BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ......organ pernapasan pada manusia yang ada...

39
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Maguan Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang semester I tahun pelajaran 2016/2017 berbasis guru, sebelum pembelajaran IPA menggunakan tindakan. Guru mendominasi waktu pembelajaran dan mendominasi materi pembelajaran organ pernapasan pada manusia. Pembelajaran berlangsung dengan ceramah dan tidak memberikan ontoh-contoh konkrit yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar materi alat pernapasan pada manusia disampaikan oleh guru, dan siswa diminta membaca buku teks IPA. Selama membaca buku teks IPA tentang organ pernapasan pada manusia, siswa tidak diminta untuk menggarisbawahi istilah-istilah penting yang ada dalam buku teks, apalagi mengidentifikasi organ pernapasan pada manusia seperti ciri-ciri hidung, hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan, udara masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung. Sesudah membaca organ pernapasan manusia siswa diminta menghafal materi organ pernapasan manusia yang ada pada buku paket IPA. Pada akhir pembelajaran organ pernafasan manusia, siswa memperoleh kesimpulan organ pernafasan pada manusia dari kesimpulan yang dibuat oleh guru. Ketika guru menjelaskan kesimpulan dari organ pernafasan pada manusia, 20% dari seluruh siswa (4 siswa) tidak memperhatikan penjelasan guru. Tidak ada satu siswa yang dilibatkan dalam membuat kesimpulan, yang nampak semua siswa diam dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui, yang nampak pada akhir pembelajaran siswa di minta mengerjakan soal evaluasi dari guru. Sebagian besar kegiatan belajar IPA siswa kelas 5 berupa mendengarkan dan menyimak penjelasan IPA dari guru. Kegiatan belajar IPA tidak dirancang dengan berkelompok, sehingga dalam pembelajaran IPA tidak ada kegiatan untuk melakukan diskusi kelompok. Siswa tidak pernah mendapatkan permasalahan-permasalahan yang konstekstual dalam belajar IPA, sehingga siswa tidak pernah belajar untuk mencari pemecahan masalah organ pernapasan pada manusia yang ada disekitar lingkungannya. Dalam kegiatan belajar

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ......organ pernapasan pada manusia yang ada...

  • 43

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus

    Pembelajaran IPA kelas 5 SD Negeri Maguan Kecamatan Kaliori Kabupaten

    Rembang semester I tahun pelajaran 2016/2017 berbasis guru, sebelum pembelajaran IPA

    menggunakan tindakan. Guru mendominasi waktu pembelajaran dan mendominasi materi

    pembelajaran organ pernapasan pada manusia. Pembelajaran berlangsung dengan ceramah

    dan tidak memberikan ontoh-contoh konkrit yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian

    besar materi alat pernapasan pada manusia disampaikan oleh guru, dan siswa diminta

    membaca buku teks IPA. Selama membaca buku teks IPA tentang organ pernapasan pada

    manusia, siswa tidak diminta untuk menggarisbawahi istilah-istilah penting yang ada dalam

    buku teks, apalagi mengidentifikasi organ pernapasan pada manusia seperti ciri-ciri hidung,

    hidung merupakan tempat keluar masuknya udara pernapasan, udara masuk melalui lubang

    hidung menuju rongga hidung. Sesudah membaca organ pernapasan manusia siswa diminta

    menghafal materi organ pernapasan manusia yang ada pada buku paket IPA. Pada akhir

    pembelajaran organ pernafasan manusia, siswa memperoleh kesimpulan organ pernafasan

    pada manusia dari kesimpulan yang dibuat oleh guru. Ketika guru menjelaskan kesimpulan

    dari organ pernafasan pada manusia, 20% dari seluruh siswa (4 siswa) tidak memperhatikan

    penjelasan guru. Tidak ada satu siswa yang dilibatkan dalam membuat kesimpulan, yang

    nampak semua siswa diam dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak diberi

    kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui, yang nampak pada akhir

    pembelajaran siswa di minta mengerjakan soal evaluasi dari guru.

    Sebagian besar kegiatan belajar IPA siswa kelas 5 berupa mendengarkan dan

    menyimak penjelasan IPA dari guru. Kegiatan belajar IPA tidak dirancang dengan

    berkelompok, sehingga dalam pembelajaran IPA tidak ada kegiatan untuk melakukan diskusi

    kelompok. Siswa tidak pernah mendapatkan permasalahan-permasalahan yang konstekstual

    dalam belajar IPA, sehingga siswa tidak pernah belajar untuk mencari pemecahan masalah

    organ pernapasan pada manusia yang ada disekitar lingkungannya. Dalam kegiatan belajar

  • 44

    IPA, ada pembahasan tentang hidung. Ada banyak permasalahan tentang hidung, namun

    siswa tidak diminta untuk berfikir menemukan permasalahan yang terkait dengan hidung

    dalam materi organ pernafasan pada manusia, apalagi untuk pemecahan masalah dan solusi

    pencegahannya. Siswa tidak terlatih untuk mencari informasi yang terkait dengan gangguan

    organ pernafasan kepada orang tua, pergi ke perpustakaan atau mencari informasi langsung

    kepada masyarakat atau melakukan pengamatan di sekitar lingkungannya. Apabila siswa

    terbiasa mencari informasi sendiri, maka siswa dapat menemukan sendiri solusi dari

    permasalahan gangguan hidung. Solusi yang ditemukan siswa dapat berupa pencegahan

    yakni pemakaian masker saat berkendara. Solusi ini ditemukan siswa dari pengamatan siswa

    pada lingkungan sekitarnya.

    Penilaian hasil belajar IPA sebelum ada tindakan dilakukan guru pada akhir

    pembelajaran saja, yakni berupa tes obyektif. Guru hanya mengukur kemampuan siswa pada

    aspek kognitif, sedangkan pengukuran keterampilan tidak dilakukan. Jika hasil belajar hanya

    diukur dari skor tes seperti yang dilakukan oleh guru pada pra siklus tanpa mengukur

    keterampilan siswa, maka hasil belajar IPA siswa berada dibawah KKM yang ditentukan,

    yakni sebesar 80. Tes yang diberikan kepada siswa berbentuk obyektif pilihan ganda dengan

    4 alternatif jawaban sebanyak 20 butir soal, bobot tiap butir 5, skor maksimal 100. Distribusi

    hasil belajar IPA berdasarkan skor yang diperoleh siswa kelas 5 secara rinci disajikan melalui

    tabel 4.1 berikut.

    Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa

    Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

    No Skor Frekuensi Persentase (%)

    1 50 7 35

    2 55 4 20

    3 60 1 5

    4 65 1 5

    5 70 1 5

    6 80 5 25

    7 85 1 5

    Jumlah 20 100

    Sumber : Data sekunder

    Tabel 4.1, menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor pra

    siklus tersebar dari skor 50 sampai skor 85. Skor tersebar dalam 7 kelompok. Yakni skor 50,

    dicapai oleh siswa sebanyak 7 orang (35% dari seluruh siswa). Skor 55, dicapai oleh siswa

  • 45

    sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa), skor 60 dicapai oleh siswa 1 orang (5% dari

    seluruh siswa), skor 65 dicapai oleh siswa 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor 70 dicapai

    oleh 1 siswa (5% dari seluruh siswa), skor 80 dicapai oleh 5 siswa (25% dari seluruh siswa),

    skor 85 dicapai oleh 1 siswa. Besarnya skor hasil belajar IPA terbanyak diraih oleh skor 50

    yakni 35% dari seluruh siswa yang merupakan capaian skor terendah atau skor minimum .

    Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 5 SD Negeri Maguan

    Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus dapat disajikan dalam bentuk

    grafik garis, seperti disajikan melalui gambar 4.1 berikut.

    Gambar 4.1 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

    Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 5 SD

    Negeri Maguan Rembang pra siklus, nampak bahwa skor terbanyak yang diperoleh siswa

    ditunjukkan oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni 7 dan sumbu X menunjukkan angka 50.

    Artinya sumbu X sebesar 50 adalah skor capaian tes oleh siswa dan sumbu Y pada skor 7

    adalah banyak siswa yang memperoleh skor 50 sebanyak 7 siswa. Skor tertinggi hasil belajar

    IPA dicapai pada skor 85, yang diperoleh 1 siswa.

    Deskripsi hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-

    rata disajikan melalui tabel 4.2 berikut.

    JUM

    LAH

    SIS

    WA

    Skor Siswa

    Y

    X

  • 46

    Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan

    Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

    Deskripsi Skor

    Skor Minimum 50

    Skor Maksimum 85

    Skor Rata-rata 63

    Sumber : Data sekunder

    Tabel 4.2 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD Negeri

    Maguan Rembang pra siklus dari tes sebesar 50, skor maksimum sebesar 85, dan skor rata-

    rata 63.

    Hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar, distribusi hasil belajar IPA

    berdasarkan ketuntasan secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 berikut.

    Tabel 4.3 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan siswa

    Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus

    No Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase (%)

    1 ≥80 Tuntas 6 30

    2 < 80

    Tidak Tuntas 14 70

    Jumlah siswa 20 100

    Sumber : Data Sekunder

    4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1

    1. Perencanaan

    Dalam tahap perencanaan tindakan pendekatan PBL, langkah awal yang dilakukan

    adalah mengidentifikasi masalah pembelajaran. Hasil identifikasi dari permasalahan

    pembelajaran adalah pembelajaran IPA dilaksanakan secara konvensional dengan memakai

    metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah yang diselingi dengan

    metode tanya jawab. Selanjutnya permasalahan pembelajaran dianalisis dan permasalahan

    yang muncul adalah permasalahan desain pembelajaran, yakni dalam pembelajaran IPA

    belum menggunakan pembelajaran inovatif pendekatan PBL. Di samping itu, dalam mengukur

    hasil belajar IPA hanya menekankan pada aspek kognitif saja, sehingga siswa yang tuntas

    dalam belajar IPA mencapai 30% dari seluruh siswa yang ada (6 siswa) seperti yang

  • 47

    ditunjukkan melalui tabel 4.1 hal ini diperburuk lagi, dengan skor rata-rata dan skor minimum

    yang jauh dari KKM ≥ 80. Oleh karena itu, maka disusunlah desain pembelajaran yang

    berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan KD 3.3 Menjelaskan organ

    pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia dan; KD 4.3 menyajikan karya

    laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia disajikan melalui lampiran 1.

    beserta perangkatnya.

    Langkah yang ditempuh selanjutnya, melengkapi perangkat RPP yakni menyiapkan

    materi organ pencernaan manusia dan penyakit yang disebabkan oleh makanan, yang

    disajikan melalui lampiran 1, menyiapkan materi organ pencernaan manusia dan gangguan

    organ pencernaan manusia pada lampiran 3, menyiapkan media berupa gambar-gambar

    organ pencernaan manusia dan gangguan yang disebabkan oleh makanan disajikan melalui

    lampiran 5, membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar IPA disajikan melalui lampiran 7,

    membuat lembar observasi tindakan pendekatan pembelajaran PBL siswa kelas 5 disajikan

    melalui lampiran 9, membuat lembar observasi tindakan pendekatan PBL guru kelas 5

    disajikan melalui lampiran 10, dan membuat instrumen butir soal disajikan melalui lampiran

    13.

    2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1

    Pertemuan 1

    Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan pada

    hari Selasa, 4 Oktober 2016 dengan KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan

    fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan

    manusia, dan KD 4.3 menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada

    manusia, kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,

    kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

    Guru kelas 5 melaksanakan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari tentang

    materi gangguan organ pencernaan manusia melalui pendekatan PBL .

    Dalam kegiatan pendahuluan guru memberikan salam dan siswa menjawab salam,

    guru mengajak berdoa, siswa dan guru berdoa bersama menurut agama dan keyakinan,

    ketika guru mengabsensi dan memanggil salah satu nama siswa, maka siswa yang dipanggil

    namanya menunjukkan jarinya. Sebelum pelajaran dimulai, guru tidak mengatur tempat

    duduk siswa. Guru tidak meminta siswa untuk mengambil alat tulis dan buku untuk ditaruh di

  • 48

    meja masing-masing. Guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa untuk menyanyikan

    lagu Indonesia Raya agar tumbuh rasa cinta tanah air dan bangsa. Seluruh siswa menyanyi

    bersama. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran IPA tentang gangguan organ pencernaan

    yang akan dicapai siswa tentang gangguan lambung. Nampak siswa mendengar dan

    memperhatikan penjelasan guru dengan cermat namun ada 2 siswa yang masih bermain

    sendiri kemudian guru meminta mainan tersebut. Dalam menyampaikan tujuan pembelajaran,

    nampak guru tidak memerinci langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan seperti

    bagaimana urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

    Pada kegiatan inti, dimulai dengan guru membentuk kelompok, masing–masing

    kelompok 5 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok ini, kemudian

    guru memberi teks tentang organ pencernaan pada manusia, dan siswa diminta menyimak

    teks halaman 15-17 buku IPA 5 Salingtemas. Setelah selesai membaca, siswa diminta untuk

    berfikir tentang gangguan pada organ pencernaan manusia apa saja. Setelah siswa

    menemukan gangguan organ pencernaan, lalu siswa diminta untuk mendiskusikannya dalam

    kelompoknya masing-masing. Nampak seluruh siswa melakukan aktifitas untuk menemukan

    gangguan pencernaan sendiri-sendiri, lalu hasil pemikirannya didiskusikan dalam kelompok.

    Siswa melakukan aktiitas seperti yang diharapkan guru. Selanjutnya siswa diminta untuk

    membuat rumusan masalah gangguan organ pencernaan manusia yaitu gangguan pada

    lambung. Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok menganalisis gangguan pada

    lambung dengan cara mencari tahu penyebab terjadinya gangguan lambung pada organ

    pencernaan manusia. Hasilnya siswa mampu menganalisis gejala-gejala yang terjadi akibat

    gangguan lambung yaitu rasa perih dan mual pada lambung setelah berdiskusi dengan

    kelompoknya. Setelah selesai menganalisis siswa diminta untuk merumuskan hipotesa

    gangguan pada lambung secara berkelompok. Hasil rumusan hipotesa gejala gangguan

    pencernaan dengan rasa perih dilambung adalah mag. Supaya siswa lebih memahami materi,

    guru mengajak siswa ke perpustakaan sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang gejala

    gangguan organ pencernaan. Nampak seluruh siswa aktif dalam mencari informasi yang

    berkaitan dengan gejala gangguan organ pencernaan.

    Pada kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran

    IPA tentang gangguan organ pencernaan manusia yang dilakukan, refleksi yang di lakukan

    berupa umpan balik, seperti melakukan penegasan informasi mengenai gejala gangguan

  • 49

    lambung yang masih dianggap sulit. Siswa dan guru menarik kesimpulan dari materi yang

    didiskusikan yaitu gejala gangguan organ pada lambung. Setelah kegiatan refleksi kemudian

    guru menjelaskan rencana pembelajaran selanjutnya dan menutup pembelajaran dengan

    do’a.

    Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan

    oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir

    pembelajaran, dengan berpedoman pada lembar observasi yang tersedia. Pengamatan

    aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran IPA materi gangguan organ pencernaan

    manusia dilakukan dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang

    telah disajikan di lampiran 9 dan lampiran 10 Lembar observasi terdiri dari lembar observasi

    tindakan pendekatan PBL oleh guru dan siswa yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati

    tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan aktivitas siswa dalam mengikuti

    pembelajaran. Dari observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

    selama pembelajaran berlangsung.

    Pertemuan 2

    Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 pertemuan ke 2 dilaksanakan pada

    hari Kamis, 7 oktober 2016, masih menggunakan KD yang sama dengan pertemuan ke 1,

    yakni KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan

    manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3

    Menyajikankarya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia. Kegiatan

    pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

    penutup.

    Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ke dua dalam siklus ini di mulai dari siswa

    memberi salam dan guru menjawab salam, siswa dan guru berdoa bersama menurut agama

    dan keyakinan. Ketika guru mengabsensi siswa, siswa menunjukkan jarinya. Sebelum

    pelajaran dimulai, guru sudah nampak mengatur tempat duduk siswa, dan guru sudah

    meminta menaruh alat tulis siswa di meja. Guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab

    tentang aktivitas sebelum berangkat ke sekolah, apakah siswa sudah sarapan yang bergizi

    sebelum berangkat. Seluruh siswa nampak sahut–sahutan dalam menjawab pertanyaan guru.

    Guru sudah nampak memerinci tujuan pembelajaran, dengan menyampaikan judul materi KD

  • 50

    3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta

    cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya

    laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia, namun tidak menyampaikan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    Kegiatan inti dilanjutkan dengan guru memberi teks tentang gejala gangguan organ

    pencernaan kepada siswa sebagai pengantar pembelajaran yang akan dilaksanakan pada

    pertemuan ke 2. Nampak siswa membaca teks tentang gejala gangguan pencernaan dengan

    cermat. selama membaca teks tentang gejala gangguan lambung siswa diminta untuk

    menguji hipotesa yang telah dibuat siswa pada pertemuan 1 tentang gejala gangguan

    lambung, seluruh siswa berkonsentrasi mengikuti kegiatan ini dengan antusias karena bagi

    siswa ini merupakan hal baru. Setelah pengujian hipotesa itu dibuat, hasilnya siswa mampu

    membuat kesimpulan bahwa gejala gangguan pencernaan pada lambung mengarah pada

    gangguan Mag. Maka guru mulai membimbing siswa dalam rekomendasi pemecahan

    masalah gejala gangguan mag. Dari Hasil rekomendasi pemecahan masalah, siswa mampu

    berfikir cara mencegah gangguan mag yaitu dengan menerapkan pola makan yang teratur

    salah satunya makan tepat waktu. Siswa dilibatkan penuh dalam kegiatan ini. Kegiatan

    pembelajaran dilanjutkan dengan guru meminta siswa membuat laporan gangguan mag dan

    pemecahan masalah gangguan lambung, dan memberi kesempatan kepada siswa secara

    bergantian untuk menyajikan laporan gangguan mag dan pemecahan masalahnya. Guru

    memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan tanggapan kepada siswa

    yang telah menyajikan laporan. Dalam pembelajaran siswa menunjukkan sikap bekerjasama,

    toleransi, teliti. Namun ada satu kegiatan yang tidak dilakukan yaitu ada 2 siswa nampak tidak

    mengikuti aktivitas, tetapi bermain sendiri.

    Kegiatan penutup pembelajaran, guru memberikan tes obyektif berbentuk pilihan

    ganda kepada siswa untuk mengukur aspek kognitif siswa, pembelajaran pada pertemuan ke-

    2 refleksi pembelajaran, berupa tanya jawab terkait dengan materi yang masih kesulitan dan

    diakhiri doa.

    Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 berlangsung, dilakukan pengamatan

    oleh observer. Observer mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir

    pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√) pada lembar observasi yang telah

  • 51

    disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi lembar observasi pendekatan PBL oleh guru

    dan siswa yang berisi butir pertanyaan, untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan

    pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari observasi, dapat

    diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

    3. Refleksi

    Setelah kegiatan pembelajaran IPA dengan KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan

    manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ

    pencernaan manusia siklus 1 selesai, maka dilakukan evaluasi pelaksanaan tindakan.

    Evaluasi pelaksanaan tindakan PBL dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan menganalisis

    hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dan catatan yang dilakukan oleh observer. Hasil

    analisis tindakan PBL terhadap aktivitas siswa, secara rinci disajikan melalui tabel 4.4

    dibawah ini:

    Tabel 4.4 Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

    Tahapan Aktivitas

    Keterlaksanaan Tindakan

    Kegiatan Pendahuluan

    Kegiatan inti Kegiatan Penutup

    Pertemuan 1 F % F % F %

    Tindakan Terlaksana 3 60 5 62,5 1 100

    Tindakan Tidak Terlaksana 2 40 3 37,5 - -

    Jumlah 5 100 8 100 1 100

    Pertemuan 2

    Tindakan Terlaksana 4 80 7 85,5 1 100

    Tindakan Tidak Terlaksana 1 20 1 12,5 - 0

    Jumlah 5 100 8 100 1 100

    Sumber : Data Primer F= Frekuensi

    Aktivitas tindakan dalam pembelajaran IPA tentang organ pencernaan manusia

    melalui pendekatan PBL yang dilakukan siswa pada siklus 1, terdiri dari kegiatan

    pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

  • 52

    Pada pertemuan ke- 1 kegiatan pendahuluan, terdiri dari 5 kegiatan yaitu siswa

    memberi salam guru, siswa bersama guru berdoa menurut agama dan keyakinan, siswa

    terlibat dalam apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran organ pencernaan, fungsi dan

    cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Pelaksanaan kegiatan yang

    dilaksanakan siswa adalah siswa memberi salam dan berdoa bersama guru sudah

    dilaksanakan dengan baik. Siswa juga sudah melakukan apersepsi yaitu menyanyikan lagu

    Indonesia Raya dengan baik. Namun siswa tidak menyimak tujuan pembelajaran dan

    langkah-langkah pembelajaran gangguan organ pencernaan manusia karena guru tidak

    menyampaikan, yang nampak guru langsung ke materi pembelajaran.

    Dalam kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL yang terdiri dari, siswa

    membentuk kelompok, siswa merumuskan masalah gangguan fungsi organ pencernaan

    manusia, siswa menganalisis masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa

    merumuskan hipotesa gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa mengumpulkan

    informasi tentang gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menyimak gambar

    organ pencernaan pada manusia di perpustakaan, siswa terlibat aktif dalam diskusi, siswa

    nampak mengikuti aktifitas. Dari 8 kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan 5 kegiatan

    pendekatan PBL, yakni siswa membentuk kelompok, siswa merumuskan masalah gangguan

    fungsi organ pencernaan manusia, siswa menganalisis masalah gangguan fungsi organ

    pencernaan manusia, siswa merumuskan hipotesa gangguan fungsi organ pencernaan

    manusia, siswa mengumpulkan informasi tentang gangguan fungsi organ pencernaan

    manusia, namun ada 3 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu keterlibatan siswa dalam

    diskusi kelompok dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang tidak

    terlaksana, karena ada siswa yang bermain sendiri dan mengganggu temannya, sehingga

    siswa tidak mengikuti aktifitas; dan siswa tidak menyimak gambar pencernaan organ tubuh

    manusia di perpustakaan, karena lebih suka menyimak buku cerita bergambar di

    perpustakaan. Dalam kegiatan penutup, ada 1 kegiatan, yaitu siswa menyimak penegasan

    informasi guru, dari 1 kegiatan sudah dilakukan oleh siswa yakni menyimak penegasan

    informasi guru dari materi gangguan organ pencernaan manusia.

    Pada pertemuan 2, kegiatan pendekatan PBL siswa mengalami peningkatan, ini

    nampak pada tabel 4.4, pada kegiatan pendahuluan ada 5 kegiatan, dan 4 sudah terlaksana,

    yaitu siswa memberikan salam kepada guru, siswa bersama guru berdoa menurut agama dan

  • 53

    keyakinan, siswa terlibat dalam apersepsi. Siswa menyimak tujuan pembelajaran organ

    pencernaan, fungsi dan cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, siswa

    menyimak langkah-langkah pembelajaran organ pencernaan, fungsi dan cara memelihara

    kesehatan organ pencernaan manusia. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan siswa

    adalah, siswa memberi salam guru, siswa bersama guru berdoa menurut agama dan

    kepercayaannya. Selanjutnya siswa terlibat apersepsi melalui tanya jawab tentang aktivitas

    sebelum berangkat sekolah, apakah siswa sudah sarapan yang bergizi sebelum berangkat

    sekolah. Guru sudah memerinci tujuan pembelajaran, dengan menyampaikan judul

    pembelajaran KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan

    dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3

    Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia, namun tidak

    nampak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    Dalam kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL yang terdiri dari siswa menguji

    hipotesis gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa merumuskan rekomendasi

    pemecahan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa membuat laporan

    gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menyajikan karya tentang pemecahan

    masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, siswa menyimak gambar organ

    pencernaan manusia, siswa mengumpulkan informasi untuk rekomendasi pemecahan

    masalah, siswa terlibat dalam diskusi kelompok, siswa nampak mengikuti aktifitas. Dari 8

    kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan 7 kegiatan, kegiatan diantaranya merupakan

    kegiatan dengan pendekatan PBL, terdiri dari siswa diminta menguji hipotesis tentang

    gangguan fungsi organ pencernaan pada lambung yaitu gangguan mag, siswa diminta

    merumuskan rekomendasi pemecahan masalah gejala gangguan mag, siswa membuat

    laporan gangguan mag, dan siswa menyajikan karya tentang pemecahan masalah gangguan

    mag, siswa menyimak gambar organ pencernaan manusia, siswa terlibat dalam diskusi kelas.

    Seluruh kegiatan inti pada pertemuan ke-2 sudah dilaksanakan baik oleh siswa, namun ada 1

    kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu ada 2 siswa nampak tidak mengikuti aktivitas karena

    bermain sendiri.

    Kegiatan penutup pembelajaran, ada 2 kegiatan yang semua telah terlaksana yaitu,

    siswa mengerjakan tes pilihan ganda, selanjutnya guru melakukan refleksi pembelajaran

  • 54

    berupa tanya jawab terkait dengan materi yang masih kesulitan, dan pertemuan ke- 2 diakhiri

    dengan doa.

    Distribusi aktivitas tindakan pendekatan PBL guru kelas 5 SD Negeri Maguan

    semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 secara rinci

    dapat disajikan melalui gambar 4.5 berikut;

    Tabel 4.5 Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL

    Guru Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

    Tahapan Aktivitas

    Keterlaksanaan Tindakan

    Kegiatan Pendahuluan

    Kegiatan inti Kegiatan Penutup

    Pertemuan 1 F % F % F %

    Tindakan Terlaksana 3 60 5 62,5 1 100

    Tindakan Tidak Terlaksana 2 40 3 37,5 - -

    Jumlah 5 100 8 100 1 100

    Pertemuan 2

    Tindakan Terlaksana 4 80 7 87,5 1 100

    Tindakan Tidak Terlaksana 1 20 1 12,5 - -

    Jumlah 5 100 8 100 1 100

    Sumber : Data Primer F = Frekuensi

    Berdasarkan tabel 4.5 nampak bahwa hasil dari observasi tindakan dalam

    pembelajaran IPA tentang organ pencernaan manusia yang dilakukan oleh guru pada siklus

    1, meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup adalah sebagai berikut;

    Pada pertemuan ke – 1 kegiatan pendahuluan, ada 5 kegiatan, yaitu siswa memberi

    salam guru, siswa bersama guru berdoa menurut agama dan keyakinan, siswa terlibat dalam

    apersepsi, siswa menyimak tujuan pembelajaran organ pencernaan, fungsi dan cara

    memelihara kesehatan organ pencernaan manusia. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan

    guru, adalah guru memberi salam dan berdoa bersama siswa sudah dilaksanankan dengan

    baik. Guru juga sudah melakukan apersepsi dengan meminta siswa menyanyikan lagu

    Indonesia Raya dengan baik. Namun guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran dan

  • 55

    langkah-langkah pembelajaran gangguan organ pencernaan manusia, guru nampak langsung

    ke materi pembelajaran.

    Kegiatan inti ada 8 pendekatan PBL oleh guru yang terdiri dari, guru memfasilitasi

    pembentukan kelompok masing-masing 5 siswa, guru memfasilitasi siswa perumusan

    masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, yaitu gangguan pada lambung. Guru

    memfasilitasi siswa menganalisis gejala gangguan lambung yaitu rasa perih dan mual pada

    lambung. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa merumuskan hipotesa gangguan pada

    lambung yang mengarah pada gangguan mag. Selanjutnya guru memfasilitasi siswa ke

    perpustakaan sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang gejala gangguan pencernaan.

    Guru memfasilitasi gambar organ pencernaan manusia di perpustakaan sekolah. Guru

    memfasilitasi diskusi kelas, guru mendorong siswa beraktifitas. Dari 8 kegiatan tersebut, guru

    telah melaksanakan 5 kegiatan, yaitu guru memfasilitasi pembentukan kelompok masing-

    masing 5 siswa, guru memfasilitasi perumusan masalah gangguan organ pencernaan pada

    lambung, guru memfasilitasi menganalisis masalah gejala gangguan lambung, guru

    memfasilitasi pengumpulan informasi gejala gangguan pencernaan lambung di perpustakaan

    sekolah. Seluruh kegiatan inti yang merupakan kegiatan PBL pada pertemuan ke- 1 sudah

    terlaksana, namun ada 3 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu keterlibatan guru dalam

    memfasilitasi diskusi kelas, dalam kegiatan diskusi guru belum nampak membimbing dan

    mendekati siswa yang kesulitan, guru tidak mendorong siswa beraktifitas dalam kegiatan

    pembelajaran, dan guru tidak menegur siswa yang tidak menyimak gambar organ pencernaan

    manusia, tetapi lebih suka cerita bergambar di perpustakaan. Dalam kegiatan penutup dari 1

    kegiatan sudah dilakukan oleh guru yaitu melakukan penegasan informasi dari materi

    gangguan organ pencernaan manusia.

    Pada pertemuan ke– 2 kegiatan pendahuluan pendekatan PBL oleh guru mengalami

    peningkatan, ini nampak pada tabel 4.4, pada pendahuluan ada 5 kegiatan, 4 sudah

    dilaksanakan guru yaitu memberikan salam dan berdoa menurut agama dan kepercayaan.

    Guru melakukan apersepsi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran organ pencenmaam

    manusia, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran organ pencernaan manusia.

    Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan guru adalah, guru merespon salam siswa, guru

    bersama siswa berdoa menurut agama dan kepercayaan. Selanjutnya siswa terlibat apersepsi

    melalui tanya jawab tentang aktivitas sebelum berangkat sekolah, dengan pertanyaan apakah

  • 56

    siswa sudah sarapan yang bergizi sebelum ke sekolah. Guru sudah menjelaskan tujuan

    pembelajaran, dengan menyampaikan judul pembelajaran KD 3.3 Menjelaskan organ

    pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara

    kesehatan oragan pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya laporan konsep organ

    dan fungsi pencernaan pada manusia. Namun tidak menjelaskan langkah-langkah

    pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    Kegiatan inti ada 8 kegiatan pendekatan PBL oleh guru terdiri dari guru memfasiltasi

    siswa menguji hipotesis tentang gangguan organ pencernaan pada lambung yaitu gangguan

    mag. Guru memfasilitasi perumusan rekomendasi pemecahan masalah gangguan mag.

    Selanjutnya guru memfasilitasi pembuatan laporan gangguan mag, dan guru memfasiltasi

    cara menyajikan karya tentang pemecahan masalah gangguan mag. Guru memfasiltasi

    gambar organ pencernaan manusia diperpustakaan, guru memfasilitasi pengumpulan

    informasi dengan mengajak ke perpustakan sekolah, guru memfasilitasi diskusi kelas, guru

    mendorong siswa beraktivitas. Dari 8 kegiatan tersebut, siswa telah malaksanakan 7 kegiatan

    yang merupakan kegiatan PBL, yakni guru memfasilitasi pengujian hipotesis gangguan organ

    pencernaan manusia pada lambung yaitu gangguan mag, guru memfasilitasi rekomendasi

    pemecahan masalah gejala gangguan mag, guru memfasiltasi pembuatan laporan gangguan

    mag, guru memfasilitasi penyajian karya tentang pemecahan masalah gangguan mag, guru

    memfasilitasi untuk menyimak gangguan organ pencernaan manusia, guru memfasilitasi

    pengumpulan informasi siswa, guru memfasilitasi diskusi kelompok. Seluruh kegiatan inti yang

    merupakan kegiatan pendekatan PBL pada pertemuan ke- 2 sudah dilaksanakan, namun ada

    1 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu mendorong siswa untuk beraktivitas, karena ada

    siswa yang bermain sendiri dan guru tidak mengingatkan untuk berhenti bermain. Kegiatan

    penutup pembelajaran, ada 1 kegiatan yang semua telah terlaksana yaitu, guru memberikan

    tes pilihan ganda, selanjutnya diakhiri dengan berdoa.

    Beberapa kekurangan tindakan guru dalam pengelolaan kelas diantaranya terlihat

    pada saat pembelajaran, guru tidak nampak menjelaskan tujuan pembelajaran dan memerinci

    langkah-langkah pembelajaran KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan

    fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ pencernaan

    manusia, dalam kegiatan diskusi guru juga belum nampak membimbing dan mendekati siswa

    yang kesulitan, guru juga belum nampak dalam membantu siswa yang kesulitan membuat

  • 57

    kesimpulan. Kelebihan guru dalam pembelajaran, adalah telah melakukan seluruh aktivitas

    sesuai RPP secara runtut. Dari kekurangan dan kelebihan tindakan guru tersebut solusinya

    antara lain, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan langkah-langkah

    pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru membimbing dan mendekati siswa yang

    kesulitan dalam pembelajaran, serta membantu siswa dalam membuat kesimpulan.

    Kekurangan-kekurangan yang muncul dalam pertemuan 1 siklus 1 akan diperbaiki pada

    pertemuan 2.

    Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan guru kelas 5

    pada pertemuan ke- 2 dalam penerapan pendekatan PBL meningkat 85,71%, yang pada

    pertemuan ke-1 hanya 62,5%. Kekurangan guru yang nampak adalah tidak menyampaikan

    langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kelebihan guru pada pertemuan 2

    yaitu guru nampak mulai berkeliling, mendampingi siswa yang mengalami kesulitan dalam

    pembelajaran.

    Hasil Belajar IPA Siklus 1

    Hasil belajar pada siklus 1 diperoleh dari tes formatif dan pengukuran keterampilan

    siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PBL meliputi:

    pembentukan kelompok, perumusan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia,

    memenganalisis masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, perumusan hipotesa

    gangguan fungsi organ pencernaan manusia, pengumpulan informasi tentang gangguan

    fungsi organ pencernaan manusia, cara pengujian hipotesis gangguan fungsi organ

    pencernaan manusia, perumusan rekomendasi pemecahan masalah gangguan fungsi organ

    pencernaan manusia, pembuatan laporan gangguan fungsi organ pencernaan manusia,

    penyajian karya tentang pemecahan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia.

    Hasil belajar diperoleh dari total skor pengukuran kognitif dan pengukuran psikomotorik,

    Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siklus 1, disajikan secara rinci pada tabel 4.6

    berikut

  • 58

    Tabel 4.6 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa

    Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

    No Skor Frekuensi Siswa Persentase (%)

    1 65 1 5

    2 68 2 10

    3 70 1 5

    4 73 1 5

    5 80 4 20

    6 82 4 20

    7 84 4 20

    8 86 1 5

    9 87 1 5

    10 91 1 5

    Jumlah 20 100

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar siklus 1 tersebar

    antara skor 65 sampai skor 91. Skor tersebar dalam 10 angka. Yakni skor 65, dicapai oleh

    siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 68, dicapai siswa sebanyak 2 orang

    (10% dari seluruh siswa). Skor 70, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh

    siswa), skor 73, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 80,

    dicapai oleh siswa sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa), skor 82, dicapai oleh siswa

    sebanyak 4 orang (20% dari seluruh siswa). Skor 84, dicapai oleh siswa 4 orang (20% dari

    seluruh siswa), skor 86, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor

    87, dicapai oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa), skor 91 dicapai oleh 1

    siswa. Berdasarkan tabel 4.5 distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor hasil belajar

    mengalami peningkatan dari sebelumnya (pra siklus).

    Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siklus 1 dapat digambar dengan grafik

    garis yang disajikan melalui gambar 4.2 dibawah ini.

  • 59

    .

    Gambar 4.2 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

    Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD

    Negeri Maguan Rembang siklus 1, nampak bahwa skor terbanyak diperoleh siswa ditunjukkan

    oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni angka 4 dan sumbu X menunjukkan angka 80, 82, dan

    84. Artinya sumbu X menunjukkan skor capaian hasil belajar IPA siswa sebesar 80, 82, dan

    84 dan sumbu Y menunjukkan angka 4 adalah banyak siswa yang memperoleh skor 80, 82,

    dan 84 masing-masing sebanyak 4 siswa. Skor tertinggi hasil belajar IPA ditunjukkan oleh

    skor 91 pada sumbu X dan dicapai oleh 1 siswa yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu

    Y.

    Deskripsi hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-

    rata, secara rinci disajikan melalui tabel 4.7 dibawah ini.

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    Skor Siklus 1

    Y

    X

  • 60

    Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Minimum, Skor Maksimum dan

    Skor Rata-Rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

    Deskripsi Skor

    Skor Minimum 65

    Skor Maksimum 91

    Skor Rata-rata 79

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.7 nampak bahwa skor minimum yang diperoleh siswa kelas 5 SD

    Negeri Maguan Rembang siklus 1 dari skor kognitif dan skor psikomotorik sebesar 65, skor

    maksimum sebesar 91, dan skor rata-rata 79.

    Mendasarkan hasil belajar dari tabel 4.6 dan tabel 4.7, maka distribusi hasil belajar

    IPA berdasarkan ketuntasan siklus 1, ditunjukkan melalui gambar 4.3 berikut.

    Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan

    Siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1

    Gambar 4.3 menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan siswa

    kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang, siklus 1 mencapai 75% dari seluruh siswa (15) tuntas

    dan 25% dari 20 siswa (5siswa) tidak tuntas belajar IPA KD 3.3 Menjelaskan organ

    pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara

    Series1; Tuntas; 75,00;

    75%

    Series1; Belum Tuntas; 25,00;

    25%

    Tuntas

    Belum Tuntas

  • 61

    kesehatan organ pencernaan manusia; dan KD 4.3 menyajikan karya laporan konsep organ

    dan fungsi pencernaan pada manusia. KKM yang ditentukan sebesar lebih dari atau sama

    dengan 80 (KKM ≥ 80). Pencapaian hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan sebesar 75 %,

    jika dibanding dengan pencapaian hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan pra siklus

    sebesar 30%, menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan yang

    signifikan, yakni sebesar 40% dari seluruh siswa (8 siswa).

    4.1.3 Hasil Penelitian Siklus 2

    1. Perencanaan

    Perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam siklus 2,

    mendasarkan pada hasil refleksi siklus 1, yakni mengacu pada kelemahan dan kelebihan

    yang terjadi. Kelemahan pembelajaran tema organ pencernaan manusia dengan tindakan

    PBL yang muncul adalah guru tidak menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran

    yang akan dilaksanakan, dan kelebihan yang terjadi adalah siswa aktif dalam pembelajaran

    dengan pendekatan PBL. Potensi kelebihan pada saat pembelajaran dan mengacu pada

    kelemahan yang muncul, maka perlu ada peningkatan kualitas berdasarkan potensi yang

    dimiliki, dan perlu dicarikan jalan keluar untuk mengatasi kelemahan pembelajaran tema

    organ pencernaan manusia. Solusi yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menyusun

    perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Penyusunan RPP dibuat berdasarkan

    langkah-langkah yang sama dengan yang telah dilaksanakan dalam siklus 1 yaitumeliputi

    kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,

    materi pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran

    dan penilaian hasil belajar yang disajikan dalam lampiran 9.

    Kompetensi Dasar yang digunakan dalam siklus 2 adalah KD 3.4 Menjelaskan organ

    peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan

    organ peredaran darah manusia, dan KD 4.4 Menyajikan karya laporan konsep organ dan

    fungsi peredaran darah pada manusia. RPP disajikan melalui lampiran 2, menyiapkan materi

    pembelajaran organ peredaran darah manusia dan gangguan organ peredaran darah pada

    lampiran 4, menyiapkan media berupa gambar-gambar organ peredaran darah manusia dan

    penyakit yang disebabkan oleh peredaran darah disajikan melalui lampiran 6, membuat kisi-

    kisi pengukuran hasil belajar IPA disajikan melalui lampiran 8, membuat lembar observasi

  • 62

    tindakan PBL guru disajikan melalui lampiran 11, membuat lembar observasi tindakan PBL

    siswa kelas 5 disajikan melalui lampiran 12, dan membuat instrumen butir soal disajikan

    melalui lampiran 14. Dengan demikian soal tes formatif menyesuaikan dengan kompetensi

    dasar yang diberikan.

    2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Pertemuan 1

    Pelaksanaan tindakan dan observasi siklus 2 pada pertemuan 1 dilaksanankan pada

    hari selasa, 11 Oktober 2016 dengan KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan

    fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah

    manusia dan KD 4.4 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah

    pada manusia. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

    kegiatan penutup. Guru kelas 5 melaksanakan RPP yang sudah disediakan dan dipelajari

    tentang materi gangguan organ peredaran darah manusia melalui pendekatan PBL

    Kegiatan pendahuluan guru memberikan salam dan siswa menjawab salam, guru

    mengajak berdoa, siswa dan guru berdoa bersama menurut agama dan keyakinan, guru

    mengabsensi siswa, dan siswa menunjukkan jarinya. sebelum pelajaran dimulai guru

    mengatur tempat duduk siswa, guru meminta siswa mempersiapkan alat tulis dan buku untuk

    ditaruh dimeja. Setelah seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran, guru memberikan

    apersepsi berupa menyanyikan lagu Padamu Negeri sebagai bentuk penanaman rasa

    kebangsaan kepada siswa, seluruh siswa menyanyi bersama. Nampak siswa mendengar dan

    memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah

    pembelajaran yang akan dilaksanakan yang akan dilakukan seperti bagaimana urutan

    kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran.

    Kegiatan inti, guru dan siswa sudah nampak melakukan langkah-langkah pendekatan

    PBL dengan lebih runtut dan utuh. Pendekatan PBL dimulai dengan membentuk kelompok

    masing–masing kelompok 5 siswa, nampak seluruh siswa aktif dalam pembentukan kelompok

    ini, kemudian guru memberikan teks organ peredaran darah pada manusia, dan siswa

    membaca teks halaman 30-32 buku IPA 5 Salingtemas. Setelah selesai membaca, siswa

    diminta untuk berfikir tentang gangguan pada organ peredaran darah manusia apa saja.

    Setelah siswa menemukan gangguan organ pencernaan, lalu siswa diminta untuk

  • 63

    mendiskusikannya dalam kelompoknya masing-masing. Nampak seluruh siswa malakukan

    aktifitas untuk menemukan gangguan peredaran darah sendiri-sendiri, lalu hasil pemikiranya

    didiskusikan dalam kelompok. Siswa melakukan aktifitas seperti yang diharapkan guru.

    Selanjutnya siswa diminta untuk membuat rumuskan masalah gangguan organ peredaran

    darah manusia yaitu gangguan gangguan pelebaran pembuluh darah balik di bagian kaki.

    Kemudian guru meminta siswa secara berkelompok menganalisis gangguan pelebaran

    pembuluh darah balik di bagian kaki dengan cara mencari tahu penyebab terjadinya

    gangguan pada pembuluh darah. Hasilnya siswa mampu menganalisis gejala-gejala yang

    terjadi akibat gangguan pelebaran pembuluh darah balik dibagian kaki yaitu ada penonjolan

    pembuluh darah balik pada permukaan kulit setelah berdiskusi dengan kelompoknya. Setelah

    selesai menganalisis siswa diminta untuk merumuskan hipotesa gangguan pelebaran

    pembuluh darah balik dibagian kaki secara berkelompok. Hasil rumusan hipotesa gejala

    gangguan pelebaran pembuluh darah balik pada bagian kaki dengan penonjolan pembuluh

    darah balik pada permukaan kaki adalah gejala varises. Supaya siswa lebih memahami

    materi, guru mengajak siswa ke perpustakaan sekolah untuk mengumpulkan informasi

    tentang gejala gangguan organ peredaran darah. Nampak seluruh siswa aktif dalam mencari

    informasi yang berkaitan dengan gejala gangguan organ peredaran darah.

    Kegiatan penutup, guru dan siswa melakukan refleksi dari hasil pembelajaran IPA

    tentang gangguan organ peredaran darah yang dilakukan, refleksi yang dilakukan berupa

    umpan balik, seperti melakukan penegasan informasi tentang ciri–ciri gangguan organ

    peredaran darah manusia, tentang hal-hal yang masih kesulitan. Siswa dan guru menarik

    kesimpulan dari materi yang didiskusikan yaitu gejala gangguan pelebaran pembuluh darah

    balik pada bagian kaki. Setelah kegiatan refleksi kemudian guru menutup pembelajaran

    dengan do’a.

    Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan

    oleh observer seperti yang dilakukan pada siklus 1 untuk mengetahui kelebihan dan

    kelemahan selama pembelajaran berlangsung. Observer mengamati proses pembelajaran

    dari awal hingga akhir pembelajaran. Dengan berpedoman pada lembar observasi yang

    tersedia. Pengamatan aktivitas belajar guru dan siswa dalam pembelajaran IPA materi

    gangguan organ peredaran darah manusia dilakukan dengan cara memberi tanda cheek list

    (√) pada lembar observasi tindakan yang telah disajikan dilampiran 11 dan lampiran 12.

  • 64

    Lembar observasi terdiri dari lembar observasi tindakan pendekatan PBL oleh siswa dan guru

    yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati tindakan guru dalam pengelolaan

    pembelajaran, dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari obserbasi, dapat

    diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

    Pertemuan 2

    Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 pertemuan ke 2 dilaksanakan

    pada hari Kamis, 14 oktober 2016, masih menggunakan KD yang masih sama, yakni dengan

    KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta

    cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia; dan 4.4 Menyajikan karya

    laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah pada manusia, kegiatan pendahuluan pada

    pertemuan ke-2 hampir sama dengan yang dilakukan pada pertemuan ke-1, yang nampak

    berbeda adalah subtansi materi yang diajarkan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 kegiatan,

    yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

    Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ke- 2 dalam siklus ini di mulai dari siswa

    memberi salam dan guru menjawab salam, siswa dan guru berdoa bersama menurut agama

    dan keyakinan. Ketika guru mengabsensi siswa, siswa menunjukkan jarinya. sebelum

    pelajaran dimulai, guru sudah nampak mengatur tempat duduk siswa, dan guru sudah

    meminta menaruh alat tulis siswa di meja. Guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab

    tentang adakah yang ke sekolah bersepeda, seluruh siswa nampak sahut-sahutan dalam

    menjawab pertanyaan guru. Guru sudah nampak menjelaskan tujuan pembelajaran, dengan

    menyampaikan judul materi KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada

    hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah pada manusia;

    dan 4.4 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah pada manusia.

    Guru juga sudah menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

    Kegiatan inti pada pertemuan ini guru memberi teks tentang gejala gangguan

    peredaran darah kepada siswa sebagai pengantar pembelajaran yang akan dilaksanakan

    pada pertemuan ke- 2, nampak siswa membaca teks tentang gejala gangguan peredaran

    darah tentang gejala gangguan pelebaran pembuluh darah balik di bagian kaki dengan

    cermat. Selama membaca teks tentang gejala gangguan peredaran darah pelebaran

  • 65

    pembuluh darah balik dibagian kaki, siswa diminta untuk menguji hipotesa yang telah dibuat

    siswa pada pertemuan 1 tentang gejala varises, seluruh siswa berkonsentrasi mengikuti

    kegiatan ini dengan antusias. Setelah hipotesa gejala gangguan pelebaran pembuluh darah

    balik pada bagian kaki di buat, hasilnya siswa mampu membuat kesimpulan bahwa gejala

    gangguan peredaran darah mengarah pada gangguan varises. Maka guru mulai membimbing

    siswa dalam rekomendasi pemecahan masalah gejala gangguan varises. Dari hasil

    rekomendasi masalah siswa mampu berfikir cara mencegah gangguan varises yaitu dengan

    banyak berolah raga salah satunya. Siswa dilibatkan penuh dalam kegiatan ini. Kegiatan

    pembelajaran dilanjutkan dengan guru meminta siswa membuat laporan gangguan peredaran

    darah gejala varises dan pemecahan masalah varises, dan memberikan kesempatan siswa

    secara bergantian untuk menyajikan laporan gangguan varises dan pemecahan masalahnya.

    Guru memberi kesempatan kepada siswa yang lain untuk memberikan tanggapan kepada

    siswa yang telah menyajikan laporan. Dalam pembelajaran siswa menunjukkan sikap

    bekerjasama, toleransi dan teliti.

    Kegiatan penutup pembelajaran, guru memberikan tes pilihan ganda kepada siswa

    untuk mengukur aspek kognitif siswa, pembelajaran pada pertemuan ke-2 diakhiri dengan doa

    dan refleksi pembelajaran, seperti melakukan tanya jawab terkait dengan materi yang masih

    kesulitan dan diakhiri dengan doa.

    Pembelajaran siklus 2 pertemuan 2 berlangsung, juga dilakukan pengamatan oleh

    observer seperti yang dilakukan pada pertemuan 1. Observer mengamati proses

    pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran, dengan cara memberi tanda cheek list (√)

    pada lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi lembar

    observasi tindakan PBL oleh siswa dan guru yang berisi butir pernyataan, untuk mengamati

    tindakan guru dalam pengelolaan pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti

    pembelajaran. Dari hasil observasi, dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan

    kelebihan selama pembelajaran berlangsung.

    3. Refleksi

    Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-1 dan ke-2 selesai maka dilakukan

    refleksi. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa di dalam pembelajaran IPA dengan KD 3.4

    Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara

    memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia, dan KD 4.4 Menyajikan karya

  • 66

    laporan dan fungsi peredaran darah manusia yang dilaksanakan melalui 2 pertemuan,

    meliputi observasi terhadap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

    Pertemuan 2, nampak bahwa 5 kegiatan pendahuluan 100% telah dilakukan oleh

    siswa. Dalam kegiatan inti ada 14 kegiatan yang menjadi fokus dalam pengamatan. Dari 14

    kegiatan tersebut, siswa telah melaksanakan semua kegiatan, atau 100% telah dilaksanakan

    oleh siswa, 8 diantaranya merupakan langkah-langkah pendekatan PBL. Yang meliputi

    merumuskan masalah gejala gangguan pelebaran pembuluh darah balik dibagian kaki,

    menganalisis masalah dan merumuskan hipotesa gejala gangguan pelebaran pembuluh

    darah balik pada bagian kaki mengarah pada gejala gangguan varises, merumuskan

    rekomendasi masalah dari gejala gangguan tersebut, serta penyajian karya tentang

    pemecahan masalah gangguan penumpukan kolesterol pada pembuluh arteri. Dalam

    kegiatan penutup seluruh siswa telah dilakukan dengan baik.

    Pada pertemuan ke 2, 100% dari seluruh kegiatan penutup sudah dilaksanakan

    siswa. Pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan PBL pada pertemuan ini, siswa

    lebih aktif saat diskusi kelompok.

    Aktivitas pembelajaran dengan pendekatan PBL yang dilakukan oleh guru pada

    pertemuan ke -1 dan pertemuan ke -2, seluruh kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik oleh

    guru. Kelebihan yang nampak dari guru telah melakukan seluruh kegiatan pembelajaran

    sesuai dengan RPP, dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pendekatan PBL sudah

    baik dan seluruh kegiatan pembelajaran pendahuluan, kegiatan inti dan penutup terlaksana.

    Hasil Belajar IPA Siklus 2

    Hasil belajar pada siklus 2 diperoleh dari tes formatif, pengukuran pengetahuan dan

    pengukuran keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pendekatan PBL meliputi:

    pembentukan kelompok, perumusan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia,

    memenganalisis masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia, perumusan hipotesa

    gangguan fungsi organ pencernaan manusia, pengumpulan informasi tentang gangguan

    fungsi organ pencernaan manusia, cara pengujian hipotesis gangguan fungsi organ

    pencernaan manusia, perumusan rekomendasi pemecahan masalah gangguan fungsi organ

    pencernaan manusia, pembuatan laporan gangguan fungsi organ pencernaan manusia,

  • 67

    penyajian karya tentang pemecahan masalah gangguan fungsi organ pencernaan manusia.

    Hasil belajar IPA pada siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 4.8 dibawah ini.

    Tabel 4.8 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa

    Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 2

    No Skor Frekuensi Siswa Persentase (%)

    1 80 1 5

    2 82 4 20

    3 84 3 15

    4 86 1 5

    5 87 1 5

    6 88 4 20

    7 91 2 10

    8 93 2 10

    9 95 1 5

    10 98 1 5

    Jumlah 20 100

    Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa distribusi skor hasil belajar IPA siklus 2

    tersebar antara skor 80 sampai skor 98. Skor tersebar dalam 10 angka. Yakni skor 80, dicapai

    oleh siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 82, dicapai siswa sebanyak 4

    orang (20% dari seluruh siswa). Skor 84, dicapai siswa sebanyak 3 orang (15% dari seluruh

    siswa). Skor 86, dicapai siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 87, dicapai

    siswa sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 88, dicapai siswa sebanyak 4 orang

    (20% dari seluruh siswa). Skor 91, dicapai siswa sebanyak 2 orang (10% dari seluruh siswa).

    Skor 93, dicapai siswa sebanyak 2 orang (10% dari seluruh siswa). Skor 95, dicapai siswa

    sebanyak 1 orang (5% dari seluruh siswa). Skor 98, dicapai oleh 1 siswa. berdasarkan tabel

    4.6 distribusi hasil belajar IPA bedasarkan skor hasil belajar mengalami peningkatan dari

    sebelumnya (Siklus 1)

    Distribusi hasil belajar IPA berdasarkan skor siswa kelas 5 SDN Maguan Rembang

    pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 2 disajikan dalam bentuk grafik garis,

    seperti disajikan melalui gambar 4.4 berikut.

  • 68

    Gambar 4.4 Grafik Garis Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 2

    Berdasarkan gambar 4.4 grafik garis distribusi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD

    Negeri Maguan Rembang siklus 2, nampak bahwa skor terbanyak diperoleh siswa ditunjukkan

    oleh titik tertinggi pada sumbu Y yakni angka 4 dan sumbu Y menunjukkan angka 82 dan 88.

    Artinya sumbu X menunjukkan skor capaian hasil belajar IPA siswa sebesar 82 dan 88

    masing-masing sebanyak 4 siswa. skor tertinggi hasil belajar IPA ditunjukkan oleh skor 98

    pada sumbu X dan dicapai oleh 1 siswa (5%), yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu Y.

    Skor terendah hasil belajar IPA ditunjukkan oleh skor 80 pada sumbu X dan dicapai oleh 1

    siswa (5% dari seluruh siswa) yang ditunjukkan pada angka 1 pada sumbu Y.

    Deskripsi hasil belajar IPA berdasarkan skor minimum, skor maksimum dan skor rata-

    rata. Secara rinci disajikan melalui tabel 4.9 dibawah ini.

    Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Belajar IPABerdasarkan Skor Minimum, Skor maksimum, dan

    Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 2

    Deskripsi Skor

    Skor Minimum 80

    Skor Maksimum 98

    Skor Rata-rata 87

    Sumber : Data Sekunder

    JUM

    LAH

    SIS

    WA

    Skor

    Y

    X

  • 69

    Berdasarkan tabel 4.9 nampak bahwa skor minimum hasil belajar IPA yang diperoleh

    siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang siklus 2 dengan KD 3.3 yaitu menjelaskan organ

    pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara

    kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya tentang konsep organ

    dan fungsi pencernaan pada manusia meningkat menjadi 80, yang sebelumnya pada siklus 1

    hanya mencapai 65. Perolehan skor maksimum meningkat menjadi 98 yang sebelumnya

    pada siklus 1 hanya mencapai 91, dan skor rata-rata kelas yang diperoleh meningkat menjadi

    87 yang sebelumnya pada siklus 1 hanya 79. Perolehan ini menunjukkan peningkatan yang

    signifikan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya pada siklus 1. Dengan demikian,

    pencapaian hasil belajar IPA pada siklus 2 telah mencapai ketuntasan belajar 100% atau

    seluruh siswa (20 siswa) kelas 5 SDN Maguan Kaliori rembang semester 1 tahun pelajaran

    2016/2017.

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA

    Melalui Pendekatan Problem Based Learning (PBL) menggunakan KD pembelajaran IPA 3.3

    yaitu Menjelaskan organ pencernaan manusia dan fungsinya pada hewan dan manusia serta

    cara memelihara kesehatan organ pencernaan manusia, dan KD 4.3 Menyajikan karya

    tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia untuk siklus 1 dan siklus 2

    dengan KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia

    serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia; dan KD 4.4 Menyajikan

    karya laporan konsep organ dan fungsi peredaran darah pada manusia siswa kelas 5 SD

    Negeri Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian dalam

    melaksanakan tindakan pembelajaran PBL yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan

    inti, dan kegiatan penutup, menunjukkan adanya peningkatan jumlah kegiatan tindakan

    pendekatan PBL yang harus dilakukan oleh siswa, dari siklus 1 ke siklus 2. Perbandingan

    peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan dari siklus 1 dan siklus 2 ditunjukkan melaui

    tabel 4.10 dibawah ini.

  • 70

    Tabel 4.10 Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

    Tahap Aktivitas

    Keterlaksanaan Tindakan

    Kegiatan Pendahuluan

    Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

    S 1 S 2 S 1 S 2 S 1 S 2

    F % F % F % F % F % F %

    Tindakan Terlaksana 3 60,00 5 100 7 87,50 8 100 1 100 1 100

    Tindakan Tidak Terlaksana

    2 40,00 0 0 1 12,50 0 0 0 0 0 0

    Jumlah 5 100 5 100 8 100 8 100 1 100 1 100

    Keterangan : S = Siklus Sumber : Data Primer

    Tabel 4.10 nampak bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan jumlah

    aktivitas yang dilakukan oleh siswa, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

    kegiatan penutup. Tahap kegiatan pendahuluan siklus 1, berupa tindakan dapat terlaksana 3

    kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 5 yakni 60%

    menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena siswa sudah

    melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan

    Tahap kegiatan inti siklus 1, berupa tindakan pendekatan PBL dapat terlaksana 7

    kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 8 yakni dari

    87,50% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena pada

    siswa sudah melaksanakan semua kegiatan pada kegiatan inti.

    Tahap kegiatan penutup siklus 1, berupa tindakan pendekatan PBL dapat terlaksana

    1 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana 1. Tindakan ini dapat

    dilaksanakan karena siswa sudah menyimak penegasan informasi dari guru dan mengerjakan

    tes pilihan ganda.

    Perbandingan distribusi aktivitas belajar IPA melalui pendekatan PBL siswa kelas 5

    SD Negeri Maguan Kaliori Rembang Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 siklus 1 dan

    siklus 2 disajikan secara rinci melalui gambar 4.5 dibawah ini;

  • 71

    Gambar 4.5 Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

    Berdasarkan gambar 4.5 menunjukkan bahwa grafik garis perbandingan distribusi

    aktivitas belajar IPA melalui pendekatan PBL terjadi peningkatan jumlah aktivitas yang

    dilakukan oleh siswa, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

    Pada siklus 1 kegiatan pendahuluan, nampak bahwa aktivitas tindakan PBL ditunjukkan oleh

    sumbu Y yakni diangka 3 dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 5. Artinya pada

    kegiatan pendahuluan di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai

    oleh siswa dari angka 3 meningkat menjadi angka 5 disumbu Y.

    Kegiatan inti pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 7 pada sumbu Y dan pada

    siklus 2 meningkat yakni dititik angka 8. Artinya pada kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus

    1 ke siklus 2 adalah aktivitas oleh siswa dari angka 7 meningkat menjadi angka 8 pada sumbu

    Y.

    Kegiatan penutup pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 1 dan pada siklus 2

    meningkat yakni dititik angka 2. Artinya kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2

    adalah aktivitas yang dicapai siswa dari angka 1 menjadi angka 2 pada sumbu Y.

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    KegiatanPendahuluan

    Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

    Tin

    dak

    an P

    BL

    Aktivitas Siswa

    Siklus 1

    Siklus 2

    X

    Y

  • 72

    Aktivitas pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan PBL oleh guru kelas 5 SD

    Negeri Maguan Rembang siklus 1 dan siklus 2 disajikan secara rinci melalui tabel 4.11

    dibawah ini;

    Tabel 4.11 Distribusi Perbandingan Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL

    Guru Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

    Tahap Aktivitas

    Keterlaksanan Tindakan

    Kegiatan awal

    Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

    S 1 S2

    S 1 S 2 S 1 S 2

    F % F % F % F % F % F %

    Terlaksana 3 60,00 5 100 7 87,50 8 100 1 100 1 100

    Tidak Terlaksana 2 40,00 0 0 1 12,50 0 0 0 0 0 0

    Jumlah Aktivitas 5 100 5 100 8 100 8 100 1 100 1 100

    Keterangan : S = Siklus Sumber : Data Primer

    Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi

    peningkatan jumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru, baik dalam kegiatan pendahuluan,

    kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegitan pendahuluan siklus 1, kegiatan tindakan

    PBL dapat terlaksana 3 kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat

    menjadi 5 yakni dari 60% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat

    dilaksanakan kerena guru sudah melaksanakan semua aktivitas pada kegiatan pendahuluan.

    Tahap kegiatan inti siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan dapat terlaksana 7

    kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 8 yakni dari

    87,50% menjadi 100%. Peningkatan jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena guru

    sudah melaksanakan semua kegiatan pada tahap kegiatan inti.

    Tahap kegiatan penutup siklus 1, kegiatan yang berupa tindakan dapat terlaksana 1

    kegiatan dan pada siklus 2 tindakan yang dapat terlaksana meningkat menjadi 2. Peningkatan

    jumlah tindakan yang dapat dilaksanakan karena guru sudah melaksanakan semua kegiatan

    pada kegiatan penutup.

  • 73

    Perbandingan distribusi aktivitas belajar IPA melalui pendekatan PBL oleh guru kelas

    5 SD Negeri Maguan Kaliori Rembang Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pada siklus 1

    dan 2 secara rinci dapat disajikan melalui gambar 4.6 di bawah ini;

    Gambar 4.6 Grafik Garis Perbandingan Distribusi Aktivitas Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL

    Guru Kelas 5 SD Negeri Maguan kaliori Rembang Siklus 1 dan Siklus 2

    Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa grafik garis perbandingan distribusi

    aktivitas belajar IPA melalui pendekatan PBL pada siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan

    jumlah aktivitas yang dilakukan oleh guru, baik dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan

    kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 3 pada

    sumbu Y dan pada siklus 2 meningkat yakni dititik angka 5. Artinya pada kegiatan

    pendahuluan di sumbu X yakni dari siklus 1 ke siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai guru dari

    angka 3 meningkat menjadi angka 5 pada sumbu Y.

    Kegiatan inti pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik 7 pada sumbu Y dan pada siklus 2

    meningkat yakni dititik angka 8. Artinya pada kegiatan inti di sumbu X yakni dari siklus 1 ke

    siklus 2 adalah aktivitas yang dicapai oleh guru dari angka 7 meningkat menjadi angka 8 pada

    sumbu Y.

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    KegiatanPendahuluan

    Kegiatan Inti Kegiatan Penutup

    Tin

    dak

    an P

    BL

    Aktivitas Guru

    Siklus 1

    Siklus 2

    X

    Y

  • 74

    Kegiatan penutup pada siklus 1, ditunjukkan oleh titik diangka 1 pada siklus 2

    meningkat yaitu dititik anka 2. Artinya kegiatan inti di sumbu X dari siklus 1 ke siklus 2 adalah

    aktivitas yang di capai guru dari angka 1 menjadi angka 2 pada sumbu Y.

    Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar IPA melalui pendekatan PBL,

    berdasarkan ketuntasan belajar, rata-rata, skor minimum dan skor maksimum siswa kelas 5

    SD Negeri Kaliori Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, secara rinci

    disajikan melalui tabel 4.12 dibawah ini;

    Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan Ketuntasan Belajar

    Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

    Skor Ketuntasan Prasiklus Siklus I Siklus II

    F P(%) F P(%) F P(%)

    ≥80 Tuntas 6 30 15 75 20 100

  • 75

    Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan Skor Minimum,

    Skor Maksimum Dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD N Maguan Rembang Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

    Deskripsi Skor Pra Siklus Skor Siklus 1 Skor Siklus 2

    Minimum 50 65 80

    Maksimum 85 91 98

    Rata-rata 63 79 87

    Sumber : Data Sekunder

    Berdasarkan tabel 4.9 nampak bahwa ada perbandingan peningkatan hasil belajar

    IPA siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang, berdasarkan (1) skor minimum, antara pra

    siklus : siklus 1 : siklus 2, adalah 50 : 65 : 80. Berdasarkan (2) skor maksimum, antara pra

    siklus : siklus 1 : siklus 2, adalah 85 : 91 : 98, (3) skor rata-rata, antara pra siklus : siklus 1 :

    siklus 2, adalah 63 : 79 : 87. Hal ini terjadi karena langkah-langkah pembelajaran didesain

    dengan pendekatan PBL.

    Peningkatan hasil belajar IPA siswa berdasarkan ketuntasan dari pra siklus, ke siklus

    1 dan siklus 2, yang secara rinci disajikan melalui gambar 4.7 berikut.

    Gambar 4.7 Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan

    Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017

    Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

    Series1; Pra Siklus; 6

    Series1; Siklus I; 15

    Series1; Siklus II; 20

    Jum

    lah

    Sis

    wa

    Siklus

    Y

    X

  • 76

    Berdasarkan gambar 4.7, nampak bahwa ada perbandingan peningkatan hasil belajar

    IPA melaui pendekatan PBL berdasarkan ketuntasan belajar siswa kelas 5 SD Negeri

    Maguan Rembang Semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.

    Pra siklus ditunjukkan oleh titik diangka 6 pada sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan

    pra siklus. Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan pra siklus dan sumbu Y yaitu siswa yang

    tuntas adalah 6 siswa (30%) dari seluruh siswa (20 siswa) karena belum menggunakan

    tindakan pembelajaran melalui pendekatan PBL.

    Peningkatan ketuntasan belajar pada siklus 1 yaitu ditunjukkan diangka 15 pada

    sumbu Y dan sumbu X menunjukkan kegiatan siklus 1. Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan

    siklus 1 dan sumbu Y yaitu siswa yang tuntas adalah 15 siswa (75%) dari seluruh siswa (15

    siswa). ini dikarenakan telah menerapkan pendekatan PBL dalam pembelajaran.

    Siklus 2 mengalami peningkatan 100% yaitu ditunjukkan titik diangka 20 pada sumbu

    Y dan X kegiatan siklus 2. Artinya sumbu X yaitu pada kegiatan siklus 2 dan sumbu Y yaitu

    siswa yang tuntas adalah 20 siswa, maka pada siklus 2 semua siswa tuntas.

    Peningkatan ketuntasan belajar IPA pada siklus 1 dan siklus 2 terjadi karena adanya

    tindakan belajar yang inovatif berupa pembelajaran melalui pendekatan PBL. Dalam

    pembelajaran melaui pendekatan PBL siswa dapat menemukan pemecahan masalah dari

    rumusan permasalahan yang disajikan.

    Pada pembelajaran pra siklus, pembelajaran IPA dilaksanakan secara konvensional

    dengan memakai metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode ceramah yang

    diselingi dengan metode tanya jawab, siswa tidak difokuskan pada pembelajaran yang

    konstekstual. Pengukuran hasil belajar IPA hanya melalui hasil tes obyektif saja yang

    merupakan aspek kognitif, sedangkan aspek psikomotorik tidak pernah dilakukan

    pengukuran, yang merupakan bagian dari penentuan hasil belajar. Nampak hasil belajar

    siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, untuk

    mata pelajaran IPA dengan KD 3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan

    manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia jauh dibawah KKM ≥ 80.

    Pembelajaran IPA dengan pendekatan PBL, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa merasakan langsung pengalaman yang

    dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini nampak pada hasil belajar yang

    ditunjukkan oleh grafik perbandingan hasil belajar IPA berdasrkan skor minimum, skor

  • 77

    maksimum dan skor rata-rata, siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang semester 1 tahun

    pelajaran 2016/2017 pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 melalui gambar 4.8 di bawah ini.

    Gambar 4.8 Grafik Garis Perbandingan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan PBL Berdasarkan

    Skor Minimum, Skor Maksimum dan Skor Rata-rata Siswa Kelas 5 SD Negeri Maguan Rembang Pra Siklus Siklus 1 dan Siklus 2

    Berdasarkan gambar 4.8, menunjukkan bahwa hasil belajar belajar IPA melaui

    pendekatan PBL berdasarkan skor minimum, skor maksimum, dan skor rata-rata siswa kelas

    5 SD Negeri Maguan Rembang pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 mengalami

    peningkatan.

    Perbandingan skor minimum ditunjukkan pada sumbu Y yaitu pra siklus dititik angka

    50, siklus 1 dititik angka 65 dan siklus 2 dititik angka 80 dan sumbu X menunjukkan kegiatan

    pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor minimum, antara pra siklus: siklus

    1: siklus 2 adalah 50,00: 65,00: dan 80,00.

    Perbandingan skor maksimum ditunjukkkan pada sumbu Y yaitu pra siklus dititik

    angka 85, siklus 1 dititik angka 91 dan siklus 2 dititik angka 98 dan sumbu X menunjukkan

    kegiatan pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor maksimum, antara pra

    siklus: siklus 1: siklus 2 adalah 85,00: 91,00: dan 98,00.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

    Sko

    r H

    asil

    Bel

    aja

    r IP

    S

    Siklus

    Rata-rata

    Minimum

    Maksimum

    Y

    X

  • 78

    Perbandingan skor rata-rata ditunjukkan pada sumbu Y yaitu pra siklus dititik angka

    63, siklus 1 dititik angka 79 dan siklus 2 dititik angka 87 dan sumbu X menunjukkan kegiatan

    pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Artinya perbandingan skor rata-rata, antara pra siklus: siklus

    1: dan siklus 2 adalah 63,00: 79,00: dan 87,00.

    4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

    Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan yang diberikan

    berupa pendekatan PBL. Kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran IPA dengan

    menggunkan pendekatan PBL adalah KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan manusia dan

    KD 4.3 Menyajikan karya laporan konsep organ dan fungsi pencernaan pada manusia, dan

    KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia serta

    cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia dan KD 4.4 Menyajikan karya

    tentang organ peredaran darah pada manusia.

    Prosedur tindakan penelitian menngunakan 2 siklus. Kondisi pembelajaran IPA saat

    pra siklus sebelum diberi tindakan pendekatan PBL, hasil belajar siswa yang mencapai KKM

    ≥80, sebanyak 6 siswa ( 30% dari seluruh siswa) dengan rata-rata hasil belajar IPA yang

    diperoleh yakni 63. Pembelajaran siklus 1 diberi tindakan PBL, jumlah siswa yang mencapai

    KKM meningkat menjadi 15 siswa atau 75% dari seluruh siswa dengan rata-rata belajar IPA

    sebesar 79. Pada pembelajaran siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM yakni 20 siswa

    (100% dari seluruh siswa). Rata-rata hasil belajar IPA diperoleh pada siklus 2 sebesar 87.

    Penelitian yang dilakukan pada siklus 2 sudah mencapai indikator kinerja. Pencapaian

    indikator kinerja dari hasil belajar IPA, ditetapkan bahwa hasil penelitian dengan

    menggunakan tindakan pendekatan PBL dikatakan berhasil, karena pada siklus 1 ketuntasan

    belajar telah mencapai minimal 75% dan siklus 2 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan

    bahwa pembelajaran IPA yang dilaksanakan melalui pendekatan PBL dapat meningkatkan

    hasil belajar IPA siswa.

    Peningkatan hasil belajar IPA siklus 1 dan siklus 2 terjadi setelah diberikan tindakan

    berupa pendekatan PBL. Dari hasil penelitian, terbukti bahwa penggunaan PBL ini berhasil

    meningkatkan hasil belajar IPA, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh

    Slameto(2011: 7) pendekatan PBL merupakan pendekatan yang melatih dan

  • 79

    mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada

    masalaha autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir

    tingkat tinngi. Artinya pendekatan PBL merupakan pembelajaran yang sangat potensial untuk

    meningkatkan hasil belajar, karena langkah pembelajarannya relevan dengan keterampilan

    proses pemecahan masalah. Karena IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

    yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan

    suatu proses penemuan yang membutuhkan keterlibatan siswa (Sulistyorini, 2007: 39).

    Pembelajaran melalui pendekatan PBL, merupakan pembelajaran yang sangat

    potensial untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa, karena siswa menemukan sendiri

    proses pemecahan masalah dari permasalahan yang disajikan. Hasil penelitian telah

    menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

    yakni dari skor minimum 50,00: 65,00: 80; skor maksimum 85,00: 91,00: 98,00; skor rata-rata

    63,00: 79,00: 87,00; dan ketuntasan 30%: 75%: 100%.

    Peningkatan hasil belajar IPA dengan KD 3.3 Menjelaskan organ pencernaan dan

    fungsinya pada hewan dan manusia sertaa cara memelihara kesehatan organ pencernaan

    manusia; dan KD Menyajikan karya tentang konsep organ dan fungsi pencernaan pada

    hewan atau manusia, KD 3.4 Menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan

    dan manusia serta cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia; KD 4.4

    Menyajikan karya tentang organ peredaran darah pada manusia diduga dapat diupayakan

    dengan terselenggara pembelajaran secara interaktif antara guru dan siswa, memberikan

    inspiratif bagi siswa, siswa melakukan aktivitas belajar yang menyenangkan, sehingga

    memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dan inovatif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai

    Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi

    Pendidikan Dasar Dan menengah (2016: 137-138) menyatakan bahwa salah satu kompetensi

    yang akan dicapai dalam pembelajaran IPA SD adalah menunjukkan sikap ilmiah : rasa ingin

    tahu, jujur, logis kritis, disiplin, dan tanggung jawab melalui IPA. Sikap ilmiah ini diartikan

    sebagai rasa keingintahuan siswa tentang cara berpikir logis melalui pengetahuan.

    Pelaksanaan pembelajaran IPA SD, dikembangkan pada standar proses. Standar

    Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dan

    satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai kompetensi lulusan. Dalam

  • 80

    Permendikbud No 22 Tentang standar Proses pada BaB III menjelaskan bahwa desain

    pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP) yang mengacu dalam Standar Isi. Perencanaan meliputi penyusunan rencana

    pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian,

    dan skenario pembelajaran. Penyusunan silabus dan RPP disesuaikan pendekatan

    pembelajaran yang digunakan. Sehingga pembelajaran di sekolah harus dirancang oleh guru

    agar siswa mampu menghadapi tantangan kehidupan masyarakat global yang selalu

    mengalami perubahan satiap saat adalah pembelajaran melalui pendekatan PBL.

    Pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan PBL dilaksanakan sesuai dengan

    langkah-langkahnya yaitu menyimak tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, merumuskan

    masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesa, mengumpulkan informasi, pengujian

    hipotesis, dan merumuskan rekomendasi pemecahan masalah terbukti dapat meningkatkan

    hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar siswa. Peningkatan ini dialami juga dalam

    penelitian yang yang dilakukan oleh I.GD. Agus Siswantara, I.B. Surya Manuaba, I.GD. Meter

    pada tahun 2012/2013, dengan judul “ Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)

    untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 8 Kesiman”

    hasil penelitianya menunjukkan bahwa penerapan pendekatan PBL dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa kelas IV SD Negeri 8 Kesiman. Terbukti dimana perbandingan hasil belajar IPA

    mengalami peningkatan skor rata-rata aktivitas belajar sebesar 13,9%, untuk siklus 1 sebesar

    54,4% dan 71,3% untuk siklus 2. Kelebihan dari penelitian ini adalah peningkatan skor rata-

    rata hasil belajar IPA sebesar 30% dari 66,33% pada siklus 1, menjadi 81,67% pada siklus 2.

    Penelitian ini juga menunjukkan bahwa dengan penerapan Model PBL dapat meningkatkan

    hasil belajar siswa dalam 2 siklus.

    Penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Sri Sukaptiyah 2014 dalam skripsi

    yang berjudul “ Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Problem Based Learning Pada

    Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Mongkrong, Wonosegoro”. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa penerapan pembelajaran dengan pendekatan PBL dapat meningkatkan hasil belajar

    PKn pada siswa kelas VI SD Negeri Mongkrong 1. Hal ini terbukti hasil belajar siswa pada

    siklus 1 yaitu 8 siswa (72,7%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 11 siswa (100%) pada

  • 81

    siklus 2. Terjadi peningkatan sebanyak 3 siswa (27,3%) dan nilai rata-rata dari 77,8 menjadi

    83,5 artinya meningkat sebesar 5,7.

    Penelitian lain yakni Farles Derawati (2013) dalam penelitian yang berjudul “ Upaya

    meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Pokok Bahasan gaya Magnet

    Dengan Menggunakakan Model Problem Based Learning di Kelas 5 SD Negeri 25 Bengkulu

    Selatan” menunjukkan bahwa hasil penelitian terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dan

    guru. Pada siklus 1 pengamatan terhadap aktivitas guru 21 meningkat menjadi 27 pada siklus

    2, dan aktivitas skor siswa 19 pada siklus 1 meningkat menjadi 27 pada siklus 2. Peningkatan

    tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada pada siklus 1 nilai rata-rata 76,9 didapat

    persentase ketuntasan belajar 53,8%.

    Penerapan pembelajaran melaui pendekatan PBL terbukti dapat meningkatkan hasil

    belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Maguan Kecamatan Kaliori kabupaten Rembang

    semester 1 tahun pelajaran 20216/2017.