BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

23
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Subyek Penelitian Berdasarkan kegiatan observasi hasil belajar mata pelajaran matematika di kelas V SD Negeri Blotongan 03 Salatiga sebelum dilaksanakan penelitian pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan nilai hasil belajar siswa rendah, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga maupun metode menarik saat guru menjelaskan materi. Pada Tes Tengah Semester 1 terdapat beberapa siswa mendapat nilai rendah di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Matematika kelas V adalah 61. Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang nilainya tuntas tetapi terlalu dekat dengan nilai KKM sehingga rata-rata kelas menjadi rendah. Adapun hasil ulangan harian sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus No Nilai Frekuensi Prosentase 1 ≥ 81 3 11% 2 71-80 1 4% 3 61-70 7 26% 4 <61 16 59% Jumlah 27 100% Rata-rata 55 Standar Deviasi 17,7 Maksimal 87 Minimal 30 Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar pra siklus di SD Negeri Blotongan 03 sebanyak 3 Siswa mendapat nilai lebih dari sama dengan 81 dengan prosentase 11 % , diikuti oleh 1 siswa yang mendapat nilai antara 71 sampai 80 dengan prosentase 4%, kemudian siswa yang mendapat nilai 61-70 sejumlah 7 siswa dengan prosentase 26 %, dan nilai kurang dari 61

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal Subyek Penelitian

Berdasarkan kegiatan observasi hasil belajar mata pelajaran matematika di

kelas V SD Negeri Blotongan 03 Salatiga sebelum dilaksanakan penelitian pada

semester II tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan nilai hasil belajar siswa

rendah, siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya

menggunakan metode konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga

maupun metode menarik saat guru menjelaskan materi. Pada Tes Tengah

Semester 1 terdapat beberapa siswa mendapat nilai rendah di bawah KKM dari

KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Matematika kelas V

adalah 61. Selain itu juga terdapat beberapa siswa yang nilainya tuntas tetapi

terlalu dekat dengan nilai KKM sehingga rata-rata kelas menjadi rendah. Adapun

hasil ulangan harian sebelum diadakan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar Pra Siklus

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 ≥ 81 3 11%

2 71-80 1 4%

3 61-70 7 26%

4 <61 16 59%

Jumlah 27 100%

Rata-rata 55

Standar Deviasi 17,7

Maksimal 87

Minimal 30

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi hasil belajar

pra siklus di SD Negeri Blotongan 03 sebanyak 3 Siswa mendapat nilai lebih dari

sama dengan 81 dengan prosentase 11 % , diikuti oleh 1 siswa yang mendapat

nilai antara 71 sampai 80 dengan prosentase 4%, kemudian siswa yang mendapat

nilai 61-70 sejumlah 7 siswa dengan prosentase 26 %, dan nilai kurang dari 61

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

53

sejumlah 16 siswa dengan prosentase 59%. Selain itu pada tabel 4.1 distribusi

hasil belajar pra siklus bahwa rata-rata nilai pra siklus adalah sebesar 55 dengan

standar deviasi 17,7. Nilai maksimalnya sebesar 87 dan nilai minimalnya sebesar

30.

Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat

siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar

terutama siswa yang berada pada nilai <61 atau siswa dengan nilai di bawah

KKM atau belum tuntas. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat

dibuat diagram seperti tampak pada pada gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1

Diagram Hasil Belajar Pra Siklus

Berdasarkan gambar 4.1 di atas tentang diagram hasil belajar pra siklus

menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 81 ke atas sebanyak 3

siswa dengan prosentase 11%. Siswa dengan nilai 71 dampai 80 sebanyak 1

siswa dengan prosentase 4%. Siswa dengan nilai 61 sampai 70 sebanyak 7 siswa

dengan prosentase 26%. Siswa dengan nilai kurang dari 61 sebanyak 16 siswa

dengan prosentase 59%.

Dari data hasil belajar pra siklus di atas menunjukkan terdapat beberapa

nilai siswa yang belum tuntas atau masih di bawah KKM dari KKM yang

ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Matematika adalah ≥61. Selain itu

juga terdapat beberapa siswa dengan nilain tuntas tetapi terlalu dekat dengan

KKM yang ditentukan sehingga rata-rata kelas masih rendah. Untuk data

ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

11% 4%

26% 59%

≥ 81

71-80

61-70

<61

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

54

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

N0 Ketuntasan (KKM ≥ 61 ) Frekuensi Prosentase

1 Tuntas (≥ 61) 11 41%

2 Tidak Tuntas < 61 16 59%

Total 27 100%

Berdasarkan tabel 4.2 ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dapat diketahui

bahwa siswa yang mendapat nilai di atas KKM 61 sebanyak 11 siswa dari 27 jumlah

siswa kelas V dengan prosentase 41%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di

bawah KKM 61 sebanyak 16 siswa dari 27 jumlah siswa kelas V dengan prosentase

59%. Untuk perbandingan antara nilai yang tuntas dan yang belum tuntas dapat

dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 4.2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Dengan melihat gambar 4.2 tentang diagram ketuntasan di atas, dapat

diketahui bahwa sebanyak 59% siswa belum tuntas dan 41 % siswa telah tuntas

nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam mengajar masih menggunakan

metode konvensional (ceramah) serta tidak menggunakan media peraga

mengakibatkan siswa pasif saat mengikuti pembelajaran dan hasil belajar siswa

rendah khususnya mata pelajaran matematika.

41%

59% Tuntas (≥ 61)

Tidak Tuntas (< 61)

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

55

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan sifat-

sifat bangun ruang tabung dan kerucut. Dalam siklus I ini dilakukan melalui dua

kali pertemuan dengan rincianya sebagai berikut:

4.2.1 Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan

yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Setelah diperoleh informasi pada tahap

observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi

pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.

Sebelum mengajar pada siklus I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang

menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah :

a) Pembuatan RPP mata pelajaran Matematika dengan standar kompetensi

memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun, kompetensi

dasarnya mengidentifikasi sifat sifat bangun ruang, dan materi tentang

bangun ruang tabung dan bangun ruang kerucut.

b) Membuat dan menyiapakan perlengkapan pembelajaran dengan

pendekatan scientific dan media realia.

c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran.

d) Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda.

e) Peneliti memberikan RPP yang sudah jadi kepada guru yang akan

diteliti untuk mempelajari RPP dengan pendekatan scientific dan media

realia.

f) Setelah RPP jadi, peneliti melakukan implementasi RPP untuk siklus 1.

Implementasi dalam hal ini melalui pendekatan scientific dengan media

realia. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat

pada lampiran.

4.2.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I ini dilakukan pada hari kamis

tanggal 3 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa,

salam kemudian absensi, mengadakan kontrak kelas pada saat guru mengucapkan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

56

super siswa menjawab luar biasa dan jika guru mengucapkan student siswa

menjawab yes sir, dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan

yaitu siapa yang sering melihat pak tani disawah, biasanya pak tani membawa

caping dan embernya bentuknya seperti apa, dilanjutkan dengan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu

guru menunjukkan model bangun ruang tabung dan kerucut. Siswa mengamati

alat peraga tersebut dengan seksama. Guru memberi pertanyaan tentang bagian

apa yang ada di bangun ruang tabung dan kerucut. Siswa menjawab pengetahuan

tentang tabung dan kerucut sesuai dengan pemahamnya. Guru meminta siswa

untuk membuat jaring-jaring tabung dan kerucut. Siswa membuat jaring jaring

sesuia pemahamannya. Siswa juga diberi kesempatan guru untuk maju kedepan

untuk menjelaskan langkah-langkahnya. Siswa merangkai hasil haryanya

berdasarkan jaring-jaring yang telah dibuat. Siswa membandingkan hasil

karyanya dengan teman lain. Siswa berdiskusi antar teman, dan siswa bertanya

jawab dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman.

Dalam kegiatan penutup guru memberikan penguatan dan menarik

kesimpulan. Guru mengkhiri pelajaran dengan mengucapkan salam dan meberi

semangat belajar tentang materi yang besok akan dipelajari yaitu tentang

menggambar bangun ruang tabung dan kerucut dan membawa peralatannya.

b. Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II dilakukan pada hari sabtu

tanggal 5 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam dan

meminta salah satu siswa memimpin doa. Guru mengabsensi siswa dan

memberikan apersepsi menunjukkan bangun ruang tabung dan kerucut,

dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan

inti yaitu guru meberikan contoh model bangun ruang dan siswa mengamati

model bangun ruang tersebut. Guru bertanya siapa yang bisa menggambar tabung

dan kerucut. Siswa bertannya jawab dengan guru tentang langkah-langkah

membuat bangun tersebut. Guru meminta siwa menggambar bangun ruang

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

57

tersebut sesuai dengan pemahamannya dan siswa melakukannya. Siswa dengan

bimbingan guru membentuk kelompok masing-masing 4 orang. Siswa

mengerjakkan LKS sesuai dengan perintahnya. Perwakilan kelompok maju

nkedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memberikan

reward. Guru memberikan kesempatan berukar pikiran siswa lain menaggapi.

Guru bersama siswa meluruskan kesalahan pemahaman, penguatan dan

skesimpulan.

Dalam kegiatan penutup guru membagi soal tes formatif dikerjakan secara

invdividu, siswa mengerjakanya dengan tenang. Guru meberikan pesan pada

siwswa agar saat pembelajaran berlangsung bisa menghargai temannya dan tidak

mengganggu. Terus belajar dan jadilah yang terbaik.

4.2.3 Pengamatan

a. Pertemuan 1

Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I berlangsung, peneliti menjadi

observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir

pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa. Guru dalam mengajar antara lain saat kegiatan pembelajaran guru kurang

jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Pengelolaan waktu masih belum

sempurna, dan penghargaan terhadap siswa masih kurang. Guru juga dalam

membuat kesimpulan dan penguatan tidak terlalu melibatkan siswa. Tetapi guru

telah menegur siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan pembelajaran.

Hasil pengamatan siswa yaitu ketika guru menjelaskan tentang materi

yang dipelajari ada sebagian siswa yang malah asyik bermain sendiri. Saat guru

meminta mebuat jaring-jaring sesuai pemahanya siswa malah bertanya kepada

temannya dan menggagu. Siswa juga masih kebingungan saat guru memberikan

tugas sesuai dengan pemahamannya atau penalaranya. Dari observasi yang

dilakukan bahwa guru masih kesulitan dalam penerapan pendekatan scientific

dengan media realia kedalam kegiatan pembelajaran matematika pokok bahasan

bangun ruang.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

58

Dari kelemahan dalam pembelajaran dalam pertemuan pertama, maka

pada petemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelamahan tersebut untuk

memperbaiki proses pembelajaran. usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi

dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi

tersebut diantaranya adalah guru harus menyampaikan tujuan pembelajaran secara

jelas. berikan kesimpulan bersama siswa, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan

pengahargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah.

keaktifan siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatan. Guru harus lebih menegur

siswa agar tidak bermain diluar kegiatan pembelajaran supaya semua siswa dapat

lebih fokus dalam pembelajaran

b. Pertemuan 2

Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan

dengan baik hal ini dapat dilihat guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran

dengan baik dan menyampaikan materi dengan baik. Saat guru meberi tugas

sesuai dengan pemahannya, siswa langsung mengerjakannya secara percaya diri.

Dalam membimbing siswa sudah lebih baik terlihat semua kelompok sudah

dibimbing walaupun belum semuanya, guru menjelaskan tentang materi siswa

juga sudah memperhatikan dengan baik, ketika mengejakan LKS guru meminta

siswa bergabung dengan kelompoknya sebagian besar anggota kelompok dapat

bekerjasama dan saling membantu. siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan

guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Dalam kerjasama kelompok siswa

cukup baik dalam memberikan pendapat dan menyatukan pendapat. Siswa telibat

dalam menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Sedangkan yang menjadi kelemahan dalam pembelajaran ini adalah masih

ada 4 siswa laki-laki yang melakukan aktifitas diluar pembelajaran dan ramai

sendiri serta menggangu teman lainnya. pengelolaan waktu belum sempurna.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut guna

memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya berdiskusi dengan

guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran berlangsung.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

59

Hasil diskusi tersebut diantaranya pengelolaan kelas dan waktu perlu

ditingkatkan. keaktifan siswa secara individu didalam kelas perlu ditingkatkan.

4.2.4 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, selanjutnya

diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan temuan

atau pengamatan. Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan

menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan

yang didasarkan pada pada data yang telah terkumpul pada langkah observasi.

dari diskusi ini didapatkan bahwa guru guru kelas dalam menerapkan pendekatan

scientific dengan media realia kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif sesuai

dengan langkah langkah ilmiah, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan

tujuan pembelajaran, apesepsi dengan media nyata, motivasi sebagai penyemangat

pembelajaran, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas namun

belum sempurn, mengelola waktu pembelajaran, memberikan umpan balik, dan

memberikan pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang masih perlu

diperbaiki misalnya mobilitas guru dalam memberikan bimbingan pada siswa,

penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian siswa.

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil

secara kuantitatif melaluhi penilaian proses dan hasil belajar. Adapun nilai hasil

siklus I dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 ≥ 81 3 11%

2 71-80 11 40%

3 61-70 8 30%

4 <61 5 18%

Jumlah 27 100%

Rata-rata 71

Standar Deviasi 12,2

Maksimal 95

Minimal 50

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

60

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siklus I

siswa kelas V di SD Negeri Blotongan 03 salatiga, bahwa sebanyak 3 siswa

mendapat nilai lebih dari 81 dengan prosentase 11%, diikuti oleh 11 siswa yang

mendapat nilai antara 71 sampai 80 dengan prosentase 40%, kemudian nilai 61

sampai 70 sejumlah 8 siswa dengan prosentase 30%, dan 5 siswa mendapat nilai

kurang dari 61 dengan prosentase 19%.

Selain itu pada tabel 4.3 hasil belajar siklus I bahwa rata-rata nilai siklus I

adalah sebesar 71 dengan standar deviasi 12,2. Nilai maksimalnya sebesar 95 dan

nilai minimalnya sebesar 50. Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna

bahwa masih terdapat 5 siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam

peningkatan hasil belajar terutama siswa dengan nilai di bawah KKM <61 atau

belum tuntas.

Dari analisa hasil belajar siklus I pada tabel 4.3 dapat dibuat diagram

seperti pada gambar 4.3

Gambar 4.3

Diagram Hasil Belajar Siklus I

Dengan melihat diagram di atas dapat diketahui hasil analisis siklus I yang

terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar di atas menunjukkan siswa yang

mendapat nilai 81 ke atas sebanyak 3 siswa dengan presentase 11%., siswa

dengan nilai 71 sampai 80 sebanyak 11 siswa dengan prosentase 40 %, dan Siswa

yang dengan nilai antara 61 sampai 70 sebanyak 8 siswa dengan presentase 30%.

Sedangkan siswa yang belum tuntas dengan nilai dibawah KKM <61 sebanyak 5

siswa dengan prosentase 19%. Berdasar hasil tes siklus I tersebut apabila

11%

40% 30%

19% ≥ 81

71-80

61-70

<61

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

61

dianalisa berdasar ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.4

berikut ini:

Tabel 4.4

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

N0 Ketuntasan (KKM ≥ 61 ) Frekuensi Prosentase

1 Tuntas (≥ 61) 22 81%

2 Tidak Tuntas (< 61) 5 19%

total 27 100%

Berdasarkan tabel 4.4 Ketuntasan hasil belajar siklus I didapatkan siswa

yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 61 untuk mata pelajaran matematika

sebanyak 22 siswa dari 27 jumlah siswa kelas V SDN Blotongan 03 Salatiga

dengan prosentase sebesar 81%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah

KKM sebanyak 5 siswa dengan prosentase 19%. Perbandingan antara tuntas

dengan belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 4.4 dibawah ini:

Gambar 4.4

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan gambar 4.4 diagram ketuntasan hasil belajar siklus I dapat

diketahui dari 27 siswa jumlah kelas V SDN Blotongan 03 sebanyak 22 siswa

tuntas dengan prosentase 81% dan 5 siswa belum tuntas dengan prosentase 19%.

Berdasarkan data baik data kualitatif maupun kuantitatif, peneliti

melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang

telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran

dan hasil belajar siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan

kelemahan-kelemahan yang masih ada pada tindakan yang telah dilaksanakan

81%

19%

Tuntas (≥ 61)

Tidak Tuntas (< 61)

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

62

untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan pada siklus

berikutnya. Adapun hasi refleksinya adalah sebagai berikut:

a) Kelebihan

1) Rancangan pembelajaran sudah terprogram

2) Siswa terlihat aktif dengan pendekatan scientific dalam pembelajaran

3) Siswa lebih tertarik dalam pembelajaran karena menggunakan media

realia

4) Antara rencana pembelajaran dan proses pembeljaran sudah sesuai.

5) keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat sudah tumbuh atau

dalam menjawab pertanyan.

6) siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar terbantu oleh teman

sekelompoknya.

b) Kekurangan

Hambatan:

1) Penerapan pendekatan scientific dengan media realia belum terbiasa

dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa masih

terlihat kebingungan dalam menerapkan langkah-langkah

pembelajaran.

2) guru tekadang masih kurang memberikan bimbingan pada siswa dan

kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar

3) pengelolaan kelas yang kurang dalam kegiatan belajar mengajar.

4) pengelolaan waktu belum sempurna

5) keaktifan siswa belum maksimal

Penyelesaian:

1) Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal

dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

2) Dalam kegiatan pembelajaran guuru hendaknya berkeliling

membimbing.

3) Semua siswa lebih dikondisikan untuk fokus dalam pembelajaran.

4) Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan

5) Perlu dilaksanakan peningkatan aktifitas siswa dalam pembelajaran.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

63

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan sifat-

sifat bangun ruang prisma dan limas. Dalam siklus II ini dilakukan melalui dua

kali pertemuan dengan rincianya sebagai berikut:

4.3.1 Perencanaan

Setelah melihat kekurangan dan kelebihan dalam siklus I perencanaan

pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari

kekurangan yang terjadi pada siklus I. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,

merupakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasarnya sama, namun indikator dan materi yang berbeda. Pada

dasarnya siklus II memiliki prinsip kerja sama dengan pelaksanaan tindakan siklus

pertama. Hanya pada siklus kedua ini pada tahap persiapan dilakukan dengan

mendasarkan pada hasil observasi, refleksi pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun

persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan siklus II adalah :

Sebelum mengajar pada siklus I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya adalah :

a) Pembuatan RPP mata pelajaran Matematika dengan standar kompetensi

memahami sifat-sifat dan hubungan antar bangun, kompetensi dasarnya

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang, dan materi tentang bangun

ruang prisma dan nbangun ruang limas.

b) Membuat dan menyiapakan perlengkapan pembelajaran dengan

pendekatan scientific dan media realia.

c) Membuat dan mempersiapkan lembar observasi proses pembelajaran

d) Membuat instrumen penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda.

e) Peneliti memberikan RPP yang sudah jadi kepada guru yang akan

diteliti untuk mempelajari RPP dengan pendekatan scientific dan media

realia.

f) Setelah RPP jadi, peneliti melakukan implementasi RPP untuk siklus II.

Implementasi dalam hal ini melalui pendekatan scientific dengan media

realia. RPP, lembar observasi dan instrumen penilaian dapat dilihat

pada lampiran.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

64

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I ini dilakukan pada hari senin

tanggal 7 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa,

salam kemudian absensi, mengadakan kontrak kelas pada saat guru mengucapkan

super siswa menjawab luar biasa dan jika guru mengucapkan happy siswa

menjawab yes, dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa menunjukkan

diorma rumh dan memberi pertanyaan yaitu bangun ruang apa yang menyusun

diorama rumah tersebut, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan kegiatan inti yaitu

guru menunjukkan model bangun ruang prisma dan limas. Siswa mengamati alat

peraga tersebut dengan seksama. Guru memberi pertanyaan tentang bagian apa

yang ada di bangun ruang prisma dan limas. Siswa menjawab pengetahuan

tentang prisma dan limas sesuai dengan pemahamnya. Guru meminta siswa untuk

membuat jaring-jaring prisma dan limas. Siswa membuat jaring jaring sesuai

pemahamannya. Siswa juga diberi kesempatan guru untuk maju kedepan untuk

menjelaskan langkah-langkahnya. Siswa merangkai hasil karyanya berdasarkan

jaring-jaring yang telah dibuat. Siswa membandingkan hasil karyanya dengan

teman lain. Siswa berdiskusi antar teman, dan siswa bertanya jawab dengan guru

meluruskan kesalahan pemahaman.

Dalam kegiatan penutup guru memberikan penguatan dan menarik

kesimpulan. Guru mengkhiri pelajaran dengan mengucapkan salam dan meberi

semangat belajar tentang materi yang besok akan dipelajari yaitu tentang

menggambar bangun ruang prisma dan limas dan membawa peralatannya.

b. Pertemuan 2

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II dilakukan pada hari

kamis tanggal 10 April 2014. Pada awal pembelajaran guru mengucapkan salam

dan meminta salah satu siswa memimpin doa. Guru mengabsensi siswa dan

memberikan apersepsi menunjukkan bangun ruang prisma dan limas, dilanjutkan

menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

65

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan

inti yaitu guru meberikan contoh model bangun ruang dan siswa mengamati

model bangun ruang tersebut. Guru bertanya siapa yang bisa menggambar prisma

dan limas. Siswa bertannya jawab dengan guru tentang langkah-langkah membuat

bangun tersebut. Guru meminta siwa menggambar bangun ruang tersebut sesuai

dengan pemahamannya dan siswa melakukannya. Siswa dengan bimbingan guru

membentuk kelompok masing-masing 2 orang. Siswa mengerjakkan LKS sesuai

dengan perintahnya. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru memberikan reward. Guru

memberikan kesempatan berukar pikiran siswa lain menaggapi. Guru bersama

siswa meluruskan kesalahan pemahaman, penguatan dan skesimpulan.

Dalam kegiatan penutup guru membagi soal tes formatif dikerjakan secara

invdividu, siswa mengerjakanya dengan tenang. Guru meberikan pesan agar

jangan takut dengan peljaran matemtika dan agar tetap rajin belajar.

4.3.3 Pengamatan

a. Pertemuan 1

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I berlangsung, peneliti menjadi

observer untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir

pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

Lembar observasi tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa. Guru dalam mengajar antara lain saat kegiatan pembelajaran guru dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran sudah jelas. Pengelolaan waktu tepat waktu

dan penghargaan terhadap siswa masih kurang. Guru juga dalam membuat

kesimpulan dan penguatan sudah melibatkan siswa.

Hasil pengamatan siswa yaitu ketika guru menjelaskan tentang materi

yang dipelajari ada 2 siswa yang tidak fokus dan bermain sendiri. Saat guru

meminta membuat jaring-jaring sesuai pemahamannya siswa sudah bertanya pada

guru kesulitannya. Dari observasi yang dilakukan bahwa guru sudah terbiasa

dalam penerapan pendekatan scientific dengan media realia kedalam kegiatan

pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

66

Dari kelemahan dalam pembelajaran dalam pertemuan pertama, maka

pada petemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelamahan tersebut untuk

memperbaiki proses pembelajaran. usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi

dengan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi

tersebut diantaranya adalah pengahargaan terhadap siswa yang menjawab

pertanyaan benar maupun salah. keaktifan siswa dalam pembelajaran perlu

ditingkatan. Guru harus lebih menegur agar tidak bermain diluar kegiatan

pembelajaran supaya semua siswa dapat lebih fokus dalam pembelajaran

b. Pertemuan 2

Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan

dengan baik hal ini dapat dilihat guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran

dengan baik dan menyampaikan materi dengan baik. Saat guru meberi tugas

sesuai dengan pemahannya, siswa langsung mengerjakannya secara percaya diri.

Dalam membimbing siswa sudah lebih baik terlihat semua kelompok sudah

dibimbing walaupun belum semuanya, guru menjelaskan tentang materi siswa

juga sudah memperhatikan dengan baik, ketika mengejakan LKS guru meminta

siswa bergabung dengan kelompoknya sebagian besar anggota kelompok dapat

bekerjasama dan saling membantu. siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan

guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Dalam kerjasama kelompok siswa

cukup baik dalam memberikan pendapat dan menyatukan pendapat. Siswa telibat

dalam menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Namun masih ada

kelompok yang tidak membawa peralatan dalam menggambar bangun ruang soal

dalam LKS.

Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut guna

memperbaiki proses pembelajaran. usaha tersebut diantaranya berdiskusi dengan

guru kelas mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran berlangsung.

hasil diskusi tersebut diantaranya keaktifan siswa secara individu didalam kelas

perlu ditingkatkan. Guru harus lebih siap menyedikan peralatan dalam diskusi

kelompok untuk menjaga jika ada yang tidak membawa.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

67

4.3.4 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, selanjutnya

diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan temuan

atau pengamatan. Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan

menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan

yang didasarkan pada pada data yang telah terkumpul pada langkah observasi.

dari diskusi ini didapatkan bahwa guru guru kelas dalam menerapkan pendekatan

scientific dengan media realia kegiatan pembelajaran siswa lebih aktif sesuai

dengan langkah langkah ilmiah, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan

tujuan pembelajaran, apesepsi dengan media nyata, motivasi sebagai penyemangat

pembelajaran, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas namun

belum sempurna, mengelola waktu pembelajaran, memberikan umpan balik, dan

memberikan pujian..

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil

secara kuantitatif melaluhi penilaian proses dan hasil belajar. Adapun nilai hasil

siklus I dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siklus II

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 ≥ 81 12 44%

2 71-80 8 30%

3 61-70 5 19%

4 <61 2 7%

Jumlah 27 100%

Rata-rata 80

Standar Deviasi 12

Maksimal 100

Minimal 56

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siklus II

siswa kelas V di SDN Blotongan 03 salatiga, bahwa sebanyak 12 siswa mendapat

nilai lebih dari 81 dengan prosentase 44%, diikuti oleh 8 siswa yang mendapat

nilai antara 71 sampai 80 dengan prosentase 30%, kemudian nilai 61 sampai 70

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

68

sejumlah 8 siswa dengan prosentase 19 %, dan 5 siswa mendapat nilai kurang dari

61 dengan prosentase 7%.

Selain itu pada tabel 4.5 nilai tes siklus II bahwa rata-rata nilai siklus II

adalah sebesar 80 dengan standar deviasi 12. Nilai maksimalnya sebesar 100 dan

nilai minimalnya sebesar 56. Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna

bahwa masih terdapat 2 siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam

peningkatan hasil belajar terutama siswa dengan nilai di bawah KKM atau belum

tuntas.

Dari analisa nilai hasil tes siklus II pada tabel 4.5 dapat dibuat diagram

seperti pada gambar 4.5 dibawah ini:

Gambar 4. 5

Diagram Hasil belajar Siklus II

Dengan melihat diagram di atas dapat diketahui hasil analisis siklus II

yang terlihat jelas perbandingannya bahwa gambar di atas menunjukkan siswa

yang mendapat nilai 81 ke atas sebanyak 12 siswa dengan presentase 44%., siswa

dengan nilai 71 sampai 80 sebanyak 8 siswa dengan prosentase 30%, dan Siswa

yang dengan nilai antara 61 sampai 70 sebanyak 5 siswa dengan presentase 19%.

Sedangkan siswa yang belum tuntas dengan nilai dibawah KKM <61 sebanyak 2

siswa dengan prosentase 7%. Berdasar hasil tes siklus I tersebut apabila dianalisa

berdasar ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

44%

30%

19%

7%

≥ 81

71-80

61-70

<61

N0 Ketuntasan (KKM ≥ 61 ) Frekuensi Prosentase

1 Tuntas (≥ 61) 25 93%

2 Tidak Tuntas (< 61) 2 7%

total 27 100%

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

69

Berdasarkan tabel 4.6 Ketuntasan hasil belajar siklus II didapatkan siswa

yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 61 untuk mata pelajaran Matematika

sebanyak 25 siswa dari 27 jumlah siswa kelas V SDN Blotongan 03 dengan

prosentase sebesar 93%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM

sebanyak 2 siswa dengan presentase 7%. Perbandingan antara tuntas dengan

belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 4.6 dibawah ini:

Gambar 4.6

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar siklus II dapat diketahui dari

31 siswa jumlah kelas V SD Negeri Blotongan 03 sebanyak 25 siswa tuntas

dengan prosentase 93% dan 2 siswa belum tuntas dengan prosentase 7%.

Berdasarkan data baik data kualitatif maupun kuantitatif, peneliti

melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang

telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran

dan hasil belajar siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan

kelemahan-kelemahan yang masih ada pada tindakan yang telah dilaksanakan

untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan pada siklus

berikutnya. Adapun hasi refleksinya adalah sebagai berikut:

a) Kelebihan

1) Rancangan pembelajaran sudah terprogram

2) Siswa terlihat aktif dengan pendekatan scientific dalam pembelajaran

3) Siswa lebih tertarik dalam pembelajaran karena menggunakan media

realia

4) Antara rencana pembelajaran dan proses pembelajaran sudah sesuai.

93%

7%

Tuntas (≥ 61)

Tidak Tuntas (< 61)

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

70

5) keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat sudah tumbuh atau

dalam menjawab pertanyaan.

6) Siswa melakukan refleksi bersama guru.

b) Kekurangan

Hambatan : Pengelolaan kelas belum sempurna karena masih ada siswa

yang pasif dan bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran.

Penyelesaian: Semua siswa lebih dikondisikan untuk fokus dalam

pembelajaran dan dapat bertanya jika ada yang belum dipahami.

4.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Sikus I, dan Siklus II

Untuk mengetahui perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Nilai

Frekuensi

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 ≥ 81 3 3 12

2 71-80 1 11 8

3 61-70 7 8 5

4 <61 16 5 2

Jumlah 27 27 26

Rata-rata 55 71 80

Standar Deviasi 17,7 12,2 12

Maksimal 87 95 100

Minimal 30 50 56

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai tes pra siklus pada

siswa kelas V di SD Negeri Blotongan 03 Salatiga, menunjukkan bahwa ada

sebanyak 3 siswa mendapat nilai lebih dari 81, pada siklus I terdapat 3 siswa yang

mendapat nilai lebih dari 81 dan pada siklus II sebanyak 12 siswa yang mendapat

nilai lebih dari 81. Nilai tes pra siklus memiliki rata-rata 55, selanjutnya pada

siklus I rata-rata nilainya sebesar 71 dan pada siklus II rata-rata nilainya sebesar

80.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

71

Selain itu pada tabel 4.7 dapat diketahui standar deviasi hasil belajar pada

pra siklus adalah sebesar 17,7 diikuti pada siklus I sebesar 12,2 dan pada siklus II

standar deviasinya sebesar 12. Nilai maksimal pada pra siklus adalah 87, pada

siklus I adalah 95, dan pada siklus II nilai maksimalnya sebesar 100. Sedangkan

nilai minimal pra siklus sebesar 30, kemudian siklus I sebesar 50 dan siklus II

nilai minimalnya sebesar 56.

Perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I , dan siklus II

dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4. 8

Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

N0 Ketuntasan (KKM ≥ 61 ) Jumlah Siswa

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Tuntas (≥ 61) 11 22 25

2 Tidak Tuntas (< 61) 16 5 2

Total 27 27 27

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui perbandingan hasil belajar pra

siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus hasil belajar

siswa untuk mata pelajaran Matematika yaitu dari 27 jumlah siswa kelas V

sebanyak 11 siswa tuntas dan sisanya 16 siswa belum tuntas. Pada siklus I

meningkat menjadi 22 siswa ynag tuntas dan 5 orang belum tuntas. Dan pada

siklus II lebih meningkat yaitu 25 orang siswa tuntas dan hanya 2 orang yang

belum tuntas.

Penjelasan tentang ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan

siklus II adalah jika dilihat dari jumlah murid yang tuntas dan belum tuntas dapat

dipahami bahwa ada 11 siswa yang tuntas dengan karakteristik aktif, ulet,

mandiri, memiliki percaya diri dan disiplin belajar yang tinggi. Dari 16 siswa

yang tidak tuntas pada siklus I terdapat 5 anak dengan karakteristik kurang aktif,

kurang percaya diri, kurang mandiri, kaku. Sekalipun telah dilakukan pendekatan

scientific dengan media realia selama 2 siklus masih terdapat 2 siswa yang belum

tuntas dengan karakteristik siswa pasif, tidak mandiri dan selalu bergantung

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

72

kepada temannya. Berdasarkan tabel 4.7 diatas tentang siswa tuntas dan tidak

tuntas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 4.7

Grafik Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Pada Tabel 4.7 dan pada gambar 4.8 menunjukkan pembelajaran

menggunakan pendekatan scientific dengan media realia dapat meningkatkan

jumlah siswa yang tuntas dalam belajardan menurunya jumlah siswa yang tidak

tuntas. Untuk melihat perbandingan nilai skor maksimal dan pra siklus, siklus I,

dan siklus II terlihat pada grafik 4.8 dan 4.9 berikut ini:

Gambar 4.8

Grafik Perbandingan Skor Makasimal

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Gambar 4.9

Grafik Perbandingan Skor Minimal

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

11

22 25

16

5 2 0

10

20

30

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Fre

kuen

si

Tuntas (≥ 61)

Tidak Tuntas (<61)

87

95

100

80

90

100

110

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Sko

r N

ilai

30

50 56

0

10

20

30

40

50

60

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Sko

r N

ilai

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

73

Berdasarkan gambar 4.8 Dan 4.9 diatas menunjukkan bahwa setiap

kenaikkan skor maksimal juga diikuti skor minimal pada pra siklus, siklus I, dan

siklus II. Hal ini berarti penerapan pendekatan scientific dan media realia

berpengaruh terhadap kenaikan nilai siswa. Untuk mengetahui standar deviasi

penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 4.10 dibawah ini:

Gambar 4.10

Grafik Perbandingan Standar Deviasi

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Pada gambar 4.10 standar deviasi setiap siklus terus mengalami penurunan

dari pra siklus 17,7 menjadi 12,2 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 12. Hal

ini berarti penyimpangan skor pada setiap siklus mengalami penurunan.

4.5 Pembahasan

Dengan berdasarkan pada hasil observasi sebelum adanya tindakan di

kelas V SD Negeri Blotongan 03 Salatiga menyatakan bahwa hasil belajar siswa

mata pelajaran Matematika rendah. Hal ini terbukti dari 27 jumlah siswa kelas V

terdapat 11 siswa tuntas mendapat nilai di atas KKM dengan prosentase 41% dan

16 siswa belum tuntas dengan prosentase 59%. Meskipun terdapat beberapa siswa

yang tuntas tetapi terlalu dekat dengan KKM, dan nilai rata ratanya adalah 55. Hal

ini disebabkan cara guru mengajar selalu menggunakan metode konvensional atau

ceramah yang mengakibatkan siswa pasif sehingga hasil belajar siswa rendah.

Proses pembelajaran matematika juga tidak dilengkapi dengan media peraga,

sehingga banyak siswa pasif dan bosan karena pembelajaran yang monoton

sehingga hasil belajar siswa rendah.

Ketuntasan hasil belajar siswa pra siklus, siklus I dan siklus II adalah jika

dilihat dari jumlah murid yang tuntas dan belum tuntas dapat dipahami bahwa ada

17,7

12,2 12

0

5

10

15

20

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Sk

or

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7885/5/T1_292010127_BAB IV.pdf · nilainya. Hal tersebut disebabkan cara guru dalam

74

11 siswa yang tuntas dengan karakteristik aktif, ulet, mandiri, memiliki percaya

diri dan disiplin belajar yang tinggi. Dari 16 siswa yang tidak tuntas pada siklus I

terdapat 5 anak dengan karakteristik kurang aktif, kurang percaya diri, kurang

mandiri, kaku. Sekalipun telah dilakukan pendekatan scientific dengan media

realia selama 2 siklus masih terdapat 2 siswa yang belum tuntas dengan

karakteristik siswa pasif, kurang fokus dalam pembelajaran ,tidak mandiri, asyik

bermain sendiri, dan selalu bergantung kepada temannya.

Beberapa kelebihan yang dimiliki pendekatan scientific diantaranya

adalah mendorong siswa untuk berpikir ilmiah melaluhi mengamati, menanya,

menalar, mencoba dan membentuk jejaring sehingga siswa lebih kritis, aktif

kreatif serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Pembelajaran dengan

media realia membuat siswa lebih mudah memahami materi karena dapat melihat

secara nyata benda yang akan dipelajari. Dari kelebihan pendekatan scientific

dengan media realia tersebut dapat menuntaskan nilai siswa yang sebelumnya

belum tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari perolehan hasil dari

pra siklus, siklus I, dan siklus II.

1. Siklus I

Pada siklus I dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan

scientific dengan media realia pada mata pelajaran Matematika di kelas

V terjadi peningkatan yaitu sebesar 81% siswa tuntas dengan jumlah 22

siswa dan sebesar 19% tidak tuntas dengan jumlah 5 siswa.

2. Siklus II

Pada siklus II dengan penerapan pembelajaran melalui pendektan

scientific dengn media realia pada mata pelajaran Matematika di kelas

V terjadi peningkatan yaitu sebesar 93% siswa tuntas dengan jumlah 25

siswa dan 7% siswa tidak tuntas dengan jumlah 2 siswa.

Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa penerapan

pendekatan scientific dengan media realia dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014.