BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, saat akan memulai tindakan
terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajar terutama pada pelajaran IPA.
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, pembelajaran yang dilakukan oleh
guru bersifat konvensional, yaitu guru memberikan materi pelajaran untuk
mencapai kompetensi selalu melalui ceramah. Hal ini juga dapat menyebabkan
siswa malas untuk berfikir, penguasaan pelajaran hanya dilakukan dengan hafalan.
Sementara IPA adalah Ilmu yang menekankan pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah dengan semestinya untuk mata pelajaran IPA. Selain pelaksanaan observasi
juga langsung mendapatkan data dari guru kelas IV melalui dokumentasi kelas.
Berdasarkan hasil observasi ini untuk mendapatkan data bahwa hasil
belajar siswa kelas IV sangat rendah dan masih ada yang di bawah KKM 68. Dari
kondisi inilah untuk mengadakan penelitian tindakan kelas atau PTK dengan
tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran IPA
melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning. Jika siswa belum
mencapai skor 68 maka dinyatakan siswa belum tuntas hasil belajarnya.
Proses pelaksanaan tindakan terdiri dari siklus I dan siklus 2, pelaksanaan
pada siklus I alokasi waktunya yaitu 6x35 menit dan terdiri dari 2 pertemuan yaitu
pertemuan 1 dan pertemuan 2, pada setiap pertemuan masing-masing 3x35 menit.
Sedangkan pelaksanaan pada siklus 2 hanya 1 pertemuan dengan alokasi waktu
3x35 menit. Berdasarkan data hasil daftar nilai kelas IV pada tabel 4 siswa kelas
IV SDN 2 Purworejo, kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester 2 tahun
pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) sebagian
masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 68). Berikut ini merupakan
tabel distribusi hasil belajar siswa sebelum tindakan.
39
40
Tabel 4.1
Daftar Nilai Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas IV SDN 2
Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Skor Keterangan
1 30 Tidak Tuntas
2 75 Tuntas
3 65 Tidak Tuntas
4 75 Tuntas
5 30 Tidak Tuntas
6 60 Tidak Tuntas
7 50 Tidak Tuntas
8 40 Tidak Tuntas
9 80 Tuntas
10 60 Tidak Tuntas
11 90 Tuntas
12 100 Tuntas
13 65 Tidak Tuntas
14 100 Tuntas
15 60 Tidak Tuntas
16 65 Tidak Tuntas
17 80 Tuntas
18 60 Tidak Tuntas
19 60 Tidak Tuntas
20 90 Tuntas
21 70 Tuntas
22 80 Tuntas
Nilai rata-rata = 67,5
Nilai minimum = 30
Nilai maksimum = 100
Skor = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
22 x 100%
Skor =12
22 x 100%
= 55% siswa belum tuntas
Skor = 10
22 x 100%
= 45% siswa tuntas
Sedangkan distribusi ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut:
41
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Pra Siklus Siswa Kelas IV
SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Angka Siswa Ketuntasan Presentase
˂ 68 12 Tidak tuntas 55 %
≥ 68 10 Tuntas 45 %
Jumlah 22 100 %
Berdasarkan hasil analisi tes formatif pra siklus, masih terdapat ada 12
siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu
68. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal seperti terdapat
pada gambar 4.1.
Diagram 4.1
Grafik Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas
IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
0
2
4
6
8
10
12
Tidak
Tuntas
Tuntas
Fre
ku
ensi
Ketuntasan
Ketuntasa Hasil Belajar IPA Pra Siklus
42
Berdasarkan pada gambar analisis distribusi hasil tes formatif kondisi awal
dapat disimpulkan bahwa dari 22 siswa terdapat 12 siswa (55%) yang belum
tuntas dan 10 (45%) yang tuntas. Nilai tertinggi 100, nilai terendah 30, serta nilai
rata-ratanya yaitu 64,32.
Pada pra siklus ini proses belajar mengajar guru masih menggunakan
metode pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa hanya mendengarkan dan
menunggu perintah dari guru. Di akhir pertemuan guru belum melibatkan siswa
dalam menyimpulkan materi pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
membosankan.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari peserta didik kelas IV di
SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran
2014/2015 di atas, maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai
dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Proses
pembelajaran selama penelitian menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning guna meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA yang akan
dilakukan dalam dua siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi
Dasar “ Mendeskripsikan Perubahan Kenampakan Bumi”, dan siklus 2
pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “ Mendeskripsikan Posisi
Bulan dan Kenampakan Bumi dari Hari ke Hari”.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
4.2.1 Perencanaan Tindakan Penelitian
a. Pertemuan I
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi
dengan guru kelas IV mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta
alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum mengajar pada pertemuan I,
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
diantaranya RPP, tugas kelompok siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa
saat proses belajar mengajar, lembar unjuk kerja, buku pembelajaran, alat peraga,
serta kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dibuat mengenai pokok bahasan “Perubahan
Kenampakan pada Bumi”, kemudian menentukan tujuan pembelajaran dan
43
indikator pencapaian kompetensi. Setelah menentukan tujuan pembelajaran
kemudian peneliti menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tentang perubahan daratan yang
disebabkan oleh air dan udara dengan cara berdiskusi kelompok di saat proses
belajar mengajar yang akan berlangsung.
b. Pertemuan II
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
dari hasil belajar siswa dan kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada
perencanaan pertemuan II masih hampir sama dengan pertemuan I. Sebelum
mengajar pada pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP, lembar kerja kelompok siswa,
lembar observasi untuk guru saat proses belajar mengajar, buku pembelajaran, alat
peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Pada
siklus I pertemuan II peneliti membuat RPP dengan tujuan pembelajaran dan
indikator mengenai “Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh kebakaran dan
erosi”. Peneliti kemudian menentukan sarana dan prasarana disetiap kelompok
seperti alat peraga yang dibutuhkan, lembar observasi dan lembar unjuk kerja dan
LKS untuk melakukan percobaan disaat proses belajar mengajar yang akan
berlangsung, di akhir pertemuan II ini untuk mengukur kemampuan siswa guru
memberikan tes formatif untuk mendapatkan hasil belajar dari pertemuan I dan
pertemuan II.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
A. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pada siklus ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan
pertemuan II yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Masing-masing pertemuan berlangsung selama 105 menit (3 jam pelajaran).
a. Pertemuan I
Dalam kegiatan awal siklus I pertemuan I ini untuk mengawali pembelajaran
guru mengucapkan salam, berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran
siswa, mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan
melakukan apersepsi dengan menanyakan pada siswa tentang perubahan
44
kenampakan bumi “Apakah kalian pernah pergi ke pantai/laut? Dan Apakah
kalian pernah melihat badai?”. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah Contextual Teaching and
Learning”.
Pada kegiatan inti guru menampilkan gambar mengenai perubahan daratan
yang disebabkan oleh air dan udara pada layar monitor untuk memancing rasa
ingin tahu siswa dan guru menjelaskan sekilas materi tentang perubahan daratan
yang disebabkan oleh air dan udara. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok
yang beranggotakan 5-6 siswa diberi nomor kelompok 1, 2, 3, 4. Setiap
kelompok menerima tugas kelompok masing-masing dengan topik masalah yang
sama. Setiap kelompok mencari informasi dari sumber lain yang menyangkut
tugas kelompok dan materi pembelajaran. Sebelum mencari informasi dari sumber
lain, siswa bersama guru membuat hipotesis atau dugaan sementara atas masalah
yang diberikan oleh guru.
Setelah mencari informasi dari sumber lain, siswa berdiskusi kelompok
membahas masalah yang telah diberikan. Kemudian setiap kelompok membuat
kesimpulan atas masalah yang telah diberikan. Perwakilan dari kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain memberi
tanggapan. Setelah siswa presentasi, guru memberikan penguatan positif atas
presentasi yang dilakukan oleh siswa.
Kegiatan akhir dari pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas atau kurang difahami dari
materi yang telah dipelajari. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian peneliti melakukan
refleksi dengan memberikan pertanyaan singkat kepada siswa mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan.
b. Pertemuan II
Kegiatan awal pada siklus I pertemuan II ini untuk mengawali pembelajaran
peneliti mengucapkan salam, berdoa bersama dilanjutkan dengan presensi
kehadiran siswa, mengecek kehadiran siswa untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar dan mengajak siswa untuk mengingat pelajaran yang telah dibahas pada
45
pertemuan sebelumnya melalui tanya jawab. Setelah itu, guru melakukan
apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang kebakaran hutan dan longsor
“Pernahkah kalian mendengar kebakaran hutan?” dan “Pernahkah kalian
mendengar tanah longsor?”. Selanjutnya, peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
digunakan dengan Contextual Teaching and Learning.
Pada kegiatan inti peneliti menayangkan gambar tentang perubahan
kenampakan daratan akibat kebakaran hutan dan erosi pada layar monitor, serta
menjelaskan sekilas materi perubahan kenampakan daratan akibat kebakaran
hutan dan erosi. Kemudian siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa, serta diberi nomor kelompok 1, 2, 3, 4, 5. Setiap kelompok
mencatat tujuan dan langkah-langkah praktikum mengenai ketahanan kemiringan
tanah, peneliti menjelaskan aturan dalam melakukan praktikum. Sebelum
melakukan praktikum siswa bersama peneliti membuat hipotesis atau dugaan
sementara. Setelah membuat hipotesis atau dugaan sementara siswa menyiapkan
alat dan bahan untuk melakukan praktikum yaitu penampan, gayung, tanah,
rumput, dan air. Setiap kelompok melakukan praktikum serta mencatat atau
mengumpulkan data saat praktikum dan peneliti hanya sebagai fasilitator.
Kelompok yang sudah melakukan praktikum berdiskusi untuk membahas hasil
praktikum dan membuat kesimpulan hasil praktikum yaitu bahwa kemiringan
tanah dapat mengakibatkan erosi jika tidak ditanami oleh pepohonan. Siswa
mempresentasikan antara hasil diskusi sebelum melakukan praktikum (hipotesis)
dengan hasil diskusi setelah percobaan di depan kelas dan kelompok lain
menanggapi. Peneliti memberi kekuatan positif atas presentasi yang telah
dilakukan oleh siswa.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, peneliti memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang difahami. Peneliti bersama
siswa menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian
guru melakukan refleksi dengan memberi pertanyaan singkat kepada siswa
mengenai materi pembelajaran yang telah dilakukan.
46
B. Pelaksanaan Observasi
a. Pertemuan I
Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, praktikan meminta
bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari
awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang
telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut meliputi item untuk mengamati
aktivitas yang sedang berlangsung. Hasil observasi selama pembelajaran siklus I
pertemuan I, masih ada beberapa aspek observasi kinerja guru yang belum
terlaksana secara maksimal. Seperti siswa belum siap mengikuti pelajaran dan
pada saat pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif.
Berdasarkan hasil pembelajaran berlangsung, siswa ada yang belum
melaksanakan tugasnya dengan baik, saat berdiskusi ada siswa yang hanya diam
saja. Pengelolaan kelas masih kurang optimal hal itu terlihat dari siswa yang
masih bermain sendiri dengan teman sebangkunya dan ada juga yang sudah
tenang saat diskusi, tetapi pada saat presentasi siswa masih terlihat kaku dan malu,
itu terlihat pada saat guru meminta kelompok untuk maju mempresentasikan hasil
diskusi siswa antar kelompok saling menunjuk.
Peneliti dalam menyampaikan pembelajaran melalui pendekatan Contextual
Teaching and Learning sudah baik dalam pelaksanaannya, tetapi masih ada
kendala yakni pada waktu memberikan kesempatan siswa untuk melalukan
pemecahan masalah masih terlalu singkat sehingga hasil diskusi siswa belum
begitu maksimal sehingga siswa dalam membuat kesimpulan masih tergesa-gesa.
Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan
dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kekurangan dalam
pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II.
b. Pertemuan II
Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran siklus I pertemuan II, dalam
kinerja yang guru lakukan dalam penelitian pada pertemuan II sudah cukup
terlaksana secara optimal seperti siswa sudah membuat hipotesis, tetapi dalam
pengelolaan kelas guru masih kurang optimal, hal ini terlihat dari siswa yang
masih bermain sendiri dan ada juga siswa yang sudah tenang saat diskusi tetapi
47
hasilnya masih belum optimal. Siswa sudah mulai berani mempresentasikan di
depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang berebut untuk maju
mempresentasikan hasil diskusinya di depan jadi guru dalam menyampaikan
pembelajaran melalui Contextual Teaching and Learning sudah baik dalam
pelaksanaannya, akan tetapi kendalanya pada pengelolaan waktu yang diberikan
untuk melakukan praktikum masih terlalu singkat sehingga hasil pekerjaan siswa
dalam pengumpulan tugas (LKS) dan membuat kesimpulan masih belum optimal,
hal ini terlihat hasil belajar siswa sudah tuntas dalam belajarnya.
4.2.3 Hasil Tindakan Penelitian
a. Hasil Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data secara
kuantitatif melalui tes formatif dan penilaian hasil belajar materi perubahan
kenampakan pada bumi dapat diperoleh hasil belajar siswa yaitu pada aspek
kognitif di dalam siklus I dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning mengalami peningkatan, khususnya pada materi “Kenampakan
Bumi”.
Berikut ini terdapat distribusi hasil Belajar Siswa pada siklus I yang telah
diujikan setelah pelaksanaan siklus I pada pertemuan ke dua yang telah disediakan
oleh guru menggunakan lembar evaluasi.
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2
Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Nilai Frekuensi Ketuntasan
Belajar
Presentase
˂ 68 6 Tidak Tuntas 27%
≥ 68 16 Tuntas 73%
Jumlah 22 100 %
Hasil dari analisis tes formatif pada siklus I, masih terdapat 6 siswa yang
belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 68. Hasil
perolehan nilai siklus I yang mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar
(KKM=68), berdasarkan hasil penelitian dan data yang sudah didapat di lapangan,
48
bahwa siswa kelas IV SDN 2 Purworejo Blora, dari 22 siswa ada 6 siswa atau
27% yang belum tuntas dan 16 siswa atau 73% tuntas dan memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh guru kelas IV, khususnya
untuk mata pelajaran IPA.Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif pada
siklus I, seperti terdapat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2
Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Hasil analisis tes siklus I, masih ada siswa kelas IV SDN 2 Purworejo
Blora, yang belum memenuhi KKM 68 yang sudah ditentukan oleh guru kelas.
Berdasarkan tes yang dilakukan pada siklus I, dari 22 siswa, masih terdapat 6
siswa yang belum memenuhi KKM, hanya ada 16 siswa yang sudah memenuhi
KKM yaitu 68 untuk mata pelajaran IPA kelas IV. Adapun jika dianalisis
berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan pada tabel 4.4 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Tidak
Tuntas
Tuntas
Fre
ku
ensi
Ketuntasan
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1
49
Tabel 4.4
Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Uraian Nilai
1 Nilai tertinggi 95
2 Nilai terendah 50
3 Nilai rata-rata 72,14
Nilai hasil belajar siswa siklus I dapat digambarkan dalam bentuk diagram
batang seperti terdapat pada gambar 4.3
Gambar 4.3
Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Hasil belajar dari siklus I, terjadi peningkatan pembelajaran tentang materi
kenampakan bumi yaitu pada pra siklus masih ada beberapa siswa yang tidak
tuntas, dari 22 siswa terdapat 12 siswa atau 55% siswa yang tidak tuntas dan 10
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
50
95
72,14
Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 1
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
50
siswa atau 45% siswa yang tuntas diatas KKM 68, pada hasil belajar siklus I
siswa kelas IV SDN 2 Purworejo Blora sedikit mengalami peningkatan dari hasil
prasiklus, dari hasil prasiklus terdapat 12 siswa yang tidak tuntas, pada siklus I
masih ada juga yang belum tuntas yaitu 6 siswa yang di bawah KKM yang sudah
ditetapkan oleh guru kelas IV yaitu 68.
b.Hasil Observasi
Kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan II berlangsung, peneliti
meminta bantuan observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk
mengamati kegiatan guru dan siswa saat melakukan proses belajar mengajar. Pada
pertemuan kedua ini semua item diisi oleh observer, karena secara keseluruhan
pendekalatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning telah diterapkan
oleh peneliti.
Tahap observasi berguna untuk mengamati kegiatan atau aktivitas
pembelajaran. Bukan hanya aktivitas pembelajaran oleh guru saja yang diamati,
tetapi aktivitas belajar siswa juga diamati oleh observer dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Tahap observasi ini sebenarnya tidak terpisah dari tahap pelaksanaan.
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Saat pembelajaran
sedang berlangsung, observer mengamati proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observer pada tahap
observasi ini adalah guru kelas IV. Sebelum melakukan kegiatan observasi,
observer berdiskusi dahulu dengan peneliti tentang seluk beluk apa yang akan
diamati dan penjelasan tentang isi dari lembar observasi.
Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh selama proses
pembelajaran. Observer mengamati proses pembelajaran kemudian sambil
mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru
dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
51
Tabel 4.5
Distribusi Observasi siklus I Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Aspek yang Diteliti Jumlah item Rata-rata Persentase (%)
1 kontrusktivisme 2 2,5 62,5 %
2 Inkuiri 16 2,5 62,5 %
3 Bertanya 2 2,0 50 %
4 Masyarakat belajar 2 2,5 62,5 %
5 Pemodelan 2 2,5 62,5 %
6 Refleksi 2 2,5 62,5 %
7 Penilaian sebenarnya 1 3,0 75 %
Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya
observasi kegiatan guru dan siswa.
c.Unjuk Kerja
Pengamatan selama proses tindakan dengan menggunakan penilaian
dengan cara memberikan unjuk kerja kepada siswa kemudian diisi sesuai yang
dialaminya. Berikut adalah tabel distribusi rata-rata unjuk kerja siklus I:
Tabel 4.6
Distribusi Rata-rata Unjuk Kerja Siklus I SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Indikator yang Diteliti Jumlah Item Rata-rata Persentase
1. Berhati-hati saat Menggunakan
Alat
7 3,14 78,57 %
2. Melakukan Percobaan dengan
Prosedur
2 3,0 75 %
3. Melakukan Pengamatan
terhadap Percobaan
3 3,33 83,33 %
Tabel distribusi unjuk kerja pada siklus I menunjukkan kriteria unjuk kerja
IPA pada siklus I dengan kriteria kerja Aspek I Berhati-hati saat menggunakan
alat, jumlah item 7 dengan perolehan skor 22 dari nilai maksimal 28, serta
persentase 78,57%. Aspek 2 Melakukan percobaan dengan prosedur, jumlah item
2 dengan perolehan skor 6 dari nilai maksimal 8, serta persentase 75%. Aspek 3
Melakukan pengamatan terhadap percobaan, jumlah item 3 dengan perolehan skor
9 dari nilai maksimal 14, serta persentase 83,33.
52
4.2.4 Refleksi
Berdasarkan peningkatan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus I,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan
berdasarkan pengamatan atau temuan dari observer pada siklus I.
a. Kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan
berjalan dengan baik.
b. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran yang sifatnya melakukan percobaan
sehingga siswa mempunyai rasa keingintahuan yang besar.
c. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih
meningkat karena mereka belajar secara berkelompok dengan melakukan
praktikum dan diskusi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
dengan yang tidak pernah guru lakukan sebelumnya.
d. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai
dengan siswa sudah mulai tertarik dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning.
e. Sebagian siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
f. Disaat siswa melakukan percobaan siswa masih kesulitan dalam
melaksanakan percobaan dengan baik, karena siswa kurang diberikan arahan
sebelum siswa melakukan percobaan.
g. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi
di depan kelas.
Berdasarkan hasil dan observasi yang dilakukan pada siklus I, hal-hal yang
perlu dilakukan untuk diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2.
a. Memberi petunjuk sebelum melakukan kegiatan praktikum pada siswa agar
melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan
bersikap lebih baik lagi.
b. Selalu memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum memberikan tugas
kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran.
c. Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar mengajar agar alokasi
waktu bisa sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan dalam RPP.
53
d. Memberikan bimbingan secara optimal ketika pelaksanaan belajar mengajar
berlangsung atau saat siswa kerja kelompok berlangsung.
Hasil dari evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat,
terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning yang mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM=68) sebanyak 6 siswa atau 27% yang belum mencapai kriteria
ketuntasan belajar, sebanyak 16 siswa atau 73% dengan nilai rata-rata 72,14 dan
nilai tertinggi 95 sedangkan nilai terendah adalah 50. Hasil pada siklus I untuk
meningkatkan hasil perolehan nilai siswa dan untuk meningkatkan kompetensi
siswa serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan dilanjutkan
ke siklus 2.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan pada siklus I, perencanaan
pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurna dan tindak lanjut dari
kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus 2 akan dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini berbeda dengan siklus I yaitu
“Perubahan Kenampakan pada Benda Langit” dengan standar kompetensi yang
sama dengan siklus I yaitu “Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi
dan benda langit”. Kompetensi dasar yang berbeda, pada siklus I yaitu
“Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi”, dan pada siklus 2 yaitu
“Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari”.
4.3.1 Perencanaan Tindakan Penelitian
Sebelum mengajar pada siklus 2 ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya RPP, tugas kelompok
siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar,
lembar unjuk kerja, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan siswa untuk
mengikuti pembelajaran. Setelah itu membuar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan pokok bahasan “ Perubahan Kenampakan pada Benda Langit”,
kemudian menentukan tujuan pembelajaran beserta indikator. Kemudian peneliti
menetapkan sarana dan prasarana seperti alat peraga yang dibutuhkan saat proses
kerja kelompok yang akan berlangsung.
54
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
A. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan
dan perbaikan pada pembelajaran siklus I. Siklus 2 ini dilaksanakan dalam satu
pertemuan berbeda dengan siklus I, yaitu terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal pada siklus 2 ini diawali dengan guru mengucapkan salam,
berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa, mengecek kesiapan
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan melakukan apersepsi
dengan mengulas materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnyayaitu
tentang perubahan kenampakan pada bumi. Setelah itu peneliti memotivasi siswa
dengan bertanya kepada siswa tentang “Pernahkah kalian mendengar bahwa
ketika belahan bumi yang kita diami sedang siang, sementara di belahan bumi
lainnya terjadi malam?Mengapa demikian?”. Selanjutnya, peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan
digunakan yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning.
Pada kegiatan inti, peneliti menayangkan vidio serta gambar mengenai
perubahan kenampakan pada benda langit pada layar LCD. Selain itu, guru
menjelaskan materi dan melakukan tanya jawab bersama siswa mengenai materi
yang disampaikan. Siswa dibagi menjasi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari
5-6 siswa. Kemudian siswa melakukan praktikum mengenai perubahan
kenampakan bulan dari hari ke hari, sebelum melakukan praktikum peneliti
menjelaskan langkah kerja dalam praktikum dan siswa menulis tujuan, langkah
kerja, serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Siswa merumuskan
hipotesis dengan bantuan dari peneliti. Siswa bersama kelompok melaksanakan
praktikum di depan kelas bergantian dengan kelompok lain dan mengumpulkan
data dari hasil praktikum. Setelah melakukan praktikum, siswa berdiskusi dengan
kelompok membahas mengenai hasil praktikum dan membuat kesimpulan hasil
praktikum. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan
kelompok lain memberi tanggapan. Setelah siswa presentasi, guru memberikan
penguatan positif atas presentasi yang dilakukan oleh siswa.
55
Kegiatan akhir dari pembelajaran, peneliti memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas atau kurang difahami dari
materi yang telah dipelajari. Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian peneliti melakukan
refleksi dengan memberikan pertanyaan singkat kepada siswa mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti memberikan tes formatif kepada
siswa.
Peneliti meminta bantuan observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya
pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan mengisi lembar
observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut meliputi item untuk
mengamati guru saat melakukan proses belajar mengajar. Pada siklus 2 ini semua
item diisi oleh observer, karena secara keseluruhan pendekalatan pembelajaran
Contextual Teaching and Learning telah diterapkan oleh peneliti.
B.Pelaksanaan Observasi
Pembelajaran siklus 2 berlangsung peneliti meminta bantuan Observer
(guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir
pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas praktikan.
Hasil observasi selama pembelajaran siklus 2 berlangsung, dalam peneliti
melakukan pembelajaran sudah berjalan dengan apa yang diharapkan. Seperti
siswa sudah melakukan prosedur yang terkait dalam proses pembelajaran
berlangsung dari membuat hipotesis, melakukan percobaan, berdiskusi, membuat
kesimpulan dan presentasi ke depan kelas. pengelolaan kelas sudah terlihat
optimal optimal hal ini terlihat dari siswa yang sudah tenang dalam melaksanakan
percobaan dan diskusi. Peneliti dalam menyampaikan pembelajaran melalui
pendekatan Contextual Teaching and Learning sudah baik dalam pelaksanaannya,
hal ini terlihat waktu yang diberikan sudah terlaksana dengan lancar dan tepat
waktu, serta siswa dalam menyimak materi yang disampaikan oleh guru terlihat
serius dan aktif apabila diajak bertanya jawab tentang materi yang telah diajarkan
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
56
4.3.3 Hasil Tindakan Penelitian
A. Hasil Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 2 kemudian diambil data secara
kuantitatif melalui tes formatif dan penilaian unjuk kerja hasil belajar materi
perubahan kenampakan pada benda langit dapat diperoleh hasil belajar siswa yaitu
pada aspek kognitif di dalam siklus 2 dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan, khususnya materi
“kenampakan benda langit”. Mengalami peningkatan dibandingkan pra siklus dan
siklus I, khususnya pada materi “kenampakan bumi”. Hasil perolehan nilai siklus
I yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa atau 73% yang belum
mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 6 siswa atau 27%, dengan nilai
rata-rata 72,14 nilai tertinggi 95 dan nilai terendahnya adalah 50.
Berikut ini tabel distribusi hasil belajar siswa siklus 2 kelas IV SDN 2
Purworejo:
Tabel 4.7
Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Nilai Ketuntasan Belajar Frekuensi Presentase (%)
1 ≥68 Tuntas 22 100%
2 <68 Tidak tuntas - 0%
Total 22 100%
Hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk diagram terlihat jelas
perbandingannya, seperti terdapat pada gambar 4.4 menunjukkan jumlah siswa
yang mendapat nilai 68 ke atas sebanyak 22 siswa atau 100%, dan yang
mendapatkan nilai 68 kebawah sebanyak o siswa atau 100%.
Berdasarkan analisis nilai tes siklus 2 pada tabel 4.7 dapat dibuat gambar
diagram batang seperti terdapat pada gambar 4.4.
57
Gambar 4.4
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2
Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Tabel 4.7 ketuntasan belajar siswa hasil tes siklus 2 dapat diketahui bahwa
tidak ada siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM (KKM:68) mata pelajaran
IPA.
Analisis tentang ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 tersebut dapat
diketahui dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 22 siswa, yang sudah tuntas atau
100%, dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 sudah tuntas
semua. Adapun jika dianalisis berdasarkan perolehan nilai siswa dapat disajikan
pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Uraian Nilai
1 Nilai tertinggi 100
2 Nilai terendah 85
3 Nilai rata-rata 90,91
Tabel 4.8 nilai hasil belajar siklus 2 dapat digambarkan dalam bentuk
diagram batang seperti terdapat pada gambar 4.5.
0
5
10
15
20
25
Tidak Tuntas Tuntas
Fre
ku
ensi
Ketuntasan
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2
58
Gambar 4.5
Diagram Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dianalisis bahwa ketuntasan belajar siswa
pada siklus 2 tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas IV 22 siswa yang
sudah tuntas atau 100% dengan nilai tertinggi 100, nilai terendah 85, dan nilai
rata-rata 90,91.
B.Hasil Observasi
Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh selama proses
pembelajaran. Observer mengamati proses pembelajaran kemudian sambil
mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru
dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini.
0
20
40
60
80
100
Nilai
Terendah
Nilai
Tertinggi
Rata-rata
Nil
ai
Hasi
l B
elaja
r IP
A
Ketuntasan
Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 2
59
Tabel 4.9
Distribusi Observasi Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan
Blora Kabupaten Blora
No Aspek yang Diteliti Jumlah item Rata-rata Persentase (%)
1 kontrusktivisme 2 4,0 100%
2 Inkuiri 16 3,5 87,5 %
3 Bertanya 2 4,0 100 %
4 Masyarakat belajar 2 4,0 100 %
5 Pemodelan 2 3,5 87,5 %
6 Refleksi 2 3,5 87,5 %
7 Penilaian sebenarnya 1 3,0 75 %
Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya
observasi kegiatan guru dan siswa.
C.Unjuk Kerja
Pengamatan selama proses tindakan dengan menggunakan penilaian
dengan cara memberikan unjuk kerja kepada siswa kemudian diisi sesuai yang
dialaminya. Berikut adalah tabel distribusi rata-rata unjuk kerja siklus 2.
Tabel 4.10
Distribusi Rata-rata Unjuk Kerja Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2 Purworejo
Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Indikator yang Diteliti Jumlah Item Rata-rata Persentase
1. Berhati-hati saat Menggunakan
Alat
7 3,57 89,28 %
2. Melakukan Percobaan dengan
Prosedur
2 4,0 100 %
3. Melakukan Pengamatan
terhadap Percobaan
3 4,0 100 %
Tabel distribusi unjuk kerja pada siklus 2 menunjukkan kriteria unjuk
kerja IPA pada siklus I dengan kriteria kerja Aspek I Berhati-hati saat
menggunakan alat, jumlah item 7 dengan perolehan skor 25 dari nilai maksimal
28, serta persentase 89,28%. Aspek 2 Melakukan percobaan dengan prosedur,
jumlah item 2 dengan perolehan skor 8 dari nilai maksimal 8, serta persentase
100%. Aspek 3 Melakukan pengamatan terhadap percobaan, jumlah item 3
dengan perolehan skor 12 dari nilai maksimal12, serta persentase 100%.
60
4.3.4 Refleksi
Pengamatan terhadap kinerja peneliti dalam proses pembelajaran
menunjukkan hasil yang sangat baik. Hasil pengamatan kinerja guru terlampir.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2, selanjutnya diadakan
refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau
temuan dari observer pada siklus 2.
a. Kegiatan pembelajaran siklus 2 berlangsung sudah sesuai dengan harapan dan
berjalan dengan baik.
b. Penegasan diakhir pembelajaran perlu dilakukan agar siswa mampu membuat
rangkuman dengan baik dan benar.
c. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran karena dalam pembelajaran
berlangsung siswa terlibat langsung saat melakukan percobaan dengan alat
peraga yang ada di sekitar lingkungan siswa.
d. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup, perhatian, antusias siswa lebih
meningkat karena mereka belajar secara berkelompok dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning yang tidak pernah guru kelas
lakukan sebelumnya.
e. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
f. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas.
g. Siswa sudah kompak dengan anggota kelompok masing-masing.
h. Siswa sudah menghargai pendapat dari kelompok lain.
i. Penjelasan dari peneliti sudah baik dan mudah dipahami oleh siswa.
Berdasarkan dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar
siswa meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang mencapai
kriteria ketuntasan belajar (KKM=68) terdapat 22 siswa atau 100% sudah
memenuhi kriteria ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 90,91 dan nilai
tertinggi 100 sedangkan nilai terendah adalah 85.
61
4.4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini adalah pembahasan hasil tes pra siklus yang dilakukan di kelas
IV SDN 2 PurworejoKecamatan Blora Kabupaten Blora, ditemukan bahwa hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang “Energi” melalui metode ceramah
saja yang dilakukan guru kelas. Proses pembelajaran prasiklus menunjukkan
bahwa siswa masih pasif, kurang aktif karena tidak diberi respon yang menantang,
siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatif. Siswa terlihat jenuh
dan bosan karena pembelajaran selalu monoton sehingga nilai mata pelajaran IPA
siswa masih ada yang dibawah KKM. Implikasi dari prasiklus tersebut dimana
guru hanya menggunakan metode ceramah mengakibatkan dari ke 22 siswa,
hanya 10 siswa saja atau 45% yang nilainya di atas KKM, kemudian yang tidak
tuntas sebanyak 12 siswa atau 55% yang nilainya dibawah KKM. Data prasiklus
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.11
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Siswa Kelas IV SDN 2
Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
≥68 Tuntas 10 45%
<68 Tidak Tuntas 12 55%
Berdasarkan latar belakang masalah pada prasiklus maka dilakukan
tindakan siklus I dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning. Setelah dilaksanakan siklus I diperoleh data nilai siswa dari ke 22
siswa, terdapat 16 siswa atau 73% yang sudah tuntas dan ada 6 orang siswa atau
27% yang belum tuntas. Hal ini diakibatkan karena peneliti masih kurang
menggunakan alat peraga, guru kurang memberi motivasi kepada siswa, guru
masih kurang dalam pengondisian kelas, guru masih kurang saat menjelaskan cara
kerja kelompok. Data-data hasil penelitian siklus I dapat dilihat pada tabel 4.10
berikut ini.
62
Tabel 4.12
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas IV SDN 2
Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
≥68 Tuntas 16 73%
<68 Tidak Tuntas 6 27%
Setelah pelaksanaan siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus 2
masih menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning, tapi dengan
memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I agar pelaksanaan
pembelajaran pada siklus 2 dapat berjalan dengan lancar. Adapun data-data nilai
siswa pada tindakan siklus 2 yaitu dimana 22 siswa nilainya diatas KKM atau
100% tuntas. Data observasi kinerja peneliti (terlampir) pada siklus 2
membuktikan bahwa langkah-langkah pendekatan pembelajaran Contextual
Teaching and Learning sudah dilaksanakan oleh peneliti sesuai rencana
pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang mendukung. Melihat data-
data tersebut dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan Contextual
Teaching and Learning siswa menjadi tidak bosan untuk belajar, siswa menjadi
lebih aktif, lebih percaya diri, oleh sebab itu hasil belajar siswa 100 % tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.13
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas IV SDN 2
Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
Nilai Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
≥68 Tuntas 22 100%
<68 Tidak Tuntas - 0%
Berdasarkan hasil penelitian prasiklus, tindakan siklus I dan siklus 2 yang
sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar
IPA kelas IV SDN 2 Purworejo Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
63
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi “Kenampakan Bumi dan Benda
Langit” nilai rata-rata yaitu pada kondisi awal 67,5, pada siklus I menjadi 72,14
dan pada siklus 2 menjadi 91,82.
Hasil pengamatan terhadap hasil belajar telah terjadi peningkatan dari
kondisi awal, siklus I, siklus 2, maka dapat dinyatakan bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terutama pada mata pelajaran IPA kelas IV Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015.
Hasil kondisi awal, siklus I dan siklus 2 dapat dianalisis peningkatan hasil
belajar, berdasarkan perolehan nilai siswa, dapat ditunjukkan pada tabel 4.12
berikut.
Tabel 4.14
Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I, Siklus 2 Siswa Kelas IV
SDN Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora
No Ketuntasan
Belajar
KKM Kondisi Awal Siklus I Siklus 2
F % f % F %
1 Tuntas ≥68 10 45% 16 73% 22 100%
2 Tidak Tuntas <68 12 55% 6 27% 0 0%
Jumlah 22 100% 22 100% 22 100%
Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Rata-rata yang diperoleh dari kondisi awal, siklus I, siklus 2 mengalami
peningkatan yaitu dari 67,5 (kondisi awal), 72,14 (siklus I), 90,91 (siklus 2). Bila
dituangkan dalam bentuk grafik maka akan tampak perbandingan pembelajaran
IPA pada gambar 4.6.
Secara lebih rinci, perbandingan dari pra siklus, siklus I, siklus 2 seperti
terdapat pada gambar 4.6.
64
Gambar 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Hasil penelitian perbandingan peningkatam hasil rata-rata (mean) dari
kondisi awal, siklus I dan siklus 2 terbukti dari setiap siklusnya terjadi
peningkatan dari pra siklus 67,5 kemudian siklus I menjadi 72,14 dan meningkat
lagi di siklus 2 menjadi 90,91.
Hasil penelitian pra siklus, tindakan siklus I dan siklus 2 yang sudah
dilakukan dapat dinyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 2 Purworejo Kecamatan Blora Kabupaten
Blora Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dalam pembelajaran
kontekstual, belajar bukan hanya sekadar mendengarkan dan mencatat, tetapi
belajar adalah proses mengalami secara langsung. Dalam pembelajaran
0
5
10
15
20
25
Kondisi
AwalSiklus I
Siklus 2
Fre
ku
ensi
Ketuntasan
Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Tidak Tuntas
Tuntas
65
kontekstual, belajar bukanlah menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi
pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki yang dikemukakan
oleh Hamruni (2012), sehingga penerapan CTL dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sindu
Nugroho, Ulfi 2012 yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan
Menemukan Sendiri Siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 12 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga pada Smeseter 2 Tahun Ajaran 2011/2012 Program Studi S1 PGSD
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana menunjukkan bahwa adanya peningkatan
hasil belajar IPA. Hal ini nampak pada peningkatan hasil perbandingan antar
siklus. Skor rata-rata yang diperoleh di kondisi pra siklus sebesar 74,51 naik
menjadi 92,42 pada siklus 1 dan pada siklus 2 naik lagi menjadi 94,76. Adapun
ketuntasan belajar klasikal pada kondisi pra silus 67,57%, siklus 1 naik menjadi
78,38% dan pada siklus 2 naik menjadi 100%. Sedangkan skor minimal pada
kondisi prasiklus sebesar 46, pada siklus 1 naik menjadi 75,33 dan pada siklus 2
tetap 90,17. Sedangkan skor maksimal pada kondisi prasiklus 96 dan siklus 1
99,42 dan siklus 2 menjadi 99,75.