BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/4684/6/BAB IV.pdfRencana Pelaksanaan...

24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 10 Kupang dari tanggal 1 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2013. Peneliti berkolaborasi dengan beberapa guru mata pelajaran matematika sebagai mitra penelitian dan untuk kepentingan penelitian ini. Mitra penelitian bertindak sebagai pengamat saat pembelajaran sedang berlangsung untuk mengamati dan menilai aktivitas siswa dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Penelitian dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahapan perancanaan Pelaksanaan dan refleksi. Kegiatan perencanaan meliputi kegiatan mendiagnosa berbagai permasalahan pembelajaran matematika di sekolah dan mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada tahapan ini peneliti juga mempersiapkan beberapa instrumen penelitian yang terdiri dari Lembaran Pengamatan Aktivitas Siswa, Lembaran Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran, Angket Respon Siswa dan Tes Hasil Belajar. Instrumen ini adalah sarana untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Kegiatan pelaksanaan adalah kegiatan menyelenggarakan pembelajaran di kelas dengan menerapkan model Artikulasi. Dalam kegitan ini, peneliti berperan sebagai guru model sementara mitra penelitian yang lain sebagai pengamat. 46

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.unwira.ac.id/4684/6/BAB IV.pdfRencana Pelaksanaan...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII C SMP Negeri 10 Kupang dari tanggal 1

Agustus 2013 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2013.

Peneliti berkolaborasi dengan beberapa guru mata pelajaran matematika sebagai mitra

penelitian dan untuk kepentingan penelitian ini. Mitra penelitian bertindak sebagai pengamat

saat pembelajaran sedang berlangsung untuk mengamati dan menilai aktivitas siswa dalam

pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

Penelitian dilakukan oleh peneliti dimulai dari tahapan perancanaan Pelaksanaan dan

refleksi.

Kegiatan perencanaan meliputi kegiatan mendiagnosa berbagai permasalahan

pembelajaran matematika di sekolah dan mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Pada

tahapan ini peneliti juga mempersiapkan beberapa instrumen penelitian yang terdiri dari

Lembaran Pengamatan Aktivitas Siswa, Lembaran Pengamatan Kemampuan Guru Mengelola

Pembelajaran, Angket Respon Siswa dan Tes Hasil Belajar. Instrumen ini adalah sarana untuk

mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Kegiatan pelaksanaan adalah kegiatan menyelenggarakan pembelajaran di kelas dengan

menerapkan model Artikulasi. Dalam kegitan ini, peneliti berperan sebagai guru model

sementara mitra penelitian yang lain sebagai pengamat.

46

Hasil pengamatan serta data-data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dalam satu

tahapan yang dinamakan kegiatan refleksi. Tahapan merupakan tahapan yang sangat penting

karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari ketajaman

analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan dua Rencana Pelaksanakan Pembelajaran (RPP) untuk dua

kali pertemuan. Jadwal penelitian disesuaikan dengan schedul jam pelajaran yang telah

Tabel 4.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

Hari/Tanggal Jenis Kegiatan

kamis, 1 Agustus2013 Tes awal

Sabtu , 3 Agustus 2013 Kegiatan Pembelajaran I

Kamis , 22 Agustus 2013 Tes siklus I

Sabtu ,24 Agustus 2013 Kegiatan pembelajaran II

kamis , 29 Agustus 2013 Tes siklus II

Sabtu ,31 Agustus 2013 Tes akhir

47

ditetapkan di sekolah.

No

1

2

3

4

5

6

A. Pelaksanaan Tes Awal

Tes awal dilaksanakan pada hari kamis,1 Agustus 2013. Tes awal yang diberikan

terdiri dari 4 soal (soal terlampir).Peneliti memberikan tes awal tanpa didahului dengan

penjelasan materi.Dalam pelaksanaan tes awal ini siswa bekerja secara mandiri.Hal ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa secara individu terhadap materi

Bilangan Bulat. Hasil tes awal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Table 4.2

Hasil Tes Awal

No Kode siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65 No Kode Siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65

1 ANT 90 Tuntas 19 MT 30 Tidak Tuntas

2 AED 30 Tidak tuntas 20 NAA 10 Tidak Tuntas

3 AMK 40 Tidak tuntas 21 NK 50 Tidak Tuntas

4 AM 70 Tuntas 22 PFH 40 Tidak Tuntas

5 AN 65 Tuntas 23 RAR 40 Tidak Tuntas

6 ARN 45 Tidak tuntas 24 RM 70 Tuntas

7 ARB 65 Tuntas 25 SAK 10 Tidak Tuntas

8 DKT 65 Tuntas 26 ST 50 Tidak Tuntas

9 ESM 70 Tuntas 27 WNS 65 Tuntas

10 EST 30 Tidak tuntas 28 YN 45 Tidak Tuntas

11 ER 35 Tidak Tuntas 29 VB 35 Tidak Tuntas

12 FSL 50 Tidak Tuntas 30 YKH 35 Tidak Tuntas

13 GLG 50 Tidak Tuntas 31 YK 35 Tidak Tunntas

14 HAT 40 Tidak Tuntas 32 JYS 65 Tuntas

48

15 HYB 30 Tidak Tuntas 33 AK 40 TidakTuntas

16 MAS 70 Tuntas 34 SB 25 Tidak Tuntas

17 MDN 90 Tuntas 35 VRB 50 Tidak Tuntas

18 MKBS 35 Tidak Tuntas

Persentase hasil tes awal adalah :

Ketuntasan klasikal = × 100%

Ketuntasan klasikal = × 100%

= 31,42 %

Sumber : Leton (2008 : 48)

Berdasarkan persentase ketuntasan klasikal pada tabel hasil tes awal yaitu 31,42%

atau 11 siswa yang tuntas sesuai dengan standar ketuntasan minimal (KKM) di SMP Negri

10 Kupang yaitu 65, sedangkan 68,57% atau 24 siswa belum tuntas maka secara klasikal

hasil yang diperoleh siswa dikategorikan belum tuntas. Berdasarkan hasil tes awal peneliti

menemukan beberapa masalah umum dari keseluruhan jawaban siswa diantaranya

kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep Bilangan Bulat.Serta kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah masih rendah.

B. Pelaksanaan Tidakan Siklus I

a. Perencenaan

Kegiatan pembelajaran I dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2013 dengan pokok

bahasan bilangan bulat. Sebelum memulai pembelajaran, guru model dan guru mata pelajaran

melakukan diskusi untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan pembelajaran matematika

49

pada pokok bahasan bilangan bulat. Selanjutnya guru model merencanakan pembelajaran dengan

penerapan model Artikulasi yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Bahan ajar dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk pokok bahasan yang akan dilaksanakan.

Disediakan juga lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran

serta mengecek fasilitas pembelajaran lainnya seperti spidol dan penghapus.

b. Pelaksanaan

Memasuki tahap pelaksanaan pembelajaran, guru model mengimplementasikan RPP

sambil diamati oleh guru-guru yang lain. Proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran I antara lain

:

1. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok kecil.

2. Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

3. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

4. Sambil berjalan keliling, guru meminta peserta didik dari masing-masing kelompok untuk

menceritakan atau mengulang kembali materi yang baru diterima dari guru dan kawan

kelompoknya mendengar sambil membuat catatan kecil,kemudian bergantian peran.

5. Guru membagikan lembar kerja siswa

6. Sambil berjalan keliling, guru meminta peserta didik secara individual untuk membaca dan

memahami masalah dalam LKS serta memberikan kesempatan kepada peserta didik secara

individu untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

7. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik yang belum memahami

masalah kontekstual dan guru menjelaskan seperlunya.

50

8. Guru mengarahkan peserta didik untuk membandingkan jawaban dengan teman

sekelompoknya serta membimbing peserta didik untuk menyepakati satu jawaban sebagai

jawaban kelompok.

9. Guru memberikan kesempatan kepada wakil-wakil kelompok menyampaikan hasil

pekerjaannya.

10. Melalui diskusi kelas, guru bersama peserta didik membahas jawaban dari beberapa

kelompok.

11. Guru mengarahkan peserta didik untuk menarik suatu kesimpulan tentang materi

pembelajaran.

12. Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas rumah.

Hasil tes pada siklus I dapat dilihat pada table 4.3

Table 4.3

Hasil tes siklus I No Kode siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65 No Kode Siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65

1 ANT 100 Tuntas 19 MT 60 Tidak Tuntas

2 AED 65 Tuntas 20 NAA 60 Tidak Tuntas

3 AMK 65 Tuntas 21 NK 65 Tuntas

4 AM 70 Tuntas 22 PFH 65 Tuntas

5 AN 70 Tuntas 23 RAR 60 Tidak Tuntas

6 ARN 70 Tuntas 24 RM 70 Tuntas

7 ARB 85 Tuntas 25 SAK 70 Tuntas

8 DKT 60 Tidak Tuntas 26 ST 60 Tidak Tuntas

9 ESM 70 Tuntas 27 WNS 100 Tuntas

10 EST 90 Tuntas 28 YN 65 Tuntas

51

11 ER 65 Tuntas 29 VB 60 Tidak Tuntas

12 FSL 60 Tidak Tuntas 30 YKH 60 Tidak Tuntas

13 GLG 90 Tuntas 31 YK 60 Tidak Tunntas

14 HAT 65 Tuntas 32 JYS 60 Tidak Tuntas

15 HYB 70 Tuntas 33 AK 60 TidakTuntas

16 MAS 100 Tuntas 34 SB 65 Tuntas

17 MDN 100 Tuntas 35 VRB 60 Tidak Tuntas

18 MKBS 60 Tidak Tuntas

Hasil tes pada siklus I yaitu :

Ketuntasan klasikal = × 100%

Ketuntasan klasikal = × 100%

= 62,85 %

Sumber : Leton (2008 : 48)

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka secara klasikal siswa dikatakan belum tuntas, hal ini

ditunjukkan oleh prestasi yang diperoleh siswa yaitu 62,85 % atau 22 siswa yang tuntas

sedangkan 37,14 % atau 13 siswa yang belum tuntas. Dari hasil persentase tersebut, pemahaman

siswa masih dikatakan sedang pada materi yang sudah diajarkan. Siswa belum memahami benar

dalam menyelesaikan bentuk soal sehingga hasil yang diperoleh masih tergolong rendah.

Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran I antara lain :

a. Kemampuan guru mengelola pembelajaran

Dari pengamatan terhadap guru, diperoleh temuan sebagai berikut :

52

1. Penyampaian materi oleh guru sesuai dengan RPP yang telah dibuat karena guru telah

menguasai materi pelajaran. Akan tetapi guru belum mampu mengelola waktu dengan

baik sehingga pembelajaran sedikit melebihi waktu yang disediakan.

2. Guru belum memberikan motifasi yang maksimal kepada peserta didik untuk aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

3. Guru belum maksimal dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik.

Hasil penilaian dari para observer pada kemampuan guru mengelola pembelajaran dapat

dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4

Penilaian Tingkat Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran I o. Kegiatan Pengamat Rata

1 2 –rata

I Kegiatan Pendahuluan 3,50 3 3,25

Menyampaikan topik yang akan di kaji dan tujuan

pembelajaran

Memotifasi siswa 3,25 3 3,12

Apersepsi 3,25 3 3,12

II Kegiatan Inti

Menjelaskan materi kepada siswa 3,25 3 3,12

Membagi siswa kedalam beberapa kelompok 3,25 3 3,12

Meminta siswa untuk mengulang kembali materi yang 3,25 3 3,12

diberikan oleh guru

Membagi lembar kerja siswa (LKS) 3,50 4 3,75

Membimbing siswa baik secara individu maupun 3,50 3 3,25

berpasangan

Mengarahkan diskusi kedalam kelas 3,25 3 3,12

Mengevaluasi dan menjelaskan kembali temuan siswa 3,25 3 3,12

Memberikan tugas 3,50 4 3,75

III Penutup 3,25 3 3,12

Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

Membimbing siswa untuk membuat rangkuman 3,25 3 3,12

IV Pengelolaan waktu 3,25 2 2,62

V Suasana kelas 3,50 3 3,25

Antusias guru 3,50 3 3,25

Jumlah 53,50 49 50,70

Rata –rata 3,34 3,06 3,16

Reliabilitas 95,7 %

53

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa ada satu aspek yang terdapat pada kategori cukup yaitu

pengelolaan waktu, sedangkan yang lainya berada pada kategori baik.

Reliabilitas instrumen pengamatan terhadap Penerapan Model Artikulasi Dalam

Pembelajaran Matematika yaitu 95,7 % sehingga instrumen yang digunakan adalah baik.Dengan

demikian berdasarkan rata –rata skor yang diperoleh dan dikaitkan dengan kriteria kemampuan

guru mengelolah pembelajaran pada bab III,disimpulkan bahwa kemampuan guru mengelolah

pembelajaran berada pada kategori baik.

b. Aktivitas siswa

Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa diperoleh temuan sebagai berikut :

1. Pembelajaran pertama adalah pertama kalinya siswa mengalami pembelajaran dengan

model artikulasi sehingga sebagian besar siswa belum memahami langkah-langkah

pembelajaran dan menyebabkan kebanyakan dari mereka tidak tahu apa yang harus

dilakukan.

2. Ada beberapa kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah

dalam LKS, tetapi ada pula kelompok yang dapat memecahkan masalah dengan baik

dan benar.

3. Ada beberapa kelompok yang anggotanya kurang kompak, sehingga diskusi tidak

dapat dilaksanakan secara maksimal.

4. Siswa yang ditunjuk untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok terlihat masih

ragu-ragu dan volume suara masih kurang keras. Sementara itu masih ada sebagian

siswa yang kurang memperhatikan presentasi tersebut.

54

Hasil penilaian observer terhadap aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini

:

Tabel 4.5

Penilaian Tingkat Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran I No Kegiatan Pengamat Rata

–rata 1 2

1. Mendengarkan informasi yang disampaikan guru 3,25 3 3,12

2. Memahami masalah 3 2,50 2,75

3. Menyampaikan pendapat atau ide kepada guru atau teman 3,25 3 3,12

4. Berdiskusi / bertanya antara siswa dan guru. 3,25 3 3,12

5. Mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru 3,50 3 3,25

6. Mempersentasikan hasil diskusi 3,25 3 3,12

7. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 3,50 2 2,75

8. Mengerjakan tugas atau kuis yang diberikan oleh guru 3,25 3 3,12

9. Menarik kesimpulan suatu konsep 3 2 2,5

Jumlah 29,25 24,5 26,85

Rata –rata 3,25 2,72 2,98

Reliabilitas 91,3 %

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa ada tiga aspek yang terdapat pada kategori cukup yaitu :

memahami masalah, menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menarik

kesimpulan suatu konsep,sedangkan yang lainnya berada pada kategori baik.

Dengan demikian berdasarkan rata –rata skor yang diperoleh dan dikaitkan dengan kriteria

aktivitas siswa pada BAB III,disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

berada pada kategori cukup. Reliabilitas instrumen pengamatan terhadap Penerapan Model

55

Artikulasi Dalam Pembelajaran Matematika yaitu 91,3 % sehingga instrumen yang digunakan

adalah baik.

c. Refleksi

Tahapan ini dimulai dengan kesan-kesan yang disampaikan oleh guru model antara lain :

1. Meskipun menguasai materi, guru model masih merasa ragu dalam mengelola

pembelajaran dengan model Artikulasi karena merupakan pengalaman baru bagi guru

model.

2. Guru model juga mengakui belum bisa mengelola waktu dengan baik karena harus

menjelaskan secara berulang kali prosedur pembelajaran kepada siswa yang belum

memahaminya.

Observer (guru yang lain) menyampaikan hasil analisis data observasinya kemudian guru

model merumuskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran II adalah sebagai berikut :

a) Guru harus mampu mempertahankan atau meningkatkan pengelolaan kegiatan

pembelajaran.

b) Guru harus mampu memotivasi siswa agar memecahkan masalah secara bersama dengan

kelompoknya.

c) Guru harus mendorong diskusi atau dialog antar teman dalam kelompoknya.

C. Kegiatan Pembelajaran Siklus II

a. Perencanaan

56

Belajar dari kekurangan pada pertemuan pertama, guru model kembali melakoni kegiatan

pembelajaran yang kedua pada tanggal 24 Agustus 2013 dengan peneliti sebagai guru model.

Perangkat-perangkat yang dipersiapkan antara lain, RPP, Bahan Ajar, LKS serta lembaran

pengamatan untuk menilai situasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan

RPP dan hasil refleksi pada pembelajaran I menjadi acuan bagi guru model dalam

melaksanakan pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang telah dilaksanakan :

1. Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan (siswa sudah dikelompokan).

2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

3. Sambil berjalan keliling, guru meminta peserta didik dari masing-masing kelompok untuk

menceritakan atau mengulang kembali materi yang baru diterima dari guru dan kawan

kelompoknya mendengar sambil membuat catatan kecil,kemudian bergantian peran.

4. Guru membagikan lembar kerja siswa

5. Sambil berjalan keliling, guru meminta peserta didik secara individual untuk membaca dan

memahami masalah dalam LKS serta memberikan kesempatan kepada peserta didik secara

individu untuk menyelesaikan masalah kontekstual.

6. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik yang belum memahami

masalah kontekstual dan guru menjelaskan seperlunya.

7. Guru mengarahkan peserta didik untuk membandingkan jawaban dengan teman

sekelompoknya serta membimbing peserta didik untuk menyepakati satu jawaban sebagai

jawaban kelompok.

57

8. Guru memberikan kesempatan kepada wakil-wakil kelompok menyampaikan hasil

pekerjaannya.

9. Melalui diskusi kelas, guru bersama peserta didik membahas jawaban dari beberapa

kelompok.

10. Guru mengarahkan peserta didik untuk menarik suatu kesimpulan tentang materi

pembelajaran.

11. Guru menutup pelajaran dan memberikan tugas rumah.

Hasil tes pada siklus II dapat dilihat pada table 4.6

Table 4.6

Hasil tes siklus II No Kode siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65 No Kode Siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65

1 ANT 100 Tuntas 19 MT 70 Tuntas

2 AED 80 Tuntas 20 NAA 80 Tidak Tuntas

3 AMK 65 Tuntas 21 NK 65 Tuntas

4 AM 65 Tuntas 22 PFH 65 Tuntas

5 AN 65 Tuntas 23 RAR 70 Tuntas

6 ARN 70 Tuntas 24 RM 65 Tuntas

7 ARB 70 Tuntas 25 SAK 70 Tuntas

8 DKT 80 Tuntas 26 ST 65 Tuntas

9 ESM 70 Tuntas 27 WNS 100 Tuntas

10 EST 70 Tuntas 28 YN 70 Tuntas

11 ER 70 Tuntas 29 VB 65 Tuntas

58

12 FSL 80 Tuntas 30 YKH 80 Tuntas

13 GLG 90 Tuntas 31 YK 70 Tunntas

14 HAT 70 Tuntas 32 JYS 65 Tuntas

15 HYB 80 Tuntas 33 AK 60 TidakTuntas

16 MAS 90 Tuntas 34 SB 65 Tuntas

17 MDN 70 Tuntas 35 VRB 60 Tidak Tuntas

18 MKBS 80 Tuntas

Hasil tes pada siklus II yaitu :

Ketuntasan klasikal = × 100%

Ketuntasan klasikal = × 100%

= 88,57 %

Sumber : Leton (2008 : 48)

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka secara klasikal siswa

dikatakan tuntas, hal ini dapat dilihat bahwa ada peningkatan prestasi belajar

secara klasikal jika dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I ditunjukkan

oleh prestasi yang diperoleh siswa yaitu 88,57% atau 31 orang yang memiliki

skor minimal 65.

Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran II, antara lain :

a. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Dari pengamatan terhadap guru, diperoleh temuan sebagai berikut :

1) Penyampaian materi pelajaran sudah jelas dan sistematis sesuai dengan rencana

pengajaran.

59

2) Guru telah memberikan bimbingan disela-sela aktivitas siswa yang kesulitan dalam

memecahkan masalah yang ada di LKS.

3) Guru memberikan motivasi berupa pemberian hadiah kepada siswa (kelompok) yang

aktif, bekerja sama dan berdiskusi dengan kelompoknya dengan baik dalam bentuk

pujian.

4) Guru mampu mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan pembelajaran.

5) Guru telah memotivasi siswa dalam memecahkan masalah secara bersama-sama

dengan kelompoknya.

6) Guru banyak membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi, membimbing

memecahkan masalah, membimbing penyelidikan, dan membimbing penemuan

sejumlah konsep.

Berikut disajikan hasil penilaian dari observer terhadap kemampuan guru mengelola

pembelajaran :

Tabel 4.7

Penilaian Tingkat Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran II o. Kegiatan Pengamat Rata

1 2 –rata

I Kegiatan Pendahuluan 3,50 3 3,25

Menyampaikan topik yang akan di kaji dan tujuan

pembelajaran

Memotifasi siswa 3,25 3,50 3,37

Apersepsi 3,25 3 3,12

II Kegiatan Inti

Menjelaskan materi kepada siswa 3,25 3,50 3,37

Membagi siswa kedalam beberapa kelompok 3,50 3,50 3,50

Meminta siswa untuk mengulang kembali materi yang 3,50 4 3,75

diberikan oleh guru

Membagi lembar kerja siswa (LKS) 3,50 3,50 3,50

Membimbing siswa baik secara individu maupun 3,50 3 3,25

berpasangan

Mengarahkan diskusi kedalam kelas 3,50 4 3,75

Mengevaluasi dan menjelaskan kembali temuan siswa 3,25 3 3,12

60

Memberikan tugas 3,50 3,50 3,50

III Penutup 3,25 3 3,12

Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

Membimbing siswa untuk membuat rangkuman 3,25 3 3,12

IV Pengelolaan waktu 3,25 3 3,12

V Suasana kelas 3,50 3,25 3,37

Antusias guru 3,50 3,25 3,37

Jumlah 53,50 53 53,25

Rata –rata 3,34 3,31 3,32

Reliabilitas 99,6 %

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa semua aspek terdapat pada kategori baik.

Reliabilitas instrumen pengamatan terhadap Penerapan Model Artikulasi Dalam

Pembelajaran Matematika yaitu 99,6% sehingga instrumen yang digunakan adalah baik.Dengan

demikian berdasarkan rata –rata skor yang diperoleh dan dikaitkan dengan kriteria kemampuan

guru mengelolah pembelajaran pada bab III,disimpulkan bahwa kemampuan guru mengelolah

pembelajaran berada pada kategori baik.

b. Aktifitas Siswa

Dari pengamatan terhadap aktivitas siswa, diperoleh temuan sebagai berikut :

1) Beberapa kelompok terlihat sudah kompak hal ini terlihat dengan

adanya pembagian tugas dalam menyelesaikan masalah.

2) Siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam melakukan

penyelidikan sehingga ada beberapa kelompok yang dapat

menyelesaikan tugas dengan baik

3) Suasana belajar di dalam kelas sudah tenang karena masing-masing siswa aktif

berdiskusi dalam kelompoknya.

61

Penilaian observer terhadap aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran II adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.8

Penilaian Tingkat Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran II No Kegiatan Pengamat Rata -

rata 1 2

1. Mendengarkan informasi yang disampaikan guru 3,25 3,50 3,37

2. Memahami masalah 3 4 3,50

3. Menyampaikan pendapat atau ide kepada guru atau teman 3,25 3 3,12

4. Berdiskusi / bertanya antara siswa dan guru. 3,25 3 3,12

5. Mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru 3,50 3,25 3,37

6. Mempersentasikan hasil diskusi 3,25 3 3,12

7. Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 3,50 3,50 3,50

8. Mengerjakan tugas atau kuis yang diberikan oleh guru 3,25 3 3,12

9. Menarik kesimpulan suatu konsep 3 3,25 3,12

Jumlah 29,25 29,50 29,34

Rata –rata 3,25 3,27 3,26

Reliabilitas 99,7 %

Pada tabel 4.8 terlihat bahwa semua aspek berada pada kategori baik.

Dengan demikiana berdasarkan rata –rata skor yang diperoleh dan dikaitkan dengan

kriteria aktivitas siswa pada BAB III,disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran berada pada kategori baik. Reliabilitas instrumen pengamatan terhadap Penerapan

Model Artikulasi Dalam Pembelajaran Matematika yaitu 99,37% sehingga instrumen yang

digunakan adalah baik.

62

c. Refleksi

Kegiatan ini kembali dimulai dengan penyampaian kesan guru model bahwa guru model

sudah terbiasa dan menguasai langkahh-langkah pembelajaran matematika dengan model

Artikulasi. Jelas terlihat adanya perubahan kualitas pembelajaran yang didukung dengan

peningkatan kemampuan guru mengelola pembelajaran dan peningkatan aktivitas siswa ke arah

yang positif.

D. Analisis Tes Akhir

Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, kegiatan penelitian selanjutnya adalah

melakukan tes akhir yang diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus 2013. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dan menguukur tingkat pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran yang diberikan.

Siswa juga diberikan angket, untuk mengetahui respon mereka terhadap pembelajaran

yang dilaksanakan dengan model Artikulasi.

Hasil tes akhir seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.9

Hasil tes akhir siswa No Kode siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65 No Kode Siswa Nilai Ketuntasan ≥ 65

1 ANT 100 Tuntas 19 MT 85 Tuntas

2 AED 70 Tuntas 20 NAA 80 Tuntas

3 AMK 80 Tuntas 21 NK 60 Tidak Tuntas

4 AM 100 Tuntas 22 PFH 85 Tuntas

63

5 AN 100 Tuntas 23 RAR 85 Tuntas

6 ARN 90 Tuntas 24 RM 100 Tuntas

7 ARB 60 Tidak Tuntas 25 SAK 85 Tuntas

8 DKT 70 Tuntas 26 ST 85 Tuntas

9 ESM 70 Tuntas 27 WNS 100 Tuntas

10 EST 80 Tuntas 28 YN 85 Tuntas

11 ER 80 Tuntas 29 VB 80 Tuntas

12 FSL 80 Tuntas 30 YKH 90 Tuntas

13 GLG 100 Tuntas 31 YK 85 Tunntas

14 HAT 85 Tuntas 32 JYS 80 Tuntas

15 HYB 80 Tuntas 33 AK 80 Tuntas

16 MAS 85 Tuntas 34 SB 85 Tuntas

17 MDN 85 Tuntas 35 VRB 80 Tuntas

18 MKBS 70 Tuntas

Hasil tes akhir yaitu :

Ketuntasan klasikal = × 100%

Ketuntasan klasikal = × 100%

= 94,28 %

Sumber : Leton (2008 : 48)

Berdasarkan data hasil tes pada tabel diatas,diketahui ada 33 siswa atau 94,28 % siswa

yang tuntas belajar dan ada 2 siswa atau 5,71 % siswa yang belum tuntas belajar. Berlandaskan

pada pendapat Kemp dalam Leton (2008:42), tujuan pembelajaran tercapai jika materi tuntas

64

dipelajari oleh siswa dan ketuntasan hasil belajar secara klasikal tercapai jika paling sedikait 85

% siswa memperoleh skor minimal 65 pada tes hasil belajar, dengan demikian proses

pelaksanaan pembelajaran matematika dengan penerapan model Artikulasi dapat dinyatakan

efektif.

4.2. Pembahasan

A. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

Hasil perhitungan reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran dengan penerapan

model artikulasi dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini :

Tabel 4.9

Reliabilitas Instrumen Pengelolaan Pembelajaran

Reliabilitas Tiap siklus Dalam %

Siklus I Siklus II

95,7% 99,6 %

Jika koefisien reliabilitas instrumen ≥ 75 % maka instrumen termasuk dalam kategori

baik. Dari tabel 4.9 di atas menunjukan bahwa instrumen pengelolaan pembelajaran yangg

disiapkan termasuk dalam kategori baik.

Kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model Artikulasi

yang diamati dalam dua kali proses pembelajaran, sebagai berikut :

Tabel 4.10

65

Pengamatan Terhadap

Guru

Guru Mengelola Pembelajaran Pembelajaran Skor Rata- Kategori

I II

3,16 3,24

Kegiatan Inti 3,29 3,46 3,37 Baik

III Penutup 3,12 3,12 3,12 Baik

IV Pengelolaan waktu 2,62 3,50 3,06 Baik

V Suasana kelas 3,25 3,37 3,31 Baik

Tabel 4.10 mengindikasikan bahwa secara keseluruhan, kemampuan guru dalam

megelola pembelajaran dengan model Artikulasi termasuk dalam kategori baik. Mengacu pada

pendapat Arends dalam Leton (2008:41) yang menekankan bahwa keefektifan pembelajaran

tergantung pada penguasaan guru terhadap strategi tentang pelaksanaan pembelajaran dan juga

merujuk pada pemikiran Slavin dalam Leton (2008:41) yang beranggapan bahwa keefektifan

pembelajaran dapat terlihat dari kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan tata

kelola waktu yang baik, maka dapat dikatakan proses pelaksanaan pembelajaran matematika

dengan penerapan model Artikulasi efektif.

B. Aktivitas Siswa

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam dua kali proses pembelajaran matematika yang

dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini :

Tabel 4.11

Analisis Tingkat Aktivitas siswa Dalam Pembelajaran

N Kegiatan

o

1 Mendengarkan /

memperhatikan penjelasan guru

Analisis Tingkat Kemampuan Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan

Rata

3,2

No

I

II

Baik

Pembelajaran Skor Kategori

Rata-

Rata

3,24

I II

3,12 3,37

66

Baik

2 Memahami masalah 2,75 3,50 3,12 Baik

3 Menyampaikan pendapat atau 3,12 3,12 3,12 Baik

ide kepada guru / teman

4 Berdiskusi / bertanya antara 3,12 3,12 3,12 Baik

siswa dan guru.

5 Mengerjakan latihan yang 3,25 3,37 3,31 Baik

diberikan oleh guru

6 Mempersentasikan hasil diskusi 3,12 3,12 3,12 Baik

7 Menjawab pertanyaan yang 2,75 3,50 3,12 Baik

diberikan oleh guru

8 Mengerjakan tugas atau kuis 3,12 3,12 3,21 Baik

yang diberikan oleh guru

9 Menarik kesimpulan suatu 2,5 3,5 3 Baik

konsep

Dari tabel 4.10 secara keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran terlihat baik. Hal

ini sekaligus menjawabi bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dikategorikan

efektif.

C. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

Analisis data respon siswa terhadap proses pembelajaran digunakan analisis presentase

dengan metode perhitungan :

Tabel 4.13 mendeskripsikan tentang presentase respon siswa terhadap pembelajaran

sebagai berikut :

Tabel 4.13

Analisis Respon Siswa Terhadap Pembelajaran No. Uraian Respon

67

1. Perasaan siswa terhadap: Senang Tidak senang

Materi pelajaran 100 %

Lembar Kerja Siswa (LKS) 91,42 % 8,57 %

Soal latihan/ tes 85,71 14,28 %

Suasana belajar di kelas 80 % 20 %

Cara guru mengajar 91,42 % 8,57 %

Pendapat siswa mengenai: Baru Tidak baru

Materi pelajaran 100 %

Lembar Kerja Siswa (LKS) 85,71% 14,28 %

Soal latihan/tes 80 % 20%

Suasana belajar di kelas 100 %

Cara guru mengajar 71,42 % 28,57 %

Apakah kegiatan pembelajaran ini mempermudah siswa dalam belajar

matematika? Ya / Tidak *)

Siswa yang menjawab ya sebanyak 88, 57 % sedangkan siswa yang

menjawab tidak sebanyak 11,42 %

Apakah siswa berminat untuk mengikuti kegiatan belajar seperti yang

telah dilaksannakan? Ya / Tidak *)

Siswa yang menjawab ya sebanyak 100 %

Apakah anda dapat memahami bahasa yang diguna dan LKS? Ya /

Tidak *)

Siswa yang menjawab ya sebanyak 82,85 % sedangkan siswa yang

menjawab tidak sebanyyak 17,14 %.

Apakah anda tertarik pada penampilan guru,bahasa dan cara guru

mengajar? Ya /Tidak

Siswa yang menjawab ya sebanyak 80 % sedangkan siswa yang

menjawab tidak sebanyak 20 %

68

2.

3

.

4.

5.

6..

Fitriani dalam Leton (2008:45) mengatakan bahwa respon siswa dikatakan posiitif jika

jawaban siswa terhadap pernyataan positif untuk setiap aspek yang direspon pada setiap

komponen pembelajaran diperoleh presentase minimal 65 %. Sehingga jelas bahwa respon siswa

terhadap pembelajaran matematika dengan penerapan model Artikulasi yang telah dilaksanakan

positif.

Analisis terhadap indikator keberhasilan pembelajaran matematika dengan

penerapan

model Artikulasi diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Kemampuan guru mengelola pembelajaran masuk pada kategori baik.

2. Aktifitas siswa masuk pada kategori baik.

3. Respon siswa terhadap pembelajaran masuk pada kategori baik.

4. Hasil ketuntasan belajar mencapai 94,28 %.

Dari hasil analisis di atas, indikator keberhasilan pembelajaran

menunjukkan hasil yang

positif, maka pembelajaran dikategorikan tuntas.