BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskrifsi Kondisi Awal
Berdasarkan test uji kompetensi Matematika pada pokok bahasan
operasi hitung pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan, padahal guru
sudah berusaha semaksimal mungkin menanamkan konsep pada materi
tersebut. Begitu juga dengan hasil belajar siswa ketika ulangan sebelum
diadakan proses pembelajaran dengan penggunaan model Make-A Match,
diperoleh hasil dari 37 siswa yang memperoleh nilai 75 keatas hanya 13 anak
(35%), sedangkan 24 anak (64%) mendapat nilai kurang dari 75. Konsep
yang diterima siswa tentang operasi hitung pecahan belum tercapai, oleh
karena itu dilakukan upaya perbaikan dengan mengidentifikasi kekurangan
dari pembelajaran Matematika yang telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri
Mangunsari O4 Salatiga.
Hasil identifikasi penelitian yang dilaksanakan ternyata masih
banyaknya siswa yang kurang menguasai konsep tentang materi pelajaran
yang yang diberikan guru. Meskipun sudah dijelaskan berkali-kali, sehingga
upaya yang dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Make-A Match diharapkan hasil belajar
siswa dapat meningkat.
4.2 Deskrifsi Siklus I
4.2.1 Perencanaan Tindakan I
Perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan untuk pokok bahasan
penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan tidak sama. Serta perbaikan
pembelajaran pada siklus I merupakan perbaikan pembelajaran dari hasil
pembelajaran yang dilaksanakan sebelumnya. Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi /peragaan mencari pasangan
kartu soal dan jawaban yang telah dibuat guru sesuai dengan langkah-langkah
model pembelajaran Make-A Match. Sebelum dilaksanakan pembelajaran
26
dengan menggunakan model pembelajaran Make-A Match, diberikan soal pre
test terlebih dahulu. Yaitu untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar yang
dimiliki siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga. Ternyata dalam
mengerjakan soal pre test hasil rata-rata yang diperoleh siswa kurang
memuaskan atau masih banyak nilai mereka dibawah KKM yang ditentukan.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan 1 ini dilakukan pada tanggal 19 maret 2012.
Setelah pre test, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah
direncanakan. Dalam Rencana Pembelajaran (RPP) dengan Indikator siklus 1
: Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan
(dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan). Dengan urutan pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, apersefsi, kegiatan inti (EEK)
dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam/selamat pagi.
2. Doa dipimpin oleh ketua kelas
3. Absen/ guru mengecek siswa yang hadir dan yang tidak
hadir.Pengkondisian kelas
Apersefsi :
1. Guru menggeluarkan 1 roti tawar , 1 buah apel dan 2 set pisau.
2. Guru menyuruh 2 orang siswa untuk maju kedepan kelas kemudian
membagikan roti tawar dan apel kepada 2 siswa tersebut, dan meminta
siswas yang lain memperhatikan.
3. Kemudian siswa diminta membagi roti tawar dan apel menjadi 2 bagian
sama besar dengan cara memotong roti tawar dan apel.
4. Kemudian siswa diminta menjawab pertanyaan guru yang berkaitan
dengan bilangan pecahan biasa.
5. Selanjutnya guru meminta 2 orang siswa yang lainya maju kedepan kelas
kemudian membagikan roti tawar menjadi 6 bagian sama besar dan apel 4
bagian sama besar.
27
6. Kemudian guru menyebutkan materi pelajaran yang akan disampaikan
sesuai dengan apersefsi yang telah dilakukan, yaitu tentang pecahan.
Kegiatan Inti (EEK)
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan secara rinci apa maksud dari siswa disuruh memotong-
motong roti tawar dan apel menjadi beberapa bagian sama besar.
2. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan melakukan pendekatan alat
peraga roti dan apel.
3. Kemudian memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara
penjumlahan dan pengurangan dua pecahan biasa dengan berpenyebut
sama. Dan menunjuk perwakilan dari siswa maju kedepan untuk
mengerjakan contoh soal di papan tulis sekali gus mengecek tingkat
pemahaman siswa.
4. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada
bagian contoh soal yang belum mereka pahami.
5. Guru memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara untuk
melakukan penjumlahan dan pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut
tidak sama.
6. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada
bagian contoh soal yang belum mereka pahami.
Elaborasi:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
2. Guru membentuk siswa dalam kelompok kerja secara acak.
3. Guru menjelaskan aturan dan cara melaksanakan kegiatan kelompok.
4. Guru membagikan kartu kepada setiap kelompok siswa dan setiap
kelompok masing-masing mendapatkan 6 buah kartu soal dan kemudian
memikirkan jawaban kartu masing-masing.
5. Guru menyuruh kelompok siswa untuk mencari pasangan kartu masing-
masing.
28
6. Guru menyuruh siswa mencatat jawaban pasagan kartu dalam lembar
LKS yang telah disediakan.
7. Guru menentukan batas waktu untuk menemukan pasangan kartu masing-
masing kepada kelompok siswa (10 menit).
8. Setelah batas waktunya pertama sudah selesai, guru menyuruh untuk
masing-masing anggota kelompok bertukar kartu soal yaitu kelompok 1 -
2, 3 - 4, 5 -6. Kemudian kembali menyuruh siswa mencatat jawaban
pasagan kartu dalam lembar LKS yang telah disediakan.
9. Guru memberikan poin kepada kelompok siswa yang dapat menemukan
kartu mereka sebelum batas waktu yang ditentukan selesai.
10. Demikian seterusnya hinga selesai jam pelajaran.
Konfirmasi:
1. Guru menggali tingkat pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.
2. Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang materi pelajaran
yang dipelajari.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mempelajari materi kembali
dirumah.
4. Guru memberikan PR kepada siswa.
5. Evaluasi pembelajaran di berikan pada pertemuan kedua siklus I.
Kegiatan akhir/ penutup
1. Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
4.2.3 Deskrifsi Hasil Observasi Tindakan I
Pengamatan atau observasi dilaksanakan secara intensif dari setiap
proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan data temuan
hasil observasi pada pelaksanaan tindakan 1, terlihat pembelajaran belum
terlaksana dengan maksimal oleh guru, masih banyak ditemukan beberapa
kelemahan dalam proses pelaksanaan pembelajaran diantaranya yaitu :
1) Penjelasan guru tentang penggunaan alat peraga terlalu tergesa-gesa
sehingga, siswa merasa belum maksimal dalam menerimanya (karena
dibatasi waktu).
29
2) Masih ada siswa tidak pokus dalam bekerja sama dalam kelompok mencari
pasangan kartu. Sehinga, membuat siswa yang tidak pokus tidak
memahami konsep yang diajarkan dengan baik.
3) Beberapa siswa masih canggung bekerja sama dalam kelompok. Sehinga,
siswa pasif dan kreatifitasnya tidak berkembang karena tidak bisa
menyalurkan pendapatnya dalam menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.
4) Beberapa siswa suka menggangu temannya dalam satu kelompok.
Sehinga, membuat siswa lainya tidak bisa berkonsentrasi penuh dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
5) Siswa merasa batas waktu untuk mencari pasangan kartu terlalu sedikit.
Sehinga, membuat siswa tidak maksimal dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
6) Masih ada beberapa individual siswa kesulitan menggunakan alat peraga/
potongan kartu. Sehinga, beberapa individu siswa tidak bisa mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru dengan benar.
7) Guru memberikan bimbingan kepada siswa secara kelompok belum secara
individual yang mengalami kesulitan. Sehinga, indivudu siswa yang
mengalami kesulitan tidak memahami konsep yang diajarkan dengan
maksimal.
4.2.4 Refleksi dan Tindak Lanjut Tindakan I
Pelaksanaan proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan oleh
guru. Hasil pengamatan observer tentang siswa antara lain adanya beberapa
siswa mulai aktif bertanya tentang alat peraga yang diperlihatkan (potongan
kartu soal dan jawaban), bertanya cara menggunakan alat peraga dan siswa
sangat antusias untuk segera mencoba melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan potongan-potongan kartu yang telah guru perlihatkan. Namun dalam
siklus 1 ini, guru belum dapat memfasilitasi siswa secara optimal, terbukti
nampak masih adanya beberapa kekurangan yang perlu untuk perbaikan
sesuai dengan data temuan observasi.
30
Berdasarkan data temuan kekurangan dari kegiatan pembelajaran
tindakan 1, maka tindak lanjut yang perlu dilakukan dalam tindakan 2 yaitu
menjelaskan cara penggunaan alat peraga dengan lebih rinci hinga siswa
betul-betul paham. Memantau siswa secara intensif agar pokus, tidak
menganggu teman yang lain, serta dapat memberikan bimbingan kepada
siswa yang kesulitan secara individu. (Evaluasi siswa diberikan pada
pertemuan kedau atau tindakan ke 2 siklus 1 ini,karena guru kehabisan waktu
pelajaran), namun selama dalam proses pembelajaran siswa dapat
mengerjakan contoh soal latihan serta dapat mencari pasangan kartu soal dan
jawaban dengan baik dan benar.
4.3 Deskrifsi Siklus I
4.3.1 Perencanaan Tindakan II
Perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan perbaikan
pembelajaran dari hasil pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan
pertama. Sesuai dengan hasil observasi yang didapatkan dalam pelaksanaan
pertemuan pertama. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan
sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Make-A Match.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan II
Dilaksanakan pada tanggal 22 maret 2012
kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam/selamat pagi.
2. Doa dipimpin oleh ketua kelas
3. Absen/ guru mengecek siswa yang hadir dan yang tidak hadir.
4. Pengkondisian kelas
5. Apersefsi : Guru menggingatkan siswa kembali mengenai materi pecahan
sebelumnya. (Menggeluarkan kertas lipat yang menyerupai persegi,
kemudian meminta 2 orang siswa maju kedepan untuk melipat kertas
masing-masing menjadi 4 dan 3 bagian sama besar).
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
31
1. Guru menjelaskan secara rinci apa maksud dari siswa disuruh melipat
kertas menjadi beberapa bagian sama besar.
2. Kemudian memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara
menggurangkan dua pecahan biasa dengan berpenyebut sama. Dan
menunjuk perwakilan dari siswa maju kedepan untuk mengerjakan contoh
soal di papan tulis sekali gus mengecek tingkat pemahaman siswa.
3. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada
bagian contoh soal yang belum mereka pahami.
4. Guru memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara untuk
melakukan penggurangan dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama.
5. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada
bagian contoh soal yang belum mereka pahami.
Elaborasi:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
2. Guru membentuk siswa dalam kelompok kerja secara acak/ yaitu membuat
anggota berbeda dari kelompok sebelumnya namun dengan jumlah yang
sama .
3. Guru menjelaskan aturan dan cara melaksanakan kegiatan kelompok.
4. Guru membagikan kartu kepada setiap kelompok siswa dan setiap
kelompok masing-masing mendapatkan 6 buah kartu soal dan kemudian
memikirkan jawaban kartu masing-masing.
5. Guru meletakan lembar jawaban diatas meja depan kelas yang sebelumnya
sudah disediakan.
6. Guru menyuruh kelompok siswa untuk mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok atau jawaban yang cocok dengan kartu
masing-masing.
7. Guru menyuruh siswa mencatat pasagan kartu sesuai dengan nomor (soal).
32
8. Guru menentukan batas waktu untuk menemukan pasangan kartu masing-
masing kepada kelompok siswa untuk putaran pertama (10 menit)
demikian seterusnya.
9. Setelah batas waktunya pertama sudah selesai, guru menyuruh untuk
masing-masing anggota kelompok bertukaran kartu soal yaitu kelompok 1
- 2, 3 - 4, 5 - 6. Kemudian kembali menyuruh siswa untuk mencatat dalam
selembar kertas sesuai dengan nomor soal yang menurut anggota
kelompok cocok.
10. Guru memberikan poin kepada kelompok siswa yang dapat menemukan
kartu mereka sebelum batas waktu yang ditentukan selesai.
11. Demikian seterusnya hinga selesai jam pelajaran.
Konfirmasi:
1. Guru menggali tingkat pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.
2. Guru mmbagikan lembar evaluasi kepada siswa.
3. Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang materi pelajaran
yang dipelajari.
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mempelajari materi kembali
dirumah.
5. Guru memberikan PR kepada siswa.
Kegiatan akhir/ penutup
Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
4.3.3 Deskrifsi Hasil Observasi Tindakan II
Berdasarkan data temuan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan 2,
masih ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran diantaranya yaitu :
1. Masih ada siswa tidak pokus dalam bekerja sama dalam kelompok mencari
pasangan kartu. Sehinga, membuat siswa yang tidak pokus tidak
memahami konsep yang diajarkan dengan baik.
33
2. Beberapa siswa masih canggung bekerja sama dalam kelompok. Sehinga,
siswa pasif dan kreatifitasnya tidak berkembang karena tidak bisa
menyalurkan pendapatnya dalam menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.
3. Beberapa siswa suka menggangu temannya dalam satu kelompok.
Sehinga, membuat siswa yang lainya tidak bisa berkonsentrasi penuh
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
4.3.4 Refleksi dan Tindak Lanjut Tindakan II
Berdasarkan data temuan observasi kekurangan dari pelaksanaan
tindakan 2, maka dilakukan tindak lanjut yang perlu untuk dilakukan dalam
tindakan 3 yaitu, tetap meningkatkan pengawasan terhadap siswa agar pokus,
tidak menggangu teman, dan tidak cangung bekerja sama dalam kelompok.
dengan memberikan pertanyaan dan teguran secara halus kepada siswa yang
tidak pokus, dan yang suka menganggu teman dalam mengikuti
pembelajaran. Kemudian memberikan motivasi, mendekati dengan sedikit
gurauan terhadap siswa yang canggung bekerja sama agar tidak tegang dan
merasa nyaman serta tidak minder mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan perolehan data temuan hasil proses penyelesaian soal-soal
latihan dan evaluasi siswa dalam tindakan 2 ini, yaitu hasil belajar siswa telah
meningkat menjadi lebih baik dari kondisi awal dan nilai pre test (35 %),
evaluasi siklus 1 (70 %).
4.4 Deskrifsi Siklus II
4.4.1 Perencana Tindakan III
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama,
merupakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan indikator yang berbeda.
Pada dasarnya siklus II memiliki prinsip kerja yang sama dengan pelaksanaan
pada tindakan siklus pertama. Hanya saja pada siklus kedua ini pada tahap
persiapan dilakukan dengan mendasarkan pada hasil observasi, refleksi
pelaksanaan tindakan siklus I. Langkah-langkah pembelajarannya sama
namun dilakukan berbaikan strategi untuk mengantisifasi kesalahan/
34
kekurangan pada pelaksanaan siklus pertama tidak terulang. Sedangkan
kompetensi dasar dan indikator yang diambil juga berbeda dari siklus pertama
yaitu (KD) mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan) sedangkan
indikatornya (1) melakukan operasi perkalian berbagai bentuk pecahan.
Peneliti berusaha memperbaiki semaksimal mungkin untuk
memperbaiki pembelajaran dengan menanamkan konsep operasi hitung
berbagai bentuk pecahan, agar dalam pembelajaran ini lebih meningkat dari
pelaksanaan pembelajaran sebelumnya.
4.4.2 Pelaksanaan Tindakan III
Pelaksanaan tindakan 3 ini pada tanggal 26 mei 2012
kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam/selamat pagi.
2. Doa dipimpin oleh ketua kelas
3. Absen/ guru mengecek siswa yang hadir dan yang tidak hadir.
4. Pengkondisian kelas
5. Apersefsi : Guru menggingatkan siswa kembali mengenai materi pecahan
sebelumnya.
6. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Kemudian memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara
melakukan operasi hitung perkalian pecahan dengan berpenyebut sama.
2. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada
bagian contoh soal yang belum mereka pahami.
3. Guru memberikan contoh-contoh soal kepada siswa tentang cara untuk
melakukan operasi hitung perkalian berpenyebut tidak sama.
4. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menanyakan pada
bagian contoh soal yang belum mereka pahami.
5. Guru membuat contoh soal di papan tulis dan menunjuk salah satu siswa
untuk mengerjakanya, untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan.
35
Elaborasi:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisikan soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
2. Guru membentuk siswa dalam kelompok kerja secara acak/ yaitu membuat
anggota berbeda dari kelompok sebelumnya namun dengan jumlah yang
sama .
3. Guru menjelaskan aturan dan cara melaksanakan kegiatan kelompok.
4. Guru membagikan kartu kepada setiap kelompok siswa dan setiap
kelompok masing-masing mendapatkan 6 buah kartu soal dan kemudian
memikirkan jawaban kartu masing-masing.
5. Guru meletakan lembar jawaban diatas meja depan kelas yang sebelumnya
sudah disediakan.
6. Guru menyuruh kelompok siswa untuk mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok atau jawaban yang cocok dengan kartu
masing-masing.
7. Guru menyuruh siswa mencatat jawaban pasagan kartu didalam LKS yang
telah disediakan sesuai dengan nomer soal.
8. Guru menentukan batas waktu untuk menemukan pasangan kartu masing-
masing kepada kelompok siswa untuk putaran pertama (10 menit)
demikian seterusnya.
9. Setelah batas waktunya pertama sudah selesai, guru menyuruh untuk
masing-masing anggota kelompok bertukaran kartu soal yaitu kelompok 1
- 2, 3 - 4, 5 - 6. Kemudian kembali menyuruh siswa untuk mencatat
jawaban dalam lembar LKS.
10. Guru memberikan poin kepada kelompok siswa yang dapat menemukan
kartu mereka sebelum batas waktu yang ditentukan selesai.
11. Demikian seterusnya hinga selesai jam pelajaran.
Konfirmasi:
1. Guru menggali tingkat pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.
36
2. Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang materi pelajaran
yang dipelajari.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mempelajari materi kembali
dirumah.
4. Guru memberikan PR kepada siswa.
5. Evaluasi diberikan pada pertemuan kedua dalam Siklus II ini
Kegiatan akhir/ penutup
1. Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.
4.4.3 Deskrifsi Hasil Observasi Tindakan III
Berdasarkan data temuan hasil observasi pada pelaksanaan tindakan 3,
masih ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran diantaranya yaitu :
1. Masih ada siswa tidak pokus dalam bekerja sama dalam kelompok mencari
pasangan kartu. Sehinga, membuat siswa yang tidak pokus tidak
memahami konsep yang diajarkan dengan baik.
2. Beberapa siswa masih canggung bekerja sama dalam kelompok. Sehinga,
siswa pasif dan kreatifitasnya tidak berkembang karena tidak bisa
menyalurkan pendapatnya dalam menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.
4.4.4 Refleksi dan Tindak Lanjut Tindakan III
Berdasarkan data temuan observasi kekurangan dari pelaksanaan
tindakan 3 ini, masih terdapat beberapa siswa yang tetap tidak pokus dan
canggung bekerja sama, meski semakin berkurang jumlahnya. Dalam
mengatsi beberapa kekurangan yang masih ada, maka dilakukan tindak lanjut
yang perlu untuk dilakukan dalam tindakan 4 yaitu, tetap meningkatkan
pengawasan terhadap siswa agar pokus, dan cangung bekerja sama dalam
kelompok. dengan memberikan pertanyaan dan teguran secara halus kepada
siswa yang tidak pokus, dan yang suka menganggu teman dalam mengikuti
pembelajaran. Kemudian memberikan motivasi, meminta siswa yang
bersangkutan maju didepan kelas mengerjakan contoh soal agar membiasakan
berani tampil dan meningkatkan kepercayaan dirinya, dan mendekati dengan
37
sedikit gurauan terhadap siswa yang canggung bekerja sama agar tidak tegang
dan merasa nyaman dan tidak minder mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dilihat dari peningkatan hasil proses belajar dalam mengerjakan contoh soal
dan mencari pasangan kartu terlihat adanya peningkatan yang lebih baik dari
tindakan pertemuan sebelumnya, Sedangkan evaluasi diberikan pada tindakan
4 karena sudah mengikuti pada pelaksanaan tindakan 1, evaluasi diberikan
pada tindakan kedua dalam setiap siklus yang delah ditentukan yaitu 2 kali
pertemuan dalam 1 siklus.
4.5. Deskrifsi Siklus II
4.5.1 Perencanaan Tindakan IV
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua, merupakan
perbaikan pembelajaran yang masih terdapat dalam siklus II pertemuan
ketiga, pada tahap persiapan dilakukan dengan mendasarkan pada hasil
observasi, refleksi pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga. Langkah-langkah
pembelajarannya sama namun dilakukan berbaikan strategi untuk
mengantisifasi kesalahan/ kekurangan pada pelaksanaan pertemuan ketiga
tidak terulang. Sedangkan kompetensi dasar dan indikator yang diambil yaitu
(KD) mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan) sedangkan
indikatornya melakukan operasi hitung pembagian berbagai bentuk pecahan.
Dilakukan usaha untuk memperbaiki pembelajaran semaksimal
mungkin dalam menanamkan konsep operasi hitung berbagai bentuk
pecahan, agar dalam pembelajaran ini betul-betul dapat lebih meningkat dari
pelaksanaan pembelajaran sebelumnya dan indikator kinerja dapat tercapai.
4.5.2 Pelaksanaan Tindakan IV
kegiatan awal
1. Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam/selamat pagi.
2. Doa dipimpin oleh ketua kelas
3. Absen/ guru mengecek siswa yang hadir dan yang tidak hadir.
4. Pengkondisian kelas
38
Apersefsi : guru menginggatkan siswa kembali tentang materi operasi hitung
pecahan yang sudah dipelajari sebelumnya pada siklus pertama.
Eksplorasi:
1. Guru menjelaskan dengan contoh kepada siswa cara untuk membagi
berbagai bentuk pecahan.
2. Guru menjelaskan dengan contoh kepada siswa cara untuk membagi
berbagai bentuk pecahan.
3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa.
4. Guru meminta siswa yang kurang focus mengerjakan contoh soal didepan
kelas, untuk mengetahui tingkat pemahamanya terhadap materi yang
disampaikan. Dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa lainya
untuk menanyakan pada bagian contoh soal yang belum mereka pahami.
Elaborasi:
1. Guru membagi siswa dalam 6 kelompok secara acak, setiap kelompok
terdiri dari 6 orang siswa. Kemudian guru menjelaskan aturan main dari
kegiatan kelompok masing-masing yang sudah dibentuk.
2. Guru membagikan kartu kepada setiap kelompok siswa masing-masing,
dan setiap kelompok mendapatkan 6 kartu soal dan 6 kartu jawaban.
3. Guru menyuruh setiap kelompok siswa untuk berdiskusi mencari pasangan
kartu soal dengan kartu jawaban yang cocok sesuai kartu yang didapatkan
angota kelompok.
4. Guru menyuruh kelompok siswa untuk mencari pasangan kartu
kekelompok lain apabila kartu tidak cocok dengan yang dipegang
kelompok. Atau saling tukar dengan kelompok lain.
5. Guru memberikan batas waktu (20 menit) untuk mencocokan pasangan
kartu soal dan jawaban masing-masing anggota kelompok. Serta
memberikan poin kepada kelompok siswa yang dapat menemukan kartu
mereka sebelum batas waktu yang ditentukan selesai, dan jumlah kartu
yang dapat dicocokan oleh anggota kelompok dengan benar.
39
6. Setelah satu babak selesai, guru mengocok kembali kartu agar kelompok
siswa menemukan kartu yang berbeda dari kartu sebelumnya.
7. Demikian dilakukan seterusnya sehingga selesai jam pelajaran.
8. Guru meminta perwakilan kelompok siswa maju kedepan kelas untuk
menyampaikan hasil diskusi masing-masing secara bergantian.
Konfirmasi:
1. Guru mmbagikan lembar evaluasi kepada siswa.
2. Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang materi pelajaran
yang dipelajari.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mempelajari materi kembali
dirumah.
Kegiatan akhir/ penutup
1. Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa
4.5.3 Deskrifsi Hasil Observasi Tindakan IV
Dalam tindakan 4, data temuan observasi tentang kekurangan
pelaksanaan pembelajaran semakin berkurang. Berdasarkan data temuan hasil
observasi pada pelaksanaan tindakan 4, yang masih ditemukan beberapa
kelemahan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yaitu :
1. Beberapa siswa masih canggung bekerja sama dalam kelompok. Sehinga,
siswa pasif dan kreatifitasnya tidak berkembang karena tidak bisa
menyalurkan pendapatnya dalam menyelesaikan tugas kelompok yang
diberikan oleh guru.
4.5.4 Refleksi dan Tindak Lanjut Tindakan IV
Dalam pelaksanakan tindakan 4 proses pembelajaran telah dilakukan
dengan semaksimal mungkin, perolehan hasil proses belajar telah dapat
dikuasai dengan baik oleh siswa. Yaitu hampir semua siswa dapat menguasai
konsep yang diajarkan, antusias, keaktifan, persiapan dalam mengikuti
pembelajaran semakin meningkat, meskipun dalam tindakan 4 ini juga masih
ditemukan beberapa siswa yang tetap canggung ketika mengikuti proses
belajar mengajar dalam jumlahnya juga semakin berkurang. Hasil prestasi
40
yang ditemukan dalam data temuan hasil evaluasi siswa juga meningkat dari
kondisi sebelumnya atau kondisi awal. Peningkatan ketuntasan menjadi (89
%) atau 33 siswa mendapatkan tingkat nilai tuntas diatas KKM. Untuk lebih
jelas melihat data temuan peningkatan dan perbandingan antar siklus, di
sajikan dalam bentuk tabel dan grafik dibawah ini.
Data temuan hasil penelitian diperoleh dari hasil perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus
II Dalam setiap pertemuan. Hasil analisis perolehan evaluasi pelaksanaan
perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Hasil Pre Test dan Hasil Evaluasi Siswa Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Make- A Match Perbandingan Nilai Pre Test dan Evaluasi Siswa
No Nama Siswa Pre
Test
Siklus
I
Siklus
II
Pre Test Siklus I Siklus II
Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum
1 Vebri Wisnu N 52 72 80 √ √ √
2 Dika Sania 90 100 100 √ √ √
3 Desi fitriana 85 92 100 √ √ √
4 Bintario Aji Saputro 52 92 100 √ √ √
5 Ragil Lanang S 52 72 92 √ √ √
6 Liony Tasia Aprilia 40 40 64 √ √ √
7 Anggoro Sukma R 52 60 80 √ √ √
8 Agustina Asmara P 52 100 100 √ √ √
9 Jodhi Wira Sanjaya 100 72 80 √ √ √
10 Natasya Dewi Emilia 52 100 100 √ √ √
11 Intan Asmara 32 72 80 √ √ √
12 Andhika Radya S.P 72 80 80 √ √ √
13 Anisa Restu Artya N 80 80 100 √ √ √
14 Syahrul Bahtiar 72 100 100 √ √ √
15 Desta Egy Putra P 52 60 100 √ √ √
16 Sinta Nurjayanti 32 60 80 √ √ √
17 Rahmat Aji Setiawan 52 60 72 √ √ √
18 Taufik Maulana 90 92 100 √ √ √
19 Karelia Detha M 52 80 92 √ √ √
20 Sinta Ardha Marina 90 92 100 √ √ √
21 Bagas Saputra 52 72 100 √ √ √
22 Erlangga Tugi W.P 72 80 100 √ √ √
23 Novita Sandra L 52 72 80 √ √ √
24 Lilik Prayoga 32 72 92 √ √ √
25 Wisnu Aditama 52 60 72 √ √ √
41
26 Giska Novelinda 72 80 100 √ √ √
27 Deswina Sekar A.N 40 52 72 √ √ √
28 Damar Mulyono 52 80 100 √ √ √
29 Achmad Dewa Ananda 52 100 100 √ √ √
30 Dinda Selvyra S.A 32 60 72 √ √ √
31 Setyo Handarini 40 72 80 √ √ √
32 Bayu Bagas Pramudya 100 100 100 √ √ √
33 Clarista Ananda P 32 52 64 √ √ √
34 Yolanda Pasya P 52 60 64 √ √ √
35 Niki Fatmawati 40 60 64 √ √ √
36 Muhamad Faisal 100 100 100 √ √ √
37 Derian Eri Pramudia 100 100 100 √ √ √
Jumlah 2223 2848 3260 13 24 26 11 33 4
Nilai Tertinggi 100 100 100
Nilai Terendah 32 40 64
Rata-rata 60 77 89 35 % 65 % 70 % 30 % 89 % 11 %
Grafik 4.1
Perbandingan Nilai Ketuntasan Siswa Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Make-A Match.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan hasil prestasi
belajar siswa dalam hasil pre test siswa yang mendapatkan kriteria nilai
tuntas atau diatas KKM 65 yaitu 13 siswa, sedangkan 24 siswa belum tuntas,
hasil evaluasi siklus I jumlah siswa tuntas 26 siswa, sedangkan 11 siswa
belum tuntas, dan pada hasil evaluasi siklus II 33 siswa tuntas, 4 siswa belum
tuntas.
42
Dari hasil pengamatan sikap siswa, terlihat adanya peningkatan, yaitu
siswa menjadi lebih aktif bekerja dengan kelompoknya, berani bertanya, dan
siswa merasa senang, dengan model belajar yang digunakan. Tampak bahwa
siswa tidak bosan selama mengikuti kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar
matematika siswa tentang operasi hitung pecahan campuran juga menjadi
meningkat.
Dengan demikian, Berdasarkan latar belakang masalah dan hipotesa
yang dirumuskan, yaitu dengan model pembelajaran Make-A Match dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Operasi Hitung Pecahan bagi
Siswa kelas V SD Negeri Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Untuk lebih jelasnya hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam penelitian tindakan kelas ini diuraikan pada pembahasan laporan ini
secara lebih rinci sebagai berikut :
4.6.1 Persiapan Menerima Pelajaran Siklus I
Terlihat bahwa kesiapan siswa menerima pelajaran belum optimal, hal
ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak membawa perlengkapan
seperti buku paket matematika. Jika dihitung prosentase rata-rata kesiapan
siswa menerima pelajaran adalah 54 % atau 20 siswa membawa buku
matematika. Adapun alasannya siswa tidak membawa buku paket matematika
adalah tidak mendengar perintah guru 18 % atau 7 siswa, tidak mempunyai
buku paket matematika 14 % atau 5 siswa, dan alasan lupa 14 % atau 5 siswa.
Table 4.2
Perolehan Hasil Evaluasi Siklus 1
No Nilai Jumlah Siswa Prosentase
1 100 8 22%
2 92 4 11%
3 80 6 17%
4 72 8 22%
5 60 8 22%
6 52 2 4%
43
7 40 1 2%
8 32 - -
9 20 - -
10 10 - -
Jumlah 37 100%
Grafik 4.2
4.6.2 Hasil Perolehan Nilai Evaluasi Siklus I
Hasil siswa yang mendapat nilai 75 keatas yaitu hanya berjumlah 18
siswa, artinya daya serap siswa yang mendapat nilai tinggi pada siklus ini 48 %,
daya serap siswa yang mendapat nilai baik 8 siswa atau 22 %, dan daya serap
siswa yang kurang 11 siswa atau 30 %.
4.6.3 Persiapan Menerima Pelajaran Siklus II
Berdasarkan observasi kesiapan siswa menerima pelajaran menunjukkan
peningkatan. Kesiapan siswa semakin tinggi, jika dihitung prosentase rata-rata
kesiapan pada siklus ini 86 %, angka yang cukup tinggi ini menunjukkan bahwa
minat siswa dalam belajar matematika semakin besar atau semakin menyenangi
pelajaran matematika. Ini terlihat dari aktivitas siswa setiap pelajaran
matematika semakin antusias, dan terlihat dari jumlah siswa yang membawa
perlengkapan utama seperti buku pelajaran matematika dari 54 % menjadi 86 %.
Dan selalu melihat buku serta mengamati gambar. Siswa sudah tidak lagi sibuk
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7
Series1
11%
22 %
17%
22%
22%
4%
2%
1 2 8 8 6 4 8
Jumlah Siswa
P
prosentase
44
sendiri karena siswa tertarik dengan model belajar serta alat peraga yang
digunakan guru.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran menunjukkan peningkatan
yang berarti. Salah satu indikatornya adalah semakin sedikitnya siswa yang tidak
mampu menjawab test yang diberikan guru dan informasi yang disampaikan
guru semakin jelas dan dengan mudah difahami oleh siswa. Dengan motivasi
dan bimbingan guru, siswa semakin merasa tertarik untuk mengikuti
pembelajaran operasi hitung pecahan.
Tabel 4.3
Perolehan Hasil Evaluasi Siswa Siklus II
No Nilai Jumlah Siswa Prosentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
100
92
80
72
64
52
40
32
20
10
18
3
8
4
4
-
-
-
-
-
48%
8%
22%
11%
11%
-
-
-
-
-
Jumlah 37 100%
Grafik 4.3
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5
Series1
48 % 8 %
22 %
11 %
11%
4 4 8 3 18
Jumlah Siswa
P
prosentase
45
4.6.4 Hasil Perolehan Nilai Evaluasi Siklus II
Bardasarkan tabel dan grafik diatas, terlihat bahwa adanya peningkatan
hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika pada pokok bahasan
operasi hitung pecahan. Siswa yang mendapat nilai 75 keatas yaitu berjumlah 29
siswa, artinya daya serap siswa yang mendapat nilai tinggi pada siklus ini 78 %,
daya serap siswa yang mendapat nilai baik 4 siswa atau 11 %, dan daya serap
siswa yang mendapat nilai kurang ada 4 siswa atau 11 %.
Dengan demikian berdasarkan rumusan masalah dan indikator kinerja
yang di tentukan dalam penelitian ini, sesuai dengan data temuan hasil analisis
peningkatan nilai siswa setelah dilakukan perbaikan dengan pengunaan model
Meke- A Match secara maksimal, terbukti dapat mencapai hasil yang lebih baik
dari kondisi sebelumnya. Sesuai dengan yang direncanakan dalam penelitian ini
juga, dapat dikatakan telah berhasil dan terlaksana dengan baik apabila mencapai
hasil sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan dalam indikator kinerja
yaitu 80 %. Sedangkan dalam pelaksanaan upaya perbaikan pembelajaran
matematika ini terbukti telah terjadinya peningkatan 89 % atau 33 siswa dari
jumlah keseluruhan yaitu 37 siswa mencapai nilai ketuntasan diatas KKM 65,
meningkat dari kondisi awal yang hanya 35 % saja atau 13 siswa.