LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah...

225
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, BIAYA, DAN INVESTASI TAHUN 2014 DAN 2015 (S.D SEMESTER I) PADA PERUM PERHUTANI DI JAKARTA, JAWA BARAT, BANTEN, JAWA TENGAH, JAWA TIMUR, DAN PAPUA BARAT AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VII TAHUN ANGGARAN 2015 Nomor : 15/AUDITAMA VII/PDTT/01/2016 Tanggal : 29 JANUARI 2016

Transcript of LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah...

Page 1: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS PENDAPATAN, BIAYA, DAN INVESTASI TAHUN 2014

DAN 2015 (S.D SEMESTER I) PADA PERUM PERHUTANI

DI

JAKARTA, JAWA BARAT, BANTEN, JAWA TENGAH,

JAWA TIMUR, DAN PAPUA BARAT

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VII

TAHUN ANGGARAN 2015

Nomor : 15/AUDITAMA VII/PDTT/01/2016

Tanggal : 29 JANUARI 2016

Page 2: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C |

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PEMERIKSAAN

ATAS PENDAPATAN, BIAYA, DAN INVESTASI

TAHUN 2014 DAN 2015 (S.D SEMESTER I)

PADA PERUM PERHUTANI

Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

(BPK RI) telah memeriksa pendapatan, biaya, dan investasi Tahun 2014 dan 2015 (s.d

Semester I) pada Perum Perhutani. Pemeriksaan ini merupakan Pemeriksaan Dengan

Tujuan Tertentu (PDTT) yang bersifat eksaminasi, yang bertujuan untuk memperoleh

keyakinan memadai guna mendeteksi penyimpangan dari ketentuan perundang-undangan

yang berdampak material terhadap hal yang diperiksa dan membuat simpulan bahwa

pendapatan, biaya, dan investasi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan Standar Pemeriksaan yang ditetapkan oleh BPK

RI, yang meliputi prosedur-prosedur yang kami pandang perlu sesuai dengan keadaan.

Berdasarkan pemeriksaan kami atas pendapatan, biaya, dan investasi Tahun 2014 dan

2015 (s.d Semester I) pada Perum Perhutani menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan

tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu

sebagai berikut.

A. Pendapatan

1. Perum Perhutani berpotensi kehilangan pendapatan sebesar Rp1.400.469.000,00

karena PT PCM tidak dapat memenuhi produksi sesuai dengan perjanjian

makloon air minum dalam kemasan;

2. Pelaksanaan jasa makloon pada Divisi Industri Kayu I Sub Janten tidak sesuai

ketentuan;

3. Direksi Perum Perhutani tidak tegas dan konsisten dalam memberikan sanksi

kepada agen atas keterlambatan pembayaran penjualan ekspor gondorukem dan

terpentin tahun 2014 dan 2015 (s.d Juni);

4. Addendum/perubahan Confirmation Of Sales (COS) gondorukem dan terpentin

tahun 2014 dan 2015 (s.d. Juni) ditetapkan setelah melewati batas waktu

pengapalan sehingga Perum Perhutani kehilangan pendapatan minimal sebesar

$43.680;

5. Realisasi pembayaran PSDH dan kewajiban keuangan lainnya terkait izin pinjam

Page 3: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C |

pakai kawasan hutan oleh PT Bumi Suksesindo tidak sesuai ketentuan;

6. Perum Perhutani belum mengenakan denda keterlambatan sebesar

Rp231.928.808,56 atas kerjasama optimalisasi aset oleh PT Pertamina EP Cepu

Konsorsium; dan

7. KBM Wisata dan Jasa Lingkungan I kurang membayar pajak daerah sebesar

Rp160.840.019,74 dan kurang membayar PPN sebesar Rp218.669.866,59.

B. Biaya

1. Pembayaran premi asuransi purna jabatan bagi Direksi melebihi ketentuan yang

ditetapkan sebesar Rp1.510.985.682,11 dan bagi Sekretaris Dewan Pengawas

belum sesuai ketentuan sebesar Rp121.005.000,00;

2. Bukti pertanggungjawaban penghasilan Direksi berupa fasilitas biaya komunikasi

dan biaya keanggotaan klub (club membership/corporate member) tidak mengacu

pada Keputusan Menteri BUMN;

3. Pengelolaan kegiatan produksi dan persediaan hasil hutan kayu Perum Perhutani

tidak memadai;

4. Penetapan kompensasi atas kelebihan biaya Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)

Senilai Rp7.305.246.012,00 tidak ditindaklanjuti secara konsisten;

5. Pekerjaan jasa konsultan dan pekerjaan pendampingan tim supervisor pada

kegiatan pengembangan tanaman karet tumpang tindih sehingga berpotensi tidak

efisien sebesar Rp1.786.830.548,00;

6. Kegiatan investasi Tahun 2014 pada KBM Komersial Kayu I Jawa Tengah

membebani biaya usaha sebesar Rp447.937.380,00;

7. Kegiatan studi banding Tahun 2014 tidak tepat dilaksanakan oleh Biro

Pembinaan Sumber Daya Hutan sebesar Rp2.713.816.027,00 dan sebagian bukti

pertanggungjawaban penggunaan uang belum memadai sebesar

Rp307.544.055,00;

8. Realisasi belanja perjalanan dinas tidak didukung bukti pertanggungjawaban

yang memadai sebesar Rp105.960.350,00;

9. Pelaksanaan pekerjaan land clearing tanaman karet tidak didukung dengan

standar yang memadai;

10. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di KPH Pekalongan Timur dan KPH

Pekalongan Barat tidak sesuai dengan aturan yang berlaku; dan

11. Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH

Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi Barat tidak

sesuai ketentuan.

C. Investasi

1. Kontrak pembangunan pabrik derivate gondorukem terpentin senilai

Rp190.590.469.650,00 beserta pelaksanaannya tidak berpihak kepada

kepentingan Perum Perhutani dan Perum Perhutani kehilangan potensi

pendapatan sebesar Rp62.536.943.000,00 sebagai akibat belum tercapainya

kinerja pabrik sesuai performance guarantee;

Page 4: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi
Page 5: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | i

DAFTAR ISI

SIMPULAN HASIL PEMERIKSAAN

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. i

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

A. Dasar Hukum Pemeriksaan …………………………………… 1

B. Standar Pemeriksaan …………………………………………… 1

C. Tujuan Pemeriksaan …………………………………………… 1

D. Sasaran Pemeriksaan …………………………………………… 1

E. Entitas yang Diperiksa ………………………………………… 1

F. Jenis Pemeriksaan ……………………………………………… 1

G. Kriteria Pemeriksaan …………………………………………… 2

H. Metodologi Pemeriksaan ……………………………………… 2

I. Cakupan Pemeriksaan ………………………………………… 3

J. Jangka Waktu Pemeriksaan …………………………………… 4

K. Hambatan Pemeriksaan ………………………………………… 5

BAB II GAMBARAN UMUM …………………………………………… 6

A. Profil Perusahaan ……………………………………………… 6

1. Pendirian Perusahaan …………………………………….. 6

2. Tujuan Perusahaan ………………………………………… 6

3. Kegiatan Perusahaan ……………………………………… 7

4. Struktur Organisasi ……………………………………… 7

5. Susunan Pengurus Perusahaan …………………………… 9

6. Kondisi Keuangan Perusahaan …………………………… 10

B. Proses Bisnis Perusahaan ……………………………………… 13

1. Pendapatan ………………………………………………… 13

2. Biaya ……………………………………………………… 14

3. Investasi …………………………………………………… 16

C. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern ………………………… 18

1. Lingkungan Pengendalian ………………………………… 18

Page 6: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | ii

2. Penaksiran Risiko ………………………………………… 22

3. Aktivitas Pengendalian …………………………………… 24

4. Informasi dan Komunikasi ……………………………… 26

5. Monitoring ………………………………………………… 27

BAB III HASIL PEMERIKSAAN ……………………………………….. 28

A. Pendapatan …………………………………………………. 28

1. Perum Perhutani berpotensi kehilangan pendapatan

sebesar Rp1.400.469.000,00 karena PT PCM tidak dapat

memenuhi produksi sesuai dengan perjanjian makloon air

minum dalam kemasan …………………………………… 28

2. Pelaksanaan jasa makloon pada Divisi Industri Kayu I

Sub Janten tidak sesuai ketentuan ………………………… 31

3. Direksi Perum Perhutani tidak tegas dan konsisten dalam

memberikan sanksi kepada agen atas keterlambatan

pembayaran penjualan ekspor gondorukem dan terpentin

tahun 2014 dan 2015 (s.d Juni) …………………………… 40

4. Addendum/perubahan confirmation of sales (COS)

gondorukem dan terpentin tahun 2014 dan 2015 (s.d.

Juni) ditetapkan setelah melewati batas waktu pengapalan

sehingga Perum Perhutani kehilangan pendapatan

minimal sebesar $43.680 …………………………………. 43

5. Realisasi pembayaran PSDH dan kewajiban keuangan

lainnya terkait izin pinjam pakai kawasan hutan oleh PT

Bumi Suksesindo tidak sesuai ketentuan ………………… 46

6. Perum Perhutani belum mengenakan denda

keterlambatan sebesar Rp231.928.808,56 atas kerjasama

optimalisasi aset oleh PT Pertamina EP Cepu

Konsorsium ………………………………………………. 48

7. KBM Wisata dan Jasa Lingkungan I kurang membayar

pajak daerah sebesar Rp160.840.019,74 dan kurang

membayar PPN sebesar Rp218.669.866,59 ……………….. 50

B. Biaya ………………………………………………………….. 56

1. Pembayaran premi asuransi purna jabatan bagi Direksi

melebihi ketentuan yang ditetapkan sebesar

Rp1.510.985.682,11 dan bagi Sekretaris Dewan

Pengawas belum sesuai ketentuan sebesar

Rp121.005.000,00 ………………………………………… 56

2. Bukti pertanggungjawaban penghasilan Direksi berupa

fasilitas biaya komunikasi dan biaya keanggotaan klub

(club membership/corporate member) tidak mengacu

pada Keputusan Menteri BUMN ………………………… 61

Page 7: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | iii

3. Pengelolaan kegiatan produksi dan persediaan hasil hutan

kayu Perum Perhutani tidak memadai ……………………. 67

4. Penetapan kompensasi atas kelebihan biaya Provisi

Sumber Daya Hutan (PSDH) Senilai Rp7.305.246.012,00

tidak ditindaklanjuti secara konsisten …………………… 77

5. Pekerjaan jasa konsultan dan pekerjaan pendampingan

tim supervisor pada kegiatan pengembangan tanaman

karet tumpang tindih sehingga berpotensi tidak efisien

sebesar Rp1.786.830.548,00 …………………………….. 80

6. Kegiatan investasi Tahun 2014 pada KBM Komersial

Kayu I Jawa Tengah membebani biaya usaha sebesar

Rp447.937.380,00 ……………………………………….. 85

7. Kegiatan studi banding Tahun 2014 tidak tepat

dilaksanakan oleh Biro Pembinaan Sumber Daya Hutan

sebesar Rp2.713.816.027,00 dan sebagian bukti

pertanggungjawaban penggunaan uang belum memadai

sebesar Rp307.544.055,00 ……………………………...... 87

8. Realisasi belanja perjalanan dinas tidak didukung bukti

pertanggungjawaban yang memadai sebesar

Rp105.960.350,00 ………………………………………… 94

9. Pelaksanaan pekerjaan land clearing tanaman karet tidak

didukung dengan standar yang memadai ………………… 95

10. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di KPH

Pekalongan Timur dan KPH Pekalongan Barat tidak

sesuai dengan aturan yang berlaku ……………………….. 101

11. Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus

pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH

Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi Barat tidak

sesuai ketentuan ………………………………………….. 107

C. Investasi ……………………………………………………….. 114

1. Kontrak pembangunan pabrik derivat gondorukem

terpentin senilai Rp190.590.469.650,00 beserta

pelaksanaannya tidak berpihak kepada kepentingan

Perum Perhutani dan Perum Perhutani kehilangan potensi

pendapatan sebesar Rp62.536.943.000,00 sebagai akibat

belum tercapainya kinerja pabrik sesuai performance

guarantee ………………………………………………… 114

2. Pelaksanaan pembangunan pabrik sagu di Papua tahun

2013 tidak efektif ………………………………………… 136

3. Pekerjaan jasa konsultan manajemen konstruksi

pekerjaan EPCC pembangunan pabrik sagu di Papua

Tahun 2013 tidak didukung dengan bukti yang memadai

Page 8: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | iv

sebesar Rp1.496.000.000,00 serta terdapat kelebihan

bayar senilai Rp182.000.000,00 ………………………….. 155

4. Investasi pekerjaan jasa EPC dan commisioning

pembangunan Pabrik Sagu Papua tidak tepat dibebankan

pada biaya produksi sebesar Rp24.672.249.786,00 ……… 160

5. Jenis perikatan lumpsum dalam perjanjian pekerjaan jasa

konsultan manajemen konstruksi senilai

Rp3.587.285.900,00 kurang melindungi kepentingan

Perum Perhutani ……………………………………….. 163

Page 9: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | v

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Diagram Alir Prosedur Permohonan dan Persetujuan Investasi

Kantor Pusat …………………………………………………….. 17

Gambar 3.1. Tempat Penimbunan Kayu (TPK) yang menyewa di Ponorogo ….. 72

Gambar 3.2. Pekerjaan direct heating sistem yang tidak bisa dimanfaatkan …… 148

Page 10: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Sampel pemeriksaan pendapatan …………………………………… 3

Tabel 1.2. Sampel pemeriksaan biaya ………………………………………… 4

Tabel 1.3. Sampel pemeriksaan investasi ……………………………………… 4

Tabel 2.1. Data aset, liabilitas dan ekuitas Perum Perhutani …………………… 10

Tabel 2.2. Data RKAP dan realisasi rugi laba Perum Perhutani ………………… 12

Tabel 2.3. Pendapatan usaha Tahun 2013 dan 2014 …………………………… 13

Tabel 2.4. Beban produksi entitas induk Tahun 2014 dan 2013 ………………… 14

Tabel 2.5. Beban usaha dan beban diluar usaha entitas induk Tahun 2014

dan 2013 ……………………………………………………………… 15

Tabel 2.6. Investasi entitas induk Tahun 2014 dan 2013 ……………………… 16

Tabel 3.1. Laporan realisasi KBM Agribisnis III AMDK Tahun Anggaran

2014 …………………………………………………………………. 28

Tabel 3.2. Volume produksi PT PCM berdasarkan perjanjian makloon ……… 29

Tabel 3.3. Kekurangan produksi PT PCM ……………………………………... 29

Tabel 3.4. Perhitungan potensi pendapatan AMDK …………………………… 29

Tabel 3.5. Spesifikasi kontrak jasa makloon CV PM …………………………. 33

Tabel 3.6. Realisasi jasa makloon CV PM …………………………………… 33

Tabel 3.7. Perbandingan kontrak dan realisasi CV Prima Mitra ……………… 33

Tabel 3.8. Spesifikasi rendemen kontrak jasa makloon CV RRM ……………… 34

Tabel 3.9. Realisasi kontrak jasa makloon CV RRM …………………………… 35

Tabel 3.10. Nilai kehilangan pendapatan atas pekerjaan CV RRM ……………… 35

Tabel 3.11. Realisasi kontrak jasa makloon PK IMG …………………………… 36

Tabel 3.12. Nilai kehilangan potensi pendapatan PK IMG ……………………… 36

Tabel 3.13. Kinerja Divisi Wisata dan Agribisnis 2014 dan 2015 (s.d. Juni) ……. 50

Tabel 3.14. Anggaran dan realisasi KBM Wijasling 1 ……………………….. 51

Tabel 3.15. Kekurangan pajak Hotel Cikole Jaya Giri Resort …………………… 52

Tabel 3.16. Kekurangan pajak Hotel Patuha Resort …………………………… 52

Tabel 3.17. Nilai paket wisata termasuk PPN 1% (Tarif 10% x DPP 10%) ……… 53

Tabel 3.18. Nilai PPN atas kontrak paket wisata ………………………………… 53

Page 11: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | vii

Tabel 3.19. Besaran gaji bulanan Direktur Utama dan Direksi lainnya TA

2008 s.d. 2014 ………………………………………………………. 56

Tabel 3.20. Kelebihan pembayaran premi Direksi TA 2008 s.d. 2014 …………… 57

Tabel 3.21. Jenis dan besaran penghasilan Sekretaris Dewan Pengawas ………… 58

Tabel 3.22. Keputusan Direksi perihal asuransi purna jabatan …………………… 58

Tabel 3.23. Rincian biaya keanggotaan klub Tahun 2014 ……………………… 63

Tabel 3.24. Realisasi biaya keanggotaan klub Tahun 2015 (s.d. Juni 2015) ……... 64

Tabel 3.25. Jenis kayu slow moving dan waktu tersimpannya ………………… 68

Tabel 3.26. Daftar volume penjualan KBM Tahun 2013 – 2015 ………………… 70

Tabel 3.27. Realisasi penjualan dan produksi kayu Tahun 2013 s.d. 2015 ……… 71

Tabel 3.28. Rincian volume persediaan kayu bundar jati dan rimba produksi

tahun 2014 dan sebelumnya sampai dengan bulan Maret 2015

pada Divisi Regional Jatim, Jateng dan Janten ……………………… 71

Tabel 3.29. Anggaran biaya pengembangan tanaman karet Tahun 2012 s.d

2015 (Rp) …………………………………………………………… 80

Tabel 3.30. Realisasi biaya pengembangan tanaman karet tahun 2012 s.d

2015 (Rp) …………………………………………………………. 81

Tabel 3.31. Rekapitulasi kontrak konsultan 2012 s.d 2015 ……………………… 81

Tabel 3.32. Realisasi Pembayaran tim supervisi 2012 s.d 2015 ………………… 82

Tabel 3.33. Perbandingan ruang lingkup pekerjaan jasa konsultan dan tim

supervisi …………………………………………………………… 83

Tabel 3.34. Laporan Laba Rugi Tahun 2014 KBM Komersial Kayu I Jawa

Tengah …………………………………………………………….. 85

Tabel 3.35. Rincian realisasi pembayaran kegiatan studi banding tanaman dan

capacity building di KPH Pasuruan Tahun 2014 …………………… 90

Tabel 3.36. Rincian pertanggungjawaban biaya studi banding ………………… 91

Tabel 3.37. Rincian realisasi biaya studi banding ke KPH Pasuruan

berdasarkan jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ……………… 92

Tabel 3.38. Anggaran dan realisasi biaya Tahun 2014 s.d 2015 ………………… 95

Tabel 3.39. Kontrak LC bongkar tunggul ………………………………………… 97

Tabel 3.40. Kontrak LC PT BCA 2015 ………………………………………… 98

Tabel 3.41. Rincian pembebanan ganda pekerjaan LC PT BCA 2015 …………… 98

Tabel 3.42. Pengadaan tempurung dan talang sadap KPH Pekalongan Timur

Tahun 2014 dan 2015 ……………………………………………… 101

Tabel 3.43. Pengadaan tempurung KPH Pekalongan Barat Tahun 2014 ………… 102

Page 12: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | viii

Tabel 3.44. Anggaran dan realisasi biaya produksi sadapan pada KPH Kediri,

Banyuwangi Selatan, Banyuwangi Utara dan Banyuwangi Barat …… 107

Tabel 3.45. Penerimaan getah di PGT Garahan bulan Januari s.d. Desember

2014 ……………………………………………………………….. 108

Tabel 3.46. Kelebihan pembayaran penerimaan getah mutu premium bulan

Oktober s.d. Desember tahun 2014 pada KPH Banyuwangi

Selatan dan KPH Banyuwangi Utara ……………………………… 109

Tabel 3.47. Perhitungan iname getah premium Juni s.d. Agustus 2014 di KPH

Banyuwangi Barat ………………………………………………… 110

Tabel 3.48. Rincian biaya pembuatan Feasibility Study dan Pembuatan Basic

Engineering Design ………………………………………………… 114

Tabel 3.49. Perbedaan substansi perjanjian EPC dan perjanjian

Commisioning …………………………………………………….. 116

Tabel 3.50. Spesifikasi produk gondorukem …………………………………… 123

Tabel 3.51. Spesifikasi produk terpentin ………………………………………… 123

Tabel 3.52. Spesifikasi produk derivat …………………………………………… 123

Tabel 3.53. Pencapaian kinerja PDGT Pemalang Per 15 Desember 2014 ……… 125

Tabel 3.54. Rincian biaya perbaikan selama commissioning dilakukan PMU

Perum Perhutani …………………………………………………… 130

Tabel 3.55. Rincian biaya investasi pembangunan PDGT di Pemalang ………… 132

Tabel 3.56. Perbandingan antara realisasi produksi PDGT dengan RKAP

Tahun 2014 dan 2015 Sampai dengan bulan Juni (Semester I) ……… 133

Tabel 3.57. Status komisioning PDGT Per 17 September 2015 …………………… 133

Tabel 3.58. Daftar kekurangan volume pekerjaan Engineering Procurement

Construction (EPC) & Comisioning pembangunan pabrik sagu di

Papua Tahun 2013 …………………………………………………. 148

Tabel 3.59. Realisasi sesuai kontrak perjanjian pekerjaan pembangunan

EPCC pabrik sagu …………………………………………………... 152

Tabel 3.60. Perbedaan jasa konstruksi dan EPC ………………………………… 153

Tabel 3.61. Kekurangan volume pekerjaan ……………………………………… 153

Tabel 3.62. Realisasi pelaksanaan kehadiran tenaga ahli dan tenaga asisten

ahli serta tanpa didukung bukti pertanggungjawaban invoice

tagihan ……………………………………………………………… 156

Tabel 3.63. Realisasi pelaksanaan perjalanan domestik tenaga ahli dan tenaga

asisten ahli tanpa didukung bukti pertanggungjawaban …………… 157

Page 13: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | ix

Tabel 3.64. Daftar kelebihan bayar pekerjaan konsultan manajemen

konstruksi Engineering Procurement Construction dan

Commisioning (EPCC) pembangunan pabrik sagu di Papua

Tahun 2013 …………………………………………………………. 158

Tabel 3.65. Realisasi pembayaran pekerjaan EPC dan Commisioning

pembangunan pabrik sagu di Papua ………………………………… 161

Tabel 3.66. Rekapitulasi rencana anggaran biaya pekerjaan manajemen

konstruksi jasa rekayasa, pengadaan, dan konstruksi pabrik

derivat gondorukem & terpentin di Pemalang TA 2011/2012 ……… 164

Page 14: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Denda keterlambatan jasa makloon CV Prima Mitra Tahun 2014

Lampiran 2. Denda keterlambatan jasa makloon PT Quartindo Sejati Tahun 2014

Lampiran 3. Rincian pembeli yang melakukan pembayaran lebih dari 90 hari sejak

tanggal B/L penjualan ekspor gondorukem dan terpentin Tahun 2014 dan

2015 (s.d Juni)

Lampiran 4. Rincian kehilangan pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran

penjualan ekspor gondorukem dan terpentin Tahun 2014 dan 2015 (s.d.

Juni)

Lampiran 5. Rincian selisih harga addendum Confirmation of Sales (CoS)

Gondorukem dan Terpentin Tahun 2014 dan 2015 (s.d. Juni)

Lampiran 6. Rincian Buku Besar dan Pembayaran Pajak Hotel Cikole Jaya Giri Resort

Lampiran 7. Rincian Buku Besar dan Pembayaran Pajak Hotel Patuha Resort

Lampiran 8. Rincian Pembayaran Premi Asuransi Purna Jabatan Direksi dan

Sekretaris Dewan Pengawas

Lampiran 9. Rincian Perhitungan Biaya Tebangan pada Perum Perhutani

Lampiran 10. Rekap register SPPD KPH Divisi Regional Jawa Tengah Bulan Oktober

2014

Lampiran 11. Rincian Realisasi Perjalanan Dinas Pusdikbang Madiun Tahun 2014 dan

2015 (s.d Juni)

Lampiran 12. Rincian Kontrak Tahun 2014 Pekerjaan Land Clearing Tanaman Karet

Lampiran 13. Kronologis Penugasan dari Pemerintah kepada Perum Perhutani untuk

Membangun Pabrik Sagu di Papua Barat

Lampiran 14. Rincian Biaya Honor Tim Supervisi (2013 - 2015)

Page 15: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 1

1 Pendahuluan

A. Dasar Hukum Pemeriksaan

1) Undang-Undang Dasar 1945, Perubahan ketiga pasal 23 huruf E dan G;

2) Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3) Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4) Undang-undang Nomor 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

B. Standar Pemeriksaan

Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) mengacu pada Standar

Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan dalam Peraturan BPK RI

No.1 Tahun 2007, meliputi:

1) PSP 01 mengenai Standar Umum;

2) PSP 06 mengenai Standar Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu;

3) PSP 07 mengenai Standar Pelaporan Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu.

C. Tujuan Pemeriksaan

Pemeriksaan ini merupakan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) yang

bersifat eksaminasi, dengan tujuan untuk menilai apakah pendapatan, biaya, dan

investasi telah dilaksanakan dengan tertib dan taat terhadap ketentuan yang

berlaku

D. Sasaran Pemeriksaan

1) Pendapatan Tahun 2014 dan 2015 (s.d semester I);

2) Biaya Tahun 2014 dan 2015 (s.d semester I)

3) Investasi Tahun 2014 dan 2015 (s.d semester I)

E. Entitas yang Diperiksa

Entitas yang diperiksa adalah Perum Perhutani, yang meliputi Kantor Pusat, Kantor

Divisi Regional I, II, dan III, Kantor Divisi Wisata dan Agribisnis, Kantor

Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset, Kantor Divisi Komersial Kayu, Kontor Divisi

Industri Kayu, Kantor Divisi Gondorukem, Kayuputih dan Terpentin, Pusat

Penelitian dan Pengembangan, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan.

F. Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Page 16: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 2

G. KriteriaPemeriksaan

1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan

Usaha Milik Negara (BUMN);

2) Peraturan Menteri BUMN No. Per-05/MBU/2008 tanggal 3 September 2008

tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN;

3) Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP101/MBU/2002 tentang Penyusunan

RKAP;

4) Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP102/MBU/2002 tentang Penyusunan

RJPP;

5) Anggaran Dasar Perusahaan, Keputusan RPS dan Keputusan Direksi Perum

Perhutani yang berlaku maupun pedoman pelaksanaannya, termasuk Standard

Operational Procedure (SOP);

6) Kontrak kerja atau perjanjian dengan pihak lain beserta dokumen pendukungnya;

H. Metodologi Pemeriksaan

Metodologi yang digunakan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

adalah sebagai berikut.

1) Perencanaan Pemeriksaan

(1) Pemahaman entitas dan sistem pengendalian intern melalui pemeriksaan

database yang dimiliki dan peraturan/kebijakan yang berlaku;

(2) Menelaah hasil pemantauan tindak lanjut dan diskusi atas temuan

sebelumnya dengan tim pemeriksa sebelumnya;

(3) Pemahaman atas pelaksanaan pendapatan, biaya, dan investasi;

(4) Prosedur pemeriksaan dirancang sesuai dengan proses bisnis perusahaan,

pendapatan, biaya, dan investasi mulai dari perencanaan sampai dengan

realisasi;

(5) Penyusunan tim pemeriksa dan program kerja perorangan (PKP).

2) Pelaksanaan Pemeriksaan

(1) Pemeriksaan dilaksanakan sesuai prosedur pemeriksaan yang ada dalam

PKP;

(2) Pengumpulan bukti dilakukan melalui wawancara, review dokumen,

kuesioner, mengunduh data dari sistem informasi dan analisis data dari

internal maupun eksternal perusahaan;

(3) Pengujian bukti dilakukan melalui analisis data, analisis perbandingan,

analisis perhitungan, wawancara, konfirmasi dan pemeriksaaan fisik serta

prosedur lain yang dianggap perlu; dan

(4) Pembuatan kesimpulan awal berdasarkan pengujian yang telah dilakukan.

Page 17: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 3

3) Pelaporan Pemeriksaan

Penyusunan konsep Temuan Pemeriksaan yang dikomunikasikan terlebih dahulu

kepada entitas terkait. Temuan tersebut meliputi kelemahan sistem pengendalian

intern, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan

ketidakberesan (irregularities) yang material terhadap hal yang diperiksa. Konsep

Temuan Pemeriksaan disampaikan ketua tim pemeriksa kepada pejabat yang

berwenang di entitas terkait untuk mendapatkan tanggapan tertulis. Penyampaian

Temuan Pemeriksaan tersebut merupakan akhir dari pekerjaan lapangan.

Temuan Pemeriksaan selanjutnya disusun dalam Konsep Hasil Pemeriksaan

(KHP), termasuk usulan rekomendasi perbaikan dan/atau penyelesaian masalah

yang telah dibahas dan tanggapan oleh manajemen entitas yang diperiksa, sesuai

standar yang telah ditetapkan BPK RI. KHP disampaikan kepada entitas terkait

untuk mendiskusikan usulan rekomendasi agar mendapatkan rencana aksi dari

pihak entitas. Setelah rencana aksi entitas disampaikan ke BPK, maka KHP

tersebut dapat diterbitkan dengan perubahan konsep menjadi Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) final dan selanjutnya didistribusikan kepada pihak-pihak

terkait dan dipublikasikan sesuai ketentuan yang berlaku.

I. Cakupan Pemeriksaan

1) Pendapatan

Realisasi penjualan tahun 2014 dan 2015 (s.d. Semester I) pada masing-masing

entitas yang menjadi sampel pemeriksaan adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1. Sampel Pemeriksaan Pendapatan

(dalam rupiah)

Entitas Pendapatan Sampel Pemeriksan

% 2014 2015 (Semester I) Total 2014 2015 (Semester I) Total

(1) (2) (3) (4) = (2) + (3) (5) (6) (7) = (5) + (6) (7) : (4)

Divisi Industri Kayu 398.712.086.891,00 93.871.293.538,00 492.583.380.429,00 289.476.193.334,65 78.459.909.946,28 367.936.103.280,93 74,70%

Divisi Komersial Kayu 1.799.649.576.532,00 570.465.357.682,00 2.370.114.934.214,00 889.056.429.990,00 106.575.055.125,00 995.631.485.115,00 42,01%

Divisi GTD & MKP 1.824.167.041.611,00 590.217.662.633,00 2.414.384.704.244,00 1.376.803.045.144,00 463.791.836.663,26 1.840.594.881.807,26 76,23%

Divisi BW dan Agribisnis 107.235.477.735,00 45.818.288.787,00 153.053.766.522,00 30.306.907.100,00 14.275.629.463,00 44.582.536.563,00 29,13%

Divisi PPA 3.426.008.024,00 2.924.844.123,00 6.350.852.147,00 2.239.708.711,00 381.839.469,00 2.621.548.180,00 41,28%

Total 4.133.190.190.793,00 1.303.297.446.763,00 5.436.487.637.556,00 2.587.882.284.279,65 663.484.270.666,54 3.251.366.554.946,19 59,81%

2) Biaya

Realisasi biaya tahun 2014 dan 2015 (s.d. semester I) pada entitas yang menjadi

sampel pemeriksaan adalah sebagai berikut.

Page 18: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 4

Tabel 1.2. Sampel Pemeriksaan Biaya

(dalam rupiah)

Entitas Biaya Sampel Pemeriksan

% 2014 2015 (Semester I) Total 2014 2015 (Semester I) Total

(1) (2) (3) (4) = (2) + (3) (5) (6) (7) = (5) + (6) (7) : (4)

Kantor Pusat 508.189.388.553,00 102.404.117.987,00 610.593.506.540,00 278.825.036.358,00 20.170.402.307,00 298.995.438.665,00 48,97%

Divisi Regional I 982.763.537.266,00 433.905.046.072,00 1.416.668.583.338,00 391.911.353.597,00 158.143.585.434,00 550.054.939.031,00 38,83%

Divisi Regional II 976.341.404.450,00 430.603.755.473,00 1.406.945.159.923,00 378.481.287.808,00 169.061.460.192,00 547.542.748.000,00 38,92%

Divisi Regional III 684.321.441.755,00 282.246.627.802,00 966.568.069.557,00 241.792.568.301,00 35.730.122.753,05 277.522.691.054,05 28,71%

Divisi Industri Kayu 242.443.403.579,00 91.945.118.510,00 334.388.522.089,00 190.008.574.913,00 70.966.807.133,00 260.975.382.046,00 78,05%

Divisi Komersial Kayu 184.448.333.110,00 81.715.252.495,00 266.163.585.605,00 113.267.802.612,00 50.332.528.779,00 163.600.331.391,00 61,47%

Divisi GTD & MKP 330.617.839.937,00 107.517.300.812,00 438.135.140.749,00 156.159.952.204,00 53.097.698.130,00 209.257.650.334,00 47,76%

Divisi BW dan Agribisnis 149.201.453.514,00 57.218.844.414,00 206.420.297.928,00 20.201.755.808,00 9.881.903.865,00 30.083.659.673,00 14,57%

Divisi PPA 8.320.849.833,00 5.213.852.083,00 13.534.701.916,00 4.674.846.627,00 3.022.237.272,00 7.697.083.899,00 56,87%

Pusdikbang SDM 32.565.457.876,00 11.654.633.021,00 44.220.090.897,00 32.565.457.876,00 11.654.633.021,00 44.220.090.897,00 100,00%

Total 4.099.213.109.873,00 1.604.424.548.669,00 5.703.637.658.542,00 1.807.888.636.104,00 582.061.378.886,05 2.389.950.014.990,05 41,90%

3) Investasi

Realisasi investasi tahun 2014 dan 2015 (s.d. semester I) pada entitas yang

menjadi sampel pemeriksaan adalah sebagai berikut.

Tabel 1.3. Sampel Pemeriksaan Investasi

(dalam rupiah)

Entitas Investasi Sampel Pemeriksan %

2014 2015 (Semester I) Total 2014 2015 (Semester I) Total

(1) (2) (3) (4) = (2) + (3) (5) (6) (7) = (5) + (6) (7) : (4)

Kantor Pusat 108.786.384.643,00 158.693.833.886,00 267.480.218.529,00 71.198.378.277,00 27.781.257.400,00 98.979.635.677,00 37,00%

Divisi Regional I 22.326.507.314,00 1.640.967.000,00 23.967.474.314,00 7.649.789.700,00 - 7.649.789.700,00 31,92%

Divisi Regional III 19.556.187.449,00 30.164.316.000,00 49.720.503.449,00 6.093.919.467,00 1.034.780.635,00 7.128.700.102,00 14,34%

Divisi Industri Kayu 4.524.928.100,00 - 4.524.928.100,00 1.187.645.800,00 - 1.187.645.800,00 26,25%

Divisi GTD & MKP 12.926.776.800,00 - 12.926.776.800,00 2.390.622.758,00 - 2.390.622.758,00 18,49%

Divisi BW dan Agribisnis 2.315.431.000,00 - 2.315.431.000,00 2.010.931.000,00 - 2.010.931.000,00 86,85%

Total 170.436.215.306,00 190.499.116.886,00 360.935.332.192,00 90.531.287.002,00 28.816.038.035,00 119.347.325.037,00 33,07%

J. Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilaksanakan dari tanggal 18 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 6

Oktober 2015 selama 45 hari, di Kantor Pusat Jakarta selama 12 hari, Jawa Barat

Jawa Tengah dan Jawa Timur 33 hari.

Page 19: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 5

K. Hambatan Pemeriksaan

Luasnya lingkup pemeriksaan pada Perum Perhutani yang meliputi seluruh pulau

Jawa, dari Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur

termasuk Pembangunan Pabrik Sagu di Provinsi Papua Barat. Selain itu juga

tersebarnya Kuasa Pemangku Hutan (KPH) dari Divisi Sumber Daya Hutan di

beberapa kabupaten, termasuk juga para General Manager Industri Kayu dan

Agribisnis dan Wisata, maka pelaksanaan kegiatan pemeriksaan ini membutuhkan

waktu perjalanan antar provinsi, kabupaten dan kota yang cukup lama.

Page 20: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 6

2 Gambaran Umum

A. Profil Perusahaan

1. Pendirian Perusahaan

Perusahaan umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani) pertama kali didirikan

berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972 dan diubah dengan PP

Nomor 36 tahun 1986. Dengan terbitnya PP Nomor 13 tahun 1998 tentang

Perusahaan Umum (Perum), peraturan yang mendasari terbentuknya Perum

Perhutani diatur kembali, yaitu dengan PP Nomor 53 tahun 1999 tentang Perusahaan

Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani).

Kemudian berdasarkan akta notaris Imas Fátima Nomor 3 tanggal 2 Juli 2001 yang

merupakan tindak lanjut dari PP Nomor 14 tahun 2001 tanggal 23 Maret 2001

tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani)

menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Akta pendirian tersebut telah mendapat

persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan SK Nomor C-

05080. HT.01.01.TH.2001 tanggal 7 Agustus 2001.

Pada tahun 2003, perusahaan kembali berubah menjadi Perusahaan Umum Negara

sesuai dengan PP Nomor 30 tahun 2003 tentang Perusahaan Umum Kehutanan

Negara (Perum Perhutani). Perubahan ini telah dicatat dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 67. Sebagian telah diubah dan diatur kembali

dengan PP Nomor 72 tahun 2010 tentang Perusahaan Umum (Perum) Kehutanan

Negara.

2. Tujuan Perusahaan

Sesuai dengan pasal 11 PP Nomor 72 tahun 2010 tentang Perusahaan Umum (Perum)

Kehutanan Negara, tujuan perusahaan adalah menyelenggarakan usaha yang

bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang

berhubungan dengan pengelolaan hutan dan hasil hutan yang berkualitas dengan

harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip hutan lestari (PHL) dan

tata kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance; GCG).

Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan Unggul dalam Pengelolaan Hutan Lestari.

Misi Perusahaan

a. Mengelola Sumberdaya Hutan secara Lestari (Planet);

b. Meningkatkan Manfaat Pengelolaan Sumberdaya Hutan bagi Seluruh Pemangku

Kepentingan (People); dan

c. Menyelenggarakan Bisnis Kehutanan dengan Prinsip GCG (Profit).

Page 21: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 7

3. Kegiatan Perusahaan

Untuk mencapai tujuan tersebut, Perum Perhutani menyelenggarakan tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, yang meliputi

pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu

dan bukan kayu, pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu, rehabilitasi dan

reklamasi hutan, perlindungan hutan dan konservasi alam, pengelolaan hasil hutan

menjadi bahan baku atau bahan jadi, pendidikan dan pelatihan di bidang kehutanan,

penelitian dan pengembangan di bidang kehutanan, pengembangan agroforestri,

membangun dan mengembangkan hutan rakyat dan/atau hutan tanaman rakyat dan

perdagangan hasil hutan dan hasil produksi sendiri maupun produksi pihak lain.

Mengacu pada tujuan pembentukan Perusahaan, Perum Perhutani menetapkan

kebijakan strategis sebagaimana diuraikan dibawah ini:

a. Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH) secara lestari beserta seluruh

manfaat dan fungsinya sebagai sistem penyangga kehidupan (life support system)

yang mencakup 3 aspek: People, Planet, dan Profit (3P) sebagai aktivitas utama

(core activities);

b. Kegiatan pengelolaan industri dan pemasaran sebagai aktifitas bisnis (business

activities) yang terdiri dari pengelolaan industri kayu terpadu (integrated wood

industry), industri non kayu: gondorukem dan terpentin beserta derivatnya,

industri minyak-minyak atsiri (minyak kayu putih (MKP), nilam, dan lain-lain),

industri butiran lak (seedlak), industri sutera alam, industri Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK), Madu/Minuman air madu (MIDU), industri berbasis

agroforestri (pangan dan bioenergi) dan industri kayu rakyat serta kegiatan

pemasaran kayu tebangan dan pemasaran hasil industri kayu dan non kayu;

c. Pemasaran dari kegiatan ekowisata, jasa lingkungan, agroforestri dan usaha lain

(trading agroforestri dan trading kayu rakyat) sebagai salah satu aktifitas bisnis

yang dikembangkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Juga optimalisasi aset

perusahaan sebagai aktifitas bisnis yang mampu mendukung pertumbuhan

perusahaan;

d. Aliansi strategis dan sinergi BUMN bersama Masyarakat Desa Hutan (MDH)

dalam kegiatan ekonomi dan pengelolaan hutan dan lahan hutan dengan azas

manfaat mutual (mutual benefit) untuk kesejahteraan masyarakat’

e. Menyiapkan aktifitas pendukung (enablers activities) yang dibutuhkan untuk

menjadi perusahaan kehutanan yang modern berbasis manajemen mutu, teknologi

informasi dengan SDM yang profesional;

f. Menjadikan “Research & Development” sebagai “Sumber Inovasi Tiada Henti”

untuk pengembangan perusahaan; dan

g. Terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada segenap stakeholder.

4. Struktur Organisasi

a. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Perum Perhutani berdasarkan Keputusan Direksi

No.007/Kpts/Dir/2014 tanggal 13 Januari 2014 menetapkan struktur organisasi di

Page 22: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 8

Kantor Pusat, Kantor unit, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH), Pusdiklat SDM

dan Puslitbang SDH telah bersifat desentralisasi, dimana setiap unit/bagian

dipimpin oleh Direktur/kepala/Deputi sehingga tugas, wewenang, dan

tanggungjawab telah didelegasikan sesuai fungsinya.

Perum Perhutani memiliki tujuh Direktur yang membawahi setiap fungsi

organisasi yaitu Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur SDM dan Umum,

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Direktur Pengelolaan SDH,

Direktur Komersial Kayu, dan Direktur Komersial Non Kayu

Berdasarkan hasil Evaluasi Potensi tahun 2013, kawasan hutan yang dikelola

Perum Perhutani seluas 2.444.998 Ha, terdiri dari Hutan Produksi seluas

1.806.440 Ha dan bukan untuk produksi seluas 638.557 Ha. Satuan kerja

perusahaan terbagi menjadi 8 Divisi, 1 Pusat Pendidikan dan Pengembangan

SDM, 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhutani, 57 Kesatuan

Pemangkuan Hutan (KPH), dan 17 Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM).

1) Divisi Regional Jawa Tengah terdiri dari 20 KPH dan 4 SPH; dengan

wilayah kerja di area Provinsi Jawa Tengah pada kawasan hutan seluas

635.747 Ha;

2) Divisi Regional Jawa Timur terdiri dari 23 KPH dan 5 SPH; dengan wilayah

kerja di area Provinsi Jawa Timur pada kawasan hutan seluas 1.133.386 Ha;

3) Divisi Regional Jawa Barat dan Banten terdiri dari 14 KPH dan 4 SPH;

dengan wilayah kerja di area Provinsi Jawa Barat dan Banten pada kawasan

hutan seluas 675.243 Ha;

4) Divisi Komersial Kayu terdiri dari 3 KBM Pemasaran Kayu;

5) Divisi Industri Kayu terdiri dari 2 KBM Industri Kayu;

6) Divisi Gondorukem, Terpentin dan Derivat (GTD) dan MKP terdiri dari 3

KBM Industri Gondorukem dan Terpentin dan 1 KBM Industri Kayu Putih;

7) Divisi Bisnis Wisata dan Agribisnis terdiri dari 2 KBM Wisata dan Jasa

Lingkungan dan 3 KBM Agribisnis;

8) Divisi Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset terdiri dari 3 KBM Pemanfaatan

dan Pengelolaan Aset;

9) Pusat Pendidikan dan Pengembangan SDM yang berada di Madiun; dan

10) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhutani yang berada di Cepu.

b. Restrukturisasi Organisasi

Sejalan dengan portofolio bisnisnya, Perum Perhutani telah melakukan

restrukturisasi organisasi melalui keputusan Direksi Nomor 007/KPTS/Dir/2014

tanggal 13 Januari 2014 tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani. Sehingga

kegiatan operasi bisnis perusahaan dibagi menurut aktivitas berikut:

1) Core Activities, yang merupakan kegiatan operasi bisnis Pengelolaan SDH

Dilaksanakan oleh Divisi Regional (sebelumnya disebut Unit) yang

membawahi KPH dan Seksi Perencanaan Hutan (SPH). Jumlahnya tetap 3,

yaitu Divre Jawa Tengah, Divre Jawa Timur dan Divre Jawa Barat &

Banten. Pelaksanaan kegiatannya dikoordinasikan oleh Direktorat PSDH.

Kegiatan Perencanaan SDH dikoordinasikan oleh Pusat Perencanaan SDH di

bawah Direktur Utama.

Page 23: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 9

2) Business/Commercial Activities, yang merupakan kegiatan operasi bisnis

komersial

Fungsi komersial yang dulu masih melekat di Unit dialihkan kepada divisi-

divisi baru dengan harapan kegiatan komersial akan lebih fokus dan cepat

melahirkan inovasi-inovasi untuk meningkatkan kinerja. Adapun divisi-

divisi tersebut adalah:

a) Divisi Komersial Kayu melayani penjualan kayu bulat.

b) Divisi Industri Kayu mengelola produksi dan pemasaran industri kayu.

Kedua divisi ini berada dalam koordinasi Direktorat Komersial Kayu.

c) Divisi Gondorukem, Terpentin, dan Derivat & Minyak Kayu Putih

mengelola produksi dan pemasaran industri non kayu.

d) Divisi Bisnis Wisata dan Agribisnis mengelola wisata dan agribisnis.

e) Divisi Pemanfaatan dan Pengelolaan Asset mengelola pemanfaatan asset-

asset perusahaan.

Ketiga divisi ini berada dalam koordinasi Direktorat Komersial Non Kayu.

3) Enabler Activities, yang merupakan pendukung kegiatan operasi bisnis.

Termasuk ke dalam fungsi ini yaitu: Direktorat Umum & SDM, Direktorat

Perencanaan dan Pengembangan Bisnis, Direktorat Keuangan, Deputi

Direktorat Pengendalian dan Peningkatan Kinerja (merupakan satuan kerja

baru), Satuan Pengawasan Internal, Sekretariat Perusahaan, Puslitbang SDH

dan Pusdikbang SDM.

c. Pembentukan Holding BUMN Kehutanan

Berdasarkan PP No. 73 Tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal

Negara Republik Indonesia Ke Dalam Modal Perusahaan Umum (Perum)

Kehutanan Negara, Perum Perhutani menjadi induk Holding BUMN Kehutanan

dimana PT Inhutani I, PT Inhutani II, PT Inhutani III, PT Inhutani IV dan PT

Inhutani V menjadi anak Perusahaan Holding.

Penambahan penyertaan modal Negara berasal dari pengalihan seluruh saham

milik Negara pada:

PT. Inhutani I (didirikan berdasarkan PP No. 21/1972 di Kalimantan Timur);

PT. Inhutani II (didirikan berdasarkan PP No.32/1974 di Kalimantan

Selatan);

PT. Inhutani III (didirikan berdasarkan PP No.31/1974 di Kalimantan

Tengah);

PT. Inhutani IV (didirikan berdasarkan PP No.22/1991 di Sumatera Utara);

dan

PT. Inhutani V (didirikanberdasarkan PP No.23/1991 di Sumatera Selatan)

yang nilai penyertaannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

5. Susunan Pengurus Perusahaan

Susunan Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Perum Perhutani berdasarkan

Keputusan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia Nomor KEP–171/MBU/2011

tanggal 22 Juli 2011, Nomor SK-190/MBU/2012 tanggal 8 Mei 2012, Nomor SK-

177/MBU/2012 tanggal 8 Maret 2013, Nomor SK-326/MBU/2013 tanggal 19

Page 24: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 10

Agustus 2013, Nomor SK-77/MBU/2014 tanggal 10 April 2014, Nomor SK-

139/MBU/2014 tanggal 26 Juni 2014, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan

Anggota-Anggota Dewan Pengawas Perusahaan Umum (PERUM) Kehutanan

Negara, susunan Dewan Pengawas Perum Perhutani adalah sebagai berikut:

a. Dewan Pengawas

Ketua

Anggota

:

:

Hadi Daryanto

Adiari Nurcahyanto

Wawan Ridwan

Yustra Iwata Alsa

Upik Roslina Wasrin

Akhmad Sukardi

Wawan Siswantoro

S. Widjonarko

b. Dewan Direksi

Direktur Utama

Direktur Keuangan

Direktur SDM dan Umum

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis

Direktur Pengelolaan SDH

Direktur Komersial Kayu

Direktur Komersial Non Kayu

:

:

:

:

:

:

:

Mustoha Iskandar

Mohamad Soebagja

Morgan S Lumban Batu

Teguh Hadi Siswanto

Heru Siswanto

Teguh Hadi Siswanto

Agus Setya Prastawa

6. Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan Perum Perhutani, meliputi aset, liabilitas dan ekuitas, disajikan

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Data Aset, Liabilitas dan Ekuitas Perum Perhutani

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian 2012

Disajikan Kembali

2013 Disajikan Kembali

2014 Perkembangan (%)

2013 2014

Aset Lancar

Kas dan Setara Kas 827.066 1.299.180 1.497.913 57,08 15,30

Piutang Usaha 179.134 238.839 368.497 33,33 54,29

Persediaan Hasil Hutan 539.660 283.859 400.448 (47,40) 41,07

Pajak Dibayar di Muka 127.760 94.457 48.630 (26,07) (48,52)

Biaya Dibayar di Muka 37.863 44.467 38.444 17,44 (13,55)

Aset Keuangan Lancar Lainnnya 54.669 103.197 327.603 88,77 217,45

Aset Lancar Lainnya - 1.006 1.537 100,00 52,78

Jumlah Aset Lancar 1.766.152 2.065.005 2.683.072 16,92 29,93

Aset Tidak Lancar

Aset Tanaman -

Page 25: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 11

Uraian 2012

Disajikan Kembali

2013 Disajikan Kembali

2014 Perkembangan (%)

2013 2014

Investasi pada Entitas Asosiasi - 194.303 62.611 100,00 (67,78)

Tanaman Tahunan - Menghasilkan (TTM)

- 12.079 12.746 100,00 5,53

Tanaman Tahunan – Belum Menghasilkan (TTBM)

- 42.151 38.450 100,00 (8,78)

HTI Siap Panen - 28.405 25.033 100,00 (11,87)

HTI Dalam Pengembangan - 188.770 230.783 100,00 22,26

Aset Tetap 536.704 772.531 888.187 43,94 14,97

Aset Tak Berwujud 33.482 44.913 57.412 34,14 27,83

Aset Pajak Tangguhan 75.950 95.399 118.088 25,61 23,78

Biaya Ditangguhkan - - -

Aset Keuangan Tidak Lancar Lainnnya

28.718 10.740 8.071 (62,60) (24,85)

Aset Tidak Lancar Lainnya - 25.392 15.040 100,00 (40,77)

Jumlah Aset Tidak Lancar 674.854 1.414.683 1.456.421 109,63 2,95

Total Aset 2.441.010 3.479.691 4.139.493 42,55 18,96

Utang dan Ekuitas

Kewajiban

Utang Jangka Pendek 479.564 601.648 1.017.743 25,46 69,16

Utang Jangka Panjang 135.609 357.134 432.468 163,36 21,09

Total Kewajiban 615.173 958.782 1.450.211 55,86 51,26

Ekuitas

Hak Minoritas (4.762) 3.975 (640) 183,47 (116,11)

Modal Saham 700.000 700.000 1.882.448 - 168,92

Laba (Rugi) Ditahan 1.130.600 1.816.936 807.484 60,71 (55,56)

Total Ekuitas 1.825.838 2.520.911 2.689.291 38,07 6,68

Total Utang & Ekuitas 2.441.011 3.479.693 4.139.504 42,55 18,96

Aset lancar tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 30% dari aset tahun 2013

atau setara dengan Rp618,07 miliar. Peningkatan asset tersebut terdiri dari Aset

Lancar Entitas Induk sebesar Rp2.080,68 miliar atau 78% dan dari Entitas Anak

sebesar Rp611,64 miliar atau 22%. Penambahan tersebut antara lain nilai kas dan

setara kas mengalami peningkatan sebesar 15% atau setara dengan Rp198,73

miliar, Persediaan meningkat sebesar 41% atau setara Rp116,59 miliar. Piutang

Usaha meningkat sebesar 54% atau setara dengan Rp129,66 miliar. Sedangkan

Aset tidak lancar hanya mengalami peningkatan sebesar 3% atau setara dengan

Rp41,74 miliar. Aset tidak lancar di dominasi oleh Aset tetap sebesar Rp888,19

miliar dan asset tanaman pada entitas anak sebesar Rp307,02 miliar.

Liabilitas per 31 Desember 2014 sebesar Rp1.450,21 miliar, meningkat 51% bila

dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp958,78 miliar, terdiri dari liabilitas Induk

sebesar Rp888,26 miliar dan entitas anak sebesar Rp561,95 miliar. Selanjutnya,

Page 26: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 12

ekuitas tahun 2014 sebesar Rp2.689,29 miliar meningkat 7% bila dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar Rp2.520,91 miliar.

Realisasi pendapatan Perum Perhutani pada Tahun 2014 lebih rendah dibanding

RKAP, sedangkan total laba komprehensif tahun berjalan melebihi RKAP,

sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Data RKAP dan Realisasi Rugi Laba Perum Perhutani

(dalam jutaan Rupiah)

URAIAN Tahun 2013 Tahun 2014

Anggaran Realisasi % Anggaran Realisasi %

1 2 3 4=3 :2 5 6 7=6:5

Pendapatan 3.891.473 4.235.168 108,83 5.153.157 4.604.886 89,36

Penerimaan/Penugasan Dari Pemerintah

- - - -

Jumah Pendapatan 3.891.473 4.235.168 108,83 5.153.157 4.604.886 89,36

HPP

HPP (2.684.703) (3.110.497) (3.710.390) (3.031.897) 81,71

HPP Penugasan Dari Pemerintah

- - - -

Laba (rugi) kotor 1.206.770 1.124.671 93,20 1.442.767 1.572.989 109,03

Beban Usaha (945.552) (873.373) 92,37 (1.150.245) (1.346.978) 117,10

Beban Lainnya (61.150) (124.809) 204,10 (82.159) (203.556) 247,76

Pendapatan Lain-lain 59.010 176.573 299,23 129.634 431.392 332,78

Laba (Rugi) Usaha 259.078 303.162 117,02 339.998 453.846 133,48

Pajak Penghasilan dan Pajak Tangguhan

(64.601) (64.855) 100,39 (76.191) (80.277) 105,36

Laba (Rugi) Sebelum Penyesuaian Proforma

194.477 238.307 122,54 263.807 373.569 141,61

Efek Penyesuaian Proforma - (30.743) - - -

Laba (Rugi) Setelah Penyesuaian Proforma

194.477 207.564 106,73 263.807 373.569 141,61

Pendapatan/ (Beban) Komprehensif Lain

- (5.998) - - (3.204) -

Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan

194.477 201.565 103,64 263.807 370.365 140,39

Kepentingan Non Pengendali (644) 310 (48,14) (1.670) (5.815) 348,20

Laba Bersih Setelah Kepentingan Non Pengendali

195.120 201.256 103,14 265.477 376.180 141,70

Realisasi pendapatan usaha sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp4.604,88

miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp4.235,17 miliar

mengalami peningkatan sebesar Rp369,72 miliar atau 9%. Laba komprehensif

sampai dengan 31 Desember 2014 sebesar Rp373,57 miliar dan bila

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp207,56 miliar,

mengalami peningkatan sebesar Rp166,01 miliar atau 180%.

Pencapaian laba sebesar Rp.373,57 miliar terdiri dari:

- Pendapatan Usaha pokok mencapai Rp4.604,87 miliar, meningkat 9% bila

dibanding tahun 2013 sebesar Rp4,235,17 miliar, yaitu pendapatan dari entitas

induk sebesar Rp4.155,35 miliar atau 90% dan entitas anak perusahaan

sebesar Rp449,52 miliar.

Page 27: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 13

- Pendapatan diluar usaha pokok (antara lain berupa pendapatan ganti rugi

tegakan, jasa giro dan bunga deposito, sewa gedung, selisih kurs dan

sebagainya) terealisasi sebesar Rp431,39 miliar atau meningkat 144% dari

tahun 2013 sebesar Rp176,57 miliar, yaitu entitas induk Rp219,42 miliar atau

51% dan entitas anak sebesar Rp211,97% atau 49%.

Beban Pokok Penjualan tahun 2014 sebesar Rp3.031,90 miliar atau menurun 3%

dibanding tahun 2013 sebesar Rp3.110,50 miliar. Beban Usaha tahun 2014

sebesar Rp1.346,98 miliar atau meningkat 54% bila dibanding dengan tahun

2013 sebesar Rp873,37 miliar, yaitu entitas Induk sebesar Rp1.215,86 miliar dan

entitas anak sebesar Rp131,12 miliar. Realisasi Beban Usaha diluar usaha pokok

meningkat 66% dari tahun 2013 sebesar Rp124,71 miliar, terdiri dari entitas

Induk sebesar Rp121,42 miliar dan entitas anak sebesar Rp85,18 miliar

Berdasarkan hasil evaluasi liquiditas per 31 Desember 2014, perusahaan

memiliki dana likuid yang cukup berupa kas dan setara kas sebesar Rp1.497,91

miliar atau mengalami peningkatan sebesar 15% atau setara dengan Rp209,25

miliar dibandingkan dengan tahun 2013.

B. Proses Bisnis Perusahaan

1. Pendapatan

Pendapatan usaha Perum Perhutani Tahun 2013 dan 2014 disajikan pada tabel

berikut.

Tabel 2.3. Pendapatan Usaha Tahun 2013 dan 2014 (dalam jutaan Rupiah)

No Pendapatan RKAP 2014 Realisasi (%)

2014 2013 (4:3) (4:5)

1 2 3 4 5 6 7

I Dalam Negeri

Hasil Kayu Tebangan 1.583.551 1.799.650 1.607.913 114 112

Hasil Kayu Olahan 173.644 200.640 118.252 116 170

Hasil Hutan Lainnya 962.396 447.499 572.876 46 78

Sub Jumlah 2.719.591 2.447.788 2.299.041 90 106

Luar Negeri

Hasil Kayu Olahan 380.153 156.716 180.938 41 87

Hasil Hutan Lainnya 1.423.551 1.550.843 1.339.067 108 116

Sub Jumlah 1.812.703 1.707.559 1.520.005 94 112

Jumlah Pendapatan Usaha 4.532.294 4.155.347 3.819.046 92 109

II Pendapatan Diluar Usaha 71.118 219.418 90.611 309 242

Total Pendapatan 4.603.412 4.374.765 3.909.657 95 112

Pendapatan sampai dengan Tahun 2014 mencapai sebesar Rp4.374,77 miliar atau

95% dari RKAP tahun 2014 sebesar Rp4.603,41 miliar, dan bila dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar Rp3.909,66 miliar mengalami peningkatan sebesar

Rp465,11 miliar atau 12%. Pendapatan tersebut meliputi pendapatan usaha mencapai

sebesar Rp4.155,35 miliar atau 92% dari RKAP tahun 2014 dan 109% bila

dibandingkan dengan pendapatan tahun 2013. Pencapaian pendapatan ini diperoleh

Page 28: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 14

RKAP

Tahun 2014 2013 (4:3) (5:4)

1 2 3 4 5 6 7

A BIAYA PRODUKSI

1. Beban Produksi Kayu Tebangan

Perencanaan 80.078 71.195 57.515 89 124

Penanaman 398.898 341.540 272.424 86 125

Pemeliharaan & Pembin. Hutan 60.194 52.991 47.592 88 111

Pengend. & Pengamanan Hutan 140.257 147.647 140.504 105 105

Pemungutan Hasil Hutan 338.142 348.709 323.311 103 108

Pemenuhan Kewajiban Finan Kpd 234.052 224.705 213.369 96 105

Negara dan Lingkungan Sosial 15.769 - - -

Pemeliharaan Sarana & Prasarana 88.916 73.992 63.845 83 116

Produksi Kayu Tebangan lainnya 374.732 514.018 340.078 137 151

Biaya Prod. Kayu Tebangan (1) 1.731.038 1.774.797 1.458.637 103 122

2. Biaya Produksi Kayu Olahan

Produksi Kayu Gergajian 58.646 66.705 56.818 114 117

Produksi Hasil Pabrikasi Veneer 3.241 1.577 2.352 49 67

Produksi Hasil Pabrikasi TOP 43.782 29.532 17.547 67 168

Prod. Hasil Pabrikasi Moulding 14.827 21.295 15.259 144 140

Prod. Hasil Pabrikasi Parquet - - - - -

Pemeliharaan Sarana & Prasarana 5.612 5.476 3.974 98 138

Eksploitasi Industri Pihak III 36.733 37.184 19.730 101 188

Biaya Produksi Kayu Olahan (2) 162.842 161.769 115.679 99 140

3. Biaya Produksi Hasil Hutan Lain

a. Yang Belum/Tidak Diolah

Produksi/Pungut Getah Pinus 442.988 404.829 330.057 91 123

Produksi/Pungut Getah Damar 4.037 5.007 2.844 124 176

Produksi/Pungut Daun Murbai 1.342 - - - -

Produksi/Pungut Ulat Sutera 1.397 328 554 23 59

Produksi/Pungut Kokon Pintal 754 168 4 22 3.780

Produksi/Pungut Daun Kayu Putih 31.623 1.101 3.296 3 33

Produksi/Pungut Lak Cabang 1.280 947 828 74 114

Produksi/Pungut Hasil Hutan Lain 123.995 136.033 113.166 110 120

Biaya Prod. Belum/Tidak Diolah 607.416 548.412 450.749 90 122

b. Yang Sudah Diolah

Prod. Gondorukem & Terpentin 170.893 167.956 114.154 98 147

Produksi Minyak Kayu Putih 23.279 44.915 14.443 193 311

Produksi Rozin Soap/MC 255.729 8.209 4.611 3 178

Produksi Lak Butiran 1.169 221 504 19 44

Produksi Sutera Alam 6.539 1.019 1.129 16 90

Eksploitasi Industri Pihak III 3.424 61 1.284 2 5

Biaya Prod. Sudah Diolah 461.032 222.380 136.126 48 163

c. Hasil Usaha Lain

Produksi Perlebahan 15.821 11.678 9.863 74 118

Prod. Penangkaran Rusa 387 640 311 165 206

Prod. Penangkaran Buaya 494 - - - -

Prod. Penangkaran Primata - - - -

Prod. Wana Wisata 57.998 60.191 71.150 104 85

Prod. KPA & Hutan Wisata 836 - - - -

Prod. Pertambangan Galian - - - - -

Prod. Ekskresi Satwa - - - - -

Prod. Air 10.574 7.720 15.533 73 50

Prod. Wanatani 34.606 - - - -

Prod. Silvofishery 26.566 17.384 46.451 65 37

Prod. Hasil Usaha Lainnya 112.823 26.466 205.735 23 13

Eksploitasi dengan Pihak III - - - - -

Pemel. Sarana & Prasarana - - 238 - -

Biaya Prod. Hasil Usaha Lainnya 260.105 124.081 349.280 48 36

Biaya Prod. Hasil Hutan Lain 3 (a+b+c) 1.328.553 894.873 936.155 67 96

Jumlah Biaya Produksi (A=1+2+3) 3.222.433 2.831.439 2.510.471 88 113

(Dalam Jutaan Rupiah)

No. UraianRealisasi %

dari penjualan kayu tebangan baik Jati maupun Rimba, hasil industri kayu dan non

kayu (Gondorukem, Terpentin, Derivat dan Minyak Kayu Putih) dan hasil hutan

lainnya.

Sedangkan pendapatan di Luar Usaha Pokok sebesar Rp219,42 Miliar atau 309% dari

RKAP tahun 2014 dan bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp3.819,05

miliar mengalami peningkatan sebesar 9% atau setara dengan Rp336,30 miliar.

2. Biaya

a. Biaya Produksi

Realisasi dan anggaran beban produksi Perum Perhutani sebagai entitas induk

untuk tahun 2014 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.4. Beban Produksi Entitas Induk Tahun 2014 dan 2013

Realisasi beban produksi sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp2.831,44 miliar

atau 88% dari RKAP tahun 2014 sebesar Rp3.222,43 miliar, dan bila

dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp2.510,47 miliar mengalami

peningkatan sebesar Rp320,97 miliar atau setara 13%.

Beban produksi sendiri terdiri dari beban kayu tebangan realisasi sebesar

Rp1.774,80 milyar atau 103% dari RKAP tahun 2014 sebesar Rp1.731,03 miliar

dan bila dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp1.458,64 miliar mengalami

peningkatan sebesar Rp316,16 miliar atau 22%.

Beban kayu olahan realisasi sebesar Rp161,77 miliar atau 99% dari RKAP

tahun 2014 sebesar Rp162,84 miliar dan bila dibanding tahun 2013 sebesar

Rp115,68 miliar mengalami peningkatan sebesar Rp46,10 miliar atau 40%.

Page 29: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 15

RKAP

Tahun 2014 2014 2013 (4:3) (5:4)

1 2 3 4 5 6 7

B BIAYA USAHA

a. Biaya Pemasaran

Mengatur Hasil Hutan 64.613 55.241 52.163 85 106

Penjualan 55.844 146.626 41.546 263 353

Promosi 13.884 9.581 4.210 69 228

Pemel. Sarana & Prasarana 13.258 15.091 9.061 114 167

Penyusutan 2.221 2.897 2.098 130 138

Beban Lain-lain Pemasaran 53.185 62.923 45.623 118 138

Jumlah Biaya Pemasaran 203.005 292.372 154.701 144 189

b. Biaya Umum & Administrasi

Pegawai 83.863 87.116 65.913 104 132

Kesejahteraan Pegawai 6.202 3.818 4.946 62 77

Kesejahteraan Umum 396.187 515.381 258.925 130 199

Perjalanan Dinas 65.828 76.263 62.176 116 123

Penelitian, Pendidikan, & Penyuluhan 50.794 34.338 31.790 68 108

Kantor 140.453 145.919 127.434 104 115

Pemeliharaan Sarana & Prasarana 44.597 44.225 33.327 99 133

Penyusutan 10.440 9.540 14.175 91 67

Jumlah Biaya Umum dan Administrasi 798.364 916.600 598.685 115 153

c. Biaya Hutan Lindung 10.063 6.891 5.537 68 124

Jumlah Biaya Usaha ( B ) 1.011.432 1.215.864 758.923 120 160

C. BIAYA LAIN-LAIN

Usaha di Luar Usaha Pokok 31.274 21.820 11.948 70 183

Pemel. Sarana & Prasarana 5.265 2.845 1.836 54 155

Penyusut. Sarana & Prasarana 178 - - -

Pemeriksaan 16.081 15.250 16.806 95 91

Kerugian Penghapusan piutang/aktiva - 55.552 7.002 - 793

Beban Lain-lain 11.877 25.779 40.214 217 64

Jumlah Biaya lain-lain ( C ) 64.497 121.424 77.807 188 156

JUMLAH BIAYA ( A + B + C ) 4.298.362 4.168.726 3.347.200 97 125

No. UraianRealisasi %

Sedangkan beban produksi hasil hutan lain realisasi sebesar Rp894,87 miliar atau

67% dari RKAP tahun 2014 sebesar Rp1.328,55 miliar dan bila dibandingkan

dengan tahun 2013 sebesar Rp936,15 mengalami penurunan sebesar Rp41,28

miliar atau 4%.

b. Biaya Usaha dan Beban diluar Usaha Pokok

Realisasi biaya entitas induk Perum Perhutani Tahun 2014 sebesar 97% dari

RKAP dan lebih besar dari realisasi biaya Tahun 2013 sebagaimana ditunjukkan

pada tabel 2.5

Tabel 2.5. Beban Usaha dan Beban Diluar Usaha Entitas Induk Tahun 2014 dan 2013

(dalam jutaan Rupiah)

Realisasi Beban Usaha sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp. 1.215,85 miliar

atau 120% dari RKAP Tahun 2014 sebesar Rp1.011,43 miliar dan 160% bila

dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar Rp.758,92 miliar mengalami

peningkatan sebesar 60%.

Beban diluar Usaha pokok sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp.121,42 miliar

atau 188% dari RKAP tahun 2014 sebesar Rp.64,50 miliar, dan bila dibanding

tahun 2013 sebesar Rp.77,78 miliar mengalami kenaikan 56% atau setara

Rp.43,64 miliar, peningkatan tersebut akibat adannya kerugian nilai Piutang dan

aset akibat dilaksanakan impairment sebesar Rp.55,55 miliar.

Page 30: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 16

RKAP

Tahun 204 2014 2013 (4:3) (4:5)

1 2 3 4 5 6 7

Investasi

1 Bangunan & Tanah 409.963 123.159 226.926 30 184

2 Jalan Dan Jembatan 29.550 18.145 15.861 61 114

3 Bengkel & Instalasi 4.338 3.604 - -

4 Tempat Penimbunan - - - -

5 Mesin / Alat Industri 24.493 14.981 13.437 61 90

6 Kendaraan Bermotor & Alat berat - - 1.652 - -

7 Perlengkapan Kantor & Kendaraan Tak Bermotor 28.289 15.548 4.537 55 343

Jumlah 496.634 175.437 262.413 35 67

8 Penyertaan Modal BUMN HL 2.000 - - -

9 Penyertaan Modal (Palawi) 15.000 15.000 - 100 -

Total Investasi 513.634 190.437 262.413 37 73

(Dalam Jutaan Rupiah)

No. UraianRealisasi %

3. Investasi

Investasi Entitas Induk Tahun 2014 dan 2013 pada Perum Perhutani disajikan pada

tabel berikut.

Tabel 2.6. Investasi Entitas Induk Tahun 2014 dan 2013

Realisasi investasi sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp190,44 miliar atau 37% dari

RKAP tahun 2014 sebesar Rp513,63 miliar, dan bila dibandingkan dengan tahun

2013 sebesar Rp262,41 miliar mengalami penurunan sebesar 27%.

Ada beberapa kegiatan investasi yang belum bisa dilaksanakan pada tahun 2014,

tetapi akan dilaksanakan pada tahun 2015, antara lain Pembangunan Gedung Kantor

Pusat senilai Rp63,31 miliar dan Pembangunan Apartemen (diwilayah Jakarta

sebagai upaya pengembangan bisnis perusahaan) senilai Rp153,51 miliar,

pembangunan Pabrik sagu rencana sebesar Rp118,20 miliar baru terealisasi Rp82,02

miliar. Sesuai dengan informasi dari manajemen, pembangunan kantor pusat dan

apartemen yang sedianya akan dilaksanakan di tahun 2015, tidak jadi dilaksanakan

dengan berbagai pertimbangan.

Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka investasi pada Perum Perhutani

berpedoman pada Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 1071/KPTS/DIR/2013

tentang Pedoman Tata Cara Pengajuan dan Pelaksanaan Investasi Perum Perhutani.

Sebelum investasi dilakukan terlebih dahulu dilakukan Feasibility Study (FS) yang

dilakukan oleh masing-masing unit, kantor pusat atau divisi yang mengajukan

investasi. Prosedur pengajuan investasi dimulai dari pengajuan FS yang kemudian

dilakukan pengajian oleh tim kajian pada masing-masing unit, kantor pusat atau

divisi. Setelah mendapatkan persetujuan dari kepala unit terkait maka FS tersebut

diajukan kepada Direktur Utama dengan tembusan Direktur Teknis yang terkait dan

Direktur Keuangan. Hasil kajian dari tim kajian pada unit terkait kemudian di

Page 31: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 17

sampaikan kepada direktur keuangan sebagai bahan RKAP. Direktur Keuangan

menyampaikan FS kepada Tim Kajian Investasi di kantor pusat untuk dicermati dan

dikaji kembali. Hasil kajian dari Tim Kajian Investasi di kantor pusat disampaikan

kepada Direktur Keuangan sebagai bahan rekomendasi kepada Direktur Utama untuk

mendapatkan persetujuan. Setelah mendapatkan persetujuan dari Direktur Utama, FS

tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan usulan RKAP. Khusus untuk investasi

yang mengandung konstruksi baik bangunan maupun mesin harus dilengkapi dengan

Detail Enggineering Design (DED). DED dibuat oleh internal perusahaan untuk nilai

dibawah 3 milyar sedangkan untuk diatas 3 milyar dikerjakan bersama konsultan

independen.

Gambar 2.1. Diagram Alir Prosedur Permohonan dan Persetujuan Investasi Kantor Pusat

Gambar 2.1. menjelaskan alur pengajuan investasi yang dilakukan pada kantor unit,

namun demikian mulai tahun 2014 kantor unit sudah tidak ada dan digantikan dengan

kantor divisi regional dengan struktur organisasi yang baru. Belum terdapat pedoman

investasi baru yang mengakomodir adanya perubahan struktur organisasi Perum

Perhutani berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 007/KPTS/Dir/2014 tanggal 13

Januari 2014 tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani yang sebelumnya terdiri

Page 32: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 18

dari Kantor Pusat, Kantor Unit dan Satuan Kerja Lainnya menjadi Kantor Pusat, 3

Kantor Divisi Regional, dan 7 Divisi lainnya.

Proses Investasi yang dilakukan oleh Perum Perhutani dilakukan melalui dua metode

yaitu untuk yang berupa fisik atau kegiatan dilakukan dengan proses pengadaan

barang dan jasa sedangkan yang lain berupa pengeluaran investasi penanaman modal

pada perusahaan anak. Dalam rangka pengadaan barang dan jasa yang merupakan

salah satu metode dalam proses investasi, Perhutani berpedoman pada Keputusan

Direksi Perum Perhutani Nomor 2391/KPTS/DIR/2014 tanggal 24 Februari 2014

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Perum Perhutani. Dalam

keputusan tersebut diatur terkait ketentuan umum pengadaan, pejabat yang

berwenang dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dan proses pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa.

Secara umum ketentuan pengadaan barang dan jasa di lingkungan Perum Perhutani

menggunakan prinsip Efisien, Efektif, Kompetitif, Transparan, Adil dan Wajar serta

Akuntabel. Pejabat yang berwenang dalam rangka pemberian izin penyelenggaraan

pengadaan secara garis besar dibagi dua yaitu untuk di atas 10 Milyar harus Direktur

Utama, sedangkan untuk di bawah 10 Milyar menyesuaikan dengan kewenangan

pada masing-masing divisi dan satuan kerja lainnya yang diatur lebih rinci dengan

batasan tertentu. Proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara umum dibagai

menjadi dua yaitu untuk pengadaan di atas 250 juta dan di bawah 250 juta. Untuk

pengadaan di atas 250 juta dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

sedangkan untuk yang di bawah 250 juta dilakukan oleh pejabat pengadaan barang

dan jasa. Penunjukkan pejabat pengadaan dan pembentukan panitia pengadaan pada

kantor pusat, kantor divisi regional, kantor divisi lainnya dan satuan kerja terkait

diatur secara rinci pada peraturan tersebut. Untuk metode pengadaan barang di atas

250 juta dengan metode lelang sedangkan untuk di bawah 250 juta dapat dilakukan

dengan penunjukkan langsung. Untuk penunjukan langsung atas pengadaan diatas

250 juta dimungkinkan untuk kondisi tertentu yang diatur lebih detail.

C. Evaluasi atas Sistem Pengendalian Intern

Penilaian atas Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada Perum Perhutani dilakukan

dengan pendekatan dari COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the

Treadway Commission) yang dibagi dalam lima area yaitu: lingkungan pengendalian,

penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan

monitoring. Hasil dari penilaian SPI tersebut sebagai berikut.

1. Lingkungan Pengendalian

a. Integritas dan Nilai Etika

Dalam rangka menjalankan perusahaan dengan baik, Perum Perhutani telah

memiliki Code of Conduct berdasarkan Keputusan Direksi No.

1015/KPTS/DIR/2013 tanggal 24 Oktober 2013 tentang Pedoman Perilaku

Perusahaan (Code of Conduct/CoC) Perum Perhutani. CoC tersebut telah

diketahui oleh seluruh pegawai di lingkungan Perum Perhutani dan dapat

Page 33: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 19

diakses melalui website korporat. www.perumperhutani.com.

Dalam beberapa kesempatan, pimpinan perusahaaan kerap kali

menyampaikan masalah etika Perusahaan seperti pada saat rapat internal atau

melakukan sidak kehadiran karyawan. Integritas menjadi bagian dari soft

competency Perhutani, dan telah menjadi kompetensi wajib bagi pimpinan

serta sudah menjadi Keputusan Direksi No. 244/Kpts/Dir/2015 tanggal 8

April 2015. Hal tersebut sering disampaikan baik melalui media cetak,

website, banner Perhutani, saat temu pelanggan, maupun ketika rapat kinerja.

Pelanggaran terhadap kode etik dalam Perusahaan diatur dalam SK Direksi

No. 155 Tahun 2012 mengenai peraturan disiplin pegawai. Sedangkan atas

tindakan disiplin terhadap pelanggaran yang terjadi belum dikomunikasikan

secara luas untuk menimbulkan dampak menjerakan. Selain itu, manajemen

belum memiliki aturan yang jelas mengenai kapan, siapa, dan dalam hal apa

terkait kemugkinan pengambilan kebijaksanaan yang menyimpang dari

ketentuan atau prosedur yang berlaku.

Terkait dengan kesejahteraan, peningkatan kesejahteraan seperti pemberian

bonus, secara bertahap dilakukan sesuai dengan kemampuan perusahaan

yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja Bersama antara serikat karyawan

dengan Direksi. Bonus dihitung berdasarkan pencapaian kinerja setelah audit

KAP dan disetujui pemilik modal. Kompensasi berupa bonus dan apresiasi

kinerja berupa jangka pendek sedangkan promosi diatur dalam pola karir.

Kompensasi dan Promosi selain didasarkan pada penilaian kinerja, juga

didasarkan pada penilaian administrasi, penilaian manajemen, dan penilaian

kompetensi individu.

b. Komitmen terhadap Kompetensi

SK Direksi Perum Perhutani No. 007/Kpts/Dir/2014 tanggal 13 Januari 2014

tentang Struktur Organisasi juga mengatur mengenai job description.

Perusahaan juga telah menerapkan manajemen sumber daya manusia berbasis

kompetensi (MSDM-BK) berdasarkan Keputusan Direksi No.

244/Kpts/Dir/2015 tanggal 8 April 2015 tentang Kamus Kompetensi dan

Profil Kompetensi. Perusahaan juga saat ini sedang melaksanakan analisa

jabatan secara menyeluruh dari Jenjang I-A sampai dengan Staf oleh

Konsultan dan Tim Internal berdasarkan Keputusan Direksi no.

275/Kpts/Dir/2015 tanggal 22 April 2015.

Penempatan seorang personil melalui mekanisme promosi maupun mutasi

didasarkan sesuai keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan sebagaimana

tertuang dalam prosedur kerja promosi mutasi karyawan. Selain itu, dalam

upaya memotivasi peningkatan kompetensi personil maupun direksi,

perusahaan memberikan penghargaan yang biasanya dilakukan pada saat

ulang tahun perusahaan.

c. Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi

Dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian dalam aktivitas perusahaan,

manjemen akan bertindak setelah melalui analisis mendalam terhadap resiko

dan kemungkinan manfaat yang diperoleh dengan membentuk Biro Analisa

Page 34: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 20

Bisnis dan Manajemen Risiko dan adanya Kebijakan atau Manual Manajemen

Risiko. Manajemen juga sudah memandang penting fungsi pengolahan data,

fungsi akuntansi, keandalan laporan keuangan dengan membangun beberapa

aplikasi diantaranya ERP Modul keuangan, DKP online, dan Sistem

manajemen aset. Untuk melindungi aset yang dimiliki dari akses pihak yang

tidak berwenang, perusahaan saat ini sedang melakukan proses kerjasama

dengan entitas lain, dibuatkan non disclosure agreement, pemasangan tanda

kepemilikan dan pemagaran, serta sertifikasi tanah perusahaan.

Koordinasi antar unit pelaksana dengan penanggung jawab dilakukan setiap 3

bulan sekali dan rapat kerja bulanan di unit pelaksana. Interaksi antara

pimpinan dan manjemen pelaksana di daerah dilakukan dengan melakukan

kunjungan baik kedinasan maupun non dinas (misal: Tarawih Keliling), dan

rapat evaluasi kinerja triwulan serta tahunan. Manajemen mengadakan

pertemuan rutin 2 tahun sekali dengan serikat pekerja untuk pembahasan

PKB. Selain itu dibentuk LKS Bipartit untuk membuka komunikasi antara

manajemen dan karyawan.

Mekanisme pelaporan dari unit didaerah sampai ke pusat dilakukan secara

berjenjang dan terkesan melalui jalur birokrasi yang panjang.

d. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Perum Perhutani disusun berdasarkan proses bisnis yang

mempertimbangkan rantai penciptaan nilai (value chain) di masing-masing

entitas. Sesuai sifat organisasi, struktur organisasi telah desentralisasi kecuali

untuk SPI dan PPK. Struktur organisasi terdesentralisasi dalam beberapa

divisi. Setiap tahunnya dibentuk tim-tim antar fungsi organisasi seperti : Tim

RKAP, Tim GCG, Tim KPKU, Tim investasi, Tim pertimbangan pegawai,

dan Komite TI.

Sesuai dengan SK No. 244/Kpts/Dir/2015 tanggal 8 April 2015 tentang

Kamus Kompetensi dan Profil Kompetensi, setiap pimpinan sudah

mempunyai persyaratan jabatan yang disyaratkan. Jika yang bersangkutan

belum sesuai dengan persyaratan jabatan, maka dilakukan pelatihan.

Dalam rangka pelaporan, telah tersedia laporan kegiatan formal (DKP online)

dan laporan sementara yang bersifat informal serta laporan manajemen setiap

triwulan. DKP online telah digunakan sebagai alat analisa kinerja. DKP

online bisa diakses dan memberikan informasi sampai ke level manajer.

Selain itu juga terdpat analisa lingkungan ekonomi makro setiap 3 bulan

dalam rangka menjawab perubahan kondisi lingkungan yang terjadi.

e. Tanggung Jawab dan wewenang

Setiap jabatan dalam perusahaan mempunyai uraian jabatan yang jelas. job

description tersebut juga menjelaskan tanggung jawab pengambilan

keputusan dikaitkan dengan wewenang dan tanggung jawab. Untuk

pembagian tanggung jawab dan wewenang direksi diatur dalam SK

No.261/Kpts/Dir/2015 mengenai pembagian tugas anggota direksi.

Sedangkan untuk Dewan Pengawas diatur dalam SK Ketua Dewan Pengawas

tentang pembagian tugas anggota Dewas Nomor 07/DWAS-PHT/2014.

Page 35: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 21

Namun terkait dengan pengolahan data dan fungsi akuntansi, perusahaan

perlu memiliki personil data analis dan penambahan personil akuntasi untuk

menganalisa data-data perusahaan.

f. Kebijakan dan Praktik SDM

Perusahaan telah memiliki ketentuan terkait kebijakan dan praktik SDM

berupa Keputusan Direksi dan Prosedur Kerja bidang SDM, antara lain:

Prosedur Kerja Promosi Mutasi PK SMPHT-037, Penggajian Pegawai SK

2772/Kpts/Dir/2014, Prosedur Kerja Pelatihan .10-036, SK Rekrutmen SMK

tahun 2015 nomor 317/Kpts/Dir/2015 tanggal 3 Juni 2015.

Untuk proses perekrutan karyawan, perusahaan bekerjasama dengan institusi

penyedia jasa rekruitment dengan dilengkapi persyaratan teknis calon

pegawai. Pemilihan personil dilakukan berdasarkan latar belakang,

pendidikan dan hasil. Selanjutnya calon pegawai diberikan pembekalan divisi

Pusdikbang SDM Madiun.

Dalam rangka mengevaluasi kinerja personil, setiap triwulan dilakukan

pengukuran kinerja dan kegiatan konseling oleh pimpinan masing-masing

namun masih belum optimal. Selain itu pengukuran KPI dan Sistem

Manajemen Kinerja yang dikaitkan dengan apresiasi kinerja bulanan dan

triwulan.

Perusahaan berupaya menjalankan Code of Conduct perusahaan. Integritas

menjadi bagian dari kompetensi yang harus dimiliki setiap individu. Terkait

dengan karir, promosi didasarkan pada penilaian kinerja, juga didasarkan pada

penilaian administrasi, penilaian manajemen, dan penilaian kompetensi

individu sebagaimana diatur dalam Prosedur Kerja Promosi Mutasi (PK

SMPHT-037).

g. Kegiatan Pengawasan

1) Fungsi SPI

Perum Perhutani telah memiliki unit SPI yang kedudukannya dalam

struktur organisasi bertanggungjawab langsung ke direktur utama dan

secara formal tujuan, kewenangan dan tanggungjawabnya telah

dinyatakan dengan jelas sebagaimana diatur dalam PP No.72 /2010 dan

SK Direksi nomor 007/Kpts/Dir/2014. SPI Perum Perhutani telah

memiliki audit charter.

Salah satu fungsi SPI adalah menyampaikan memori hasil pemeriksaan

dan laporan hasil pemeriksaan serta mekanisme rapat dengan manajemen

(Board Of Director). Berdasarkan audit charter yang dimiliki, SPI juga

memiliki kewenangan untuk melakukan akses terhadap catatan,

karyawan, sumber daya dan dana serta aset organisasi lainnya yang

berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan. Selain itu SPI juga memiliki

kebebasan dalam menetapkan ruang lingkup, pelaksanaan dan pelaporan

hasil pemeriksaan.

Atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh SPI, manajemen sebagai

objek yang diperiksa memberikan tanggapan terhadap temuan

Page 36: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 22

pemeriksaan yang selanjutnya disusun laporan hasil pemeriksaan. Dalam

rangka memantau tindak lanjut hasil pemeriksaannya, kepala SPI dapat

melakukan komunikasi langsung dengan komite audit melalui rapat

koordinasi dengan komite audit Dewan Pengawas.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh pegawai SPI ditetapkan dalam

board manual. Dalam memenuhi syarat kompetensinya pegawai SPI

mengikuti pelatihan dan seleksi menggunakan lembaga eksternal. Selain

itu juga petugas SPI mengikuti proses pendidikan profesional

berkelanjutan yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan eksternal

misal dengan YPIA. Berdasarkan formasi dan bezeting pegawai jumlah

pegawai SPI saat ini dirasa sudah cukup memadai dengan jumlah total

sebanyak 57 personil yang tersebar diseluruh kantor divreg dan KPH.

Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) ditandatangani Direktur

Utama dan disampaikan juga kepada Dewan Pengawas seijin Direktur

Utama. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan pada pedoman-pedoman

kerja meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus. Hasill dari

kegiatan pemeriksaan dilaporkan oleh kepala SPI kepada Direktur Utama

dan Dewan Komisaris secara Triwulan, Semesteran dan Tahunan.

Dalam menjamin pelaksanaan fungsi unit internal audit sesuai dengan

standar dan kode etik internal auditor Kepala SPI memiliki program

quality assurance sebagaimana tercantum dalam audit charter. Pihak

eksternal yang melakukan reviu adalah BPKP sehubungan degan

penilaian penerapan GCG pada Perum Perhutani.

SPI Perum Perhutani sampai saat ini belum mengevaluasi tingkat

kecukupan, efisiensi dan efektifitas sistem pengendalian.

2) Peran Komite Audit

Salah satu peran komite audit pada Perum Perhutani selama ini adalah

memberikan tanggapan atas hasil pemeriksaan SPI dalam rapat gabungan.

Keterlibatan komite audit dalam kegatan pengendalian pelaporan

keuangan dan pencegahan fraud adalah dengan cara memberikan

masukan dan melakukan kunjungan lapangan. Selain itu juga komite

audit melakukan reviu pemeriksaan internal dengan memberikan

tanggapan atas hasil pemeriksaan. Dalam menjaga kompetensinya, ketua

dan anggota komite audit berasal dari lingkungan auditor eksternal.

2. Penaksiran Risiko

Rencana kegiatan pelestarian maupun komersial Perum Perhutani kemungkinan

akan menghadapi resiko yang akan terjadi dimasa mendatang. Untuk

mengendalikan dampak negatif adanya risiko, maka dibuat langkah antisipasi

berupa mitigasi risiko.

a. Penetapan Tujuan Perusahaan

Direksi telah menetapkan tujuan perusahaan dalam bentuk Rencana

Jangka Panjang (RJP). Tujuan perusahaan juga telah disosialisasikan

melalui website Perhutani, Agenda, kalender, dan media internal Duta

Page 37: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 23

Rimba. Perusahaaan juga telah memiliki saluran komunikasi yang cukup

efektif antara lain melalui portal Perhutani dan kotak saran.

Dalam RJP telah disusun strategi berupa scorecard-scorecard yang

mencerminkan prioritas dan alokasi sumberdaya. Asumsi yang

digunakan dalam menyusun RKAP menggunakan hasil pencapaian tahun

sebelumnya. Usulan RKAP disusun secara berjenjang mulai dari tingkat

manajer yang paling rendah sampai ke tingkat Direksi sesuai dengan

prosedur kerja penyusunan RKAP.

b. Penetapan Tujuan Operasional Entitas

Kegiatan utama pada setiap jenjang perusahaan memiliki tujuan yang

jelas sebagaimana tercermin dalam KPI masing-masing level unit kerja.

Kegiatan utama tersebut memiliki relevansi dengan visi, misi, tujuan dan

sasaran perusahaan sebgaimana tercermin dalam cascading KPI dengan

framework Balance score card. Setiap kegiatan utama perusahaan

mempunyai sasaran strategis yang menopang Visi & Misi.

Kontrak manajemen dibuat sebagai acuan atau kriteria penialian

keberhasilan kegiatan utama pada setiap jenjang perusahaan. Direksi

memberikan perhatian khusus dan memantau secara berkala kinerja

kegiatan perusahaan yang signifikan dengan melakukan pemantauan

melalui ERP modul dan DKP online.

c. Identifikasi Risiko

Dalam rangka mengelola resiko, perusahaan telah memiliki unit dalam

struktur organisasinya yaitu Biro Analisa Bisnis & Manajemen Risiko

sesuai SK Direksi No. 007/Kpts/Dir/2014 tgl 13 Januari 2014 tentang

Struktur Organisasi. Sesuai dengan Pedoman dan Prosedur Manajemen

Risiko, perusahaan melakukan identifikasi resiko yang kemudian

dikomunikaskan kepada para manajer dan karyawan terkait baik pada

rapat tingkat BOD maupun level manajemen.

RJP yang disusun oleh perusahaan sudah berbasis resiko. Namun, untuk

RKAP belum memperhitungkan resiko karena saat ini prosedur kerja

manajemen resiko masih dalam proses reviu. Selain itu, identifikasi

resiko belum dijadikan dasar pertimbangan dalam temuan pemeriksaan,

evaluasi atau penilaian lainnya. Perusahaan juga belum

mengidentifikasikan risiko potensial akibat dari proses yang

terdesentralisasi.

d. Analisis Risiko

Perusahaan sudah mengidentifikasi resiko akibat dari investasi yang tidak

tepat misalnya terdapat dalam dokumen manajemen risiko wisata.

Prosedur analisis dan kriteria tingkat resiko sudah ditetapkan oleh

perusahaan serta sudah melibatkan karyawan dan manajer dalam

aktivitasnya.

Monitoring atau evaluasi atas implementasi aktivitas pengendalian telah

dilakukan secara berkala minimal 1 tahun sekali. Namun, perusahaan

Page 38: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 24

belum membuat analisis manfaat-biaya (cost-benefit) dari aktivitas

pengendalian resiko, untuk menunjukkan besaran resiko residual yang

dapat diterima perusahaan

e. Mengelola Risiko Akibat Perubahan

Risiko-risiko akibat kondisi yang berubah secara signifikan sudah

diperhitungkan sebagai risiko yang tinggi bagi entitas sehingga akibatnya

dapat diperhitungkan dan diantisipasi. Misalnya risiko rekruitmen

pegawai baru sudah diantisipasi dalam KAK rekruitmen.

Perusahaan juga sudah memberikan pertimbangan khusus tentang risiko

akibat pertumbuhan dan ekspansi yang cepat atau penciutan entitas

contohnya pengembangan bisnis korporasi ke industri hilir Derivat

Gondorukem Terpentin (DGT) dan Sagu sudah dilakukan analisis

risikonya. Pertimbangan tentang risiko akibat penggunaan teknologi dan

aplikasi baru misal terdapat dalam dokumen Manajemen Risiko

Pemasaran Kayu Online. Selain itu juga ada petimbangan risiko terkait

produksi atau pembentukan operasi diwilayah baru, misalnya tercantum

dalam dokumen Manajemen Risiko Pengelolaan Wisata dan Tanaman

Porang dan dokumen Manajemen Risiko Pemanfaatan Hutan Sagu di

Papua.

3. Aktivitas Pengendalian

Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, Perum Perhutani menyusun prosedur

berkaitan dengan proses bisnis perusahaan yang disahkan oleh Direksi. Prosedur

tersebut antara lain adalah:

a. Pelaksanaan reviu oleh manajemen pada tingkat atas (top-level reviews)

Mekanisme reviu dari pejabat tinggi atau manajer senior untuk

mengawasi pencapaian suatu entitas terhadap rencana yang telah dibuat

masih dalam bentuk draft pengendalian kinerja namun sudah

dipergunakan sebagai acuan kerja.

Rapat evaluasi rutin berkala di setiap fungsi merupakan salahsatu

mekanisme reviu pada semua tingkat manajemen fungsional untuk

menelaah kinerja suatu aktivitas atau fungsi terhadap rencana yang telah

dibuat

b. Pengelolaan informasi untuk memastikan tingkat keakuratan dan

kelengkapan informasi

Pembukuan semua transaksi dilakukan secara sekuensial berdasarkan

chart of account yang telah ditetapkan. Jumlah-jumlah transaksi telah

dicocokkan dengan jumlah pengendali. Akses atas data dan dokumen lain

dikendalikan sebagaimana diatur dalam prosedur kerja Pengaturan

Kerahasiaan Data Dokumen Perusahaan.

c. Menetapkan dan memantau indikator dan ukuran kinerja

Sesuai SK nomor 2766/Kpts/Dir/2014 tentang Sistem Manajemen

Kinerja, indikator dan ukuran kinerja telah dibuat untuk setiap bagian dan

Page 39: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 25

level dalam organisasi sampai kepada individu. SMK divalidasi setiap 3

bulan dan hasil validasi terakhir menghilangkan indikator kinerja yang

bersifat kualitatif.

d. Memisahan tugas atau fungsi

Sesuai dengan SK Direksi No. 007/Kpts/Dir/2014 tgl 13 Januari 2014

tentang Struktur Organisasi, kewenangan untuk mengendalikan seluruh

aktifitas kunci dipisahkan. Dalam SK ini diatur juga mengenai job

description, pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam penyetujuan

(approval), pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam pencatatan,

pembayaran/penerimaan uang, dalam pemeriksaan, dan fungsi

penyimpanan.

e. Mereviu otorisasi kepada personil tertentu dalam melakukan suatu

transaksi

Transaksi yang diakui hanya transaksi-transaksi yang valid sesuai

ketentuan manajemen setelah dilakukan Verifikasi oleh Korektor

Keuangan. Transaksi hanya dilakukan oleh orang yang memiliki

wewenang misal oleh Pemegang persekot Cabang (PPC). Prosedur

otorisasi telah dikomunikasikan kepada seluruh pegawai melalui surat

atau nota dinas.

f. Mereviu pencatatan atas transaksi dengan menguji:

Setiap transaksi telah diklasifikasi dan dicatat secara memadai guna

mendukung pengendalian operasi dan pengambilan keputusan sesuai

dengan Nomor Rekening Kegiatan. Pengklasifikasian dan pencatatan

tersebut telah meliputi seluruh siklus mulai dari otorisasi, inisiasi,

pemrosesan sampai dengan klasifikasi final dalam pencatatan secara

keseluruhan sebagaimana diatur dalam prosedur kerja pembukuan

transaksi.

g. Membuat pembatasan akses dan akuntabilitas terhadap sumber daya dan

catatan-catatan

Pembatasan terhadap akses atas sumber daya dan catatan dilakukan

dengan penggunaan Username dan Password, contoh: E-Office.

Prosedur dan operasi atas pembatasan akses telah ditetapkan misal

Prosedur Kerja CBHRM, SMPHT, IKAT. Penetapan hak akses personel

ditetapkan misalnya dalam penentuan admin SMK.

h. Pendokumentasian

SPI, semua transaksi dan kejadian penting lainnya telah

didokumentasikan secara memadai seperti halnya Dokumen Keuangan.

Dokumentasi tersebut tersedia untuk kepentingan pengujian sebagaimana

diatur dalam Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen dan Data dan

Prosedur Kerja Pengendalian Dokumen dan Data Pada area yg

bersertifikasi ISO 9001 memungkinkan dilakukan pengujian.

Page 40: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 26

4. Informasi dan Komunikasi

a. Informasi

Perum Perhutani telah memiliki prosedur kerja tentang mekanisme

pelaporan. Informasi yang diperoleh telah diproses dan dilaporkan

melalui suatu sistem informasi yaitu sistem DKP online dan ERP modul

keuangan. Sumber informasi internal meliputi kondisi perusahaan

diperoleh melalui DKP online. Sedangkan informasi eksternal seperti

kondisi pasar diperoleh melalui secondary research berupa outlook

ekonomi dan berlangganan data, misalnya, untuk komoditas gondorukem

pada rosin.net.

Sistem DKP online dan ERP modul keuangan memungkinkan pimpinan

entitas di semua tingkatan memperoleh informasi yang dibutuhkan guna

melaksanakan tanggungjawabnya. Pemberian hak akses/admin atas

infomasi yang diperlukan diatur oleh perusahaan. DKP dan ERP Online

beroperasi berbasis Web sehingga dapat diakses dimana dan kapan saja.

b. Komunikasi

1) Komunikasi Internal

Pedoman dan arahan mengenai bentuk-bentuk komunikasi internal

dan eksternal, baik yang bersifat reguler maupun insidental telah

diatur dalam prosedur kerja komunikasi. Jaringan komunikasi telah

tersedia melalui portal SMPHT.

Telah disediakan media melalui kotak pengaduan bagi setiap orang

untuk melaporkan adanya dugaan penyimpangan. Pelapor harus jelas

identitasnya dan dilindungi kerahasiaannya. Namun belum semua

pegawai benar-benar menggunakan saluran komunikasi yang ada.

2) Komunikasi Eksternal

Terdapat mekanisme mengenai saluran komunikasi yang terbuka dan

efektif dengan masyarakat melalui Website dan Majalah Duta

Rimba. Apabila ada penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai

telah dilaporkan oleh pihak luar kepada pejabat yang berwenang

melalui surat pengaduan. Keluhan atau pengaduan tersebut

disampaikan kepada unit kerja terkait. Saat ini sedang dibangun

aplikasi customer relationship management (CRM) sebagai media

untuk memperoleh umpan balik dengan pihak-pihak terkait. Setiap

tahun Direktur melaporkan Manajemen Risiko kepada Dewan

pengawas mengkomunikasikan/ melaporkan baik formal maupun

non formal secara rutin permasalahan GCG.

c. Bentuk dan alat komunikasi

Pimpinan entitas menggunakan metode komunikasi efektif antara lain

melalui majalah internal Duta Rimba. Perusahaan juga memiliki rencana

strategis sistem informasi yang tertuang dalam master plan teknologi

informasi 2012-2016. Komite IT dibentuk untuk mengidentifkasi

kebutuhan informasi yang mendesak.

Page 41: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 27

5. Monitoring

Perusahaan telah mempunyai metode pemantauan yang cukup memadai atas

kegiatan pengendalian antara lain melalui sistem skoring terhadap tindaklanjut

hasil SPI di masing-masing unit. Manajemen telah mempunyai strategi

pemantauan yang mencakup identifikasi kegiatan operasi penting dan sistem

pendukung pencapaian misi yang memerlukan reviu atau evaluasi khusus melalui

Dokumen Manajemen Risiko dan Proses Monitoring Pengendalian Risiko.

Page 42: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 28

3 Hasil Pemeriksaan

BPK RI telah memeriksa pendapatan, biaya, dan I nvestasi pada Perum Perhutani Tahun

Anggaran 2014 dan 2015 (s.d. semester I) dengan hasil sebagai berikut.

A. Pendapatan

1. Perum Perhutani berpotensi kehilangan pendapatan sebesar Rp1.400.469.000,00

karena PT PCM tidak dapat memenuhi produksi sesuai dengan perjanjian

makloon air minum dalam kemasan

Perum Perhutani sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

mengelola sumber daya hutan secara lestari juga menyelenggarakan bisnis air minum

dalam kemasan (AMDK). Bisnis AMDK dikelola oleh Divisi Bisnis Wisata dan

Agribisnis yang secara teknis dilaksanakan oleh Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM)

Agribisnis III Jawa Barat. Rencana dan realisasi kegiatan bisnis AMDK oleh KBM

Agribisnis III Jawa Barat Tahun Anggaran 2014 sebagai berikut.

Tabel 3.1. Laporan Realisasi KBM Agribisnis III AMDK Tahun Anggaran 2014

Uraian Anggaran Realisasi %

Pendapatan 12.131.791.000 3.597.655.307 29,65

Persediaan Awal 83.462.298 83.462.298 100,00

Biaya:

Bahan Baku 7.820.165.276 2.862.213.241 36,60

Bahan Penolong 444.238.040 762.047.566 171,54

Upah tenaga langsung 288.888.000 810.768.951 280,65

Penyusutan 1.025.225.241 1.417.204.754 138,23

Persediaan Akhir 376.770.750 376.770.750 100,00

HPP 9.285.208.105 5.558.926.060 59,87

Laba Kotor 2,846,582,895 (1.961.270.753) (68,90)

Biaya Gaji - -

Biaya Umum 964.570.712 1.750.171.650 181,45

Biaya Usaha 964.570.712 1.750.171.650 181,45

Laba sebelum Pajak 1.882.012.183 (3.711.442.403) (197,21)

Berdasarkan Tabel 3.1. diketahui bahwa kegiatan AMDK tahun 2014 mengalami

kerugian yang cukup material yaitu sebesar Rp3.711.443.496,00. Rendahnya capaian

pendapatan dari rencana yang ditetapkan antara lain disebabkan berhentinya

operasional pabrik AMDK di Sentul Bogor. Pada September 2014, Perum Perhutani

menghentikan pabrik tersebut dikarenakan inefisiensi biaya yang menimbulkan

kerugian terus menerus. Atas kondisi tersebut, perusahaan melakukan pemutusan

hubungan kerja kepeda beberapa pegawai di pabrik tersebut. Untuk pelayanan

pemasaran AMDK diwilayah Bandung dan sekitarnya, KBM Agribisnis III tetap

melakukan produksi AMDK melalui kerjasama dengan pihak ketiga (makloon).

Page 43: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 29

Perjanjian makloon untuk produksi AMDK dilaksanakan oleh PT Patisa Chakra

Mandiri (PT PCM) dengan kontrak No.014/DIR-PCM/IV/2014 dan

No.02/PKS/KBM-AGR/III tanggal 1 April 2014. Perjanjian tersebut mengatur agar

PT PCM memproduksi AMDK merk Perhutani dengan kemasan yang telah

disediakan oleh Perum Perhutani. Jumlah produksi AMDK disepakati setiap bulan

dan dituangkan dalam kontrak tersebut.

Berdasarkan perjanjian kerjasama (makloon) dengan PT PCM, diketahui hal sebagai

berikut.

a. Dalam Pasal 3, PT PCM setiap bulan dapat memenuhi volume sebagai berikut.

Tabel 3.2. Volume Produksi PT PCM berdasarkan Perjanjian Makloon

Ukuran Pemenuhan per bulan (karton)

240 ml isi 48 gelas 10.000

300 ml isi 24 botol 1.500

600 ml isi 24 botol 2.000

Galon isi 19 ltr 5.000

Hasil pemeriksaan atas laporan produksi PT PCM, volume produksi AMDK dari

periode April s.d Desember 2014 (9 bulan) tidak sesuai dengan volume produksi

yang ditetapkan dalam perjanjian, sehingga terjadi kekurangan produksi dengan

jumlah sebagai berikut.

Tabel 3.3. Kekurangan produksi PT PCM

Ukuran

Pemenuhan sesuai perjanjian Realisasi

produksi

oleh PT PCM

Kekurangan

produksi oleh

PT PCM Per bulan 9 bulan

240 ml isi 48 gelas 10.000 90.000 25.396 64.604

300 ml isi 24 botol 1.500 13.500 836 12.664

600 ml isi 24 botol 2.000 18.000 11.544 6.456

Galon isi 19 ltr 5.000 45.000 24.526 20.474

Atas kekurangan volume produksi AMDK yang tidak dapat dipenuhi PT PCM,

KBM Agribisnis III kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan sebesar

Rp1.400.469.000,00 dengan rincian berikut.

Tabel 3.4. Perhitungan potensi pendapatan AMDK

Ukuran Kuantitas

(karton)

Harga jual

(Rp)

Nilai

(Rp)

Ukuran 240 ml 64.604 12.500,00 807.550.000,00

Ukuran 300 ml 12.664 20.500,00 259.612.000.00

Page 44: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 30

Ukuran Kuantitas

(karton)

Harga jual

(Rp)

Nilai

(Rp)

Ukuran 600 ml 6.456 21.500,00 138.804.000,00

Ukuran galon 19 ltr 20.474 9.500,00 194.503.000,00

Jumlah 1.400.469.000,00

b. Dalam perjanjian makloon antara Perum Perhutani dengan PT PCM, tidak

mengatur:

1) Sanksi atau denda atas wanprestasi dalam hal ini tidak terpenuhinya volume

produksi oleh PT PCM sesuai dengan perjanjian;

2) Tata cara pembayaran atas jasa produksi yang dihasilkan; dan

3) Perhitungan biaya angkut dari gudang makloon ke gudang Perhutani.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2008 sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-

15/MBU/2012 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

BUMN

1) Pasal 2 yang menyatakan bahwa pengadaan barang dan jasa wajib

menerapkan prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut.

a) Efisien, berarti pengadaan barang dan jasa harus diusahakan untuk

mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat

dengan menggunakan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan

bukan hanya didasarkan pada harga terendah;

b) Efektif, berarti pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

2) Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan bahwa kontrak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tetap harus mengindahkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance) serta prinsip kehati-hatian dalam pengambilan

keputusan bisnis (business judgement rule);

b. Perjanjian kerja sama PT PCM dengan Perum Perhutani dengan kontrak Nomor

014/DIR-PCM/IV/2014 dan nomor 02/PKS/KBM-AGR/III tanggal 1 April 2014,

pasal 3 dan pasal 5.

Hal tersebut mengakibatkan Perum perhutani kehilangan kesempatan memperoleh

pendapatan sebesar Rp1.400.469.000,00 dan tidak dapat mengenakan sanksi kepada

pihak penerima makloon.

Hal tersebut disebabkan:

a. Manager Agribisnis III tidak cermat dalam membuat perjanjian kerjasama

makloon AMDK dengan PT PCM.

Page 45: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 31

b. General Manager KBM Agribisnis tidak optimal dalam mengawasi kinerja

Manager Pemasaran AMDK.

c. Pengendalian dari Kepala Divisi Wisata dan Agribisnis belum optimal.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Akan melakukan perhitungan ulang terhadap hasil produksi Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK) dengan melibatkan pihak mitra PT. Patisa Chakra Mandiri

dan hasilnya akan kami tuangkan dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan) yang

ditandatangani kedua belah pihak guna penyelesaian selanjutnya.

b. Terhadap perjanjian kerjasama makloon akan kami kaji ulang.

BPK-RI merekomendasikan agar:

a. Perum Perhutani segera melakukan perhitungan ulang atas produksi AMDK

dengan melibatkan pihak mitra PT. PCM.

b. Perum Perhutani segera melakukan kajian ulang kerjasama makloon dan

mengoptimalkan pabrik AMDK Perhutani.

2. Pelaksanaan jasa makloon pada Divisi Industri Kayu I Sub Janten tidak sesuai

ketentuan

Pada tahun 2014 Divisi Industri Kayu Perum Perhutani melakukan kerja sama

pengolahan kayu yang dilakukan dengan mitra kerja atau pihak lain dengan pola

kemitraan dalam upaya meningkatkan nilai tambah atas produk kayu (jasa makloon).

Dalam kerjasama ini Divisi Industri Kayu Perum Perhutani berkewajiban

menyerahkan bahan baku industri (BBI) pengolahan kayu berupa kayu bundar (log)

/atau Raw Saw Timber/RST (kayu gergajian) untuk diolah lebih lanjut.

Perjanjian kerja sama jasa makloon ini diharapkan dapat mendorong peningkatan

kontribusi industri terhadap pendapatan Perum Perhutani dan mendorong pengolahan

industri kayu yang saling menguntungkan. Selain itu, pemanfaatan jasa makloon dari

pihak ketiga dilakukan karena keterbatasan kapasitas industri pengolahan kayu Perum

Perhutani. Syarat yang harus dipenuhi mitra kerjasama jasa makloon antara lain harus

berbentuk badan usaha, memiliki pabrik pengolahan kayu dengan perijinan yang sah,

mempunyai atau menyediakan pejabat penerbit faktur angkutan kayu olahan,

mempunyai Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), tidak mengolah kayu

sejenis, dan mampu memberikan jaminan tercapainya rendemen pengolahan yang

ditetapkan Perhutani yang dituangkan dalam surat pernyataan. Pedoman tatacara

pelaksanaan jasa makloon telah diatur khusus dalam Surat Keputusan Direksi Perum

Perhutani Nomor 2328/KPTS/DIR/2014 tanggal 24 Febuari 2014.

Pada tahun 2014 Divisi Industri Kayu Sub Jawa Barat dan Banten telah

melaksanakan kontrak kerjasama jasa makloon dengan sembilan perusahaan

makloon, dengan jenis kayu yang dimakloonkan antara lain adalah jati, rasamala,

akasia mangium dan mahoni untuk diubah menjadi produk setengah jadi Raw Saw

Timber (RST) berupa kaso, reng, papan lebar dan papan kecil, dan produk jadi berupa

decking, flooring, parquet block, papan, balok dan kayu reng.

Page 46: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 32

Sebelum kesepakatan rendemen kontrak dibuat biasanya dilakukan sawing test yaitu

uji penggergajian atas beberapa kayu BBI untuk mengetahui jumlah presentase rata-

rata rendemen yang akan dihasilkan dan dituangkan sebagai syarat minimal rendemen

dalam kontrak.

Proses penyerahan kayu BBI sampai dengan kayu olahan makloon pada KBM IK I

untuk Sub Janten antara lain sebagai berikut.

a. Pemilihan BBI atas kayu bulat yang dikuasai oleh KBM Komersial Kayu di

tempat penimbunan kayu (TPK) dilakukan bersama oleh KBM IK I Sub Janten

dan KBM Komersial Kayu yang dituangkan dalam Berita Acara (BA) Pemilihan

BBI.

b. Penyerahan kayu bulat dari Pihak KBM Komersial Kayu kepada Pihak KBM IK

I Sub Janten hanya yang dituangkan dalam BA penyerahan kayu bulat dari KBM

Komersial Kayu. Fisik kayu masih tetap berada di TPK walaupun telah dilakukan

penyerahan karena KBM Industri Kayu tidak memiliki gudang penyimpanan.

c. Penyerahan kayu bulat (BBI) dari Pihak KBM IK I Sub Janten kepada pihak

mitra jasa maklon dituangkan dalam BA penyerahan kayu bulat. Fisik kayu BBI

berpindah dari TPK ke pihak mitra jasa makloon.

d. Penyerahan kayu hasil olahan dari pihak mitra jasa maklon kepada pihak KBM

IK dituangkan dalam BA penyerahan hasil olahan makloon.

Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap beberapa perjanjian kerja sama jasa

makloon pada KBM Industri Kayu (IK) Sub Janten ditemukan hal-hal sebagai

berikut.

a. Hasil olahan makloon kayu tidak sesuai spesifikasi dengan yang diperjanjikan

sehingga Perum Perhutani kehilangan potensi pendapatan sebesar

Rp738.011.006,85

1) Hasil olahan CV Prima Mitra (PM) tidak sesuai spesifikasi rendemen yang

disepakati senilai Rp424.389.206,85.

Berdasarkan kontrak kerjasama makloon Nomor

03/073.1/MAKLOON/DIV.IK.I/JANTEN 2014 tanggal 25 Maret 2014. Div.

IK Sub Janten telah menunjuk CV PM sebagai pelaksana jasa makloon

dengan lingkup perjanjian adalah mengubah bahan baku kayu log akasia

mangium menjadi RST akasia mangium. Dalam pelaksanaan pekerjaan telah

terjadi satu kali addendum kontrak yaitu Nomor 01/PHT.DIV.IK-CV Prima

Mitra/Makloon 2014 tanggal 25 September 2014. Hasil sawing test tanggal

12 Maret 2014 dan 14 Maret 2014 menunjukan bahwa rendemen rata-rata

yang diperoleh masing-masing pada tanggal tersebut adalah 49,83% dan

50,11%, sementara jumlah rendemen yang diperjanjikan pada awal kontrak

adalah 52,00% dan diubah berdasarkan addendum menjadi 53,2%. Rincian

input dan output jasa makloon setelah addendum dapat dilihat pada Tabel

3.5.

Page 47: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 33

Tabel 3.5. Spesifikasi Kontrak Jasa Makloon CV PM

Uraian Jumlah

Input Uraian Output Output Rendemen

1 2 3 4 5 = 4:2x100%

Kayu Bulat

Akasia Mangium

5.500 m3 1. RST Kaso (24x14x1000) 1.347,50 m3 24,50 %

2. RST Reng (24x11x1000) 357,50 m3 6,50 %

3. RST Papan Lebar (24x11x1000) 451,00 m3 8,20 %

4. RST Papan Kecil (24x11x1000) 770,00 m3 14,00 %

Jumlah Input 5.500 m3 Jumlah Output 2.926,00 m3 53,20 %

Sumber Data: Kontrak & Addendum

Realisasi produksi berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) Hasil

Olahan, data mutasi persediaan serta data evaluasi bisnis CV PM diketahui

bahwa realisasi input kayu bulat adalah 5.887,38 m3 dengan realiasasi

rendemen total hasil olahan hanya mencapai 50,07% dengan rincian sebagai

berikut.

Tabel 3.6. Realisasi Jasa Makloon CV PM

Uraian Realisasi Input

(m3) Uraian Output

Output

(m3) Rendemen

1 2 3 4 5 = 4:2x100%

Kayu Bulat Akasia

Mangium

5.887,38 1. RST Kaso (24x14x1000) 914,44 15,54 %

2. RST Reng (24x11x1000) 1.613,22 27,41%

3. RST Papan Lebar (24x11x1000) 337,09 5,73 %

4. RST Papan Kecil (24x11x1000) 82,72 1,41 %

Jumlah Input 5.887,38 Jumlah Output 2.947,47 50,07 %

Atas perbedaan hasil olahan dari rendemen yang telah disepakati Div. IK Sub

Janten kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp424.389.206,85 dengan

rincian sebagai berikut.

Tabel 3.7. Perbandingan Kontrak dan Realisasi CV Prima Mitra

Uraian Output

Output Seharusnya

Berdasarkan

Realisasi Input

5.887,38 m3 (m3)

Realisasi

Output

(m3)

Selisih

(m3)

Harga

Satuan

Pasar (Rp)

Nilai Kehilangan

Pendapatan (Rp)

1 2 3 4 = 2 – 3 5 6 = 4 x 6

1. RST Kaso (24x14x1000) 1.442,41 914,44 527,97 1.363.636 719.958.898,92

2. RST Reng (24x11x1000) 382,68 1.613,22 -1.230,54 1.227.273 (1.510.208.517,42)

3. RST Papan Lebar

(24x11x1000)

482,77 337,09 145,68 2.090.909 304.603.623,12

4. RST Papan Kecil

(24x11x1000)

824,23 82,72 741,51 1.227.273 910.035.202,23

Jumlah Output 3.132,09 2.947,47 184,62 424.389.206,85

Sumber Data: Evaluasi Bisnis dan Mutasi Persediaan

Page 48: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 34

Tabel 3.7. menunjukan terdapat selisih realisasi produk RST sebanyak 184,62

m3 dibandingkan rendemen yang dijanjikan. Berdasarkan pasal 2 ayat 4.h

dalam kontrak dijelaskan bahwa CV PM berkewajiban menjamin atas

kehilangan dan ketidaksesuaian spesifikasi produk. Atas kehilangan tersebut

CV PM berkewajiban untuk melakukan ganti rugi sebesar nilai bahan baku

ditambah biaya angkut dan olah serta kerugian akibat kehilangan keuntungan

senilai Rp771.359,68 per m3

bahan baku industri BBI. Mengacu pada jumlah

rendemen yang dijanjikan sebesar 53,20% maka selisih RST sebanyak

184,62 m3 equivalen jumlahnya dengan BBI sebanyak 347,03 m

3 (184,62 m

3

x 100/53,20). Jumlah sanksi yang seharusnya dikenakan kepada CV PM

adalah sebesar Rp267.684.949,75 (Rp771.359,68 per m3 x 347,03 m

3).

Atas ketidaksesuaian rendemen tersebut, CV PM menjelaskan bahwa kayu

bulat Acasia Mangium dari industri kayu banyak yang busuk dan rusak

namun tidak dituangkan dalam berita acara berapa jumlah kayu busuk dan

rusak. Penjelasan dari CV PM tersebut bertolak belakang dengan penjelasan

dari manager KBM Komersial Kayu Bogor bahwa kayu yang busuk dan

tidak layak pakai ditolak untuk diuji sejak kayu tersebut berada di tempat

penampungan sementara dan Div industri kayu dapat menolak kayu yang

tidak layak pakai dan busuk tersebut.

2) Hasil olahan CV Rimba Raya Makmur tidak sesuai spesifikasi rendemen

yang disepakati senilai Rp177.622.200,00

Berdasarkan kontrak kerjasama makloon Nomor

04/073.1/MAKLOON/DIV.IK.I/JANTEN 2014 tanggal 4 April 2014. Div.

IK Sub Janten telah menunjuk CV Rimba Raya Makmur (RRM) sebagai

pelaksana jasa makloon dengan lingkup perjanjian adalah mengubah bahan

baku kayu bulat mahoni menjadi finished product berupa E2E Mahoni.

Dalam pelaksanaannya telah terjadi perubahan rendemen kontrak dari 33,39

% menjadi 35,00 % hal tersebut dituangkan dalam berita acara kesepakatan

bersama bermaterai tanggal 28 Agustus 2014 antara manager operasional

industri kayu I dan Direktur CV RRM yang mengacu pada kontrak. Rincian

rendemen jasa maklon CV RRM adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8. Spesifikasi Rendemen Kontrak Jasa Makloon CV RRM

Uraian Input Uraian Output Rendemen

Awal Kontrak

Rendemen Berdasarkan Kesepakatan 28

Agustus 2014

Kayu Bulat Mahoni

(100%)

1. Finished Product E2E Jumbo

(18 x 120 x 450 – 900 mm)

25,97% 26,00 %

2.Finished Product E2E standar

(18 x 90 x 450 – 900 mm)

7,42% 9,00 %

Jumlah Output 33,39% 35,00 %

Sumber Data: Kontrak &Berita Acara Kesepakatan

Realisasi produksi berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) Hasil

Olahan, data mutasi persediaan serta data evaluasi bisnis CV RRM diketahui

bahwa realisasi input kayu bulat mahoni adalah 3.267,44 m3 dengan

realiasasi rendemen total hasil olahan hanya mencapai 34,10% dengan

rincian pada Tabel 3.9.

Page 49: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 35

Tabel 3.9. Realisasi Kontrak Jasa Makloon CV RRM

Uraian Realisasi Input (m3)

Realisasi Output Output (m3) Rendemen

1 2 3 4 5 = 4:2x100%

Kayu Bulat

Mahoni

3.267,44 1. Finished Product E2E Jumbo

(18 x 120 x 450 – 900 mm)

851,35 26,06%

2. Finished Product E2E standar

(18 x 90 x 450 – 900 mm)

262,77 8,05%

Jumlah Input 3.267,44 Jumlah Output 1.114,12 34,10 %

Manager Operasional KBM IK I Sub Janten menjelaskan bahwa rendemen

dalam berita acara kesepakatan bersama pihak CV RRM bukan merupakan

addendum kontrak karena kesepakatan tersebut dibuat sebagai upaya

manager operasional dalam meningkatkan rendemen dari 33,39 % menjadi

35,00%. Hal tersebut tidak sesuai dengan SK Direksi Nomor

2328/KPTS/DIR/2014 tentang Pedoman Kerjasama Jasa Pengolahan Kayu

tanggal 24 Febuari 2014 yang antara lain menyatakan penandatangan

perjanjian kerjasama Perhutani hanya bisa diwakili oleh General Manager

Industri Kayu dan orang yang berwenang mewakili badan usaha mitra

kerjasama.

Jika kontrak didasarkan pada rendemen yang telah disepakati Manager

Operasional Sub Janten dan CV RRM sebesar 35,00% maka Div. IK I Sub

Janten kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp177.622.200,00 (Tabel

3.10)

Tabel 3.10. Nilai Kehilangan Pendapatan atas Pekerjaan CV RRM

Uraian Output

Output

Seharusnya

Berdasarkan

Realisasi Input

3.267,44 m3 (m3)

Realisasi

Output

(m3)

Selisih

(m3)

Harga

Satuan

Pasar (Rp)

Nilai

Kehilangan

Pendapatan

(Rp)

1 2 3 4 = 2 – 3 5 6 = 4 x 5

1. Finished Product E2E Jumbo (18 x

120 x 450 – 900 mm)

849,53 851,35 -1,82 7.140.000 (12.994.800)

2.Finished Product E2E standar (18 x

90 x 450 – 900 mm)

294,07 262,77 31,3 6.090.000 190.617.000

Jumlah Output 1.143,60 1.114,12 29,48 177.622.200,00

Sumber Data: Evaluasi Bisnis dan Mutasi Persediaan

3) Hasil olahan PK Indokai Mas Group tidak sesuai spesifikasi rendemen yang

disepakati senilai Rp135.999.600,00

Berdasarkan kontrak kerjasama makloon Nomor

06/073.1/MAKLOON/DIV.IK.I/JANTEN 2014 Tanggal 9 April 2014, Div.

IK Sub Janten telah menunjuk PK Indokai Mas Group (IMG) sebagai

pelaksana jasa makloon dengan lingkup perjanjian adalah mengubah bahan

baku kayu log jati menjadi RST jeblosan jati dengan input 2000 m3 kayu log

jati dan output 1.600 m3 kayu log jati atau rendemen 80%. Dalam masa

Page 50: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 36

pelaksanaan kontrak pada tanggal 14 Agustus 2014 Div. IK I sub Janten telah

merubah lingkup jasa makloon untuk menindaklanjuti surat dari Divisi

Industri Kayu No: 399/076.1/Div-IK tanggal 14 Juli 2014 dalam rangka

memenuhi kebutuhan RST Decking dan Flooring dari Divisi Industri Kayu II

di Gresik. Atas perubahan lingkup tersebut General Manager tidak pernah

melakukan addendum perubahan pelaksanaan pekerjaan sehingga rendemen

minimal atas RST Decking, Flooring tidak terukur.

Realisasi produksi berdasarkan Berita Acara (BA) penyerahan hasil olahan,

sisa persediaan, data pengoperan kepada Div. IK II Gresik serta data evaluasi

bisnis PK IMG diketahui bahwa realisasi input kayu bulat Jati adalah 274,03

m3 dengan realiasasi rendemen total hasil olahan hanya mencapai 43,23%

dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.11. Realisasi Kontrak Jasa Makloon PK IMG

Uraian Realisasi

Input Realisasi Output

Sisa

Persediaan Penjualan Pengoperan Output Rendemen

1 2 3 4 5 6 7 8 = 7:2x100%

Kayu Bulat

Jati

274,03 m3 RST Jeblosan Jati 0,00 35,48 0,00 35,48 12,95%

RST Decking 2,23 0,00 2,76 4,99 1,82%

RST Flooring 39,97 0,00 18,67 58,64 21,40%

RST Parquet Block 17,32 0,00 0,00 17,32 6,32%

RST Reng 1,92 0,00 0,09 2,01 0,74%

Jumlah Input 274,03 m3 Jumlah Output 61,44 35,48 21,52 118,44 43,23%

Sisa persediaan pada tabel diatas diakibatkan tidak seluruhnya persediaan

RST Decking, Flooring, Parquet Block dan Reng dioper kepada Div Industri

kayu II dan direncanakan untuk dijual melalui lelang pada tahun 2015. Hal

tersebut bertentangan dengan SK Direksi Nomor 2328/KPTS/DIR/2014 yang

antara lain menyatakan bahwa kerjasama jasa pengolahan kayu dapat

dilaksanakan apabila sudah terdapat confirmation of sales (C.o.S) yang

menurut hasil sawing test dan analisa bisnis dianggap menguntungkan.

Atas perubahan spesifikasi tanpa didukung addendum Div. IK Sub Janten

kehilangan potensi pendapatan sebesar Rp135.999.600,00 (Tabel 3.12).

Tabel 3.12. Nilai Kehilangan Potensi Pendapatan PK IMG

Uraian Output

Output Kontrak Awal

Berdasarkan Realisasi

Input 274,03 (m3)

Realisasi

Output (m3)

Selisih

(m3)

Harga Satuan

Pasar per m3

(Rp)

Nilai Kehilangan

Pendapatan

(Rp)

1 2 3 4 = 2-3 5 6 =4x5

1. RST Jeblosan 219,22 35,48 183,74 7.300.000 1.341.302.000

2. RST Decking 0,00 4,99 (4,99) 22.000.000 (109.780.000)

3. RST Flooring 0,00 58,64 (58,64) 15.660.000 (918.302.400)

4. RST Parquet Block 0,00 17,32 (17,32) 10.000.000 (173.200.000)

Page 51: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 37

Uraian Output

Output Kontrak Awal

Berdasarkan Realisasi

Input 274,03 (m3)

Realisasi

Output (m3)

Selisih

(m3)

Harga Satuan

Pasar per m3

(Rp)

Nilai Kehilangan

Pendapatan

(Rp)

1 2 3 4 = 2-3 5 6 =4x5

5. RST Reng 0,00 2,01 (2,01) 2.000.000 (4.020.000)

Jumlah Output 219,22 118,44 Jumlah 135.999.600

Sumber Data: Evaluasi Bisnis, data pengoperan ke Div. IK II Gresik dan Mutasi Persediaan

b. Pengenaan denda atas keterlambatan pelaksanaan pengolahan kayu oleh mitra

jasa makloon sebesar Rp698.916.642,30 tidak dilakukan

Berdasarkan SK Direksi Nomor 2328/KPTS/DIR/2014 tentang Pedoman Jasa

Pengolahan Kayu Tanggal 24 Febuari 2014 antara lain dijelaskan bahwa

penyerahan Bahan Baku Industri (BBI) berupa kayu bulat (log) dilakukan secara

bertahap dan harus diikuti pembuatan BAST antara perhutani dan mitra

kerjasama jasa pengolahan yang didalamnya menyebutkan jenis, ukuran, mutu,

jumlah batang, volume dan nilai (harga). Begitu juga halnya dengan penyerahan

hasil olahan dilakukan secara bertahap dan diikuti oleh pembuatan BAST

penyerahan hasil olahan. Dalam setiap kontrak makloon terdapat dua jangka

waktu yaitu jangka waktu pengolahan bahan baku dan jangka waktu kontrak

berakhir.

Hasil pemeriksaan terhadap kesesuaian realiasi waktu pengolahan BBI dengan

waktu pengolahan dalam kontrak diketahui hal-hal sebagai berikut.

1) CV Prima Mitra tidak dikenakan denda keterlambatan sebesar

Rp373.697.059,57.

Berdasarkan kontrak kerjasama makloon Nomor

03/073.1/MAKLOON/DIV.IK.I/JANTEN 2014 tanggal 25 Maret 2014, CV

Prima Mitra (PM) sebagai pelaksana makloon memiliki kewajiban untuk

melakukan pengolahan bahan baku kayu akasia mangium menjadi RST

akasia mangium dalam waktu maksimal 15 (lima belas) hari terhitung sejak

BAST bahan baku kayu bulat ditandatangani para pihak. Hasil perbandingan

antara BAST penyerahan BBI dan hasil olahan kayu menunjukan bahwa

hampir seluruh pelaksanaan pengolahan mengalami keterlambatan sekitar 18

s.d 94 hari. Atas keterlambatan tersebut yang seharusnya penyedia jasa

maklon dikenakan denda sebesar Rp373.697.059,57, namun sampai

pemeriksaan berakhir denda tidak dikenakan. (Rincian Perhitungan Denda

lihat Lampiran 1)

2) PT Quartindo Sejati Furnitama tidak dikenakan denda keterlambatan sebesar

Rp325.219.582,73

Berdasarkan kontrak kerjasama makloon Nomor

98/073.1/MAKLOON/DIV.IK.I/JANTEN 2014 tanggal 4 Maret 2014, PT

Quartindo Sejati Furnitama (QSF) sebagai pelaksana makloon memiliki

kewajiban untuk melakukan pengolahan bahan baku kayu jati menjadi

finished product Garden Furnituredan Parquet Block dalam waktu maksimal

Page 52: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 38

60 (enam puluh) hari terhitung sejak BAST bahan baku kayu bulat

ditandatangani para pihak. Hasil perbandingan antara BAST penyerahan BBI

dan hasil olahan kayu menunjukan bahwa hampir seluruh pelaksanaan

pengolahan mengalami keterlambatan sekitar 37 s.d 129 hari. Atas

keterlambatan tersebut yang seharusnya penyedia jasa maklon dikenakan

denda sebesar Rp325.219.582,73, namun sampai pemeriksaan berakhir denda

tidak dikenakan. (Rincian Perhitungan Denda lihat Lampiran 2).

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu rekanan yaitu pihak CV PM

diketahui bahwa pemahaman CV PM atas waktu pengolahan tersebut adalah CV

PM harus melaporkan hasil produksi per 15 hari bukan menyelesaikan pekerjaan

selama 15 hari, oleh karena itu pihak CV PM berpendapat harus ada perbaikan

dalam bahasa kontrak.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Perjanjian Kerjasama Pengolahan Nomor.03/073.1/MAKLOON/DIV.IK.I/

JANTEN/ 2014 tanggal 25 Maret 2014

Pasal 2 ayat (4):

1) Huruf e “Pihak Kedua berkewajiban untuk mengolah bahan baku kayu bulat

akasia yang diserahkan Pihak Kesatu menjadi RST Racuk dengan mengacu

pada rendemen minimal sebagaimana dimuat dalam lampiran 1b).”

2) Huruf f “Pengolahan sebagaimana dimaksud huruf d, harus selesai dalam

waktu 15 hari terhitung sejak tanggal BAST bahan kayu bulat ditandatangani

para pihak.”

3) Huruf g “Menyerahkan hasil produksi sesuai dengan lampiran 1b kepada

Pihak Kesatu dan membuat Berita Acara Serah Terima hasil Produksi.”

b. Perjanjian Kerjasama Pengolahan No.01/ 073.1/ MAKLOON/ DIV.IK.I/

JANTEN/ 2014 tanggal 4 Maret 2014

Pasal 2 ayat (4):

1) Huruf e “Pihak Kedua berkewajiban untuk mengolah bahan baku kayu bulat

jati yang diserahkan Pihak Kesatu menjadi Finished Product Garden

Furniture dengan mengacu pada rendemen minimal sebagaimana dimuat

dalam lampiran 1b).”

2) Huruf f “Pengolahan sebagaimana dimaksud huruf e, harus selesai dalam

waktu 60 hari terhitung sejak tanggal BAST bahan kayu bulat ditandatangani

para pihak.”

3) Huruf g “Menyerahkan hasil produksi sesuai dengan lampiran 1 kepada

Pihak Kesatu dan membuat Berita Acara Serah Terima hasil Produksi.”

c. Pasal Sanksi dalam tiap kontrak kerja sama makloon yang menyatakan bahwa :

1) Keterlambatan dan ketidaksesuaian proses produksi oleh Pihak Kedua

melewati batas waktu yang telah disepakati diberi toleransi maksimal 30 hari

kalender dengan dikenakan denda sebesar 0,05% per hari untuk 10 hari

Page 53: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 39

pertama, 0,10% untuk 10 hari kedua dan 0,15% untuk 10 hari ketiga dan

seterusnya.

2) Prosentasi denda dihitung dari nilai pendapatan seharusnya diterima Pihak

Kesatu yaitu sebesar nilai bahan baku ditambah biaya angkut, biaya olah dan

kerugian akibat kehilangan keuntungan sebesar 2% (dua perseratus).

3) Kehilangan dikenakan ganti rugi yang nilainya merupakan nilai bahan baku

ditambah dengan biaya angkut, biaya olah dan kerugian akibat kehilangan

keuntungan sebesar 2%(dua perseratus).

d. SK Direksi Nomor 2328/KPTS/DIR/2014 tanggal 27 Febuari 2014 tentang

Pedoman Kerjasama Jasa Pengolahan Kayu

1) Pasal 3 huruf a yang menyatakan bahwa “Kerjasama Jasa Pengolahan Kayu

dapat dilaksanakan apabila sudah terdapat confirmation of sales (C.o.S) yang

menurut hasil Sawing Test dan analisa bisnis dianggap menguntungkan.

2) Pasal 4 huruf f yang menyatakan bahwa “Calon Mitra Kerjasama pada

prinsipnya harus memenuhi persyaratan mampu memberikan jaminan

tercapainya rendemen pengolahan yang ditetapkan Perhutani yang

dituangkan dalam Surat Pernyataan.

3) Pasal 5 angka (6) Penandatanganan Perjanjian Kerjasama untuk Perhutani

diwakili oleh General Manager Industri Kayu, sedangkan Mitra Kerjasama

diwakili oleh orang yang berwenang mewakili Badan Usaha Mitra

Kerjasama.

4) Pasal 6 angka (1) a dan (1) b yang menyatakan bahwa Penyerahan BBI

dilaksanakan secara bertahap dan harus diikuti dengan pembuatan Berita

Acara Serah Terima (BAST) antara Perhutani dengan Mitra Kerjasama Jasa

Pengolahan, yang didalamnya menyebutkan jenis, ukuran, mutu, jumlah

batang, volume dan Nilai (harga) bahan baku.

5) Pasal 9 huruf a dan b “Penyerahan output kerjasama dilakukan secara

bertahap dan harus diikuti dengan pembuatan Berita Acara Serah Terima

(BAST) Output antara Perhutani dengan Mitra Jasa Pengolahan.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Perum Perhutani kehilangan memperoleh potensi pendapatan sebesar

Rp738.011.006,85 (Rp424.389.206,85+ Rp177.622.200,00 + Rp135.999.600,00)

b. Perum Perhutani kurang memperoleh pendapatan yang bersumber sanksi

kehilangan BBI karena ketidaksesuaian proses produksi yang dilakukan mitra

jasa makloon CV PM sebesar Rp267.684.949,75,00 dan denda keterlambatan dari

mitra pelaksana jasa makloon sebesar Rp698.916.642,30 yang terdiri dari CV PM

sebesar Rp373.697.059,57 dan PT QSF sebesar Rp325.219.582,73.

Hal tersebut disebabkan:

a. Ketidaktegasan pihak Perum Perhutani atas rekanan jasa maklon dalam mengolah

kayu BBI yang tidak sesuai dengan spesifikasi minimal rendemen dan jangka

waktu kontrak.

Page 54: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 40

b. Manajer Operasional IK sub Janten bertindak tidak sesuai kewenangannya

membuat berita acara kesepakatan bersama dengan rekanan mitra jasa maklon

CV RRM

c. General Manager Divisi IK I dan Manajer Operasional IK sub Janten tidak

cermat dalam mengambil keputusan merubah spesifikasi yang diperjanjikan

dalam kontrak dengan PK IMG.

d. General Manager Divisi IK I dan Manajer Operasional IK sub Janten tidak tegas

dalam memberikan sanksi dan denda keterlambatan kepada CV PM dan PT QSF.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa akan melakukan perhitungan ulang bersama

mitra atas hasil kerjasama pengolahan kami hitung dan dibuat Berita Acara yang

ditandatangani kedua belah pihak, guna penyelesaian selanjutnya.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani:

a. Memerintahkan Kepala Divisi Industri Kayu untuk melakukan perhitungan ulang

atas hasil kerjasama pengolahan industri kayu dengan Mitra Makloon.

b. Memerintahkan Kepala Divisi Industri Kayu untuk menarik sanksi kehilangan

BBI sebesar Rp267.684.949,75 dan denda keterlambatan sebesar

Rp698.916.642,30 dari mitra pelaksana jasa makloon terkait.

c. Memerintahkan Kepala Divisi Industri Kayu untuk memberikan sanksi kepada

GM dan Manager yang lalai dalam mengambil keputusan yang berakibat

hilangnya potensi pendapatan Perum Perhutani sebesar Rp738.011.006,85.

3. Direksi Perum Perhutani tidak tegas dan konsisten dalam memberikan sanksi

kepada agen atas keterlambatan pembayaran penjualan ekspor gondorukem

dan terpentin tahun 2014 dan 2015 (s.d Juni)

Pedoman Penjualan Luar Negeri (PPLN) Hasil Hutan Bukan Kayu, Hasil Hutan

Olahan Bukan Kayu dan Agribisnis yang ditetapkan oleh Direksi Perum Perhutani

tanggal 8 April 2014 berdasarkan Keputusan Nomor : 2684/KPTS/DIR/2014

menjelaskan bahwa saluran penjualan luar negeri dapat melalui Agen, spot market

dan lelang. Untuk penjualan melalui agen, dimulai dengan pengajuan permohonan

pembelian (PO) kepada Direktur Komersial Non Kayu oleh agen/calon pembeli. Atas

dasar PO tersebut, Direktur Komersial Non Kayu menerbitkan Confirmation Of Sales

(COS) yang berisi alokasi penjualan meliputi jenis, volume, mutu dan harga dalam

periode tertentu. Agen kemudian melakukan komunikasi dengan calon pembeli

perihal permintaan dan penawaran meliputi jenis, volume, mutu dan harga hingga

timbul kesepakatan jual beli. Berdasarkan kesepakatan tersebut, agen mengirimkan

shipping instruction kepada Kesatuan Bisnis Mandiri Gondorukem dan Terpentin

(KBM GT) yang berisi nama dan alamat pembeli/penerima, jenis, volume serta mutu.

KBM GT segera melengkapi dokumen penjualan luar negeri (PEB, B/L, COO,

Invoice dan dokumen lainnya) dan melakukan pengiriman kepada pembeli. Dalam

waktu 2 sampai dengan 3 hari setelah menerima pembayaran atas penjualan,

Perhutani membayarkan komisi agen dengan nilai sesuai perjanjian keagenan dengan

sebelumnya memperhitungkan/memotong tambahan harga atas overdue

interest/keterlambatan pembayaran.

Page 55: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 41

Pembayaran atas penjualan secara rinci diatur dalam Perjanjian Keagenan yaitu dapat

menggunakan L/C at sight atau L/C usance maksimal 60 (enam puluh) hari kalender

dari tanggal yang diterima bank pembeli, atau melalui transfer telegrafik/TT,

termasuk pembayaran usance maksimal 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak

tanggal B/L dalam mata uang Dollar AS, yang wajib dibayarkan penuh untuk harga

FOB total ditambah ongkos angkut dan asuransi, selama jangka waktu pengiriman

yang disebutkan di dalam COS. Keterlambatan pembayaran lebih dari 30 hari

kalender akan dikenakan tambahan harga 0,75% (tahun 2014) dan 0,5% (tahun 2014)

dari harga jual ekspor per bulan dari tanggal jatuh tempo yang disepakati dan

maksimal keterlambatan pembayaran adalah 90 hari kalender. Keterlambatan

pembayaran lebih dari 90 hari kalender dianggap sebagai gagal bayar dan Agen wajib

membayar sesuai harga produk ditambah beban tambahan harga.

Pada Tahun 2014 Divisi Gondorukem dan Terpentin merealisasikan penjualan

Gondorukem sebesar 60.204 Ton atau 100,93% dari target RKAP 59.649 Ton dengan

nilai Rp1.445.598.294,000 atau 124,42% dari target RKAP Rp1.161.868.450,000.

Kemudian pada Tahun 2015 sampai dengan bulan Juni Divisi GT telah

merealisasikan penjualan Gondorukem sebesar 19.096,40 Ton atau 33,38% dari

target RKAP 57.214 Ton dengan nilai Rp430.964.882,990 atau 29,20% dari target

RKAP Rp1.475.962.453,000.

Berdasarkan pemeriksaan dan evaluasi lebih lanjut atas laporan penjualan luar negeri

KBM GT I Tahun 2014 dan 2015 (s.d. Juni) melalui agen serta dokumen terkait

lainnya diketahui bahwa Direksi Perum Perhutani dalam melaksanakan ketentuan

tersebut tidak tegas dan konsisten. Hal ini dapat dijelaskan dengan adanya 21

pembeli yang melakukan pembayaran lebih dari 90 hari sejak tanggal B/L pada

Tahun 2014 dan 6 pembeli pada Tahun 2015 s.d. Juni (Rincian pada Lampiran 3)

namun tidak dianggap sebagai gagal bayar dan tetap menunggu pembayaran tanpa

mencairkan jaminan. Selain itu terdapat beberapa pembeli yang dikenakan tambahan

harga atas keterlambatan pembayaran dengan perhitungan yang tidak sesuai dengan

perjanjian keagenan serta terdapat pembeli yang tidak dikenakan tambahan harga atas

keterlambatan pembayaran sehingga secara keseluruhan pada Tahun 2014 Perum

Perhutani kehilangan pendapatan denda sebesar $140.896,40 dan Tahun 2015 s.d.

Juni sebesar $29.746,02 (Rincian pada Lampiran 4).

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Pedoman Penjualan Luar Negeri Tahun 2014 Pasal 12 ayat (2), “Apabila

pembayaran melewati waktu yang telah disepakati setelah tanggal penerbitan

B/L, maka setiap kelipatan 30 (tiga puluh) hari dikenakan biaya tambahan yang

akan diperhitungkan pada harga jual, dan batas maksimal keterlambatan adalah

90 (sembilan puluh) hari.”

b. Perjanjian Keagenan Produk Hasil Hutan Non Kayu Tahun 2014 dan Tahun 2015

Pasal 5,

1) Ayat (1).a, “Pembayaran akan dilaksanakan dengan surat kredit atas

unjuk/LC (Irrevocable Letter of Credit at sight atau Letter of Credit Usance)

yang akan dibuka oleh pembeli kepada prinsipal yang menyatakan bahwa

prinsipal sebagai pengirim dan/atau berdasarkan CAD (Cash Against

Document), D/P (Document Against Payment at sight), D/A (Document

Page 56: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 42

Against Acceptance) maksimal 60 (enam puluh) hari kalender dari tanggal

yang diterima bank Pembeli; atau

2) Ayat (1).b, ”Pembayaran dapat dilakukan melalui Transfer Telegrafik/TT,

termasuk pembayaran Usance maksimal 90 (sembilan puluh) hari kalender

sejak tanggal Bill of Lading dalam mata uang Dollar AS, yang wajib

dibayarkan penuh untuk harga FOB total ditambah ongkos angkut (freight

cost) dan asuransi, selama jangka waktu pengiriman yang disebutkan di

dalam konfirmasi penjualan/COS.

3) Ayat (3), “Agen akan memberikan setoran jaminan (Bank Garansi) sebesar

25% (dua puluh lima persen) dari jumlah volume yang tertera dalam

pernyataan kesanggupan menjual per bulan.

4) Ayat (4), “Bank Garansi (BG) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan

sebagai jaminan apabila pembeli gagal bayar.

5) Ayat (6), “Keterlambatan pembayaran lebih dari 30 (tiga puluh) hari kalender

akan dikenakan tambahan harga 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen)

dari harga jual ekspor per bulan dari tanggal jatuh tempo yang disepakati dan

maksimal keterlambatan pembayaran adalah 90 (sembilan puluh) hari.

6) Ayat (7), ” Keterlambatan pembayaran lebih dari 90 (sembilan puluh) hari

kalender dianggap sebagai gagal bayar dan agen wajib membayar sesuai

harga produk ditambah beban tambahan harga.

Hal tersebut mengakibatkan Perum Perhutani kehilangan pendapatan denda sebesar

$140.896,40 pada Tahun 2014 dan Tahun 2015 (s.d. Juni) sebesar $29.746,02.

Hal tersebut disebabkan:

a. Direksi Perum Perhutani belum memiliki alat pengendalian kepatuhan atas

pembayaran per kontrak penjualan Luar Negeri Gondorukem dan Terpentin.

b. Direksi Perum Perhutani tidak segera mengambil tindakan tegas dalam:

1) Menetapkan pembeli yang belum melakukan pembayaran > 90 hari dari

tanggal BL sebagai gagal bayar;

2) Mengenakan sanksi berupa tambahan harga atas overdue

interest/keterlambatan pembayaran.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Jangka waktu pembayaran menggunakan L/C at sight ataupun usance dihitung

mulai dari pembeli menerima dokumen pengapalan lengkap, bukan dari pada

saat B/L terbit.

b. Jangka waktu pembayaran untuk T/T, termasuk usance maksimal 90 hari

ditambah masa tenggang waktu 30 hari total 120 hari sesuai dengan hal tersebut

maka hasil tahun 2014 dan tahun 2015 masih dibawah 120 hari sehingga belum

bisa dikenakaan denda.

BPK RI tidak sependapat dengan tanggapan dari Perum Perhutani, karena tidak

ditemukan dalam penjanjian maupun dalam aturan tentang adanya masa tenggang

dengan waktu 30 hari.

Page 57: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 43

BPK-RI merekomendasikan agar:

a. Direksi Perum Perhutani menetapkan alat pengendalian kepatuhan atas

pembayaran per kontrak penjualan Luar Negeri Gondorukem dan Terpentin.

b. Direksi Perum Perhutani segera mengambil tindakan tegas dalam:

1) Menetapkan pembeli yang belum melakukan pembayaran > 90 hari dari

tanggal BL sebagai gagal bayar sehingga mewajibkan Agen membayar sesuai

harga produk ditambah beban tambahan harga.

2) Mengenakan sanksi berupa tambahan harga atas overdue

interest/keterlambatan pembayaran.

4. Addendum/perubahan Confirmation Of Sales (COS) gondorukem dan terpentin

tahun 2014 dan 2015 (s.d. Juni) ditetapkan setelah melewati batas waktu

pengapalan sehingga Perum Perhutani kehilangan pendapatan minimal sebesar

$43.680

Pedoman Penjualan Luar Negeri (PPLN) Hasil Hutan Bukan Kayu, Hasil Hutan

Olahan Bukan Kayu dan Agribisnis yang ditetapkan oleh Direksi Perum Perhutani

tanggal 8 April 2014 dan 26 Januari 2015 menjelaskan bahwa saluran penjualan luar

negeri dapat melalui Agen, spot market dan lelang. Untuk penjualan melalui agen,

diawali dengan pengajuan permohonan pembelian (Purchase Order/PO) kepada

Direktur Komersial Non Kayu (Tahun 2014) atau kepada Kepala Divisi (Tahun 2015)

oleh agen. Atas dasar PO tersebut, Direktur Komersial Non Kayu/Kepala Divisi

menerbitkan Confirmation Of Sales (COS) yang berisi alokasi penjualan meliputi

jenis, volume, mutu dan harga dalam periode tertentu namun sifatnya tidak mengikat

karena bukan merupakan suatu kontrak penjualan. Harga yang tercantum dalam COS

tersebut mengacu pada harga jual yang yang ditetapkan oleh Direksi setiap periode

(Harga Jual Dasar/HJD). Agen kemudian melakukan komunikasi dengan calon

pembeli perihal permintaan dan penawaran meliputi jenis, volume, mutu dan harga

hingga timbul kesepakatan jual beli. Berdasarkan kesepakatan tersebut, agen

mengirimkan shipping instruction kepada Kesatuan Bisnis Mandiri Gondorukem dan

Terpentin (KBM GT) yang berisi nama dan alamat pembeli/penerima, jenis, volume

serta mutu. KBM GT segera menerbitkan invoice, melengkapi dokumen penjualan

luar negeri (PEB, B/L, COO, invoice dan dokumen lainnya) dan melakukan

pengiriman kepada pembeli.

Di dalam COS terdapat beberapa informasi diantaranya tentang masa berlaku yang

ditandai dengan batas akhir waktu pengapalan pada akhir bulan dan keterangan

bahwa penundaan pengapalan dapat mengakibatkan pembatalan COS atau dapat

dilanjutkan dengan HJD yang baru. Dalam pelaksanaannya, sering terjadi

addendum/perubahan COS terkait dengan harga, jumlah alokasi, jenis/mutu dan

waktu pengapalan. Perubahan tersebut bisa terjadi atas permintaan agen maupun

Perum Perhutani yang umumnya disebabkan oleh ketidaktersediaan produk dengan

jumlah dan mutu sesuai alokasi COS, agen belum mendapatkan pembeli, agen

mendapatkan tambahan pesanan dari pembeli, serta adanya kebijakan diskon harga

oleh Perum Perhutani. Perum Perhutani tidak mengatur secara rinci tentang

pelaksanaan addendum/perubahan COS tersebut baik didalam PPLN maupun

Page 58: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 44

perjanjian keagenan Tahun 2014 dan 2015. Selain itu, Perum Perhutani juga tidak

mengatur tentang konsekuensi bagi Perum Perhutani apabila tidak mampu

menyediakan produk sejumlah alokasi dalam COS kepada agen maupun konsekuensi

bagi agen apabila tidak mampu menjual produk sejumlah alokasi dalam COS.

Berdasarkan pemeriksaan dan evaluasi atas laporan penjualan luar negeri KBM GT I

Tahun 2014 dan 2015 s.d. Juni melalui agen serta dokumen terkait lainnya diketahui

bahwa Direksi Perum Perhutani membuat addendum/perubahan COS setelah

melewati batas waktu pengapalan dengan tetap menggunakan harga COS awal

sehingga Perum Perhutani kehilangan pendapatan sebesar US$43.680 atau setara

dengan Rp511.879.680,00 bila dihitung menggunakan kurs tengah BI pada tanggal

invoice. Setelah melewati batas waktu pengapalan, seharusnya diterbitkan COS baru

dengan mengacu pada HJD yang baru/HJD bulan berjalan yang nilainya lebih tinggi

dari HJD saat COS awal. Rincian selisih harga addendum COS sebesar US$43.680

dapat dilihat pada Lampiran 5. Addendum/perubahan COS pada Tahun 2014 dan

2015 tersebut dilakukan terhadap COS yang diterbitkan oleh Direksi pada Tahun

2014. Pada Tahun 2015 Kepala Divisi sebagai penerbit COS menerapkan kebijakan

bahwa COS yang telah lewat bulan hangus dan tidak dilanjutkan sehingga tidak

terdapat addendum/perubahan COS lewat bulan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Pedoman Penjualan Luar Negeri (PPLN) Hasil Hutan Bukan Kayu Hasil Hutan

Olahan Bukan Kayu dan Agribisnis Tahun 2014 dan 2015:

1) Pasal 8 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (2), “Agen mendapat alokasi penjualan yang

ditetapkan oleh Direksi (2014)/Kepala Divisi (2015) meliputi jenis, volume,

mutu dan harga dalam periode tertentu.”

2) Pasal 11 ayat (1), “Harga jual luar negeri dan harga penawaran lelang

ditetapkan oleh Direksi.”

b. Perjanjian Keagenan Produk Hasil Hutan Non Kayu Tahun 2014 dan 2015 Pasal

4,

1) Ayat (1), “Harga jual PRODUK ditetapkan PRINSIPAL mengikuti

perkembangan harga jual internasional dan sudah termasuk komisi agen.”

2) Ayat (2), ”Penetapan harga dilakukan setiap bulan paling lambat pada

tanggal 25 (dua puluh lima) untuk periode berikutnya.”

3) Ayat (3), “Harga jual yang ditetapkan oleh Prinsipal merupakan harga jual

ekspor FOB (Free On Board) yang akan menjadi acuan penetapan harga

yang tercantum pada COS ditambah biaya angkutan, asuransi, dan document

fee pada setiap pengapalan.”

4) Ayat (5), “Harga yang ditetapkan oleh PRINSIPAL tercantum pada setiap

penerbitan harga jual dan COS yang berlaku dalam jangka waktu 1 (satu)

bulan.

c. Ketentuan mengenai masa berlaku dan batas waktu pengapalan dalam setiap

penerbitan Confirmation of Sales.

Page 59: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 45

Hal tersebut mengakibatkan Perum Perhutani kehilangan pendapatan atas selisih

harga sebesar US$43.680.

Hal tersebut disebabkan Direksi Perum Perhutani tidak cermat dalam menerbitkan

Addendum COS yang telah melewati batas waktu pengapalan.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Sisa persediaan Gondorukem khususnya mutu WW siap ekspor (persediaan yang

ada di gudang KBM) tidak mencukupi karena permintaannya lebih banyak

dibandingkan realisasi produksi, rincian terlampir.

b. Penerbitan COS berdasarkan rencana produksi Gondorukem 1 bulan, tetapi

realisasi produksi lebih kecil dari rencana awal karena produksi getah yang tidak

memenuhi target, sehingga kekurangan volume COS diterbitkan Addendum COS

pada bulan berikutnya.

c. Bahan baku getah pinus biasanya terakumulasi di akhir bulan sehingga produk

gondorukem yang siap kirim melewati jangka waktu yang tertera didalam COS

(produk siap dikirim setelah 3 hari dari waktu produksi).

d. Keterlambatan barang dari pabrik yang belum dikirim ke KBM, sehingga

menunggu barang cukup baru dikirim ke Pelabuhan.

e. Permohonan yang serempak (dalam 1 invoice volume yang diinginkan besar),

barang yang tersedia belum mencukupi sehingga menunggu jadwal pengapalan

berikut nya (1 minggu kemudian).

f. Konfirmasi pembelian dari pembeli sebagian ada di akhir bulan sehingga

kelengkapan dokumen banyak yang baru selesai lewat bulan karena banyak

kaitannya dengan pihak eksternal diluar kendali Perhutani.

g. Kemampuan stuffing masing-masing KBM rata-rata 30 kontainer/hari, akan

tetapi pada akhir bulan terutama hari kamis atau Jumat permintaan stuffing biasa

terjadi lebih dari kemampuan KBM sehingga dimungkinkan permintaan stuffing

tidak bisa ditepati pada hari tersebut yang mengakibatkan timbul addendum COS.

h. Harga jual tetap mengacu pada harga saat penerbitan COS awal dengan resiko

kalau harga pada bulan berikutnya naik Perhutani mengalami kerugian tetapi bila

harganya turun maka Perhutani mendapatkan keuntungan, resiko yang sama bisa

dialami jika pada addendum ditetapkan harga yang berlaku adalah harga bulan

berjalan, maka jika harga turun Perhutani mengalami kerugian dan dan jika harga

naik Perhutani mendapat keuntungan, rincian terlampir.

BPK-RI tidak sependapat dengan tanggapan dari Perum Perhutani karena naik

turunnya permintaan itu adalah mekanisme pasar dan merupakan risiko bisnis,

sehingga tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan addendum COS. Selain itu

hal tersebut tidak sejalan dengan perjanjian keagenan produk hasil hutan non kayu

Tahun 2014 dan 2015 Pasal 4 ayat (1) diatas.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani memperbaiki ketentuan

dalam COS sehingga dapat tetap komitmen dengan HJD tanpa mengabaikan

fleksibilitas atas kondisi di lapangan.

Page 60: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 46

5. Realisasi pembayaran PSDH dan kewajiban keuangan lainnya terkait izin

pinjam pakai kawasan hutan oleh PT Bumi Suksesindo tidak sesuai ketentuan

Pada September 2014 Menteri Kehutanan Republik Indonesia mengeluarkan

keputusan Nomor SK.812/Menhut-II/2014 tentang izin pinjam pakai kawasan hutan

untuk kegiatan operasi produksi emas dan mineral pengikutnya, serta sarana

penunjangnya kepada PT. Bumi Suksesindo (PT BS) pada kawasan hutan produksi

tetap (HP) Bagian Hutan Genteng, Petak 75, 76, 77, dan 78, RPH Kesilir Baru,

BKPH Sukamade, KPH Banyuwangi Selatan, di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi

Jawa Timur seluas 194,72 Hektar. Dalam Surat Keputusan tersebut disebutkan bahwa

kewajiban PT BS antara lain:

a. Membayar penggantian nilai tegakan, Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan

kewajiban keuangan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan, dengan

memperkerjakan Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Tetap Lestari

Pengujian Kayu Bulat Rimba (GANISPHL-PKB-R);

b. Mengganti biaya investasi kepada Perum Perhutani;

c. Menanggung seluruh biaya sebagai akibat adanya pinjam pakai kawasan hutan.

Dalam pelaksanaannya PT BS telah memanfaatkan lahan seluas 194,72 Ha.

Sehubungan dengan hal tersebut, Perum Perhutani mengirimkan surat kepada

Direktur PT BS dengan Nomor 45/044.3/PU-Sdh/RenSDH/II tanggal 27 Januari 2015

perihal kompensasi nilai tegakan dan investasi terhadap kawasan hutan yang

digunakan untuk kegiatan operasi produksi emas dan mineral pengikutnya, serta

sarana penunjangnya.

Berdasarkan hasil perhitungan Biro Perencanaan SDH dan Perhutani ditetapkan

bahwa besaran penggantian nilai tegakan yang ditetapkan oleh Perhutani adalah

Rp16.960.640.797,70 (terdiri dari Rp15.480.069.621,07 untuk penggantian nilai

tegakan dan Rp1.480.571.176,63 sebagai pengganti biaya investasi) dengan

perhitungan sebagai berikut.

I. Kompensasi nilai tegakan dan investasi

1. Kompensasi nilai tegakan Rp 15.480.069.621,06

2. Kompensasi nilai investasi Rp 1.480.571.176,63

3. PPN 10% Rp 1.696.064.079,77

Jumlah penggantian (I) Rp 18.656.704.877,46

II. Telah dibayar untuk kawasan hutan seluas 13,9 Ha Tgl 07 November 2014

1. Kompensasi nilai tegakan Rp 2.000.106.314,45

2. PPN 10% Rp 200.010.631,44

Jumlah (II) Rp 2.200.116.945,89

III. Kekurangan bayar ( I – II) Rp 16.456.587.931,57

Nilai Pokok Pembayaran Rp 14.960.534.483,25

PPN 10% Rp 1.496.053.448,32

Page 61: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 47

PT BS telah melakukan pembayaran dengan mentransfer uang tersebut ke rekening

Perhutani pada Bank BNI 46 dengan no rekening 053089078 sebesar

Rp14.960.534.483,25 dan pada rekening 0164523003 sebesar Rp1.496.053.448,32.

Dokumen pemberitahuan yang diterima berupa email dari Bank Permata terkait

adanya transfer dari rekening PT BS ke rekening Perhutani pada tanggal 24 Maret

2015. Pembayaran ini hanya untuk mengganti nilai tegakan dan nilai investasi Perum

Perhutani.

Terkait dengan pembayaran PSDH hasil tebangan dari Petak 75 sampai dengan petak

78 pada BKPH Genteng berdasarkan hasil konfirmasi kepada Administratur/Kepala

KPH Banyuwangi Selatan menunjukkan bahwa jumlah pembayaran PSDH yang

sudah dibayarkan sampai dengan bulan Agustus 2015 periode I sebesar

Rp239.051.568,00 masih menggunakan uang dari Perhutani dikarenakan menghindari

keterlambatan terhadap penjualan kayu. Sampai dengan saat pemeriksaan pada bulan

September 2015 atas pembayaran yang telah dilakukan oleh Perhutani tersebut belum

ditagihkan kepada PT BS sebagai pihak yang seharusnya melakukan pembayaran atas

PSDH tersebut.

Dari data surat keputusan Menteri Kehutanan dan surat dari Perhutani kepada PT BS

diketahui bahwa semua kewajiban keuangan seperti pembayaran PSDH dan

kewajiban keuangan lainnya adalah tanggung jawab dari PT BS, namun demikian

terkait mekanisme pembayaran PSDH dan kewajiban keuangan lainnya seperti

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan atas petak yang dijadikan objek pinjam pakai

lahan tersebut masih belum diatur mekanisme pembayarannya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Surat Keputusan 812/Menhut-II/2014 tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Untuk Kegiatan Operasi Produksi Emas dan Mineral Pengikutnya, Serta Sarana

Penunjangnya atas nama PT. BS pada Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP)

Bagian Hutan Genteng, Petak 75, 76, 77, dan 78, RPH Kesilir Baru, BKPH

Sukamade, KPH Banyuwangi Selatan, di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa

Timur seluas 194,72 (Seratus Sembilan Puluh Empat dan Tujuh Puluh Dua

Perseratus) Hektar. Dalam Surat Keputusan tersebut disebutkan bahwa diantara

kewajiban PT BS diantaranya adalah:

1) Membayar penggantian nilai tegakan, Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)

dan kewajiban keuangan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan,

dengan memperkerjakan Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Tetap

Lestari Pengujian Kayu Bulat Rimba (GANISPHL-PKB-R);

2) Mengganti biaya investasi kepada Perum Perhutani;

3) Menanggung seluruh biaya sebagai akibat adanya pinjam pakai kawasan

hutan.

b. Peraturan Daerah tentang PBB yang mengatur bahwa kewajiban pembayaran

PBB oleh pihak yang menguasai bumi dan/atau bangunan.

Hal tersebut mengakibatkan perusahaan dibebani biaya PSDH yang seharusnya sudah

dibayar oleh PT. Bumi Suksesindo senilai Rp239.051.568,00.

Page 62: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 48

Hal tersebut disebabkan karena Direksi Perum Perhutani membayarkan terlebih

dahulu PSDH tersebut untuk menghindari keterlambatan terhadap penjualan kayu,

dan sehubungan dengan itu Perhutani belum membuat penagihan kepada PT BS atas

pembayaran PSDH yang telah dilakukan.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa sependapat dengan BPK untuk menghitung

ulang kewajiban-kewajiban PT. BS dan selanjutnya akan diterbitkan surat tagihan.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani segera menerbitkan surat

tagihan kepada PT BS untuk mengganti pembayaran PSDH yang telah dilakukan oleh

KPH Banyuwangi Selatan dan seluruh biaya sebagai akibat adanya pinjam pakai

kawasan hutan sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Nomor 812/Menhut-

II/2014 tentang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk Kegiatan Operasi Produksi

Emas dan Mineral Pengikutnya, Serta Sarana Penunjangnya.

6. Perum Perhutani belum mengenakan denda keterlambatan sebesar

Rp231.928.808,56 atas kerjasama optimalisasi aset oleh PT Pertamina EP Cepu

Konsorsium

Sesuai Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 007/KPTS/DIR/2014 tanggal 13

Januari 2014 tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani, sebagai salah satu upaya

guna mendukung pendapatan dan pertumbuhan perusahaan, Direksi membentuk

Divisi Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset (PPA). Ruang lingkup kegiatan bisnis

Divisi PPA adalah menjalankan kegiatan operasi bisnis hilir melalui kegiatan operasi

pemanfaatan dan pengelolaan aset perusahaan dalam bentuk usaha-usaha produktif

baik usaha properti, penyediaan jasa dan kegiatan lain terkait dengan proses

optimalisasi aset perusahaan untuk menciptakan nilai setinggi-tingginya.

Pada tahun 2014, Divisi PPA melakukan kesepakatan dengan PT Pertamina EP Cepu

dan PT Geo Link Nusantara dalam pemanfaatan bekas jalan lori yang berada pada

tanah perusahaan untuk pemasangan jalur pipa minyak mentah dari Sumur Banyuurip

ke Mudi seluas 79.481,84 m2 yang terletak di:

a. Bagian Hutan Dander dengan Inventaris I nomor 7 berupa jalan DK dari TPK

Bojonegoro menuju petak 68, RPH Kebonagung, BPKH Tengger, KPH

Bojonegoro seluas 68.763,20 m2 dengan panjang 8.595,40 m dan lebar 8 m;

b. Bagian Hutan Dander dengan Inventaris II nomor 4 di TPK Bojonegoro seluas

10.718,64 m2 dengan panjang 1.339,83 m dan lebar 8 m.

Kesepakatan tersebut diatur dalam Perjanjian Perpanjangan Tahap I Kerjasama

Optimalisasi Aset dengan PT Pertamina EP Cepu dan PT Geo Link Nusantara No.:

02/SJ/DIV-PPA/2014 No.: SP-05/CP0000/2014-SO No.: 1377-EPCI-

BOO/GLN/JKT/VII/2014 tanggal 24 Juli 2014. Selain itu, dalam perjanjian tersebut

juga diatur mengenai hal-hal sebagai berikut.

a. Jangka waktu perjanjian adalah 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal 8 Agustus

2014 dan berakhir pada tanggal 7 Agustus 2015;

b. Nilai kompensasi/kontribusi pemanfaatan lahan sebesar Rp1.826.211.091,00

yang terdiri dari sewa atas pemanfaatan lahan sebesar Rp1.660.191.90,00 dan

PPN sebesar Rp166.091.190,00;

Page 63: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 49

c. Tata cara pembayaran adalah bahwa kontribusi sebesar Rp1.826.211.091,00

dilaksanakan 2 (dua) minggu setelah penandatanganan perpanjangan perjanjian

kerjasama;

d. Keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah ditentukan akan dikenakan

denda 1‰ (satu permil) dari total kompensasi perhari keterlambatan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen pendukung pembayaran kompensasi

pemanfaatan lahan ternyata realisasi pembayaran sebesar Rp1.826.211.091,00

diterima oleh KBM PPA II Jawa Timur pada tanggal 12 Desember 2014 dari yang

seharusnya tanggal 7 Agustus 2014. Dengan demikian telah terjadi keterlambatan

pembayaran selama 127 hari. Atas keterlambatan tersebut, Perhutani belum

mengenakan denda kepada PT Pertamina EP Cepu Konsorsium. Denda keterlambatan

pembayaran tersebut adalah sebesar Rp231.928.808,56(127 hari x 1‰ x

Rp1.826.211.091,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan Perjanjian Perpanjangan Tahap I Kerjasama

Optimalisasi Aset dengan PT Pertamina EP Cepu dan PT Geo Link Nusantara No.:

02/SJ/DIV-PPA/2014 No.: SP-05/CP0000/2014-SO No.: 1377-EPCI-

BOO/GLN/JKT/VII/2014 tanggal 24 Juli 2014, Pasal 10 Tata Cara Pembayaran:

a. Ayat (1): Kontribusi atas pemakaian lahan seluas 79.481,84 m2sebagaimana Pasal

6 ayat (1) dengan total sebesar Rp1.826.211.091 dibayarkan 2 (dua) minggu

setelah penandatanganan Perpanjangan Perjanjian Kerjasama Perhutani;

b. Ayat (6): Keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah ditentukan akan

didendakan sebesar 1‰ (satu permil) dari total kompensasi perhari

keterlambatan.

Hal tersebut mengakibatkan Perum Perhutani kehilangan potensi pendapatan atas

denda keterlambatan sebesar Rp231.928.808,56.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Divisi Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset (PPA) Perum Perhutani kurang

tegas dalam melaksanakan perjanjian pemanfaatan lahan;

b. Pengendalian Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis atas PPA belum

optimal.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa belum ditagihnya denda atas keterlambatan

pembayaran penggunaan tanah Perusahaan oleh Pertamina EP Cepu dan PT. Geo

Link Nusantara:

a. Kurang cermatnya petugas yang menangani perjanjian tersebut, sehingga

terhadap keterlambatan pembayaran Pihak Pertamina EP Cepu dan PT. Geo Link

Nusantara belum dikenakan denda.

b. Langkah – langkah:

◦ Telah dilakukan koordinasi dengan pihak Pertamina EP Cepu, dan

selanjutnya denda akan ditagihkan.

◦ Ke depan akan dilakukan evalusi secara berkala terhadap seluruh perjanjian

optimalisasi aset yang telah dilakukan.

Page 64: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 50

BPK-RI merekomendasikan agar:

a. Direksi Perum Perhutani segera menagih denda keterlambatan sebesar

Rp231.928.808,56 kepada Pertamina EP Cepu

b. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis atas PPA lebih meningkatkan

pengendalian atas optimalisasi aset Perum Perhutani melalui monitoring atas

jangka waktu berakhirnya perjanjian

7. KBM Wisata dan Jasa Lingkungan I kurang membayar pajak daerah sebesar

Rp160.840.019,74 dan kurang membayar PPN sebesar Rp218.669.866,59

Anggaran dan realisasi pendapatan Divisi Wisata dan Agribisnis Perum Perhutani

selama tahun 2014 dan 2015 (s.d. Juni) adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 13. Kinerja Divisi Wisata dan Agribisnis 2014 dan 2015 (s.d. Juni) (Dalam Ribuan Rupiah)

No Unit Kerja 2014 2015

RKAP Realisasi RKAP Realisasi

1 Wisata KBM

KBM. Wisata I (Jabar) 46.701.436 46.966.865 55.111.602 21.601.088

KBM. Wisata II (Jatim) 27.612.769 22.497.643 31.135.251 4.961.323

2 Agribisnis

KBM Agribisnis I (Jateng) 57.589.393 5.125.261 40.370.199 346.138

KBM Agribisnis II (Jatim) 79.096.070 16.711.192 52.213.950 3.518.264

KBM Agribisnis III (Jabar dan

Banten)

74.904.646 15.198.576 54.883.402 3.043.508

3 Kantor Divisi WA 307.000 50.662 179 4.181

JUMLAH 286.211.314 106.550.199 233.714.583 33.474.502

Sumber Data: Kinerja Divisi Wisata dan Agribisnis

Atas realisasi pendapatan tersebut pemeriksaan difokuskan terhadap KBM Wisata

dan Jasa Lingkungan (Wijasling) I Jabar yang bertugas mengelola lokasi-lokasi

wisata alam yang memiliki keindahan yang khas di Daerah Jawa Barat dan Banten.

Pengelolaan dilakukan secara profesional dengan tetap mengedepankan keaslian

alami dan ekologi yang utuh. Selain menampilkan atraksi budaya lokal dan

menawarkan keindahan obyek alam itu sendiri, wisata alam Perhutani juga

menyediakan penginapan Outing, Outbound, perkemahan dan acara keluarga lainnya.

Pada Tahun 2014 KBM Wijasling I memperoleh pendapatan sebesar

Rp46.996.865.376,00 atau sebesar 100,64% dari RKAP dan sampai dengan bulan

Juni tahun 2015 memperoleh pendapatan sebesar Rp21.601.088.478,00 atau sebesar

39,20% dari RKAP. Pendapatan tersebut sebagian besar diperoleh dari paket wisata,

penginapan dan tiket masuk lokasi wisata serta penggunaan sarana dan prasarana di

sekitar lokasi wisata. Adapun anggaran dan pendapatan yang diperoleh dari beberapa

objek wisata dan penginapan selama Tahun 2014 dan s.d Bulan Juni Tahun 2015

diuraikan dalam tabel 3.14.

Page 65: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 51

Tabel 3.14. Anggaran dan Realiasi KBM Wijasling 1

No Tempat Wisata/

Penginapan

Tahun 2014 Tahun 2015 (s.d. Juni)

RKAP Realisasi % RKAP Realisasi %

1 Wisata Kawah Putih 16.904.571.000 17.626.785.310 104,28% 18.990.073.000 8.280.495.600 43,61%

2 Wisata Cilember 6.511.303.000 6.694.101.725 102,81% 7.921.286.000 3.359.403.500 42,41%

3 Wisata Cimanggu 3.027.491.000 2.656.591.270 87,75% 3.399.161.000 1.012.997.250 29,81%

4 Wisata Ranca Upas 3.190.795.000 2.683.401.140 84,10% 3.310.453.000 697.331.000 21,07%

5 Wisata Patuha Resort 2.901.429.000 3.696.624.300 127,41% 3.955.792.000 1.837.562.625 46,46%

6 Wisata Cibolang 1.454.545.000 843.233.500 57,98% 1.222.372.000 181.324.500 14,84%

7 Wisata Blanakan 724.269.000 306.396.182 42,31% 312.466.080 115.439.677 36,95%

8 Cikole Jaya Giri Resort 5.279.068.500 6.404.116.450 121,32% 6.998.812.000 3.479.037.830 49,71%

9 Cipanas Galunggung 1.600.000.000 1.742.005.000 108,88% 1.995.046.000 792.172.000 39,71%

10 Lain-Lain 5.107.964.500 4.343.610.499 85,04% 7.006.141.175 1.845.324.496 26,34%

JUMLAH 46.701.436.000 46.996.865.376 100,64% 55.111.602.255 21.601.088.478 39,20%

Sumber data : Laporan Laba Rugi KBM Wijasling 1

Hasil pemeriksaan terhadap laporan laba rugi, buku besar wisata Patuha Resort,

Cikole Jayagiri Resort dan Wisata Kawah Putih dan dokumen pembayaran pajak

pada objek wisata pada KBM Wijasling I diketahui hal-hal sebagai berikut.

a. Kekurangan penyetoran pajak hotel pada objek wisata Cikole Jayagiri Resort

sebesar Rp114.655.332,73

Berdasarkan tanda daftar usaha pariwisata Kabupaten Bandung Barat Nomor :

PM. 88/005/KWP/PAR/2015, jenis usaha yang didaftarkan oleh Cikole Jayagiri

Resort antara lain adalah pondok wisata, bumi perkemahan, café dan arena

bermain. Sehubungan kegiatan usaha tersebut sebagai objek pendapatan pajak

hotel maka sesuai dengan Perda Kabupaten Bandung Barat Nomor 5 Tahun 2009

tentang Pajak Hotel tanggal 17 Juli 2009 diketahui bahwa atas pendapatan yang

diperoleh Cikole Jayagiri Resort seharusnya dikenakan pajak daerah berupa tarif

pajak hotel sebesar 10%.

Hasil pemeriksaan terhadap dokumen pembayaran pajak daerah diketahui bahwa

pendapatan yang diterima oleh Cikole Jayagiri Resort seluruhnya disetorkan ke

rekening KBM Wijasling I dan kewajiban perpajakan menjadi tanggungjawab

dari KBM Wijasling I. Perbandingan antara pendapatan yang diterima dari

kegiatan perhotelan berdasarkan buku besar dan jumlah pajak daerah yang

dibayar diketahui bahwa masih terdapat kekurangan jumlah pembayaran pajak

daerah sebesar Rp114.655.332,73 yang terdiri dari kurang bayar pajak tahun

2014 sebesar Rp72.993.932,73 dan kurang bayar pajak tahun s.d Juni 2015

sebesar Rp41.661.400,00 (Tabel 3.15).

Page 66: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 52

Tabel 3.15. Kekurangan Pajak Hotel Cikole Jaya Giri Resort

No Uraian Tahun 2014

(Rp)

s.d Juni 2015

(Rp)

1 Jumlah Pendapatan yang seharusnya Dikenakan

Pajak Hotel berdasarkan Buku Besar (100% DPP +

10% Pajak Hotel)

1.638.716.450,00 1.107.260.000,00

2 Tarif Pajak Hotel 10% 148.974.222,73 100.660.000,00

3 Jumlah Pajak Hotel yang Dibayar 75.980.290,00 58.998.600,00

4 Kekurangan Pajak Hotel 72.993.932,73 41.661.400,00

Rincian buku besar dan rincian pembayaran pajak hotel lihat Lampiran 6

b. Kekurangan penyetoran pajak hotel pada objek wisata Patuha Resort sebesar

Rp46.184.687,01.

Berdasarkan tanda daftar izin usaha pariwisata Kabupaten Bandung Nomor:

556.11/B.07/BPMP tanggal 29 Januari 2013, jenis usaha yang didaftarkan oleh

Patuha Resort antara lain adalah penginapan, WC umum dan area parkir. Sesuai

dengan Perda Kabupaten Bandung Nomor 11 tahun 2011 tentang Pajak Daerah

tanggal 10 Januari 2011 diketahui bahwa atas pendapatan yang diperoleh Patuha

Resort seharusnya dikenakan pajak daerah berupa tarif pajak hotel sebesar 10%.

Hasil pemeriksaan terhadap dokumen pembayaran pajak daerah diketahui bahwa

pendapatan yang diterima oleh Patuha Resort seluruhnya disetorkan ke rekening

KBM Wijasling 1 dan kewajiban perpajakan menjadi tanggungjawab dari KBM

Wijasling 1. Perbandingan antara pendapatan yang diterima dari kegiatan

perhotelan berdasarkan buku besar dan jumlah pajak daerah yang dibayar

diketahui bahwa masih terdapat kekurangan jumlah pembayaran pajak daerah

sebesar Rp46.184.687,01 yang terdiri dari kurang bayar pajak tahun 2014 sebesar

Rp39.174.027,28 dan kurang bayar pajak tahun s.d juni 2015 sebesar

Rp7.010.659,73 (Tabel 3.16).

Tabel 3.16. Kekurangan Pajak Hotel Patuha Resort

No Uraian Tahun 2014

(Rp)

Tahun 2015 (s.d. Juni)

(Rp)

1 Jumlah Pendapatan yang seharusnya Dikenakan Pajak Hotel

berdasarkan Buku Besar (100% DPP + 10% Pajak Hotel)

1.543.868.725,00 699.417.375,00

2 Tarif Pajak Hotel 10% 140.351.702,28 63.583.397,73

3 Jumlah Pajak Hotel yang Dibayar 101.177.675,00 56.572.738,00

4 Kekurangan Pajak Hotel 39.174.027,28 7.010.659,73

Rincian buku besar dan rincian pembayaran pajak hotel lihat Lampiran 7

c. Kekurangan penyetoran PPN atas penyediaan paket jasa wisata oleh KBM

Wijasling I dan unit wisata Kawah Putih, Patuha Resort dan Cikole Jayagiri

Resort sebesar Rp218.669.866,59.

KBM Wijasling I selain sebagai pengelola lokasi wisata dalam pelaksanaannya

juga memiliki fungsi untuk memasarkan dan melaksanakan kontrak paket-paket

wisata kepada masyarakat atau badan usaha. Demikian juga halnya Unit Wisata

Page 67: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 53

Kawah Putih, Patuha Resort dan Cikole Jayagiri Resort selain menerima

penghasilan dari penghasilan utamanya yaitu tiket masuk dan penginapan juga

melakukan kontrak paket-paket wisata kepada masyarakat dan badan usaha.

Paket wisata yang ditawarkan oleh Unit Usaha Wisata Kawah Putih dan Patuha

Resort antara lain adalah wisata kunjungan ke beberapa objek wisata disekitar

Kawasan Kawah Putih antara lain Wahana Wisata (WW) Ranca Upas, dan WW

Cimanggu. Sementara Cikole Jayagiri Resort menawarkan wahana wisata

perkemahan dan kunjungan beberapa tempat wisata alam disekitar Cikole.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN dan PPnBM

dan PMK Nomor 56/PMK.03/2015 tentang nilai lain sebagai dasar pengenaan

Pajak diketahui bahwa Paket Wisata yang ditawarkan oleh KBM Wijasling 1 dan

Unit Usaha Wisata Kawah Putih substansinya termasuk jasa kena pajak sehingga

pendapatan paket wisata harus dikenakan PPN tarif 10% dari 10% DPP. Hasil

pemeriksaan terhadap dokumen pembayaran PPN diketahui bahwa KBM

Wijasling 1 tidak pernah memungut dan membayar Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) atas jasa paket wisata yang dikontrakan oleh KBM Wijasling 1, Unit

Wisata Kawah Putih, Cikole Jayagiri Resort dan Patuha Resort.

Berdasarkan rekapitulasi kontrak kerjasama paket wisata KBM Wijasling 1,

Rekapitulasi penerimaan paket wisata Unit Wisata Kawah Putih, Cikole Jayagiri

Resort, Patuha Resort terdapat pendapatan jasa paket wisata yang seharusnya

dikenakan PPN antara lain sebagai berikut.

Tabel 3.17. Nilai Paket Wisata Termasuk PPN 1% (Tarif 10% x DPP 10%)

No Kontrak Paket Wisata Nilai KontrakTahun

2014 (Rp)

Nilai Kontrak

s.d Juni Tahun 2015 (Rp)

1 KBM Wijasling 1 7.609.400.000,00 3.181.490.000,00

2 Unit Usaha Wisata Kawah Putih 2.122.524.000,00 798.025.500,00

3 Cikole Jayagiri Resort 3.588.782.000,00 2.078.016.000,00

4 Patuha Resort 1.609.184.025,00 1.098.235.000,00

Jumlah 14.929.890.025,00 7.155.766.500,00

Sumber Data: Rekap Kontrak KBM Wijasling 1, Rekapitulasi Penerimaan Paket Kawah Putih, Cikole dan Patuha

Berdasarkan Nilai kontrak paket wisata pada Tabel 4 seharusnya pendapatan

paket wisata tersebut dikenakan PPN sebesar Rp218.669.866,59 yang terdiri dari

kurang pungut 2014 sebesar Rp147.820.693,32 dan kurang pungut s.d Juni Tahun

2015 sebesar Rp70.849.173,27 (Tabel 3.18).

Tabel 3.18. Nilai PPN atas Kontrak Paket Wisata

No Uraian Nilai Kontrak Tahun 2014

(Rp)

Nilai Kontrak s.d Juni Tahun 2015

(Rp)

1 Jumlah Penerimaan Paket Wisata KBM Wijasling 1

,Kawah Putih, Cikole Jayagiri Resort, dan Patuha Resort

termasuk PPN

14.929.890.025,00 7.155.766.500,00

2 DPP PPN (Penerimaan Paket Wisata x 10% / 101%) 1.478.206.933,17 708.491.732,68

3 Tarif PPN (10% x DPP PPN) 147.820.693,32 70.849.173,27

Sumber data: Bagian Keuangan KBW Wijasling 1 dan Unit Wisata Kawah Putih

Page 68: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 54

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 5 Tahun 2009 tanggal 17

Juli 2009 Tentang Pajak Hotel:

1) Pasal 1 ayat 8 “Pajak hotel adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang

disediakan hotel termasuk rumah penginapan, fasilitan penginapan/fasilitas

tinggal jangka pendek, pelayanan penunjang, fasilitas olah raga dan hiburan

yang disediakan atau dikelola hotel, dengan pembayaran.”

2) Pasal 5 “Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang

dilakukan kepada hotel”

3) Pasal 6 “Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10%”

4) Pasal 10 ayat 1“Setiap Wajib Pajak mengisi SPTPD”

5) Pasal 11 ayat 1 “Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 10

ayat (1) Bupati menetapkan pajak terutang dengan menerbitkan SKPD”

6) Pasal 11 ayat 2 “Apabila SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak

atau kurang dibayar setelah lewat waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari

sejak SKPD diterima, dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2% sebulan

dan ditagih dengan menerbitkan STPD.”

b. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 1 tahun 2011 tanggal 10 Januari

2011 Tentang Pajak Daerah:

1) Pasal 3 ayat 2 “Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan hotel

dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel

yang sifatnya member kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas

olahraga dan hiburan.”

2) Pasal 5 “Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran atau yang

seharusnya dibayar kepada hotel”

3) Pasal 6 “Tarif pajak hotel ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen)”

4) Pasal 70 ayat 2 “Jumlah kekurangan pajak terutang dalam SKPDKB

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1) dan angka 2)

dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)

sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar untuk jangka

waktu 24 bulang dihitung sejak saat terutangnya pajak.

c. Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang

Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah:

1) Pasal 7 ayat 1“Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%”

2) Pasal 8A ayat 1“Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif sebagai mana dimaksud pasal 7 dengan Dasar Pengenaan

Pajak yang meliputi harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor atau

nilai lain.

3) Pasal 9 ayat 4f “Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4e), Dirjen Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak

Page 69: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 55

Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi

administrasi berupa bunga sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (2)

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tatacara

perpajakan dan perubahannya.

d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK03/2010 tanggal 31 Maret 2010

tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak:

1) Pasal 1 ayat 3 Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai

dasar pengenaan pajak.

2) Pasal 2 huruf k Nilai Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ditetapkan

sebagai berikut untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro

pariwisata adalah 10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang

seharusnya ditagih.

Hal tersebut mengakibatkan Perum Perhutani berpotensi dikenakan sanksi

administrasi pajak oleh pemerintah pusat dan daerah karena kurang membayar pajak

hotel sebesar Rp160.840.019,74 dan PPN sebesar Rp218.669.866,59.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Urusan Keuangan KBM Wijasling I tidak cermat dalam melakukan

perhitungan pajak hotel dan PPN yang harus dibayar.

b. General Manager dan Manajer Administrasi dan Umum KBM Wijasling I tidak

optimal dalam mengawasi perhitungan dan pembayaran pajak hotel dan PPN.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa terhadap kekurangan pembayaran pajak paket

wisata akan kami selesaikan (dibayarkan) sesuai ketentuan yang berlaku.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani memerintahkan Kepala

Devisi Wisata dan Agribisnis segera melakukan pembayaran atas pajak daerah

kepada Pemkab Bandung dan Bandung Utara atas pajak paket wisata

Rp160.840.019,74, dan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp218.669.866,59 sesuai

ketentuan.

Page 70: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 56

B. Biaya

1. Pembayaran premi asuransi purna jabatan bagi Direksi melebihi ketentuan

yang ditetapkan sebesar Rp1.510.985.682,11 dan bagi Sekretaris Dewan

Pengawas belum sesuai ketentuan sebesar Rp121.005.000,00

Pembayaran premi asuransi untuk Direktur Utama dan/atau Direksi lainnya yang

diangkat pada tahun 2011 dan setelahnya dilakukan dengan pembayaran premi

sekaligus pada awal tahun menjabat dengan jangka waktu lima tahun. Sedangkan

untuk Direktur Utama dan/atau Direksi lainnya yang diangkat sebelum tahun 2011

dilakukan pembayaran premi pada pertengahan masa jabatan yang bersangkutan.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pengeluaran asuransi purna jabatan

dibayarkan melebihi ketentuan, yaitu:

a. Pembayaran premi asuransi purna jabatan bagi Direksi Perum Perhutani melebihi

ketentuan yang ditetapkan sebesar Rp1.510.985.682,11

Setiap tahunnya, Menteri BUMN mengeluarkan Surat Menteri terkait persetujuan

dan pengesahan Laporan Keuangan Perum Perhutani. Dalam surat tersebut salah

satunya diatur terkait besaran gaji yang diterima oleh Direktur Utama dan

Direktur lainnya. Besaran gaji untuk tahun 2014 diatur didalam Surat Menteri

BUMN No. S-241/MBU/2014 tanggal 10 April 2014 tentang Persetujuan

Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perum Kehutanan Negara

(Perum Perhutani) Tahun Buku 2013, rincian pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19. Besaran Gaji Bulanan Direktur Utama dan Direksi Lainnya TA 2008 s.d. 2014

Jabatan Gaji per bulan

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Direktur Utama 27.000.000 62.000.000* 61.217.000 68.600.000 68.600.000 79.013.000 79.013.000

Direksi 24.300.000 55.800.000 55.095.300 61.740.000 61.740.000 71.111.700 71.111.700

* besaran gaji yang diterima pada tahun 2009 adalah Rp61.217.000,00 namun terdapat kebijakan pembulatan menjadi

Rp62.000.000,00 sedangkan pada tahun 2010 tidak terdapat kebijakan pembulatan gaji.

Besaran gaji tersebut yang menjadi dasar perhitungan dalam melakukan

pembayaran asuransi purna jabatan bagi Direktur Utama dan Direksi. Asuransi

yang dibayarkan untuk Direktur Utama dan Direksi Perum Perhutani dilakukan

dengan bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan jenis

asuransi Dwi Guna Prima Eksekutif. Berdasarkan data dari PT Asuransi

Jiwasraya (Persero) diketahui bahwa dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

terdapat premi asuransi bagi beberapa Direksi yang dibayarkan Perum Perhutani

sebesar Rp4.970.968.598,00 dengan realisasi manfaat klaim yang telah

dibayarkan kepada Direksi Perum Perhutani tersebut adalah sebesar

Rp5.937.497.911,00.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap besaran pembayaran premi asuransi dan

ketetapan gaji Direksi menunjukkan hal – hal sebagai berikut.

1) Asuransi yang diselenggarakan adalah Asuransi Jiwa Kumpulan dengan

Pemegang Polis adalah Direksi Perum Perhutani;

Page 71: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 57

2) Pembayaran premi asuransi tidak dilakukan per tahun namun waktu

pembayarannya tidak tentu, hal ini dapat dilihat dari beberapa Direksi yang

baru dibayarkan premi asuransinya setelah beberapa tahun menjabat;

3) Pembayaran manfaat klaim asuransi langsung diserahkan oleh PT Asuransi

Jiwasraya (Persero) kepada Direktur Utama dan Direksi yang bersangkutan.

4) Perhitungan dengan menggunakan dasar gaji yang diterima setiap tahunnya

untuk masing-masing Direksi menunjukkan terdapat kelebihan pembayaran

premi sebesar Rp1.510.985.682,11 (Tabel 3.20).

Tabel 3.20. Kelebihan pembayaran premi Direksi TA 2008 s.d. 2014

No. Nama Premi Asuransi yang

Dibayarkan

Premi Asuransi

Seharusnya

Kelebihan

Pembayaran Premi

(a) (b) (c) (d) (e) = (c) - (d)

1 Bambang Sukmananto 976.729.576,00 721.213.882,19 255.515.693,81

2 Tedjo Rumekso 1.254.363.930,00 946.583.820,00 307.780.110,00

3 Achmad Fachroji 783.493.073,00 675.469.578,08 108.023.494,92

4 Anthonius Nicholas

Stephanus Kosasih

1.369.937.546,00 632.192.091,78 737.745.454,22

5 Ir. Haryono Kusumo 586.444.473,00 484.523.543,84 101.920.929,16

TOTAL 4.970.968.598,00 3.459.982.915,89 1.510.985.682,11

b. Pembayaran premi asuransi purna jabatan kepada Sekretaris Dewan Pengawas

tidak sesuai ketentuan sebesar Rp121.005.000,00

Dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 tanggal 24

Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas

BUMN yang menggantikan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-

10/MBU/2012 tanggal 24 Juli 2012 tentang Organ Pendukung Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas BUMN dan Peraturan Menteri BUMN Nomor:

PER-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Komite Audit bagi

BUMN disebutkan bahwa salah satu organ pendukung Dewan Pengawas adalah

Sekretariat Dewan Pengawas yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Dewan

Pengawas.

Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris dan Staf Sekretariat Dewan

Pengawas beserta penghasilannya ditetapkan oleh Dewan Pengawas. Berdasarkan

Keputusan Dewan Pengawas Perum Perhutani Nomor: 10/DWAS-PHT/2011

tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris dan Staf Sekretariat Dewan

Pengawas tanggal 10 Nopember 2011 diketahui hal-hal sebagai berikut.

1) Mengangkat Sdri. Siti Fauziyah sebagai Sekretaris Dewan Pengawas;

2) Honorarium Sekretaris Dewan Pengawas sebesar Rp9,3 juta/bulan dan

tunjangan/fasilitas lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pada tahun 2014 terdapat Keputusan Dewan Pengawas Perum Perhutani Nomor:

10/DWAS-PHT/2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris dan

Staf Sekretariat Dewan Pengawas tanggal 11 Agustus 2014 diketahui hal-hal

Page 72: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 58

sebagai berikut:

1) Memberhentikan Sdri. Siti Fauziyah sebagai Sekretaris Dewan Pengawas;

2) Mengangkat Sdr. Dody Heriawan Priatmoko sebagai Sekretaris Dewan

Pengawas.

3) Bagi Sekretaris Dewan Pengawas yang diangkat diberikan penghasilan

sebagai berikut.

Tabel 3.21. Jenis dan besaran penghasilan Sekretaris Dewan Pengawas

No. Jenis Penghasilan Sekretaris Dewas

a) Honorarium bulanan 15% dari gaji Direktur Utama

b) Tunjangan transportasi 20% dari honorarium bulanan

c) Tunjangan komunikasi 5% dari honorarium bulanan

d) Tunjangan Hari Raya 1 kali honorarium bulanan

e) Bonus/Insentif Kinerja sesuai dengan penetapan

Selain diatur dalam Keputusan Dewan Pengawas, penghasilan Sekretaris Dewan

Pengawas juga diatur dalam Keputusan Direksi. Berikut adalah ketetapan

mengenai asuransi purna jabatan yang terdapat dalam Keputusan Direksi.

Tabel 3.22. Keputusan direksi perihal asuransi purna jabatan

No. No. SK Direksi Tanggal Keterangan

1) 746/Kpts/Dir/2010 3-Des-10 Mengatur santunan purna jabatan bagi Sekretaris Dewan Pengawas

2) 161/Kpts/Dir/2011 17-Mar-11 Mengatur santunan purna jabatan bagi Sekretaris Dewan Pengawas

3) 603/Kpts/Dir/2011 4-Okt-11 Tidak mengatur santunan purna jabatan bagi Sekretaris Dewan

Pengawas

4) 829/Kpts/Dir/2013 25-Jul-13 Mengatur santunan purna jabatan bagi Sekretaris Dewan Pengawas

5) 2784/Kpts/Dir/2014 19-Mei-14 Tidak mengatur santunan purna jabatan bagi Sekretaris Dewan

Pengawas

Perum Perhutani memberikan tunjangan berupa asuransi jiwa kumpulan

bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dengan jenis asuransi

Arthadana Eksekutif bagi Sekretaris Dewan Pengawas. Pembayaran premi

asuransi tersebut adalah sebesar Rp121.005.000,00 dengan rincian pada

Lampiran 8.

Dalam Keputusan Dewan Pengawas tidak disebutkan adanya pemberian

tunjangan berupa asuransi jiwa bagi Sekretaris Dewan Pengawas namun hanya

diatur dalam Keputusan Direksi seperti terlihat pada tabel diatas. Hal ini

menunjukkan bahwa pengeluaran atas premi asuransi yang dibayarkan Perum

Perhutani sebesar Rp121.005.000,00 tidak sesuai ketentuan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-04/MBU/2014 yang

menggantikan Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-07/MBU/2010 dan

Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-04/MBU/2013 tentang Pedoman

Page 73: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 59

Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan

Usaha Milik Negara pada Lampiran BAB II tentang Penghasilan Direksi, Dewan

Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN bagian C. Tunjangan pada point d.

yang menyatakan bahwa ‘Asuransi purna jabatan sebagaimana dimaksud pada

huruf a angka 3), diberikan dengan ketentuan sebagai berikut.

1) Asuransi purna jabatan diberikan selama menjabat (mulai diangkat sampai

berhenti);

2) Premi yang ditanggung oleh perusahaan paling banyak 25% (dua puluh lima

persen) dari Gaji dalam satu tahun;

3) Pemilihan program untuk asuransi purna jabatan ditetapkan oleh masing-

masing anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN;

4) Pemberian premi, iuran atau istilah lain yang relevan untuk asuransi purna

jabatan, sudah termasuk di dalamnya premi untuk asuransi kecelakaan dan

kematian.

b. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-12/MBU/2012 tentang

Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik

Negara tanggal 24 Agustus 2012, Bagian Kelima tentang Penghasilan Sekretaris

Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, Pasal 7 yaitu:

1) Ayat (1): Penghasilan dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas ditetapkan oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dengan

memperhatikan kemampuan Perusahaan.

2) Ayat (2): Besaran dan jenis penghasilan Sekretaris Dewan Komisaris/Dewan

Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat terdiri dari:

a. Honorarium maksimal sebesar 15% dari gaji Direktur Utama Perusahaan;

b. Fasilitas;

c. Tunjangan; dan/atau

d. Tantiem atau insentif kerja.

c. Keputusan Dewan Pengawas Perum Perhutani Nomor: 10/DWAS-PHT/2014

tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris dan Staf Sekretariat Dewan

Pengawas tanggal 11 Agustus 2014, Diktum Keenam: Bagi Sekretaris dan Staf

Sekretariat Dewan Pengawas yang diangkat sebagaimana dimaksud Diktum

Kedua keputusan.

1) Sekretaris Dewan Pengawas

No. Jenis Penghasilan Keterangan

a) Honorarium bulanan 15% dari gaji Direktur Utama

b) Tunjangan transportasi 20% dari honorarium bulanan

c) Tunjangan komunikasi 5% dari honorarium bulanan

d) Tunjangan Hari Raya 1 kali honorarium bulanan

e) Bonus/Insentif Kinerja sesuai dengan penetapan

Page 74: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 60

2) Staf Sekretariat Dewan Pengawas

No. Jenis Penghasilan Keterangan

a) Honorarium bulanan 7,5% dari gaji Direktur Utama

b) Tunjangan transportasi 20% dari honorarium bulanan

c) Tunjangan komunikasi 5% dari honorarium bulanan

d) Tunjangan Hari Raya 1 kali honorarium bulanan

e) Bonus/Insentif Kinerja sesuai dengan penetapan

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Terjadi kelebihan pembayaran premi asuransi purna jabatan yang dibayarkan

kepada PT Asuransi Jiwasraya (Persero) bagi Direksi Perum Perhutani sebesar

Rp1.510.985.682,11;

b. Terjadinya pembayaran premi asuransi purna jabatan yang dibayarkan kepada PT

Asuransi Jiwasraya (Persero) bagi Sekretaris Dewan Pengawas yang tidak sesuai

ketentuan sebesar Rp121.005.000,00.

Permasalahan tersebut disebabkan karena:

a. Direktur Umum dan SDM Perum Perhutani tidak memperhitungkan besaran gaji

yang diterima oleh Direksi pada masa jabatan Direksi yang bersangkutan sebagai

dasar pembayaran premi asusansi purna jabatan.

b. Dewan Pengawas Perum Perhutani belum mengatur ketentuan yang jelas

mengenai tunjangan asuransi purna jabatan bagi Sekretaris Dewan Pengawas.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

Tanggapan Premi Asuransi Purna Jabatan bagi Direksi:

a. Pembayaran premi Asuransi Purna Jabatan Direksi dilakukan dengan

mempertimbangkan surat dari PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) nomor: 659.SM-

QB.08.2011 tanggal 2 Agustus 2011 yang menyampaikan beberapa alternatif

dengan tujuan memperkecil nilai premi yang harus dibayar dibandingkan dengan

secara berkala pertahun, sehingga dapat menghemat biaya Perusahaan.

b. Sesuai hasil rapat Direksi Perum Perhutani tanggal 16 Agustus 2011 telah

diputuskan memilih alternatif yang paling menghemat biaya Perusahaan yaitu

dengan membayar 5 tahun premi sekaligus.

c. Untuk selanjutnya telah ditindak lanjuti dengan diterbitkannya Surat Keputusan

Direksi nomor: 915/Kpts/Dir/2015 tanggal 8 September 2015 tentang

Penghasilan bagi Direksi dan Dewan Pengawas Perum Perhutani yang didalam

pasal 10 mengatur tentang Asuransi Purna Jabatan dibayarkan secara tahunan dan

pada setiap akhir Jabatan Direksi dan Dewan Pengawas maka pihak Asuransi

melakukan pembayaran klaim kepada Perum Perhutani selaku pemegang Polis,

selanjutnya Perum Perhutani yang akan membayarkan kepada Direksi dan Dewan

Pengawas yang Purna tugas sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 75: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 61

Tanggapan Premi Asuransi bagi Sekretaris Dewas:

a. Pemberian fasilitas Asuransi Purna Jabatan bagi Sekretaris Dewan Pengawas

telah diatur dalam Keputusan Direksi nomor:829/Kpts/Dir/2013 tanggal 25 juli

2013 tentang Penetapan Remunerasi Bagi Direksi dan Dewan Pengawas Perum

Perhutani BAB III Lain-lain pasal 7 ayat 2 yaitu “Santunan Purna Jabatan

diberikan melalui mekanisme Program Asuransi yang Premi tahunannya

ditanggung oleh Perusahaan dan pemilihan Program sepenuhnya diserahkan

kepada Direksi, Dewan Pengawas, dan Sekretaris Dewan Pengawas yang

bersangkutan.

b. Dewan Pengawas Perum Perhutani telah menerbitkan surat Keputusan nomor:

04/DWAS-PHT/2015 tanggal 6 Oktober 2015 tentang Penghasilan Organ

Pendukung Dewan Pengawas, sesuai Lampiran Keputusan Dewan Pengawas

nomor 2 Tunjangan dan Bonus/Insentif yaitu Asuransi Purna Jabatan.

BPK RI tidak sependapat dengan tanggapan dari Direksi Perum Perhutani, karena

keputusan Menteri BUMN sudah tegas dan jelas terkait tentang penetapan

penghasilan Dewas, Direksi maupun Sekretasis Dewas. Adapun keputusan Direksi

tentang pemberian asuransi untuk sekretaris dewas melampaui keputusan Menteri

BUMN tersebut.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani menarik kembali

kelebihan pembayaran atas premi asuransi purna jabatan bagi Direksi dan Sekretaris

Dewan Pengawas sebesar Rp1.510.985.682,11 dan Rp121.005.000,00 untuk disetor

ke rekening kas Perum Perhutani.

2. Bukti pertanggungjawaban penghasilan Direksi berupa fasilitas biaya

komunikasi dan biaya keanggotaan klub (club membership/corporate member)

tidak mengacu pada Keputusan Menteri BUMN

Direksi Perum Perhutani menetapkan penghasilan Direksi berdasarkan Peraturan

Menteri BUMN Nomor Per-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman

Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN.

Selain itu, dasar penetapan penghasilan Direksi mengacu pada Surat Menteri BUMN

nomor S.241/MBU/2014 tanggal 10 April 2014 perihal Persetujuan Laporan

Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perum Kehutanan Negara (Perum

Perhutani) Tahun 2013 dan Surat Menteri BUMN nomor S.304/MBU/05/2015

tanggal 29 Mei 2015 perihal Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan

Keuangan Perum Kehutanan Negara (perum Perhutani) Tahun 2014 yang mengatur

perihal penetapan penghasilan bagi Direksi dan Dewan Pengawas Perum Perhutani.

Selanjutnya Direksi Perum Perhutani menerbitkan Surat Keputusan dalam rangka

mengatur penghasilan direksi dan dewan pengawas Tahun Buku 2014 dan 2015

dengan rincian sebagai berikut.

a. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 2783/Kpts/Dir/2014 tanggal 19

Mei 2014 tentang Penetapan Penghasilan Bagi Direksi dan Dewan Pengawas

Perum Perhutani;

Page 76: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 62

b. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 2784/Kpts/Dir/2014 tanggal 19

Mei 2014 tentang Penetapan Penghasilan Bagi Direksi dan Dewan Pengawas

Perum Perhutani;

c. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 915/Kpts/Dir/2015 2014

tanggal 8 September 2015 tentang Penetapan Penghasilan Bagi Direksi dan

Dewan Pengawas Perum Perhutani.

Peraturan tersebut antara lain menjelaskan tentang gaji/honorarium, tunjangan,

fasilitas dan tantiem/insentif kinerja yang merupakan penghasilan yang dapat

diterima oleh Direksi dan Dewan Pengawas Perum Perhutani. Penghasilan Direksi

Perum Perhutani berupa fasilitas terdiri dari lima komponen, dengan uraian sebagai

berikut.

a. Fasilitas Kendaraan dinas;

b. Fasilitas kesehatan;

c. Fasilitas Bantuan Hukum;

d. Fasilitas memberikan biaya komunikasi setiap bulannya, dan tantiem.;

e. Fasilitas keanggotaan klub (club membership/corporate member) paling banyak

dua keanggotaan.

Hasil pemeriksaan atas dokumen peraturan Menteri BUMN Per-04/MBU/2014

tanggal 10 Maret 2014 diketahui bahwa, pemberian fasilitas berupa lima komponen

fasilitas diatas tersebut tidak diatur lagi. Dalam lampiran Peraturan Menteri BUMN

Nomor Per-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan

Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik

Negara sebagaimana tercantum dalam Bab II poin A (2) yang menyebutkan bahwa

pemberian fasilitas hanya terdiri atas fasilitas kesehatan dan fasilitas bantuan hukum.

Selanjutnya dalam Bab III Ketentuan Lain-lain, pada poin (8) menyebutkan bahwa

Perusahaan dapat menganggarkan sebagai biaya operasional kepada Direksi untuk

biaya komunikasi, pakaian seragam (bagi BUMN yang menerapkan ketentuan

pemakaian seragam), keanggotaan perkumpulan profesi, club membership/corporate,

member dan biaya representasi (dalam bentuk corporate credit card). Hal ini berarti

mulai tahun 2014 fasilitas yang dapat diberikan kepada Direksi sebagai bagian dari

penghasilan Direksi hanya berupa fasilitas kesehatan dan bantuan. Sedangkan

fasilitas lain diluar kesehatan dan bantuan meliputi biaya komunikasi, pakaian

seragam (bagi BUMN yang menerapkan ketentuan pemakaian seragam), keanggotaan

perkumpulan profesi, club membership/corporate, member dan biaya representasi

(dalam bentuk corporate credit card) bukan merupakan unsur peghasilan Direksi,

namun termasuk dalam biaya operasional. Perbedaan pengklasifikasian fasilitas

tersebut ke dalam penghasilan dan biaya operasional menimbulkan konsekuensi

bentuk pertanggungjawaban penggunaan keuangan yang harus dipenuhi dalam

rangka mendapatkan fasilitas tersebut. Sehingga pemberian fasilitas diluar kesehatan

dan bantuan hukum, harus mengikuti ketentuan pertanggungjawaban biaya opersional

dimana setiap biaya opersional yang dikeluarkan harus dilengkapi dengan bukti

pertanggungjawaban yang rinci, sah dan memadai.

Hasil pemeriksan terhadap dokumen pendukung pembayaran fasilitas komunikasi dan

keanggotaan klub (club membership/corporate member) diketahui bahwa realisasi

Page 77: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 63

penghasilan direksi berupa fasilitas komunikasi dan fasilitas keanggotaan klub (club

membership/corporate member) tidak sesuai dengan ketentuan keseluruhannya

sebesar Rp1.852.350.960,00 dengan uraian sebagai berikut.

a. Realisasi pembayaran penghasilan direksi berupa fasilitas biaya komunikasi

Tahun 2014 dan Tahun 2015 keseluruhannya senilai Rp524.795.904,00 dengan

rincian sebagai berikut.

1) Realisasi pembayaran fasilitas biaya komunikasi Tahun 2014 senilai

Rp331.706.898,00 dialokasikan pada akun 63641 (Biaya langganan

Keperluan Dinas) yaitu berupa pemberian fasilitas pembayaran tagihan

telepon seluler dari pihak operator selular kepada Direktur Produksi, Direktur

Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Umum, Direktur Utama.

Selanjutnya berdasarkan tagihan tersebut dilakukan verifikasi oleh petugas

khusus Direktorat Keuangan Kantor Pusat Perum Perhutani dan pembayaran.

2) Realisasi pembayaran fasilitas biaya komunikasi Tahun 2015 senilai

Rp193.089.006,00 dialokasikan pada akun 63641 (Biaya langganan

Keperluan Dinas) yaitu berupa pemberian fasilitas pembayaran tagihan

telepon seluler dari pihak operator selular kepada Direktur Utama, Direktur

Produksi, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Umum,.

Selanjutnya melalui tagihan tersebut setelah dilakukan verifikasi oleh

Petugas Khusus Direktorat Keuangan Kantor Pusat Perum Perhutani

dilakukan pembayaran.

b. Realisasi pembayaran penghasilan direksi berupa fasilitas keanggotaan klub

dalam tahun 2014 dan tahun 2015 keseluruhanya senilai Rp1.327.555.056,00,

dengan rincian sebagai berikut.

1) Realisasi pembayaran fasilitas keanggotaan klub (club membership/corporate

member) tahun 2014 senilai Rp990.081.345,00 dialokasikan pada akun

51951 (Biaya Khusus Kantor Direksi) yaitu berupa pemberian fasilitas kartu

kredit (corporate card) kepada Direktur Utama, Direktur Produksi, Direktur

Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Umum. Selanjutnya melalui tagihan

tersebut setelah melalui verifikasi oleh Petugas Khusus Direktorat Keuangan

Kantor Pusat Perum Perhutani dilakukan pembayaran. Adapun rincian dari

biaya keanggotaan klub (club membership/corporate member) tahun 2014

sebagai berikut.

Tabel 3.23. Rincian Biaya Keanggotaan Klub Tahun 2014

No Uraian Unit Nilai (Rp)

1 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Produksi 149.376.446,00

2 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Pemasaran

80.899.064,00

3 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Keuangan 161.954.257,00

4 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Umum 37.962.808,00

5 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Satuan Pengawas Intern

29.515,946,00

Page 78: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 64

No Uraian Unit Nilai (Rp)

6 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktur Utama 286.841.760,00

7 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Kantor Direksi Lainnya

243.531.064,00

Jumah 990.081.345,00

2) Realisasi pembayaran fasilitas keanggotaan klub (club membership/corporate

member) tahun 2015 (s.d bulan Juni) senilai Rp337.473.711,00 dialokasikan

pada akun 51951 (Biaya Khusus Kantor Direksi) yaitu berupa pemberian

fasilitas kartu kredit (corporate card) kepada Direktur Utama Direktur

Produksi, Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Umum.

Selanjutnya melalui tagihan tersebut setelah melalui verifikasi oleh Petugas

Khusus Direktorat Keuangan Kantor Pusat Perum Perhutani.

Tabel 3.24. Realisasi Biaya Keanggotaan Klub Tahun 2015 (s.d. Juni 2015)

No Uraian Unit Nilai (Rp)

1 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Produksi 92.565.006,00

2 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Pemasaran 17.022.140,00

3 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Keuangan 80.185.068,00

4 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktorat Umum 10.166.113,00

5 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Satuan Pengawas Intern 8.417.300,00

6 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Direktur Utama 24.493.719,00

7 Biaya Corporate Card Biaya Khusus Kantor Direksi Lainnya 104.624.365,00

Jumah 337.473.711,00

Pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa bukti dokumen pertanggungjawaban atas

realisasi biaya tersebut (biaya komunikasi dan keanggotaan klub) hanya berupa

lembar penagihan Perusahaan dari Bank penerbit kartu kredit tanpa didukung dengan

dokumen berupa kwitansi atau nota rincian nilai pembelian atas barang atau jasa

yang digunakan, sehingga kebenaran rincian nilai harga barang serta jumlah volume

barang sulit ditelusuri kebenarannya.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Badan usaha Milik Negara Nomor Per-04/MBU/2014 tanggal

10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan

Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara pada pasal 4 yang

menyebutkan Gaji/honorarium. Tunjangan, fasilitas dan tantiem/insentif kinerja

anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN yang berbeda

dengan Peraturan Menteri ini, harus segera dilakukan penyesuaian dengan

Peraturan Menteri ini;

b. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Badan usaha Milik Negara Nomor Per-

04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan

Page 79: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 65

Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara

pada:

1) Bab I Pendahuluan ada poin D (13) yang menyebutkan bahwa Fasilitas

adalah Penghasilan berupa sarana dan/atau kemanfaatan adan/atau

penjaminan yang digunakan/dimanfaatkan oleh anggota Direksi, Dewan

Komisaris, dan Dewan Pengawas dalam rangka pelaksanaan tugas

wewenang, kewajiban dan tanggungjawab berdasarkan peraturan

perundangundangan;

2) Bab II Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN

pada poin A (2) yang menyebutkan Penghasilan anggota Dewan

Komisaris/Dewan Pengawas BUMN dapat terdiri dari:

a) Honorarium;

b) Tunjangan yang terdiri atas:

(1) Tunjangan hari raya;

(2) Tunjangan Transportasi;

(3) Asuransi Purna jabatan

c) Fasilitas, yang terdiri atas:

(1) Fasilitas Kendaraan;

(2) Fasilitas Kesehatan;

(3) Fasilitas bantuan hukum dan

d) Tantiem/Insentif Kinerja, dimana di dalam Tantiem tersebut dapat

diberikan tambahan berupa Penghargaan Jangka Panjang (Long Term

Incentive/LTI).

3) Bab III Ketentuan Lain-lain pada poin (8) yang menyebutkan Perusahaan

dapat menganggarkan biaya operasional:

a) Kepada Direksi untuk biaya komunikasi, pakaian seragam (bagi BUMN

yang menerapkan ketentuan pemakaian seragam), keanggotaan

perkumpulan profesi, club membership/corporate, member dan biaya

representasi (dalam bentuk corporate credit card);

c. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani tentang Pedoman Persyaratan dan Tata

cara Penerimaan /Pembayaran Nomor 100/kpts/Dir/2012 tanggal 30 Januari 2012

pada:

1) Pasal 1 angka (3) yang menyebutkan bahwa Pengguna Anggaran (PA) Perum

Perhutani adalah setiap Orang atau pejabat pemegang kewenaNgan

penggunaan anggaran Perum Perhutani yang berhak untuk menguji,

membebankan pada anggaran yang telah disediakan, Pengguna anggaran

berwenang Menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak dan

kewajiban Perum Perhutani;

2) Pasal 1 angka (13) yang menyebutkan bahwa Surat Bukti keuangan adalah

suatu lembaran kertas dengan format tertentu yang dipergunakan sebagai

Page 80: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 66

bukti penerimaan atau pembayaran uang yang mengakibatkan perubahan

kekayaan, kewajiban dan modal Perum Perhutani;

3) Pasal 1 angka (18) yang menyebutkan bahwa Biaya adalah pengorbanan

sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang terjadi atau

kemungkinan yang akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu;

4) Pasal 2 Maksud dan tujuan angka pada (1) yang menyebutkan bahwa

Pedoman ini disusun dengan maksud untuk menyempurnakan pemakaian

surat-surat bukti keuangan, persyaratan yang harus dipenuhi agar setiap surat

bukti keuangan memenuhi ketentuan dan peraturan perundangan

perbendaharaan yang berlaku;

5) Pasal 11 angka (1) yang menyebutkan bahwa Kuitansi pembayaran

digunakan untuk Pembayaran biaya perjalanan dinas, Pembayaran biaya

bahan bakar yang mempergunakan kendaraan dinas berdasarkan Surat

Perintah Perjalanan Dinas/model C; Pembayaran lain-lain, berdasarkan bukti

pendukung yang berasal dari transaksi pembayaran lain-lain, termasuk ayat

silang;

6) Pasal 15 Persyaratan Surat Bukti Pembayaran pada angka (1) d Pembelian

barang /jasa baik langsung maupun melalui proses pengadaan barang/jasa

harus dilampiri kuitansi/nota pembelian/faktur pembelian, dokumen

pengadaan barang/jasa; dan

7) Pasal 20 Setiap pejabat, pegawai atau petugas yang menandatangai dan atau

yangmengesahkan surat bukti keuangan yang menjadi dasar penerimaan dan

pembayaran keuangan Perum perhutani, bertanggungjawab atas kebenaran

dan akibat yang timbul dari penerimaan dan pengeluaran tersebut

Hal tersebut mengakibatkan realisasi pembayaran biaya komunikasi dan keanggotaan

klub belum dipertanggungjawabkan seperti pengeluaran biaya lainnya yang

dilakukan dalam kegiatan perusahaan sebesar Rp1.852.350.960,00

(Rp524.795.904,00 + Rp1.327.555.056,00).

Hal tersebut disebabkan Direksi Perum Perhutani dalam menetapkan (berupa SK

Direksi) serta merealisasikan biaya untuk pembayaran fasilitas biay1a komunikasi

keanggotaan klub Direksi tidak memperhatikan Peraturan Menteri BUMN Nomor.

Per-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Direksi Perum perhutani akan memperhatikan Peraturan Menteri BUMN nomor :

Per-04/MBU/2014 tanggal 10 Maret 2014 tentang Pedoman Penetapan

Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik

Negara, serta Salinan Peraturan Menteri BUMN nomor: Per-04/MBU/2014

tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan

Pengawas Badan Usaha Milik Negara BAB III Ketentuan Lain-lain point 8 yaitu

“Perusahaan dapat menganggarkan biaya operasional, a) Kepada Direksi untuk

biaya komunikasi, pakaian seragam (bagi BUMN yang menerapkan ketentuan

pemakaian seragam) keanggotaan perkumpulan profesi, club

membership/corporate member, dan biaya representasi (dalam bentuk corporate

credit card).

Page 81: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 67

b. Kami sependapat dengan BPK, untuk selanjutnya akan diterbitkan Surat

Keputusan tentang penetapan fasilitas biaya komunikasi dan Corporate Credit

Card (draf SK terlampir), dengan ketentuan setiap tagihan biaya komunikasi dan

Corporate Credit Card akan dibuatkan Pertanggungjawabkan dengan

melampirkan bukti tagihan transaksi (bukti pembelanjaan).

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani membuat standar

pertanggungjawaban terkait pengeluaran biaya yang dilakukan oleh seluruh Direksi

dan wajib mempertanggungjawabkan pengeluaran biaya operasional sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan.

3. Pengelolaan kegiatan produksi dan persediaan hasil hutan kayu Perum

Perhutani tidak memadai

Produk utama dari hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani adalah kayu. Hasil

hutan berupa kayu baik jenis kayu jati maupun kayu rimba pada umumnya diminati

pasar. Untuk kayu yang kurang diminati pasar atau pasar sedang kurang baik, maka

kayu tersebut akan sulit terjual sehingga akan tetap menumpuk sebagai persediaan di

Tempat Penimbunan Kayu (TPK) dan Tempat Penimbunan Kayu Khusus (TPKh).

Semakin lama kayu tersebut berada di TPK, terutama untuk kayu jenis rimba,

berpotensi terjadi penurunan mutu dan nilai persediaan hasil hutan kayu. Dalam

rangka mengantisipasi hal tersebut, Direksi Perum Perhutani telah mengambil

langkah-langkah dengan menerbitkan beberapa keputusan sebagai berikut.

a. Pedoman Pencairan Persediaan Hasil Hutan Kayu Bundar Jati dan Rimba melalui

Surat Keputusan Nomor 3477/KPTS/DIR/2014 tanggal 30 Desember 2014.

Keputusan Direksi tersebut bertujuan:

1) Untuk memudahkan pelaksanaan pencairan hasil hutan kayu bundar jati dan

rimba yang belum laku dijual dengan umur persediaan atau umur kapling

yang cukup lama, sehingga dapat menurunkan mutu dan nilai persediaan

hasil hutan kayu;

2) Untuk mengamankan aset dan mencegah kerugian yang lebih besar karena

menurunnya mutu dan nilai persediaan hasil hutan kayu yang belum laku

dijual dengan umur persediaan atau umur kapling yang lama;

3) Untuk memudahkan melakukan penjualan terhadap kayu yang belum laku

dan mengoptimalkan pendapatan perusahaan.

Setiap bulan petugas melakukan pengamatan umur persediaan atau umur kapling

atas kayu-kayu yang masih tersimpan di TPK/TPKh. Kayu-kayu tersebut

diklasifikasikan sesuai dengan lama waktu tersimpan di TPK/TPKh tersebut.

Untuk kayu-kayu yang sudah tersimpan dalam jangka waktu tertentu

dikategorikan sebagai persediaan slow moving.

Page 82: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 68

Tabel 3.25. Jenis Kayu Slow Moving dan Waktu Tersimpannya

No Uraian Waktu Tersimpan

1 Jati AI (Teresan), AII dan AIII 3 bulan

2 Jati AI (Non Teresan) 1 bulan

3 Rimba Mewah 2 bulan

4 Rimba Industri dan Rimba Lain 1 bulan

Persediaan hasil kayu hutan jati dan rimba yang telah dilakukan lelang satu kali

namun tetap belum laku dan juga telah mempunyai umur persediaan atau umur

kapling yang lama sebagaimana dimaksud diatas dapat diperlakukan sebagai

berikut.

1) Untuk yang mutunya tetap, tidak berubah dan telah dilakukan penjualan

lelang dengan Harga Penawaran Lelang (HPL) sama dengan HJD namun

belum laku, maka diperlakukan sebagai berikut.

(a) Pada pelaksanaan lelang berikutnya dapat dilakukan penjualan dengan

HPL minus 10%;

(b) Apabila belum laku, maka dapat dilelang lagi dengan HPL minus 20%;

(c) Apabila masih belum juga laku, maka dapat dilelang lagi dengan HPL

minus 30%;

(d) Apabila setelah dilelang dengan HPL minus 30% belum laku, maka

Kepala Divisi dapat mengusulkan sebagai harga khusus kepada Direksi

Perum Perhutani untuk dipasarkan melalui saluran penjualan yang paling

mengutungkan dengan dilampiri Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

2) Untuk yang mutunya turun maka perlu diusulkan uji ulang;

3) Kayu yang mutunya turun dijual melalui lelang dengan HPL yang berlaku

sesuai mutu baru tersebut. Apabila setelah satu kali lelang belum laku, dapat

diperlakukan sebagai berikut.

(a) Pada pelaksanaan lelang berikutnya dapat dilakukan penjualan dengan

HPL minus 10%;

(b) Apabila masih belum laku, maka dapat dilelang kembali dengan HPL

minus 20%;

(c) Apabila masih belum laku, maka dapat dilelang lagi dengan HPL minus

30 %;

(d) Apabila setelah dilelang dengan HPL minus 30 % belum laku, maka

Kepala Divisi dapat mengusulkan sebagi harga khusus kepada Direksi

Perum Perhutani untuk dipasarkan melalui saluran penjualan yang paling

menguntungkan dengan dilampiri Berita acara Pemeriksaan (BAP).

b. Surat Direksi Perum Perhutani Nomor 671/053.4/PSDH-Prod/Dir/2015 tanggal

25 September 2015 Perihal Kebijakan Pemenuhan Tebangan Tahun 2015 kepada

Kepala Divisi Regional Jawa Tengah, Kepala Divisi Regional Jawa Timur,

Page 83: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 69

Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Kepala Divisi Komersial Kayu

pada poin 3) dan poin 4) yang menyebutkan sebagai berikut.

1) Beberapa putusan yang perlu ditindaklanjuti adalah:

a) Divreg Jawa Timur

(1) Target tebangan tahun 2015 mengacu target RKAP 2015 dengan

jumlah nakap/penundaan tebangan sebanyak 81.021m3 (dari target

RKAP dan tambahan RTT);

(2) Apabila terdapat tebangan di luar RKAP 2015 akibat bencana alam,

hama/penyakit dan tebangan C (target tembahan RTT) dilaksanakan

sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

b) Divreg Jawa Tengah

(1) Jumlah nakap/penundaan tebangan tahun 2015 sebesar 29.744 m3

agar dikawal dengan baik;

c) Divreg Jawa Barat dan Banten

(1) Jumlah nakan/penundaan tebangan sebesar 9.454 m3;

(2) Terhadap petak-petak rencana nakap atau penundaan tebangan

apabila manager Pemasaran sanggup menjual hasil produksi kayunya

maka dapat dilaksanakan penebangan;

2) Perlakuan Rencana Teknik Tahunan (RTT) terhadap petak-petak yang

dinakapkan atau penjarangan yang ditunda, sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

c. Surat Direksi Perum Perhutani Nomor 598/053.4/PSDH-Prod/Dir/2015 tanggal

31 Agustus 2015 Perihal Kebijakan Produksi Tebangan Kayu Tahun 2015 kepada

Kepala Divisi Regional Jawa Tengah, Kepala Divisi Regional Jawa Timur,

Kepala Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang menyebutkan sebagai

berikut.

1) Tebangan A2 dihentikan/dinakapkan kecuali petak yang tebangannya sudah

berjalan;

2) Seluruh tebangan B dilanjutkan kecuali Divreg Janten (Jenis Rimba) dan

Divreg Jatim KPH Malang (Jenis Rimba) dihentikan;

3) Seluruh tebangan E jenis Jati dan Rimba dihentikan per tanggal 1 September

2015 kecuali Divreg Jatim KPH Jember (Jenis Pinus sudah ada kontrak) dan

KPH Kediri (Jenis Sengon);

4) Seluruh tebangan D akibat serangan penyakit dan bencana alam dilanjutkan;

5) Untuk petak tebangan B jenis Jati dan Rimba yang sudah berjalan, tetap

diselesaikan sesuai luas petak tersebut;

6) Khusus untuk tebangan di KPH Madura yang berasal dari kepulauan agar

dihentikan;

7) Kayu hasil tebangan yang berada di petak tebang/tempat pengumpulan (TP)

segera diangkut ke TPK;

Page 84: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 70

8) Petak-petak yang dinakapkan dimasukkan dalam RKAP Tahun 2016;

9) Untuk Divreg Jatim tebangan C untuk Pinjam Pakai/ Bumi Sukses Indo (BSI)

di KPH Banyuwangi Selatan tetap dilanjutkan;

10) Setiap Manager Pemasaran agar berkoordinasi dengan KPH Pemasok terkait

dengan target pemenuhan kayu yang akan dijual;

11) Bila masih terdapat sisa bibit siap tanam agar dicarikan lokasi tanah kosong.

Pemeriksaan atas dokumen pendukung atas realisasi produksi dan penjualan kayu

serta persediaan dalam Laporan Manajemen Tahun 2013, Tahun 2014, serta Tahun

2015 diketahui pengelolaan persediaan Perum Perhutani tidak memadai dengan

uraian sebagai berikut.

a. Realisasi penjualan kayu dalam 3 tahun terakhir menurun

Realisasi keseluruhan volume penjualan kayu oleh Kesatuan Bisnis Mandiri

(KBM) Komersial Kayu wilayah wilayah Divisi Regional Jawa Tengah, Divisi

Regional Jawa Timur dan Divisi Regional Jawa Barat dan Banten selama tiga

tahun yaitu Tahun 2013, tahun 2014, tahun 2015 diketahui bahwa prosentase

volume penjualan kayu oleh KBM mengalami penurunan apabila dibandingkan

dengan volume produksi yang dihasilkan oleh KPH selama tiga tahun terakhir

yaitu Tahun 2013 sebesar 831.259 m3, Tahun 2014 sebesar 697.011 m

3, Tahun

2015 (s.d. April) sebesar 100.841m3 (Tabel 3.26).

Tabel 3.26. Daftar Volume Penjualan KBM Tahun 2013 - 2015

NO DIVRE JENIS VOLUME PENJUALAN (m3)

2013 2014 s.d. April 2015

1 JATENG JATI 133.069 142.869 27.555

RIMBA 114.409 110.661 10.512

JUMLAH 247.478 253.530 38.067

2 JATIM JATI 174.614 157.790 31.836

RIMBA 251.448 134.295 18.366

JUMLAH 426.062 292.085 50.202

3 JANTEN JATI 69.289 52.251 7.351

RIMBA 88.430 99.145 5.221

JUMLAH 157.719 151.396 12.572

TOTAL JATI 376.972 352.910 66.742

RIMBA 454.287 344.101 34.099

JUMLAH 831.259 697.011 100.841

Keterangan : Data di atas tidak termasuk kayu bakar

Perbandingan antara realisasi keseluruhan volume penjualan kayu oleh KBM

dengan realisasi keseluruhan volume produksi kayu oleh KPH mengalami

penurunan selama tiga tahun terakhir yaitu 2013 sebesar 87%, 2014 sebesar 75%,

dan 2015 (sd Juli) sebesar 46% (Tabel 3.27).

Page 85: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 71

Tabel 3.27. Realisasi Penjualan dan Produksi Kayu Tahun 2013 s.d. 2015

No Uraian VOLUME (m3)

2013 2014 2015

1 Produksi KPH 957.669,82 926.734,10 529.021,49

2 Penjualan KBM 831.259,00 697.011,00 100.841,00

3 Prosentase (2/1x100%) 86,80% 75,21% 19,06%

Keterangan: Data di atas tidak termasuk kayu bakar

b. Nilai kayu bundar jati dan rimba produksi Tahun 2014 dan sebelumnya dengan

volume keseluruhannya sebesar 40.669,00 M3 senilai Rp94.780.619.227,82

belum terjual

Pada tahun 2015 Kepala Divisi Komersial Kayu menerbitkan Surat Nomor

98/073.4/PMS/Divikom Kayu tanggal 16 Februari 2015 perihal kebijakan

penjualan kayu produksi Tahun 2015 dan sebelumnya, yang ditujukan kepada

General Manager Komersial Kayu Jawa Tengah, Manager Komersial Kayu,

(angka 3 c) bahwa penjualan kayu bundar jati dan rimba produksi tahun 2014 dan

sebelumnya harus menjadi prioritas dan harus habis/nihil sampai dengan akhir

TW I tahun 2015.

Berdasarkan Laporan Sisa Awal Tahun, Produksi, Penjualan , BBI dan Sisa

Persediaan dari Divisi Komersial Kayu sampai dengan 31 Maret 2015 diketahui

bahwa nilai kayu bundar jati dan rimba produksi tahun 2014 dan sebelumnya

keseluruhannya sebesar 40.669,00m3 senilai Rp94.780.619.227,82 belum terjual

dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.28. Rincian Volume Persediaan Kayu Bundar Jati dan Rimba Produksi Tahun 2014 dan Sebelumnya sampai dengan Bulan Maret 2015 Pada Divisi Regional Jatim, Jateng dan Janten

No URAIAN PERSEDIAAN AKHIR

Vol (m3) NILAI PERSEDIAAN

(Rp)

1 JATI 34.764,00 91.699.289.967,44

2 RIMBA 5.905,00 3.081.329.260,38

JUMLAH 40.669,00 94.780.619.227,82

Pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa kebijakan tersebut hanya mengatur

pembatasan penjualan kayu, namun tidak mengatur sistem dan prosedur

pembatasan produksi kayu tebangan yang menyesuaikan dengan kondisi

permintaan pasar atas penjualan kayu yang menurun..

c. Penjualan kayu bundar jati dan rimba produksi Tahun 2014 dan sebelumnya

sampai dengan bulan Maret 2015 yang Belum Terjual memberikan dampak

ketidakefisienan komponen biaya senilai Rp38.044.328.903,933

Dari nilai volume kayu bundar jati dan rimba produksi tahun 2014 dan

sebelumnya yang belum terjual keseluruhannya sebesar 40.669,00m3,

memberikan dampak ketidakefisienan komponen biaya penebangan kayu, apabila

ada kebijakan pembatasan tebangan kayu atau tidak melakukan tebangan sesuai

sisa kayu sebesar 40.669,00m3 bulan berikutnya atau pada bulan April 2015

pada area Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) wilayah Divisi Regional Jawa

Tengah, Divisi Regional Jawa Timur dan Divisi Regional Jawa Barat dan Banten

Page 86: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 72

Perum Perhutani, maka kondisi masih berupa tegakkan pohon, sehingga

mengurangi risiko kerusakan umur persediaan kayu sekaligus menghemat

komponen biaya tebangan pada TW II Tahun 2015 yang terdiri dari Biaya

Persiapan Tebangan Jati dan rimba , Biaya Pemotongan /Iname jati dan rimba,

Biaya Angkutan Rimba, Biaya Provisi Sumber Daya Hutan atas nilai volume

tebagan kayu keseluruhannya senilai Rp38.044.329.043,94 dengan rincian pada

lampiran 9.

Selain permasalahan tersebut pemeriksaan secara uji petik atas persediaan kayu

pada Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Madiun pada tahun 2014 diketahui bahwa

atas kelebihan persediaan produksi kayu mengakibatkan menambah biaya

penyimpanan berupa sewa lahan untuk Tempat Penimbunan Kayu (TPK) antara

Perum Perhutani Komersial Kayu Madiun dengan M/ Soleh (Pemilik lahan) di

Ponorogo berdasarkan Surat Perjanjian nomor 01/SP/KOM KY/II/2014 tanggal

30 September 2014 dengan jangka waktu satu tahun atas lahan seluas 2.064 M2,

dengan biaya senilai Rp20.000.000,00.

Gambar 3.1 Tempat Penimbunan Kayu (TPK) yang menyewa di Ponorogo

Gambar 3.1. menunjukkan bahwa Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Madiun pada

tahun 2014 memiliki kelebihan persediaan produksi kayu membebani biaya

penyimpanan berupa sewa lahan untuk TPK di Ponorogo.

Berdasarkan penjelasan pada Berita Acara Permintaan Keterangan tanggal 2

Oktober 2015 Direktur Komersial menyatakan bahwa Rencana Teknik Tahunan

(RTT) adalah sebagai berikut.

a. Kegiatan Pengelolaan Hutan Lestari didasari dengan penyusunan RTT, antara

lain:

1) RTT Persemaian (Pembuatan Bibit);

2) RTT Tanaman;

3) RTT Pemeliharaan Tanaman;

4) RTT Penjarangan; dan

5) RTT Tebangan.

Page 87: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 73

b. Tata waktu tebangan akan mempengaruhi kegiatan pengelolaan hutan lainnya

seperti penyiangan bibit dan persiapan lapangan tanaman yang harus

dilaksanakan mengikuti tata waktu dan pertimbangan musim tanam (musim

hujan), dengan demikian apabila bibit sudah disiapkan, sementara tebangan

dihentikan/dibatalkan maka bibit tidak bisa teralokasikan. Kegiatan

Tebangan sendiri harus diselesaikan sebelum musim hujan tiba.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor: 3477/KPTS/DIR/2014 tentang

Pedoman Pencairan Persediaan Hasil Hutan kayu Bundar Jati dan Rimba, pada

pasal sebagai berikut.

1) Pasal 1 angka 29 yang menyatakan bahwa Pencairan Persediaan adalah

percepatan penjualanbarang yang ada di gudang/TPK/TPKh untuk

mengurangi jumlah stock barang yang ada di gudang/TPK/TPKh dan

menghindari terjadi menurunnya kualitas persediaan yang ada di

gudang/TPK/TPKh karena berpengaruh terhadap nilai jual sehingga dapat

merugikan perusahaan

2) Pasal 1 angka 30 yang menyatakan bahwa Persediaan Fast Moving adalah

segala jenis produk berupa persediaan yang lakunya cepat dijual baik melalui

saluran penjualan kontrak, penjuala langsung, online mapupun lelang karana

sangat diminati sehingga dapat respon oleh pasar;

3) Persediaan Slowmoving adalah persediaan yang tidak laku dijual melalui

saluran penjualan kontrak, penjualan langsung, online dan lelang karena

tidak diminati pasar dengan umur persediaan atau umur kapling yang cukup

lama.

b. Surat Kepala Divisi Komersial Kayu Nomor 98/073.4/PMS/Divikom Kayu

tanggal 16 Februari 2015 Kepada General Manager Komersial Kayu Jawa

Tengah, General Manager Komersial Kayu Jawa Timur dan General Manager

Komersial Kayu Jawa Barat dan Banten, Perihal Kebijakan Penjualan Kayu

Produksi Tahun 2015 dan Sebelumnya pada angka 3 (c) Penjualan Kayu Produksi

tahun 2014 dan sebelumnya yang menyebutkan bahwa Penjualan kayu bundar

jati dan rimba produksi tahun 2014 dan sebelumnya harus menjadi prioritas dan

harus habis/nihil sampai dengan akhir TW I tahun 2015;

c. Program Kerja Biro Pengendalian Produksi Hasil Hutan Tahun 2014, tanggal 20

Maret 2014 Bab III Kebijakan Bidang Produksi Tahun 2014 kebijakan produksi

hasil hutan secara umum masih sama dengan kebijakan tahun sebelumnya, masih

mendasarkan kegiatan pada ketentuan berikut.

1) Poin (9) yang menyebutkan Menyusun logging plan berdasarkan informasi

pasar: jumlah volume, spesifikasi ukuran (diameter dan panjang), serta status

(vinir/hara/ in, local);

2) Poin (13) Melakukan efisiensi Biaya Produksi sebesar 5-10%;

3) Poin (14) Masing-masing Divreg menyusun logging plan dengan Normal

Progress Schedule (NPS) atau target operasional + 10% dari NPS Direktorat

Page 88: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 74

Komersial Kayu (sesuai rapat Product Planning Inventory Control (PPIC),

selesai minggu II Februari 2014;

d. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 007/KPTS/DIR 2014 tanggal

13 Januari 2014 tentang Struktur Organisasi Perum Perhutani pada

1) Pasal 4 ayat (2a) Tujuan jabatan Direktur Utama adalah menentukan arah

(sasaran strategis kebijakan, dan strategi perusahaan, memimpin dan

mengkoordinasikan proses pembinaan seluruh fungsi pengelolaan perusahaan

serta memaksimalkan kinerja untuk menjamin pertumbuhan perusahaan

secara efektif, efisien dan berkelanjutan dalam rangka mencapai visi,

melaksanakan Misi dan mewujudkan Tujuan Perusahaan;

2) Pasal 4 ayat (2b) Tujuan jabatan Direktur PSDH adalah merumuskan arah

(sasaran strategis) kebijakan, dan strategi pengelolaan SDH, meliputi

pembinaan hutan, produksi hasil hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan,

perlindungan hutan dan konservasi alam, pembinaan masyarakat desa hutan,

kontribusi ketahanan pangan dan pengambangan hutan rakyat serta

melakukan proses pembinaan dalam pengelolaan SDH dalam rangka

meningkatkan produktivitas SDH dengan prinsip pengelolaan hutan lestari

(PHL), untuk keberlanjutan fungsi dan manfaat SDH;

3) Pasal 4 ayat (2d) Tujuan jabatan Direktur Komersial Kayu adalah

merumuskan arah (sasaran strategis) kebijakan, dan strategi pemanfaatan

hasil kayu, pengolahan hasil hutan kayu, perdagangan hasil hutan kayu, serta

melakukan pembinaan dalam pengelolaan usaha atau bisnis kayu dengan

prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik dan professional, untuk

menghasilkan keuntungan guna menjamin keberlangsungan dan pertumbuhan

perusahaan.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Penurunan nilai mutu kayu serta umur persediaan yang masih tersisa, volume

keseluruhannya sebesar 40.669,00m3 atau senilai Rp94.780.619.227,82 yang

membebani keuangan Perum Perhutani;

b. Terjadinya potensi pemborosan keuangan Perum Perhutani sebesar

Rp38.044.328.903,93.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Divisi Regional Jawa Tengah, Divisi Regional Jawa Timur dan Divisi

Regional Jawa Barat dan Banten dalam menerapkan Kebijakan Produksi Kayu

tidak melakukan koordinasi dengan Divisi Komersial kayu masing-masing

wilayah;

b. Kepada Divisi, General Manager Komersial Kayu Jawa Tengah, General

Manager Komersial Kayu Jawa Timur dan General Manager Komersial Kayu

Jawa Barat dan Banten dalam menerapkan Kebijakan Penjualan Kayu tidak

mempedomani Kebijakan Perum Perhutani;

c. Direksi Perum Perhutani belum menetapkan sistem dan prosedur yang mengatur

pembatasan produksi menyangkut pembatasan tebangan kayu yang

menyesuaiakan permintaan pasar.

Page 89: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 75

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Koreksi redaksional :

◦ KPOTS seharusnya KPTS

◦ Hutang seharusnya hutan

◦ 5.290.021,49 seharusnya 481.984

◦ 0,46 % seharusnya 0,51 %

◦ Nilai persediaan sd April 2015 Rp116.189.351.152 seharusnya

Rp89.584.813.733,00.

b. NPS (Normalized Progress Schedule), disusun sebagai arahan mencapai target

tahunan. NPS berupa prosentase, yang ditetapkan sebagai target bulanan.

Disampaikan bahwa NPS Produksi besarnya 10 % diatas NPS Komersial Kayu,

artinya volume target produksi 10 % diatas volume target penjualan perbulan.

Ditetapkan 10 %. Karena selain volume tebangan ynag dijual, produksi juga

harus mengarahkan tebangan untuk spesifikasi Bahan Baku Industri (BBI) untuk

kebutuhan pabrik milik Perhutani, sehingga hal tersebut bersifat wajar dan telah

dilaksanakan secara rutin.

c. Berdasarkan data time series pengamatan volume produksi, penjualan, dan

pendapatan (terlampir), bahwa grafik hubungan penjualan/pendapatan seiring

grafik produksi, artinya bila angka produksi naik, dan penjualan disupport kayu

baru maka angka penjualan/pendapatan juga naik. Adapun hal-hal lain terkait

grafik tersebut yaitu :

a) Produksi berhubungan linier dengan penjualan dan pendapatan, jadi apabila

produksi rendah, maka BBI (Bahan Baku Industri) yang dikirim rendah, dan

volume kayu yang dijual juga rendah.

b) Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, produksi sd April tahun

2015 sebesar 75.199 m3 turun jauh dengan produksi tahun 2013 sebesar

184.979 m3 dan tahun 2014 sebesar 192.620 m3, hal tersebut berdampak

langsung dengan pencapaian pendapatan tahun 2015, sebesar Rp169,58

Milyar yang berselisih jauh dengan tahun 2013 sebesar Rp624,81 Milyar dan

tahun 2014 sebesar Rp722,38 Milyar.

c) Penyebab utama turunnya produksi tahun 2015 adalah adanya penyesuaian

TUHH (Tata Usaha Hasil Hutan) yang sebelumnya menggunakan SK Direksi

516/KPTS/DIR/2011 tanggal 24 Januari 2012 diubah menjadi Permenhut

P.42/Menhut-II/2014 tanggal 10 Juni 2014 dan SK Direksi nomor

3169/KPTS/DIR/2014 tanggal 24 Nopember 2014.

d) Jika dihubungkan dengan NPS, target pendapatan dari penjualan kayu bundar

sebesar 31 % terhadap RKAP 2015 penjualan kayu Jati Rp900,21 Milyar atau

Rp279,07 Milyar. Sedangkan realisasi penjualan kayu Jati sd April 2015

sebesar Rp168,22 Milyar (tabel 2). Apabila ditambahkan sisa persediaan sd

April 2015 sebesar Rp85,34 diasumsiakan semua persedian terjual habis dan

tidak ada tambahan produksi maka jumlah pendapatan yang diperoleh

Rp253,56 Milyar atau 29 %, artinya masih terdapat kekurangan target

Page 90: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 76

sebesar Rp18 Milyar atau 2 % terhadap NPS sd April dari RKAP kayu Jati

2015.

e) Selain kekurangan pendapatan, juga kekurangan pasokan BBI sebesar 9.086

m3, yang seharusnya sesuai NPS BBI sd April 2015, penyediaan bahan baku

ditargetkan minimal sebesar 15.289 m3 atau 23 % dari target 66.474 m3.

f) Jadi pelaksanaan kegiatan tebangan, yang diasumsikan sebagai pemborosan

dirasakan kurang tepat, dikarenakan jika tebangan dihentikan maka bukan

saja berpengaruh pada pendapatan perusahaan, tapi juga pada pasokan bahan

baku industri (BBI) dan tata waktu tanaman, yang secara tidak langsung

mempengaruhi daur kelestarian hutan.

d. Berdasarkan laporan sisa persediaan dari Divisi Komersial Kayu, bahwa sisa

persediaan sd Maret 2015 sebesar 61.407 m3, dengan dominasi sortimen A.I

sebesar 39.401,21 m3 atau 65 % terhadap total, dengan rincian A.I Jati sebesar

34.130 m3 dan A. I Rimba sebesar 5.270,91 m3. Sedangkan kebutuhan industri

kayu nasional, didominasi sortimen A.II dan A.III, sehingga perlu support

tebangan A yang mayoritas menyediakan ukuran sortimen A.II dan A.III.

Selain memenuhi permintaan industri kayu, pendapatan dari penjualan kayu

sortimen A.II dan A.III memberikan kontrbusi besar terhadap total penjualan

kayu bundar, hal tersebut dapat diamati dari grafik perbandingan penjualan sd

Maret tahun 2013, 2014 dan 2015.

e. Berkenaan dengan masalah kurangnya koordinasi antara bidang produksi dan

komersial kayu, baik itu tingkat Direksi, Divisi (Regional-Komersial), GM

Komersial dengan Karo Produksi hingga Manager dengan Administratur, dapat

disampaikan bahwa Komersial Kayu & Produksi rutin melaksanakan rapat

Prodisar (Produksi, Industri dan Pemasaran), baik itu membahas Rencana

tebangan tahun mendatang, pasokan BBI, maupun penundaan tebangan atau

Nakap.

f. Penundaan tebangan atau nakap, diberlakukan dengan tujuan penyesuaian

terhadap pasar, efisiensi biaya dengan tetap memperhatikan rencana kegiatan

penanaman. Dikarenakan harus mempertimbangkan situasi pasar maka Nakap

dilaksanakan pada Triwulan III, dan Nakap merupakan salah satu bentuk

koordinasi antara Produksi dan Komersial Kayu

g. Kayu bundar, merupakan hasil produk hutan yang secara alami menghasilkan

kayu fast moving dan slow moving. Salah satu yang termasuk slow moving

adalah A.I, apalagi jika A.I asal pohon JPP yang putihan, akan semakin tidak

diminati pasar dan bersaing dengan kayu rakyat.

h. Salah satu prosedur penyesuaian produksi dengan kondisi pasar, dan salah

satunya diimplementasikan dengan surat Direksi nomor 002/SI/APKL-

KOMKAYU/DIR/2015 tanggal 2 Januari 2015 perihal Kebijakan Penjualan

Kayu Bundar Tahun 2015 dan surat Direksi nomor 598/PSDH-Prod/Dir/2015

tanggal 31 Agustus 2015 perihal Kebijakan Produksi Tebangan Kayu Tahun

2015, yang telah meyampaikan arahan Direksi untuk melakukan tebangan sesuai

kondisi pasar.

Page 91: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 77

BPK RI tidak sependapat dengan penjelasan dari Perum Perhutani, yang menjadi

substansi masalahnya adalah pada saat ini permintaaan akan kayu sedang lesu tetapi

target penebangan tetap dilakukan dan termasuk juga trend penjulan yang turun terus

tiap tahun. Hal ini terlihat bahwa secara organisasi antara Direksi PSDH dengan

Direksi Komersial Kayu tidak sinkron, hal ini terjadi karena Direksi Utama Perum

Perhutani belum menetapkan sistem dan prosedur yang mengatur antara kesesuaian

pembatasan tingkat produksi tebangan kayu dengan kondisi permintaan pasar sebagai

dasar untuk membuat kebijakan, hal ini mengakibatkan masing-masing Direksi dalam

membuat kebijakan hanya mengejar target per Divisi bukan target perusahaan secara

utuh. Sehingga alokasi biaya yang telah ditetapkan dalam RKAP seharusnya dapat

dikaji ulang dengan memperhatikan kondisi yang terjadi.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani menetapkan sistem dan

prosedur yang mengatur pembatasan produksi menyangkut pembatasan tebangan

kayu yang menyesuaikan permintaan pasar sehingga dapat menjadi pedoman bagi

Divisi PSDH maupun Divisi Komersial Kayu.

4. Penetapan kompensasi atas kelebihan biaya Provisi Sumber Daya Hutan

(PSDH) Senilai Rp7.305.246.012,00 tidak ditindaklanjuti secara konsisten

Neraca Laporan Keuangan Perum Perhutani pada 33 Kesatuan Pemangkuan Hutan

(KPH) pada Tahun 2014 dan 2015 menunjukkan bahwa nilai Akun Biaya Dibayar

Dimuka Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) senilai Rp7.305.246.012,00 yang

terdiri dari PSDH Divisi Regional Jawa Tengah (15 KPH) senilai

Rp4.692.581.039,00 dan Divisi Regional Jawa Timur (18 KPH) senilai

Rp2.612.864.97,00. Nilai tersebut merupakan Perhitungan kelebihan bayar PSDH

Perum Perhutani terhitung mulai tanggal 20 Maret 2014 sampai dengan 25 Agustus

2014 yang belum bisa terkompensasi sampai dengan selesai pemeriksaan tanggal 7

Oktober 2015.

Kronologis kelebihan bayar PSDH Perum Perhutani tahun 2014 dan 2015 dengan

uraian sebagai berikut.

a. Dasar penetapan Harga patokan Hasil Hutan untuk perhitungan PSDH sampai

dengan bulan Januari tahun 2014 mempedomani Peraturan Menteri Perdagangan

RI Nomor 22/M-DAG/PER/4/2012;

b. Selanjutnya Terbit PP RI Nomor 12 Tahun 2014 tanggal 14 Februari 2014

tentang Jenis dan tariff atas penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada

Kementrian Kehutanan pada 58 jenis kayu jati (Tectona Grandis);

c. Dari perubahan peraturan tersebut terjadi perubahan peraturan dari semula (tarip

10% x harga patokan) berubah menjadi (tarip 6% x harga patokan).

d. Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran PSDH Tahun 2014 tanggal

28 November 2014 diajukan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

sebesar Rp9.594.767.592,00;

Jawaban dari Dirjen Bina Usaha Kehutanan (BUK) berdasarkan Surat Nomor

S.52/VI-BIKPHH/2015 tanggal 6 Februari 2015 sebagai berikut.

1) Divreg Jawa Barat sudah disetujui sejumlah Rp1.714.660.163,40;

Page 92: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 78

2) Divreg Jawa Tengah kelebihan pembayaran sebesar Rp4.692.581.039,99 masih

meminta kelengkapan data karena masih kurang dokumen pendukung berupa

Surat Perintah Pembayaran (SPP) PSDH 2014; dan

3) Divreg Jawa Timur kelebihan pembayaran sebesar Rp2.612.664.973,00.

Berdasarkan penjelasan pada Berita Acara Permintaan Keterangan tanggal 17

September 2015 menyatakan bahwa Kepala KPH Madiun dan KPH Saradan

menjelaskan bahwa pada tahun berjalan KPH selaku wajib bayar tetap terbebani

merealisasikan biaya PSDH tahun 2015 tanpa mendapatkan kompensasi atas

kelebihan bayar PSDH tahun 2014.

Berdasarkan penjelasan pada Berita Acara Permintaan Keterangan tanggal 6 Oktober

2015 Petugas Khusus Pajak Direktorat Keuangan Perum Perhutani menerangkan

bahwa mekanisme pelaksanaan kelebihan bayar PSDH Perum Perhutani melalui 2

tahap:

a. Mekanisme PSDH pada Divisi Regional Jawa Barat dan Banten pelaksanaannya

melalui Kantor Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi daerah Setempat,

selanjutnya memfasilitasi ke Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup

karena sebagai Pihak yang memberi persetujuan kompensasi PSDH adalah

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; dan

b. Mekanisme PSDH pada Divisi Regional Jawa Timur dan Jawa Tengah

pelaksanaannya melalui Kantor Pusat karena Kantor Dinas Kehutanan

Pemerintah Provinsi daerah Setempat meminta supaya kelebihan PSDH

dimintakan langsung ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Untuk Perum Perhutani Divisi Regional Jatim mengusulkan permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran PSDH tahun 2014 ke Direksi tertanggal 9 Juni

2015 dan sampai dengan pemeriksaan berakhir kompensasi lebih bayar PSDH

tersebut belum terealisir. Untuk kelanjutan proses Tindak lanjut permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran PSDH tahun 2014 ke Kementrian KLH, sampai

dengan tanggal 6 Oktober 2015 posisi dokumen masih di Kantor Pusat, sambil

menunggu kelengkapan dokumen dari Divreg Jawa Tengah, sedangkan Divisi

regional Jawa Timur sudah lengkap posisi di Kantor Pusat (Kepala Biro Akuntansi

dan pajak).

Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah mempersiapkan bukti pendukung dari

masing-masing KPH di Divreg Jateng masih dikumpulkan di kantor Divreg Jateng,

karena masih kurang dokumen pendukung berupa Surat Perintah Pembayaran (SPP)

PSDH 2014.

Pemeriksaan lebih lanjut diketahui sebagai berikut.

a. Pada tanggal 26 Mei 2014 kantor Divisi Regional Jatim menerbitkan Surat

Nomor 78/025/025.1/Keu/II perihal Penetapan tarip PSDH;

b. Antara periode antara tanggal 23 Juli 2014 sampai dengan tanggal tanggal 30

September 2014, pada 18 KPH wilayah Divisi Regional Jawa Timur telah

melakukan pemeriksaan bersama dengan masing-masing Dinas Kehutanan

Kabupaten setempat terhadap perhitungan kelebihan setoran PSDH

keseluruhannya senilai Rp2.612.864.97,00;

Page 93: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 79

c. Selanjutnya Kantor Divisi Regional menerbitkan Surat Nomor

563/026.Keu/Divre Jawa Timur tanggal 23 Oktober 2014 perihal Perubahan

Penetapan Harga Patokan PSDH kepada segenap Administrator;

d. Perum Perhutani Divisi Regional Jatim mengusulkan permohonan pengembalian

kelebihan pembayaran PSDH tahun 2014 ke Direksi tertanggal 9 Juni 2015 dan

sampai dengan pemeriksaan berakhir kompensasi lebih bayar PSDH tersebut

belum terealisir. Untuk kelanjutan proses Tindak lanjut permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran PSDH tahun 2014 ke Kementrian KLH

merupakan kewenangan dari Direksi.

Hasil reviu terhadap pelaksanaan kompensasi lebih bayar PSDH di level KPH

Madiun dan KPH Saradan tahun Buku 2014 dan 2015 diketahui bahwa nilai

kompensasi lebih bayar PSDH Perhutani KPH Madiun senilai Rp446.806.344,00 dan

Perhutani KPH Saradan senilai Rp388.719.528,00 diketahui sampai dengan tanggal

19 September 2015 belum bisa terealisir.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2009 tentang

Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran, dan Penyetoran PNBP yang terutang pasal

1angka 4 dan pasal 1 (1), (2) dan (3) bahwa wajib bayar dapat mengajukan

permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran PNBP yang terutang kepada

pimpinan Instansi Pemerintah dalam hal ini Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan dengan disertai dokumen pendukung yang sah dan lengkap Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan persetujuan atau penolakan atas

permohonan Wajib Bayar tersebut, dan apabila disetujui maka kelebihan pembayaran

diperhitungkan sebagai pembayaran dimuka atas jumlah PNBP yang terutang dari

wajib bayar yang bersangkutan pada periode berikutnya.

Hal tersebut mengakibatkan dana yang tidak segera dapat dimanfaatkan untuk

kegiatan yang lain pada Perum Perhutani sebesar Rp7.305.246.012,00.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Biro Akuntansi dan pajak Direktorat Keuangan Perum Perhutani tidak

segera memproses Surat Ketetapan Lebih Bayar PSDH Perum Perhutani pada 18

KPH Divisi Regional Jawa Timur sebagai bahan kompensasi kelebihan

pembayaran PSDH tahun 2014 untuk tahun berjalan kepada Kementrian

Kehutanan dan Lingkungan Hidup;

b. Masing-masing Kepala KPH Divisi pada Regional Jawa Tengah tidak segera

memproses kekurangan Surat Ketetapan Lebih Bayar PSDH berupa dokumen

pendukung berupa Surat Perintah Pembayaran (SPP) PSDH 2014 Perum

Perhutani pada 18 KPH Regional Jawa Tengah sebagai bahan kompensasi

kelebihan pembayaran PSDH tahun 2014 untuk tahun berjalan kepada

Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa Direksi telah mengajukan kembali permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran PSDH kepada Direktur Jenderal Pengelolaan

Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan untuk Divisi

Regional Jawa Timur dan Divisi Regional Jawa Tengah, sesuai surat Direksi Perum

Perhutani nomor: 409/026.3/Keu/Dir/2015 tanggal 27 Oktober 2015, perihal

Kelebihan Pembayaran PSDH tahun 2014.

Page 94: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 80

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani berkoordinasi dengan

pihak Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta kepada pihak Pemerintah Daerah yang

bersangkutan, terkait penyelesaian kelebihan PSDH dari masing-masing KPH.

5. Pekerjaan jasa konsultan dan pekerjaan pendampingan tim supervisor pada

kegiatan pengembangan tanaman karet tumpang tindih sehingga berpotensi

tidak efisien sebesar Rp1.786.830.548,00

Tahun 2012 Perum Perhutani melaksanakan Program Pengembangan Tanaman

Agroforestry Karet (PTA-Karet). Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan

Banten menjadi pioneer dalam pengembangan tanaman karet pada Perum Perhutani,

yang berkedudukan di Kota Majalengka, dengan wilayah pengembangan tanaman

karet ini dilakukan di wilayah Indramayu (Sanca dan Cikamurang), Majalengka

(Sahbandar dan Cisahang) dan Sumedang (Ujung Jaya dan Karamat). PTA- Karet

dilaksanakan sesuai Surat Keputusan Direksi No 404/052.1/Can/Dir Tanggal 9 Juli

2012 perihal Pengembangan Tanaman Karet dengan luas ± 20.000 Ha. Luas

pengembangan PTA-Karet periode 2012 s.d 2015 adalah 4.238,03 ha dengan rincian;

seluas 562,43 ha, tahun 2013 seluas 1.007,93 ha, tahun 2014 seluas 2.110,66 ha dan

tahun 2015 seluas 557,01 ha. Tanaman karet dikelola oleh satuan kerja yaitu Kantor

Pengembangan Tanaman Agroforestry Karet yang dipimpin oleh seorang Kepala

Proyek (Kapro) beserta jajarannya yaitu Pimpinan Pelaksana (Pinlak), Kepala Seksi

Tanaman, Asper, KTU, KBB dan lainnya yang berkedudukan di Majalengka.

Tujuan dilaksanakanya PTA – Karet adalah mengoptimalkan sumber daya hutan dan

meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan serta memberikan kesempatan berusaha

dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat, dengan sasaran tetap menjaga eksistensi

kawasan hutan dan peningkatan produktivitas sumber daya hutan dan dapat

meningkatan pendapatan perusahaan. Pendanaan pengembangan tanaman karet,

dituangkan dalam Rencana Operasional Pengembangan Tanaman Karet dengan

Anggaran dan Realisasi Biaya sebagai berikut.

Tabel 3.29. Anggaran Biaya Pengembangan Tanaman Karet tahun 2012 s.d 2015 (Rp)

Uraian Biaya 2012 2013 2014 2015 Jumlah

I. BIAYA TEKNIS

A. Persemaian 858.498.190,00 1.030.119.596,00 1.888.617.786,00

B. Tanaman Karet 9.493.487.824,00 33.235.472.325,00 49.985.914.959,00 45.960.195.544,00 138.675.070.652,00

D. Kebun Entrys 0 226.276.437,00 527.743.300,00 699.546.200,00 1.453.565.937,00

E.

Tanaman Tepi Dan Non

Karet 0 1.432.861.081,00 1.175.804.095,00 736.439.755,00 3.345.104.931,00

II. BIAYA NON TEKNIS

A. Biaya Perencanaan 20.061.300,00 1.220.000.000,00 1.119.000.000,00 2.359.061.300,00

B Biaya Non Teknis 2.342.544.000,00 6.196.027.500,00 1.078.260.000,00 9.616.831.500,00

C. Biaya SDM dan Umum 9.000.929.008,00 9.964.913.400,00 18.965.842.408,00

III. SARANA DAN PRASARANA

1. Investasi 3.743.906..876,00 7.203.737.000,00 7.829.350.000,00 586.246.320,00 19.363.240.196,00

Page 95: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 81

Uraian Biaya 2012 2013 2014 2015 Jumlah

2. Pemeliharaan Rutin 1.428.000.000,00 860.172.000,00 2.288.172.000,00

3. Sarana dan Prasarana

JUMLAH 15.600.000.000,00 48.294.374.343,00 73.104.499.552,00 60.956.460.815,00 197.955.506.710,00

Tabel 3.30. Realisasi Biaya Pengembangan Tanaman Karet tahun 2012 s.d 2015 (Rp)

Uraian Biaya 2012 2013 2014 2015 Jumlah

I. BIAYA TEKNIS

A. Persemaian

827.739.933,00 356.857.900,00 1.184.597.833,00

B. Tanaman Karet 2.848.821.309,00 20.503.789.757,00 45.729.064.319,00 7.079.700.279,05 76.161.375.664,00

D. Kebun Entrys 15.474.666,00 436.838.886,00 44.968.650,00 497.282.202,00

E.

Tanaman Tepi Dan Non Karet

206.166.735,00 784.695.510,00 13.102.540,00 1.003.964.785,00

II. BIAYA NON TEKNIS

A. Biaya Perencanaan

1.201.049.982,00 135.005.500,00 1.336.055.482,00

B Biaya Non Teknis

5.825.000.423,00 4.975.952.300,00

10.800.952.723,00

C. Biaya SDM dan Umum

6.476.350.752,00 2.944.084.259,00 9.420.435.011,00

III. SARANA DAN PRASARANA

1. Investasi

3.343.039.178,00 6.877.379.314,00 490.037.251,00 10.710.455.743,00

2. Pemeliharaan Rutin

1.277.028.851,00 - 1.277.028.851,00

3. Sarana dan Prasarana

594.450.251,00 594.450.251,00

JUMLAH 2.848.821.309,00 29.893.470.759,00 68.586.099.847,00 11.658.206.630,05 112.986.598.545,00

Dari tabel 3.30. diketahui anggaran dan realisasi biaya pengembangan karet sejak

tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 masing-masing sebesar Rp197.955.506.710,00

dan Rp112.986.598.545,00. Uji petik telah dilakukan atas biaya Sumber Daya

Manusia (SDM) dan Umum tahun 2014 sebesar Rp6.476.350.752,00 dan 2015

Rp2.944.084.259,00.

Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut Perum Perhutani dhi Direktur SDM

dan Umum terkait dengan persiapan SDM telah melakukan rekruitment dari internal

dan eksternal sejak tahun 2012 s.d tahun 2015. Salah satu rekruitmen eksternal yang

dilakukan adalah dengan melaksanakan perjanjian kerjasama dengan PT. Pennurin

yang dipimpin oleh mantan Direktur Produksi PTPN VIII yaitu Bapak Ir. Iyan

Heryanto S. dan kerjasama Pendamping Teknis lapangan oleh Supervisor dengan

pensiunan pegawai PTPN VIII. Rincian kontrak sebagai berikut.

Tabel 3.31. Rekapitulasi kontrak Konsultan 2012 s.d 2015

No Tahun

Kontrak Konsultan

Jangka

waktu

Kontrak Tim Supervisor pensiunan pegawai

PTPN VIII Jangka waktu PT. Pennurin

No Kontrak/tgl Nilai No Kontrak Nilai

1 2012 10/SP/Dir/2012, 04-5-2012 737.556.000 4-5-

‘12s.d 31

Des –‘12

01 s.d 13//PKS/Tan

Karet/PTK/III,

318.000.000 30-11-2012.s.d

30 -05-2013

Page 96: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 82

No Tahun

Kontrak Konsultan

Jangka

waktu

Kontrak Tim Supervisor pensiunan pegawai

PTPN VIII Jangka waktu PT. Pennurin

No Kontrak/tgl Nilai No Kontrak Nilai

2 2013 6/SJ/III/2013, 08-03-2013 414.033.400 8-3-’12

s.d 31-

12-‘13

Addendum kontrak 01 s.d

13//PKS/TanKaret/PTK/III

318.000.000 27 -05-2013 s.d

27 -12-2014

3 2014 044/052.1/SDH/DV 419.794.650 22 s.d

23/PKS/TanKaret/PTK/III,

318.000.000 06-03-2014 s.d

31-12-2014

27 Des 2014

4 2015 05//SJ/DRJB/2015,19-6-

2015

247.468.100 1 s.d 15/PKS/Bin-SDH/Divreg

Janten

318.000.000 1-1-2015 s.d 31-

12-2015

Jumlah 1.818.852.150 Jumlah 1.272.000.000

Dari tabel di atas diketahui perjanjian dengan PT Penurin dilakukan sejak tahun 2012

oleh Perum Perhutani dhi Direktur SDM dan Umum dengan Ir. Iyan Heryanto.

Selanjutnya berdasarkan surat No.044/052.1/SDH/DV tanggal 1 Februari 2013

perihal persetujuan perpanjangan pekerjaan jasa konsultan pendampingan tanaman

karet tahun 2013, dinyatakan bahwa pekerjaan jasa konsultan dapat diperpanjang dan

proses pengadaannya dilaksanakan di Unit III Jawa Barat Banten (Divreg Janten),

sehingga atas dasar surat tersebut pekerjaan jasa konsultan setiap tahun dilakukan

addendum yang disepakati antara Kepala Divreg Janten dengan Direktur PT Penurin

Ir. Iyan Heryanto. Harga pekerjaan untuk kontrak konsultan bersifat lumpsum fixed

price. Pembayaran dilakukan 3 tahap yaitu tahap I 20%, tahap II 30 % dan tahap III

50 % dari nilai kontrak.

Disamping itu Divreg Janten juga melakukan perjanjian kerjasama lainnya yaitu

“Pendamping Tim Supervisor” dengan pensiunan pegawai PTPN VIII atas nama

pribadi sejak 30 Nopember 2012 dan setiap tahun diperpanjang s.d 31 Desember

2015. Harga Pekerjaan berdasarkan kesepakatan sesuai dengan jabatan masing-

masing supervisor dan luas area yang di supervisi. Komponen biaya yang dikeluarkan

adalah: Honor (sesuai nilai kontrak per individu) di tambah fasilitas antara lain

transport, tunjangan perumahan dan jamsostek. Realisasi biaya tim supervisi dengan

rincian berikut.

Tabel 3.32. Realisasi Pembayaran Tim Supervisi 2012 s.d 2015

Tahun Nilai Pembayaran

2012 Rp 318.000.000

2013 Rp 616.022.808

2014 Rp 511.232.090

2015 Rp 341.575.650

Jumlah Rp1.786.830.548

Hasil pemeriksaan atas pekerjaan pendampingan jasa konsultan pendampingan dan

jasa pendampingan oleh tim Supervisi tanaman karet tahun 2014 dan 2015 diketahui

hal-hal sebagai berikut.

a. Terdapat tumpang tindih pada ruang lingkup pekerjaan

Page 97: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 83

Pada pasal 3 atas ruang lingkup pekerjaan atas jasa konsultan adalah melakukan

pendampingan pada pihak ke satu terhadap rencana pengebangan tanaman karet

di lokasi unit III, dengan rincian:

1) Melakukan penyusunan rencana pengembangan Tanaman Karet di pihak ke

Satu

2) Memberikan supervisi dan pendampingan di lapangan

3) Memberikan masukan strategis dan teknis pada pihak ke I

4) Membantu dalam penyusunan organisasi, seleksi dan pelatihan SDM

5) Melayani konsultasi bersifat teknis maupun administrasi sesuai dengan

urgensi.

Sedangkan ruang lingkup pekerjaan tim supervisi adalah pendampingan

(supervisi) pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman karet mulai persiapan

lapangan sampai dengan proses pemeliharaan, Keberadaan Tim Supervisor

diketahui dengan penandatanganan daftar hadir secara manual di masing-masing

lokasi, setiap bulan membuat laporan kemajuan pekerjaan.

Dari uraian ruang lingkup pekerjaan antara jasa konsultan dan tim supervisi

terdapat lingkup pekerjaan yang saling tumpang tindih yang merupakan lingkup

pekerjaan utama sebagaimana dalam tabel berikut

Tabel 3.33. Perbandingan Ruang Lingkup Pekerjaan Jasa Konsultan dan Tim Supervisi

No Tim Konsultan Tim Supervisi

1 Memberikan supervisi dan pendampingan di

lapangan ( bagaimana cara penanaman,

pemupukan) mulai dari kegiatan persiapan

sampai pemeliharaan tanaman karet

Memberikan supervisi dan pendampingan di

lapangan ( bagaimana cara penanaman,

pemupukan) mulai dari kegiatan persiapan

sampai pemeliharaan tanaman karet

2 Memberikan masukan strategis dan teknis pada

pihak ke I (bagaimana cara pembibitan dan

persemaian yang baik)

Memberikan masukan strategis dan teknis

pada pihak ke I (bagaimana cara pembibitan

dan persemaian yang baik)

b. Hasil wawancara dengan pimpro Pengambangan Tanaman karet No.

1/BAW/Subtim 1/09/Perhutani/2015 tanggal 11 September 2015 menjelaskan

bahwa tim konsultan dapat di minta ke lapangan pada saat diperlukan,

sedangakan tim supervisi setiap saat ada di lapangan sehingga pegawai/mandor

di PTK dapat bertanya dan berkonsultasi langsung kepada supervisor atas

permasalahan yang ada di lapangan. Tim supervisor melakukan pendampingan

langsung ke lapangan, misalnya bagaimana cara melakukan persemaian yang

baik, bagaimana cara menanam yang baik. Namun tim supervisi ini tidak

dibutuhkan setiap saat,

c. Keberadaan tim supervisi di harapkan dapat mengubah etos kerja di lingkungan

Pengembangan Tanaman karet

Page 98: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 84

d. Sistem pembayaran yang dilakukan untuk pekerjaan konsultan sebayak 3 tahap,

yaitu:

1) Tahap I 20% dari nilai pekerjan setelah pihak ke dua menyerahkan laporan

pendahuluan

2) Tahap II 30 % dari nilai pekerjaan setelah pihak kedua menyerahkan laporan

antara yang memuat laporan kemajuan pekerjaan

3) Tahap III 50% dari nilai pekerjan setelah pihak ke dua menyerahkan laporan

Final

e. Sedangkan untuk tim supervisi pembayaran dilakukan setiap bulan berlaku sejak

perjanjian ditandatangani. Untuk tahun 2012 dan 2013 telah terealisasi masing-

masing sebesar Rp318.000.000 dan Rp616.022.808. Sedangkan untuk tahun

2014 realisasi pembayaran dilakukan selama 10 bulan (Maret s.d. Desember

2014) sebesar Rp511.232.090,00 dan tahun 2015 selama 6 bulan (Januari s.d

Juni 2015) sebesar Rp341.575.650,00. Rincian biaya honor tim supervisi (2013 -

2015) terlampir. (Lampiran 14).

Dari uraian di atas atas total biaya yang sudah dikeluarkan untuk pekerjaan tim

supervisor sebesar Rp1.786.830.548,00.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Perjanjian pekerjaan Jasa Konsultan antara antara Perum Perhutani Unit III Jawa

Barat dan Banten dengan PT. Pennurin, No tanggal 19 Juni 2015 pasal 3 tentang

ruang lingkup pekerjaan dan keluaran;

b. Perjanjian Kerjasama Pendampingan Supervisi Penanaman Tanaman Karet antara

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten dengan pensiunan pegawai

PTPN VIII atas nama Pribadi, sesuai kontrak No01 s.d 13//PKS/Tan

Karet/PTK/III, yang dilakukan addendum tahun 2014 dan 2015.pasal 3 tentang

ruang lingkup pekerjaan yang diaddendum dengan kontrak No 1 s.d 15/PKS/Bin-

SDH/Divreg Janten tanggal 1 Januari 2015;

c. Pedoman pelaksanaan RKAP tahun 2012 perum Perhutani, Bab III, Rencana

angara biaya merupakan batas maksimum pengeluaran yang harus diupayakan

secara efisien dan efektif; dan

d. Surat Direksi No 044/052.1/SDH/DV tanggal 1 Februari 2013 perihal

Persetujuan perpanjangan Pekerjaan Jasa konsultan pendampingan tanaman

karet.

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya inefisiensi atas biaya pendampingan tim

supervisi tahun 2012 – 2015 (s.d. Juni) sebesar Rp1.786.830.548,00.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Divreg Janten kurang memperhatikan ruang lingkup pekerjaan dalam

menyusun kontrak jasa konsultan dan tim supervisor yang tumpang tindih.

b. Kepala Pelaksanaan Proyek Pengembangan Tanaman Karet lalai dalam

menentukan tingkat kepentingan masing-masing kegiatan.

c. Direksi lemah dalam pengendalian program tanaman karet.

Page 99: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 85

Perum Perhutani menjelaskan bahwa sesuai dengan hasil rapat tanggal 01 Oktober

2015 (surat No. 528/006.6/SDM-PTAK/Divre Janten) keberadaan konsultan dan

supervisor perlu dievaluasi dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Keberadaan Konsultan masih diperlukan sampai batas waktu tertentu dengan

tugas pokok untuk pendampingan kegiatan strategis dan kebijakan ditingkat

Divreg dan akan disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan (baik jumlah tenaga

ahli maupun tenggang waktunya);

b. Keberadaan Supervisor akan dikurangi jumlah personilnya pada tahun 2016,

sesuai dengan kebutuhan di lapangan; dan

c. Direksi sudah bersurat kepada Kadivre Janten agar mengurangi jumlah

Supervisi Lapangan sebagaimana terlampir.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani meninjau kembali baik

kontrak dengan konsultan ataupun supervisi dari mantan pegawai PTPN yang tidak

dapat diukur kompetensi teknisnya seperti konsultan teknis pada umumnya

diantaranya didukung dengan sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang.

6. Kegiatan investasi Tahun 2014 pada KBM Komersial Kayu I Jawa Tengah

membebani biaya usaha sebesar Rp447.937.380,00

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.007/Kpts/Dir/2013 tentang Struktur

Organisasi Perum Perhutani, salah satu divisi yang dimiliki oleh Perum Perhutani

adalah Divisi Komersial Kayu. Ruang lingkup kegiatan bisnis Divisi Komersial Kayu

adalah menjalankan kegiatan operasi bisnis hilir melalui perdagangan (trading) kayu

log (kayu bundar) hasil produksi kawasan hutan Perum Perhutani untuk menciptakan

nilai sebesar-besarnya guna mendukung pendapatan dan pertumbuhan perusahaan.

Divisi Komersial Kayu dipimpin oleh Kepala Divisi dan membawahi 3 (tiga)

Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM), diantaranya KBM Komersial Kayu I Jawa Tengah

yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan usaha bisnis perusahaan

secara mandiri untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dengan bisnis inti

pemasaran kayu. KBM Komersial Kayu I Jawa Tengah pada Divisi Komersial Kayu

memasarkan kayu yang berasal dari Divisi Regional I Jawa Tengah.

Dalam Laporan Laba Rugi, khusus pada entitas akuntansi untuk periode yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 KBM Komersial Kayu I Jawa Tengah

memperoleh laba sebesar Rp242.766.476.693,00. Selama tahun 2014, KBM

Komersial Kayu I memperoleh pendapatan sebesar Rp934.330.261.575,00 dan

membukukan biaya usaha sebesar Rp56.488.985.541,00 (Tabel 3.34).

Tabel 3.34. Laporan Laba Rugi Tahun 2014 KBM Komersial Kayu I Jawa Tengah

Nama Rekening RKAP Realisasi %

Pendapatan

Penjualan 695.070.000.000,00 801.014.748.512,00 115,25%

Penyerahan Hasil Hutan

133.315.513.063,00

Jumlah Pendapatan 695.070.000.000,00 934.330.261.575,00 134,43%

Page 100: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 86

Nama Rekening RKAP Realisasi %

Harga Pokok Penjualan 2.182.594.000,00 635.962.334.786,00 29137,92%

Laba (Rugi) Kotor 692.887.406.000,00 298.367.926.789,00 43,07%

Biaya Usaha

Biaya Pemasaran 44.689.775.000,00 49.285.377.801,00 110,29%

Biaya Umum dan Administrasi 5.550.718.000,00 7.203.607.740,00 129,78%

Jumlah Biaya Usaha 50.240.493.000,00 56.488.985.541,00 112,44%

Laba (Rugi) Bersih 642.646.913.000,00 241.878.941.248,00 37,64%

Pendapatan/Biaya Diluar Usaha Pokok

Pendapatan di Luar Usaha Pokok 220.000.000,00 964.531.824,00 438,43%

Biaya di Luar Usaha Pokok - 76.996.379,00

Jumlah Pendapatan/Biaya Diluar Usaha Pokok 220.000.000,00 887.535.445,00 403,43%

Laba (Rugi) 642.866.913.000,00 242.766.476.693,00 37,76%

Berdasarkan tabel di atas, KBM Komersial Kayu I Jawa Tengah menganggarkan

biaya usaha sebesar Rp50.240.493.000,00 dan telah direalisasikan sebesar

Rp56.488.985.541,00 atau 112,44% dari anggaran selama tahun 2014.

Beban usaha adalah beban yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha tetapi tidak

dapat dibebankan secara langsung kepada produk dan jasa yang dijual. Beban usaha

terdiri atas:

a. Beban distribusi adalah beban untuk kegiatan pemasaran atau penjualan serta

distribusi barang dan jasa yang djual

b. Beban administrasi adalah beban untuk kegiatan administrasi usaha, termasuk

biaya pegawai yang bersifat manajemen dan administrasi

Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap biaya usaha pada KBM Komersial Kayu I

menunjukan bahwa pada tahun 2014 terdapat pengeluaran-pengeluaran atas kegiatan

investasi yaitu pekerjaan pembuatan los TPK Doplang senilai Rp269.792.820,00 dan

pembuatan pagar tembok batu bata dan pemasangan kawat duri di TPK senilai

Rp178.144.560,00. Pengeluaran atas kegiatan investasi tersebut tidak dibebankan ke

dalam investasi sebagai aset tetap, namun dibebankan ke dalam biaya penjualan yaitu

biaya lelang besar (kode rekening 61.61.19). Dalam RKAP Tahun 2014, kegiatan

investasi atas pembuatan los TPK dan pembuatan pagar tembok batu bata dan

pemasangan kawat duri di TPK telah dianggarkan pada anggaran investasi sub

rekening 14.42.00.

Berdasarkan keterangan dari GM Komersial Kayu I diketahui bahwa terdapat

kesalahan input oleh petugas pembukuan, yang seharusnya dibuku sebagai investasi

sebagaimana dalam dokumen rekening 14.42.00 namun terbuku pada biaya usaha

rekening 61.61.19.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Dalam Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 100/Kpts/Dir/2012 tanggal 30

Januari 2012 tentang Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Penerimaan

Pembayaran Pasal 19 Ayat (5) dinyatakan bahwa Kasir melakukan pembayaran

Page 101: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 87

berupa uang tunai/cek/Bilyet Giro/transfer serta melakukan pencatatan dalam

buku Kliker Kas/Bank, memberikan tanda “Lunas/Telah Dibayar, Tanggal dan

Paraf” termasuk pada lampiran-lampirannya, dan selanjutnya surat bukti

diserahkan ke Bagian Keuangan untuk diberi nomer urut dan dibuku dalam Buku

Harian Kas/Bank.

b. Keputusan Direksi Perum Perhutani No.817/KPTS/DIR/2013 tentang Kebijakan

Akuntansi Pada Perum Perhutani

1) Angka 2 Kebijakan Akuntansi Aset huruf d Angka 01, menyatakan bahwa

aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau

dengan dibangun lebih dulu, dimiliki untuk digunakan dalam operasi dan

tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha, mempunyai

umur manfaat lebih dari satu periode, dan layak dikapitalisasi.

2) Angka 5 Kebijakan Akuntansi Pendapatan dan Beban huruf d, menyatakan

bahwa Beban usaha adalah beban yang berhubungan dengan pelaksanaan

usaha tetapi tidak dapat dibebankan secara langsung kepada produk dan jasa

yang dijual. Beban usaha terdiri atas:

a) Beban distribusi adalah beban untuk kegiatan pemasaran serta distribusi

barang dan jasa yang djual

b) Beban administrasi adalah beban untuk kegiatan administrasi usaha,

termasuk biaya pegawai yang bersifat manajemen dan administrasi

Hal tersebut mengakibatkan mengurangi laba sebesar Rp447.937.380,00 dan nilai

aset tetap yang tidak tercatat.

Hal tersebut disebabkan karena ketidakcermatan petugas pembukuan yang ditunjuk

dalam melakukan input kode rekening atas transaksi pembayaran kegiatan investasi

pekerjaan pembuatan los TPK Doplang dan pembuatan pagar tembok batu bata dan

pemasangan kawat duri di TPK.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa sependapat dengan temuan BPK, hal tersebut

terjadi karena kesalahan entry kode rekening oleh petugas dan akan kami tindak

lanjuti dengan melakukan koreksi rekening pembukuan dengan KAP pada audit

laporan keuangan tahun 2015, dan untuk selanjutnya kami akan lebih cermat.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani memerintahkan Kepala

Divisi Komersial Kayu untuk meningkatkan pengendalian atas ketidakcermatan

petugas pembukuan.

7. Kegiatan studi banding Tahun 2014 tidak tepat dilaksanakan oleh Biro

Pembinaan Sumber Daya Hutan sebesar Rp2.713.816.027,00 dan sebagian bukti

pertanggungjawaban penggunaan uang belum memadai sebesar

Rp307.544.055,00

Pada Tahun 2014 Perum Perhutani Kantor Divisi Regional (Divreg) Jawa Tengah

membukukan Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp96.870.589.858,00 atau

sebesar 77,10% dari anggaran sebesar Rp125.646.001.000,00. Komponen penyusun

HPP di Kantor Divreg Jawa Tengah Tahun 2014 antara lain biaya produksi kayu

Page 102: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 88

tebangan, biaya produksi hasil hutan lain yang belum/tidak diolah, biaya produksi

hasil hutan lain yang diolah, biaya produksi lainnya dan biaya produksi hasil usaha

lainnya.

Hasil pemeriksaan secara uji petik atas voucher pertanggungjawaban biaya produksi

Tahun 2014 pada Kantor Divreg Jateng diketahui sebagian diantaranya terdapat

pembebanan biaya untuk delapan kegiatan studi banding dengan anggaran biaya

sebesar Rp2.713.816.027,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp2.713.816.027,00,

(100%) yaitu terdiri dari:

a. Studi banding PLDT tanaman porang integrated farming Rp173.060.000,00

b. Studi banding tanaman & capacity building ke KPH Pasuruan Rp559.280.100,00

c. Studi banding Capacity Building bidang Tanaman ke KPH Banyuwangi Utara

Rp444.422.927,00

d. Studi banding Integrated Farming Rp163.030.000,00

e. Studi banding tanaman sengon Rp614.680.000,00

f. Studi banding koperasi LMDH Rp342.572.000,00

g. Studi banding tanaman karet dan bina karya Kelola SDH Rp193.775.000,00

h. Studi banding TN Baluran Rp222.996.000,00

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen diketahui bahwa kegiatan studi banding ini

dilaksanakan oleh Biro Pembinaan Sumber Daya Hutan (SDH). Tugas dan fungsi

(tusi) Biro SDH adalah kegiatan produksi hasil hutan, sedangkan untuk kegiatan yang

sifatnya pengembangan pengetahuan dan penelitian serta perencanan hasil hutan

merupakan tusi Biro Perencanaan ataupun tusi bidang pengemabangan dan

penetlitian pada divisi yang berbeda. Sehingga tidak tepat untuk kegiatan studi

banding dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kemampuan personil bagian

produksi dilaksanakan oleh Biro SDH. Seharusnya kegiatan tersebut dilakanakan

oleh biro perencanaan dengan peserta dari pelaksana teknis yaitu Biro Pembinaan

SDH.

Hasil pengujian terbatas pada salah satu kegiatan studi banding, yaitu untuk tanaman

dan capacity building ke KPH Pasuruan dengan anggaran sebesar Rp559.280.100,00

dan direalisasikan sebesar Rp559.280.100,00, diperoleh informasi secara kronologis

sebagai berikut.

a. Kepala Biro Pembinaan SDH mengajukan proposal berdasarkan Nota Dinas

Nomor 184/Bin.SDH/I Tanggal 29 September 2014. Proposal tersebut memuat

informasi antara lain:

1) Studi banding tanaman dan capacity building dilaksanakan di KPH Pasuruan

dalam dua tahap pelaksanaan, yaitu Tahap I Tanggal 15 – 18 Oktober 2014

dan Tahap II Tanggal 20 s.d 23 Oktober 2014.

2) Masing-masing tahap direncanakan diikuti peserta sebanyak 80 orang.

3) Anggaran masing-masing tahap sebesar Rp279.640.050,00, menggunakan

anggaran tanaman Kantor Divisi Regional Jawa Tengah yang tersedia pada

RKAP Tahun 2014 rekening 51.36.53.

Page 103: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 89

b. Atas proposal tersebut, Kepala Divreg Jawa Tengah mengeluarkan disposisi

tanggal 4 Oktober 2014 dengan catatan untuk dilaksanakan sesuai ketentuan.

Selanjutnya Kepala Biro Pembinaan SDH memberikan disposisi kepada Kasi

Tanaman pada tanggal 6 Oktober 2014 untuk mempersiapkan dan melaksanakan

dengan sebaik-baiknya, dan pada tanggal 8 Oktober 2014, Kasi Tanaman

memberikan disposisi kepada Kepala Sub Seksi (KSS) Tanaman untuk mencari

Event Organizer (EO) yang berkualitas dan murah sesuai ketentuan.

c. Pada tanggal 14 Oktober 2014 Kepala Biro Pembinaan Sumber Daya Hutan

mengirimkan Undangan Nomor 218/006.6/Bin.SDH/Divre Jateng yang ditujukan

kepada segenap administratur/KKPH dalam wilayah kerja Divisi Regional Jawa

Tengah. Undangan tersebut memuat informasi studi banding tanaman dan

capacity building bagi petugas berprestasi yang akan dilaksanakan pada tanggal

15 s.d 18 Oktober 2014 dan bertempat di KPH Pasuruan Perum Perhutani Divisi

Regional Jawa Timur.

Undangan tersebut disertai lampiran daftar peserta studi banding, yaitu masing-

masing 9 (sembilan) peserta untuk KPH berprestasi (KPH Blora, KPH Gundih,

KPH Kebunharjo, KPH Kendal, KPH Mantingan dan KPH Telawa) dan masing-

masing 1 (satu) peserta untuk KPH lainnya (KPH Balapulang, KPH Banyumas

Barat, KPH Banyumas Timur, KPH Cepu, KPH Kedu Selatan, KPH Kedu Utara,

KPH Pati, KPH Pekalongan Barat, KPH Pekalongan Timur, KPH Pemalang,

KPH Purwodadi, KPH Randublatung, KPH Semarang, dan KPH Surakarta).

Total peserta studi banding yang diundang dari KPH-KPH adalah 68 peserta.

d. Pada Tanggal 27 Oktober 2014 Kepala Biro Pembinaan SDH membuat Laporan

Pelaksanaan tanaman dan capacity building bagi petugas pelaksana tanaman

Tahun 2014 berdasarkan Nota Dinas Nomor 193/Bin.SDH/I. Laporan tersebut

memuat informasi sebagai berikut.

1) Studi banding dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu Tahap I dilaksanakan

tanggal 15 – 18 Oktober 2014 dan Tahap II dilaksanakan tanggal 20 – 23

Oktober 2014.

2) Kedua tahap tersebut diikuti oleh peserta berbeda.

(a) Studi banding Tahap I diikuti oleh pelaksana teknis Bidang Tanaman

KPH wilayah kerja Rayon I dan Rayon II. KPH Rayon I meliputi KPH

Balapulang, KPH Pemalang, KPH Pekalongan Barat, KPH Pekalongan

Timur, KPH Kendal; sedangkan KPH Rayon II meliputi KPH Banyumas

Barat, KPH Banyumas Timur, KPH Kedu Utara, KPH Kedu Selatan,

KPH Surakarta.

(b) Studi banding Tahap II diikuti oleh pelaksana teknis Bidang Tanaman

KPH wilayah kerja Rayon III dan Rayon IV. KPH Rayon III meliputi

KPH Purwodadi, KPH Gundih, KPH Randublatung, KPH Telawa, KPH

Semarang; sedangkan KPH Rayon IV meliputi KPH Pati, KPH

Mantingan, KPH Blora, KPH Cepu, KPH Kebunharjo

e. Biro Pembinaan SDH sebagai pelaksana kegiatan membuat pertanggungjawaban

kegiatan untuk dua tahap kegiatan sesuai dengan proposal yang diajukan yaitu

Page 104: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 90

sebesar Rp559.280.100,00 terdiri dari biaya tahap I sebesar Rp279.640.050,00

dan biaya Tahap II sebesar Rp279.640.050,00.

Pertanggungjawaban untuk kegiatan studi banding Tahap I dibuat dengan nomor

voucher BK 044 yang antara lain berisi lampiran (fotokopi) sebagai berikut.

1) Persekot Tanggal 15 Oktober 2014 sebesar Rp200.000.000,00 dan cek tunai

Nomor CFE 194544 Tanggal 11 November 2014 sebesar Rp79.640.050,00

2) Itinerary (rencana perjalanan) kegiatan studi banding tanggal 15 s.d 18

Oktober 2014 dengan EO PT Haryono Tour & Travel

3) Daftar hadir peserta tanggal 15 s.d 18 Oktober 2014, dengan peserta berasal

dari KPH Rayon I, II, III dan IV sejumlah 80 peserta

4) Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) peserta studi banding (bagian

belakang) tanpa tanggal dan tanpa keterangan nama yang bertanda tangan.

SPPD bagian depan tidak dilampirkan.

Pertanggungjawaban untuk kegiatan studi banding Tahap II dibuat dengan nomor

voucher BK 080, yang antara lain berisi lampiran (fotokopi) sebagai berikut.

1) Cek tunai Nomor CFE 196351 Tanggal 17 November 2014 sebesar

Rp279.640.050,00

2) Itinerary kegiatan studi banding tanggal 15 s.d 18 Oktober 2014 dengan EO

PT Haryono Tour & Travel

3) Daftar hadir peserta tanggal 20 – 23 Oktober 2014, dengan nama-nama

peserta yang sama seperti pada lampiran pertanggungjawaban Tahap I

sebanyak 80 peserta.

4) SPPD peserta studi banding (bagian depan) tanggal 20 – 23 Oktober 2014.

Nomor SPPD tersebut terdaftar di registers SPPD masing-masing KPH untuk

kegiatan tanggal 15 – 18 Oktober 2015. SPPD bagian belakang tidak

dilampirkan.

Tabel 3.35. Rincian realisasi pembayaran kegiatan studi banding tanaman dan capacity

building di KPH Pasuruan Tahun 2014

Uraian Kegiatan Persekot Pertanggungja

waban

Pengembalian

Persekot

Kurang

Pembayaran Keterangan

Studi banding

tanaman &

capacity building

Tahap I

200.000.000,00 279.640.050,00 200.000.000,00 79.640.050,00 Untuk kekurangan pembayaran

diberikan cek bank BRI dengan

cek:

CFE 194544 Tanggal 11

November 2014 sebesar

Rp79.640.050,00

Studi banding

tanaman &

capacity building

Tahap II

- 279.640.050,00 - 279.640.050,00 CFE 196351 Tanggal 17

November 2014 sebesar

Rp279.640.050,00

TOTAL 200.000.000,00 559.280.100,00 200.000.000,00 359.280.100,00

Page 105: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 91

Penelusuran dan analisa lebih lanjut atas dokumen dan hasil konfirmasi menunjukkan

hal-hal sebagai berikut.

a. Hasil pemeriksaan atas register SPPD KPH menunjukkan bahwa kegiatan ini

diikuti oleh 66 orang peserta dari 20 KPH pada tanggal 15 s.d 18 Oktober 2014,

sedangkan pada tanggal 20 s.d 23 Oktober 2014 tidak ada register SPPD yang

menunjukkan pegawai dari KPH mengikuti kegiatan studi banding ke KPH

Pasuruan. Rekapitulasi peserta studi banding sesuai register SPPD tercantum

pada Lampiran 10.

b. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Tanaman dan Staf Bagian

Tanaman diketahui bahwa tidak ada SK atau penunjukan tertulis mengenai

panitia pelaksana (Biro PSDH) untuk kegiatan studi banding ini dan tidak ada

SPPD untuk kegiatan studi banding. Hasil pemeriksaan atas daftar hadir dan

register SPPD di Biro Pembinaan SDH diketahui jumlah pegawai sebanyak 9

(sembilan) orang dan pada Bulan Oktober diketahui terdapat tiga panitia yang

mengikuti kegiatan berbeda pada tanggal 15 – 18 Oktober 2014 sehingga

diragukan untuk mengikuti kegiatan studi banding. Sedangkan enam lainnya

tidak memiliki kegiatan pada tanggal tersebut sehingga dapat diyakini untuk

mengikuti kegiatan studi banding.

c. Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Tanaman dan Staf Bagian Tanaman

menunjukkan kegiatan studi banding ke KPH Pasuruan hanya dilakukan 1 (satu)

kali, yaitu tanggal 15 – 18 Oktober 2014, yang merupakan gabungan dari peserta

Tahap I dan Tahap II. Adapun pertanggungjawaban tetap dibuat untuk dua tahap

kegiatan, dengan alasan menyesuaikan dengan proposal kegiatan.

d. Hasil wawancara dengan peserta studi banding dari KPH Cepu, KPH

Randublatung dan KPH Pekalongan Barat, serta konfirmasi dengan

Administratur KPH Pasuruan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan studi banding

menunjukkan kegiatan studi banding ke KPH Pasuruan hanya dilakukan 1 (satu)

kali, yaitu tanggal 15 – 18 Oktober 2014.

e. Berdasarkan dokumen pertanggungjawaban kegiatan studi banding (BK 044 dan

BK 080), biaya studi banding untuk 160 peserta sesuai dengan proposal yang

diajukan adalah 80 peserta tahap I dan 80 peserta tahap II dengan biaya sebesar

Rp559.280.100,00 dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.36. Rincian Pertanggungjawaban Biaya Studi Banding

Uraian Harga (Rp) Satuan Total Harga (Rp)

Biaya studi banding (EO) 80 orang peserta 3.150.000,00 80 252.000.000,00

Spanduk Ukuran 5 x 1,5 m 40.000,00 7,5 300.000,00

Paket tas dan perlengkapan 100.000,00 80 8.000.000,00

Pembuatan kaos, topi dan name tag peserta 218.000,00 80 17.440.000,00

Jilid spiral kawat 4.500,00 80 360.000,00

Fotokopi materi 150,00 8.267 1.240.050,00

Cetak ukuran 3R 150.000,00 2 300.000,00

BIAYA PER TAHAP

279.640.050,00

TOTAL BIAYA 2 TAHAP 279.640.050,00 2 559.280.100,00

Page 106: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 92

Jika dibandingkan antara hasil rekap atas SPPD dengan kegiatan studi banding

diketahui bahwa yang mengikuti kegiatan tersebut adalah 72 orang, yaitu 66 peserta

dari 18 KPH dan 6 orang panitia dari Biro Pembinaan SDH, sehingga biaya yang

digunakan untuk kegiatan studi banding adalah sebagai berikut.

Tabel 3.37. Rincian Realisasi Biaya Studi Banding ke KPH Pasuruan Berdasarkan Jumlah Peserta yang Mengikuti

Kegiatan

Uraian Harga (Rp) Satuan Total Harga (Rp)

Biaya studi banding (EO) 80 orang peserta 3.150.000,00 72 226.800.000,00

Spanduk Ukuran 5 x 1,5 m 40.000,00 7,5 300.000,00

Paket tas dan perlengkapan 100.000,00 72 7.200.000,00

Pembuatan kaos, topi dan name tag peserta 218.000,00 72 15.696.000,00

Jilid spiral kawat 4.500,00 72 324.000,00

Fotokopi materi 150,00 7.440 1.116.000,00

Cetak ukuran 3R 150.000,00 2 300.000,00

TOTAL BIAYA

251.736.000,00

Dengan demikian terdapat pertanggungjawaban kegiatan studi banding tanaman dan

capacity building ke KPH Pasuruan belum memadai sebesar Rp307.544.100,00

(Rp559.280.100,00 - Rp251.736.000,00) dan berpotensi terjadi pemborosan uang

perusahaan karena diberikan kepada PT Haryono Tour & Travel sebagai Event

Organizer (EO) dengan total biaya sebesar Rp559.280.100,00, sehingga dana yang

telah diberikan kepada EO tidak dapat untuk dikembalikan karena sifatnya telah

mengikat.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor

100/Kpts/Dir/2012 Tanggal 30 Januari 2012 Tentang Pedoman Persyaratan dan Tata

Cara Penerimaan dan Pembayaran

a. Bab V Prosedur Penerimaan/Pembayaran Pasal 19 Prosedur Pembayaran

1) Kemudian surat bukti pembayaran diajukan kepada Bendahara untuk

dilakukan pemeriksaan/menguji sahnya tagihan, setelah membubuhkan paraf,

surat bukti diajukan kepada Pengguna Anggaran.

2) Pengguna anggaran membubuhkan tanda tangan “mengetahui/setuju” sebagai

tanda mengetahui atas pelaksanaan pekerjaab dan setuju untuk dilakukan

pembayaran oleh bendahara umum/kuasa bendahara umum.

3) Bendahara umum/kuasa bendahara umum membubuhkan tanda tangan

“boleh dibayar” pada surat bukti sebagai perintah pembayaran.

b. Bab VI Pertanggungjawaban Pasal 20: Setiap pejabat, pegawai atau petugas yang

menandatangani dan atau yang mengesahkan surat bukti keuangan yang menjadi

dasar peneriaan dan pembayaran keuangan Perum Perhutani, bertanggungjawab

atas kebenaran dan akibat yang timbul dari penerimaan dan pengeluaran tersebut.

Kondisi tersebut mengakibatkan penganggaran biaya studi banding tidak tepat

dilaksanakan oleh Biro PSDH Kantor Divisi Regional Jawa Tengah Tahun 2014 dan

Page 107: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 93

bukti pertanggungjawaban yang tidak memadai sebesar Rp307.544.100,00 berpotensi

memboroskan keuangan perusahaan.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Biro Pembinaan SDH membuat laporan kegiatan dan mengajukan

pertanggungjawaban tidak sesuai dengan realisasi

b. Bendahara Umum Divisi Regional Jawa Tengah tidak melaksanakan tugasnya

dengan baik untuk memeriksa/menguji sahnya tagihan

c. Kepala Divisi Regional Jawa Tengah kurang cermat dalam memberikan

persetujuan pengeluaran biaya melakukan pembayaran dan verifikasi bukti

kegiatan studi banding tanaman dan capacity building Tahap II Tahun 2014

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Kegiatan studi banding dilaksanakan sesuai dengan proposal yang telah mendapat

persetujuan Kepala Divisi Regional Jawa Tengah (Nota Dinas nomor:

184/BinSDH/Divre Jateng, tgl 29 September 2014)

b. Dalam proposal kegiatan dilakukan dua tahap, akan tetapi dalam pelaksanaannya

dilakukan satu tahap pada tanggal 15 - 18 Oktober 2015, sesuai saran KPH

Pasuruan mengingat keterbatasan waktu dan personil. Perubahan waktu

pelaksanaan tidak berpengaruh pada biaya.

c. Meskipun dilakukan dalam satu tahap tetapi jumlah peserta tetap sebanyak 80

orang (Rayon 1 +2) + 80 orang (Rayon 3+4). Menggunakan 4 (empat) unit bis

besar.

d. Biaya dipertanggungjawabkan sebesar Rp279.640.050,00 + Rp279.640.050,00

karena merupakan gabungan 2 group. Sedangkan surat bukti pertanggungjawab

keuangan dibuat menjadi 2 tahap sesuai dengan proposal kegiatan.

e. Realisasi kegiatan dilaporkan dalam Nota Dinas Kepala Biro Pembinaan SDH

Nomor 193/Bin SDH/I tanggal 27 Oktober 2014

f. Selanjutnya untuk menjadi perhatian dalam pelaksanaan studi banding yang akan

datang, sesuai dengan arahan BPK (dilaksanakan oleh Biro Perencanaan dengan

peserta dari Pelaksana Teknis).

g. Bukti pendukung, terlampir.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani:

a. Memerintahkan kepada seluruh Divisi untuk tidak menganggarkan biaya yang

tidak berhubungan dengan bidangnya dan termasuk memamsukkan kegiatan yang

tidak sesuai dengan akun biaya dan rincian akun biaya pada masing-masing

RKAP.

b. Melalui Kepala Divisi Regional Jawa Tengah agar meminta pertanggungjawaban

Kepala Biro SDH Jawa Tengah atas pelakanaan studi banding yang masuk dalam

biaya produksi, serta mengkaji ulang RKAP yang akan datang.

c. Memerintahkan Kepala Divisi Regional Jawa Tengah untuk lebih meningkatkan

pengendalian.

Page 108: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 94

8. Realisasi belanja perjalanan dinas tidak didukung bukti pertanggungjawaban

yang memadai sebesar Rp105.960.350,00

Dalam pengelolaan pertanggungjawaban perjalanan dinas Tahun 2014 dan 2015

pada KPH Madiun Pusdikbang mempedomani Surat Keputusan Perum Perhutani

Nomor: 400/KPTS/DIR/2009 tanggal 10 Juli 2009 perihal Ketentuan Perjalanan

Dinas Dalam Negeri Bagi Direksi, Dewan Pengawas dan Karyawan Perum Perhutani,

yang dialokasikan pada akun 63411.

Hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen pertanggungjawaban belanja Pusat

Pendidikan dan Pengembangan (Pusdikbang) Madiun menunjukkan terdapat realisasi

belanja barang yang tidak didukung bukti pertanggungjawaban sebesar

Rp105.960.350,00 yang terdiri yaitu realisasi perjalanan dinas pada Tahun 2014

senilai Rp68.118.600,00 dan realisasi perjalanan dinas pada Tahun 2015 senilai

Rp37.841.750,00 dengan rincian pada Lampiran 11.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Tata Usaha menjelaskan bahwa dalam

pengelolaan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Tahun 2014 dan 2015 belum

sepenuhnya memadai karena kurang koordinasi antara petugas yang mendapat

penugasan setelah mendapat pengesahan lembar pengesahan hanya menyerahkan

kepada bagian SDM sedangkan Bagian Keuangan tidak mendapatkan bukti tersebut,

perlakuan terhadap SPJ yang tidak lengkap tersebut tetap dibayarkan karena petugas

dalam realisasinya melaksanakan perjalanan dinas.

Dalam mekanisme pembayaran melalui pembayaran uang muka yang diberikan

kepada petugas yang mendapat penugasan, selanjutnya setelah menyelesaikan

penugasan baru mempertanggungjawabkan uang muka tersebut.

Permasalahan di atas tidak sesuai dengan Surat Keputusan Perum Perhutani Nomor:

400/KPTS/DIR/2009 tanggal 10 Juli 2009 perihal Ketentuan Perjalanan Dinas Dalam

Negeri Bagi Direksi, Dewan Pengawas dan Karyawan Perum Perhutani pasal 10:

a) Ayat (2) yang menyatakan apabila perjalanan dinas tidak dilaksanakan sesuai

yang tertera dalam SPPD yang dibuktikan dengan penyerahan tiket/boarding pass

dari sarana transportasi yang digunakan maka kelebihan atau kekurangan uang

saku tersebut harus dikembalikan atau dibayarkan pada saat dilakukan

pertanggungjawaban;

b) Jika Direksi, Dewan Pengawas dan karyawan tidak sanggup melakukan

pertanggungjawaban seperti disebut dalam ayat (,) diatas baik tidak mampu

melampirkan bukti maupun tidak melakukan pertanggungjawaban sesuai waktu

yang ditetapkan, maka seluruh bagian dari perjalanan dinas yang tidak dapat

dipertanggungjawaban/tidak dipertanggungjawabkan tepat waktu akan dipotong

dari gaji karyawan yang bersangkutan pada bulan berikutnya.

Hal tersebut mengakibatkan realisasi biaya perjalanan dinas sebesar

Rp105.960.350,00 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Page 109: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 95

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Pusat Pendidikan dan Pengembangan (Pusdikbang) Madiun tidak optimal

dalam mengawasi pelaksanaan anggaran belanja pada masing-masing unit yang

dipimpinnya;

b. Kepala Tata Usaha serta Kepala Urusan Keuangan selaku pejabat penatausahaan

keuangan dalam melakukan verifikasi pertanggungjawaban realisasi perjalanan

dinas lalai dalam mempedomani ketentuan yang berlaku;

c. Karyawan Perum Perhutani yang mendapat penugasan dalam melaksanakan

belanja perjalanan dinas lalai dalam mempedomani ketentuan yang berlaku.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa sependapat dengan BPK dan terhadap bukti-

bukti pertanggungjawaban SPPD yang belum lengkap akan ditelusuri, dan apabila

masih belum bisa dipenuhi akan ditagihkan kepada masing-masing yang

bersangkutan untuk dikembalikan dengan melalui pemotongan gaji yang

bersangkutan.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani supaya memerintahkan

Kepala Pusat Pendidikan dan Pengembangan (Pusdikbang) Madiun untuklebih

optimal dalam mengawasi pelaksanaan anggaran belanja yang menjadi

tanggungjawabnya serta mempertanggungjawabkan SPPD sebesar Rp105.960.350,00

yang belum lengkap dan apabila tidak ada bukti diperintahkan kepada yang

bersangkutan untuk mengembalikan ke kas Perum Perhutani.

9. Pelaksanaan pekerjaan land clearing tanaman karet tidak didukung dengan

standar yang memadai

Dalam rangka mengoptimalkan sumber daya hutan dan meningkatkan nilai serta

meningkatkan perekonomian masyarakat, Perum Perhutani telah mengembangkan

komoditi karet pada tahun 2012. Penetapan lokasi tanaman karet Perum Perhutani

adalah Majalengka, Indramayu, Sumedang dan Purwakarta berdasarkan hasil survey

kesesuaian lahan dan feasibility study yang telah dilakukan. Tahun 2012 Perum

Perhutani melaksanakan Program Pengembangan Tanaman Agroforestry Karet

(PTA-Karet). Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten menjadi

pioneer dalam pengembangan tanaman karet pada Perum Perhutani, yang

berkedudukan di Kota Majalengka. PTA-Karet dilaksanakan sesuai Surat Keputusan

Direksi No404/052.1/Can/Dir Tanggal 9 Juli 2012 perihal PengembanganTanaman

Karet dengan luas ± 20.000 Ha.

Selama tahun 2014 dan 2015 jumlah anggaran dan realisasi biaya pengembangan

tanaman karet adalah sebagai berikut.

Tabel 3.38. Anggaran dan Realisasi Biaya tahun 2014 s.d 2015

Uraian Biaya TAHUN 2014 TAHUN 2015

RKAP Realisasi RKAP Realisasi

I. BIAYA TEKNIS

A. Persemaian 858.498.190,00 827.739.933,33 1.030.119.595,99 356.857.900,00

B. Tanaman Karet 49.985.914.959,10 45.729.064.318,65 45.960.195.543,50 7.079.700.279,05

D. Kebun Entrys 527.743.300,00 436.838.886,00 699.546.200,00 44.968.650,00

Page 110: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 96

Uraian Biaya TAHUN 2014 TAHUN 2015

RKAP Realisasi RKAP Realisasi

E. Tanaman Tepi Dan Non Karet 1.175.804.095,00 784.695.510,00 736.439.755,00 13.102.540,00

II. BIAYA NON TEKNIS

A. Biaya Perencanaan 1.220.000.000,00 1.201.049.982,00 1.119.000.000,00 135.005.500,00

B. Biaya SDM dan Umum 9.000.929.008,00 6.476.350.752,00 9.964.913.400,00 2.944.084.259,00

III. SARANA DAN PRASARANA

1. Investasi 7.829.350.000,00 6.877.379.314,00 586.246.320,00 490.037.251,00

2. Pemeliharaan Rutin 1.428.000.000,00 1.277.028.851,00 - -

3. Sarana dan Prasarana - - 1.446.418.320,00 594.450.251,00

JUMLAH 72.026.239.552,10 63.610.147.546,98 61.542.879.134,49 11.658.206.630,05

Sumber Data : Laporan Anggaran dan Realisasi PTAK

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa anggaran biaya terbesar Tahun 2014 dan

2015 adalah biaya teknis tanaman karet yang antara lain terdiri dari persiapan

tanaman, pembibitan, dan penanaman. Biaya persiapan tanaman yang terdiri dari land

clearing/LC merupakan komponen biaya terbesar dari biaya teknis tanaman karet

dengan anggaran biaya pada tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar

Rp11.258.554.800,00 dan Rp4.313.604.729,00 dengan realisasi masing masing

sebesar Rp9.162.104.680,00 dan Rp524.842.800,00. Kegiatan LC meliputi pekerjaan

dongkel tunggak, dorong dan merumpuk, terasering, ripper, serta pembuatan lubang

tanam dengan uraian pekerjaan sebagai berikut.

a. Bongkar tunggul merupakan pekerjaan awal persiapan lahan yaitu membersihkan

tunggul bekas penebangan pohon jati/rimba agar lahan bebas dari jamur pohon

jati/rimba menggunakan traktor rantai atau backhoe.

b. Dorong tunggul dan merumpuk adalah kegiatan pengumpulan seluruh tunggul

yang dibongkar, cabang dan ranting dan diatur pada posisi yang telah ditentukan.

c. Ripper adalah kegiatan memotong akar sisa dengan menggunakan ripper/garpu

yang ditarik dengan traktor dengan kedalaman 45 cm, Ripper dilakukan hanya

pada jalur tanaman karet dan dikerjakan bolak balik dengan lebar 2 meter.

d. Terasering adalah kegiatan membentuk terasan sebesar 6 meter dengan lebar

terasan 120 – 150 cm. untuk lahan yang memiliki kemiringan > 25 %.

Berdasarkan kontrak tahun 2014 pekerjaan terasering termasuk didalamnya

pekerjaan dongkel, dorong dan merumpuk tunggak.

e. Pembuatan lubang tanam adalah kegiatan dengan menggunakan traktor ban yang

dilengkapi hole digger, lubang tanam diatur dengan spesifikasi jarak lubang 6 x 3

meter dengan diameter 60 cm.

Seluruh proses penunjukan rekanan pada tahun 2014 dan 2015 ditentukan dengan

melalui proses pemilihan langsung. Hasil pemeriksaan terhadap kontrak LC dan

pendukungnya menunjukan hal-hal sebagai berikut.

a. Penentuan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) pekerjaan bongkar tunggul tidak

memiliki standar

Page 111: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 97

Pelaksanaan pekerjaan land clearing pada tahun 2014 seluas 1.521 Ha dengan

realiasi biaya sebesar Rp9.162.104.680,00 yang terdiri dari 17 kontrak LC.

Pemeriksaan terhadap harga kontrak diketahui bahwa harga dorong dan

merumpuk tunggul, terasering dan ripper serta pembuatan lubang memiliki harga

satuan kontrak yang sama antara satu kontrak LC dengan kontrak LC yang lain,

sementara untuk bongkar tunggul bersifat variatif.

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan No.1/BAW/Subtim1/09/Perhutani/2015

tanggal 11 September 2015, Tim Penyusun HPS menyatakan bahwa perbedaan

Harga Kontrak dan HPS untuk bongkar tunggul dikarenakan kondisi jumlah

kepadatan sisa tunggul pohon jati/rimba per hektar berbeda-beda.

Hasil pemeriksaan terhadap data rencana tebangan tahunan jati/rimba tahun 2014

menunjukan bahwa penentuan nilai HPS bongkar tunggul tidak proporsional

dengan data kepadatan tunggul sisa tebang. Dengan rician sebagai berikut.

Tabel 3. 39. Kontrak LC Bongkar Tunggul

No Keterangan Kontrak

Rata2 Kepadatan

Sisa Tunggul RTT

Per Hektar

Jumlah

Kontrak Land

Clearing

Luas Pekerjaan

Bongkar

Tunggul (Ha)

Nilai Total Bongkar

Tunggul (Rp)

1 2 3 4 5 6

1 Kontrak dengan HPS/Harga

Kontrak Bongkar Tunggul

Rp812.000,00/ per hektar

0 s.d 177 tunggul

pohon

2 Kontrak 91,74 74.492.880

2 Kontrak dengan HPS/Harga

Kontrak Bongkar Tunggul

Rp1.624.000,00/ per hektar

0 s.d 132 tunggul

pohon

9 Kontrak 939,04 1.525.000.960

3 Kontrak dengan HPS/Harga

Kontrak Bongkar Tunggul

Rp2.030.000,00/ per hektar

0 s.d 107 tunggul

pohon

2 Kontrak 160,61 326.038.300

Sumber data : RTT dan Dokumen Kontrak Tahun 2014

(Rincian per kontrak lihat Lampiran 12)

Hasil pemeriksaan terhadap standar tarif upah dan berdasarkan Berita Acara

Wawancara Nomor 1/BAW/Subtim1/09/Perhutani/2015 Tanggal 11 September

2015 diketahui bahwa Kepala Proyek PTA - Karet menyatakan belum ada standar

dan parameter yang jelas terhadap penentuan HPS land clearing.

b. Lingkup pekerjaan terasering Tahun 2015 tidak mengacu pada lingkup pekerjaan

tahun sebelumnya

Berdasarkan kontrak Nomor 02/Kontrak/PAN/III/2015 tanggal 13 Juli 2015 PTK

Karet menunjuk PT Bougenville Cipta Abadi melalui pemilihan langsung untuk

melaksanakan kegiatan land clearing seluas 114,02 hektar, diantaranya

merupakan pekerjaan terasering seluas 28,27 hektar. Jangka waktu yang

ditetapkan dalam kontrak adalah 90 hari kalender dengan nilai kontrak

Rp986.023.500,00. Rincian pekerjaan kontrak pada Tabel 3.40.

Page 112: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 98

Tabel 3.40. Kontrak Land Clearing PT BCA 2015

No Uraian Kontrak Satuan Volume Harga Satuan

(Rp) Jumlah (Rp)

1 Bongkar Tunggul Ha 114,02 1.800.000 205.236.000

2 Dorong dan Merumpuk Tunggul Ha 114,02 1.900.000 216.638.000

3 Terasering Ha 28,27 9.000.000 254.430.000

4 Riper Ha 85,75 1.260.000 108.045.000

5 Lubang Tanam Lubang 65.904 1.700 112.036.800

Nilai Kontrak Sebelum PPN 896.385.800

Dibulatkan 896.385.000

Nilai Kontrak Setelah PPN dan Pembulatan 986.023.500

Sumber data : Kontrak Tahun 2015

Berdasarkan uraian kontrak di atas diketahui bahwa luasan volume pekerjaan

bongkar tunggul, dorong dan merumpuk tunggul seluas 114,02 Ha sama dengan

volume terasering seluas 28,27 Ha ditambahkan dengan Ripper seluas 85,75 Ha,

hal tersebut menunjukan pekerjaan bongkar tunggul serta dorong dan merumpuk

tunggul tidak termasuk lingkup pekerjaan terasering. Hal tersebut berbeda bila

dibandingkan dengan seluruh pekerjaan terasering pada tahun 2014 seluas 182

Ha dari delapan kontrak diketahui bahwa seluruh pekerjaan terasering sudah

termasuk didalamnya pekerjaan bongkar tunggul serta dorong dan merumpuk

tunggul. Hal tersebut mencerminkan ketidakkonsistenan atas pekerjaan bongkar

tunggul serta dorong dan merumpuk tunggul senilai Rp104.599.000,00. Adapun

rincian perhitungan pembebanan ganda LC PT BCA adalah sebagai berikut.

Tabel 3.41. Rincian Pembebanan Ganda Pekerjaan LC PT BCA 2015

No Uraian Kontrak Satuan Volume

Kontrak

Volume

Seharusnya Selisih

Harga

Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 2 3 4 5 6 = 4-5 7 8 = 6 x 7

1 Bongkar Tunggul Ha 114,02 85,75 28,27 1.800.000 50.886.000

2 Dorong dan Merumpuk Tunggul Ha 114,02 85,75 28,27 1.900.000 53.713.000

Jumlah 104.599.000

Penjelasan dari Tim Pengadaan diketahui bahwa perbedaan perlakuan untuk

pekerjaan terasering tahun 2014 dan 2015 disebabkan pada pengalaman tahun

2014 ada rekanan yang mengerjakan bongkar tunggul serta dorong dan

merumpuk. Ada juga yang tidak mengerjakan dalam item pekerjaan terasering.

c. Pelaksanaan pekerjaan land clearing tidak didukung oleh gambar perencanaan,

gambar pelaksanaan dan perhitungan pendukung volume pekerjaan (back up data

quantity)

As Built Drawing dan Back-Up Data Quantity merupakan dokumen akhir

pelaksanaan pekerjaan untuk menilai pekerjaan telah sesuai rencana terakhir dan

volume yang telah dibayar sesuai fisik di lapangan. Hasil pemeriksaan terhadap

seluruh dokumen kontrak LC Tahun 2014 senilai Rp9.162.104.680,00

Page 113: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 99

menunjukan bahwa pekerjaan LC tidak didukung oleh Gambar Rencana (Shop

Drawing), Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing) dan Data Pendukung

Perhitungan Volume Akhir (Back Up Data Quantity Final) dikarenakan pada

kontrak tidak diatur persyaratan kewajiban rekanan untuk membuat As Built

Drawing dan Back Up Data Quantity Final sebagai dokumen penyerahan

pekerjaan. Dengan tidak adanya dokumen tersebut maka pemeriksaan dan

pengukuran fisik pelaksanaan pekerjaan sulit dilakukan karena tidak dapat

diketahui di wilayah mana saja tempat dilakukan LC.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara Pasal

5 ayat (3), yaitu: "Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus

mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib

melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,

kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.”

b. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor: 636/KPTS/DIR/2013 Pasal 16 ayat

(3) HPS dibuat dan disusun oleh Tim Penyusun HPS dan ditetapkan atasan

langsung pejabat pengguna yang memerlukan barang/jasa/oleh pejabat yang

berwenang. Dalam penyusunan HPS bila dianggap perlu dapat menunjuk tenaga

ahli dari pihak eksternal. Penyusunan HPS dilakukan dengan perhitungan

harga/biaya yang dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan harga pasar

setempat yang diperoleh melalui survey menjelang dilakukan pengadaan

barang/jasa dan/atau mempertimbangkan data lain yang dapat

dipertanggungjawabkan paling lama 20 hari kalender sebelum tanggal

pembukaan penawaran atau tanggal pengadaan langsung serta memperhatikan

ketersediaan anggaran.

c. Surat Keputusan Kepala Proyek Agroforestry Nomor 04/KPTS/PTAK/Divre-

Janten/2015 tentang penunjukan tim penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

2015 yang menyatakan bahwa tugas tim penyusunan HPS adalah Menyusun HPS

untuk pengadaan barang/jasa berdasarkan data – data hasil survey maupun data –

data tertulis lainnya yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan HPS.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Pekerjaan bongkar tunggak lahan tanaman karet berpotensi kurang efisien.

b. Pekerjaan terasering tahun 2015 berpotensi memboroskan keuangan perusahaan

sebesar Rp104.599.000,00.

c. Volume pelaksanaan pekerjaan land clearing tidak dapat diyakini sesuai dengan

kontrak.

Hal tersebut disebabkan:

a. Tim Penyusun HPS tidak cermat dalam menggunakan data pendukung dan tidak

konsisten dalam menyusun harga HPS.

b. Kepala Proyek PTA Karet lalai tidak mensyaratkan back up data quantity dan as

built drawing sebagai kelengkapan kontrak yang harus dipenuhi oleh rekanan.

c. Pengendalian PTA Karet oleh Direksi belum optimal.

Page 114: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 100

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Pengertian Tanah Kosong (TK) adalah lapangan yang gundul/hampir gundul

dengan kepadatan bidang dasar kurang 0,05 atau jumlah pohon tiap hektar kurang

dari 5 % dari standar normal. (SK Dirjen Kehutanan no. 43/KPTS/DJ/I/1974).

Berdasarkan pengertian diatas yang dimaksud dengan TK tersebut di lapangan

masih terdapat tegakan tanaman jati atau rimba lainnya bisa berupa tunggak

akibat kerusakan hutan dan pohon-pohon yang memiliki keliling kecil yang tidak

masuk dalam perhitungan batasan klem produksi tebangan (keliling kurang dari

35cm).

Untuk kegiatan Land clearing tahun 2015 HPS dongkel tunggak telah mengacu

kepada klasifikasi sesuai dengan hasil klem tebangan pada petak tersebut serta

hasil sensus terhadap semua ukuran tunggak dan pohon-pohon yang masih ada

(klasifikasi dongkel tunggak terlampir).

b. Terhadap kegiatan terasering tahun 2015, sudah ditindaklanjuti dengan

melakukan evaluasi ulang di lapangan dan disepakati untuk melakukan

addendum kontrak perjanjian (addendum kontrak perjanjian nomor. 07/ Add/

Kontrak/ PAN/ PTAK / Divre-Janten / 2015 tanggal 01 Oktober 2015)

(terlampir).

c. Untuk pelaksanaan LC back up data quantity dan as built drawing sebagai

kelengkapan kontrak, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Peta rencana (peta hasil groundcheck) sudah lengkap.

2) Peta dan gambar realisasi kegiatan terasering sedang dalam proses

pengukuran dan penggambaran.

d. Untuk waktu yang akan datang, akan dilakukan perbaikan sistem pengadaan

Land Clearing kegiatan agroforestry karet.

BPK tidak sependapat dengan tanggapan dari Direksi Perum Perhutani, karena

substansi masalah yang menjadi perhatian adalah bahwa Perum Perhutani tidak

memiliki standar/parameter penentuan HPS kegiatan land clearing karena tiap tahun

mengalami perubahan, termasuk dalam kegiatan terasering yang seharusnya

merupakan bagian pekerjaan bongkar tunggul serta dorong dan merumpuk tunggul

tetapi dihitung tersendiri pada tahun 2015. Walupun peta dan gambar realisasi

kegiatan telah dilakukan tetapi pada saat pemeriksaan Pimpinan Proyek PTA Karet

tidak dapat menunjukkan sampai batas mana pada setiap petak maupun hektar yang

selesai dikerjakan oleh masing-masing kontraktor. Hal ini berkaitan dengan gambar

kerja selanjutnya dituangkan dalam gambar terlaksana (as built drawing) sehingga

memudahkan perhitungan jumlah atau volume luasan yang telah dikerjakan.

Sehingga terdapat kepastian volume pekerjaan yang telah diselesaikan.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani:

a. Menyusun standar pekerjaan land clearing yang disesuaikan dengan biaya

satuannya berdasarkan kontur dan kesulitan lahan yang akan dikerjakan.

b. Memerintahkan Kepala Proyek PTA Karet untuk menyusun HPS sesuai dengan

kebutuhan lahan berdasarkan hasil survei fisik pekerjaan yang akan dilakukan.

Page 115: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 101

c. Memerintahkan Kepala Proyek PTA Karet untuk mensyaratkan dalam kontrak

agar dibuatkan gambar pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan termasuk

patok, petak maupun petanya.

10. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di KPH Pekalongan Timur dan KPH

Pekalongan Barat tidak sesuai dengan aturan yang berlaku

Divisi Regional Jawa Tengah memiliki 20 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)

dengan Kelas Perusahaan (KP) Jati dan KP Pinus. Dari 20 KPH tersebut terdapat 8

(delapan) KPH dengan KP Pinus, yaitu Banyumas Barat, Banyumas Timur,

Pekalongan Timur, Pekalongan Barat, Kedu Selatan, Kedu Utara, Surakarta dan Pati.

Anggaran sarana prasarana (sarpra) untuk KPH KP Pinus dimasukkan dalam Rencana

Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada akun 53111 biaya persiapan

sadapan. Anggaran biaya persiapan sadapan pada tahun 2014 adalah sebesar

Rp20.835.212.000,00 dengan realisasi sebesar Rp22.200.509.079,00 atau sebesar

107%. Sedangkan untuk tahun 2015 dianggarkan biaya pengadaan alat sebesar

Rp19.804.227.000,00 dan telah direalisasikan sampai dengan Juni 2015 sebesar

Rp6.586.388.190,00.

Hasil pemeriksaan secara uji petik pada KPH Pekalongan Timur dan Pekalongan

Barat atas pengadaan sarpra tahun 2014 dan tahun 2015 menunjukkan hal-hal sebagai

berikut.

a. Panitia pengadaan barang dan jasa KPH Pekalongan Timur melakukan

pengadaan proforma Tahun 2014 dan 2015

Kebutuhan tempurung KPH Pekalongan Timur (KPH PKT) Tahun 2014 adalah

2.344.837 buah dengan anggaran sebesar Rp644.830.175,00 (tarif Rp275,00) dan

realisasi sebanyak 2.110.353 buah atau 90%, sedangkan kebutuhan tempurung

Tahun 2015 adalah sebanyak 1.712.988 buah dengan anggaran sebesar

Rp471.071.700,00 (tarif Rp275,00) dan realisasi sebanyak 1.627.798 buah atau

95%.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, KPH PKT melakukan pengadaan sarpra

tempurung, dengan realisasi pengadaan Tahun 2014 dan 2015 pada Tabel 3.42.

berikut.

Tabel 3.42. Pengadaan Tempurung dan Talang Sadap KPH Pekalongan Timur Tahun 2014 dan 2015

Metode No. SPB Tanggal SPB Pelaksana Volume (Buah)

Nilai (Rp) Pengadaan Tanggal Mutasi

Gudang

Tahun 2014

Penunjukan Langsung

SPB No. 01/SPB/Pkt/Divre-JTG 3 Maret 2014 CV Citra Abadi 703.451 175.862.750 Tempurung 20 Feb 2014

Penunjukan Langsung

SPB No. 02/SPB/Pkt/Divre-JTG 2 Mei 2014 CV Ngupoyo Makaryo 2.296.983 176.867.691 Talang Sadap 20 Feb 2014

Pemilihan Langsung SPB No. 03/SPB/Pkt/Divre-JTG 3 Mei 2014 CV Surya Mandira 1.406.902 351.725.500 Tempurung 17 April 2014

Pembelian Langsung 227/022.5/Keu/Pkt/I Maret 2014 CV Ngupoyo Makaryo 1.148.491 88.747.032 Talang Sadap 20 Feb 2014

Tempurung 2.110.353 527.588.250

Talang Sadap 3.445.474 265.614.723

Page 116: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 102

Metode No. SPB Tanggal SPB Pelaksana Volume (Buah)

Nilai (Rp) Pengadaan Tanggal Mutasi

Gudang

Tahun 2015

Penunjukan langsung SPB No 01/SPB/Pkt/Divre Jateng

24 Feb 2015 Primkopar 513.890 141.319.750 Tempurung 28 Feb 2015

Penunjukan langsung SPB No 02/SPB/PKT/Divre Jateng

27 Feb 2015 Primkopar 928.856 78.674.103 Talang 5 Maret 2015

Pemilihan Langsung SPB 03/SPB/Pkt/Divre Jateng 8 Juni 2015 Primkopar

1.113.908 278.477.000 Tempurung 15 Mei 2015

2.122.281 163.415.637 Talang 15 Mei 2015

Tempurung 1.627.798 419.796.750

Talang Sadap 3.051.137 242.089.740

Dari tabel di atas tampak bahwa semua pengiriman talang dan tempurung

dilakukan sebelum penerbitan Surat Pesanan Barang (SPB), baik pada pengadaan

sarpra dengan metode penunjukan langsung (nilai pengadaan kurang dari

Rp250.000.000,00) dan atau pengadaan sarpra dengan metode pemilihan

langsung (nilai pengadaan lebih dari Rp250.000.000,00). Hal ini menunjukkan

bahwa pengadaan yang dilakukan hanya bersifat administrasi atau proforma.

Menurut Panitia Pengadaan hal ini dilakukan untuk mengakomodir keinginan

penyadap dalam rangka mengejar produksi getah.

Pengadaan talang dan tempurung ini adalah pengadaan rutin yang dilakukan

setiap tahun, biasanya pada awal Triwulan I dan awal Triwulan II, bukan

pengadaan yang sifatnya mendadak dan darurat,

b. Metoda pengadaan tempurung di KPH Pekalongan Barat tidak sesuai dengan

ketentuan

Kebutuhan tempurung KPH Pekalongan Barat (KPH PKB) Tahun 2014 adalah

sebesar 2.060.480 buah, yaitu kebutuhan Tahap I sebanyak 618.143 buah dan

kebutuhan Tahap II dan III sebanyak 1.236.288 buah, dan Tahap IV sebanyak

206.049 buah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut KPH PKB melakukan lima

kali pengadaan tempurung, dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.43. Pengadaan Tempurung KPH Pekalongan Barat Tahun 2014

No Metode Pengadaan No SPB Tanggal Pelaksana Volume Harga Satuan

Nilai (Rp)

1 Pengadaan Langsung 01/Pan-Da/Pkb/I 19 Feb 2014 Ngadino 295.998 250 73.999.500

2 Pengadaan Langsung 02/Pan-Da/Pkb/I 25 Feb 2014 Ngadino 322.145 250 80.536.250

3 Penunjukan Langsung 04/004.1/SPB/Pkb/I 5 Mei 2014 CV Bangun Jaya Mandiri 602.936 249 *165.144.170

4 Penunjukan Langsung 07/004.1/SPB/Pkb/I 2 Juni 2014 CV Bangun Jaya Mandiri 633.352 249 *173.475.113

5 Penunjukan Langsung 18/004.1/SPB/Pkb/I 5 Nov 2014 CV Cahaya Cemerlang 206.049 248 *56.210.167

2.060.480 564.818.775

*Nilai sesuai kontrak include PPN (penunjukkan langsung)

Page 117: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 103

Pemeriksaan atas dokumen dan hasil wawancara terkait pengadaan tempurung

Tahap II dan III menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

1) Kebutuhan tempurung Tahap II dan III adalah 1.236.288 buah dengan

anggaran sebesar Rp339.979.200,00. Dengan nilai anggaran tersebut, metode

pengadaan yang harus dilakukan oleh Panitia Pengadaan KPH PKB adalah

Metode Pemilihan Langsung.

2) Berdasarkan Surat No. 04/004.1/Pang.Da/Pkb/I Tanggal 25 April 2014

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa KPH PKB mengusulkan pengadaan

tempurung menjadi dua kali pengadaan, masing-masing menjadi 602.936

buah dengan anggaran sebesar Rp165.807.400,00 dan 633.352 buah dengan

anggaran sebesar Rp174.171.800,00. Metode yang digunakan kedua

pengadaan tersebut adalah metode penunjukan langsung. Berdasarkan hasil

wawancara hal ini dilakukan oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa

dikarenakan keterbatasan tempurung di pasaran. Surat usulan dari Panitia

Pengadaan Barang dan Jasa KPH PKB disetujui oleh KKPH dengan Surat

No. 452/022.3/Keu/Pkb/I Tanggal 25 April 2014.

3) Panitia Pengadaan Barang dan Jasa KPH PKB melakukan proses penunjukan

langsung, dengan menunjuk CV Bangun Jaya Mandiri sebagai pelaksana.

Pengadaan tempurung sebanyak 602.936 buah dilakukan sesuai Surat

Pemesanan Barang (SPB) No. 04/004.1/SPB/Pkb/I Tanggal 5 Mei 2014.

Waktu pelaksanaan SPB selama 45 hari, berakhir sampai dengan Tanggal 18

Juni 2014. Sesuai dengan kartu mutasi gudang, barang dari CV Bangun Jaya

Mandiri diterima di gudang KPH Tanggal 5 Mei 2014.

4) Pengadaan tempurung berikutnya dilakukan pada bulan Juni 2014 sesuai

dengan SPB No. 07/004.1/SPB/Pkb/I Tanggal 2 Juni 2014 dengan CV

Bangun Jaya Mandiri sebagai pelaksana. Waktu pelaksanaan SPB selama 45

hari, berakhir sampai dengan Tanggal 16 Juli 2014. Sesuai dengan kartu

mutasi gudang, barang dari CV Bangun Jaya Mandiri diterima di gudang

KPH Tanggal 2 Juli 2014.

5) Sebelum melakukan penunjukan langsung, Panitia Pengadaan Barang dan

Jasa KPH PKB belum melakukan pengadaan dengan metode pemilihan

langsung untuk mengetahui kemampuan penyedia barang (tempurung).

Hal tersebut tidak sesuai dengan SK Direksi No. 636/KPTS/Dir/2013 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Perum Perhutani Tanggal 30 April

2013:

Pasal 4: Prinsip dasar dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa adaiah sebagai

berikut.

1) Kompetitif, yang berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia

barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang

sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria

tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

2) Transparan, yang berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan

Barang/Jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi,

Page 118: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 104

hasil evaluasi, penetapan calon Penyedia Barang/Jasa, sifatnya terbuka bagi

Peserta penyedia barang/jasa yang berminat;

3) Adil dan wajar, yang berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon

penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat;

4) Akuntabel, yang berarti harus mencapai sasaran dan dapat

dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan

penyimpangan.

Pasal 6 Etika pengadaan barang/jasa

Etika pengadaan barang/jasa meliputi melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa

tanggung jawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan

pengadaan barang/jasa

Pasal 19: Pemilihan/Seleksi Langsung

Pemilihan/seleksi langsung dengan ketentuan:

1) Nilai pekerjaan di atas Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

2) Diumumkan secara terbatas melalui papan pengumuman di Kantor Satuan Kerja

dan/atau mengundang penyedia barang/jasa yang mempunyai rekam jejak (track

record) baik;

3) Diikuti oleh penyedia barang/jasa yang mempunyai rekam jejak (track record)

baik dan/atau penyedia barang/jasa lain yang memenuhi persyaratan dalam

dokumen pengadaan;

4) Diikuti oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) penyedia barang/jasa sesuai

kualifikasinya.

Pasal 20: Penunjukan Langsung

1) Pengadaan barang/jasa melalui penunjukan langsung dilakukan dengan menunjuk

langsung 1 (satu) penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan

dilakukan negosiasi untuk mendapatkan harga yang wajar dan dapat

dipertanggungjawabkan

2) Penunjukan langsung di Kantor Pusat dengan nilai sampai dengan

Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh Pejabat

Pengadaan

3) Penunjukan langsung di Kantor Unit, PUSDIKLAT SDM, PUSLITBANG SDH,

Biro Perencanaan & Pengembangan Usaha, KPH dan KBM dengan nilai sampai

dengan Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) dilaksanakan oleh Pejabat

Pengadaan, sedangkan untuk nilai Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) sampai

dengan Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) dilaksanakan oleh

Panitia Pengadaan

4) Penunjukan langsung dengan nilai di atas Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh

juta rupiah) dapat dilakukan apabila memenuhi minimal salah satu dari

persyaratan sebagai berikut.

Page 119: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 105

a) Apabila pelelangan/seleksi terbuka atau pemilihan/seleksi langsung

mengalami 2 (dua) kali kegagalan;

b) Pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan bagi kinerja utama perusahaan dan

tidak dapat ditunda keberadaannya. Barang/jasa yang dimaksud akan

ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi;

c) Penyedia barang/jasa dimaksud hanya satu-satunya

d) Barang/jasa yang bersifat knowledge intensive dimana untuk menggunakan

dan memelihara produsi tersebut dibutuhkan kelangsungan pengetahuan dari

penyedia barang/jasa;

e) Barang/jasa yang dimiliki oleh peegang Hak Atas Kekayaan Intelektual

(HAKI) atau yang memiliki jaminan (warranty) dari original equipment

manufacture;

f) Penanganan darurat untuk keamanan, keselamatan masyarakat dan aset

strategis perusahaan

g) Barang/jasa yang merupakan pembelian berulang (repeat order) sepanjang

harga yang ditawarkan menguntungkan dan tidak mengorbankan kualitas

h) Penanganan darurat akibat bencana alam, baik yang bersifat local maupun

nasional;

i) Barang/jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang

sifatnya tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan

sebelumnya;

j) Penyedia barang/jasa adalah BUMN dan/atau anak perusahaan sepanjang

barang/jasa yang dibutuhkan merupakan produk atau layanan dari BUMN

atau anak perusahaan dimaksud dengan ketentuan apabila BUMN dan/atau

anak perusahaan yang memproduksi atau memberi pelayanan yang

dibutuhkan lebih dari satu, maka harus dilakukan pemilihan langsung

terhadap BUMN dan/atau anak perusahaan tersebut;

k) Pengadaan barang/jasa yang bersifat khusus/strategis

(1) Penunjukan langsung sebagaimana ditentukan dalam butir 4 tersebut

dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat

Berwenang sesuai batas kewenangan masing-masing

(2) Penunjukan langsung dilaksanaan dengan Surat Pesanan Barang

(SPB)/Purchase Order (PO), Surat Perintah Kerja (SPK) atau Surat

Perjanjian.

Hal tersebut mengakibatkan KPH Pekalongan Barat dan KPH Pekalongan Timur

kehilangan kesempatan memperoleh harga terbaik dalam pengadaan tempurung dan

talang sadap.

Hal tersebut disebabkan karena Panitia Pengadaan Barang dan Jasa KPH Pekalongan

Timur dan KPH Pekalongan Barat tidak menjalankan SOP Pengadaan Barang dan

Jasa yang berlaku.

Page 120: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 106

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

A. KPH Pekalongan Timur

a. Hasil pemeriksaan BPK ditemukan bukti distribusi/pengiriman barang berupa

sarpra tempurung triwulan ke II tahun 2015 diterima Asper tanggal 15 dan 18

Mei 2015, sementara proses pengadaan barang mulai tanggal 20 Mei – 3 Juni

2015, sehingga terindikasi pengadaan performa.

b. Tanggapan atas temuan sebagaimana yang kami sampaikan saat pemeriksaan

sebagaimana penjelasan berikut :

a) Dasar pengadaan tempurung sesuai dengan surat Kepala Divre Jateng No.

170/065.5/Prod.NK/Divre-Jtg tanggal 06 Mei 2015 perihal Pengadaan Sarpra

Tempurung untuk Sadapan Getah Pinus Tahun 2015.

b) Tempurung diadakan oleh Primkokar KPH Pekalongan Timur.

c) Atas dasar permintaan penyadap untuk segera dicukupinya sarpra berupa

tempurung sebagai pengganti baik yang rusak (karena bencana alam,

kebakaran hutan, dirusak babi hutan) maupun sebagai cadangan / sulaman

yang diakomodir Asper dan disampaikan pada saat pertemuan dengan

manajemen KPH.

d.) Sambil menunggu proses pengadaan, permintaan penyadap dipenuhi oleh

Primkokar.

c. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa sudah mendapatkan surat teguran lisan dari

Administratur KPH Pekalongan Timur tersebut surat nomor :

71/019.1/Rhs/SDM/ Pkt/Divre Jateng tanggal 30 September 2015.

d. Untuk selanjutnya dalam pengadaan barang dan jasa akan dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku.

B. KPH Pekalongan Barat

a. Tempurung diadakan sesuai Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

Perum Perhutani Nomor: 636/KPTS/DIR/2013 tanggal 30 April 2013 tersebut

Pasal 28 Pengulangan Pengadaan/Repeat Order.

b. Tempurung bukan barang pabrikan tetapi merupakan barang yang dikumpulkan

oleh pengepul, sehingga sulit untuk memastikan ketersediaan tempurung

sejumlah 1.248.000 bh sekaligus.

c. Dalam kondisi ketersediaan tempurung sulit, maka Panitia Pengadaan

mengusulkan 2 (dua) tahap dengan pertimbangan:

a) Segera memenuhi kecukupan sarana tempurung di lapangan yang diperlukan

untuk proses produksi getah pinus, agar produksi getah pinus tidak

terhambat.

b) Rekanan yang sanggup mengadakan tempurung hanya mampu mengadakan

sekitar 600.000 buah.

c) Dilakukan 2 (dua) tahap dengan prioritas BKPH yang produksi getahnya

besar.

d) Pengadaan tahap I dilaksanakan oleh CV. Bangun Jaya Mandiri sejumlah

Page 121: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 107

602.936 buah dengan harga Rp249,- ( belum termasuk PPN 10%).

e) Pengadaan tahap II dilaksanakan oleh CV Bangun Jaya Mandiri dengan

metoda repeat order. (sesuai Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan

Jasa Perum Perhutani Nomor : 636/KPTS/DIR/2013 tanggal 30 April 2013

tersebut Pasal 28 Pengulangan Pengadaan/ Repeat Order sebagaimana

terlampir) dengan harga per satuan yang sama.

f) Akan dilakukan perbaikan atas sistem Pengadaan Barang/Jasa yang

dibutuhkan secara Rutin, seperti pengadaan tempurung, talang sadap, alat

sadap (petel) dan stimulant pemacu getah.

BPK-RI merekomendasikan kepada Direksi Perum Perhutani untuk mengevaluasi

seluruh pengadaan barang yang bersifat rutin agar dipersiapkan sejak awal persiapan

pekerjaan. Selanjutnya memerintahkan kepada seluruh Kepala Divisi agar

memberikan alasan tertulis kepada Direksi terkait pemilihan metode pengadaan

dengan pemilihan dan penunjukan langsung.

11. Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH

Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi Barat

tidak sesuai ketentuan

Salah satu produk kimia hasil hutan Perum Perhutani berupa gondorukem dan

terpentin. Pengelolaan atas gondorukem dan terpentin merupakan tanggung jawab

Divisi Industri Gondorukem, Terpentin, Derivate, dan Minyak Kayu Putih (GTD

MKP). Divisi Industri GTD MKP dipimpin oleh Kepala Divisi yang membawahi

empat Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) yang dipimpin oleh General Manager (GM),

dua diantaranya khusus menangani produk Gondorukem dan Terpentin, yaitu GM

Industri Gondorukem dan Terpentin I untuk wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat,

Banten dan GM Industri Gondorukem dan Terpentin II untuk wilayah Jawa Timur.

Pada KBM Industri Gondorukem dan Terpentin II untuk wilayah Jawa Timur

terdapat tiga Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) yaitu PGT Sukun, PGT

Garahan, dan PGT Rejowinangun.

Proses bisnis kegiatan sadapan getah pinus dimulai dari perencanaan produksi,

penerimaan getah, proses produksi hingga pemasaran produk. Produk ini diperoleh

dari proses pengolahan atas getah pinus yang dilakukan pada Pabrik Gondorukem

dan Terpentin (PGT) sedangkan pengelolaan produksi getah pinus dilakukan di

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH). Dalam menunjang produksi gondorukem mutu

X dan WW diperlukan peningkatan produksi getah pinus secara optimal baik dari

segi kualitas/mutu maupun kuantitas. Anggaran dan realisasi biaya produksi sadapan

(Akun 5312) pada KPH Kediri, Banyuwangi Selatan, Banyuwangi Utara, dan

Banyuwangi Barat dapat dilihat pada Tabel 3.44.

Tabel 3.44. Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi Sadapan pada KPH Kediri, Banyuwangi Selatan, Banyuwangi

Utara dan Banyuwangi Barat

KPH

Biaya Produksi Tahun 2014 %

Biaya Produksi Tahun 2015 (s.d. Semester I) %

RKAP Realisasi

Realisasi

KPH Kediri 31.231.273.000 29.952.230.465 95,91 38.288.426.000 8.303.100.538 21,69

KPH Banyuwangi Barat 13.520.607.000 13.361.499.368 98,83 15.865.931.000 2.883.472.312 18,18

Page 122: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 108

KPH

Biaya Produksi Tahun 2014 %

Biaya Produksi Tahun 2015 (s.d. Semester I) %

RKAP Realisasi

Realisasi

KPH Banyuwangi

Selatan

2.934.392.000 3.074.352.802 104,77 3.334.118.000 449.198.116 13,48

KPH Banyuwangi Utara 1.393.860.000 1.428.123.532 102,46 1.569.090.000 311.956.964 19,89

Hasil pemeriksaan atas pengelolaan biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah

pinus pada KPH Kediri, Banyuwangi Selatan, Banyuwangi Utara, dan Banyuwangi

Barat menunjukkan hal–hal sebagai berikut.

a. Kelebihan pembayaran upah penerimaan getah pinus mutu premium pada KPH

Banyuwangi Selatan dan KPH Banyuwangi Utara sebesar Rp23.393.000,00

Pada tahun 2014, pengelompokan mutu getah dibagi menjadi tiga yaitu mutu II,

mutu I, dan mutu premium. KPH Banyuwangi Selatan dan KPH Banyuwangi

Utara mengirimkan hasil sadapan getah pinus tersebut ke PGT Garahan. Berikut

adalah jumlah penerimaan getah di PGT Garahan bulan Januari s.d. Desember

2014.

Tabel 3.45. Penerimaan getah di PGT Garahan bulan Januari s.d. Desember 2014

Mutu Getah Pinus

Penerimaan Getah Di PGT Garahan (kg)

dari KPH Banyuwangi Selatan dari KPH Banyuwangi Utara

Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

Mutu II - - - - - -

Mutu I - 883.193 - - 388.854 -

Mutu Premium - 21.511 - - 11.130 -

Jumlah * 900.071 904.704 101% * 423.922 399.984 94%

* Pada rencana pasokan getah dari KPH ke PGT tidak dirinci berdasarkan mutu melainkan hanya secara total

Berdasarkan Surat Direksi Perum Perhutani No. 645/077.3/PSDH-Prod/Dir/2014

tanggal 13 Oktober 2014 perihal Reward Getah Pinus dan Getah Mutu Premium

dan Surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur No. 320/056.5/Prod/Divreg Jatim

tanggal 23 Oktober 2014 perihal Reward Getah Pinus dan Getah Mutu Premium

diketahui bahwa adanya pemberlakuan kenaikan tarif getah premium mulai

tanggal 1 Oktober 2014 dari Rp4.000,00/kg menjadi Rp5.000,00/kg, dengan

syarat hasil rendemen Gondorukem dan Terpentin minimal 95%.

Hasil pemeriksaan terhadap dokumen pembayaran atas penerimaan getah mutu

premium pada bulan Oktober s.d. Desember 2014 pada KPH Banyuwangi

Selatan dan KPH Banyuwangi Utara diketahui bahwa tarif iname/penerimaan

yang dibayarkan adalah sebesar Rp5.000,00/kg. Berdasarkan data dari PGT

Garahan diketahui bahwa rendemen Gondorukem Terpentin pada bulan Oktober

s.d. Desember tahun 2014 adalah yang terendah sebesar 94,00% dan yang

tertinggi sebesar 94,15%.

Page 123: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 109

Dengan syarat dan ketentuan tersebut di atas serta dibandingkan dengan realisasi

rendemen maka terdapat kelebihan pembayaran penerimaan getah mutu premium

bulan Oktober s.d. Desember tahun 2014 pada KPH Banyuwangi Selatan dan

KPH Banyuwangi Utara sebesar Rp23.393.000,00 dengan perhitungan sebagai

berikut.

Tabel 3.46. Kelebihan pembayaran penerimaan getah mutu premium bulan Oktober s.d. Desember tahun

2014 pada KPH Banyuwangi Selatan dan KPH Banyuwangi Utara

No. Bulan

Volume Getah

Premium (Kg)

Tarif yang digunakan

(Rp)

Tarif seharusnya

(Rp) Kelebihan Pembayaran (Rp)

(a) (b) (c) (d) (e) (f) = (c) x ((d) –(e))

1 Banyuwangi Utara

Oktober 851 5.000 4.000 851.000

Nopember 2.277 5.000 4.000 2.277.000

Subtotal 3.128

3.128.000

2 Banyuwangi Selatan

Oktober 7.094 5.000 4.000 7.094.000

Nopember 13.171 5.000 4.000 13.171.000

Subtotal 20.265

20.265.000

Total 23.393

23.393.000

Hasil konfirmasi kepada Administratur KPH Banyuwangi Selatan menyebutkan

bahwa pembayaran iname getah pinus mutu premium untuk produksi bulan

Oktober s.d. Desember tahun 2014 dilakukan berdasarkan koreksi Perni 51 oleh

di PGT Garahan atas kandungan kotoran dan kandungan air < 5% sehingga

nantinya rendemen atas gondorukem dan terpentin yang dihasilkan akan sama

dengan koreksi perni tersebut. Perni 51 terkoreksi merupakan dokumen angkut

internal Perum Pehutani yang menginformasikan kualitas getah, berat getah di

TPG (berat kotor), berat getah terkoreksi di PGT (berat bersih), kandungan

kotoran dan kandungan air.

b. Pelaksanaan pembayaran upah sadap getah pinus mutu premium pada KPH

Banyuwangi Barat tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Berdasarkan surat Kepala Biro Produksi No. 157/056.5/Prod/Divre-Jatim tanggal

13 Juni 2014 perihal Tindak Lanjut Sosialisasi Produksi Getah Pinus Mutu

Premium dan Penjelasan Teknis Uji Coba Sadapan Getah Pinus Umur 6-10

Tahun disebutkan bahwa tambahan biaya Rp1.000,00/kg untuk getah premium

dialokasikan dengan rincian: tambahan iname Rp300,00/kg dan biaya proses

sebesar Rp700,00/kg yang terdiri dari kompensasi susut berat sebesar Rp120/kg

yang diberikan kepada mandor, tenaga kerja (aduk, saring, timbang) sebesar

Rp440,00/kg, dan pembelian minyak tanah untuk memproses getah premium

sebesar Rp140/kg.

Page 124: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 110

Hal ini dipertegas lagi dengan dikeluarkannya surat oleh Kepala Divisi Regional

Jawa Timur No. 165/056.5/Prod/Divre-Jatim tanggal 16 Juni 2014 perihal Tarip

Getah Pinus Mutu Premium 2014 disebutkan bahwa:

1) Tarip iname getah Premium yang ditetapkan sebesar Rp4.000,00/kg dengan

penerimaan di Tempat Pengumpulan Getah (TPG) untuk mutu I Rp3.000,00

sedangkan tambahan Rp1.000,00/kg diberikan setelah getah diuji di Pabrik

Gondorukem dan Terpentin (PGT) sebagai mutu Premium (DK 304 b/1 atau

Perni 51 terkoreksi) sebagaimana tertuang dalam Prosedur Kerja.

2) Tambahan sebesar Rp1.000,00/kg sesuai point 1 adalah sebagai apresiasi atas

produksi getah premium dengan rincian:

a) Sebesar Rp300,00/kg sebagai tambahan iname getah bagi penyadap atas

upaya menghasilkan bahan baku getah Premium. Volume yang

diperhitungkan adalah volume yang diterima di PGT sebagai getah

premium.

b) Sebesar Rp700,00/kg sebagai biaya proses di TPG menjadi getah

Premium (biaya tenaga kerja, kompensasi susut berat, dan pembelian

bahan pengujian). Volume yang diperhitungkan adalah volume getah

yang diterima PGT.

Hasil pemeriksaan terhadap bukti pertanggungjawaban realisasi pembayaran

uang kerja sadapan getah pinus selama bulan Juni sampai dengan Agustus 2014

ternyata pembayaran iname getah premium diberikan langsung sebesar

Rp4.000,00/kg untuk volume getah premium sebanyak 62,694 kg dari mandor

kepada penyadap pada saat penerimaan getah premium (Tabel 3.47).

Tabel 3.47. Perhitungan iname getah premium Juni s.d. Agustus 2014 di KPH Banyuwangi Barat

(a) (b) (c) (d) = (c) x (a)

Iname Getah Premium yang dibayarkan 4.000 62.694 250.776.000,00

Iname Getah Premium untuk penyadap sesuai

surat Kepala Divre Jawa Timur

3.300 62.694 206.890.200,00

Selisih (Biaya Proses) 700 62.694 43.885.800,00

Hal ini menunjukkan terdapat uang yang diterimakan kepada penyadap yang

tidak sesuai senilai Rp43.885.800,00.

Hasil konfirmasi kepada Mandor dan Asper pada BKPH Rogojampi diketahui

bahwa penerimaan getah pinus untuk mutu premium dimulai pada saat penyadap

datang ke TPG kemudian oleh mandor atas getah yang disetorkan dinilai apakah

tergolong kedalam mutu I, mutu II atau premium berdasarkan contoh getah dari

PGT. Apabila dilihat oleh mandor getah yang disetorkan dapat menjadi mutu

premium maka akan disendirikan yang kemudian dilakukan penyaringan dengan

alat untuk kemudian ditimbang, berdasarkan hasil timbangan tersebut kemudian

mandor membayar kepada penyadap sebesar Rp4.000,00 dikalikan jumlah kg

hasil penyaringan tersebut.

Page 125: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 111

c. Pelaksanaan pembayaran subsidi alat sadap Tahun 2015 sampai dengan bulan

Juli sebesar Rp367.432.894,00 pada KPH Kediri tidak sesuai dengan ketentuan

yang berlaku

Berdasarkan surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur No. 18/056.5/Prod/Divre

Jatim tanggal 22 Januari 2015 perihal Pengelompokan Mutu Getah Pinus dan

Tarif Penerimaan 2015, yang merupakan tindak lanjut atas surat Direksi No.

788/077.3/PSDH-Prod/Dir/2014 tanggal 29 Desember 2014 disebutkan bahwa

salah satu upaya guna meningkatkan daya tarik penyadap adalah dengan

memberikan subsidi alat sadap sebesar Rp62,00/kg. Sebelum kebijakan tersebut

dijalankan untuk alat sadap diadakan oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)

yang kemudian dibagikan kepada para penyadap. Dengan adanya kebijakan baru

tersebut, KPH tidak lagi melakukan pengadaan namun atas setiap kg getah yang

diserahkan oleh penyadap akan diberi tambahan sebesar Rp62,00.

Konfirmasi kepada mandor dan Asper KPH Banyuwangi Barat diketahui bahwa

atas pemberian subsidi tersebut diterimakan langsung berupa uang kepada

penyadap namun atas sejumlah pecahan uang yang tidak genap hasil perkalian

jumlah kg dengan Rp62,00 tersebut diberikan secara pembulatan ke atas atau

kebawah sesuai dengan jumlah yang diterima.

Berdasarkan bukti pertanggungjawaban uang kerja sadapan getah pinus pada

KPH Kediri diketahui bahwa dana realisasi pembayaran subsidi alat sadap

Periode II Januari 2015 s.d. Periode II Juli 2015 adalah sebesar

Rp367.432.894,00. Pembayaran subsidi alat sadap di transfer dari rekening KPH

ke rekening Asper yang menyatu dengan uang kerjanya. Dari Asper kemudian

diberikan kepada mandor yang akan memberikan tambahan Rp62,00/kg kepada

penyadap pada setiap pembelian getah. Pada dokumen pertanggungjawaban

tersebut telah memuat tanda terima atas uang subsidi tersebut oleh para penyadap

sesuai dengan jumlah kg yang dihasilkan.

Hasil konfirmasi lisan kepada mandor dan penyadap pada BKPH Kediri

menunjukkan bahwa subsidi alat sadap sebesar Rp62,00/kg tidak diberikan tunai

kepada penyadap sebagai bentuk tambahan penerimaan iname namun dikelola

oleh mandor. Uang yang dikelola oleh mandor tersebut digunakan oleh mandor

untuk membeli peralatan sadap dan obat-obatan yang dapat menambah produksi

getah.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Surat Direksi Perum Perhutani No. 645/077.3/PSDH-Prod/Dir/2014 tanggal 13

Oktober 2014 perihal Reward Getah Pinus dan Getah Mutu Premium;

b. Surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur No. 320/056.5/Prod/Divreg Jatim

tanggal 23 Oktober 2014 perihal Reward Getah Pinus dan Getah Mutu Premium;

c. Kepala Biro Produksi No. 157/056.5/Prod/Divre-Jatim tanggal 13 Juni 2014

perihal Tindak Lanjut Sosialisasi Produksi Getah Pinus Mutu Premium dan

Penjelasan Teknis Uji Coba Sadapan Getah Pinus Umur 6-10 Tahun;

d. Surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur No. 165/056.5/Prod/Divre-Jatim

tanggal 16 Juni 2015 perihal Tarip Getah Pinus Mutu Premium 2014;

Page 126: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 112

e. Surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur No. 18/056.5/Prod/Divre Jatim tanggal

22 Januari 2015 perihal Pengelompokan Mutu Getah Pinus dan Tarif Penerimaan

2015.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Kelebihan pembayaran penerimaan getah mutu premium bulan Oktober s.d.

Desember tahun 2014 pada KPH Banyuwangi Selatan dan KPH Banyuwangi

Utara sebesar Rp23.393.000,00;

b. Tambahan biaya proses atas penerimaan iname getah premium senilai

Rp43.885.800,00 diterimakan kepada yang tidak berhak;

c. Penerapan kebijakan direksi perhutani terkait pemberian subsidi alat sadap

sebesar Rp62,00/kg tidak dilaksanakan seragam membebani keuangan

perusahaan sebesar Rp367.432.894,00.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala KPH Banyuwangi Selatan dan Banyuwangi Utara yang melaksanakan

pembayaran tidak sesuai dengan surat edaran yang berlaku;

b. Kepala KPH Banyuwangi Barat kurang memahami surat edaran terkait

pembagian pemberian tambahan iname mutu premium;

c. Kepala Divisi Regional Jawa Timur kurang cermat dalam melakukan

pengendalian terhadap penerapan tarif atas pelaksanaan kegiatan sadapan;

d. Keputusan Direksi yang menetapkan pemberian subsidi alat sadap dengan satuan

rupiah yang tidak genap, sehingga menyulitkan KKPH melakukan pembayaran

kepada penyadap, karena kesulitan uang kecil.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. KPH Banyuwangi Selatan dan KPH Banyuwangi Utara

Pengenaan tarif getah pinus premium Oktober - Desember 2014 = Rp5.000/kg

berdasarkan surat Kepala Divisi Regional Jawa Timur nomor

320/056.5/Prod/Divre Jatim tanggal 23 Oktober 2014 perihal Reward Getah

Pinus dan Getah Pinus Mutu Premium dalam amar 2 disebutkan tarif getah

premium dinaikkan dari Rp4.000/kg menjadi Rp5.000/kg dengan rendemen

Gondorukem dan Terpentin minimal 95%.

Pembayaran iname getah pinus premium untuk produksi Oktober-Desember 2014

dilakukan berdasarkan Perni 51 dari PGT Garahan Jember (Divisi Komersial Non

Kayu) atas kandungan kotoran dan kandungan air kurang atau sama dengan ( ≤ )

5% dan beranggapan bahwa Gondorukem dan Terpentin rendemen sama dengan

hasil koreksi Perni 51 yang dilakukan oleh PGT Garahan Jember (Divisi

Komersial Non Kayu).

Berdasarkan laporan dari PGT Garahan Jember untuk Rayon V mutu P rendemen

sebesar 94,15% sehingga terdapat kelebihan biaya iname sebesar 23.393 kg x

Rp1.000 = Rp23.393.000,00. Kelebihan biaya iname tersebut telah dikembali ke

rekening Perhutani.

Page 127: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 113

b. KPH Banyuwangi Barat

Tambahan biaya iname mutu getah premium pada sadapan uji coba umur 6-10

tahun sebesar Rp1.000/kg (dengan perincian Rp300/kg untuk iname bagi

penyadap dan biaya proses di TPG sebesar Rp700/kg). Sedangkan biaya proses

yang diterimakan untuk mandor TPG terdiri dari biaya kompensasi susut

Rp120/kg, biaya aduk saring timbang Rp440/kg dan minyak tanah sebagai bahan

penolong Rp140/kg. Namun dalam pertanggungjawaban keuangan dijadikan satu.

Pembayaran iname getah dan insentif peningkatan mutu untuk selanjutnya akan

dilaksanakan sesuai ketentuan dan pedoman yang berlaku.

c. KPH Kediri

Subsidi sarpra di KPH Kediri sesuai dengan Surat Kadivre Jatim nomor:

18/056.5/prod/Divre Jatim, tanggal 22 Januari 2015 perihal pengelompokan mutu

getah pinus dan tarif penerimaan 2015.

Berdasarkan keterangan Kelompok Penyadap TPG Joho (Sdr. Suriyanto) dan

Kelompok Penyadap TPG Igir-igir (Sdr. Salamun) serta mandor TPG Joho

BKPH Kediri (Sdr. Suntoko) saat wawancara dengan auditor BPK yang

melakukan sampling pemeriksaan BPK atas biaya subsidi alat sadapan getah

pinus sebesar Rp62/kg, bahwa biaya tersebut tetap dibayarkan ke penyadap.

Namun atas kesepakatan penyadap di TPG Joho dan Igir-igir biaya tersebut

dikumpulkan dan diserahkan kepada mandor TPG untuk dimanfaatkan pembelian

sarpra sadapan (pethel, batu asah, dll) sehingga jika penyadap memerlukan

tambahan sarpra sadapan tinggal meminta kepada Mandor TPG.

Dengan demikian biaya sarpra bagi penyadap, tidak membebani keuangan

perusahaan karena memang seharusnya dikeluarkan oleh perusahaan setiap kg

produksi getah.

Untuk selanjutnya biaya subsidi alat akan dibayarkan kepada penyadap sesuai

ketentuan yang berlaku.

Bukti pendukung yang berupa Surat Pernyataan Kelompok Penyadap, terlampir.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani:

a. Dalam menetapkan pemberian subsidi alat dengan satuan rupiah

memperhitungkan kemudahan bagi KKPH dalam melakukan pembayaran kepada

penyadap.

b. Melalui Kepala Divisi Regional mamerintahkan seluruh KPH untuk konsisten

dalam menerapkan pemberian reward atas kelebihan produksi maupun produksi

premium.

Page 128: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 114

C. Investasi

1. Kontrak pembangunan pabrik derivat gondorukem terpentin senilai

Rp190.590.469.650,00 beserta pelaksanaannya tidak berpihak kepada

kepentingan Perum Perhutani dan Perum Perhutani kehilangan potensi

pendapatan sebesar Rp62.536.943.000,00 sebagai akibat belum tercapainya

kinerja pabrik sesuai performance guarantee

Sebagai perusahaan yang diberikan wewenang untuk mengolah produk-produk

kehutanan termasuk produk dari hutan pinus, Perum Perhutani pada tahun 2012

melakukan investasi pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin

(PDGT) di Pemalang, Jawa Tengah. Anggaran atau nilai investasi yang ditetapkan

dalam RKAP untuk Pembangunan PDGT dan disetujui oleh Menteri Negara BUMN

sesuai dengan surat Nomor S-296/MBU/2011 tanggal 31 Mei 2011 adalah sebesar

Rp238.700.000.000,00. Rencana Investasi pembangunan PDGT yang dilakukan oleh

Perum Perhutani terbagi menjadi empat macam pabrik yaitu:

a. Pabrik 1 pengolahan getah menjadi gondorukem dan terpentin, dengan kapasitas

produksi 24.500 ton getah pinus per tahun menjadi 17.100 ton/tahun gondorukem

dan 3.400 ton/tahun terpentin.

b. Pabrik 2 fraksionasi terpentin menjadi produk turunannya (α Pinen, β Pinen, δ-

Carene, dan δ-Limonen), dengan kapastitas pengolahan terpentin sejumlah 7.500

Ton/Tahun.

c. Pabrik 3 pengolah gondorukem menjadi produk turunan gondorukem, Gliserol

Rosin Esther, dengan kapasitas produk 18.000 ton/tahun.

d. Pabrik 4 pengolah α Pinen menjadi produk α Terpineol dan Cineol, dengan

kapasitas produk 1.800 ton/tahun untuk α Terpineol dan 180 Ton/tahun untuk

Cineol.

Sebelum dilakukan proses pelelangan, Perum Perhutani telah melakukan Feasibility

Study (FS) Pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin di Perum

Perhutani.

Tabel 3.48. Rincian biaya pembuatan Feasibility Study dan Pembuatan Basic Engineering Design

No Uraian Pekerjaan Pelaksana Nilai Kontrak

(tidak termasuk PPN)

Realisasi Pembayaran

(tidak termasuk PPN)

1 Jasa Konsultan Feasibility Study (FS)

Pembangunan Pabrik Derivat

Gondorukem dan Terpentin di Perum

Perhutani Unit I Jawa Tengah

PT. Pasadena

Engineering

330.000.000,00

330.000.000,00

2 Jasa Konsultan Feasibility Study (FS)

Pembangunan Pabrik Derivat

Gondorukem dan Terpentin di Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten

PT. Pasadena

Engineering

402.950.000,00 402.950.000,00

3 Pembuatan Basic Engineering Design

Pabrik Derivat Gondorukem dan

Terpentin

PT. Titis Sampurna 522.800.000,00 522.800.000,00

Page 129: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 115

Setelah hasil kajian dan penelitian studi kelayakan investasi diperoleh, Perum

Perhutani melakukan pelelangan terbuka untuk Pembangunan Pabrik Derivat

Gondorukem dan Terpentin (PDGT) pada tahun 2011.

Berdasarkan Nota Dinas No. 664/UM/2011 tanggal 19 Desember 2011 perihal usul

Penetapan Calon Pemenang Lelang Terbuka dan Surat Perum Perhutani No.

02/004.1/Dir/2011 tanggal 2 Januari 2012 perihal Pemberitahuan Pemenang maka

Pembangunan PDGT dilakukan oleh PT Rekayasa Industri. Adapun pelaksanaan

pembangunan PDGT oleh PT Rekayasa Industri didasarkan pada beberapa hal

sebagai berikut.

a. Surat Perintah Mulai Kerja Nomor 15/004.1/SPMK/DIR/2012 tanggal 9 Januari

2012 yang ditandatangani oleh Perum Perhutani dan PT Rekayasa Industri;

b. Surat Penyerahan Lahan dari Perum Perhutani kepada PT Rekayasa Industri

untuk Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) Pembangunan

PDGT di Pemalang Nomor 03/SP/DIR/2012 tanggal 2 Febuari 2012;

c. Perjanjian Jasa Engineering Procurement Construction (EPC) Pembangunan

PDGT di Pemalang antara Perum Perhutani dengan PT Rekayasa Industri No.

05/SP/DIR/2012 tanggal 13 Februari 2012 senilai Rp180.814.000.000,00 belum

termasuk PPN 10% dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 540 hari

kalender atau mulai sejak tanggal 13 Februari 2012 sampai dengan tanggal 6

Agustus 2013.

d. Addendum Pertama Nomor: 05A/SP/DIR/2013 tanggal 15 Agustus 2013 yang

memperpanjang jangka waktu pelaksanaan pekerjaan EPC selama 57 hari

kalender, mulai sejak tanggal 6 Agustus 2013 sampai dengan tanggal 1 Oktober

2013 dengan pertimbangan antara lain terdapat perubahan Basic Engineering

Design (BED) pada bagian proses (Pabrik 4).

e. Addendum Kedua Nomor 05A/ADD/SP/DIR/2013 tanggal 18 Oktober 2013.

Addendum ini tidak memberikan perpanjangan jangka waktu pekerjaan EPC

melainkan hanya mengubah ketentuan pengenaan denda keterlambatan EPC yang

diperhitungkan atas harga sisa pekerjaan yang belum diselesaikan. Hal tersebut

dilakukan dengan pertimbangan bahwa bagian pekerjaan yang sudah

dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri dapat berfungsi.

Pada tahun 2013 PT Rekayasa Industri telah menyerahkan seluruh pekerjaan Jasa

EPC Pembangunan PDGT di Pemalang, Jawa Tengah kepada Perum Perhutani sesuai

dengan kontrak/perjanjian. Penyerahan pekerjaan EPC tersebut dilakukan melalui

penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) I Pekerjaan Jasa EPC

Pembangunan PDGT di Pemalang tanggal 13 Desember 2013 yang ditandatangani

oleh Direktur Utama Perum Perhutani dan Direktur Utama PT Rekayasa Industri.

Pekerjaan Jasa EPC Pembangunan PDGT yang telah diselesaikan tersebut tanpa

diketahui secara pasti apakah dapat berjalan sesuai dengan desainnya (temasuk

spesifikasi teknisnya), dan berapa besar output yang akan dihasilkan.

Oleh karena itu, untuk mengetahui pencapaian kinerja PDGT maka Perum Perhutani

dan PT Rekayasa Industri sepakat untuk melakukan pekerjaan commissioning/uji

Page 130: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 116

coba PDGT. Kesepakatan tersebut dituangkan kedua belah pihak pada Perjanjian No:

03/SP/DIR/2014 tanggal 25 Februari 2014 dan addendum perjanjian nomor

15/ADD/SP/DIR/2014 tanggal 8 September 2014.

Berdasarkan uraian di atas serta hasil pemeriksaan dokumen lebih lanjut diketahui

bahwa terdapat dua perjanjian pokok terkait dengan investasi pembangunan PDGT

yang dilakukan oleh Perum Perhutani. Perjanjian tersebut yaitu:

a. Perjanjian Nomor : 05/SP/DIR/2012 tanggal 13 Februari 2012, Addendum

Pertama Nomor: 05A/SP/DIR/2013 tanggal 15 Agustus 2013, dan Addendum

Kedua Nomor: 05A/ADD/SP/DIR/2013 tanggal 18 Oktober 2013 antara Perum

Perhutani dengan PT Rekayasa Industri atas Pekerjaan Engineering,

Procurement, dan Construction (EPC) Pembangunan PDGT di Pemalang.

b. Perjanjian Nomor 03/SP/DIR/2014 tanggal 25 Februari 2014 dan Addendum

Pertama Nomor 15/ADD/SP/DIR/2014 tanggal 8 September 2014 antara Perum

Perhutani dengan PT Rekayasa Industri atas Pekerjaan Commisioning/Uji Coba

Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin.

Kontrak/perjanjian sebagaimana yang diuraikan dalam huruf a dan b di atas memiliki

kesamaan para pihak yaitu Perum Perhutani (Pihak Pertama) dan PT Rekayasa

Industri (Pihak Kedua), namun demikian kedua perjanjian tersebut memiliki

substansi/materi perjanjian yang berbeda. Adapun perbedaan substansi perjanjian

tersebut dapat diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.49. Perbedaan Substansi Perjanjian EPC dan Perjanjian Commisioning

No Substansi

Kontrak Perjanjian Pekerjaan EPC PDGT Pekerjaan Comissioning/Uji Coba PDGT

1 Ruang

Lingkup

Pekerjaan Jasa Engineering Procurement Construction (EPC)

PDGT di Pemalang yang mencakup,

a. Manajemen Proyek meliputi pekerjaan persiapan dan

pelaporan status pekerjaan

b. Engineering meliputi survey topografi, pembuatan Detail

Engineering Design dan as built drawing

c. Pengadaan, meliputi pengadaan peralatan dan bahan serta

penyediaan suku cadang untuk proses pengujian individual

d. Konstruksi

e. Pengujian Individual

Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk melaksanakan

pekerjaan commisioning/Uji Coba terhadap hasil pekerjaan

Jasa Rekayasa, Pengadaan dan Konstruksi (EPC)

Pembangunan Pabrik milik Perum Perhutani guna

mengetahui hasil keluaran/kapasitas produksi sesuai dengan

performance guarantee yang dimuat dalam lampiran 3

perjanjian commissioning.

Tanggung jawab PT Rekayasa Industri adalah untuk

melaksanakan pekerjaan dengan pencapaian sekurang-

kurangnya sebagai berikut.

a. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai batas

waktu yang telah ditetapkan

b. Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan dan di sepakati para pihak

dalam lampiran 3 dari perjanjian commissioning

(performance guarantee).

2. Nilai Kontrak Harga/Nilai Pekerjaan EPC sebesar Rp180.814.000.000,00

belum termasuk PPN 10%.

Harga/nilai pekerjaan commissioninig sebesar

Rp10.754.116.615,00 termasuk PPN 10% dan pajak lain yang

berlaku.

Page 131: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 117

Berdasarkan pemeriksaan lanjut yang dilakukan terhadap dokumen-dokumen

pengadaan, konfirmasi pihak-pihak terkait serta hasil pemeriksaaan fisik di lapangan

diketahui permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan PDGT

sebagai berikut.

a. Pemisahan Perjanjian antara Pekerjaan EPC dengan Pekerjaan Commissioning

dalam proyek pembangunan PDGT di Pemalang belum sepenuhnya melindungi

kepentingan Perum Perhutani

Sebagaimana yang telah diuraikan pada tabel 3.49. di atas, proyek pembangunan

PDGT di Pemalang Jawa Tengah terdiri dari dua perjanjian pokok. Berdasarkan

analisa dokumen perjanjian dan konfirmasi yang telah dilakukan pemeriksa

kepada pihak terkait diketahui bahwa adanya pemisahan perjanjian antara

pekerjaan EPC dengan Pekerjaan commissioning dalam proyek pembangunan

PDGT di Pemalang belum sepenuhnya melindungi kepentingan Perum Perhutani.

Hal ini dikarenakan terdapat beberapa kelemahan akibat adanya pemisahan

kontrak tersebut. Adapun kelemahan-kelemahan kontrak dapat diuraikan sebagai

berikut.

1) Ruang lingkup pekerjaan pada perjanjian EPC hanya mengatur sampai

dengan pengujian individual

Ruang lingkup pekerjaan dalam Perjanjian EPC yang diatur pada pasal 2

mengatur pekerjaan sebagai berikut.

a) Manajemen proyek, meliputi pekerjaan persiapan dan pelaporan status

pekerjaan.

b) Engineering, meliputi survey topograpi dan pembuatan Detail

Engineering Design serta As Built Drawing.

c) Pengadaan, meliputi pengadaan peralatan dan bahan serta penyediaan

suku cadang untuk proses pengujian individual.

d) Konstruksi, meliputi penyiapan dan pematangan lokasi pekerjaan,

mobilisasi dan demobilisasi peralatan konstruksi serta konstruksi

pembangunan PDGT dan fasilitas lain sebagai sarana penunjang

kelancaran proses produksi.

e) Pengujian Individual, kegiatan pengujian mekanis dari masing-masing

peralatan, setelah pekerjaan konstruksi selesai dilaksanakan sehingga

kinerja mekanis dari peralatan dapat sesuai dengan lingkup, persyaratan,

dan standar teknis yang ditetapkan dalam perjanjian dan dinyatakan baik

serta diterima oleh Perum Perhutani yang akan dituangkan dalam BAST

I.

Ruang lingkup pekerjaan EPC yang ditetapkan dalam perjanjian di atas

sangat melemahkan kepentingan Perum Perhutani. Hal ini dikarenakan ruang

lingkup Perjanjian EPC tidak mengatur sampai dengan pencapain target

kinerja PDGT (performance guarantee). Dengan demikian tanggung jawab

atau kewajiban PT Rekayasa Industri dalam pekerjaan EPC berdasarkan

kontrak atau perjanjian EPC hanya sebatas sampai dengan pengujian

individual. Lebih lanjut berdasarkan hasil konfirmasi yang dilakukan oleh

pemeriksa kepada Manejemen Konstruksi, PT Indah Karya, diketahui bahwa

Pengujian individual sebagaimana yang terdapat dalam perjanjian EPC

merupakan proses pengujian masing-masing komponen/unit yang merupakan

bagian dari pabrik. Pengujian individual dilakukan tanpa beban dalam artian

Page 132: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 118

tidak dilakukan pengujian pemrosesan mulai dari penerimaan bahan baku

sampai dengan menghasilkan suatu produk. Berdasarkan hasil konfirmasi

tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil dari pengujian individual hanya

sebatas melihat apakah masing-masing komponen/unit dalam suatu pabrik

bekerja sesuai fungsinya tanpa melihat kinerja suatu pabrik secara

keseluruhan.

2) Adanya ketentuan serah terima hasil pekerjaan yang menyatakan pekerjaan

EPC telah selesai

Berita Acara Serah Terima (BAST) dalam perjanjian EPC terbagi menjadi

dua macam yaitu:

a) BAST I yang telah ditandatangani oleh para pihak pada hari Jum’at

tanggal 13 Desember 2013, merupakan berita acara yang menyatakan

bahwa PT Rekayasa Industri telah menyelesaikan 100% (seratus per

seratus) pekerjaan sesuai dengan perjanjian ini dan diterima dengan baik

oleh Perum Perhutani, dibuat 2 (dua) rangkap.

b) BAST II merupakan berita acara yang menyatakan bahwa PT Rekayasa

Industri telah menyelesaikan kewajiban selama masa pemeliharaan,

dibuat 2 (dua) rangkap. Sampai dengan pemeriksaan berakhir para pihak

belum membuat dan menandatangani BAST II.

Ketentuan lebih lanjut terkait serah terima hasil pekerjaan EPC diatur dalam

pasal 10 Perjanjian EPC yang antara lain berisi sebagai berikut.

a) Atas penyelesaian semua pekerjaan (kecuali punch list), maka dilakukan

serah terima hasil pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut.

(1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus per seratus), kecuali punch

list yang dapat diselesaikan pada masa pemeliharaan, PT Rekayasa

Industri mengajukan permintaan secara tertulis kepada Perum

Perhutani untuk menyerahkan hasil pekerjaan;

(2) Perum Perhutani menerima penyerahan hasil pekerjaan hanya jika

hasil pekerjaan diselesaikan sesuai dengan ketentuan perjanjian dan

atas penerimaan tersebut dibuat BAST I.

b) Serah terima hasil pekerjaan yang dilakukan berdasarkan ketentuan huruf

a) di atas merupakan serah terima kesatu. Setelah serah terima kesatu,

berlaku masa pemeliharaan yang mengatur kewajiban PT Rekayasa

Industri untuk melaksanakan perbaikan atau penggantian terhadap bagian

pekerjaan yang cacat karena sebab yang bersumber kepada PT Rekayasa

Industri dan PT Rekayasa Industri akan menyediakan jaminan

pemeliharaan sebesar 5% dari Harga Pekerjaan.

c) Setelah masa pemeliharaan berakhir, maka dilakukan serah terima kedua

dengan ketentuan sebagai berikut.

(1) PT Rekayasa Industri mengajukan permintaan secara tertulis kepada

Perum Perhutani untuk melakukan serah terima kedua;

Page 133: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 119

(2) Perum Perhutani menerima serah terima kedua hanya jika semua

kewajiban selama masa pemeliharaan telah dilaksanakan dengan

baik. Atas penerimaan tersebut dibuat BAST II.

d) Jika selama masa pemeliharaan PT Rekayasa Industri tidak

melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya dan tetap

gagal untuk mulai melakukan perbaikan dalam jangka waktu yang telah

ditentukan meskipun telah diingatkan secara tertulis oleh Perum

Perhutani, maka Perum Perhutani berhak mencairkan seluruh Surat

Jaminan Pemeliharaan.

Ketentuan terkait serah terima pekerjaan sebagaimana yang diatur dalam

Pasal 10 Perjanjian EPC ini kurang melindungi kepentingan Perum

Perhutani. Hal ini dikarenakan dalam ketentuan tersebut diatur bahwa

pekerjaan EPC dinyatakan selesai 100% (seratus per seratus) manakala ruang

lingkup pekerjaan EPC sebagaimana yang terdapat dalam pasal 2 perjanjian

EPC telah dilaksanakan sesuai kontrak dan telah ditandatanganinya BAST I

oleh para pihak. Dengan kata lain, pekerjaan EPC dianggap telah selesai

100% meskipun Perum Perhutani belum dapat mengetahui secara pasti

apakah kinerja/performa PDGT yang merupakan hasil pekerjaan EPC

tersebut dapat menghasilkan produk yang diharapkan baik secara kualitas

(kemurnian produk) maupun kuantitas (kapasitas produk).

3) Ketentuan tata cara dan syarat pembayaran yang tidak sepenuhnya

melindungi kepentingan Perum Perhutani

Ketentuan tata cara dan syarat pembayaran pekerjaan EPC diatur dalam pasal

5 Perjanjian EPC yaitu sebagai berikut.

a) Pembayaran kemajuan prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara

sebagaimana tertuang didalam lampiran A perjanjian EPC, dengan

ketentuan sebagai berikut.

(1) Pembayaran pertama dilaksanakan setelah PT Rekayasa Industri

mencapai kemajuan Pekerjaan minimum sebesar 5% (lima per

seratus).

(2) Pembayaran selanjutnya dilaksanakan apabila PT Rekayasa Industri

mencapai kemajuan pekerjaan minimum sebesar 10% (sepuluh per

seratus)

b) PT Rekayasa Industri harus melampirkan dokumen-dokumen syarat

pembayaran sebagaimana tertuang dalam kontrak antara lain

tagihan/invoice (asli), salinan laporan kemajuan pekerjaan, berita acara

lapangan dan surat rekomendasi pembayaran.

c) Pembayaran setelah Serah Terima I akan dilakukan oleh Perum Perhutani

setelah dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima I dan telah

diserahkannya Dokumen As Built Drawing dan buku manual operasi

peralatan oleh PT Rekayasa Industri, serta dilengkapi Jaminan

Pemeliharaan berupa Bank Garansi dari bank umum/pemerintah sebesar

5% (lima per seratus) dari Harga Pekerjaan dengan masa berlaku selama 12

(dua belas) bulan.

Page 134: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 120

Ketentuan pembayaran tersebut kurang melindungi kepentingan Perum

Perhutani. Hal ini dikarenakan Perum Perhutani dibebani kewajiban untuk

melaksanakan pembayaran terakhir/pelunasan dari seluruh harga pekerjaan

EPC senilai Rp180.814.000.000,00 setelah dikeluarkannya Berita Acara

Serah Terima I. Dalam hal ini, meskipun telah dilakukan BAST I dan

pekerjaan EPC telah dinyatakan selesai 100% oleh kedua belah pihak, Perum

Perhutani belum dapat mengetahui secara pasti apakah kinerja/performa

PDGT tersebut dapat menghasilkan produk yang diharapkan baik secara

kualitas (kemurnian produk) maupun kuantitas (kapasitas produksi). Hal ini

disebabkan ruang lingkup pekerjaan EPC berdasarkan kontrak hanya sebatas

sampai pada pengujian individual. Dengan demikan berdasarkan perjanjian

EPC, Perum Perhutani tidak mempunyai hak untuk dapat menangguhkan sisa

pembayaran pekerjaan EPC yang telah dilakukan PT Rekayasa Industri

manakala kinerja/performa PDGT tidak dapat mencapai target yang telah

ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah pihak (performa guarantee).

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam angka 1), 2), dan 3) maka

pemisahan kontrak antara pekerjaan EPC dan pekerjaan Commissioning

mempunyai akibat sebagai berikut.

1) Masing-masing kontrak memiliki titik penyelesaian yang berbeda, hal

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Kontrak Pekerjaan EPC dinyatakan telah selesai 100% manakala telah

dilakukan pengujian individual tiap-tiap komponen atau unit dalam suatu

pabrik. Pada tahapan ini Perum Perhutani tidak dapat mengetahui secara

pasti apakah hasil pekerjaan EPC Pembangunan PDGT yang dilakukan

oleh PT Rekayasa Industri dapat menghasilkan kinerja atau mencapai

target kinerja yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah

pihak dalam perjanjian commissioning (performa guarantee).

b) Kontrak Pekerjaan Commissioning dinyatakan telah selesai 100%

manakala kinerja PDGT telah dapat mencapai performance guarantee

yang telah disepakati para pihak sebagaimana yang terdapat dalam

lampiran 3 perjanjian commissioning. Hal ini dikarenakan kewajiban

untuk membuktikan kinerja PDGT hanya ada pada kontrak

commissioning dan tidak terdapat dalam kontrak EPC.

2) Perum Perhutani diwajibkan untuk melakukan pembayaran atau pelunasan

dari seluruh harga pekerjaan EPC senilai Rp180.814.000.000,00 tanpa

adanya suatu jaminan bahwa hasil pekerjaan EPC pembangunan PDGT yang

telah dilakukan oleh PT Rekayasa Industri dapat mencapai kinerja sesuai

performance guarantee yang telah disepakati kedua belah pihak. Berdasarkan

perjanjian EPC, Perum Perhutani tidak mempunyai hak untuk menangguhkan

pembayaran/pelunasan atas pekerjaan EPC yang telah diselesaikan oleh PT

Rekayasa Industri meskipun kinerja PDGT belum dapat mencapai

performance guarantee.

b. Belum tercapainya kesepakatan antara kedua belah pihak terkait

denda/kompensasi keterlambatan yang dapat dikenakan atas terlambatnya

penyelesaian pekerjaan EPC Pembangunan PDGT di Pemalang

Page 135: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 121

Pekerjaan EPC Pembangunan PDGT di Pemalang didasarkan pada Perjanjian

Nomor: 05/SP/DIR/2012 tanggal 13 Februari 2012. Berdasarkan ketentuan pasal

9 ayat (1) perjanjian tersebut diketahui bahwa PT Rekayasa Industri

berkewajiban untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan selama 540 (lima ratus

empat puluh) hari kalender terhitung efektif sejak ditandatanganinya perjanjian

EPC.

Jangka waktu sebagaimana yang terdapat dalam pasal 9 ayat (1) perjanjian EPC

tersebut diperpanjang oleh para pihak melalui addendum I Nomor:

05A/SP/DIR/2013 tanggal 15 Agustus 2013. Dengan demikian PT Rekaysa

Industri wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan selama 597 (lima ratus sembilan

puluh tujuh) hari kalender terhitung efektif sejak ditandatanganinya perjanjian

EPC oleh para pihak atau dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai dengan 1

Oktober 2013. Addendum I perjanjian EPC tersebut belum mengubah sanksi

berupa denda/kompensasi keterlambatan yang dapat dikenakan apabila

penyelesaian pekerjaan EPC mengalami keterlambatan. Kompensasi/denda atas

keterlambatan penyelesaian pekerjaan EPC diubah kemudian dalam addendum II

Nomor 05A/ADD/SP/DIR/2013 tanggal 18 Oktober 2013 yang antara lain berisi

sebagai berikut.

1) Apabila PT Rekayasa Industri tidak dapat menyelesaikan atau mengalami

keterlambatan atas penyelesaian pekerjaan sesuai jangka waktu ditentukan (1

Oktober 2013), maka PT Rekayasa Industri akan memberikan kompensasi

kepada Perum Perhutani atas keterlambatan tersebut sebesar 10/00 (satu per

mil) dari sisa pekerjaan yang belum diselesaikan untuk setiap hari

keterlambatan sebagaimana yang tertuang dalam Berita Acara Progress

Pekerjaan;

2) Batas maksimal pembayaran kompensasi dari PT Rekaysa Industri atas

keterlambatan penyelesaian pekerjaan tersebut adalah 5% (lima per seratus)

dari harga sisa pekerjaan yang belum diselesaikan, berlaku terhitung sejak

tanggal 2 Oktober 2013.

Berdasarkan hasil konfirmasi kepada Direktur Utama Perum Perhutani diketahui

bahwa Perum Perhutani telah melakukan penagihan kompensasi/denda atas

keterlambatan penyelesaian pekerjaan EPC kepada PT Rekayasa Industri

sebagaimana Surat Perum Perhutani Nomor 39/004.1/Um/Dir/2014 tanggal 27

Januari 2014. Namun atas penagihan tersebut mendapat sanggahan dari PT

Rekayasa Industri dalam suratnya Nomor 019/1000-LT/01/14 tanggal 29 Januari

2014. Perbedaan perhitungan antara Perum Perhutani dan PT Rekayasa Industri

terkait denda/kompensasi yang dapat ditagihkan atas keterlambatan penyelesaian

pekerjaan EPC disebabkan adanya perbedaan perhitungan sisa prestasi yang

belum dilakukan oleh PT Rekayasa Industri pada pekerjaan EPC dengan

penjelasan sebagai berikut.

1) Sisa pekerjaan yang belum dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri dalam

perhitungan kompensasi keterlambatan oleh Perum Perhutani adalah sebesar

6,75%. Dengan demikian Perum Perhutani menagihkan kompensasi/denda

keterlambatan kepada PT Rekayasa Industri sebesar Rp610.247.250 (5% x

6,75% x Rp180.814.000.000,00).

Page 136: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 122

2) Sisa pekerjaan yang belum dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri dalam

perhitungan kompensasi keterlambatan oleh PT Rekayasa Industri adalah

sebesar 1,8%. Hal tersebut didasarkan Berita Acara Progress Lapangan pada

tanggal 2 Oktober 2013 yang telah disetujui oleh Manajemen Konstrultan, PT

Indah Karya, dimana dalam Berita Acara tersebut dinyatakan progress

lapangan per tanggal 1 Oktober sebesar 98,2%. Dengan demikian PT

Rekayasa Industri menyatakan bahwa denda/kompensasi keterlambatan atas

penyelesaian pekerjaan EPC yang dapat ditagihkan hanya sebesar

Rp162.732.600 (5% x 1,8% x Rp180.814.000.000,00).

Berdasarkan hasil konfirmasi lebih lanjut yang dilakukan oleh Pemeriksa kepada

Direktur Utama Perum Perhutani tertanggal 7 September 2015 diketahui bahwa

belum tercapai suatu kesepakatan antara Perum Perhutani dan PT Rekayasa

Industri atas perbedaan perhitungan kompensasi/denda yang dapat dikenakan

sehubungan dengan keterlambatan penyelesaian pekerjaan EPC oleh PT

Rekayasa Industri. Hal tersebut mengakibatkan belum adanya kepastian terkait

nilai denda/kompensasi yang wajib dibayar oleh PT Rekayasa Industri atas

keterlambatan penyelesaian pekerjaan EPC.

c. PT Rekayasa Industri belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban dan tanggung

jawab sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian pekerjaan

comissioning/uji coba PDGT

Berdasarkan ketentuan pasal 19 ayat (4) perjanjian EPC, pelaksanaan

commssioning/uji coba PDGT di Pemalang dilakukan dengan berdasarkan

perjanjian tersendiri. Atas dasar tersebut maka pelaksanaan commissioning

dilakukan dengan berdasarkan perjanjian/kontrak commissioning sebagai berikut.

1) Perjanjian Pekerjaan Commissioning/uji coba Pabrik Derivat Gondorukem

dan Terpentin di Pemalang Tahun 2014 antara Perum Perhutani dengan PT

Rekayasa Industri Nomor 03/SP/DIR/2014 tanggal 25 Februari 2014;

2) Addendum Perjanjian Pekerjaan Commissioning Nomor:

15/ADD/SP/DIR/2014 tanggal 8 September 2014.

Berdasarkan hasil pemeriksaan atas perjanjian/kontrak commissioning diatas

diketahui bahwa tujuan utama dari pekerjaan commissioning PDGT adalah untuk

melaksanakan uji coba terhadap hasil pekerjaan jasa rekayasa, pengadaan,

konstruksi (EPC) pembangunan Pabrik milik Perum Perhutani guna mengetahui

hasil keluaran/kapasitas produksi sesuai dengan performance guarantee yang

telah ditetapkan dan disepakati para pihak dalam perjanjian. Adapun target

pencapaian kinerja PDGT (performance guarantee) yang ditetapkan dan

disepakati para pihak dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Pabrik pengolahan getah menjadi gondorukem dan terpentin (Pabrik 1),

dengan kapasitas produksi 24.500 ton getah pinus per tahun menjadi 17.100

ton/tahun gondorukem dan 3.400 ton/tahun terpentin. Spesifikasi produk dari

pabrik 1 dapat dilihat pada Tabel 3.50 dan Tabel 3.51.

Page 137: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 123

Tabel 3.50. Spesifikasi Produk Gondorukem

Sifat Fisik

Grade

X WW WG N

Softening point ring and ball ≥ 78°C ≥ 78°C ≥ 76°C ≥ 74°C

Color by lovibond comparator X WW WG N

Impurity/Solubility in Toluen ≤ 0,02% ≤ 0,05% ≤ 0,07% ≤ 0,1%

Acid Value 160-190 160-190 160-190 160-190

Saponification Value 170-220 170-220 170-220 170-220

Iodine Value 5-25 5-25 5-25 5-25

Ash content ≤ 0,01% ≤ 0,04% ≤ 0,05% ≤ 0,08%

Volatile Oil Content ≤ 2% ≤ 2% ≤ 2,5% ≤ 3%

Tabel 3.51. Spesifikasi Produk Terpentin

Sifat Fisik A B

Specific Gravity at 25°C 0,848 – 0,865 0,848 – 0,865

Refractive Index at 25°C 1,464 – 1,478 1,464 – 1,478

Fatty oil Negative Negative

Flash point 33-38°C 33-38°C

Distillation tempereture at 760 mmHg 150-160°C 150-160°C

Residu after evaporation ≤ 2% > 2%

Distilant under temperatur 170°C ≥ 90% < 90%

Colour Clear Clear

Alpha Pinene Content ≥80% < 80 %

Optical Rotation +≥32%°C +<32% °C

2) Pabrik fraksionasi terpentin menjadi produk turunannya yaitu α Pinen, β

Pinen, δ-Carene, dan δ-Limonen (Pabrik 2), dengan kapastitas pengolahan

bahan baku terpentin sejumlah 7.500 Ton/Tahun. Spesifikasi produk dari

pabrik 2 dapat dilihat pada Tabel 3.52.

Tabel 3.52. Spesifikasi Produk Derivat

Nama Produk Kandungan / Purity

(Minimal)

Kadar air

(Maksimal)

α Pinen 97,5% 0,1%

β Pinen 95% 0,1%

δ-Carene 95% 0,1%

δ-Limonen 95% 0,1%

Page 138: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 124

3) Pabrik pengolah gondorukem menjadi produk turunan gondorukem yaitu

Gliserol Rosin Ester (GRE) dengan kapasitas produksi GRE 18.000

Ton/tahun. Spesifikasi produk dengan kualitas bahan baku grade X yaitu,

a) Softening point min : 76°C

b) Acid Number : 10 mg KOH/g rosin (maks)

c) Colour (Fe-Co) : maksimum 8

4) Pabrik pengolah α Pinen menjadi produk α Terpineol dan Cineol, dengan

kapasitas produksi 1.800 ton/tahun untuk α Terpineol dan 180 Ton/tahun

untuk cineol. Spesifikasi produk yang dihasilkan dari pabrik ini yaitu

a) α Terpineol dengan spesifikasi minimal 95%

b) Cineol dengan spesifikasi minimal 95%

Berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut atas perjanjian/kontrak

commissioning diketahui garis besar ketentuan-ketentuan comisioning/uji coba

PDGT adalah sebagai berikut.

1) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan commissioning yaitu selama 163 hari

kalender terhitung sejak pembayaran pertama oleh Perum Perhutani kepada

PT Rekayasa Industri atau selambat-lambatnya sampai dengan tanggal 29

September 2014.

2) Tanggung jawab PT Rekayasa Industri adalah untuk melaksanakan pekerjaan

dengan pencapaian sekurang-kurangnya sebagai berikut.

a) Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai batas waktu yang telah

ditetapkan di dalam perjanjian ini;

b) Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan di dalam lampiran 3 dari perjanjian ini (Performance

Guarantee);

3) Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan tahapan persiapan, pelaksanaan dan

penyelesaian. Pada tahap pelaksanaan/proses, PT Rekayasa Industri

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan lingkup pekerjaan sebagaimana

dalam lampiran 2 perjanjian. PT Rekayasa Industri harus membuktikan

bahwa pabrik mampu menghasilkan produk sesuai kualitas dan kuantitas

yang dipersyaratkan di dalam lampiran 3 dari perjanjian commisioning atau

performance guarantee.

4) Dalam pelaksanaan comissioning/uji coba PDGT, Perum Perhutani

berkewajiban atas biayanya sendiri, menyiapkan kebutuhan bahan

baku/material dan tenaga operator yang diperlukan sebagaimana lampiran 4

dari perjanjian commissioning untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai

permintaan dari PT Rekayasa Industri dan hal-hal lain yang diusulkan oleh

PT Rekayasa Industri untuk mendapat persetujuan Perum Perhutani.

Hasil pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik lebih lanjut diketahui bahwa

sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan EPC atau sampai dengan tanggal

14 Desember 2014, kinerja PDGT belum mampu mencapai performance

Page 139: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 125

guarantee sebagaimana yang dituangkan dalam lampiran 3 Perjanjian/kontrak

Commissioining. Hal ini dapat diketahui dari laporan Berita Acara Prestasi

Pekerjaan (BAPP) Nomor 06/BAPP/C-PDGT/XII/2014 tanggal 15 Desember

2014 yang telah ditandatangani oleh tiga pihak yaitu Perum Perhutani, PT

Rekayasa Industri, dan PT Indah Karya. Berdasarkan BAPP tersebut dapat

dijelaskan status kinerja pabrik sampai dengan tanggal 15 Desember 2014 dengan

rincian pada Tabel 3.53.

Tabel 3.53. Pencapaian Kinerja PDGT Pemalang Per 15 Desember 2014

No Pabrik Ruang Lingkup Commissioning Keterangan Pencapaian Kinerja PDGT

1 Pabrik 1 a. Uji Coba Produksi Kinerja Pabrik I telah sesuai dengan

performance guarantee sehingga dapat

menghasilkan gondorukem dan terpentin

sesuai kapasitas dan spesifikasi produk.

PGT - Memasukkan bahan utama ke dalam alat dan melakukan pemrosesan sesuai dengan

kondisi operasi yang telah direncanakan, maksimal untuk 4 batch

- Hanya Line produksi 1 yang dijalankan, untuk mendapatkan kualitas produk yang sesuai

b Tes Performa Pabrik

- Melakukan proses produksi sebanya 2 batch untuk membuktikan bahwa pabrik mamu

menghasilkan sejumlah produk dengan kualitas dan kuantitas sesuai yang dipersyaratkan

- Hanya line produksi 1 yang dilakukan pengujian performance

c Tes Poduksi Normal untuk mensuplai kebutuhan (input) pabrik 3 sesuai kebutuhan pabrik 3

(PGRE)

2. Pabrik 2 a. Production Trial Pencapaian kinerja pabrik 2 :

Fraksinasi

Terpentin

melakukan fluid in, total refluks, run manual/auto Produksi A-Pinen telah sesuai dengan

performance guarantee (Kualitas, recovery

dan kapasitas produk)

Produksi B-Pinen seluruhnya belum sesuai

dengan perfomance guarantee

Produksi D Caren, kualitas produk telah

tercapai namun kapasitas dan recovery

Produk belum sesuai performance

guarantee

Produksi D-Limonen seluruhnya belum

sesuai dengan perfomance guarantee

b. Tes Pabrik

Melakukan pengoperasian sistem fraksinasi secara kontinu selama 1 x 24 jam untuk

menghasilkan sejumlah produk dengan kualitas dan kuantitas sesuai yang dipersyaratkan

3 Pabrik 3 a. Production Trial Pencapaian kinerja pabrik 3 :

Pabrik Gliserol

Rosin Ester

- menjalankan produksi sesuai SOP yang telah disusun untuk mendapatkan produk dengan

kualitas yang sesuai maksimal untuk 4 batch

Kinerja Unit Reaktor telah sesuai dengan

Performance Guarantee yang meliputi

durasi produksi, kapastias pengolahan dan

kualitas produk

- Proses reaksi dijalankan dengan menggunakans alah satu reaktor, dan salah satu flaker.

Estimasi waktu untuk per batch reaksi dan pencetakan flake adalah 2 hari

b. Tes Pabrik Kinerja Unit Flaker, telah tercapai kualitas

produk sesuai dengan Performance

guarantee namun kapasitas produksi belum

sesuai performance guarantee

- Melakukan proses produksi sebanyak 2 batch, sesuai dengan sequence SOP, untuk

menghasilkan produk sesuai dengan yang dipersyaratkan

- Hanya 1 Reaktor yang dilakukan pengujian performance

4 Pabrik 4 a. Production trial Pencapaian kinerja pabrik 4 :

Pabrik alpha - Menjalankan sesuai dengan SOP Terpin Hidrat dan Dehidrasi belum

Page 140: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 126

No Pabrik Ruang Lingkup Commissioning Keterangan Pencapaian Kinerja PDGT

Terpineol - Proses reaksi dijalankan secara bertahan mencapai performance guarantee

- menjalankan reaksi pembentukan terpin hidrat masksimal 4 batch Pabrik 4 belum dapat menghasilkan kualitas

terpineol dan cineol sesuai performance

guarantee

menjalankan reaksi dehidrasi katalitik maksimal untuk 4 batch

- menjalankan fraksionasi sekaligus performance test

b Tes Pabrik

Melakuka proses produksi 2 run (2 sequential batch) untuk semua tahapan proses, secara

berturut-turut, sesuai sequence SOP, untuk menghasilkan produk dengan kualitas dan

kuantitas sesuai yang dipersyaratkan

Berdasarkan uraian tabel di atas, PT Rekayasa Industri belum sepenuhnya

menjalankan kewajiban dan tanggung jawab sesuai dengan jangka waktu yang

ditetapkan dalam perjanjian commissioning. Hal ini disebabkan sampai dengan

batas waktu yang ditentukan dalam kontrak/perjanjian commissioning (29

Sepetember 2014) dan sampai dengan berakhirnya realisasi pekerjaan

commissioning (14 Desember 2014), PT Rekayasa Industri tidak dapat

membuktikan bahwa PDGT mampu menghasilkan produk sesuai kualitas dan

kuantitas yang dipersyaratkan dalam lampiran 3 dari perjanjian commisioning

atau performance guarantee. Hasil pemeriksaan dokumen dan konfirmasi lebih

lanjut kepada PT Rekayasa Industri diketahui bahwa belum tercapainya kinerja

PDGT sesuai dengan lampiran 3 perjanjian commissioning sesuai dengan jangka

waktu yang terdapat dalam kontrak dikarenakan masih diperlukan perbaikan

lebih lanjut dalam bentuk modifikasi peralatan/komponen yang terdapat dalam

pabrik 2, 3, dan 4 dimana hal tersebut masih merupakan tanggung jawab PT

Rekayasa Industri selaku kontraktor EPC.

d. Tidak diperpanjangnya jaminan pelaksanaan pekerjaan commissioning oleh PT

Rekayasa Industri mengakibatkan kepentingan Perum Perhutani tidak

sepenuhnya terlindungi dan Perum Perhutani kehilangan potensi pendapatan atas

pencairan jaminan pelaksanaan sebesar Rp537.705.830,00

Addendum perjanjian pekerjaan commissioning Pabrik Derivat Gondorukem

Terpentin di Pemalang tahun 2014 antara Perum Perhutani dengan PT Rekayasa

Industri Nomor 15/ADD/SP/DIR/2014 tanggal 8 September 2014 telah

memberikan perlindungan kepada Perum Perhutani dalam hal PDGT tidak dapat

mencapai kinerja sebagaimana yang terdapat dalam perjanjian (performance

guarantee). Perlindungan tersebut terdapat dalam pasal 11 dan pasal 12 yang

mengatur beberapa hal antara lain sebagai berikut.

1) PT Rekayasa Industri wajib menyerahkan Jaminan Pelaksanaan berupa Bank

Garansi dari Bank Umum/Pemerintah yang disetujui oleh Perum Perhutani,

minimal sebesar Rp537.705.831,00 atas nama Bendaharawan Keuangan

Perum Perhutani dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 25 November

2014;

2) PT Rekayasa Industri akan menangguhkan penagihan biaya commissioning

sampai dengan pabrik berfungsi sesuai performance guarantee sebagaimana

dimaksud dalam pasal 1 dan lampiran 3 perjanjian commissioning/uji coba

atau sampai diterbitkannya Berita Acara Serah Terima oleh Perum Perhutani,

mana yang lebih awal terjadi;

Page 141: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 127

3) Jaminan Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan menjadi

milik Perum Perhutani apabila tanpa alasan yang dapat diterima oleh Perum

Perhutani, PT Rekayasa Industri mengundurkan diri, tidak memulai

pekerjaan pada waktu yang telah ditetapkan atau tidak mampu melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam perjanjian

ini;

4) Perum Perhutani berhak untuk mencairkan jaminan pelaksanan atau berhak

untuk mengajukan klaim agar pabrik diperbaiki apabila sampai dengan

tanggal 20 November 2014, pabrik yang dibangun oleh PT Rekayasa Industri

tidak dapat mencapai performance guarantee, sebagaimana dimaksud dalam

pasal 1 dan lampiran 3 perjanjian commissioning/uji coba PDGT;

5) Apabila PT Rekayasa Industri melalaikan kewajiban yang berakibat pada

keterlambatan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga melebihi jangka

waktu pekerjaan, maka PT Rekayasa Industri dikenakan kompensasi atas

keterlambatan sebesar 10/00 yang akan diperhitungkan secara proporsional

terhadap bagian dari harga pekerjaan commissioning yang belum diselesaikan

per hari kalender keterlambatan, sampai dengan batas maksimal waktu

pengenaan kompensasi tersebut adalah tanggal 20 November 2014;

6) Apabila kompensasi atas keterlambatan telah mencapai batas waktu tanggal

20 Nopember 2014 dan ternyata PDGT tidak dapat mencapai performance

guarantee maka Perum Perhutani berhak mencairkan jaminan pelaksanaan

tersebut dan Perum Perhutani berhak untuk melakukan pemutusan perjanjian

Hasil pemeriksaan dokumen dan konfirmasi lebih lanjut yang telah dilakukan

kepada Direktur Utama Perum Perhutani diketahui hal-hal sebagai berikut.

1) PT Rekayasa Industri telah menyerahkan Jaminan Pelaksanaan (Bank

Garansi) No. MBG666017670914N tertanggal 13 Maret 2014 sebagai

jaminan pelaksanan pekerjaan commissioning/uji coba PDGT dengan nilai

Rp537.705.830 yang mempunyai masa berlaku sampai dengan tanggal 05

Agustus 2014;

2) Sehubungan dengan adanya Addendum perjanjian pekerjaan commissioning

Pabrik Derivat Gondorukem Terpentin di Pemalang tahun 2014 antara Perum

Perhutani dengan PT Rekayasa Industri Nomor 15/ADD/SP/DIR/2014

tanggal 8 September 2014, PT Rekayasa Industri belum menyampaikan atau

memperbarui jaminan pelaksanaan terkait pelaksanaan pekerjaan

commissioning/uji coba PDGT di Pemalang.

3) Hasil konfirmasi kepada Direktur Utama Perum Perhutani diketahui bahwa

tidak disampaikannya pembaruan jaminan pelaksanaan oleh PT Rekayasa

Industri tersebut dikarenakan telah tercapainya kesepakatan bersama antara

Perum Perhutani dengan PT Rekayasa Industri tanggal 22 Desember 2014.

4) Hasil pemeriksaan lebih lanjut terhadap dokumen kesepakatan bersama

antara Perum Perhutani dengan PT Rekayasa Industri tanggal 22 Desember

2014 diketahui bahwa tidak ada satupun pembahasan yang dilakukan terkait

jaminan pelaksanaan pekerjaan commissioning. Kesepakatan bersama tanggal

22 Desember 2014 tersebut hanya mengatur kesepakatan terkait pemberian

Page 142: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 128

uang tunai sebesar Rp9.944.770.000,00 oleh PT Rekayasa Industri yang

nilainya sama dengan jaminan pemeliharaan EPC sebagai pengganti jaminan

pemeliharaan pekerjaan EPC.

Tidak adanya penyesuaian jangka waktu (perpanjangan) jaminan pelaksanaan

pekerjaan commissioning oleh PT Rekayasa Industri mengakibatkan tidak

terlindunginya kepentingan Perum Perhutani apabila kinerja PDGT tidak juga

dapat mencapai performance guarantee sampai dengan batas waktu yang

ditentukan dalam kontrak commissioning/uji coba PDGT. Lebih lanjut dengan

tidak dilakukannya perpanjangan jaminan pelaksanaan pekerjaan commisioning

oleh PT Rekayasa Industri maka Perum Perhutani kehilangan potensi pendapatan

dari jaminan pelaksanaan commissioning sebesar Rp537.705.830,00 yang

seharusnya telah dapat dicairkan. Hal tersebut disebabkan karena sampai dengan

jangka waktu yang ditetapkan dalam addendum perjanjian commissioning

(tanggal 20 November 2014), PDGT belum dapat mencapai kinerja sesuai dengan

Performa Guarantee yang telah disepakati para pihak dan ditetapkan dalam

(lampiran 3) kontrak comissioning.

e. Belum diaturnya kontrak lebih lanjut atas perjanjian commissioning PDGT yang

telah berakhir mengakibatkan hak dan kewajiban antara Perum Perhutani dan PT

Rekayasa Industri tidak jelas

Pekerjaan commissioing atau uji coba PDGT dilakukan PT Rekayasa Industri

berdasarkan Perjanjian Nomor 03/SP/DIR/2014 tanggal 25 Februari 2014 dan

Addendum Perjanjian Nomor: 15/ADD/SP/DIR/2014 tanggal 8 September 2014.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan konfirmasi lebih lanjut diketahui

beberapa hal sebagai berikut.

1) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan commissioning berdasarkan pasal 6 ayat

(1) addendum perjanjian commissioning adalah 163 hari terhitung sejak

tanggal diterimanya pembayaran pertama dari Perum Perhutani kepada PT

Rekayasa Industri atau selambat-lambatnya sampai dengan tanggal 29

September 2014;

2) Realisasi pelaksanaan commissioning/uji coba PDGT oleh PT Rekayasa

Industri dilakukan sampai dengan masa pemeliharaan EPC berakhir (tanggal

14 Desember 2014) dan sampai dengan jangka waktu tersebut PT Rekayasa

Industri tidak dapat membuktikan bahwa PDGT mampu mencapai kinerja

yang diharapkan sesuai dengan performance guarantee. Hal tersebut

disebabkan masih diperlukannya perbaikan lebih lanjut dalam bentuk

modifikasi peralatan/komponen yang terdapat dalam pabrik 2, 3, dan 4

dimana hal tersebut masih merupakan tanggung jawab PT Rekyasa Industri

selaku kontraktor EPC;

3) PT Rekayasa Industri telah menghentikan pekerjaan perbaikan peralatan

terhitung sejak tanggal 6 Februari 2015 atas instruksi lisan Perum Perhutani.

Hal tersebut dapat diketahui dari Surat PT Rekayasa Industri No. 093/1000-

LT/03/2015 tanggal 18 Maret 2015 yang ditujukan kepada Perum Perhutani

perihal permohonan melanjutkan pekerjaan perbaikan peralatan dan

commissioning;

Page 143: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 129

4) Berdasarkan konfirmasi lebih lanjut yang dilakukan pemeriksa kepada

Direktur Utama Perum Perhutani diketahui bahwa Pelaksanaan perbaikan dan

commissioning PDGT lebih lanjut dilaksanakan oleh Tim Project

Management Unit (PMU) Perum Perhutani. PMU Perum Perhutani tersebut

dibentuk berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 080/KPTS/DIR/2015

tanggal 26 Januari 2015 dengan tugas pokok antara lain sebagai berikut.

(a) Melakukan koordinasi dengan seluruh pihak yang terkait dalam

penyelesaian pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin;

(b) Melaksanakan dan mengawasi seluruh kegiatan pengadaan barang/jasa

yang diperlukan dalam penyelesaian pembangunan Pabrik Derivat

Gondorukem & Terpentin Perum Perhutani;

Selama pelaksanaan pekerjaan perbaikan dan comissioning dilakukan oleh

PMU Perum Perhutani, peran PT Rekayasa Industri adalah sebagai supervisi.

5) Hasil konfirmasi lebih lanjut yang dilakukan pemeriksa kepada PT Rekayasa

Industri diketahui bahwa PT Rekayasa Industri belum melaksanakan

supervisi selama pelaksanaan pekerjaan perbaikan dan comissioning PDGT

dilakukan oleh PMU Perum Perhutani. Hal ini dikarenakan tidak adanya

perjanjian atau kontrak yang jelas terkait teknis pelaksanaan supervisi.

Penunjukan PT Rekayasa Industri sebagai supervisi hanya didasarkan pada

surat Perum Perhutani yang ditujukan kepada PT Rekayasa Industri Nomor

335/004.1/Um/Dir tanggal 8 Mei 2015. Hasil pemeriksaan dokumen lebih

lanjut diketahui bahwa PT Rekayasa Industri telah mengajukan permohonan

agar diterbitkan perjanjian atau kesepakatan baru sebagai dasar hukum

pelaksanaan pekerjaan perbaikan sebagaimana Surat PT Rekayasa Industri

Nomor 228/1000-LT/07/2015 tanggal 8 Juli 2015. Namun sampai dengan

pemeriksaan berakhir (7 Oktober 2015) surat tersebut belum mendapat

balasan dari Perum Perhutani dan belum ada kontrak baru terkait teknis

pelaksanaan pekerjaan perbaikan dan commissioning PDGT.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa terhitung sejak jangka waktu

commissioning dan masa pemeliharaan EPC berakhir (15 Desember 2014) belum

ada pengaturan kontrak atau perjanjian yang jelas terkait pelaksanaan

commissioning maupun perbaikan peralatan atau komponen PDGT. Hal ini

dikarenakan tidak ada sikap tegas dari Perum Perhutani dimana Perum Perhutani

tidak memperpanjang jangka waktu kontrak/perjanjian pekerjaan commisioning,

tidak melakukan pemutusan perjanjian pekerjaan commissioning, maupun tidak

melakukan/mengadakan perjanjian baru terkait teknis pelaksanaan perbaikan dan

comissioning PDGT.

Lebih lanjut berdasarkan hasil konfirmasi dan pemeriksaan dokumen diketahui

bahwa Perum Perhutani telah mengeluarkan biaya tambahan sebesar

Rp298.837.000,00 sehubungan dengan perbaikan dan pelaksanaan

commissioning PDGT yang dilakukan PMU Perum Perhutani (Tabel 3.54).

Page 144: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 130

Tabel 3.54. Rincian Biaya Perbaikan selama commissioning dilakukan PMU Perum Perhutani

No Pabrik Uraian Pekerjaan Nilai SPK

(incl PPN)

Realisasi

Pembayaran oleh

Perhutani

1. Pabrik II a. Pengadaan Pump Set Vakum Type LPHE

65320

147.070.000,00 147.070.000,00

b. Rerouting kolom destilasi 15.965.000,00 -

c. Pompa Vacuum B SIHI LPHX 2350 147.070.000,00 -

2. Pabrik III a. Modifikasi Flaker B 135.300.000,00 121.770.000,00

b. Modifikasi Flaker A 135.080.000,00 -

c. Modifikasi jalur distribusi flaker C 97.031.000,00 -

d. Modifikasi Line Suction Flaker A 41.800.000,00 -

3. Pabrik IV a. Pemasangan Sight Glass (ML) 6.050.000,00 -

b. Modifikasi sistem filtrasi dengan pompa

diafragma

20.903.000,00 -

4. Lain-lain Perbaikan pagar 29.997.000,00 29.997.000,00

Jumlah 776.266.000,00 298.837.000,00

Berdasarkan uraian di atas dengan tidak adanya perjanjian/kontrak yang

mengatur teknis pelaksanaan pekerjaan perbaikan dan commissioning PDGT

terhitung mulai 15 Desember 2014 maka terdapat beberapa potensi permasalahan

sebagai berikut.

1) Belum adanya pengaturan yang jelas terkait hak dan kewajiban masing-

masing pihak (Perum Perhutani dan PT Rekayasa Industri) atas pelaksanaan

comissioning dan pekerjaan perbaikan setelah tanggal 15 Desember 2014.

Lebih lanjut keterlibatan PT Indah Karya pada pelaksanaan commissioning

dan pekerjaan perbaikan PDGT setelah tanggal 15 Desember 2014 hanya

didasarkan pada Surat Perintah Kerja (SPK) tertanggal 31 Juli 2015 dimana

SPK tersebut tidak mengatur secara jelas terkait hak dan kewajiban serta

tanggung jawab PT Indah Karya selaku konsultan pendamping. Hal tersebut

mengakibatkan adanya potensi over lapping/tumpang tindih pekerjaan antara

PT Rekayasa Industri, PT Indah Karya dan PMU Perum Perhutani.

2) Belum adanya pengaturan lebih rinci terkait mekanisme, tata cara dan syarat

pembayaran guna penggantian oleh PT Rekayasa Industri atas biaya-biaya

yang telah dikeluarkan oleh PMU Perum Perhutani selama pelaksanaan

commissioning dan perbaikan peralatan/kompenen PDGT. Pengaturan terkait

mekanisme penggantian biaya tersebut sangat penting untuk melindungi

kepentingan Perum Perhutani. Hal ini dikarenakan jangka waktu masa

pemeliharaan sebagaimana diatur dalam Perjanjian EPC hanya selama 12

bulan sejak BAST I (13 Desember 2013) sehingga apabila berdasarkan

kontrak maka masa pemeliharaan telah berakhir pada tanggal 14 Desember

2014. Lebih lanjut PT Rekayasa Industri pada tanggal 22 Desember 2014

Page 145: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 131

telah menyerahkan uang tunai dengan jumlah Rp9.944.770.000,00 yang

nilainya sama dengan nilai jaminan pemeliharaan EPC kepada Perum

Perhutani sebagai uang jaminan pengganti jaminan pemeliharaan EPC.

Dengan demikian perlu adanya pengaturan yang jelas dan tegas dalam

bentuk kontrak atau perjanjian terkait mekanisme penggantian biaya oleh PT

Rekayasa Industri atas seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh Perum

Perhutani sehubungan dengan pelaksanaan commissioning dan pekerjaan

perbaikan PDGT.

3) Tidak adanya jaminan batas waktu yang jelas terkait pelaksanaan

commissioning dan perbaikan PDGT sampai dengan tercapainya

performance guarantee sebagaimana yang diatur dalam kontrak;

4) Tidak adanya pihak yang bertanggung jawab secara langsung manakala

pelaksanaan commissioning dan perbaikan PDGT berlarut-larut dan PDGT

belum juga dapat mencapai kinerja sebagaimana yang terdapat dalam

performance guarantee.

5) Tidak adanya pihak yang bertanggung jawab secara langsung manakala

terdapat kerusakan komponen pabrik akibat kesalahan pengoperasioan

selama masa commissioning dan perbaikan PDGT yang dapat mempengaruhi

kinerja pabrik secara kesuluruhan.

f. Penyelesaian yang berlarut-larut atas proyek pembangunan PDGT

mengakibatkan Perum Perhutani kehilangan potensi pendapatan sebesar

Rp62.536.943.000,00

Pada tahun 2012 Perum Perhutani melakukan Investasi proyek Pembangunan

Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin (PDGT) di Pemalang yang terdiri dari

empat macam pabrik sebagai berikut.

1) Pabrik pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin, dengan

kapasitas produksi 24.500 ton getah pinus per tahun menjadi 17.100

ton/tahun gondorukem dan 3.400 ton/tahun terpentin.

2) Pabrik fraksionasi terpentin menjadi produk turunannya (α Pinen, β Pinen, δ-

Carene, dan δ-Limonen), dengan kapastitas pengolahan bahan baku terpentin

sejumlah 7.500 Ton/Tahun.

3) Pabrik pengolah gondorukem menjadi produk turunan gondorukem, Gliserol

Rosin Ester, dengan kapasitas produk 18.000 Ton/tahun.

4) Pabrik pengolah α Pinen menjadi produk α Terpineol dan Cineol, dengan

kapasitas produk 1.800 ton/tahun untuk α Terpineol dan 180 Ton/tahun untuk

cineol.

Berdasarkan pemeriksaan dokumen diketahui bahwa perencanaan proyek

pembangunan PDGT di Pemalang tersebut sudah dimulai sejak tahun 2010.

Rincian realisasi biaya terkait kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan

pembangunan PDGT dapat dilihat pada Tabel 3.55.

Page 146: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 132

Tabel 3.55. Rincian Biaya Investasi Pembangunan PDGT di Pemalang

No Uraian Pekerjaan Pelaksana Nilai Kontrak

(tidak termasuk PPn)

Realisasi Pembayaran

(tidak termasuk PPn)

Sisa Pembayaran (tidak

termasuk PPn)

1. Jasa Konsultan Feasibility Study (FS)

Pembangunan Pabrik Derivat

Gondorukem dan Terpentin di Perum

Perhutani Unit I Jawa Tengah

PT. Pasadena

Engineering

330.000.000,00

330.000.000,00

-

2. Jasa Konsultan Feasibility Study (FS)

Pembangunan Pabrik Derivat

Gondorukem dan Terpentin di Perum

Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten

PT. Pasadena

Engineering

402.950.000,00 402.950.000,00 -

3. Pembuatan Basic Engineering Design

Pabrik Derivat Gondorukem dan

Terpentin

PT. Titis Sampurna 522.800.000,00 522.800.000,00 -

4. Pekerjaan jasa konsultan manajemen

konstruksi sehubungan dengan

pekerjaan EPC

PT Indah Karya 3.261.169.000,00 3.041.040.093,00 220.128.907,00

5. Pekerjaan Engineering, Procurement,

dan Construction (EPC) pembangunan

PDGT di Pemalang

PT Rekayasa

Industri

180.814.000.000,00 169.219.302.250,00 11.594.697.750,00

6. Pekerjaan jasa konsultan manajemen

konstruksi sehubungan dengan

pekerjaan Commissioning

PT Indah Karya 302.512.500,00 - 302.512.500,00

7. Pekerjaan Commissioning uji coba

PDGT

PT Rekayasa

Industri

9.776.469.650,00 1.955.293.930,00 7.821.175.720,00

Jumlah 195.409.901.150,00 175.471.386.273,00 19.938.514.877,00

Hasil pemeriksaan dokumen lebih lanjut diketahui bahwa Proyek Pembangunan

PDGT dengan realisasi biaya investasi minimal sebesar Rp175.471.386.273,00

tersebut belum sepenuhnya memberikan manfaat kepada Perum Perhutani. Hal

ini dikarenakan PDGT belum juga mencapai kinerja sesuai dengan performance

guarantee sehingga PDGT tidak dapat menghasilkan produk derivat gondorukem

dan terpentin sesuai dengan spesifikasi. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut

atas data produksi, data penjualan, dan RKAP Perhutani Pine Chemical Industri

(PPCI) Tahun 2014 dan 2015, diketahui bahwa penyelesaian yang berlarut-larut

atas proyek PDGT mengakibatkan Perum Perhutani kehilangan potensi

pendapatan sebesar Rp62.536.943.000,- (Rp18.782.050.000,- +

Rp43.754.893.000,-).

Page 147: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 133

Tabel 3.56. Perbandingan antara Realisasi Produksi PDGT dengan RKAP Tahun 2014 dan 2015 Sampai

dengan bulan Juni (Semester I)

No Produk

Realisasi Produksi

sesuai Performance

Guarantee Tahun 2014 Okt s.d Des

2014

Target Penjualan berdasarkan RKAP Tahun 2014

Realisasi Produksi

sesuai Performance

Guarantee Tahun 2015 s.d

Juni 2015 (semester I)

Target Penjualan RKAP Tahun 2015

Bulan Oktober s.d Desember 2014

s.d Juni 2015

(semester I)

Vol Nilai Vol (Ton) Nilai Vol Nilai Vol

(Ton) Nilai

1 B- pinen - - 27 765.178.000 - - 47 1.954.693.000

2 D- Carene - - - - - - 436 13.682.851.000

3 D- Limonen - - 14 567.435.000 - - 47 2.321.199.000

4 Terpineol - - 384 12.080.379.000 - - 426 18.736.503.000

5 Cineol - - 39 5.369.058.000 - - 43 7.059.647.000

Jumlah - - 18.782.050.000 - - 43.754.893.000

Berdasarkan hasil konfirmasi yang dilakukan pemeriksa kepada Kepala Divisi

GTD & MKP Perum Perhutani diketahui bahwa target pendapatan yang terdapat

dalam RKAP diatas ditetapkan dengan asumsi proyek pembangunan PDGT dapat

selesai tepat waktu baik secara fisik maupun secara fungsi.

Hasil pemeriksaan fisik dan dokumen serta konfirmasi lebih lanjut yang

dilakukan oleh pemeriksa diketahui bahwa hilangnya potensi pendapatan atas

penjualan produk derivat gondorukem dan terpentin dapat lebih besar dari

perhitungan pada tabel 8 diatas. Hal ini dikarenakan sampai dengan pemeriksaan

di PPCI berakhir (18 September 2015) kinerja PDGT belum juga mencapai

performance guarantee yang terdapat dalam kontrak dengan rincian pada Tabel

3.57.

Tabel 3.57. Status Komisioning PDGT Per 17 September 2015

No Pabrik Hal yang sudah dilakukan PMU dan PPCI Keterangan Pencapaian Kinerja PDGT

1. Pabrik 2 a. Rerouting jalur pipa antar kolom destilasi Pencapaian kinerja pabrik 2 :

Fraksinasi

Terpentin

Produksi A-Pinen telah sesuai dengan

performance guarantee (Kualitas, recovery dan

kapasitas produk)

Produksi B-Pinen, kualitas dan kapasitas

sudah sesuai dengan performance guarantee.

Terjadi peningkatan recovery menjadi 84,4%

Produksi D Caren, kualitas dan recovery

produk dapat tercapai sesuai performance

guarantee. Kapasitas belum tercapai.

Produksi D-Limonen seluruhnya belum

sesuai dengan perfomance guarantee

3 Pabrik 3 - Rekayasa Proses pada Feeding Flaker Pencapaian kinerja pabrik 3 :

Pabrik Gliserol - Rekayasa Proses pada line suction Kinerja Unit Reaktor telah sesuai dengan

Page 148: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 134

No Pabrik Hal yang sudah dilakukan PMU dan PPCI Keterangan Pencapaian Kinerja PDGT

Rosin Ester Performance Guarantee yang meliputi durasi

produk, kapastias pengolahan dan kualitas

produk

Kinerja Unit Flaker, telah tercapai kualitas

produk sesuai dengan Performance guarantee.

Kapasitas produksi Flaker A dan Flaker B

sudah sesuai performance guarantee

4 Pabrik 4 a. Rekayasa Proses di unit hidrasi Pencapaian kinerja pabrik 4 :

Pabrik alpha

b. Rekayasa proses di Unit filtrasi dan

dehidrasi

Terpin Hidrat dan Dehidrasi belum mencapai

performance guarantee

Terpineol

Pabrik 4 belum dapat menghasilkan kualitas

terpineol dan cineol sesuai performance

guarantee

Dengan demikian proses penyelesaian pembangunan PDGT yang berlarut-larut

dan belum juga mencapai performance guarantee sampai dengan pemeriksaan di

PPCI berakhir (18 September 2015) mengakibatkan Perum Perhutani belum

sepenuhnya memperoleh manfaat ekonomis atas investasi pembangunan PDGT

tersebut.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2008 sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-

15/MBU/2012 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

BUMN

1) Pasal 2 yang menyatakan bahwa pengadaan barang dan jasa wajib

menerapkan prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut.

a) Efisien, berarti pengadaan barang dan jasa harus diusahakan untuk

mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat

dengan menggunakan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan

bukan hanya didasarkan pada harga terendah;

b) Efektif, berarti pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

2) Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan bahwa kontrak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tetap harus mengindahkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance) serta prinsip kehati-hatian dalam pengambilan

keputusan bisnis (business judgement rule);

Page 149: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 135

b. Perjanjian Nomor : 05/SP/DIR/2012 tanggal 13 februari 2012, Addendum

Pertama Nomor : 05A/SP/DIR/2013 tanggal 15 Agustus 2013, dan Addendum

Kedua Nomor : 05A/ADD/SP/DIR/2013 tanggal 18 Oktober 2013 antara Perum

Perhutani dengan PT Rekayasa Industri atas Pekerjaan Engineering,

Procurement, dan Construction (EPC) Pembangunan PDGT di Pemalang.

c. Perjanjian Nomor 03/SP/DIR/2014 tanggal 25 Februari 2014 dan Addendum

Nomor 15/ADD/SP/DIR/2014 tanggal 8 September 2014 antara Perum Perhutani

dengan PT Rekayasa Industri atas Pekerjaan Commisioning/Uji Coba Pabrik

Derivat Gondorukem dan Terpentin

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Pemisahan perjanjian antara pekerjaan EPC dan pekerjaan commissioning dalam

pelaksanaan proyek pembangunan PDGT di Pemalang mengakibatkan

kepentingan Perum Perhutani tidak sepenuhnya terlindungi;

b. Belum adanya kepastian terkait nilai denda/kompensasi yang wajib dibayar oleh

PT Rekyasa Industri atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan EPC.

c. Kepentingan Perum Perhutani dalam pelaksanaan pekerjaan commissioning

PDGT tidak sepenuhnya terlindungi dan Perum Perhutani kehilangan potensi

pendapatan atas jaminan pelaksanaan senilai Rp537.705.830,00 yang seharusnya

telah dapat dicairkan.

d. Belum diaturnya kontrak pekerjaan commissioning/uji coba PDGT setelah

tanggal 15 Desember 2014 mengakibatkan hak dan kewajiban antara Perum

Perhutani dan PT Rekayasa Industri tidak jelas serta berpotesi terjadinya

permasalahan dikemudian hari.

e. Penyelesaian yang berlarut-larut atas proyek pembangunan PDGT

mengakibatkan Perum Perhutani kehilangan Potensi Pendapatan sebesar

Rp62.536.943.000,00.

Hal tersebut disebabkan:

a. Direksi Perum Perhutani lalai dalam mengadakan atau membuat perjanjian EPC

dan Commissioning pembangunan PDGT dengan PT Rekayasa Industri.

b. Direksi Perum Perhutani sebagai si pemilik pekerjaan tidak tegas dalam

memfinalisasi perhitungan sisa prestasi yang belum dilakukan oleh PT Rekayasa

Industri sampai dengan penyelesaian pekerjaan EPC.

c. Direksi Perum Perhutani tidak meminta jaminan pelaksanaan commissioning atas

penyesuaian (perpanjangan) jangka waktu sesuai dengan addendum perjanjian

Nomor 15/ADD/SP/DIR/2014 tanggal 8 September 2014 antara Perum Perhutani

dengan PT Rekayasa Industri atas Pekerjaan Commisioning/Uji Coba Pabrik

Derivat Gondorukem dan Terpentin.

d. Direksi Perum Perhutani tidak tegas terkait pelaksanaan commissioning dan

perbaikan PDGT setelah berakhirnya masa pemeliharaan EPC (tanggal 15

Desember 2014) dimana Perum Perhutani tidak melakukan pemutusan perjanjian,

tidak melakukan perpanjangan jangka waktu perjanjian dan tidak juga

Page 150: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 136

mengatur/membuat kontrak baru terkait teknis pelaksanaan commissioning dan

pekerjaan perbaikan PDGT.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa

a. Direksi Perum Perhutani telah berupaya melindungi kepentingan Perusahaan

dengan cara:

1) Masih menahan sebagian pembayaran pekerjaan EPC

2) Melakukan upaya pencairan Jaminan Pemeliharaan EPC sebagaimana tersebut

pada poin 1b

3) Kedepan akan diperbaiki Sistem Perikatan Jasa Konsultan sesuai dengan

Kebutuhan dan Kompetensi Tenaga Ahli.

b. Akan di tindaklanjuti pembahasan bersama antara Perum Perhutani, PT Rekayasa

Industri dan MK untuk membahas :

1) Kesepakatan Denda

2) Perpanjangan jaminan Pelaksanaan Commissioning

3) Menuangkan kesepakatan-kesepakatan yang tertuang dalam bentuk surat

menyurat kedalam bentuk Perjanjian/Kesepakatan Bersama.

c. Upaya Direksi dalam rangka melindungi korporat terhadap Perjanjian EPC&C

PDGT:

1) Surat Undangan Pembahasan No. 844/004.1/Um/Dir tanggal 22 Desember

2014 Perihal: Undangan (Pencairan Jaminan) terlampir.

2) Kesepakatan yang perlu dituangkan dalam bentuk payung hukum, Surat

Rekind tanggal 18 Maret 2015 Nomor 093/1000-LT/03/2015 Perihal

Permohonan Melanjutkan Pekerjaan Perbaikan Peralatan dan Commissioning

dan Surat Perhutani tanggal 8 Mei 2015 Nomor 335/004.1/Um/Dir Perihal

Tindak Lanjut Penanganan PDGT (terlampir).

BPK-RI merekomendasikan agar:

a. Direksi Perum Perhutani bertindak tegas dalam memfinalisasi perhitungan sisa

prestasi yang belum dilakukan oleh PT Rekayasa Industri sampai dengan

penyelesaian pekerjaan EPC dan selanjutnya dibuat laporan final atas

pembangunan PDGT untuk disampaikan Ke Menteri BUMN.

b. Direksi Perum Perhutani membuat pertanggungjawaban karena tidak meminta

jaminan pelaksanaan commissioning atas penyesuaian (perpanjangan) jangka

waktu kepada PT Rekayasa Industri atas Pekerjaan Commisioning/Uji Coba

Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin untuk disampaikan Ke Menteri

BUMN, termasuk juga mengkaji ulang terkait kontrak baru atas teknis

pelaksanaan commissioning dan pekerjaan perbaikan PDGT.

2. Pelaksanaan pembangunan pabrik sagu di Papua tahun 2013 tidak efektif

Dalam rangka percepatan pembangunan Indonesia bagian timur khususnya Provinsi

Papua Barat, Sesuai dengan program pemerintah yang dituangkan dalam rencana

Page 151: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 137

percepatan pembangunan Papua Barat yang ditugaskan kepada BAPENAS di bawah

kendali unit UP4B. Salah satu kegiatan yang akan dilakukan adalah pengembangan

sagu sebagai kebutuhan pokok masyarakat papua barat. Oleh karena itu maka Menteri

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menugaskan Direksi Perum Perhutani untuk

mengembangkan industri sagu di Papua Barat berdasarkan Surat Nomor S-

90/MBU/2012 tanggal 29 Februari 2012 perihal pekerjaan penugasan khusus dari

Meneg BUMN untuk pelaksanaan pengembangan industri Sagu. Kronologis

penugasan dari Pemerintah kepada Perum Perhutani dapat dilihat pada Lampiran 13.

Dalam RKAP Perum Perhutani Tahun 2013, 2014 dan 2015, telah disediakan

anggaran untuk pembangunan pabrik sagu di Papua dengan total anggaran selama

tiga tahun tersebut senilai Rp218.586.626.000,00, dengan anggaran tiap tahun

masing-masing senilai Rp70.000.000.000,00, Rp118.200.000.000,00 dan

Rp30.386.626.000,00.

Pelaksanaan pembangunan pabrik sagu dilakukan melalui dua pekerjaan yaitu:

- Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) dan Commisioning

Pembangunan Pabrik Sagu yang dilaksanakan oleh PT Barata Indonesia (Persero)

berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak nomor 24/SP/DIR/2013 tanggal 4

Desember 2013

- Pekerjaan konsultan manajemen konstruksi EPC yang dilaksanakan oleh PT

Indah Karya (Persero)

Dalam rangka menindaklanjuti penugasan dari Menteri BUMN tersebut, Direksi

Perum Perhutani melaksanakan kegiatan feasibility study (FS) melalui konsultan

independen PT Sarbi Moeharni Lestari dengan hasil nilai investasi rencana

pembangunan industri sagu papua sebesar Rp209.662.000.000,00. Hasil analisis

finansial diusulkan layak diusahakan dengan IRR=23,15%,

NPV=Rp41.296.728.000,00, pay back period 5 tahun 5 bulan, dengan catatan ada

sarana dan prasarana yang dibangun Pemerintah berupa:

a. Investasi jalan darat sepanjang ± 8 km dari Distrik Kais ke Siranggo;

b. Kebutuhan pelabuhan angkutan produk;

c. Kebutuhan energi listrik.

Direktur Utama Perum Perhutani selanjutnya berkoordinasi dengan Deputi Bidang

Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Pendanaan Program pada Unit Percepatan

Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) melalui surat nomor

461/062.5/Pink/DIR tanggal 6 Desember 2012 perihal penjelasan fasilitas sarana dan

prasarana di wilayah usaha pengembangan industri sagu di Kais Kabupaten Sorong

Selatan, yang menyebutkan sebagai berikut.

a. Bahwa penugasan Perum Perhutani di Papua Barat berdasarkan Surat Menteri

BUMN nomor:S-90/MBU/2012 tanggal 29 Februari 2012 disebutkan dengan

jelas “..menugaskan kepada Direktur Utama Perum Perhutani untuk

melaksanakan pengembangan industri Sagu di Papua Barat sepanjang layak dari

segi usaha..”;

Page 152: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 138

b. Memperhatikan isi surat penugasan tersebut dan berdasar kajian studi kelayakan

usaha yang telah dilakukan, usaha pengembangan industri sagu Perum Perhutani

akan layak dengan syarat ada sarana prasarana yang tersedia berupa:

1). Jalan darat sepanjang 8 km dari Distrik Kais menuju Siranggo;

2). Pelabuhan kelas nasional untuk keperluan angkutan produk 2.500 ton sd

3.000 ton tepung sagu kering per bulan;

3). Pembangkit tenaga listrik untuk operasional pabrik sebesar 1,8-5,0 Mega

KVA atau 1.800 KVA sd 5.000 KVA;

4). Lain-lain (kemudahan perijinan dan insentif perpajakan)

c. Sebagai informasi Direktur Utama Perum Perhutani menyampaikan bahwa pabrik

sagu yang akan dibangun oleh Perum Perhutani adalah:

1). Kapasitas produksi 30.000 ton tepung sagu kering per tahun;

2). Pabrik dibangun di Distrik Kais seluas 5 Ha pada areal pabrik seluas 70 Ha

dengan 2 line pabrik masing-masing dengan kapasitas 50 ton tepung per hari;

3). Kebutuhan energi jika tidak ada PLN (hitungan sementara, mengingat

dokumen final dari Basic Engineering Design yang disusun ITS belum

selesai) adalah 150 liter solar per jam. Kondisi ini sangat berat dari segi

bisnis karena harga solar saat ini di Teminabuan ibu kota Sorong Selatan

adalah Rp10.000 per liter;

4). Asumsi yang digunakan dalam studi kelayakan adalah harga jual tepung sagu

kering Rp5.000 per kg dan biaya produksi Rp3.750 per kg, yang jika

energinya menggunakan BBM solar maka biaya produksi akan menjadi besar

dan akan menjadi tidak layak dari segi usaha;

d. Terkait dengan fakta tersebut, mohon penjelasan dari UP4B tentang kepastian

sarana prasarana yang sudah masuk program dan pasti akan dibangun di tahun

2013.

Berdasarkan surat tersebut, Deputi Bidang Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan

Pendanaan Program UP4B memberikan jawaban kepada Direktur Utama Perum

Perhutani melalui surat nomor 218/D1-UP4B/XII/2012 tanggal 12 Desember 2012

perihal Penjelasan Fasilitas Sarana dan Prasarana yang menyebutkan bahwa untuk

fasilitas sarana prasarana di wilayah usaha pengembangan industri Sagu di Kais

Kabupaten Sorong Selatan, Pemerintah merencanakan:

a. Pembangunan jalan Kais Siranggo sepanjang 8 km melalui DIPA Tahun 2013

Kementrian PU;

b. Pembangunan peningkatan pelabuhan laut di Teminabuan, Kabupaten Sorong

Selatan menjadi pelabuhan nasional yang pembangunannya di mulai tahun 2013

melalui DIPA Kementrian Perhubungan;

c. Pembangunan DEPO BBM untuk mengatasi kesulitan penyediaan BBM di

wilayah Kabupaten Sorong Selatan melalui DIPA Tahun 2013 Kementrian

ESDM/Pertamina.

Page 153: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 139

Menindaklanjuti surat tersebut, Dirut Perum Perhutani menyampaikan surat

permohonan rekomendasi pembangunan industri sagu di Papua kepada Dewan

Pengawas Perum Perhutani dengan surat Nomor.459/0016/Ind/Dir tanggal 27

November 2012 yang menjelaskan antara lain sebagai berikut.

a. Rencana lokasi proyek sagu di Papua adalah di Distrik Kais, Kabupaten Sorong

Selatan Papua Barat seluas 16.055 Ha yang dibagi dalam 3 blok pemanfaatan

sesuai daerah Aliran Sungai (DAS), sedangkan lokasi rencana pembangunan

pabrik berada di Kampung Tapuri Distrik Kais Kabupaten Sorong Selatan

Provinsi Papua Barat;

b. Sumber bahan baku pohon sagu berasal dari kawasan hutan yang relatif homogen

berupa hutan produksi sagu alam dengan luas efektif seluas 13.000 Ha, dan

potensi pohon sagu masak tebang sebesar 74 pohon/ha dengan produktivitas pati

sagu kering 150 kg/pohon;

c. Potensi pohon sagu tersebut di atas mampu layak untuk memasok bahan baku

pabrik dengan kapasitas 30.000 ton tepug sagu/tahun atau untuk memenuhi

kebutuhan pabrik sejumlah 200.000 pohon/tahun;

d. Penyerapan lapangan kerja sekitar 656 orang untuk kegiatan penebangan,

pembinaan dan industri;

e. Rencana pembangunan industri sagu tersebut diharapkan dapat dibangun pada

awal tahun 2013 dan diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2013. Anggaran

untuk pembangunan pabrik sagu tersebut telah dimasukkan dalam RKAP tahun

2013.

Dewan Pengawas memberikan tanggapan kepada Dirut Perum Perhutani dengan surat

nomor 79/001.6/Ind/Dwas/2012 pertanggal 28 Desember 2012 perihal permohonan

rekomendasi pembangunan industri sagu di Papua yang menjelaskan antara lain

sebagai berikut.

a. Sesuai hasil feasibility study yang dilaksanakan oleh konsultan independent (PT.

Sarbi Moeharni Lestari) dinyatakan bahwa usaha pemanfaatan sagu alam dan

pembangunan industri Papua di Papua dengan investasi sebesar Rp209,662 miliar

dinilai layak secara financial untuk dilaksanakan, dengan catatan pemerintah

dapat membangun/menyediakan sarana prasarana umum, terutama transportasi,

listrik dan jaringan komunikasi untuk mendukung kelancaran operasional;

b. Berkenaan dengan catatan tersebut, sampai dengan saat ini Dewan Pengawas

belum mendapatkan informasi mengenai kesediaan pemerintah (pusat /daerah)

untuk membangun sarana prasarana sebagaimana tersebut pada butir satu diatas.

Juga belum diperoleh informasi yang mendalam tentang kelayakan proyek

berdasarkan aspek pasar dan pemasaran aspek sosial, aspek keamanan, dan aspek

lingkungan;

c. Mengingat usaha pemanfaatan sagu alam dan pembangunan industri sagu

tersebut memerlukan investasi yang besar dan belum adanya kepastian mengenai

kesediaan/kesanggupan pemerintah untuk membangun sarana prasarana tersebut,

maka Dewan Pengawas belum dapat memberikan rekomendasi mengenai

pembangunan industri sagu di Papua;

Page 154: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 140

d. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, Dewan Pengawas menyarankan agar

dilakukan koordinasi dengan pemerintah (pusat/daerah) guna memperoleh

kepastian mengenai kesediaan/kesanggupan untuk membangun sarana/prasarana

tersebut. Disamping itu, perlu adanya informasi kelayakan proyek berdasarkan

aspek pasar dan pemasaran, aspek sosial, aspek keamanan, dan aspek lingkungan.

Memperhatikan rekomendasi Ketua Dewan Pengawas, selanjutnya Direksi segera

menindaklanjuti dan menyampaikan laporan kemajuan pekerjaan persiapan

pembangunan Industri Sagu di Papua melalui Surat Direksi kepada Dewan Pengawas

Perum Perhutani Nomor: 10/001.6/IND/DIR tanggal 7 Januari 2013 perihal

rekomendasi pembangunan industri sagu di Papua yang memuat antara lain sebagai

berikut.

a. Perkembangan Rencana Pembangunan Industri Sagu di Papua sampai dengan 31

Desember 2012 sebagai berikut :

1). Sudah diperoleh Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu

(IUPHHBK) dari Bupati Sorong Selatan pada Tanggal 14 Desember 2012

melalui Keputusan Bupati Sorong Selatan Nomor : 522/233/BSS/XII;

2). Proses pengurusan ijin-ijin lain (IMB, HO, IUI, Ijin Gangguan,dll) baru bisa

diproses setelah Dokumen AMDAL selesai disusun (saat ini masih dalam

proses survey lapangan dan diperkirakan akan selesai pada Maret 2013);

3). Pendampingan oleh Tim BPKP dalam proses pengadaan Pembangunan

Industri Sagu di Papua Barat merekomendasikan bahwa Perhutani sebaiknya

menunggu selesainya Dokumen AMDAL dalam mengurus perijinan IMB,

sedangkan pelaksanaan pembangunan pabriknya agar menunggu kepastian

dukungan infra struktur yang disiapkan pemerintah.

b. Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkan untuk

menunjang pembangunan industri sagu di Kais, Unit Percepatan Pembangunan

Provinsi Papua dan Papua Barat melalui suratnya kepada Direktur Utama Perum

Perhutani Nomor : 218/D1-UP4B/XII/2012 tanggal 12 Desember 2012

menjelaskan bahwa :

1). Pembangunan Jalan Kais Siranggo sepanjang ± 8 km telah masuk dalam

DIPA Tahun 2013 Kementrian PU;

2). Pembangunan/Peningkatan pelabuhan laut di Teminabuan, Kabupaten

Sorong Selatan menjadi pelabuhan nasional telah masuk dalam DIPA Tahun

2013 Kementrian Perhubungan;

3). Pembangunan DEPO BBM untuk mengatasi kesulitan penyediaan BBM di

wilayah Kabupaten Sorong Selatan melalui DIPA Tahun 2013 Kementrian

ESDM/Pertamina;

c. Dengan penjelasan tersebut di atas, industri sagu yang akan dibangun di Papua

masih sangat berat mengingat kebutuhan BBM untuk genset diesel kapasitas 2

Mega KVA dibutuhkan 150 liter per jam;

d. Mengingat kebutuhan energi yang sangat besar dan sesuai arahan dari

Kementrian BUMN, maka Perum Perhutani telah melakukan kajian sebagai

berikut :

Page 155: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 141

1). Alternatif sumber energi melalui pembangunan Power Plant (menurut

mantan Dirut LEN dan berdasarkan hitungan BED-ITS dimana kebutuhan

energi pabrik sagu beserta seluruh rangkaian kantor dan rumah-rumah dinas

sebesar 5 Mega KVA) adalah sebagai berikut.

(a) Dengan menggunakan Solar Cell dibutuhkan biaya investasi Rp25

Milyar per Mega KVA atau Rp125 Milyar untuk 5 Mga KVA;

(b) Dengan menggunakan kincir angin tidak memungknkan disebabkan tidak

tersedia cukup udara untuk menggerakkan turbin;

(c) Dengan menggunakan mikro hydro juga tidak memungkinkan karena

tidak tersedia sumber air terjun sebagai penggerak turbin.

2). Hasil FGD dengan Tim ITS sebagai berikut.

(a) Dengan memanfaatkan limbah kulit pohon sagu dibutuhkan investasi

sebesar Rp18-28 Milyar per Mega KVA atau Rp80-140 Milyar untuk 5

Mega KVA;

(b) Dengan menggunakan batubara diperlukan investasi sebesar Rp12 Milyar

per Mega KVA atau Rp60 Milyar untuk 5 Mega KVA.

e. Kelayakan usaha di Papua masih terkendala masalah utama yaitu kebutuhan

energi listrik. Belum lagi masalah sosial dan non teknis lainnya.

Dari hasil kemajuan kegiatan koordinasi tindak lanjut pengembangan sagu di

Kabupaten Sorong Selatan antara pihak Direktur Industri Kayu dan Non Kayu Perum

Perhutani dengan pihak terkait antara lain Deputi I UP4B, Kepala Badan Kebijakan

Fiskal, Kementrian Keuangan, Kepala Bappeda Provisi Papua Barat, selanjutnya

Direksi Perum Perhutani melaporkan kepada Menteri Negara BUMN RI u.p. Deputi

Bidang Industri Primer dengan tembusan kepada Dewan Pengawas Perum Perhutani

perihal progress sampai dengan 31 Desember 2012 pengembangan industri Sagu di

Papua melalui Surat nomor 14/062.5/IND/DIR tanggal 15 Januari 2013 yang

menyebutkan sebagai berikut.

a. Perum Perhutani telah memperoleh Surat Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan

Bukan Kayu (IUPHHBK) Hutan Alam Sagu dari Bupati Sorong Selatan tersebut

SK Bupati Sorsel nomor 522/223/BSS/XII Tahun 2012 tanggal 14 Desember

2012;

b. Proses pengurusan ijin-ijin lain (IMB,HO, IUI, Ijin Gangguan,dll) baru bisa

diproses dengan melampirkan dokumen Amdal yang masih dalam proses

penyusunan;

c. Pendampingan oleh Tim BPKP dalam proses pengadaan Pembangunan Industri

Sagu di Papua Barat merekomendasikan bahwa Perhutani sebaiknya menunggu

selesainya Dokumen Amdal dalam mengurus perijinan IMB sedangkan

pelaksanaan pembangunan pabrikya agar menunggu kepastian dukungan

infrastruktur yang disiapkan pemerintah;

d. Perum Perhutani telah mendapat jawaban dari UP4B tentang dukungan

infrastruktur Surat UP4B nomor: 218/D1-UP4B/XII/2012 tanggal 12 Desember

2012 dengan penjelasan sebagai berikut.

Page 156: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 142

1). Pembangunan jalan darat sepanjang 8 km dari Distrik Kais ke Siranggo telah

masuk dalam DIPA Tahun 2013 Kementrian PU;

2). Pembangunan peningkatan jalan pelabuhan laut di teminabuan Kabupaten

Sorong Selatan mejadi pelabuhan nasional telah masuk dalam DIPA

Kemetrian Perhubungan mulai Tahun 2013;

3). Pembangunan DEPO BBM untuk mengatasi kesulitan BBM di wilayah

Kabupaten Sorong Selatan melalui DIPA Tahun 2013 Kementrian

ESDM/Pertamina; dengan tidak adanya listrik, maka industri sagu akan

dibangun masih sangat berat mengingat kebutuhan BBM untuk genset Diesel

kapasitas 2 Mega KVA saja dibutuhkan 150 liter per jam.

e. Alternatif sumber energi melalui pembangunan Power Plant (menurut mantan

Dirut LEN dan berdasarkan hitungan BED –ITS dimana kebutuhan energy pabrik

sagu beserta seluruh rangaian kantor dan rumah-rumah Dinas sebesr 5 Mega

KVA) adalah sebagai berikut.

1). Dengan menggunakan Solar Cell dibutuhkan biaya investasi Rp25 Milyar per

Mega KVA atau Rp125 Milyar untuk 5 Mega KVA;

2). Dengan menggunakan kincir angin tidak memungkinkan disebabkan tidak

tersedia cukup udara untuk menggerakkan turbin;

3). Dengan menggunakan mikro hydro juga tidak memungkinkan karena tidak

tersedia sumber air terjun sebgai penggerak turbin.

f. Hasil FGD dengan Tim Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) adalah

sebagai berikut.

1). Dengan memanfaatkan limbah kulit pohon sagu dibutuhkan investasi sebesar

Rp25 Milyar per Mega KVA atau Rp125 Milyar untuk 5 Mega KVA;

2). Dengan menggunakan batubara diperlukan investasi sebesar Rp12 Milyar per

mega KVA atau Rp60 Milyar untuk 5 Mega KVA;

g. Kelayakan usaha di Papua masih terkendala masalah utama yaitu kebutuhan

Energi listrik belum lagi masalah sosial dan non teknis lainnya.

Ketua Dewan Pengawas memberikan tanggapan kepada Direksi Perum Perhutani

melalui Surat nomor 11/001.6/IND/Dwas/2013 per tanggal 20 Februari 2013 perihal

tanggapan atas perkembangan pembangunan industri sagu di Papua yang

menyebutkan antara lain dalam rangka memperlancar pelaksanaan pembangunan

industri sagu di Papua dengan saran sebagai berikut.

a. Direksi agar mempertimbangkan pelaksanaan pembangunan industri sagu di

Papua setelah selesainya pembangunan sarana prasarana, yaitu jalan Kais-

Siranggo, pembangunan/peningkatan pelabuhan laut Teminabuan serta

pembangunan Depo BBM yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan BBM

Kabupaten Sorong Selatan;

b. Direksi agar melakukan penghitungan kalkulasi mengenai alternatif energi

listrik yang akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi bagi industri sagu

secara cermat dan paling menguntungkan termasuk menghitung biaya tambahan

yang mungkin diperlukan untuk angkutan BBM dari Depo BBM ke lokasi

Page 157: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 143

industri sagu serta dampaknya terhadap kelayakan industri sagu yang akan

dibangun;

c. Direksi agar melakukan kajian mengenai biaya yang mungkin akan terjadi dan

harus dibayar yang berkaitan dengan hak ulayat atas lahan yang dikelola dan atas

pohon sagu yang ditebang dan dampaknya terhadap kelayakan industri sagu yang

akan dibangun;

d. Direksi agar melakukan kajian mengenai potensi konflik yang mungkin terjadi

dan masalah keamanan serta upaya untuk mengatasinya.

Memperhatikan rekomendasi Ketua Dewan Pengawas selanjutnya Direksi Perum

Perhutani segera menindaklanjuti kembali dan menyampaikan laporan

pengembangan industri sagu di Papua melalui Surat Direksi kepada Dewan Pengawas

Perum Perhutani Nomor74/001.6/IND/DIR tanggal 26 Maret 2013 yang

menyebutkan antara lain sebagai berikut.

a. Pembangunan pabrik sagu di Papua menunggu ketersediaan sarana dan prasarna

pendukung jalan, dermaga dan ketersediaan energi dari Pemerintah, sesuai Surat

UP4B nomor: 218/D1-UP4B/XII/2012 tanggal 12 Desember 2012;

b. Ada beberapa alternatif sumber energy yang akan digunakan untuk pabrik Sagu

di Papua, antara lain:

1). Menggunakan mesin genset diesel berbahan bakar solar;

2). Menggunakan solar cell;

3). Memanfaatkan limbah kulit pohon sagu;

4). Menggunakan batubara

c. Dari ke 4 alternatif tersebut, kajian resmi yang dipakai adalah Basic Engenering

Design (BED) yang disusun oleh ITS yaitu menggunakan genset 2,250 KVA,

yang akan dimatangkan kembali dalam Detail Engenering Design (DED) dengan

penyempurnaan boiler berbahan bakar limbah kulit pohon sagu.

Direksi Perum Perhutani juga menyampaikan laporan pengembangan industri sagu di

Papua kepada pihak UP4B, pihak Gubernur Papua Barat, dan pihak Direktur

Konstruksi & EBT PT PLN (Persero) melalui Surat Direksi kepada masing-masing

pihak dengan uraian sebagai berikut.

a. Surat Direksi Perum Perhutani kepada pihak UP4B nomor 85/062.5/IND/DIR

tanggal 9 April 2013 yang menyebutkan antara lain sebagai berikut.

1). Perum Perhutani telah memperoleh Surat IUPHHKBK dhi Bupati Sorong;

2). Penyusunan BED untuk Pembangunan pabrik sagu oleh ITS telah selesai

proses selanjutnya adalah pelaksanaan Engineering, Procurement and

Costruction (EPC);

3). Mohon kepastian perihal rencana pembangunan sarana dan prasarana

sebagaimana dalam Surat UP4B nomor: 218/D1-UP4B/XII/2012 tanggal 12

Desember 2012;

Page 158: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 144

4). Proses persiapan lainnya tetap akan dilanjutkan sesuai tata waktu seperti

Pemetaan Hak Ulayat, Penyusuan Dokumen Amdal serta perijinan lainnya

(IMB, Ijin operasional, ijin gangguan, Ijin Usaha Industri)

b. Surat Direksi Perum Perhutani kepada pihak Gubernur Papua Barat nomor

86/062.5/IND/DIR tanggal 9 April 2013: Permohonan dukungan Pemerintah

Provinsi untuk dapat mempercepat proses sarana dan prasarana.

c. Surat Direksi Perum Perhutani kepada pihak Direktur Konstruksi & EBT PT PLN

(Persero) nomor 114/062.5/IND/DIR tanggal 6 Mei 2013 yang menyebutkan

antara lain permohonan ketersediaan power plant, supaya dapat bersinergi dalam

rangka memenuhi kebutuhan pasokan energi di lokasi tersebut.

Direksi Perum Perhutani menyampaikan laporan pengembangan industri sagu di

Papua kepada Menteri Negara BUMN RI cq. Deputi Bidang Industri Primer melalui

Surat Nomor 167/062.5/IND/DIR tanggal 9 April 2013 per tanggal tanggal 18 Juni

2013:

a. Penyusunan BED untuk Pembangunan pabrik Sagu oleh ITS telah selesai pada

tanggal 31 Maret 2013, proses selanjutnya adalah pelaksanaan Engineering,

Procurement and Costruction (EPC);

b. Pembangunan Pabrik Sagu Perhutani di Papua Barat akan segera dimulai dengan

tahapan sebagai berikut.

1). Pengumuman lelang EPC di Surat kabar Nasional (Kompas, Jawa Pos) pada

tanggal 15 Juni 2013;

2). Pelaksanaan aanwijzing tanggal 24 Juni 2013

3). Penetapan pemenang lelang;

4). Pembangunan Power Plant untuk operasional pabrik sedang dalam proses.

Selanjutnya dilakukan proses pengadaan barang dan jasa dengan uraian sebagai

berikut.

a. Lelang pertama dilakukan pada tanggal 15 Juni 2013 diumumkan melalui harian

Kompas, pada saat penjelasan/aanwijzing peserta yang mendaftar ada empat

rekanan yaitu PT Asindo Tech, PT Surya Mas Perkasa, PT Maribaya Electrindo

Jaya, PT Karya Muda Jaya. Selanjutnya pada tahap rapat

pemasukkan/penyampaian dokumen penawaran pelelangan terbuka Pekerjaan

Jasa Engineering Procurement Construction (EPC) Pembangunan Pabrik Sagu di

Papua Tahun 2013 sampai dengan batas waktu pada tanggal 8 Juli pukul 13.00

tidak ada satupun dari perusahaan yang memasukkan atau menyampaikan

dokumen penawaran pelelangan terbuka untuk pekerjaan tersebut, sehubungan

dengan hal tersebut Panitia Pengadaan barang/jasa menyatakan Pelaksanaan

Pelelangan terbuka tersebut gagal dan akan diumumkan kembali untuk dilelang

ulang;

b. Lelang Kedua dilakukan dilakukan pada tanggal 10 Juli 2013 diumumkan

melalui harian Koran Tempo pada saat penjelasan/aanwijzing peserta yang

mendaftar ada enam peserta yaitu PT Adhi Karya, PT Sumber Tjipta Djaya, PT

Karunia Guna Inti Semesta, PT Bunga Tanjung Raya, PT Hutama Karya, PT

Page 159: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 145

Posco E & C Indonesia. Selanjutnya pada tahap rapat pemasukkan/penyampaian

dokumen penawaran pelelangan terbuka pekerjaan tersebut dengan hasil

dokumen penawaran yang masuk dari rekanan sebanyak 3 buah dengan rincian

PT Bunga Tanjung Raya senilai Rp142.755.580.000,00, PT Karuniagung Inti

Semesta senilai Rp126.370.000.000,00 dan PT Adhi Karya (Persero) senilai

Rp212.845.000.000,00. Ketiganya masih diatas pagu nilai HPS yaitu senilai

Rp115.235.457.945,41 (tanpa PPN 10%) atau senilai Rp126.759.003.739,95

(dengan PPN 10%). Atas hal tersebut kemudian Panitia Pengadaan Barang dan

Jasa melakukan evaluasi dan penilaian terhadap dokumen penawaran tersebut

dengan hasil PT Bunga Tanjung Raya dinyatakan tidak lengkap, PT Karuniaguna

Intisemesta dinyatakan gugur. Sehubungan dengan hal tersebut Panitia

Pengadaan barang/jasa menyatakan Pelaksanaan Pelelangan terbuka tersebut

gagal dan akan diumumkan kembali untuk dilelang ulang;

c. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 636/Kpts/Dir/2013 tanggal 30 April

2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana

pada pasal 20 ayat 4a, pekerjaan tersebut dilakukan dengan cara penunjukkan

langsung karena mengalami gagal pelelangan sebanyak dua kali. Penunjukan

langsung dilakukan pada tanggal 20 September 2013 kepada PT Barata Indonesia

(Persero), dengan harga penawaran senilai Rp131.759.000.000,00. Sehubungan

nilai tersebut masih diatas nilai HPS yaitu senilai Rp115.235.457.945,41 (tanpa

PPN 10%) atau senilai Rp126.759.003.739,95 (dengan PPN 10%), selanjutnya

melakukan upaya negoisasi dengan rekanan, dengan hasil terjadi kesepakatan

harga penawaran menjadi senilai Rp101.068.000.000,00 (tanpa PPN10%) atau

senilai Rp111.174.800,00 (dengan PPN 10%), namun dilakukan pengurangan

pekerjaan berupa pekerjaan Power Plant Dryer dan Horizontal double shall

biomas air heater sistem/supply hot air (untuk head exenger menjadi beban PT

Barata Indonesia) berdasarkan risalah rapat klarifikasi Pekerjaan EPC Pabrik

Sagu di Papua Tahun 2013 pada tanggal 28 Oktober 2013;

d. Selanjutnya dilakukan perikatan melalui Surat Perjanjian nomor

24/SP/DIR/2013 tanggal 4 Desember 2013 perihal Pekerjaan Engineering

Procurement Construction (EPC)& Comisioning Pembangunan Pabrik Sagu di

Papua antara Perum Perhutani dengan PT Barata Indonesia (Persero) dengan

jangka waktu penyelesaian selama 450 hari atau harus selesai tanggal 27 Februari

2015.

Hasil Pemeriksaan atas dokumen pendukung kontrak pekerjaan EPC dan

Commisioning Pembangunan Pabrik Sagu di Papua dianggarkan senilai

Rp126.759.000.000,00 pada RKAP tahun 2013. Hasil pemeriksaan diketahui bahwa

realisasi fisik maupun keuangan sampai dengan 9 September 2015 adalah senilai

Rp86.390.121.050,00 (Belum termasuk PPN dan PPH).

Dalam pelaksanaannya, pekerjaan mengalami 3 kali addendum dengan rincian:

a. Addendum I atas Perjanjian Pekerjaan dengan nomor 10/ADD/DIR/2014 tanggal

14 Mei 2014 pada pasal 3 ayat (4a) yang menyebutkan perubahan pekerjaan

yang semula berupa pekerjaan pembukaan lahan seluas 5 ha berubah menjadi 8

ha dengan penambahan biaya sebesar Rp1.217.371.220,00 sehingga harga

Page 160: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 146

kontrakyang semula Rp. 101.068.000.000,- menjadi Rp102.285.317.220,- (tanpa

PPN) atau senilai Rp111.174.800.000,00 (dengan PPN);

b. Addendum II atas Perjanjian Pekerjaan dengan nomor 02/ADD/SP/DIR/2015

tanggal 20 Maret 2015 pada pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan perubahan waktu

pekerjaan selama yang semula 450 hari menjadi 562 hari, atau pekerjaan yang

semula harus selesai tanggal 27 Februari 2015 menjadi tanggal 19 Juni 2015;

c. Addendum III atas Perjanjian Pekerjaan dengan nomor 09/ADD/SP/DIR/2015

tanggal 10 Juni 2015 pada:

1). Pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan perubahan waktu pekerjaan yang semula

562 hari menjadi 732 hari, atau pekerjaan yang semula harus selesai tanggal

19 Juni 2015 menjadi tanggal 30 Desember 2015. Hasil perhitungan

penetapan pada tanggal 30 Desember 2015 tidak tepat seharusnya tanggal 6

Desember 2015 dengan perhitungan tanggal dimulainya perjanjian pada

tanggal 4 Desember 2013 ditambah perpanjangan hari selama 732 hari, selain

hal tersebut permohonan perpanjangan tersebut tanpa didukung dengan

alasan perpanjangan serta rincian perhitungan jumlah perubahan hari,

sehingga diragukan kewajarannya.

2). Pasal 8 ayat (1) yang menyebutkan perubahan penambahan item pekerjaan

yaitu air heating Sistem dan Genset 700 Kva dengan penambahan biaya

sebesar Rp13.825.000.000,00 (tanpa PPN) sehingga harga kontrak yang

semula Rp102.285.317.220,00 (tanpa PPN) menjadi senilai

Rp116.110.317.220,00 (tanpa PPN) atau senilai Rp127.721.348.942,00

(dengan PPN).

Pemeriksaan atas bukti dokumen pendukung pertanggungjawaban pembangunan

pabrik sagu di Papua diketahui bahwa pelaksanaan pembangunan Pabrik Sagu di

Papua belum efektif, terdapat alat yang tidak dapat difungsikan dan terdapat

kekurangan volume dengan uraian sebagai berikut.

a. Pembangunan pabrik sagu belum efektif

1). Berdasarkan hasil cek fisik BPK di lapangan bersama rekanan pelaksana,

serta konsultan Manajemen Konstruksi dan Panitia Pengadaan Barang dan

Jasa per tanggal 9 September 2015 kemajuan progress pekerjaan fisik

mencapai 94,87% sedangkan progress realisasi keuangan yang telah

dibayarkan sebesar 87,99 %. Realisasi pembayaran berdasarkan progress

fisik bukan per termin. Pekerjaan yang belum selesai berupa pekerjaan kolam

air baku, kolam air bersih, pekerjaan air heating sistem dan pekerjaan piping

water treatment, dan penerangan jalan umum;

2). Laporan realisasi kemajuan fisik kegiatan dengan laporan kemajuan

keuangan belum disajikan secara rinci karena laporan kemajuan fisik dan

keuangan disajikan berdasarkan progress pekerjaan EPCC secara kumulatif

tidak berdasarkan item pekerjaan sebagaimana dalam RAB, namun disajikan

berdasarkan pekerjaan Engineering, Procurement, Construction, and

Commissiong secara kumulatif.

Menteri BUMN tetap mengesahkan RKAP Korporat Perum Perhutani Tahun

2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015 termasuk didalamnya anggaran

Page 161: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 147

pembangunan pabrik sagu di Papua dengan total selama tiga tahun anggaran

senilai Rp218.586.626.000,00 dengan rincian anggaran masing-masing tahun

senilai Rp70.000.000.000,00, Rp118.200.000.000,00 dan

Rp30.386.626.000,00, meskipun sarana dan prasarana pendukung yang

direncanakan oleh pemerintah belum terlaksana.

3). Pembangunan sarana dan prasarana pendukung yang direncanakan oleh

pemerintah belum terlaksana sampai dengan berakhirnya pemeriksaan,

dengan perincian sebagai berikut.

(a) Pembangunan jalan darat sepanjang 8 km dari Distrik Kais ke Siranggo

telah masuk dalam DIPA Tahun 2013 Kementrian PU, namun belum

terealisasi;

(b) Pembangunan peningkatan jalan pelabuhan laut di Teminabuan

Kabupaten Sorong Selatan menjadi pelabuhan nasional telah masuk

dalam DIPA Kemetrian Perhubungan mulai Tahun 2013, namun belum

terealisasi;

(c) Pembangunan DEPO BBM untuk mengatasi kesulitan BBM di wilayah

Kabupaten Sorong Selatan melalui DIPA Tahun 2013 Kementrian

ESDM/Pertamina, namun belum terealisasi.

UP4B yang bertugas membantu Presiden dalam melaksanakan dukungan

koordinas dan sinkronisasi perencanaan, fasilitasi, serta pengendalian

pelaksanaan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua

Barat telah selesai masa kerjanya. UP4B hanya memiliki masa kerja dari

Tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, sesuai Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 66 Tahun 2011 tanggal 20 September 2011 Tentang Unit

Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pasal 1

angka (2) yang menyebutkan UP4B memiliki masa kerja sampai dengan

tahun 2014.

4). Pekerjaan commisioning test yang sudah dilakukan berupa test mesin secara

individual dan running tes untuk proses pengupasan dan pemarutan dan

pemerasan. Proses yang belum dilakukan test running adalah proses

penyaringan pemekatan dan pengeringan karena menunggu tenaga ahli dari

vendor untuk peralatan fine fiber sieve, hydrocyclone, starch concentrator,

vacuum drum dan menunggu penyelesaian pekerjaan air heating sistem;

5). Sehubungan dengan belum terealisasinya tenaga dukungan listrik PLN,

mengakibatkan pekerjaan pengadaan alat pemanas pada proses pengolahan

sagu mentah menjadi sagu kering senilai Rp5.664.000.000,00 tidak dapat

dimanfaatkan. Semula rancangan pekerjaannnya dengan direct heating sistem

dari tenaga dukungan listrik PLN menjadi tenaga indirect heating sistem

yaitu sistem pemanas dengan dukungan pemanas berbahan bakar kulit batang

pohon sagu sisa proses produksi. Pengadaan indirect heating sistem

merupakan pekerjaan perubahan (addendum III) berupa penambahan item

pekerjaan yaitu air heating sistem dan Genset 700 Kva dengan penambahan

biaya sebesar Rp13.825.000.000,00 (tanpa PPN). Dengan adanya

penambahan biaya tersebut membebani keuangan Perum Perhutani, sehingga

Page 162: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 148

harga kontrak yang semula Rp102.285.317.220,00 (tanpa PPN) bertambah

menjadi senilai Rp116.110.317.220,00 (tanpa PPN) atau senilai

Rp127.721.348.942,00 (dengan PPN).

Pada gambar di bawah, terlihat bahwa rancangan bagian pekerjaan direct

heating sistem senilai Rp5.664.000.000,00 yang tidak bisa dimanfaatkan

karena tidak tersedia tenaga dukungan listrik PLN dengan uraian gambar

sebagai berikut.

Gambar 3.2. Pekerjaan direct heating sistem yang tidak bisa dimanfaatkan

b. Terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp1.020.000.000,00

Pemeriksaan fisik atas Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC)

& Comisioning Pembangunan Pabrik Sagu di Papua Tahun 2013 diketahui

terdapat kekurangan volume pekerjaan senilai Rp1.020.000.000, (Tabel 3.58).

Tabel 3.58. Daftar Kekurangan Volume Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) & Comisioning Pembangunan Pabrik Sagu di Papua Tahun 2013

No

Pekerjaan

Satuan

Volume Harga Satuan

(Rp) Jumlah Harga (Rp) Kontrak

yg dibayar Cek Fisik Kekurangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4)–(5) (7) (8) = (6) x (7)

1 Alat Berat Roler Drum Walles unit 1,00 0,00 1,00 360.000.000,00 360.000.000,00

2 Jetty/Dermaga Kontruksi Drump Apung unit 1,00 0,00 1,00 180.000.000,00 180.000.000,00

3 Mobilisasi dan Demobilisasi Bangunan

Produksi*

unit 1,00 0,00 1,00 80.000.000,00 80.000.000,00

4 Mobilisasi pada Pekerjaan Pondasi Kantor

Gudang sementara*

unit 1,00 0,00 1,00 25.000.000,00 25.000.000,00

5 Pekerjaan Gudang Sarana Olah Raga out

door

375.000.000,00 375.000.000,00

Jumlah 1.020.000.000,00

* Pekerjaan mobilisasi pada masing-masing item pekerjaan tidak laksanakan karena bahan dan alat yang dibutuhkan sudah terdapat dilokasi pekerjaan.

Dengan permasalahan tersebut terjadi indikasi kerugian atas kekurangan volume

pekerjaan pada pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) &

Comisioning pembangunan pabrik sagu di Papua Tahun 2013 senilai

Rp1.020.000.000,00, serta belum terealisasinya tenaga dukungan listrik PLN,

Page 163: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 149

mengakibatkan pekerjaan pengadaan alat pemanas pada proses pengolahan sagu

mentah menjadi sagu kering senilai Rp5.664.000.000,00 tidak bisa dimanfaatkan

disebabkan karena yang semula rancangan pekerjaannnya dengan direct heating

sistem dari tenaga dukungan listrik PLN menjadi tenaga indirect heating sistem

yaitu sistem pemanas dengan dukungan pemanas berbahan bakar kulit batang

pohon sagu sisa proses produksi. Pengadaan indirect heating sistem merupakan

pekerjaan perubahan (addendum III) berupa penambahan item pekerjaan yaitu

air heating sistem dan Genset 700 Kva dengan penambahan biaya sebesar

Rp13.825.000.000,00 (tanpa PPN), yang membebani keuangan perusahaan.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan

Usaha Milik Negara pada:

1) Pasal 66 ayat (1) yang menyebutkan Pemerintah dapat memberikan

penugasan khusu kepada BUMN untuk menyelenggarakan fungsi

kemanfaatan umum dengan tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan

BUMN;

b. Lampiran atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003

Tentang Badan Usaha Milik Negara pada:

1) Pasal 66 ayat (1) yang menyebutkan Meskipun BUMN didirikan dengan

maksud dan tujuan untuk mengejar keuntungan, tidak tertutup kemungkinan

untuk hal-hal yang mendesak, BUMN diberikan penugasan khusus oleh

pemerintah. Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak

fisibel, pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang

telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan;

2) Pasal 66 Ayat (2) Karena penugasan pada prinsipnya mengubah rencana

kerja dan anggaran perusahaan yang telah ada, penugasan tersebut harus

diketahui dan disetujui pula oleh RUPS/Menteri;

c. Surat Perjanjian nomor 24/SP/DIR/2013 tanggal 4 Desember 2013 perihal

Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) & Comisioning

Pembangunan Pabrik Sagu di Papua Tahun 2013, pasal 5.b menyatakan, “Pihak

Kesatu wajib membayar kepada Pihak Kedua atas pelaksanaan, penyelesaian, dan

perbaikan pekerjaan berdasarkan prestasi pekerjaan yang tercantum dalam Daftar

Kuantitas dan Harga.”

d. Surat UP4B nomor: 218/D1-UP4B/XII/2012 tanggal 12 Desember 2012 dengan

penjelasan sebagai berikut.

1). Pembangunan jalan darat sepanjang 8 km dari Distrik Kais ke Siranggo telah

masuk dalam DIPA Tahun 2013 Kementrian PU;

2). Pembangunan peningkatan jalan pelabuhan laut di teminabuan Kabupaten

Sorong Selatan mejadi pelabuhan nasional telah masuk dalam DIPA

Kementrian Perhubungan mulai Tahun 2013;

3). Pembangunan DEPO BBM untuk mengatasi kesulitan BBM di wilayah

Kabupaten Sorong Selatan melalui DIPATahun 2013 Kementrian

ESDM/Pertamina; dengan tidak adanya listrik, maka industri sagu akan

Page 164: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 150

dibangun masih sangat berat mengingat kebutuhan BBM untuk genset Diesel

kapasitas 2 Mega KVA saja dibutuhkan 150 liter per jam;

e. Surat Dewan Pengawas nomor 79/001.6/Ind/Dwas/2012 pertanggal 28 Desember

2012 perihal Tanggapan Permohonan Rekomendasi Pembangunan Industri Sagu

di Papua kepada Direktur Utama Perum Perhutani yang menjelaskan antara lain

sebagai berikut.

1). Sesuai hasil Feasibility Study yang dilaksanakan oleh konsultan independen

(PT. Sarbi Moeharni Lestari) dinyatakan bahwa usaha pemanfaatan sagu

alam dan pembangunan industri Papua di Papua dengan investasi sebesar

Rp209,662 miliar dinilai layak secara finansial untuk dilaksanakan, dengan

catatan pemerintah dapat membangun/menyediakan sarana prasarana umum,

terutama transportasi, listrik dan jaringan komunikasi untuk mendukung

kelancaran operasional atau dengan kata lain pembangunan industri sagu di

Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat tidak layak

secara finansial untuk dilakukan apabila biaya untuk membangun sarana

jalan, sarana pelabuhan, sarana listrik, dan sarana komunikasi ditanggung

oleh Perum Perhutani;

2). Berkenaan dengan catatan tersebut, sampai dengan saat ini Dewan Pengawas

belum mendapatkan informasi mengenai kesediaan pemerintah (Pusat

/Daerah) untuk membangun sarana prasarana sebagaimana tersebut pada

butir satu diatas. Juga belum diperoleh informasi yang mendalam tentang

kelayakan proyek berdasarkan aspek pasar dan pemasaran aspek sosial, aspek

keamanan, dan aspek lingkungan;

3). Mengingat usaha pemanfaatan sagu alam dan pembangunan industri sagu

tersebut memerlukan investasi yang besar dan belum adanya kepastian

mengenai kesediaan/kesanggupan pemerintah untuk membangun sarana

prasarana tersebut, maka Dewan Pengawas belum dapat memberikan

rekomendasi mengenai pembangunan industri sagu di Papua

f. Prosedur Kerja Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Perum Perhutani Tahun 2014 Nomor Dokumen PK-SMPHT.)1-0 pada:

1) Angka (1) yang menyebutkan bahwa Tujuan Rencana Kerja RKAP disusun

untuk menjamin bahwa setiap kegiatan di Perum Perhutani sudah sesuai

dengan rencana, persyaratan dan ketentuan yang ditetapkan

2) Angka 4. (6.2) yang menyebutkan bahwa Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) adalah penjabaran Rencana Jangka Panjang (RKAP)

secara tahunan, yang merupakan sarana pengawasan/pengendalian usaha,

pemantauan, monitoring dan evaluasi serta mencakup rincian Rencana Kerja

dan Anggaran Perusahaan untuk jangka waktu satu tahun;

3) Angka 4 (6.3) yang menyebutkan bahwa Rencana Operasional (RO)

merupakan penjabaran Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

yang dirinci per bulan dan triwulan dalam satu tahun, sebagai dasar

pelaksanaan pekerjaan baik fisik maupun keuangan;

Page 165: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 151

4) Angka 4 (6.4) yang menyebutkan bahwa Normal Progressive Schedule (NPS)

merupakan dasar perhitungan alokasi anggaran

tiap bulan dan triwulan dalam satu tahun.

g. Prosedur Kerja (PK) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) tanggungjawab Menteri BUMN sebagai pihak yang bertanggungjawab

mengesahkan RKAP Korporat, Ketua Dewan Pengawas melakukan penilaian

terhadap rancangan RKAP Korporat, sedangkan Direktur Utama Menetapkan

Tim Penyusun RKAP Korporat, Menetapkan RKAP Korporat, Mengesahkan

RKAP Divisi, RKAP Pusdikbang SDM, RKAP Puslitbang dan RKAP Anak

Perusahaan.

Proses selanjutnya yaitu mekanisme penyusunan RKAP setelah Tahap Direktur

Utama menyampaikan RKAP ke Dewan Pengawas untuk dilakukan pembahasan

dan penilaian selanjutnya Direktur Utama menyampaikan RKAP ke Rapat

Pembahasan Bersama (RPB) dengan Kementrian BUMN. Tahap berikutnya Hasil

Pembahasan RKAP dengan Kementrian BUMN ada 2 (dua) kemungkinan yaitu

RKAP diterima/disahkan atau ditolak.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Indikasi kerugian senilai Rp1.020.000.000,00 karena kekurangan volume

pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) & Comisioning

Pembangunan Pabrik Sagu di Papua Tahun 2013;

b. Pemborosan yang membebani keuangan Perum Perhutani senilai

Rp5.664.000.000,00; dan

c. Hasil produksi berupa tepung sagu kering berpotensi tidak dapat dipasarkan ke

luar negeri.

Hal tersebut disebabkan:

a. Direksi Perum Perhutani tetap mengeksekusi pembangunan industri sagu

meskipun sarana dan prasarana pendukung yang direncanakan oleh Pemerintah

belum terlaksana;

b. Panitia Pemeriksaan dan Penerimaan Barang/Jasa dhi. Manajemen Konstruksi

lalai dan tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menguji

kesesuaian volume hasil pekerjaan dengan volume RAB kontrak pekerjaan;

c. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, fasilitasi, serta

pengendalian pelaksanaan Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi

Papua Barat antara Direksi Perum Perhutani dengan Kepala dan Tim Pengarah

UP4B tidak efektif.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa Pekerjaan Pembangunan EPCC Pabrik Sagu

bersifat multiyears, sehingga tiap tahun harus diusulkan rencana anggarannya.

Selama Tahun 2013 s/d 2015 akumulasi anggaran RKAP untuk Pembangunan Sagu

sebesar Rp218.586.626.000,00, sedangkan realisasi sesuai Kontrak Perjanjian sebesar

Rp132.628.908.342,00, sebagaimana rincian pada Tabel 3.59.

Page 166: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 152

Tabel 3.59. Realisasi sesuai Kontrak Perjanjian Pekerjaan Pembangunan EPCC Pabrik Sagu

Rencana Rp Realisasi Kontrak Rp Keterangan

RKAP 2013 70.000.000.000 Pembuatan FS 451.000.000

Sudah termasuk pajak yang

berlaku

RKAP 2014 118.200.000.000 Pembuatan BED 450.000.000

RKAP 2015 30.386.626.000 Pemetaan Partisipatif Hak Ulayat 410.000.000

Penyusunan Amdal 940.500.000

Jasa Konsultan MK 2.656.000.000

Pembangunan EPCC Sagu

Kontrak Awal 111.174.800.000

Adendum 1 1.339.108.342

Adendum 2 -

Adendum 3 15.207.500.000

JUMLAH 218.586.626.000 132.628.908.342

- Panitia Pemeriksaan/Penerimaan Barang/Jasa melakukan tugasnya dengan

melakukan pemeriksaan fisik/kesesuaian fisik antara DED (Detail Enginering

Design) dengan realisasi fisik di lapangan yang dituangkan dalam BAP, bukan

berdasarkan RAB seperti pekerjaan konstruksi konvensional.

- Bahwa untuk pekerjaan engineering procurement contruction,yang menjadi dasar

acuan pekerjaan adalah DED. Sedangkan material/finishing termasuk alat yang

terpasang dapat berubah disesuaikan dengan fase engineering yang telah

dilaksanakan, perubahan spesifikasi dari penawaran terjadi pada saat engineering

(DED) (selama tidak merubah harga lump sum dan out put kapasitas).

- Sinergitas antara BUMN dan Pihak terkait sudah mulai berjalan antara lain:

a) Rencana pembangunan Power Plant oleh PT. EMI (Energi Management

Indonesia) (BUMN);

b) Pembangunan Infrastruktur jalan menuju kampung Kais oleh Kementerian

PU & PR;

c) Penyiapan DEPO Bahan Bakar oleh Pertamina;

d) Dermaga dan Infrastruktur lainnya oleh Pemda setempat; dan

e) Rencana Pembangunan Perumahan untuk Karyawan Pabrik Sagu oleh

Kementerian PU & PR sebanyak 50 unit.

- Kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp. 1.020.000.000,- telah dialihkan

untuk pekerjaan lain (Tabel 3.61).

a) Alat Berat Roler Drum Walles tidak didatangkan dikarenakan daya dukung

tanah tidak memungkinkan, sebagai gantinya adalah Dump Truck dan telah

dilaksanakan pengadaan barangnya.

b) Jetty/Dermaga Drum Apung tidak layak untuk loading/unloading material

karena kondisi perubahan air sungai yang drastis (ekstrim) yang mencapai ±

1.5 M, berdasarkan pertimbangan teknis, diganti dermaga permanen (risalah

Page 167: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 153

rapat terlampir) dan telah dilaksanakan pekerjaannya.

c) Mobilisasi dan Demobilisasi Bangunan Produksi dan Kantor Gudang untuk

tenaga konstruksi bukan alat berat.

d) Pekerjaan Sarana olah raga out door belum dilaksanakan, namun material on

site.

Tabel 3.60. Perbedaan Jasa Konstruksi dan EPC

Tabel 3.61. Kekurangan volume pekerjaan

No

Pekerjaan

Satuan

Volume Harga Satuan

(Rp) Keterangan Kontrak

yg dibayar Cek Fisik

Kekurangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4)–(5) (7) (8)

1 Alat Berat Roler Drum

Walles

unit 1,00 1,00 0,00 360.000.000 Diganti Dump

Truck

NO URAIAN KONSTRUKSI EPC

1 2 3 4

1 Istilah Lain Konstruksi tradisional/konvensional Konstruksi terintegrasi (integrator)

2 Pengertian - Suatu kegiatan konstruksi bangunan yang - Suatu kegiatan konstruksi yang tidak hanya

mengutamakan pembangunan fisik saja mengutamakan pembangunan fisik saja

Contoh : Bangunan Gedung, Jembatan tetapi juga mengutamakan pembangunan

suatu sistem/proses dengan tujuan mencapai

output tertentu

- Dengan kata lain EPC adalah untuk melakukan

rekayasa (engineering ), dilanjutkan dengan

melakukan pembelian (procurement ) barang

barang dan equipment yang terkait dan kemu

dian mendirikan/membangun (contruction )

- Dan pada proses akhir untuk mengetahui out

put akan dilakukan commisioning dan atau

intalation.

Contoh : Eksplorasi & eksploitasi SDA, Pem-

bangkit Tenaga, Produksi manufaktur

3 Tanggung Jawab (Lelang) - Tanggung Jawab secara proporsional - Tanggung jawab penuh oleh satu badan

(Pelaku EPC)

4 Ciri-ciri - Spesifikasi Detail, karena sudah dilakukan - Berisikan tentang pokok-pokok spesifikasi

engineering dan mengikat mengikat dan ini yang menjadi acuan utama

- Gambar, BoQ sudah final dan mengikat keberterimaan EPC

- Material/finishing termasuk alat yang terpa- - Belum ada gambar, BoQ, yang ada hanya in-

sang sesuai dengan kontrak (item pekerjaan) formasi awal tentang proyek.

jika ada perubahan spesifikasi maka dilakukan - Material/finishing termasuk alat yang ter-

melalui mekanisme CCO/Addendum pasang dapat berubah disesuaikan dengan

- Pedoman evaluasi sudah standar dipahami fase engineering yang disampaikan. Perubah-

umum an spesifikasi dari penawaran terjadi pada saat

- Kontrak bersifat Unit Price, Lumpsum atau engineering .

kontrak gabungan. - Evaluasi dilakukan oleh Ahli yang terintegrasi

(Multy disiplin)

- Kontrak bersifat Lumpsum Fix Cost

5 Penyusunan RAB - Sesuai analisa yang berlaku - Untuk pekerjaan konstruksi : sesuai analisa

- Untuk pekerjaan procuremen : tidak dapat

menggunakan analisa dengan alasan :

1. Mesin/peralatan yang diadakan spesifikasi

nya tidak siap dipasaran (fabrikasi)

2. Perlu dan terdapat beberapa rekayasa/modi

fikasi

3. Keberadaan satu peralatan , mesin merupa-

kan satu rangkaian sistem dengan peralatan

lainnya.

PERBEDAAN JASA KONSTRUKSI DAN EPC

Page 168: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 154

No

Pekerjaan

Satuan

Volume Harga Satuan

(Rp) Keterangan Kontrak

yg dibayar Cek Fisik

Kekurangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4)–(5) (7) (8)

2 Jetty/Dermaga

Kontruksi Drump

Apung

unit 1,00 1,00 0,00 180.000.000 Diganti Dermaga

Permanen

3 Mobilisasi dan

Demobilisasi

Bangunan Produksi*

unit 1,00 1,00 0,00 80.000.000 Mobilisasi Man Power ( Bangunan sdh jadi)

4 Mobilisasi pada

Pekerjaan Pondasi

Kantor Gudang

sementara*

unit 1,00 0,00 1,00 25.000.000 Mobilisasi Man Power (bangunan sdh jadi)

5 Pekerjaan Gedang

Sarana Olah Raga out

door

unit 1,00 0,00 1,00 375.000.000 Belum dikerjakan (penyelesaian terakhir)

TOTAL 1.020.000.000

g) Terjadi Pemborosan yang membebani keuangan perum Perhutani senilai

Rp19.489.000.000,00 (Rp5.664.000.000,00 + Rp13.825.000.000,00),

dijelaskan sebagai berikut.

▪ Perubahan Head Exchanger dengan nilai sebesar Rp. 5.664.000.000,-

dikarenakan sumber panas akan disediakan dari Power Plant yang akan

dibangun oleh PT. PLN (Persero)

▪ Agar Pabrik dapat beroperasi sampai out put sagu kering di perlukan Air

Heating dan Genset dengan nilai sebesar Rp. 13.825.000.000,-

▪ Semua peralatan di atas akan berfungsi dan dimanfaatkan setelah Power

Plant dibangun

▪ Head Exchanger akan digunakan untuk pengering sagu basah

▪ Air Heating untuk mengeringkan kulit sagu sebagai bahan baku biomas

▪ Genset sebagai stand by genset di gunakan pada saat terjadi kerusakan

power plant atau pada saat ada perbaikan mesin (over houle)

BPK-RI merekomendasikan agar:

a. Direksi Perum Perhutani membuat pertanggungjawaban kepada Menteri BUMN

tekait pembangunan pabrik sagu di Papua dengan total keseluruhan senilai

Rp218.586.626.000,00 meskipun sarana dan prasarana pendukung yang

direncanakan oleh pemerintah belum terlaksana seluruhnya serta melakukan

koordinasi dengan pihak terkait lainnya dalam rangka menggiatkan pembangunan

sarana dan prasarana pendukung pabrik sagu di Papua (pembangunan jalan darat

sepanjang 8 km dari Distrik Kais ke Siranggo telah masuk dalam DIPA Tahun

2013 Kementrian PU, pembangunan peningkatan jalan pelabuhan laut di

Page 169: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 155

Teminabuan Kabupaten Sorong Selatan menjadi pelabuhan nasional, dan

pembangunan DEPO BBM untuk mengatasi kesulitan BBM di wilayah

Kabupaten Sorong).

b. Direksi Perum Perhutani mempertanggungjawabkan adanya perubahan kontrak

terkait tidak dgunakan alat pengering dengan sumber tenaga listrik sebesar

Rp5.664.000.000,00 dan penambahan biaya sebesar Rp13.825.000.000,00 terkait

pembuatan tungku pemanas;

c. Direksi Perum Perhutani memberikan sanksi kepada Panitia Pemeriksaan dan

Penerimaan Barang/Jasa serta Konsultan Manajemen Konstruksi yang lalai dan

tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menguji kesesuaian

volume hasil pekerjaan dengan volume RAB kontrak pekerjaan.

3. Pekerjaan jasa konsultan manajemen konstruksi pekerjaan EPCC

pembangunan pabrik sagu di Papua Tahun 2013 tidak didukung dengan bukti

yang memadai sebesar Rp1.496.000.000,00 serta terdapat kelebihan bayar

senilai Rp182.000.000,00

Pada RKAP 2013 dan 2014 Perum Perhutani menganggarkan pekerjaan konsultan

manajemen konstruksi Engineering Procurement Construction dan Commisioning

(EPCC) pembangunan pabrik sagu di Papua senilai Rp1.800.000.000,00. Pekerjaan

tersebut dilaksanakan oleh pihak PT Indah Karya (Persero) berdasarkan surat

perjanjian Nomor 06//SP/DIR/2013 tanggal 17 Juni 2013 antara Perum Perhutani

dengan PT Indah Karya (Persero) senilai Rp2.656.000.000,00 termasuk PPN, melalui

seleksi langsung dengan mengundang penyedia barang/jasa dari BUMN yang

berkompeten di bidangnya. Jangka waktu pelaksanaan selama 210 hari sejak

ditandatangani perjanjian dari tanggal 17 Juni 2013 atau harus selesai tanggal 17

Januari 2014. Perhitungan penetapan jangka waktu hari tersebut tidak tepat

seharusnya selesai sampai dengan tanggal 13 Januari 2014 atau kelebihan

perhitungan jumlah hari sebanyak 4 hari kalender. Sampai dengan 7 Oktober 2015,

realisasi fisik mencapai 88% sedangkan realisasi keuangan termasuk PPN mencapai

sebesar 76% atau senilai Rp2.018.560.000,00.

Pelaksanaan pekerjaan mengalami satu kali addendum yaitu addendum I atas

perjanjian pekerjaan dengan nomor 06/SP/DIR/2013 tanggal 28 Januari 2013 pada

Pasal 6 ayat (1) yang menyebutkan perubahan pekerjaan yang semula dengan jangka

waktu 210 hari berubah menjadi 615 hari atau pekerjaan yang semula harus selesai

tanggal 13 Januari 2014 berubah menjadi tanggal 22 Februari 2015 dengan

penambahan biaya sebesar Rp656.200.000,00 sehingga harga kontrak yang semula

Rp1.999.800.000,00 menjadi Rp2.656.000.000,00 (termasuk PPN) atau senilai

Rp2.414.545.455,00 (tanpa PPN).

Pemeriksaan atas bukti dokumen pendukung pertanggungjawaban pembangunan

pabrik sagu di Papua Tahun 2013 dan cek fisik di lapangan tanggal 9 September 2015

diketahui bahwa hanya dua orang arsitek yang ada/menetap di lokasi pekerjaan.

Sedangkan dokumen pertanggungjawaban senilai Rp1.076.000.000,00 atas realisasi

pelaksanaan pekerjaan konsultan dengan kehadiran 11 tenaga ahli dan 5 (lima) tenaga

asisten ahli tanpa didukung bukti pertanggungjawaban berupa daftar hadir, dan

Page 170: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 156

realisasi biaya perjalanan domestik dan allowance tenaga ahli serta mobilisasi dan

demobilisasi field team dengan total nilai Rp420.000.000,00 tidak didukung bukti

pertanggungjawaban, serta terdapat kelebihan bayar sebesar Rp182.000.000,00

dengan uraian sebagai berikut.

a. Realisasi pelaksanaan kehadiran 11 tenaga ahli dan 5 tenaga asisten ahli tanpa

didukung bukti pertanggungjawaban invoice tagihan senilai Rp1.076.000.000,00

yaitu untuk tenaga ahli senilai Rp698.000.000,00 dan asisten tenaga ahli sebesar

Rp378.000.000,00.

Tabel 3.62. Realisasi pelaksanaan kehadiran tenaga ahli dan tenaga asisten ahli serta tanpa didukung bukti pertanggungjawaban invoice tagihan

Nomor Uraian Jumlah

Orang Jumlah Bulan Billing Rate (Rp) Total Biaya (Rp)

1 2 3 4 5 6=(3x4x5)

Tenaga Ahli

1 Team leader 1 7 14.000.000,00 98.000.000,00

2 Tenaga Ahli Sipil 1 7 12.000.000,00 84.000.000,00

3 Tenaga Ahli Arsitek 1 7 12.000.000,00 84.000.000,00

4 Tenaga Ahli Mekanikal 1 5 12.000.000,00 60.000.000,00

5 Tenaga Ahli Elektrikal 1 5 12.000.000,00 60.000.000,00

6 Tenaga Ahli MK 1 7 12.000.000,00 84.000.000,00

7 Tenaga Ahli Geodasi 1 3 12.000.000,00 36.000.000,00

8 Tenaga Ahli Geoteknik 1 3 12.000.000,00 36.000.000,00

9 Tenaga Ahli Quality

Assurance

1 7 12.000.000,00 84.000.000,00

10 Tenaga Ahli Lingkungan 1 3 12.000.000,00 36.000.000,00

11 Tenaga Ahli Industri 1 3 12.000.000,00 36.000.000,00

Jumlah I 698.000.000,00

Tenaga Asisten Ahli

1 Tenaga Ass. Ahli Sipil 2 6 7.000.000,00 84.000.000,00

2 Tenaga Ass Ahli Arsitek 2 6 7.000.000,00 84.000.000,00

3 Tenaga Ass Ahli Mekanikal 2 6 7.000.000,00 84.000.000,00

4 Tenaga Ass Ahli Elektrikal 2 6 7.000.000,00 84.000.000,00

5 Tenaga Ass Ahli Estimator 1 6 7.000.000,00 42.000.000,00

Jumlah II 378.000.000,00

Jumlah I + II 1.076.000.000,00

b. Realisasi pelaksanaan perjalanan domestik 11 tenaga ahli dan 10 tenaga asisten

ahli tanpa didukung bukti pertanggungjawaban berupa bukti pembelian tiket

transport perjalanan domestik dan allowance senilai Rp420.000.000,00 yaitu

untuk tenaga ahli senilai Rp252.000.000,00 dan mobilisasi dan demobilisasi field

team untuk assisten tenaga ahli sebesar Rp168.000.000,00

Page 171: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 157

Tabel 3.63. Realisasi pelaksanaan perjalanan domestik tenaga ahli dan tenaga asisten ahli tanpa didukung

bukti pertanggungjawaban

Nomor Uraian Jumlah

Perjalanan

Jumlah

orang Unit Price (Rp) Total Biaya (Rp)

1 2 3 4 5 6=(3x4x5)

Tenaga Ahli

1 Team leader 5 1 7.000.000,00 35.000.000,00

2 Tenaga Ahli Sipil 4 1 7.000.000,00 28.000.000,00

3 Tenaga Ahli Arsitek 3 1 7.000.000,00 21.000.000,00

4 Tenaga Ahli Mekanikal 3 1 7.000.000,00 21.000.000,00

5 Tenaga Ahli Elektrikal 3 1 7.000.000,00 21.000.000,00

6 Tenaga Ahli MK 4 1 7.000.000,00 28.000.000,00

7 Tenaga Ahli Geodasi 2 1 7.000.000,00 14.000.000,00

8 Tenaga Ahli Geoteknik 2 1 7.000.000,00 14.000.000,00

9 Tenaga Ahli Quality Assurance 3 1 7.000.000,00 21.000.000,00

10 Tenaga Ah Lingkungan 3 1 7.000.000,00 21.000.000,00

11 Tenaga Ahli Industri 4 1 7.000.000,00 28.000.000,00

Jumlah I 252.000.000,00

Tenaga Asisten Ahli

1 Team Leader 2 1 6.000.000,00 12.000.000,00

2 Tenaga Ass. Ahli Sipil 2 2 6.000.000,00 24.000.000,00

3 Tenaga Ass Ahli Arsitek 2 2 6.000.000,00 24.000.000,00

4 Tenaga Ass Ahli Mekanikal 2 2 6.000.000,00 24.000.000,00

5 Tenaga Ass Ahli Elektrikal 2 2 6.000.000,00 24.000.000,00

6 Tenaga Ass Ahli Estimator 2 2 6.000.000,00 12.000.000,00

7 Sekretaris 2 1 6.000.000,00 12.000.000,00

8 Administrasi Proyek 2 1 6.000.000,00 12.000.000,00

9 Surveyor 2 1 6.000.000,00 12.000.000,00

10 Drafter 2 1 6.000.000,00 12.000.000,00

Jumlah II 168.000.000,00

Jumlah I +II 420.000.000,00

c. Kelebihan bayar realisasi pelaksanaan dua tenaga ahli dan biaya sewa rumah

keseluruhannya senilai Rp182.000.000,00, yaitu satu tenaga ahli Manajemen

Konstruksi (MK) dan satu tenaga ahli Quality Inssurance yang seharusnya dalam

RAB masing-masing tenaga ahli sekaligus sebagai unsur tenaga MK serta

sebagai Quality Inssurance yang sudah termasuk dalam bagian sebagai tenaga

ahli senilai Rp168.000.000,00, dan terdapat kelebihan bayar sewa rumah untuk

field team senilai Rp14.000.000,00 (Tabel 3.64).

Page 172: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 158

Tabel 3.64. Daftar Kelebihan Bayar Pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi Engineering Procurement Construction dan Commisioning (EPCC) Pembangunan Pabrik Sagu di Papua Tahun 2013

No

Uraian

Satuan

Volume

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah Harga (Rp)

Kontrak yg

dibayar

Cek Fisik

Kelebihan Bayar

(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (4)–(5) (7) (8) = (6) x (7)

1 Tenaga Ahli MK Bulan 7,00 0,00 7,00 12.000.000,00 84.000.000,00

2 Tenaga Ahli Quality Assurance Bulan 7,00 0,00 7,00 12.000.000,00 84.000.000,00

3 Sewa rumah untuk Field Team Bulan 7,00 0,00 7,00 2.000.000,00 14.000.000,00

Jumlah 182.000.000,00

Pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa sampai dengan akhir pemeriksaan

pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi EPC Pembangunan Pabrik Sagu di

Papua Tahun 2013 belum selesai karena belum ada BAST.

Mekanisme kerja dalam Managemen Konstruksi PT Indah Karya Persero adalah

memantau kesesuaian antara target dengan realisasi pekerjaan EPCC melalui kurva

S. Dalam pelaksanaan realisasi pekerjaan EPCC yang dilakukan oleh pelaksana PT

Barata mengalami perubahan atau addendum kontrak yaitu perubahan jangka waktu

pekerjaan yang semula 562 hari menjadi 732 hari, atau pekerjaan yang semula harus

selesai tanggal 19 Juni 2015 menjadi tanggal 30 Desember 2015, sehingga atas

perubahan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tersebut PT Indah Karya Persero

selaku pihak Managemen Konstruksi juga mengalami perubahan karena realisasi

pekerjaannnya mengikuti kemajuan fisik pekerjaan EPCC, namun surat perjanjian

Managemen Konstruksi PT Indah Karya Persero perihal perpanjangan jangka waktu

pekerjaan tersebut belum didukung dengan addendum, karena dari pihak Perum

Perhutani masih dalam tahap menyusun konsep addendum. Atas permasalahan

tersebut mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan tidak sah karena tidak ada dasar untuk

melaksanakan pekerjaan.

Terhadap dokumen pembayaran beserta kegiatan yang tagihan pembayaran oleh PT

Indah Karya (Persero) tidak disertai rincian berupa bukti-bukti pengeluaran yang

sebenarnya dikeluarkan penyedia jasa atas pengeluaran-pengeluaran yang

sesungguhnya (at cost) mengakibatkan pembayaran sebesar Rp1.496.000.000,00

(Rp1.076.000.000,00+ Rp420.000.000,00) diragukan kebenarannya, Pembayaran

hanya berdasarkan progress pelaksanaan EPCC, tidak berdasarkan penugasan

masing-masing para ahli, serta kelebihan bayar realisasi pelaksanaan dua tenaga ahli

dan biaya sewa rumah keseluruhannya senilai Rp182.000.000,00

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Addendum I Surat Perjanjian nomor 06//SP/DIR/2013 tanggal 17 Juni 2013

perihal Konsultan Manajemen Konstruksi Engineering Procurement

Construction (EPC) Pembangunan Pabrik Sagu di Papua Tahun 2013 antara

Perum Perhutani dengan PT Indah Karya (Persero) Nomor 6/ADD/SP/Dir/2014

tanggal 28 Januari 2014 pada pasal 6 yang menyatakan:

1) Jangka waktu dapat berubah mengikuti lamanya pekerjaan Jasa Engineering

Procurement Construction dan Commisioning (EPCC) Pembangunan Pabrik

Page 173: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 159

sagu di Papua Tahun 2013-2014 dengan dibuatkan Addendum perubahan

waktu dan biaya;

b. Kerangka Acuan Kerja (KAK) jasa konsultan managemen konstruksi

Pembangunan Pabrik Sagu di Papua Tahun 2013 pada angka X A.1) Keluaran

yang menyebutkan Keluaran yang diminta dari konsultan manajemen konstruksi

berdasarkan Kerangka acuan kerja ini adalah Program Kerja, alokasi tenaga dan

konsepsi pekerjaan managemen konstruksi;

c. Surat Keputusan Perum Perhutan Nomor: 400/KPTS/DIR/2009 tanggal 10 Juli

2009 perihal Ketentuan Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Direksi , Dewan

Pengawas dan Karyawan Perum Perhutani pasal 10 pada:

1) Ayat (2) yang menyatakan apabila perjalanan dinas tidak dilaksanakan

sesuai yang tertera dalam SPPD yang dibuktikan dengan penyerahan

tiket/boarding pass dari sarana transportasi yang digunakan maka kelebihan

atau kekurangan uang saku tersebut harus dikembalikan atau dibayarkan pada

saat dilakukan pertanggungjawaban;

2) Ayat (5) a. Komponen Biaya perjalanan Dinas yang menyebutkan Biaya

perjalanan dinas yang ditanggung perusahaan meliuti Biaya transportasi dari

dank e tempat tujuan dinas dengan fasilitas at cost;

d. Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani tentang Pedoman Persyaratan dan Tata

cara Penerimaan /Pembayaran Nomor 100/kpts/Dir/2012 tanggal 30 Januari

2012 pada pasal 15 Persyaratan Surat Bukti Pembayaran pada:

1) Ayat (1) g. yang menyebutkan Pembayaran kepada lebih dari 1 orang harus

dilampiri Lampiran Daftar Pembayaran, Lampiran 3.1;

2) Ayat (1) h. yang menyatakan Pembayaran upah tenaga borong.outsourching,

harus dilampiri Daftar Hadir , Lampiran 3.2.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Pengeluararan tanpa bukti pertanggungjwaban yang memeadai sebesar

Rp1.496.000.000,00 atas realisasi pembayaran pekerjaan manajemen konstruksi

yang diragukan kebenarannya;

b. Terjadi Indikasi pembayaran yang tidak perlu senilai Rp182.000.000,00; dan

c. Pelaksanaan perpanjangan waktu pekerjaan Konsultan Manajemen Konstruksi

Engineering Procurement Construction (EPC) Pembangunan Pabrik Sagu di

Papua Tahun 2013 tidak sah karena tidak ada dasar untuk melaksanakan

pekerjaan;

Hal tersebut disebabkan:

a. Direktur SDM dan Umum Perum Perhutani sebagai pihak yang melakukan

perikatan dalam merealisasikan Pembangunan Pabrik Sagu Di Papua Tahun 2013

lalai dan tidak mempedomani peraturan yang berlaku; dan

b. Ketua Tim Project Managemen Unit (PMU) Pembangunan Pabrik Sagu Di Papua

Tahun 2013 lalai dalam mengendalikan pelaksanaan kontrak pekerjaan.

Page 174: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 160

Perum Perhutani menjelaskan bahwa:

a. Kelengkapan dokumen pembayaran dan kelengkapan pendukung seperti : daftar

hadir, realisasi biaya perjalanan domistik dan allowance tenaga ahli serta

mobilisasi & demobilisasi field team akan dimintakan ke Pihak MK.

b. Tidak ada kelebihan/double bon bayar realisasi pelaksanaan dua tenaga ahli dan

biaya sewa rumah keseluruhannya senilai Rp182.000.000,00, yaitu satu tenaga

ahli Managemen Konstruksi (MK) dan satu tenaga ahli Quality Inssurance yang

seharusnya dalam RAB masing-masing tenaga ahli sekaligus sebagai unsur

tenaga MK serta sebagai Quality Inssurance yang sudah termasuk dalam bagian

sebagai tenaga ahli senilai Rp168.000.000,00, dan terdapat kelebihan bayar Sewa

rumah untuk Field Team senilai Rp. 14.000.000,00 dikarenakan dalam hal

pembayaran Perum Perhutani kepada Konsultan MK adalah berdasarkan

kesepakatan dalam kontrak/perjanjian kedua belah pihak, dimana pembayaran

dilakukan mengikuti progres kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan oleh

kontraktor pelaksana berdasarkan berita acara lapangan.

c. Saran/masukan BPK-RI akan menjadikan perhatian untuk perbaikan ke depan.

BPK RI tidak sependapat dengan penjelasan Direksi Perum Perhutani, yang

dinyatakan dalan kontrak manajemen konstruksi adalah untuk menjamin kualitas dan

kuantitas yang akan dihasilkan oleh pelaksana dan dinilai oleh konsultan penilai.

Artinya setiap tenaga ahli dari konsultan penilai yang ditugaskan pada proyek

pembangunan pabrik sagu adalah Quality Insurance yang benar-benar untuk menilai

baikkualitas maupun kuantitas barang ato pekerjaan yang telah selesai dikerjakan

oleh kontraktor pelaksana. Contoh Ahli Struktur maka hasil yang harus disampaikan

oleh ahli struktur adalah nilai kualitas maupun kuantitas yang menurut keahliannya

telah sesuai atau tidak sesuai. Tidak ada satupun di Indonesia ini ada ahli Quality

Insurance.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani:

a. Membuat pertanggungjawaban kepada Menteri BUMN atas pembayaran

pelaksanakan pekerjaan jasa Konsultan yang tidak dipertanggungjawabkan

Rp1.496.000.000,00 sebagaimana mestinya.

b. Menarik kembali pengeluaran yang tidak perlu kepada Konsultan Manajemen

sebesar Rp182.000.000,00.

c. Mereviu kontrak jasa konsultan tentang hak dan kewajiban para pihak sesuai

dengan kontrak yang telah disepakati, mengacu kepada ketentuan yang lebih

tinggi.

4. Investasi pekerjaan jasa EPC dan commisioning pembangunan Pabrik Sagu

Papua tidak tepat dibebankan pada biaya produksi sebesar Rp24.672.249.786,00

Pada tahun 2012, Perum Perhutani memperoleh penugasan khusus dari Menteri

Negara BUMN untuk pelaksanaan pengembangan industri sagu berdasarkan Surat

Meneg BUMN Nomor S-90/MBU/2012 tanggal 29 Februari 2012. Untuk

mewujudkan penugasan dalam rangka percepatan pembangunan Indonesia Bagian

Timur terutama Provinsi Papua Barat tersebut, Perum Perhutani melaksanakan

Page 175: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 161

pembangunan pabrik sagu di Papua pada tahun 2013. Pelaksanaan pekerjaan

dilakukan oleh PT Barata Indonesia (Persero) berdasarkan Surat Perjanjian nomor

24/SP/DIR/2013 tanggal 4 Desember 2013 perihal Pekerjaan Engineering

Procurement Construction (EPC) & Comisioning Pembangunan Pabrik Sagu di

Papua Tahun 2013 antara Perum Perhutani dengan PT Barata Indonesia (Persero).

Pekerjaan EPC dan Commisioning Pembangunan Pabrik Sagu di Papua tahun 2013

dianggarkan senilai Rp126.759.000.000,00 dan telah dilaksanakan oleh PT Barata

Indonesia (Persero) dengan realisasi keuangan senilai Rp104.701.987.201,00 (tidak

termasuk PPN) dengan rincian sebagaimana tercantum pada tabel 3.65.

Tabel 3.65. Realisasi Pembayaran Pekerjaan EPC dan Commisioning Pembangunan Pabrik Sagu di Papua

No No. Bukti

Pembayaran Tanggal Uraian

Nilai (tidak termasuk

PPN)

1 BK 088/12/2013 18 Desember 2013 Uang Muka Pekerjaan EPC Pabrik Sagu ke PT Barata 20.213.600.000,00

2 BK 118/07/2014 18 Juli 2014 Pemby. I Pek. Pabrik Sagu di Papua 7.412.135.091,00

3 BK 065/09/2014 15 September 2014 Thp II Pek. Jasa Enginering % Pembangunan Pabrik Sagu 11.480.113.710,00

4 BK 022/11/2014 3 November 2014 Thp III Pek. Jasa EPC & Commisioning Pemb. Pabrik Sagu 14.697.885.760,00

5 BK 190/12/2014 30 Desember 2014 Thp IV Pek. Jasa EPC & Commisioning Pemb. Pabrik Sagu 24.672.249.786,00

6 BK 007/06/2015 3 Juni 2015 Pembyr ke 5 Pek Jasa EPC dan Commisioning Pabrik Sagu 26.226.002.854,00

Jumlah 104.701.987.201,00

Realisasi pembayaran tersebut menggunakan anggaran pada Kantor Pusat Perum

Perhutani. Hasil pemeriksaan secara uji petik atas realisasi pembayaran Pekerjaan

EPC dan Commisioning Pembangunan Pabrik Sagu di Papua menunjukan bahwa

Perum Perhutani melakukan pembayaran termin ke-IV sebesar Rp24.672.249.786,00

(tidak termasuk PPN) atas pekerjaan jasa EPC dan Commisioning Pembangunan

Pabrik Sagu kepada PT Barata Indonesia dengan menggunakan biaya produksi sesuai

dengan bukti keuangan BK No.190/12/2014 tanggal 30 Desember 2014. Pembayaran

tersebut tidak dicatat ke dalam akun aset dalam penyelesaian, namun dibebankan ke

dalam biaya produksi yaitu akun gaji dan tunjangan (kode rekening 54.19.11).

Pekerjaan jasa EPC dan Commisioning Pembangunan Pabrik Sagu tersebut

merupakan kegiatan investasi yang seharusnya dicatat sebagai penambahan aset.

Dalam Voucher No Register 801.01685 yang ditandatangani pengguna anggaran dan

bendahara umum diketahui terdapat kode rekening yang digunakan oleh Bagian

Keuangan sebagai dasar untuk melakukan pembukuan atau pencatatan dalam jurnal

buku harian.pekerjaan Pembangunan Pabrik Sagu.

Dalam Keputusan Direksi Perum Perhutani No. 100/Kpts/Dir/2012 tanggal 30 Januari

2012 tentang Pedoman Persyaratan dan Tata Cara Penerimaan Pembayaran Pasal 19

Ayat (1) dinyatakan bahwa Surat bukti pembayaran dikoreksi oleh Korektor yang

ditunjuk/ditetapkan Pimpinan Unit Kerja setempat, mengenai syarat-syarat sahnya

surat bukti, baik dasar-dasar tagihan, surat persetujuan, tarif, volume perhitungan

nilai uang, penerima uang yang berhak, pajak, meterai, pemberian nomer rekening,

nomer kegiatan (Uang Muka) dan lain-lain.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-36/PJ/2011 tentang Pengenaan Pajak

Bumi dan Bangunan Sektor Perhutanan Pasal 1 Angka 13, menyatakan bahwa

Page 176: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 162

biaya produksi adalah seluruh biaya langsung yang terkait dengan kegiatan

produksi hasil hutan, sampai di log ponds/log yards untuk hasil hutan kayu atau

sampai di tempat pengumpulan lain untuk hasil hutan bukan kayu pada Hutan

Alam.

b. Keputusan Direksi Perum Perhutani No.817/KPTS/DIR/2013 tentang Kebijakan

Akuntansi Pada Perum Perhutani Huruf d Angka 01, menyatakan bahwa aset

tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan

dibangun lebih dulu, dimiliki untuk digunakan dalam operasi dan tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha, mempunyai umur

manfaat lebih dari satu periode, dan layak dikapitalisasi.

c. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.23/Menhut-II/2012

Tentang Pedoman Pelaporan Keuangan Pengelolaan Hutan Pada Perum Perhutani

pada Penjelasan Komponen Utama Laporan Posisi Keuangan Angka (6) Aset

Tetap, menyatakan bahwa Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam

bentuk siap pakai, baik melalui pembelian maupun dibangun lebih dahulu, yang

digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual

dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih

dari satu tahun. Aset tetap dapat berupa :

(1) Pemilikan Langsung

Pos ini merupakan aset tetap yang siap pakai, transaksinya telah selesai, dan

menjadi hak perusahaan secara hukum. Aset ini dicatat sebesar biaya

perolehan.

(2) Aset Sewa

Pos ini merupakan aset tetap yang diperoleh melalui transaksi sewa yang

memenuhi kriteria sewa pembiayaan (finance lease). Aset sewa dicatat

sebesar nilai kini (present value) dari seluruh pembayaran sewa minimum

atau nilai wajar aset sewaan, mana yang lebih rendah dan disajikan setelah

dikurangi akumulasi penyusutan.

(3) Aset dalam Penyelesaian

Pos ini merupakan aset yang masih dalam proses pembangunan dan belum

siap untuk digunakan, serta dimaksudkan untuk dipergunakan oleh

perusahaan dalam kegiatan usahanya. Aset ini dicatat sebesar biaya yang

telah dikeluarkan.

Hal tersebut mengakibatkan Biaya produksi Tahun 2014 lebih saji (overstated)

sebesar Rp24.672.249.786,00 dan nilai aset dalam penyelesaian per 31 Desember

2014 kurang saji (understated) sebesar Rp24.672.249.786,00.

Hal tersebut disebabkan:

a. Bagian Keuangan tidak cermat dalam pemberian kode/nomor rekening pada surat

bukti pembayaran termin ke-IV atas pekerjaan jasa EPC dan Commisioning

Pembangunan Pabrik Sagu

Page 177: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 163

b. Bagian Keuangan yang tidak cermat dalam melakukan pencatatan kode rekening

atas transaksi pembayaran termin ke-IV atas pekerjaan jasa EPC dan

Commisioning Pembangunan Pabrik Sagu

c. Pengendalian dari Kepala Biro Keuangan maupun diresktur Keuangan masih

Lemah.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa sependapat dengan BPK, untuk selanjutnya

akan ditindak lanjuti dengan KAP pada saat melakukan Audit Laporan Keuangan

tahun buku 2015, untuk melakukan jurnal koreksi atas kesalahan pembukuan.

No No. Bukti

Pembayaran Tanggal Uraian

Nilai (tidaktermasuk

PPN)

1 BK 088/12/2013 18 Desember 2013 Uang Muka Pekerjaan EPC Pabrik Sagu ke

PT Barata

20.213.600.000,00

2 BK 118/07/2014 18 Juli 2014 Pemby. I Pek. Pabrik Sagu di Papua 7.412.135.091,00

3 BK 065/09/2014 15 September 2014 Thp II Pek. Jasa Enginering % Pembangunan

Pabrik Sagu

11.480.113.710,00

4 BK 022/11/2014 3 November 2014 Thp III Pek. Jasa EPC & Commisioning Pemb.

PabrikSagu

14.697.885.760,00

5 BK 190/12/2014 30 Desember 2014 Thp IV Pek. Jasa EPC &CommisioningPemb.

PabrikSagu

24.672.249.786,00 **

6 BK 007/06/2015 3 Juni 2015 Pembyrke 5 PekJasa EPC

danCommisioningPabrikSagu

26.226.002.854,00

Jumlah 104.701.987.201,00

** akan dijurnal kembali dan menjadi beban biaya Investasi.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani melalui:

a. Direktur Keuangan memerintahkan Kepala Biro Keuangan dan Bagian Keuangan

untuk lebih cermat dan teliti dalam pemberian kode/nomor rekening pada surat

bukti pembayaran termin ke-IV atas pekerjaan jasa EPC dan Commisioning

Pembangunan Pabrik Sagu termasuk pencatatan kode rekening atas transaksi

pembayaran termin ke-IV atas pekerjaan jasa EPC dan Commisioning

Pembangunan Pabrik Sagu

b. Direktur Keuangan secara berjenjang ke Kepala Biro Keuangan dan Kepala

Bagian Keuangan untuk meningkatkan pengendalian melalui monitoring dan

pengawasan yang optimal dalam pelaporan keuangan atas pencatatan yang tidak

tepat.

5. Jenis perikatan lumpsum dalam perjanjian pekerjaan jasa konsultan

manajemen konstruksi senilai Rp3.587.285.900,00 kurang melindungi

kepentingan Perum Perhutani

Perum Perhutani pada tahun 2011 melakukan pengadaan Jasa Konsultan Manajemen

Konstruksi (MK). Pengadaan jasa konsultan MK ini dilakukan Perum Perhutani

sehubungan dengan investasi pekerjaan EPC Pembangunan Pabrik Derivat

Gondorukem dan Terpentin (PDGT) yang akan dilakukan Perum Perhutani di

Pemalang. Berdasarkan Nota Dinas dari Direktur Utama kepada Direktur SDM dan

Page 178: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 164

Umum Nomor 687A/ND/CSLH/2011 tanggal 21 November 2011 diketahui bahwa

Proses pengadaan Jasa Konsultan MK dilakukan dengan mekanisme Penunjukan

Langsung. Lebih lanjut berdasarkan Nota Dinas No. 616/UM/2011 tanggal 21

November 2011, proses pengadaan Jasa Konsultan MK mulai diproses dengan

anggaran untuk biaya kegiatan tersebut sebesar + 3,9 milyar dengan beban rekening

No.14.32.12 RKAP Tahun 2011, 2012, dan 2013 (Multi Years). Adapun rekanan

yang diundang untuk mengajukan proposal penawaran harga jasa konsultan MK

berdasarkan surat undangan Nomor:534a/004.1/Um/Dir tanggal 22 November 2011

adalah PT Indah Karya.

Berdasarkan Surat PT Indah Karya Nomor. K.6/13/13/XII/2011 tanggal 24

November 2011 diketahui bahwa harga penawaran yang diajukan sehubungan dengan

jasa konsultan MK adalah sebesar Rp4.104.900.000,00 (termasuk PPN 10% dan

pajak lain yang berlaku) dengan jangka waktu 540 hari (Tabel 3.66).

Tabel 3.66. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Manajemen Konstruksi Jasa Rekayasa, Pengadaan,

dan Konstruksi Pabrik Derivat Gondorukem & Terpentin di Pemalang TA 2011/2012

No Uraian Harga (Rp)

I. Biaya Langsung Personil

a. Tenaga Ahli 1.600.000.000,00

b. Asisten Ahli 1.085.000.000,00

c. Tenaga Pendukung 431.500.000,00

Sub Jumlah I 3.116.500.000,00

II. Biaya Langsung Non Personil

a. Operasional & Peralatan Kantor 64.400.000,00

b. Komunikasi & kurir 48.450.000,00

c. Alat tulis & bahan habis 28.000.000,00

d. Pelaporan 77.550.000,00

e. Akomodasi & Transportasi 267.750.000,00

f. Perjalanan Domestik & Allowance 45.000.000,00

g. Mobilisasi & Demobilisasi Field Team 84.100.000,00

Sub Jumlah II 615.250.000,00

Jumlah 3.731.750.000,00

PPN 10% 373.175.000,00

Total 4.104.925.000,00

Pembulatan 4.104.900.000,00

Berdasarkan Berita Acara Pemasukan, Pembukaan, Klarifikasi dan Negosiasi Harga

yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2011 telah dilakukan klarifikasi dan

negosiasi harga sehingga tercapai harga yang disepakati sebesar Rp3.587.285.900,00

termasuk PPn 10% dan pajak lain yang berlaku.

Pada tanggal 6 Desember 2012 para pihak (Perum Perhutani dan PT Indah Karya)

menandatangani Perjanjian Pekerjaan Jasa Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)

Pekerjaan Engineering Procurement Construction (EPC) Pembangunan PDGT di

Page 179: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 165

Pemalang No. 37/SP/DIR/2011. Adapun isi perjanjian Jasa Konsultan Manajemen

Konstruksi antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Ruang lingkup pekerjaan meliputi tahap pra-konstruksi dan tahap konstruksi

dimana pada tahap konstruksi dibagi lagi menjadi tahap evaluasi hasil

perencanaan (engineering), tahap pengadaan peralatan (procurement), dan tahap

pelaksanaan (construction);

b. Perum Perhutani berhak memperoleh jaminan tersedianya petugas yang

memenuhi kualifikasi dan kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan dan PT

Indah Karya berkewajiban menyediakan tim pelaksana pekerjaan yang memenuhi

kualifikasi dan kompetensi untuk melaksankan pekerjaan;

c. Nilai kontrak sebesar Rp3.587.285.900,00 termasuk PPn 10% dan pajak-pajak

yang berlaku. Harga pekerjaan tersebut adalah harga tetap (lumpsum fixed price);

d. Cara pembayaran harga/nilai kontrak dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Pembayaran ke I sebesar 10% dari nilai kontrak atau sebesar

Rp358.728.590,00 termasuk PPn 10% dibayarkan setelah PT Indah Karya

mendampingi Perum Perhutani dalam Pelaksanaan Pelelangan Terbuka dan

telah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) serta menyerahkan

Laporan Tahapan Pelelangan sebanyak 3 (tiga) eksemplar;

2) Pembayaran ke-II dan seterusnya mengikuti tahapan pembayaran pekerjaan

EPC Pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin di Pemalang.

Hasil pemeriksaan lebih lanjut secara uji petik terhadap dokumen pembayaran jasa

MK tahap V diketahui hal-hal sebagai berikut.

a. Pembayaran dilakukan berdasarkan kemajuan pekerjaan EPC periode 15 Oktober

2012 sampai dengan 6 Januari 2013 yang didasarkan Berita Acara Lapangan;

b. Berdasarkan Berita Acara Lapangan Progress Termijn ke-4 yang ditandatangani

oleh PT Rekayasa Industri dan Manajemen Konstruksi diketahui bahwa

kemajuan pekerjaan EPC periode 15 Oktober 2012 sampai dengan 06 Januari

2013 telah mencapai 48,27% dimana mengalami peningkatan 17,04 % dari

periode sebelumnya yaitu 31,23%.

c. Atas kemajuan pekerjaan sebesar 17,04% tersebut, dibayarkan jasa konsultan MK

sebesar Rp611.273.517,36 (17,04% x 3.587.285.900,00).

d. Dalam dokumen pendukung pembayaran tidak terdapat adanya dokumen berupa

absensi atau bukti kehadiran personil Manajemen Konstruksi dalam periode 15

Oktober 2012 sampai dengan 6 Januari 2013.

Berdasarkan uraian pemeriksaan terhadap dokumen pembayaran tahap V Jasa

Konsultan MK sebagaimana yang diuraikan diatas diketahui bahwa pembayaran

hanya didasarkan pada Berita Acara Lapangan sebagai syarat untuk mengajukan

tagihan tanpa adanya dokumen pendukung berupa absensi sebagai bukti kehadiran

MK di lokasi pekerjaan. Hal ini dikarenakan jenis kontrak yang dipilih oleh Perum

Perhutani adalah kontrak lumpsum. Berdasarkan pasal 51 ayat (1) Peraturan Presiden

No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diketahui bahwa

kontrak lumpsum merupakan kontrak pengadan barang/jasa atas penyelesaian seluruh

Page 180: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 166

pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak, dengan

ketentuan sebagai berikut.

a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;

b. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa;

c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai

dengan isi kontrak;

d. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);

e. Total harga penawaran bersifat mengikat; dan

f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.

Penggunaan jenis kontrak lumpsum terkait jasa konsultan Manajemen Konstruksi di

atas kurang melindungi kepentingan Perum Perhutani dengan pertimbangan sebagai

berikut.

a. Perum Perhutani tidak dapat memperoleh kepastian kinerja atas masing-masing

personel dari Manajemen Konstruksi baik Tenaga Ahli, Asissten Tenaga Ahli dan

Tenaga Pendukung. Hal ini dikarenakan penagihan yang dilakukan oleh PT Indah

Karya mengikuti progress pekerjaan EPC yang dibuktikan dengan Berita Acara

Lapangan tanpa adanya absensi maupun bukti kehadiran personel MK di Lokasi

Pekerjaan EPC. Hal tersebut kurang melindungi Perum Perhutani karena

berdasarkan kontrak atau perjanjian jasa konsultan MK, Perum Perhutani berhak

memperoleh jaminan atas tersedianya petugas yang memenuhi kualifikasi dan

kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan dan PT Indah Karya berkewajiban

menyediakan tim pelaksana pekerjaan yang memenuhi kualifikasi dan

kompetensi untuk melaksankan pekerjaan.

b. Harga atau nilai kontrak jasa Konsultan MK dibentuk berdasarkan penawaran

yang terdiri dari biaya langsung personil dan biaya tidak langsung personil.

Dimana biaya langsung personil ditentukan atau dihitung berdasarkan jumlah

orang, lamanya penugasan dan billing rate. Dengan demikian pembayaran jasa

konsultan MK yang tidak didukung dengan absensi atau kehadiran personel MK

di lokasi pekerjaan mengakibatkan kepentingan Perum Perhutani kurang

terlindungi.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 07/PRT/M/2011 tentang Standar

dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi pasal 9 ayat

(3) yang menyatakan bahwa kontrak pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi

dapat menggunakan:

1) Kontrak Lump Sum, Harga satuan, Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan

untuk pekerjaan tunggal atau terintegrasi.

2) Kontrak Lump Sum Jasa Konsultansi didasarkan atas produk/keluaran (output

based) yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan Kerangka Acuan

Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini yaitu feasibility study, design,

study,evaluasi, kajian, telaah, pedoman, petunjjuk, produk hukum, sertifikasi,

dan lainnya.

Page 181: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 167

Kontrak Harga Satuan Jasa Konsultansi didasarkan atas input (tenaga ahli

dan biaya-biaya langsung terkait termasuk perjalanan dinas) yang harus

disediakan konsultan (input based) untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

dengan Kerangka Acuan Kerja/TOR. Jenis pekerjaan pada kelompok ini

yaitu supervisi/pengawasan pekerjaan fisik, monitoring dan evaluasi,

manajemen kontrak, survey, dan lainnya.

b. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2008 sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-

15/MBU/2012 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

BUMN

3) Pasal 2 yang menyatakan bahwa pengadaan barang dan jasa wajib

menerapkan prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut.

c) Efisien, berarti pengadaan barang dan jasa harus diusahakan untuk

mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat

dengan menggunakan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan

bukan hanya didasarkan pada harga terendah;

d) Efektif, berarti pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.

4) Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan bahwa kontrak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tetap harus mengindahkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan tata kelola perusahaan yang baik (Good

Corporate Governance) serta prinsip kehati-hatian dalam pengambilan

keputusan bisnis (business judgement rule);

Hal tersebut tersebut mengakibatkan Perum Perhutani tidak dapat mengetahui secara

pasti kinerja masing-masing personel Manajemen Konstruksi sesuai dengan

penawaran yang diajukan PT Indah Karya.

Hal tersebut disebabkan karena Direksi Perum Perhutani kurang cermat dalam

membuat perjanjian pekerjaan jasa konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Pekerjaan

Engineering Procurement Construction (EPC) Pembangunan PDGT di Pemalang.

Perum Perhutani menjelaskan bahwa Direksi Perum Perhutani memandang bahwa

pada dasarnya Pembangunan Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin di Pemalang

menggunakan skema EPC&C. Meski tertuang dalam 2 buah Perjanjian, akan tetapi

tetap memiliki benang merah /saling keterkaitan yang erat, dengan penjelasan :

a. Sebagaimana tersebut dalam Kontrak Perjanjian EPC nomor: 05/SP/DIR/2012

tanggal 13 Februari 2012, ayat (4) PIHAK KEDUA akan melaksanakan

commissioning terhadap hasil pekerjaan atas biaya PIHAK KESATU yang akan

diatur tersendiri…dst

b. Upaya pencairan Jaminan Pemeliharaan EPC, adalah akibat pekerjaan

Commissioning yang dilaksanakan oleh Rekind dianggap kurang berhasil.

Terlampir surat-menyurat antara Perum Perhutani dan PT Rekind terkait dengan

upaya pencairan tsb.

Page 182: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Auditorat Keuangan Negara VII.C | 168

c. Berdasarkan kesepakatan bersama antara PT Rekayasa Industri dan Perum

Perhutani tgl 22 Desember 2015, Rekind menyetujui penggantian Jaminan

Pemeliharaan dengan Uang Tunai. Dengan adanya Kesepakatan bersama

tersebut, berarti Rekind juga menerima bahwa EPC&C PDGT Pemalang masih

merupakan satu kesinambungan.

Meski demikian Direksi Perum Perhutani menyikapi positif atas hasil temuan BPK

ini dan aklan menjadi perhatian dalam penyusunan Perjanjian Kontrak EPCC

selanjutnya.

BPK-RI merekomendasikan agar Direksi Perum Perhutani:

a. Mempertanggungjawabkan hal tersebut kepada Menteri BUMN karena tidak

dapat mengetahui secara pasti kinerja masing-masing personel Manajemen

Konstruksi sesuai dengan penawaran yang diajukan PT Indah Karya dengan

alasan kontrak lumpsum; dan

b. Memintakan pertanggungjawaban kepada personel Manajemen Konstruksi PT

Indah Karya dengan melaporkan bukti kinerjanya.

Page 183: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

LAMPIRAN 1. DENDA KETERLAMBATAN JASA MAKLOON CV PRIMA MITRA TAHUN 2014

VOLUME

TANGGAL NOMOR M3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 5/9/2014 01/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 327.5600 174.2619 174.2619 1 01/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 6/11/2014 Papan,Kaso,Reng 47.2538 47.2538

2 02/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 6/11/2014 Papan,Kaso,Reng 72.5965 119.8503

3 03/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 6/27/2014 Papan,Kaso,Reng 68.9667 188.8170

2 5/15/2014 02/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 298.5700 158.8392 333.1012 4 04/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 6/27/2014 Papan,Kaso,Reng 102.8506 291.6676

5 05/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 7/15/2014 Papan,Kaso,Reng 68.9667 360.6343

3 5/24/2014 03/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 698.4900 371.5967 704.6978 6 06/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 7/15/2014 Papan,Kaso,Reng 15.0107 375.6450

7 07/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 7/21/2014 Papan,Kaso,Reng 50.8176 426.4626

8 08/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 7/21/2014 Papan,Kaso,Reng 29.5388 456.0014

9 09/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 8/11/2014 Papan,Kaso,Reng 68.9667 524.9681

10 10/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 8/15/2014 Papan,Kaso,Reng 137.9335 662.9016

4 5/24/2014 04/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 79.4100 42.2461 746.9440 11 11/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 8/15/2014 Papan,Kaso,Reng 68.9667 731.8683

5 5/24/2014 05/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 192.4800 102.3994 849.3433 12 12/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 8/22/2014 Papan,Kaso,Reng 134.3036 866.1719

6 6/1/2014 06/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 103.7900 55.2163 904.5596 13 13/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 8/22/2014 Papan,Kaso,Reng 65.6744 931.8463

7 6/2/2014 07/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 130.0200 69.1706 973.7302 14 14/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 8/22/2014 Papan,Kaso,Reng 65.3369 997.1832

8 6/2/2014 08/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 31.5600 16.7899 990.5202

9 6/10/2014 09/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 89.5400 47.6353 1,038.1554 15 15/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 9/5/2014 Papan,Kaso,Reng 68.9667 1,066.1499

10 6/17/2014 10/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 347.1400 184.6785 1,222.8339 16 16/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 9/24/2014 Papan,Kaso,Reng 116.1545 1,182.3044

11 6/17/2014 11/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 14.7200 7.8310 1,230.6650

12 6/17/2014 12/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 102.3500 54.4502 1,285.1152 17 17/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 9/24/2014 Papan,Kaso,Reng 108.8948 1,291.1992

13 6/24/2014 13/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 15.9800 8.5014 1,293.6165 18 18/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 9/24/2014 Papan,Kaso,Reng 7.1863 1,298.3855

14 6/25/2014 14/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 105.9400 56.3601 1,349.9766

15 7/1/2014 15/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 165.6600 88.1311 1,438.1077

16 7/1/2014 16/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 74.3100 39.5329 1,477.6406

17 7/1/2014 17/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 46.0200 24.4826 1,502.1233

18 7/14/2014 18/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 121.3200 64.5422 1,566.6655

19 7/15/2014 19/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 80.7000 42.9324 1,609.5979

20 7/17/2014 20/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 72.7800 38.7190 1,648.3169 19 19/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 9/24/2014 Papan,Kaso,Reng 362.9829 1,661.3684

21 7/17/2014 21/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 65.6300 34.9152 1,683.2320

22 7/26/2014 22/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 248.9300 132.4308 1,815.6628

23 7/26/2014 23/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 62.5800 33.2926 1,848.9554 20 20/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 10/17/2014 Papan,Kaso,Reng 154.6833 1,816.0517

24 7/26/2014 24/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 31.5200 16.7686 1,865.7240

25 8/15/2014 25/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 158.7900 84.4763 1,950.2003 21 21/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 10/27/2014 Papan,Kaso,Reng 230.1391 2,046.1908

26 8/16/2014 26/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 254.8700 135.5908 2,085.7911 22 22/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 11/11/2014 Papan,Kaso,Reng 89.5508 2,135.7416

23 23/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 11/17/2014 Papan,Kaso,Reng 10.5780 2,146.3196

27 9/1/2014 27/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 376.9400 200.5321 2,286.3232 24 24/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 11/24/2014 Papan,Kaso,Reng 99.4341 2,245.7537

28 9/1/2014 28/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 256.0200 136.2026 2,422.5258 25 25/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 12/12/2014 Papan,Kaso,Reng 145.5398 2,391.2935

29 9/1/2014 29/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 257.3700 136.9208 2,559.4467 26 26/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 12/19/2014 Papan,Kaso,Reng 274.2089 2,665.5024

30 9/16/2014 30/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 360.1100 191.5785 2,751.0252 27 27/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 12/26/2014 Papan,Kaso,Reng 134.7677 2,800.2701

31 9/16/2014 31/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 377.9600 201.0747 2,952.0999 28 28/BA.Penyerahan/Olahan/PKS.CV.Prima Mitra/2014 12/26/2014 Papan 147.2016 2,947.4717

32 9/16/2014 32/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 96.7400 51.4657 3,003.5656

33 9/27/2014 33/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 65.8400 35.0269 3,038.5925

34 9/27/2014 34/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 161.7800 86.0670 3,124.6594

35 9/27/2014 35/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014 13.9600 7.4267 3,132.0862

5,887.3800 3,132.0861 2,947.4717 JUMLAH BBI DAN HASIL RENDEMEN JUMLAH HASIL OLAHAN

Akumulasi

Rendemen NONO

BERITA ACARA PENYERAHAN BBIJUMLAH

KAYU LOG Rendemen

Seharusnya NOMOR TANGGAL M3

BERITA ACARA PENYERAHAN HASIL OLAHAN

JENIS PRODUKAkumulasi

Realisasi

Halaman 1 dari 2

Page 184: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

TANGGAL NOMOR

1 2 3

1 5/9/2014 01/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

2 5/15/2014 02/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

3 5/24/2014 03/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

4 5/24/2014 04/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

5 5/24/2014 05/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

6 6/1/2014 06/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

7 6/2/2014 07/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

8 6/2/2014 08/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

9 6/10/2014 09/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

10 6/17/2014 10/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

11 6/17/2014 11/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

12 6/17/2014 12/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

13 6/24/2014 13/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

14 6/25/2014 14/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

15 7/1/2014 15/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

16 7/1/2014 16/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

17 7/1/2014 17/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

18 7/14/2014 18/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

19 7/15/2014 19/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

20 7/17/2014 20/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

21 7/17/2014 21/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

22 7/26/2014 22/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

23 7/26/2014 23/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

24 7/26/2014 24/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

25 8/15/2014 25/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

26 8/16/2014 26/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

27 9/1/2014 27/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

28 9/1/2014 28/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

29 9/1/2014 29/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

30 9/16/2014 30/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

31 9/16/2014 31/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

32 9/16/2014 32/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

33 9/27/2014 33/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

34 9/27/2014 34/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

35 9/27/2014 35/BAP.Penyerahan/IK/CV. Prima Mitra/2014

JUMLAH BBI DAN HASIL RENDEMEN

NO

BERITA ACARA PENYERAHAN BBI

18

94

0.05% 0.10% 0.15%

10 hari

pertama

10 hari

kedua

10 hari

ketiga dst

13 = 9 - 2 14 = 13-(15 hari) 16 16 17 18 19 20 =17+18+19 21 22 23 24 = 21+22+23 25 =16 x 20 x 24

33 18 81.9760 81.9760 0.50% 0.80% 0.00% 1.30% 461,507 294,728 15,125 771,360 822,029.10

33 18 125.9405 125.9405 0.50% 0.80% 0.00% 1.30% 461,507 294,728 15,125 771,360 1,262,891.03

49 34 119.6435 119.6435 0.50% 1.00% 2.10% 3.60% 461,507 294,728 15,125 771,360 3,322,375.57

43 28 178.7253 178.7253 0.50% 1.00% 1.20% 2.70% 461,507 294,728 15,125 771,360 3,722,261.78

52 37 119.8447 119.8447 0.50% 1.00% 2.55% 4.05% 461,507 294,728 15,125 771,360 3,743,958.02

52 37 34.6873 34.6873 0.50% 1.00% 2.55% 4.05% 461,507 294,728 15,125 771,360 1,083,634.03

58 43 117.4311 117.4311 0.50% 1.00% 3.45% 4.95% 461,507 294,728 15,125 771,360 4,483,791.84

58 43 68.2593 68.2593 0.50% 1.00% 3.45% 4.95% 461,507 294,728 15,125 771,360 2,606,298.44

79 64 159.3707 159.3707 0.50% 1.00% 6.60% 8.10% 461,507 294,728 15,125 771,360 9,957,506.84

83 68 318.7416 318.7416 0.50% 1.00% 7.20% 8.70% 461,507 294,728 15,125 771,360 21,390,213.29

83 68 79.4100 79.4100 0.50% 1.00% 7.20% 8.70% 461,507 294,728 15,125 771,360 5,329,071.69

90 75 192.4800 192.4800 0.50% 1.00% 8.25% 9.75% 461,507 294,728 15,125 771,360 14,475,958.85

82 67 103.7900 103.7900 0.50% 1.00% 7.05% 8.55% 461,507 294,728 15,125 771,360 6,845,083.35

81 66 130.0200 130.0200 0.50% 1.00% 6.90% 8.40% 461,507 294,728 15,125 771,360 8,424,547.08

95 80 31.560 31.5600 0.50% 1.00% 9.00% 10.50% 461,507 294,728 15,125 771,360 2,556,132.77

87 72 89.540 89.5400 0.50% 1.00% 7.80% 9.30% 461,507 294,728 15,125 771,360 6,423,284.42

99 84 347.140 347.1400 0.50% 1.00% 9.60% 11.10% 461,507 294,728 15,125 771,360 29,722,460.05

99 84 14.720 14.7200 0.50% 1.00% 9.60% 11.10% 461,507 294,728 15,125 771,360 1,260,340.53

99 84 102.350 102.3500 0.50% 1.00% 9.60% 11.10% 461,507 294,728 15,125 771,360 8,763,305.26

92 77 15.9800 15.9800 0.50% 1.00% 8.55% 10.05% 461,507 294,728 15,125 771,360 1,238,796.45

91 76 105.9400 105.9400 0.50% 1.00% 8.40% 9.90% 461,507 294,728 15,125 771,360 8,090,069.96

85 70 165.6600 165.6600 0.50% 1.00% 7.50% 9.00% 461,507 294,728 15,125 771,360 11,500,514.78

85 70 74.3100 74.3100 0.50% 1.00% 7.50% 9.00% 461,507 294,728 15,125 771,360 5,158,778.54

85 70 46.0200 46.0200 0.50% 1.00% 7.50% 9.00% 461,507 294,728 15,125 771,360 3,194,818.85

72 57 121.3200 121.3200 0.50% 1.00% 5.55% 7.05% 461,507 294,728 15,125 771,360 6,597,488.36

71 56 80.7000 80.7000 0.50% 1.00% 5.40% 6.90% 461,507 294,728 15,125 771,360 4,295,163.89

69 54 72.7800 72.7800 0.50% 1.00% 5.10% 6.60% 461,507 294,728 15,125 771,360 3,705,212.33

92 77 65.6300 65.6300 0.50% 1.00% 8.55% 10.05% 461,507 294,728 15,125 771,360 5,087,747.86

83 68 248.9300 248.9300 0.50% 1.00% 7.20% 8.70% 461,507 294,728 15,125 771,360 16,705,274.10

83 68 62.5800 62.5800 0.50% 1.00% 7.20% 8.70% 461,507 294,728 15,125 771,360 4,199,638.67

93 78 31.520 31.5200 0.50% 1.00% 8.70% 10.20% 461,507 294,728 15,125 771,360 2,479,953.25

73 58 158.790 158.7900 0.50% 1.00% 5.70% 7.20% 461,507 294,728 15,125 771,360 8,818,866.32

87 72 227.9445 227.9445 0.50% 1.00% 7.80% 9.30% 461,507 294,728 15,125 771,360 16,351,936.07

77 62 26.9255 26.9255 0.50% 1.00% 6.30% 7.80% 461,507 294,728 15,125 771,360 1,620,001.79

84 69 376.940 376.9400 0.50% 1.00% 7.35% 8.85% 461,507 294,728 15,125 771,360 25,731,944.80

102 87 256.020 256.0200 0.50% 1.00% 10.05% 11.55% 461,507 294,728 15,125 771,360 22,809,354.32

109 94 257.370 257.3700 0.50% 1.00% 11.10% 12.60% 461,507 294,728 15,125 771,360 25,014,140.32

101 86 360.110 360.1100 0.50% 1.00% 9.90% 11.40% 461,507 294,728 15,125 771,360 31,666,287.25

101 86 377.960 377.9600 0.50% 1.00% 9.90% 11.40% 461,507 294,728 15,125 771,360 33,235,927.72

373,697,059.57 JUMLAH DENDA

Biaya

Angkut dan

Pengolahan

per m3 BBI

Keuntungan

(2%)

Nilai Pengenaan

Denda Per m3

BBI

Nilai DendaKeterlambatan

HariJumlah BBI Jumlah BBI

Denda per hari

Jumlah Denda Nilai BBI

Per m3

Jk Waktu

Penyelesaian

Halaman 2 dari 2

Page 185: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

LAMPIRAN 2. DENDA KETERLAMBATAN JASA MAKLOON PT QUARTINDO SEJATI TAHUN 2014

VOLUME

(M³) GF PB PB

1 2 3 4 5 6 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 3/19/2014 01/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 24.2900 4.6151 0.243 0.2429 4.8580 4.8580

2 3/23/2014 02/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 24.1500 4.5885 0.242 0.2415 4.8300 9.6880

3 3/23/2014 03/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 26.2600 4.9894 0.263 0.2626 5.2520 14.9400 1 01/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 5/16/2014 FP Garden Furniture 14.0600 14.0600

4 3/24/2014 04/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 24.6800 4.6892 0.247 0.2468 4.9360 19.8760

5 3/26/2014 05/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 19.8100 3.7639 0.198 0.1981 3.9620 23.8380 2 02/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 5/16/2014 FP Garden Furniture 13.9485 28.0085

6 3/28/2014 06/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 26.4300 5.0217 0.264 0.2643 5.2860 29.1240

7 3/28/2014 07/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 19.0900 3.6271 0.191 0.1909 3.8180 32.9420

8 3/28/2014 08/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 26.6600 5.0654 0.267 0.2666 5.3320 38.2740 3 03/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 5/24/2014 FP Garden Furniture 13.0359 41.0444

9 3/29/2014 09/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 16.6000 3.1540 0.166 0.1660 3.3200 41.5940

10 3/29/2014 10/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 13.9700 2.6543 0.140 0.1397 2.7940 44.3880

11 3/29/2014 11/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 22.0200 4.1838 0.220 0.2202 4.4040 48.7920 4 04/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 7/10/2014 FP Garden Furniture 11.4538 52.4982

12 4/3/2014 12/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 25.3800 4.8222 0.254 0.2538 5.0760 53.8680

13 4/4/2014 13/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 24.0100 4.5619 0.240 0.2401 4.8020 58.6700 5 05/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 7/10/2014 FP Garden Furniture 8.0651 60.5633

14 4/5/2014 14/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 16.0600 3.0514 0.161 0.1606 3.2120 61.8820

15 4/5/2014 15/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 24.0400 4.5676 0.240 0.2404 4.8080 66.6900

16 4/6/2014 16/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 14.4700 2.7493 0.145 0.1447 2.8940 69.5840 6 06/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 9/10/2014 FP Garden Furniture 11.0923 71.6556

17 4/6/2014 17/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 14.5900 2.7721 0.146 0.1459 2.9180 72.5020

18 4/6/2014 18/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 25.2900 4.8051 0.253 0.2529 5.0580 77.5600

19 4/6/2014 19/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 17.6700 3.3573 0.177 0.1767 3.5340 81.0940

20 4/10/2014 20/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 10.1500 1.9285 0.102 0.1015 2.0300 83.1240 7 07/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 9/10/2014 FP Garden Furniture 13.8911 85.5467

21 4/10/2014 21/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 20.5200 3.8988 0.205 0.2052 4.1040 87.2280

22 4/10/2014 22/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 14.6800 2.7892 0.147 0.1468 2.9360 90.1640

23 4/12/2014 23/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 22.8500 4.3415 0.229 0.2285 4.5700 94.7340

24 4/14/2014 24/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 25.4200 4.8298 0.254 0.2542 5.0840 99.8180 8 08/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 9/18/2014 FP Garden Furniture 14.8955 100.4422

25 4/18/2014 25/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 14.7100 2.7949 0.147 0.1471 2.9420 102.7600

26 4/22/2014 26/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 20.8000 3.9520 0.208 0.2080 4.1600 106.9200

27 4/23/2014 27/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 15.1300 2.8747 0.151 0.1513 3.0260 109.9460

17 4/24/2014 28/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 15.1100 2.8709 0.151 0.1511 3.0220 112.9680 9 09/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 9/18/2014 FP Garden Furniture 14.6706 115.1128

18 4/24/2014 29/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 15.1700 2.8823 0.152 0.1517 3.0340 116.0020

19 4/24/2014 30/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014 17.3100 3.2889 0.173 0.1731 3.4620 119.4640 10 10/BAST- FP/KSP/PT.QSF/2014 10/30/2014 FP Garden Furniture 3.3950 118.5078

597.3200 113.4908 5.973 5.9732 119.4640 118.5078

Rend 19%

Tanggal NomorNo

BERITA ACARA PENYERAHAN BBIJUMLAH

JENIS PRODUK AkumulasiM3

JUMLAH JUMLAH

Rend 1% Rend 1%Jumlah Prod

SeharusnyaAkumulasi NO

BERITA ACARA PENYERAHAN HASIL OLAHAN

NOMOR TANGGAL

Halaman 1 dari 2

Page 186: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

1 2 3

1 3/19/2014 01/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

2 3/23/2014 02/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

3 3/23/2014 03/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

4 3/24/2014 04/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

5 3/26/2014 05/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

6 3/28/2014 06/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

7 3/28/2014 07/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

8 3/28/2014 08/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

9 3/29/2014 09/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

10 3/29/2014 10/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

11 3/29/2014 11/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

12 4/3/2014 12/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

13 4/4/2014 13/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

14 4/5/2014 14/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

15 4/5/2014 15/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

16 4/6/2014 16/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

17 4/6/2014 17/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

18 4/6/2014 18/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

19 4/6/2014 19/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

20 4/10/2014 20/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

21 4/10/2014 21/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

22 4/10/2014 22/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

23 4/12/2014 23/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

24 4/14/2014 24/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

25 4/18/2014 25/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

26 4/22/2014 26/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

27 4/23/2014 27/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

17 4/24/2014 28/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

18 4/24/2014 29/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

19 4/24/2014 30/BA.penyerahan /BBI/PKS-PT.Quartindo/2014

Tanggal NomorNo

BERITA ACARA PENYERAHAN BBI

JUMLAH

37

129

0.05% 0.10% 0.15%

10 hari

pertama

10 hari

kedua

10 hari

ketiga dst

15 = 11-2 16 = 15 - (60 hari) 17 18 19 2021 =

18+19+2022 23 24

25 =

22+23+2426 = 17 x 21 x 25

58 0 24.2900 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

54 0 24.1500 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

54 0 26.2600 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

53 0 24.6800 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

51 0 19.8100 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

57 0 26.4300 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

57 0 19.0900 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

57 0 26.6600 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 -

103 43 16.6000 0.50% 1.00% 3.45% 4.95% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 5,888,920.94

103 43 13.9700 0.50% 1.00% 3.45% 4.95% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 4,955,917.20

103 43 22.0200 0.50% 1.00% 3.45% 4.95% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 7,811,689.10

98 38 25.3800 0.50% 1.00% 2.70% 4.20% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 7,639,472.03

97 37 24.0100 0.50% 1.00% 2.55% 4.05% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 6,968,986.45

158 98 16.0600 0.50% 1.00% 11.70% 13.20% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 15,192,943.02

158 98 24.0400 0.50% 1.00% 11.70% 13.20% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 22,742,113.96

157 97 14.4700 0.50% 1.00% 11.55% 13.05% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 13,533,230.53

157 97 14.5900 0.50% 1.00% 11.55% 13.05% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 13,645,461.88

157 97 25.2900 0.50% 1.00% 11.55% 13.05% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 23,652,757.43

157 97 17.6700 0.50% 1.00% 11.55% 13.05% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 16,526,066.58

153 93 10.1500 0.50% 1.00% 10.95% 12.45% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 9,056,446.60

161 101 20.5200 0.50% 1.00% 12.15% 13.65% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 20,073,931.82

161 101 14.6800 0.50% 1.00% 12.15% 13.65% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 14,360,883.00

159 99 22.8500 0.50% 1.00% 11.85% 13.35% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 21,862,000.86

157 97 25.4200 0.50% 1.00% 11.55% 13.05% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 23,774,341.39

153 93 14.7100 0.50% 1.00% 10.95% 12.45% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 13,125,155.61

149 89 20.8000 0.50% 1.00% 10.35% 11.85% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 17,664,612.79

148 88 15.1300 0.50% 1.00% 10.20% 11.70% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 12,686,657.83

147 87 15.1100 0.50% 1.00% 10.05% 11.55% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 12,507,453.17

189 129 15.1700 0.50% 1.00% 16.35% 17.85% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 19,406,456.28

189 129 17.3100 0.50% 1.00% 16.35% 17.85% 5,758,250 1,267,978 140,525 7,166,753 22,144,084.26

325,219,582.73

Nilai DendaJk Waktu

Penyelesaian

Keterlambatan

HariJumlah BBI

Denda

JUMLAH DENDA KETERLAMBATAN

Jumlah

Denda

Nilai BBI Per

m3

Biaya Angkut

dan

Pengolahan

per m3 BBI

Keuntungan

(2%)

Nilai

Pengenaan

Denda Per m3

BBI

Halaman 1 dari 2

Page 187: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 1 dari 1

Lampiran 3.

Rincian Pembeli yang Melakukan Pembayaran Lebih Dari 90 Hari Sejak

Tanggal B/L Penjualan Ekspor Gondorukem dan Terpentin

Tahun 2014 dan 2015 (s.d Juni)

NO NO

INVOICE AGEN TGL BL

TGL PEMBAYARAN

JENIS TRANSAKSI

HARI TERLAMBAT

1 2 3 4 5 6 7 = 5-4-(30

hari)

TAHUN 2014

1 1 NINDYA 16 Januari 2014 25 April 2014 T/T 69

2 7 MILATRONIKA 24 Januari 2014 30 Mei 2014 T/T 96

3 11 MEWANI 03 Februari 2014 06 Mei 2014 T/T 62

4 12 MILATRONIKA 03 Februari 2014 30 Mei 2014 T/T 86

5 13 SKYV HOLDINGS 03 Februari 2014 20 Mei 2014 T/T 76

6 14 SKYV HOLDINGS /NAVAL 09 Februari 2014 20 Mei 2014 T/T 70

7 37 G.LAJU 21 Februari 2014 30 Mei 2014 T/T 68

8 161 MEWANI 07 Mei 2014 07 Agustus 2014 T/T 62

9 177 MILATRONIKA 08 Juni 2014 09 September 2014 T/T 63

10 387 MEWANI 09 Oktober 2014 15 Januari 2015 T/T 68

11 436 NINDYA 22 Nopember 2014 23 Februari 2015 T/T 63

12 439 MEWANI 20 Nopember 2014 20 Februari 2015 T/T 62

13 458 MEWANI 27 Nopember 2014 02 Maret 2015 T/T 65

14 481 MEWANI 07 Desember 2014 10 Maret 2015 T/T 63

15 483 MILA 13 Desember 2014 16 Maret 2015 T/T 63

16 484 MILA 13 Desember 2014 16 Maret 2015 T/T 63

17 486 AJL 13 Desember 2014 16 Maret 2015 T/T 63

18 487 MEWANI 13 Desember 2014 18 Maret 2015 T/T 65

19 494 MILA 20 Desember 2014 25 Maret 2015 T/T 65

20 495 MILA 20 Desember 2014 24 Maret 2015 T/T 64

21 515 MILA 03 Januari 2015 07 April 2015 T/T 64

TAHUN 2015

1 59 AMES 2 April 2015 7 Juli 2015 T/T 66

2 110 G. LAJU 2 Mei 2015 3 Agustus 2015 T/T 63

3 114 MEWANI 27 April 2015 12 Agustus 2015 T/T 77

4 115 AMES 25 April 2015 27 Juli 2015 T/T 63

5 142 NINDYA 15 Mei 2015 14 Agustus 2015 T/T 61

6 256 AJL 7 April 2015 11 Agustus 2015 T/T 96

Page 188: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 1 dari 10

Lampiran 4.

Rincian Kehilangan Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pembayaran Penjualan Ekspor Gondorukem dan Terpentin

Tahun 2014 dan 2015 (s.d Juni)

A. Rincian Penjualan Luar Negeri KBM GT I Tahun 2014

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYAR

AN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN

KOMISI AGEN TOTAL

INTEREST ($) FCL TON DRUM HARI BULAN

Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 11-

10 13 14

15 = 8x13x14

16 17 18 = 15-17

1 65 MEWANI ISOTANK 1 20 80 55.000 22-Mar-14 21-Apr-14 25-Apr-14 4 1 0,75% 412,50

412,50

2 74 MILATRONIKA X 2 38,4 160 89.088 20-Mar-14 19-Apr-14 8-May-14 19 1 0,75% 668,16 74

668,16

3 74 MILATRONIKA WW 3 38,4 240 89.088 20-Mar-14 19-Apr-14 8-May-14 19 1 0,75% 668,16 74 2.400,00 (1.731,84)

4 76 G.LAJU X 1 19,2 80 44.544 21-Mar-14 20-Apr-14 30-May-14 40 2 0,75% 668,16

668,16

5 78 G.LAJU WW 3 57,6 240 132.480 20-Mar-14 19-Apr-14 28-Apr-14 9 1 0,75% 993,60 78 138,82 854,78

6 80 MEWANI X 5 96 400 222.720 19-Mar-14 18-Apr-14 22-May-14 34 2 0,75% 3.340,80

3.340,80

7 82 SREE INTERNATIONAL T. OIL 1 13,6 80 37.400 29-Mar-14 28-Apr-14 20-May-14 22 1 0,75% 280,50

280,50

8 85 MILATRONIKA WW 2 38,4 160 88.320 27-Mar-14 26-Apr-14 5-Jun-14 40 2 0,75% 1.324,80 85 960,00 364,80

9 86 MEWANI T. OIL 3 13,6 240 37.400 29-Mar-14 28-Apr-14 7-May-14 9 1 0,75% 280,50

280,50

10 87 MEWANI WW 1 19,2 80 44.160 26-Mar-14 25-Apr-14 13-May-14 18 1 0,75% 331,20

331,20

11 89 MEWANI WW 1 19,2 80 44.160 26-Mar-14 25-Apr-14 8-May-14 13 1 0,75% 331,20

331,20

12 96 MEWANI X 3 57,6 240 133.632 30-Mar-14 29-Apr-14 9-May-14 10 1 0,75% 1.002,24

1.002,24

13 99 MEWANI X 1 19,2 80 44.544 6-Apr-14 6-May-14 26-May-14 20 1 0,75% 334,08

334,08

14 106 MILATRONIKA WW 7 134,4 560 309.120 8-Apr-14 8-May-14 19-Jun-14 42 2 0,75% 4.636,80 106 3.360,00 1.276,80

15 112 NINDYA X 5 96 400 222.720 10-Apr-14 10-May-14 22-May-14 12 1 0,75% 1.670,40

1.670,40

16 113 NINDYA WW 5 96 400 220.800 19-Apr-14 19-May-14 22-May-14 3 1 0,75% 1.656,00

1.656,00

17 122A NINDYA WW 2 38,4 160 89.472 23-Apr-14 23-May-14 27-May-14 4 1 0,75% 671,04

671,04

18 124 MILATRONIKA WW 1 19,2 80 44.736 27-Apr-14 27-May-14 16-Jul-14 50 2 0,75% 671,04

671,04

19 126 MEWANI T. OIL 2 27,2 160 74.800 27-Apr-14 27-May-14 4-Jun-14 8 1 0,75% 561,00

561,00

Page 189: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 2 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYAR

AN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN

KOMISI AGEN TOTAL

INTEREST ($) FCL TON DRUM HARI BULAN

Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

20 129 NINDYA WW 5 96 400 223.680 25-Apr-14 25-May-14 10-Jul-14 46 2 0,75% 3.355,20

3.355,20

21 141 MEWANI WW 3 57,6 240 134.208 3-May-14 2-Jun-14 3-Jul-14 31 2 0,75% 2.013,12

2.013,12

22 148 G.LAJU WW 2 38,4 160 89.472 16-May-14 15-Jun-14 17-Jul-14 32 2 0,75% 1.342,08 148 1.424,45 (82,37)

23 153 NINDYA WW 3 57,6 240 134.208 16-May-14 15-Jun-14 30-Jul-14 45 2 0,75% 2.013,12

2.013,12

24 155 MEWANI WW 2 38,4 160 89.472 17-May-14 16-Jun-14 14-Jul-14 28 1 0,75% 671,04

671,04

25 156 MILATRONIKA WW 4 76,8 320 178.944 22-May-14 21-Jun-14 21-Jul-14 30 1 0,75% 1.342,08 156 1.305,60 36,48

26 161 MEWANI WW 1 19,2 80 45.120 7-May-14 6-Jun-14 7-Aug-14 62 2 0,75% 676,80

676,80

27 164 MEWANI X 1 19,2 80 45.504 24-May-14 23-Jun-14 11-Jul-14 18 1 0,75% 341,28

341,28

28 166 NINDYA WW 5 96 400 225.600 31-May-14 30-Jun-14 2-Jul-14 2 1 0,75% 1.692,00

1.692,00

29 170 NINDYA X 7 134,4 560 318.528 4-Jun-14 4-Jul-14 13-Aug-14 40 2 0,75% 4.777,92

4.777,92

30 171 MILATRONIKA X 3 57,6 240 136.512 4-Jun-14 4-Jul-14 13-Aug-14 40 2 0,75% 2.047,68

2.047,68

31 171 MILATRONIKA WW 2 57,6 160 136.512 4-Jun-14 4-Jul-14 13-Aug-14 40 2 0,75% 2.047,68

2.047,68

32 172 AJL WW 2 38,4 160 90.240 5-Jun-14 5-Jul-14 15-Jul-14 10 1 0,75% 676,80

676,80

33 174 MEWANI X 4 76,8 320 182.016 31-May-14 30-Jun-14 14-Aug-14 45 2 0,75% 2.730,24

2.730,24

34 177 MILATRONIKA T. OIL 1 13,6 80 37.400 8-Jun-14 8-Jul-14 9-Sep-14 63 2 0,75% 561,00 177 544,00 17,00

35 185 MEWANI WW 2 38,4 160 90.240 7-Jun-14 7-Jul-14 18-Aug-14 42 2 0,75% 1.353,60

1.353,60

36 187 MILATRONIKA WW 7 134,4 560 315.840 19-Jun-14 19-Jul-14 25-Aug-14 37 2 0,75% 4.737,60 187 3.360,00 1.377,60

37 198 MILATRONIKA T. OIL 2 27,2 160 74.800 21-Jun-14 21-Jul-14 19-Sep-14 60 2 0,75% 1.122,00 198 1.088,00 34,00

38 202 MEWANI X 3 57,6 240 136.512 21-Jun-14 21-Jul-14 29-Aug-14 39 2 0,75% 2.047,68

2.047,68

39 204 MEWANI WW 1 19,2 80 45.120 27-Jun-14 27-Jul-14 6-Aug-14 10 1 0,75% 338,40

338,40

40 205 MEWANI WW 1 19,2 80 45.120 27-Jun-14 27-Jul-14 6-Aug-14 10 1 0,75% 338,40

338,40

41 206 G.LAJU WW 1 19,2 80 45.120 6-Jul-14 5-Aug-14 7-Aug-14 2 1 0,75% 338,40

338,40

42 209 MEWANI WW 2 38,4 160 90.240 27-Jun-14 27-Jul-14 4-Aug-14 8 1 0,75% 676,80

676,80

43 211 MILATRONIKA X 4 76,8 320 182.016 26-Jun-14 26-Jul-14 25-Aug-14 30 1 0,75% 1.365,12 211 1.920,00 (554,88)

44 212 MILATRONIKA X 6 115,2 480 273.024 30-Jun-14 30-Jul-14 4-Aug-14 5 1 0,75% 2.047,68

2.047,68

45 213 MILATRONIKA WW 6 115,2 480 270.720 30-Jun-14 30-Jul-14 9-Aug-14 10 1 0,75% 2.030,40

2.030,40

Page 190: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 3 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYAR

AN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN

KOMISI AGEN TOTAL

INTEREST ($) FCL TON DRUM HARI BULAN

Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

46 214 MEWANI T. OIL 2 27,2 160 74.800 30-Jun-14 30-Jul-14 4-Aug-14 5 1 0,75% 561,00

561,00

47 215 NINDYA X 9 172,8 720 409.536 10-Jul-14 9-Aug-14 11-Sep-14 33 2 0,75% 6.143,04 215 4.320,00 1.823,04

48 219 MEWANI X 2 38,4 160 91.008 5-Jul-14 4-Aug-14 25-Aug-14 21 1 0,75% 682,56

682,56

49 223 NINDYA WW 1 19,2 80 45.120 7-Jul-14 6-Aug-14 21-Aug-14 15 1 0,75% 338,40

338,40

50 247 MILATRONIKA WW 4 96 320 207.360 24-Jul-14 23-Aug-14 1-Oct-14 39 2 0,75% 3.110,40 247 2.400,00 710,40

51 248 MEWANI WW 5 96 400 207.360 27-Jul-14 26-Aug-14 7-Oct-14 42 2 0,75% 3.110,40

3.110,40

52 255 MILATRONIKA WW 5 96 400 207.360 7-Aug-14 6-Sep-14 20-Oct-14 44 2 0,75% 3.110,40 255 2.400,00 710,40

53 256 AJL WW 1 19,2 80 41.472 9-Aug-14 8-Sep-14 22-Sep-14 14 1 0,75% 311,04

311,04

54 257 AJL WW 1 19,2 80 41.472 9-Aug-14 8-Sep-14 13-Sep-14 5 1 0,75% 311,04

311,04

55 258 AJL WW 1 19,2 80 41.472 9-Aug-14 8-Sep-14 13-Sep-14 5 1 0,75% 311,04

311,04

56 261 MEWANI X 5 96 400 209.280 8-Aug-14 7-Sep-14 10-Sep-14 3 1 0,75% 1.569,60

1.569,60

57 263 MEWANI T. OIL 2 27,2 160 65.280 9-Aug-14 8-Sep-14 15-Oct-14 37 2 0,75% 979,20

979,20

58 268 NINDYA WW 4 76,8 320 165.888 14-Aug-14 13-Sep-14 27-Oct-14 44 2 0,75% 2.488,32 268 192,00 2.296,32

59 274 NINDYA WW 1 18 80 38.250 20-Aug-14 19-Sep-14 24-Oct-14 35 2 0,75% 573,75

573,75

60 281 MEWANI X 4 76,8 320 163.584 28-Aug-14 27-Sep-14 28-Oct-14 31 2 0,75% 2.453,76

2.453,76

61 284 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 21-Aug-14 20-Sep-14 9-Oct-14 19 1 0,75% 304,56

304,56

62 285 MILATRONIKA WW 5 96 400 203.040 29-Aug-14 28-Sep-14 6-Nov-14 39 2 0,75% 3.045,60 285 2.304,00 741,60

63 288 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 28-Aug-14 27-Sep-14 29-Sep-14 2 1 0,75% 304,56

304,56

64 290 AJL WW 2 38,4 160 81.216 29-Aug-14 28-Sep-14 29-Oct-14 31 2 0,75% 1.218,24

1.218,24

65 291 AJL WW 1 19,2 80 40.608 28-Aug-14 27-Sep-14 15-Oct-14 18 1 0,75% 304,56

304,56

66 295 G.C. ROBINSON WW 1 18 80 38.070 31-Aug-14 30-Sep-14 24-Oct-14 24 1 0,75% 285,53

285,53

67 302 AJL WW 1 19,2 80 40.608 31-Aug-14 30-Sep-14 28-Oct-14 28 1 0,75% 304,56

304,56

68 306 MILATRONIKA WW 5 96 400 203.040 5-Sep-14 5-Oct-14 14-Nov-14 40 2 0,75% 3.045,60 306 2.304,00 741,60

69 310 MEWANI WW 10 96 800 203.040 4-Sep-14 4-Oct-14 12-Nov-14 39 2 0,75% 3.045,60

3.045,60

70 316 AJL WW 1 19,2 80 40.608 19-Sep-14 19-Oct-14 3-Nov-14 15 1 0,75% 304,56

304,56

71 317 AJL WW 2 38,4 160 81.216 12-Sep-14 12-Oct-14 11-Nov-14 30 1 0,75% 609,12

609,12

Page 191: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 4 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYAR

AN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN

KOMISI AGEN TOTAL

INTEREST ($) FCL TON DRUM HARI BULAN

Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

72 318 NINDYA WW 2 38,4 160 81.216 13-Sep-14 13-Oct-14 29-Oct-14 16 1 0,75% 609,12

609,12

73 320 MILATRONIKA WW 5 96 400 203.040 11-Sep-14 11-Oct-14 21-Nov-14 41 2 0,75% 3.045,60 320 2.304,00 741,60

74 321 NINDYA X 2 38,4 160 81.792 13-Sep-14 13-Oct-14 16-Sep-14 8 1 0,75% 613,44

613,44

75 324 MEWANI WW 2 38,4 160 81.216 12-Sep-14 12-Oct-14 30-Oct-14 18 1 0,75% 609,12

609,12

76 330 MILATRONIKA WW 2 27,2 160 62.560 13-Sep-14 13-Oct-14 3-Sep-14 22 1 0,75% 469,20

469,20

77 332 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 13-Sep-14 13-Oct-14 20-Oct-14 7 1 0,75% 304,56

304,56

78 337 MILATRONIKA T. OIL 2 27,2 160 62.560 21-Sep-14 21-Oct-14 26-Aug-14 1 1 0,75% 469,20

469,20

79 338 MEWANI T. OIL 3 40,8 240 93.840 29-Sep-14 29-Oct-14 22-Dec-14 54 2 0,75% 1.407,60

1.407,60

80 339 MEWANI T. OIL 4 54,4 320 125.120 20-Sep-14 20-Oct-14 21-Nov-14 32 2 0,75% 1.876,80

1.876,80

81 340 NINDYA WW 6 115,2 480 243.648 19-Sep-14 19-Oct-14 1-Dec-14 43 2 0,75% 3.654,72 340 2.764,80 889,92

82 342 MILATRONIKA WW 2 38,4 160 81.216 18-Sep-14 18-Oct-14 2-Dec-14 45 2 0,75% 1.218,24 342 921,60 296,64

83 345 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 20-Sep-14 20-Oct-14 19-Nov-14 30 1 0,75% 304,56

304,56

84 348 MILATRONIKA WW 3 57,6 240 121.824 25-Sep-14 25-Oct-14 5-Dec-14 41 2 0,75% 1.827,36 348 1.382,40 444,96

85 354 G.LAJU X 2 38,4 160 81.792 1-Oct-14 31-Oct-14 17-Oct-14 10 1 0,75% 613,44

613,44

86 356 MILATRONIKA WW 2 38,4 160 81.216 25-Sep-14 25-Oct-14 10-Dec-14 46 2 0,75% 1.218,24 356 921,60 296,64

87 361 MEWANI X 2 38,4 160 81.792 28-Sep-14 28-Oct-14 21-Nov-14 24 1 0,75% 613,44

613,44

88 362 MEWANI T. OIL 1 13,6 80 31.280 11-Oct-14 10-Nov-14 18-Dec-14 38 2 0,75% 469,20

469,20

89 364 MILATRONIKA WW 4 76,8 320 162.432 2-Oct-14 1-Nov-14 15-Dec-14 44 2 0,75% 2.436,48 364 1.843,20 593,28

90 365 MILATRONIKA WW 3 57,6 240 121.824 9-Oct-14 8-Nov-14 16-Dec-14 38 2 0,75% 1.827,36 365 1.382,40 444,96

91 372 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 4-Oct-14 3-Nov-14 12-Dec-14 39 2 0,75% 609,12

609,12

92 373 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 4-Oct-14 3-Nov-14 12-Dec-14 39 2 0,75% 609,12

609,12

93 374 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 4-Oct-14 3-Nov-14 14-Nov-14 11 1 0,75% 304,56

304,56

94 375 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 4-Oct-14 3-Nov-14 14-Nov-14 11 1 0,75% 304,56

304,56

95 380 NINDYA X 2 76,8 160 162.432 9-Oct-14 8-Nov-14 19-Dec-14 41 2 0,75% 2.436,48 380 1.843,20 593,28

96 387 MEWANI WW 1 19,2 80 40.608 9-Oct-14 8-Nov-14 15-Jan-15 68 2 0,75% 609,12

609,12

97 389 G.LAJU X 1 19,2 80 40.896 13-Oct-14 12-Nov-14 14-Nov-14 2 1 0,75% 306,72

306,72

Page 192: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 5 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYAR

AN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN

KOMISI AGEN TOTAL

INTEREST ($) FCL TON DRUM HARI BULAN

Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

98 390 MILATRONIKA WW 7 76,8 560 162.432 16-Oct-14 15-Nov-14 24-Dec-14 39 2 0,75% 2.436,48 390 1.843,20 593,28

99 391 MILATRONIKA X 15 288 1200 610.560 15-Oct-14 14-Nov-14 17-Nov-14 3 1 0,75% 4.579,20

4.579,20

100 392 AJL WW 1 19,2 80 40.608 17-Oct-14 16-Nov-14 29-Nov-14 13 1 0,75% 304,56

304,56

101 393 AJL WW 1 19,2 80 40.608 26-Oct-14 25-Nov-14 29-Nov-14 4 1 0,75% 304,56

304,56

102 398 MILATRONIKA WW 5 96 400 203.040 24-Oct-14 23-Nov-14 29-Dec-14 36 2 0,75% 3.045,60 398 2.284,80 760,80

103 410 G.LAJU X 2 38,4 160 81.408 30-Oct-14 29-Nov-14 4-Dec-14 5 1 0,75% 610,56

610,56

104 411 MILATRONIKA WW 11 211,2 880 446.688 30-Oct-14 29-Nov-14 9-Jan-15 41 2 0,75% 6.700,32 411 5.026,56 1.673,76

105 431 MEWANI X 5 96 400 181.920 15-Nov-14 15-Dec-14 14-Jan-15 30 1 0,75% 1.364,40

1.364,40

106 432 NINDYA WW

134,4 0 253.344 20-Nov-14 20-Dec-14 30-Jan-15 41 2 0,75% 3.800,16 432 2.849,00 951,16

107 434 AJL T. OIL 2 27,2 160 52.360 22-Nov-14 22-Dec-14 31-Dec-14 9 1 0,75% 392,70

392,70

108 435 MEWANI WW 1 19,2 80 36.192 20-Nov-14 20-Dec-14 16-Jan-15 27 1 0,75% 271,44

271,44

109 439 MEWANI WW 5 96 400 180.960 20-Nov-14 20-Dec-14 20-Feb-15 62 2 0,75% 2.714,40

2.714,40

110 440 NINDYA WW 7 134,4 560 253.344 26-Nov-14 26-Dec-14 3-Feb-15 39 2 0,75% 3.800,16 440 2.850,00 950,16

111 446 MILATRONIKA WW 1 38,4 80 72.384 3-Dec-14 2-Jan-15 6-Jan-15 4 1 0,75% 542,88

542,88

112 449 AJL T. OIL 1 13,6 80 26.180 29-Nov-14 29-Dec-14 31-Dec-14 2 1 0,75% 196,35

196,35

113 458 MEWANI WW 5 96 400 180.960 27-Nov-14 27-Dec-14 2-Mar-15 65 2 0,75% 2.714,40

2.714,40

114 459 MEWANI T. OIL 5 68 400 130.900 29-Nov-14 29-Dec-14 2-Feb-15 35 2 0,75% 1.963,50

1.963,50

115 466 NINDYA WW 7 134,4 560 253.344 7-Dec-14 6-Jan-15 12-Feb-15 37 2 0,75% 3.800,16 466 2.850,00 950,16

116 468 MEWANI X 5 96 400 181.920 6-Dec-14 5-Jan-15 4-Feb-15 30 1 0,75% 1.364,40

1.364,40

117 469 MEWANI WW 1 19,2 80 36.192 4-Dec-14 3-Jan-15 5-Feb-15 33 2 0,75% 542,88

542,88

118 473 MEWANI X 4 76,8 320 145.536 6-Dec-14 5-Jan-15 2-Feb-15 28 1 0,75% 1.091,52

1.091,52

119 474 MEWANI T. OIL 6 81,6 480 157.080 7-Dec-14 6-Jan-15 23-Feb-15 48 2 0,75% 2.356,20

2.356,20

120 475 NINDYA WW 3 57,6 240 108.576 7-Dec-14 6-Jan-15 17-Feb-15 42 2 0,75% 1.628,64 475 1.222,00 406,64

121 476 AJL T. OIL 2 27,2 160 52.360 7-Dec-14 6-Jan-15 5-Feb-15 30 1 0,75% 392,70

392,70

122 477 AJL T. OIL 5 68 400 130.900 7-Dec-14 6-Jan-15 5-Feb-15 30 1 0,75% 981,75

981,75

123 480 AJL T. OIL 3 40,8 240 77.520 13-Dec-14 12-Jan-15 12-Mar-15 59 2 0,75% 1.162,80

1.162,80

Page 193: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 6 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYAR

AN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN

KOMISI AGEN TOTAL

INTEREST ($) FCL TON DRUM HARI BULAN

Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

124 481 MEWANI WW 6 115,2 480 217.152 7-Dec-14 6-Jan-15 10-Mar-15 63 2 0,75% 3.257,28

3.257,28

125 482 MEWANI WW

76,8 0 144.768 11-Dec-14 10-Jan-15 6-Mar-15 55 2 0,75% 2.171,52

2.171,52

126 483 MILATRONIKA T. OIL 4 54,4 320 103.360 13-Dec-14 12-Jan-15 16-Mar-15 63 2 0,75% 1.550,40

1.550,40

127 484 MILATRONIKA T. OIL 4 54,4 320 103.360 13-Dec-14 12-Jan-15 16-Mar-15 63 2 0,75% 1.550,40

1.550,40

128 486 AJL T. OIL 3 40,8 240 77.520 13-Dec-14 12-Jan-15 16-Mar-15 63 2 0,75% 1.162,80

1.162,80

129 487 MEWANI X 4 76,8 320 145.536 13-Dec-14 12-Jan-15 18-Mar-15 65 2 0,75% 2.183,04

2.183,04

130 488 MEWANI T. OIL 6 81,6 480 155.040 13-Dec-14 12-Jan-15 11-Feb-15 30 1 0,75% 1.162,80

1.162,80

131 498 AJL T. OIL 3 40,8 240 77.520 21-Dec-14 20-Jan-15 16-Mar-15 55 2 0,75% 1.162,80

1.162,80

132 499 MEWANI T. OIL 5 68 400 129.200 21-Dec-14 20-Jan-15 21-Feb-15 32 2 0,75% 1.938,00

1.938,00

133 503 MILATRONIKA X 2 38,4 160 72.768 27-Dec-14 26-Jan-15 5-Feb-15 10 1 0,75% 545,76

545,76

134 506 MEWANI X 5 96 400 181.920 3-Jan-15 2-Feb-15 27-Feb-15 25 1 0,75% 1.364,40

1.364,40

135 507 MEWANI WW 3 57,6 240 108.576 2-Jan-15 1-Feb-15 17-Mar-15 44 2 0,75% 1.628,64

1.628,64

136 508 MILATRONIKA X 3 57,6 240 109.152 4-Jan-15 3-Feb-15 13-Feb-15 10 1 0,75% 818,64

818,64

137 509 NINDYA X 7 134,4 560 254.688 4-Jan-15 3-Feb-15 13-Feb-15 10 1 0,75% 1.910,16

1.910,16

138 511 AJL T. OIL 1 40,8 80 77.520 27-Dec-14 26-Jan-15 26-Mar-15 59 2 0,75% 1.162,80

1.162,80

139 514 MEWANI T. OIL 1 13,6 80 25.840 8-Jan-15 7-Feb-15 6-Mar-15 27 1 0,75% 193,80

193,80

TOTAL 203.606,06 62.709,63 140.896,43

Page 194: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 7 dari 10

B. Rincian Penjualan Luar Negeri KBM GT I Tahun 2015

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYARAN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN TOTAL INTEREST

($) FCL TON DRUM HARI BULAN Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 =

11-10 13 14

15 = 8x13x14

16 17 18 = 20-22

1 23 AJL T.OIL 2 27,2 160 51.680 19-Feb-15 21-Mar-15 20-Apr-15 30 1 0,50% 258,40

258,40

2 37 MEWANI WW 4 54,4 320 103.360 7-Mar-15 6-Apr-15 24-Apr-15 18 1 0,50% 516,80

516,80

8 38 MEWANI WW 3 57,6 240 108.000 8-Mar-15 7-Apr-15 11-Mei-15 34 2 0,50% 1.080,00

1.080,00

10 44 AJL WW 1 19,2 80 36.000 19-Mar-15 18-Apr-15 29-Apr-15 11 1 0,50% 180,00

180,00

11 45 NINDYA WW 8 153,6 640 288.000 19-Mar-15 18-Apr-15 15-Mei-15 27 1 0,50% 1.440,00 45 2.159,67

(719,67)

12 46 NINDYA WW 4 76,8 320 144.000 22-Mar-15 21-Apr-15 4-Jun-15 44 2 0,50% 1.440,00 46 1.619,71

(179,71)

13 47 AJL WW 2 38,4 160 72.000 19-Mar-15 18-Apr-15 27-Apr-15 9 1 0,50% 360,00

360,00

14 50 MILA X 2 172,8 160 324.000 21-Mar-15 20-Apr-15 21-Apr-15 1 1 0,50% 1.620,00

1.620,00

15 51 MILA X 20 384 1600 723.840 21-Mar-15 20-Apr-15 4-Mei-15 14 1 0,50% 3.619,20

3.619,20

17 53 G. LAJU WW 2 38,4 160 72.000 26-Mar-15 25-Apr-15 6-Mei-15 11 1 0,50% 360,00

360,00

18 55 MILA WW 4 76,8 320 144.000 28-Mar-15 27-Apr-15 10-Mei-15 13 1 0,50% 720,00 55 1.619,71

(899,71)

21 60 MEWANI T.OIL 3 40,8 240 75.480 28-Mar-15 27-Apr-15 28-Mei-15 31 2 0,50% 754,80

754,80

22 61 MEWANI T.OIL 5 68 400 125.800 28-Mar-15 27-Apr-15 30-Apr-15 3 1 0,50% 629,00

629,00

23 63 MILA WW 4 76,8 320 144.000 28-Mar-15 27-Apr-15 23-Jun-15 57 2 0,50% 1.440,00 63 1.619,71

(179,71)

24 64 NINDYA WW 2 38,4 160 72.000 5-Apr-15 5-Mei-15 22-Jun-15 48 2 0,50% 720,00 64 809,86

(89,86)

25 70 MEWANI T.OIL 5 68 400 125.800 2-Apr-15 2-Mei-15 8-Mei-15 6 1 0,50% 629,00

629,00

26 73 NINDYA WW 1 19,2 80 34.368 4-Apr-15 4-Mei-15 11-Mei-15 7 1 0,50% 171,84

171,84

28 77 MILA WW 6 115,2 480 206.208 9-Apr-15 9-Mei-15 22-Jun-15 44 2 0,50% 2.062,08 77 2.320,00

(257,92)

30 79 MEWANI WW 1 19,2 80 34.368 9-Apr-15 9-Mei-15 12-Mei-15 3 1 0,50% 171,84

171,84

31 82 AJL WW 4 76,8 320 137.472 15-Apr-15 15-Mei-15 22-Mei-15 7 1 0,50% 687,36

687,36

32 86 MILA WW 6 115,2 480 206.208 20-Apr-15 20-Mei-15 29-Jun-15 40 2 0,50% 2.062,08 86 2.290,00

(227,92)

33 87 MILA WW 5 96 400 171.840 20-Apr-15 20-Mei-15 29-Jun-15 40 2 0,50% 1.718,40 87 1.933,00

Page 195: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 8 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYARAN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN TOTAL INTEREST

($) FCL TON DRUM HARI BULAN Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

(214,60)

34 95 AMES X 2 38,4 160 69.120 18-Apr-15 18-Mei-15 19-Mei-15 1 1 0,50% 345,60

345,60

35 96 MEWANI WW 1 19,2 80 34.368 18-Apr-15 18-Mei-15 22-Mei-15 4 1 0,50% 171,84

171,84

38 102 MEWANI WW 3 57,6 240 103.104 23-Apr-15 23-Mei-15 25-Jun-15 33 2 0,50% 1.031,04

1.031,04

39 105 MILA WW 8 153,6 640 274.944 27-Apr-15 27-Mei-15 6-Jul-15 40 2 0,50% 2.749,44 105 3.093,00

(343,56)

40 107 AMES WW 1 19,2 80 34.368 25-Apr-15 25-Mei-15 14-Jul-15 50 2 0,50% 343,68 107 175,19 168,49

41 108 NINDYA WW 3 57,6 240 103.104 27-Apr-15 27-Mei-15 23-Jun-15 27 1 0,50% 515,52 108 882,00

(366,48)

45 116 G. LAJU T.OIL 2 27,2 160 50.320 1-Mei-15 31-Mei-15 5-Jun-15 5 1 0,50% 251,60

251,60

46 117 NINDYA WW 6 115,2 480 206.208 30-Apr-15 30-Mei-15 13-Jul-15 44 2 0,50% 2.062,08 117 2.320,00

(257,92)

47 123 AMES WW 1 19,2 80 34.368 1-Mei-15 31-Mei-15 14-Jul-15 44 2 0,50% 343,68 123 171,84 171,84

48 127 NINDYA WW 6 38,4 480 68.736 2-Mei-15 1-Jun-15 4-Jun-15 3 1 0,50% 343,68

343,68

49 128 NINDYA WW 6 115,2 480 206.208 12-Mei-15 11-Jun-15 16-Jul-15 35 2 0,50% 2.062,08 128 2.320,00

(257,92)

50 129 MILA XB 2 38,4 160 69.120 10-Mei-15 9-Jun-15 10-Jun-15 1 1 0,50% 345,60

345,60

51 132 MILA X 8 153,6 640 273.408 9-Mei-15 8-Jun-15 9-Jun-15 1 1 0,50% 1.367,04

1.367,04

52 134 MEWANI T.OIL 2 27,2 160 50.320 9-Mei-15 8-Jun-15 10-Jul-15 32 2 0,50% 503,20 134 251,60 251,60

53 135 MEWANI WW 2 38,4 160 67.968 9-Mei-15 8-Jun-15 9-Jul-15 31 2 0,50% 679,68 135 339,84 339,84

54 137 MILA WW 10 192 800 339.840 11-Mei-15 10-Jun-15 11-Jun-15 1 1 0,50% 1.699,20

1.699,20

55 139 G. LAJU WW 1 19,2 80 33.984 15-Mei-15 14-Jun-15 11-Agust-15 58 2 0,50% 339,84 139 169,92 169,92

56 142 NINDYA T.OIL 3 40,8 240 75.480 15-Mei-15 14-Jun-15 14-Agust-15 61 2 0,50% 754,80 142 1.215,14

(460,34)

57 144 MEWANI WW 1 19,2 80 33.984 15-Mei-15 14-Jun-15 15-Jul-15 31 2 0,50% 339,84

339,84

58 145 MILA WW 5 96 400 169.920 14-Mei-15 13-Jun-15 15-Jul-15 32 2 0,50% 1.699,20 145 1.550,00 149,20

59 146 MILA WW 10 192 800 339.840 21-Mei-15 20-Jun-15 4-Agust-15 45 2 0,50% 3.398,40 146 3.823,00

(424,60)

60 148 MILA WW 2 38,4 160 67.968 23-Mei-15 22-Jun-15 23-Jun-15 1 1 0,50% 339,84

339,84

61 151 AJL WW 4 76,8 320 135.936 20-Mei-15 19-Jun-15 26-Jun-15 7 1 0,50% 679,68

679,68

Page 196: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 9 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYARAN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN TOTAL INTEREST

($) FCL TON DRUM HARI BULAN Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

62 156 MEWANI WW 2 38,4 160 67.968 25-Mei-15 24-Jun-15 4-Agust-15 41 2 0,50% 679,68 156 339,84 339,84

63 158 MEWANI T.OIL 2 27,2 160 50.320 23-Mei-15 22-Jun-15 21-Jul-15 29 1 0,50% 251,60

251,60

64 159 MEWANI WW 2 38,4 160 67.968 25-Mei-15 24-Jun-15 29-Jun-15 5 1 0,50% 339,84

339,84

65 161 MILA X 10 192 800 341.760 28-Mei-15 27-Jun-15 13-Jul-15 16 1 0,50% 1.708,80

1.708,80

66 164 AMES WW 1 19,2 80 33.984 30-Mei-15 29-Jun-15 14-Jul-15 15 1 0,50% 169,92

169,92

67 168 MEWANI WW 3 57,6 240 101.952 30-Mei-15 29-Jun-15 30-Jul-15 31 2 0,50% 1.019,52 168 509,76 509,76

68 169 MEWANI WW 1 19,2 80 33.984 28-Mei-15 27-Jun-15 30-Jul-15 33 2 0,50% 339,84 169 169,92 169,92

69 176 MEWANI T.OIL 2 27,2 160 50.320 4-Jun-15 4-Jul-15 4-Agust-15 31 2 0,50% 503,20

503,20

70 177 NINDYA WW 1 18 80 31.860 10-Jun-15 10-Jul-15 21-Jul-15 11 1 0,50% 159,30

159,30

71 180 MEWANI WW 1 19,2 80 32.704 13-Jun-15 13-Jul-15 28-Jul-15 15 1 0,50% 163,52

163,52

72 182 MILA WW 7 134,4 560 223.104 12-Jun-15 12-Jul-15 28-Jul-15 16 1 0,50% 1.115,52

1.115,52

73 183 MEWANI T.OIL 4 54,4 320 97.974 13-Jun-15 13-Jul-15 14-Agust-15 32 2 0,50% 979,74 183 516,80 462,94

74 185 NINDYA WW 3 96 240 167.246 13-Jun-15 13-Jul-15 12-Agust-15 30 1 0,50% 836,23

836,23

75 187 AJL WW 4 76,8 320 127.327 17-Jun-15 17-Jul-15 23-Jul-15 6 1 0,50% 636,63

636,63

76 188 MEWANI WW 1 19,2 80 31.872 18-Jun-15 18-Jul-15 19-Agust-15 32 2 0,50% 318,72

318,72

77 191 AMES WW 1 19,2 80 31.776 18-Jun-15 18-Jul-15 30-Jul-15 12 1 0,50% 158,88

158,88

78 192 AMES WW 1 19,2 80 30.816 18-Jun-15 18-Jul-15 30-Jul-15 12 1 0,50% 154,08

154,08

79 193 AMES WW 1 19,2 80 30.816 18-Jun-15 18-Jul-15 30-Jul-15 12 1 0,50% 154,08

154,08

80 195 MEWANI T.OIL 4 54,4 320 99.334 18-Jun-15 18-Jul-15 21-Agust-15 34 2 0,50% 993,34 195 516,80 476,54

81 196 AJL T.OIL 3 40,8 240 75.473 20-Jun-15 20-Jul-15 5-Agust-15 16 1 0,50% 377,37

377,37

82 197 MILA T.OIL 4 40,8 320 75.677 20-Jun-15 20-Jul-15 27-Jul-15 7 1 0,50% 378,38

378,38

84 200 AMES WW 2 19,2 160 31.611 26-Jun-15 26-Jul-15 14-Agust-15 19 1 0,50% 158,06

158,06

86 202 AMES WW 2 38,4 160 63.327 18-Jun-15 18-Jul-15 14-Agust-15 27 1 0,50% 316,63

316,63

87 203 AMES WW 1 19,2 80 31.698 18-Jun-15 18-Jul-15 30-Jul-15 12 1 0,50% 158,49

158,49

88 204 AJL WW 2 38,4 160 63.367 20-Jun-15 20-Jul-15 21-Jul-15 1 1 0,50% 316,83

316,83

89 214 MEWANI WW 1 19,2 80 31.603 22-Jun-15 22-Jul-15 29-Jul-15 7 1 0,50% 158,02

158,02

Page 197: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 10 dari 10

NO NO INV AGEN KWALITAS

JUMLAH NILAI KONTRAK

FOB ($) TGL BL

TGL JATUH TEMPO

TGL PEMBAYARAN

KETERLAMBATAN INTEREST POTONGAN TOTAL INTEREST

($) FCL TON DRUM HARI BULAN Tarif (%)

NILAI ($) NO SI

NILAI ($)

90 215 MEWANI WW 1 19,2 80 31.603 22-Jun-15 22-Jul-15 29-Jul-15 7 1 0,50% 158,02

158,02

91 219 MEWANI WW 1 19,2 80 32.198 30-Jun-15 30-Jul-15 10-Agust-15 11 1 0,50% 160,99

160,99

93 229 AMES WW 2 38,4 160 63.396 6-Jul-15 5-Agust-15 14-Agust-15 9 1 0,50% 316,98

316,98

94 231 MILA X 5 96 400 160.533 30-Jun-15 30-Jul-15 3-Agust-15 4 1 0,50% 802,66

802,66

95 233 AMES WW 1 19,2 80 31.776 28-Jun-15 28-Jul-15 14-Agust-15 17 1 0,50% 158,88

158,88

96 236 MEWANI WW 5 96 400 158.016 30-Jun-15 30-Jul-15 3-Agust-15 4 1 0,50% 790,08

790,08

98 242 G. LAJU WW 2 38,4 160 63.196 3-Jul-15 2-Agust-15 18-Agust-15 16 1 0,50% 315,98

315,98

99 244 AMES WW 1 19,2 80 31.698 3-Jul-15 2-Agust-15 14-Agust-15 12 1 0,50% 158,49

158,49

100 246 AMES WW 1 19,2 80 31.698 3-Jul-15 2-Agust-15 14-Agust-15 12 1 0,50% 158,49

158,49

101 247 AMES WW 1 19,2 80 31.698 4-Jul-15 3-Agust-15 14-Agust-15 11 1 0,50% 158,49

158,49

102 252 MEWANI X 3 57,6 240 95.328 30-Jun-15 30-Jul-15 11-Agust-15 12 1 0,50% 476,64

476,64

103 255 AJL WW 6 115,2 480 190.993 8-Jul-15 7-Agust-15 18-Agust-15 11 1 0,50% 954,97

954,97

104 256 AJL WW 1 19,2 80 31.808 7-Apr-15 7-Mei-15 11-Agust-15 96 2 0,50% 318,08

318,08

TOTAL

62.482,33 32.736,31 29.746,02

Page 198: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 1 dari 1

Lampiran 5.

Rincian Selisih Harga Addendum Confirmation Of Sales (COS) Gondorukem dan Terpentin Tahun 2014 dan 2015 (s.d. Juni)

No. No. COS Batas Waktu

Pengapalan

Tanggal Addendum

Invoice

KW Volume (TON)

FOB/ TON Awal

(US $)

HJD Baru (US $)

Selisih (US $)

Selisih (Rp) Tanggal No

Kurs Tengah

BI X WW

Rp /TON

Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14=9x13 15=7x14

1 17/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 03/04/2014 106 11.310 WW 134,40 2.300 2.350 2.330 (30) (4.032,00) (45.601.920,00)

2 17/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 07/04/2014 111 11.282 WW 19,20 2.300 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.498.432,00)

3 19/Dir/III/2014 Add I 31/03/2014 01/04/2014 01/04/2014 98 11.271 X 96,00 2.320 2.350 2.330 (30) (2.880,00) (32.460.480,00)

4 19/Dir/III/2014 Add I 31/03/2014 01/04/2014 07/04/2014 112 11.282 X 96,00 2.320 2.350 2.330 (30) (2.880,00) (32.492.160,00)

5 19/Dir/III/2014 Add I 31/03/2014 01/04/2014 08/04/2014 113 11.309 WW 96,00 2.300 2.350 2.330 (30) (2.880,00) (32.569.920,00)

6 21/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 01/04/2014 99 11.271 X 19,20 2.320 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.492.096,00)

7 21/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 03/04/2014 103 11.310 WW 19,20 2.300 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.514.560,00)

8 21/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 03/04/2014 104 11.310 WW 19,20 2.300 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.514.560,00)

9 21/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 08/04/2014 115 11.309 WW 57,60 2.300 2.350 2.330 (30) (1.728,00) (19.541.952,00)

10 24/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 01/04/2014 100 11.271 WW 19,20 2.300 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.492.096,00)

11 24/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 01/04/2014 101 11.271 WW 19,20 2.300 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.492.096,00)

12 24/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 07/04/2014 110 11.282 WW 57,60 2.300 2.350 2.330 (30) (1.728,00) (19.495.296,00)

13 24/Dir/III/2014 Add II 31/03/2014 01/04/2014 14/04/2014 118 11.444 WW 19,20 2.300 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.591.744,00)

14 26/Dir/III/2014 Add I 31/03/2014 01/04/2014 01/04/2014 102 11.271 WW 19,20 2.300 2.350 2.330 (30) (576,00) (6.492.096,00)

15 29/Dir/IV/2014 Add II 30/04/2014 08/05/2014 06/05/2014 145 11.511 X 96,00 2.350 2.370 2.350 (20) (1.920,00) (22.101.120,00)

16 29/Dir/IV/2014 Add II 30/04/2014 08/05/2014 06/05/2014 145 11.511 WW 96,00 2.330 2.370 2.350 (20) (1.920,00) (22.101.120,00)

17 29/Dir/IV/2014 Add II 30/04/2014 08/05/2014 07/05/2014 149 11.527 X 115,20 2.350 2.370 2.350 (20) (2.304,00) (26.558.208,00)

18 29/Dir/IV/2014 Add II 30/04/2014 08/05/2014 16/05/2014 156 11.415 WW 76,80 2.330 2.370 2.350 (20) (1.536,00) (17.533.440,00)

19 29/Dir/IV/2014 Add II 30/04/2014 08/05/2014 19/05/2014 162 11.351 X 19,20 2.350 2.370 2.350 (20) (384,00) (4.358.784,00)

20 31/Dir/IV/2014 Add I 30/04/2014 02/05/2014 12/05/2014 153 11.536 WW 57,60 2.330 2.370 2.350 (20) (1.152,00) (13.289.472,00)

21 33/Dir/IV/2014 Add II 30/04/2014 02/05/2014 13/05/2014 155 11.525 WW 38,40 2.330 2.370 2.350 (20) (768,00) (8.851.200,00)

22 37/Dir/IV/2014 Add I 30/04/2014 02/05/2014 08/05/2014 150 11.624 WW 38,40 2.330 2.370 2.350 (20) (768,00) (8.927.232,00)

23 37/Dir/IV/2014 Add I 30/04/2014 02/05/2014 08/05/2014 151 11.624 WW 19,20 2.330 2.370 2.350 (20) (384,00) (4.463.616,00)

24 37/Dir/IV/2014 Add I 30/04/2014 02/05/2014 08/05/2014 152 11.624 WW 19,20 2.330 2.370 2.350 (20) (384,00) (4.463.616,00)

25 37/Dir/IV/2014 Add I 30/04/2014 02/05/2014 13/05/2014 154 11.525 WW 19,20 2.330 2.370 2.350 (20) (384,00) (4.425.600,00)

26 112/DIR/XII/2014 Add I 31/12/2014 01/01/2015 07/01/2015 2 12.732 X 57,6 1.895 2.010 2.000 (115) (6.624,00) (84.336.768,00)

27 112/DIR/XII/2014 Add I 31/12/2014 01/01/2015 08/01/2015 3 12.731 WW 38,4 1.885 2.010 2.000 (115) (4.416,00) (56.220.096,00)

TOTAL (43.680,00) (511.879.680,00)

Page 199: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Lampiran 6

Pendapatan Pondokan Cikole Tahun 2014 1,638,716,450 Realisasi Pembayaran Pajak Pondokan Cikole 201475,980,290

Akun

Besar Nama Akun Besar Tanggal No.Bukti Jenis Uraian

Jumlah

Pendapatan Tahun

Masa Pajak

(Bulan)

Tanggal

Setor

Besar Setoran

(Rp)

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2014 M M004B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I April 2014 19,860,000 2014 Januari

41911 Penjualan Lainnya 4/30/2014 M M011B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II April 2014 33,700,000 2014 Febuari

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2014 M M002B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Mei 2014 21,600,000 2014 Maret

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2014 M M002B cafe Pendapatan Café Cikole Prd I Mei 2014 48,485,000 2014 April 3-Jun-14 4,717,000

41911 Penjualan Lainnya 5/31/2014 M M009B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Mei 2014 59,265,000 2014 Mei 30-Jun-14 7,251,500

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2014 M M002B cafe Pendapatan Café Cikole Prd I Juni 2014 19,550,000 2014 Juni 22-Aug-14 8,157,840

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2014 M M002B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Juni 2014 61,867,500 2014 Juli 28-Aug-14 11,924,250

41911 Penjualan Lainnya 6/30/2014 M M009B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Juni 2014 35,735,000 2014 Agustus 30-Sep-14 6,879,000

41911 Penjualan Lainnya 7/15/2014 M M002B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Juli 2014 19,315,000 2014 September 31-Oct-14 5,853,000

41911 Penjualan Lainnya 7/15/2014 M M002B cafe Pendapatan Café Cikole 135,441,000 2014 Oktober 12-Dec-14 2,668,000

41911 Penjualan Lainnya 7/31/2014 M M008B cafe Pendapatan Café Cikole Brakfast Prd II Juli 2014 9,900,000 2014 November 13-Jan-15 9,675,500

41911 Penjualan Lainnya 7/31/2014 M M008B cafe Pendapatan Café Cikole Prd II Juli 2014 15,282,700 2014 Desember 25-Feb-15 18,854,200

41911 Penjualan Lainnya 7/31/2014 M M008B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Juli 2014 112,507,500

41911 Penjualan Lainnya 8/15/2014 M M005B Pondok Penghasilan WW Cikole Bulan januari sd Maret 2014 169,228,250

41911 Penjualan Lainnya 8/15/2014 M M012B cafe Pendapatan Wijas Café Cikole 15,900,000

41911 Penjualan Lainnya 8/15/2014 M M012B Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Agustus 2014 40,330,000

41911 Penjualan Lainnya 8/31/2014 M M019 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Agustus 2014 35,980,000

41911 Penjualan Lainnya 9/15/2014 M M003 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I September 2014 50,190,000

41911 Penjualan Lainnya 9/15/2014 M M003 cafe Pendapatan Wijas Café Cikole 95,647,500

41911 Penjualan Lainnya 9/30/2014 M M011 cafe Terima Pendapatan Café Cikole 10,180,000

41911 Penjualan Lainnya 9/30/2014 M M011 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II September 2014 18,200,000

41911 Penjualan Lainnya 10/15/2014 M 002 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Oktober 2014 8,150,000

41911 Penjualan Lainnya 10/31/2014 M 006 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Oktober 2014 21,420,000

41911 Penjualan Lainnya 10/31/2014 M 006 cafe Terima Pendapatan Café Cikole 30,067,500

41911 Penjualan Lainnya 11/15/2014 M 004 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I November 2014 47,470,000

41911 Penjualan Lainnya 11/29/2014 M 011 cafe Terima Pendapatan Café Cikole 4,225,000

41911 Penjualan Lainnya 11/29/2014 M 011 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II November 2014 70,905,000

41911 Penjualan Lainnya 12/15/2014 M 002 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Desember 2014 40,830,000

41911 Penjualan Lainnya 12/15/2014 M 002 cafe Pendapatan Café Cikole 95,356,250

41911 Penjualan Lainnya 12/31/2014 M 016 cafe Pendapatan Cafe Cikole Wijas 1 97,716,250

41911 Penjualan Lainnya 12/31/2014 M 016 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Desember 2014 194,412,000

Rincian Buku Besar dan Pembayaran Pajak Hotel Cikole Jaya Giri Resort

Halaman 1 dari 2

Page 200: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Lampiran 6

Pendapatan Pondokan Cikole Tahun 2015 1,107,260,000 Realisasi Pembayaran Pajak Pondokan Cikole 201558,998,600

Akun

Besar Nama Akun Besar Tanggal No.Bukti Jenis Uraian

Jumlah

Pendapatan Tahun

Masa Pajak

(Bulan)

Tanggal

Setor

Besar Setoran

(Rp)

41911 Penjualan Lainnya 1/15/2015 M 003 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Januari 2015 56,846,000 2015 Januari 25-Feb-15 11,342,600

41911 Penjualan Lainnya 1/15/2015 M 003 Cafe Pendapatan Café Cikole 83,838,000 2015 Febuari 24-Mar-15 9,292,100

41911 Penjualan Lainnya 1/31/2015 M 009 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Januari 2015 64,740,000 2015 Maret 15-Apr-14 12,322,350

41911 Penjualan Lainnya 1/31/2015 M 009 Cafe Pendapatan Cafe Cikole Wijas 1 83,344,750 2015 April 22-May-15 7,431,300

41911 Penjualan Lainnya 2/14/2015 M 002 Cafe Pendapatan Café Cikole 19,252,500 2015 Mei 19-Jun-15 10,844,500

41911 Penjualan Lainnya 2/14/2015 M 002 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Pebruari 2015 38,790,000 2015 Juni 14-Jul-15 7,765,750

41911 Penjualan Lainnya 2/28/2015 M 006 Cafe Pendapatan Café Cikole 35,612,500

41911 Penjualan Lainnya 2/28/2015 M 006 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Pebruari 2015 63,431,000

41911 Penjualan Lainnya 3/14/2015 M 002 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Maret 2015 82,473,000

41911 Penjualan Lainnya 3/31/2015 M 006 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Maret 2015 57,340,500

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2015 M 002 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I April 2015 43,183,000

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2015 M 002 Cafe Pendapatan Wijas Cafe Cikole 59,766,000

41911 Penjualan Lainnya 4/30/2015 M 008 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II April 2015 41,690,000

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2015 M 002 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Mei 2015 66,565,000

41911 Penjualan Lainnya 5/30/2015 M 007 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Mei 2015 57,150,000

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2015 M 003 Cafe Pendapatan Wijas Café Cikole 19,207,500

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2015 M 003 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd I Juni 2015 59,700,000

41911 Penjualan Lainnya 6/30/2015 M 007 Pondok Pendapatan Pondok WW Cikole Prd II Juni 2015 28,907,500

41911 Penjualan Lainnya 6/30/2015 M 007 Cafe Pendapatan Wijas Cafe Cikole 39,910,250

41911 Penjualan Lainnya 6/30/2015 M 007 Cafe Pendapatan Wijas Cafe Cikole 105,512,500

Halaman 2 dari 2

Page 201: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Lampiran 7

Pendapatan Pondokan Patuha Tahun 2014 1,543,868,725 Realisasi Pembayaran Pajak Pondokan Patuha 2014101,177,675

Akun

Besar Nama Akun Besar Tanggal No.Bukti Jenis Uraian

Jumlah

Pendapatan Tahun

Masa Pajak

(Bulan) Tanggal Setor

Besar Setoran

(Rp)

41911 Penjualan Lainnya 1/15/2014 M M002C Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Januari 2014 19,707,975 2014 Januari 5-Mar-14 8,385,750

41911 Penjualan Lainnya 1/30/2014 M M009C Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Januari 2014 3,172,500 2014 Febuari 28-Mar-14 1,778,350

41911 Penjualan Lainnya 2/15/2014 M M006C Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Pebruari2014 10,009,350 2014 Maret 30-Apr-14 11,660,625

41911 Penjualan Lainnya 2/28/2014 M M012C Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Pebruari 2014 5,995,800 2014 April 3-Jun-14 8,704,925

41911 Penjualan Lainnya 3/15/2014 M M004C Patuha Pendapatan Brekfest Patuha Rsort Prd I Maret2014 1,440,000 2014 Mei 30-Jun-14 17,883,325

41911 Penjualan Lainnya 3/15/2014 M M004C Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Maret2014 14,983,650 2014 Juni 22-Aug-14 8,594,400

41911 Penjualan Lainnya 3/31/2014 M M007C Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd II Maret 2014 788,000 2014 Juli 10-Sep-14 5,365,250

41911 Penjualan Lainnya 3/31/2014 M M007C Patuha Pendapatan cafe Patuha Resort Prd II Maret 2014 7,880,000 2014 Agustus 30-Sep-14 8,271,850

41911 Penjualan Lainnya 3/31/2014 M M007C Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Maret 2014 81,826,475 2014 September 31-Oct-14 7,554,050

41911 Penjualan Lainnya 3/31/2014 M M008C Patuha Pendapatan WW Patuha Januari Dan Pebruari 2014 12,820,450 2014 Oktober 20-Nov-14 8,818,525

41911 Penjualan Lainnya 3/31/2014 M M010C Patuha Pendapatan Prd II Maret 2014 Patuha Resort 9,004,275 2014 November 24-Dec-14 3,753,000

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2014 M M004B Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd I April 2014 383,000 2014 Desember 26-Jan-15 10,407,625

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2014 M M004B Patuha Pendapatan Brekfest Patuha Rsort Prd I April 2014 1,480,000

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2014 M M004B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I April 2014 15,664,250

41911 Penjualan Lainnya 4/30/2014 M M011B Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd II April 2014 448,000

41911 Penjualan Lainnya 4/30/2014 M M011B Patuha Pendapatan cafe Patuha Resort Prd II April 2014 4,480,000

41911 Penjualan Lainnya 4/30/2014 M M011B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II April 2014 51,524,500

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan Brekfest Patuha Rsort Prd I Mei 2014 4,480,000

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Mei 2014 57,910,750

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan Café Patuha Prd I Mei 2014 63,070,000

41911 Penjualan Lainnya 5/31/2014 M M009B Patuha Pendapatan Café Patuha Prd II Mei 2014 18,200,500

41911 Penjualan Lainnya 5/31/2014 M M009B Patuha Pendapatan Café Patuha Prd II Mei 2014 38,782,500

41911 Penjualan Lainnya 5/31/2014 M M009B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Mei 2014 73,192,500

41911 Penjualan Lainnya 5/31/2014 M M009B Patuha Pendapatan Patuha Rsort Prd II Mei 2014 90,505,000

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan Café Patuha Prd I Juni 2014 34,672,500

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Juni 2014 35,805,000

41911 Penjualan Lainnya 6/30/2014 M M009B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Juni 2014 62,887,000

41911 Penjualan Lainnya 7/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Juli 2014 3,403,500

41911 Penjualan Lainnya 7/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan Wijas Café Patuha 49,845,000

41911 Penjualan Lainnya 7/31/2014 M M008B Patuha Pendapatan Café Patuha Breakfas Prd II Juli 2014 2,800,000

41911 Penjualan Lainnya 7/31/2014 M M008B Patuha Pendapatan Café Poatuha Prd II Juli 2014 19,896,000

41911 Penjualan Lainnya 7/31/2014 M M008B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Juli 2014 54,125,000

41911 Penjualan Lainnya 8/15/2014 M M012B Patuha Pendapatan Wijas Café Patuha 9,310,000

41911 Penjualan Lainnya 8/15/2014 M M012B Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Agustus 2014 56,061,500

41911 Penjualan Lainnya 8/31/2014 M M019 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Agustus 2014 34,865,000

41911 Penjualan Lainnya 9/15/2014 M M003 Patuha Pendapatan Wijas An Agus Patuha Resort 5,062,500

41911 Penjualan Lainnya 9/15/2014 M M003 Patuha Pendapatan Wijas An Save The Cildren Patuha 8,145,000

41911 Penjualan Lainnya 9/15/2014 M M003 Patuha Pendapatan Wijas Café Patuha 44,920,000

41911 Penjualan Lainnya 9/15/2014 M M003 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I September 2014 45,015,000

41911 Penjualan Lainnya 9/30/2014 M M011 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II September 2014 17,082,500

41911 Penjualan Lainnya 9/30/2014 M M011 Patuha Terima Pendapatan Café Patuha Resort 49,850,000

41911 Penjualan Lainnya 10/15/2014 M 002 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Oktober 2014 29,947,500

41911 Penjualan Lainnya 10/31/2014 M 006 Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd II Oktober 2014 2,190,000

41911 Penjualan Lainnya 10/31/2014 M 006 Patuha Terima Pendapatan Café Patuha Resort 13,505,000

41911 Penjualan Lainnya 10/31/2014 M 006 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Oktober 2014 38,235,000

41911 Penjualan Lainnya 11/15/2014 M 004 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I November 2014 28,192,500

41911 Penjualan Lainnya 11/29/2014 M 011 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II November 2014 15,142,500

41911 Penjualan Lainnya 11/29/2014 M 011 Patuha Terima Pendapatan Café Patuha 50,576,750

41911 Penjualan Lainnya 12/15/2014 M 002 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Desember 2014 25,203,750

41911 Penjualan Lainnya 12/15/2014 M 002 Patuha Pendapatan Café Patuha 42,927,500

41911 Penjualan Lainnya 12/31/2014 M 016 Patuha Pendapatan Cafe Patuha Wijas 1 83,490,750

41911 Penjualan Lainnya 12/31/2014 M 016 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Desember 2014 92,254,500

41911 Penjualan Lainnya 1/15/2014 M M002C Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd I Januari 2014 136,000

41911 Penjualan Lainnya 1/30/2014 M M009C Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd II Januari 2014 20,000

41911 Penjualan Lainnya 2/15/2014 M M006C Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd I Pebruari2014 76,000

41911 Penjualan Lainnya 2/28/2014 M M012C Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd II Pebruari 2014 28,000

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2014 M M002B Patuha Pendapatan AMDK Patuha Rsort Prd I Mei 2014 448,000

Rincian Buku Besar dan Pembayaran Pajak Hotel Patuha Resort

Halaman 1 dari 2

Page 202: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Lampiran 7

Pendapatan Pondokan Patuha Tahun 2015 699,417,375 Realisasi Pembayaran Pajak Pondokan Patuha 201556,572,738

Akun

Besar Nama Akun Besar Tanggal No.Bukti Jenis Uraian

Jumlah

Pendapatan Tahun

Masa Pajak

(Bulan) Tanggal Setor

Besar Setoran

(Rp)

41911 Penjualan Lainnya 1/15/2015 M 003 Patuha Pendapatan Café Patuha 33,271,000 2015 Januari 13-Feb-15 5,786,313

41911 Penjualan Lainnya 1/15/2015 M 003 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Januari 2015 58,686,375 2015 Febuari 20-Mar-15 7,754,100

41911 Penjualan Lainnya 1/31/2015 M 009 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Januari 2015 5,793,750 2015 Maret 23-Apr-15 4,562,500

41911 Penjualan Lainnya 1/31/2015 M 009 Patuha Pendapatan Cafe Patuha Resort Wijas 1 7,820,000 2015 April 10-Jun-15 5,977,300

41911 Penjualan Lainnya 2/14/2015 M 002 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Pebruari 2015 41,902,500 2015 Mei 25-Jun-15 12,512,600

41911 Penjualan Lainnya 2/14/2015 M 002 Patuha Pendapatan Café Patuha 51,538,750 2015 Juni 30-Jul-15 5,742,325

41911 Penjualan Lainnya 2/28/2015 M 006 Patuha Pendapatan Café Patuha Resort 4,600,000 2015 Juli 21-Aug-15 14,237,600

41911 Penjualan Lainnya 2/28/2015 M 006 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Pebruari 2015 46,562,500

41911 Penjualan Lainnya 3/14/2015 M 002 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Maret 2015 26,077,500

41911 Penjualan Lainnya 3/14/2015 M 002 Patuha Pendapatan Café Patuha 49,305,000

41911 Penjualan Lainnya 3/31/2015 M 006 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Maret 2015 24,957,500

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2015 M 002 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I April 2015 26,982,500

41911 Penjualan Lainnya 4/15/2015 M 002 Patuha Pendapatan Wijas Cafe Patuha Resort 52,113,500

41911 Penjualan Lainnya 4/30/2015 M 008 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II April 2015 40,276,500

41911 Penjualan Lainnya 5/15/2015 M 002 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Mei 2015 7,485,000

41911 Penjualan Lainnya 5/30/2015 M 007 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Mei 2015 49,875,000

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2015 M 003 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd I Juni 2015 8,457,500

41911 Penjualan Lainnya 6/15/2015 M 003 Patuha Pendapatan Wijas Café Patuha 123,296,500

41911 Penjualan Lainnya 6/30/2015 M 007 Patuha Pendapatan Pondok Patuha Rsort Prd II Juni 2015 40,416,000

Halaman 2 dari 2

Page 203: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 1 dari 4

Lampiran 8.

Rincian Pembayaran Premi Asuransi Purna Jabatan Direksi dan Sekretaris Dewan Pengawas

No. Nama Nomor Polis Induk No.

Sertifikat

Tanggal

Asuransi

Premi

Sekaligus

Premi

Tahunan Subtotal

Manfaat

Klaim

Tanggal

Pembayaran

1 Bambang Sukmananto PK/DGE-3723/TI 00001 01-Jul-11 870.547.859 - 870.547.859 1.091.851.463 11-Sep-14

PK/DGE-3723/TI 00010 01-Mar-14 106.181.717 - 106.181.717 108.265.534 11-Sep-14

Subtotal 976.729.576 1.200.116.997

2 Tejo Rumekso PK/DGE-3723/TI 00006 01-Jul-11 783.493.073 - 783.493.073 928.104.887 04-Sep-14

PK/DGE-3723/TI 00015 01-Mar-14 47.300.000 - 47.300.000 47.584.800 04-Sep-14

PK/DGE-3623/TI 00005 01-Nop-10 256.170.857 167.400.000 423.570.857 525.192.160 29-Sep-11

Subtotal 1.254.363.930 1.500.881.847

3 Achmad Fachroji PK/DGE-3723/TI 00003 01-Jul-11 783.493.073 - 783.493.073 893.126.083 28-Jan-14

Subtotal 783.493.073 893.126.083

4

Anthonius Nicholas Stephanus

Kosasih PK/DGE-3723/TI 00005 01-Jul-11 783.493.073

783.493.073 807.793.601 01-Jun-12

PK/DGE-3623/TI 00004

01-Agust-

10 419.044.473 167.400.000 586.444.473 716.942.702 29-Sep-11

Subtotal 1.369.937.546 1.524.736.303

6 Ir. Haryono Kusumo PK/DGE-3623/TI 00003

01-Agust-

10 419.044.473 167.400.000 586.444.473 818.636.681 19-Okt-11

4.970.968.598 5.937.497.911

Page 204: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 2 dari 4

No. Nama Jabatan Tanggal

Menjabat

Tanggal

Berhenti Tahun

Asuransi seharusnya

(25% dari gaji setahun)

1 Bambang Sukmananto Direktur Utama 22-Jul-11 16-Okt-14 2011 (22 Juli - 31 Des) 91.341.369,86

2012 205.800.000,00

2013 237.039.000,00

2014 (1 Jan - 16 Okt) 187.033.512,33

Subtotal 721.213.882,19

2 Tedjo Rumekso Direktur RUPHR 01-Sep-09 22-Jul-11 2009 (1 Sept - 31 Des) 55.494.246,58

Dir Can Bang & Strat 22-Jul-11 01-Sep-14 2010 165.285.900,00

2011 185.220.000,00

2012 185.220.000,00

2013 213.335.100,00

2014 (1 Jan - 1 Sept) 142.028.573,42

Subtotal 946.583.820,00

3 Achmad Fachroji Dir SDM dan Umum 27-Jun-10 13-Jan-14 2010 (27 Jun - 31 Des) 84.680.721,37

2011 185.220.000,00

2012 185.220.000,00

2013 213.335.100,00

2014 (1 Jan - 13 Jan

2014) 7.013.756,71

Page 205: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 3 dari 4

No. Nama Jabatan Tanggal

Menjabat

Tanggal

Berhenti Tahun

Asuransi seharusnya

(25% dari gaji setahun)

Subtotal 675.469.578,08

4

Anthonius Nicholas Stephanus

Kosasih DirekturKeuangan 28-Apr-08 08-Mei-12 2008(28Apr – 31Des) 49.332.328,77

2009 167.400.000,00

Plt. Dir SDM dan Umum 2010 165.285.900,00

2011 185.220.000,00

2012 (1 Jan - 8 Mei) 64.953.863,01

Subtotal 632.192.091,78

6 Ir. Haryono Kusumo

Direktur Perencanaan

dan Pengelolaan Hutan 28-Apr-08 22-Jul-11 2008(28Apr – 31Des) 49.332.328,77

2009 167.400.000,00

2010 165.285.900,00

2011 (1 Jan - 22 Jul) 102.505.315,07

Subtotal 484.523.543,84

TOTAL 3.459.982.915,89

Page 206: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 4 dari 4

No. Nama Jabatan Tanggal

Menjabat

Tanggal

Berhenti

Pembayaran untuk

periode Nilai Premi Keterangan No. Bukti

Manfaat

Klaim Tanggal

Mulai

Tanggal

Berakhir

1 Siti Fauziah Sekretaris Dewas 10-Nop-11 11-Agust-14 01-Mar-14 01-Mar-15 3.465.000 Premi Sekaligus BK No. 77/04/2014

01-Mar-14 01-Mar-15 2.970.000 Premi Tahunan BK No. 77/04/2014

01-Des-11 01-Des-12 27.900.000 Premi Tahunan

01-Des-12 01-Des-13 27.900.000 Premi Tahunan BK No. 009/04/2014

01-Des-13 01-Des-14 27.900.000 Premi Tahunan BK No. 009/04/2014

Subtotal 90.135.000

90.195.035

2

Doddy Heriawan

Priatmoko Sekretaris Dewas 11-Agust-14 - 01-Sep-14 01-Sep-15 30.870.000 Premi Tahunan BK No. 104/09/2014

Subtotal 30.870.000

Belum

dicairkan

TOTAL 121.005.000

Page 207: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Vol (M3) Rupiah (Rp.)

Persediaan TW I

2014 yg masih sisa

(m3)

Biaya Tebangan

Rata-rata (Rp/m3)

1 2 3 4 5 6 7 (5:4) 8 (6x7)

JATI Persiapan Tebangan Jati 72,167 17,589,021,843 34,764.00 243,726.66 8,472,913,608.24

Iname/Pemotongan Jati 72,167 7,319,157,156 34,764.00 101,419.72 3,525,755,146.08

Angkutan Jati 72,167 11,435,271,012 34,764.00 158,455.68 5,508,553,259.52

RIMBA Persiapan Tebangan Rimba 43,540 1,818,667,743 5,905.00 41,770.04 246,652,086.20

Iname/Pemotongan Rimba 43,540 414,149,844 5,905.00 9,511.94 56,168,005.70

Angkutan Rimba 43,540 921,524,212 5,905.00 21,165.00 124,979,325.00

Eksploitasi hutan lainnya 115,707 43,441,580,742 40,669.00 375,444.71 15,268,960,910.99

PSDH PSDH 115,707 13,771,225,746 40,669.00 119,018.09 4,840,346,702.21

JUMLAH 115,707 96,710,598,298 835,823.23 38,044,329,043.94

Ket : Nilai Realisasi sd April sumber dari ERP Keuangan

Lampiran 9. Rincian Perhitungan Biaya Tebangan pada Perum Perhutani

Nomor Jenis Uraian

Realisasi biaya S.D April 2015 Nilai Pemborosan (Nilai

Penghematan bila Tidak

Melakukan Tebangan pada

Bulan April) (Rp)

Nilai

Halaman 1 dari 1

Page 208: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 1 dari 2

Lampiran 10. Rekap register SPPD KPH Divisi Regional Jawa Tengah Bulan Oktober 2014

No. KPH

Peserta

Yang

Diundang

(orang)

Peserta Yang

Mengikuti

Sesuai

Register SPPD

Nama

Peserta Jabatan No SPPD

Tanggal

kegiatan sesuai

SPPD

1. Balapulang 1 1 Hari Dwi Hutanto

Kasi PSDH 1314 15 – 18 Okt 2014

2. Blora 9 10 Parman 1369 15 – 18 Okt 2014

Suparman 1370 15 – 18 Okt 2014

Hery Kristiono

1371 15 – 18 Okt 2014

Sudarto 1372 15 – 18 Okt 2014

Rr. S. KSP 1373 15 – 18 Okt 2014

Akhmad 1374 15 – 18 Okt 2014

Suradji 1375 15 – 18 Okt 2014

Supanji 1376 15 – 18 Okt 2014

Pamin 1377 15 – 18 Okt 2014

Dwi Wahyono

1378 15 – 18 Okt 2014

3. Banyumas Barat

1 1 Sugeng Bowo

15 – 18 Okt 2014

4. Banyumas Timur

1 0 - - - -

5. Cepu 1 1 M. farkhan Kasi PSDH 2720 15 – 18 Okt 2014

6. Gundih 9 9 Atang Purnama

Kasi PSDH 2512 15 – 18 Okt 2014

Sarjono KSS Ren 2513 15 – 18 Okt 2014

Darmanto K Tan 2514 15 – 18 Okt 2014

Suherman Asper Dalem 2515 15 – 18 Okt 2014

Wagiyono KKPN 2516 15 – 18 Okt 2014

Suroto Mandom Tanaman

2517 15 – 18 Okt 2014

Bambang Sugiyanto

Mandor Tanaman

2518 15 – 18 Okt 2014

M. Ustad 2519 15 – 18 Okt 2014

Sujio Mandor Persemaian

2520 15 – 18 Okt 2014

7. Kebunharjo 9 9 Supangat Kaur Tanaman

2297 15 – 18 Okt 2014

Chorirotun Nur U

Kasi PSDH 2305 15 – 18 Okt 2014

Ari Kartika P KSS Ren 2306 15 – 18 Okt 2014

Yudi Susanto

Asper 2307 15 – 18 Okt 2014

Samani KRPH 2308 15 – 18 Okt 2014

Warsidan Mandor 2309 15 – 18 Okt 2014

Sutikno Mandor 2310 15 – 18 Okt 2014

Junaedi Sp Tanaman 2311 15 – 18 Okt 2014

Mujianto Sp Tanaman 2312 15 – 18 Okt 2014

8. Kedu Selatan 1 1 Hartanto Kasi PSDH 1579 15 – 18 Okt 2014

9. Kendal 9 9 Dedi S.J. Mulyantoko

796 14 – 18 Okt 2014

Suparmin 797 14 – 18 Okt 2014

Maswan 798 14 – 18 Okt 2014

Page 209: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 2 dari 2

No. KPH

Peserta

Yang

Diundang

(orang)

Peserta Yang

Mengikuti

Sesuai

Register SPPD

Nama

Peserta Jabatan No SPPD

Tanggal

kegiatan sesuai

SPPD

Hadi Suroso 799 14 – 18 Okt 2014

Kriswantoro 800 14 – 18 Okt 2014

Joko Lesmono

801 14 – 18 Okt 2014

Agus Yusrianto

802 14 – 18 Okt 2014

Maman maryati

803 14 – 18 Okt 2014

Suwardi 812 14 – 18 Okt 2014

10. Kedu Utara 1 1 Sartono Kaur Tanaman

1457 15 – 18 Okt 2014

11. Mantingan 9 9 Setya Riyadi Kasi PSDH 1318 15 – 18 Okt 2014

Moch. Latif 1319 15 – 18 Okt 2014

Suhermadi 1320 15 – 18 Okt 2014

Anies Tri 1321 15 – 18 Okt 2014

Slamet 1322 15 – 18 Okt 2014

Moh Rosidi 1323 15 – 18 Okt 2014

M. Jamhari 1324 15 – 18 Okt 2014

M. Budiman 1325 15 – 18 Okt 2014

M. Arief Mustakhin

1326 15 – 18 Okt 2014

12. Pati 1 1 Priyono 1714 15 – 18 Okt 2014

13. Pekalongan Barat

1 1 Bagas Avianto

Kasi PSDH 1449 15 – 18 Okt 2014

14. Pekalongan Timur

1 0 - - - -

15. Pemalang 1 1 Rana Gumelar

Kasi 1543 17 – 18 Okt 2014

16. Purwodadi 1 1 Dwi Anggoro Kasih

Kasi PSDH 393 15 – 18 Okt 2014

17. Randublatung 1 1 Rani Maharto

Kasi PSDH 2218 15 – 18 Okt 2014

18. Semarang 1 1 Kurnia Dewi Y

Kasi PSDH 913 15 – 18 Okt 2014

19. Surakarta 1 1 Tuti Minarti 1042 15 – 18 Okt 2014

20 Telawa 9 8 Anthonie Alfrits Tandayu

Kasi PSDH 1609 15 – 18 Okt 2014

Hadi Suwignyo

Kaur Tanaman

1610 15 – 18 Okt 2014

Alimin Asper Karangrayung

1611 15 – 18 Okt 2014

Susanto KRPH Lengkong

1612 15 – 18 Okt 2014

Pardiyanto Mandor Persemaian

1613 15 – 18 Okt 2014

Sutiyo Mandor Tanam

1614 15 – 18 Okt 2014

Wahyu Tri Prakoso

Staf Tanaman 1615 15 – 18 Okt 2014

Ari Santoso Staf Tanaman 1616 15 – 18 Okt 2014

Total 68 66

Page 210: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

A. Rincian Realisasi Perjalanan Dinas Pusdikbang Madiun Tahun 2014

No Kode Akun Tanggal No.Bukti Uraian Mutasi Debet (Rp) Keterangan

517 1002 1/13/2014 KK 071/01/2014 BYA TRANSPORT RIDWAN CAHYONO 950,000 Tidak ada stempel tujuan

518 1002 1/13/2014 KK 072/01/2014 BYA TRANSPORT MITA YULIA NUGRAHANI.SE 950,000 Tidak ada stempel tujuan

531 1002 2/3/2014 KK 021/02/2014 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANA 4,550,000 Tidak ada stempel tujuan

535 1002 2/7/2014 KK 054/02/2014 BYA TRANSPORT DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

539 1002 2/13/2014 KK 104/02/2014 BYA TRANSPORT RIDWAN CAHYONO 950,000 Tidak ada stempel tujuan

540 1002 2/13/2014 KK 113/02/2014 BYA TRANSPORT ANDI MINARWAN.S.TP 950,000 Tidak ada stempel tujuan

49 1001 2/20/2014 KK 178/02/2014 BYA PERJALANAN DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

545 1002 2/20/2014 KK 178/02/2014 BYA TRANSPORT DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

572 1002 3/28/2014 KK 289/03/2014 BYA TRANSPORT IPIN RUDIANTO 137,500 Tidak ada stempel tujuan

783 1999 3/28/2014 KK 289/03/2014 BYA HOTEL IPIN RUDIANTO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

573 1002 3/28/2014 KK 314/03/2014 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANNA 2,100,000 Tidak ada stempel tujuan

575 1002 4/4/2014 KK 029/04/2014 BYA TRANSPORT IR.SUGENG DJAROT S.MP 150,000 Tidak ada stempel tujuan

576 1002 4/4/2014 KK 030/04/2014 BYA TRANSPORT IR.A BUDI S 150,000 Tidak ada stempel tujuan

577 1002 4/7/2014 KK 049/04/2014 BYA TRANSPORT IR.A BUDI S 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

784 1999 4/7/2014 KK 049/04/2014 BYA HOTEL IR.A BUDI S 600,000 Tidak ada stempel tujuan

584 1002 4/15/2014 KK 173/04/2014 BYA TRANSPORT SUJOTO 275,000 Tidak ada stempel tujuan

585 1002 4/15/2014 KK 174/04/2014 BYA TRANSPORT DEWI SUPADMI ASTUTI 275,000 Tidak ada stempel tujuan

586 1002 4/15/2014 KK 175/04/2014 BYA TRANSPORT ONGKY ARIES TYANTO.SH 275,000 Tidak ada stempel tujuan

603 1002 5/5/2014 KK 048/05/2014 BYA TRANSPORT L.HANDOKO 925,000 Tidak ada stempel tujuan

604 1002 5/5/2014 KK 049/05/2014 BYA TRANSPORT EKO NUR AHMADI.S.Hut 925,000 Tidak ada stempel tujuan

605 1002 5/5/2014 KK 050/05/2014 BYA TRANSPORT EKO PURNOMO.SE 925,000 Tidak ada stempel tujuan

606 1002 5/5/2014 KK 051/05/2014 BYA TRANSPORT IR.JOKO BAROTO ABK 925,000 Tidak ada stempel tujuan

614 1002 5/16/2014 KK 185/05/2014 BYA TRANSPORT AGA LEOFIANDRA 275,000 Tidak ada stempel tujuan

187 1001 5/22/2014 KK 231/05/2014 BYA PERJALANAN DWI HARI PRASETYA.ST 200,000 Tidak ada stempel tujuan

194 1001 6/2/2014 KK 019/06/2014 BYA PERJALANAN IPIN RUDIANTO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

624 1002 6/5/2014 KK 044/06/2014 BYA TRANSPORT DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

207 1001 6/10/2014 KK 126/06/2014 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

211 1001 6/13/2014 KK 167/06/2014 BYA PERJALANAN GATOT WALUYO.SE 200,000 Tidak ada stempel tujuan

629 1002 6/13/2014 KK 171/06/2014 BYA TRANSPORT AGUSTINUS CAHYODARU 950,000 Tidak ada stempel tujuan

214 1001 6/16/2014 KK 200/06/2014 BYA PERJALANAN IR.URIP INDERA NURVANA.Msi 100,000 Tidak ada stempel tujuan

232 1001 6/30/2014 KK 352/06/2014 BYA PERJALANAN IR.MUH AKNAMTORO 100,000 Tidak ada stempel tujuan

636 1002 7/4/2014 KK 027/07/2014 BYA TRANSPORT DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

649 1002 7/17/2014 KK 125/07/2014 BYA TRANSPORT IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 1,231,000 Tidak ada stempel tujuan

279 1001 8/4/2014 KK 027/08/2014 BYA PERJALANAN DARSONO 300,000 Tidak ada stempel tujuan

283 1001 8/11/2014 KK 047/08/2014 BYA PERJALANAN DWI HARI PRASETYA.ST 475,000 Tidak ada stempel tujuan

658 1002 8/11/2014 KK 047/08/2014 BYA TRANSPORT DWI HARI PRASETYA.ST 950,000 Tidak ada stempel tujuan

291 1001 8/15/2014 KK 133/08/2014 BYA PERJAL IR.LUCY M 250,000 Tidak ada stempel tujuan

298 1001 8/19/2014 KK 179/08/2014 BYA PERJALANAN DWI HARI PRASETYA.ST 200,000 Tidak ada stempel tujuan

671 1002 8/22/2014 KK 213/08/2014 BYA TRANSPORT DARMOKO 275,000 Tidak ada stempel tujuan

791 1999 8/22/2014 KK 213/08/2014 BYA HOTEL DARMOKO 500,000 Tidak ada stempel tujuan

316 1001 9/3/2014 KK 045/09/2014 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

680 1002 9/5/2014 KK 064/09/2014 BYA TRANSPORT DIMAS MURRU HAMARDANA.SE 150,000 Tidak ada stempel tujuan

681 1002 9/5/2014 KK 065/09/2014 BYA TRANSPORT DARMOKO.SE 150,000 Tidak ada stempel tujuan

323 1001 9/5/2014 KK 066/09/2014 BYA PERJALANAN NUR EKA S 300,000 Tidak ada stempel tujuan

793 1999 9/5/2014 KK 066/09/2014 BYA HOTEL NUR EKA S 640,000 Tidak ada stempel tujuan

794 1999 9/5/2014 KK 067/09/2014 BYA HOTEL DARMOKO.SE 1,000,000 Tidak ada stempel tujuan

795 1999 9/5/2014 KK 068/09/2014 BYA HOTEL IR.LUCY MARDIANNA 1,600,000 Tidak ada stempel tujuan

686 1002 9/10/2014 KK 100/09/2014 BYA TRANSPORT IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 275,000 Tidak ada stempel tujuan

335 1001 9/11/2014 KK 137/09/2014 BYA PERJALANAN IPIN RUDIANTO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

692 1002 9/16/2014 KK 203/09/2014 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANNA 75,000 Tidak ada stempel tujuan

353 1001 9/26/2014 KK 360/09/2014 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

355 1001 9/29/2014 KK 381/09/2014 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

358 1001 9/29/2014 KK 385/09/2014 BYA PERJALANAN DARSONO 225,000 Tidak ada stempel tujuan

702 1002 10/8/2014 KK 081/10/2014 BYA TRANSPORT AGSUTINUS C 150,000 Tidak ada stempel tujuan

705 1002 10/8/2014 KK 088/10/2014 BYA TRANSPORT YUYUN VINA Y 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

365 1001 10/10/2014 KK 129/10/2014 BYA PERJALANAN DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

706 1002 10/10/2014 KK 129/10/2014 BYA TRANSPORT DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

713 1002 10/15/2014 KK 184/10/2014 BYA TRANSPORT EKO PURNOMO.SE 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

391 1001 10/23/2014 KK 275/10/2014 BYA PERJALANAN DIMAS MERRU HAMARDANA.SE 100,000 Tidak ada stempel tujuan

806 1999 10/29/2014 KK 349/10/2014 BYA HOTEL IPIN RUDIANTO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

410 1001 11/5/2014 KK 035/11/2014 BYA PERJALANAN GUNUNG SEWANDONO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

731 1002 11/6/2014 KK 080/11/2014 BYA TRANSPORT DWI HARI P 275,000 Tidak ada stempel tujuan

807 1999 11/6/2014 KK 080/11/2014 BYA HOTEL DWI HARI P 500,000 Tidak ada stempel tujuan

Lampiran 11. Rincian Realisasi Perjalanan Dinas Pusdikbang Madiun Tahun 2014 dan 2015 (s.d Juni)

Page 1 of 3

Page 211: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

No Kode Akun Tanggal No.Bukti Uraian Mutasi Debet (Rp) Keterangan

809 1999 11/7/2014 KK 091/11/2014 BYA HOTEL HARY BAGUS 320,000 Tidak ada stempel tujuan

425 1001 11/12/2014 KK 155/11/2014 BYA PERJALANAN JAYANTO ERY WIBOWO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

810 1999 11/18/2014 KK 278/11/2014 BYA HOTEL IPIN RUDIANTO 640,000 Tidak ada stempel tujuan

436 1001 11/19/2014 KK 294/11/2014 BYA PERJALANAN DIMAS MERRU HAMARDANA.SE 725,000 Tidak ada stempel tujuan

735 1002 11/19/2014 KK 294/11/2014 BYA HOTEL DIMAS MERRU HAMARDANA.SE 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

437 1001 11/19/2014 KK 295/11/2014 BYA TTRANSPORT DWI HARI P.ST 725,000 Tidak ada stempel tujuan

736 1002 11/19/2014 KK 295/11/2014 BYA TRANSPORT DWI HARI P.ST 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

438 1001 11/19/2014 KK 296/11/2014 BYA PERJALANAN N.A.SRI ROKHAYATI.S.Hut 400,000 Tidak ada stempel tujuan

737 1002 11/19/2014 KK 296/11/2014 BYA TRANSPORT N.A.SRI ROKHAYATI.S.Hut 275,000 Tidak ada stempel tujuan

441 1001 11/25/2014 KK 333/11/2014 BYA PERJALANAN MITA YULIA N.SE 475,000 Tidak ada stempel tujuan

739 1002 11/25/2014 KK 333/11/2014 BYA TRANSPORT MITA YULIA N.SE 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

740 1002 11/27/2014 KK 355/11/2014 BYA TRANSPORT IPIN RUDIANTO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

445 1001 11/28/2014 KK 380/11/2014 BYA PERJALANAN GATOT WALUYO.SE 1,225,000 Tidak ada stempel tujuan

741 1002 11/28/2014 KK 380/11/2014 BYA TRANSPORT GATOT WALUYO 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

446 1001 11/30/2014 M 09/11/2014 PEMBUKUAN KOREKSI BYA PERJAL IR.LUCY M 250,000 Tidak ada stempel tujuan

812 1999 11/30/2014 M 19/11/2014 MEMBUKU BYA AKOMODASI HOTEL IR.LUCY M 2,080,000 Tidak ada stempel tujuan

813 1999 11/30/2014 M 21/11/2014 MEMBUKU BYA AKOMODASI HOTEL IR.LUCY M 2,400,000 Tidak ada stempel tujuan

742 1002 12/3/2014 KK 027/12/2014 BYA TRANSPORT SUGIANTO 180,000 Tidak ada stempel tujuan

744 1002 12/3/2014 KK 032/12/2014 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANNA 2,100,000 Tidak ada stempel tujuan

745 1002 12/4/2014 KK 058/12/2014 BYA TRANSPORT IR.MUH AKNAMTORO.MP 275,000 Tidak ada stempel tujuan

747 1002 12/4/2014 KK 060/12/2014 BYA TRANSPORT N.A.SRI ROKHAYATI.S.Hut 360,000 Tidak ada stempel tujuan

814 1999 12/4/2014 KK 060/12/2014 BYA HOTEL N.A.SRI ROKHAYATI.S.Hut 500,000 Tidak ada stempel tujuan

748 1002 12/4/2014 KK 061/12/2014 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANNA 360,000 Tidak ada stempel tujuan

815 1999 12/4/2014 KK 062/12/2014 BYA HOTEL IPIN RUDIANTO 640,000 Tidak ada stempel tujuan

818 1999 12/10/2014 KK 138/12/2014 BYA HOTEL IPIN RUDIANTO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

754 1002 12/12/2014 KK 188/12/2014 BYA TRANSPORT DIMAS MERRU H.SE 275,000 Tidak ada stempel tujuan

757 1002 12/12/2014 KK 194/12/2014 BYA TRANSPORT JOKO PURWANTO 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

820 1999 12/15/2014 KK 206/12/2014 BYA HOTEL IPIN RUDIANTO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

479 1001 12/16/2014 KK 232/12/2014 BYA PERJALANAN RIDWAN CAHYONO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

758 1002 12/16/2014 KK 232/12/2014 BYA TRANSPORT RIDWAN CAHYONO 275,000 Tidak ada stempel tujuan

759 1002 12/16/2014 KK 233/12/2014 BYA TRANSPORT AGUSTINUS CAHYODARU 275,000 Tidak ada stempel tujuan

481 1001 12/17/2014 KK 246/12/2014 BYA PERJALANAN IPIN RUDIANTO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

821 1999 12/17/2014 KK 246/12/2014 BYA HOTEL IPIN RUDIANTO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

482 1001 12/17/2014 KK 247/12/2014 BYA PERJALANAN DARMOKO 200,000 Tidak ada stempel tujuan

760 1002 12/17/2014 KK 247/12/2014 BYA TRANSPORT DARMOKO 400,000 Tidak ada stempel tujuan

483 1001 12/17/2014 KK 248/12/2014 BYA PERJALANAN IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 200,000 Tidak ada stempel tujuan

761 1002 12/17/2014 KK 248/12/2014 BYA TRANSPORT IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 400,000 Tidak ada stempel tujuan

763 1002 12/17/2014 KK 250/12/2014 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANNA 2,030,100 Tidak ada stempel tujuan

494 1001 12/22/2014 KK 320/12/2014 BYA PERJALANAN TUKIMAN 150,000 Tidak ada stempel tujuan

765 1002 12/22/2014 KK 320/12/2014 BYA TRANSPORT TUKIMAN 275,000 Tidak ada stempel tujuan

766 1002 12/22/2014 KK 321/12/2014 BYA TRANSPORT MIA ROSALIA F.SE 275,000 Tidak ada stempel tujuan

497 1001 12/22/2014 KK 323/12/2014 BYA PERJALANAN DWI HARI P.ST 725,000 Tidak ada stempel tujuan

768 1002 12/22/2014 KK 323/12/2014 BYA TRANSPORT DWI HARI P.ST 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

498 1001 12/22/2014 KK 324/12/2014 BYA PERJALANAN DIMAS MERRU H.SE 725,000 Tidak ada stempel tujuan

769 1002 12/22/2014 KK 324/12/2014 BYA TRANSPORT DIMAS MERRU H.SE 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

505 1001 12/30/2014 KK 371/12/2014 BYA PERJALANAN DIMAS MERRU H.SE 200,000 Tidak ada stempel tujuan

824 1999 12/30/2014 KK 371/12/2014 BYA HOTEL DIMAS MERRU H.SE 500,000 Tidak ada stempel tujuan

506 1001 12/30/2014 KK 372/12/2014 BYA PERJALANAN TUKIMAN 150,000 Tidak ada stempel tujuan

825 1999 12/30/2014 KK 372/12/2014 BYA HOTEL TUKIMAN 500,000 Tidak ada stempel tujuan

288 1001 8/13/2014 KK 082/08/2014 BYA PERJALANAN JOKO PURWANTO 300,000 Tidak ada stempel tujuan

397 1001 10/29/2014 KK 349/10/2014 BYA PERJALANAN IPIN RUDIANTO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

420 1001 11/7/2014 KK 090/11/2014 BYA PERJALANAN DIMAS MERRU HAMARDANA.SE 200,000 Tidak ada stempel tujuan

808 1999 11/7/2014 KK 090/11/2014 BYA HOTEL DIMAS MERRU HAMARDANA.SE 500,000 Tidak ada stempel tujuan

455 1001 12/4/2014 KK 043/12/2014 BYA PERJALANAN IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 50,000 Tidak ada stempel tujuan

753 1002 12/10/2014 KK 140/12/2014 BYA TRANSPORT RIDWAN CAHYONO 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

480 1001 12/16/2014 KK 233/12/2014 BYA PERJALANAN AGUSTNUS CAHYODARU 150,000 Tidak ada stempel tujuan

762 1002 12/17/2014 KK 249/12/2014 BYA TRANSPORT MIA ROSALIA FADILA.SE 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

485 1001 12/17/2014 KK 250/12/2014 BYA PERJALANAN IR.LUCY MARDIANNA 500,000 Tidak ada stempel tujuan

489 1001 12/18/2014 KK 276/12/2014 BYA PERJALANAN DIMAS MERRU H.SE 200,000 Tidak ada stempel tujuan

Jumlah 68,118,600.00

Page 2 of 3

Page 212: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

B. Realisasi Perjalanan Dinas Pusdikbang Madiun Tahun 2015 (s.d Juni)

No Nama Akun Tanggal No.Bukti Uraian Mutasi Debet (Rp) Keterangan

632 06 00 0 000 1/8/2015 KK 021/01/2015 BYA PERJALANAN TOFAN DWI P (SMK) 37,500 Tidak ada stempel tujuan

540 06 00 0 000 1/8/2015 KK 026/01/2015 BYA PERJALANAN IR.SLAMET WINARTA (SLTA) 100,000 Tidak ada stempel tujuan

541 06 00 0 000 1/8/2015 KK 028/01/2015 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO (SLTA) 470,000 Tidak ada stempel tujuan

542 06 00 0 000 1/8/2015 KK 029/01/2015 BYA PERJALANAN IR.DEDI HERIYADI M (SLTA) 800,000 Tidak ada stempel tujuan

543 06 00 0 000 1/8/2015 KK 030/01/2015 BYA PERJALANAN IR.MUH AKNAMTORO (SLTA) 800,000 Tidak ada stempel tujuan

637 06 00 0 000 1/12/2015 KK 052/01/2015 BYA PERJALANAN DWI CAHYO (SMK) 37,500 Tidak ada stempel tujuan

638 06 00 0 000 1/12/2015 KK 053/01/2015

BYA PERJALANAN LINTANG PURBONINGTYAS

(SMK) 50,000 Tidak ada stempel tujuan

639 06 00 0 000 1/12/2015 KK 054/01/2015 BYA PERJALANAN IR.SLAMET WINARTA (SMK) 50,000 Tidak ada stempel tujuan

643 06 00 0 000 1/12/2015 KK 065/01/2015

BYA PERJALANAN LINTANG PURBONINGTYAS

(SMK) 100,000 Tidak ada stempel tujuan

555 06 00 0 000 1/14/2015 KK 103/01/2015 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO (SLTA) 75,000 Tidak ada stempel tujuan

560 06 00 0 000 1/14/2015 KK 108/01/2015

BYA PERJALANAN IR.HERU HARTANTO.MM

(SLTA) 100,000 Tidak ada stempel tujuan

572 06 00 0 000 1/16/2015 KK 146/01/2015 BYA PERJALANAN IR.GIRI IRWANTO (SLTA) 1,075,000 Tidak ada stempel tujuan

574 06 00 0 000 1/19/2015 KK 150/01/2015 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO (SLTA) 75,000 Tidak ada stempel tujuan

583 06 00 0 000 1/19/2015 KK 159/01/2015 BYA PERJALANAN IR.ABDUL HASAN.Msi (SLTA) 800,000 Tidak ada stempel tujuan

586 06 00 0 000 1/22/2015 KK 195/01/2015 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO (SLTA) 75,000 Tidak ada stempel tujuan

321 00 00 0 000 1/27/2015 KK 226/01/2015 BYA TRANSPORT EKO PURNOMO.SE 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

322 06 00 0 000 1/27/2015 KK 227/01/2015 BYA TRANSPORT SUYITNO.Spd 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

323 06 00 0 000 1/27/2015 KK 228/01/2015 BYA TRANSPORT WIWIK ANDRIYANI.S.Hut 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

603 06 00 0 000 1/27/2015 KK 238/01/2015 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO (SLTA) 150,000 Tidak ada stempel tujuan

330 06 00 0 000 1/27/2015 KK 254/01/2015 BYA TRANSPORT EKO NUR AHMADI.S.Hut 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

611 00 00 0 000 1/27/2015 KK 256/01/2015

BYA PERJALANAN IR.TRI ESTI KURNI

K.M.FOR.Sci (SLTA) 50,000 Tidak ada stempel tujuan

616 06 00 0 000 2/3/2015 KK 010/02/2015 BYA PERJALANAN ARIYANTO (SLTA) 37,500 Tidak ada stempel tujuan

54 06 00 0 000 2/4/2015 KK 031/02/2015 BYA PERJALANAN DARSONO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

60 06 00 0 000 2/4/2015 KK 037/02/2015 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

472 06 00 0 000 2/4/2015 KK 037/02/2015 BYA HOTEL PENDI SUSANTO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

474 06 00 0 000 2/5/2015 KK 044/02/2015 BYA HOTEL TUKIMAN 500,000 Tidak ada stempel tujuan

477 06 00 0 000 2/9/2015 KK 079/02/2015 BYA HOTEL TUKIMAN 500,000 Tidak ada stempel tujuan

478 06 00 0 000 2/9/2015 KK 080/02/2015 BYA HOTEL DWI HARI PRASETYA.ST 500,000 Tidak ada stempel tujuan

479 00 00 0 000 2/9/2015 KK 081/02/2015 BYA HOTEL DIMAS MERRU H.SE 500,000 Tidak ada stempel tujuan

76 06 00 0 000 2/13/2015 KK 125/02/2015 BYA PERJALANAN IR.LUCY MARDIANNA 300,000 Tidak ada stempel tujuan

338 05 10 0 000 2/13/2015 KK 125/02/2015 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANNA 2,100,000 Tidak ada stempel tujuan

618 00 00 0 000 2/15/2015 M 01/02/2015 BYA PRATUGAS SLTA 280,650 Tidak ada stempel tujuan

340 06 00 0 000 2/16/2015 KK 152/02/2015 BYA TRANSPORT IPIN RUDIANTO 175,000 Tidak ada stempel tujuan

341 06 00 0 000 2/17/2015 KK 156/02/2015 BYA TRANSPORT IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 275,000 Tidak ada stempel tujuan

346 06 00 0 000 2/20/2015 KK 190/02/2015 BYA TRANSPORT AGUSTINUS C 275,000 Tidak ada stempel tujuan

366 06 00 0 000 3/12/2015 KK 123/03/2015 BYA TRANSPORT IPIN RUDIANTO 75,000 Tidak ada stempel tujuan

394 06 00 0 000 4/10/2015 KK 075/04/2015 BYA TRANSPORT MIA ROSALIA F 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

396 06 00 0 000 4/10/2015 KK 077/04/2015 BYA TRANSPORT DIMAS MERRU H.SE 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

501 06 00 0 000 4/15/2015 KK 123/04/2015 BYA HOTEL AGUS SUPRIYONO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

185 06 00 0 000 4/16/2015 KK 132/04/2015 BYA PERJALANAN TOTOK EKO S 300,000 Tidak ada stempel tujuan

398 06 00 0 000 4/16/2015 KK 132/04/2015 BYA TRANSPORT TOTOK EKO S 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

399 06 00 0 000 4/16/2015 KK 133/04/2015 BYA TRANSPORT GATOT WALUYO 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

400 06 00 0 000 4/16/2015 KK 134/04/2015 BYA PERJALANAN EKO NUR AHMADI.S.Hut 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

401 06 00 0 000 4/20/2015 KK 138/04/2015 BYA TRANSPORT IR.LUCY MARDIANNA 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

190 06 00 0 000 4/20/2015 KK 139/04/2015 BYA PERJALANAN IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 400,000 Tidak ada stempel tujuan

402 00 00 0 000 4/20/2015 KK 139/04/2015 BYA TRANSPORT IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

191 00 00 0 000 4/20/2015 KK 140/04/2015 BYA PERJALANAN PANSIYATUN.SE 400,000 Tidak ada stempel tujuan

403 00 00 0 000 4/20/2015 KK 140/04/2015 BYA TRANSPORT IR.JOKO BAROTO ABK.Msi 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

192 00 00 0 000 4/20/2015 KK 141/04/2015 BYA PERJALANAN EKO PURNOMO.SE 400,000 Tidak ada stempel tujuan

404 06 00 0 000 4/20/2015 KK 141/04/2015 BYA TRANSPORT EKO PURNOMO 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

193 00 00 0 000 4/20/2015 KK 154/04/2015 BYA PERJALANAN J ANGGA E 150,000 Tidak ada stempel tujuan

504 06 00 0 000 4/20/2015 KK 154/04/2015 BYA HOTEL J ANGGA E 320,000 Tidak ada stempel tujuan

194 06 00 0 000 4/20/2015 KK 155/04/2015 BYA PERJALANAN TUKIMAN 300,000 Tidak ada stempel tujuan

405 06 00 0 000 4/20/2015 KK 155/04/2015 BYA TRANSPORT TUKIMAN 1,125,000 Tidak ada stempel tujuan

195 06 00 0 000 4/22/2015 KK 163/04/2015 BYA PERJALANAN ENDANG SETYOWATI 150,000 Tidak ada stempel tujuan

406 00 00 0 000 4/22/2015 KK 163/04/2015 BYA TRANSPORT ENDANG SETYOWATI 275,000 Tidak ada stempel tujuan

425 06 00 0 000 5/22/2015 KK 215/05/2015 BIAYA PERJALANAN LUCY M 776,100 Tidak ada stempel tujuan

429 06 00 0 000 5/29/2015 KK 298/05/2015 BYA TRANSPORT YUYUN VINA Y 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

246 06 00 0 000 6/5/2015 KK 011/06/2015 BIAYA PERJALANAN DIMAS MERRU 100,000 Tidak ada stempel tujuan

247 06 00 0 000 6/5/2015 KK 012/06/2015 BIAYA PERJALANAN AGUSTINUS C 375,000 Tidak ada stempel tujuan

431 06 00 0 000 6/5/2015 KK 012/06/2015 BIAYA PERJALANAN AGUSTINUS 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

436 06 00 0 000 6/8/2015 KK 052/06/2015 BIAYA PERJALANAN SUYITNO 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

256 06 00 0 000 6/8/2015 KK 053/06/2015 BIAYA PERJALANAN INDRO TRI 475,000 Tidak ada stempel tujuan

437 06 00 0 000 6/8/2015 KK 053/06/2015 BIAYA PERJALANAN INDRO TRI 1,150,000 Tidak ada stempel tujuan

446 06 00 0 000 6/10/2015 KK 081/06/2015 BIAYA PERJALANAN DARMOKO 410,000 Tidak ada stempel tujuan

290 00 00 0 000 6/22/2015 KK 261/06/2015 BYA PERJALANAN DWI CAHYO 150,000 Tidak ada stempel tujuan

524 00 00 0 000 6/22/2015 KK 261/06/2015 BYA HOTEL DWI CAHYO 320,000 Tidak ada stempel tujuan

293 00 00 0 000 6/23/2015 KK 283A/06/2015 BYA PERJALANAN JAYANTO ERY W 150,000 Tidak ada stempel tujuan

303 06 00 0 000 6/30/2015 KK 336/06/2015 BYA PERJALANAN PENDI SUSANTO 112,500 Tidak ada stempel tujuan

304 00 00 0 000 6/30/2015 KK 347/06/2015 BYA PERJALANAN DIMAS MERRU H.SE 200,000 Tidak ada stempel tujuan

530 00 00 0 000 6/30/2015 KK 347/06/2015 BYA HOTEL DIMAS MERRU H.SE 500,000 Tidak ada stempel tujuan

Jumlah 37,841,750

Page 3 of 3

Page 213: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Volume

Pekerjaan

Kontrak

(ha)

Harga Satuan

Kontrak

(Rp)

HPS

(Rp)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 7 x 9 8

1 08/Kontrak/PAN/III/2014 15-Aug-14 CV Fajar Putra Mandiri 70 0 Tunggul 23.04 812,000 812,000 18,708,480 Sumedang

2 04/Kontrak/PAN/III/2014 4-Jul-14 CV Diah Segah Utama 9 66 Tunggul 45.93 812,000 812,000 37,295,160 Majalengka

10 177 Tunggul 22.77 812,000 812,000 18,489,240 Majalengka

177 Tunggul 91.74 Jumlah 74,492,880

1 02/Kontrak/PAN/III/2014 30-Jun-14 CV Damar Adji 48 21 Tunggul 25.69 1,624,000 1,624,000 41,720,560 Sumedang

52 62 Tunggul 8.44 1,624,000 1,624,000 13,706,560 Sumedang

53 58 Tunggul 38.67 1,624,000 1,624,000 62,800,080 Sumedang

2 05a/Kontrak/PAN/III/2014 5-Aug-14 PT Delta Makmur 24 19 Tunggul 127 1,624,000 1,624,000 206,248,000 Indramayu

25 6 Tunggul 38.76 1,624,000 1,624,000 62,946,240 Indramayu

3 06/Kontrak/PAN/III/2014 12-Aug-14 PT Poetra Jaya Sukses 71 19 Tunggul 71.27 1,624,000 1,624,000 115,742,480 Sumedang

72 0 Tunggul 40.8 1,624,000 1,624,000 66,259,200 Sumedang

4 07/Kontrak/PAN/III/2014 13-Aug-14 PT Delta Makmur 33 5 Tunggul 39.29 1,624,000 1,624,000 63,806,960 Indramayu

34 31 Tunggul 82.09 1,624,000 1,624,000 133,314,160 Indramayu

5 09/Kontrak/PAN/III/2014 25-Aug-14 PT Miranthi Rekayasa 75 22 Tunggul 14.00 1,624,000 1,624,000 22,736,000 Sumedang

77 90 Tunggul 32.86 1,624,000 1,624,000 53,364,640 Sumedang

78 132 Tunggul 28.82 1,624,000 1,624,000 46,803,680 Sumedang

6 13/Kontrak/PAN/III/2014 3-Sep-14 CV Damar Adji 54 17 Tunggul 49.33 1,624,000 1,624,000 80,111,920 Sumedang

55 20 Tunggul 28.22 1,624,000 1,624,000 45,829,280 Sumedang

56 5 Tunggul 8.75 1,624,000 1,624,000 14,210,000 Sumedang

7 14/Kontrak/PAN/III/2014 5-Sep-14 CV Fajar Putra Mandiri 20 78 Tunggul 145.29 1,624,000 1,624,000 235,950,960 Indramayu

8 15/Kontrak/PAN/III/2014 8-Sep-14 PT Bougenville Cipta Abadi 23 15 Tunggul 42.2 1,624,000 1,624,000 68,532,800 Indramayu

32 0 Tunggul 56.3 1,624,000 1,624,000 91,431,200 Indramayu

9 19/Kontrak/PAN/III/2014 30-Sep-14 PT. Bougenville Cipta Abadi 31 20 Tunggul 61.26 1,624,000 1,624,000 99,486,240 Indramayu

132 Tunggul 939.04 Jumlah 1,525,000,960

12 10/Kontrak/PAN/III/2014 27-Aug-14 PT Ifos Satria Mahkota 79 107 Tunggul 35.77 2,030,000 2,030,000 72,613,100 Sumedang

80 0 Tunggul 49.04 2,030,000 2,030,000 99,551,200 Sumedang

13 12/Kontrak/PAN/III/2014 3-Sep-14 CV Mulia Mandiri 86 21 Tunggul 75.8 2,030,000 2,030,000 153,874,000 Sumedang

107 Tunggul 160.61 Jumlah 326,038,300

Lampiran 12. Rincian Kontrak Tahun 2014 Pekerjaan Land Clearing Tanaman Karet

Kepadatan Tertinggi

Kepadatan Tertinggi

Bongkar TunggulTotal Harga

Kontrak Bongkar

Tunggul

(Rp)

Keterangan

Wilayah

Kepadatan Tertinggi

Kepadatan

Tunggul per

hektar

No Nomor Tanggal Pelaksana Petak

Halaman 1 dari 1

Page 214: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 1 dari 10

Lampiran 13. Kronologis Pembangunan Pabrik Sagu Perum Perhutani di Papua Barat

FGD dengan mengundang tenaga ahli dari

BPPT, RPN, Peneliti dari IPB maupun

Pengusaha di Bid INDUSTRI SAGU yg

dituangkan dlm TOR

30-31 Januari 2012

ORIENTASI LAPANGAN

10 Februari 2012 Rencana lokasi :

Jayapura

Sorong Selatan

Bintuni

Permohonan untuk menjadi Konsultan

1. Dr. Ir. Yan Renwarin

2. Prof. Dr. Ir. H. Nadirman Haska

22 Februari 2012

PENUGASAN PERUM PERHUTANI UNTUK

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN

INDUSTRI SAGU 29 FEBRUARI 2012

Laporan Perkembangan Rencana

Pembangunan Industri Sagu di Papua

6 Februari 2012

Rapat Rencana Kerja tim survey potensi dan

kelayakan pengembangan industri sagu

Perhutani di Papua mengundang :

1. Prof. Nadirman Haska

2. Yusuf Sigit AF

SURAT PERINTAH TUGAS survey pendahuluan

kegiatan Pengembangan industri Sagu di

Papua tgl 21Feb – 11 Maret 2012:

1. Susilo Budi Wacono

2. Ronald Guido Suitela

3. Daniel Budi Cahyono

4. Hyronimus Rahayaan

PERMOHONAN BANTUAN TENAGA KE BPKH

20 Februari 2012

PEMBAHASAN RENCANA SURVEY POTENSI

SAGU DI PAPUA

15 Februari 2012

Laporan Perkembangan Tugas

Mengembangkan industri Sagu di Papua

kepada Menteri Negara BUMN RI

27 Februari 2012

PERMOHONAN PENCADANGAN AREAL

17 Februari 2012

Lokasi di Sorong Selatan

Ijin Survey pendahuluan kpd :

1. Gubernur Papua Barat

2. Bupati Sorong

3. Bupati sorong Selatan

17 Februari 2012

KEPDIR TTG PEMBENTUKAN TIM SURVEY

INDUSTRI SAGU DI PAPUA BARAT PERUM

PERHUTANI

21 Februari 2012

Page 215: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 2 dari 10

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan

Dokumen Studi Kelayakan Pembangunan

Pabrik Pengolahan Sagu

4 Juni 2012

PROGRES II PENGEMBANGAN INDUSTRI

SAGU DI PAPUA KE MENTERI NEGARA

BUMN RI 27 MARET 2012

Lokasi Pabrik Primer akan dibagun di Kampung

Kais, Distrik kais

PERMOHONAN IJIN LOKASI

PENGEMBANGAN INDUSTRI SAGU DI KAB

SORONG SELATAN 30 MARET 2012

Kunjungan ke Papua (Distrik Kais)

dilakukan oleh Tim Survey Papua II dari

Perencanaan

10-16 April 2012

Hasil Konsultasi Publik Pembangunan

Industri Pengolahan Sagu di Distrik Kais

(14 APRIL 2012)

Permohonan Ijin Lokasi/Arahan Lahan

Pengembangan Industri Sagu di Distrik

Kais ke Bupati Sorong Selatan

21 Mei 2012

Permohonan Ijin Kunjungan/Lawatan ke

Kilang Sagu di Pusa dan Mukah Serawak

Malaysia

29 Mei – 2 Juni 2012

Laporan Perkembangan Survey Potensi

Sagu di Papua 12 Maret 2012

TERM OF REFERENCE (TOR)

PENGEMBANGAN INDUSTRI SAGU 3 APRIL 2012

Laporan Hasil Studi Banding ke PT.

National Sago Prima Tanggal 18-20 April

2012

23 April 2012

PROGRES III PENGEMBANGAN INDUSTRI

SAGU DI PAPUA

17 April 2012

Laporan Hasil pertemuan dengan Bupati

Sorong Selatan tgl 28 April 2012

30 April 2012

Pembahasan Rencana Penyusunan

Dokumen Studi Kelayakan dan ANDAL

dengan UNIPA

9 Mei 2012

Penyusunan dok FS dan ANDAL

Pemanfaatan hutan Alam Sagu dan

Pengembangan Industri sagu dan Paparan

di Kab sorong Selatan

3 Mei 2012

Hasil Rapat pembahasan Penggunaan Jasa

KJPP dalam Rangka Penyusunan Studi

Kelayakan Pengembangan Industri Sagu di

Papua

8 Mei 2012

Laporan Hasil Studi Banding Pabrik Sagu

di Malaysia

14 Agustus 2012

Laporan Hasil FGD Pembangunan Pabrik

Sagu dengan ITS

10 September 2012

Page 216: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 3 dari 10

Pengadaan Jasa Konsultan Perencana

(BED) Pembangunan Pabrik Sagu di Papua

17 September 2012

Usulan Struktur Organisasi SPH Sagu di

Papua Barat

18 september 2012

Struktur Organisasi Industri Sagu Perum

Perhutani di Papua (No.

536/KPTS/DIR/2012)

5 Oktober 2012

Mengangkat Sdr. Prof. Dr. Ir. H. Nadirman

Haska sebagai Konsultan Ahli Perum

Perhutani Bidang Pengembangan Industri

Sagu (No. 455/Kpts/Dir/2012)

28 september 2012

Survey lokasi rencana pabrik dilakukan

oleh tenaga ahli LPPM-ITS

10-24 Oktober 2012

Keputusan Direksi Perum Perhutani No.

565/Kpts/Dir/2012 tgl. 25 Oktober 2012

untuk Mengikuti “2nd ASEAN Sago

Symposium 2012” di Malaysia

menugaskan :

1. Ronald G. Suitela

2. Prof. Dr. Nadirman Haska

29-31 Oktober 2012

Laporan Perjalanan mengikuti “2nd

ASEAN Symposium 2012”

6 November 2012

Usulan lelang pengadaan baramng dan

jasa konsultan penyusunan dokumen

AMDAL pengembngan Industri Sagu

Perum Perhutani di Papua Barat

12 Oktober 2012

Permohonan Ijin Usaha Pemanfaatan

HHBK Hutan Alam Sagu di Distrik Kais

Sorong Selatan Seluas 16.505 Ha

16 Oktober 2012

Pemaparan Proses Pengadaan Barang &

Jasa Proyek EPC Pembangunan Pabrik

Sagu Perum Perhutani di Papua oleh Tim

BPKP

7 November 2012

Undangan Rapat dari UP4B tentang tindak

lanjut pengembangan Industri Sagu

Sorong Selatan

12 November 2012

Laporan Hasil Rapat

19 November 2012

Koreksi Bidang Hukum Perjanjian

Kerjasama Pemetaan Parsipatif Hak

Ulayat Masyarakat Adat dengan UNIPA

22 November 2012

Tenaga Penyusunan Dokumen AMDAL

22 Oktober 2012

Pertimbangan Teknis IUPHHBK Hutan

Alam Sagu a.n Perum Perhutani di Distrik

Kais, Kab. Sorong Selatan

31 Oktober 2012

Pembahasan Rencana Lelang Pengadaan

Barang & Jasa Konsultan Penyusunan

Dokumen AMDAL Pengembangan Industri

Sagu

2 November 2012

Page 217: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 4 dari 10

Usulan Biaya Perijinan

31 November 2012

Penetapan besarnya tunjangan kontrak

rumah, uang jalan tetap dan tunjangan

daerah khusus bagi pejabat/karyawan

proyek industri sagu (No.

629/KPTS/DIR/2012)

12 Desember 2012

Perubahannya (No. 706/KPTS/DIR/2012)

28 Desember 2012

Kajian KJPP untuk Proyek Pembangunan

Industri Sagu

22 & 30 November 2012

Penjelasan tentang Fasilitas Sarana

Prasarana

6 Desember 2012

Pemberian Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil

Hutan Bukan Kayu (Sagu) pada Hutan

Alam kepada Perusahaan Umum

Kehutanan Negara (Perum Perhutani) di

Kabupaten Sorong Selatan No.

522/223/BSS/XII tahun 2012

14 Desember 2012

Page 218: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 5 dari 10

Kronologis Pembangunan Pabrik Sagu Perum Perhutani di Papua Tahap II

Tanggapan Konsultan Ahli terhadap Draft

Final BED Pembangunan Pabrik Sagu di

Papua

20 November 2012

Permohonan Rekomendasi Pembangunan

Industri Sagu di Papua

27 November 2012

Permohonan Rekomendasi Pembangunan

Industri Sagu di Papua

28 Desember 2012

Rekomendasi Pembangunan Industri sagu

di Papua

7 Januari 2013

Laporan Pertimbangan Teknis dari

Konsultan Ahli Sagu Cq Prof. Nadirman

Haska atas paparan Draft I BED ITS

Terlampir :

Catt Penting Diskusi BED, Pabrik Sagu

30 Oktober 2012

Laporan Pertimbangan Teknis dari

Konsultan Ahli Sagu Cq Prof. Nadirman

Haska atas paparan Draft Final BED

Terlampir :

Tanggapan dari Paparan Tim ITS

26 November 2012

Dokumen Manajemen Resiko

Pemanfaatan Hutan Sagu

29 Januari 2013

Undangan Focus Group Discussion

Pembangunan Industri Sagu di Papua &

Hasil diskusinya

29 Januari & 4 Februari 2013

Undangan rapat Diskusi Rancangan Pabrik

Sagu oleh Pabrikan PT. Austindo Tech &

Hasil Diskusinya

25 & 28 Januari 2013

Undangan Paparan BED Pembangunan

Pabrik sagu & Hasil Rapatnya

17 & 18 Januari 2013

Progres IX sd 31 Desember 2012

Pengembangan Industri Sagu di Papua

15 Januari 2013

Penugasan Calon Personil Proyek Industri

Sagu

4 Januari 2013

Penunjukan Pejabat dalam Fungsi

Keuangan Proyek Pengembangan Industri

Sagu di Papua

11 &13 Februari 2013

Pemindahbukuan (RC) Biaya Rapat FGD

Pembangunan Industri Sagu-Papua di

Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

28 Januari 2013

Page 219: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 6 dari 10

Hasil Rapat Koordinasi Tindak Lanjut

Pengembangan Sagu di Kabupaten Sorong

Selatan, Provinsi Papua Barat

19 Februari 2013

Tanggapan atas Perkembangan

Pembangunan Industri Sagu di Papua

20 Februari 2013

Laporan Hasil Review atas Proses Pra-

Konstruksi Pembangunan Pabrik Tepung

Sagu Perum Perhutani

5 & 18 Februari 2013

Laporan hasil Rapat Koordinasi Tim Teknis

Pengembangan Budidaya Sagu di Papua &

Papua Barat

7, 8 & 18 Maret 2013

Tata Waktu Penyusunan BED Pabrik Sagu-

Papua Barat

15 Maret 2013

Laporan Kemajuan Pengembangan

Industri Sagu di Papua Barat

25 Maret 2013

Laporan Mingguan

26 Maret 2013

Progres Industri Sagu Papua Barat

Triwulan I

23 Maret 2013

Undangan Tindak Lanjut Pembangunan

Pabrik Sagu di Papua Pasca Proses

Penyerahan BED Sagu oleh ITS & Hasilnya

1 & 2 April 2013

Pengembangan Industri Sagu Papua

26 Maret 2013

Penugasan Calon Personil Proyek Industri

sagu ke Unir III Jawa Barat & Banten &

Penarikannya

8 & 30 April 2013

Honorarium Rapat Rancangan Power

Plant sagu-Papua

27 April 2013

Pengembangan Industri sagu di Papua

Barat

9 April 2013

Biaya Kunjungan Kerja ke Industri Sagu-

Papua

24 April 2013

Undangan Paparan AMDAL

Pengembangan Industri Sagu di Papua

Terlampir :

Perjanjian Pekerjaan Jasa Konsultan

Penyusunan Dokumen AMDAL

Pembangunan Pabrik Tepung Sagu Perum

Perhutani di Papua antara PHT dengan PT.

Ayamaru Baktipertiwi

8 & 13 Mei 2013

Undangan Paparan Rancangan Owner

Estimate Pabrik Sagu di Papua Barat &

Hasilnya

8 Mei & 5 Juni 2013

Pengembangan Energi Baru dan

Terbarukan (EBT)

6 Mei 2013

Undangan Pemaparan Rancangan Power

Plant Pabrik Sagu-Papua, Hasil dan

tanggapan

3, 6, 7 & 13 Mei 2013

Page 220: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 7 dari 10

Hasil Pemantapan Penyusunan HPS Pabrik

Sagu

21 Mei 2013

Pembangunan Industri Sagu-Papua Barat

Terlampir

Laporan Perjalanan Dinas ke Papua 26

April 2013

22 Mei 2013

Honorarium Rapat Rancangan Power

Plant Sagu-Papua

24 Mei 2013

Laporan Hasil Rapat Pembahasan Power

Plant dengan PT. Industry Indonesia

22 Mei 2013

Dukungan Mitra Strategis Penelitian

Pengembangan Potensi Sagu di Papua

Barat

31 Mei 2013

Laporan Progress Kegiatan

Pengembangan Sagu dan Porang

28 Mei 2013

Biaya tiket personil industri sagu Papua

27 Mei 2013

Harga Power Plant untuk Industri Sagu

Papua

27 Mei 2013

Laporan Hasil Rapat Pembahasan Power

Plant dengan PT. ZUG Industry Indonesia

22 Mei & 5 Juni 2013

Laporan Hasil Presentasi Pembagunan

Power Plant dengan PT. ZUG Industry

Indonesia

27 Juni 2013

Laporan Presentasi Hasil Pemetaan Hak

Ulayat Industri Sagu Perhutani di Papua

Barat

27 Juni 2013

Progress Pengembangan Industri Sagu di

Papua Barat

28 Juni 2013

Page 221: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 8 dari 10

Kronologis Pembangunan Pabrik Sagu Perum Perhutani di Papua Tahap III

Undangan Review FS Industri Sagu

25 Juni 2013

Laporan Presentasi Hasil Pemetaan Hak

Ulayat Industri Sagu dari Dirind ke Dirut

4 Juli 2013

Laporan Hasil Presentasi Pembangunan

Power Plant dgn PT. ZUG Industry

Indonesia dari Dirind ke Dirut

8 Juli 2013

Laporan Hasil Rapat Review FS Sagu dari

Asdir PINK ke Dirind

19 Juli 2013

Undangan Presentasi Hasil Pemetaan Hak

Ulayat Industri Sagu

25 Juni 2013

Progres Pengembangan Industri Sagu di

Papua dari Dirut ke Meneg BUMN

28 Juni 2013

Undangan Pembahasan Koreksi FS

Industri Sagu

15 Juli 2013

Laporan Hasil Rapat Review FS Sagu dari

Dirind ke Dirut

24 Juli 2013

Pembahasan Teknis Pembangunan Power

Plant Industri sagu Papua dari asdir PINK

ke Dirind

14 Agustus 2013

Persiapan Tata Batas IUPHHBK sagu Papua

dari asdir PINK ke DirPPS

16 Agustus 2013

Undangan Rapat Presentasi Proposal

Pembangunan Power Plant Industri Sagu

16 Agustus 2013

Undangan Rapat Tim Teknis

Pembangunan Power Plant Industri Sagu

20 Agustus 2013

Notulen Rapat Pembahasan Tim Teknis

Pembangunan Power Plant Industri Sagu

dari Asdir PINK ke Dirind

26 Agustus 2013

Presentasi Proposal Penyediaan Power

Plant Industri Sagu o/ PT. PLN-Enjiniring

dari Asdir PINK ke Dirind

26 Agustus 2013

Undangan Rapat Pembahasan Draft PKS

dgn PT. PLN-E

6 September 2013

Laporan Hasil rapat dgn PT. PLN-E dari

Asdir PINK ke Dirind

11 September 2013

Usulan Nilai Kompensasi adat dari Dirind

ke Dirut

13 September 2013

Rencana kunjungan dan dialog LMDH dan

tokoh adat kais dari Pimpro ke Dirind

13 September 2013

Page 222: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 9 dari 10

Laporan Progres sd 6 September 2013

Pengembangan Industri Sagu di Papua

dari Dirut ke Meneg BUMN

13 September 2013

Rencana Kunjungan Meneg BUMN ke

Lokasi Sagu PHT dari Dirind ke DirPPS

19 September 2013

Kunjungan Meneg BUMN ke lOkasi

Rencana Industri sagu di Papua dari Dirind

ke Kanit I & II

19 September 2013

Permohonan Biaya Perjalanan/Tiket

Pesawat sehubungan Kunjungan Meneg

BUMN ke iNdustri Sagu di papua dari KTU

ke Asdir PINK

19 September 2013

Usulan Biaya Pembuatan PK dan Instruksi

tata Batas di Papua dari Asdir PINK ke

Dirind

29 September 2013

Penataan Organisasi Industri sagu di

papua dari Dirind ke Dirkeu

7 Oktober 2013

Kegiatan Studi Banding LMDH Bosiro

Sorong Selatan dari Dirind ke Kanit III

8 Oktober 2013

Analisa Tarif Listrik Power Plant dari

Dirind ke Dirut

11 Oktober 2013

Laporan Progres Pembangunan Power

Plant Sagu di Papua dari Dirind ke Dirut

11 Oktober 2013

Permohonan Pembahasan Trayek batas

dan Peta Kerja Tata Batas IUPHHBK (sagu)

PHT dari Dirind ke DirPPTHK Dirjen

Planologi Kehutanan

28 Oktober 2013

Permohonan Biaya mengikuti symposium

Sagu di Papua dari KTU ke Asdir PINK

29 Oktober 2013

1. Undangan Pembahasan Tindak Lanjut

Pembangunan Power Plant Industri

Sagu di Papua

2. Kapasitas Standby Genset Industri

Sagu Papua dari Asdir PINK ke Asdir

SDM

19 November 2013

Laporan mengikuti the International Sago

Symposium dari Dirind ke Dirut

20 November 2013

Perpanjangan SK Konsultan ahli Industri

Sagu Prof. Dr. Ir. H. Nadirman Haskadari

Dirum ke Dirind

25 November 2013

Perpanjangan SK Konsultan ahli Industri

Sagu Prof. Dr. Ir. H. Nadirman Haskadari

Dirind ke Dirum

26 November 2013

Hasil Rapat Pembahasan Power Plant

Pabrik Sagu

12 Desember 2013

Biaya Review FS Sagu Papua dari Asdir

PINK ke Dirind

10 Desember 2013

Hasil Kajian FS/BED Pekerjaan EPC Pabrik

Sagu di Papua Th. 2013 dari Asdir SDM &

KRTn ke Dirut

29 Oktober 2013

Page 223: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Halaman 10 dari 10

1. Undangan Pembahasan Tim Teknis

Rencana Penyediaan energi Listrik

Industri Sagu di Papua

2. Usulan Pembentukan Tim Counterpart

Pembangunan Industri Sagu di Papua

dari Dirind ke Dirum

31 Desember 2013

Review FS Investasi Pabrik Sagu di Papua

dan PDGT di Pemalang

16 Desember 2013

Page 224: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

A. Rekapitulasi Honor tenaga supervisor 2013/bln

Transport Perumahan Jamsostek PPh Jamsostek PPh Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 4 + 5 + 6 + 7 + 8 10 11 12 = 10 + 11 13 = 9 - 12

1 Ir Iwan Suwandi Kepala Supervisor 5,636,636.00 450,000.00 800,000.00 388,364.00 225,000.00 7,500,000.00 388,364.00 225,000.00 613,364.00 6,886,636.00

2 Nana Sumpena Asisten Supervisor 3,494,246.00 400,000.00 230,000.00 240,754.00 135,000.00 4,500,000.00 240,754.00 135,000.00 375,754.00 4,124,246.00

3 HM Khusnan Hady Asisten Supervisor 3,494,246.00 400,000.00 230,000.00 240,754.00 135,000.00 4,500,000.00 240,754.00 135,000.00 375,754.00 4,124,246.00

4 Ade rahmat Surana Asisten Supervisor 3,494,246.00 400,000.00 230,000.00 240,754.00 135,000.00 4,500,000.00 240,754.00 135,000.00 375,754.00 4,124,246.00

5 Emay Komar Supervisor III 3,166,807.00 360,000.00 135,000.00 218,193.00 120,000.00 4,000,000.00 218,193.00 120,000.00 338,193.00 3,661,807.00

6 Karno Wahyono Supervisor III 3,166,807.00 360,000.00 135,000.00 218,193.00 120,000.00 4,000,000.00 218,193.00 120,000.00 338,193.00 3,661,807.00

7 Nono Kadir Supervisor III 3,166,807.00 360,000.00 135,000.00 218,193.00 120,000.00 4,000,000.00 218,193.00 120,000.00 338,193.00 3,661,807.00

8 TjeTje Sahudi Supervisor III 3,166,807.00 360,000.00 135,000.00 218,193.00 120,000.00 4,000,000.00 218,193.00 120,000.00 338,193.00 3,661,807.00

9 Apandi Supervisor III 3,166,807.00 360,000.00 135,000.00 218,193.00 120,000.00 4,000,000.00 218,193.00 120,000.00 338,193.00 3,661,807.00

10 Surahman Supervisor II 2,273,365.00 360,000.00 120,000.00 156,635.00 90,000.00 3,000,000.00 156,635.00 90,000.00 246,635.00 2,753,365.00

11 Yusman Supervisor II 2,273,365.00 360,000.00 120,000.00 156,635.00 90,000.00 3,000,000.00 156,635.00 90,000.00 246,635.00 2,753,365.00

12 Tamir Sapari Supervisor II 2,273,365.00 360,000.00 120,000.00 156,635.00 90,000.00 3,000,000.00 156,635.00 90,000.00 246,635.00 2,753,365.00

13 Oman Salam Supervisor II 2,273,365.00 360,000.00 120,000.00 156,635.00 90,000.00 3,000,000.00 156,635.00 90,000.00 246,635.00 2,753,365.00

14 Hasan Ansori Supervisor II 2,273,365.00 360,000.00 120,000.00 156,635.00 90,000.00 3,000,000.00 156,635.00 90,000.00 246,635.00 2,753,365.00

Jumlah 43,320,234.00 5,250,000.00 2,765,000.00 2,984,766.00 1,680,000.00 56,000,000.00 2,984,766.00 1,680,000.00 4,664,766.00 51,335,234.00

Jumlah * 12 616,022,808.00

B. Rekapitulasi Honor tenaga supervisor 2014/bln

Transport Perumahan Jamsostek Bruto Jamsostek PPh

1 2 3 4 5 6 7 8 = 4 + 5 + 6 + 7 9 10 = 8 + 9 11 12 13 = 10 - 11 - 12

1 Ir Iwan Suwandi Kepala Supervisor 5,918,468.00 495,000.00 800,000.00 407,782.00 7,621,250.00 228,638.00 7,849,888.00 407,782.00 228,638.00 7,213,468.00

2 Nana Sumpena Asisten Supervisor 3,668,958.00 440,000.00 230,000.00 252,791.00 4,591,749.00 137,752.00 4,729,501.00 252,791.00 137,752.00 4,338,958.00

3 HM Khusnan Hady Asisten Supervisor 3,668,958.00 440,000.00 230,000.00 252,791.00 4,591,749.00 137,752.00 4,729,501.00 252,791.00 137,752.00 4,338,958.00

4 Ade rahmat Surana Asisten Supervisor 3,668,958.00 440,000.00 230,000.00 252,791.00 4,591,749.00 137,752.00 4,729,501.00 252,791.00 137,752.00 4,338,958.00

5 Emay Komar Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

6 Karno Wahyono Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

7 Nono Kadir Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

8 TjeTje Sahudi Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

9 Apandi Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

10 Surahman Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

11 Yusman Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

12 Tamir Sapari Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

13 Hasan Ansori Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

Jumlah 43,099,209.00 5,379,000.00 2,645,000.00 2,969,538.00 54,092,747.00 1,622,784.00 55,715,531.00 2,969,538.00 1,622,784.00 51,123,209.00

Jumlah * 10 511,232,090.00

C. Rekapitulasi Honor tenaga supervisor 2015/bln

Transport Perumahan Jamsostek Bruto Jamsostek PPh

1 2 3 4 5 6 7 8 = 4 + 5 + 6 + 7 9 10 = 8 + 9 11 12 13 = 10 - 11 - 12

Fasilitas

Fasilitas

Fasilitas

Potongan

Lampiran 14. Rincian Biaya Honor Tim Supervisi (2013 - 2015)

No Pelaksana Jabatan Honor

No Pelaksana Jabatan Honor JumlahPotongan

JumlahNo Pelaksana Jabatan HonorPotongan

PenghasilanJumlah

TUP Penghasilan

TUP Penghasilan

Halaman 1 dari 2

Page 225: LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENDAPATAN, … · Biaya atas pelaksanaan kegiatan sadapan getah pinus pada KPH Kediri, KPH Banyuwangi Selatan, KPH Banyuwangi Utara, dan KPH Banyuwangi

Transport Perumahan Jamsostek Bruto Jamsostek PPh

1 2 3 4 5 6 7 8 = 4 + 5 + 6 + 7 9 10 = 8 + 9 11 12 13 = 10 - 11 - 12

1 Ir Iwan Suwandi Kepala Supervisor 5,918,468.00 495,000.00 800,000.00 407,781.00 7,621,249.00 228,637.00 7,849,886.00 407,781.00 228,637.00 7,213,468.00

2 Nana Sumpena Asisten Supervisor 3,668,958.00 440,000.00 230,000.00 252,791.00 4,591,749.00 137,752.00 4,729,501.00 252,791.00 137,752.00 4,338,958.00

3 HM Khusnan Hady Asisten Supervisor 3,668,958.00 440,000.00 230,000.00 252,791.00 4,591,749.00 137,752.00 4,729,501.00 252,791.00 137,752.00 4,338,958.00

4 Ade rahmat Surana Asisten Supervisor 3,668,958.00 440,000.00 230,000.00 252,791.00 4,591,749.00 137,752.00 4,729,501.00 252,791.00 137,752.00 4,338,958.00

5 Emay Komar Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

6 Karno Wahyono Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

7 Nono Kadir Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

8 TjeTje Sahudi Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

9 Apandi Supervisor III 3,325,147.00 396,000.00 135,000.00 229,103.00 4,085,250.00 122,558.00 4,207,808.00 229,103.00 122,558.00 3,856,147.00

10 Surahman Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

11 Yusman Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

12 Tamir Sapari Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

13 Hasan Ansori Supervisor II 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

14 Kurnia Okulator 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

15 Caryana Okulator 2,387,033.00 396,000.00 120,000.00 164,467.00 3,067,500.00 92,025.00 3,159,525.00 164,467.00 92,025.00 2,903,033.00

Jumlah 47,873,275.00 6,171,000.00 2,885,000.00 3,298,471.00 60,227,746.00 1,806,833.00 62,034,579.00 3,298,471.00 1,806,833.00 56,929,275.00

Jumlah * 6 341,575,650.00

JUMLAH 1,468,830,548.00

FasilitasJumlahNo Pelaksana Jabatan Honor

PotonganTUP Penghasilan

Halaman 2 dari 2