BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...

29
31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Jumlah subjek yang diteliti sebanyak 10 orang peserta didik, berdasarkan jenis kelamin peserta didik POS PAUD KASIH IBU Salatiga terdiri dari 4 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Table 4.1 Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi (f) Presentase (%) Laki-laki (L) 4 40 Perempuan (P) 6 60 Jumlah 10 100 Peserta didik POS PAUD KASIH IBU Salatiga mempunyai 2 kelompok usia, yaitu 4 dan 5 tahun. kelompok usia 4 tahun sebanyak 6 orang dan 5 tahun 4 orang. Table 4.2 Subyek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Frekuensi (f) Presentasi (%) 4 tahun 6 60 5 tahun 4 40 Jumlah 10 100

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Jumlah subjek yang diteliti sebanyak 10 orang peserta didik,

berdasarkan jenis kelamin peserta didik POS PAUD KASIH IBU Salatiga

terdiri dari 4 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.

Table 4.1 Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi (f) Presentase (%)

Laki-laki (L) 4 40

Perempuan (P) 6 60

Jumlah 10 100

Peserta didik POS PAUD KASIH IBU Salatiga mempunyai 2

kelompok usia, yaitu 4 dan 5 tahun. kelompok usia 4 tahun sebanyak 6

orang dan 5 tahun 4 orang.

Table 4.2 Subyek Penelitian Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (f) Presentasi (%)

4 tahun 6 60

5 tahun 4 40

Jumlah 10 100

32

4.2 Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan keadaan anak sebelum penelitian

tindakan kelas yaitu melakukan pengamatan awal berupa kegiatan

prasiklus yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kemandirian anak

dalam proses pembelajaran dikelas. Berdasarkan hasil observasi dikelas

yang telah dilakukan di kelompok A POS PAUD KASIH IBU Salatiga

menunjukkan bahwa tingkat kemandirian anak belum berkembang dengan

baik. Dalam prasiklus ini, peneliti juga melakukan penilaian terhadap

aktifitas yang dilakukan peserta didik saat proses kegiatan pembelajaran.

Sehingga dapat dilihat seberapa besar kemandirian anak yang muncul

dalam aktivitas di sekolah.

Peneliti melakukan observasi kegiatan prasiklus untuk memperoleh

data tentang tingkat kemandirian anak sebelum melakukan tindakan.

Penelitian ini menfokuskan pada kemandirian peserta didik melalui

metode pembiasaan, yang dilaksanakan sesuai dengan aspek yang dinilai

adapun aspek yang akan dinilai yaitu, anak bisa berpisah dengan orangtua,

anak mampu menyelesaikan aktivitas belajar sendiri, anak bisa memasang

atau melepas sepatu sendiri, anak mampu membereskan peralatan sekolah

sendiri, dan anak mampu makan sendiri. Adapun observasi diadakan

selama 1 minggu, observasi dimulai dari kegiatan awal sampai kegiatan

akhir. Dengan adanya observasi yang telah dilakukan maka peneliti

menyimpulkan hasil observasi yang telah dilaksanakan dengan lembar

33

observasi prasiklus. Berikut kondisi awal yang diperoleh melalui observasi

prasiklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Kemandirian Anak Pada Kondisi Awal (Prasiklus)

Keterangan: BM = Belum Muncul MM = Mulai Muncul

BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

F = Frekuensi % = Persentase

Berdasarkan persentase di atas dapat dilihat bahwa tingkat

kemandirian anak saat kondisi awal (prasiklus) sebelum tindakan kelas

diperoleh data, pada kriteria belum muncul sebesar 10% dengan 1 orang

anak, kriteria mulai muncul sebesar 50% dengan 5 orang anak, kriteria

berkembang sesuai harapan sebesar 30% dengan 3 orang anak, sedangkan

0

20

40

60

BSB BSH MM BM

Grafik 4.1 Kemandirian Anak Pada Kondisi Awal

(Prasiklus)

prasiklus

Kriteria Interval Frekuensi

(f)

Persentase

(%)

Berkembang Sangat Baik 17-20 1 10

Berkembang Ssesuai Harapan 13-16 3 30

Mulai Muncul 9-12 5 50

Belum Muncul 5-8 1 10

Jumlah 10 100

34

pada kriteria berkembang sangat baik terdapat 10% dengan 1 orang anak.

Hal ini menunjukkan bahwa indikator yang diinginkan belum sesuai

dengan indikator yang ingin dicapai.

4.3 Deskripsi Siklus I

Dari data yang diperoleh pada saat kondisi awal (prasiklus) maka

disusunlah perencanaan dengan perlakuan tindakan menerapkan metode

pembiasaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak usia 4-

5 tahun di POS PAUD KASIH IBU Salatiga.

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada minggu ketiga bulan April

2015, siklus I dilaksanakan sebayak 3 kali pertemuan yaitu pada hari Senin

13 April 2015 dengan tema alat komunikasi, sub tema surat, Rabu 15 April

2015 dengan tema alat komunikasi, sub tema televisi, Jumat 17 April 2015

dengan tema alat komunikasi handpone, dan aktivitas yang berbeda

disetiap pertemuan. Pembelajaran pada siklus I dimulai pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

4.3.1 Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang akan dilakukan

3 kali pertemuan.

35

2) Memberi informasi atau sosialisasi kepada orangtua peserta

didik tentang kemandirian anak yang akan diamati dalam

aspek-aspek yang telah disusun.

3) Mempersiapkan lembar observasi dalam bentuk checklist yang

akan digunakan untuk memperoleh perkembangan kemandirian

anak.

4) Mempersiapkan alat dan bahan untuk mendukung

pembelajaran sesuai tema.

4.3.2 Pelaksanaan Siklus I

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan

pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah

dibuat ditahap perencanaan oleh peneliti dengan dibantu kepala sekolah

dan dua orang guru kelompok A POS PAUD KASIH IBU Salatiga. Tahap

pelaksanaan pada Siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan. Adapun deskripsi

proses pelaksanaan tindakan siklus I :

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 13 April 2015.

Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan

penelitian, dengan tema alat komunikasi dan sub tema surat. Jumlah

anak yang mengikuti sebanyak 10 anak, sesuai dengan sosialisasi

sebelumnya orangtua murid mulai menjauh dari anak.

36

Penelitian dimulai dari awal anak datang kesekolah, saat anak tiba

disekolah peneliti menyambut anak disertai dengan sapaan yang ramah

agar anak merasa diterima dan merasa nyaman berada di sekolah.

a) Kegiatan Awal

Peneliti mengajak anak untuk upacara bendera sebagai tanda

menghormati para pejuang, saat upacara ada beberapa anak

yang masih minta ditemani orangtua untuk berbaris, tetapi

peneliti dengan sabar mengajak anak untuk berbaris sambil

tangan memberikan hormat kepada bendera. Sedikit demi

sedikit orangtua mulai mundur untuk sedikit menjauh dari

posisi anak-anaknya.

Setelah upacara peneliti memberi salam kepada anak-anak dan

mengajak anak-anak berdoa sebelum memulai kegiatan

bermain dan belajar. Selanjutnya peneliti mengabsen anak-anak

dan setelah itu mengajak anak-anak bernyanyi bersama-sama.

Setelah bernyanyi peneliti melakukan tanya jawab tentang tema

dan tidak lupa memperlihatkan gambar alat-alat komunikasi

dan alat peraga yang akan digunakan berupa amplop, kertas,

lem, perangko mainan. Disini peneliti menyedikan alat peraga

yang semenarik mungkin agar anak-anak tertarik untuk fokus

pada peneliti dan tema yang telah di rancang dan tidak mencari

orangtuanya.

37

b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti memberikan semagat

atau dorongan kepada anak-anak untuk menyelesaikan sendiri

tugasnya dengan memberikan pujian dan jempol keberhasilan.

Saat kegiatan inti dimulai anak-anak mengambil behan kerja

sendiri meski ada satu anak yang masih terlihat ragu-ragu

untuk maju sendiri dan mengerjakan aktivitas sendiri meski ada

beberapa orang anak yang masih dengan arahan guru atau

orangtua.

c) Istirahat

Ada beberapa anak yang sudah mampu makan sendiri dan ada

yang masih disuap oleh orangtua dan belum mebereskan

mainan saat selesai bermain serta masih bergantung dengan

orangtua dan tidak mau berpisah dengan orangtua.

d) Kegiatan Akhir

Sampai dengan kegiatan akhir peneliti membiaakan anak untuk

menyelesaikan kaktivitas sendiri, meskipun ada beberapa anak

yang masih bergantung dengan orangtua.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 15 April 2015.

Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan

penelitian, dengan tema alat komunikasi dan sub tema bentuk fisik

alat komunikasi. Jumlah anak yang mengikuti sebanyak 10 anak.

38

Peneliti menyambut anak dengan ramah dan anak-anak mulai

beradaptasi dengan peneli dan anak dibawa masuk kekelas sambil

bercanda-canda, agar anak merasa lebih dekat.

a) Kegiatan Awal

Penelitia mengajak anak-anak untuk senam mengikuti irama

musik, ada satu anak yang sudah ada perubahan yaitu sudah

mau bergabung dengan teman tanpa harus ditemani oleh

orangtua, namun masih ada salah satu anak yang masih terlihat

malu-malu. Setelah senam peneliti mengajak anak untuk

bernyanyi, setelah bernyanyi anak-anak diajak untuk berdoa

dan absen. Sebelum memulai kegiatan inti peneliti bertanya

jawab tentang tema dan sub tema yang dipelajari dan

memperlihatkan gambar-gambar alat komunikasi. Peneliti

menjelaskan dan menceritakan kegunaan alat komunikasi

dengan penuh eksperesi agar anak antusias untuk

memperhatikan peneliti. Dengan demikian anak-anak tidak

terfokus pada orangtua dan tidak meminta orangtua untuk

mendampingi mereka. Walaupun demikian masih ada satu anak

yang masih duduk disamping orangtuanya.

b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti memberikan semagat

atau dorongan kepada anak-anak untuk menyelesaikan sendiri

tugasnya dengan memberikan pujian dan jempol keberhasilan.

39

Saat kegiatan inti dimulai anak-anak mengambil behan kerja

sendiri dan mengerjakan aktivitas sendiri, tetapi adapula anak

yang masih dengan arahan guru atau orangtua.

c) Istirahat

Ada beberapa anak yang makan masih disuap orangtua dan

adapula yang sudah mulai makan sendiri. Saat bermain

bersama ada anak yang sudah mau bermain sendiri tanpa

ditemani orangta dan ssetelah makan anak bisa membereskan

bekal meskipun masih dalam arahan orangtua.

d) Kegiatan Akhir

Sampai dengan akhir pembelajaran, peneliti membiasakan anak

untuk melakukan semua aktivitasnya sendiri meski ada

beberapa orang yang masih bergantung dengan orangnya.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat 17 April 2015.

Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan

penelitian, dengan tema alat komunikasi dan sub tema handphone.

Jumlah anak yang mengikuti sebanyak 10 anak. Peneliti

menyambut anak dengan ramah dan anak-anak mulai beradaptasi

dengan peneli, sambil bercanda-canda penelitia mengajak anak

untuk melepas sepatu sendiri dan menyipan pada rak sepatu

sendiri, dan mengajak anak masuk ke dalam kelas dengan

40

menggandeng tagan anak, hal ini dilakukan agar anak lebih

nyaman sehingga dapat lepas dari orangtua.

a) Kegiatan Awal

Peneliti mengajak anak senam mengikuti irama musik dan

berbaris bersama temana-teman, saat senam terlihat anak-anak

sangat ceria dan bisa berbaris bergabung dengan teman-teman

tanpa ditemani orangtua. Setelah senam peneliti mengajak

untuk berdoa dan mengabsen anak-anak. Sebelum memulai

kegiatan inti peneliti bertanya jawab tentang tema dan sub tema

yang dipelajari dan memperlihatkan gambar-gambar alat

komunikasi. Peneliti menjelaskan dan menceritakan kegunaan

alat komunikasi handpone dengan penuh eksperesi agar anak

fokus pada peneliti dan tidak minta untuk diteani oleh orangtua.

b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan inti dimulai peneliti memberikan semagat

atau dorongan kepada anak-anak untuk menyelesaikan sendiri

tugasnya dengan memberikan pujian dan jempol keberhasilan.

Saat kegiatan inti dimulai anak-anak mengambil behan kerja

sendiri sesuai dengan urutan nama yang dipanggil oleh peneliti,

dan mengerjakan aktivitas sendiri. Peneliti berusaha untuk

lebih dekat lagi dengan peserta didik agar anak benar-benar

mau lepas dari orangtua dan tidak tergantung dengan orangtua

saat mengertjakan aktivitasnya.

41

c) Istirahat

Ada beberapa anak sudah mulai membuka bekal sendi dan

makan sendiri tidak disuap oleh orangtua lagi dan setelah

selesai anak membereskan bekal sendiri.

d) Kegiatan Akhir

Sampai dengan akhir pembelajaran, peneliti membiasakan anak

untuk melakukan semua aktivitasnya sendiri tanpa arahan,

tetapi peneliti tetap memberikan dorongan yang positif agar

anak-anak tetap bersenagat sehingga mereka dapat mandiri

sesuai dengan harapan.

4.3.3 Hasil Observasi Siklus I

Pada saat penerapan tindakan dimulai, peneliti melibatkan teman

sejawat, kepala sekolah dan dua guru kelas kelompok A POS PAUD

KASIH IBU Salatiga untuk mengamati jalannya pembelajaran.

Pengamatan dilakukan saat pembelajran berlangsung, setiap aktifitas yang

dilakukan anak semuanya diamati pada lembar observasi yang dibuat

dalam bentuk checklis. Menurut hasil observasi interaksi pengajar dengan

peserta didik sudah mulai terlihat, dimana saat belajar anak sudah mulai

mau memperhatikan, meskipun masih harus ditemani oleh orangtua dan

saat belajar anak terlihat sudah bisa mengikuti seperti menyelesaikan tugas

yang diberikan pengajar walaupun masih harus dibantu atau diarahkan.

Hasil observasi dapat diketahui peningkatan kemandirian anak

melalui metode pembiasaan dari siklus I, pada pertemuan I, pertemuan II,

42

dan pertemuan III mengalami beberapa perubahan disetiap kriteria.

Dimana pada pertemuan I pada kriteria belum muncul tidak menunjukkan

persentase, pada kriteria mulai muncul sebesar 30%, pada kriteria

berkembang sesuai harapan sebesar 60%, dan berkebang sangat baik

sebesar 10%. Pertemuan II pada kriteria belum muncul tidak menunjukkan

persentase kembali, pada kriteria mulai muncul sebesar 10%, pada kriteria

berkembang sesuai harapan sebesar 70%, dan berkebang sangat baik

sebesar 20%. Pertemuan III pada kriteria belum muncul tidak

menunjukkan persentase kembali dan kriteria mulai muncul juga tidak

menunjukkan persentase, sehingga pada kriteria berkembang sesuai

harapan, dan berkebang sangat baik mengalami perubahan yaitu pada

kritria berkembang sesuai harapan sebesar 40% sementara berkembang

sanagat baik sebesar 60%.

Dari uraian diatas, maka dapat diketahui hasil pengamatan terhadap

kemandirian anak melalui metode pembiasaan pada siklus I pada setiap

pertemuan, dibandingkan pada kondisi awal yang tergambar pada tabel

4.3, dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

43

Tabel 4.4 Kemandirian Anak Pada Siklus I

Kriteria Interval Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

F % F % F %

Berkembang Sangat Baik 17-20 1 10 2 20 6 60

Berkembang Sesuai Harapan 13-16 6 60 7 70 4 40

Mulai Muncul 9-12 3 30 1 10

Belum Muncul 5-8

Jumlah 10 100 10 100 10 100

Keterangan: BM = Belum Muncul MM = Mulai Muncul

BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

F = Frekuensi % = Persentase

Grafik 4.2 Kemandirian Anak Pada Siklus I

Dari hasil data pada tabel 4.3 dan grafik 4.1 kondisi awal

(prasiklus) dibandingkan dengan tabel 4.4 dan grafik 4.2 setelah tindakan

atau siklus I, dapat diketahui kemandirian anak melalui metode

pembiasaan. Sebelum tindakan kondisi awal pada kriteria belum muncul

sebesar 10%, mulai muncul sebesar 50%, berkembang sesuai harapan

sebsar 30%, dan berkembang sangat baik sebesar 10%. Sedangkan pada

0

20

40

60

80

BSB BSH MM BM

pertemuan 1

pertemuan 2

pertemuan 3

44

siklus I terjadi perubahan yakni pada kriteria berkembang sesuai harapan

ada sebesar 40% dan berkembang sangat baik sebesar 60%.

4.3.4 Tahap Refleksi Siklus I

Pada Siklus I anak-anak cukup antusias dalam mengerjakan

aktivitas belajar yang diberikan oleh peneliti, dari hasil yang telah

dilaksanakan selama 3 pertemuan, terdapat beberapa anak melakukan

aktivitas belajar dengan baik. Pada siklus I pertemuan ketiga terdapat

banyak anak yang belum mampu mencapai target indikator keberhasilan

yang ingin dicapai yaitu sebesar 80%. Capaian pada siklus I pada tiga

pertemuan sebesar 60% untuk criteria berkembang sangat baik, dan

sebesar 40% untuk kriteria berkembang sesuai harapan. Untuk itu

diperlukan perbaikan pada siklus II agar dapat mencapai indikator

keberhasilan sebesar 80%.

Dalam siklus I terdapat beberapa kendala yang muncul pada saat

melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I, yaitu:

1) Peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapatkan

perhatian dan pendekatan dengan anak-anak, karna jika anak

sudah merasa nyaman maka anak tidak kahwatir bila harus

berpisah dengan orangtua dan akan lebih gampang untuk

peneliti melakukan metode pembiasaan untuk meningkatkan

kemandirian anak.

2) Peneliti juga membutuhkan waktu dan tehnik yang lebih dapat

diterima orangtua untuk memberikan pengertian kepada

45

orangtua untuk tidak terlalu dekat dengan anak-anak saat

aktivitas belajar dimulai.

3) Peneliti harus lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan

memberikan media pembelajaran agar anak lebih tertarik untuk

memperhatikan dan mengerjakan aktivitasnya.

Melihat adanya kendala yang dialami dalam siklus I penulis

berkaloborasi dengan guru untuk mendiskusikan pemecahan masalah

dalam pembelajaran siklus I. Beberapa hal yang harus di perhatian pada

siklus II selanjutnya adalah sebagai berikut :

1) Memberikan perhatian dan lebih sering memberikan pujian

kepada anak-anak pada saat anak-anak selesai melakukan

aktivitasnya.

2) Pendekatan dengan orangtua anak harus lebih ditingkatkan.

3) Memahami apa yang disukai anak-anak dan apa yang membuat

anak-anak tertarik untuk fokus pada peneliti agar anak merasa

nyaman bersama dengan peneliti.

4.4 Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada minggu keempat bulan

April 2015, siklus II dilaksanakan sebayak 3 kali pertemuan yaitu pada

hari Senin 20 April 2015 dengan tema alat komunikasi, sub tema radio,

Rabu 22 April 2015 dengan tema alat komunikasi, sub tema bentuk fisik

alat komunikasi, Jumat 24 April 2015 dengan tema alat komunikasi, sub

46

tema macam-macam benda pos, dan aktivitas yang berbeda disetiap

pertemuan. Untuk meningkatkan kemandirian anak yang terlihat dari

setiap pembelajaran, maka pembelajaran pada siklus II dimulai pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

4.4.1 Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II peneliti merujuk pada

pelaksanaan siklus I yang masih ada beberapa kedala, maka pada

perencanaan pelaksanaan siklus II ini akan ada perbaikan atau perubahan

dalam pelaksanaan pada siklus II, sehingga kendala-kendala yang terjadi

pada siklus II dapat teratasi. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II

sama dengan siklus I namun ada penambahan pada rencana tindakan yang

akan dilakukan pada siklus II untuk perbaikan yaitu sebagai berikut :

1. Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang akan dilakukan

3 kali pertemuan.

2. Mensosialisasi kembali kepada orangtua anak agar lebih

menjauh dan menunggu anak di luar kelas.

3. Mempersiapkan lembar observasi dalam bentuk checklist yang

akan digunakan untuk memperoleh perkembangan kemandirian

anak.

4. Memberikan dorongan agar anak mau mengerjakan dan

menyelesaikan aktivitas pembelajaran sendiri.

5. Mempersiapkan alat dan bahan yang lebih menarik yang

bervariasi untuk mendukung pembelajaran sesuai tema dan

47

agar anak lebih tertarik untuk memperhatikan dan

menyelesaikan aktivitas belajar, serta bisa terfokus pada

peneliti/guru.

4.4.2 Tahap Pelaksanaan Siklus II

Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan

pembelajaran sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang

telah dibuat ditahap perencanaan oleh peneliti dengan dibantu guru

kelas dan berdasarkan refleksi yang telah dilakukan. Tahap

pelaksanaan pada Siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan. Adapun

deskripsi proses pelaksanaan tindakan siklus I :

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 20 April

2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

perencanaan penelitian, dengan tema alat komunikasi dan sub tema

radio. Jumlah anak yang mengikuti sebanyak 10 anak, sesuai

dengan sosialisasi sebelumnya orangtua murid mulai menuggu

anaknya diluar kelas dan lebih menjauh lagi.

Penelitian dimulai dari awal anak datang kesekolah, saat

anak satu persatu tiba disekolah peneliti menyambut anak disertai

dengan sapaan yang ramah agar anak merasa diterima dan merasa

nyaman berada di sekolah, selajutnya anak melepas sepatu sendiri

dan meletak pada rak sepatu.

48

a) Kegiatan Awal

Peneliti mengajak anak untuk bernyanyi bersama bergandengan

tangan dan membentuk lingkaran sambil berdiri. Anak-anak

bernyanyi dengan atusias, ceria dan anak-anak sudah tidak

mencari-cari orangtuanya. Setelah bernyanyi bersama peneliti

mengajak anak-anak duduk selanjutnya memberi salam kepada

anak-anak dan mengajak anak-anak berdoa sebelum memulai

kegiatan bermain dan belajar. Sebelum melakukan kegiatan

inti peneliti melakukan tanya jawab tentang tema dan tidak lupa

memperlihatkan gambar alat-alat komunikasi dan alat peraga

yang akan digunakan berupa gambar radio. Disini peneliti

menyedikan alat peraga yang semenarik mungkin agar anak-

anak tertarik untuk fokus pada peneliti, hal ini terlihat saat

peneliti menjelaskan, anak-anak memperhatikan dan anak tidak

mencari orangtua bahkan tidak menghampiri orangtua.

b) Kegiatan Inti

Saat kegiatan inti dimulai anak-anak mengambil bahan kerja

sendiri tanpa malu-malu dan takut, saat mengerjakan aktivitas

anak-anak terlihat antusias dan bersemagat. Setelah anak-anak

menyelesaikan aktivitasnya peneliti memberi pujian “anak

hebat sudah mengerjakan tugas sendiri” sambul memberi tos.

49

c) Istirahat

Saat istirahat sudah mampu makan sendiri, merapikan bekal

sendiri dan mau bermain bersama teman-teman dengan ceria.

d) Kegiatan Akhir

Sampai dengan kegiatan akhir peneliti membiarkan anak untuk

menyelesaikan aktivitas sendiri dan membereskan alat belajar

sendiri tanpa bantuan orangtua.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 22 April

2015. Pertemuan kedua sekolah mengadakan perlombaan utuk

memperingati hari kartini. Jumlah anak yang mengikuti sebanyak

10 anak. Seperti biasa peneliti menyambut anak dengan ramah dan

mengajak anak masuk kedalam kelas, sebelum masuk anak

melepas sepatu dan meletakkan pada rak selanjutnya anak

menyimpan tas.

a) Kegiatan Awal

Penelitia mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama dan

berdiri membentuk lingkaran sambil bergandengan tangan.

Setelah bernyanyi peneliti menngajak anak untuk berdoa

sebelum memulai kegiatan selanjutnya peneliti mengabsen

anak-anak. Selanjutnya peneliti menjelaskan kegiatan yang

akan anak-anak ikuti hari ini. Hari ini anak-anak mengikuti

kegiatan lomba untuk merayakan hari kartini, perlombaan yang

50

diadakan yaitu mengecap menggunakan tangan keatas kertas

volio dengan warna, ada tiga warna yang sudah disediakan

(kuning, biru, pink).

b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan perlombaan dimulai peneliti memberikan

semangat kepada anak-anak untuk mengecap dengan rapi dan

tidak perlu buru-buru serta bebas memilih warna. Sebelum

dimulai anak-anak sudah duduk rapi sesuai kelompok masing-

masing. Saat perlombaan dimulai anak-anak terlihat sangat

antusias dan senang, anak-anak juga bebas memilih warna

tanpa arahan siapa-siapa semua itu terlihat dari hasil karya anak

terlihat berfariasi. Saat perlombaan di adakan orangtua juga

tidak berada di sekitar anak.

c) Istirahat

Setelah perlobaan selesai anak-anak istirahat, saat istirahat

anak-anak membuka bekal sendiri selanjutnya anak makan

tanpa disuap dan makan bergabung dengan teman-teman.

Setelah makan bekal yang dibawa anak-anak membereskan alat

makan sendiri selanjutnya anak-anak bermain bersama-sama

dengan teman. Anak-anak terlihat tidak mencarai-cari orangtua

dan bisa melakukan aktivitas sendiri.

51

d) Kegiatan Akhir

Sampai dengan akhir kegiatan anak terlihat bahagia dan terlihat

tidak tergantung dengan orangtua, anak bisa membereskan alat

permainan dan memasang sepatu sendiri.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat 24 April

2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

perencanaan penelitian, dengan tema alat komunikasi dan sub tema

macam-macam benda pos. Jumlah anak yang mengikuti sebanyak

10 anak. Seperti hari-hari sebelumnya peneliti menyambut anak

dengan ramah dan mengajak anak untuk masuk kelas, sebelum

masuk lelas anak-anak melepas sepatu, meletakkan keatas rak dan

menyimpas tas. Anak terlihat sangat akrab dengan peneliti, itu

terlihat anak bercerita pada peneliti kalau “tadi sebelum kesekolah

anak sarapan dengan ikan dan minum air putih”, peneliti merespon

cerita anak dengan menjawab “itu bagus biar badan sehat dan kuat”

sambil memberikan jempol kepada anak. Saat bercerita anak

terlihat tidak malu-malu dan terlihat sangat bahagia. Orangtua juga

bisa meninggal anak disekolah tanpa harus menunggu anak sampai

usai kegiatan, dan pada waktu anak pulang baru orangtua datang

untuk menjemput anak-anak mereka.

52

a) Kegiatan Awal

Peneliti mengajak anak bernyanyi seperti biasa dengan

membuat lingkaran dengan posisi berdiri dan bergerak sesuai

dengan irama lagu. Setelah bernyanyi peneliti mengajak anak

berdoa, selanjutnya peneliti mengabsen anak-anak. Sebelum

memulai kegiatan peneliti melakukan tanya jawab dengan

anak-anak tentang tema yang akan dipelajari sambil

memperlihatkan gambar yang sudah disediakan senam

mengikuti irama musik dan berbaris bersama temana-teman,

saat senam terlihat anak-anak sangat ceria dan bisa berbaris

bergabung dengan teman-teman tanpa ditemani orangtua.

Setelah senam peneliti mengajak untuk berdoa dan mengabsen

anak-anak. Sebelum memulai kegiatan inti peneliti bertanya

jawab tentang tema dan sub tema yang dipelajari dan

memperlihatkan gambar macam-macam benda pos dan

menceritakan kegunaannya. Anak-anak memperhatikan dan

ada pula yang bertanya, ada juga yang bercerita tentang bebda-

benda yang di perkenalkan oleh peneliti.

b) Kegiatan Inti

Saat kegiatan anak-anak mengerjakan aktivitas yang sudah

peneliti sediakan berupa lembar kerja yang berisi gambar

benda-benda pos seperti surat, amplop, perangka, dan beberapa

gambar alat komunikasi lainnya, tugas anak member kolom

53

pada benda-benda yang ada di kantor pos yang terdapat pada

lembar kerja anak. Setelah mengerjakan lembar kerja anak-

anak membereskan alat tulis masing-masing.

c) Istirahat

Saat istirahat tiba anak-anak dengan terampil mencuci tangan

sendiri selanjutnya mengeluarkan bekal dan makan sendiri,

setelah selesai makan anak-anak membereskan alat makan

sendiri. Selanjutnya anak bermain bersama teman-teman

d) Kegiatan Akhir

Sampai dengan akhir pembelajaran, anak-anak siap-siap untuk

pulang masing-masing anak memasang sepatu sendiri. Sebelum

pulang anak-anak berkumpul dengan kelas lain untuk

pembagian hadiah hasil perlombaan yang anak ikuti pada

tanggal 22 April 2015 saat memperingati hari kartini. Setelah

pembagian hadiah anak-anak pulang dan dijemput oleh

orangtua masing-masing, disini kemandirian anak terlihat

berkembang sangat baik.

4.4.3 Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan penelitian pada siklus I, selanjutnya hasil penelitian

siklus II menunjukjan bahwa anak mengalami peningkatan kemandirian.

dimana anak terlihat bisa berinteraksi dengan guru atau pengajar, pada saat

belajar anak bisa mengikuti dan tidak tergantung pad orangtua, anak juga

54

terlihat sangat bersemagat mengikuti dan mengerjakan aktivitas yang

diberikan tanpa bantuan lagi.

Ditinjau dari observasi pada tindakan siklus II dilihat dari

pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III, terlihat peningkatan pada

kemanadirian anak pada setiap kriteria di setiap indikator, disini terlihat

pada pertemuan I, pada kriteria belum mucul dan kriteria mulai muncul

tidak ada persentase, pada kriteria berkembang sesuai harapan sebesar

40%, berkembang sangat baik sebesar 60%. Pada pertemuan II, pada

kriteria belum muncul dan mulai muncul juga tidak ada persentase, kriteria

berkembang sesuai harapan sebesar 30%, dan berkembang sanagat baik

sebesar 70%. Pada pertemuan III, pada kriteria belum muncul dan mulai

muncul tidak ada persentase, pada kriteria berkembang sesuai harapan

sebesar 20%, dan berkembang sangat baik sebesar 80%. Hasil pengamatan

kemandirian dapat dilihat padal tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Kemandirian Anak Pada siklus II

Kriteria Interval Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

F % F % F %

Berkembang Sangat Baik 17-20 6 60 7 70 8 80

Berkembang Sesuai Harapan 13-16 4 40 3 30 2 20

Mula Muncul 9-12

Belum Muncul 5-8

Jumlah 10 100 10 100 10 100

Keterangan: BM = Belum Muncul MM = Mulai Muncul

BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

F = Frekuensi % = Persentase

55

Grafik 4.3 Kemandirian Anak Pada Siklus II

Dari hasil data pada tabel 4.4 dan grafik 4.2 siklus I dibandingkan

dengan tabel 4.5 dan grafik 4.3 siklus II, dapat diketahui kemandirian anak

melalui metode pembiasaan. Pada siklus I pada kriteria belum muncul

tidak ada persentase, mulai muncul tidak ada persentase, berkembang

sesuai harapan sebesar 40%, berkembang sangat baik sebesar 60%.

Sedangkan pada siklus II kriteria belum muncul tidak ada persentase, pada

kriteria mulai muncul tidak ada persentase, pada kriteria berkembang

sesuai harapan sebesar 20% dan berkembang sangat baik sebesar 80%.

4.4.4 Refleksi Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II, anak mengalami peningkatan

dibandingkan pada siklus I. Kemandirian anak pada pada indikator

yang dicapai sudah menunjukkan perubahan hal ini dapat dilihat dari

hasil siklus I pertemuan 3 ada sebesar 60% untuk kriteria berkembang

sangat baik, dan sebesar 40% untuk kriteria berkembang sesuai

harapan. Sedangkan pada siklus II harilnya meningkat sebesar 80%

untuk kriteria berkembang sangat baik, dan 20% untuk kriteria

0

20

40

60

80

100

BSB BSH MM BM

pertemuan I

pertemuan II

pertemuan III

56

berkembang sesuai harapan. Dengan melihat hasil peningkatan

kemandirian anak pada siklus II, peneliti memutuskan untuk

menghentikan tindakan karna sudah mencapai indikator keberhasilan

yang ditentukan.

4.5 Pembahasan

Hasil penalitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa

melalui metode pembiasaan dapat meningkatkan kemandirian anak usia

4-5 tahun pada kelompok A POS PAUD KASIH IBU Salatiga.

Peningkatan kemandirian terbukti dengan adanya peningkatan jumlah

persentase kemandirian anak pada kategori berkembang sangat baik dari

prasiklus dan setelah tindakan selalu meningkat.

Pertemuan 3 yang ada pada lembar observasi menunjukkan

peningkatan kemandirian sebesar 80% pada kriteria berkembang sangat

baik, dan sebesar 20% pada kriteria berkembang sesuai harapan. Dapat

dikemukakan bahwa penerapan metode pembiasaan untuk meningkatkan

kemandirian anak sudah berhasil mencapai 80% sesuai dengan indikator.

Sesuai dengan konsep pengembangan kurikulum pendidikan anak

usia dini non formal (2007), kemandirian merupakan upaya yang

dimaksudkan untuk melatih anak dalam memecahkan masalahnya.

Sehingga diharapkan anak tidak tergantung dengan orang lain dan akan

lebih mandiri karna mampu dan berani menolong dirinya sendiri.

Sedangkan menurut Hurlock (dalam Tuti Rohmah, 2013) kemandirian

57

adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan sendiri

atau dengan sedikit bimbingan atau arahan sesuai dengan tahapan

perkembangan dan kapasitasnya. Semakin dini anak untuk berlatih mandiri

dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, diharapkan nilai-nilai

serta keterampilan mandiri akan lebih mudah untuk dikuasai dan dapat

tertanam kuat dalam diri anak.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menunjukkan

bahwa penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang telah dilakukan

oleh, Hartini (2013), yang berjudul Peningkatan Kemandirian Melalui

Metode Demonstrasi Anak Usia 5-6 Tahun, menemukan bahwa: 1)

perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian melalui

metode demonstrasi pada anak dapat dikatagorikan “baik sekali”, adapun

perancanaan yang telah dilakukan dengan guru antara lain: merumuskan

tujuan pembelajaran, memilih tema, memilih bahan main, menentukan

metode pembelajaran, membuat penilaian hasil belajar. 2) pelaksanaan

pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian melalui metode

demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun dapat dikatakan “baik sekali”,

adapun pelaksanaan yang telah dilakukan guru antara lain: guru

melakuakan kegiatan prapembelajaran, guru membuka pembelajaran, guru

menutup pembelajaran. 3) kevaluasi pembelajaran untuk meningkatkan

kemandirian melalui metode demonstrasi pada anak usia 5-6 tahun dapat

dikatagorikan “berkembang sanagat baik” dengan adanya peningkatan

kemandirian anak usia 5-6 tahun.

58

Hasil penelitian Winda Muktisari (2011), dengan judul

Profesionalitas Pendidikan PAUD Dalam Mengembangkan Kemandirian

Anak Usia Dini (Penelitian Deskriptif Di Kelompok Bermainkelurahan

Siderejo Kecamatan Temanggung, menemukan bahwa kemandirian anak

dikelompok bermain Suderejo sudah baik. Anak sudah mau makan sendiri,

melepas baju sendiri dan juga ke toilet sendiri tanpa bantuan pendidik.

Upaya yang dilakukan pendidik untuk mengembangkan kemandirian anak

dengan cara melakukan pendekatan seperti belajar sambil bermain,

mendesain lingkungan yang kondusif dan juga melakukan pembelajaran

yang kreatif dan inovatif. Bentuk pembelajaran yang dilakukan pendidik

yaitu dengan kegiatan pembiasaan perilaku dan juga kegiatan kemampuan

dasar anak. Pembiasaan perilaku yaitu dengan membiasakan anak untuk

cuci tangan sebelum makan, toilet training dan juga makan bersama.

Hasil penelitian Hasni Datau (2012), yang berjudul Meningkatkan

Keefektifan Metode Bermain Peran Terhadap Peningkatan Kemandirian

Anak Usia Prasekolah Kelompok B Usia Lima Tahun Dipusat PAUD

Islam Terpadu Al-Ishlah Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo,

menemukan bahwa pada siklus I yang dilakukan didalam dua kali

pertemuan menampakkan peningkatan yang singnifikan dimana

kemandirian anak meningkat dari 13 orang menjadi 16 orang. Hasil

tindakan kelas siklus II menunjukkan adanya keefektifan metode bermain

peran terhadap kemandirian anak, dimana pada siklus II menjadi 17 orang.

Melalui metode bermain peran, anak yang kurang mandiri dapat dibantu

59

melalui bermain peran dalam kelompok-kelompok untuk menemukan jati

diri dan perasaan orang lain guna memperoleh perilaku baru. Hal ini

terbukti pada anak Prasekolah Kelompok B Usia Lima Tahun Pusat PAUD

Islam Terpadu Al-Ishlah Kota Tengah Gorontalo, dimana metode bermain

peran efektif terhadap peningkatan kemandirian anak usia prasekolah

kelompok B usia lima tahun.