BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian...
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian
4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko
sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SD Negeri Sumberagung
sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Subjek penelitian diambil
berdasarkan data siswa tahun pelajaran 2011/2012.
Kedua SD penelitian merupakan Sekolah Dasar Negeri Imbas pada Gugus
Brawijaya. Letak dari SDN 02 kemloko dan SDN Sumberagung yang agak jauh
dari jalan raya membuat suasana sekolah tenang dan nyaman untuk proses
pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut berorientasi pada visi misi sekolah
dan bersumber pada kurikulum (KTSP) yang dijabarkan dalam Silabus, Program
Semester (Promes), Program harian dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Mengenai sarana dan prasarana SD Negeri 02 Kemloko secara umum
kurang memadai. Hal tersebut dilihat dari kondisi ruang kelas yang belum
semuanya baik, artinya masih ada beberapa ruang kelas dalam kondisi rusak.
Selain itu, alat peraga yang tersedia masih kurang lengkap, kondisi toilet yang
kurang bersih dan lain-lain. Saat ini terdapat beberapa jenis sarana yang dimiliki
sekolah yaitu 6 ruang kelas, 1 kantor guru dan ruang kepala sekolah, UKS, kantin
dan 3 toilet. Sedangkan mengenai SDM yang ada di SD Negeri 02 Kemloko yaitu
seorang kepala sekolah, 6 guru kelas, 3 guru mata pelajaran dan 1 Pelayan Tata
Usaha.
Keadaan sarana dan prasarana SD Negeri Sumberagung secara umum juga
kurang memadai. Tetapi kondisi kelas dapat dikatakan lebih baik dari kondisi
kelas SDN 02 Kemloko. Mengenai alat peraga yang tersedia juga masih kurang
lengkap, kondisi toilet yang kurang bersih dan lain-lain. Saat ini terdapat beberapa
jenis sarana yang dimiliki sekolah yaitu 6 ruang kelas, 1 kantor guru yang menjadi
satu dengan ruang kepala sekolah, UKS, kantin dan 3 toilet. Sedangkan mengenai
SDM yang ada di SD Negeri Sumberagung yaitu kepala sekolah, 6 guru kelas, 3
43
guru mata pelajaran dan 1 Pelayan Tata Usaha. Latar belakang guru di SD
tersebut sebagian besar mempunyai gelar sarjana. Latar belakang guru dari kedua
SD yang menjadi Subjek penelitian sebagian besar bergelar sarjana yang telah
berstatus PNS dan ada beberapa yang masih dalam proses S1.
Selain latar belakang guru, terdapat latar belakang siswa yang bersekolah di
SD Negeri 02 Kemloko dan SD Negeri Sumberagung. Kedua SD tersebut rata-
rata berasal dari golongan yang kurang mampu. Orangtua siswa kebanyakan
adalah petani, karyawan swasta, pengusaha dan lain-lain. Data yang menjadi
subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Kemloko
sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Sumberagung sebagai kelas kontrol
tahun pelajaran 2011/2012 yang secara keseluruhan berjumlah 58 siswa. Untuk
rincian lebih lanjut disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data siswa kelas V
SDN 02 Kemloko dan SDN Sumberagung
Tahun 2011/2012
Kelas Eksperimen Kontrol
Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 17 60,72% 14 46,67%
Perempuan 11 39,28% 16 53,33%
Jumlah 28 100% 30 100%
Kebutuhan akan data yang diperoleh dari siswa yang menjadi subjek
penelitian merupakan salah satu prioritas utama dalam penelitian ini. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini dipilih SD yang hampir mempunyai latar belakang yang
sama. Hal tersebut juga dapat dilihat dari kurangnya dalam memanfaatkan dan
memvariasikan metode pada tiap KBMnya. Sebagian besar guru masih
menggunakan metode pembelajaran secara konvensional. Pembelajaran hanya
berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran
sehari-hari. Suasana dalam kelas juga dapat dikatakan kurang dalam
memvariasikan desain penataan tempat duduk. Akibatnya siswa kurang
berinteraksi dengan siswa lainnya secara merata.
44
4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko sebagai
kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa. Sedangkan pada SD yang menjadi
kelas kontrol yaitu dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sumberagung dengan
jumlah 30 siswa. Kedua kelas penelitian telah diuji kesamaan varian yang
menunjukkan keadaan kedua kelas yang homogen. Artinya data berdistribusi
normal dan memiliki varians yang tidak berbeda secara signifikan. Ini
menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan kedua kelompok mempunyai
kemampuan awal yang sama sehingga kelompok eksperimen dapat diberi
perlakuan yaitu dengan pembelajaran menggunakan metode Index Card Match
dan kelas kontrol menggunakan metode yang konvensional. Setelah diberi
perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes akhir (post test).
Sebelum melaksanakan treatment, guru kelas eksperimen terlebih dahulu
mempelajari sintak atau langkah-langkah pembelajaran Index Card Match.
Setelah guru paham tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan
metode Index Card Match, selanjutnya guru berlatih untuk menerapkan metode
pembelajaran tersebut pada KD Mendiskripsikan Sifat-sifat Cahaya. Adapun hasil
analisis observasi dari validasi yag disajikan pada tabel.
Tabel 4.2.
Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Kelas V dalam rangka validasi
Treatment dengan Metode Index Card Match
No Aspek yang diamati Total
skor F
Persentase
Total Skor Persentase
I. Pra pembelajaran 8 6 8 6%
II. Membuka pembelajaran 8 6 8 6%
III. Kegiatan inti pembelajaran
A. Penyajian kelas 12 10 12 10%
B. Pengelolaan kelas 12 9 12 9%
C. Pelaksanaan metode ICM 20 14 20 14%
D. Pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan siswa
16 10 16 10%
E. Penilaian proses dan hasil
belajar
16 9 16 9%
IV. PENUTUP 12 8 12 8%
Jumlah 100 72 100% 72%
45
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari observasi validasi guru kelas V
pada kelas eksperimen memperoleh jumlah total skor 72 dari 100 total skor
jumlah keseluruhan atau dengan persentase sebesar 72% dari persentase 100%
secara keseluruhan. Dari latihan yang dilaksanakan oleh guru dalam rangka untuk
memperoleh pengalaman mengajar, maka diharapkan guru dapat melaksanakan
treatment pada kelas eksperimen dengan baik. Pelaksanaan treatment
dilaksanakan pada hari jum’at, jam pertama sampai jam kedua. Untuk jadwal
pelaksanaan penelitian disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 4.3.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari/Tanggal Jam Uraian Kegiatan
1. Senin, 13
Februari 2012
-
Ijin melakukan penelitian di SD Negeri
02 Kemloko dan SD Negeri
Sumberagung
2. Senin, 27
Februari 2012 07.15 – 08.10
Pemberian soal kesetaraan kepada kelas
eksperimen.
3. Rabu, 29
Februari 2012 07.15 – 08.10
Pemberian soal kesetaraan kepada kelas
kontrol.
4. Sabtu, 3 Maret
2012 -
Diskusi Metode Metode Index Card
Match dengan guru Kelas IV tahap I.
5. Sabtu, 10
Maret 2012 -
Diskusi Metode Metode Index Card
Match dengan guru Kelas IV tahap II.
6. Senin, 12
Maret 2012 08.20 – 09.40
Kegiatan pembelajaran pada kelas
kontrol secara konvensional (pertemuan
1).
7. Rabu, 14
Maret 2012 09.35 – 10.45
Kegiatan pembelajaran pada kelas
kontrol secara konvensional (pertemuan
2) dan memberikan soal post test pada
akhir pembelajaran.
8. Jumat, 16
Maret 2012 07.15 – 08.10
Guru melakukan validasi pada kelas
eksperimen pada KD Mendiskripsikan
Sifat-sifat Cahaya.
9. Senin, 19
Maret 2012 08.20 – 09.40
Kegiatan pembelajaran pada kelas
eksperimen secara konvensional
(pertemuan 1).
10. Senin, 26
Maret 2012 08.20 – 09.40
Kegiatan pembelajaran pada kelas
eksperimen dengan menggunakan metode
Index Card Match (pertemuan 2) dan
memberikan soal post test pada akhir
pembelajaran.
46
Pada praktiknya, pada karena kelas eksperimen tidak termasuk kelas besar,
yaitu dengan jumlah 28 siswa. Dalam pembelajaran dengan menggunaka metode
Index Card Match setiap siswa mendapatkan satu buah kartu. Dengan demikian
dalam satu kelas akan terdapat kurang lebih 14 pasang kartu. Adapun rincian
langkah-langkah pembelajaran IPA dengan metode Index Card Match dapat
dilihat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada Lampiran beserta
contoh kartu yang digunakan dalam penelitian ini.
Pada kelas kontrol, siswa diberikan pembelajaran secara konvensional.
Siswa aktif dalam pembelajaran dan tidak banyak ribut di dalam kelas. Tapi siswa
terlihat bosan dengan pembelajaran yang dilakukan dan kurang memperhatikan.
Guru menanggapi siswa dengan wajar dan menegur siswa agar kembali fokus
pada pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini observasi diperlukan
untuk menilai kegiatan guru dalam pembelajaran terhadap kesesuaian dengan RPP
yang dipakai. Observasi kompetensi guru kelas ini dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria penilaian kompetensi guru kelas yaitu
sangat baik untuk rata-rata skor 4, baik untuk rata-rata skor 3, cukup untuk rata-
rata skor 2 dan kurang untuk rata-rata skor 1. Hasil observasi kompetensi guru
pada kedua kelas penelitian secara rinci ditampilkan pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4.4.
Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Kelas V dengan Metode Index Card
Match
No Aspek yang diamati Total
skor F
Persentase
Total Skor Persentase
I. Pra pembelajaran 8 6 8 6%
II. Membuka pembelajaran 8 7 8 7%
III. Kegiatan inti pembelajaran
A. Penyajian kelas 12 11 12 11%
B. Pengelolaan kelas 12 10 12 10%
C. Pelaksanaan metode ICM 20 18 20 18%
D. Pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan siswa
16 13 16 13%
E. Penilaian proses dan hasil
belajar
16 10 16 10%
IV. PENUTUP 12 9 12 9%
Jumlah 100 84 100% 84%
47
Sedangkan hasil observasi kompetensi guru pada kelas eksperimen, terdapat
hasil penilaian hasil observasi kompetensi guru dengan metode konvensional yang
secara rinci ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 4.5.
Keterlaksanaan Pembelajaran Guru Kelas V dengan Metode Pembelajaran
Konvensional
No Aspek yang diamati Total
skor F
Persentase
Total Skor Persentase
I. Pra pembelajaran 8 5 8% 5%
II. Membuka pembelajaran 8 6 8% 6%
III. Kegiatan inti pembelajaran
A. Penguasaan materi 12 11 12% 11%
B. Pengelolaan kelas 16 14 16% 14%
C. Tanya jawab 16 14 16% 14%
D. Pembelajaran yang memicu dan
memelihara keterlibatan siswa
20 17 20% 17%
E. Penilaian proses dan hasil
belajar
8 6 8% 6%
IV. Penutup 12 7 12% 7%
Jumlah 100 80 100% 80%
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dari observasi kelas eksperimen
memperoleh jumlah total skor 84 dari 100 total skor jumlah keseluruhan atau
dengan persentase sebesar 84% dari persentase 100% secara keseluruhan.
Sedangkan pada Tabel 4.5 dari observasi kelas kontrol memperoleh jumlah total
skor 80 dari 100 total skor jumlah keseluruhan atau dengan persentase sebesar
80% dari persentase 100% secara keseluruhan.
Dari hasil observasi kompetensi guru kedua kelas penelitian dapat
disimpulkan bahwa kualitas pengajaran yang dilakukan guru sangat baik. Dapat
ditentukan bahwa pengajaran pada kelas eksperimen maupun pengajaran pada
kelas kontrol seimbang karena keduanya mendapat kategori sangat baik. Hasil
observasi terhadap kompetensi guru dapat dilihat di lampiran.
48
4.2 Analisis Data
Dalam metode analisis data ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara
lain adalah analisis deskriptif, analisis parametrik dan uji hipotesis.
4.2.1 Analisis Deskriptif
Sebelum melakukan analisis deskriptif, terlebih dahulu dilakukan
perhitungan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi berguna untuk memberikan
gambaran secara jelas mengenai hasil post tes pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dalam distribusi frekuensi hal yang perlu dilakukan yaitu menentukan
banyaknya kategori (kelas) dan interval (rentang) kelas. Untuk menentukan
interval kelas digunakan rumus sebagai berikut:
Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,322 log n
Interval kelas =
n = Jumlah siswa kelas eksperimen + jumlah
siswa kelas kontrol
Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, berdasarkan rumusan dari
interval kelas dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
n = 28 + 30 = 58
Banyaknya kategori Sturges (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log (58)
= 1 + 3,3 (1,7) = 1 + 5, 8 = 6,8
= 6,8 ≈ 7 (pembulatan angka)
Interval kelas =
Dari perhitungan rumusan interval kedua kelas penelitian, diketahui bahwa
banyaknya kategori dari n sejumlah 58 adalah 6,8 yang dibulatkan menjadi 7.
Kemudian hasil kategori tersebut digunakan untuk perhitungan mencari interval
atau rentang kelas ekperimen dan dari perhitungannya diperoleh hasil sebesar 6,8.
Rincian dari interval pada kedua kelas penelitian disajikan pada tabel distribusi
frekuensi berikut.
49
Tabel 4.6.
Distribusi Frekuensi Hasil Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas
Interval
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
F Persentase F Persentase
1. 44 - 49.8 0 0% 4 13%
2. 50.8 - 56.6 2 7% 5 17%
3. 57.6 - 63.4 1 4% 2 7%
4. 64.4 - 70.2 10 36% 6 20%
5. 71.2 - 77 8 29% 8 27%
6. 78 - 83.8 2 7% 2 7%
7. 84.8 - 92 5 18% 3 10%
Jumlah 28 100% 30 100%
Dari Tabel 4.6 diketahui jumlah frekuensi data sebanyak 28, yang berarti
menunjukkan jumlah siswa kelas eksperimen sebanyak 28 dengan persentasi
sebesar 100%. Sedangkan frekuensi data kelas kontrol sebanyak 30, yang berarti
menunjukkan jumlah siswa sebanyak 30 dengan persentasi sebesar 100%. Interval
kelas ekperimen sebesar 6,8 dengan skor minimal hasil post test kelas ekperimen
sebesar 44 dan skor maksimal yaitu 92. Berikut ini disajikan gambaran visual
diagram lingkaran post test kelas eksperimen dan kontrol.
Gambar 4.1.
Diagram Batang Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Penelitian
0%
7%4%
36%
29%
7%
18%
13%
17%
7%
20%
27%
7%
10%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
44-49.8 50.8-56.6 57.6-63.4 64.4-70.2 71.2-77 78-83.8 84.8-92
KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL
50
Dari data distribusi frekuensi maka selanjutnya melakukan analisis
deskriptif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui hasil uji deskriptif
data empirik hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar yang telah
diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum,
rentang skor, mean, standar deviasi. Hasil analisis deskriptif SD Negeri 02
Kemloko sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Sumberagung sebagai kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7.
Hasil analisis deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa data kelas eksperimen dengan jumlah
data (N) sebanyak 28 siswa, mempunyai rata-rata nilai 72,1429 dengan nilai
minimal 56,00 dan nilai maksimal 92,00. Sedangkan pada kelas kontrol dengan
jumlah data (N) sebanyak 30 siswa, mempunyai rata-rata nilai 66,1333 dengan
nilai minimal 44,00 dan nilai maksimal 88,00.
Pada Tabel 4.8 juga menunjukkan adanya kolom Standart Deviation yang
dapat diartikan ukuran atau variasi persebaran data. Adanya Standart Deviation
dapat dikatakan tidak dapat lepas dari Variance. Karena Standar deviasi adalah
akar kuadrat dari varian atau sebaliknya, varian adalah kuadrat dari standar
deviasi. Terlihat bahwa standar deviasi dari kedua kelas penelitian kecil yaitu
9,45835 dan 12,05657. Dari kedua nilai standar deviasi tersebut menunjukkan
persebaran data baik atau normal (persebaran tidak terlalu jauh dari rerata).
4.2.2 Analisis Parametrik
Uji t dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata skor antara dua kelas penelitian. Sebelum dilakukan uji t,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas penelitian berdistribusi normal
dan mempunyai varian yang sama atau tidak.
Descriptive Statis tics
28 36.00 56.00 92.00 2020.00 72.1429 9.45835 89.460
30 44.00 44.00 88.00 1984.00 66.1333 12.05657 145.361
28
eksperimen
kontrol
Valid N (lis tw ise)
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
51
4.2.2.1 Uji Normalitas
Data perolehan skor diperoleh dari hasil post test yang diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria data berdistribusi normal diperoleh dari uji
kesesuaian antara data hasil pengamatan dengan tarap signifikansi yang
ditetapkan. Kriteria kesesuaian dihitung dengan uji Kolmogorov Smirnov melalui
pengolahan software SPSS versi 15. Kriteria uji yang berlaku dari output
pengolahan ini adalah :
a. Taraf signifikansi uji yang ditetapkan adalah α = 0,05
b. Bandingkan nilai α yang telah ditetapkan dengan taraf signifikansi yang
diperoleh.
c. Jika nilai signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel
bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Untuk mengetahui data post test yang didapat berdistribusi normal atau tidak,
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8.
Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4.8 terlihat hasil post test pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan angka signifikansi sebesar
0,200, berarti taraf signifikansi hasil perhitungan 0,200 > dari nilai α (0,05).
Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05, maka indikasinya
sudah jelas bahwa data hasil skor post test dari kedua kelas penelitian (SD Negeri
02 Kemloko dan SD Negeri Sumberagung) berdistribusi normal. Gambaran visual
grafik normalitas data disajikan pada gambar berikut.
Tests of Nor mality
.134 28 .200* .962 28 .391
.118 28 .200* .964 28 .422
eksperimen
kontrol
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
This is a low er bound of the true signif icance.*.
Lilliefors Signif icance Correctiona.
52
Kelas Eksperimen
Kelas kontrol
Gambar 4.2. Grafik Persebaran Data
Dari Gambar 4.2 terlihat jelas data persebaran hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kedua kelas penelitian, yaitu persebaran data yang rata-rata berada
pada garis pusat. Hal tersebut berarti bahwa persebaran data pada kedua kelas
penelitian normal, artinya persebaran tidak terlalu jauh dari rerata.
4.2.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas diperlukan sebagai salah satu uji syarat analisis yang
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data dari dua kelas penelitian
memiliki variansi yang sama. Uji homegitas dilakukan pada dasarnya untuk
membuktikan apakah data yang akan dianalisis memiliki variansi yang sama atau
tidak dalam setiap kelompoknya. Rincian data hasil uji homogenitas disajikan
pada tabel berikut :
Tabel 4.9.
Hasil Uji Homogenitas Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,171.
Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,171 > 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok data hasil nilai dari kedua kelas penelitian
berdasarkan nilai rata-rata yang didapat mempunyai varian yang sama.
Observed Value
1009080706050
Exp
ecte
d N
orm
al
2
1
0
-1
-2
Normal Q-Q Plot of eksperimen
Observed Value
908070605040
Exp
ecte
d N
orm
al
2
1
0
-1
-2
Normal Q-Q Plot of kontrol
Test of Homogeneity of Variances
NILAI
1.922 1 56 .171
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
53
4.2.2.3 Uji t
Persyaratan analisis data dengan menggunakan statistik parametric adalah
skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, sebelum
dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan hasil
perhitungan dapat diketahui kondisi skor yang diperoleh. Pengujian ini dengan
menggunakan teknik uji normalitas kolmogrov-smirnov, melalui program SPSS
versi 15,0 dan dengan uji t-test.
Setelah mengetahui kedua kelas penelitian mempunyai varian yang sama,
maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama).
Penggunaan teknik statistik uji t dalam penelitian ini berdasarkan kepada
kebutuhan dalam melakukan komparasi terhadap dua kelas penelitian. Menurut
Ridwan dan sunarto (2009:126) tujuan uji t dua variable bebas adalah
membandingkan (membedakan) apakah kedua variabel tersebut sama atau
berbeda. Artinya uji t digunakan untuk menguji kemampuan generalisasi
(signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan dua rata-rata sampel).
Untuk mengetahui data yang didapat mempunyai perbedaan atau tidak
adanya perbedaan rata-rata skor post test antara dua kelas penelitian, dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.10.
Hasil Uji t Independent Sample Hasil Belajar
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Dari tabel 4.10, maka diperoleh hasil t hitung dari data skor hasil belajar
IPA kelas V SD penelitian (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yaitu 2,102.
Inde pe nde nt Samples Te st
1.922
.171
2.102 2.119
56 54.433
.040 .039
6.010 6.010
2.859 2.836
.282 .326
11.737 11.693
F
Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Dif ference
Std. Error Dif ference
Low er
Upper
95% Conf idence Interval
of the Dif ference
t-test for Equality of
Means
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
NILAI
54
Sedangkan t tabel dengan derajat kepercayaan sebesar 95% diperoleh angka
2,003. Tingkat signifikansi dapat ditentukan dari Sig. (2-tailed) yaitu sebesar
0,040.
4.3 Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis jika kedua syarat pengujian sudah terpenuhi,
yaitu data berdistribusi normal dan varian antar sampel homogen maka pengujian
uji t bisa dilanjutkan. Untuk mengolah data uji t dalam penelitian ini
menggunakan bantuan SPSS 15 for Windows.
Ketentuan hipotesis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
H0 : yX1 = yX2
“Tidak ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara
penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas
V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri
Sumberagung semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Ha : yX1 ≠ yX2
“Ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara
penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas
V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri
Sumberagung semester II Tahun Pelajaran 2011/2012”.
Untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini digunakan data hasil belajar
berupa akumulasi nilai post test pada kedua kelas penelitian yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Analisis statistika yang digunakan yaitu uji t
independent sampel, hal ini dilakukan karena data yang digunakan dalam proses
penghitungan ini berasal dari dua kelompok yang berbeda, yaitu akumulasi nilai
post test dari kelas yang menggunakan metode Index Card Match dan nilai
akumulasi nilai post test dari kelas yang menggunakan metode pembelajaran
konvesional.
Setelah melalui proses uji statistik, diperoleh nilai t hitung 2,102. Dengan df
56 pada taraf nyata α = 0,05 diketahui t tabel sebesar 2.003. Hasil tersebut
55
menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel. Oleh karena t hitung > t
tabel (2,102 > 2,003) dan signifikansi 0,040 < 0,05, maka H0 ditolak. Yang berarti
bahwa ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan antara penggunaan
metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 02
Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional pada mata
pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Sumberagung semester II Tahun Pelajaran
2011/2012.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Imbas Gugus Brawijaya Kecamatan
Godong, Kabupaten Grobogan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko yang
berjumlah 28 siswa dan siswa kelas V SD Negeri Sumberagung yang berjumlah
30 siswa.
Pelaksanaan treatment pada kelas eksperimen dilakukan sesuai rencana.
Artinya, guru dalam hal melaksanakan treatment telah mengalami peningkatan
yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pada saat guru melakukan validasi
treatment yaitu dari 72% menjadi 84%. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran
pada kelas kontrol juga dapat dikatakan baik yaitu 80% dari kriteria maksimum.
Maka dari hasil observasi kedua kelas penelitian dapat dikatakan seimbang dalam
pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode Index Card Match pada
kelas eksperimen maupun pelaksanaan metode pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol.
Selain melakukan observasi pada KBM, dalam penelitian ini juga dilakukan
pengumpulan data berupa data skor post test. Data yang diperoleh merupakan data
kuantitatif dari hasil pengolahan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang kemudian dilakukan pengujian perbedaan rata-rata (mean) dengan bantuan
SPSS Window’s version 15. Teknik uji t yang dipilih yaitu Independent Samples T
Test. Sebelum data diuji dengan uji t, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi
yaitu data perlu diuji normalitas dan homogenitas.
Berdasarkan hasil perhitungan normalitas dari skor post test kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi 0,200. Hal ini berarti
56
nilai signifikansi lebih dari 0,05, yang artinya data kedua kelas penelitian
berdistribusi normal. Setelah pengujian normalitas dilakukan, kemudian dilakukan
pengujian homogenitas dengan tujuan untuk mengetahui kedua kelas penelitian
mempunyai varian yang sama atau tidak. Dari hasil perhitungan homogenitas
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,171. Karena nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 (0,171 > 0,05) maka dapat diketahui bahwa kedua kelas
penelitian mempunyai varian sama.
Setelah mengetahui kedua kelas penelitian normal dan homogen maka
langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis penelitian. Untuk itu perlu adanya
pengujian perbedaan rata-rata dari kedua kelas penelitian atau dengan
menggunakan uji t. Setelah melalui proses uji statistik, diperoleh nilai t hitung
2,102. Dengan df 56 pada taraf nyata α = 0,05 diketahui t tabel sebesar 2.003.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar daripada t tabel. Oleh
karena t hitung > t tabel (2,102 > 2,003) dan signifikansi 0,040 < 0,05, maka H0
ditolak. Yang berarti bahwa ada perbedaan efektivitas pembelajaran yang
signifikan antara penggunaan metode Idex Card Match (ICM) mata pelajaran IPA
siswa kelas V SD Negeri 02 Kemloko dengan penggunaan metode pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Sumberagung
semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dari Perbedaan efektivitas pembelajaran yang signifikan kedua kelas
penelitian dapat dibuktikan dengan pengujian distributif dengan melihat
perolehan skor rata-rata (mean) dari hasil post test. Berdasarkan
perhitungan distributif statistik, kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata
72,1429, sedangkan kelas kontrol memperoreh skor rata-rata 66,1333. Rincian
perolehan rata-rata hasil belajar kedua kelas penelitian disajikan pada tabel dan
diagram berikut.
Tabel 4.11.
Rata-rata Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tahun 2011/2012
Kelas Rata-rata Skor Post Test Persentase
Eksperimen 72,14 72%
Kontrol 66,13 66%
Beda 6,01 6%
57
Pada Tabel 4.11 terlihat bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor post test
kelas eksperimen yang menggunakan metode Index Card Match dengan kelas
kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Rata-rata skor
dari kedua kelas penelitian memiliki beda yaitu 6,01. Pembelajaran dengan
menggunakan metode Index Card Match ternyata lebih efektif digunakan jika
dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional pada kelas V mata
pelajaran IPA khususnya pada kompetensi dasar mendiskripsikan proses
pembentukan tanah karena pelapukan. Tingkat keberhasilan tersebut juga dapat
dilihat dari KKM mata pelajaran IPA kelas V yaitu di atas 63. Jadi, dari kedua
kelas penelitian memperoleh skor rata-rata kelas diatas KKM yaitu 72,1429 >
63,00 dan 66,133 > 63,00.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya efektivitas pembelajaran yang
signifikan pada penggunaan metode Index Card Match. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Hardiyanti (2010) yang berjudul
Meningkatkan Nilai Tes Formatif Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran
Index Card Match Pelajaran IPA Semester I pada Siswa Kelas V SD Negeri 01
Botok Tahun Ajaran 2009/2010. Dari penelitian tersebut didapat hasil penerapan
metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
IPA.
Selain analisis hasil post test siswa yang menunjukkan keefektifan
pembelajaran yang signifikan dari penggunaan metode Index Card Match.
Adapun gambaran mengenai suasana pembelajaran kelas eksperimen yang
menunjukkan suasana belajar yang menyenangkan dengan metode Index Card
Match. Pembelajaran IPA dengan Index Card Match memunculkan suasana
kegembiraan serta memberikan bekal motivasi bagi siswa untuk belajar mandiri,
mencari tahu jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang
belum dipahami, baik di kelas maupun di luar kelas, baik mencaritahu pada
teman, buku, atau sumber lainnya.
Dengan melihat suasana belajar siswa dengan metode Index Card Match
yang lebih bermakna. Pada akhirnya siswa dapat memperoleh manfaat yang
optimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. Kaitannya dengan
58
pembelajaran, motivasi merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya pada
proses belajar siswa. Tanpa adanya motivasi, maka proses belajar siswa akan
sukar berjalan secara lancar. Senada dengan pendapat Rasyad dalam Sagala
(2007: 104) yang mengatakan bahwa dalam konsep pembelajaran, motivasi berarti
seni mendorong peserta didik untuk terdorong melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Jadi jelas bahwa arah dalam penelitian ini pada dasarnya mengungkap
secara jernih anjuran yang diamanatkan oleh UU no 19 tahun 2005 bahwa dalam
meningkatkan hasil belajar yang optimal maka perlu dikaji dan ditelaah
pendekatan-pendekatan, metode-metode pembelajaran yang komunatif dan
berhasil guna tinggi bagi peserta didik.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (UU no 19 tahun 2005).
Sanjaya (2007: 131) mengatakan bahwa perlunya pengkajian dalam
penggunaan strategi, pendekatan maupun metode pembelajaran karena hal
tersebut tidak dapat lepas dari prinsip-prinsip umum. Yang artinya, bahwa tidak
semua metode pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan
semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dengan
kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Demikian juga halnya dengan
metode pembelajaran Index Card Match. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran IPA dengan metode Index
Card Match.
Kelebihan dari pembelajaran IPA dengan metode Index Card Match antara
lain:
a. Siswa dapat mempelajari konsep/topik lainnya melalui diskusi.
b. Dapat lebih menguatkan konsep atau topik yang hendak direview maupun
topik baru yang baru dipelajari dengan adanya diskusi.
c. Melatih ketelitian, kecermatan dan ketepatan serta kecepatan.
59
d. Dapat memunculkan suasana kegembiraan, minat dan motivasi dalam proses
pembelajaran.
e. Dapat memunculkan keberanian dan rasa percaya diri siswa dalam
berkomunikasi dan mengeluarkan pendapat.
f. Dapat memunculkan interaksi dan kerjasama yang merata di seluruh siswa.
Sedangkan kekurangan dari pembelajaran IPA dengan Index Card Match antara
lain:
a. Jika kelas termasuk kelas besar ada kemungkinan muncul suasana seperti pasar
dengan keramaian yang tidak terkendali dan dapat mengganggu ketenangan
belajar kelas lainnya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara.
b. Jika materi yang dibahas di kelas adalah materi baru dan siswa tidak diberi
tugas sebelumnya untuk mempelajari materi tersebut terlebih dahulu, maka ada
kemungkinan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif.
c. Kurang efektif jika diterapkan di kelas besar. Namun, hal ini dapat diatasi
dengan melakukan modifikasi seperti dalam penelitian ini.