BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

27
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian pada Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum Perhutani. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah Perum perhutani adalah badan usaha milik Negara di Indonesia yang memiliki tugas dan wewenang untuk meneyelenggarakan perencanaan, pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutsn diwilayah kerjanya. Perum Perhutani ( perusahaan umum kehutanan negara) pertama kali kali didirikan berdasarkan PP No.15 Tahun 72 dan di ubah dengan PP No.36 Tahun 86 tentang perusahaan umum (Perum). Peraturan yang mendasari terbentuknya perhutani diatur kembali yaitu dengan PP No.53 Tahun 99 tentang perusahaan umum kehutanan Negara (Perum perhutani). Kemudian berdasarkan akte notaries imas Fatima No.3 tanggal 2 juli tahun 2001 yang merupakan tindak lanjut dari PP No.14 tahun 2001 tanggal 23 maret 2001 tentang pengalihan bentuk perusahaan umum kehutanan Negara ( Perum perhutani) menjadi perusahaan perseroan (persero) . Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja Perum Perhutani

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian pada

Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah,

selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum

Perhutani. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan

oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku

orang lain atau bawahan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah

Perum perhutani adalah badan usaha milik Negara di Indonesia yang

memiliki tugas dan wewenang untuk meneyelenggarakan perencanaan,

pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutsn diwilayah kerjanya. Perum

Perhutani ( perusahaan umum kehutanan negara) pertama kali kali didirikan

berdasarkan PP No.15 Tahun 72 dan di ubah dengan PP No.36 Tahun 86

tentang perusahaan umum (Perum). Peraturan yang mendasari terbentuknya

perhutani diatur kembali yaitu dengan PP No.53 Tahun 99 tentang perusahaan

umum kehutanan Negara (Perum perhutani). Kemudian berdasarkan akte

notaries imas Fatima No.3 tanggal 2 juli tahun 2001 yang merupakan tindak

lanjut dari PP No.14 tahun 2001 tanggal 23 maret 2001 tentang pengalihan

bentuk perusahaan umum kehutanan Negara ( Perum perhutani) menjadi

perusahaan perseroan (persero) .

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja Perum Perhutani

41

Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari menteri

kehakiman dan ham SK No. C 05080. HT .01.01 Tahun 2001 tanggal 7

agustus 2001. Berdasarkan PP No.30 Tahun 2003 Tentang perusahaan umum

kehutanan Negara yang telah dicatat dalam lembaran Negara republic Negara

tahun 2003 no.67 bentuk badan hokum perusahaan berubah kembali menjadi

perusahaan umu kehutanan Negara (Perum perhutani ). Kemudian peraturan

perum perhutani diatur kembali terakhir kembali dengan PP No.72 tahun 2010

tanggal 22 oktober 2010. Sesuai dengan PP No.72 tahun 2010 pasal 11

maksud dan tujuan perusahaan menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk

kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang berhubungan

dengan pengelolaan hutan dan hasil hutan yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau oleh masnyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari dan

prinsip tata kelola yang baik Perum perhutani adalah perusahaan yang

bergerak di bidang Kehutanan (khususnya di Pulau Jawa dan Madura) dan

mengemban tugas serta wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan

pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) dengan memperhatikan aspek

produksi/ekonomi, aspek social dan aspek lingkungan. Dalam operasionalnya,

Perum Perhutani berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN dengan

bimbingan teknis dari Departemen Kehutanan.Perum Perhutani mempunyai

kisah panjang dalam sejarah pembentukannya, diawali dengan terbentuknya

Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah)

tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164.

Sejarah hutan di bawah kekuasaan Hindia Belanda itu segera berakhir

setelah Indonesia memproklamasikan diri sebagai Negara merdeka pada 17

Agustus 1945. Hak, kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan

hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den

Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan

kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan

Peralihan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang berbunyi: “Segala

badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum

diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini. ”Dengan disahkannya

42

Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku

I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraph 595, industri kehutanan ditetapkan

menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk

membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551).

Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan

menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial.

Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang Nomor 19 tahun 1960 yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal

29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961 tentang

Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan

menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan

Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”. Perum Perhutani

merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya berada di

bawah Departemen Kehutanan diberi tanggung jawab dan hak pengelolaan

hutan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak tahun

1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972. Wilayah

kerja Perum Perhutani selanjutnya diperluas pada tahun 1978 dengan

masuknya kawasan hutan Negara di Provinsi Jawa Barat berdasarkan PP

Nomor 2 tahun 1978.

Dalam perkembangan selanjutnya, penugasan Perum Perhutani mengalami

penyesuaian dengan ditetapkannya PP Nomor 36 tahun 1986 tentang

Perusahaan Umum Kehutanan Negara dan disempurnakan pada tahun 1999

melalui penetapan PP Nomor 53 tahun 1999 tentang Perusahaan Umum

Kehutanan Negara (Perum Perhutani). Pada tahun 2001 bentuk pengusahaan

Perum Perhutani ditetapkan oleh pemerintah sebagai BUMN berbentuk

Perseroan Terbatas (PT) Perhutani melalui PP Nomor 14 tahun 2001.

Berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tanggung jawab sosial dan

lingkungan yang dimiliki PT. Perhutani, bentuk pengusahaan PT. Perhutani

tersebut kembali menjadi BUMN dengan bentuk Perum berdasarkan PP

Nomor 30 tahun 2003 yang selanjutnya dalam perjalanannya Peraturan

43

Pemerintah tersebut digantikan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun

2010 yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.

Dari sejarah awal berdirinya Perhutani tersebut, terlihat ada fungsi

strategis yang diemban oleh perusahaan ini untuk memberikan kontribusi

kepada negara dalam bentuk pundi-pundi penerimaan negara. Tugas semacam

ini telah Perum Perhutani emban hingga kini, karena sebagai BUMN Perum

Perhutani juga harus menjadi lokomotif pertumbuhan perekonomian nasional.

Dalam kumparan waktu tersebut, banyak perubahan sosial, ekonomi dan

politik yang berpengaruh terhadap Perum Perhutani. Contohnya, pasca

reformasi, sebagaimana hutan-hutan yang lain, hutan-hutan Perum Perhutani

juga dijarah secara besar-besaran oleh masyarakat. Kondisi ini menyebabkan

hutan Perum Perhutani menjadi kerontang bahkan gundul, hingga bisnis

Perum Perhutani juga sempat merosot.

Dalam konteks inilah, peran strategis Perum Perhutani juga

bertransformasi. Jika sebelumnya hanya berperan dalam system perekonomian

nasional, pasca reformasi Perum Perhutani juga berperan dalam mendukung

sistem kelestarian lingkungan, dan sistem sosial budaya, khususnya dalam

memberdayakan masyarakat di sekitar hutan, agar mereka bisa merasakan

manfaat adanya hutan di satu sisi. Pada sisi lain masyarakat juga terlibat dalam

mengelola dan mengamankan hutan dari penjarahan. Dalam kondisi hutan

yang rusak tersebut, untuk menjalankan fungsi strategis untuk mendukung

sistem kelestarian lingkungan hidup, Perum Perhutani kini giat melakukan

penanaman hutan.

Berdasarkan keputusan direksi No.345/KPTS/DIR/2012 tanggal 24 juli

2012 struktur organisasi perum perhutani meliputi kantor pusat, kantor

unit/divisi regional, kesatuan pemangku hutan (KPH),pusdiklat SDM dan

puslitbang SDH. Masing-masing unit atau bagian dipimpin oleh

direktur/deputi sehingga tugas, wewenang, dan tanggung jawab di delegasikan

sesuai dengan tugas dan fungsinya. Perum perhutani memiliki 7 direktur yang

membawahi setiap fungsi organisasi yaitu direktur utama, direktur keuangan,

direktur SDM dan umum, direktur perencanaan dan pengembangan, direktur

44

pengelolaan sumber daya hutan (SDH) dan pengembangan usaha hutan rakyat

(PUHR) , direktur industry kayu dan non kayu serta direktur pemasaran.

Perum perhutani dalam melaksanakan kegiatan usahanya dibagi

menjadi tiga divisi regional usaha, satu pusat penelitian dan pengembangan,

serta pusat pendidikan pelatihan SDM

1. Divisi regional 1 jawa tengah berkantor pusat di semarang dan

membawahi 20 kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Dua Kesatuan

bisnis mandiri (KBM) pemasaran kayu, dua kbm industry dan satu

kbm industry non kayu, satu kbm agroforestri, satu kbm jasa

lingkungan dan produksi lainnya, satu kbm trading dan satu biro

perencanaan sdh dan pengembangan perusahaan.

2. Divisi regional II jawa timur

Terdiri dari 23 KPH, 3 KBM pemasaran dan 1 KBM industry kayu

3. Divisi regional III jawa barat

Teridiri dari 14 KPH, 1 KBM pemasaran, 1 industri kayu dan non

kayu.

45

Berdasarkan profil Perum Perhutani Biro Perencanaan dan PU Unit

1 Jawa Tengah sebagai berikut :

Gambar 4.2 Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa Tengah

Nama : Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa

Tengah

Alamat : Jl. Yos Sudarso No.13 Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Kepala Biro : Slamet Muhroji M.Si

Jumlah karyawan : 6 karyawan

Telepon :

Email :

4.1.2 Visi dan Misi Perum Perhutani

a. Visi Perum Perhutani.

Mengelola sumberdaya hutan secara lestari (planet)

b. Misi Perum Perhutani.

1) Mengelola Sumberdaya Hutan secara Lestari (Planet)

2) Meningkatkan Manfaat Pengelolaan Sumberdaya Hutan bagi

Seluruh Pemangku Kepentingan (People)

3) Menyelenggarakan Bisnis Kehutanan dengan Prinsip Good

Corporate Governance

46

c. Kegiatan perusahaan

Perusahaan menyelenggarakan kegiatan usaha utama sebagai berikut

1. Tata hutan penyususnan rencana pengelolaan hutan

2. Pemanfaatan hutan, yang meliputi pemanfaatan kawasan,

pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan

bukan kayu, pemungutan kayu dan non kayu

3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan

4. Perlindungan hutan dan konservasi alam

5. Pengelolaan hasil hutan menjadi bahan baku atau bahan jadi

6. Pendidikan dan pelatihan di bidang kehutanan

7. Penelitian dan pengembangan bibitan kehutanan

8. Pengembangan agroforestri

9. Membangun dan mengembangkan hutan rakyat dan atau hutan

tanaman rakyat

10. Perdagangan hasil hutan dan hasil produksi sendiri maupun

produksi pihak lain

4.1.3 Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan Perum Perhutani

Divisi Regional 1 Jawa Tengah

Gaya kepemimpinan tentunya di butuhkan untuk meningkatkan

kinerja karyawan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan optimal.

Tanpa adanya gaya kepemimpinan yang ada dalam diri pemimpin, maka

sebagai orang yang berada diatas bawahan di organisasi pemimpin akan

merasa lebih dihormati sehingga ada pembatas antara pimpinan dan

bawahan. Gaya kepemimpinan mempengaruhi perilaku perilaku

bawahannya dalam menjalankan tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan

merupakan salah satu posisi kunci dimana seorang pemimpin harus bisa

mempengaruhi, mengarahkan, dan menunjukan kemampuannya kepada

bawahan yang dipimpinnya agar semua tujuan perusahaan bisa tercapai

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan atau standar operasional

prosedur (SOP) yang telah ditetapkan organisasi.

47

1) Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan divisi regional 1 jawa

tengah dalam kegiatan organisasi pimpinan mengaplikasikan tipe – tipe

gaya kepemimpinan yaitu : tipe gaya kepemimpinan otokratis, tipe gaya

kepemimpinan demokratis, tipe gaya kepemimpinan paternalistic, tipe

gaya kepemimpinan militeristis, tipe gaya kepemimpinan kharismatic.

a. Tipe gaya kepemimpinan otokratis (outhoritative, dominator)

Gaya kepemimpinan dalam tipe ini mendasarkan seorang

pemimpin bidang perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan mendasarkan diri

pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus di penuhi oleh

bawahan saat menyelesaikan program kerjaa sebelum di lapangan

dengan memotivasi maupun setelah kelapangan atau mengevaluasi

serta di kantor. Pemimpin berperan sebagai pemain tunggal

sehingga ada batasan antara pemimpin dan bawahan, sehingga

dalam penyelesaian pekerjaan pimpinan tidak mau dilibatkan

dengan bawahan serta berambisi untuk menguasai

Setiap Perintah dan kebijakan kepala bidang bidang

ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya, sehingga

bawahannya hanya menerima perintah dan kebijakan yang

diberikan oleh pimpinan tanpa menerima pendapat dahulu dengan

bawahan sehingga bawahan tidak dapat memberikan saran atau

kritikan. Bawahan tidak pernah di beri informasi yang mendetail

tentang rencana dan tidakan yang akan dilakukan, pimpinan bekerja

sendiri tanpa melibatkan baawahan rencana kerja selanjutnya yang

sudah diatur di petunjuk pelaksanaan pekerjaan tanpa melibatkan

bawahan.

Sebagai bawahan hanya mengikuti perintah dari

pimpinannya, bawahan tidak pernah diberi informasi mendetail

mengenai rencana dan tindakan yang harus di lakukan, sehingga

bawahan seperti robot yang diatur tanpa bisa melakukan pekerjaan

dengan inisiatif sendiri. semua pujian dan kritik terhadap segenap

48

anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, tanpa melihat dan

mengamati setiap pekerjaan yang dilakukan bawahan, pemimpin

memberikan pujian terhadap bawahan yang hanya di sukainya

meskipun pekerjaan yang dilakukan sesuai putunjuk pelaksanaan

atau belum, sikap yang di tunjukkan seorang pemimpin selalu ingin

di eklusivkan oleh bawahannya serta sikap dan prinsipnya sangat

konservatif, kuno, kaku, ketat dan kaku, pemimpin tidak bisa

mengikuti perkembangan zaman yang modern sehingga susah untuk

menyesuaikan diri dengan tantangan zaman yang berkembang kea

rah modern, sehingga dapat menimbulkan sebuah rasa kebencian

bawahan bilaman terjadi ketidakadilan seorang pimpinan terhadap

perlakuan yang berbeda diantara bawahannya dan berakibat pada

tercerai bberainya koordinasi yang fatalnya tentu akan membawa

kehancuran bagi oranisasi yang di pimpinannya.

Menumbuhkan rasa yang ketakutan yang berlebih bentuk

pemasungan atas ide –ide kreatifitas bawahan karena ide – ide atau

kreatifitas bawahan tidak dapat berkembang hanya monoton serta

menumbuhkan rasa ketakutan mendalam mengungkapakan

pendapat atau pembunuhan karakter terhadap ide dan kraetifitas

bawahannya yang seharusnya tidak terjadi bilamana organisasi

menghendaki kemajuan, kebenaran atas penyelesaian konflik

internal terjadi perselisihan atau sengketa di tubuh organisasi

tersebut yang berakibat adanya pemberontakan – pemberontakan

terhadap atasan dan pemusuhan diantara bawahan dan atasan.

Tipe gaya kepemimpinan seperti ini tidak memiliki planning

yang kuat, karena segala bidang dicakupinya tanpa melibatkan

bawahan sehingga bawahan hanya terima jadi, cenderung tidak

manusiawi/ semena – mena karena memperlakukan bawahan hanya

sebagai alat untuk kepentingan pribadinya serta cenderung lebih

banyak melakukan penyelewengan atas pelaksanaan peraturan –

49

peraturan organisasi karena tidak adanya control dan lebih parahnya

jika pimpinan sampai melakukan korupsi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang

perencanaan dan beberapa staf mengatakan bahwa gaya

kepemimpinan kepala bidang perencanaan tidak dalam kategori

gaya kepemimpinan yang otoriter untuk mencapai tujuan organisasi.

Pemimpinan mereka menerapkan bawahan sebagai rekan kerja

dengan rasa kekeluargaan jadi tidak dibuatkan jarak antara atsan

dan bawahan agar supaya informasi atau permasalahan-

permasalahan yang ada dapat sampai kepada pimpinannya ,

disamping itu untuk memudahkan bagi bawahan dalam bekarja

mereka merasa di hargai sebagai bawahan mereka sengang dengan

rasa kekeluargaan dan kepercayaan.

b. Tipe gaya kepemimpinan demokratis (partisipative leader)

Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai

factor utama dan terpenting, setiapa orang akan dihargai dan

dihormati sebagai manusia yang memiliki kemampuan, kemauan,

pikiran, minat, perhatian dan pendapat yang berbeda antarsatu

dengan yang lainnya. Oleh karena itu setiap pekerjaan di oranisasi

mengikutsertakan dalam semua kegiatan organisasi, keterlibatannya

sesuai dengan posisi yang masing – masing memiliki wewenang

dan tanggungjawab bagi tercapainya tujuan organisasi sesuai

dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan (JUKLAK).

Kepala bidang perencanaan yang demokratis menyadari

bahwa dirinya merupakan bagian dari organisasi yang memiliki sifat

terbuka dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya untuk

ikut aktif berperan dalam membuat perencanaan pekerjaan,

keputusan serta menilai kinerjanya. Kepala bidang perencanaan

yang demokratis memerankan diri sebagai pembimbing,

pengarahan, member petunjuk, serta bantuan kepada para

bawahannya. Oleh karena itu dalam rapat kerja, kepala bidang

50

perencanaan ikut melibatkan diri dan melibatkan bawahannya

secara langsung dan membuka interaksi dengan bawahnnya serta

mengikuti berbagai kegiatan rapat kerja perusahaan.

Tujuannya pimpinan terlibat dan melibatkan bawahannya

adalah memotivasi bawahan agar semangat dalam bekerja sesuai

dengan target yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan pekerjaan

(JUKLAK). Selain itu dengan terlibatnya bawahan oleh pimpinan

dan sebaliknya secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku

karyawan pada saat bekerja. Pencapaian kineja dapat dilihat dari

dua hal yaitu kualitas dan kuantitas. Kualitas berkaitan dengan

sesuai atau tidaknya pekerjaan diselesaikan, sedangkan kuantitas

berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut.

Sasaran kerja karyawan ditentukan sendiri yang tentunya

dapat diharapkan sesuai dengan konsistensi terhadap apa yang

dicapai sesuai dengan tercapainya target kerja organisasi, dalam hal

membuat tercapainya tujuan organisasi sasaran tersebut harus

disetujui terlebih dahulu oleh pimpinan bidang perencanaan.

Dikarenakan dalam membuat tercapainya tujuan organisasi sesuai

petunjuk pelaksanaan pekerjaan.

Gaya kepemimpinan demokratis kemampuan kerjasama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagi

kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan

dan bawahan. Setiap bawahan diberi kesempatan untuk

berpartisipasi, ide – ide dipertukarkan secara bebas saat rapat kerja

maupun saat dilapangan. Pemimpin demokratis dibebankan dengan

memutuskan siapa dalam organisasi dan siapa yang berkontribusi

pada keputusan yang dibuat organisasi.

Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya

kepemimpinan yang paling efektif dan mengarahkan ke

poduktivitas yang lebih tinggi, kontribusi yang lebih baik dari

51

anggota organisasi lainnya dan meningkatkan semangat organisasi.

Bawahan di dorong untuk berbagi ide dan opini, meskipun

pemimpin mempertahankan kata akhir atas keputusan – keputusan,

bawahan merasa lebih terlibat dalam proses kreativitas yang

didorong dan di hargai dalam setiap kesempatan pekerjaan tanpa

ada gap antara atasan dan bawahan.

Gaya kepemimpinan demokrasi yang kuat menginspirasi

kepercayaan diantara bawahan, mereka tulus dan mendasarkan

keputusan mereka pada moral dan nilai – nilai mereka. Bawahan

cenderung merasa terinspirasi dengan gaya pimpinan untuk

mengambil tindakan dan kontribusi ke group. Pemimpin yang baik

juga cenderung mencari opini atau pendapat serta saran dan

masukan yang beragam dan tidak mencoba untuk mementingkan

keputusan dari dirinya sendiri sehingga dapat merangkul dan

melibatkan semua elemen dari pendapat – pendapat yang akan

diberikan oleh organisasi yang dipimpin.

Karena anggota organisasi didorong untuk berbagi pikiran

mereka, kepemimpinan demokratis dapat memipin untuk ide – ide

yang lebih baik dan solusi yang lebih kreatif untuk menyelesaikan

masalah yang ada. Bawahan juga merasa lebih terlibat dan

berkomitmen untuk proyek – proyek, membuat mereka lebih

mungkin untuk peduli tentang hasil akhir, pemimpin juga

menunjukkan ke produtivitas yang lebih tinggi diantara anggota

kelompok.

Selain mempunyai kelebihan gaya kepemimpinan tetapi juga

mempeunyai kekurangan dalam situasi dimana peran tidak jelas

atau waktu adalah esensi, kepemimpinan demokratis dapat

mnyebabkan kegagalan komunikasi dan proyek yang belum selesai.

Dalam beberapa kasus anggota kelompok mungkin tidak memiliki

pengetahuan yang di perlukan atau keahlian untuk membuat

52

kontribusi yang memiliki kualitas untuk proses pengambilan

keputusan.

Pemimpin yang demokratik dimana pemimpin selalu

bersedia menerima dan menghargai saran – saran, pendapat dan

nasehat dari staf dan bawahan melalui forum musyawarah untuk

mencapai kata sepakat. Kepemimpina demokratisk yaitu

kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah, kegiatan – kegiatan

penegendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggungjawab.

Pembagian tugas disertai pelimpahan wewenang dan

tanggungjawab yang jelas memungkinkan setiap bawahan

berpartisipasi secara aktif serta bekerja terbaik dalam situasi dimana

bawahan terampil dan bersemangat untuk berbagi pengetahuan.

c. Gaya kepemimpinan paternalistic

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistic tentang

peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai

oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud

keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang

bersifat melindungi layaknya dijadikan sebagai tempat bertanya dan

untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap

kepentingan dan kesejahteraan bawahnnya. Pemimpin yang

paternalistic mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya

merupakan penerimaaan atas peranannya yang dominan dalam

kehidupan organisasi.

Gaya kepemimpinan paternalistic memiliki sifat kebapakan,

mereka menggangap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan

perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin selalu

melindungi bawahnnya serat memiliki sifat maha tahu yang besar

sehingga jarang memberikan untuk mengambil keputusan. Mereka

bersikap melindungi jarang memberikan kesempatan kepada

bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, mereka hamper tidak

pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk inisiatif dan

53

memberikan atau hamper tidak pernah memberikan kesempatan

pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajiansi dan

daya kreativitas mereka sendiri serta selalu beriskap maha tahu dan

maha benar.

Kelebihannya pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas

dalam mengambil keputusan bawahan akan merasa aman karena

mendapat perlindungan, sedangkan kekurangnnya bawahan tidak

memilki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan

keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama

karena menganggap dirinya imanjinasi dan kreativitas para pengikut

cukup rendah karena tidak ada kesempatan untuk

mengembangkannya.

Berdasarkan hasil wawancara Gaya kepemimpinan yang

paternalisti tidak dapat diaplikasikan atau diterapkan di perum

perhutani divisi regional 1 ajwa tengah, biasanya diaplikasikan oleh

guru di sekolah karena lebih cocok untuk mendidik siswa siswi di

sekolah, dalam masa belajar sedangka jika di gaya kepemimpinan

paternalistic diaplikasikan di bidang perencanaan perum perhutani

tidak cocok, karena sebagian karyawan sudah dewasa yang mandir

dalam menyelesaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi

sesuai petunjuk pelaksanaan pekerjaan.

d. Gaya kepemimpinan militeristik

Perlu diperhatiakn terlebih dahulu bahwa yang dimaksud

dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang

pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin organisasi militer

ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat, kebanyakan system

perintah yang sering digunakan, senang bergantung pada pangkat

dan jabatan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari

bawahannya, komunikasi hanya berlangsung satu arah, serta tidak

menghendaki saran usul sugesti dan kritikan – kritikan dari

bawahannya.

54

Gaya kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan

gaya kepemimpinan otoriter.

Gaya kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang

memiliki disiplin tinggi dan biasanya menyukai hal – hal yang

formal. Menghenadaki kepatuhan mutlak dari bawahan, sangat

menyenangi formalitas upacar – upacara ritual dan tanda – tanda

kebesaran yang berlebihanMenerapkan system komando dalam

menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah, serta

menggunakan pangkat dan jabatan dalam mempengaruhi bawahan

bertindak agar bawahan mengikuti apa yang di perintah oleh

pimpinan. Kelebihan gaya kepemimpinan militeristik tegas dan

tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil

keputusan, bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi serta

bawahan akan merasa aman dan terlindungi. Sedangkan untuk

kekurangan gaya kepemimpinan militeristik yaitu suasana

cenderung kaku karena lingkungan yang formal sehingga ada

pembatas antara pimpinan dan bawahan, pemimpin sukar dalam

menerima kritikan dan saran dari bawahan, seorang pemimpin tidak

mau dikritik maupun diberi saran oleh bawahan yang dianggap

sebagai junior, bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman

karena banyak aturan dan sifat keras pemimpin.

Dari sifat – sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin

militeristik jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan

merupakan pemimpin yang ideal, yang tidak dapat diaplikan

pimpinan bidang perencanaan di perum perhutani divisi regional 1

jawa tengah karena bukan organisasi militer.

Berdasarkan hasil wawancara Bidang perencanaan perum

perhutani divisi regional 1 jawa tengah bukan organisasi militer

tetapi BUMN dibawah komando kementrian badan usaha miliki

Negara dan menteri lingkungan dan kehutanan serta lebih ke pada

program kerja serta lapangan bukan untuk keamanan Negara. Gaya

55

kepemimpinan militeristik lebih cocok diaplikasikan di organisasi

militer seperti TNI dan polisi untuk menjaga keamanan dan

keutuhan Negara.

e. Gaya kepemimpinan Kharismatik

Keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan

yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seorang untuk

membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap

dirinya atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas

kepribadian individu. Pemimpin kharismatik menampilkan cirri –

cirri sebagai berikut : (a) memiliki visi yang amat kuat atau

kesadaran tujuan yang jelas (b) mengkomunikasikan visi itu secara

efektif (c) mendemostrasikan konsistensi dan focus (d) mengetahui

kekuatan – kekuatan sendiri dan memanfaatkannya

Gaya kepemijmpinan karismatik terlihat mirip dengan

kepemimpinan transformasional, dimana pemimpin menyuntikkan

antusiasme tinggi pada tim dan sangat energik dalam mendorong

untuk maju. Namun demikian pemimpin karismatik cenderung lebih

percaya pada dirinya sendiri daripada timnya. Ini bisa menciptakan

resiko sebuah proyek atau bahkan organisasi akan kolaps bila

pemimpinnya pergi. Sedangkan di perum perhutani antara bawahan

dan pimpinan masih terjaga komunuikasinya, program kerja yang

dilaksanakan sebelum dan sesudah dilapangan sebagai tolak ukur

bawahan dan pimpinan. Sehingga kalau gaya kepemimpinan

karismatik tersebut tidak seseuai dengan gaya kepemimpinan

bidang perencanaan perum perhutani divisi regiona l jawa tengah.

Gaya kharismatik jika diaplikasikan pimpinan bidang di

perum perhutani bisa menciptakan resiko sebuah proyek atau

bahkan organisasi akan kolaps bila pemimpinnya pergi,sedangkan

membawa tanggung jawab yang besar dan membutuhkan komitmen

jangka panjang dari pemimpin. Daya tarik pemimpin yang sangat

memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar

56

dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelasakn secara konkrit

mengapa orang tertentu bisa dikagumi. Pengikutnya tidak

mempersoalkan nilai, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan

pemimpin.

Gaya kepemimpijnan kharismatik di diaplikasikan di perum

perhutani mempunyai kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan,

percaya diri, serta pendirian dalam keyakinan dan cita – cita mereka

sendiri. suatu kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pemimpin

tersebut untuk mencoba mempengaruhi para pengikut. Rasa percaya

diri dan pendirian yang kaut terhadap pertimbangan dan pendapat

pemimpin tersebut. Seorang pemimpin tanpa pola cirri yang

demikian lebih kecil kemungkinannya untuk berhasil.

Kesuksesan memmpengaruhi bawahan dapat mewujudkan apabila

pemimpin mempunyai akhlak dan sifat terpuji. Dengan cirri

pemimpin akan dikagumi oleh para pengikutnya. Pemimpin

kharismatik menekankan tujuan – tujuan ideologis yang

menghubungkan misi kelompok kepada nilai – nilai, cita – cita serta

aspirasi – aspirasi yang berakar dalam hal yang dirasakan bersama

oleh para pengikut. Selain itu juga didsarkan pada kekuatan luar

biasa yang dimiliki oleh seorang sebagai pribadi karena untuk

mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri sesorang,

harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas

kepribadian yang dimiliki adalah merupakan anugerah tuhan.

Karena posisinya yang demikian itualah maka ia dapat

dibedakan dari orang kebanyakan juga karena keunggulan

kepribadian itu, ia anggap (bahkan) diyakini memiliki kekuasaan

supra natural, manusia serba istimewa atau sekurang – kurangnya

istimewa dipandang masyarakat. Dpat dikatakan kemampuan

menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadfian dalam

mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain,

57

sehingga suasana batin mengagumi dan mengagungkan pemimpin

bersedia berbuqat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.

Kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pemimpin untuk

mencoba mempengaruhi para bawahannya yang mempeunyai

kebutuahn yang tinggi akan kekuasaan, percaya diri serta pendirian

dalam keyakinan dan cita – cita mereka sendiri dan memotivasi

pemimpin untuk mencoba mempengaruhi bawahan. Rasa percaya

diri dan pendirian yang kaut meningkatkan rasa percaya para

bawahan, seorang pemimpin tanpa pola cirri yang demikian lebih

kecil kemungkinannya akan mencoba mempengaruhi orang.

Kesuksesan mempengaruhi bawahan dapat diwujudkan

apabila pemimpin mempunyai akhlak dan sifat yang terpuji. Dengan

demikian pemimpin akan dikagumi bawahannya, serta ditambah

menekankan – menekankan tujuan ideologis yang menghubungkan

misi kelompok kepada nilai – nilai, cita – cita serta aspirasi yang

berakar dalamhal yang diraakan bersama oleh para pengikut. Serta

didasarkan pada kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh seorang

sebagi pribadi, sangat ideologis karena mengidentifikasi daya tarik

pribadi yang melekat pada diri seorang, harus dengan menggunakan

asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki

adalah merupakan anugrah tuhan.

Posisi demikian maka ia dapat dibedakan dari orang

kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap

(bahkan) diyakini memilki kekuasaan supra natural ,manusia serba

istimewa dipandang masyarakat. Kemampuan menggunakan

keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi

pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam

suasana batin mengagumi dan menggabungkan pemimpin bersedia

berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.

Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan kharismatik belum bisa diaplikasikan

58

pemimpin bidang perencanaan diperum perhutani divisi reginal 1

jawa tengah dengan baik. Karena sikap dan perlaku pemimpinnya

tidak menunjukan sebagai pemimpin yang karismatik sesuai teori

kepemimpinan kharismatik.

2) Penghambat gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan perum

perhutani dvisi regional 1 Jawa tengah adalah sebagi berikut :

a. Sifat

Sifat soerang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya

kepemimpinan untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang

pemimpin yang berhasil serta ditentukaan oleh kemampuan pribadi

pemimpin, kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas

seseorang dengan sifat, perangai. Lebih kepada pembawaan diri

pemimpin, kemampuan seorang bpemimpin untuk memperlihatkan

suatu pribadi yang kurang berkualitas, yang mempeunyai cirri –

cirri khusus yang menunjukkan dia berkualitas.

b. Kebiasaan

Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan

sebagai penentu pergerakkan perilaku seorang pemimpin yang

menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin

baik. Seperti kedatangan kekantor yang terlambat, menjaga kata –

kata jika berbicara tidak menyakitakan hati bawahan, dalam

berpenampilan pemimpin kurang rapi, bersih dan menarik.

c. Tempramen

Tempramen ada;lah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara

khasnya dalam member tanggapan dalam berinteraksi dengan orang

lain. Beberapa pemimpin bertempramen aktif sedangkan yang

lainnya tenang. Pemimpin yang mudah tersinggung, introvert

(tertutup) tidak mau menerima masukan, kritikan dan saran dan

mudah meluapkan emosi kepada bawahnnya tanpa mengetahui

maksud yang jelas sehingga mengahambat program kerja.

59

d. Watak

Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi

penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi

keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan

(endurance), pemimpin jangan yang keras tetapi bersifat tegas, lebih

bisa sabar mengahapi keadaan bawahannya kemudia lebih berani

dalam mengambil keputusan.

e. Kepribadian

Kepribadian seorang pemimpin menentukan kebrhasilannya yang

ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang

dimilikinya, kepribadian yang kuat bisa mengayomi menjadi bapak

atau pimpinan serta mengayomi, bertanggung jawab terhadap

pekerjaan dan masalah – masalah bawahan .

Oleh karena itu pemimpin bidang perencanaan harus belajar sejarah

dari para pemimpin pendahulunya agar tidak terjadi timbulnya

beberapa hal yang dapat menghambat para pemimpin untuk

menjadi pemimpin yang professional dan baik.

Hambatan yang mempengaruhi gaya kepemimpinan nantinya

dapat mempengaruhi kinerja karyawan, tentunya perum perhutani

menginginkan karyawan yang memiliki kinerja baik, dengan adanya

kinerja karyawan yang baik maka penyelesaian pekerjaan juga dapat

terselesaikan dengan baik sehingga nantinya tujuan perum perhutani

sesaui dengan petunjuk pelaksanaan teknis dapat tercapai secara optimal.

Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari pemimpin dan

bawahan sehingga dapat mengahsilkan kinerja yang biak bahkan

meningkat yang ada di bidang perencanaan perum perhutani divisi

regional 1 jawa tengah, apabila kinerja menurun pekerjaan tidak akan

selesai tepat waktu molor – molor, selain itu dapat menumpuk pekerjaan

sehingga mempengaruhi target kerja yang sudah di atur diawal program

kerja sesuai petunjuk pelaksanaa pekerjaan.

60

Temuan

Berdasarkan Penelitian Skripsi gaya kepemimpinan kepala

bidang pernecanaan di Perum Perhutani divisi regional 1 jawa tengah

hampir semua para pemimpin mempunyai standarisasi untuk menjadi

pemimpin sesuai petunjuk pelaksanaan teknis yang baik, para pemimpin

di perum perhutani tidak akan terlihat yang luar biasa atau menonjol

karena didalamnya terdapat aturan – aturan untuk menjalankan program

– program kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standarisasi yang

ada. Jadi intinya para pemimpin harus berfikir dnegan aturan yang serta

tariff dan bahan yang ada pelaksana menyelesaikan pekerjaan sesuai

waktu dan standar yang ada, akan tetapi hal-hal yang mempengaruhi

berasal dari tarif upah atau hal yang berkaitan penunjang pelaksanaan

petunjuk pelaksanaan teknis. Seperti tarif upah yang tidak relevan

dengan kondisi sekarang, standarisasi pekerjaan, alat dan peralatan &

perlengkapan perlu di perbaiki lagi.

Pemimpin dari petunjuk pelaksanaan teknis dia sudah

mensosialisasi kemudian membuat paham bawahan memberikan praktik

pelatihan, memotivasi, berkoordinasi bila terjadi masalah dan evaluasi.

Disini terlihat bawahasannya yang terjadi antara petunjuk pelaksanaan

pekerjaan dan pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dilapangan karena

adanya tariff upah yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini serta

alat – alat yang mendukung perlu diadakan standarisasi kembali,

kemudian hal tersebut yang justru mengakibatkan pencapaian program

kerja yang sesuai dengan diharapkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Maka perlu adanya evaluasi dari perusahaan umum kehutanan

Negara (PERUM PERHUTANI) untuk meninjau kembali tariff upah

yang ada dengan kondisi dilapangan saat ini. Karena tariff upah yang

tidak sesuai pasti pekerjaan di lapangan tidak jalan sesuai yang

diharapkan.

Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan perum perhutani

divisi regional 1 jawa tengah pemimpinannya bergaya demokratis terlihat

61

dari cara mereka mensosialisaikan, menerangkan, memahamkan, melatih

atau mempraktikkan petunjuk pelaksanaan teknis, menyelesaikan jika

terjadi permasalahan, evaluasi, memotivasi jika mau berangkat

kelapangan, pemimpin mau turun langsung kelapangan dan ikut serta

pelaksanaan pekerjaan dilapangan, diskusi dan pembahasan dilapangan

kemudian memotivasi dan monitoring dan terakhir evaluasi pencapaian

pekerjaan serta standarisasi petunjuk pelaksaan teknis terkait.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan Divisi Regional 1

Jawa Tengah

Suatu organisasi akan mengalami keberhasilan sebagian besar ditentukan oleh

gaya kepemimpinan organisasi tersebut. gaya kepemimpinan yang ideal adalah

dengan menggunakan semua gaya yang sebaik mungkin pada saat situasi yang

mendukung dan memenuhi kebutuhan kinerja kepemimpinan itu sendiri. dengan

demikian keberhasilan mencapai tujuan organmisasi juga bergantung pada sikap,

watak, kepribadian, dan kemampuan pemimpin yang melaksankan prose kerja

pada organisasi yang bersangkutan.

Keberhasilan suatu organisasi tidak dapat tercapai tanpa adanya gaya

kepemimpinan oleh pemimpin. Sama halnya dengan keberhasilan pencapaian

target organisasi pada bidang perncanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa

tengah tidak dapat tercapaiapabila pemimpin tidak mengaplikasikan gaya

kepemimpinan. Menurut Thoha (2010:49) Gaya kepemimpinan merupakan

norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut

mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan . Dengan adanya

gaya kepemimpinan dan tanggung jawab dari kepala bidang perencanaan

perum perhutani divi regional 1 jawa tengah dapat terealisasikan dengan

baik sehingga akan menghasilkan kinerja yang optimal pula. Menurut

Harbani (2010:175) kinerja adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu

organisasi. Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan dperum perhutani

divisi regional 1 jawa tengah secara keseluruhan cenderung termasuk kategori

kearah gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis, hal ini dilihat dari

62

pemimpin yang melakukan proses pengambilan keputusan selalu melibatkan

bawahannya dan juga kegiatan organisasi selalu didiskusikan dengan bawahan,

memberi reward and punishment, dalam pengambilan keputusan pemimpin

selalu melibatkan bawahannya untuk berdiskusi bersama, memiliki sifat terbuka

dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya untuk ikut aktif berperan

dalam membuat perencanaan program kerja yang akan dilaksanakan di

lapangan, pengambilan keputusan serta menilai kinerjanya. Kepala bidang

perencanaan divisi regional 1 jawa tengah memerankan diri sebagai

pembimbing, pengarahan, member petunjuk, serta bantuan kepada para

bawahannya. Pemimpin juga member pengarahan atau petunjukyang jelas

kepada bawahan saat sebelum kelapangan sudah dilapangan dan selesai dari

lapangan. Selain itu kepala bidang perencanaan member kepercayaan kepada

bawahan untuk ikut serta untuk menyusun program kerja yang sesuai dengan

petunjuk pelaksaan teknis dan membangun semnagat kerja kepada bawahan

dengan member promosi jabatan kepada bawahan yang berprestasi agar menjadi

acuan bawahan untuk prestasi.

Oleh karena itu dengan dilandasi adanya gaya kepemimpinan diharapkan dapat

meningkatkan rasa tanggungjawab pemimpin sehingga mampu melaksanakan

pekerjaan sebaik – baiknya. Dengan demikian proses kerja dapat berjalan lancer,

hasil kerja terelesiasikan dengan baik. Dalam Gaya kepemimpinan kepala

bidang perencanaan divisi regional 1 jawa tengah ini terdapat lima indicator

gaya kepemimpinan yaitu

1. Sifat

Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya

kepemimpinan untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang

pemimpin yang berhasil serta ditentukan oleh kemampuan pribadi

pemimpin. Kemampuan pribadi pemimpin adalah kualitas seseorang dengan

berbagai sifat atau cirri – cirri didalamnya. Sama halnya dengan kepala

bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah yang sifat

pemimpinnya menyusun program kerja dan melakukan evaluasi kemajuan

pekerjaan berkitan dengan pelaksanaan petunjuk pekerjaan untuk mencapai

63

tujuan organisasi serat menyelesaiakn masalah saat adanya penyimpangan

dari petunjuk pelaksanaan pekerjaan dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan

jika tidak mampu ke jenjang lebih tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan Kartono (2010 : 27) kepemimpinan

merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep –

konsep kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang historis,

sebab – sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama

pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.

2. Watak

Watak adalah karakter dan kepribadian struktur batin manusia yang

tampak pada kelakuan dan perbuatannya yang tertentu dan tetap seorang

pemimpin berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Watak dapat

dipengaruhi dan dididik tetapi pendidikan watak merupakan pendidikan yang

amat individual dan tergantung pada kehendak bebas dari orang lain.watak

dalam hal ini pemimpina bidang perencanaan dalam pengambilan keputusan

yang tegas, teliti, mempunyai komitemn yang kuat dalam perencanaan

program kerja.

Hal tersebut sesuai dengan Kartono (2008 : 34) watak seorang

pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu keunggulan seorang

pemimpin dalam mepengaruhi keyakinan (determination), ketekunan

(prestence), daya tahan (endurance) dan keberanian (courage).

3. Kebiasaan

Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan

sebagai penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang

menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik.

Pemimpin bidang perencanaan perum perhutani divisi regional jawa tengah

memberikan contoh dating tepat waktu, berkata baik, pulang tepat waktu,

setiap koreksi tanda tangan teliti dan tepat serta kebiasaannya melibatkan

bawahan dalam melaksanakan petunjuk pelaksanaan kerja dan pamit jika

keluar kantor atau tidak berangkat kekantor serat mematuhi perkataan atasan

64

Hal tersebut sesuai dengan Sayid (2006 : 347) pengulangan sesuatu

secara terus menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang

sama dan tanpa hubungan akal atau sesuatu yang tetanam di dalam jiwa

dari hal –hal yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat.

Perbuatan digolongkan menjadi kebiasaan ketika perbuatan tersebut

dilakukan secara berulang – ulang, tanpa melalui proses berfikir sebagai

tanggapan atau respon terhadap sesuatu dan umumnya adalah perbuatan

sehari. Peerilaku tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang umumnya

perbuatan sehari hari. Kebiasan semuanya perbuatan terpuji karena

kebiasaan juga dapat berbentuk perbuatan tercela

4. Tempramen

Gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya dalam memberi

tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain. Gaya kepemimpinan

bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah menerima

kritikan dan saran dari bawahan, menginspirasi kepercayaan diantara

bawahan, menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari organisasi yang

memiliki sifat terbuka dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya

untuk ikut aktif berperan dalam membuat perencanaan pekerjaan, keputusan

serta menilai kinerjanya, serta masih besikap emosi jika pekerjaan

bawahannya belum sesuai target yang sudah ditentukan. menginspirasi

kepercayaan diantara bawahan, mereka tulus dan mendasarkan keputusan

mereka pada moral dan nilai – nilai mereka. Bawahan cenderung merasa

terinspirasi dengan gaya pimpinan untuk mengambil tindakan dan kontribusi

ke group.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Corsini (2002) mengemukakan

pertama tenpramen sebagai pola dasar dari reaksi – reaksi individu yang

meliputi karakteristik – karakteristik seperti energy umum, perubahan

emosi, dan intensitas serta tempo dari respon – respon, kedua dengan

mempertimbangkan sebuah cirri dasar psikologi, tempramen dikatakan

mengarah pada suasana hati seseorang.

5. Kepribadian

65

Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilannya yang

ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang dimilikinya.

Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan di perum perhutani divisi

regional 1 jawa tengah dalam berkepribadian menjalankan program –

program kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standarisasi yang ada,

Bawahan di dorong untuk berbagi ide dan opini, meskipun pemimpin

mempertahankan kata akhir atas keputusan – keputusan, bawahan merasa

lebih terlibat dalam proses kreativitas yang didorong dan di hargai dalam

setiap kesempatan pekerjaan tanpa ada gap antara atasan dan bawahan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono (2006 : 6) sifat dan tingkah

laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi

karakteristik dari struktut – struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian,

kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang segala sesuatu mengenai

diri sesorang sebagaimana diketahui orang lain.

Kesimpulan hasil penelitian sebagian besar mereka pemahaman dari

JUKLAK (petunjuk pelaksanaan pekerjaan) yang disampaiakan oleh

pemimpin mereka banyak cukup paham karena di situ terdapat semacam

diskusi dilanjutkan pelatihan-pelatihan, tingkat kesulitan dan permasalahan

yang ada di lapangan dapat diantisispasi dengan mereka paham tentang apa

yang dimaksud dalam juklak tersebut , cara penanganan terhadap satu

permasalahan sudah cukup memuaskan karena ada interaksi timbal balik

atasan dan bawahannya. Pemimpinan mereka mempunyai rasa tanggung

jawab yang besar terhadap bawahannya dengan terjun langsung untuk

menyelesaikan permasalahan yang timbul jadi permasalahan itu tidak

dibiarkan berlarut-larut tetapi dengan cepat diselesaikan saat itu juga.

Pemimpinan mereka menerapkan bawahan sebagai rekan kerja

dengan rasa kekeluargaan jadi tidak dibuatkan jarak antara atsan dan

bawahan agar supaya informasi atau permasalahan-permasalahan yang ada

dapat sampai kepada pimpinannya , disamping itu untuk memudahkan bagi

bawahan dalam bekarja mereka merasa di hargai sebagai bawahan mereka

sengang dengan rasa kekeluargaan dan kepercayaan.

66

Disisi lain ada beberapa masalah yang tidak di sebabkan kesalahan

manusia (human error) tetapi ada hal-hal penunjang seperti tarif yang

menyebabkan penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan pekerjaan (JUKLAK) yang diharapkan, dalam pelaksanaannya

mereka staf/bawahan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tariff yang

diberikan , sebagai staf/bawahan mereka harus berperilaku efektif dan

efeisien sehingga pekerjaan yang ditugaskan kepada staf/bawahan dari

atasan tidak selesai dengan sempurna

Maka para pemimpin harus bisa lebih bijaksana dalam penyesuaian

atau standarisasi di lapangan agar tarif yang ada dengan standarisasi

penyelesaian pekerjaan mendekati sempurna sesuai petunjuk pelaksanaan

teknis (JUKLAK) di perum perhutani, serta kepala bidang perencanaan

dalam memotivasi bawahan masing kurang dalam menyelesaikan pekerjaan

lapangan maupun di kantor.