BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

31
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SD Penelitian ini dilaksanakan di SD N Polobogo 02, yaitu di Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD Polobogo 02 kurang lebih dari kecamatan dan DIKNAS berjarak tujuh kilometer Walaupun tidak terletak di pinggir jalan raya akses jalan yang dilalui cukup baik. Dengan kata lain letak SD N Polobogo 02 mudah dijangkau baik siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten. 4.2. Karakteritik Responden Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N Polobogo 02 sebanyak 35 siswa. Berdasarkan informasi dari guru kelas V siswa-siswi SD Negeri Polobogo 02 memiliki karakteristik : suka bermain, ekonomi orang tua rata-rata ekonomi lemah, pendidikan orang tua rata-rata berijasah SD, pekerjaan orang tua sebagian besar adalah petani, dan kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikanya. 4.3. Pelaksanaan Tindakan 4.3.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajar Matematika. Selain observasi secara langsung peneliti juga mendapatkan data dari guru kelas V melalui dokumentasi kelas. Berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa kurang dan hasil belajar Matematika kelas V sangat rendah. a. Minat Belajar Untuk mengukur besar minat siswa sebelum melakukan tindakan peneliti memberikan angket minat belajar matematika kepada siswa. Data yang diperoleh berdasarkan hasil isian angket, dapat disimpulkan bahwa besarnya minat belajar

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran SD

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Polobogo 02, yaitu di Desa Polobogo,

Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Letak SD

Polobogo 02 kurang lebih dari kecamatan dan DIKNAS berjarak tujuh kilometer

Walaupun tidak terletak di pinggir jalan raya akses jalan yang dilalui cukup baik.

Dengan kata lain letak SD N Polobogo 02 mudah dijangkau baik siswa, guru,

Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten.

4.2. Karakteritik Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD N Polobogo

02 sebanyak 35 siswa. Berdasarkan informasi dari guru kelas V siswa-siswi SD

Negeri Polobogo 02 memiliki karakteristik : suka bermain, ekonomi orang tua

rata-rata ekonomi lemah, pendidikan orang tua rata-rata berijasah SD, pekerjaan

orang tua sebagian besar adalah petani, dan kurangnya perhatian orang tua

dengan anak khususnya dalam pendidikanya.

4.3. Pelaksanaan Tindakan

4.3.1 Kondisi Awal

Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa atau hasil belajar Matematika. Selain observasi secara langsung peneliti

juga mendapatkan data dari guru kelas V melalui dokumentasi kelas. Berdasarkan

hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa kurang dan hasil

belajar Matematika kelas V sangat rendah.

a. Minat Belajar

Untuk mengukur besar minat siswa sebelum melakukan tindakan peneliti

memberikan angket minat belajar matematika kepada siswa. Data yang diperoleh

berdasarkan hasil isian angket, dapat disimpulkan bahwa besarnya minat belajar

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

29

siswa adalah 61,96% (berada pada ketegori cukup). Berikut merupakan hasil

angket siswa sebelum dilakukan penelitian( pra Siklus).

Tabel 4.1

Deskripsi Minat Belajar Siswa Kelas V

Pada Pra Siklus

Berdasarkan tabel 4.1 presentasi pada aspek I yaitu perasaan senang pada

waktu belajar Matematika item 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 23, dan 26 sebesar 62,86%

berada pada kategori cukup, aspek II pada item 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, dan

21 yaitu Konsentrasi /perhatian dalam belajar sebesar 61% berada pada kategori

cukup, aspek III pada item 5, 12, 17, 19, 20, 22, 24, dan 25 sebesar 62,06% berada

pada kategori cukup. Dapat disimpulkan bahwa besarnya minat belajar siswa

adalah 61,96% (berada pada ketegori cukup).

b. Hasil Belajar Matematika

Dari tes evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk siswa diperoleh data hasil

belajar Matematika sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yaitu sebagai

berikut :

Aspek Total

Persentasi Kategori

I 62,86% Cukup

II 61,00% Cukup

III 62,06% Cukup

Rata-rata 61,96% Cukup

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

30

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Siswa kelas V SD Negeri Polobogo 02

Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Interval Frekuensi Persentasi

1 10 - 24 5 14,29%

2 25 - 39 8 22,86%

3 40 - 54 8 22,86%

4 55 - 69 8 22,86%

5 70 - 85 6 17,14%

Jumlah 35 100%

Rata-rata nilai Matematika 46

Nilai tertinggi Matematika 85

Nilai terendah Matematika 10

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diuraikan dari 35 siswa yang mendapat nilai

interval 10-24 ada 5 siswa atau 14,29%, interval 25-39 ada 8 siswa atau 22,86%,

40-54 ada 8 siswa atau 22,86%, interval 55-69 ada 8 siswa atau 22,86% dan

interval 70-85 ada 6 siswa atau 17,14%. Dengan nilai rata-rata 46, sedangkan

nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 10.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.2 dapat dibuat diagram 4.1

Diagram 4.1. Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM=60) data hasil belajar

matematika disajikan dalam bentuk tabel 4.3.

0

2

4

6

8

10

10_24 25 - 39 40 - 54 55 - 69 70 - 85

Fre

kue

nsi

interval nilai

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

31

Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Siswa kelas V SD Negeri Polobogo 02

Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Jumlah Siswa Persentasi

≥ 60 11 31,43%

< 60 24 68,57%

Nilai tertinggi Matematika 100

Nilai terendah Matematika 10

Rata-rata nilai Matematika 46

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai

murni di atas KKM ada 11 siswa dan yang belum tuntas atau masih di bawah

KKM ada 24 siswa. Dari analisis hasil tes pada tabel 4.3 dapat dibuat diagram

lingkaran seperti berikut.

Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

Berdasarkan diagram 4.2 hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk

diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan

bahwa jumlah siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 31,43%. Sedangkan siswa

yang belum tuntas belajar sebesar 68,57 %.

4.3.2 Deskripsi Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus I ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan

31,43%

68,57% Tuntas

Tidak Tuntas

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

32

kegiatan pembelajaran guru menggunakan model Pembelajaran Matematika

Realistik(PMR). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:

1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan

2) Mempersiapkan alat peraga untuk pembelajaran perkalian pecahan

3) Membuat kelompok berdasarkan nilai ulangan harian

4) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

5) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi

pembelajaran di kelas.

6) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah

pembelajaran.

7) Menyiapkan lembar kerja siswa dan tes evaluasi untuk melihat hasil yang

telah dilakukan.

8) Menyiapkan lembar analisis nilai.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 5 Maret 2012 pukul

07.00 WIB sampai 08.10 WIB. Pada kegiatan pendahuluan guru membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam, mengatur suasana kelas dan menanyakan

keadaan siswa. Pada pertemuan pertama ini guru mengajarkan tentang perkalian

bilangan biasa dengan pecahan biasa berpenyebut dua angka. Dalam kegiatan

apersepsi guru mengingatkan tentang penjumlahan berpenyebut sama dan konsep

perkalian merupakan penjumlahan berulang.

Pada kegiatan inti siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, di mana satu

kelompok beranggoatakan 5-6 anggota secara heterogen. Setelah pembagian

kelompok, setiap kelompok memperoleh LKS yang berisikan permasalahan

sekaligus setiap kelompok bebas memilih sendiri peraga. Setiap dua kelompok

memperoleh permasalahan yang sama, jadi dalam satu kelas dibagikan 3

permasalahan berbeda. Pada kegiatan ini kelompok berdiskusi dan bertukar

pikiran mencari penyelesaian masalah. Beberapa kelompok mulai membagi alat

peraga denagn mengukur terlebih dahulu dan ada yang langsung melipat-lipat

peraga. Sebagian besar siswa masih bermalas-malasan untuk memulai diskusi.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

33

Guru menghampiri kelompok yang masih tampak kebingungan menggunakan alat

peraga. Guru berkeliling untuk mengamati hasil pekerjaan setiap kelompok.

Setelah semua kelompok selesai, dengan ditunjuk guru berkali-kali semua

perwakilan kelompok bergantian mempresentasikan hasil diskusi secara

bergantian. Pada waktu kelompok yang maju mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya, siswa memperhatikan hasil diskusi kelompok tersebut. Tetapi

beberapa lain terlihat sibuk dan bercanda dengan teman. Ketika ditanyakan

apakah kelompok lain punya pendapat lain dengan jawaban kelompok presentasi,

siswa yang gaduh kemudian diam dan siswa menjawab tidak. Setelah kegiatan

siswa dilakukan siswa bersama guru membuat simpulan tentang perkalian

bilangan biasa.

Pada kegiatan penutup guru menuliskan soal di papan tulis untuk

dikerjakan di papan tulis. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan kedua

Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 8

Maret 2012. Pada pertemuan kedua ini, peneliti telah menyusun rencana

pembejalaran yang baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat

diperbaiki. Guru telah menyiapkan alat peraga dengan materi perkalian pecahan

biasa berpenyebut dua angka dengan bilangan asli dan perkalian pecahan

campuran dengan. Kegiatan pembelajaran diawali motivasi guru menunjukkan

roti, yang kemudian menyuruh siswa memotong menjadi 4 bagian yang sama

besar. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa apabila 2 bagian roti yang

sudah dipotong tersebut dijumlahkan, berapa bagian jumlah roti tersebut?

mengingatkan kembali tentang perkalian bilangan asli dengan pecahan biasa

berpenyebut dua angka. Siswa menjadi antusias dan bersemangat mengikuti

kegiatan inti.

Pada kegiatan inti siswa mulai bergabung dengan kelompok sesuai yang

telah dibagi pada pertemuan sebelumnya. Guru juga menghimbau agar

penempatan tempat duduk tidak rame. Guru membagikan LKS yang berisikan

masalah dan juga alat peraga. Guru menginformasikan batas waktu penyelesaian

LKS. Kemudian Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya. Masih terlihat ada

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

34

siswa yang tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya. Beberapa kelompok mulai

melipat-lipat dan memotong peraga. Guru berkeliling untuk mengamati hasil

pekerjaan setiap kelompok. Beberapa kelompok mengalami kesulitan dan

mengajukan pertanyaan yang sama. Guru memberikan pengarahan kepada

keseluruhan siswa secara bersama-sama di depan kelas. Setelah guru selesai

menjelaskan, beberapa kelompok mulai menyimpulkan hasil diskusi. Namun

masih ada kelompok yang tampak masih bingung dan berusaha bertanya kepada

kelompok lain.

Seperti pertemuan pertama, setelah semua selesai mengerjakan LKS, guru

meminta kesediaan kelompok untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. Satu

kelompok bersedia untuk mempresentasikan LKS yang telah dikerjakan.

Kelompok yang bersedia maju lalu mempresentasikan kegiatan-kegiatan yang ada

di LKS. Pada pertemuan kedua ini tidak semua kelompok mempresentasikan

hasilnya tetapi hanya tiga kelompok saja. Di pertemuan kedua kondisi

pembelajaran sudah cukup baik, hal ini terlihat pada penyampaian siswa yang

sudah lancar dan dengan suara yang dapat didengar semua kelompok. Kelompok

lain juga terlihat memperhatikan presentasi dari tetapi masih ada kelompok yang

mengobrol dengan teman sebelah. Setelah dilakukan presentasi siswa bersama

guru menyimpulkan tentang perkalian bilangan asli dengan pecahan campuran.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-

hal yang belum dimengerti. Terdapat beberapa siswa yang bertanya dan guru

menjelaskan secara klasikal dengan pemberian contoh. Sebelum guru menutup

pelajaran, siswa diberi PR.

Pertemuan ketiga

Permuan ketiga dilaksanakan hari Senin, 12 Maret 2012. Di pertemuan

ketiga ini guru memberikan tes siklus I. Kegiatan pembelajaran diawali dengan

menanyakan pelajaran sebelumnya yaitu tentang perkalian bilangan asli dengan

pecahan biasa berpenyebut dua angka, perkalian bilangan asli dengan pecahan

campuran.

Pada kegiatan inti siswa dan guru membahas PR yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya. Dari hasil PR yang telah dikerjakan siswa, terlihat

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

35

beberapa siswa belum memahami materi. Kemudian guru menjelaskan materi

yang belum dikuasai siswa. Siswa terlihat tenang memperhatikan penjelasan guru.

Setelah selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Tetapi

tidak ada siswa yang bertanya. Karena tidak ada siswa yang bertanya, guru

memberikan lembar evaluasi sebagai tes siklus I. Guru mengawasi siswa dalam

mengerjakan tes evaluasi. Terlihat beberapa siswa berdiskusi dengan teman

sebangku dalam mengerjakan tes yang diberikan. Karena waktu telah habis guru

menyuruh siswa mengumpulkan jawabannya. Guru menginformasikan materi

untuk pertemuan berikutnya. Kemudian guru menutup dengan ucapa salam.

c. Hasil Tindakan

1) Hasil Observasi

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil lembar

observasi yang diterapkan oleh guru dan siswa. Untuk mengukur keberhasilan

penerapan model PMR dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar

observasi. Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer bersama peneliti.

Dalam menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran lembar observasi

pembelajaran dengan model Pembelajaran Realistik(PMR) digunakan 4 kategori,

yaitu sangat baik, baik,cukup dan kurang.

Pada lembar observasi guru dalam pemebelajaran PMR menggunakan

kriteria penilaian berikut :

Sangat baik : jika skor nilai 46-60.

Baik : jika skor 31- 45.

Cukup : jika skor 16-30

Kurang baik : jika skor ≤ 15

Pada lembar observasi siswa dalam pembelajaran PMR menggunakan

kriteria penilaian berikut :

Sangat baik : jika skor nilai ≥34

Baik : jika skor 25 - 34.

Cukup : jika skor 18-25.

Kurang baik : jika skor 10-17.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

36

a) Analisis Data Hasil Observasi Guru

Untuk mengukur keberhasilan penerapan model PMR dalam kegiatan

pembelajaran, menggunakan lembar observasi pembelajaran guru. Hasil observasi

pembelajaran pertemuan I dan II disajikan pada tabel di bawah ini.

No. Pertemuan

Jumlah Skor Aspek Total

Skor Kategori

I II III

1 1 10 24 4 38 Baik

2 2 11 29 4 44 Baik

Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Guru 41 Baik

Berdasarkan tabel 4.4 pada pertemuan I jumlah skor hasil observasi guru

siklus I pertemuan satu pada aspek I yaitu melakukan persiapan memperoleh 10,

untuk skor aspek II yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai model PMR

memperoleh jumlah 24, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan penutup

memperoleh 4 dan jumlah skor dari ketiga aspek 38 dengan kategori baik.

Petemuan II jumlah skor pada aspek I yaitu melakukan persiapan memperoleh 11,

jumlah skor aspek II yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai model PMR

memperoleh 29, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan penutup memperoleh 4

dan jumlah skor dari ketiga aspek 44 dengan kategori baik. Berdasarkan analisis

hasil lembar observasi yang diisi oleh observer dapat disimpulkan rata-rata hasil

observasi guru yaitu 41 dengan kategori baik.

b) Analisis Data Hasil Observasi Siswa

Hasil observasi/ pengamatan siswa yang dilakukan oleh observer bersama

peneliti pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.4

Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan I dan II

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

37

No. Pertemuan

Jumlah Skor Aspek Total

Skor Kategori

I II III

1 1 4 12 2 18 Cukup

2 2 4 16 4 24 Baik

Rata-rata skor hasil observasi siswa siklus I 21 Baik

Berdasarkan tabel 4.5 analisis data hasil observasi siswa siklus I

pertemuan satu jumlah skor pada aspek I yaitu kesiapan siswa menerima pelajaran

memperoleh 4, jumlah skor aspek II yaitu mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai

PMR memperoleh 12, jumlah skor aspek III yaitu melaksanakan kegiatan penutup

memperoleh 2 dan dari ketiga aspek jumlah skor hasil observasi siswa 18 dengan

kategori cukup. Jumlah skor pada pertemuan II terjadi peningkatan jumlah skor

yang diperoleh. Pertemuan II pada aspek I memperoleh 4, jumlah skor aspek II

memperoleh 16, jumlah skor aspek III memperoleh 4. Dari ketiga aspek diperoleh

hasil observasi pada pertemuan II yaitu 24. Rata-rata skor hasil observasi pada

siklus I yaitu 21 dengan kategori cukup.

2) Minat Belajar

Hasil angket minat belajar siswa setelah mengikuti pelajaran disajikan

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Deskripsi Hasil Angket Minat Belajar Matematika Siklus I

Tabel 4.5

Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I dan II

Aspek Persentasi Kategori

I 69,95% Cukup

II 70,67% Cukup

III 70,82% Cukup

Rata-rata 70,48% Cukup

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

38

Berdasarkan tabel 4.6 presentasi minat siswa pada aspek I perasaan senang

pada item 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 23, dan 26 sebesar 69,95% berada pada kategori

cukup, aspek II konsentrasi/ perhatian dalam belajar Matematika pada item 9, 10,

11, 13, 14, 15, 16, 18, dan 21 sebesar 70,67% berada pada kategori cukup, aspek

ketertarikan III pada item 5, 12, 17, 19, 20, 22, 24, dan sebesar 70,82% berada

pada kategori cukup. Rata-rata minat siswa sebesar 70,48% berada pada kategori

cukup.

3) Hasil Belajar Matematika

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus I guru menerapkan model PMR.

Guru memberikan evaluasi pada pertemuan ketiga. Berikut merupakan hasil

belajar matematika siklus I.

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diuraikan dari 35 siswa yang mendapat nilai

pada interval 40-49 sebanyak 5 siswa atau 31,43%, interval 50-59 sebanyak 5

siswa atau 14,29%, interval 60-69 sebanyak 8 siswa atau 22,86%, interval 70-79

sebanyak 6 siswa atau 17,14% , interval 80-89 sebanyak 2 siswa atau 5,71% dan

interval 90-100 sebanyak 3 siswa atau 8,57%. Dengan nilai rata-rata 60,95,

sedangkan nilai tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 40.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I

Siswa Kelas V SD Negeri Polobogo 02

Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Interval Frekuensi Persentasi

1 40-49 11 31,43%

2 50-59 5 14,29%

3 60-69 8 22,86%

4 70-79 6 17,14%

5 80-89 2 5,71%

6 90-100 3 8,57%

jumlah 35 100%

Rata-rata nilai Matematika 60,95

Nilai tertinggi Matematika 100

Nilai terendah matematika 40

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

39

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.7 dapat dibuat diagram 4.3.

Diagram 4.3 Hasil Belajar Matematika siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM=60) data hasil perolehan

nilai pra siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.8.

Tabel 4.8

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Siswa kelas V SD Negeri Polobogo 02

Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Jumlah Siswa Persentasi

≥ 60 19 54,29%

< 60 16 45,71 %

Nilai tertinggi Matematika 100

Nilai terendah Matematika 40

Rata-rata nilai Matematika 60,95

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai

di atas KKM ada 19 siswa dan yang belum tuntas atau masih dibawah KKM ada

16 siswa.

Dari analisis hasil tes pada table 4.8 dapat dibuat diagram lingkaran seperti

berikut.

0

2

4

6

8

10

12

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

frek

uen

si

interval nilai

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

40

Diagram 4.4. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram 4.4

terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan bahwa jumlah

siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 54,29%. Sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar sebesar 45,71%.

d. Hasil Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses

pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, angket minat dan tes

evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan

perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran

sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang

diperoleh berdasarkan observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada

siklus I maka penjelasan sebagai berikut :

1) Guru

Berdasarkan analisis data hasil observasi guru dengan menerapkan model

PMR pada pertemuan I jumlah skor hasil observasi guru yang diperoleh 38 pada

kategori baik, pada pertemuan II jumlah skor hasil observasi guru yang diperoleh

44 berada pada kategori baik. Secara keseluruhan rata-rata hasil observasi guru

dalam menerapkan model Pembelajaran Matematika Realistik(PMR) yang

diterapkan oleh kolaborator yaitu guru kelas V pada pertemuan I dan II adalah 41

dengan kategori baik. Pada siklus I ini guru sudah membimbing siswa

menyimpulkan tetapi guru masih dominan.

45,71% 54,29% TIDAK TUNTAS

TUNTAS

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

41

2) Siswa

Berdasarkan lembar observasi siswa pada pertemuan I total skor observasi

siswa 18 berada pada kategori cukup, terjadi peningkatan total skor observasi

siswa dari pertemuan I, pertemuan II total skor observasi siswa yaitu 24 berada

pada kategori baik. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 21 berada pada

kategori cukup. Selama pembelajaran masih ada siswa yang kurang berpatisipasi

dalam diskusi kelompok maupun siswa. Berdasarkan lembar observasi beberapa

siswa mulai bertanya dan berani mengemukakan hasil penyelesaian masalah tanpa

ditunjuk guru walaupun hanya satu kelompok.

3) Minat Belajar

Minat siswa pada aspek I item 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 23, dan 26yaitu perasaan

senang sebesar 69,95% berada pada kategori cukup, aspek II pada item 9, 10, 11,

13, 14, 15, 16, 18, dan 21 yaitu konsentrasi/ perhatian dalam belajar Matematika

sebesar 70,67% berada pada kategori cukup, aspek III pada item 5, 12, 17, 19, 20,

22, 24, dan 25 yitu ketertarikan sebesar 70,82% berada pada kategori cukup. Rata-

ratanya sebesar 70,48% berada pada kategori cukup.

4) Hasil Belajar Matematika

Hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat,

terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan

model PMR yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=60) sebanyak 19

siswa atau 54,29%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak

siswa atau 16 siswa atau 45,71%, dengan nilai rata-rata 60,95 dan nilai tertinggi

100 sedangkan nilai terendahnya adalah 40. Hasil belajar matematika belum

mampu mencapai tujuan yang diharapkan oleh peneliti, maka peneliti perlu

mengadakan perbaikan pada siklus II.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari observer secara keseluruhan

hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami

beberapa hambatan, yaitu sebagai berikut :

a) Hasil observasi siswa pada aspek II yaitu melakukan pembelajaran sesuai

model PMR, penerapan model PMR belum terbiasa dilaksanakan oleh siswa

sehingga siswa masih sulit dikembangkan.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

42

b) Berdasarkan informasi observer dan kesesuaian dengan RPP yang telah

direncanakan oleh peneliti, penerapan model PMR oleh kolaborator ada yang

tidak sesuai dengan rencana pembelajaran yang peneliti susun, dikarenakan

kesalah pahaman antara peneliti dan kolaborator.

c) Sesuai hasil observasi pada aspek II diperoleh setelah siswa mempresentasikan

hasil kerja kelompok, guru cenderung mengulang jawaban siswa.

d) Sesuai hasil observasi pada aspek II diperoleh siswa masih malu untuk

bertanya, belum berani mengemukakan pendapat, memberi tanggapan atas

jawaban siswa lain.

e) Sesuai hasil observasi pada aspek II diperoleh masih ada siswa yang kurang

terlibat dalam diskusi kelompok/kelas dan pembuatan simpulan.

f) Sesuai hasil observasi pada aspek II diperoleh dalam kegiatan kelompok terlalu

lama sehingga pemberian contoh soal kurang.

Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran tindakan siklus I segala

kekurangan yang terjadi sudah diperbaiki dalam siklus II perbaikan itu antara lain:

a) Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam

setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

b) Mengkomunikasikan secara detail setiap kegiatan rencana pembelajaran

dengan guru kelas.

c) Membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 2 siswa.

d) Memotivasi siswa agar berani berpendapat yaitu dengan pemberian skor

tambahan bagi siswa yang berani mengemukakan pendapat.

e) Guru membatasi waktu diskusi kelompok, supaya waktu cukup untuk

pemberian contoh soal.

4.3.3 Deskripsi siklus II

Pada siklus II ini akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 x

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran. Pada siklus II

pertemuan I guru masih menggunakan model pembelajaran realistik. Agar siswa

aktif dalam berinteraksi siswa dibentuk kelompok dengan anggota 2 siswa dengan

kriteria yang sudah ditetapkan, guru juga memberikan motivasi agar siswa

berpendapat. Pertemuan kedua siklus II, guru memberikan peraga kepada semua

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

43

siswa agar mereka aktif berinteraksi dalam bekerjasama dengan kelompoknya dan

juga guru mengumumkan memberikan nilai tambahan bagi siswa yang berani

mengemukakan pendapatnya.

a. Tahap perencanaan

Seperti halnya siklus 1, siklus 2 juga terdiri dari 3 pertemuan, setiap

pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Persiapan yang

dilakukan oleh peneliti pada siklus 2 adalah:

a) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan

b) Mempersiapakan alat peraga untuk pembelajaran perkalian pecahan dengan

pecahan dan perkalian pecahan desimal dengan desimal.

c) Membuat kelompok yang terdiri dari dua siswa berdasarkan nilai ulangan

harian.

d) Memberikan skor tambahan bagi siswa/ kelompok yang berani berpendapat.

e) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

f) Membuat lembar observasi siswa untuk melihat bagaimana kondisi

pembelajaran di kelas.

g) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa

h) Menyiapkan lembar kerja siswa dan tes evaluasi untuk melihat hasil yang

telah dilakukan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pertemuan I

Pertemuan I, pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, 15 Maret

2012. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyayikan sebuah lagu yang

berkaitan dengan perkalian pecahan biasa berpenyebut dua angka dengan pecahan

biasa berpenyebut dua angka membuat siswa semakin bersemangat mengikuti

kegiatan inti. Setelah itu dilanjutkan dengan mengingatkan kembali tentang

perkalian bilangan asli dengan pecahan biasa berpenyebut dua angka dan

perkalian bilangan asli dengan pecahan campuran.

Pada kegiatan inti siswa mulai bergabung dengan kelompok yang terdiri

dari dua siswa yang sudah ditentukan guru berdasarkan kemampuannya. Guru

telah menyiapkan 4 soal untuk dibagikan kepada kelompok- kelompok berbeda.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

44

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yang berisikan masalah dan juga

alat peraga. Siswa mulai berdiskusi dengan kelompok. Guru menginformasikan

batas waktu penyelesaian LKS. Pada pertemuan ini, siswa terlihat lebih antusias

dalam belajar. Tidak banyak pertanyaan yang diajukan siswa. Selama proses

diskusi berlangsung, guru berkeliling mendatangi masing-masing kelompok untuk

mengontrol jalannya diskusi. Hampir semua siswa ikut terlibat aktif dalam

mengerjakan LKS proses diskusi berjalan lebih cepat. Siswa diminta untuk

menyalin hal-hal yang penting dalam LKS agar mereka punya catatan tentang

materi yang sedang mereka pelajari dalam buku catatan mereka

Setelah semua kelompok menyelesaikan LKS tentang permasalahan riil

yang berisikan perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa berpenyebut dua

angka, 4 siswa yang berasal dari kelompok yang memperoleh LKS berbeda

diminta untuk maju mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Agar peserta

didik antusias untuk menampilkan hasilnya guru menginformasikan bahwa siswa

yang berani maju atau berpendapat akan memperoleh skor tambahan. Kelas

terlihat rame karena semua siswa berkeinginan maju, kemudian guru menunjuk

siswa yang mengacungkan jari. Guru memperjelas jawaban siswa dengan

memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan. Guru memberikan kesempatan

kepada kelompok lain yang memperoleh soal sama untuk menyampaikan

pendapatnya apabila hasil diskusinya berbeda. Guru meminta semua siswa

memberikan tepuk tangan untuk kelompok yang melakukan presentasi,

dilanjutkan dengan memberi pujian dan komentar terhadap presentasi yang sudah

mereka lakukan sudah berjalan baik dan lancar. Siswa diminta untuk menyalin

hal-hal yang penting agar mereka punya materi yang sedang mereka pelajari

dalam buku catatan mereka.

Setelah dilakukan presentasi siswa bersama guru menyimpulkan tentang

perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Guru memberikan contoh

pengerjaan soal tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa. Guru

menuliskan soal untuk dikerjakan siswa di papan tulis. Guru meminta kesediaan

siswa maju, karena banyak siswa berantusias maju guru menunjuk siswa yang

mengacungkan jari untuk maju. Dan siswa lain mengerjakan di buku. Guru

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

45

menanyakan apakah ada jawaban bebeda, dan semua siswa menjawab tidak. Guru

mengakhiri pembelajaran dengan memberikan PR kemudian menutup pelajaran

dengan memberikan salam.

Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari senin, 19 Maret 2012.

Pada pertemuan kedua ini guru telah menyiapkan rencana pembelajaran yang

lebih baik lagi. Kegiatan diawali dengan bernyanyi dilanjutkan mengingatkan

kembali cara mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa dan membahas

tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Pada kegiatan inti siswa mulai bergabung dengan kelompok sesuai

pertemuan sebelumnya. Guru membagikan LKS yang berisikan masalah perkalian

pecahan desimal. Masing-masing siswa diberi peragadengan pilihan berupa pita,

ketas lipat dan kertas hvs agar semua siswa dapat mengemukakan pendapatnya

dalam kelompok. Dalam kegiatan kelompok tersebut siswa juga saling bertukar

pikiran. Guru berkeliling mengamati proses diskusi siswa. Siswa terlihat antusias

dalam proses ini. Kegiatan ini terlihat mengasyikkan bagi para siswa.

Karena waktu diskusi telah habis, maka guru meminta perwakilan

kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Agar peserta didik antusias

untuk menampilkan hasilnya guru menginformasikan bahwa siswa yang berani

maju atau berpendapat akan memperoleh skor tambahan. Kelas terlihat rame

karena semua siswa berkeinginan maju. Akhirnya guru menunjuk siswa untuk

mengemukakan hasilnya. Guru juga memancing kejelasan siswa dengan

pertanyaan-pertanyaan. Siswa mempresentasikan hasilnya dengan sangat percaya

diri. Guru memberikan skor pada kelompok yang berani menyangga jawaban

temannya. Siswa diminta untuk menyalin hal-hal yang penting agar mereka punya

materi yang sedang mereka pelajari dalam buku catatan mereka.

Setelah selesai presentasi, siswa bersama guru menyimpulkan materi. Guru

memberi contoh penyelesaian apabila siswa menemui soal yang serupa. Sebelum

guru menutup pelajaran, siswa diberi PR.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

46

Pertemuan III

Pertemuan terakhir pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis, 22

Maret 2012. Di pertemuan ketiga ini guru memberikan tes siklus II. Kegiatan

pembelajaran diawali menyanyikan lagu yang berhubungan dengan materi

sebelumnya. Dilanjutkan dengan apersepsi menanyakan pelajaran sebelumnya

yaitu tentang perkalian pecahan biasa dengan pecahan biasa dan perkalian

pecahan desimal.

Pada kegiatan inti siswa dan guru membahas PR yang diberikan pada

pertemuan sebelumnya. Dari hasil PR yang telah dikerjakan siswa, terlihat

beberapa siswa belum memahami materi. Guru kembali menjelaskan materi yang

belum dipahami siswa dengan beberapa contoh. Guru memberikan contoh soal

untuk dikerjakan diskusi dengan teman sebangku. Setelah siswa selesai

mengerjakan, guru memberi kesempatan untuk mengerjakan soal di papan tulis.

Siswa antusias maju tanpa ditunjuk guru. Siswa bersama guru membahas hasil

yang telah dikerjakan di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada untuk

bertanya sebelum guru memberikan evaluasi. Tidak ada siswa yang bertanya.

Guru membagikan lembar evaluasi sebagai tes siklus II. Siswa yang sudah selesai

mengumpulkan evaluasi. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan

berikutnya. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Hasil Tindakan

1) Hasil Observasi

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil lembar

observasi yang diterapkan oleh guru dan siswa. Untuk mengukur keberhasilan

penerapan model PMR dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar

observasi.

Penilaian observasi ini dilakukan oleh observer bersama peneliti.

pembelajaran dengan model Pembelajaran Realistik(PMR) digunakan 4 kategori,

yaitu sangat baik, baik,cukup dan kurang.

Pada lembar observasi guru dalam pemebelajaran PMR menggunakan

kriteria penilaian berikut :

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

47

Sangat baik : jika skor nilai 46-60.

Baik : jika skor 31- 45.

Cukup : jika skor 16-30

Kurang baik : jika skor ≤ 15

Pada lembar observasi siswa dalam pembelajaran PMR menggunakan

kriteria penilaian berikut :

a) Analisis Data Hasil Observasi Guru

Untuk mengukur keberhasilan penerapan model PMR dalam kegiatan

pembelajaran, menggunakan Lembar observasi guru. Hasil observasi

pembelajaran pertemuan I dan II disajikan pada tabel 4.9 .

No. Pertemuan

Jumlah Skor Aspek

Total Skor kategori I II III

1 1 12 36 7 55 Sangat Baik

2 2 12 39 7 58 Sangat Baik

Rata-rata skor siklus I Observasi Pembelajaran Guru 56,5 Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.9 jumlah skor pada pertemuan I hasil observasi guru

pada aspek I yaitu melakukan persiapan memperoleh 12 , jumlah skor aspek II yaitu

melakukan kegiatan pembelajaran sesuai model PMR memperoleh jumlah 36,

jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan penutup memperoleh 7 dan jumlah skor

dari ketiga aspek adalah 55 dengan kategori sangat baik. Jumlah skor pada

pertemuan II aspek I yaitu melakukan persiapan memperoleh 12, jumlah skor

aspek II yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai model PMR memperoleh

39, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan penutup memperoleh 7 dan jumlah

skor dari ketiga aspek 58 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan analisis hasil

lembar observasi yang diisi oleh observer dapat disimpulkan rata-rata hasil

observasi guru yaitu 56,5 dengan kategori sangat baik.

Tabel 4.9

Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan I dan II

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

48

b) Analisis Data Hasil Observasi Siswa

Hasil observasi/ pengamatan yang dilakukan oleh observer bersama

peneliti terhadap siswa secara keseluruhan dalam menerapkan model

pembelajaran PMR pada siklus II pertemuan I dan II dapat dilihat pada tabel 4.10.

No. Pertemuan

Jumlah Skor Aspek Total

Skor Kategori

I II III

1 1 4 24 3 31 Baik

2 2 4 28 4 36 Sangat Baik

Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran siswa 33,5 Baik

Berdasarkan tabel 4.10 analisis data hasil observasi siswa siklus II jumlah

skor pada pertemuan satu pada aspek I yaitu kesiapan siswa menerima pelajaran

memperoleh 4, jumlah skor pada aspek II yaitu mengikuti kegiatan pembelajaran

sesuai PMR memperoleh 24, jumlah skor aspek III yaitu melaksanakan kegiatan

penutup memperoleh 3 dan dari ketiga aspek didapat jumlah skor hasil observasi

siswa ada 31 dengan kategori baik. Pada pertemuan II terjadi peningkatan jumlah

skor yang diperoleh. Jumlah skor pertemuan II pada aspek I memperoleh skor 4,

aspek II memperoleh 28, jumlah skor aspek III memperoleh 4. Dari ketiga aspek

diperoleh hasil observasi pada pertemuan II 36. Rata-rata hasil observasi pada

siklus II yaitu 33,5 dengan kategori baik.

2) Minat Belajar

Hasil angket minat belajar siswa setelah mengikuti pelajaran disajikan

pada tabel 4.11.

Tabel 4.10

Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I dan II

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

49

Tabel 4.11

Deskripsi Hasil Angket Minat Belajar Matematika Siklus II

Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa presentasi minat belajar

siswa aspek I yaitu perasaan senang pada item 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 23, dan 26

menunjukkan 80,90% berada pada kategori baik, aspek II pada item 9, 10, 11, 13,

14, 15, 16, 18, dan 21 yaitu konsentrasi /perhatian dalam belajar menunjukkan

80,43% barada pada kategori baik, aspek III pada item 5, 12, 17, 19, 20, 22, 24,

dan 25 yaitu ketertarikan menunjukkan 79,73% pada kategori baik. Rata-ratanya

menunjukkan 80,36% berada pada kategori baik, hal ini berarti pembelajaran

dengan menggunakan model Pembelajaran Matematika Realistik(PMR) telah

mampu meningkatkan minat belajar siswa dan tujuan penelitian sudah tercapai.

3) Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan penelitian terhadap hasil belajar siklus II berupa ulangan

siswa diperoleh data nilai siswa. Selanjutnya hasil ulangan/tes tersebut dianalisa

dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

Aspek Persentasi Kategori

I 80,90% Baik

II 80,43% Baik

III 79,73% Baik

Jumlah rata-

rata 80,36% Baik

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

50

Berdasarkan tabel 4.12 dari 35 siswa yang mendapat nilai pada interval 40-

49 sebanyak 1 siswa atau 2,86%, interval 50-59 sebanyak 4 siswa atau 11,43%,

interval 60-69 sebanyak 8 siswa atau 22,86%, interval 70-79 sebanyak 4 siswa

atau 11,43%, interval 80-89 sebanyak 9 siswa atau 25,71% dan pada interval 90-

100 sebanyak 9 siswa 25,71%. Dengan nilai rata-rata 76,73, sedangkan nilai

tertinggi adalah 100 sedangkan nilai terendah adalah 40.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.12 dapat dibuat gambar

diagram 4.5.

Diagram 4.5 Hasil Belajar Matematika Siklus II

0

2

4

6

8

10

40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100

Fre

kue

nsi

interval nilai

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika siklus II

Siswa kelas V SD Negeri Polobogo 02

Tahun Pelajaran 2011/2012

No. Interval Frekuensi Persentasi

1 40-49 1 2,86%

2 50-59 4 11,43%

3 60-69 8 22,86%

4 70-79 4 11,43%

5 80-89 9 25,71%

6 90-100 9 25,71%

Jumlah 35 100%

Rata-rata nilai Matematika 76,73

Nilai tertinggi Matematika 100

Nilai terendah matematika 40

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

51

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM=60) data hasil perolehan

nilai pra siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.13.

Tabel 4.13

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Siswa kelas IV SD Negeri Polobogo 02

Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Jumlah siswa Persentasi

≥ 60 30 85,71%

< 60 5 14,29%

Nilai Tertinggi Matematika 100

Nilai Terendah Matematika 40

Rata-rata nilai Matematika 76,73

Dari analisis nilai tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas

dengan nilai murni di atas KKM ada 30 siswa dan yang belum tuntas atau

dibawah KKM ada 5 siswa. Dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 40 dan rata-

rata 76,73. Dari analisis nilai tes pada tabel 4.13 dapat dibuat diagram lingkaran

seperti berikut ini.

Diagram 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Berdasarkan hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram 4.6

terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan bahwa jumlah

siswa yang sudah tuntas belajar sebesar 85,71%. Sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar sebesar 14,29%.

14,29%

85,71% TIDAK TUNTAS

TUNTAS

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

52

d. Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses

pembelajaran. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan

membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran dengan indikator

kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi,

angket minat dan tes evaluasi pada siklus II maka penjelasan sebagai berikut :

1) Guru

Berdasarkan tabel 4.9 jumlah skor analisis data hasil observasi guru dalam

menerapkan model PMR pada pertemuan I yang diperoleh 55 pada kategori

sangat baik, jumlah skor hasil observasi guru dalam menerapkan model PMR

pada pertemuan II yaitu 58 berada pada kategori sangat baik. Secara keseluruhan

berdasarkan jumlah skor hasil observasi guru dalam menerapkan model PMR

yang diterapkan oleh kolaborator yaitu guru kelas V pada pertemuan I dan II

sudah sangat baik. Rata-rata hasil observasi aktivitas guru pembelajaran

menggunakan model PMR pada siklus II adalah 56,5 berada pada kategori sangat

baik.

2) Siswa

Berdasarkan tabel 4.10 lembar observasi hasil observasi siswa pada

pertemuan I memperoleh total skor 31 berada pada kategori baik, pada pertemuan

II memperoleh skor 36 berada pada kategori sangat baik. Rata-rata hasil observasi

hasil observasi siswa pada siklus II adalah 33,5 berada pada kategori baik.

3) Minat Belajar

Berdasarkan tabel 4.11 minat belajar siswa aspek I pada item 1, 2, 3, 4, 6,

7, 8, 23, dan 26 yaitu perasaan senang menunjukkan 80,90% berada pada kategori

baik, aspek II pada item 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, dan 21 yaitu konsentrasi

/perhatian dalam belajar menunjukkan 80,43% barada pada kategori baik, aspek

III pada item 5, 12, 17, 19, 20, 22, 24, dan 25 yaitu ketertarikan menunjukkan

79,73% pada kategori baik. Rata-ratanya menunjukkan 80,36% berada pada

kategori baik.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

53

4) Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan tabel 4.13, dari 35 siswa yang sudah tuntas dengan nilai di

atas KKM ada 30 siswa atau 85,71% dan yang belum tuntas atau dibawah KKM

ada 5 siswa atau 14,29%. Dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 40 dan rata-rata

76,73.

Tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti berhasil. Berdasrkan

informasi dari observer dan guru kelas dengan model Pembelajaran Matematika

Realistik pembelajaran berlangsung dengan lancar dan menggembirakan, siswa

terlihat lebih aktif dalam berdiskusi, bertukar pikiran, mengemukakan

pendapatnya baik kepada temannya ataupun guru. Berdasarkan hasil angket yang

diberikan kepada siswa juga menunjukkan peningkatan dalam kategori baik

sebesar 80,36% dan juga jumlah siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar

matematika meningkat 30 siswa atau 85,71% sedangkan yang belum tuntas

sebanyak 5 siswa atau 14,29%. Hal tersebut menunjukkan bahwa target peneliti

telah tercapai.

4.4. Hasil Analisis Data

4.4.1 Minat belajar

Hasil Isian Angket Minat Belajar Matematika Siswa Sebelum melakukan

tindakan, peneliti memberikan angket minat kepada siswa untuk diisi. Data yang

diperoleh berdasarkan hasil isian angket, dapat disimpulkan bahwa besarnya

minat belajar siswa adalah sebesar 61,96% (berada pada ketegori cukup). Pada

setiap siklus yang dilakukan, peneliti juga memberikan angket minat belajar

matematika. Data yang diperoleh berdasarkan hasil isian angket pada siklus I

sebesar 70,48% (berada pada ketegori cukup), pada akhir tindakan atau siklus II,

dapat disimpulkan bahwa besarnya minat belajar siswa adalah sebesar 80,36%

(berada berada pada kategori baik).

Adapun Deskripsi hasil angket minat belajar matematika dapat dilihat pada

tabel 4.14.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

54

Tabel 4.14

Rekapitulasi Deskripsi Hasil Angket Minat Belajar Siswa

aspek.

Persentasi Hasil Angket Kategori

Pra

Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II

I 62,86% 69,95% 80,90% Cukup Cukup Baik

II 61,00% 70,67% 80,43% Cukup Cukup Baik

III 62,06% 70,82% 79,73% Cukup Cukup Baik

Jumlah

Rata-

rata

61,96% 70,48% 80,36% Cukup Cukup Baik

Berdasarkan tabel 4.14 deskripsi hasil angket minat belajar matematika

pada pra siklus, diketahui minat belajar siswa cukup. Hasil analisis minat belajar

pada prasiklus sebesar 61,96%berada pada kategori cukup. Pada siklus I,

diketahui minat belajar meningkat, dari prasiklus tingkat minat belajar sebesar

61,96% berada pada kategori cukup dan pada siklus I menjadi 70,48% berada

pada kategori cukup. Peningkatan siklus I dari prasiklus sebesar 8,52%.

Pada siklus II Berdasarkan tabel 6 deskripsi hasil angket minat Belajar

matematika pada siklus II sebesar 80,36% berada pada kategori baik.

Pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Matematika Realistik terjadi

peningkatan, peningkatan pada siklus II sebesar 9,88% dari siklus I. Untuk

mengetahui tingkat kenaikan minat belajar dapat di lihat pada gambar 4.7.

Diagram 4.7 Perkembangan Minat Belajar Matematika

61,96% 70,48%

80,36%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

pra siklus siklus I siklus II

pe

rse

n

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

55

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil angket didapatkan bahwa minat

belajar siswa meningkat melalui model Pembelajaran Matematika

Realistik(PMR). Sehingga dapat dikatakan tujuan penelitian ini sudah tercapai.

4.4.2 Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar Matematika berdasarkan ulangan harian kondisi awal, postes

dari siklus I dan siklus II selalu mengalami. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Kelas V Semester II SD Negeri Polobogo 02

Tahun Pelajaran 2011 / 2012

Nilai FREKUENSI PERSENTASI

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

≥ 60 11 19 30 31,43% 54,29% 85,71%

< 60 24 16 5 68,57% 45,71% 14,29%

jumlah 35 35 35 100,00% 100,00% 100,00%

Dari tabel 4.15 hasil belajar matematika dapat dilihat adanya peningkatan

jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran matematika terbukti untuk

klasifikasi tuntas, pada siklus I dari 35 siswa ada 19 atau 54,29% siswa yang

tuntas, siklus II ada 30 atau 85,71% siswa yang tuntas. Sedangkan pada klasifikasi

tidak tuntas, pada siklus I ada 16 atau 45,71% siswa, pada siklus II ada 5 atau

14,29% siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model

Pembelajaran Matematika Realistik(PMR) dapat meningkatkan hasil belajar

matematika walaupun belum 100% tuntas semua. Hal ini dapat dilihat pada

diagram 4.8.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

56

Diagram 4.8. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra siklus, Siklus I,

dan Siklus II

Pada gambar diagram 4.8 menunjukkam pembelajaran dengan model

Pembelajaran Matematika Realistik(PMR) dapat meningkatkan jumlah siswa

yang tuntas dalam belajar walaupun belum 100%.

4.5. Pembahasan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran matematika siswa

kelas V SD N Polobogo 02 melalui model Pembelajaran Matematika

Realistik(PMR) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika siswa

kelas V SD N Polobogo 02.

Hal ini terlihat dari hasil angket dan hasil evaluasi yang diberikan pada

pra siklus, akhir siklus I dan siklus II. Rata-rata minat belajar siswa yang pada

awalnya sebesar 61,96% berada pada ketegori cukup. Ketuntasan hasil belajar

matematika pada pra siklus hanya 11 siswa atau 31,43% sedangkan siswa yang

belum mencapai ketuntasan sebanyak 24 siswa atau 68,57%.

Berdasarkan pencapaian hasil tersebut maka peneliti menggunakan

alternatif pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran matematika

realistik(PMR). Setiap siklus dilakukan 3x petemuan. Hasil observasi guru dalam

menerapkan model PMR

Pada pertemuan I memperoleh jumlah skor 38 pada kategori baik

sedangkan total skor observasi siswa pada pertemuan I yaitu 18 berada pada

kategori cukup. Berdasarkan lembar observasi tersebut selama pembelajaran

0

5

10

15

20

25

30

35

Pra Siklus siklus 1 siklus 2

Tuntas

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

57

masih terdapat kekurangan diantaranya setelah siswa diberikan LKS, guru tidak

menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa sehingga siswa terlihat

bingung, setelah siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok guru tidak

memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memperjelas jawaban siswa tetapi guru

langsung memperjelas jawaban siswa, pengelolaan waktu belum maksimal,

kegiatan kelompok terlalu lama sehingga dalam pemberian contoh soal kurang,

siswa masih terlihat malu, siswa belum terlihat aktif dalam pembuatan simpulan.

Pada siklus I pertemuan II terjadi peningkatan dibanding hasil observasi

pada pertemuan I. pada pertemuan II jumlah skor hasil observasi guru yang

diperoleh 44 berada pada kategori baik. Berdarkan lembar observasi tersebut guru

sudah melakukan perbaikan dibanding dari pertemuan I yaitu guru sudah

menjelaskan LKS yang harus dilakukan oleh siswa, guru membatasi waktu kerja

kelompok, siswa sudah mulai berani berpendapat walaupun hanya 1 kelompok,

siswa dalam membuat simpulan sudah mulai terlibat tetapi siswa guru masih

dominan. Pada petemuan III pembelajaran digunakan untuk mengulas kembali

pelajaran yang telah dilakukan pada pertemaun I dan II dengan guru memberikan

contoh soal serta dilakukan evaluasi pembelajaran sikus I. Hasil dari siklus I

diperoleh presentasi minat siswa pada aspek I perasaan senang pada item 1, 2, 3,

4, 6, 7, 8, 23, dan 26 sebesar 69,95% berada pada kategori cukup, aspek II

konsentrasi/ perhatian dalam belajar matematika pada item 9, 10, 11, 13, 14, 15,

16, 18, dan 21 sebesar 70,67% berada pada kategori cukup, aspek ketertarikan III

pada item 5, 12, 17, 19, 20, 22, 24, dan sebesar 70,82% berada pada kategori

cukup. Rata-rata minat siswa sebesar 70,48% berada pada kategori cukup.

Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar matematika diperoleh siswa yang

mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=60) sebanyak 19 siswa atau 54,29%,

yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak siswa atau 16 siswa

atau 45,71%, dengan nilai rata-rata 60,95 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai

terendahnya adalah 40. Berdasarkan hasil angket minat dan hasil belajar

matematika pada siklus I yang telah diuraikan, hasil tersebut belum memenuhi

indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan, untuk itu diadakan perbaikan pada

siklus II.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. SDrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/808/5/T1_292008042_BAB IV.pdf · hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa minat siswa

58

Pada siklus II juga dilakukan 3x pertemuan. Pada pertemuan II guru

memberikan nilai tambahan untuk siswa yang berani berpendapat dan kelompok

yang semula 4 siswa diubah menjadi 2 siswa. Upaya yang dilakukaukan guru

memberikan hasil peningkatan.

Pada pertemuan I jumlah skor analisis data hasil observasi guru dalam

menerapkan model PMR memperoleh 55 pada kategori sangat baik sedangkan

total skor hasil observasi siswa pada pertemuan I memperoleh 31 berada pada

kategori baik. Berdasarkan lembar observasi tersebut guru sudah melakukan

pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan model PMR, dan siswa sudah terlibat

aktif mengikuti pelajaran. Pada pertemuan II jumlah skor hasil observasi guru

dalam menerapkan model PMR yaitu 58 berada pada kategori sangat baik

sedangkan jumlah skor hasil observasi siswa pada pertemuan II memperoleh 36

berada pada kategori sangat baik.

Pada pertemuan III seperti halnya siklus I diilakukan untuk mengulas

pelajaran pertemuan I dan II serta memberikan evaluasi untuk mengetahui hasil

belajar matematika siklus II. Hasil dari siklus II diperoleh presentasi minat

belajar siswa aspek I pada item 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 23, dan 26 yaitu perasaan

senang menunjukkan 80,90% berada pada kategori baik, aspek II pada item 9, 10,

11, 13, 14, 15, 16, 18, dan 21 yaitu konsentrasi /perhatian dalam belajar

menunjukkan 80,43% barada pada kategori baik, aspek III pada item 5, 12, 17,

19, 20, 22, 24, dan 25 yaitu ketertarikan menunjukkan 79,73% pada kategori

baik. Rata-ratanya menunjukkan 80,36% berada pada kategori baik. Sedangkan

ketuntasan hasil belajar matematika siswa yang sudah tuntas dengan nilai di atas

KKM ada 30 siswa atau 85,71% dan yang belum tuntas atau dibawah KKM ada 5

siswa atau 14,29%. Dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 40 dan rata-rata

76,73.

Dari data hasil observasi guru dan siswa, hasil angket serta hasil belajar

matematika pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang telah diuraikan terjadi

peningkatan dari kondisi awal ke kegiatan pembelajaran siklus I dan kegiatan

pembelajaran siklus II. Hal tersebut menunjukkan bahwa target penelitian telah

tercapai sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan.