Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

download Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

of 27

Transcript of Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    1/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 1

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    2/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 2

    Bid'ah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    Oleh Agus Junaedi, M.Ag

    Salah satu problem keagamaan semenjak Islam berkembang ke luar Jazirah Arabiasampai dewasa ini adalah bagaimana menyikapi ketegangan antara keyakinan agama(teologis) dan tradisi kebudayaan lokal (sosiologis). Sebagian kalangan cenderungmenolak mentah-mentah apa pun yang dianggap "bukan bagian dari agama" sehinggamuncul gerakan purifikasi (pemurnian) agama. Umumnya gerakan radikal keagamaanberawal dari kecenderungan ini, disamping ada upaya rekayasa (makar) dari sekelompokorang yang tidak menginginkan kemajuan Islam. Dan sayang, gerakan purifikasi agamaradikal cenderung mengambil jalan kekerasan dan tidak toleran terhadap sistem etika,apalagi sistem keagamaan di luar dirinya.

    Sepanjang sejarah, keberagamaan seseorang muslim senantiasa mengalami

    dialektika antara diri dan lingkungan (budaya). Setiap manusia, hatta seorang puritansekalipun, pasti pernah mengalami proses menyerap apa yang ada di luar dirinya. Sulitdipahami bila ada orang yang menganggap dirinya telah beragama secara "murni", dalampengertian tidak dipengaruhi kondisi lingkungannya. Klaim bahwa seorang puritan bebasTBC (taqlid, bidah, "churafat") dan SEPILIS (sekulerisme, pluralisme) tidaklah selalubenar dalam kenyataannya. Apakah ada manusia sosial yang benar-benar lepas dariproses taqlid? Adakah orang yang benar-benar lepas dari proses perubahan dan inovasi?Apalagi dalam kehidupan sosial, proses akulturasi budaya hampir dipastikan berpengaruhbesar dalam membentuk kehidupan sosial baru tak terkecuali dalam pelaksanaankeagamaan tidak lepas dari proses penetrasi budaya (Tasyabbuh).

    Bidah dan Tasyabbuh adalah dua fenomena dikalangan umat yang tak akan habisuntuk diperbincangkan sepanjang Islam masih bersemayam dalam jiwa manusia. Ikhtilafpersoalan Bidah dan Tasyabbuh dikalangan umat, umumnya terjadi karena perbedaansudut pandang. Seperti perdebatan dalam masalah prespektif bidah dikarenakan adanyadua pendekatan yang berbeda, antara yang menggunakan pendekatan etimologis(kebahasaan) dan epistemologis (syariat). Pendekatan etimologis sifatnya lebih globalsehingga lebih melunak dalam mensikapi bentuk bidah, karena menurut pendekatan ini,bidah adalah ungkapan untuk sebuah inovasi dalam bentuk apapun, termasuk dalamaspek syari'ah. Sehingga, mereka menyatakan adanya bidah yang baik dan bidah yang

    kurang baik. Sementara yang memahami bidah dengan menggunakan pendekatanepistemologis, menyatakan keberatannya semua bentuk bidah dalam aspek ibadah,

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    3/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 3

    karena pendekatan epistemologis, lebih mengacu pada aspek syari'ah. Artinya bidahyang dimaksudkan dalam Hadits Nabi adalah segala bentuk inovasi dalam hal ibadah ataupraktek keagamaan yang tidak pernah dipraktekan oleh Nabi. Sehingga kelompok inimenyatakan keberatannya terhadap bentuk dan segala macam bidah karena dianggapmenyimpang dari ajaran agama (Islam).

    Sedangkan persoalan Tasyabbuh dikalangan umat akan lebih komplek, sebabpersoalan Tasyabbuh tidak saja masuk dalam ranah keagamaan semata, namunmenyangkut dimensi yang lebih luas dalam kehidupan manusia. Jadi akan sangat sulit kitamenerima pandangan seseorang yang dirinya mengaku bebas tasyabbuh, kecuali jikasekelompok orang yang benar-benar terisolasi sehingga tidak pernah berinteraksi sosialdengan dunia luar. Persoalannya Islam bukanlah agama tirai bambu" , bukan pulaagama sinkretis, namun Islam adalah agama wasathan, pertengahan (tidak kaku dantidan bebas), agama yang toleran, elegan namun teguh pada prinsip-pripsip dasar yanghaq.

    Namun demikian, bidah dan Tasyabbuh menjadi nubuwah akhir zaman yang harusmenjadi perhatian umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Sayang secaranormatif, Nabi tidak menjelaskan secara eksplisit pemaknaan dari kedua istilah itu,sehingga wajar jika dikalangan umat terjadi perbedaan dalam memahami kedua istilahtersebut. Namun keduanya akan menjadi rahmat sepanjang umat mensikapinya secaraarif dan bijaksana. Dalam artian perspektif mengenai bidah dan Tasyabbuh berada dalamkoridorijtihad, yang memungkinkan menghasilkan ijtihad yang benar dan mungkin salah.Jadi yang paling arif mensikapi fenomena bidah dan Tasyabbuh adalah memilikipemahaman yang benar terhadapnya dengan kadar ilmal-yaqin (keyakinan ilmu),

    kemudian berhati-hati dengannya, bukan melakukan tahkim (memberikan hukum)kepada setiap orang dan menganggap diri clear dari keduanya.

    Dan secara eksplisit, bidah dan Tasyabbuhkeduanya adalah virus yang banyakmenghancurkan generasi umat akhir zaman, Hal itu selaras dengan apa yang telah disabdakan Nabi :

    Dari Jabir ibn Abdullah berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabdadalam khutbahnya, setelah dia memanjatkan hamdalah dan memuji-Nya dan kebaikan bagikeluarganya, kemudia beliau bersabda: Barang siap yang Allah beri petunjuk maka tidakada yang dapat menjadikan dia tersesat, dan barang siapa yang Allah sesatkan maka tidakada yang mampu memberi petujuk kepadanya, sesungguhnya sebenar-benarnya perkataanadalah kitabullah (al-Quran) dan sebaik-baiknya petunjuk adalah apa yang dibawa oleh Nabi

    Muhammad, dan sejelek-jeleknya urusan adalah perkara-perkara yang baru dalam agama,

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    4/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 4

    dan setiap perkara yang baru adalah bidah, dan setiap bidah adalah kesesatan, dan setiapkesesatan tempatnya di neraka ( H.R Ashab Sunan)

    :

    : :"Sungguh diantara kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu,selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta walau pun mereka memasuki lubangbiawak kamu akan mengikuti mereka". Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya,Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah pemeluk agama Yahudi dan Nashrani?"Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhari)

    Makna bidah

    Secara etimologis, bidah berarti ungkapan untuk suatu hal baru yang diciptakantanpa ada contohnya, atau belum pernah ada atau dilakukan sebelumnya.[1] Makna katabidah semacam itu ditemukan di dalam ayat al Qur'an yang berbunyi;

    Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu,maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia. (QS al-Baqarah 2:117)Atau dalam ayat lain ;

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    5/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 5

    Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidakmengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidaklain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalahseorang pemberi peringatan yang menjelaskan".(QS Al-Ahqaf 46 :9)

    Secara epistemologis, bidah dalam Islam seringkali dikonotasikan dalam arti yangnegatif, yaitu sebutan untuk segala hal baru dalam agama, mencakup ibadah, adat istiadatdan dogma, yang belum pernah dipraktekkan oleh Nabi sebelumnya .[2] Atau, dalampenafsiran yang minimal, inovasi dalam ritual atau kepercayaan agama. Jadi inti konsepbidah adalah suatu praktek yang tidak ada contohnya dalam praktek Nabi atau Sahabatnyadan dijadikan sebagai bagian dari ajaran agama, dilakukan untuk mendapatkan pahala .[3]

    Secara normatif, istilah bidah dalam Islam merujuk pada beberapa Hadits Nabi, diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh Abu Daud;

    Aku berwasiat kepada kalian, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah, dengarkan dantaatilah seandainya ada kewajiban atas kalian, sebab suatu saat akan terjadi suatupertentangan yang besar tentang agama, maka kalian (umat islam) hendaklah teguhdengan sunnahku, sunnah para khalifah yang terpilih, maka peganglah sunnah itu kuat-kuat

    oleh kalian, dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara yang baru, sebab setiap bidahadalah kesesatan.

    Di dalam Hadits lain juga disebutkan bahwa seburuk-buruk perkara adalah yangdiada-adakan, sesuatu yang diada-adakan adalah bidah, setiap bidah adalah sesat, dansetiap yang sesat tempatnya di neraka.

    Sejelek-jeleknya perkara (dalam agama) adalah hal-hal yang baru, dan setiap hal yang baru

    adalah bidah, dan setiap bidah adalah sesat, dan setiap yang sesat tempatnya di neraka(H.R Nasai)

    Terdapat perbedaan pendapat di antara ulama' dalam mendefinisikan bidah.Imam al-Syafi'i mengatakan bahwa bidahialah segala hal baru yang terdapat setelah masaRasululah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan khalifah yang empat (Khulafa' al-Rashidin) .Izzuddin bin'Abd al-Salam, ahli fiqh madzhab Syafi'i mendefinisikan bidah sebagai segalaperbuatan yang belum dikenal pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. MenurutIbn Rajab al-Hanbali, ahli fiqh madzhab Hanbali, bidah adalah segala hal baru yang tidakada dasar syari'atnya. Imam al-Shatibi, ahli fiqh madzhab Maliki mengatakan bahwa bidah

    adalah suatu cara yang diciptakan menyerupai syari'at dalam agama dan dilakukan denganniat ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala .[4]

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    6/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 6

    Semua ulama' sepakat bahwa bidah dalam wilayah syari'at adalah perbuatanterlarang dalam agama. Alasannya berdasarkan Hadits Nabi yang berbunyi:

    .

    Barang siapa mengada-ngada urusan baru dalam agama ini, yang tidak kami ajarkan makaakan tertolak (H.R Bukhari)

    Pernyataan al-Qur'an yang biasanya dikutip dalam konteks ini dan menjadi alasandi balik pelarangan bidah tersebut, adalah Firman Allah yang berbunyi

    ... hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Aku ridlai Islam sebagai

    agamamu... (QS Al-Maidah 5:3)Akan tetapi para ulama' berbeda pendapat dalam menentukan batas-batas bidah.

    Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh masing-masing ulama di atas,pengertian bidah dapat dibedakan antara bidah yang lebih mengacu pada aspek

    kebahasaan dan bidah yang lebih mengacu pada aspek syari'at.[5]

    Kelompok yang mengacu pada aspek kebahasaan membagi bidah menjadi dua;bidahhasanah (bidah yang baik) atau bidahmahmudah (bidah yang terpuji) dan bidahsayyi'ah (bidah yang buruk) atau bidahmadhmmah (bidah yang tercela). Sebagaimana

    yang dikemukakan oleh Imam al-Shafi'i, bahwa bidah hasanah atau mahmudah adalahbidah yang sesuai dengan tujuan syara' meskipun tidak diperbuat oleh Rasul Shallallahu'Alaihi wa Sallam, sementara bidah sayyi'ah atau madhmmah adalah bidah yang tidaksesuai dengan tujuan syara'. Pemahaman semacam ini mengacu pada sikap Umar bin al-Khattab (Khalifah II) yang melakukan inovasi dalam shalat tarawih pasca wafatnya Nabi,dan ia mengatakan: nimat al bidah hadhihi (sungguh ini bentuk bidahyang sangatmulia), Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut;

    : .

    .

    Maka Umar r.a berkata kepadanya (Abdurahman ibn Abdul Qariy), sungguh ini bentukbidah yang sangat mulia, sedangkan orang yang mengerjakan shalar tarawih akhir malamlebih utama dari yang awal malam, namum kebanyakan manusia memilih mengerjakannyapada awal malam (H.R Bukhari)

    Pemahaman semacam ini juga didukung oleh pemahaman terhadap hadits Nabiyang berbunyi:

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    7/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 7

    Barangsiapa yang melakukan tradisi positif, dan diikuti oleh generasi berikutnya, makabaginya adalah pahala atas tradisi itu, dan pahala dari orang yang mengikuti inovasi positifitu dengan tidak dikurangi sedikit pun dari padanya. (H.R Muslim)

    Adapun kelompok yang berpegang pada aspek syari'at membagi bidah menjadi

    dua bentuk pula; bidah 'diyah (bidah dalam kehidupan sehari-hari) dan bidahubdiyyah (bidah dalam ibadah). Bidah 'diyah adalah kebiasaan duniawi yang telahdiserahkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kepada umatnya untukdilaksanakan atau ditinggalkan, seperti sabdanya:

    Kalian lebih paham terhadap urusan duniawi (H.R Muslim)Sementara bidah 'ubudiyah adalah kegiatan yang menyangkut ibadah, sepertiberkumpul bersama pada hari keempat puluh setelah kematian seseorang untuk

    membaca al-Qur'an guna meminta berkah Tuhan atas orang yang sudah meninggal.Kelompok yang membagi bidah menjadi 'adiyah dan 'ubudiyah ini menyatakankeberatannya terhadap praktik semacam itu karena sama sekali baru; jika praktik ituberguna, tentunya dapat ditemukan contohnya dalam Sunnah Nabi dan parasahabatnya.[6]

    Pelarangan proto-inovasi itu bertujuan untuk menghindari kemungkinandiubahnya praktik keagamaan dengan adanya penambahan atau pengurangan yang bisamenimbulkan pada terjadinya perubahan. Di antara yang tidak setuju dengan prakteksemacam ini adalah Ibn Taymiyah, dengan dasar hadits Nabi yang berbunyi:

    .

    Barang siapa mengada-ngada urusan baru dalam agama ini, yang tidak kami ajarkan makaakan tertolak (H.R Bukhari)

    Jadi persolan bidah tergantung dari sudut pandang mana seseorang melihat,yang jelas, semua sepakat bahwa bid'ah yang dilarang dalam agama (haram) adalah

    melakukan inovasi yang bertentangan dengan dasar-dasar ajaran agama baik dalamurusan dunia maupun ibadah. Apakah dengan menggenapkan dari sesuatu yang ganjilatau mengganjilkan sesuatu yang genap atau dengan istilah sosialnya adalah koruptor.

    Nubuwat Bidah

    Bidah yang dimaksud disini adalah bidah yang memiliki lawan sunnah. Yangdimaksud Sunnah disini adalah segala sesuatu yang perbuatan, perkataan, dan ketetapandalam agama Islam yang bersumber langsung dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.Jadi bidah adalah segala perbuatan, perkataan dan ketetapan dalam agama islam yang

    tidak bersumber langsung kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Hal inisebagaimana disebut dalam hadits;

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    8/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 8

    .

    Barang siapa mengada-ngada urusan baru dalam agama ini, yang tidak kami ajarkan makaakan tertolak (H.R Bukhari)

    Dengan pendekatan bidah seperti ini, maka siapa pun tidak berhak untukmembuat syariat baru dalam Islam selain apa yang dibawa oleh Nabi MuhammadShallallahu 'Alaihi wa Sallam. Oleh karenanya, meskipun syariat itu datang dari seorangsahabat Rasul, maka kita tidak ada kewajiban untuk melaksanakannya sebaliknya kitamesti menolaknya. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan shalat berjamaah qiyamullail pada bulan Ramadlan (shalat tarawih) yang bersumber kepada pendapat Umar ibnKhattab, dipandang sebagai suatu bidah, sebab Nabi tidak melaksanakannya dan tidakmemerintahkannya. Shalat tarawih berjamaah pada awal waktu terjadi pada zamankhalifah Umar ibn Khattab, sebagaimana hadits berikut;

    :

    : .

    : :

    .

    . Dari Abdurahman ibn Abd al-Qari berkata: Saya pernah keluar bersama Umar ibn Al -Khattab pada suatu malam bulan Ramadlan melewati sebuah mesjid. Pada saat itu kaummuslimin shalat (tarawih) bercerai berai antara satu dengan yang lainnya membentukkelompok-kelompok, berkata Umar ibn Khattab r.a; Demi Allah, kalau menurutpendapatku alangkah baiknya kalau shalat tarawih itu dipimpin oleh satu imam saja,Kemudian beliau mengumpulkannya dan beliau menyuruh Ubay ibn Kaab . Dan berkata(Abdurahman /perawi) kemudian aku keluar pada malam lainnya, dan kaum muslimin tetapsholat dengan berjamaah, maka berkata Umar ibn Khattab r.a : sebaik-baiknya bidahadalah ini!, sedangkan orang-orang yang mengakhirkan shalat malam lebih utama daripada orang yang shalat tarawih awal malam, namun kebanyakan manusia lebih memilihawal malam dalam melaksanakan shalat malam. (H.R Bukhari)

    Dari hadits tersebut, menurut kaidah al-naqd (kritik hadits), dipandang lemah halini dapat disorot pada dua hal; yang pertama dari segi sanad hadits tersebut tergolonghadits mauquf yakni yang sanadnya hanya sampai pada shahabat (Umar ibn Khattab)walaupun diriwayatkan oleh al-Bukhari, sedangkan yang dari segi matan, dianggap lemahkarena tidak bersandar kepada perbuatan Rasullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Dalamarti berjamaahnya salat tarawih merupakan ijtihad dari Umar ibn al-Khattab. Sedangkanijtihad dalam urusan ibadah adalah sesuatu yang tercela sebagaimana disebutkan dalam

    sebuah hadits,

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    9/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 9

    : : .

    Berpegang teguh pada sunnah (Rasulullah) lebih baik dari pada berijtihad dalam bidah .(H.R Al-Hakim)

    bidah dan sunnah adalah ibarat dua sisi mata uang yang berbeda, keduanya muncul tidakberbarengan, artinya jika yang muncul adalah bidah, maka sunnah akan hilang. Begitupula jika muncul sunnah maka bidah akan hilang. Sebagimana diriwayatkan dari I bnuAbas r.a

    Tidaklah suatu sunnah itu hilang, kecuali akan muncul bidah sebagi penggantinya,sehingga mapanlah yang bidah itu dan terkuburlah sunnah

    Maka dalam pelaksanaan syariah, akan ada dua alternatif yang dilakukan olehseseorang, apakah dia akan berusaha melaksanakannya sejalan dengan sunnahRasulullah, atau berijtihad (bidah) dan melaksanakan ijtihadnya yang kadangmengikuti keinginan manusia atau suatu kelompok manusia. Barang siapa yang berbuatmengikuti sunnah Rasul maka dia akan mendapat petunjuk, sedangkan barang siapa yangmemaksakan dan mapan dengan perbuatan bidah maka dia akan sesat, sebagaimanadisebutkan dalam sebuah hadits,

    Sesungguhnya setiap yang beribadah itu akan berusaha melaksanakan ny, dan setiap yangberusaha akan mapan melaksanakannya apakah pada sunnah atau pada bidah. Makabarang siapa yang mapannya dalam sunnah maka dia akan mendapat petunjuk dan barangsiapa yang mapannya dalam bidah maka dia akan celaka (sesat) . (H.R Ahmad)

    Adapun bentuk-bentuk kecelakaan dan kesesatan dari pelaku bidah itu antara lain;

    1. Dia akan ditemani syaitan (jin kafir) dalam setiap ibadahnya

    Barang siapa berbuat bidah, maka dia akan disertai syaitan dalam ibadahnya dandijauhkan darinya kekhusyuan dan kesyahduan. (H.R Dailamy)

    2. Dilaknat oleh Allah, malaikat dan manusia seluruhnya

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    10/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 10

    Barang siapa yang memipu umatku maka baginya laknat Allah dan malaikat serta manusiaseluruhnya, para shahabat bertanya ya! Rasulullah siapa yang menipu itu, Rasul menjawab:dialah yang membuat bidah bagi mereka dan melaksanakanbidah itu. (H.R Thabrani)

    3. Tidakakan bersanding dengan baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam kelakdiakhirat

    Barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mencintaiku, barangsiapa yang

    mencintaiku maka dia akan bersamaku disyurga. (Riwayat al-Sajziy dari Anas)4. Mendapat dosa dari manusia yang mengikuti perbuatan bidahnya

    Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku yang telah mati setelah kematianku makabaginya pahala sebesar orang yang mengerjakan sunnah itu tanpa dikurangi sedikit pun daripahala mereka. Dan barang siapa yang mendatangkan bidah maka Allah dan Rasul -Nyatidak akanridha kepadanya dan dia dapat dosa dari dosanya orang yang melakukanbidahnya tanpa dikurangi sedikit pun. (H.R Ahmad)

    5. Amal shalehnya tertolak

    Sesungguhnya Allah Taala tidak akan menerima dari pelaku bidah ; shaum, shalat, haji,umrah, jihad, amalah fardhu,amalan sunnah sampai dia keluar dari Islam sebagaimanakeluarnya anak panah dari busurnya . (H.R Dailamy)

    Dilihat dari sumbernya bidah, ada dua sumber yang umumnya dijadikan sebagai bentuk

    perbuatan bidah;

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    11/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 11

    1. Tasyabbuh yakni meniru atau mengikuti praktek-praktek keagamaan baik dariagama samawi (Yahudi dan Nasrani) maupun agama-agama budaya. Atau berasalpula dari adat istiadat/budaya yang dimasukan dalam bentuk peribadatan ataudijadikan syariat dan berkeyakinan bahwa itu bagian dari Islam.

    2. Murni sebagai inovasi terhadap syariat baik dengan menambah atau mengurangisuatu ajaran yang telah ditetapkan.

    Sedangkan penyebab terjadinya bidah dikalangan umat diantaranya;

    1. Tahrif(penyimpangan) ajaran agama Islam oleh kelompok orang-orang kafir, fasik,munafik. Bentuk ini termasuk katagori makar yang sistemik dan sistematik yangdilakukan oleh organisasi tertentu.

    2. Sikap ghuluw (berlebihan) didalam beragama, merasa bahwa syariat belumsempurna dan menurut pikirannya perlu disempurnakan baik dengan menambahatau mengurangi suatu syariat. Sikap ini telah banyak membinasakan penganutagama samawi sebelumnya, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,

    Janganlah kalian bersikap berlebih-lebihan dalam agama, sebab sikap seperti itu telahmembinasakakan orang-orang sebelum kalian. (H.R Ahmad)

    3. Jahalah (kebodohan), yakni pemahaman yang keliru terhadap agama karenakurangnya pengetahuan tentang agama (tafaquh fiddin).

    Ilmu ini (tentang syariat) akan dibawa pada setiap generasi oleh orang-orang adil, merekaini akan membersihkannya dari penafsiran kaum jahil, pengrusakan kaum konspirator, danpeyimpangan orang ghuluw. (H.R Baihaqi)Kaidah-Kaidah Dasar

    Untuk menentukan suatu praktek bidah atau bukan, ada beberapa kaidah yang dapatdijadikan patokan antara lain;

    1. Sesuatu perkara syariat yang tidak memiliki dasar hukum yang tegas dan jelasbaik dari Al-Quran maupun Al-hadits shahihah. Untuk meneliti atau mencari dasarhukum terutama dari al-hadits dapat mengunakan program digital computerseperti maktabah syamilah versi.11 yang memuat kurang lebih 108 kitab hadits dari6250 kitab berbahasa Arab.

    2. Suatu perkara syariat yang bersumber dari dalil yang lemah atau hadits dhaifsekali terutama hadits-hadits maudhu (palsu), mursal, dan tidak mencapai marfu.

    3. Perkara yang masih dipertentangkan dikalangan fuqaha tidak termasuk kedalambidah sepanjang masih memiliki dalil-dalil yang dapat dipertanggung jawabkan.

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    12/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 12

    4. Suatu perkara yang sudah jelas-jelas perbuatan atau prilaku keagamaan diluarIslam.

    5. Menghindari taqlid buta atau ikut-ikutan terhadap sesuatu dalam keagamaantanpa adanya alasan atau tanpa kritik. Setidanya hendaklah menjadi seorang

    muttabi, mengikuti disertai dengan alasan/dalil. Taqlid umumnya kepadamayoritas, padahal mayoritas tidak selamanya mempersentasikan kebenaran,bahkan bisa jadi mayoritas bisa mengelabui seseorang dalam kebenaran,sebagaimana disebut dalam surat al-Anam ayat 116

    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya merekaakan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan

    belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (Al-Anam 6:116)

    Maka sifat arif dalam menghadapi persoalan agama adalah bertanya kepadaorang yang memiliki kapasitas keilmuan agama (ahlu dzikri) jika kita tidak memahamiurusan suatu agama,

    ... maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidakmengetahui,...(Al-Nahl 16:43)Bidah adalah bentuk syirik

    Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan bidah dalam syariah digolongkan kepadaperbuatan syirik karena membuat tandingan syariah baru baik dengan menambahmaupun mengurangi syariat. Atau dalam kata lain mencampur adukan antara al -haq danal-batil. Dan prilaku seperti ini kebayakan dilakukan oleh manusia mengikuti hawanafsunya tanpa petunjuk, sebagaimana yang disebutkan dalam QS al-Jatsiyah 45:23 danditegaskan dalam surat Yusuf ayat 106 sebagai syirk.

    Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya,dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci matipendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakahyang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapakamu tidak mengambil pelajaran? (QS al-Jatsiyah 45:23)

    Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaanmempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). ( QS Yusuf 12:106)

    Nubuwat Tentang Tasyabbuh

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    13/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 13

    Berikut ini adalah salah satu hadits tentang nubuwat akhir zaman yang berkenaandengan tasyabbuh pada umat nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:

    :

    : :"Sungguh diantara kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu,selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta walau pun mereka memasuki lubangbiawak kamu akan mengikuti mereka". Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya,Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah pemeluk agama Yahudi dan Nashrani ?"Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhari)Makna Tasyabbuh

    At-Tasyabbuh secara bahasa diambil dari kata al-musyabahah yang berarti meniruatau mencontoh, menjalin atau mengaitkan diri, dan mengikuti. At-Tasybih berartipeniruan. Dan mutasyabihah berarti mutamatsilat (serupa). Dikatakan artinya serupadengannya, meniru dan mengikutinya.

    Untuk memahami konsep tasyabuh dalam tingkat sederhana, kita bisa meminjamteori dasar dari ilmu balaghah (susastra Arab) bagian ilmu bayan tentang tasybih(penyerupaan), yang didefinisikan sebagai berikut;

    Tasybih adalah menyerupakan sesuatu dengan yang lain dalam satu keadaan denganmengunakan alat-alat tertentu.Contoh sederhana sebagai berikut;

    Umur itu bagaikan tamu atau laksana hayalan, dia tidak menetap.Dari contoh diatas, diserupakan antara umur dengan tamu atau hayalan dalam hal

    tidak menetapnya. Sesuatu dengan yang lainnya dapat dikatakan serupa (tasyabbuh) jikamemenuhi 4 rukun pokok tasybih yaitu; musyabbah (sesuatu yang diserupakan), sesuatuyang diserupai (musabbah bih), sifat atau keadaan yang diserupakan (wajhu syibhi) danlafadz yang menunjukan keserupakan (adatu tasybih). Pada contoh diatas, rukunnyasebagai berikut;

    1. Umur () sebagai musyabbah (yang diserupakan)2. Tamu atau hayalan ( ) sebagai musyabbah biih ( yang diserupai)

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    14/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 14

    3. Tidak menetap ( ) sebagai wajhu syibhi (keadaan atau hal keserupaan)4. Seperti ( / ) sebagai adatu tasybih (alat menyerupakan)

    Dari 4 rukun diatas, pada teks (mantuq) tidak selamanya ke -4 rukun itu muncul,

    namun dalam tataran konteks (mafhum) ke-4 nya wajib dipenuhi. Konsep dasar inilahyang perlu dijadikan dalam memahami setiap tasyabbuh dalam konteks sosiologis. Darike-4 rukun tasybih tersebut yang menentukan nilai dalam proses tasyabbuh adalah wajhusyibhinya dalam artian baik buruknya suatu tasybih paling utama ditentukan oleh hal atausifat yang dijadikan penyerupaannya. Oleh karena itu hadis nabi;

    Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu. (H.R Abu Daud)Hadits tersebut masih netral, dalam artian suatu tasyabbuh belum dikatakan

    apakah nilainya baik atau buruk, tergantung hal apa yang diserupakanya, apakah baikatau buruk, meskipun yang diserupakan itu antara mu'min dan kafir. Hadits tersebuthanya menggambarkan bahwa seseorang bisa dikatakan segolongan, sekaum kalaumemiliki kesamaan wajhu sibhi, walaupun secara generik dia berbeda.

    Dalam menentukan wajhu syibhi dari suatu tasybih, yang tidak disebutkan wajhusibhinya, maka kita mesti memperhatikan indikator (qarinah) dari suatu teks tersebut,seperti pada hadits berikut,

    ( )

    Bukan umat kami (Islam) seorang laki-laki seperti seorang perempuan, atau seorangperempuan seperti laki-laki. (H.R Ahmad, Thabrani dari Ibn Amr)

    Dalam teks hadits tersebut tidak disebutkan wajhu sibhinya, namun qarinahnyajelas yakni perkara yang terlarang atau penegasian keadaan ( ), maka secaramafhum terlarangnya tasyabuh antara pria dan wanita adalah pada hal-hal yang telahjelas secara syar'i dibedakan, misalnya memakai perhiasan, menutup aurat, dll. Jadi

    maksud hadits tersebut adalah, "seorang laki-laki yang memakai perhiasan dari emaslayaknya perempuan bukan tergolong umat Nabi Muhammad, begitu pula seorangperempuan yang memakai pakaian seperti laki-laki maka dia bukan termasuk umat NabiMuhammad".

    Pada hadits lain disebutkan,

    Bukan umat kami (Islam) yang tidak seperti muslim, maka janganlah kalian menyerupai

    ahlul kitab (dalam memberi penghormatan), sesungguhnya jika mereka memberi salamdengan mengangkat tangan dan kain. (H.R Tirmidzi)

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    15/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 15

    Dari hadits tersebut disebutkan wajhu sibhinya yakni "memberi penghormatan".Secara mafhum hadits itu bermakna seorang tidak disebut muslim jika memberipenghormatan kepada manusia sama dengan cara ahlul kitab memberi penghormatanyakni dengan mengangkat tangan atau kain (benda).

    Tasyabbuh yang dilarang dalam Al-Quran dan As-Sunnah secara syar'i adalahmenyerupai orang-orang kafir dalam segala bentuk dan sifatnya, baik dalam aqidah,peribadatan, kebudayaan, atau dalam pola tingkah laku yang menunjukkan ciri khasmereka (kaum kafir).

    Termasuk dalam tasyabbuh yaitu meniru terhadap orang-orang yang tidak shalih,walaupun mereka itu dari kalangan kaum muslimin, seperti orang-orang fasik, orang-orang awam dan jahil, atau orang-orang Arab (badui) yang tidak sempurna diennya(keislamannya),

    Oleh karena itu, segala sesuatu yang tidak termasuk cirri khusus orang-orang kafir,baik aqidahnya, adat-istiadatnya, peribadatannya, dan hal itu tidak bertentangan dengannash-nash serta prinsip- prinsip syari'at, atau tidak dikhawatirkan akan membawa kepadakerusakan, maka tidak termasuk tasyabbuh yang terlarang. Inilah pengertian secaraumum.

    Pembagian Tasyabbuh dan Hukumnya

    Dalam konsepsi Islam, tasyabbuh yang terlarang itu terbagi dua yaitu;

    1. Tataran sosiologis, yakni penyerupaan sesuatu dengan yang lain yang secarahakekatnya sesuatu itu mesti berbeda seperti tasyabbuhnya laki-laki dan perempuan,yang muda dengan yang tua dll. Sebagaimana dalam hadits berikut;

    Sesungguhnya pemuda yang terbaik diantara kalian adalah seperti orang tua kalian(dewasa) dan dan sejelek-jeleknya orang tua diantara kalian adalah seperti anak muda

    kalian (kekanak-kanakan), dan sejelek-jeleknya wanita diantara kalian adalah yangmenyerupai laki-laki kalian, dan sejelek-jeleknya laki-laki kalian adalah yang menyerupaiwanita diantara kalian". (H.R Baihaqi)

    ( )

    Bukan umat kami (Islam) seorang laki-laki seperti seorang perempuan, atau seorangperempuan seperti laki-laki. (H.R Ahmad,Thabrani dari Ibn Amr)2. Tataran teologis, yakni penyerupaan antara umat Islam dengan luar Islam yang

    ditegaskan dengan nash seperti tasyabbuhnya muslim dengan ahlul kitab, denganorang musyrik, orang majusi, munafik dll. Seperti contoh;

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    16/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 16

    Bukan umat kami (Islam) yang tidak seperti muslim, maka janganlah kalian menyerupaiahlul kitab (dalam memberi penghormatan), sesungguhnya jika mereka memberi salam

    dengan mengangkat tangan dan kain. (H.R Tirmidzi)Oleh karena itu ditinjau dari sisi hukum, maka tasyabbuh dalam bentuk umum

    memiliki beragam nilai hukum yang meliputi semua jenis tasyabbuh. Hukum umumtersebut antara lain sebagai berikut:

    1. Ada beberapa perkara dari perbuatan tasyabbuh terhadap orang-orang kafir bisadihukumi sebagai perbuatan syirik atau kufur; seperti tasyabbuh dalam bidangkeyakinan, beberapa perkara masalah ibadah, misalnya tasyabbuh terhadappemeluk agama Yahudi, Nashrani, atau Majusi dalam perkara-perkara yang

    berhubungan dengan masalah tauhid dan aqidah. Contohnya: seperti ta'thil yaknimenafikkan dan mengkufuri nama-nama dan sifat-sifat Allah Ta'ala, meyakinikemanunggalan hamba dengan Allah, taqdis (mensucikan) seorang Nabi atauorang-orang shalih kemudian berdoa serta beribadah kepada mereka, berhukumdengan syari'at dan perundang-undangan buatan manusia. Maka bagi pelakusemua itu kalau tidak syirik pasti kufur hukumnya (haram).

    2. Ada pula dari beberapa perbuatan yang menjerumuskan kepada perbuatanmaksiat dan kefasikan. Seperti taklid kepada adat-istiadat atau budaya kafir.Contohnya, seperti makan dan minum dengan tangan kiri, laki-laki menyerupaiwanita (sisay) atau wanita yang menyerupai laki-laki (tomboy) dan lainsebagainya. Ini pun termasuk yang diharamkan.

    3. Tasyabbuh bisa dihukumi sebagai perbuatan yang makruh bila timbul keragu-raguan antara mubah atau haram karena tidak ada kejelasan hukum. Maksudnya,kadang-kadang dalam beberapa masalah tingkah laku, adat atau kebudayaan,serta beberapa masalah keduniaan masih diragukan kedudukan hukumnya.Apakah masalah tersebut termasuk suatu perkara yang dibenci ataukah sesuatuyang mubah (dibolehkan). Namun, demi menjaga agar seorang muslim tidakterperosok, maka dihukumi sebagai sesuatu yang makruh.

    4. Sebagian ada beberapa perkara yang semata-mata merupakan rekayasa materimurni dan tidak akan menyebabkan kaum muslimin tergiring untuk mengikutikaum kafir, sehingga bakal membahayakan mereka. Demikian juga dengan ilmu-ilmu murni keduniaan yang tidak menyangkut aqidah dan akhlak, maka semua initermasuk dalam perkara mubah.

    5. Kadang-kadang kaum muslimin harus mengambil manfaat dari ilmu-ilmu murnikeduniaan yang dimiliki orang-orang kafir. Dan, yang dimaksud dengan murni(bahtah) adalah tidak mengandung unsur-unsur atau tanda-tanda yangbertentangan dengan nash-nash atau kaidah-kaidah syar'i. Atau, yang dapat

    menjerumuskan kaum muslimin pada kehinaan dan kekerdilan. Bila ketentuantersebut dipenuhi, maka bisa dimasukkan ke dalam kategori mubah pula.

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    17/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 17

    GOLONGAN-GOLONGAN YANG TERLARANG DITASYABBUHI

    Dengan menelaah dan mengkaji nash-nash syar'i maka kita akan dapat mengenalibeberapa golongan diluar islam yang terlarang untuk di tasyabbuhi yaitu;

    1. Orang Kafir

    Secara umum bertasyabbuh kepada orang-orang kafir, dengan tanpa kecuali,adalah sangat terlarang. Termasuk golongan ini adalah orang-orang musyrik, pemelukagama Yahudi, Nashrani, Majusi, Syaibah (Sabi'in), orang-orang penganut ajaranKomunis, dan lain-lain. Kita dilarang bertasyabbuh terhadap setiap perkara yangmerupakan ciri khas orang kafir, baik dalam ibadah, adat-istiadat, maupun pakaian.Seperti sabda Nabi kepada Abdullah bin Umar ra. Ketika beliau melihatnya berpakaiandengan dua pakaian berwarna kuning keemasan, sabda beliau: "Sesungguhnya pakaianini adalah dari orang-orang kafir, maka janganlah kamu memakainya." Hal ini merupakan

    dalil, bahwa jika pakaian itu merupakan pakaian khas orang-orang kafir maka seorangmuslim tidak boleh memakainya.

    2. Orang-orang Musyrik

    Kita telah dilarang bertasyabbuh terhadap cara ibadah mereka, perayaan hari-haribesar mereka, perbuatan-perbuatan mereka, seperti muka'an wa tashdiyah yakniberibadah dengan cara bersiul-siul dan bertepuk tangan, minta syafaat dan tawassuldengan makhluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala di dunia, bernadzar dan berkurban dipekuburan, dan perbuatan-perbuatan lainnya. Termasuk perbuatan yang dilarang pula

    yakni meninggalkan padang Arafat sebelum maghrib (dalam berhaji) sebab perbuatantersebut merupakan perbuatan kaum musyrikin.

    Para pendahulu kita (as-salafus shalih) sangat membenci setiap perkara yangmerupakan ciri khas milik orang-orang musyrik dan semua yang termasuk perbuatan-perbuatan mereka. Seperti kata Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, ra. dan yang lainnya:

    "Barangsiapa yang membuat bangunan di negeri orang-orang musyrik serta membuat panji-panji dan pataka-pataka (bendera lambang komando) mereka hingga akhir hayatnya, makaakan dikumpulkan bersama mereka di hari kiamat." (H.R Baihaqi)

    Dan Ibnu Umar ra. membenci meletakkan hiasan-hiasan di masjid dan melarang dari haltersebut serta semua hal yang berhubungan dengan masalah itu, karena menurut beliau ra.bahwa hal itu menyerupai patung-patung orang musyrik. (H.R Ibnu Abi Syaibah)

    3. Ahli Kitab

    Yang dimaksud Ahli Kitab adalah pemeluk agama Yahudi dan Nashrani. Kitadilarang meniru semua perkara yang merupakan ciri khas pemeluk agama Yahudi danNashrani, baik dalam bidang aqidah, ibadah, adat-istiadat (budaya), dalam berpakaian,atau hari-hari besar mereka. Contohnya: membuat bangunan di atas kuburan, dan

    menjadikannya masjid, menggantungkan gambar-gambar (foto-foto), mengekspose

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    18/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 18

    wanita, meninggalkan makan sahur, menggantung atau memasang salib, ikutmemperingati dan merayakan hari-hari besar mereka dan lain-lain.

    4. Pemeluk agama Majusi

    Sebagian ciri khas pemeluk agama Majusi adalah menyembah dan beribadahkepada api (agama Sinto Budha di Jepang), mensucikan raja-raja dan para pembesar,mencukur rambut bagian kuduk dan membiarkan rambut bagian depan, mencukurjenggot, memanjangkan kumis, meniup peluit atau terompet, dan memakai piring ataubejana dari emas dan perak.

    5. Bangsa Persia dan Romawi

    Termasuk golongan ini tentu saja Ahli Kitab, Majusi dan lainnya, Persia danRomawi. Kita juga telah dilarang bertasyabbuh dengan hal-hal yang merupakan ciri khas

    mereka dalam peribadatan, kebudayaan, cara dan tata tertib keagamaan. Seperti,mengagungkan dan mensucikan pembesar-pembesar dan orang-orang terhormat,mentaati pendeta (alim ulama) dan rahib-rahib (orang-orang shalih) yang mensyari'atkansesuatu yang tidak disyari'atkan Allah, berlebih-lebihan serta melampaui batas dalamberagama.

    6. Orang-orang 'Ajam yang Bukan Muslimin

    Hal ini berdasarkan sabda Nabi ketika beliau melarang seorang laki-laki yangmemakai sutera di bagian bawah pakaiannya, dengan sabda beliau: "Seperti orang 'Ajam

    (bukan Arab, non Muslim, )." (H.R Abu Daud), atau terhadap orang yang menambahkansutera di bagian pundak pakaiannya, dengan sabdanya: "Seperti orang 'Ajam (bukanArab, yang non muslim,)" (H.R Abu Daud). Dan, beliau juga melarang berdiri menyambutpembesar sebagai penghormatan. Bahkan, beliau melarang perbuatan yang sama bagimakmum terhadap imamnya dengan alasan yang sama, sebab dikhawatirkan merekamemahami bahwa yang demikian itu adalah salah satu cara penghormatan. Hal itusebagaimana dinyatakan dalam asbabul wurud dari hadits tersebut, bahwa yangdemikian itu bertasyabbuh dengan perbuatan orang-orang 'Ajam yang berdiri untukmenghormati kedatangan pembesar-pembesar mereka. Hal inilah yang dilarang, karenabertasyabbuh dengan orang-orang kafir 'Ajam. (H.R Muslim)

    Perkara ini dikuatkan pula oleh Umar bin Khattab ra. Beliau melarang berpakaianseperti orang 'Ajam sebagaimana halnya terhadap orang-orang musyrik. Beliaumenyampaikan larangan tersebut dengan keras sekali. Demikian pula dengan yangdiisyaratkan oleh para as-salaf ash-shalih.

    7. Orang-orang Jahiliyah dan Ahlinya

    Kita juga telah dilarang dari segala hal yang berbau jahiliyah, baik dalam akhlak,ibadah, adat, maupun syi'ar-syi'arnya. Seperti bertabarruj bagi wanita, tidak berpakaian dibawah terik matahari pada waktu ihram sehingga dia meminta-minta pakaian. Hal ini

    seperti yang dilakukan oleh orang-orang Rafidlah (Syi'ah) zaman sekarang ini. Semua inimerupakan perbuatan jahiliyah dan amalan orang-orang musyrik. Demikian juga

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    19/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 19

    bertelanjang (tidak memakai pakaian, yakni menampakkan aurat, baik keseluruhanmaupun sebagian saja), fanatik kebangsaan, berbangga-bangga dengan kebangsawanandan mencela nasab, meratapi mayat dan meminta hujan kepada bintang-bintang (yakniberpendapat bahwa hujan turun karena musim dan bukan karena rahmat Allah). Nabitelah membantah dan membatalkan semua yang berbau jahiliyah dengan Islam, baik

    pahamnya, kebudayaannya, atau taklidnya (ikut-ikutan tanpa ilmu), peraturan danperundang-undangannya, iklan-iklan dan propaganda- propagandanya.

    8. Setan

    Golongan lainnya yang terlarang untuk dijadikan figur peniruan (tasyabbuh)adalah setan (jin kafir). Nabi telah menerangkan perbuatan-perbuatan setan itu dan kitadilarang menirunya. Seperti, makan dan minum dengan tangan kiri. Sebagaimanadiriwayatkan oleh Muslim dan lainnya: Bahwa Nabi bersabda:

    "Janganlah kalian makan dengan tangan kiri dan jangan pula minum dengannya (tangankiri). Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengannya (tangan kiripula)."

    Tetapi sayangnya, perbuatan ini banyak dilakukan di kalangan kaum muslimindengan menganggap bahwa perbuatan itu adalah perbuatan sepele, atau memangkarena ketakabburannya terhadap kebenaran, serta iman meniru-niru auliya'u setan(teman-teman setan) dari golongan orang-orang kafir dan fasik.

    9. Orang-orang Arab Badui yang Tidak Sempurna Agamanya

    Mereka adalah orang-orang Badui (Arab) yang jahil. Banyak orang-orang Arabyang memakai hukum perundang-undangannya berdasar adat dan taklid (mengikutinenek moyang), tidak berdasarkan Islam sama sekali. Semuanya itu merupakan warisanjahiliyah, bahkan ada orang-orang Arab Badui yang fanatik terhadap adat-istiadat dankebudayaannya, doktrin-doktrin hari-hari besar, taklid, serta berbagai atribut lainnyameskipun bertentangan dengan syari'at Islam. Di antaranya, fanatik jahiliyah (kebulatantekad untuk mempertahankan kejahiliyahan), membangga-banggakan kebangsawanan,mencela nasab, menamakan maghrib dengan isya dan menamakan isya dengan al-atamah (kegelapan malam), bersumpah untuk thalak, menggantungkan thalak, tidak

    menikah kecuali dengan anak pamannya, dan adat-adat jahiliyah lainnya.

    Alasan Dilarangnya Tasyabbuh Terhadap Orang Kafir

    Telah disebutkan mengenai terlarangnya bertasyabuh kepada orang diluar islamterutama menyangkut tasyabbuh dalam bidang keyakinan, beberapa perkara masalahibadah, juga dari beberapa perbuatan yang menjerumuskan kepada perbuatan maksiatdan kefasikan. Seperti taklid kepada adat-istiadat atau budaya kafir. Adapun penyebabtimbulnya larangan tersebut, diantaranya:

    1. Semua perbuatan orang kafir pada dasarnya dibangun di atas pondasi kesesatandlalalah dan kerusakan fasad. Inilah sebenarnya titik tolak semua perbuatan danamalan orang-orang kafir, baik yang bersifat menakjubkan anda atau tidak, baik

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    20/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 20

    yang dzahir (nampak, nyata) kerusakannya ataupun terselubung. Karenasesungguhnya yang menjadi dasar semua aktivitas orang- orang kafir adalah dlalal(sesat), inhiraf (menyeleweng dari kebenaran), dan fasad (rusak). Baik dalamaqidah, adat-istiadat, ibadah, perayaan-perayaan hari besar, ataupun dalam polatingkah lakunya. Adapun kebaikan yang mereka perbuat hanyalah merupakan

    suatu pengecualian saja. Oleh karena itu jika ditemukan pada mereka perbuatan-perbuatan baik, maka di sisi Allah tidak memberi arti apapun baginya dan tidakdiberi pahala sedikitpun. Sebagaimana firman Allah: "Dan Kami hadapi amal yangmereka kerjakan kemudian Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yangbeterbangan." (QS. Al- Furqan: 23)

    2. Dengan bertasyabbuh terhadap orang kafir, maka seorang muslim akan menjadipengikut mereka. Yang berarti dia telah menentang atau memusuhi AllahSubhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya . Dan dia akan mengikuti jalur orang-orangyang tidak beriman. Padahal dalam perkara ini terdapat peringatan yang sangat

    keras sekali, sebagaimana Allah berfirman: "Dan barangsiapa yang menentangRasul sesudah jelas datang kepadanya petunjuk dan mengikuti jalannya orang-orang yang tidak beriman, Kami biarkan ia leluasa dengan kesesatannya (yaknimenentang Rasul dan mengikuti jalan orang-orang kafir, pen.) kemudian Kamiseret ke dalam Jahannam. Dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali."(QS. An-Nisa' 4:115)

    3. Hubungan antara sang peniru dengan yang ditiru seperti yang terjadi antara sangpengikut dengan yang diikuti yakni penyerupaan bentuk yang disertaikecenderungan hati, keinginan untuk menolong serta menyetujui semua

    perkataan dan perbuatannya. Dan sikap itulah yang menjadi bagian dari unsur-unsur keimanan, di mana seorang muslim tidak diharapkan untuk terjerumus kedalamnya. Sebagian besar tasyabbuh mewariskan rasa kagum dan mengokohkanorang- orang kafir. Dari sana timbullah rasa kagum pada agama, kebudayaan, polatingkah laku, perangai, semua kebejatan dan kerusakan yang mereka miliki.Kekagumannya kepada orang kafir tersebut akan berdampak penghinaan kepadaAs-Sunnah, melecehkan kebenaran serta petunjuk yang dibawa Rasulullah danpara salafush shalih. Karena barangsiapa yang menyerupai suatu kaum pastisepakat dengan fikrah (pemikiran) mereka dan ridla dengan semua aktivitasnya.Inilah bentuk kekaguman terhadap mereka. Sebaliknya, ia tidak akan merasa

    kagum terhadap semua hal yang bertentangan dengan apa yang dikagumitersebut.

    4. Musyabbahah (meniru-niru) itu mewariskan mawaddah (kasih sayang), mahabbah(kecintaan), dan mawalah (loyalitas) terhadap orang-orang yang ditiru tesebut.Karena bagi seorang muslim jika meniru dan mengikuti orang- orang kafir, tidakbisa tidak, dalam hatinya ada rasa ilfah (akrab dan bersahabat) dengan mereka.Dan rasa akrab dan bersahabat ini akan tumbuh menjadi mahabbah (cinta), ridlaserta bersahabat kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan akibatnya dia akanmenjauh dari orang-orang yang shalih, orang-orang yang bertakwa, orang-orang

    yang mengamalkan As-Sunnah, dan orang-orang yang lurus dalam berislam. Haltersebut merupakan suatu hal yang naluriah, manusiawi dan dapat diterima oleh

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    21/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 21

    setiap orang yang berakal sehat. Khususnya jika muqallid (si pengikut) merasasedang terkucil atau sedang mengalami kegoncangan jiwa. Pada saat yangdemikian itu apabila ia mengikuti yang lainnya, maka ia akan merasa bahwa yangdiikutinya agung, akrab bersahabat, dan terasa menyatu dengannya. Kalau tidak,maka keserupaan lahiriah saja sudah cukup baginya. Keserupaan lahiriah ini

    direfleksikan ke dalam bentuk kebudayaan dan tingkah laku. Dan tidak bisa tidak,kelak akan berubah menjadi penyerupaan batin. Hal ini merupakan proses yangwajar dan dapat diterima oleh setiap orang yang mau mengamati permasalahanini dalam pola tingkah laku manusia (human being). Sebagaimana kalau seseorangbepergian ke negeri lain maka ia akan menjadi orang asing di sana. Jika diabertemu dengan seseorang yang berpakaian sama dengan pakaiannya, kemudianberbicara dengan bahasa yang sama pula pasti akan timbul mawaddah (cinta) danilfah (rasa akrab bersahabat) lebih banyak dibanding kalau di negeri sendiri. Jadiapabila seseorang merasa serupa dengan lainnya, maka rasa persamaan ini akanmembekas di dalam hatinya. Ini dalam masalah yang biasa. Lalu bagaimana jika

    seorang muslim menyerupakan diri dengan orang-orang kafir karena kagumkepada mereka? Dan memang inilah yang kini banyak terjadi. Suatu hal yang tidakmungkin, seorang muslim bertaklid dan menokohkan orang kafir kalau tidakberawal dari rasa kagum, kemudian disusul dengan keinginan untuk mengikuti,mencontoh, dan akhiranya menumbuhkan rasa cinta yang mendalam yang disertaidengan sikap loyalitas yang tinggi. Hal itu bisa dilihat pada masa sekarang di manabanyak muslim yang bergaya hidup kebarat-baratan.

    5. Bertasyabbuh terhadap orang-orang kafir pada dasarnya akan menjerumuskankepada kehinaan, kelemahan, kekerdilan (rendah diri), dan kekalahan. Oleh

    karena itu sikap bertasyabbuh dilarang keras. Demikianlah yang terjadi padasebagian besar orang-orang yang mengikuti orang-orang kafir sekarang ini.

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    22/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 22

    Bentuk-Bentuk Tasyabbuh

    Berikut ini contoh-contok bentuk tasyabbuh,

    1. Tasyabuh Sosiologis

    a. Seorang laki-laki berpenampilan menyerupai seorang perempuan atau sebaliknya.

    "Rasulullah melaknat seorang laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yangmenyerupai laki-laki" (H.R Bukhari)b. Seorang laki-laki berkarakter dan berprilaku atau merubah jender menjadi wanita atausebaliknya.

    "Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaknat laki-laki yang berkarakter wanita dan wanitayang berkarakter laki-laki " (H.R Abu Daud) c. Seorang laki-laki memakai aksesoris atau pakaian yang biasa dipakai perempuan atausebaliknya.

    Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melaknat laki-laki memakai pakaian (aksesoris)wanita dan melaknat wanita yang memakai pakaian (aksesoris) laki-laki " (H.R Abu Daud)2. Bentuk-bentuk Tasyabbuh Teologis

    a. Iftiraq (bercerai berai dalam agama)

    Masalah pertama yang secara tegas dilarang oleh Nabi atau secara syar'i dari sikap

    tasyabbuh terhadap orang-orang kafir adalah iftiraq fi dien (berpecah belah dalamagama). Masalah ini banyak dinyatakan dalam Al-Quranul Karim dan dalam As-Sunnahyang tsabit dan shahih.

    Allah Ta'ala berfirman: "Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah datang kebenaran kepada mereka." (QS. Ali Imran 3:105).Kemudian dihubungkan dengan pernyataan Nabi tentang akan berpecah-belahnya umat ini:"pemeluk agama Yahudi terpecah menjadi 71 firqah, dan pemeluk agama Nashrani terpecahmenjadi 72 firqah, sedangkan umat ini akan terpecah menjadi 73 firqah."

    b. Membuat Bangunan di Atas Kubur, Menjadikannya Masjid dan Diibadahi, sertaMenggantung Gambar

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    23/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 23

    Beberapa masalah ini banyak dinyatakan dalam berbagai nash di antaranyasebagai berikut:

    Dan diriwayatkan oleh Ibnu Abi 'Ashim dengan sanad yang shahih: Dari Mu'awiyah ra.berkata:

    "Sesungguhnya meratakan kubur itu merupakan sunnah, dan pemeluk agama Yahudi danNashrani telah meninggikannya, maka jangan bertasyabbuh dengan mereka."

    Dengan meniru perbuatan tersebut, maka dibangunlah juga kuburan orang- orangshalih di masjid walaupun setelah dibangunnya masjid itu. Semua ini termasuk dalamlarangan. Termasuk yang dilarang adalah menjenguk atau menziarahi kubur dengantujuan berdoa di sana, atau berdoa kepada mayat, atau dalam rangka mendekatkan diri(taqarrub) kepadanya. Semua itu adalah perbuatan yang biasa dilakukan pemeluk agamaYahudi dan Nashrani, padahal Nabi telah memperingatkan tentang hal itu dengan

    peringatan yang sangat keras.

    Dan dalam Shahihain (Bukhari dan Muslim), Nabi pernah bersabda:

    "Celakalah pemeluk agama Yahudi, yang telah menjadikan kubur para nabi mereka sebagaimasjid." Dan, dalam lafadz Muslim: "Allah melaknat pemeluk agama Yahudi dan Nashranikarena mereka menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid."

    Dalam riwayat lain Nabi bersabda mengomentari kisah Ummu Salamah dan UmmuHabibah ketika mereka melihat gereja yang sangat indah dengan dihiasi gambar-gambar

    di dalamnya, maka bersabda Nabi :

    "Mereka adalah kaum yang apabila meninggal seorang yang shalih atau laki-laki yang shalih,dibangunlah di atas kubur mereka sebuah tempat peribadatan dan mereka hiasi dengan

    gambar-gambar sang mayat tersebut. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di hadapanAllah 'Azza wa Jalla." (H.R Bukhari)

    c. Tidak Menyemir Rambut yang Beruban

    Sebagian dari yang dilarang Nabi dalam bertasyabbuh dengan orang-orang kafiradalah membiarkan rambut beruban dan tidak disemir. Perbuatan semacam itu adalahmenyerupai pemeluk agama Yahudi dan Nasrani. Seperti yang termaktub dalamShahihain: Dari Abu Hurairah ra. berkata: bersabda Rasulullah : "Sesungguhnya parapemeluk agama Yahudi dan Nashrani tidak menyemir ubannya, maka selisihilah mereka."

    d. Memotong Jenggot dan Memelihara Kumis

    Perbuatan demikian itu menjadikan mereka tasyabbuh terhadap orang- orangmusyrik, pemeluk agama Majusi, Yahudi, dan Nashrani. Seperti yang banyak dinyatakandalam hadits shahih dari Nabi tentang keharusan memelihara jenggot dan memotongkumis. Dan, yang menjadi sebab, menurut Nabi adalah untuk membedakan dari orang-

    orang musyrik dan Majusi. Dalam riwayat bukhari beliau bersabda: "Selisihilah orang-orang musyrik, cukurlah kumis dan panjangkanlah jenggot." Dan, dalam riwayat lain

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    24/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 24

    seperti yang termaktub dalam hadits Muslim juga: "Potonglah kumis dan panjangkanlahjenggot. Selisihilah dengan pemeluk agama Majusi."

    e. Perayaan, Pesta, dan Memasang Umbul-umbul

    Seperti telah diketahui bahwa tidak disyari'atkan berhari raya kecuali Idul Adhadan Idul Fitri. Sesungguhnya memperbanyak hari besar merupakan ajaran agama AhliKitab, orang-orang kafir, musyrikin, agama Majusi, dan orang-orang jahiliyah. Dan, Nabitelah melarang kaum muslimin merayakan lebih dari dua hari raya itu (Idul Adha dan IdulFitri).

    Rasulullah melarang penduduk Madinah menghidupkan hari-hari besar mereka ataupunsejarah kebudayaan tradisionalnya. Seperti yang diriwayatkan Abu Dawud, Ahmad, danNasa'i dengan sanad yang shahih dengan syarat Muslim:

    Rasulullah tiba di Madinah, ketika itu mereka mempunyai dua hari raya dan mereka bersukaria pada kedua hari itu. Maka, beliau bertanya: "Dua hari raya apa ini?" Mereka menjawab:"Dua hari di mana kita bersuka ria di masa jahiliyah." Maka Rasulullah bersabda:"Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dua hari raya yang lebih baik daripadaitu, yakni Idul Adha dan Idul Fitri."

    Dan, Umar bin Khattab ra. pernah berkata: "Jauhilah musuh-musuh Allah dengan menjauhi(tidak merayakan) hari-hari besar mereka."(H.R Baihaqi)

    Karena Ied (hari raya) merupakan ketetapan syari'at maka tidak boleh ditambah-

    tambah ataupun dikurangi. Telah dimaklumi di kalangan ahli ilmu bahwa termasuk haribesar adalah semua keramaian (perayaan) yang diadakan muslimin dalam hal ini pada waktu-waktu tertentu secara berulang-ulang (rutin). Boleh jadi setiap bulan atausetiap tahun atau setiap dua tahun atau setiap lima atau sepuluh tahun, baik sehari atauseminggu berturut-turut. Prinsipnya, tradisi tersebut selalu dirayakan oleh umat dalamjangka waktu tertentu, dan dengan cara (pola) tertentu. Semua itu termasuk disebut Ied(hari raya), walaupun bukan termasuk hari raya resmi atau hari raya yang telahdisepakati. Termasuk dalam hal ini adalah yang sering disebut dengan hari besar nasional,ulang tahun pernikahan (kawin emas, kawin perak di Jawa, misalnya, pent.), ulang tahunkelahiran, selamatan, perayaan kelas, dan lain-lain hari besar.

    f. Meninggalkan Makan Sahur

    Hal ini sebagaimana dilakukan oleh pemeluk agama Yahudi dan Ahli Kitab. Merekatidak pernah makan sahur kalau akan berpuasa. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabibersabda:

    "Perbedaan antara shaum kita dengan shaum Ahli Kitab adalah makan sahur."

    g. Mengakhirkan Berbuka

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    25/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 25

    Sesungguhnya menyegerakan berbuka merupakan sunnah dan akan dijadikanpembeda dengan pemeluk agama Yahudi dan Nashrani. Seperti yang diriwayatkan AbuDawud dan Hakim, dan dishahihkannya, bahwa Nabi bersabda:

    "Agama akan selalu tegak selama manusia menyegerakan berbuka, karena pemeluk agama

    Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya."

    h. Berdiri Memberi Hormat

    Dilarang berdiri kepada seseorang sebagai penghormatan kepadanya, khususnyajika orang tersebut mempunyai kedudukan atau kekuasaan dan termasuk dari kalanganpejabat tinggi. Adanya larangan tersebut telah dinyatakan dalam nash yang banyak.

    Dalam riwayat Muslim dikatakan:

    "Hampir saja kalian melakukan perbuatan sebagai-mana diperbuat oleh orang-orang Persiadan Romawi, mereka berdiri untuk menghormat raja mereka, sedangkan raja-raja tesebutdalam keadaan duduk."

    i. Meratapi Mayat

    Menangisi mayat sambil meratapi kemudian menyediakan suatu sarana agarorang lain melakukannya juga, merupakan perbuatan yang dilakukan oleh orang- orangjahiliyah. Rasulullah pernah bersabda dalam suatu hadits muttafaqun 'alaihi: "Bukan darigolonganku orang-orang yang memukul pipinya, menyobek kantung bajunya, dan

    menyeru dengan seruan jahiliyah." Perangai ini juga banyak menimpa kalangan musliminsekarang ini.

    j. Bangga dengan Kebangsawanan, Mencela Nasab, dan Minta Hujan Kepada Bintang-bintang

    Semua ini merupakan perbuatan orang-orang jahiliyah yang telah dilarang Nabidengan sabdanya:

    "Empat perkara yang masih dikerjakan umatku dan merupakan perbuatan jahiliyah sertamereka tidak mau meninggalkannya yaitu: berbangga-bangga dengan kebangsawanan,mencela nasab, minta hujan kepada bintang-bintang, dan menangisi mayat sambilmeratapi." (H.R Muslim)

    k. Fanatik Kesukuan, Fanatik Madzab, dan Fanatik Kebangsaan

    Fanatisme kesukuan, fanatisme madzab, dan fanatisme kebangsaan serta segalabentuk ashabiyah atau fanatisme kepada selain Islam. Tujuannya agar timbul rasa banggadan ta'ashub (membanggakan keturunan). Sesungguhnya semua perbuatan tersebutmerupakan perbuatan jahiliyah. Nabi telah bersabda dalam hadits shahih:

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    26/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 26

    "Bukan golonganku orang-orang yang menyeru kepada ashabiyah, dan bukan golongankuorang yang berperang karena ashabiyah, bukan golonganku orang-orang yang mati dalammembela ashabiyah." (HR. Abu Dawud dan Muslim dengan makna yang sama.)

    l. Menyambung Rambut Bagi Wanita

    Yang dimaksud menyambung rambut di sini adalah menyambung atau menambahrambut dengan rambut palsu yang telah Allah ciptakan atas wanita itu (walaupun rambutasli), sebagaimana dilakukan pemeluk agama Yahudi. Jika wanita muslimah mengubahrambut aslinya (seperti menyambung dengan rambut palsu, pent.), maka sesungguhnyadia tidak/bukan bentuk asli, dan telah melanggar batas ketentuan-ketentuan yangdipahami para ahli ilmu. Seperti yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari haditsMuawiyah ra. yang berkata ketika mengisahkan rambut yang disambung:

    "Sesungguhnya yang menyebabkan Bani Israil binasa adalah karena mereka mengambil ini

    (rambut palsu) untuk wanita mereka." aku tidak melihat seorang pun mengerjakannyakecuali pemeluk agama Yahudi."

    Penutup

    Bid'ah dan tasyabuh adalah dua perkara yang telah menjadi "baju" umat Islamakhir zaman. Sumber dari bid'ah dalam agama bisa berasal dari tasyabbuh terhadapagama non-Islam dan juga murni inovasi seseorang baik dengan mengurangi ataumenambah syari'at. Bid'ah dan tasyabbuh dalam kalangan umat Islam bukanlah hanyasemata-mata terjadi secara alamiah sebagai efek dari akulturasi budaya, atau

    kecenderungan manusia mengikuti hawa nafsu, namun diluar itu ada proses rekayasa(makar) yang dilakukan oleh kelompok tertentu yang bertujuan untuk menghancurkanagama samawi dan menggantikannya dengan agama baru bikinan mereka. Merekabersembunyi pada kelompok manusia beragama, namun sebenarnya mereka adalahmanusia atheis, manusia yang tidak mengakui eksistensi Allah, manusia picik danpengecut, manusia penyembah setan. Al-Qur'an hanya memberikan peringatan kepadaorang yang beriman untuk selalu waspada terhadap dua kelompok manusia yang"berbaju agama samawi" (Yahudi dan Nashrani), karena dua kelompok manusia"beragama" ini yang secara defato telah melakukan tahrif (rekayasa, inovasi danpenyelewengan) terhadap kemurniaan ajaran agama Tauhid. Selanjutnya mereka

    melakukannya terhadap al-Islam, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah 2:120

    Pemeluk agama Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamumengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yangbenar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuandatang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-

    Baqarah 2:120)

  • 7/23/2019 Bid'ah Dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam

    27/27

    Bidah dan Tasyabbuh Disekitar Umat Islam Agus Junaedi M.Ag.

    Hal. | 27

    Kalau kita tidak membangun kesadaran (al-Wa'yu) dan beriman terhadap ajaranyang ada dalam al-Qur'an, maka nasib umat islam pun akan sama dengan umatsebelumnya, menjadi al-maghdub (dibenci Allah) dan al-Dhallun (sesat).

    Dengan membangun kesadaran kita tidak akan salah melihat musuh kita

    sebenarnya, dialah setan dan para pengikut ajarannya dari kelompok jin dan manusiayang berkalaborasi membangun sebuah tatanan dan sistem untuk menyeret manusiasupaya sesat yang terus berkesinambungan. Liciknya mereka bersembunyi dan "berbajuagama" sehingga banyak manusia yang tertipu olehnya.

    Orang yang belajar sejarah dari Al-Qur'an, akan melihat jelas "link" gerakan makariblis dan balatentaranya. Secara implisit Al-Qur'an menggambarkan makar dimulai dariQabil, Namrudz, kabinet Fir'aun sampai kelompok yang bersembunyi dalam wadah"agama" Yahudi dan Nashrani, semuanya merupakan pelajaran berharga bagi umatberiman.

    Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yangmempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk danrahmat bagi kaum yang beriman. (QS Yusuf 12:111)Referensi:

    [1] Ibn al-Jawzi, Talbis Iblis (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah 994), 24. atau al-Shatibi, alI'tisam (Beirut: Dar al Kutub al Ilmiah, 1991), 27.[2] Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), Jilid I, 217[3] Muhammad Abd al Salam al Shaqiri, al Sunan wa al Mubtadaat (Beirut: Dar al Kutub alIlmiah, 1994), 17. bisa dilihat juga dalam Ali Mahfuz, al Ibda fi Madar al Ibtida (Kairo: Daral Itisam, t.t.), 26. atau al-Shatibi, al Itisam, 28.[4] Abdul Aziz Dahlan (ed.) Ensiklopedi Hukum Islam, Vol. I (Jakarta: Ichtiar Baru, 2001),217-218.

    [5] Ali Mahfuz, al Ibda fi Madar al Ibtida, 38-39.[6] Ali Mahfuz, al Ibda, 28.

    Semoga Bermanfaat