BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

19
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mlilir 01, yaitu sekolah dasar yang terletak di Dusun Mlilir, Desa Mlilir, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis lokasi SD Negeri Mlilir 01 berada 1,5 km dari jalan tembus Bandungan-Semarang dan 3 km dari jalan raya Ambarawa. Sedangkan jarak UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan dengan SD Negeri Mlilir 01 kurang lebih 3 km. Meskipun tidak dilewati angkutan umum tetapi akses menuju SD Negeri Mlilir 01 relatif mudah. Bisa dikatakan bahwa lokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan. SD Negeri Mlilir 01 berada pada lokasi yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh para siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten. 4.1.2 Gambaran Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri Mlilir 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 36 yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 4.1.3 Kondisi Pra Siklus Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Mlilir 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 36 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mlilir 01, yaitu sekolah dasar

yang terletak di Dusun Mlilir, Desa Mlilir, Kecamatan Bandungan, Kabupaten

Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis lokasi SD Negeri Mlilir 01

berada 1,5 km dari jalan tembus Bandungan-Semarang dan 3 km dari jalan raya

Ambarawa. Sedangkan jarak UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan dengan SD

Negeri Mlilir 01 kurang lebih 3 km. Meskipun tidak dilewati angkutan umum

tetapi akses menuju SD Negeri Mlilir 01 relatif mudah. Bisa dikatakan bahwa

lokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

SD Negeri Mlilir 01 berada pada lokasi yang strategis sehingga mudah dijangkau

oleh para siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun Dinas Pendidikan

Kabupaten.

4.1.2 Gambaran Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri Mlilir 01 Kecamatan

Bandungan Kabupaten Semarang dengan jumlah siswa 36 yang terdiri dari 20

siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam dengan materi Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.

4.1.3 Kondisi Pra Siklus

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Mlilir 01

Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 dengan

jumlah siswa 36 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terlihat bahwa

kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi siswa

pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan dimana sebagian siswa

memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

39

Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan (KKM=70)

Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

< 70 Tidak Tuntas 24 66,67 %

≥ 70 Tuntas 12 33,33 %

Jumlah 36 100 %

Dilihat dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pelajaran IPA kelas V SD

Negeri Mlilir 01 pada Pra Siklus pembelajaran belum efektif dengan banyaknya

siswa yang belum tuntas dalam belajarnya. Diketahui skor nilai < 70 frekuensinya

ada 24 siswa (66,67 % dari jumlah keseluruhan siswa) dan skor nilai ≥ 70

frekensinya ada 12 (33,33 % dari jumlah keseluruhan siswa)

Jumlah keseluruhan siswa 36 dengan nilai rata-rata 62,4, nilai tertinggi

adalah 86 dan nilai terendah adalah 24. Sehingga peneliti perlu mengadakan

tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar mata pelajaran

IPA pada siswa kelas V SD Negeri Mlilir 01. Berdasarkan tabel 4.1 dapat

digambarkan dalam gambar grafik 4.1

Gambar 4.1 Grafik Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan

0

5

10

15

20

25

30

< 70 ≥ 70

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

40

Berdasarkan gambar tabel 4.1 bisa dilihat bahwa frekuensi nilai ketuntasan

belajar pada mata pelajaran IPA, siswa yang memiliki nilai kurang dari 70 ada 24

siswa atau 66,67% sedangkan yang sudah mencapai KKM ada 12 siswa atau

33,33%. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada gambar 4.2

Berdasarkan gambar 4.2 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum tindakan

adalah 67% dari jumlah keseluruhan siswa yang belum tuntas dan hanya 33% dari

jumlah keseluruhan siswa yang telah tuntas. Rendahnya hasil belajar IPA

dipengaruhi oleh Guru dalam menerangkan cenderung menggunakan metode

ceramah dan pemberian tugas tanpa adanya interaksi yang membuat siswa lebih

aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas sehingga menimbulkan kecenderungan

siswa untuk berbicara dan bercanda dengan temannya dan tidak memperhatikan

penjelasan dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti pada

gambar 4.2 dengan ketuntasan 33%, peneliti merancang penelitian tindakan kelas

sesuai rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan

penelitian menggunakan TGT (Teams Games Tournament) yang akan diterapkan

dalam dua Siklus dan setiap Siklus memuat dua kali pertemuan.

4.1.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) materi

“Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya”, peneliti mempelajari materi serta

67%

33%

Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Sebelum

Tindakan

< 70 Tidak Tuntas

≥ 70 Tuntas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

41

mempersiapkan media dan alat terlebih dahulu agar menguasai materi yang

akan diajarkan. Perangkat pembelajaran juga disiapkan seperti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar

evaluasi Siklus I, rubrik penilaian keaktifan dan penerapan pembelajaran TGT.

b. Tindakan dan Observasi

1. Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Maret 2014, beberapa

kegiatan seperti berikut:

Kegiatan Awal:

Pertemuan pertama berlangsung pada pukul 07.00 – 08.10 WIB.

Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai persiapan

pembelajaran. Dalam pembelajaran siswa akan dibagi menjadi 6 kelompok

dan masing-masing kelompok berjumlah 6 siswa. Siswa duduk di kursi

semula mereka duduk. Peneliti membawa nomor yang terdiri dari nomor

satu sampai dengan nomor enam. Siswa berebut nomor dan nomor yang

didapatnya akan menjadi nomor kelompok mereka. Bagi siswa yang

mendapat nomor satu, maka dia akan berkumpul dengan siswa lain yang

mendapat nomor sama dan duduk di meja kelompok satu dan seterusnya

sampai dengan kelompok enam. Untuk mengawali pembelajaran peneliti

mengucapkan salam, absensi kelas dan melakukan apersepsi dengan

bertanya kepada siswa “Mengapa ketika malam hari dan berjalan di jalan

yang menikung, kita bisa melihat sorot lampu kendaraan dari arah yang

berlawanan?” Peneliti menginformasi tentang materi yang akan dipelajari

yaitu “Cahaya dapat merambat lurus” Peneliti menjelaskan Model

pembelajaran yang digunakan yakni Model TGT (Teams Games

Tournament)

Kegiatan Inti:

Peneliti menjelaskan tentang sifat cahaya yang merambat lurus.

Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang sifat cahaya merambat

lurus dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

42

membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada setiap kelompok. Siswa

melakukan percobaan yaitu mengamati cahaya lilin melalui tiga karton

yang dilubangi, siswa mendiskusikan hasil dari percobaan berikut.

Kelompok yang sudah selesai menyerahkan hasil diskusinya kepada

peneliti. Setelah semua terkumpul, peneliti menunjuk kelompok yang

selesai pertama kali dengan mewakilkan anggotanya untuk maju ke depan

menyampaikan hasil diskusinya. Kelompok yang lainnya menanggapi

hasil diskusi kelompok yang maju. Peneliti membuat game, yaitu

menyuruh setiap kelompok untuk membuat pertanyaan yang akan

dikerjakan oleh kelompok lain. Setelah semua kelompok mendapat dan

mengerjakan pertanyaan dari kelompok lain, peneliti mengadakan

pertandingan yaitu memberi soal rebutan untuk semua kelompok.

Kelompok yang bisa menjawab banyak pertanyaan dan jawabannya benar

akan menjadi pemenangnya. Peneliti bersama siswa bertanya jawab

tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa serta meluruskan

kesalahpahaman yang terjadi. Siswa menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan peneliti

Kegiatan Akhir:

Siswa membuat rangkuman. Peneliti memberikan motivasi kepada

siswa agar lebih giat belajar.

2. Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilakukan pada hari Kamis, 20 Maret 2014, beberapa

kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.00 – 08.10 WIB.

Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai dengan persiapan

pembelajaran. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya kemarin yang

satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mengawali pembelajaran,

peneliti mengucapkan salam, absensi kelas, dan melakukan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa “Ketika main petak umpet, Dodi

bersembunyi di dalam lemari kayu sedangkan Anton bersembunyi di

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

43

bawah meja kaca. Siapa yang tertangkap terlebih dahulu?” Peneliti

menjelaskan bahwa Model pembelajaran yang digunakan yakni Model

TGT (Teams Games Tournament)

Kegiatan Inti:

Peneliti menjelaskan tentang sifat cahaya yang menembus benda

bening. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan

untuk menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang sifat cahaya

menembus benda bening dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Peneliti membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada setiap kelompok.

Siswa melakukan percobaan yaitu menyinari benda-benda yang telah

disiapkan oleh peneliti dengan senter kemudian mengelompokkan benda-

benda tersebut ke dalam tabel benda tembus cahaya atau benda tidak

tembus cahaya, siswa mendiskusikan hasil dari percobaan berikut.

Kelompok yang sudah selesai menyerahkan hasil diskusinya kepada

peneliti. Setelah semua terkumpul, peneliti menunjuk kelompok yang

selesai pertama kali dengan mewakilkan anggotanya untuk maju ke depan

menyampaikan hasil diskusinya. Kelompok yang lainnya menanggapi

hasil diskusi kelompok yang maju. Peneliti membuat game, yaitu

menyuruh setiap kelompok untuk membuat pertanyaan yang akan

dikerjakan oleh kelompok lain. Setelah semua kelompok mendapat dan

mengerjakan pertanyaan dari kelompok lain, peneliti mengadakan

pertandingan yaitu memberi soal rebutan untuk semua kelompok.

Kelompok yang bisa menjawab banyak pertanyaan dan jawabannya benar

akan menjadi pemenangnya. Peneliti bersama siswa bertanya jawab

tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa serta meluruskan

kesalahpahaman yang terjadi. Siswa menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan peneliti

Kegiatan Akhir:

Siswa membuat rangkuman. Peneliti membagikan lembar evaluasi

Siklus I untuk dikerjakan oleh siswa secara individu.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

44

c. Hasil Observasi

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran

yang telah diterapkan oleh peneliti. Untuk mengukur keberhasilan penerapan

menggunakan TGT (Teams Games Tournament) dalam kegiatan pembelajaran

digunakan lembar observasi yang diambil dari lembar observasi aktivitas guru

mengajar (yang dalam hal ini kegiatan mengajar dilakukan oleh peneliti) dan

lembar observasi aktifitas siswa.

Data hasil observasi guru (dalam hal ini yang melakukan proses

pembelajaran adalah peneliti) dan observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada

tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Observasi Kegiatan Peneliti dan Siswa Siklus I

No Pertemuan

Hasil Observasi

Peneliti Siswa

Jumlah Skor Kriteria Jumlah Skor Kriteria

1 1 77 B (Baik) 63 C (Cukup)

2 2 83 B (Baik) 75 B (Baik)

Dari data tabel 4.2 untuk Siklus I dapat disimpulkan bahwa pada

pertemuan I pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams Games Tournament)

yang diterapkan oleh peneliti memperoleh jumlah 77 dengan kategori B (Baik) hal

ini dikarenakan peneliti masih canggung dengan siswa. Peneliti sudah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Model TGT (Teams Games

Tournament) tetapi belum maksimal karena masih ada beberapa siswa yang

berbicara sendiri, tidak berdiskusi tentang materi pelajaran tetapi berbicara hal

lain. Observasi aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru kelas dapat disimpulkan

bahwa pada pertemuan I pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams Games

Tournament) memperoleh jumlah 63 dengan kategori C (Cukup) hal ini

dikarenakan masih ada beberapa siswa yang tidak ikut berdiskusi dalam

kelompoknya. Mereka masih asyik berbicara sendiri dan bercanda dengan

temannya. Ketika peneliti berada dalam satu kelompok, kelompok lain cenderung

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

45

bermain sendiri dan ketika peneliti mendekati kelompok yang bermain sendiri tadi

kelompok yang tidah diawasi menjadi gaduh.

Pada pertemuan ke-II pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams

Games Tournament) yang diterapkan oleh peneliti memperoleh jumlah 83 dengan

kategori B (Baik). Ada sedikit peningkatan dibandingkan dengan pertemuan

pertama, hal ini dikarenakan peneliti sudah menggunakan Model TGT (Teams

Games Tournament) secara maksimal dan sudah terbiasa dengan siswa. Walaupun

masih ada sebagian dari siswa didalam anggota kelompoknya masih suka

berbicara sendiri dan bercanda dengan temannya. Observasi aktivitas siswa yang

dilakukan oleh guru kelas dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan II

pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams Games Tournament)

memperoleh jumlah 75 dengan kategori B (Baik). Aktivitas siswa sudah

meningkat dibandingkan dengan pertemuan I. Meskipun tetap ada beberapa siswa

yang tidak ikut berdiskusi dalam kelompoknya dan sibuk bermain sendiri.

4.1.5 Hasil Analisis Data Siklus I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Model TGT

(Teams Games Tournament) yang terdiri dari 2 pertemuan pada Siklus I dan

diperoleh hasil belajar pada pertemuan ke-2 seperti pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Rekapitulasi Nilai Siklus I (KKM ≥70)

Skor Kriteria Frekuensi Persentase %

< 70 Tidak Tuntas 9 25 %

≥ 70 Tuntas 27 75 %

Jumlah 36 100 %

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model TGT

(Teams Games Tournament) ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang

diperoleh pada Pra Siklus, untuk skor nilai <70 terdapat 9 siswa dengan

persentase 25% dan skor nilai ≥70 terdapat 27 siswa dengan persentase 75%. Jadi

dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 27

siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

46

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.3 dapat dilihat pada distribusi

frekuensi diagram batang pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus I

Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa Siklus I dapat diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 9 siswa. Sedangkan yang

sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 27 siswa. Persentase belajar siswa

pada tabel 4.3 dapat dilihat pada gambar 4.4

Berdasarkan pada gambar 4.4 kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan Model TGT (Teams Games Tournament) siswa yang belum tuntas

atau di bawah KKM sebanyak 9 siswa dengan persentase 25% sedangkan siswa

yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 27 siswa dengan persentase 75%. Untuk

lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa diatas KKM yaitu

70 diperlukan Siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan Model TGT

(Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas siswa

dalam mata pelajaran IPA.

0

5

10

15

20

25

30

< 70 ≥ 70

25%

75%

Gambar 4.4

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus I

< 70Tidak Tuntas

≥ 70 Tuntas

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

47

4.1.6 Refleksi Siklus I

Setelah melakukan perbaikan pembelajaran, guru kelas melakukan diskusi

dengan peneliti yang telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan

Model TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan hasil belajar dan

keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA dari awal sampai akhir dan juga telah

mencatat semua temuan dalam perbaikan pembelajaran Siklus I. Yang selanjutnya

akan digunakan untuk menyusun perbaikan pembelajaran Siklus II.

Setelah selesai perbaikan pada Siklus I, maka dilaksanakan evaluasi untuk

mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang

diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar yaitu 70, maka diperoleh dari siswa

yang berjumlah 36 sebanyak 27 siswa yang belum tuntas dengan persentase 75%

dan 9 siswa yang telah tuntas dengan persentase 25%.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah

meningkat, semula 66,66% menjadi 75% dengan nilai maksimal 93 dan minimal

60, rata-rata semula 64,2 menjadi 75,53. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada

Siklus I akan dilanjutkan pada Siklus II dengan penerapan pembelajaran

menggunakan Model TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan hasil

belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri

Mlilir 01. Diketahui hasil pengamatan dari guru kelas pada Siklus I maka secara

keseluruhan hasil refleksi yang dilakukan oleh guru kelas dan peneliti sebagai

berikut:

Hambatan:

Penggunaan Model TGT (Teams Games Tournament) dalam penerapannya

masih ada kekurangan yang terjadi. Ketika siswa melakukan diskusi peneliti

kurang memantau diskusi kelompok siswa dan pantauannya kurang

menyeluruh di semua kelompok. Siswa masih berbicara sendiri dan bercanda

dengan temannya.

Penyelesaian:

Untuk mengatasi hal dimana siswa lebih cenderung berbicara dan bercanda

dengan temannya, peneliti akan memberikan hadiah kepada kelompok yang

paling aktif dalam bekerjasama menyelesaikan LKS dan kelompok yang

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

48

tercepat dalam mengerjakan LKS. Peneliti akan lebih memantau diskusi siswa

dan pantauannya akan dilakukan secara merata pada semua kelompok.

4.1.7 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Dalam Siklus II terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) materi

“Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya”, peneliti mempelajari materi serta

mempersiapkan media dan alat terlebih dahulu agar menguasai materi yang

akan diajarkan. Perangkat pembelajaran juga disiapkan seperti Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar

evaluasi Siklus I, rubrik penilaian keaktifan dan penerapan pembelajaran TGT.

b. Tindakan dan Observasi

1. Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Maret 2014,

beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.00 – 08.10 WIB.

Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai dengan persiapan

pembelajaran. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya kemarin pada

Siklus I yang satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mengawali

pembelajaran, peneliti mengucapkan salam, absensi kelas, dan melakukan

apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Mengapa kita bisa melihat diri

kita pada cermin?” Peneliti menjelaskan bahwa Model pembelajaran yang

digunakan yakni Model TGT (Teams Games Tournament)

Kegiatan Inti:

Peneliti menjelaskan tentang sifat cahaya yang dapat dipantulkan.

Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang sifat cahaya dapat

dipantulkan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti

membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada setiap kelompok. Siswa

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

49

melakukan percobaan yaitu mengamati bayangan yang terbentuk pada

cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung, siswa mendiskusikan

hasil dari percobaan berikut. Kelompok yang sudah selesai menyerahkan

hasil diskusinya kepada peneliti. Setelah semua terkumpul, peneliti

menunjuk kelompok yang selesai pertama kali dengan mewakilkan

anggotanya untuk maju ke depan menyampaikan hasil diskusinya.

Kelompok yang lainnya menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju.

Peneliti membuat game, yaitu menyuruh setiap kelompok untuk membuat

pertanyaan yang akan dikerjakan oleh kelompok lain. Setelah semua

kelompok mendapat dan mengerjakan pertanyaan dari kelompok lain,

peneliti mengadakan pertandingan yaitu memberi soal rebutan untuk

semua kelompok. Kelompok yang bisa menjawab banyak pertanyaan dan

jawabannya benar akan menjadi pemenangnya. Peneliti bersama siswa

bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa serta

meluruskan kesalahpahaman yang terjadi. Siswa menyimpulkan hasil

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan peneliti

Kegiatan Akhir:

Siswa membuat rangkuman. Peneliti memberikan motivasi kepada

siswa agar lebih giat belajar.

2. Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Maret 2014,

beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.00 – 08.10 WIB.

Sebelum pembelajaran dimulai, ruang ditata rapi sesuai dengan persiapan

pembelajaran. Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya kemarin yang

satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mengawali pembelajaran,

peneliti mengucapkan salam, absensi kelas, dan melakukan apersepsi

dengan bertanya kepada siswa “Ketika minum es teh dalam gelas

menggunakan sedotan, sedotan terlihat seperti patah di dalam gelas.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

50

Mengapa demikian?” Peneliti menjelaskan bahwa Model pembelajaran

yang digunakan yakni Model TGT (Teams Games Tournament)

Kegiatan Inti:

Peneliti menjelaskan tentang sifat cahaya yang dapat dibiaskan.

Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang bertujuan untuk

menggali pengetahuan yang dimiliki siswa tentang sifat cahaya dapat

dibiaskan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti

membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada setiap kelompok. Siswa

melakukan percobaan yaitu mengamati sedotan, bolpoin, sendok jika

dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air dan ukuran uang logam yang

dimasukkan ke dalan gelas berisi air, siswa mendiskusikan hasil dari

percobaan berikut. Kelompok yang sudah selesai menyerahkan hasil

diskusinya kepada peneliti. Setelah semua terkumpul, peneliti menunjuk

kelompok yang selesai pertama kali dengan mewakilkan anggotanya untuk

maju ke depan menyampaikan hasil diskusinya. Kelompok yang lainnya

menanggapi hasil diskusi kelompok yang maju. Peneliti membuat game,

yaitu menyuruh setiap kelompok untuk membuat pertanyaan yang akan

dikerjakan oleh kelompok lain. Setelah semua kelompok mendapat dan

mengerjakan pertanyaan dari kelompok lain, peneliti mengadakan

pertandingan yaitu memberi soal rebutan untuk semua kelompok.

Kelompok yang bisa menjawab banyak pertanyaan dan jawabannya benar

akan menjadi pemenangnya. Peneliti bersama siswa bertanya jawab

tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa serta meluruskan

kesalahpahaman yang terjadi. Siswa menyimpulkan hasil kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan dengan bimbingan peneliti

Kegiatan Akhir:

Siswa membuat rangkuman. Peneliti membagikan lembar evaluasi

Siklus II untuk dikerjakan oleh siswa secara individu.

c. Hasil Observasi

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran

yang telah diterapkan oleh peneliti. Untuk mengukur keberhasilan penerapan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

51

menggunakan TGT (Teams Games Tournament), dalam kegiatan pembelajaran

menggunakan lembar observasi yang diambil dari lembar observasi aktivitas guru

mengajar (yang dalam hal ini kegiatan mengajar dilakukan oleh peneliti) dan

lembar observasi aktifitas siswa.

Data hasil observasi guru (dalam hal ini yang melakukan proses

pembelajaran adalah peneliti) dan observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada

tabel 4.4

Tabel 4.4

Hasil Observasi Kegiatan Peneliti dan Siswa Siklus II

No Pertemuan

Hasil Observasi

Peneliti Siswa

Jumlah

Skor

Kriteria Jumlah

Skor

Kriteria

1 1 93 A ( Sangat Baik) 89 A ( Sangat Baik)

2 2 96 A ( Sangat Baik) 92 A ( Sangat Baik)

Dari data tabel 4.4 untuk Siklus II dapat disimpulkan bahwa pada

pertemuan I pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams Games Tournament)

yang diterapkan oleh peneliti memperoleh jumlah 93 dengan kategori A (Sangat

Baik) hal ini dikarenakan peneliti sudah bisa adaptasi dengan kondisi siswa.

Peneliti sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Model TGT (Teams

Games Tournament) secara maksimal. Observasi aktivitas siswa yang dilakukan

oleh guru kelas dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran

menggunakan Model TGT (Teams Games Tournament) memperoleh jumlah 89

dengan kategori A (Sangat Baik), siswa dalam bekerjasama sudah melibatkan

semua anggota kelompok, setiap kelompok mendiskusikan materi yang sedang

diajarkan.

Pada pertemuan ke-II pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams

Games Tournament) yang diterapkan oleh peneliti memperoleh jumlah 96 dengan

kategori A (Sangat Baik). Terjadi peningkatan dibandingkan dengan pertemuan

pertama, hal ini dikarenakan peneliti sudah menggunakan Model TGT (Teams

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

52

Games Tournament) secara maksimal dan sudah terbiasa dengan siswa serta dapat

menguasai kelas. Siswa terlihat senang dalam mengikuti pembelajaran. Observasi

aktivitas siswa yang dilakukan oleh guru kelas dapat disimpulkan bahwa pada

pertemuan II pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams Games

Tournament) memperoleh jumlah 92 dengan kategori A (Sangat Baik). Aktivitas

siswa sudah meningkat dibandingkan dengan pertemuan I. siswa dalam

bekerjasama dengan kelompoknya terlihat kompak dan senang melakukan

percobaan-percobaan yang ada dalam LKS.

4.1.8 Hasil Analisis Data Siklus II

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Model TGT

(Teams Games Tournament) yang terdiri dari 2 pertemuan pada Siklus II dan

diperoleh hasil belajar pada pertemuan ke-2 seperti pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Rekapitulasi Nilai Siklus II (KKM ≥70)

Skor Kriteria Frekuensi Persentase %

< 70 Tidak Tuntas 2 5,6 %

≥ 70 Tuntas 34 94,4 %

Jumlah 36 100 %

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model TGT

(Teams Games Tournament) ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang

diperoleh pada Siklus I, untuk skor nilai < 70 terdapat 2 siswa dengan persentase

5,6% dan skor nilai ≥ 70 terdapat 34 siswa dengan persentase 94,4%. Jadi dapat

dilihat dari nilai KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 34 siswa

dari jumlah keseluruhan 36 siswa dengan rata-rata 85,19 nilai tertinggi 100 dan

nilai terendah 67.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.5 dapat dilihat pada distribusi

frekuensi diagram batang pada gambar 4.5

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

53

Gambar 4.5 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus II

Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa Siklus II dapat diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 2 siswa. Sedangkan yang

sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 34 siswa. Persentase belajar siswa

pada tabel 4.5 dapat dilihat pada gambar 4.6

Berdasarkan pada gambar 4.6 kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan Model TGT siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa dengan

persentase 6% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 34 siswa

dengan persentase 94% yang berarti indikator kinerja penelitian pada Siklus II

telah tercapai dengan baik.

4.1.9 Refleksi Siklus II

Setelah selesai pembelajaran pada Siklus II maka dilaksanakan evaluasi

untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

< 70 ≥ 70

6%

94%

Gambar 4.6

Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II

< 70Tidak Tuntas

≥ 70 Tuntas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

54

yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar nilai 70 maka diperoleh dari

seluruh jumlah siswa yang berjumlah 36 siswa dalam belajarnya sebanyak 34

siswa yang tuntas dengan mendapat nilai ≥70.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah

meningkat, semula 75% menjadi 94% dengan nilai maksimal 100 dan minimal 67,

rata-rata semula 75,53 menjadi 85,19. Dengan demikian berdasarkan hasil

evaluasi tertulis siswa pada Siklus II telah mencapai indikator kinerja dan

mengalami peningkatan dibandingkan Siklus I.

Diketahui hasil pengamatan pada Siklus I yaitu penggunaan Model TGT

(Teams Games Tournament) dalam penerapannya masih banyak kekurangan yang

terjadi, saat siswa melakukan diskusi guru kurang memantau diskusi siswa, siswa

saat melakukan diskusi cenderung berbicara dengan teman dan membicarakan hal

yang lain diluar materi pembelajaran.

Pada Siklus II ini telah dilakukan perbaikan yaitu saat siswa melakukan

diskusi peneliti berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk

memantau dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan

untuk mengurangi intensitas siswa yang berbicara sendiri di luar topik

pembelajaran, peneliti memberikan hadiah kepada setiap kelompok yang paling

aktif dalam berdiskusi dan bekerjasama serta kelompok yang paling cepat

mengerjakan LKSnya. Siswa merasa terpacu untuk melakukan diskusi secara aktif

dan saling kerjasama tiap kelompok karena diberi rangsangan yang berupa hadiah.

4.1.10 Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Kondisi Awal, Silus I dan Siklus II

N

o

Nilai Kondisi Awal Siklus I Siklus II

frekuensi persen Frekuensi persen frekuensi persen

1 Tdk Tuntas 24 66,7% 9 25% 2 5,6%

2 Tuntas 12 33,3% 27 75% 34 94,4%

Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

55

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.6 dapat dilihat

adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti

untuk klasifikasi tuntas sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 12 siswa.

Sedangkan setelah Siklus I siswa yang tuntas ada 27 siswa dan setelah Siklus II

yang tuntas ada 34 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan

Model TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

Pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum tindakan terdapat 24 siswa yang tidak

tuntas, setelah Siklus I ada 9 siswa yang tidak tuntas dan setelah Siklus II ada 2

siswa yang tidak tuntas belajar. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.7 Grafik Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD Negeri

Mlilir 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang ditemukan bahwa hasil

belajar IPA masih rendah. Hal ini disebabkan karena kurangnya keaktifan yang

terjadi selama proses pembelajaran. Siswa cenderung bermain sendiri dan tidak

memperhatikan proses pembelajaran. Siswa cenderung mendengarkan ceramah

guru sehingga siswa terkesan bosan pada proses pembelajaran. Siswa masih

bekerja secara individual, tidak tampak kreatif siswa dan siswa tidak dibiasakan

mengembangkan keterampilan bekerjasama dalam sebuah kelompok kecil. Siswa

terlihat jenuh karena pembelajaran selalu monoton sehingga nilai rata-rata

0

5

10

15

20

25

30

35

sebelum tindakan

siklus I siklus II

tidak tuntas

tuntas

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7933/5/T1_292010159_BAB IV.pdflokasi SD Negeri Mlilir 01 berada pada jalan alternatif Ambarawa-Bandungan.

56

pelajaran IPA rendah. Nilai rata-rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan

adalah 64,2 dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 24. Siswa yang mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 12 siswa atau 33,33% sedangkan

siswa yang belum mencapai KKM ada 24 siswa atau 66,66%.

Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas dan

tidak tuntas maka pembelajaran diperbaiki dengan menggunakan Model TGT

(Teams Games Tournament) yang dilaksanakan dalam 2 Siklus.

Siklus I dengan penerapan Model TGT (Teams Games Tournament) siswa

yang mencapai KKM sebanyak 27 siswa atau 75% dan yang belum mencapai

KKM ada 9 siswa atau 25%.

Siklus II dengan penerapan Model TGT (Teams Games Tournament)

siswa yang mencapai KKM sebanyak 34 siswa atau 94,4% dan yang belum

mencapai KKM ada 2 siswa atau 5,6%.