia juga masih kurang

lengkap, kondisi toilet yang kurang bersih dan lain-lain. Saat ini terdapat beberapa

jenis sarana yang dimiliki sekolah yaitu 6 ruang kelas, 1 kantor guru yang menjadi

satu dengan ruang kepala sekolah, UKS, kantin dan 3 toilet. Sedangkan mengenai

SDM yang ada di SD Negeri Sumberagung yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 3

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

43

guru mata pelajaran dan 1 Pelayan Tata Usaha. Latar belakang guru di SD

tersebut sebagian besar mempunyai gelar sarjana. Latar belakang guru dari kedua

SD yang menjadi Subjek penelitian sebagian besar bergelar sarjana yang telah

berstatus PNS dan ada beberapa yang masih dalam proses S1.

Selain latar belakang guru, terdapat latar belakang siswa yang bersekolah di

SD Negeri 02 Kemloko dan SD Negeri Sumberagung. Kedua SD tersebut rata-

rata berasal dari golongan yang kurang mampu. Orangtua siswa kebanyakan

adalah petani, karyawan swasta, pengusaha dan lain-lain. Data yang menjadi

subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Kemloko

sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Sumberagung sebagai kelas kontrol

tahun pelajaran 2011/2012 yang secara keseluruhan berjumlah 58 siswa. Untuk

rincian lebih lanjut disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data siswa kelas V

SDN 02 Kemloko dan SDN Sumberagung

Tahun 2011/2012

Kelas Eksperimen Kontrol

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 17 60,72% 14 46,67%

Perempuan 11 39,28% 16 53,33%

Jumlah 28 100% 30 100%

Kebutuhan akan data yang diperoleh dari siswa yang menjadi subjek

penelitian merupakan salah satu prioritas utama dalam penelitian ini. Oleh karena

itu, dalam penelitian ini dipilih SD yang hampir mempunyai latar belakang yang

sama. Hal tersebut juga dapat dilihat dari kurangnya dalam memanfaatkan dan

memvariasikan metode pada tiap KBMnya. Sebagian besar guru masih

menggunakan metode pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran hanya

berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran

sehari-hari. Suasana dalam kelas juga dapat dikatakan kurang dalam

memvariasikan desain penataan tempat duduk. Akibatnya siswa kurang

berinteraksi dengan siswa lainnya secara merata.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

44

4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko sebagai

kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa. Sedangkan pada SD yang menjadi

kelas kontrol yaitu dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sumberagung dengan

jumlah 30 siswa. Kedua kelas penelitian telah diuji kesamaan varian yang

menunjukkan keadaan kedua kelas yang homogen. Artinya data berdistribusi

normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini

menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai

kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi

perlakuan yaitu dengan pembelajaran menggunakan metode Index Card Match

dan kelas kontrol menggunakan metode yang konvensional. Setelah diberi

perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir (post test).

Sebelum melaksanakan treatment, guru kelas eksperimen terlebih dahulu

mempelajari sintak atau langkah-langkah pembelajaran Index Card Match.

Setelah guru paham tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan

metode Index Card Match, selanjutnya guru berlatih untuk menerapkan metode

pembelajaran tersebut pada KD Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya. Adapun hasil

analisis observasi dari validasi yag disajikan pada tabel.

Tabel 4.2.

Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Kelas V dalam rangka validasi

Treatment dengan Metode Index Card Match

No Aspek yang diamati Total

skor F

Persentase

Total Skor Persentase

I. Pra pembelajaran 8 6 8 6%

II. Membuka pembelajaran 8 6 8 6%

III. Kegiatan inti pembelajaran

A. Penyajian kelas 12 10 12 10%

B. Pengelolaan kelas 12 9 12 9%

C. Pelaksanaan metode ICM 20 14 20 14%

D. Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

16 10 16 10%

E. Penilaian proses dan hasil

belajar

16 9 16 9%

IV. PENUTUP 12 8 12 8%

Jumlah 100 72 100% 72%

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

45

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari observasi validasi guru kelas V

pada kelas eksperimen memperoleh jumlah total skor 72 dari 100 total skor

jumlah keseluruhan atau dengan persentase sebesar 72% dari persentase 100%

secara keseluruhan. Dari latihan yang dilaksanakan oleh guru dalam rangka untuk

memperoleh pengalaman mengajar, maka diharapkan guru dapat melaksanakan

treatment pada kelas eksperimen dengan baik. Pelaksanaan treatment

dilaksanakan pada hari jum’at, jam pertama sampai jam kedua. Untuk jadwal

pelaksanaan penelitian disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 4.3.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan

1. Senin, 13

Februari 2012

-

Ijin melakukan penelitian di SD Negeri

02 Kemloko dan SD Negeri

Sumberagung

2. Senin, 27

Februari 2012 07.15 – 08.10

Pemberian soal kesetaraan kepada kelas

eksperimen.

3. Rabu, 29

Februari 2012 07.15 – 08.10

Pemberian soal kesetaraan kepada kelas

kontrol.

4. Sabtu, 3 Maret

2012 -

Diskusi Metode Metode Index Card

Match dengan guru Kelas IV tahap I.

5. Sabtu, 10

Maret 2012 -

Diskusi Metode Metode Index Card

Match dengan guru Kelas IV tahap II.

6. Senin, 12

Maret 2012 08.20 – 09.40

Kegiatan pembelajaran pada kelas

kontrol secara konvensional (pertemuan

1).

7. Rabu, 14

Maret 2012 09.35 – 10.45

Kegiatan pembelajaran pada kelas

kontrol secara konvensional (pertemuan

2) dan memberikan soal post test pada

akhir pembelajaran.

8. Jumat, 16

Maret 2012 07.15 – 08.10

Guru melakukan validasi pada kelas

eksperimen pada KD Mendiskripsikan

Sifat-sifat Cahaya.

9. Senin, 19

Maret 2012 08.20 – 09.40

Kegiatan pembelajaran pada kelas

eksperimen secara konvensional

(pertemuan 1).

10. Senin, 26

Maret 2012 08.20 – 09.40

Kegiatan pembelajaran pada kelas

eksperimen dengan menggunakan metode

Index Card Match (pertemuan 2) dan

memberikan soal post test pada akhir

pembelajaran.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

46

Pada praktiknya, pada karena kelas eksperimen tidak termasuk kelas besar,

yaitu dengan jumlah 28 siswa. Dalam pembelajaran dengan menggunaka metode

Index Card Match setiap siswa mendapatkan satu buah kartu. Dengan demikian

dalam satu kelas akan terdapat kurang lebih 14 pasang kartu. Adapun rincian

langkah-langkah pembelajaran IPA dengan metode Index Card Match dapat

dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Lampiran beserta

contoh kartu yang digunakan dalam penelitian ini.

Pada kelas kontrol, siswa diberikan pembelajaran secara konvensional.

Siswa aktif dalam pembelajaran dan tidak banyak ribut di dalam kelas. Tapi siswa

terlihat bosan dengan pembelajaran yang dilakukan dan kurang memperhatikan.

Guru menanggapi siswa dengan wajar dan menegur siswa agar kembali fokus

pada pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini observasi diperlukan

untuk menilai kegiatan guru dalam pembelajaran terhadap kesesuaian dengan RPP

yang dipakai. Observasi kompetensi guru kelas ini dilakukan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria penilaian kompetensi guru kelas yaitu

sangat baik untuk rata-rata skor 4, baik untuk rata-rata skor 3, cukup untuk rata-

rata skor 2 dan kurang untuk rata-rata skor 1. Hasil observasi kompetensi guru

pada kedua kelas penelitian secara rinci ditampilkan pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.

Tabel 4.4.

Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Kelas V dengan Metode Index Card

Match

No Aspek yang diamati Total

skor F

Persentase

Total Skor Persentase

I. Pra pembelajaran 8 6 8 6%

II. Membuka pembelajaran 8 7 8 7%

III. Kegiatan inti pembelajaran

A. Penyajian kelas 12 11 12 11%

B. Pengelolaan kelas 12 10 12 10%

C. Pelaksanaan metode ICM 20 18 20 18%

D. Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

16 13 16 13%

E. Penilaian proses dan hasil

belajar

16 10 16 10%

IV. PENUTUP 12 9 12 9%

Jumlah 100 84 100% 84%

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

47

Sedangkan hasil observasi kompetensi guru pada kelas eksperimen, terdapat

hasil penilaian hasil observasi kompetensi guru dengan metode konvensional yang

secara rinci ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel 4.5.

Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Kelas V dengan Metode Pembelajaran

Konvensional

No Aspek yang diamati Total

skor F

Persentase

Total Skor Persentase

I. Pra pembelajaran 8 5 8% 5%

II. Membuka pembelajaran 8 6 8% 6%

III. Kegiatan inti pembelajaran

A. Penguasaan materi 12 11 12% 11%

B. Pengelolaan kelas 16 14 16% 14%

C. Tanya jawab 16 14 16% 14%

D. Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

20 17 20% 17%

E. Penilaian proses dan hasil

belajar

8 6 8% 6%

IV. Penutup 12 7 12% 7%

Jumlah 100 80 100% 80%

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari observasi kelas eksperimen

memperoleh jumlah total skor 84 dari 100 total skor jumlah keseluruhan atau

dengan persentase sebesar 84% dari persentase 100% secara keseluruhan.

Sedangkan pada Tabel 4.5 dari observasi kelas kontrol memperoleh jumlah total

skor 80 dari 100 total skor jumlah keseluruhan atau dengan persentase sebesar

80% dari persentase 100% secara keseluruhan.

Dari hasil observasi kompetensi guru kedua kelas penelitian dapat

disimpulkan bahwa kualitas pengajaran yang dilakukan guru sangat baik. Dapat

ditentukan bahwa pengajaran pada kelas eksperimen maupun pengajaran pada

kelas kontrol seimbang karena keduanya mendapat kategori sangat baik. Hasil

observasi terhadap kompetensi guru dapat dilihat di lampiran.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

48

4.2 Analisis Data

Dalam metode analisis data ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara

lain adalah analisis deskriptif, analisis parametrik dan uji hipotesis.

4.2.1 Analisis Deskriptif

Sebelum melakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dilakukan

perhitungan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi berguna untuk memberikan

gambaran secara jelas mengenai hasil post tes pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Dalam distribusi frekuensi hal yang perlu dilakukan yaitu menentukan

banyaknya kategori (kelas) dan interval (rentang) kelas. Untuk menentukan

interval kelas digunakan rumus sebagai berikut:

Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,322 log n

Interval kelas =

n = Jumlah siswa kelas eksperimen + jumlah

siswa kelas kontrol

Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, berdasarkan rumusan dari

interval kelas dapat diperoleh hasil sebagai berikut :

n = 28 + 30 = 58

Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (58)

= 1 + 3,3 (1,7) = 1 + 5, 8 = 6,8

= 6,8 ≈ 7 (pembulatan angka)

Interval kelas =

Dari perhitungan rumusan interval kedua kelas penelitian, diketahui bahwa

banyaknya kategori dari n sejumlah 58 adalah 6,8 yang dibulatkan menjadi 7.

Kemudian hasil kategori tersebut digunakan untuk perhitungan mencari interval

atau rentang kelas ekperimen dan dari perhitungannya diperoleh hasil sebesar 6,8.

Rincian dari interval pada kedua kelas penelitian disajikan pada tabel distribusi

frekuensi berikut.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

49

Tabel 4.6.

Distribusi Frekuensi Hasil Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas

Interval

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

F Persentase F Persentase

1. 44 - 49.8 0 0% 4 13%

2. 50.8 - 56.6 2 7% 5 17%

3. 57.6 - 63.4 1 4% 2 7%

4. 64.4 - 70.2 10 36% 6 20%

5. 71.2 - 77 8 29% 8 27%

6. 78 - 83.8 2 7% 2 7%

7. 84.8 - 92 5 18% 3 10%

Jumlah 28 100% 30 100%

Dari Tabel 4.6 diketahui jumlah frekuensi data sebanyak 28, yang berarti

menunjukkan jumlah siswa kelas eksperimen sebanyak 28 dengan persentasi

sebesar 100%. Sedangkan frekuensi data kelas kontrol sebanyak 30, yang berarti

menunjukkan jumlah siswa sebanyak 30 dengan persentasi sebesar 100%. Interval

kelas ekperimen sebesar 6,8 dengan skor minimal hasil post test kelas ekperimen

sebesar 44 dan skor maksimal yaitu 92. Berikut ini disajikan gambaran visual

diagram lingkaran post test kelas eksperimen dan kontrol.

Gambar 4.1.

Diagram Batang Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Penelitian

0%

7%4%

36%

29%

7%

18%

13%

17%

7%

20%

27%

7%

10%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

44-49.8 50.8-56.6 57.6-63.4 64.4-70.2 71.2-77 78-83.8 84.8-92

KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

50

Dari data distribusi frekuensi maka selanjutnya melakukan analisis

deskriptif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui hasil uji deskriptif

data empirik hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar yang telah

diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum,

rentang skor, mean, standar deviasi. Hasil analisis deskriptif SD Negeri 02

Kemloko sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Sumberagung sebagai kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7.

Hasil analisis deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa data kelas eksperimen dengan jumlah

data (N) sebanyak 28 siswa, mempunyai rata-rata nilai 72,1429 dengan nilai

minimal 56,00 dan nilai maksimal 92,00. Sedangkan pada kelas kontrol dengan

jumlah data (N) sebanyak 30 siswa, mempunyai rata-rata nilai 66,1333 dengan

nilai minimal 44,00 dan nilai maksimal 88,00.

Pada Tabel 4.8 juga menunjukkan adanya kolom Standart Deviation yang

dapat diartikan ukuran atau variasi persebaran data. Adanya Standart Deviation

dapat dikatakan tidak dapat lepas dari Variance. Karena Standar deviasi adalah

akar kuadrat dari varian atau sebaliknya, varian adalah kuadrat dari standar

deviasi. Terlihat bahwa standar deviasi dari kedua kelas penelitian kecil yaitu

9,45835 dan 12,05657. Dari kedua nilai standar deviasi tersebut menunjukkan

persebaran data baik atau normal (persebaran tidak terlalu jauh dari rerata).

4.2.2 Analisis Parametrik

Uji t dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan rata-rata skor antara dua kelas penelitian. Sebelum dilakukan uji t,

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal

dan mempunyai varian yang sama atau tidak.

Descriptive Statis tics

28 36.00 56.00 92.00 2020.00 72.1429 9.45835 89.460

30 44.00 44.00 88.00 1984.00 66.1333 12.05657 145.361

28

eksperimen

kontrol

Valid N (lis tw ise)

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

51

4.2.2.1 Uji Normalitas

Data perolehan skor diperoleh dari hasil post test yang diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria data berdistribusi normal diperoleh dari uji

kesesuaian antara data hasil pengamatan dengan tarap signifikansi yang

ditetapkan. Kriteria kesesuaian dihitung dengan uji Kolmogorov Smirnov melalui

pengolahan software SPSS versi 15. Kriteria uji yang berlaku dari output

pengolahan ini adalah :

a. Taraf signifikansi uji yang ditetapkan adalah α = 0,05

b. Bandingkan nilai α yang telah ditetapkan dengan taraf signifikansi yang

diperoleh.

c. Jika nilai signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel

bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Untuk mengetahui data post test yang didapat berdistribusi normal atau tidak,

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8.

Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4.8 terlihat hasil post test pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan angka signifikansi sebesar

0,200, berarti taraf signifikansi hasil perhitungan 0,200 > dari nilai α (0,05).

Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05, maka indikasinya

sudah jelas bahwa data hasil skor post test dari kedua kelas penelitian (SD Negeri

02 Kemloko dan SD Negeri Sumberagung) berdistribusi normal. Gambaran visual

grafik normalitas data disajikan pada gambar berikut.

Tests of Nor mality

.134 28 .200* .962 28 .391

.118 28 .200* .964 28 .422

eksperimen

kontrol

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

This is a low er bound of the true signif icance.*.

Lilliefors Signif icance Correctiona.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

52

Kelas Eksperimen

Kelas kontrol

Gambar 4.2. Grafik Persebaran Data

Dari Gambar 4.2 terlihat jelas data persebaran hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA kedua kelas penelitian, yaitu persebaran data yang rata-rata berada

pada garis pusat. Hal tersebut berarti bahwa persebaran data pada kedua kelas

penelitian normal, artinya persebaran tidak terlalu jauh dari rerata.

4.2.2.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas diperlukan sebagai salah satu uji syarat analisis yang

dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data dari dua kelas penelitian

memiliki variansi yang sama. Uji homegitas dilakukan pada dasarnya untuk

membuktikan apakah data yang akan dianalisis memiliki variansi yang sama atau

tidak dalam setiap kelompoknya. Rincian data hasil uji homogenitas disajikan

pada tabel berikut :

Tabel 4.9.

Hasil Uji Homogenitas Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,171.

Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,171 > 0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil nilai dari kedua kelas penelitian

berdasarkan nilai rata-rata yang didapat mempunyai varian yang sama.

Observed Value

1009080706050

Exp

ecte

d N

orm

al

2

1

0

-1

-2

Normal Q-Q Plot of eksperimen

Observed Value

908070605040

Exp

ecte

d N

orm

al

2

1

0

-1

-2

Normal Q-Q Plot of kontrol

Test of Homogeneity of Variances

NILAI

1.922 1 56 .171

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

53

4.2.2.3 Uji t

Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistik parametric adalah

skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, sebelum

dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan hasil

perhitungan dapat diketahui kondisi skor yang diperoleh. Pengujian ini dengan

menggunakan teknik uji normalitas kolmogrov-smirnov, melalui program SPSS

versi 15,0 dan dengan uji t-test.

Setelah mengetahui kedua kelas penelitian mempunyai varian yang sama,

maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama).

Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini berdasarkan kepada

kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelas penelitian. Menurut

Ridwan dan sunarto (2009:126) tujuan uji t dua variable bebas adalah

membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau

berbeda. Artinya uji t digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi

(signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata sampel).

Untuk mengetahui data yang didapat mempunyai perbedaan atau tidak

adanya perbedaan rata-rata skor post test antara dua kelas penelitian, dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.10.

Hasil Uji t Independent Sample Hasil Belajar

Kelas Eksperimen dan Kontrol

Dari tabel 4.10, maka diperoleh hasil t hitung dari data skor hasil belajar

IPA kelas V SD penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yaitu 2,102.

Inde pe nde nt Samples Te st

1.922

.171

2.102 2.119

56 54.433

.040 .039

6.010 6.010

2.859 2.836

.282 .326

11.737 11.693

F

Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Dif ference

Std. Error Dif ference

Low er

Upper

95% Conf idence Interval

of the Dif ference

t-test for Equality of

Means

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

NILAI

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

54

Sedangkan t tabel dengan derajat kepercayaan sebesar 95% diperoleh angka

2,003. Tingkat signifikansi dapat ditentukan dari Sig. (2-tailed) yaitu sebesar

0,040.

4.3 Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis jika kedua syarat pengujian sudah terpenuhi,

yaitu data berdistribusi normal dan varian antar sampel homogen maka pengujian

uji t bisa dilanjutkan. Untuk mengolah data uji t dalam penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS 15 for Windows.

Ketentuan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

H0 : yX1 = yX2

“Tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara

penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas

V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri

Sumberagung semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Ha : yX1 ≠ yX2

“Ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara

penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas

V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri

Sumberagung semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini digunakan data hasil belajar

berupa akumulasi nilai post test pada kedua kelas penelitian yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Analisis statistika yang digunakan yaitu uji t

independent sampel, hal ini dilakukan karena data yang digunakan dalam proses

penghitungan ini berasal dari dua kelompok yang berbeda, yaitu akumulasi nilai

post test dari kelas yang menggunakan metode Index Card Match dan nilai

akumulasi nilai post test dari kelas yang menggunakan metode pembelajaran

konvesional.

Setelah melalui proses uji statistik, diperoleh nilai t hitung 2,102. Dengan df

56 pada taraf nyata α = 0,05 diketahui t tabel sebesar 2.003. Hasil tersebut

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

55

menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel. Oleh karena t hitung > t

tabel (2,102 > 2,003) dan signifikansi 0,040 < 0,05, maka H0 ditolak. Yang berarti

bahwa ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penggunaan

metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02

Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional pada mata

pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Sumberagung semester II Tahun Pelajaran

2011/2012.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Imbas Gugus Brawijaya Kecamatan

Godong, Kabupaten Grobogan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko yang

berjumlah 28 siswa dan siswa kelas V SD Negeri Sumberagung yang berjumlah

30 siswa.

Pelaksanaan treatment pada kelas eksperimen dilakukan sesuai rencana.

Artinya, guru dalam hal melaksanakan treatment telah mengalami peningkatan

yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pada saat guru melakukan validasi

treatment yaitu dari 72% menjadi 84%. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran

pada kelas kontrol juga dapat dikatakan baik yaitu 80% dari kriteria maksimum.

Maka dari hasil observasi kedua kelas penelitian dapat dikatakan seimbang dalam

pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode Index Card Match pada

kelas eksperimen maupun pelaksanaan metode pembelajaran konvensional pada

kelas kontrol.

Selain melakukan observasi pada KBM, dalam penelitian ini juga dilakukan

pengumpulan data berupa data skor post test. Data yang diperoleh merupakan data

kuantitatif dari hasil pengolahan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

yang kemudian dilakukan pengujian perbedaan rata-rata (mean) dengan bantuan

SPSS Window’s version 15. Teknik uji t yang dipilih yaitu Independent Samples T

Test. Sebelum data diuji dengan uji t, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi

yaitu data perlu diuji normalitas dan homogenitas.

Berdasarkan hasil perhitungan normalitas dari skor post test kelas

eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi 0,200. Hal ini berarti

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

56

nilai signifikansi lebih dari 0,05, yang artinya data kedua kelas penelitian

berdistribusi normal. Setelah pengujian normalitas dilakukan, kemudian dilakukan

pengujian homogenitas dengan tujuan untuk mengetahui kedua kelas penelitian

mempunyai varian yang sama atau tidak. Dari hasil perhitungan homogenitas

dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,171. Karena nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05 (0,171 > 0,05) maka dapat diketahui bahwa kedua kelas

penelitian mempunyai varian sama.

Setelah mengetahui kedua kelas penelitian normal dan homogen maka

langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis penelitian. Untuk itu perlu adanya

pengujian perbedaan rata-rata dari kedua kelas penelitian atau dengan

menggunakan uji t. Setelah melalui proses uji statistik, diperoleh nilai t hitung

2,102. Dengan df 56 pada taraf nyata α = 0,05 diketahui t tabel sebesar 2.003.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel. Oleh

karena t hitung > t tabel (2,102 > 2,003) dan signifikansi 0,040 < 0,05, maka H0

ditolak. Yang berarti bahwa ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang

signifikan antara penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA

siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Sumberagung

semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Dari Perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan kedua kelas

penelitian dapat dibuktikan dengan pengujian distributif dengan melihat

perolehan skor rata-rata (mean) dari hasil post test. Berdasarkan

perhitungan distributif statistik, kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata

72,1429, sedangkan kelas kontrol memperoreh skor rata-rata 66,1333. Rincian

perolehan rata-rata hasil belajar kedua kelas penelitian disajikan pada tabel dan

diagram berikut.

Tabel 4.11.

Rata-rata Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tahun 2011/2012

Kelas Rata-rata Skor Post Test Persentase

Eksperimen 72,14 72%

Kontrol 66,13 66%

Beda 6,01 6%

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

57

Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor post test

kelas eksperimen yang menggunakan metode Index Card Match dengan kelas

kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Rata-rata skor

dari kedua kelas penelitian memiliki beda yaitu 6,01. Pembelajaran dengan

menggunakan metode Index Card Match ternyata lebih efektif digunakan jika

dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional pada kelas V mata

pelajaran IPA khususnya pada kompetensi dasar mendiskripsikan proses

pembentukan tanah karena pelapukan. Tingkat keberhasilan tersebut juga dapat

dilihat dari KKM mata pelajaran IPA kelas V yaitu di atas 63. Jadi, dari kedua

kelas penelitian memperoleh skor rata-rata kelas diatas KKM yaitu 72,1429 >

63,00 dan 66,133 > 63,00.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya efektivitas pembelajaran yang

signifikan pada penggunaan metode Index Card Match. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Hardiyanti (2010) yang berjudul

Meningkatkan Nilai Tes Formatif Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran

Index Card Match Pelajaran IPA Semester I pada Siswa Kelas V SD Negeri 01

Botok Tahun Ajaran 2009/2010. Dari penelitian tersebut didapat hasil penerapan

metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

IPA.

Selain analisis hasil post test siswa yang menunjukkan keefektifan

pembelajaran yang signifikan dari penggunaan metode Index Card Match.

Adapun gambaran mengenai suasana pembelajaran kelas eksperimen yang

menunjukkan suasana belajar yang menyenangkan dengan metode Index Card

Match. Pembelajaran IPA dengan Index Card Match memunculkan suasana

kegembiraan serta memberikan bekal motivasi bagi siswa untuk belajar mandiri,

mencari tahu jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang

belum dipahami, baik di kelas maupun di luar kelas, baik mencaritahu pada

teman, buku, atau sumber lainnya.

Dengan melihat suasana belajar siswa dengan metode Index Card Match

yang lebih bermakna. Pada akhirnya siswa dapat memperoleh manfaat yang

optimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Kaitannya dengan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

58

pembelajaran, motivasi merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya pada

proses belajar siswa. Tanpa adanya motivasi, maka proses belajar siswa akan

sukar berjalan secara lancar. Senada dengan pendapat Rasyad dalam Sagala

(2007: 104) yang mengatakan bahwa dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti

seni mendorong peserta didik untuk terdorong melakukan kegiatan belajar

sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Jadi jelas bahwa arah dalam penelitian ini pada dasarnya mengungkap

secara jernih anjuran yang diamanatkan oleh UU no 19 tahun 2005 bahwa dalam

meningkatkan hasil belajar yang optimal maka perlu dikaji dan ditelaah

pendekatan-pendekatan, metode-metode pembelajaran yang komunatif dan

berhasil guna tinggi bagi peserta didik.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (UU no 19 tahun 2005).

Sanjaya (2007: 131) mengatakan bahwa perlunya pengkajian dalam

penggunaan strategi, pendekatan maupun metode pembelajaran karena hal

tersebut tidak dapat lepas dari prinsip-prinsip umum. Yang artinya, bahwa tidak

semua metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan

semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dengan

kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Demikian juga halnya dengan

metode pembelajaran Index Card Match. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran IPA dengan metode Index

Card Match.

Kelebihan dari pembelajaran IPA dengan metode Index Card Match antara

lain:

a. Siswa dapat mempelajari konsep/topik lainnya melalui diskusi.

b. Dapat lebih menguatkan konsep atau topik yang hendak direview maupun

topik baru yang baru dipelajari dengan adanya diskusi.

c. Melatih ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/848/5/T1_292008094_BAB IV.pdf · kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen

59

d. Dapat memunculkan suasana kegembiraan, minat dan motivasi dalam proses

pembelajaran.

e. Dapat memunculkan keberanian dan rasa percaya diri siswa dalam

berkomunikasi dan mengeluarkan pendapat.

f. Dapat memunculkan interaksi dan kerjasama yang merata di seluruh siswa.

Sedangkan kekurangan dari pembelajaran IPA dengan Index Card Match antara

lain:

a. Jika kelas termasuk kelas besar ada kemungkinan muncul suasana seperti pasar

dengan keramaian yang tidak terkendali dan dapat mengganggu ketenangan

belajar kelas lainnya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara.

b. Jika materi yang dibahas di kelas adalah materi baru dan siswa tidak diberi

tugas sebelumnya untuk mempelajari materi tersebut terlebih dahulu, maka ada

kemungkinan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif.

c. Kurang efektif jika diterapkan di kelas besar. Namun, hal ini dapat diatasi

dengan melakukan modifikasi seperti dalam penelitian ini.