BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan … · 2017. 8. 14. · 38 BAB IV HASIL...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan … · 2017. 8. 14. · 38 BAB IV HASIL...
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan di SDN Watu Agung 01 Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang. SDN Watu Agung 01 terletak di lingkungan pedesaan
yang jauh dari keramaian dan kebisingan kendaraan.
Siswa kelas 4 SDN Watu Agung 01 pada tahun pelajaran 2013/2014
berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan
dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda dan tingkat kemampuan yang
bervariasi ada yang kurang, ada yang sedang dan ada pula beberapa orang di atas
rata-rata.
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA dalam standar kompetensi
memahami bahwa gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda
dengan menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing. Kegiatan ini terdiri dari 2 tahap siklus I dan siklus II. Siklus I
dilaksanakan dalam 3 pertemuan, dan siklus II juga dilaksanakan dalam 3
pertemuan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini, secara rinci akan dijelaskan
sebagai berikut:
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa atau hasil belajar terutama pada mata pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 4 SDN Watu Agung 01 tahun
pelajaran 2013/2014 pada tanggal 8 Februari 2014, didapatkan informasi bahwa
proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA dirasa masih kurang dari
apa yang diharapkan. Hal ini dikarenakan, guru kurang menggunakan alat peraga
dalam pembelajaran sehingga membuat siswa kurang memahami materi tentang
gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk benda dan juga membuat nilai
mereka dibawah KKM 65. Pada nilai ulangan harian 2 siswa yang mendapatkan
39
nilai kurang dari KKM berjumlah 11 siswa dengan persentase 73% sedangkan
siswa yang memiliki nilai diatas KKM berjumlah 4 siswa dengan persentase 27%.
Sehingga dari kondisi awal inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar terutama pada mata
pelajaran IPA.
Data hasil belajar diperoleh dari nilai hasil belajar IPA siswa pra siklus
dengan membuat rekapitulasi nilai , rekapitulasi nilai diperoleh dengan
menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari Subana, dkk
(2000:39), yaitu:
K = 1 + 3,3. Log n (jumlah siswa)
K = 1 + 3,3. Log 15
K = 1 + 3,3. 1,17
K = 1 + 3,86
K = 4,86 dibulatkan menjadi 5
Setelah perhitungan kelas didapatkan kemudian mencari Range dengan rumus:
Range = (nilai maksimum – nilai minimum)
Interval =
Range = (85 – 30) = 55
=
Data nilai pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Harian II
Pada Kondisi Awal
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 77-88 1 6
2 65-76 3 20
3 54-64 6 40
4 42-53 1 6
5 30-41 4 27
Jumlah 15 100
Nilai Rata-rata 56
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 30
40
Dari tabel 4.1 dapat dilihat jumlah siswa yang mendapat nilai 77-88 sebanyak
6% atau 1 siswa, nilai 65-76 sebanyak 20% atau 3 siswa, nilai 54-64 sebanyak
40% atau 6 siswa, nilai 42-53 sebanyak 6% atau 1 siswa dan nilai 30-41
sebanyak 27% atau 4 siswa. Dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 30
dengan nilai rata-rata 56. Dari data tabel 4.1 diatas, dapat dibuat tabel ketuntasan
pada kondisi awal yaitu terlihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Tabel Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal Pada Siswa Kelas 4 SDN
Watu Agung 01 Semester I Tahun 2013
Skor Ketuntasan Jumlah
Siswa Persentase (%)
≥ 65 ( Tuntas ) 4 27
<65 ( Belum Tuntas ) 11 73
Jumlah 15 100
Rendahnya skor rata-rata yang diperoleh siswa masih dibawah KKM 65,
maka penulis akan melakukan penelitian sesuai dengan rancangan yang telah
direncanakan oleh peneliti yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada
kelas 4 SDN Watu Agung 01. Dalam penelitian ini dilakukan kedalam 2 siklus
yaitu siklus I dan siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus I
Pada siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan
dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran dalam siklus I
ini dibagi menjadi 3 pertemuan.
4.1.2.1 Perencanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan pada siklus I, perlu adanya
perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya pelaksanaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan. Hasil nilai ulangan harian siswa
yang diberikan oleh guru kelas 4 SDN Watu Agung 01 menjadi acuan untuk
41
mengambil tindakan, perencanaan dilakukan secara matang agar pelaksanaan
tindakan pada pembelajaran IPA berhasil sesuai tujuan yang diharapkan.
a) Pertemuan Pertama
Perencanaan tindakan pada pertemuan pertama, yang dilakukan peneliti
untuk melaksanakan tindakan adalah membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing. Setelah itu menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang telah
dibuat tentang gaya dapat mengubah gerak benda. Kemudian peneliti
mempersiapkan media dan alat peraga. Alat peraga ini digunakan untuk
membantu proses pembelajaran yang berupa meja, kursi, buku dan bola kasti.
Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti persensi
siswa, lembar kerja siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru
dan buku pembelajaran dan juga peneliti mempersiapkan ruang yang digunakan
dalam pelaksanaan tindakan. Selain itu peneliti bersama guru merencanakan
pembagian siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai dengan
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dimana setiap kelompok terdiri
dari 3-4 siswa yang heterogen atau berbeda-beda tingkat kemampuannya .
Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan
pertama dengan kompetensi dasar “Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya
(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda”, kemudian
menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai berdasarkan pembelajaran
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Pada
tujuan pembalajaran diharapkan siswa mampu bekerjasama dalam kelompok
dalam menyimpulkan hasil percobaan. Dalam kegiatan ini, proses pembelajaran
yang harus dilakukan siswa adalah siswa harus mendemonstrasikan bahwa gaya
dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak suatu benda dengan anggota
kelompok yang telah dibentuk serta menuliskan hasilnya pada lembar diskusi.
b) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua sebagai tindak
lanjut pada pertemuan pertama, maka pada perencanaan pertemuan kedua masih
sama dengan pertemuan pertama tetapi yang membedakan adalah siswa
42
menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Sebelum mengajar pada
pertemuan kedua, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang
proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
pertemuan kedua, LKS, lembar observasi guru dan siswa.
c) Pertemuan Ketiga
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak
lanjut pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan ketiga digunakan
untuk mengadakan tes evaluasi tentang materi pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Sebelum mengadakan evaluasi, peneliti meyiapkan segala sesuatu yang
menunjang proses pembelajaran, diantaranya lembar evaluasi dan membuat kunci
jawaban soal evaluasi akhir siklus I. Lembar evaluasi siswa terdiri dari 20 soal
bentuk pilihan ganda.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan
pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi
kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Pada pelaksanaan siklus I diadakan 3 kali pertemuan dengan uraian sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Hari/Tanggal Waktu Jam ke Implementasi Tindakan
Senin, 25 Maret
2014
2x35’ 1 dan
2
1) Materi (gaya dapat
mengubah gerak benda)
2) Siswa mendemonstrasikan
bahwa gaya dapat
menyebabkan terjadinya
perubahan gerak suatu
benda
Kamis, 27 Maret
2014
2x35’ 1 dan
2
1) Menyimpulkan hasil
percobaan
2) Mengkomunikasikan hasil
percobaan
Jumat, 28 Maret
2014
2x35’ 1 dan
2
Evaluasi
43
a. Pertemuan Pertama
1). Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama pertemuan pertama ini dilakukan
pada hari Senin tanggal 25 Maret 2014 pukul 07.00-08.15 WIB. Implementasi
tindakan yaitu pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda dan
mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan gerak
suatu benda.
Pada kegiatan awal, sebelum pelajaran dimulai guru mengecek kesiapan
siswa. Setelah itu guru mengajak siswa berdoa terlebih dahulu sebelum memulai
pelajaran menurut agama dan kepercayaannya masing-masing, setelah itu guru
melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dan motivasi yaitu
dengan melakukan tanya jawab kepada siswa: “Pernahkah kalian melihat
seorang tukang bakso?” Kemudian, “Apakah tukang bakso tersebut mendorong
atau menarik gerobaknya?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang
terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan
eksplorasi siswa diberikan stimulus berupa pemberian demonstrasi oleh guru
dengan meminta salah satu peserta didik maju ke depan untuk mendorong meja.
Setelah itu guru menjelaskan materi gaya dapat mengubah gerak benda dengan
alat peraga yaitu kursi. Setelah guru selesai menyampaikan materi dilanjutkan
dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi, guru membentuk siswa
kedalam 4 kelompok untuk melakukan diskusi kelompok dan kelompok tersebut
terdiri dari 3-4 orang dalam 1 kelompok secara heterogen. Setelah melakukan
diskusi kelompok, salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lain menanggapi dengan bimbingan guru.
Kemudian setiap kelompok diberi kertas kerja untuk membuat satu pertanyaan.
Masing-masing siswa membuat satu pertanyaan kemudian pertanyaan-
pertanyaan yang sudah dibuat dilempar kepada kelompok lain. Kelompok 1
melemparkan kertas yang berisi pertanyaan kepada kelompok 2, kelompok 2
melemparkan kertas yang berisi pertanyaan kepada kelompok 1 dan kelompok 3
44
melemparkan kertas yang berisi pertanyaan kepada kelompok 4, kelompok 4
melemparkan kertas yang berisi pertanyaan kepada kelompok 3. Pada kegiatan
konfirmasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru dan siswa merefleksi tentang
pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Kemudian guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2). Hasil Observasi
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer dibagi menjadi 2 yaitu
terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing dan aktivitas siswa pada kegiatan
pembelajaran. Hasil observasi pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi
yang terdiri dari 21 aspek dan hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 17 aspek.
Masing-masing aspek dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1
berarti sangat kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti
baik sekali. Setelah itu skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan
kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk nilai 24-42
berarti kurang (D), nilai 43-60 bearti cukup baik (C), nilai 61-78 berarti baik (B)
dan nilai 79-96 berarti sangat baik (A). Hasil observasi kinerja guru pada siklus I
pertemuan pertama dijabarkan kedalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
45
Tabel 4.4
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan I
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mengecek kesiapan pembelajaran 1,2,3,4 16
Melakukan apersepsi, motivasi
dan menyampaikan tujuan
6 5,7 11
Menyajikan/menyampaikan
materi
8,9,10
,11,12
18
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
13, 14 6
Membimbing diskusi kelompok 15,
17, 18
16 10
Membuat kesimpulan 19, 21 20 10
Total 13 8 71
Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 8 item dan total skor seluruhnya 71 dengan kriteria baik (B). Pada aspek
mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator, nomor indikator 1, 2, 3,
4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 16. Pada aspek melakukan apersepsi,
motivasi dan menyampaikan tujuan indikator 6 mendapat skor 3 dan indikator 5, 7
mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek menyajikan
materi/menyampaikan materi indikator 8, 9, 10, 11, 12 mendapat skor 3 sehingga
berjumlah 18. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
nomor indikator 13, 14 mendapat skor 3 sehinnga berjumlah 6. Pada spek
membimbing diskusi kelompok nomor indikator 15, 17, 18 mendapat skor 3 dan
nomor indikator 16 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10. Pada aspek membuat
kesimpulan dengan nomor indikator 19, 21 mendapat skor 3 dan nomor indikator
20 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
46
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1
Aspek yang diamati
Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 2 1, 3 11
Memperhatikan penjelasan dari guru 5 4 7
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
6 3
Respon siswa terhadap pembelajaran 7 8, 9 11
Mengerjakan tugas dari guru 10 4
Kerjasama dengan tim/kelompok 12,
13
11,
14, 15
13
Membuat kesimpulan dan refleksi 16, 17 6
TOTAL 2 9 6 55
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 2 sebanyak 2, aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 9
dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 6 item dengan total skor seluruhnya
55 dengan kriteria cukup (C). Pada aspek kesiapan siswa belajar nomor indikator
2 mendapat skor 3 dan nomor indikator 1, 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah
11. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 4 mendapat
skor 4 dan nomor indikator 5 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 7. Pada aspek
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan nomor indikator 7 mendapat skor
3 dan nomor indikator 8, 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek
mengerjakan tugas dari guru dengan nomor indikator 10 mendapat skor 4
sehingga berjumlah 4. Pada aspek kerjasama dengan tim kelompok dengan nomor
indikator 12, 13 mendapat skor 3 dan nomor indikator 11, 14, 15 mendapat skor 3
sehingga berjumlah 13. Pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi dengan
nomor indikator 16, 17 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.
b. Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada silus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Kamis, 27 Maret 2014 pada jam pelajaran ke-1 dan ke-2 pukul 07.00-08.15 WIB.
47
Implementasi tindakan pada materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda dan
melanjutkan diskusi kelompok pada pertemuan pertama.
Pada kegiatan awal, sebelum masuk pada materi guru mengucapkan salam
terlebih dahulu dan siswa menjawab dengan serempak, berdoa bersama menurut
agama dan kepercayaannya masing-masing , melakukan presensi dan mengecek
kesiapan siswa. Setelah itu guru memberikan apersepsi, guru bertanya kepada
siswa “Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan gaya?”. Kemudian guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu melanjutkan diskusi kelompok pada pertemuan
pertama dengan materi gaya dapat mengubah gerak suatu benda.
Pada kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi , guru mengulang sedikit materi tentang
pengaruh gara terhadap gerak benda dan guru mengajukan pertanyaan tentang
jenis-jenis gaya yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah bertanya
jawab dengan siswa dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan
elaborasi ini guru menyuruh siswa untuk duduk kekelompoknya masing-masing
sesuai dengan kelompoknya yang telah dibentuk pada pertemuan pertama. Setelah
melakukan diskusi kelompok, salah satu anggota kelompoknya maju ke depan
kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan kelompok lain
menanggapi dengan bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami
siswa.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, siswa didampingi oleh guru membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dan mengingatkan siswa bahwa pada
pertemuan selanjutnya akan diadakan tes evaluasi. Kemudian guru mengakhiri
pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan kedua dijabarkan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:
48
Tabel 4.6
Hasil Observasi Kegiatan guru siklus I Pertemuan 2
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mengecek kesiapan
pembelajaran
1,2,3,4 16
Melakukan apersepsi, motivasi
dan menyampaikan tujuan
6 5,7 11
Menyajikan/menyampaikan
materi
10,11,
12,
8, 9 17
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
13, 14 6
Membimbing diskusi kelompok 15,
18
16, 17 14
Membuat kesimpulan 19, 21 20 10
TOTAL 10 11 74
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 11 item dan total skor seluruhnya 74 dengan kriteria sangat baik. Pada
aspek mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator, nomor indikator 1,
2, 3, 4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 16. Pada aspek melakukan apersepsi,
motivasi dan menyampaikan tujuan dengan nomor indikator 6 mendapat skor 3
dan nomor indikator 5, 7 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek
menyajikan/meyampaikan materi dengan nomor indikator 10, 11, 12 mendapat
skor 3 dan nomor indikator 8, 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 17. Pada
aspek mengorganisasikan siswa dalam kemlompok belajar dengan nomor
indikator 13, 14 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6. Pada aspek membimbing
diskusi kelompok dengan nomor indikator 15, 18 mendapat skor 3 dan nomor
indikator 16, 17 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 14. Dan pada aspek
membuat kesimpulan dengan nomor indikator 19, 21 mendapat skor 3 dan nomor
indikator 20 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini:
49
Tabel 4.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2
Aspek yang diamati
Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3 16
Memperhatikan penjelasan
dari guru
5 4 7
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
6 3
Respon siswa terhadap
pembelajaran
7 8, 9 11
Mengerjakan tugas dari guru 10 4
Kerjasama dengan
tim/kelompok
11, 12,
13
14, 15 17
Membuat kesimpulan dan
refleksi
16, 17 6
TOTAL 8 9 64
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 8 dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak
9 sehingga total skor 64 dengan kriteria baik (B). Pada aspek kesiapan siswa
belajar dengan nomor indikator 1, 2, 3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 16.
Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru dengan nomor indikator 5
mendapat skor 3 dan nomor indikator 4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7.
Pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan nomor indikator 6
mendapat skor 3 sehingga berjumlah 3. Pada aspek respon siswa terhadap
pembelajaran dengan nomor indikator 7 mendapat skor 3 dan nomor indikatorr 8,
9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11. Pada aspek mengerjakan tugas dari
guru dengan nomor indikator 10 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. Pada
aspek kerjasama dengan tim/kelompok dengan nomor indikator 11, 12, 13
mendapat skor 3 dan nomor indikator 14, 15 mendapat skor 4 sehingga berjumlah
17. Dan pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi dengan nomor indikator 16,
17 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.
50
c. Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari
Jum’at, 28 Maret 2014 pada jam pelajaran ke-1 dan ke-2 pukul 07.00-08.15 WIB.
Implementasi tindakan adalah melakukan evaluasi.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa,
mengucapkan salam, melakukan presensi dan dilanjutkan dengan tanya jawab
antara guru dan siswa untuk mengulang materi yang telah dipelajari pada
pertemuan pertama dan kedua secara singkat. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui
dan dimengerti. Pada kegiatan inti, guru membagikan soal evaluasi tentang gaya
dapat mengubah gerak suatu benda dan siswa mulai mengerjakan. Pada saat
proses mengerjakan soal, guru memberi peringatan kepada siswa agar tidak
mencontek pekerjaan temannya dan mengerjakan soal evaluasi dengan sendirinya.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar evaluasi kepada guru. Pada kegiatan akhir, guru
menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa pada saat mengerjakan soal evaluasi.
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru menyampaikan pesan kepada siswa: “Anak-
anak materi kita sudah selesai tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda.
Ibu ingin kalian lebih banyak membaca dari berbagai buku pelajaran agar banyak
pengetahuan yang kalian dapat. Sebelum menutup pelajaran, guru meyampaikan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup
pelajaran dengan memberikan salam.
4.1.2.3 Hasil Tindakan
Hasil tindakan pada siklus I ini berupa hasil observasi dan hasil tes evaluasi.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi ini ditujukan untuk kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.
Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses
modelpembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siklus I ini terdiri
dari 2 pertemuan. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil
51
belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM 65 berarti tuntas,
sedangkan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM 65 berarti belum tuntas.
Untuk hasil dari kinerja guru maupun aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada
sub bab analisis data.
4.1.2.4 Refleksi Siklus I
Sebelum melakukan tindakan pada siklus II diadakan refleksi proses
pembelajaran yang diambil dari hasil observasi dan tes evaluasi yang
dilaksanakan pada siklus I. Refleksi diadakan dengan melibatkan guru kelas 4.
Kegiatan refleksi bertujuan untuk mangkaji atau mempertimbangkan hasil dan
dampak dari tindakan yang telah dilakukan agar pada siklus II hasil belajar IPA
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing mencapai target
yang telah ditentukan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer ada beberapa kekurangan
yang harus diperbaiki mengenai proses kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung pada siklus I pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan
ketiga, diantaranya adalah masih banyak siswa yang tidak aktif, malas saat
diminta untk berdiskusi dengan kelompoknya dan belum mampu membuat
kesimpulan terhadap materi yang diajarkan. Untuk memperbaiki proses
pembelajaran pada pertemuan berikutnya, maka perlu diadakan revisi dan rencana
dari tindakan kelas siklus I.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan kelas pada siklus I, maka beberapa
perbaikan yang telah disepakati antara peneliti dan guru yaitu guru harus
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru harus
membimbing siswa secara menyeluruh agar mampu meningkatkan kerjasama
dalam kelompok, memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih baik lagi serta
membimbing siswa untuk membuat rangkuman pembelajaran bersama dengan
guru diakhir kegiatan.
Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi kinerja guru dan
aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada lembar
52
hasil observasi kinerja guru siklus I yaitu pada pertemuan pertama masih terdapat
skor 3 sebanyak 13 dan skor 4 sebanyak 8 item. Aspek yang mengalami
peningkatan yaitu pada penyampaian materi pembelajaran. Pada aspek ini guru
sudah membimbing dalam model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing (8), guru sudah menguasai materi pembelajaran dengan baik (9), guru
menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran (10), guru
menjelaskan materi pembelajaran secara runtut (11). Selain itu juga pada aspek
membimbing diskusi kelompok. Pada aspek ini, guru sudah membimbing siswa
dalam melakukan diskusi kelompok (15) dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat tentang hasil pekerjaan kelompok yang presentasi didepan
kelas (17). Dari hasil observasi kinerja guru pada pertemuan pertama yang
berjumlah 21 item diperoleh jumlah skor 71 dengan kriteria baik, sedangkan pada
pertemuan kedua memperoleh jumlah skor 81 dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas
siswa pada siklus I pertemuan pertama dari 17 item terdapat skor 2 sebanyak 2
item, skor 3 sebanyak 10 item dan skor 4 sebanyak 5 item. Pada siklus I
pertemuan kedua memperoleh skor 3 sebanyak 9 item dan skor 4 sebanyak 8 item.
Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada perhatian siswa terhadap
penjelasan guru. Pada aspek ini, siswa sudah memperhatikan materi yang
disampaikan oleh guru (4) dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru dengan baik. Selain itu, respon siswa dalam pembelajaran juga sudah baik,
siswa merasa senang dalam pembelajaran (9). Dari hasil observasi aktivitas siswa
pada pertemuan pertama yang berjumlah 17 item diperoleh jumlah skor 55 dengan
kriteria cukup, sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh jumlah skor 64
dengan kriteria baik.
Dari hasil observasi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I masih
terdapat beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing oleh
kolaborator masih ada beberapa aspek yang belum sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun peneliti, dikarenakan kolaborator belum
53
memahami tentang model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing.
2) Masih banyak siswa yang tidak aktif, tidak berani bertanya apabila ada
materi yang belum dipahami.
3) Dalam kegiatan diskusi kelompok, masih ada siswa yang sibuk sendiri dan
tidak mau ikut mengerjakan tugas diskusi kelompok.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan kelas pada siklus I, maka beberapa
perbaikan yang telah disepakati antara peneliti dan guru yaitu guru harus
mendorong siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru harus
membimbing siswa secara menyeluruh agar mampu meningkatkan kerja sama
dalam kelompok, memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih baik lagi serta
membimbing siswa untuk membuat rangkuman pembelajaran bersama dengan
guru diakhir kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti bersama dengan guru sepakat bahwa
penelitian harus dilanjutkan ke siklus II dengan lebih meningkatkan hasil dan
proses pembelajaran secara maksimal.
4.1.3 Deskripsi Siklus II
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum
mencapai indikator keberhasilan dan tujuan penelitian juga belum tercapai
sehingga harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus
I diperbaiki di siklus II. Adapun jadwal kegiatan pelaksanaan siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Hari/Tanggal Waktu Jam ke Implementasi Tindakan
Senin, 31 Maret
2014
2x35’ 1 dan 2 Materi (gaya dapat mengubah
bentuk benda)
Kamis, 03 April
2014
2x35’ 4 dan 5 Siswa mendemonstrasikan bahwa
gaya dapat mengubah bentuk benda
Jumat, 04 April
2014
2x35’ 1 dan 2 Evaluasi
54
4.1.3.1 Tahap Perencanaan
Setelah melihat hasil refleksi dari siklus I, perencanaan pembelajaran pada
siklus II ini sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I yang
akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi,
hasil tindakan dan refleksi seperti pada siklus I.
a) Pertemuan Pertama
Hasil refleksi pada siklus I yang telah disepakati bersama guru kelas menjadi
salah satu pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan pertemuan pertama pada siklus II
ini adalah dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, membuat lembar
kerja siswa (LKS) dengan pokok bahasan gaya dapat mengubah bentuk benda.
Peneliti mempersiapkan alat peraga yang diperlukan yaitu plastisin, menentukan
urutan kelompok dengan membagi siswa dalam kelompok yang sesuai dengan
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan setiap kelompok
beranggotakan 3-4 orang dalam satu kelompok yang disesuaikan pada siklus I,
menyiapkan media dan alat peraga yaitu plastisin. Selain itu juga menyiapkan
perangkat pembelajaran yaitu daftar presensi, lembar observasi kinerja guru dan
lembar observasi siswa.
b) Pertemuan Kedua
Hasil refleksi pada pertemuan pertama menjadi acuan untuk melaksanakan
pembelajaran pada pertemuan kedua. Kekurangan yang ada pada pertemuan
pertama siklus II diperbaiki pada pertemuan kedua ini. Persiapan yang dilakukan
untuk melaksanakan pertemuan kedua pada siklus II ini adalah dengan menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing, membuat lembar kerja siswa
(LKS) dengan pokok bahasan gaya dapat mengubah bentuk benda dan
menyiapkan alat peraga yaitu plastisin.
c) Pertemuan Ketiga
Hasil pembelajaran siklus II pertemuan pertama dan kedua sebagai tindak
lanjut untuk melaksanakan tindakan pada pertemuan ketiga sesuai dengan
55
kesepakatan antara peneliti dengan guru. Pada pertemuan ketiga ini hanya
diadakan evaluasi dari hasil pembelajaran pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Persiapan yang dilakukan adalah dengan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), mempersiapkan soal evaluasi dari materi gaya dapat
mengubah bentuk benda dengan bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal
diakhir siklus, mempersiapkan ruang yang akan digunakan yaitu di ruang kelas 4
dan mempersiapkan kunci jawaban soal evaluasi siklus II.
Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang gaya dapat
mengubah bentuk benda yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Setelah itu, guru membagikan lembar soal evaluasi kepada
siswa selama 2 x 35 menit. Pada kegiatan akhir, siswa bersama dengan guru
mengulang materi yang telah dipelajari dan guru menanyakan kesulitan apa yang
siswa hadapi pada saat mengerjakan soal evaluasi.
4.1.3.2 PelaksanaanTindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II sama halnya dengan siklus I
yaitu merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir
pembelajaran serta deskripsi observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Yang membedakan dengan siklus I adalah
materi dan alat peraga. Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dan
upaya perbaikan dari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini
dilaksanakan melalui 3 kali pertemuan, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 31 Maret 2014 pada jam ke
1 dan 2 pukul 07.00 – 08.10 WIB. Implementasi tindakan pada pokok bahasan
gaya dapat mengubah bentuk benda.
Pada kegiatan awal ini, guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti prose
pembelajaran. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa
berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas, selanjutnya guru melakukan presensi.
Untuk mengawali materi pelajaran, guru melakukan apersepsi dengan bertanya
56
kepada siswa, “Pernahkah kalian melihat proses pembuatan keramik atau asbak?”.
Kemudian, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat
mendemonstrasikan bahwa gaya dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
suatu benda.
Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatn inti yang terdiri
dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru
menerangkan materi tentang gaya dapat mengubah bentuk benda, siswa
memperhatikan dengan seksama penjelasan guru dan siswa melaksanakan tanya
jawab dengan guru tentang gaya dapat mengubah bentuk benda dengan alat
peraga yaitu plastisin. Setelah guru selesai memberikan penjelasan dilanjutkan
dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru meminta siswa
membentuk kelompok secara heterogen untuk melakukan diskusi kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 Siswa. Siswa bertukar pendapat tentang
hasil temuannya dengan kelompoknya. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menanyakan apabila ada yang dirasa kurang dipahami. Guru
memberikan reward berupa pujian kepada siswa yang berani mengungkapkan
pendapatnya. Setelah melakukan diskusi kelompok, salah satu anggota kelompok
maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
kelompok lain menanggapi dengan bimbingan guru. Pada kegiatan konfirmasi,
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, siswa didampingi guru membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dan merefleksi tentang pelajaran
yang telah dilakukan. Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemua pertama dijabarkan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
57
Tabel 4.9
Hasil Observasi Kegiatan Guru siklus II Pertemuan I
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor
1 2 3 4
Mengecek kesiapan
pembelajaran
1,2,3,4 16
Melakukan apersepsi,
motivasi dan
menyampaikan tujuan
5, 6, 7 12
Menyajikan/menyampaik
an materi
11,12, 8, 9, 10 17
Mengorganisasikan siswa
dalam kelompok-
kelompok belajar
13, 14 6
Membimbing diskusi
kelompok
18 15, 16,
17
15
Membuat kesimpulan 19, 20,
21
16
TOTAL 5 16 82
Berdasarkan tabel 4.9 hasil kegiatan guru dapat diketahui aspek yang
memperoleh skor 3 sebanyak 5 dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 16
item sehingga sor seluruhnya 82 dengan kriteria sangat baik (A). Pada aspek
mengecek kesiapan pembelajaran terdiri dari 4 indikator, dengan nomor indikator
1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 16. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan dengan nomor indikator 5, 6, 7
memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek
menyajikan/menyampaikan materi dengan nomor indikator 11, 12 memperoleh
skor 3 dan nomor indikator 8, 9, 10 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 17.
Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar dengan nomor
indikator 13, 14 memperoleh skor 3 sehingga berjumlah 6. Pada aspek
membimbing diskusi kelompok dengan nomor indikator 18 memperoleh skor 3
dan nomor indikator 15, 16, 17 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 15. Dan
pada aspek membuat kesimpulan dengan nomor indikator 19, 20, 21 memperoleh
skor 4 sehingga berjumlah 16.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan kedalam beberapa aspek, dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini:
58
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1
Aspek yang diamati
Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3 16
Memperhatikan penjelasan
dari guru
4, 5 8
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
6 4
Respon siswa terhadap
pembelajaran
7, 8, 9 12
Mengerjakan tugas dari
guru
10 4
Kerjasama dengan
tim/kelompok
11, 12,
13
14, 15 17
Membuat kesimpulan dan
refleksi
16, 17 6
TOTAL 5 12 67
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 5 dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak
12 item dan total seluruhnya 67 dengan kriteria baik (B). Pada aspek kesiapan
siswa dalam belajar dengan nomor indikator 1, 2, 3 memperoleh skor 4 sehingga
berjumlah 16. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru dengan nomor
indikator 4, 5 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran denga nomor indikator 6 memperoleh skor 4 sehingga
berjumlah 4. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran dengan nomor
indikator 7, 8, 9 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek
mengerjakan tugas dari guru dengan nomor indikator 10 memperoleh skor 4
sehingga berjumlah 4. Pada aspek kerjasama dengan tim/kelompok dengan nomor
indikator 11, 12, 13 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 14, 15 memperoleh
skor 4 sehingga berjumlah 17. Dan pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi
dengan nomor indikator 16, 17 memperoleh skor 3 sehingga berjumlah 6.
b. Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
59
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis, 03 April 2014 pada jam
pelajaran ke 4 dan 5 pukul 09.15 – 09.55 WIB. Implementasi tindakan pada
materi gaya dapat mengubah bentuk benda dan memahami LKS.
Pada kegiatan awal, sebelum pelajaran dimulai guru mengawali pembelajaran
dengan mengucapkan salam, mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu,
mengkondisikan kelas yaitu mengecek kesiapan siswa. Setelah itu, guru
melakukan presensi. Untuk mengawali pembelajaran, guru bertanya tentang
materi sebelumnya kepada siswa, “Benda apa yang digunakan dalam pembuatan
keramik atau asbak?”. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
siswa dapat menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
Memasuki kegiatan inti, kegiatan inti terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi
dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menjelaskan sekilas tentang
pengaruh gaya terhadap bentuk benda. Kemudian, siswa diminta untuk
memberikan satu contoh benda yang dapat berubah bentuk jika dikenai gaya.
Setelah selesai memberikan penjelasan dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.
Pada kegiatan elaborasi ini guru menyuruh siswa untuk duduk dengan
kelompoknya seperti yang telah ditentukan pada pertemuan pertama. Setelah itu,
salah satu perwakilan anggota kelompoknya untuk maju kedepan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan guru membimbing siswa yang
kesulitan.
Dalam kegiatan akhir ini, guru bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian, guru melakukan
refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan agar siswa lebih memahami
materi. Guru meminta siswa untuk belajar di rumah tentang gaya dapat mengubah
bentuk benda karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. Setelah
itu, guru menutup pelajaran sambil mengucapkan salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan
dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
60
Tabel 4.11
Hasil Observasi Kegiatan Guru siklus II Pertemuan 2
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mengecek kesiapan
pembelajaran
1,2,3,4 16
Melakukan apersepsi, motivasi
dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7 12
Menyajikan/menyampaikan
materi
8, 9, 10,
11, 12
20
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar
13 14 7
Membimbing diskusi kelompok 15 16, 17,
18
15
Membuat kesimpulan 19, 20,
21
16
TOTAL 2 19 86
Berdasarkan tabel 4.11 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor yaitu 2 dan aspek ynag memperoleh skor 4 sebanyak 19
item dengan total skor seluruhnya 86 dengan kriteria baik sekali (A). Pada aspek
mengecek kesiapan pembelajaran dengan nomor indikator 1, 2, 3, 4 memperoleh
skor 4 sehingga berjumlah 16. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan
menyampaikan tujuan dengan nomor indikator 5, 6, 7 memperoleh skor 4
sehingga berjumlah 12. Pada aspek menyajikan/menyampaikan materi dengan
nomor indikator 8, 9, 10, 11, 12 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 20. Pada
aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar dengan nomro indikator
13 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 14 memperoleh skor 4 sehingga
berjumlah 7. Pada aspek membimbing diskusi kelompok dengan nomor indikator
15 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 16, 17, 18 memperoleh skor 4
sehingga berjumlah 15. Dan pada aspek membuatkesimpulan dengan nomor
indikator 19, 20, 21 memperoleh skor 4 sehinnga berjumlah 16.
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi
yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:
61
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2
Aspek yang diamati
Skor Penilaian Jumla
h Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2, 3 16
Memperhatikan penjelasan dari guru 4, 5 8
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
6 4
Respon siswa terhadap pembelajaran 7, 8, 9 12
Mengerjakan tugas dari guru 10 4
Kerjasama dengan tim/kelompok 11,
12,
13, 14,
15
18
Membuat kesimpulan dan refleksi 16,
17
6
TOTAL 5 12 68
Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 5 dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak
12 item dan total seluruhnya 68 dengan kriteria baik (B). Pada aspek kesiapan
siswa dalam belajar dengan nomor indikator 1, 2, 3 memperoleh skor 4 sehingga
berjumlah 16. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru dengan nomor
indikator 4, 5 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran denga nomor indikator 6 memperoleh skor 4 sehingga
berjumlah 4. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran dengan nomor
indikator 7, 8, 9 memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 12. Pada aspek
mengerjakan tugas dari guru dengan nomor indikator 10 memperoleh skor 4
sehingga berjumlah 4. Pada aspek kerjasama dengan tim/kelompok dengan nomor
indikator 11, 12 memperoleh skor 3 dan nomor indikator 13, 14, 15 memperoleh
skor 4 sehingga berjumlah 17. Dan pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi
dengan nomor indikator 16, 17 memperoleh skor 3 sehingga berjumlah 6.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 04 April 2014 pada jam
pelajaran ke 1 dan 2 pukul 07.00 – 08.10 WIB. Implementasi tindakan pada
pertemuan ketiga ini adalah melakukan evaluasi.
62
Pada kegiatan awal, untuk mengawali pembelajaran guru mengajak siswa
berdoa terlebih dahulu, mengkondisikan kelas dan mengecek kehadiran siswa.
Selanjutnya, guru bertanya kepada siswa, “Apakah kalian masih mengingat materi
tentang gaya dapat megubah bentuk benda?”. Setelah itu, guru menjelaskan
tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu evaluasi materi pada pembahasan
pertemuan pertama dan kedua.
Memasuki kegiatan inti, guru membahas secara garis besar tentang kegiatan
dan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Siswa diminta untuk menyebutkan
contoh gaya dapat mengubah bentuk benda. Kemudian, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami
siswa. Guru membagi lembar evaluasi kepada siswa dan meminta untuk
mengerjakan sendiri dengan tidak mencontek pekerjaan teman.
Pada kegiatan akhir ini, siswa bersama guru mengulang materi yang sudah
dipelajari. Guru menanyakan kesulitan apa yang siswa hadapi pada saat
mengerjakan soal evaluasi. Guru menyampaikan pesan kepada siswa: “Anak-anak
materi kita sudah selesai tentang gaya dapat mengubah bentuk benda, Ibu pesan
banyaklah membaca dan terus semangat dalam belajar”.
4.1.3.3 Hasil Tindakan
Hasil tindakan merupakan hasil analisis data dari capaian skor kinerja guru
dan aktivitas belajar siswa pada lembar observasi maupun hasil tes evaluasi siklus
II. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keberhasilan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dalam kegiatan pembelajaran.
Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini
dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan yaitu
pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga. Pada pertemuan
ketiga diadakan tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa.
Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas dan siswa yang mendapat
nilai dibawah KKM berarti belum tuntas. Untuk hasil observasi secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel hasil analisis data.
63
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Peneliti mengadakan refleksi bersama dengan guru. Berdasarkan hasil analisis
data yang diperoleh dari lembar observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan 1
mendapat skor 3 sebanyak 7 item dan skor 4 sebanyak 14 item. Pada siklus II
pertemuan 2 mendapat skor 3 sebanyak 5 item dan skor 4 sebanyak 16 item.
Indikator yang mengalami peningkatan yaitu guru melakukan apersepsi sesuai
dengan materi ajar (5), membimbing dalam model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing (8), menunjukkan penguasaan materi pembelajaran (9) dan
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum dipahami. Secara keseluruhan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing yang diterapkan oleh kolaborator yaitu guru mata pelajaran
IPA kelas 4 hasilnya sudah baik. Dari hasil observasi kinerja guru pada siklus II
pertemuan 1 dari item yang berjumlah 21 diperoleh jumlah skor 76 dengan
kriteria baik, sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh jumlah skor 82
dengan kriteria sangat baik.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas
siswa pada siklus II pertemuan 2 terdapat skor 3 sebanyak 8 item dan skor 4
sebanyak 9 item. Pada siklus II pertemuan 2 memperoleh skor 3 sebanyak 4 item
dan skor 4 sebanyak 13 item. Indikator yang mengalami peningkatan yaitu siswa
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru (5), aktif bertanya ketika
proses belajar mengajar (6) dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok. Dari
hasil observasi aktivitas siswa Siklus II pertemuan 1 dari item yang berjumlah 17
diperoleh jumlah skor dan pada pertemuan kedua diperoleh jumlah skor.
Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II berdasarkan
pengamatan dari observer secara keseluruhan masih kurangnya interaksi positif
antara siswa, ada beberapa siswa yang belum berani untuk maju kedepan kelas
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Hal tersebut dapat diselesaikan
dengan bimbingan dari guru, memberikan penguatan positif pada siswa, melatih
siswa agar berani dan tidak malu saat disuruh maju kedepan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
64
Hasil belajar siswa sudah cukup baik pada siklus II dan telah mencapai
indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Hal tersebut ditunjukan dari hasil
ketuntasan belajar IPA siswa sebanyak 13 (87%) siswa tuntas dari 15 siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing pada siklus I adalah 67% meningkat menjadi 87% pada siklus II.
4.2 Hasil Analisis Data
Pada analisis data, data yang dikumpulkan meliputi data kuantitatif dan data
kualitatif. Pada data kuantitatif terdiri dari hasil belajar kondisi awal, siklus I dan
siklus II. Sedangkan data kuantitatif, diperoleh dari hasil observasi siklus I dan
siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Peningkatan hasil belajar yang
terjadi kemudian dianalisis dengan cara membandingkan antara data pada kondisi
awal, siklus I dan siklus II. Hasil tes evaluasi siswa kondisi awal diperoleh dari
nilai hasil ulangan harian 2 pada mata pelajaran IPA semester 1. Sedangkan data
pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes evaluasi pada akhir siklus.
4.2.1 Hasil dan Analisis Tindakan
Hasil dan analisis tindakan diperoleh dari data Siklus I dan Siklus II. Dari data
tersebut dianalisis dengan membandingkan hasil terhadap kondisi Pra Siklus.
a) Kondisi Awal
Nilai kondisi awal diperoleh dari data hasil ulangan harian 2 pada mata
pelajaran IPA semester 1 tahun 2012/2013. Data hasil ulangan harian 2 mata
pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini:
65
Tabel 4.13
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Harian 2
Pada Kondisi Awal Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Siswa Kelas 4
Semester I Tahun 2013
No Rentang
Nilai
Frekuensi Keterangan Persentase
Ketuntasan Jumlah
1 77-88 1
Tuntas
4
27
2 65-76 3
3 54-64 6
Tidak Tuntas
11
73 4 42-53 1
5 30-41 4
Jumlah 15
Nilai Tertinggi 85 15 100%
Nilai Terendah 30
Nilai Rata-rata 56
Berdasarkan tabel 4.13, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum
diadakan tindakan yang tuntas berjumlah 4 siswa (27%). Dari 4 siswa ini yang
memperoleh nilai 77-88 sebanyak 1 siswa (6%), nilai 65-76 sebanyak 3 siswa
(20%), sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 11 siswa (73%). Dari 11 siswa ini
yang memperoleh nilai 54-64 sebanyak 6 siswa (40%), nilai 42-53 sebanyak 1
siswa (6%) dan nilai 30-41 sebanyak 4 siswa (27%) . Pada tabel terdapat
perolehan nilai tertinggi 85, nilai terendah 30 dan nilai rata-rata 56 . Data tabel
4.13 dapat dilihat pada diagram batang 4.1 dibawah ini:
66
Diagram batang 4.1 Nilai Ulangan Harian II pada Kondisi Awal sebelum
diterapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan
nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.14
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal
No
Ketuntasan Belajar
Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 4 27
2. Belum Tuntas 11 73
Jumlah 15 100
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai dari KKM=65 sebanyak 11 siswa atau 73%, sedangkan yang sudah
mencapai KKM sebanyak 4 siswa atau 27%. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa
pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
30-41 42-53 54-64 42-53 77-88
Sisw
a
27%
6%
40%
20%
6%
67
Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Kondisi Awal.
b) Siklus I
Dari hasil tindakan, diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Dari nilai hasil belajar IPA siswa siklus
I dengan membuat rekapitulasi nilai, rekapitulasi nilai diperoleh dengan
menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari Subana, dkk
(2000:39), yaitu:
K = 1 + 3,3. Log n (jumlah siswa)
K = 1 + 3,3. Log 15
K = 1 + 3,3. 1,17
K = 1 + 3,86
K = 4,86 dibulatkan menjadi 5
Setelah perhitungan kelas didapatkan kemudian mencari Range dengan rumus:
Range = (nilai maksimum – nilai minimum)
Interval =
Range = (85 – 30) 55
=
Tuntas
Tidak Tuntas
4
(27%)
11
(73%)
15 (100%)
68
Hasil belajar IPA pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I
No
Rentang
Nilai
Frekuensi
Keterangan
Persent
ase Ketuntasan Jumlah
1 77-88 4 Tuntas
10
67% 2 65-76 6 Tuntas
3 54-64 3 Tidak Tuntas
5
33% 4 42-53 1 Tidak Tuntas
5 30-41 1 Tidak Tuntas
Jumlah 15 15 100%
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 30
Nilai Rata-rata 66
Berdasarkan tabel 4.15 hasil belajar siklus I, terdapat 10 siswa (67%) yang
tuntas. Dari 10 siswa ini yang memperoleh nilai 77-78 sebanyak 4 siswa (27%),
nilai 65-76 sebanyak 6 siswa (40%), sedangkan siswa yang belum tuntas
berjumlah 5 siswa (33%). Dari 5 siswa ini yang memperoleh nilai 54-64
sebanyak 3 siswa (20%), nilai 42-53 sebanyak 1 siswa (6%) dan nilai 30-41
sebanyak 1 siswa (6%) atau belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) IPA yaitu 65. Nilai tertinggi diperoleh siswa pada siklus I sudah ada yang
mencapai nilai tertinggi yaitu 85 dan nilai terendah 30 sedangkan nilai rata-rata
66. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Watu Agung 01 dengan jumlah
siswa yang nilainya ≥65 dan <65 pada KKM terhadap siklus I. Data pada tabel
4.15 dapat dilihat pada diagram batang 4.3 berikut:
69
Diagram 4.3 Hasil Belajar IPA Siklus I.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan
nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.16 berikut ini:
Tabel 4.16
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 10 67
2. Belum Tuntas 5 33
Jumlah 15 100
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 5
siswa atau 33%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak
10 siswa dengan persentase 67%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada
jumlah siswa yang tidak tuntas, ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.16 dapat
dilihat pada diagram batang 4.4 berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
30-41 42-53 54-64 42-53 77-88
Sis
wa
27%
40%
20%
6% 6%
70
Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I.
Dari diagram 4.4, maka diperoleh hasil belajar pada siklus I yang tuntas ada
10 siswa dengan persentase 67%, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil
belajarnya sebanyak 5 siswa dengan persentase 33%. Dengan demikian hasil
belajar yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan
pada indikator keberhasilan pada penelitian ini. Indikator keberhasilan ini
dianggap berhasil apabila 13 siswa nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan
klasikal minimal 87%. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan dengan
mempersiapkan materi dan strategi pada siklus II.
c) Siklus II
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Watu Agung 01 dengan
Kompetensi Dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan
dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda. Dari nilai hasil belajar IPA
siswa siklus II dengan membuat rekapitulasi nilai, rekapitulasi nilai diperoleh
dengan menentukan kelas terlebih dahulu menggunakan rumus dari Subana, dkk
(2009:39), yaitu:
K = 1 + 3,3.Log n (jumlah siswa)
K = 1 + 3,3.Log 15
K = 1 + 3,3.1,17
K = 1 + 3,86
K = 4,86 dibulatkan menjadi 5
Tuntas
Tidak Tuntas
10
(67%)
5
(33%)
15 (100%)
71
Setelah perhitungan kelas didapatkan, kemudian mencari Range dengan rumus:
Range = (nilai maksimum-nilai minimum)
Interval =
Range = (90 – 45) = 45
=
Hasil belajar IPA siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II
No
Rentang
Nilai
Frekuensi
Keterangan
Persentase Ketuntasan Jumlah
1 85-94 2
Tuntas
13
87%
2 75-84 4
3 65-74 7
4 55-64 1 Tidak
Tuntas
2 13%
5 45-54 1
Jumlah 15 15 100%
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 45
Nilai Rata-rata 71
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dianalisis hasil belajar siklus II, dari jumlah 15
siswa terdapat 13 (87%) siswa yang tuntas. Dari 13 siswa ini yang memperoleh
nilai 85-94 sebanyak 2 siswa (13%), nilai 75-84 sebanyak 4 siswa (27%) dan nilai
65-74 sebanyak 7 siswa (47%), sedangkan untuk siswa yang tidak tuntas
berjumlah 2 (13%) siswa. Dari 2 siswa ini yang memperoleh nilai 55- 64 dengan
jumlah 1 siswa (6%) dan nilai 45-54 dengan jumlah 1 siswa (6%). Pada siklus II
diperoleh nilai tertinggi 90, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 71. Data pada
tabel 4.17 dapat dilihat pada diagram batang 4.5 berikut:
72
Diagram 4.5 Hasil Belajar IPA Siklus II.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan
nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.18 berikut ini:
Tabel 4.18
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 13 87
2. Belum Tuntas 2 13
Jumlah 15 100
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang
memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 2
siswa atau 13%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak
13 siswa dengan persentase 87%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
jumlah siswa yang mengalami ketuntasan diatas KKM lebih banyak daripada
jumlah siswa yang tidak tuntas, ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.18 dapat
dilihat pada diagram 4.6 berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
45-54 55-64 65-74 75-84 85-94
Sis
wa
6% 6%
47%
27%
13%
73
Diagram 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II.
d) Analisis Komparatif
Pada analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar
IPA dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 dari kondisi awal, siklus I dan siklus
II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perbandingan hasil belajar IPA
siswa diuraikan pada tabel 4.19 berikut:
Tabel 4.19
Perbandingan Hasil Belajar IPA pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas ≥65 4 27 10 67 13 87
2 Tidak
Tuntas
<65 11 73 5 33 2 13
Jumlah 15 100 15 100 15 100
56 66 71
Dari tabel 4.19, dapat dilihat bahwa hasil belajar dari kondisi awal, siklus I
dan siklus II. Jumlah siswa yang tuntas pada kondisi awal 4 (27%) siswa dan tidak
tuntas 11 siswa (73%) dengan niali tertinggi 85, nilai terendah 30 dan nilai rata-
rata 56, meningkat pada siklus I tuntas 10 siswa (67%) dan tidak tuntas 5 siswa
(33%) dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 30 dan nilai rata-rata 66, dan
meningkat lagi pada siklus II, tuntas 13 siswa (87%) dan tidak tuntas 2 siswa
Tuntas
Tidak Tuntas
2
(13%)
13
(87%)
15 (100%)
74
(13%) dengan nilai tertinggi 90, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 71 dari 15
siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang 4.7 berikut:
Diagram 4.7 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus
I dan Siklus II.
Perbandingan ketuntasan tiap siklus dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut ini:
Diagram 4.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II.
4.3 Pembahasan
Pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran IPA siklus I
membahas materi tentang gaya dapat mempengaruhi gerak benda, sedangkan pada
siklus II membahas materi tentang gaya dapat mempengaruhi bentuk suatu benda.
0
20
40
60
80
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata
-rata
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Tuntas 4 10 13
Tidak Tuntas 11 5 2
0
2
4
6
8
10
12
14
Ju
mla
h S
isw
a
27%
73% 67%
33%
87%
13%
75
Dari hasil pengamatan siklus I pertemuan pertama, proses pembelajaran yang
dilakukan didapatkan permasalahan antara lain: guru belum menguasai kelas
sehingga masih banyak siswa yang tidak konsentrasi saat mengikuti proses belajar
mengajar, selain itu kerjasama siswa dalam kelompok masih kurang, bila guru
memberikan pertanyaan siswa hanya diam saja, siswa belum mampu dalam
membuat kesimpulan dan juga guru belum menggunakan alat peraga dalam
menyampaikan materi gaya.
Pada siklus I pertemuan kedua dan ketiga masih ditemukan permasalahan-
permasalahan seperti di atas. Sehingga guru terus menerus memotivasi siswa
untuk mau berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam
memberikan pendapat kelompok dan bertanya kepada guru tentang hal-hal yang
tidak dipahami. Walaupun kegiatan-kegiatan yang direncanakan sudah banyak
dilakukan, tetapi kurang optimal terhadap siswa.
Pada pertemuan siklus II masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang
ditunjukkan antara lain: siswa sudah berani mengungkapkan pendapat kepada
kelompok maupun guru, bekerja bersama kelompok dengan baik dan siswa telah
mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. Adapun kelebihan yang didapat setelah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing adalah siswa
dapat saling membantu dalam kelompok, adanya interaksi yang baik antara siswa
maupun guru, siswa lebih bersemangat dalam belajar, pembelajaran banyak
didominasi oleh siswa dan guru telah melaksanakan pembelajaran yang berpusat
pada siswa (student centered).
Dari hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi kinerja guru dan
aktivitas siswa pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Pada lembar
hasil observasi kinerja guru siklus I yaitu pada pertemuan pertama masih terdapat
skor 3 sebanyak 13 dan skor 4 sebanyak 8 item. Aspek yang mengalami
peningkatan yaitu pada penyampaian materi pembelajaran. Pada aspek ini guru
sudah membimbing dalam model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing (8), guru sudah menguasai materi pembelajaran dengan baik (9), guru
menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran (10), guru
menjelaskan materi pembelajaran secara runtut (11). Selain itu juga pada aspek
76
membimbing diskusi kelompok. Pada aspek ini, guru sudah membimbing siswa
dalam melakukan diskusi kelompok (15) dan memberi kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat tentang hasil pekerjaan kelompok yang presentasi didepan
kelas (17). Dari hasil observasi kinerja guru pada pertemuan pertama yang
berjumlah 21 item diperoleh jumlah skor 71 dengan kriteria baik, sedangkan pada
pertemuan kedua memperoleh jumlah skor 81 dengan kriteria sangat baik.
Kegiatan pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing pada mata pelajaran IPA terhadap siswa kelas 4 SDN Watu
Agung 01 dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan dari
skor total kinerja guru dalam mengajar.
Selain aktivitas guru, aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan.
siklus I pertemuan pertama dari 17 item terdapat skor 2 sebanyak 2 item, skor 3
sebanyak 10 item dan skor 4 sebanyak 5 item. Pada siklus I pertemuan kedua
memperoleh skor 3 sebanyak 9 item dan skor 4 sebanyak 8 item. Aspek yang
mengalami peningkatan yaitu pada perhatian siswa terhadap penjelasan guru.
Pada aspek ini, siswa sudah memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru
(4) dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik. Selain
itu, respon siswa dalam pembelajaran juga sudah baik, siswa merasa senang
dalam pembelajaran (9). Dari hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan
pertama yang berjumlah 17 item diperoleh jumlah skor 55 dengan kriteria cukup,
sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh jumlah skor 64 dengan kriteria
baik
Pada hasil tindakan kondisi awal, siklus I dan siklus II, diperoleh hasil belajar
IPA terhadap siswa kelas 4 SDN Watu Agung 01 dari kondisi awal tuntas 4 siswa
(27%) dengan nilai tertinggi 80, pada siklus I tuntas 10 siswa (67%) dengan nilai
tertinggi 85 dan pada siklus II meningkat menjadi tuntas 13 siswa (87%) dengan
nilai tertinggi 85. Pada akhir penerapan pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing ada 2 siswa yng tidak tuntas.
Berdasarkan data yang diperoleh pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II
terbukti bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowbal
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar IPA terhadap siswa kelas 4 SDN
77
Watu Agung 01. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing menurut Suprijono (2010;51) mempunyai kelebihan yaitu:
melatih kepercayaan dalam diri siswa baik dalam bertanya maupun
mengemukakan pendapatnya, siswa akan dengan mudah untuk mendapatkan
bahan pembicaraan karena adamya pertanyaan-pertanyaan yang tertulis pada
kertas berbentuk bola, menghindari pendominasian pembicaraan dan siswa yang
diam sama sekali karena masing-masing siswa mendapatkan satu buah pertanyaan
yang harus dijawab dengan cara berargumentasi, melatih kesiapan siswa, saling
memberikan pengetahuan dan menjembatani siswa dalam mengeksplorasi
keterampilan proses belajar.
Penelitian ini relevan dengan PTK karya Sartika (2012) yang berjudul
“Upaya Menigkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing pada Mata Pelajaran IPA di
Kelas V SDN 147 Palembang. Berdasarkan dari hasil tes formatif siswa, di
peroleh data pada siklus I hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 71,57 dan
ketuntasan hasil belajar sebesar 81,57%, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai
rata-rata 77,10 dan ketuntasan hasil belajar sebesar 89,47%. Hasil dari penelitian
ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing hasil belajar IPA silkus II lebih besar dari siklus I.
Penelitian ini relevan juga dengan PTK Zahron dengan penelitian yang
berjudul “Penggunaan model Snowball Throwing untuk meningkatkan
pembelajaran IPA kelas V SDNU Bangil”. Hasil penelitian pembelajaran IPA
dengan menggunakan model snowball throwing yang awalnya siswa kurang
terbiasa sehingga 6 indikator dari model snowball throwing belum bisa
dilaksanakan namun setelah diberikan tindakan di siklus II bisa dilaksanakan
semuanya. Sedangkan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus 1 mencapai 57,57%
dan pada siklus 2 mencapai 81,81 % sedangkan hasil belajar setelah penerapan
model snowball throwing skor nilai hasil belajar siswa pada siklus 1 mendapat
rata-rata skor tes yaitu 71,12 sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan skor
rata-rata hasil belajar siswa yaitu 81,21.
78
Penelitian ini mendukung PTK Mulyadi (2010) yang berjudul Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing dalam Peningkatan Aktivitas
Belajar dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD N Madyopuro 6 Malang.
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa pada materi gaya dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model
Snowball Throwing menunjukkan adanya (a) Terjadi peningkatan persentase
keberhasilan aktivitas belajar siswa, yaitu dari 72,00% pada tindakan siklus I
menjadi 83,75% pada tindakan siklus II (b) Terjadi peningkatan persentase
keberhasilan aktivitas mengajar guru, yaitu dari 84,61% pada tindakan siklus I
menjadi 92,30% pada tindakan siklus II, (c) Nilai rata-rata hasil tes belajar siswa
meningkat dari 64,4 pada tindakan siklus I menjadi 73,6 pada tindakan siklus II
dan 75,6 pada tes akhir tindakan.