BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4...37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

31
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga yang beralamat di jalan Hasanudin no 3B Gereja Bethel Indonesia Hasanudin Salatiga. Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015 dengan subyek penelitian berjumlah 19 anak terdiri dari 9 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Data anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Data anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga Jenis Kelamin Jumlah Anak % Laki-laki 9 47% Perempuan 10 53% Total 19 100% 4.2 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Kondisi prasiklus atau kondisi awal ini merupakan kondisi sebelum dilakukannya penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang dilakukan di kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga, tingkat kedisiplinan anak di kelas B2 ini masih rendah.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4...37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

  • 37

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di sekolah PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga

    yang beralamat di jalan Hasanudin no 3B Gereja Bethel Indonesia Hasanudin

    Salatiga. Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2014/2015 dengan subyek

    penelitian berjumlah 19 anak terdiri dari 9 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.

    Data anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga dapat dilihat pada

    tabel di bawah ini :

    Tabel 4.1

    Data anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga

    Jenis Kelamin Jumlah Anak %

    Laki-laki 9 47%

    Perempuan 10 53%

    Total 19 100%

    4.2 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal)

    Kondisi prasiklus atau kondisi awal ini merupakan kondisi sebelum

    dilakukannya penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil

    pengamatan/observasi yang dilakukan di kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa

    Salatiga, tingkat kedisiplinan anak di kelas B2 ini masih rendah.

  • 38

    Kedisiplinan anak yang rendah tersebut terlihat dari banyaknya anak yang

    sering datang terlambat, tidak bisa antri saat berbaris dan mencuci tangan, tidak

    mau merapikan mainan setelah bermain, menaruh mainan tidak pada tempatnya,

    suka mengganggu teman saat belajar, mengerjakan tugas tidak sesuai dengan

    perintah guru, serta tidak menggunakan alat-alat yang ada di kelas sesuai dengan

    fungsinya seperti alat-alat tulis, alat-alat kebersikan, dan alat-alat mainan.

    Kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa ini di katakan

    rendah terlihat dari beberapa indikator penilainan yaitu sebagai berikut ; selalu

    datang tepat waktu, menggunakan benda sesuai fungsinya, mengambil dan

    mengembalikan benda pada tempatnya, tertib menunggu giliran, berusaha menaati

    aturan yang sudah disepakati.

    Hasil pengamatan yang dilakukan penulis dari 19 anak yang ada di kelas

    B2, ada 6 anak yang sudah memiliki sikap disiplin yang Berkembang Sangat Baik

    (BSB), 3 anak dengan kedisiplinan yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 3

    anak memiliki sikap disiplin yang sudah Mulai Muncul (MM), dan 7 anak yang

    masih memiliki sikap disiplin yang sangat rendah atau Belum Muncul (BM).

    Berdasarkan hasil observasi tersebut maka membuktikan bahwa kedisiplinan anak

    kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga masih rendah. Melihat hasil

    tersebut penulis akan melakukan penelitian dengan memberikan tindakan melalui

    metode bercerita menggunakan gambar.

    Distribusi kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga

    pada prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 39

    Tabel 4.2

    Kedisiplinan anak kelas B2 pada kondisi prasiklus

    No Kategori f %

    1 BSB (berkembang sangat baik) = 10-13 6 31,57%

    2 BSH (berkembang sesuai harapan) = 7-9 3 15,78%

    3 MM (mulai muncul) = 4-6 3 15,78%

    4 BM (belum muncul) = 1-3 7 36,84%

    Total 19 100%

    Berdasarkan distribusi kedisiplinan anak kelas B2 yang ada pada tabel 4.2

    di atas maka kondisi prasiklus dapat digambarkan pada diagram di bawah berikut

    ini :

    Gambar 4.1 Diagram Persentase Kedisiplinan Anak Kelas B2 Pada Prasiklus

    0,00%5,00%

    10,00%15,00%20,00%25,00%30,00%35,00%40,00%

    6 3 3 7

    BSB BSH MM BM

    prasiklus 31,57% 15,78% 15,78% 36,84%

    prasiklus

  • 40

    Berdasarkan pada tabel 4.2 dan gambar diagram 4.2 di atas dapat

    disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas

    Bangsa Salatiga masih sangat rendah, hal tesebut terlihat dari hasil presentase

    dimana hanya ada 6 (31.57%) anak yang kedisiplinannya sudah Berkembang

    Sangat Baik (BSB), 3 (15,78%) anak kedisiplinannya Berkembang Sesuai

    Harapan (BSH), 3 (15,78%) anak yang kedisiplinannya Mulai Muncul (MM),

    serta 7 (36,84%) anak yang masih berada pada kategori Belum Muncul (BM).

    Melihat hasil presentase tersebut maka tingkat kedisiplinan anak masih belum

    mencapai kategori berkembang sangat baik dengan indikator keberhasilan 80%.

    Hasil observasi pada prasiklus ini, dimana kedisiplinan anak kelas B2 PAUD

    Satria Tunas Bangsa Salatiga masih rendah, maka akan menjadi pertimbangan

    bagi peneliti dalam membuat perencanaan agar dapat meningkatkan kedisiplinan

    anak kelompok B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga dengan metode bercerita

    menggunakan gambar.

    4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

    Pada siklus I dalam peneltian tindakan kelas ini akan ada 3 kali pertemuan

    dengan langkah-langkah yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

    observasi dan refleksi. Berikut adalah rincian yang dilakukan :

    4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

    Sebelum melakukan tindakan pada penelitian ini, penulis terlebih dahulu

    membuat perencanaan tindakan berupa mengidentifikasi masalah serta

    mengembangkan pemecahan masalah. Rincian pada tahap perencanaan adalah

    sebagai berikut :

  • 41

    a) Membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian).

    b) Mempersiapkan media pembelajaran, yaitu gambar yang akan digunakan saat

    bercerita

    c) Mempersiapkan materi cerita yang akan disampaikan kepada anak-anak

    d) Menyiapkan lembar observasi tentang kedisiplinan anak yang sesuai dengan

    indikator kedisiplinan.

    e) Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat mengetahui hasil dari

    penelitian tindakan kelas.

    4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

    4.3.2.1 Pertemuan Pertama

    Pelasanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksakanan pada

    hari senin tanggal 18 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

    perencanaan tindakan.

    a. Kegiatan Awal

    Bel masuk berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas, anak-anak masuk kelas

    setelah dipersilahkan guru. Anak-anak langsung duduk menempati tempat

    duduknya masing-masing, guru mengabsen anak. Setelah itu mengucapkan salam

    dan berdoa memulai pembelajaran, kemudian guru mengajak anak-anak bernyanti

    lagu “selamat pagi Tuhan”, dan bernyanyi lagu “setingi-tingginya langit”. Selesai

    bernyanyi guru bercerita tentang seorang anak yang disiplin menggunakan alat

    peraga gambar. Usai bercerita guru mengajak anak-anak mengingat hari, tanggal,

    bulan, tahun, dan menyampaikan tentang tema/subtema pembelajaran di hari itu.

  • 42

    b. Kegiatan Inti

    Guru menjelaskan tentang tema rekreasi dan melakukan kegiatan Tanya jawab

    tentang tema rekreasi. Setelah itu guru memberi tugas kepada anak-anak

    menirukan tulisan membentuk kalimat kemudian disimulasikan dengan kegiatan

    mendaki gunung. Setelah selesai semua tugas bel istirahat berbunyi.

    c. Istitahat

    Guru mengajak anak-anak berdoa sebelum istirahat dan makan bekal. Setelah

    berdoa guru mempersilahkan anak-anak untuk mencuci tangan sebelum makan

    bekal, kemudian anak-anak makan bekal dan setelah makan bekal anak bermain

    didalam kelas. Setelah usai waktu istirahat bel berbunnyi tanda istirahat usai.

    d. Kegiatan Akhir

    Guru mengajak anak-anak untuk piket membersihkan kelas sebelum kegiatan

    akhir dimulai. Setelah selesai guru melakukan Recalling/Tanya jawab tentang

    pembelajaran sehari mulai dari kegiatan awal sampai selesai istirahat, kemudian

    guru menyampaikan pesan-pesan kepada anak-anak, selanjutnya menyanyikan

    lagu-lagu kebangsaan lagu “tujuh belas agustus” dan lagu “satu nusa-satu

    bangsa”. Usai menyanyi guru menyampaikan pengumuman, salam, doa pulang,

    kemudian anak-anak berbaris dan bersalaman dengan ibu guru, dan pulang.

    4.3.2.2 Pertemuan Kedua

    Pelasanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksakanan pada hari

    selasa tanggal 19 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

    perencanaan tindakan.

  • 43

    a. Kegiatan Awal

    Bel masuk berbunyi anak-anak langsung berbaris didepan kelas didampingi oleh

    guru. Guru mempersilahkan anak-anak masuk kelas sambil bersalaman dengan

    guru. Anak-anak langsung menempati tempat duduknya masing-masing.

    Kemudian guru mengabsen anak-anak, mengucapkan salam dan berdoa memulai

    pembelajaran. Selesai berdoa guru mengabsen anak-anak dan mengajak anak-anak

    menyanyikan lagu “selamat pagi bapa” dan lagu “pelangi-pelangi”. Guru bercerita

    tentang dua kakak adik yang disiplin dalam segala hal. Setelah bercerita guru

    menyampaikan tema/sub tema pembelajaran di hari itu.

    b. Kegiatan Inti

    Guru mengajar dan menjelaskan tentang tema transportasi, kemudian melakukan

    Tanya jawab tentang jenis-jenis alat transportasi. Setelah menjelaskan materi guru

    memberi tugas kepada anak-anak dengan meniru tulisan guru di buku kotak,

    menggunting, menempelkan gambar alat transportasi sesuai tempatnya.

    c. Istirahat

    Bel istirahat berbunyi, guru mengajak anak-anak berdoa makan. Setelah berdoa

    guru mempersilahkan anak-anak mencuci dan makan bekalnya masing-masing.

    Selesai makan bekal anak-anak bermain di dalam kelas menggunakan semua alat

    mainan yang ada di dalam kelas.

    d. Kegiatan Akhir

    Setelah bel tanda istirahat usai guru masuk ke dalam kelas dan mengajak anak-

    anak untuk piket membersihkan dan merapikan kelas. Selanjutnya selesai piket

    guru menyuruh anak-anak untuk duduk kembali ke tempat duduknya masing-

  • 44

    masing. Kegiatan seterusnya adalah mengulas kegiatan sehari yaitu Tanya jawab

    tentang semua kegiatan yang telah dilakukan selama sehari, mulai dari kegiatan

    awal hingga istirahat, dan guru menyampaikan pesan-pesan budi pekerti kepada

    anak-anak. Usai mengulas tentang kegiatan sehari guru mengajak anak

    menyanyikan lagu-lagu kebangsaan yeitu lagu “Indonesia Raya” dan lagu “halo-

    halo bandung”. Kemudian guru memberi pengumuman, salam, doa pulang,

    memakai sepatu dan berbaris bersalaman dengan guru sambil keluar dal pulang.

    4.3.2.3 Pertemuan Ketiga

    Pelasanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketigaa dilaksakanan pada hari

    kamis tanggal 21 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

    perencanaan tindakan.

    a. Kegiatan Awal

    Bel masuk berbunyi anak-anak berbaris didepan kelas didampingioleh guru, guru

    mempersilahkan anak-anak masuk kelas sambil bersalaman dengan guru. Anak-

    anak lagsung duduk di tempat duduknya masing-masing. Guru mengabsen anak-

    anak kemudian mengucapkan salam dan berdoa memulai proses pembelajaran.

    Guru mengajak anak menyanyikan lagu “aku tresno Yesus” dalan 3 versi bahasa

    yaitu bahasa jawa, inggris dan bahasa Indonesia. Setelah bernyanyi guru bercerita

    tentang cetita kedisiplinan. Usai bercerita guru menyampaikan tentang tema

    pembelajaran.

  • 45

    b. Kegiatan Inti

    Guru menyampaikan materi pembelajaran tentang tema Air Udara Api, guru

    menjelaskan tentang apa itu Air, Udara, dan Api, dan menjelaskan tentang

    manfaat/fungsi dan bahaya Air, Udara, dan Api. Kemudian guru meminta anak-

    anak bercerita tentang pengalamannya tentang Air, Udara, Api, setelah itu guru

    memberi tugas menirukan tulisan guru, melakukan permainan menindahkan lilin,

    dan memindahkan bola pimpong dengan cara meniupnya. Sebelum anak-anak

    melakukan tugas yang diberikan guru memberikan contoh terlebih dahulu sampai

    anak-anak mengerti.

    c. Istirahat

    Bel istirahat berbunyi guru mengajak anak-anak berdoa makan, kemudian

    mencuci tangan, dan makan bekalnya masing-masing. Selesai makan bekal anak-

    anak bermain didalam kelas.

    d. Kegiatan Akhir

    Bel berbunyi guru mengajak anak-anak untuk piket merapikan kelas. Setelah

    selesai guru menyuruh anak-anak duduk di tempat duduknya masing-masing.

    Kemudian guru mengulas kembali tentang semua kegiatan yang telah dilakukan

    selama sehari mulai dari kegiatan awal sampai istirahat. Guru menyampaikan

    pesan-pesan kepada anak-anak sesuai dengan isi cerita yang disampaikan guru

    pada kegiatan awal, mengajak anak-anak menanyikan lagu-lagu kebangsaan lagu

    “halo-halo bandung”dan lagu “satu nusa satu bangsa”. Selanjutnya mengucapkan

    pengumuman, mengucapkan salam, berdoa pulang, memakai sepatu, kemudian

    berbaris, bersalaman dengan guru dan pulang.

  • 46

    4.3.3 Pengamatan/Observasi siklus I

    Pada pemberian tindakan pada siklus I mulai pertemuan 1-3, selama proses

    pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir penulis melakukan pengamatan

    dengan meminta rekan sesama mahasiswa menjadi pengamat/observer untuk

    mengamati sikap kedisiplinan anak, pengamat/observer dalam pelaksanaan siklus

    1 yaitu penulis sendiri bersama 2 teman Dharmayanti Tuti, Elpina Devi.

    Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang di pegang

    masing-masing observer dengan mencentang setiap butir amatan indikator

    kedisiplinan pada lembar observasi.

    Menurut pengamat/observer pada siklus I anak-anak sudah menunjukan

    bersemangat saat mendengarkan cerita, tetapi hanya beberapa anak saja yang

    memperhatikan guru dengan baik sedangkan anak yang lain asik cerita sendiri,

    ada yang mengganggu temannya. Hal tersebut disebabkan karena posisi duduknya

    di kursi sehingga tidak memperhatikan guru dan tidak memahami isi cerita yang

    disampaikan guru, juga saat bercerita guru sulit berfokus kepada anak-anak karena

    anak-anak duduk dibagi dua kelompok.

    Hasil observasi pada siklus I ini menunjukkan masih belum maksimalnya

    peningkatan kedisiplinan pada anak di kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa

    Salatiga, oleh sebab itu maka peneliti akan berkoordinasi lagi dengan guru kelas

    untuk merancang kembali penelitian dengan melakukan beberapa perbaikan

    sesuai dengan kekurangan pada siklus I, setelah melakukan koordinasi dengan

    guru kelas maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II.

  • 47

    4.3.4 Hasil Observasi Siklus I

    Hasil observasi anak-anak pada pemberian tindakan pada pelaksanaan

    penelitian siklus I dapat dilihat pada data-data berikut :

    Tabel 4.3

    data perolehan skor anak pada siklus I pertemuan 1, 2, dan 3

    No Nama Skor Kedisiplinan

    Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

    1 Cr 3 3 4

    2 Cc 9 9 10

    3 Fd 10 10 10

    4 Ar 11 11 11

    5 Wd 12 13 13

    6 Kr 3 3 4

    7 Krr 9 9 10

    8 Gb 5 5 8

    9 Eg 5 7 8

    10 Vc 2 2 2

    11 Lv 2 3 3

    12 Vnd 11 11 12

    13 En 11 11 11

    14 Nn 3 5 8

    15 Els 9 10 11

    16 Jn 2 2 4

    17 Nn 11 11 12

    18 Dn 10 11 13

    19 Kvn 4 4 7

  • 48

    Tabel 4.4

    distribusi kedisiplinan anak pada siklus 1

    No Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

    f % f % f %

    1 BSB (berkembang sangat

    baik) = 10-13

    7 36,84% 8 42,10% 10 52,63%

    2 BSH (berkembang sesuai

    harapan) = 7-9

    3 15,78% 3 15,78% 4 21,05%

    3 MM (mulai muncul) = 4-6 3 15,78% 3 15,78% 3 15,78%

    4 BM (belum muncul) = 1-3 6 31,52% 5 26,31% 2 10,52%

    Total 19 100% 19 100% 19 100%

    Berdasarkan dari data pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 dapat dilihat hasil

    pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama 7 (36,84%) anak yang

    masuk kedalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), 3 (15,78%) anak

    masuk pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), 3 (15,78%) masuk

    kategori Mulai Muncul (MM), dan 6 (31,52%) anak masuk kategori Belum

    Muncul (BM). pada siklus I pertemuan kedua anak yang masuk di kategori

    Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat menjadi 8 (42,10%) anak, yang

    masuk kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) tidak mengalami perubahan

    yaitu tetap 3 (15,78%) anak, begitu juga dengan kategori Mulai Muncul (MM)

    juga tidak ada perubahan tetap 3 (15,78%) anak, sedangkan kategori Belum

    Muncul (BM) terjadi perubahan mengalami penurunan menjadi 5 (26,31%). Pada

    pertemuan ketiga anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB)

    meningkat menjadi 10 (52,63%) anak, kategori Berkembang Sesuai Harapan

  • 49

    (BSH) juga meningkat menjadi 4 (21,05%) anak, tetapi pada kategori Mulai

    Muncul (MM) tetap tidak berubah masih 3 (15,78%), namun pada kategori Belum

    Muncul (BM) mengalami penurunan yaitu menjadi 2 (10, 52%).

    Berikut adalah diagram persertase kedisiplinan anak kelas B2 PAUD

    Satria Tunas Bangsa :

    Gambar 4.2 Diagram Persentase Kedisiplinan Anak Kelas B2 PAUD Satria

    Tunas Bangsa pada siklus I

    Berdasarkan penjelasan di atas yang dapat dilihat dari tabel 4.3, tabel 4.4,

    dan pada gambar diagram 4.2, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

    pelaksanaan tindakan pada siklus I mulai dari pertemuan 1-3 mengalami

    peningkatan dibandingkan dengan kondisi prasiklus, tetapi belum mencapat

    indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu 80%.

    0,00%

    10,00%

    20,00%

    30,00%

    40,00%

    50,00%

    60,00%

    pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3

    BSB 36,84% 42,10% 52,63%

    BSH 15,78% 15,78% 21,05%

    MM 15,78% 15,78% 15,78%

    BM 31,57% 26,31% 10,52%

    siklus I

  • 50

    4.3.5 Refleksi Siklus I

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I berjalan dengan baik namun masih

    belum berhasil sesuai harapan dan belum mencapai indikator keberhasilan yang

    sudah ditetapkan yaitu 80% dari jumlah anak. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

    pada pelaksanaan pada pertemuan terakhir siklus I, dimana anak yang masuk

    dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) mencapai 52,63%, yang masuk

    dalam kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 21,05%, kategori Mulai

    Muncul (MM), dan anak yang masuk kategori Belum Muncul (BM) 10,52 %.

    Karena belum mencapai indikator keberhasilan maka penulis berkoordinasi

    dengan guru untuk melakukan perbaikan yang akan dilanjutkan pada siklus II.

    Menurut observer ada beberapa masalah yang menyebabkan pelaksanaan siklus I

    belum berhasil, yaitu :

    1) Posisi duduk anak-anak saat mendengarkan cerita, saat mendengarkan cerita anak-

    anak posisi duduk di kursi sehingga guru tidak bisa menjangkau anak-anak secara

    keseluruhan dan anak-anak jadi tidak fokus mendengarkan guru yang sedang

    bercerita tetapi malah asik bermain dengan temannya

    2) Tidak ada simulasi langsung contoh-contoh kedisiplinan yang guru ceritakan

    3) Guru hanya bercerita di kegiatan awal, tidak mengingatkan anak lagi saat kegiatan

    inti sampai kegiatan akhir

    Melihat hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I masih belum berhasil

    mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus

    II sampai hasil penelitian ini mencapai indikator keberhasilan yang sudah

    ditetapkan.

  • 51

    4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    Pelaksanaan siklus II ini adalah sebagai upaya untuk melakukan perbaikan

    dengan melihat kelemahan pada siklus I, dan akan dilaksanakan selama tiga kali

    pertemuan. berikut adalah rincian tahapan pelaksanaan siklus II :

    4.4.1. Perencanaan Tindakan Siklus II

    Berikut adalah kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pada

    siklus II ini yaitu :

    a) Membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian).

    b) Mempersiapkan media pembelajaran, yaitu gambar yang akan digunakan saat

    bercerita

    c) Mempersiapkan materi cerita yang akan disampaikan kepada anak-anak

    d) Menyiapkan lembar observasi tentang kedisiplinan anak yang sesuai dengan

    indikator kedisiplinan.

    e) Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian, agar dapat mengetahui hasil dari

    penelitian tindakan kelas.

    4.4.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

    4.4.2.1 Pertemuan Pertama

    Pelasanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksakanan pada

    hari senin tanggal 25 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

    perencanaan tindakan.

  • 52

    a. Kegiatan Awal

    Bel masuk berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas, guru mendampingi anak-

    anak berbaris kemudian mempersilahkan anak masuk ke dalam kelas sambil

    menyalami guru.

    Anak-anak duduk dikarpet, guru mengabsen anak-anak, mengucapkan salam dan

    berdoa memulai proses belajar. Selesai berdoa guru mengajak anak-anak

    bernyanyi lagu “jalan serta Yesus” dan lagu “kasih Yesus”. Setelah bernyanyi

    guru bercerita tentang seorang anak yatim piatu yang rajin dan mempunyai sikap

    disiplin yang baik. Saat bercerita guru mengajak anak-anak mensimulasikan

    beberapa tindakan yang menunjukan sikap disiplin sesuai dengan isi cerita yang

    disampaikan. Usai bercerita guru menyampaikan tema pembelajaran pada tanggal

    25 mei 2015.

    b. Kegiatan Inti

    Guru menjelaskan pembelajaran tentang tema alat komunikasi, kemudian Tanya

    jawab tentang jenis-jenis alat komunikasi, dan Tanya jawab tentang mamfaat

    komunikasi serta cara menggunakannya. Setelah menjelaskan pembelajaran guru

    memberikan tugas kepada anak-anak yang pertama mengenal penggabungan kata

    dengan meniru tulisan guru, yang kedua mozaik tulisan pada gambar, anak

    mengerjakan tugas duduk di bangkunya masing-masing. Sebelum anak-anak

    mengerjakan tugasnya guru kembali menyampaikan pesan cerita yang tadi

    diceritakan pada kegiatan awal. Selesai mengerjakan tugas anak-anak

    mengumpulkan tugas dan bersiap menunggu waktu istirahat.

  • 53

    c. Istirahat

    Bel istirahat berbunyi guru mengajak anak-anak untuk duduk kembali dikarpet

    dan memulai berdoa makan. Setelah berdoa guru kembali mengingatkan anak-

    anak untuk mencontohi tokoh cerita yang disampaikan guru di kegiatan awal.

    Kemudian guru mempersilahkan anak-anak untuk mencuci tangan dan setelah itu

    makan bekalnya. Selesai makan anak-anak bermain di dalam kelas.

    d. Kegiatan Akhir

    Setelah jam istirahat usai guru mengajak anak-anak untuk piket kelas,

    membersihkan dan merapikan kembali kelasnya. Guru melanjutkan dengan

    mengulas kembali semua kegiatan selama sehari.sebelum anak bersiap-siap untuk

    pulang guru kembali mengingatkan anak tentang cerita anak yatim piatu yang

    sangat disiplin dan guru menyampaikan pesan bahwa anak-anak juga bisa menjadi

    seperti anak dalam cerita tersebut. Usai menyampaikan pesan-pesan guru

    mengajak anak-anak menyanyikan lagu kebangsaan lagu “dari sabang sampai

    merauke” dan lagu “tujuh belas agustus”. Selanjutnya abak-anak mengucapkan

    pemgumuman, salam, berdoa, memakai sepatu dan berbaris, kemudian menyalami

    guru satu persatu dan pulang.

    4.4.2.2 Pertemuan Kedua

    Pelasanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksakanan pada

    hari selasa tanggal 26 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

    perencanaan tindakan.

  • 54

    a. Kegiatan Awal

    Saat bel berbunyi anak-anak berbaris di depan kelas, setelah barisan rapi guru

    mempersilahkan anak untuk masuk kelas. Anak-anak duduk di bawah pada karpet

    yang sudah di persiapkan guru. Ketika anak sudah duduk guru langsung mengajak

    anak-anak untuk mengucapkan salam dan berdoa memulai proses pembelajaran.

    Setelah berdoa guru mengajak anak-anak keluar kelas untuk mengelilingi

    lingkungan sekolan sambil bernyanyi lagu naik-naik ke puncak gurung dan lagu

    naik kereta api secara berulang-ulang sampai anak-anak kembali ke kelas. Setelah

    kembali ke dalam kelas guru mengabsen anak-anak. Kemudian guru mulai

    bercerita menggunakan gambar-gambar yang menunjukan sikap disiplin dan

    sambil bercerita guru mengajak anak mensimulasikan langsung sesuai dengan

    gambar. Usai menyampaikan cerita guru menyampaikan tema pembelajaran.

    b. Kegiatan Inti

    Pada kegiata inti guru menjelaskan dan Tanya jawab dengan anak-anak tentang

    tema tanah airku. Setelah menjelaskan tentang pembelajaran guru kemudian

    memberikan tugas kepada anak-anak, tugas yang pertama mengenal pengurangan

    benda, kedua tugasnya adalah mencetak. Sebelum mengerjakan tugas kembali

    guru meningatkan kepada anak tentang pesan pada cerita di kegiatan awal. Setelah

    itu anak-anak langsung mengerjakan tugas yang diberikan.

    c. Istirahat

    Bel berbunyi anak-anak mengumpulkan tugas kemudian kembali duduk di karpet

    dan guru mengajak anak-anak berdoa sebelum makan. Usai berdoa guru

    mengingatkan anak-anak untuk bermain dan menggunakan alat-alat mainan sesuai

  • 55

    fungsinya sesuai isi cerita yang disampaikan guru pada kegiatan awal. Setelah itu

    anak-anak mencuci tangan dan makan bekal. Selesai makan bekal anak lanjut

    bermain didalam kelas.

    d. Kegiatan Akhir

    Setelah waktu istirahat selesai guru mengajak anak piket. Kemudian guru

    mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan sehari. Guru bertanya

    kembali tentang kegiatan anak di awal, siapa anak yang masih ingat di kegiatan

    awalguru berceritatentang apa, kemudian gueu menyampaikan pesan kembali agar

    anak-anak mempunyai sikap disiplin yang baik. Usai menyampaikan pesan-pesan

    dilanjutkan dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan lagu “halo-halo” bandung

    dan lagu “Indonesia Raya”. Kemudian mengucapkan pengumuman, salam, doa,

    memakai sepatu, berbaris dan pulang.

    4.4.2.3 Pertemuan Ketiga

    Pelasanaan tindakan pada siklus II pertemuan ketiga dilaksakanan pada

    hari selasa tanggal 28 mei 2015, sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap

    perencanaan tindakan.

    a. Kegiatan Awal

    Bel masuk berbunyi seperti biasa anak-anak berbaris di depan kelas didampingi

    oleh guru, setelah rapi guru mempersilahkan anak masuk kelas. Anak-anak duduk

    di karpet yang sudah disiapkan guru, kemudian guru mengucapkan salam dan

    mengajak anak berdoa untuk mengawali proses belajar. Usai berdoa guru

    mengabsen anak-anak dan setelah absen guru mengajak anak bernyanyi lagu

  • 56

    “dalamnya hatiku”. Kemudian guru bercerita tentang dua sahabat yang disiplin

    dalam segala hal, guru bercerita menggunakan media gambar yang cocok dan

    sesuai dengan tema cerita. Selama kegiatan cerita guru mengajak anak melakuka

    simulasi seperti cerita yang disampaikan.

    b. Kegiatan Inti

    Di kegiatan inti ini guru menjelaskan pembelajaran tentang tema alam semesta.

    Guru melakukan Tanya jawab tentang apa saja benda yang ada di alam semesta

    kita ini. Guru memberikan tugas kepada anak-anak yaitu : mengelompokan benda

    dan menjemur huruf menjadi kata. Sebelum memulai membuat tugas guru

    mengingatkan kembali anak-anak tentang pesan dalam cerita pada kegiatan awal,

    agar anak-anak dapat melakukan tugas sesuai yang di perintahkan.

    c. Istirahat

    Saat bel istirahat berbunyi guru mengajak anak duduk di karpet untuk berdoa,

    setelah berdoa guru mrngingatkan kepada anak-anak agar bermain dengan baik.

    Setelah itu guru menyuruh anak untuk mencuci tangan dan makan bekalnya.

    Setelah makan anak-anak bermain di dalam kelas hingga waktu istirahat usai.

    d. Kegiatan Akhir

    Usai istirahat guru mengajak anak-anak merapikan kelas. Sesudah itu guru

    mengulas dan Tanya jawab tentang kegiatan yang dilakukan selama sehari.

    Kemudian sebelum pulang guru menberi pesan-pesan agar anak-anak tetap bisa

    menjadi anak yang taat dan patuh kepada orang tua maupun guru. Sebelum pulang

    guru mengajak anak menyanyikan lagu “padamu negeri” dan lagu “hari sudah

  • 57

    siang”. Kemudian guru mengajak anak-anak mengucapkan pengumuman, salam

    doa pulang, memakai sepatu, berbaris dan pulang.

    4.4.3. Observasi Siklus II

    Pada pelaksanaan siklus II pengamatan/observasi dilakukan sama seperti

    di siklus I, yaitu pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dari awal

    hingga akhir. Pengamat pada penelitian ini juga sama pada siklus I ada 3 orang,

    penulis sendiri, Dharmayanti Tuti, Elpina Devi.

    Hasil pengamatan menurut observer pada pelaksanaan siklus II berjalan

    dengan baik, anak-anak sangat antusias saat mendengarkan cerita, dan senang jika

    guru meminta maju ke depan untuk memperagakan seperti pada gambar. Anak-

    anak bisa memahami maksud guru karena posisi duduk di bawah/karpet sehingga

    penguasaan guru terhadap anak saat bercerita sudah lebih baik, juga dengan

    adanya memperagakan langsung oleh anak dan guru yang selalu mengingatkan

    pesan cerita yang disampaikan pada setiap kegiatan mulai dari kegiatan awal

    sampai kegiatan akhir, jadi anak-anak selalu mengingat pesan-pesan cerita yang

    disampaikan guru.

    Menurut observer selama berjalannya siklus II mulai dari pertemuan 1-3

    kedisiplinan anak-anak di kelas B2 sudah meningkat, hal tersebut dilihat dari hasil

    observasi dimana terjadi peningkatan pada hasil observasi. Berdasarkan hasil

    tersebut maka pada siklus II ini berhasil, maka penelitian ini tidak perlu

    dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

  • 58

    4.4.4. Hasil Observasi Siklus II

    Hasil pemberian tindakan pada pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat

    pada data-data berikut :

    Tabel 4.5

    Data Perolehan Skor Anak Pada Siklus II Pertemuan 1, 2, Dan 3

    No Nama Skor Kedisiplinan

    Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

    1 Cr 4 8 9

    2 Cc 10 12 13

    3 Fd 11 12 13

    4 Ar 11 13 13

    5 Wd 13 13 13

    6 Kr 7 8 12

    7 Krr 10 13 13

    8 Gb 11 13 13

    9 Eg 11 13 13

    10 Vc 2 6 7

    11 Lv 4 8 9

    12 Vnd 13 13 13

    13 En 13 13 13

    14 Nn 8 11 11

    15 Els 12 12 13

    16 Jn 8 11 11

    17 Nn 13 13 13

    18 Dn 13 13 13

    19 Kvn 8 11 11

  • 59

    Tabel 4.6

    Distribusi Kedisiplinan Anak Pada Siklus II

    No Kategori Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

    f % f % f %

    1 BSB (berkembang sangat

    baik) = 10-13

    12 63,15% 15 78,95% 16 84,22%

    2 BSH (berkembang sesuai

    harapan) = 7-9

    4 21,05% 3 15,78% 3 15,78%

    3 MM (mulai muncul) = 4-6 2 10,52% 1 5,26% 0 0%

    4 BM (belum muncul) = 1-3 1 5,26% 0 0% 0 0%

    Total 19 100% 19 100% 19 100%

    Dari data tabel 4.5 dan 4.6 di atas dapat dilihat bahwa hasil pelaksanaan

    siklus II ini mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama anak yang masuk

    dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat menjadi 12 (63,51%)

    anak, kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 (21,05%), yang masuk

    kategori Mulai Muncul (MM) 2 (10,52%), dan yang masuk kategori Belum

    Muncul (BM) 1 (5,26%). Pada pertemuan kedua juga meningkat yang masuk

    kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) mengalami peningkatan menjadi 15

    (78,95%), Berkembang Sesuai Harapan (BSH) turun menjadi 3 (15,78%) anak,

    kategori Mulai Muncul (MM) menjadi 1 (5,26%) anak, dan kategori Belum

    Muncul (BM) tidak ada. Pada pertemuan ketiga juga meningkat anak yang berada

    pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) lebih meningkat lagi menjadi 16

    (84,22%) anak, kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 (15,78%) anak,

  • 60

    sedangkan pada kategori Mulai Muncul (MM) dan Belum Muncul (BM) tidak

    ada. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan pelaksanaan siklus II ini

    meningkat dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah di tentukan yaitu

    80%.

    Berikut adalah diagram hasil pelaksanaan pada siklus II :

    Gambar 4.3 Diagram Persentase Kedisiplinan Anak Kelas B2 PAUD Satria

    Tunas Bangsa Pada Siklus II

    4.4.5. Refleksi Siklus II

    Setelah dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus II kedisiplinan anak

    kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga meningkat, hal tersebut dapat

    dilihat dari hasil pertemuan terakhir yaitu pertemuan 3, anak yang masuk kategori

    Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat menjadi 84,22%, kategori

    Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebesar 15,78%, dan pada kategori Mulai

    0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%90,00%

    pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3

    BSB 63,15% 78,93% 84,22%

    BSH 21,01% 15,78% 15,78%

    MM 10,52% 5,26% 0%

    BM 5,26% 0% 0%

    siklus II

  • 61

    Muncul (MM) dan Belum Muncul (BM) tidak ada. Dengan hasil pencapaian

    84,22% ini berarti pelaksanaan seklus II ini berhasil maka tidak perlu ada

    perbaikan ke siklus selanjutnya.

    4.5 Analisis Hasil Penelitian

    Penelitian tindakan kelas upaya meningkatkan kedisiplinan anak usia 5-6

    Tahun melalui metode bercerita menggunakan media gambar. Penelitian ini

    dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan

    dan siklus II juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan. Hasil penelitian pada

    pelaksanaan tindakan siklus I kedisiplinan anak sudah meningkat dibandingkan

    dengan kondisi awal, namun peningkatan tersebut belum mencapai indikator

    keberhasilan yang telah ditentukan. Karena pada pelaksanaan tindakan siklus I

    belum berhasil maka penulis melakukan koordinasi dengan guru untuk

    merencanakan perbaikan dan melanjutkan penelitian ini pada siklus II.

    Berdasarkan hasil pengamatan observer penelitian ini, pelaksanaan mulai

    dari siklus I sampai siklus II kedisiplinan anak di kelas B2 PAUD Satria Tunas

    Bangsa mengalami peningkatan. Keberhasilan peningkatan kedisiplinan anak

    kelas B2 mulai dari prasiklus, pelaksanaan siklus I dan siklus II melalui metode

    bercerita menggunakan gambar dapat dilihat pada tabel berikut :

  • 62

    Tabel 4.7

    perbandingan hasil penelitian prasiklus, siklus I, dan siklus II

    No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II

    f % f % f %

    1 BSB (berkembang sangat

    baik) = 10-13

    6 31,57% 10 52,63% 16 84,22%

    2 BSH (berkembang sesuai

    harapan) = 7-9

    3 15,78% 4 21,05% 3 15,78%

    3 MM (mulai muncul) = 4-6 3 15,78% 3 15,78% 0 0%

    4 BM (belum muncul) = 1-3 7 36,84% 2 10,52% 0 0%

    Total 19 100% 19 100% 19 100%

    Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa hasil penelitian ini meningkat

    mulai dari tahap prasiklus kemudian dilaksanakan siklus satu, dan perbaikan pada

    siklus II. Pada tahap prasiklus anak yang masuk dalam kategori Berkembang

    Sangat Baik (BSB) hanya 6 anak atau 31,57%, kategori Berkembang Sesuai

    Harapan (BSH) ada 3 anak atau 15,78%, kategori Mulai Muncul (MM) juga 3

    anak atau 15,78%, dan yang masuk kategori Belum Muncul (BM) 7anak atau

    36,84%. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus I anak yang masuk pada kategori

    Berkembang Sangat Baik (BSB) bertambah menjadi 10 anak atau 52,63%, anak

    yang masuk pada kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) juga bertambah

    menjadi 4 anak atau 21,05%, pada kategori Mulai Muncul (MM) tetap 3 anak atau

    15,78%, sedangkan pada kategori Belum Muncul (BM) menurun menjadi 2 anak

  • 63

    atau 10,52%. Hasil penelitian pada siklus I meningkat yang awalnya pada

    prasiklus anak yang masuk pada kategori berkembang sangat baik hanya 6 anak

    tetapi pada pelaksanaan siklus I meningkat menjadi 10 anak atau 52, 63%. Namun

    hasil pelaksanaan pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah

    ditetapkan yaitu 80%, kemudian penelitian ini dilanjutkan ke siklus II dengan

    hasil anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat

    menjadi 16 anak atau 84,22%, anak yang masuk pada kategori Berkembang

    Sesuai Harapan (BSH) ada 3 anak atau 15,78%, dan pada kategori Mulai Muncul

    (MM) dan Belum Muncul (BM) tidak ada.

    Perbandingan hasil penelitian mulai dari tahap prasiklus, kemudian siklus

    I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut :

    Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II

    0,00%

    10,00%

    20,00%

    30,00%

    40,00%

    50,00%

    60,00%

    70,00%

    80,00%

    90,00%

    prasiklus silkus I siklus II

    BSB 31,57% 52,63% 84,22%

    BSH 15,78% 21,05% 15,78%

    MM 15,78% 15,78% 0%

    BM 36,84% 10,52% 0%

  • 64

    Dari gambar diatas menunjukan hasil penelitian ini meningkat mulai dari

    tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal tersebut terlihat dari hasil observasi

    dimana yang pada tahap prasiklus anak yang masuk pada kategori Berkembang

    Sangat Baik (BSB) ada anak atau 31,57%, kemudian pada pelaksanaan siklus I

    anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) meningkat

    menjadi 10 anak atau 52,63%, selanjutnya karena hasil pada siklus I belum

    mencapai indikator keberhasilan maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II

    dengan hasil anak yang masuk pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB)

    meningkat menjadi 16 anak atau 84,22%. Berdasarkan dari itu maka hasil

    penelitian ini adalah terjadi peningkatan kedisiplinan pada anak di kelas B2

    PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga, karena telah mencapai indikator

    keberhasilan yaitu 80%.

    Menurut hasil pengamatan penulis pelaksanaan tindakan pada siklus II

    telah berjalan dengan baik dan berhasil sesuai dengan harapan. Berdasarkan data

    yang telah di peroleh dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II

    tentang upaya meningkatkan kedisplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas

    Bangsa Salatiga telah berhasil dengan sesuai indikator keberhasilan untuk kategori

    Berkembang Sangat Baik (BSB) yaitu 84,22%. Diagram peningkatan dari

    prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat di bawah ini :

  • 65

    Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Kedisiplinan Anak Kategori Berkembang

    Sangat Baik (BSB).

    4.6 Pembahasan

    Hasil pengamatan penulis pada kondisi awal atau prasiklus menunjukan

    bahwa kedisiplinan anak kelas B2 PAUD Satria Tunas Bangsa Salatiga masih

    rendah. hal tersebut terbukti dengan hasil observasi dimana anak yang masuk

    pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB) ada 6 anak atau 31,57%, kategori

    Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3 anak atau 15,78%, Mulai Muncul (MM) 3

    anak atau 15,78%, dan kategori Belum Muncul (BM) ada 7 anak atau 36,84%.

    Berdasarkan pada hasil observasi pada tahap prasiklus, penulis ingin

    meningkatkan kedisiplinan anak di kelas B2 melalui metode bercerita

    menggunakan gambar. Metode bercerita atau Story Telling/cerita menurut

    Asfandiar (2012) mampu memberikan pemahaman kepada anak-anak dengan

    mudah, cerita merupakan cara ampuh untuk mendidik anak agar anak dapat

    menerima pesan moral yang disampaikan melalui cerita, anak-anak dapat

    dipengaruhi dengan mudah melalui cerita atau dongeng (Asfandiar, dalam Latif

    0,00% 50,00% 100,00%

    siklus II

    Siklus I

    prasiklus

    84,22%

    52,63%

    31,57%

    Berkembang Sangat Baik

    Berkembang SangatBaik

  • 66

    2012). Bercerita dengan bantuan media akan dapat menarik minat anak dalam

    mendengarkan cerita, dalam penelitian ini dalam kegiatan bercerita akan

    menggunakan media gambar. Menurut Ngadino Yustinus ( 2002), media gambar

    adalah media yang paling umum dipakai sifatnya universal mudah dimengerti

    melewati batasan bahasa verbal. Maknanya melalui bercerita kita bisa

    menyampaikan pesan-pesan positif kepada anak seperti cerita-cerita yang

    langsung mengajarkan anak untuk bersikap disiplin, dan dengan menggunakan

    media gambar ini dapat mempermudah anak untuk mengerti tentang cerita yang

    disampaikan.

    Pada pelaksanaan siklus I kedisiplinan anak sudah mulai meningkat yaitu

    dari 31,57% menjadi 52,63%, namun hasil tersebut masih belum mencapai

    indikator keberhasilan yang telah di tetapkan oleh peneliti yaitu 80%.

    Pada saat pelaksanaan bercerita pada siklus I anak-anak menunjukan

    semangat belajar dan antusias saat guru akan bercerita, namun ada kendala yang

    dihadapi pada siklus I adalah masih ada anak yang bingung dengan cerita yang

    disampaikan oleh guru karena tidak fokus dan asik bercerita dengan temannya.

    Posisi duduk anak di kursi membuat guru sulit mengontrol anak yang ribut, anak

    tidak di ajak memperagakan langsung contoh pada cerita yang disampaikan, tidak

    adanya penegasan oleh guru pada saat kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir.

    Berdasarkan pada kendala-kendala di atas maka penulis berkoordinasi dengan

    guru kelas untuk memperbaiki hasil penelitian ini pada siklus II.

    Dari kendala yang dihadapi pada siklus I, peneliti bersama dengan guru

    membuat perencanaan perbaikan kembali untuk lebih meningkatkan lagi hasil

  • 67

    penelitian ini. Ada beberapa perbaikan pada pelaksanaan siklus II ini yaitu pada

    saat mendengarkan cerita anak-anak semuanya duduk di bawah, pada saat

    bercerita guru meminta anak untuk mensimulasikan tindakan kedisiplinan sesuai

    cerita dan gambar yang sedang digunakan guru, serta guru memberikan penegasan

    dengan mengingatkan kembali pesan cerita saat anak akan memulai aktivitas

    belajar saat bermain, sampai kegiatan akhir. Pada kegiatan bercerita pada siklus II

    anak-anak sangat antusias, dan tidak ada kendala yang dihadapi pada siklus II ini.

    Hal tersebut dikarenakan ada beberapa perbaikan yang telah di setting oleh

    peneliti bersama guru kelas, seperti posisi duduk anak saat bercerita, cara guru

    menyampaikan cerita, kemudian adanya simulasi dan penegasan oleh guru selama

    proses pembelajaran. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, hasil observasi

    yang dilakukan selama proses pembelajaran mulai dari pertemuan 1, 2 dan 3 telah

    menunjukan terjadi peningkatan yaitu dari hasil siklus I 52,63% menjadi 84,22%

    di siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II telah berhasil sesuai dengan

    indikator keberhasilan 80%. Dengan keberhasilan tersebut maka penelitian ini

    tidak lagi dilanjutkan pada siklus selanjutnya.