BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

21
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal) Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses belajar mengajar dengan model konvensional yaitu ceramah. Dengan model konvensional ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasilnya KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar >75 hanya 25% siswa yang dapat mencapainya. Selanjutnya bersama dengan guru kelas berkolaborasi mencari masalah yang menyebabkan 75% siswa nilainya masih dibawah KKM. Masalah tersebut adalah tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi pembelajaran yang masih rendah. Dari 28 siswa yang mendengarkan penjelasan guru hanya 7 siswa yang berani bertanya tentang materi yang disampaikan, pembelajaran berpusat pada guru karena pembelajaran yang didominasi oleh guru dengan cara ceramah pada siswa. Maka peneliti dan guru mengambil kesimpulan untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran tipe TPS. Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru termotivasi untuk mencapai nilai KKM tersebut. KKM tersebut yaitu 90. Jika siswa belum mencapai nilai 90 dinyatakan belum tuntas dalam belajar. Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa dari 28 siswa terdapat 7 siswa yang mengalami ketuntasan dan siswa yang belum mengalami ketuntasan sebanyak 21 dengan kriteria ketuntasan minimum 90. Hal ini dapat terlihat dalam tabel 4.1 berikut.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses

belajar mengajar dengan model konvensional yaitu ceramah. Dengan model

konvensional ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian

mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasilnya KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar >75 hanya 25% siswa

yang dapat mencapainya. Selanjutnya bersama dengan guru kelas berkolaborasi

mencari masalah yang menyebabkan 75% siswa nilainya masih dibawah KKM.

Masalah tersebut adalah tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi

pembelajaran yang masih rendah. Dari 28 siswa yang mendengarkan penjelasan

guru hanya 7 siswa yang berani bertanya tentang materi yang disampaikan,

pembelajaran berpusat pada guru karena pembelajaran yang didominasi oleh guru

dengan cara ceramah pada siswa. Maka peneliti dan guru mengambil kesimpulan

untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran

tipe TPS. Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru termotivasi untuk mencapai

nilai KKM tersebut. KKM tersebut yaitu 90. Jika siswa belum mencapai nilai 90

dinyatakan belum tuntas dalam belajar.

Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa

dari 28 siswa terdapat 7 siswa yang mengalami ketuntasan dan siswa yang belum

mengalami ketuntasan sebanyak 21 dengan kriteria ketuntasan minimum 90. Hal

ini dapat terlihat dalam tabel 4.1 berikut.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

56

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Kondisi Awal

No.Standar Ketuntasan

Jumlah Siswa PersentaseAngka Ketuntasan

1.

2.

< 90

90

Belum tuntas

Tuntas

21

7

75%

25%

Jumlah 28 100%

Dilihat dari tabel 4.1 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum

maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam

belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90). Dari tabel

diatas diketahui terdapat hanya 7 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sesuai

dengan KKM yang diterapkan dan terdapat 21 siswa yang belum tuntas dalam

pembelajaran IPS dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55. Sehingga dirasa

perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil

belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Jogonayan

Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan

tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.1 berikut ini

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS (Pra Siklus)

75%

25%

Ketuntasan Hasil Belajar

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

57

Dari gambar diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil

belajar sebesar 75% siswa belum tuntas. Dengan kondisi seperti ini dilakukan

penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran TPS

dengan pendekatan inkuiri yang akan dilaksanakan dalam dua siklus (1 siklus 2

pertemuan)

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan

Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.

Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan,

media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran,

gambar peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, gambar tokoh PPKI,

lembar kerja siswa, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik

inkuiri), lembar observasi aktifitas guru, lembar observasi aktifitas siswa dan

butir-butir soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat

untuk dua kali pertemuan.

Implementasi Tindakan dan Observasi

Pertemuan Pertama

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan

apersepsi dengan bertanya jawab tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan.

Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa

menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran

TPS dengan pendekatan inkuiri. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan

yaitu siswa menyimak teks materi tentang peristiwa penting sekitar proklamasi

kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi 3 peristiwa penting sekitar

proklamasi kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu tahap

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

58

berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (Pair) untuk

menganalisis masalah 3 peristiwa penting sekitar proklamasi

kemerdekaan,merumuskan masalah 3 peristiwa penting sekitar proklamasi

kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3 peristiwa penting sekitar

proklamasi kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang 3 peristiwa penting

sekitar proklamasi, mengklasifikasi hal positif dari 3 peristiwa penting sekitar

proklamasi sekitar proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3

peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan,membuat kesimpulan tentang 3

peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan membuat rekomendasi

tentang 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Kemudian tahap

berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi

tentang peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa penting

sekitar proklamasi kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.

Pertemuan Kedua

Kegiatan awal pada pertemuan kedua meliputi guru melakukan apersepsi

dengan bertanya jawab kepada siswa. Berdasarkan jawaban dari siswa guru

memberikan reward berupa pujian. Guru menegaskan tentang materi yang akan

dipelajari yaitu Pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI dan siswa

menyimak tujuan pembelajaran dari guru. Pada kegiatan inti meliputi siswa

menyimak teks materi tentang pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI,

siswa seecara individu berfikir (think) mengidentifikasi 3 peristiwa penting

pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, kemudian siswa belajar secara

berpasangan (pairs) dalam menjawab pertanyaan,untuk menganalisis masalah,

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi,

mengklasifikasi hal positif/negatif, membuat kesimpulan dan membuat

rekomendasi tentang 3 peristiwa penting pembentukan PPKI sebagai alat

kemerdekaan RI, kemudian siswa berbagi (share), siswa berbagi jawaban di

dalam kelas dengan mempresentasikan hasil diskusi tentang peristiwa penting

sekitar proklamasi kemerdekaan.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

59

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa penting

pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, siswa melakukan refleksi

pembelajaran, dan terakhir siswa mengerjakan tes formatif.

Refleksi

Hasil Tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil

data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor

tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55.

Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 7 siswa (25%), sedangkan yang belum

mencapai KKM 90 sebanyak 21 siswa (75%). Pada siklus I ini skor tertinggi yang

dicapai siswa telah meningkat yaitu 93, sedangkan skor terendah 79. Siswa yang

mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa (43%) sedangkan siswa yang belum

mencapai KKM ada 16 siswa (57%), karena masih memperoleh nilai dibawah 90.

Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru pada siklus I, pada perencanaan pembelajaran

guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran

siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan apersepsi, tujuan

pembelajaran dan langkah-langkah TPS dengan pendekatan inkuiri, memberikan

kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru

melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian

guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan

pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya

mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap

siswa, pemberian pujian pada siswa.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,

dan praktikan (pengembang). Dalam diskusi berisi tentang evaluasi (penilaian)

bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dengan

pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa

guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

60

pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran

serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran dirasa

mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum mengerti merasa terbantu

oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Setelah selesai pembelajaran pada siklus I maka dilaksanakan evaluasi

untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi

yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar. Dari hasil belajar Pada Siklus I,

di dapat nilai tertinggi yang bisa dicapai siswa telah meningkat yaitu 93,

sedangkan skor terendah 79. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa

(43%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 16 siswa (57%). Berikut

ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I

NoStandar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

Ketuntasan Keterangan

1.2.

< 90

90Belum tuntas

Tuntas1612

57% 43%

Jumlah 28 100%

Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I dengan KKM

90 siswa yang telah mencapai KKM atau dinyatakan tuntas sebanyak 43% dan

siswa yang belum mencapai KKM atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 57%.

Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran pada

gambar 4.2 sebagai berikut.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

61

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I

Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 43%.

Karena persentase belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 100% sehingga

perlu dilakukan tindakan siklus II.

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan

menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan.

Dalam Siklus II terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan

kemerdekaan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi

pembelajaran, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik inkuiri)

dan butir-butir soal, serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali

pertemuan.

57%

43%

Ketuntasan Hasil Belajar

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

62

Implementasi Tindakan dan Observasi

Pertemuan Pertama

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan

apersepsi dengan bertanya jawab tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan.

Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa

menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru

menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran

TPS dengan pendekatan inkuiri. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan

yaitu siswa menyimak teks materi tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi

kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi tokoh-tokoh penting

sekitar proklamasi kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu

tahap berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk

menganalisis masalah tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan,

merumuskan masalah tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan,

merumuskan hipotesis tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi

kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang tokoh-tokoh penting sekitar

proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 tokoh penting sekitar

proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 tokoh penting sekitar

proklamasi kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3 tokoh penting sekitar

proklamasi kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 tokoh penting

sekitar proklamasi kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa

berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi tentang tokoh-tokoh

penting sekitar proklamasi kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang tokoh-tokoh

penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi

pembelajaran.

Pertemuan Kedua

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan

apersepsi dengan bertanya jawab tentang bagaimana cara menghargai jasa tokoh

pejuang. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian,

siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

63

meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang 3 cara

menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, siswa secara

individu mengidentifikasi 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam

mempersiapkan kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu

tahap berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk

menganalisis masalah 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam

mempersiapkan kemerdekaan, merumuskan masalah 3 cara menghargai jasa tokoh

pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3

cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan,

mengumpulkan informasi tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam

mempersiapkan kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 cara menghargai

jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, mengklasifikasi hal

negatif dari 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan

kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang

dalam mempersiapkan kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 cara

menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. Kemudian

tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil

diskusi tentang cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan

kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang cara menghargai

jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, siswa melakukan refleksi

pembelajaran, dan siswa mengerjakan tes formatif.

Refleksi

Hasil Tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil

data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor

tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55.

Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 7 siswa (25%), sedangkan yang belum

mencapai KKM 90 sebanyak 21 siswa (75%).

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

64

Pada siklus II ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 95,

sedangkan skor terendah 81. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 26 siswa

(93%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 2 siswa (7%), karena

masih memperoleh nilai dibawah 90.

Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru Siklus II, pada perencanaan pembelajaran guru

menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa

aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada

manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu

pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan

umpan balik, dan memberikan pujian.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas

segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,

dan praktikan(pengembang). Dalam diskusi berisi tentang evaluasi (penilaian)

bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dengan

pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa

guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan

pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran

serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran dirasa

mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum mengerti merasa terbantu

oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan

apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator

yang diharapkan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus II maka dilaksanakan

evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

65

Tabel 4.3

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II

NoStandar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase

Ketuntasan Keterangan1.2.

< 90

90Belum Tuntas

Tuntas 226

7 %93 %

Jumlah 28 100 %

Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus II dengan KKM

90 siswa yang telah mencapai KKM atau dinyatakan tuntas sebanyak 93% dan

siswa yang belum mencapai KKM atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 7%.

Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran pada

gambar 4.3 sebagai berikut.

Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II

Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 93%.

Karena persentase belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 100% sehingga

perlu dilakukan tindakan siklus III.

7%

93%

Ketuntasan Hasil Belajar

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

66

4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan

perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam Siklus

III terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi

pembelajaran, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik inkuiri)

dan butir-butir soal, serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali

pertemuan.

Implementasi Tindakan dan Observasi

Pertemuan Pertama

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan

apersepsi dengan bertanya jawab tentang siapa yang tahu Tugu Muda dan

sejarahnya. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa

pujian, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan

inti meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks peristiwa perjuangan

dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi 3

peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam tahapan atau

langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think) dengan pendekatan inkuiri,

kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk menganalisis masalah 3

peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan masalah

3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan

hipotesis tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan,

mengumpulkan informasi tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 peristiwa perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 peristiwa

perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

67

peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, dan membuat

rekomendasi tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas

mempresentasikan hasil diskusi tentang peristiwa perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa

perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi

pembelajaran.

Pertemuan Kedua

Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan

apersepsi dengan bertanya jawab tentang perjanjian atau perundingan bangsa

Indonesia dengan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan. Berdasarkan

jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa menyimak

tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti meliputi beberapa

kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang perjanjian penting dalam

mempertahankan kemerdekaan, siswa secara individu mengidentifikasi 3

perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam tahapan atau

langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think) dengan pendekatan inkuiri,

kemudian siswa belajar secara berpasangan (Pair) untuk menganalisis masalah 3

perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan masalah 3

perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan hipotesis

tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan,

mengumpulkan informasi tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan

kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 perjanjian penting dalam

mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 perjanjian

penting dalam mempertahankan kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3

perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, dan membuat

rekomendasi tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan.

Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas

mempresentasikan hasil diskusi tentang perjanjian penting dalam

mempertahankan kemerdekaan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

68

Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang perjanjian penting

dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa melakukan refleksi pembelajaran,

dan siswa mengerjakan tes formatif.

Refleksi

Hasil Tindakan

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil

data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor

tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55.

Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 26 siswa (93%), sedangkan yang belum

mencapai KKM 90 sebanyak 2 siswa (7%). Pada siklus III ini skor tertinggi yang

dicapai siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93. Siswa yang

mencapai KKM 90 sebanyak 28 siswa (100%) dan dapat dikatakan tuntas secara

klasikal.

Hasil Observasi

Hasil observasi kinerja guru Siklus III, pada perencanaan pembelajaran

guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran

siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran,

apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada

manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu

pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan

umpan balik, dan memberikan pujian.

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III dari

pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk

diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan

oleh guru kelas dan praktikan (pengembang). Dalam diskusi berisi tentang

evaluasi (penilaian) bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran

TPS dengan pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini

didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS

menggunakan pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru

dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

69

pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum

mengerti merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan

apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator

yang diharapkan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus III maka dilaksanakan

evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Distribusi ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus III, dari standar ketuntasan

90, semua siswa tuntas, yaitu 28 siswa (100%), dengan skor tertinggi yang dicapai

siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93.

4.5 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah

terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran TPS dengan

pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi menghargai jasa

dan peranan tokoh dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia bagi siswa kelas V SDN Jogonayan Pada Semester II Tahun Pelajaran

2012/2013. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.4

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

dan Siklus III

Ketuntasan

Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Frek % Frek % Frek % Frek %

Belum

Tuntas 21 75 16 57 2 7 0 0

Tuntas 7 25 12 43 26 93 28 100

Jumlah 28 100 28 100 28 100 28 100

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

70

Dari tabel nilai hasil belajar pada tabel 4.4 dapat dilihat adanya

peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPS. Terbukti untuk

klasifikasi tuntas, pada pra siklus ada 7 siswa yang tuntas dan 21 siswa yang tidak

tuntas, dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55, Pada siklus I terdapat 12 siswa

yang tuntas, dan 16 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 93, skor

terendah 79. Pada siklus II terdapat 26 siswa yang tuntas, dan 2 siswa yang tidak

tuntas dengan skor tertinggi 95, skor terendah 81. Pada Siklus III semua tuntas

sebanyak 28 siswa, dengan skor tertinggi 96, dan skor terendah 93.

Dari hasil belajar pada Siklus I, didapat skor tertinggi yang bisa dicapai

siswa telah meningkat yaitu 93, sedangkan skor terendah 79. Siswa yang

mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa (43%) sedangkan siswa yang belum

mencapai KKM ada 16 siswa (57%).

Dari hasil belajar pada Siklus II ini didapat skor tertinggi yang bisa dicapai

siswa telah meningkat yaitu 95, sedangkan skor terendah 81. Siswa yang

mencapai KKM 90 sebanyak 26 siswa (93%) sedangkan siswa yang belum

mencapai KKM ada 2 siswa (7%).

Dari hasil belajar pada Siklus III ini didapat skor tertinggi yang bisa dicapai

siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93. Siswa yang

mencapai KKM 90 sebanyak 28 (semua tuntas secara klasikal).

Skor rata-rata yang didapat dari Siklus I, Siklus II, dan Siklus III yaitu

Siklus I mencapai 85,35; Siklus II mencapai 91,18; Siklus III 94,40.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

71

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada pra siklus ada 7 siswa yang tuntas dan 21 siswa yang tuntas, dengan

skor tertinggi 90, skor terendah 55, Pada siklus I terdapat 12 siswa yang tuntas,

dan 16 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 93, skor terendah 79. Pada

siklus II terdapat 26 siswa yang tuntas, dan 2 siswa yang tidak tuntas dengan skor

tertinggi 95, skor terendah 81. Pada Siklus III semua tuntas sebanyak 28 siswa,

dengan skor tertinggi 96, dan skor terendah 93.

Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran

tipe TPS dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini

dapat dilihat pada diagram gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4

Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada Pra Siklus,

Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Pada penelitian ini setiap kenaikan skor maksimal juga diikuti oleh

kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Gambar

4.5 menyajikan tentang kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

dan Siklus III.

90

93

9596

8788899091929394959697

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

72

Gambar 4.5

Grafik Perbandingan Skor Minimal pada Pra Siklus,

Siklus I, Siklus II dan Siklus III

Setiap kenaikan skor maksimal dan skor minimal pada Pra Siklus,

Siklus I, Siklus II dan Siklus III pada penelitian ini maka juga meningkatkan

perolehan skor rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

Gambar 4.6 menyajikan tentang perbandingan nilai rata-rata pada Pra

Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

Gambar 4.6

Grafik Perbandingan Skor Rata-rata pada Pra Siklus,

Siklus I, Siklus II dan Siklus III

55

79 8193

0102030405060708090

100

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

69,15

85,3591,18 94,4

0

20

40

60

80

100

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

73

Dalam penelitian ini hipotesis tindakan yakni dengan menerapkan

model think pair share menggunakan pendekatan inkuiri dapat

meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas V di SD Negeri Jogonayan

Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang semester II tahun ajaran

2012/2013. Setelah diadakan penelitian, hipotesis penelitian ini terbukti

bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS di SD Negeri Jogonayan,

mendasarkan dari kondisi awal (pra siklus) hanya ada 7 siswa (25%) yang

mencapai ketuntasan belajar dari 28 siswa. Pada siklus I meningkat menjadi

12 siswa (43%) yang mencapai ketuntasan belajar. Pada Siklus II meningkat

menjadi 26 siswa (93%) yang mencapai ketuntasan belajar, dan pada Siklus

III mencapai 28 siswa (100%).

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri

Rachmadyanti pada tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share Siswa Kelas IV SDN Kendalrejo 01 Kabupaten Blitar.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran think

pair share pada IPS di kelas IV sudah sangat baik. Hal ini didukung dengan

meningkatnya hasil belajar siswa pada kegiatan think pair share. Hasil

belajar siswa meliputi aspek aktivitas belajar siswa dan nilai akhir siswa.

Prosentase aktivitas belajar siswa pada tahap pra tindakan mencapai 57,09%.

Prosentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 sejumlah 65,4%,

pertemuan 2 sejumlah 66,71%, dan pada pertemuan 3 sejumlah 67,95%.

Sehingga dari pra tindakan sampai siklus 1 mengalami peningkatan

prosentase aktivitas siswa sejumlah 10,86%. Pada siklus II pertemuan 1,

prosentase aktivitas siswa mencapai 71,85%, pertemuan 2 mencapai 74%,

pertemuan 3 mencapai 76,80%. Sehingga terjadi peningkatan prosentase

aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2, sejumlah 8,85%. Secara keseluruhan

terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari pra tindakan sampai siklus II

sebanyak 19,71%.Pada aspek nilai akhir siswa pada pratindakan mencapai

58,8%, siklus 1 pertemuan 1 mencapai 57%, pertemuan 2 mencapai 62%,

dan pada pertemuan 3 mencapai 81%. Sehingga dari pratindakan ke siklus 1

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

74

mengalami peningkatan prosentase nilai akhir siswa sejumlah 22,2%. Pada

siklus II pertemuan 2 mencapai 85%, pada pertemuan 2 mencapai 95%, dan

pada pertemuan 3 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan peningkatan siklus

1 ke siklus II sejumlah 19%. Sehingga terjadi peningkatan nilai siswa dari

pratindakan sampai siklus II sejumlah 41,42%.

Dalam penelitian ini kelebihan yang terdapat didalamnya adalah

keberhasilan siswa dalam mengembangkan kerjasama, keberanian siswa

dalam mengungkapkan pendapat, serta melatih siswa untuk berpikir dan

kritis dalam menanggapi permasalahan yang diberikan guru. Kekurangan

yang terdapat dalam penelitian ini adalah perlunya pengawasan guru

terhadap proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berjalan

dengan baik dan kondusif, perlunya bimbingan yang diberikan guru baik

bimbingan perseorangan maupun bimbingan pada kelompok.

Penelitian yang dilakukan oleh Primadya Anantyarta pada tahun 2010

yang berjudul Penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share

(TPS) berbasis model latihan inkuiri untuk meningkatkan kemampuan

bertanya dan hasil belajar siswa kelas VII-C SMPP Negeri Satu Atap

Merjosari Malang, dan dari hasil analisis data menunjukkan bahwa sebelum

strategi pembelajaran kooperatif think pair share berbasis model latihan

inkuiri diterapkan, seluruh siswa pernah menjawab pertanyaan dari guru,

namun hanya 7 siswa (18%) yang pernah mengajukan pertanyaan dalam

kelas. Setelah strategi TPS berbasis model latihan inkuiri diterapkan

diketahui bahwa kemampuan bertanya siswa pada tahap think siklus I untuk

kategori sangat baik mengalami peningkatan dari 8,5% menjadi 38,5% pada

siklus II, untuk kategori baik juga mengalami peningkatan dari 15,3%

menjadi 17,1%. Pada tahap pair untuk kategori pertanyaan sangat baik

mengalami peningkatan dari 8,5% menjadi 39,6%, untuk kategori baik juga

mengalami peningkatan dari 15,3% menjadi 17,1%. Sebelum strategi TPS

berbasis model latihan inkuiri diterapkan, khusus untuk aspek kognitif ujian

tengah semester I hanya 17 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4383/5/T1_292009119_BAB IV.pdf55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi

75

sebesar 70, yaitu 44 % siswa yang dikatakan tuntas, sedangkan 56% siswa

atau 22 siswa yang tidak tuntas. Sedangkan setelah strategi TPS berbasis

model latihan inkuiri diterapkan skor rata-rata klasikal siswa mengalami

peningkatan dari 77,5 pada siklus I menjadi 82,4 pada siklus II. Khusus

untuk aspek afektif, kemauan membuat pertanyaan dengan kualitas sangat

baik meningkat dari 2,6% menjadi 60,5%, untuk pertanyaan dengan kualitas

baik juga mengalami peningkatan dari 21,1% menjadi 31,6%. Kemauan

siswa dalam mengerjakan tugas dari guru dengan kategori sunggguh-

sungguh meningkat dari 55,3% menjadi 68,4%; kerjasama dalam kelompok

untuk interaksi sangat baik juga mengalami peningkatan dari 28,9% menjadi

50%; untuk interaksi yang baik juga meningkat dari 18,4% menjadi 28,9%.

Kemauan berargumentasi untuk kategori sering mengalami peningkatan dari

31,6% menjadi 39,5% dan untuk kategori pernah juga meningkat dari 28,9%

menjadi 50%.

Penelitian yang dilakukan oleh Dhuane Putri Risanti pada tahun 2012

yang berjudul Penerapan Think Pair Share (TPS) dan inkuiri untuk

meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas VII G SMP

Negeri 1 Pujon Malang, dan dari hasil analisis data menunjukkan Data

motivasi dan hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif. Peningkatan

persentase motivasi belajar secara keseluruhan mencapai 27,8%, yaitu dari

pra-penelitian sebesar 33,3% menjadi 61,1% pada siklus II. Peningkatan

persentase ketuntasan belajar mencapai 44%, yaitu dari pra-penelitian

sebesar 40% menjadi 84% pada siklus II.