BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...
1
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian teks salamat moguman terdapat dua macam yaitu
teks salamat moguman untuk mempelai pria dan untuk mempelai wanita. Kedua teks
tersebut sama-sama memiliki simbol verbal dan makna simbol verbal. Pelantunannya
disampaikan oleh masing-masing pemangku adat dari kedua mempelai. Adapun teks
tersebut adalah sebagai berikut:
Salamat adalah sastra lisan yang dilantunkan pada upacara adat peminangan,
perkawinan, khitanan dan upacara adat gunting rambut yang berisi do’a, nasehat,
sebagai pedoman hidup masyarakat Bolaang Mongondow.
Fungsi salamat adalah memberikan pesan-pesan moral yang terdapat pada
salamat. Adapun pesan-pesan tersebut yaitu berisi doa, nasehat dan amanat. Masing-
masing salamat mempunyai fungsi sesuai dengan konteks salamat yang menjadi
acuan. Salamat juga memeberikan pengetahuan lainnya sebagai informasi kepada
pendukungnya (Ginupit Bernard: 1996).
Berdasarkan beberapa uraian sastra lisan sebelumnya yang terdapat di Bolaang
Mongondow maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah sastra lisan salamat
moguman pada upacara adat peminangan.
2
2
Manfaat salamat moguman dalam upacara adat peminangan yaitu sebagai
pengikat sumpah yang ditinggalkan oleh leluhur untuk kepada keturunan, anak dan
cucu-cucunya, dalam pelantunan salamat moguman sangat sakral kepada kedua calon
pengantin karena salamat tersebut merupakan harapan dan nasihat kepada kedua
calon kedua pengantin dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Melihat begitu
tingginya nilai salamat moguman, maka sudah pantasnya untuk tetap melestarikan
adat sebagai peninggalan leluhur. Upaya ini tentunya membutuhkan perhatian dari
semua pihak, baik itu masyarakat, pemerintah, generasi muda, dan pemerhati adat.
Adapun proses pelaksanaan adat moguman adalah sebagai berikut:
1) Pemangku adat bersama calon pengantin laki-laki dengan busana adat Bolaang
Mongondow menuju rumah calon pengantin perempuan.
2) Kemudian dilakukan “taba” (kata yang didahului oleh keluarga calon pengantin
pria kepada keluarga calon pengantin perempuan untuk memohon kesediaan
waktu).
3) Ketika pihak keluarga calon pengantin perempuan menerima “taba” tersebut,
langsung menanyakan kesiapan dari keluarga calon pengantin laki-laki.
4) Selanjutnya keluarga calon pengantin laki-laki mengantarkan harta kepada
calon pengantin perempuan yang diantar oleh tua-tua adat.
5) Setibanya dirumah pengantin wanita dijemput oleh tua-tua adat bersamaan
dengan itu kolintang (alat musik daerah Bolaang Mongondow) dibunyikan,
pemegang tungkud (tongkat) mengisyaratkan agar rombongan pengantar dapat
berhenti sejenak dengan terlebih dahulu menyelesaikan berakhirnya bunyi
kolintang (Dona’in kolintang). Selanjutnya rombongan menuju ketempat yang
3
3
sudah disiapkan. Setelah pembicaraan adat selesai dilaporkan kepada
pemerintah (Bobato). Acara serah terima adat ini diakhiri dengan “Salamat”
yaitu berbalas sajak dalam bahasa daerah oleh masing-masing pihak laki-laki
dan perempuan.
4.1.1 Simbol verbal dalam puisi lisan salamat moguman
Puisi lisan Salamat Moguman Pihak Pria
Berdasarkan teori simbol Peirce (dalam Suwardi Endraswara 2003: 63) simbol
yaitu tanda yang memiliki hubungan makna dengan yang ditandakan bersifat arbriter,
artinya pemaknaan simbol itu bersifat mana suka yang tidak terikat dengan refrenesi
sebelumnya, dan sesuai dengan konvensi lingkungan sosial tertentu. Maka dalam
puisi lisan salamat moguman penulis dapat menganalisis simbol-simbol verbal yang
terkandung di dalamnya. Simbol-simbol verbal tersebut dikaji setiap bait. Dari
pengkajiannya diperoleh makna yang disampaikan oleh pemangku adat yang
melantunkan puisi lisan sebagai perwakilan dari pihak keluarga masing-masing calon
mempelai.
Setiap simbol dan makna simbol verbal yang terkandung di dalam puisi lisan
salamat moguman mengandung pesan serta harapan dari pihak keluarga untuk kedua
calon mempelai. Adapun pesan serta harapan yang terkandung dalam setiap simbol
dan makna simbol yang dimaksud adalah sebagai berikut:
4
4
1) Puisi lisan Salamat Moguman Pihak Pria
Salamat pihak pria
‘Donka nokitarima kaseh kon salamat
Terima kasih atas kesempatan salamat
Salamat kon mandeku lagapan duduk
Salamat andainya burung bertuah
Kodompa-dompa kontanga nunuk
Hinggap diberingin perkasa
No mulangmai bo ilumayang, napomukaan bulan tulug
Terbang tinggi ke timur tempat terbit bulan purnama
Berdasarkan hasil analisis puisi lisan salamat moguman pihak calon mempelai
pria, penulis menyimpulkan simbol verbal yang terdapat pada bait pertama adalah
“lagapan duduk” yang disimbolkan sebagai “anak laki-laki” (calon mempelai pria),
kata “kodompa-dompa” disimbolkan sebagai “anak laki-laki masih dalam pangkuan
orang tua”, kata “ilumayang” sebagai simbol dari “tanda (waktu)” dan kata
“napomukaan bulan tulug” disimbolkan sebagai “waktu”. Simbol verbal tersebut
meruapakan simbol verbal yang telah disepakati oleh masyarakat karena disesuaikan
dengan sosiokultural masyarakat Bolaang Mongondow mengenai pemaknaannya,
dengan berdasarkan teori simbol.
Bait kedua
Sinongkana kon kuku mooyut
Kubuntut dari siul merdu
Naanta ain no kopuyut pinatongan bo sinondodut
Pertanda sudah memungut
Yo rante bi’ intang jamarut’
Rantai intan jamrud
Koyo-koyot, kotompu-tompunuk
Kupeluk dan kupangku
5
5
Pada bait kedua terdapat simbol verbal. Adapun simbol verbal tersebut sebagai
berikut. Kata “sinongkana” yang merupakan simbol dari “penyambutan”, kata
“kopuyut” sebagai simbol dari “menemukan”, kata “rante intang jamarut” sebagai
simbol dari “wanita”, dan “kotompu-tompunuk” sebagai simbol dari
“menyampaikan”. Simbol tersebut juga merupakan simbol verbal yang ditentukan
oleh masyarakat pemaknaanya.
Bait ketiga
Naa bogani kitogi ukud
Para ningrat pemilik tongkat
Umpaka dongka intoluanku tungkud
Walau hanya kugantikan tungkud
Tabiku padoman in pogipuput
Sepenuh hati, sepenuh niat kusampaikan
Selanjutnya hasil analisis penulis, simbol verbal yang terdapat pada bait ketiga
yaitu kata “bogani” sebagai simbol dari “orang tua calon mempelai wanita” serta kata
“intoluanku” sebagai simbol dari “memberi”.
Bait keempat
Aka kuma lagapan duduk
Andaikan burung bertuah
Pinomaya ponomalaton gotup
Disuatu masa
Bo totungitnya momopud
Paruhnya tumpul
Ande kolikip nea ruambut
Atau sayapnya berganti patah
Imantanaipa bo pokirakup
Genggam dan genggamlah
6
6
Pada bait keempat, simbol verbal terdapat pada kata kata “totungitnya
momopud” sebagai simbol dari “mendapat ujian dari ALLAH SWT”.
Bait kelima
Sin kamutolu bi in mokouput
Kalianlah yang akan melanjutkan
Moko tompia mokotongganut
Mampu menjadi panutan
Kon tangga baloi bo kontompunuk
Di tangga rumah dan lingkungan
Selanjutnya hasil analisis penulis, pada bait kelima simbol verbal terdapat pada
kata “mokouput” sebagai simbol dari “menjalani” dan kata “mokotongganut” sebagai
simbol dari “yang dituakan”.
Bait keenam
Ba moitoi pa moton tulug
Agar kelak menjadi kuat
Bo mokotamberu kon gotup.
Dan mampu menahan ujian
Tabe’ takin salamat
Salam dan salamat
Simbol verbal pada bait keenam terdapat pada kata “tulug” sebagai simbol dari
“sikap bijak” dan kata “mokotamberu” sebagai simbol dari “sabar”.
Berdasarkan teori simbol verbal bahwa simbol merupakan tanda yang memiliki
hubungan makna yang bersifat arbriter yaitu penentuan simbol dan pemaknaanya itu
sesuai hasil kesepakatan masyarakat. Maka penulis menyimpulkan bawa puisi lisan
salamat moguman terdapat beberapa kata setiap bait yang mengandung simbol
verbal.
7
7
2) Salamat Moguman Pihak Wanita
Salamat moguman pihak mempelai wanita berdasarkan analisis penulis,
mengandung simbol dan makna simbol verbal. Adapun simbol verbal tersebut
mengandung makna yang disampaikan orang tua calon mempelai wanita lewat
pemangku adat “guhanga lipu”. Makna simbol yang disampaikan berupa pesan,
nasihat, serta harapan orang tua baik itu untuk calon mempelai wanita maupun pada
kedua calon mempelai di dalam mengarungi kehidupan berumah tangga.
Salamat kon mandeku pindan alus pindan mopusi
Selamat ananda kuandaikan piring halus yang putih
Pusaka i Bua’ bo bai‘
Peninggalan leluhur yang telah kembali
Manangkabi’ pinuyut kumangoi bosinolisi
Kupungut dan kubersihkan secara rapi
Binonu kon bantal kayumoyondi
Kumasukkan dalam peti kayu hitam
Pada bait pertama simbol verbal “pindan mopusi” sebagai simbol dari “calon
mempelai wanita”, kata “pusaka bua’ bo bai” sebagai simbol dari “warisan raja”,
kata “pusaka bua’ bo bai” sebagai simbol dari “warisan raja”, kata “pinuyut
bosinolisi” sebagai simbol dari “dilahirkan dan dibesarkan”, kata “binonu kon bantal
kayumoyondi” sebagai simbol dari “dirawat dan dijaga”.
Bait kedua
Bo inoniksinadangkon kokayu logansi,
Kugantungkan pada kayu yang sakti
Kolabung singgai motansi
Kemarin siang
I nangoibi’lagapan umbo mopusi’
Datanglah seekor burung warna putih
Pinosingogan sinampi’
8
8
Merayu sambil menari
Pada bait kedua terdapat simbol , “kokayu logansi” sebagai simbol dari
“pendidikan tinggi”, kata “lagapan umbo mopusi” sebagai simbol dari “calon
mempelai pria”, kata “pinosingogan sinampi” sebagai simbol dari “meminang”.
Bait ketiga
Yonaanda nginama’kumangoi inukatkon bonawang bo kongandaria
Kiniku letakkan dalam serambi
Sinba’indoyan mako motoluadi’
Dihadapan sanak keluarga untuk dijadikan pusaka abadi
Tagu on kon singgai motansi,
Disimpan dihari yang baik.
Yo bahasa naa in pinopotangki kon mamangoi monongguman
Bahasa ini disampaikan untuk memberitahukan
Simbol verbal pada bait ketiga terdapat pada kata “kongandaria” sebagai
simbol dari “penyerahan”.
Bait keempat
Mokitonggadi’yoandon sin naaya akuoy monolemo bo monadi’
Kepada keluarga siap berbakti
Tonga’bahasanaa deman ponondi’
Namun kuisyaratkan bahasa secara dini
Koinimu intaadi’
Kepada ananda wahai kekasih
Aka maya lolampanan motoluadi
Dalam kehidupan Kuharap tidak bosan dan letih
Puisi lisan salamat moguman pada bait keempat terdapat simbol verbal yang
merupakan kesepakatan masyarakat Bolaang Mongondow “mokitonggadi” sebagai
simbol dari “siap menjalani” dan kata “lolampanan” sebagai simbol dari
“melangkah”.
9
9
Bait kelima
Yo bobahasaan bi tongabi tobatu
Namun bahasa hanya satu menyesuaikan dengan kondisi
Bobali tubuyan diakadon basi’
Kekurangan di sana sini
Sintua punang mobali
Bila dalam pergaulan nanti
Mokoyogang mokoyogi
Usahakan rasa saling menghargai
Bait kelima terdapat satu simbol “bobahasaan tobatu” yang merupakan simbol
dari “seiring sejalan”.
Bait keenam
Kon koyongan don sinopi
Setiap ucapan baiknya dipilih
Yoba mokotutui kontabosi
Agar tidak mengundang pangkal selisih
Moyoguat bi moyotondi
Adalah besar harapan lagi tinggi
Tak baintobau in binutulandon Konlindangan pusi
Kiranya perjodohan ini akan lestari, kecuali cerai karena mati
Sin ainsinigad in belangan dopi
Sesuai kodrat illahirabbi
Tabe takin salamat
Sekian dengan salama
Pada bait keenam terdapat simbol “binutulandon” yaitu simbol dari “diikat
erat”.
10
10
4.1.2 Makna Simbol dalam puisi lisan salamat moguman
1) Puisi lisan Salamat Moguman Pihak Pria
Berdasarakan hasil penelitian simbol verbal maka terdapat makna simbol yang
terkandung pada simbol-simbol verbal yang telah dianalisis sebelumnya.
Makna simbol pada bait pertama mengandung makna bahwa pemangku adat
menceritakan keberadaan calon mempelai pria yang masih berada dalam pangkuan
orang tua sebab belum menikah. Selanjutnya calon mempelai pria meminta restu pada
orang tuanya saat dia sudah merasa yakin untuk hidup mandiri dan membina keluarga
yang baru. Makna tersebut terkandung pada kata “lagapan duduk” sebagai simbol
dari “calon mempelai pria”, kata “kodompa-dompa” sebagai simbol dari “masih
dalam pangkuan orang tua”, kata “ilumayang” sebagai simbol dari “tanda”, dan
“napomukaan bulan tulug” sebagai simbol dari “waktu”.
Bait kedua mengandung makna permohonan restu dari calon mempelai pria
disambut baik oleh orang tua karena calon mempelai pria sudah menemukan serta
menunjuk seorang wanita sebagai calon pendamping yang tepat dalam menjalani
hubungan berumah tangga. Sehingga menanggapi hal itu, orang tua calon mempelai
pria datang untuk menyampaikan amanat tersebut yang diwakili oleh pemangku adat
dalam penyampaiannya. Makna yang dimaksud terkandung pada kata “sinongkana”
yang merupakan simbol dari “penyambutan”, kata “kopuyut” sebagai simbol dari
“menemukan”, kata “rante intang jamarut” sebagai simbol dari “wanita”, dan
“kotompu-tompunuk” sebagai simbol dari “menyampaikan”.
Makna simbol bait ketiga mengandung makna permohonan kepada orang tua
calon mempelai wanita untuk meminang anak gadisnya, serta pihak keluarga calon
11
11
mempelai pria siap memberi mahar sesuai dengan yang ditentukan oleh orang tua
calon mempelai wanita. Meskipun mahar yang akan diberikan tidak sebanding
dengan calon mempelai wanita yang merupakan harta paling berharga bagi orang
tuanya, tetapi orang tua calon mempelai pria sangat mengharapkan agar pinangan dari
calon mempelai pria dapat diterima. Permohonan ini disampai dengan bahasa yang
santun oleh pemangku adat, agar bisa memperoleh kesamaan persepsi. Makna
tersebut terkandung pada kata “bogani” sebagai simbol dari “orang tua calon
mempelai wanita” serta kata “intoluanku” sebagai simbol dari “memberi”.
Bait keempat mengandung makna nasihat pada calon mempelai wanita apabila
keduanya sudah menjalani kehidupan berumah tangga, kemudian mendapat ujian
baik itu berupa kesulitan ekonomi ataupun masalah lainnya dalam rumah tangga,
orang tua calon mempelai pria berharap calon mempelai wanita mampu bersabar
untuk mendampingi calon mempelai pria hingga ujian tersebut mampu dilalui. Makna
tersebut terkandung pada kata “totungitnya momopud” sebagai simbol dari “mendapat
ujian”.
Selanjutnya makna bait kelima mengandung makna nasihat orang tua kepada
kedua calon mempelai, bahwa kedua calon mempelai yang akan menjalani kehidupan
berumah tangga harus berusaha untuk menjaga satu sama lain agar kehidupan
berumah tangga tetap harmonis. Selain itu, pada bait kelima juga mengandung
harapan orang tua agar kelak kedua calon mempelai mampu menjadi panutan bagi
keluarga yang lain serta lingkungan karena pengalaman menjaga keharmonisan
berumah tangga. Makna tersebut terkandung pada kata “mokouput” sebagai simbol
12
12
dari “menjalani” dan kata “mokotongganut” sebagai simbol dari “seorang yang
dituakan”.
Bait keenam mengandung makna mengandung makna harapan orang tua
kepada kedua calon mempelai agar kelak bisa bersikap bijak serta sabar dalam
menghadapi berbagai rintangan saat menjalani kehidupan berumah tangga. Karena
dalam kehidupan berumah tangga, ada banyak ujian serta rintangan yang harus dilalui
serta tidak dapat diprediksikan kapan akan datangnya ujian tersebut. Makna tersebut
terkandung pada kata “tulug” sebagai simbol dari “sikap bijak” dan kata
“mokotamberu” sebagai simbol dari “sabar”.
2) Puisi lisan Salamat Moguman Pihak Wanita
Makna simbol bait pertama mengandung makna calon mempelai wanita yang
dilahirkan dikeluarga baik-baik serta dibesarkan dalam lingkungan yang baik agar
pergaulannya tetap terjaga, karena bagi orang tuanya calon mempelai wanita adalah
anugerah dari ALLAH SWT yang paling berharga yang mereka miliki. Makna
tersebut terkandung pada kata “pindan mopusi” sebagai simbol dari “calon mempelai
wanita”, kata “pusaka bua’ bo bai” sebagai simbol dari “warisan raja”, kata “pusaka
bua’ bo bai” sebagai simbol dari “warisan raja”, kata “pinuyut bosinolisi” sebagai
simbol dari “dilahirkan dan dibesarkan”, kata “binonu kon banta kayumoyondi”
sebagai simbol dari “dirawat dan dijaga”
Bait kedua mengandung makna pemangku adat menceritakan perjalanan calon
mempelai wanita hingga menempuh pendidikan tinggi agar bisa menjadi orang yang
berguna bagi banyak orang karena ilmu dan wawasan yang dimilikinya, hingga
13
13
akhirnya bertemu dengan calon mempelai pria yang akhirnya mampu memikat
hatinya. Kemudian calon mempelai pria pun menyatakan diri untuk meminang calon
mempelai wanita menjadi pasangan hidup. Makna tersebut terkandung pada kata
“kokayu logansi” sebagai simbol dari “pendidikan tinggi”, kata “lagapan umbo
mopusi” sebagai simbol dari “calon mempelai pria”, kata “pinosingogan sinampi”
sebagai simbol dari “meminang”.
Bait ketiga mengandung makna lamaran dari calon mempelai pria diterima oleh
orang tua calon mempelai wanita, dan menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya
kepada calon mempelai pria untuk menjaganya. Harapan orang tua, calon mempelai
pria mampu menjaganya sebagaimana orang tua menjaga calon mempelai wanita.
Harapan orang tua tersebut disampaikan dengan bahasa yang santun agar kiranya
selalu diingat oleh calon mempelai pria saat kedua mempelai sudah menjalani
kehidupan berumah tangga. Makna tersebut terkandung pada kata “kongandaria”
sebagai simbol dari “penyerahan”.
Bait keempat mengandung makna nasihat kepada calon mempelai wanita agar
pada saat mengambil keputusan untuk menjalani kehidupan berumah tangga, sudah
harus merasa siap secara lahir dan batin dan harus siap berbakti kepada calon
mempelai pria sebagai pemimpin dalam keluarga. Kemudian calon mempelai wanita
harus bersikap adil kepada pihak keluarga, baik itu pada orang tuanya maupun pada
orang tua dari calon mempelai pria. Dalam bait keempat juga mengandung nasihat
orang tua kepada calon mempelai wanita agar selalu bersabar dalam mengarungi
bahtera kehidupan berumah tangga, sebab akan ada banyak ujian yang dihadapi.
14
14
Makna tersebut terkandung pada kata “mokitonggadi” sebagai simbol dari “siap
menjalani” dan kata “lolampanan” sebagai simbol dari “melangkah”.
Bait kelima mengandung makna nasihat orang tua kepada kedua calon
mempelai agar selalu berperilaku santun dalam menjalani kehidupan rumah tangga,
baik itu dalam lingkungan internal keluarga ataupun dalam pergaulan dengan
lingkungan sekitar agar tidak berselisih paham. Makna tersebut terkandung pada kata
“bobahasaan tobatu” yang merupakan simbol dari “seiring sejalan”.
Bait keenam pemangku adat juga menyampaikan nasihat orang tua agar kedua
calon mempelai selalu menjaga setiap perkataan yang diucapkan dalam setiap kondisi
agar tidak mengundang perselisihan. Dan juga harapan orang tua kelak pernikahan
kedua calon mempelai nanti tidak akan terpisahkan kecuali pisah karena salah
satunya meninggal. Makna tersebut terkandung pada kata “binutulandon” yaitu
simbol dari “hubungan”.
:
15
15
4.2 Pembahasan
4.2.1 Simbol verbal puisi lisan salamat moguman
Salamat pihak pria
‘Donka nokitarima kaseh kon salamat
Terima kasih atas kesempatan salamat
Salamat kon mandeku lagapan duduk
Salamat andainya burung bertuah
Kodompa-dompa kontanga nunuk
Hinggap diberingin perkasa
No mulangmai bo ilumayang, napomukaan bulan tulug
Terbang tinggi ke timur tempat terbit bulan purnama
Puisi lisan salamat moguman pada bait pertama hampir semua mengandung
simbol verbal. Tetapi dari semua simbol verbal yang ada, hanya ada empat kata
simbol verbal yang menjadi kesepakatan masyarakat yang mempunyai makna yaitu
kata “lagapan duduk”, kata “kodompa-dompa”, kata “ilumayang” dan yang terakhir
kata “napomukaan bulan tulug”.
Simbol verbal pertama yaitu kata “lagapan duduk” terdapat pada baris kedua,
secara leksikal kata “lagapan duduk” berarti “burung bertuah”. Dalam puisi lisan
salamat moguman kata “lagapan duduk” disepakati oleh masyarakat sebagai simbol
“anak laki-laki” sebab burung bertuah merupakan burung yang kuat dan perkasa bisa
terbang tinggi, sehingga bila dikaji secara keseluruhan, simbol verbal pada baris
kedua berarti anak laki-laki kuat.
Simbol verbal kedua yaitu kata “kodompa-dompa” terdapat pada baris ketiga
yang secara leksikal diartikan dengan “hinggap”. Dalam puisi lisan salamat
16
16
moguman, kata “kodompa-dompa” merupakan simbol dari “masih dalam pangkuan
orang tua”. Sebab kata “hinggap” hanya bersifat sementara dan suatu saat akan pergi.
Simbol verbal selanjutnya yaitu kata “ilumayang” terdapat pada baris keempat
yang secara leksikal berarti “terbang”. Dalam puisi lisan salamat moguman, kata
“ilumayang” adalah simbol dari “tanda”. Sebab kata “terbang” merupakan tanda
untuk pergi dari tempat persinggahan sebelumnya.
Simbol verbal terakhir pada bait pertama adalah kata “napomukaan bulan
tulug” yang secara leksikal berarti “saat terbitnya bulan purnama”. Dalam puisi lisan
salamat moguman, kata “napomukaan bulan tulug” merupakan simbol dari “waktu”.
Sebab menurut kesepakatan masyarakat saat terbitnya bulan purnama merupakan
tanda yang baik karena pada saat itu bulan memantulkan cahaya secara penuh.
Bait kedua
Sinongkana kon kuku mooyut
Kubuntut dari siul merdu
Naanta ain no kopuyut pinatongan bo sinondodut
Pertanda sudah memungut
Yo rante bi’ intang jamarut’
Rantai intan jamrud
Koyo-koyot, kotompu-tompunuk
Kupeluk dan kupangku
Berdasarkan analisis sebelumnya, simbol verbal yang menjadi kesepakatan
masyarakat adalah kata “sinongkana”, kata “kopuyut”, kata “rante intang jamarut”
dan kata “kotompu-tompunuk”.
Kata “sinongkana” terdapat pada baris pertama dan merupakan simbol verbal.
Secara leksikal kata “sinongkana” berarti “buntut”. Dalam puisi lisan salamat
17
17
moguman kata “sinongkana” merupakan simbol dari “penyambutan”. Sebab kata
“sinongkana” berarti mengikuti arah suara.
Simbol verbal selanjutnya adalah kata “kopuyut” dibaris kedua. Secara leksikal
kata “kopuyut” berarti “memungut”. Dalam puisi lisan salamat moguman kata
“kopuyut” merupakan simbol dari “menemukan”. Sebab kata “kopuyut” berarti
memungut sesuatu yang dicari.
Simbol verbal pada baris ketiga adalah kata “rante intang jamarut” yang secara
leksikal berarti “rantai intan jamrud”. Dalam teks salamat moguman kata “rante
intang jamarut” adalah simbol dari “wanita”. Sebab kata “rante intang jamarut”
merupakan benda yang tak ternilai harganya.
Simbol verbal selanjutnya terdapat dibaris keempat yaitu pada kata “kotompu-
tompunuk” yang secara leksikal berarti “kupangku”. Dalam teks salamat moguman
kata “kotompu-tompunuk” merupakan simbol dari “menyampaikan”. Sebab kata
“kotompu-tompunuk” berarti memangku amanat yang harus disampaikan.
Bait ketiga
Naa bogani kitogi ukud
Para ningrat pemilik tongkat
Umpaka dongka intoluanku tungkud
Walau hanya kugantikan tungkud
Tabiku padoman in pogipuput
Sepenuh hati, sepenuh niat kusampaikan
Setelah dianalisis, ada dua kata yang mengandung simbol verbal pada bait
ketiga yaitu kata “bogani” dan kata “intoluanku”. Kata “bogani” terdapat pada baris
pertama. Secara leksikal “bogani” berarti “ningrat”, namun dalam puisi lisan salamat
18
18
moguman kata “bogani” adalah simbol dari “orang yang dihormati”. Kata ini
merupakan kesepakatan masyarakat karena kata “bogani” berarti ningrat atau raja
sehingga dalam meminta izin harus menggunakan bahasa yang baik dan santun.
Simbol verbal selanjutnya adalah kata “intoluanku” terdapat pada baris kedua.
Secara leksikal kata “intoluanku” berarti “kugantikan”. Dalam puisi lisan salamat
moguman kata “intoluanku” merupakan simbol “memberi”. Kata ini merupakan
kesepakatan masyarakat sebab dianggap akan mengambil sesuatu dan harus ditukar
dengan benda yang sama nilainya.
Bait keempat
Aka kuma lagapan duduk
Andaikan burung bertuah
Pinomaya ponomalaton gotup
Disuatu masa
Bo totungitnya momopud
Paruhnya tumpul
Ande kolikip nea ruambut
Atau sayapnya berganti patah
Imantanaipa bo pokirakup
Genggam dan genggamlah
Berdasarkan analisis, simbol verbal pada bait keempat terdapat pada kata
“totungitnya momopud” yang secara leksikal diartikan dengan “paruhnya tumpul”.
Dalam teks salamat moguman kata “totungitnya momopud” merupakan simbol dari
“mendapat ujian”. Sebab paruh merupakan organ yang sangat penting bagi burung
untuk bertahan hidup, sehingga apabila dia patah maka akan mengalami kesulitan
dalam mempertahankan hidup.
19
19
Bait kelima
Sin kamutolu bi in mokouput
Kalianlah yang akan melanjutkan
Moko tompia mokotongganut
Mampu menjadi panutan
Kon tangga baloi bo kontompunuk
Di tangga rumah dan lingkungan
Setelah dianalisis, pada bait kelima terdapat dua kata yang mengandung simbol
verbal sesuai dengan kesepakatan masyarakat. Kata tersebut adalah “mokouput” dan
“mokotongganut”. Kata “mokouput” terdapat pada baris pertama yang secara leksikal
diartikan dengan “melanjutkan”. Dalam puisi lisan salamat moguman kata
“mokouput” adalah simbol dari “menjalani”. Kata “mokouput” merupakan
kesepakatan masyarakat sebab dianggap menjalani sampai batas yang ditentukan.
Simbol verbal kedua adalah kata “mokotongganut” yang secara leksikal
diartikan dengan “panutan”. Dalam puisi lisan salamat moguman kata
“mokotongganut” disimbolkan sebagai “yang dituakan”. Kata “mokotongganut”
menjadi kesepakatan masyarakat sebab merupakan contoh yang patut untuk ditiru.
Bait keenam
Ba moitoi pa moton tulug
Agar kelak menjadi kuat
Bo mokotamberu kon gotup.
Dan mampu menahan ujian
Tabe’ takin salamat
Salam dan salamat
Berdasarkan analisis, simbol verbal pada bait keenam terdapat pada kata
“tulug” yang secara leksikal berarti “kuat”. Dalam salamat moguman kata “tulug”
20
20
disimbolkan sebagai “sikap bijak”. Kata “tulug” menjadi kesepakatan masyarakat
sebab dianggap sebagai kekuatan yang muncul karena pengalaman-pengalaman yang
telah dilalui.
Selanjutnya simbol verbal pada kata “mokotamberu” yang secara leksikal
“mampu menahan”. Namun dalam salamat moguman disimbolkan dengan “sabar”.
Kata “mokotamberu” ini menjadi kesepakatan masyarakat sebab dianggap banyak
ujian yang dihadapi dalam menjalani kehidupan.
Puisi lisan Salamat Moguman Pihak Wanita
Salamat kon mandeku pindan alus pindan mopusi
Selamat ananda kuandaikan piring halus yang putih
Pusaka i Bua’ bo bai‘
Peninggalan leluhur yang telah kembali
Manangkabi’ pinuyut kumangoi bosinolisi
Kupungut dan kubersihkan secara rapi
Binonu kon bantal kayumoyondi
Kumasukkan dalam peti kayu hitam
Berdasarkan analisis simbol verbal puisi lisan salamat pihak wanita terdapat
beberapa simbol verbal yang terkandung dalam setiap baitnya dan telah menjadi
kesepakatan masyarakat.
Analisis simbol verbal pada bait pertama terdapat pada kata “pindan mopusi”,
kata “pusaka bua’ bo bai”, kata “pinuyut bosinolisi”, dan kata “binonu kon bantal
kayumoyondi”.
Simbol verbal pertama yaitu kata “pindan mopusi” baris pertama. Kata “pindan
mopusi” secara leksikal diartikan sebagai “piring putih”. Namun dalam salamat
moguman kata “pindan mopusi” disepakati oleh masyarakat sebagai simbol “anak
21
21
perempuan”. Sebab kata piring putih adalah piring yang mempunyai nilai yang baik
dalam pelaksanaan upacara adat.
Simbol verbal kedua yaitu kata “pusaka bua’ bo baii” yang secara leksikal
diartikan “pusaka dari leluhur”. Tetapi dalam salamat moguman kata “pusaka bua’
bo baii” disepakati masyarakat sebagai simbol “warisan dari raja”. Sebab “warisan
dari raja” dianggap sesuatu yang sangat berharga dan harus dijaga.
Simbol verbal selanjutnya yaitu kata “pinuyut bosinolisi” yang secara leksikal
diartikan “kupungut dan kubersihkan”. Dalam salamat moguman kata “pinuyut
bosinolisi” disimbolkan sebagai “anak yang dilahirkan dan dibesarkan”. Sebab kata
“pinuyut bosinolisi” dianggap mendapatkan sesuatu kemudian diambil untuk
disimpan.
Selanjutnya simbol verbal pada kata “binonu kon bantal kayumoyondi” yang
secara leksikal diartikan “kumasukkan dalam peti kayu hitam”. Dalam salamat
moguman disimbolkan sebagai “dirawat dan dijaga”. Berdasarkan kesepakatan
masyarakat, kata “binonu kon bantal kayumoyondi” dianggap sebagai cara untuk
menjaga benda yang berharga agar tidak kotor dan rusak.
Bait kedua
Bo inoniksinadangkon kokayu logansi,
Kugantungkan pada kayu yang sakti
Kolabung singgai motansi
Kemarin siang
I nangoibi’lagapan umbo mopusi’
Datanglah seekor burung warna putih
Pinosingogan sinampi’
Merayu sambil menari
22
22
Analiisis simbol verbal pada bait kedua terdapat pada kata “kokayu logansi”
kata “lagapan umbo mopusi” dan terakhir kata “pinosingogan sinampi”.
Simbol verbal pertama yaitu kata “kokayu logansi” yang secara leksikal
diartikan sebagai “kayu yang sakti” tetapi dalam puisi lisan salamat moguman
disimbolkan sebagai “pendidikan tinggi”. Kata “kokayu logansi” diartikan sebagai
kayu yang memiliki kualitas bagus sebab sangat kuat dan bermanfaat.
Simbol verbal kedua yaitu terdapat pada kata “lagapan umbo mopusi” yang
secara leksikal diartikan sebagai “seekor burung merpati yang putih” tetapi dalam
salamat moguman disimbolkan sebagai “seorang pria”. Sebab burung merpati
dianggap sebagai simbol cinta/perjodohan. Karena puisi lisan salamat moguman ini
disampaikan oleh pemangku adat dari pihak wanita, maka burung merpati putih yang
dimaksud adalah burung merpati jantan.
Selanjutnya simbol verbal ketiga terdapat pada kata “pinosingogan sinampi”
yang secara leksikal diartikan sebagai “merayu sambil menari”. Tetapi dalam puisi
lisan salamat moguman kata “pinosingogan sinampi” disimbolkan sebagai
“meminang”. Sebab kata “pinosingogan sinampi” merupakan bentuk pernyataan dari
seorang pria terhadap seorang wanita untuk melamarnya sebagai pendamping hidup.
Bait ketiga
Yonaanda nginama’kumangoi inukatkon bonawang bo kongandaria
Kiniku letakkan dalam serambi
Sinba’indoyan mako motoluadi’
Dihadapan sanak keluarga untuk dijadikan pusaka abadi
Tagu on kon singgai motansi,
Disimpan dihari yang baik.
Yo bahasa naa in pinopotangki kon mamangoi monongguman
23
23
Bahasa ini disampaikan untuk memberitahukan
Analiisis simbol verbal pada bait ketiga terdapat pada kata “kongandaria” yang
telah disepakati oleh masyarakat. Kata “kongandaria” secara leksikal diartikan
sebagai “serambi”. Tetapi dalam salamat moguman kata “kongandaria” disimbolkan
sebagai “penyerahan”. Sebab kata “kongandaria” dianggap sebagai melepaskan
sesuatu yang disimpan dan dijaga.
Bait keempat
Mokitonggadi’yoandon sin naaya akuoy monolemo bo monadi’
Kepada keluarga siap berbakti
Tonga’bahasanaa deman ponondi’
Namun kuisyaratkan bahasa secara dini
Koinimu intaadi’
Kepada ananda wahai kekasih
Aka maya lolampanan motoluadi
Dalam kehidupan Kuharap tidak bosan dan letih
Pada bait keempat terdapat dua kata simbol verbal yaitu kata “mokitonggadi”
dan kata “lolampanan”. Analisis simbol verbal pertama yaitu kata “mokitonggadi”
yang secara leksikal berarti “berbakti”. Tetapi dalam salamat moguman disimbolkan
sebagai “siap menjalani” sebab menurut kesepakatan masyarakat dalam menjalani
kehidupan berumah tangga, kedua calon mempelai harus siap lahir dan batin.
Simbol verbal kedua adalah kata “lolampanan” yang secara leksikal berarti
“kehidupan”. Dalam salamat moguman, kata “lolampanan” merupakan simbol dari
“melangkah”. Sebab kata “lolampanan” dianggap berpindah dari kehidupan yang
belum memiliki tanggung jawab ke kehidupan dengan tanggung jawab yang lebih
besar.
24
24
Bait kelima
Yo bobahasaan bi tongabi tobatu
Namun bahasa hanya satu menyesuaikan dengan kondisi
Bobali tubuyan diakadon basi’
Kekurangan di sana sini
Sintua punang mobali
Bila dalam pergaulan nanti
Mokoyogang mokoyogi
Usahakan rasa saling menghargai
Analisis simbol verbal bait kelima terdapat pada kata “bobahasaan tobatu”
yang secara leksikal “satu bahasa”. Dalam salamat moguman kata “bobahasaan
tobatu” disimbolkan sebagai “seiring sejalan” sebab menurut kesepakatan masyarakat
kata “bobahasaan” merupakan perilaku yang santun dan harus selalu dijunjung
karena merupakan identitas suku Bolaang Mongondow. Sedangkan kata “tobatu”
berarti persatuan. Sehingga apabila dikaji, simbol verbal pada kata “bobahasaan
tobatu” berarti harus selalu menjaga perilaku yang santun agar tidak terjadi
perselisihan.
Bait keenam
Kon koyongan don sinopi
Setiap ucapan baiknya dipilih
Yoba mokotutui kontabosi
Agar tidak mengundang pangkal selisih
Moyoguat bi moyotondi
Adalah besar harapan lagi tinggi
Tak baintobau in binutulandon Konlindangan pusi
Kiranya perjodohan ini akan lestari, kecuali cerai karena mati
Sin ainsinigad in belangan dopi
Sesuai kodrat illahirabbi
Tabe takin salamat
25
25
Sekian dengan salamat.
Berdasarkan analisis, simbol verbal pada bait keenam terdapat pada kata
“binutulandon” yang secara leksikal berarti “diikat erat”. Dalam salamat moguman
kata “binutulandon” merupakan simbol dari “perjodohan”. Sebab kata
“binutulandon” dianggap sebagai ikatan yang tidak akan lepas.
26
26
4.2.2 Makna Simbol Puisi lisan Salamat Moguman pada Upacara Adat
Peminangan Suku Bolaang Mongondow
Berdasarkan hasil analisis simbol verbal puisi lisan salamat moguman
sebelumnya. penulis menemukan beberapa kata yang mengandung makna simbol
verbal. Kata yang mengandung makna simbol verbal tersebut adalah sebagai berikut:
Puisi lisan Salamaat Moguman Pihak Pria
1) Lagapan duduk, Kodompa-dompa, Ilumayang, dan Napomukaan bulan
tulug
‘Donka nokitarima kaseh kon salamat
Terima kasih atas kesempatan salamat
Salamat kon nandeku lagapan duduk
Salamat andainya burung bertuah
Kodompa-dompa kontanga nunuk
Hinggap diberingin perkasa
No mulangmai bo ilumayang, napomukaan bulan tulug
Setelah dikaji bait pertama salamat moguman pihak pria mengandung makna
simbol verbal. Makna simbol verbal yang dimaksud terdapat pada kata “lagapan
duduk”, kata “kodompa-dompa”, kata “ilumayang” dan kata “napomukaan bulan
tulug”.
Dalam analisis simbol verbal, kata “lagapan duduk” merupakan simbol dari
anak laki-laki yang kuat. Apabila dikaji secara makna simbol verbal, kata “lagapan
duduk” bermakna calon mempelai pria yang merupakan tumpuan harapan orang tua
sebagai penerus amanat serta tanggung jawab keluarga dan lingkungannya.
Selanjutnya kata “kodompa-dompa” yang merupakan simbol dari “masih dalam
pangkuan orang tua”. Setelah dikaji secara makna simbol verbal, kata “kodompa-
27
27
dompa” mengandung makna calon mempelai pria masih tinggal bersama orang
tuanya.
Kemudian kata “ilumayang” yang merupakan simbol dari “tanda”. Apabila
dikaji secara makna simbol verbal, kata “ilumayang” mengandung makna calon
mempelai pria meminta restu kepada orang tua untuk hidup mandiri dan membangun
hubungan keluarga yang baru.
Kata terakhir pada bait pertama yang mengandung makna simbol verbal adalah
kata “napomukaan bulan tulug”. Kata “napomukaan bulan tulug” merupakan simbol
“waktu” dan mengandung makna calon mempelai pria sudah merasa dewasa secara
usia maupun sikap sehingga sudah menyatakan siap untuk menjadi pemimpin dalam
sebuah keluarga.
2) Sinongkana, Kopuyut, Rante intang jamarut, Kotompu-tompunuk
Sinongkana kon kuku mooyut
Kubuntut dari siul merdu
Naanta ain no kopuyut pinatongan bo sinondodut
Pertanda sudah memungut
Yo rante bi’ intang jamarut’
Rantai intan jamrud
Koyo-koyot, kotompu-tompunuk
Kupeluk dan kupangku
Berdasarkan hasil analisis simbol verbal, pada bait kedua terdapat empat kata
simbol verbal yang masing-masing mengandung makna simbol verbal yaitu kata
“sinongkana”, kata “kopuyut”, kata “rante intang jamarut”, dan kata “kotompu-
tompunuk”.
28
28
Kata “sinongkana” setelah dianalisis merupakan simbol dari “penyambutan”.
Apabila dikaji secara makna simbol verbal, kata “sinongkana” mengandung makna
permohonan restu calon mempelai pria disambut baik oleh orang tua karena sudah
lama dinantikan.
Selanjutnya kata “kopuyut” yang merupakan simbol dari “menemukan”. Jika
dikaji secara makna simbol verbal, kata “kopuyut” mengandung makna calon
mempelai pria sudah menemukan orang yang tepat untuk mendampinginya dalam
menjalani kehidupan berumah tangga.
Setelah itu kata “rante intang jamarut” yang merupakan simbol dari “wanita”.
Apabila dianalisis dengan makna simbol verbal, kata “rante intang jamarut”
mengandung makna calon pendamping yang dipilih adalah wanita cantik yang sangat
berharga.
Selanjutnya kata “kotompu-tompunuk” yang merupakan simbol dari
“menyampaikan”. Jika dikaji secara makna simbol verbal, kata “kotompu-tompunuk”
bermakna pihak keluarga calon mempelai pria yang diwakili pemangku adat datang
untuk menyampaikan amanat kepada orang tua calon mempelai wanita tentang
keinginan dari calon mempelai pria untuk meminang anak gadisnya.
29
29
3) Bogani dan Intoluanku
Naa bogani kitogi ukud
Para ningrat pemilik tongkat
Umpaka dongka intoluanku tungkud
Walau hanya kugantikan tungkud
Tabiku padoman in pogipuput
Sepenuh hati, sepenuh niat kusampaikan
Berdasarkan analisis sebelumnya, pada bait ketiga salamat moguman pihak pria
hanya terdapat dua simbol verbal yang masing-masing mengandung makna simbol
verbal. Adapun kata yang dimaksud adalah kata “bogani” dan kata “intoluanku”.
Kata “bogani” merupakan simbol dari “orang yang dihormati”. Jika dianalisis
secara makna simbol verbal, kata “bogani” bermakna orang tua calon mempelai
wanita sehingga dalam menyampaikan amanah dari calon mempelai pria, pemangku
adat serta keluarga menggunakan bahasa yang baik dan santun.
Selanjutnya kata “intoluanku” yang merupakan simbol “memberi”. Setelah
dianalisis secara makna simbol verbal, kata “intoluanku” bermakna untuk meminang
calon mempelai wanita maka calon mempelai pria akan membayarnya dengan mahar
yang nantinya ditentukan oleh orang tua dari calon mempelai wanita.
30
30
4) Totungitnya momopud
Aka kuma lagapan duduk
Andaikan burung bertuah
Pinomaya ponomalaton gotup
Disuatu masa
Bo totungitnya momopud
Paruhnya tumpul
Ande kolikip nea ruambut
Atau sayapnya berganti patah
Imantanaipa bo pokirakup
Genggam dan genggamlah
Setelah dianalisis, pada bait keempat penulis hanya menemukan satu kata yang
merupakan simbol verbal dan mengandung makna simbol verbal, kata tersebut adalah
“totungitnya momopud”. Kata “totungitnya momopud” merupakan simbol dari
“mendapat ujian”. Jika dikaji secara makna simbol verbal, kata “totungitnya
momopud” mengandung makna mendapat ujian dalam hal ekonomi.
5) Mokouput dan Mokotongganut
Sin kamutolu bi in mokouput
Kalianlah yang akan melanjutkan
Moko tompia mokotongganut
Mampu menjadi panutan
Kon tangga baloi bo kontompunuk
Di tangga rumah dan lingkungan
Setelah menganalisis, pada bait kelima penulis menemukan dua kata yang
merupakan simbol verbal dan mengandung makna simbol verbal. Kata tersebut
adalah kata “mokouput” dan kata “mokotongganut”.
Kata “mokouput” merupakan simbol dari “menjalani”. Apabila dikaji secara
makna simbol verbal, kata “mokouput” mengandung makna kedua calon mempelai
yang akan menjalani kehidupan berumah tangga nantinya. Sedangkan kata
31
31
“mokotongganut” merupakan simbol dari “yang dituakan”. Setelah dikaji secara
makna simbol verbal, kata “mokotongganut” mengandung makna harapan orang tua
kedua calon mempelai mampu menjadi teladan bagi keluarga yang lain dalam hal
menjaga keharmonisan hidup berumah tangga.
6) Tulug dan Mokotamberu
Ba moitoi pa moton tulug
Agar kelak menjadi kuat
Bo mokotamberu kon gotup
Dan mampu menahan ujian
Tabe’ takin salamat
Salam dan salamat
Berdasarkan analisis, pada bait keenam terdapat dua kata yang mengandung
simbol verbal dan makna simbol verbal yaitu kata “tulug” dan kata “mokotamberu”.
Kata “tulug” adalah simbol dari “sikap bijak” yang apabila dikaji secara makna
simbol verbal, kata “tulug” bermakna harapan orang tua agar kelak kedua calon
mempelai mampu bersikap bijaksana dalam menghadapi berbagai rintangan.
Kemudian kata “mokotamberu” yang merupakan simbol dari “sabar”. Setelah
dikaji secara makna simbol verbal, kata “mokotamberu” mengandung makna harapan
orang tua kelak kedua calon mempelai selalu sabar dalam menjalani kehidupan
berumah tangga sebab akan ada banyak ujian yang dihadapi.
32
32
Puisi lisan Salamat Moguman Pihak Wanita
1) kayu hitam Pindan mopusi, Pusaka Bua’ bo bai’ pinuyut, dan binonu kon
bantal kayumoyondi
Salamat kon mandeku pindan alus pindan mopusi
Selamat ananda kuandaikan piring halus yang putih
Pusaka i Bua’ bo bai‘
Peninggalan leluhur yang telah kembali
Manangkabi’ pinuyut kumangoi bosinolisi
Kupungut dan kubersihkan secara rapi
Binonu kon bantal kayumoyondi
Kumasukkan dalam peti
Berdasarkan analisis simbol verbal pada bait pertama terdapat pada kata
“pindan mopusi”, kata “pusaka bua’ bo bai”, kata “pinuyut bosinolisi”, dan kata
“binonu kon bantal kayumoyondi”.
Kata “pindan mopusi” adalah simbol dari “anak perempuan”. Jika dikaji secara
makna simbol verbal, kata “pindan mopusi” bermakna calon mempelai wanita berasal
dari keluarga baik-baik dan masih terjaga kesuciannya.
Selanjutnya kata “pusaka bua’ bo bai” yang merupakan simbol “warisan dari
raja”. Setelah dikaji secara makna simbol verbal, kata “pusaka bua’ bo bai”
mengandung makna anugerah dari ALLAH SWT yang tak ternilai harganya.
Kemudian kata “pinuyut bosinolisi” yaitu simbol dari “anak yang dilahirkan
dan dibesarkan”. Secara makna simbol verbal, kata “pinuyut bosinolisi” bermakna
calon mempelai wanita merupakan anak yang dilahirkan dan dibesarkan dengan
penuh kasih sayang, serta hidup dalam lingkungan yang baik.
33
33
Selanjutnya kata “binonu kon bantal kayumoyondi” yang merupakan simbol
dari “dirawat dan dijaga”. Jika dikaji secara makna simbol verbal, kata “binonu kon
bantal kayumoyondi” bermakna calon mempelai wanita bimbing agar tidak salah
dalam bergaul sehingga tumbuh menjadi gadis yang baik.
2) Kokayu logansi, Lagapan umbo mopusi, dan Pinosingogan sinampi’
Bo inoniksinadangkon kokayu logansi,
Kugantungkan pada kayu yang sakti
Kolabung singgai motansi
Kemarin siang
I nangoibi’lagapan umbo mopusi’
Datanglah seekor burung warna putih
Pinosingogan sinampi’
Merayu sambil menari
Setelah mengkaji bait kedua salamat moguman pihak wanita, penulis
menemukan tiga kata yang mengandung simbol verbal dan makna simbol verbal.
Kata tersebut adalah “kokayu logansi”, kata “lagapan umbo mopusi”, dan kata
“pinosingogan sinampi”.
Kata “kokayu logansi” merupakan simbol dari “pendidikan tinggi”. Apabila
dikaji dengan makna simbol verbal, kata “kokayu logansi” mengandung makna calon
mempelai wanita disekolahkan oleh orang tua sampai pada pendidikan tinggi agar
menjadi anak yang berguna bagi banyak orang karena ilmu dan wawasan yang dia
dapat saat menempuh pendidikan.
Kata “lagapan umbo mopusi” merupakan simbol dari “seorang pria”. Setelah
dianalisis, kata “lagapan umbo mopusi” mengandung makna calon mempelai pria
yang mampu menarik hati calon mempelai wanita.
34
34
Kata “pinosingogan sinampi” yaitu simbol dari kata “meminang”. Secara
makna simbol verbal, kata “pinosingogan sinampi” mengandung makna calon
mempelai pria yang telah terpikat dengan calon mempelai wanita datang untuk
meminangnya sebagai pasangan hidup.
3) Kongandaria
Yonaanda nginama’kumangoi inukatkon bonawang bo kongandaria
Kiniku letakkan dalam serambi
Sinba’indoyan mako motoluadi’
Dihadapan sanak keluarga untuk dijadikan pusaka abadi
Tagu on kon singgai motansi,
Disimpan dihari yang baik.
Yo bahasa naa in pinopotangki kon mamangoi monongguman
Bahasa ini disampaikan untuk memberitahukan
Setelah menganalisis bait ketiga, penulis menemukan satu kata yang
mengandung simbol verbal dan makna simbol verbal yaitu kata “kongandaria”. Kata
“kongandaria” merupakan simbol dari “penyerahan”. Jika dianalisis dalam makna
simbol verbal, kata “kongandaria” mengandung makna orang tua dari calon
mempelai wanita menerima pinangan dari calon mempelai pria dan menyerahkan
tanggung jawab sepenuhnya kepada calon mempelai pria untuk menjaganya.
4) Mokitonggadi dan Lolampanan
Mokitonggadi’yoandon sin naaya akuoy monolemo bo monadi’
Kepada keluarga siap berbakti
Tonga’bahasanaa deman ponondi’
Namun kuisyaratkan bahasa secara dini
Koinimu intaadi’
Kepada ananda wahai kekasih
Aka maya lolampanan motoluadi
Dalam kehidupan Kuharap tidak bosan dan letih
35
35
Pada analisis bait keempat, penulis menemukan dua kata yang mengandung
simbol verbal dan makna simbol verbal. Kata tersebut adalah “mokitonggadi” dan
“lolampanan”.
Kata “mokitonggadi” adalah simbol dari “siap menjalani”. Jika dianalisis secara
makna simbol verbal, kata “mokitonggadi” mengandung makna calon mempelai
wanita harus siap menjalani hidup berumah tangga. Menjalani hidup berumah tangga
berarti calon mempelai wanita harus siap berbakti kepada calon mempelai pria yang
nantinya akan menjadi pemimpin di dalam rumah tangga mereka.
Selanjutnya kata “lolampanan” yang merupakan simbol dari “melangkah”. Jika
dikaji dengan makna simbol verbal, kata “lolampanan” mengandung makna harapan
orang tua pada calon mempelai wanita apabila melangkah dalam kehidupan berumah
tangga harus selalu bersabar.
5) Bobahasaan tobatu
Yo bobahasaan bi tongabi tobatu
Namun bahasa hanya satu menyesuaikan dengan kondisi
Bobali tubuyan diakadon basi’
Kekurangan di sana sini
Sintua punang mobali
Bila dalam pergaulan nanti
Mokoyogang mokoyogi
Usahakan rasa saling menghargai
Setelah dianalisis, bait kelima terdapat satu kata yang mengandung simbol
verbal dan makna simbol verbal. Kata tersebut adalah “bobahasaan tobatu”. Kata
“bobahasaan tobatu” merupakan simbol dari “seiring sejalan”. Secara makna simbol
verbal, kata “bobahasaan tobatu” mengandung makna pesan orang tua agar kedua
36
36
calon mempelai harus selalu bersama-sama menjaga perilaku santun dalam menjalani
kehidupan berumah tangga, agar tidak berselisih paham.
6) Binutulandon
Kon koyongan don sinopi
Setiap ucapan baiknya dipilih
Yoba mokotutui kontabosi
Agar tidak mengundang pangkal selisih
Moyoguat bi moyotondi
Adalah besar harapan lagi tinggi
Tak baintobau in binutulandon Konlindangan pusi
Kiranya perjodohan ini akan lestari, kecuali cerai karena mati
Sin ainsinigad in belangan dopi
Sesuai kodrat illahirabbi
Tabe takin salamat
Sekian dengan salamat.
Setelah menganalisis bait keenam, penulis menemukan satu kata yang
mengandung simbol1 verbal dan makna simbol verbal. Kata tersebut adalah
“binutulandon” yang merupakan simbol dari “diikat erat”. Apabila dikaji secara
makna simbol verbal, kata “binutulandon” mengandung makna harapan orang tua
agar kelak pernikahan kedua calon mempelai tidak akan terpisahkan.
Untuk mengetahui simbol verbal dan makna simbol verbal maka dapat diliihat
pada tabel dibawah ini.
37
37
Puisi lisan salamat pihak pria
No Simbol verbal Makna simbol Arti ecara leksikal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lagapan duduk
Kodompa-dompa
Ilumayang
Napomukaan bulan tulug
Sinongkana
Kopuyut
Rante intang jamarut
Kotompu-tompunuk
Bogani
Intoluanku
Totungitnya momopud
Mokouput
Mokotongganut
Tulug
Mokotamberu
Anak laki-laki Masih pangkuan orang
tua
Tanda meminta restu
Waktu yang tepat bagi
ankak laki-laki
meminta restu
Penyambutan bahasa
anak laki-laki
Anak laki-laki
Menemukan pasangan
hidup
Wanita yang cantik
sangat berharga
Menyampaikan
amanat
Orang tau yang
dihargai
Memberi harta
Ujian dari ALLAH
SWT
Menjalani kehidupan
eorang yang
dituakan sikap bijak
Sabar menghadapi
ujian
Burung perkasa
Hinggap
Terbang
Saat terbitnya bulan
purnama
Buntut
Memungut
Rantai intan jamrud
Kuangkat
Ningrat
Kugantikan
Paruhnya tumpul
Melanjutkan
Panutan
Kuat
Mampu menahan
38
38
Puisi lisan salamat pihak wanita
No Simbol verbal Makna simbol Arti ecara leksikal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pindan mopusi
Pusaka bua bo baii
Pinuyut bosinolisi
Kokayu logansi
Lagapan umbo mopusi
Pinosingogan sinampi’
Kongandaria
Mokitonggadi’
Lolampanan
Bobahasaan tobatu
Binutulandon
Wanita yang baik
dan suci
Warisan raja
Dilahirkan dan
dibesarkan
Pendidikan tinggi
Mempelai pria
Meminang
Penyerahan lamaran
diterima
Siap menjalani
kehidupan berumah
tanga
Melangkah
Seiring sejalan
Hubungan
Piring putih
Pusaka dari leluhur
Kupungut
Kayu yang sakti
Burung merpati berwarna
putih
Merayu sambil menari
Serambi/teras
Siap berbakti
Kehidupan
Berbahasa satu
Diikat erat