BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian pada
Bidang Perencanaan di Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah,
selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan di Perum
Perhutani. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain atau bawahan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perum Perhutani Divisi Regional 1 Jawa Tengah
Perum perhutani adalah badan usaha milik Negara di Indonesia yang
memiliki tugas dan wewenang untuk meneyelenggarakan perencanaan,
pengurusan, pengusahaan dan perlindungan hutsn diwilayah kerjanya. Perum
Perhutani ( perusahaan umum kehutanan negara) pertama kali kali didirikan
berdasarkan PP No.15 Tahun 72 dan di ubah dengan PP No.36 Tahun 86
tentang perusahaan umum (Perum). Peraturan yang mendasari terbentuknya
perhutani diatur kembali yaitu dengan PP No.53 Tahun 99 tentang perusahaan
umum kehutanan Negara (Perum perhutani). Kemudian berdasarkan akte
notaries imas Fatima No.3 tanggal 2 juli tahun 2001 yang merupakan tindak
lanjut dari PP No.14 tahun 2001 tanggal 23 maret 2001 tentang pengalihan
bentuk perusahaan umum kehutanan Negara ( Perum perhutani) menjadi
perusahaan perseroan (persero) .
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kerja Perum Perhutani
41
Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari menteri
kehakiman dan ham SK No. C 05080. HT .01.01 Tahun 2001 tanggal 7
agustus 2001. Berdasarkan PP No.30 Tahun 2003 Tentang perusahaan umum
kehutanan Negara yang telah dicatat dalam lembaran Negara republic Negara
tahun 2003 no.67 bentuk badan hokum perusahaan berubah kembali menjadi
perusahaan umu kehutanan Negara (Perum perhutani ). Kemudian peraturan
perum perhutani diatur kembali terakhir kembali dengan PP No.72 tahun 2010
tanggal 22 oktober 2010. Sesuai dengan PP No.72 tahun 2010 pasal 11
maksud dan tujuan perusahaan menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk
kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang berhubungan
dengan pengelolaan hutan dan hasil hutan yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau oleh masnyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan hutan lestari dan
prinsip tata kelola yang baik Perum perhutani adalah perusahaan yang
bergerak di bidang Kehutanan (khususnya di Pulau Jawa dan Madura) dan
mengemban tugas serta wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan
pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) dengan memperhatikan aspek
produksi/ekonomi, aspek social dan aspek lingkungan. Dalam operasionalnya,
Perum Perhutani berada di bawah koordinasi Kementerian BUMN dengan
bimbingan teknis dari Departemen Kehutanan.Perum Perhutani mempunyai
kisah panjang dalam sejarah pembentukannya, diawali dengan terbentuknya
Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah)
tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164.
Sejarah hutan di bawah kekuasaan Hindia Belanda itu segera berakhir
setelah Indonesia memproklamasikan diri sebagai Negara merdeka pada 17
Agustus 1945. Hak, kewajiban, tanggung jawab, dan kewenangan pengelolaan
hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda q.q. den
Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan
kepada Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan
Peralihan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang berbunyi: “Segala
badan negara dan peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama belum
diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini. ”Dengan disahkannya
42
Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam Lampiran Buku
I, Jilid III, Paragraf 493 dan paragraph 595, industri kehutanan ditetapkan
menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk
membiayai proyek-proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551).
Pada waktu itu direncanakan untuk mengubah status Jawatan Kehutanan
menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial.
Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 19 tahun 1960 yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal
29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak tanggal 1 Januari 1961 tentang
Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status Jawatan Kehutanan
menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan
Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”. Perum Perhutani
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya berada di
bawah Departemen Kehutanan diberi tanggung jawab dan hak pengelolaan
hutan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak tahun
1972 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972. Wilayah
kerja Perum Perhutani selanjutnya diperluas pada tahun 1978 dengan
masuknya kawasan hutan Negara di Provinsi Jawa Barat berdasarkan PP
Nomor 2 tahun 1978.
Dalam perkembangan selanjutnya, penugasan Perum Perhutani mengalami
penyesuaian dengan ditetapkannya PP Nomor 36 tahun 1986 tentang
Perusahaan Umum Kehutanan Negara dan disempurnakan pada tahun 1999
melalui penetapan PP Nomor 53 tahun 1999 tentang Perusahaan Umum
Kehutanan Negara (Perum Perhutani). Pada tahun 2001 bentuk pengusahaan
Perum Perhutani ditetapkan oleh pemerintah sebagai BUMN berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) Perhutani melalui PP Nomor 14 tahun 2001.
Berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tanggung jawab sosial dan
lingkungan yang dimiliki PT. Perhutani, bentuk pengusahaan PT. Perhutani
tersebut kembali menjadi BUMN dengan bentuk Perum berdasarkan PP
Nomor 30 tahun 2003 yang selanjutnya dalam perjalanannya Peraturan
43
Pemerintah tersebut digantikan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun
2010 yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.
Dari sejarah awal berdirinya Perhutani tersebut, terlihat ada fungsi
strategis yang diemban oleh perusahaan ini untuk memberikan kontribusi
kepada negara dalam bentuk pundi-pundi penerimaan negara. Tugas semacam
ini telah Perum Perhutani emban hingga kini, karena sebagai BUMN Perum
Perhutani juga harus menjadi lokomotif pertumbuhan perekonomian nasional.
Dalam kumparan waktu tersebut, banyak perubahan sosial, ekonomi dan
politik yang berpengaruh terhadap Perum Perhutani. Contohnya, pasca
reformasi, sebagaimana hutan-hutan yang lain, hutan-hutan Perum Perhutani
juga dijarah secara besar-besaran oleh masyarakat. Kondisi ini menyebabkan
hutan Perum Perhutani menjadi kerontang bahkan gundul, hingga bisnis
Perum Perhutani juga sempat merosot.
Dalam konteks inilah, peran strategis Perum Perhutani juga
bertransformasi. Jika sebelumnya hanya berperan dalam system perekonomian
nasional, pasca reformasi Perum Perhutani juga berperan dalam mendukung
sistem kelestarian lingkungan, dan sistem sosial budaya, khususnya dalam
memberdayakan masyarakat di sekitar hutan, agar mereka bisa merasakan
manfaat adanya hutan di satu sisi. Pada sisi lain masyarakat juga terlibat dalam
mengelola dan mengamankan hutan dari penjarahan. Dalam kondisi hutan
yang rusak tersebut, untuk menjalankan fungsi strategis untuk mendukung
sistem kelestarian lingkungan hidup, Perum Perhutani kini giat melakukan
penanaman hutan.
Berdasarkan keputusan direksi No.345/KPTS/DIR/2012 tanggal 24 juli
2012 struktur organisasi perum perhutani meliputi kantor pusat, kantor
unit/divisi regional, kesatuan pemangku hutan (KPH),pusdiklat SDM dan
puslitbang SDH. Masing-masing unit atau bagian dipimpin oleh
direktur/deputi sehingga tugas, wewenang, dan tanggung jawab di delegasikan
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Perum perhutani memiliki 7 direktur yang
membawahi setiap fungsi organisasi yaitu direktur utama, direktur keuangan,
direktur SDM dan umum, direktur perencanaan dan pengembangan, direktur
44
pengelolaan sumber daya hutan (SDH) dan pengembangan usaha hutan rakyat
(PUHR) , direktur industry kayu dan non kayu serta direktur pemasaran.
Perum perhutani dalam melaksanakan kegiatan usahanya dibagi
menjadi tiga divisi regional usaha, satu pusat penelitian dan pengembangan,
serta pusat pendidikan pelatihan SDM
1. Divisi regional 1 jawa tengah berkantor pusat di semarang dan
membawahi 20 kesatuan pemangkuan hutan (KPH). Dua Kesatuan
bisnis mandiri (KBM) pemasaran kayu, dua kbm industry dan satu
kbm industry non kayu, satu kbm agroforestri, satu kbm jasa
lingkungan dan produksi lainnya, satu kbm trading dan satu biro
perencanaan sdh dan pengembangan perusahaan.
2. Divisi regional II jawa timur
Terdiri dari 23 KPH, 3 KBM pemasaran dan 1 KBM industry kayu
3. Divisi regional III jawa barat
Teridiri dari 14 KPH, 1 KBM pemasaran, 1 industri kayu dan non
kayu.
45
Berdasarkan profil Perum Perhutani Biro Perencanaan dan PU Unit
1 Jawa Tengah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa Tengah
Nama : Biro Perencanaan dan PU Unit 1 Jawa
Tengah
Alamat : Jl. Yos Sudarso No.13 Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
Kepala Biro : Slamet Muhroji M.Si
Jumlah karyawan : 6 karyawan
Telepon :
Email :
4.1.2 Visi dan Misi Perum Perhutani
a. Visi Perum Perhutani.
Mengelola sumberdaya hutan secara lestari (planet)
b. Misi Perum Perhutani.
1) Mengelola Sumberdaya Hutan secara Lestari (Planet)
2) Meningkatkan Manfaat Pengelolaan Sumberdaya Hutan bagi
Seluruh Pemangku Kepentingan (People)
3) Menyelenggarakan Bisnis Kehutanan dengan Prinsip Good
Corporate Governance
46
c. Kegiatan perusahaan
Perusahaan menyelenggarakan kegiatan usaha utama sebagai berikut
1. Tata hutan penyususnan rencana pengelolaan hutan
2. Pemanfaatan hutan, yang meliputi pemanfaatan kawasan,
pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan
bukan kayu, pemungutan kayu dan non kayu
3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan
4. Perlindungan hutan dan konservasi alam
5. Pengelolaan hasil hutan menjadi bahan baku atau bahan jadi
6. Pendidikan dan pelatihan di bidang kehutanan
7. Penelitian dan pengembangan bibitan kehutanan
8. Pengembangan agroforestri
9. Membangun dan mengembangkan hutan rakyat dan atau hutan
tanaman rakyat
10. Perdagangan hasil hutan dan hasil produksi sendiri maupun
produksi pihak lain
4.1.3 Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan Perum Perhutani
Divisi Regional 1 Jawa Tengah
Gaya kepemimpinan tentunya di butuhkan untuk meningkatkan
kinerja karyawan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan optimal.
Tanpa adanya gaya kepemimpinan yang ada dalam diri pemimpin, maka
sebagai orang yang berada diatas bawahan di organisasi pemimpin akan
merasa lebih dihormati sehingga ada pembatas antara pimpinan dan
bawahan. Gaya kepemimpinan mempengaruhi perilaku perilaku
bawahannya dalam menjalankan tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan
merupakan salah satu posisi kunci dimana seorang pemimpin harus bisa
mempengaruhi, mengarahkan, dan menunjukan kemampuannya kepada
bawahan yang dipimpinnya agar semua tujuan perusahaan bisa tercapai
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan atau standar operasional
prosedur (SOP) yang telah ditetapkan organisasi.
47
1) Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan divisi regional 1 jawa
tengah dalam kegiatan organisasi pimpinan mengaplikasikan tipe – tipe
gaya kepemimpinan yaitu : tipe gaya kepemimpinan otokratis, tipe gaya
kepemimpinan demokratis, tipe gaya kepemimpinan paternalistic, tipe
gaya kepemimpinan militeristis, tipe gaya kepemimpinan kharismatic.
a. Tipe gaya kepemimpinan otokratis (outhoritative, dominator)
Gaya kepemimpinan dalam tipe ini mendasarkan seorang
pemimpin bidang perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan mendasarkan diri
pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak dan harus di penuhi oleh
bawahan saat menyelesaikan program kerjaa sebelum di lapangan
dengan memotivasi maupun setelah kelapangan atau mengevaluasi
serta di kantor. Pemimpin berperan sebagai pemain tunggal
sehingga ada batasan antara pemimpin dan bawahan, sehingga
dalam penyelesaian pekerjaan pimpinan tidak mau dilibatkan
dengan bawahan serta berambisi untuk menguasai
Setiap Perintah dan kebijakan kepala bidang bidang
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya, sehingga
bawahannya hanya menerima perintah dan kebijakan yang
diberikan oleh pimpinan tanpa menerima pendapat dahulu dengan
bawahan sehingga bawahan tidak dapat memberikan saran atau
kritikan. Bawahan tidak pernah di beri informasi yang mendetail
tentang rencana dan tidakan yang akan dilakukan, pimpinan bekerja
sendiri tanpa melibatkan baawahan rencana kerja selanjutnya yang
sudah diatur di petunjuk pelaksanaan pekerjaan tanpa melibatkan
bawahan.
Sebagai bawahan hanya mengikuti perintah dari
pimpinannya, bawahan tidak pernah diberi informasi mendetail
mengenai rencana dan tindakan yang harus di lakukan, sehingga
bawahan seperti robot yang diatur tanpa bisa melakukan pekerjaan
dengan inisiatif sendiri. semua pujian dan kritik terhadap segenap
48
anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, tanpa melihat dan
mengamati setiap pekerjaan yang dilakukan bawahan, pemimpin
memberikan pujian terhadap bawahan yang hanya di sukainya
meskipun pekerjaan yang dilakukan sesuai putunjuk pelaksanaan
atau belum, sikap yang di tunjukkan seorang pemimpin selalu ingin
di eklusivkan oleh bawahannya serta sikap dan prinsipnya sangat
konservatif, kuno, kaku, ketat dan kaku, pemimpin tidak bisa
mengikuti perkembangan zaman yang modern sehingga susah untuk
menyesuaikan diri dengan tantangan zaman yang berkembang kea
rah modern, sehingga dapat menimbulkan sebuah rasa kebencian
bawahan bilaman terjadi ketidakadilan seorang pimpinan terhadap
perlakuan yang berbeda diantara bawahannya dan berakibat pada
tercerai bberainya koordinasi yang fatalnya tentu akan membawa
kehancuran bagi oranisasi yang di pimpinannya.
Menumbuhkan rasa yang ketakutan yang berlebih bentuk
pemasungan atas ide –ide kreatifitas bawahan karena ide – ide atau
kreatifitas bawahan tidak dapat berkembang hanya monoton serta
menumbuhkan rasa ketakutan mendalam mengungkapakan
pendapat atau pembunuhan karakter terhadap ide dan kraetifitas
bawahannya yang seharusnya tidak terjadi bilamana organisasi
menghendaki kemajuan, kebenaran atas penyelesaian konflik
internal terjadi perselisihan atau sengketa di tubuh organisasi
tersebut yang berakibat adanya pemberontakan – pemberontakan
terhadap atasan dan pemusuhan diantara bawahan dan atasan.
Tipe gaya kepemimpinan seperti ini tidak memiliki planning
yang kuat, karena segala bidang dicakupinya tanpa melibatkan
bawahan sehingga bawahan hanya terima jadi, cenderung tidak
manusiawi/ semena – mena karena memperlakukan bawahan hanya
sebagai alat untuk kepentingan pribadinya serta cenderung lebih
banyak melakukan penyelewengan atas pelaksanaan peraturan –
49
peraturan organisasi karena tidak adanya control dan lebih parahnya
jika pimpinan sampai melakukan korupsi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang
perencanaan dan beberapa staf mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan kepala bidang perencanaan tidak dalam kategori
gaya kepemimpinan yang otoriter untuk mencapai tujuan organisasi.
Pemimpinan mereka menerapkan bawahan sebagai rekan kerja
dengan rasa kekeluargaan jadi tidak dibuatkan jarak antara atsan
dan bawahan agar supaya informasi atau permasalahan-
permasalahan yang ada dapat sampai kepada pimpinannya ,
disamping itu untuk memudahkan bagi bawahan dalam bekarja
mereka merasa di hargai sebagai bawahan mereka sengang dengan
rasa kekeluargaan dan kepercayaan.
b. Tipe gaya kepemimpinan demokratis (partisipative leader)
Kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai
factor utama dan terpenting, setiapa orang akan dihargai dan
dihormati sebagai manusia yang memiliki kemampuan, kemauan,
pikiran, minat, perhatian dan pendapat yang berbeda antarsatu
dengan yang lainnya. Oleh karena itu setiap pekerjaan di oranisasi
mengikutsertakan dalam semua kegiatan organisasi, keterlibatannya
sesuai dengan posisi yang masing – masing memiliki wewenang
dan tanggungjawab bagi tercapainya tujuan organisasi sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan pekerjaan (JUKLAK).
Kepala bidang perencanaan yang demokratis menyadari
bahwa dirinya merupakan bagian dari organisasi yang memiliki sifat
terbuka dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya untuk
ikut aktif berperan dalam membuat perencanaan pekerjaan,
keputusan serta menilai kinerjanya. Kepala bidang perencanaan
yang demokratis memerankan diri sebagai pembimbing,
pengarahan, member petunjuk, serta bantuan kepada para
bawahannya. Oleh karena itu dalam rapat kerja, kepala bidang
50
perencanaan ikut melibatkan diri dan melibatkan bawahannya
secara langsung dan membuka interaksi dengan bawahnnya serta
mengikuti berbagai kegiatan rapat kerja perusahaan.
Tujuannya pimpinan terlibat dan melibatkan bawahannya
adalah memotivasi bawahan agar semangat dalam bekerja sesuai
dengan target yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan pekerjaan
(JUKLAK). Selain itu dengan terlibatnya bawahan oleh pimpinan
dan sebaliknya secara langsung dapat mempengaruhi tingkah laku
karyawan pada saat bekerja. Pencapaian kineja dapat dilihat dari
dua hal yaitu kualitas dan kuantitas. Kualitas berkaitan dengan
sesuai atau tidaknya pekerjaan diselesaikan, sedangkan kuantitas
berkaitan dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
Sasaran kerja karyawan ditentukan sendiri yang tentunya
dapat diharapkan sesuai dengan konsistensi terhadap apa yang
dicapai sesuai dengan tercapainya target kerja organisasi, dalam hal
membuat tercapainya tujuan organisasi sasaran tersebut harus
disetujui terlebih dahulu oleh pimpinan bidang perencanaan.
Dikarenakan dalam membuat tercapainya tujuan organisasi sesuai
petunjuk pelaksanaan pekerjaan.
Gaya kepemimpinan demokratis kemampuan kerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagi
kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan
dan bawahan. Setiap bawahan diberi kesempatan untuk
berpartisipasi, ide – ide dipertukarkan secara bebas saat rapat kerja
maupun saat dilapangan. Pemimpin demokratis dibebankan dengan
memutuskan siapa dalam organisasi dan siapa yang berkontribusi
pada keputusan yang dibuat organisasi.
Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya
kepemimpinan yang paling efektif dan mengarahkan ke
poduktivitas yang lebih tinggi, kontribusi yang lebih baik dari
51
anggota organisasi lainnya dan meningkatkan semangat organisasi.
Bawahan di dorong untuk berbagi ide dan opini, meskipun
pemimpin mempertahankan kata akhir atas keputusan – keputusan,
bawahan merasa lebih terlibat dalam proses kreativitas yang
didorong dan di hargai dalam setiap kesempatan pekerjaan tanpa
ada gap antara atasan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan demokrasi yang kuat menginspirasi
kepercayaan diantara bawahan, mereka tulus dan mendasarkan
keputusan mereka pada moral dan nilai – nilai mereka. Bawahan
cenderung merasa terinspirasi dengan gaya pimpinan untuk
mengambil tindakan dan kontribusi ke group. Pemimpin yang baik
juga cenderung mencari opini atau pendapat serta saran dan
masukan yang beragam dan tidak mencoba untuk mementingkan
keputusan dari dirinya sendiri sehingga dapat merangkul dan
melibatkan semua elemen dari pendapat – pendapat yang akan
diberikan oleh organisasi yang dipimpin.
Karena anggota organisasi didorong untuk berbagi pikiran
mereka, kepemimpinan demokratis dapat memipin untuk ide – ide
yang lebih baik dan solusi yang lebih kreatif untuk menyelesaikan
masalah yang ada. Bawahan juga merasa lebih terlibat dan
berkomitmen untuk proyek – proyek, membuat mereka lebih
mungkin untuk peduli tentang hasil akhir, pemimpin juga
menunjukkan ke produtivitas yang lebih tinggi diantara anggota
kelompok.
Selain mempunyai kelebihan gaya kepemimpinan tetapi juga
mempeunyai kekurangan dalam situasi dimana peran tidak jelas
atau waktu adalah esensi, kepemimpinan demokratis dapat
mnyebabkan kegagalan komunikasi dan proyek yang belum selesai.
Dalam beberapa kasus anggota kelompok mungkin tidak memiliki
pengetahuan yang di perlukan atau keahlian untuk membuat
52
kontribusi yang memiliki kualitas untuk proses pengambilan
keputusan.
Pemimpin yang demokratik dimana pemimpin selalu
bersedia menerima dan menghargai saran – saran, pendapat dan
nasehat dari staf dan bawahan melalui forum musyawarah untuk
mencapai kata sepakat. Kepemimpina demokratisk yaitu
kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah, kegiatan – kegiatan
penegendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggungjawab.
Pembagian tugas disertai pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab yang jelas memungkinkan setiap bawahan
berpartisipasi secara aktif serta bekerja terbaik dalam situasi dimana
bawahan terampil dan bersemangat untuk berbagi pengetahuan.
c. Gaya kepemimpinan paternalistic
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistic tentang
peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai
oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud
keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang
bersifat melindungi layaknya dijadikan sebagai tempat bertanya dan
untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap
kepentingan dan kesejahteraan bawahnnya. Pemimpin yang
paternalistic mengharapkan agar legitimasi kepemimpinannya
merupakan penerimaaan atas peranannya yang dominan dalam
kehidupan organisasi.
Gaya kepemimpinan paternalistic memiliki sifat kebapakan,
mereka menggangap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan
perlu dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin selalu
melindungi bawahnnya serat memiliki sifat maha tahu yang besar
sehingga jarang memberikan untuk mengambil keputusan. Mereka
bersikap melindungi jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, mereka hamper tidak
pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk inisiatif dan
53
memberikan atau hamper tidak pernah memberikan kesempatan
pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajiansi dan
daya kreativitas mereka sendiri serta selalu beriskap maha tahu dan
maha benar.
Kelebihannya pemimpin pasti memiliki sifat yang tegas
dalam mengambil keputusan bawahan akan merasa aman karena
mendapat perlindungan, sedangkan kekurangnnya bawahan tidak
memilki inisiatif dalam bertindak karena tidak diberi kesempatan
keputusan yang diambil tidak berdasarkan musyawarah bersama
karena menganggap dirinya imanjinasi dan kreativitas para pengikut
cukup rendah karena tidak ada kesempatan untuk
mengembangkannya.
Berdasarkan hasil wawancara Gaya kepemimpinan yang
paternalisti tidak dapat diaplikasikan atau diterapkan di perum
perhutani divisi regional 1 ajwa tengah, biasanya diaplikasikan oleh
guru di sekolah karena lebih cocok untuk mendidik siswa siswi di
sekolah, dalam masa belajar sedangka jika di gaya kepemimpinan
paternalistic diaplikasikan di bidang perencanaan perum perhutani
tidak cocok, karena sebagian karyawan sudah dewasa yang mandir
dalam menyelesaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi
sesuai petunjuk pelaksanaan pekerjaan.
d. Gaya kepemimpinan militeristik
Perlu diperhatiakn terlebih dahulu bahwa yang dimaksud
dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang
pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin organisasi militer
ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat, kebanyakan system
perintah yang sering digunakan, senang bergantung pada pangkat
dan jabatan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahannya, komunikasi hanya berlangsung satu arah, serta tidak
menghendaki saran usul sugesti dan kritikan – kritikan dari
bawahannya.
54
Gaya kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan
gaya kepemimpinan otoriter.
Gaya kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang
memiliki disiplin tinggi dan biasanya menyukai hal – hal yang
formal. Menghenadaki kepatuhan mutlak dari bawahan, sangat
menyenangi formalitas upacar – upacara ritual dan tanda – tanda
kebesaran yang berlebihanMenerapkan system komando dalam
menggerakkan bawahannya untuk melakukan perintah, serta
menggunakan pangkat dan jabatan dalam mempengaruhi bawahan
bertindak agar bawahan mengikuti apa yang di perintah oleh
pimpinan. Kelebihan gaya kepemimpinan militeristik tegas dan
tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil
keputusan, bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi serta
bawahan akan merasa aman dan terlindungi. Sedangkan untuk
kekurangan gaya kepemimpinan militeristik yaitu suasana
cenderung kaku karena lingkungan yang formal sehingga ada
pembatas antara pimpinan dan bawahan, pemimpin sukar dalam
menerima kritikan dan saran dari bawahan, seorang pemimpin tidak
mau dikritik maupun diberi saran oleh bawahan yang dianggap
sebagai junior, bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman
karena banyak aturan dan sifat keras pemimpin.
Dari sifat – sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin
militeristik jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan
merupakan pemimpin yang ideal, yang tidak dapat diaplikan
pimpinan bidang perencanaan di perum perhutani divisi regional 1
jawa tengah karena bukan organisasi militer.
Berdasarkan hasil wawancara Bidang perencanaan perum
perhutani divisi regional 1 jawa tengah bukan organisasi militer
tetapi BUMN dibawah komando kementrian badan usaha miliki
Negara dan menteri lingkungan dan kehutanan serta lebih ke pada
program kerja serta lapangan bukan untuk keamanan Negara. Gaya
55
kepemimpinan militeristik lebih cocok diaplikasikan di organisasi
militer seperti TNI dan polisi untuk menjaga keamanan dan
keutuhan Negara.
e. Gaya kepemimpinan Kharismatik
Keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan
yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seorang untuk
membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap
dirinya atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas
kepribadian individu. Pemimpin kharismatik menampilkan cirri –
cirri sebagai berikut : (a) memiliki visi yang amat kuat atau
kesadaran tujuan yang jelas (b) mengkomunikasikan visi itu secara
efektif (c) mendemostrasikan konsistensi dan focus (d) mengetahui
kekuatan – kekuatan sendiri dan memanfaatkannya
Gaya kepemijmpinan karismatik terlihat mirip dengan
kepemimpinan transformasional, dimana pemimpin menyuntikkan
antusiasme tinggi pada tim dan sangat energik dalam mendorong
untuk maju. Namun demikian pemimpin karismatik cenderung lebih
percaya pada dirinya sendiri daripada timnya. Ini bisa menciptakan
resiko sebuah proyek atau bahkan organisasi akan kolaps bila
pemimpinnya pergi. Sedangkan di perum perhutani antara bawahan
dan pimpinan masih terjaga komunuikasinya, program kerja yang
dilaksanakan sebelum dan sesudah dilapangan sebagai tolak ukur
bawahan dan pimpinan. Sehingga kalau gaya kepemimpinan
karismatik tersebut tidak seseuai dengan gaya kepemimpinan
bidang perencanaan perum perhutani divisi regiona l jawa tengah.
Gaya kharismatik jika diaplikasikan pimpinan bidang di
perum perhutani bisa menciptakan resiko sebuah proyek atau
bahkan organisasi akan kolaps bila pemimpinnya pergi,sedangkan
membawa tanggung jawab yang besar dan membutuhkan komitmen
jangka panjang dari pemimpin. Daya tarik pemimpin yang sangat
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar
56
dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelasakn secara konkrit
mengapa orang tertentu bisa dikagumi. Pengikutnya tidak
mempersoalkan nilai, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan
pemimpin.
Gaya kepemimpijnan kharismatik di diaplikasikan di perum
perhutani mempunyai kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan,
percaya diri, serta pendirian dalam keyakinan dan cita – cita mereka
sendiri. suatu kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pemimpin
tersebut untuk mencoba mempengaruhi para pengikut. Rasa percaya
diri dan pendirian yang kaut terhadap pertimbangan dan pendapat
pemimpin tersebut. Seorang pemimpin tanpa pola cirri yang
demikian lebih kecil kemungkinannya untuk berhasil.
Kesuksesan memmpengaruhi bawahan dapat mewujudkan apabila
pemimpin mempunyai akhlak dan sifat terpuji. Dengan cirri
pemimpin akan dikagumi oleh para pengikutnya. Pemimpin
kharismatik menekankan tujuan – tujuan ideologis yang
menghubungkan misi kelompok kepada nilai – nilai, cita – cita serta
aspirasi – aspirasi yang berakar dalam hal yang dirasakan bersama
oleh para pengikut. Selain itu juga didsarkan pada kekuatan luar
biasa yang dimiliki oleh seorang sebagai pribadi karena untuk
mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri sesorang,
harus dengan menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas
kepribadian yang dimiliki adalah merupakan anugerah tuhan.
Karena posisinya yang demikian itualah maka ia dapat
dibedakan dari orang kebanyakan juga karena keunggulan
kepribadian itu, ia anggap (bahkan) diyakini memiliki kekuasaan
supra natural, manusia serba istimewa atau sekurang – kurangnya
istimewa dipandang masyarakat. Dpat dikatakan kemampuan
menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadfian dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain,
57
sehingga suasana batin mengagumi dan mengagungkan pemimpin
bersedia berbuqat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.
Kebutuhan akan kekuasaan memotivasi pemimpin untuk
mencoba mempengaruhi para bawahannya yang mempeunyai
kebutuahn yang tinggi akan kekuasaan, percaya diri serta pendirian
dalam keyakinan dan cita – cita mereka sendiri dan memotivasi
pemimpin untuk mencoba mempengaruhi bawahan. Rasa percaya
diri dan pendirian yang kaut meningkatkan rasa percaya para
bawahan, seorang pemimpin tanpa pola cirri yang demikian lebih
kecil kemungkinannya akan mencoba mempengaruhi orang.
Kesuksesan mempengaruhi bawahan dapat diwujudkan
apabila pemimpin mempunyai akhlak dan sifat yang terpuji. Dengan
demikian pemimpin akan dikagumi bawahannya, serta ditambah
menekankan – menekankan tujuan ideologis yang menghubungkan
misi kelompok kepada nilai – nilai, cita – cita serta aspirasi yang
berakar dalamhal yang diraakan bersama oleh para pengikut. Serta
didasarkan pada kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh seorang
sebagi pribadi, sangat ideologis karena mengidentifikasi daya tarik
pribadi yang melekat pada diri seorang, harus dengan menggunakan
asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki
adalah merupakan anugrah tuhan.
Posisi demikian maka ia dapat dibedakan dari orang
kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap
(bahkan) diyakini memilki kekuasaan supra natural ,manusia serba
istimewa dipandang masyarakat. Kemampuan menggunakan
keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam mempengaruhi
pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga dalam
suasana batin mengagumi dan menggabungkan pemimpin bersedia
berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan kharismatik belum bisa diaplikasikan
58
pemimpin bidang perencanaan diperum perhutani divisi reginal 1
jawa tengah dengan baik. Karena sikap dan perlaku pemimpinnya
tidak menunjukan sebagai pemimpin yang karismatik sesuai teori
kepemimpinan kharismatik.
2) Penghambat gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan perum
perhutani dvisi regional 1 Jawa tengah adalah sebagi berikut :
a. Sifat
Sifat soerang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya
kepemimpinan untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang
pemimpin yang berhasil serta ditentukaan oleh kemampuan pribadi
pemimpin, kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas
seseorang dengan sifat, perangai. Lebih kepada pembawaan diri
pemimpin, kemampuan seorang bpemimpin untuk memperlihatkan
suatu pribadi yang kurang berkualitas, yang mempeunyai cirri –
cirri khusus yang menunjukkan dia berkualitas.
b. Kebiasaan
Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan
sebagai penentu pergerakkan perilaku seorang pemimpin yang
menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin
baik. Seperti kedatangan kekantor yang terlambat, menjaga kata –
kata jika berbicara tidak menyakitakan hati bawahan, dalam
berpenampilan pemimpin kurang rapi, bersih dan menarik.
c. Tempramen
Tempramen ada;lah gaya perilaku seorang pemimpin dan cara
khasnya dalam member tanggapan dalam berinteraksi dengan orang
lain. Beberapa pemimpin bertempramen aktif sedangkan yang
lainnya tenang. Pemimpin yang mudah tersinggung, introvert
(tertutup) tidak mau menerima masukan, kritikan dan saran dan
mudah meluapkan emosi kepada bawahnnya tanpa mengetahui
maksud yang jelas sehingga mengahambat program kerja.
59
d. Watak
Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi
penentu bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhi
keyakinan (determination), ketekunan (persistence), daya tahan
(endurance), pemimpin jangan yang keras tetapi bersifat tegas, lebih
bisa sabar mengahapi keadaan bawahannya kemudia lebih berani
dalam mengambil keputusan.
e. Kepribadian
Kepribadian seorang pemimpin menentukan kebrhasilannya yang
ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang
dimilikinya, kepribadian yang kuat bisa mengayomi menjadi bapak
atau pimpinan serta mengayomi, bertanggung jawab terhadap
pekerjaan dan masalah – masalah bawahan .
Oleh karena itu pemimpin bidang perencanaan harus belajar sejarah
dari para pemimpin pendahulunya agar tidak terjadi timbulnya
beberapa hal yang dapat menghambat para pemimpin untuk
menjadi pemimpin yang professional dan baik.
Hambatan yang mempengaruhi gaya kepemimpinan nantinya
dapat mempengaruhi kinerja karyawan, tentunya perum perhutani
menginginkan karyawan yang memiliki kinerja baik, dengan adanya
kinerja karyawan yang baik maka penyelesaian pekerjaan juga dapat
terselesaikan dengan baik sehingga nantinya tujuan perum perhutani
sesaui dengan petunjuk pelaksanaan teknis dapat tercapai secara optimal.
Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dari pemimpin dan
bawahan sehingga dapat mengahsilkan kinerja yang biak bahkan
meningkat yang ada di bidang perencanaan perum perhutani divisi
regional 1 jawa tengah, apabila kinerja menurun pekerjaan tidak akan
selesai tepat waktu molor – molor, selain itu dapat menumpuk pekerjaan
sehingga mempengaruhi target kerja yang sudah di atur diawal program
kerja sesuai petunjuk pelaksanaa pekerjaan.
60
Temuan
Berdasarkan Penelitian Skripsi gaya kepemimpinan kepala
bidang pernecanaan di Perum Perhutani divisi regional 1 jawa tengah
hampir semua para pemimpin mempunyai standarisasi untuk menjadi
pemimpin sesuai petunjuk pelaksanaan teknis yang baik, para pemimpin
di perum perhutani tidak akan terlihat yang luar biasa atau menonjol
karena didalamnya terdapat aturan – aturan untuk menjalankan program
– program kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standarisasi yang
ada. Jadi intinya para pemimpin harus berfikir dnegan aturan yang serta
tariff dan bahan yang ada pelaksana menyelesaikan pekerjaan sesuai
waktu dan standar yang ada, akan tetapi hal-hal yang mempengaruhi
berasal dari tarif upah atau hal yang berkaitan penunjang pelaksanaan
petunjuk pelaksanaan teknis. Seperti tarif upah yang tidak relevan
dengan kondisi sekarang, standarisasi pekerjaan, alat dan peralatan &
perlengkapan perlu di perbaiki lagi.
Pemimpin dari petunjuk pelaksanaan teknis dia sudah
mensosialisasi kemudian membuat paham bawahan memberikan praktik
pelatihan, memotivasi, berkoordinasi bila terjadi masalah dan evaluasi.
Disini terlihat bawahasannya yang terjadi antara petunjuk pelaksanaan
pekerjaan dan pelaksanaan penyelesaian pekerjaan dilapangan karena
adanya tariff upah yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini serta
alat – alat yang mendukung perlu diadakan standarisasi kembali,
kemudian hal tersebut yang justru mengakibatkan pencapaian program
kerja yang sesuai dengan diharapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Maka perlu adanya evaluasi dari perusahaan umum kehutanan
Negara (PERUM PERHUTANI) untuk meninjau kembali tariff upah
yang ada dengan kondisi dilapangan saat ini. Karena tariff upah yang
tidak sesuai pasti pekerjaan di lapangan tidak jalan sesuai yang
diharapkan.
Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan perum perhutani
divisi regional 1 jawa tengah pemimpinannya bergaya demokratis terlihat
61
dari cara mereka mensosialisaikan, menerangkan, memahamkan, melatih
atau mempraktikkan petunjuk pelaksanaan teknis, menyelesaikan jika
terjadi permasalahan, evaluasi, memotivasi jika mau berangkat
kelapangan, pemimpin mau turun langsung kelapangan dan ikut serta
pelaksanaan pekerjaan dilapangan, diskusi dan pembahasan dilapangan
kemudian memotivasi dan monitoring dan terakhir evaluasi pencapaian
pekerjaan serta standarisasi petunjuk pelaksaan teknis terkait.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gaya Kepemimpinan Kepala Bidang Perencanaan Divisi Regional 1
Jawa Tengah
Suatu organisasi akan mengalami keberhasilan sebagian besar ditentukan oleh
gaya kepemimpinan organisasi tersebut. gaya kepemimpinan yang ideal adalah
dengan menggunakan semua gaya yang sebaik mungkin pada saat situasi yang
mendukung dan memenuhi kebutuhan kinerja kepemimpinan itu sendiri. dengan
demikian keberhasilan mencapai tujuan organmisasi juga bergantung pada sikap,
watak, kepribadian, dan kemampuan pemimpin yang melaksankan prose kerja
pada organisasi yang bersangkutan.
Keberhasilan suatu organisasi tidak dapat tercapai tanpa adanya gaya
kepemimpinan oleh pemimpin. Sama halnya dengan keberhasilan pencapaian
target organisasi pada bidang perncanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa
tengah tidak dapat tercapaiapabila pemimpin tidak mengaplikasikan gaya
kepemimpinan. Menurut Thoha (2010:49) Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan . Dengan adanya
gaya kepemimpinan dan tanggung jawab dari kepala bidang perencanaan
perum perhutani divi regional 1 jawa tengah dapat terealisasikan dengan
baik sehingga akan menghasilkan kinerja yang optimal pula. Menurut
Harbani (2010:175) kinerja adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu
organisasi. Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan dperum perhutani
divisi regional 1 jawa tengah secara keseluruhan cenderung termasuk kategori
kearah gaya kepemimpinan yang bersifat demokratis, hal ini dilihat dari
62
pemimpin yang melakukan proses pengambilan keputusan selalu melibatkan
bawahannya dan juga kegiatan organisasi selalu didiskusikan dengan bawahan,
memberi reward and punishment, dalam pengambilan keputusan pemimpin
selalu melibatkan bawahannya untuk berdiskusi bersama, memiliki sifat terbuka
dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya untuk ikut aktif berperan
dalam membuat perencanaan program kerja yang akan dilaksanakan di
lapangan, pengambilan keputusan serta menilai kinerjanya. Kepala bidang
perencanaan divisi regional 1 jawa tengah memerankan diri sebagai
pembimbing, pengarahan, member petunjuk, serta bantuan kepada para
bawahannya. Pemimpin juga member pengarahan atau petunjukyang jelas
kepada bawahan saat sebelum kelapangan sudah dilapangan dan selesai dari
lapangan. Selain itu kepala bidang perencanaan member kepercayaan kepada
bawahan untuk ikut serta untuk menyusun program kerja yang sesuai dengan
petunjuk pelaksaan teknis dan membangun semnagat kerja kepada bawahan
dengan member promosi jabatan kepada bawahan yang berprestasi agar menjadi
acuan bawahan untuk prestasi.
Oleh karena itu dengan dilandasi adanya gaya kepemimpinan diharapkan dapat
meningkatkan rasa tanggungjawab pemimpin sehingga mampu melaksanakan
pekerjaan sebaik – baiknya. Dengan demikian proses kerja dapat berjalan lancer,
hasil kerja terelesiasikan dengan baik. Dalam Gaya kepemimpinan kepala
bidang perencanaan divisi regional 1 jawa tengah ini terdapat lima indicator
gaya kepemimpinan yaitu
1. Sifat
Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam gaya
kepemimpinan untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang
pemimpin yang berhasil serta ditentukan oleh kemampuan pribadi
pemimpin. Kemampuan pribadi pemimpin adalah kualitas seseorang dengan
berbagai sifat atau cirri – cirri didalamnya. Sama halnya dengan kepala
bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah yang sifat
pemimpinnya menyusun program kerja dan melakukan evaluasi kemajuan
pekerjaan berkitan dengan pelaksanaan petunjuk pekerjaan untuk mencapai
63
tujuan organisasi serat menyelesaiakn masalah saat adanya penyimpangan
dari petunjuk pelaksanaan pekerjaan dengan kegiatan pelaksanaan pekerjaan
jika tidak mampu ke jenjang lebih tinggi.
Hal tersebut sesuai dengan Kartono (2010 : 27) kepemimpinan
merupakan penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep –
konsep kepemimpinannya dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab – sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama
pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan.
2. Watak
Watak adalah karakter dan kepribadian struktur batin manusia yang
tampak pada kelakuan dan perbuatannya yang tertentu dan tetap seorang
pemimpin berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Watak dapat
dipengaruhi dan dididik tetapi pendidikan watak merupakan pendidikan yang
amat individual dan tergantung pada kehendak bebas dari orang lain.watak
dalam hal ini pemimpina bidang perencanaan dalam pengambilan keputusan
yang tegas, teliti, mempunyai komitemn yang kuat dalam perencanaan
program kerja.
Hal tersebut sesuai dengan Kartono (2008 : 34) watak seorang
pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu keunggulan seorang
pemimpin dalam mepengaruhi keyakinan (determination), ketekunan
(prestence), daya tahan (endurance) dan keberanian (courage).
3. Kebiasaan
Kebiasaan memegang peranan utama dalam gaya kepemimpinan
sebagai penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang
menggambarkan segala tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik.
Pemimpin bidang perencanaan perum perhutani divisi regional jawa tengah
memberikan contoh dating tepat waktu, berkata baik, pulang tepat waktu,
setiap koreksi tanda tangan teliti dan tepat serta kebiasaannya melibatkan
bawahan dalam melaksanakan petunjuk pelaksanaan kerja dan pamit jika
keluar kantor atau tidak berangkat kekantor serat mematuhi perkataan atasan
64
Hal tersebut sesuai dengan Sayid (2006 : 347) pengulangan sesuatu
secara terus menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang
sama dan tanpa hubungan akal atau sesuatu yang tetanam di dalam jiwa
dari hal –hal yang berulang kali terjadi dan diterima tabiat.
Perbuatan digolongkan menjadi kebiasaan ketika perbuatan tersebut
dilakukan secara berulang – ulang, tanpa melalui proses berfikir sebagai
tanggapan atau respon terhadap sesuatu dan umumnya adalah perbuatan
sehari. Peerilaku tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang umumnya
perbuatan sehari hari. Kebiasan semuanya perbuatan terpuji karena
kebiasaan juga dapat berbentuk perbuatan tercela
4. Tempramen
Gaya perilaku seorang pemimpin dan cara khasnya dalam memberi
tanggapan dalam berinteraksi dengan orang lain. Gaya kepemimpinan
bidang perencanaan perum perhutani divisi regional 1 jawa tengah menerima
kritikan dan saran dari bawahan, menginspirasi kepercayaan diantara
bawahan, menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari organisasi yang
memiliki sifat terbuka dan memberikan kesempatan kepada para bawahnnya
untuk ikut aktif berperan dalam membuat perencanaan pekerjaan, keputusan
serta menilai kinerjanya, serta masih besikap emosi jika pekerjaan
bawahannya belum sesuai target yang sudah ditentukan. menginspirasi
kepercayaan diantara bawahan, mereka tulus dan mendasarkan keputusan
mereka pada moral dan nilai – nilai mereka. Bawahan cenderung merasa
terinspirasi dengan gaya pimpinan untuk mengambil tindakan dan kontribusi
ke group.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Corsini (2002) mengemukakan
pertama tenpramen sebagai pola dasar dari reaksi – reaksi individu yang
meliputi karakteristik – karakteristik seperti energy umum, perubahan
emosi, dan intensitas serta tempo dari respon – respon, kedua dengan
mempertimbangkan sebuah cirri dasar psikologi, tempramen dikatakan
mengarah pada suasana hati seseorang.
5. Kepribadian
65
Kepribadian seorang pemimpin menentukan keberhasilannya yang
ditentukan oleh sifat – sifat atau karakteristik kepribadian yang dimilikinya.
Gaya kepemimpinan kepala bidang perencanaan di perum perhutani divisi
regional 1 jawa tengah dalam berkepribadian menjalankan program –
program kerja untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai standarisasi yang ada,
Bawahan di dorong untuk berbagi ide dan opini, meskipun pemimpin
mempertahankan kata akhir atas keputusan – keputusan, bawahan merasa
lebih terlibat dalam proses kreativitas yang didorong dan di hargai dalam
setiap kesempatan pekerjaan tanpa ada gap antara atasan dan bawahan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kartono (2006 : 6) sifat dan tingkah
laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain, integrasi
karakteristik dari struktut – struktur, pola tingkah laku, minat, pendirian,
kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang segala sesuatu mengenai
diri sesorang sebagaimana diketahui orang lain.
Kesimpulan hasil penelitian sebagian besar mereka pemahaman dari
JUKLAK (petunjuk pelaksanaan pekerjaan) yang disampaiakan oleh
pemimpin mereka banyak cukup paham karena di situ terdapat semacam
diskusi dilanjutkan pelatihan-pelatihan, tingkat kesulitan dan permasalahan
yang ada di lapangan dapat diantisispasi dengan mereka paham tentang apa
yang dimaksud dalam juklak tersebut , cara penanganan terhadap satu
permasalahan sudah cukup memuaskan karena ada interaksi timbal balik
atasan dan bawahannya. Pemimpinan mereka mempunyai rasa tanggung
jawab yang besar terhadap bawahannya dengan terjun langsung untuk
menyelesaikan permasalahan yang timbul jadi permasalahan itu tidak
dibiarkan berlarut-larut tetapi dengan cepat diselesaikan saat itu juga.
Pemimpinan mereka menerapkan bawahan sebagai rekan kerja
dengan rasa kekeluargaan jadi tidak dibuatkan jarak antara atsan dan
bawahan agar supaya informasi atau permasalahan-permasalahan yang ada
dapat sampai kepada pimpinannya , disamping itu untuk memudahkan bagi
bawahan dalam bekarja mereka merasa di hargai sebagai bawahan mereka
sengang dengan rasa kekeluargaan dan kepercayaan.
66
Disisi lain ada beberapa masalah yang tidak di sebabkan kesalahan
manusia (human error) tetapi ada hal-hal penunjang seperti tarif yang
menyebabkan penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan pekerjaan (JUKLAK) yang diharapkan, dalam pelaksanaannya
mereka staf/bawahan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tariff yang
diberikan , sebagai staf/bawahan mereka harus berperilaku efektif dan
efeisien sehingga pekerjaan yang ditugaskan kepada staf/bawahan dari
atasan tidak selesai dengan sempurna
Maka para pemimpin harus bisa lebih bijaksana dalam penyesuaian
atau standarisasi di lapangan agar tarif yang ada dengan standarisasi
penyelesaian pekerjaan mendekati sempurna sesuai petunjuk pelaksanaan
teknis (JUKLAK) di perum perhutani, serta kepala bidang perencanaan
dalam memotivasi bawahan masing kurang dalam menyelesaikan pekerjaan
lapangan maupun di kantor.