BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian … · 2012. 11. 22. · BAB IV . HASIL...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian … · 2012. 11. 22. · BAB IV . HASIL...
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Karangtengah 01 yang
beralamatkan di Dusun Beran, Desa Karangtengah, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang. Unit dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Karangtengah 01 yang disajikan pada tabel 4.1 berikut ini.
(Sumber: data kelas IV SD Negeri Karangtengah 01)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ada 42 siswa yang digunakan sebagai unit
penelitian dengan jumlah proporsi siswa yang sama antara kelompok kontrol dan
eksperimen yaitu masing-masing 21 siswa.
4.2 Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah
pembelajaran di kelas dengan mewawancarai guru kelas IV A dan IV B SD
Negeri Karangtengah 01 dan mengamati sistem pembelajaran IPA di kelas
tersebut. Setelah menemukan permasalahan di kelas, langkah selanjutnya
menyusun proposal penelitian, surat ijin penelitian, instrumen penelitian, RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, sampai pada uji coba instrumen penelitian untuk mendapatkan soal yang
valid dan reliabel.
Selanjutnya peneliti melakukan tes ke-1 dengan pokok bahasan Gaya,
Energi dan Penggunaannya. Data yang diperoleh dari hasil tes ke-1 digunakan
untuk mengetahui kondisi kesetaraan dari kedua kelompok tersebut. Setelah
terbukti homogen, maka dapat diberi perlakuan. Pada umumnya pembelajaran
yang dilaksanakan di SD Negeri Karangtengah 01 menggunakan pembelajaran
Tabel 4.1
Distribusi Unit Penelitian
No. Kelas Jumlah siswa Persentase Kelompok
1 IV A 21 50% Kontrol
2 IV B 21 50% Eksperimen
Jumlah 42 100% Unit Penelitian
54
konvensional monoton dengan metode ceramah dan tanya jawab. Pada
pelaksanaan pembelajaran biasanya siswa cenderung pasif saat guru menjelaskan
materi. Siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru. Guru sebagai
sumber informasi pengetahuan bagi siswa. Sehingga saat menggunakan strategi
pembelajaran ini guru harus memiliki wawasan pengetahuan yang cukup luas dan
memperhatikan kondisi kelas jika ada siswa yang merasa jenuh. Penggunaan
pembelajaran konvensional monoton menuntut siswa untuk mengingat dan
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Dengan dijejali materi-materi
yang hanya mengandalkan ingatan saja, maka kreativitas siswa tidak berkembang
karena interaksi belajar hanya terjadi satu arah, yaitu guru kepada siswa.
Sedangkan strategi pembelajaran inkuiri, siswa dituntut untuk menemukan
pengetahuan dengan pengalaman melakukan secara langsung. Dalam kegiatan
pembelajaran siswa aktif melakukan percobaan, berdiskusi, dan presentasi yang
dilakukan secara berkelompok. Sehingga tercipta interaksi yang baik antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan percobaan yang dilakukan.
Dari penjelasan singkat mengenai pembelajaran konvensional monoton
yang digunakan oleh guru kelas IVA dan IVB di SD Negeri Karangtengah 01 dan
strategi pembelajaran inkuiri yang disebutkan oleh peneliti maka langkah yang
diambil peneliti yaitu memberikan perlakuan pada kelas IV A di SD Negeri
Karangtengah 01 dengan penggunaan strategi pembelajaran konvensional
monoton (metode ceramah dan tanya jawab) sebagai kelompok kontrol dan pada
kelas IV B di SD Negeri Karangtengah 01 dengan penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri sebagai kelompok eksperimen. Materi pembelajaran yang
digunakan dengan pokok bahasan perubahan lingkungan fisik.
Pada kelompok eksperimen, penelitian ini memperoleh hasil observasi
aktivitas siswa, hasil observasi aktivitas guru, evaluasi hasil belajar dilakukan
melalui penilaian proses belajar (LKS Percobaan dan observasi: percobaan,
diskusi, dan presentasi) dan penilaian hasil belajar (tes ke-2).
Sedangkan pada kelompok kontrol, penelitian ini menghasilkan evaluasi
hasil belajar hanya melalui penilaian hasil belajar yaitu tes ke-2. Kelompok
kontrol tidak menghasilkan penilaian proses dan pencatatan observasi aktifitas
55
siswa secara formal dan terstruktur karena dalam pembelajaran siswa cenderung
pasif menyimak materi yang dijelaskan oleh guru, dan beberapa kali tanya jawab.
Jadi tidak ada hal khusus untuk diamati. Dan aktivitas guru saat mengajar tidak
dilakukan pencatatan secara formal dan terstruktur karena metode ceramah dan
tanya jawab demikian sudah biasa dilakukan oleh guru, sehingga tidak ada hal
yang harus diamati. Setelah proses eksperimen selesai, maka dilakukan analisa
statistik dari data yang telah terkumpul untuk kemudian disusun dalam bentuk
laporan penelitian. Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Karangtengah 01
dilakukan masing-masing 3 kali pertemuan seperti tercantum pada jadwal
penelitian (lampiran 9)
Analisis Deskriptif Penilaian Proses Dalam Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pada saat pembelajaran, peneliti melakukan penilaian proses terhadap
aktivitas siswa di kelompok eksperimen. Pelaksanaan penilaian proses dalam
strategi pembelajaran inkuiri yaitu melalui observasi aktifitas siswa yang
difokuskan pada kegiatan percobaan, diskusi, dan presentasi disertai dengan
mengerjakan portofolio. Pengamatan (observasi) tersebut dengan menggunakan
lembar observasi percobaan (rubrik percobaan), lembar observasi diskusi
kelompok (rubrik diskusi), dan lembar pengamatan presentasi (rubrik presentasi).
Sedangkan portofolio dengan menggunakan lembar kerja siswa.
Observasi Kegiatan Percobaan
Observasi kegiatan percobaan dilakukan untuk menilai kegiatan siswa saat
melakukan percobaan dengan indikator yang telah ditentukan guru. Adapun hasil
observasi kegiatan percobaan yang dilaksanakan pada pertemuan ke-1, pertemuan
ke-2, dan pertemuan ke-3 yaitu berikut:
Pertemuan Ke-1
Hasil observasi kegiatan percobaan pada pertemuan ke-1 menunjukkan
dalam pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 2- 4. Pada indikator pertama
yaitu bekerjasama menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan ada 2 siswa
mendapat skor 2 dengan persentase 9% yang artinya siswa menyiapkan alat dan
bahan tanpa koordinasi dalam kelompok, 13 siswa mendapat skor 3 dengan
56
persentase 62% yang artinya siswa menyiapkan tetapi kurang berkoordinasi dalam
kelompok, dan 6 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 29% yang artinya
siswa menyiapkan alat dan bahan dengan berkoordinasi dalam kelompok. Pada
indikator kedua yaitu berpartisipasi dalam percobaan sesuai petunjuk ada 12 siswa
mendapat skor 3 dengan persentase 57% yang artinya siswa berpartisipasi sekitar
2
3 dari waktu yang telah ditentukan, dan ada 9 siswa mendapat skor 4 dengan
persentase 43% yang artinya berpartisipasi aktif dari kegiatan awal sampai
kegiatan akhir pembelajaran. Pada indikator ketiga yaitu ketekunan dalam
melakukan percobaan ada 13 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 62% yang
artinya tekun saat melakukan percobaan, dan ada 8 siswa mendapat skor 4 dengan
persentase 38% yang artinya sangat tekun saat melakukan percobaan. Dan
indikator keempat yaitu tanggungjawab membersihkan dan mengumpulkan alat
yang telah digunakan untuk percobaan ada 12 siswa mendapat skor 3 dengan
persentase 57% yang artinya siswa tanggungjawab membersihkan dan
mengumpulkan alat yang telah digunakan, dan ada 9 siswa mendapat skor 4
dengan persentase 43% yang artinya siswa tanggungjawab membersihkan,
mengumpulkan dan menata kembali alat yang telah digunakan.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan percobaan pada pertemuan
ke-1 menunjukkan siswa mengikuti kegiatan percobaan dengan cukup baik. Hal
ini ditunjukkan perolehan jumlah siswa yang mendapat skor 3 dan 4 yang
berkategori umum baik dan sangat baik lebih banyak daripada jumlah siswa yang
mendapat skor 1 dan 2 yang berkategori umum tidak baik dan kurang baik.
Dengan perolehan skor yang semakin tinggi akan berpengaruh pada rata-rata skor
siswa pada setiap indikator. Skor rata-rata pada indikator ke-1 yaitu 3,2, indikator
ke-2 yaitu 3,4, indikator ke-3 yaitu 3,4, dan indikator ke-4 yaitu 3,4. Untuk skor
rata-rata semua indikator pada pertemuan ke-1 yaitu 3,4.
Pertemuan Ke-2
Hasil observasi kegiatan percobaan pada pertemuan ke-2 menunjukkan
dalam pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 3- 4. Pada indikator pertama
yaitu bekerjasama menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan ada 6 siswa
57
mendapat skor 3 dengan persentase 29% yang artinya siswa menyiapkan tetapi
kurang berkoordinasi dalam kelompok, dan 15 siswa mendapat skor 4 dengan
persentase 71% yang artinya siswa menyiapkan alat dan bahan dengan
berkoordinasi dalam kelompok. Pada indikator kedua yaitu berpartisipasi dalam
percobaan sesuai petunjuk ada 3 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 14%
yang artinya siswa berpartisipasi sekitar 2
3 dari waktu yang telah ditentukan, dan
ada 18 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 86% yang artinya berpartisipasi
aktif dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Pada indikator ketiga
yaitu ketekunan dalam melakukan percobaan ada 4 siswa mendapat skor 3 dengar
persentase 19% yang artinya tekun saat melakukan percobaan, dan ada 17 siswa
mendapat skor 4 dengan persentase 81% yang artinya sangat tekun saat
melakukan percobaan. Dan indikator keempat yaitu tanggungjawab
membersihkan dan mengumpulkan alat yang telah digunakan untuk percobaan ada
8 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 38% yang artinya siswa
tanggungjawab membersihkan dan mengumpulkan alat yang telah digunakan, dan
ada 13 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 62% yang artinya siswa
tanggungjawab membersihkan, mengumpulkan dan menata kembali alat yang
telah digunakan.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan percobaan pada pertemuan
ke-2 menunjukkan siswa mengikuti kegiatan percobaan dengan baik. Dengan
perolehan skor yang semakin tinggi mendekati skor maksimal (skor 4) akan
berpengaruh pada rata-rata skor siswa pada setiap indikator. Skor rata-rata pada
indikator ke-1 yaitu 3,7, indikator ke-2 yaitu 3,9, indikator ke-3 yaitu 3,8, dan
indikator ke-4 yaitu 3,6. Untuk skor rata-rata semua indikator pada pertemuan ke-
2 yaitu 3,8.
Pertemuan Ke-3
Hasil observasi kegiatan percobaan pada pertemuan ke-3 menunjukkan
dalam pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 3- 4. Pada indikator pertama
yaitu bekerjasama menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan ada 6 siswa
mendapat skor 3 dengan persentase 29% yang artinya siswa menyiapkan tetapi
58
kurang berkoordinasi dalam kelompok, dan 15 siswa mendapat skor 4 dengan
persentase 71% yang artinya siswa menyiapkan alat dan bahan dengan
berkoordinasi dalam kelompok. Pada indikator kedua yaitu berpartisipasi dalam
percobaan sesuai petunjuk ada 2 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 10%
yang artinya siswa berpartisipasi sekitar 2
3 dari waktu yang telah ditentukan, dan
ada 19 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 90% yang artinya berpartisipasi
aktif dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Pada indikator ketiga
yaitu ketekunan dalam melakukan percobaan ada 4 siswa mendapat skor 3 dengar
persentase 19% yang artinya tekun saat melakukan percobaan, dan ada 17 siswa
mendapat skor 4 dengan persentase 81% yang artinya sangat tekun saat
melakukan percobaan. Dan indikator keempat yaitu tanggungjawab
membersihkan dan mengumpulkan alat yang telah digunakan untuk percobaan ada
5 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 24% yang artinya siswa
tanggungjawab membersihkan dan mengumpulkan alat yang telah digunakan, dan
ada 16 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 76% yang artinya siswa
tanggungjawab membersihkan, mengumpulkan dan menata kembali alat yang
telah digunakan.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan percobaan pada pertemuan
ke-3 menunjukkan siswa mengikuti kegiatan percobaan dengan baik. Dengan
perolehan skor yang semakin tinggi mendekati skor maksimal (skor 4) akan
berpengaruh pada rata-rata skor siswa pada setiap indikator. Skor rata-rata pada
indikator ke-1 yaitu 3,7, indikator ke-2 yaitu 3,9, indikator ke-3 yaitu 3,8, dan
indikator ke-4 yaitu 3,8. Untuk skor rata-rata semua indikator pada pertemuan ke-
2 yaitu 3,8.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan penjelasan mengenai ketiga
hasil observasi kegiatan percobaan, tampak bahwa hasil observasi percobaan pada
setiap pertemuan mendekati skor maksimal yaitu skor 4 dengan jumlah yang
semakin banyak. Oleh karena itu, skor rata-rata per indikator juga semakin tinggi
mendekati skor 4 pula.
59
Observasi Kegiatan Diskusi
Observasi kegiatan diskusi dilakukan untuk menilai kegiatan siswa saat
berdiskusi kelompok dengan indikator yang telah ditentukan guru. Adapun hasil
observasi kegiatan diskusi yang dilaksanakan pada pertemuan ke-1, pertemuan
ke-2, dan pertemuan ke-3 yaitu berikut:
Pertemuan Ke-1
Hasil observasi kegiatan diskusi pada pertemuan ke-1 menunjukkan dalam
pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 2- 4. Pada indikator pertama yaitu
jumlah pendapat yang disampaikan; ada 3 siswa mendapat skor 2 dengan
persentase 14% yang artinya siswa menyampaikan 2 pendapat, 16 siswa mendapat
skor 3 dengan persentase 76% yang artinya siswa siswa menyampaikan 3
pendapat, dan 2 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 10% yang artinya siswa
menyampaikan 4 pendapat. Pada indikator kedua yaitu kejelasan siswa dalam
menyampaikan substansi; ada 1 siswa mendapat skor 2 dengan persentase 5%
yang artinya siswa kurang jelas dalam menyampaikan substansi, 14 siswa
mendapat skor 3 dengan persentase 67% yang artinya siswa jelas dalam
menyampaikan substansi, dan ada 6 siswa mendapat skor 4 dengan persentase
28% yang artinya siswa sangat jelas dalam menyampaikan substansi. Dan pada
indikator ketiga yaitu waktu yang digunakan siswa untuk diskusi; ada 20 siswa
mendapat skor 3 dengar persentase 95% yang artinya siswa berdiskusi selama 7
menit, dan ada 1 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 5% yang artinya siswa
berdiskusi selama 10 menit.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan diskusi pada pertemuan ke-1
menunjukkan siswa mengikuti kegiatan diskusi dengan cukup baik. Hal ini
ditunjukkan perolehan jumlah siswa yang mendapat skor 3 dan 4 yang berkategori
umum baik dan sangat baik lebih banyak daripada jumlah siswa yang mendapat
skor 1 dan 2 yang berkategori umum tidak baik dan kurang baik. Dengan
perolehan skor yang semakin tinggi akan berpengaruh pada rata-rata skor siswa
pada setiap indikator. Skor rata-rata pada indikator ke-1 yaitu 3,0, indikator ke-2
yaitu 3,2. dan indikator ke-3 yaitu 3,0. Untuk skor rata-rata semua indikator pada
pertemuan ke-1 yaitu 3,1.
60
Pertemuan Ke-2
Hasil observasi kegiatan diskusi pada pertemuan ke-2 menunjukkan dalam
pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 3- 4. Pada indikator pertama yaitu
jumlah pendapat yang disampaikan; ada 17 siswa mendapat skor 3 dengan
persentase 81% yang artinya siswa siswa menyampaikan 3 pendapat, dan 4 siswa
mendapat skor 4 dengan persentase 19% yang artinya siswa menyampaikan 4
pendapat. Pada indikator kedua yaitu kejelasan siswa dalam menyampaikan
substansi; ada 7 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 33% yang artinya siswa
jelas dalam menyampaikan substansi, dan ada 14 siswa mendapat skor 4 dengan
persentase 67% yang artinya siswa sangat jelas dalam menyampaikan substansi.
Dan pada indikator ketiga yaitu waktu yang digunakan siswa untuk berdiskusi;
ada 13 siswa mendapat skor 3 dengar persentase 62% yang artinya siswa
berdiskusi selama 7 menit, dan ada 8 siswa mendapat skor 4 dengan persentase
38% yang artinya siswa berdiskusi selama 10 menit.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan diskusi pada pertemuan ke-2
menunjukkan siswa mengikuti kegiatan diskusi dengan baik. Dengan perolehan
skor yang semakin tinggi akan berpengaruh pada rata-rata skor siswa pada setiap
indikator. Skor rata-rata pada indikator ke-1 yaitu 3,2, indikator ke-2 yaitu 3,7 dan
indikator ke-3 yaitu 3,4. Untuk skor rata-rata semua indikator pada pertemuan ke-
2 yaitu 3,4.
Pertemuan Ke-3
Hasil observasi kegiatan diskusi pada pertemuan ke-3 menunjukkan dalam
pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 3- 4. Pada indikator pertama yaitu
jumlah pendapat yang disampaikan; ada 11 siswa mendapat skor 3 dengan
persentase 52% yang artinya siswa siswa menyampaikan 3 pendapat, dan 10 siswa
mendapat skor 4 dengan persentase 48% yang artinya siswa menyampaikan 4
pendapat. Pada indikator kedua yaitu kejelasan siswa dalam menyampaikan
substansi; ada 6 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 29% yang artinya siswa
jelas dalam menyampaikan substansi, dan ada 15 siswa mendapat skor 4 dengan
persentase 71% yang artinya siswa sangat jelas dalam menyampaikan substansi.
Dan pada indikator ketiga yaitu waktu yang digunakan siswa untuk berdiskusi;
61
ada 5 siswa mendapat skor 3 dengar persentase 24% yang artinya siswa berdiskusi
selama 7 menit, dan ada 16 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 76% yang
artinya siswa berdiskusi selama 10 menit.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan diskusi pada pertemuan ke-3
menunjukkan siswa mengikuti kegiatan diskusi dengan sangat baik. Dengan
perolehan skor yang semakin tinggi akan berpengaruh pada rata-rata skor siswa
pada setiap indikator. Skor rata-rata pada indikator ke-1 yaitu 3,5, indikator ke-2
yaitu 3,7 dan indikator ke-3 yaitu 3,8. Untuk skor rata-rata semua indikator pada
pertemuan ke-3 yaitu 3,7.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan penjelasan mengenai ketiga
hasil observasi kegiatan diskusi, tampak bahwa hasil observasi diskusi pada setiap
pertemuan mendekati skor maksimal yaitu skor 4 dengan jumlah yang semakin
banyak. Oleh karena itu, skor rata-rata per indikator juga semakin tinggi
mendekati skor 4 pula.
Observasi Kegiatan Presentasi
Observasi kegiatan diskusi dilakukan untuk menilai kegiatan siswa saat
presentasi dengan indikator yang telah ditentukan guru. Adapun hasil observasi
kegiatan presentasi yang dilaksanakan pada pertemuan ke-1, pertemuan ke-2, dan
pertemuan ke-3 yaitu berikut:
Pertemuan Ke-1
Hasil observasi kegiatan presentasi pada pertemuan ke-1 menunjukkan
dalam pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 2- 4. Pada indikator pertama
yaitu sikap kepercayaan diri dalam menyampaikan hasil diskusi; ada 2 siswa
mendapat skor 2 dengan persentase 10% yang artinya siswa ragu-ragu dalam
menyampaikan hasil diskusi, 15 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 71%
yang artinya siswa tegas, tetapi tidak berani menatap kelompok lain saat
menyampaikan hasil diskusi, dan 4 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 19%
yang artinya siswa percaya diri, tegas, dan berani menatap kelompok lain saat
menyampaikan hasil diskusi. Pada indikator kedua yaitu kualitas suara dalam
menyampaikan hasil diskusi; ada 1 siswa mendapat skor 2 dengan persentase 5%
yang artinya intonasi, power, tempo suara kurang jelas saat siswa menyampaikan
62
hasil diskusi, 19 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 90% yang artinya
intonasi, power, tempo suara jelas saat siswa menyampaikan hasil diskusi, dan ada
1 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 5% yang artinya intonasi, power,
tempo suara sangat jelas saat siswa menyampaikan hasil diskusi. Dan pada
indikator ketiga yaitu perhatian dalam menyimak hasil diskusi; ada 1 siswa
mendapat skor 2 dengan persentase 5% yang artinya siswa kurang memperhatikan
dalam menyimak hasil diskusi, 19 siswa mendapat skor 3 dengar persentase 90%
yang artinya siswa memperhatikan dalam menyimak hasil diskusi, dan ada 1
siswa mendapat skor 4 dengan persentase 5% yang artinya siswa memperhatikan
dengan sungguh-sungguh dalam menyimak hasil diskusi yang disajikan.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan presentasi pada pertemuan
ke-1 menunjukkan siswa mengikuti kegiatan presentasi dengan cukup baik.
Dengan perolehan skor yang semakin tinggi akan berpengaruh pada rata-rata skor
siswa pada setiap indikator. Skor rata-rata pada indikator ke-1 yaitu 3,1, indikator
ke-2 yaitu 3,0 dan indikator ke-3 yaitu 3,0. Untuk skor rata-rata semua indikator
pada pertemuan ke-1 yaitu 3,0.
Pertemuan Ke-2
Hasil observasi kegiatan presentasi pada pertemuan ke-2 menunjukkan
dalam pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 2- 4. Pada indikator pertama
yaitu sikap kepercayaan diri dalam menyampaikan hasil diskusi; ada 1 siswa
mendapat skor 2 dengan persentase 5% yang artinya siswa ragu-ragu dalam
menyampaikan hasil diskusi, 17 siswa mendapat skor 3 dengan persentase 81%
yang artinya siswa tegas, tetapi tidak berani menatap kelompok lain saat
menyampaikan hasil diskusi, dan 3 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 14%
yang artinya siswa percaya diri, tegas, dan berani menatap kelompok lain saat
menyampaikan hasil diskusi. Pada indikator kedua yaitu kualitas suara dalam
menyampaikan hasil diskusi; ada 18 siswa mendapat skor 3 dengan persentase
86% yang artinya intonasi, power, tempo suara jelas saat siswa menyampaikan
hasil diskusi, dan ada 3 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 14% yang
artinya intonasi, power, tempo suara sangat jelas saat siswa menyampaikan hasil
diskusi. Dan pada indikator ketiga yaitu perhatian dalam menyimak hasil diskusi;
63
ada 16 siswa mendapat skor 3 dengar persentase 76% yang artinya siswa
memperhatikan dalam menyimak hasil diskusi, dan ada 5 siswa mendapat skor 4
dengan persentase 24% yang artinya siswa memperhatikan dengan sungguh-
sungguh dalam menyimak hasil diskusi yang disajikan.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan presentasi pada pertemuan
ke-2 menunjukkan siswa mengikuti kegiatan presentasi dengan baik. Dengan
perolehan skor yang semakin tinggi akan berpengaruh pada rata-rata skor siswa
pada setiap indikator. Skor rata-rata pada indikator ke-1 yaitu 3,1, indikator ke-2
yaitu 3,1 dan indikator ke-3 yaitu 3,2. Untuk skor rata-rata semua indikator pada
pertemuan ke-2 yaitu 3,1.
Pertemuan Ke-3
Hasil observasi kegiatan presentasi pada pertemuan ke-3 menunjukkan
dalam pelaksanaannya mendapatkan skor mulai dari 3- 4. Pada indikator pertama
yaitu sikap kepercayaan diri dalam menyampaikan hasil diskusi; ada 14 siswa
mendapat skor 3 dengan persentase 67% yang artinya siswa tegas, tetapi tidak
berani menatap kelompok lain saat menyampaikan hasil diskusi, dan 7 siswa
mendapat skor 4 dengan persentase 33% yang artinya siswa percaya diri, tegas,
dan berani menatap kelompok lain saat menyampaikan hasil diskusi. Pada
indikator kedua yaitu kualitas suara dalam menyampaikan hasil diskusi; ada 18
siswa mendapat skor 3 dengan persentase 86% yang artinya intonasi, power,
tempo suara jelas saat siswa menyampaikan hasil diskusi, dan ada 3 siswa
mendapat skor 4 dengan persentase 14% yang artinya intonasi, power, tempo
suara sangat jelas saat siswa menyampaikan hasil diskusi. Dan pada indikator
ketiga yaitu perhatian dalam menyimak hasil diskusi; ada 12 siswa mendapat skor
3 dengar persentase 57% yang artinya siswa memperhatikan dalam menyimak
hasil diskusi, dan ada 9 siswa mendapat skor 4 dengan persentase 43% yang
artinya siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam menyimak hasil
diskusi yang disajikan.
Penjelasan mengenai hasil observasi kegiatan presentasi pada pertemuan
ke-3 menunjukkan siswa mengikuti kegiatan presentasi dengan sangat baik.
Dengan perolehan skor yang semakin tinggi akan berpengaruh pada rata-rata skor
64
siswa pada setiap indikator. Skor rata-rata pada indikator ke-1 yaitu 3,3, indikator
ke-2 yaitu 3,1 dan indikator ke-3 yaitu 3,4. Untuk skor rata-rata semua indikator
pada pertemuan ke-2 yaitu 3,3.
Berdasarkan data yang telah diperoleh dan penjelasan mengenai ketiga
hasil observasi kegiatan presentasi, tampak bahwa hasil observasi presentasi pada
setiap pertemuan mendekati skor maksimal yaitu skor 4 dengan jumlah yang
semakin banyak. Oleh karena itu, skor rata-rata per indikator juga semakin tinggi
mendekati skor 4 pula.
Selain menggunakan observasi kegiatan sebagai penilaian proses,
penelitian ini juga menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dalam setiap pertemuan.
Untuk pertemuan ke-1 disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Skor LKS Pertemuan Ke-1
Skor Frekuensi (f) Persentase (%)
93 7 33%
90 4 19%
87 6 29%
83 4 19%
Jumlah 21 100% (Sumber: data yang telah diolah)
Dari tabel 4.2 skor LKS pertemuan ke-1 menunjukkan bahwa ada 7 siswa
dengan persentase 33% mendapat skor 93; 4 siswa dengan persentase 19%
mendapat skor 90; 6 siswa dengan persentase 29% mendapat skor 87; 4 siswa
dengan persentase 19% mendapat skor 83.
Untuk pertemuan ke-2 disajikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Skor LKS Pertemuan Ke-2
Skor Frekuensi (f) Persentase (%)
100 4 19%
96 4 19%
92 4 19%
88 4 19%
80 5 24%
Jumlah 21 100% (Sumber: data yang telah diolah)
Dari tabel 4.3 skor LKS pertemuan ke-2 menunjukkan bahwa ada 4 siswa
dengan persentase 19% mendapat skor 100; 4 siswa dengan persentase 19%
65
mendapat skor 96; 4 siswa dengan persentase 19% mendapat skor 92; 4 siswa
dengan persentase 19% mendapat skor 88; 5 siswa dengan persentase 24%
mendapat skor 80.
Untuk pertemuan ke-3 disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Skor LKS Pertemuan Ke-3
Skor Frekuensi (f) Persentase (%)
100 8 38%
97 4 19%
93 4 19%
90 5 24%
Jumlah 21 100% (Sumber: data yang telah diolah)
Dari tabel 4.4 skor LKS pertemuan ke-3 menunjukkan bahwa ada 8 siswa
dengan persentase 38% mendapat skor 100; 4 siswa dengan persentase 19%
mendapat skor 97; 4 siswa dengan persentase 19% mendapat skor 93; dan 5 siswa
dengan persentase 24% mendapat skor 90.
Analisis Deskriptif Penilaian Hasil Belajar
Pada penelitian ini, selain menggunakan observasi sebagai teknik
pengumpulan data juga menggunakan tes ke-2 untuk penilaian hasil belajar siswa,
baik dari kelompok kontrol maupun eksperimen. Skor tes ke-2 pada kelompok
eksperimen disajikan pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Ke-2 Kelompok Eksperimen
Skor Frekuensi (f) Persentase (%)
100 7 33%
97 2 10%
93 2 10%
90 3 14%
86 1 5%
83 2 10%
79 2 10%
76 2 10%
Jumlah 21 100% (Sumber: data yang telah diolah)
Dari tabel 4.5 menunjukkan hasil tes ke-2 yang diperoleh kelompok
eksperimen. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ada 7 siswa dengan
persentase 33% mendapat skor 100; 2 siswa dengan persentase 10% mendapat
66
skor 97; 2 siswa dengan persentase 10% mendapat skor 93; 3 siswa dengan
persentase 14% mendapat skor 90; 1 siswa dengan persentase 5% mendapat skor
86; 2 siswa dengan persentase 10% mendapat skor 83; 2 siswa dengan persentase
10% mendapat skor 79; dan 2 siswa dengan persentase 10% mendapat skor 76.
Skor tes ke-2 pada kelompok kontrol disajikan pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Ke-2 Kelompok Kontrol
Skor Frekuensi (f) Persentase (%)
97 1 5%
90 1 5%
86 2 10%
83 1 5%
79 4 19%
76 4 19%
72 3 14%
69 1 5%
66 1 5%
62 1 5%
55 1 5%
48 1 5%
Jumlah 21 100% (Sumber: data yang telah diolah)
Dari tabel 4.6 menunjukkan hasil tes ke-2 yang diperoleh kelompok
kontrol. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa ada 1 siswa dengan persentase
5% mendapat skor 97; 1 siswa dengan persentase 5% mendapat skor 90; 2 siswa
dengan persentase 10% mendapat skor 86; 1 siswa dengan persentase 5%
mendapat skor 83; 4 siswa dengan persentase 19% mendapat skor 79; 4 siswa
dengan persentase 19% mendapat skor 76; 3 siswa dengan persentase 14%
mendapat skor 72; 1 siswa dengan persentase 5% mendapat skor 69; 1 siswa
dengan persentase 5% mendapat skor 66; I siswa dengan persentase 5% mendapat
skor 62; 1 siswa dengan persentase 5% mendapat skor 55; dan 1 siswa dengan
persentase 5% mendapat skor 48.
Data hasil tes ke-2 yang dikerjakan oleh siswa setelah diberikan perlakuan
pada kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya data dianalisis menggunakan
uji prasyarat untuk menentukan data yang diperoleh bersifat normal dan homogen.
Uji prasyarat dalam penelitian ini melalui uji normalitas dan uji homogenitas.
Setelah didapat data hasil belajar yang normal dan homogen, kemudian dilakukan
67
uji-t untuk mengetahui hasil perbedaan dari hasil belajar menggunakan
pembelajaran inkuiri dan pembelajaran konvensional monoton oleh guru.
Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Sebelum dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas, terlebih dahulu
dilakukan uji deskriptif dengan menggunakan bantuan SPSS 19.0 dengan
merangkum data empirik hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran IPA pada
pokok bahasan perubahan lingkungan fisik yang telah diklasifikasikan deskriptif
statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, jumlah, mean, standar deviasi.
Tabel 4.7
Hasil Analisis Deskriptif Skor Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol
N Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Kontrol 21 48,30 48,30 96,60 75,2190 11,15444
Eksperimen 21 18,50 78,80 97,30 89,8762 5,86480
(Sumber: data yang telah diolah)
Tabel 4.7 menunjukkan pada hasil belajar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki jumlah
data (N) sama yaitu sebanyak 21. Perbedaannya yaitu terletak pada range, skor
minimum, skor maksimum, skor rata-rata, dan standard deviasi. Pada kelompok
kontrol mempunyai skor minimum 48,30, skor maksimum 96,60, skor rata-rata
75,2190 dan standar deviasi 11,15444. Sedangkan pada kelompok eksperimen
mempunyai skor minimum 78,80, skor maksimum 97,30, rata-rata skor 89,8762
dan standar deviasi 5,86480.
Uji Homogenitas
Sebelum dilakukan analisis uji t, terlebih dahulu dilakukan analisis uji
homogenitas data dan uji normalitas data. Uji homogenitas ini digunakan untuk
mengetahui dari kedua kelompok memiliki tingkat variansi data yang sama atau
tidak setelah adanya perlakuan di kelompok eksperimen dengan penggunaan
68
strategi pembelajaran inkuiri dengan dibandingkan hasil belajar pada kelompok
kontrol.
Dari data hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
setelah uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas Skor Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3,067 1 40 ,088
Tabel 4.8 nilai signifikansi adalah 0,088 > 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa hasil belajar kedua kelompok yaitu homogen. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kedua varian sama (varian kelompok kontrol dan kelompok eksperimen).
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran
data dari variabel penelitian. Uji normalitas hasil belajar ini menggunakan teknik
One sample Kolmogrov-Smirnov Test, perhitungan dilakukan dengan
menggunakan SPSS 19.0.
Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kontrol eksperimen
N 21 21
Normal Parametersa,b
Mean 75,2190 89,8762
Std. Deviation 11,15444 5,86480
Most Extreme Differences Absolute ,162 ,131
Positive ,119 ,103
Negative -,162 -,131
Kolmogorov-Smirnov Z ,743 ,602
Asymp. Sig. (2-tailed) ,639 ,861
69
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kontrol eksperimen
N 21 21
Normal Parametersa,b
Mean 75,2190 89,8762
Std. Deviation 11,15444 5,86480
Most Extreme Differences Absolute ,162 ,131
Positive ,119 ,103
Negative -,162 -,131
Kolmogorov-Smirnov Z ,743 ,602
Asymp. Sig. (2-tailed) ,639 ,861
a. Test distribution is Normal. (Sumber: data yang telah diolah) b. Calculated from data.
Dari tabel 4.9 tentang uji normalitas hasil belajar kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa:
1. Skor hasil belajar kelompok eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed)
adalah 0,861. Apabila P > 0,05 maka hipotesis diterima, dan apabila P <
0,05 maka hipotesis ditolak. Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa S = P =
0,861, maka berdasarkan perhitungan signifikansi 5% P > 0,05, atau 0,861
> 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar kelompok
eksperimen adalah berdistribusi normal.
2. Skor hasil belajar kelompok kontrol dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansi dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed)
adalah 0,639. Apabila P > 0,05 maka hipotesis diterima, dan apabila P <
0,05 maka hipotesis ditolak. Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa S = P =
0,639, maka berdasarka perhitungan signifikansi 5% P > 0,05, atau 0,639
> 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar kelompok kontrol
adalah berdistribusi normal.
Secara lebih jelas berikut disajikan kurva normal kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol berikut ini:
70
Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas Skor Hasil Belajar Kelompok Kontrol
71
Uji Beda
Untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan adalah
independent sampel t-tes. Hasil perhitungan independent sampel t-tes dapat
dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Independent Sampel T-Tes
Independent Samples Test
Equal
variances
assumed
Equal
variances not
assumed
Levene's Test for
Equality of
Variances
F 3,067
Sig. ,088
t-test for Equality
of Means
t -5,330 -5,330
df 40 30,273
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
Mean Difference -14,65714 -14,65714
Std. Error Difference 2,75004 2,75004
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower -20,21519 -20,27136
Upper -9,09910 -9,04293
(Sumber: data yang telah diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat hasil F hitung levene’s test sebesar
3,067 dengan signifikan homogen 0,088>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua sampel memiliki variansi sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen
seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.8. Selisih mean antara mean skor hasil
belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar -14,657114, artinya
rata-rata skor kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok eksperimen.
Rata-rata skor kelompok eksperimen lebih tinggi sebesar 14,657114 dari
kelompok kontrol. Hal ini dapat dibuktikan dengan skor signifikansi < 0,05 yaitu
0,000 dan -thitung sebesar -5,330, df sebasar 40 maka ttabel sebesar -2,021, -thitung < -
ttabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata skor hasil belajar
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
72
Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji beda pada tabel 4.11 Independent Sampel T-Tes,
maka dapat dilakukan analisis uji hipotesis untuk mengetahui perbandingan yang
signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05.
Perhitungan thitung menunjukkan bahwa, hipotesis diterima jika -thitung < -
ttabel atau thitung > ttabel dan signifikansi < 0,05, sedangkan untuk menentukan
hipotesis ditolak jika -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan signifikansi > 0,05. Oleh karena -
thitung= -5,330, ttabel= -2,021, dan signifikansi 0,000 maka -thitung < -ttabel atau -
5,330 < -2,021 dan signifikansi 0,000 < 0,05. Dari analisis mengenai thitung dan
signifikansi, maka hipotesis diterima dan ada perbedaan yang signifikan untuk
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan
pembelajaran konvensional monoton dengan ceramah dan tanya jawab.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada keefektifan penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri
Karangtengah 01, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Ajaran 2011/2012.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian di kelas IV A sebagai kelompok kontrol dan IV B
sebagai kelompok eksperimen mengajarkan pokok bahasan yang sama yaitu
perubahan lingkungan fisik. Dari kedua kelompok tersebut diberi perlakuan
dengan menggunakan cara yang berbeda dalam penyampaian materi pokok
bahasan perubahan lingkungan fisik untuk mencapai tujuan. Kelompok
eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri,
sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional
seperti yang biasa diterapkan oleh guru IV A. Dengan adanya penggunaan strategi
pembelajaran yang berbeda, maka penilaian yang dilakukan berbeda pula. Untuk
kelompok kontrol, penilaian diambil dari penilaian hasil belajar yaitu tes ke-2.
Sedangkan untuk kelompok eksperimen, penilaian diambil dari penilaian hasil
73
belajar (tes ke-2) dan penilaian proses belajar (LKS dan observasi kegiatan
meliputi: percobaan, diskusi, dan presentasi).
Dengan memberikan perlakuan yang tidak sama ternyata diperoleh hasil
belajar yang berbeda secara signifikan. Perhitungan uji t menggunakan
Independent Sample T-Test dari analisis dapat dilihat bahwa nilai -thitung < -ttabel
sebesar -5,330 < -2,021 dan signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis
memenuhi kriteria diterima yang berarti bahwa ada keefektifan penggunaan
strategi pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri
Karangtengah 01, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Semester II Tahun
Ajaran 2011/2012.
Hal ini diperkuat dengan data yang memaparkan skor rata-rata hasil belajar
IPA siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada skor rata-rata hasil belajar
IPA siswa kelompok kontrol. Perbedaan selisih skor antara kedua kelas yaitu
14,66, dengan skor rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yaitu 89,87 dan
skor rata-rata hasil belajar kelompok kontrol yaitu 75,22.
Terjadinya perbedaan hasil belajar dikarenakan pembelajaran pada kelas
eksperimen mendorong siswa untuk aktif bekerja dalam kelompok untuk
menemukan jawaban dari hal yang dipertanyakan sehingga membentuk konsep
pengetahuan melalui percobaan. Dalam kegiatan inkuiri, siswa dibimbing untuk:
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
Pada tahap ini, siswa dilatih untuk membuka wacana mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan alam.
2) Merumuskan hipotesis
Pada tahap ini, siswa dilatih untuk mengevaluasi dengan memberi jawaban
sementara berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
3) Merancang dan melakukan percobaan
Pada tahap ini siswa, dilatih untuk mengembangkan kemampuan
psikomotor melalui kegiatan percobaan dengan alat dan bahan serta
petunjuk percobaan yang telah disediakan oleh guru.
74
4) Analisis data
Pada tahap ini, siswa menganalisis data yang diperoleh setelah melakukan
percobaan melalui kegiatan diskusi. Di dalam diskusi, siswa berinteraksi
social dengan teman untuk menjawab permasalahan berdasarkan percobaan.
Kegiatan tersebut akan mendorong pola pikir kreatif siswa untuk mensikapi
hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
5) Penyajian hasil percobaan
Pada tahap ini, siswa dilatih untuk percaya diri mempresentasikan hasil
diskusi dengan kelompoknya, dan kelompok lain dilatih untuk menanggapi
presentasi dari hasil diskusi.
6) Merumuskan kesimpulan dari hasil percobaan
Pada tahap ini, siswa harus memahami hasil percobaan, kemudian dilatih
untuk menyimpulkan hasil percobaan.
Dengan kata lain, strategi pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk
aktif, berfikir logis, kritis, analitis dalam struktur kelompok untuk menemukan
suatu konsep dengan mengalami secara langsung saat pembelajaran.
Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Sanjaya (2011: 196-197),
memyatakan bahwa Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi
pembelajaran inkuiri. Pertama, menempatkan siswa sebagai subjek belajar,
artinya siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan
guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri. Kedua, Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara
guru dan siswa. Ketiga, Tujuan dari penggunaan inkuiri yaitu mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Sehingga siswa dalam
pembelajaran inkuiri tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tatapi
bagaimana dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
75
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Sanjaya, maka penggunaan
strategi pembelajaran inkuiri dapat memotivasi siswa untuk dapat memahami dan
mendalami materi pembelajaran yang nantinya akan berdampak positif terhadap
hasil belajar siswa.
Keberhasilan dari serangkaian kegiatan tersebut tidak terlepas dari peran
guru yang dapat membawa pembelajaran inkuiri menjadi pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan menuju pada pembelajaran yang
bermakna.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu Fujiyanti, Feni (2010)
yang menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan dalam keterampilan proses sains dengan menggunakan
strategi pembelajaran inkuiri. Perolehan persentase keterampilan proses pada mata
pelajaran IPA kelas V SD yang menggunakan strategi pembelajaran inkuiri lebih
tinggi dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional
adalah 70,33% dan 57,50%. Selanjutnya hasil penelitian dari Adryfan, Jimmy
(2012), melaporkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi kelas X, dengan taraf signifikansi 0,000 dan hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , 2,323>1,679. Oleh karena itu dapat membuktikan bahwa penelitian ini
menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri dapat diterapkan untuk siswa baik dari
SD sampai jenjang selanjutnya.
Dari uraian pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa
strategin pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang efektif dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, sehingga strategi pembelajaran
inkuiri layak digunakan dan dapat dijadikan alternatif untuk pembelajaran di
sekolah, khususnya dalam mata pelajaran IPA SD.