BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

30
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Luas Wilayah Kecamatan Patilanggio Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan Patilanggio memiliki luas wilayah 298,83 km 2 . Wilayah Kecamatan Patilanggio sebagian besar merupakan daerah aliran sungai dan dataran. Jika dilihat dari luas wilayahnya, maka desa yang memiliki luas terbesar adalah Iloheluma dan memiliki luas wilayah terkecil adalah Dulomo. Kecamatan Patilanggio memiliki batas wilayah sebagai berikut : Utara : Kecamatan Marisa Selatan : Teluk Tomini Timur : Kecamatan Duhiadaa Barat : Kecamatan Randangan Kecamatan Patilanggio terdiri dari 6 desa yaitu desa Iloheluma dengan luas wilayah 100,33 km 2 , desa Balayo dengan luas wilayah 83,33 km 2 , desa Manawa dengan luas wilayah 7,83 km 2 . desa Suka Makmur dengan luas wilayah 20,00 km 2 . Desa Dudepo dengan luas wilayah 80,00 km 2 , desa Dulomo dengan luas wilayah 7,33 km 2 . Desa sampling dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Nama Desa Sampling dan Luas Wilayahnya di Kecamatan Patilanggio No Nama Desa Luas Wilayah (Km²) 1 Dulomo 7,33 2 Iloheluma 100,33 3 Dudepo 80, 00 4 Suka Makmur 20,00 Jumlah 207.66 Sumber : Kantor Kecamatan Patilanggio, 2013

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi

1. Luas Wilayah Kecamatan Patilanggio

Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang

ada di Kabupaten Pohuwato. Kecamatan Patilanggio memiliki luas wilayah 298,83

km2. Wilayah Kecamatan Patilanggio sebagian besar merupakan daerah aliran sungai

dan dataran. Jika dilihat dari luas wilayahnya, maka desa yang memiliki luas terbesar

adalah Iloheluma dan memiliki luas wilayah terkecil adalah Dulomo.

Kecamatan Patilanggio memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Marisa

Selatan : Teluk Tomini

Timur : Kecamatan Duhiadaa

Barat : Kecamatan Randangan

Kecamatan Patilanggio terdiri dari 6 desa yaitu desa Iloheluma dengan luas wilayah

100,33 km2, desa Balayo dengan luas wilayah 83,33 km

2, desa Manawa dengan luas

wilayah 7,83 km2. desa Suka Makmur dengan luas wilayah 20,00 km

2. Desa Dudepo

dengan luas wilayah 80,00 km2, desa Dulomo dengan luas wilayah 7,33 km

2.

Desa sampling dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Nama Desa Sampling dan Luas Wilayahnya di Kecamatan Patilanggio

No Nama Desa Luas Wilayah (Km²)

1 Dulomo 7,33

2 Iloheluma 100,33

3 Dudepo 80, 00

4 Suka Makmur 20,00

Jumlah 207.66

Sumber : Kantor Kecamatan Patilanggio, 2013

19

2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Patilanggio tahun 2013 adalah 9.103 jiwa.

Dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan jenis kelaminnya, Patilanggio lebih

didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki dibandingkan penduduk

perempuan. Penduduk laki-laki berjumlah 4729 jiwa sedangkan penduduk perempuan

berjumlah 4374 jiwa. Besarnya rasio jenis kelamin tahun 2013 juga memperlihatkan

hal yang sama. Rasio jenis kelamin sebesar 355 berarti bahwa jumlah penduduk laki-

laki di Patilanggio lebih banyak dibanding penduduk perempuannya. Tingkat

kepadatan penduduk Kecamatan Patilanggio adalah 30 jiwa per km2. Secara rata-rata

setiap satu km2 wilayah Patilanggio di tempati oleh 30 jiwa penduduk.

Melihat fenomena persebaran penduduknya, penduduk Patilanggio lebih banyak

terpusat di dua desa yaitu Desa Iloheluma dan Desa Manawa. Sebanyak 25,10 persen

penduduk Patilanggio berada di Desa Iloheluma dan 23,04 persen berada di Desa

Manawa. Hal ini berkaitan dengan dijadikannya Desa Iloheluma sebagai daerah

tujuan transmigran. Sedangkan desa yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit

adalah Desa Dudepo, hanya 8,persen dari keseluruhan penduduk Patilanggio tinggal

di desa ini. Menurut catatan kantor desa se- Kecamatan Patilanggio pada tahun 2011

terdapat 2.327 keluarga yang menetap di Patilanggio. Setiap keluarga rata-rata

beranggotakan empat orang. Data selengkapnya mengenai jumlah penduduk di

Kecamatan Patilanggio dapat dilihat pada Tabel 3.

20

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Patilanggio Menurut Jenis Kelamin (Orang)

Tahun 2013

Penduduk

No Nama Desa KK

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Manawa 2084 1075 1009 2084

2. Dulomo 1205 631 574 1205

3. Suka Makmur 1332 688 644 1332

4. Iloheluma 2245 1182 1063 2245

5. Dudepo 724 378 346 724

6. Balayo 1513 775 738 1513

Jumlah 9103 4729 4374 9103 Sumber :Kantor Kecamatan Patilanggio, 2013

3. Potensi Lahan Pertanian

Sektor pertanian merupakan urat nadi perekonomian Kecamatan-kecamatan di

Kabupaten Pohuwato termasuk Kecamatan Patilanggio. Jagung dijadikan sebagai

komoditi andalan. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika areal penanaman jagung

dan produksinya mendominasi komoditi pertanian lainnya. Pada sub sektor

perkebunan di Kecamatan Patilanggio terdapat budidaya kelapa, kakao, jambu mente,

dan kemiri. Tanaman kelapa merupakan tanaman perkebunan yang paling dominan

total luas areal penanaman kelapa di tahun 2011 adalah 2.291,24 Ha dengan volume

produksi sebesar 2.065 ton. Produksi perikanan berasal dari hasil penangkapan ikan

dilaut lepas serta dari pembudidayaan. Budidaya perikanan di Kecamatan Patilanggio

antara lain budidaya bandeng, udang windu, ikan nila kolam, dan ikan mas kolam.

Selanjutnya dapat dilihat data mengenai luas panen, produksi dan produktivitas padi

dan palawija di Kecamatan Patilanggio pada Tabel 4.

21

Tabel 4. Luas Panen, Produksi, dan Produkitivas Padi Palawija Kecamatan

Patilanggio Tahun 2013

No Komoditi luas Panen Produksi Produktivitas

(Ha) (Ton) (Kw/Ha)

1. Padi 745 4 415,62 4 415,62

2. Jagung 12 533 63 918,30 51,00

3. Kedelai - - -

4. Kacang Tanah 12 16,32 13,60

5. Kacang Hijau - - -

6. Ubi Kayu 9 108,09 120,10

7. Ubi Jalar 16 152,40 95,25 Sumber : Kecamatan Patilanggio Dalam Angka, 2012

4. Visi, Misi dan Nilai Dasar Pembangunan Kabupaten Pohuwato

Kabupaten Pohuwato adalah Kabupaten dalam wilayah Provinsi Gorontalo

yang merupakan daerah agraris. Hal ini menyebabkan tidak mustahil jika struktur

perekonomiannya masih didominasi oleh sektor pertanian. Terlebih lagi, paket

kebijakan pemerintah daerah selama ini lebih menitik beratkan pada sektor pertanian

agraris diantaranya dengan Program-program dan Terobosan-terobosan baru yang

menjadikan sektor pertanian sebagai sektor andalan di Kabupaten Pohuwato bahkan

juga di Provinsi Gorontalo. Kabupaten Pohuwato memiliki Visi yaitu “Terwujudnya

Kesejahteraan Masyarakat Pohuwato Melalui Pembangunan Sumber Daya Manusia

Dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan ”. Visi Kabupaten Pohuwato ini sekaligus

menunjukkan strategi dasar pembangunan yang dianut, yaitu untuk mewujudkan

masyarakat yang mandiri melalui pengembangan ekonomi kerakyatan, sebagai

perwujudan dari upaya untuk pemenuhan hak dasar masyarakat yang merupakan

strategi dasar pembangunan Kabupaten Pohuwato. Asumsi yang mendasari strategi

ini adalah bahwa dengan berkembangnya Sumber Daya Manusia dalam mengelola

potensi yang ada, maka secara otomatis Sasaran-sasaran pembangunan seperti

pertumbuhan, tingkat pendapatan dan sebagainya akan tercapai.

22

Sejalan dengan Visi Kabupaten Pohuwato sebagaimana yang telah

dikemukakan, maka Misi pembangunan Kabupaten Pohuwato adalah “Membangun

Kemitraan Pemerintah Dan Masyarakat Yang Kuat, Maju Dan Berahklak Mulia”.

Selain Visi dan Misi yang telah dikemukakan, Nilai- nilai dasar yang menjadi acuan

dalam penyelenggaraan misi juga merupakan suatu unsur pokok identitas

pembangunan daerah. Berkaitan dengan misi pembangunan Kabupaten Pohuwato,

nilai nilai yang semestinya dibangun dan diacu dalam proses pembangunan

Kabupaten Pohuwato adalah yang berbasis pada kesadaran kosmologis, yakni suatu

bentuk pemahaman dan pemaknaan yang memposisikan semesta sebagai suatu

tatanan atau sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan yang pada hakikatnya

merupakan perwujudan dari interkoneksitas yang sangat dinamis.

Visi, misi dan nilai-nilai dasar pembangunan Kabupaten Pohuwato yang telah

dirumuskan melalui Rencana Pembangunan Kabupaten Pohuwato seharusnya

menjadi pedoman dalam merumuskan strategi terkait pemasaran jagung di

Kecamatan Patilanggio.

B. Budidaya Jagung Di Kecamatan Patilanggio

Jagung yang diusahakan oleh petani di Kecamatan Patilanggio terdiri dari

jenis jagung komposit dan hibrida, namun sebagian besar jagung yang diusahakan

oleh petani adalah jagung hibrida. Umumnya jagung komposit diusahakan oleh petani

untuk tujuan konsumsi, sedangkan jagung hibrida diusahakan untuk kepentingan

komersial. jadwal penanaman jagung sebagaimana ditampilkan pada Tabel 5.

23

Tabel 5. Jadwal Penanaman Jagung Di Kecamatan Patilanggio Tahun 2013

Berdasarkan Musim Tanam

WAKTU (BULAN)

MUSIM

TANAM APR MEI JUNI JULI AGTS SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR

Musim

Tanam I

Musim

Tanam II

Sumber : Dinas Pertanian Pohuwato,2013

Salah satu kendala yang dihadapi oleh petani jagung di Kecamatan

Patilanggio adalah curah hujan yang tidak menentu dan sering kali deras

mengakibatkan tanaman jagung terendam sehingga merusak tanaman jagung. Selain

itu, waktu panennya bertepatan dengan musim hujan. Kendala lain yang dihadapi

dengan kondisi ini adalah pengeringan hasil produksi, karena umumnya petani

mengandalkan sinar matahari dalam melakukan proses pengeringan jagung.

Akibatnya kualitas jagung yang dihasilkan oleh petani pada periode musim tanam ini

mengalami penurunan karena tingginya kandungan kadar air.

C. Gambaran Umum Pemasaran Jagung Di Kecamatan Patilanggio

Jagung hasil produksi petani di Kecamatan Patilanggio dipasarkan

kepedagang pengumpul di Kecamatan Patilanggio dengan Tingkat harga jagung yang

berlaku berkisar antara Rp 2.300 – Rp 2.500 per kg. Pedagang pengumpul Kecamatan

masih melakukan penanganan terhadap jagung hasil pembeliannya, misalnya dengan

menjemur kembali untuk memenuhi standar kadar air atau membersihkan untuk

memenuhi standar kadar kotoran atau debu. Setelah jagung terkumpul dan dilakukan

penanganan seperlunya, pedagang pengumpul kecamatan melakukan penyimpanan

hingga memenuhi jumlah yang cukup untuk dilakukan penyaluran ke pedagang besar

yang ada di tingkat Provinsi Gorontalo selanjutnya diekspor ke antarpulau bahkan ke

luar negeri hingga ke konsumen akhir.

24

Berdasarkan uraian pola pemasaran jagung dari petani sebagai produsen

hingga ke pemakai akhir yang terjadi di Kecamatan Patilanggio digambarkan rantai

pemasaran jagung sebagaimana yang ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Rantai Pemasaran Jagung Di Kecamatan Patilanggio Kabupaten Pohuwato

Gambar 2 menunjukkan bahwa pola saluran pemasaran jagung yang terjadi di

Kecamatan Patilanggio, yaitu:

Petani Pedagang Tingkat Kecamatan Pedagang Besar Pedagang

Antar Pulau Konsumen.

Berdasarkan skema pada gambar diatas mengenai saluran pemasaran jagung

di Kecamatan Patilanggio menunjukan bahwa panjangnya rantai pemasaran jagung di

Kecamatan Patilanggio dapat berakibat pada rendahnya harga yang diterima oleh

petani.

C. Faktor Internal Dan Eksternal

Strategi pemasaran jagung dengan memadukan faktor-faktor pada lingkungan

eksternal Kecamatan Patilanggio terkait peluang (opportunities) dan ancaman

PETANI JAGUNG

JAGUNG

PEDAGANG PENGUMPUL KECAMATAN

PEDAGANG BESAR

PEDAGANG

ANTAR

PULAU/EKPOR

KONSUMEN

25

(threaths) yang ada dengan kondisi lingkungan internal Kecamatan Patilanggio

terkait kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki.

1. Faktor Internal

Analisis faktor internal bertujuan untuk menemukan berbagai kekuatan

(strengths) dan kelemahan-kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh Kecamatan

Patilanggio pada berbagai aspek yang terkait dengan pengembangan pemasaran

komoditi jagung.

1.1. Kekuatan (strengths)

a. Letak Wilayah Kecamatan Patilanggio Strategis

Kecamatan Patilanggio merupakan salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di

Kabupaten Pohuwato. Kecamatan dengan luas wilayah 298,83 km2 ini sebagian besar

merupakan daerah aliran sungai dan dataran. Ini menunjukkan bahwa wilayah

Kecamatan Patilanggio merupakan wilayah yang sangat strategis dalam

pengembangan di sektor pertanian terutama untuk budidaya tanaman jagung (Badan

Pusat Statistik Kabupaten Pohuwato, 2012).

b. Tingginya Tingkat Produksi Dan Produktivitas Usahatani Jagung

Kecamatan Patilanggio adalah kecamatan di Kabupaten Pohuwato yang

memiliki tingkat produktivitas jagung yang sangat tinggi. Pada tahun 2011 produksi

jagung di Kecamatan Patilanggio mencapai 63.918,30 ton dengan produktivitas 51,00

Kw/Ha (Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato, 2013) angka ini lebih besar

dibandingkan dengan produksi jagung yang ada di kecamatan lain di Kabupaten

Pohuwato, oleh sebab itu Kecamatan Patilanggio dinobatkan sebagai sentra unggulan

jagung di Kabupaten Pohuwato. Untuk melihat perbandingan jumlah produksi jagung

di Kecamatan Patilanggio dalam 3 tahun terakhir dapat dilihat pada Grafik 1.

26

Gambar Grafik 1. Jumlah Produksi Jagung Di Kecamatan Patilanggio Dari Tahun

2009 Sampai Tahun 2011 (Ton)

90.000

80.000

70.000

60.000

50.000

40.000

30.000

20.000

10.000

2009 2010 2011

c. Banyaknya Jumlah Petani Yang Berusahatani

Menurut data dari badan pusat statistik Kabupaten Pohuwato, bahwa

penghasilan utama masyarakat yang ada di Kecamatan Patilanggio adalah sebagian

besar berasal dari sektor pertanian terutama usaha tani jagung. Hal ini yang membuat

tingkat produksi dan produktivitas jagung di Kecamatan Patilanggio lebih besar

dibandingkan dengan Kecamatan yang lain di Kabupaten Pohuwato. Jumlah petani

jagung di Kecamatan Patilanggio Tahun 2013 adalah 2058 orang (Badan Pelaksana

Penyuluhan Pertanian,Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pohuwato,2012).

Selanjutnya dapat dilihat mengenai jumlah penduduk dan penghasilan utama

sebagian besar penduduk di Kecamatan Patilanggio menurut desa pada Tabel 6.

83.130,00

89.441,18

63.918,30

J

U

M

L

A

H

P

R

O

D

U

K

S

I

(ton)

27

Tabel 6. Jumlah Penduduk dan Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk di

Kecamatan Patilanggio Menurut Desa

Mata Pencaharian

No Nama Desa Penduduk Pertanian Pertambangan Industri Perdagangan Jasa

1. Manawa 2084 √ - - - -

2. Dulomo 1205 √ - - - -

3. Suka Makmur 1332 √ - - - -

4. Iloheluma 2245 √ - - - -

5. Dudepo 724 √ - - - -

6. Balayo 1513 √ - - - -

Sumber : Kecamatan Patilanggio Dalam Angka, 2012

d. Potensi Kelembagaan Ditingkat Petani

Pengembangan kelembagaan di tingkat petani perlu dilakukan agar

terciptanya lembaga ekonomi di pedesaan yang bertujuan untuk melaksanakan

program–program diantaranya Pembinaan dan pendampingan kepada kelompoktani

agar dapat berfungsi menjadi wahana belajar bagi petani, Pembinaan dan

pendampingan kepada gabungan kelompoktani (gapoktan) agar mampu berfungsi

tidak hanya sebagai unit produksi, tetapi juga menjadi unit penyedia sarana produksi,

penyedia alat dan mesin usahatani jagung, penyedia permodalan dan juga sebagai unit

pemasaran jagung, Fasilitasi kelembagaan petani agar dapat bermitra dengan berbagai

pihak yang terkait (stakeholder) dengan pengembangan komoditas jagung seperti

lembaga perbankan, pedagang eksportir/industri pakan ternak, penyedia sarana

produksi (distributor benih, pupuk dan obat obatan), dan sebagainya. Jumlah

Kelompok Tani di Kecamatan Patilanggio adalah berjumlah 77 kelompok Tani

(Poktan), yang terbagi dalam 6 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) (Badan

Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pohuwato,

2013). Nama-nama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di Kecamatan

Patilanggio dapat dilihat pada Tabel 7.

28

Tabel 7. Nama-nama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Di Kecamatan

Patilanggio Tahun 2013

No Desa Nama Gapoktan Ketua Kelompok

1 Manawa Janur Patrio Rahmad

Suhardiman

2 Dulomo Dulomo Star Ilyas Hamsah

3 Suka Makmur Karya Bersama Stepan pakaya

4 Iloheluma Mitra Tani Masri Moputi

5 Dudepo Sumber Tani Rustam Ahmad

6 Balayo Cahaya Baru Taib Dama Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten

Pohuwato,2013

1.2. Kelemahan (weakness)

a. Keterbatasan Permodalan Yang Dimiliki Oleh Petani

Keterbatasan permodalan yang dimiliki oleh petani merupakan salah satu

penghambat para petani untuk membiayai kegiatan usahatani jagung mereka. Selain

itu belum tersedianya lembaga-lembaga yang khusus diperuntukan kepada petani

dalam mengatasi masalah keuangan tersebut, seperti bank pertanian dan lain

sebagainya.

b. Keterbatasan Ketersediaan Sarana Produksi Di Sekitar Lokasi Usahatani Jagung

Di Kecamatan Patilanggio, toko-toko yang menjual sarana produksi pertanian

(saprodi) sangat jarang ditemui di sekitar lokasi usahatani jagung. Hal ini membuat

para petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mencari sarana produksi di

pusat-pusat penjualan yang ada di ibu kota Kabupaten Pohuwato dengan jarak

tempuh yang jauh dari Kecamatan Patilanggio.

c. Belum Memiliki Resi Gudang Atau Tempat Penampungan Sementara

Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Kecamatan Patilanggio dalam

mendukung strategi pemasaran komoditas pertanian terutama komoditi jagung adalah

belum tersedianya resi gudang di Kecamatan Patilanggio. Resi gudang adalah tempat

untuk menampung hasil-hasil pertanian yang salah satu tujuanya untuk menghindari

29

terjadinya fluktuasi harga. Apabila harga pasar komoditas pertanian masih mengalami

fluktuasi, maka alternatif yang diambil adalah menampung komoditi tersebut di

tempat resi gudang. Seteleh itu apabila harga pasar sudah mulai stabil baru komoditi

tersebut dijual kepada pembeli. Sehingga kedua belah pihak antara petani dan

pembeli tidak saling merugikan.

d. Rendahnya Tingkat Pengetahuan Dan Keterampilan Petani Dalam

Menerapkan Teknologi Budidaya Dan Pascapanen

Kelemahan lain yang dimiliki oleh petani di Kecamatan Patilanggio adalah

rendahnya tingkat pengetahuan petani dalam menerapkan teknologi budidaya dan

pascapanen, dimana dalam proses budidaya para petani sangat jarang menerapkan

teknologi budidaya diantaranya seperti penggunaan pupuk pada tanaman yang sesuai

dengan anjuran baik melalui sosialisasi dari Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan

maupun Lembaga-lembaga terkait lainnya. Selain itu jagung yang dihasilkan oleh

para petani langsung dijual dalam keadaan mentah kepada pedagang tanpa berfikir

terlebih dahulu untuk melakukan pengolahan pascapanen yang dapat meningkatkan

penghasilan petani seperti membuat makanan atau minuman yang berbahan baku

jagung untuk selanjutnya dipasarkan.

e. Belum Berfungsinya Terminal Pelabuhan Laut Komersial Di Kabupaten

Pohuwato

Belum berfungsinya pelabuhan untuk tujuan komersial di Kabupaten

Pohuwato menyebabkan para pedagang harus menjualnya lagi kepada pedagang

besar/penampung di Provinsi Gorontalo akibatnya pedagang harus mengeluarkan

biaya ekstra, selain itu hal tersebut dapat memperpanjang saluran pemasaran jagung

di Kecamatan Patilanggio.

f. Komoditi Jagung Yang Dihasilkan Belum Memenuhi Standar Kualitas

Sebagian besar jagung yang dihasilkan oleh petani di Kecamatan Patilanggio

belum memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh

rendahnya pengetahuan petani dalam menerapkan teknologi budidaya tanaman

30

jagung sehingga pada saat jagung dipasarkan nilai tawar menjadi rendah.

Berdasarkan hasil penelitian, standar kualitas jagung yang ditetapkan oleh pihak

pembeli yakni dengan kandungan Kadar Air 17 %. Selain itu jagung juga harus bersih

dari kotoran serta kondisi jagung baik atau tidak dalam keadaan rusak, namun

demikian para petani di Kecamatan Patilanggio rata-rata belum bisa mencapai standar

kualitas yang ditetapkan tersebut. Untuk melihat nilai rating internal (Kekuatan dan

Kelemahan) yang dimiliki oleh Kecamatan Patilanggio dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Rating Internal (Kekuatan Dan Kelemahan)

Kekuatan (strengths) Bobot Rating BxR Keterangan

1. Letak Wilayah Kecamatan

Patilanggio Strategis

2. Tingginya Tingkat

Produktivitas Usahatani

Jagung 3. Banyaknya Jumlah Petani yang

berusahatani Jagung

4. Potensi kelembagaan ditingkat

petani sangat besar

0,13

0,13

0,12

0,10

4

4

3

4

0, 52

0,52

0,36

0,40

Kekuatan utama:

1.letak wilayah Kecamatan Patilanggio

strategis

2. tingginya tingkat produktivitas

usahatani jagung

Nilai total BxR = 1, 80

Kelemahan (weakness)

1.Keterbatasan permodalan yang

dimiliki oleh petani

2. Keterbatasan ketersediaan

sarana produksi di sekitar lokasi

usahatani jagung

3. Belum memiliki resi gudang

atau tempat penampungan

sementara

4. Rendahnya tingkat pengetahuan

dan keterampilan petani dalam

menerapkan teknologi budidaya

dan pascapanen

5. Belum berfungsinya terminal

pelabuhan laut komersil di

Kabupaten Pohuwato

6. Komoditi jagung yang

dihasilkan belum memenuhi

standar kualitas

0,10

0,07

0,08

0,12

0,06

0,09

1

2

2

1

3

2

0,10

0,14

0,16

0,12

0,18

0,18

Kelemahan utama:

1. Belum berfungsinya terminal

pelabuhan laut komersil di

Kabupaten Pohuwato

2.Keterbatasan ketersediaan sarana

produksi di sekitar lokasi usahatani

jagung

Nilai total BxR = 0, 88

TOTAL 1, 00 2,68

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2013

31

Keterangan : ST (Sangat Tinggi, T (Tinggi), SB (Sangat Besar), B (Besar), K (Kecil),

SR (Sangat Rendah), SK (Sangat Kecil).

Penjelasan :

1. Bobot

a. Nilai bobot 1.00(sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting)

b. Jumlah bobot harus berjumlah 1,0

2. Rating

a. Nilai tertinggi dari kekuatan dan peluang adalah 4 sedangkan nilai

terendah adalah 1

b. Nilai tertinggi dari kelemahan dan ancaman adalah 1 sedangkan nilai

terendah adalah 4

3. Nilai total tiap indicator adalah bobot dikali rating.

Tabel 8 diatas terlihat bahwa nilai total kekuatan adalah 1,80, nilai diperoleh

dari jumlah bobot dikali rating sehingga menghasilkan nilai total tersebut. Sedangkan

nilai kelemahannya adalah 0,88, nilai ini diperoleh dari penjumlahan bobot dikalikan

rating sehingga menghasilkan nilai total tersebut. Hal ini menunjukan bahwa faktor

kekuatan yang dimiliki Kecamatan Patilanggio lebih besar dibandingkan dengan

faktor kelemahan yang ada Kecamatan Patilanggio. Adapun yang menjadi kekuatan

utama yang dimiliki oleh Kecamatan Patilanggio yaitu letak wilayah Kecamatan

Patilanggio yang cukup strategis dan tingginya tingkat produktivitas usahatani jagung

di Kecamatan tersebut. Sedangkan kelemahan utama yang ada di Kecamatan

Patilanggio yaitu keterbatasan permodalan yang dimiliki oleh petani dan komoditi

jagung yang dihasilkan belum memenuhi standar kualitas yang ditetapkan baik oleh

industri maupun pedagang.

2. Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal bertujuan untuk menemukan berbagai peluang

(opportunities) yang dapat diraih oleh Kecamatan Patilanggio pada berbagai aspek

yang terkait dengan pengembangan komoditas jagung khususnya dalam

32

pemasarannya serta mengidentifikasi Ancaman-ancaman (Threats) yang merupakan

faktor penghambat pada berbagai aspek yang terkait dengan pengembangan komoditi

jagung khususnya dalam pemasarannya.

2.1. Peluang (opportunities)

a. Terbukanya Pasar Untuk Menjual Komoditi Jagung

Target pemasaran komoditi jagung saat ini sudah terbuka sampai tingkat

ekspor ke luar negeri. Pemerintah melakukan kerja sama dengan beberapa Negara

pengimpor jagung seperti Malaysia, Fhilipina dan Korea Selatan bahkan pada Tahun

2012 kemarin Vietnam juga mulai pertama kali mengimpor jagung dari Provinsi

Gorontalo dengan permintaan perdana yakni sebesar 4000 ton, Realisasi pemasaran

jagung se-Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 mencapai 122.153 ton untuk

perdagangan ekspor maupun antar pulau (Badan Pusat Informasi Jagung Provinsi

Gorontalo, 2013). angka ini terbilang rendah bila ditinjau dari beberapa tahun

sebelumnya waktu pada masa pemerintahan Gubernur Bapak Fadel Muhammad

yakni pada Tahun 2007 produksi jagung di Provinsi Gorontalo mencapai angka

608.863 ton. Penurunan produktivitas jagung beberapa tahun terakhir ini salah

satunya diakibatkan oleh cuaca yang cukup ekstrim. Namun demikian peluang pasar

untuk menjual komoditi jagung ditahun ini sudah terbuka lagi baik untuk ekspor

keluar negeri maupun perdagangan antar pulau.

b. Adanya Dukungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato

Dalam pengembangan produksi pertanian terutama komoditi jagung di

Kecamatan Patilanggio tidak terlepas dari adanya dukungan Dinas Pertanian

Kabupaten Pohuwato. Hal ini ditunjukan lewat beberapa program Dinas Pertanian

yaitu, pengadaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT),

Sosialisasi Pertanian dan pendampingan petani. Selain itu, Dinas Pertanian

Kabupaten Pohuwato juga memfasilitasi pengadaan bantuan untuk kebutuhan petani

baik program bantuan dari pusat, Provinsi maupun Kabupaten (Dinas Pertanian

Kabupaten Pohuwato, 2013)

33

c. Tingginya Permintaan Dan Tingkat Harga Jagung Untuk Ekspor

Tingginya permintaan jagung untuk ekspor menyebabkan para petani

kewalahan untuk memenuhi kuota permintaan. Pada Tahun 2012 permintaan jagung

baik ekspor maupun antar pulau telah mencapai 122.153 ton dan akan terus

bertambah ditahun berikutnya mengingat pasar internasional mulai melirik produksi

jagung di Provinsi Gorontalo, terbukti Negara Vietnam pada Tahun 2012 melakukan

impor jagung perdana dari Provinsi Gorontalo sebesar 4000 ton (Badan Pusat

Informasi Jagung Provinsi Gorontalo, 2013). Selain itu harga jual jagung ditingkat

petani di Kecamatan Patilanggio sudah berkisar Rp.2.300 sampai 2.500 per kg dan di

prediksi akan terus naik mengingat produktivitas jagung se-Provinsi Gorontalo tahun

ini mengalami penurunan akibat cuaca eksrim dalam beberapa bulan terakhir ini.

d. Penetapan Jagung Sebagai Komoditas Unggulan Kecamatan Patilanggio

Kecamatan Patilanggio merupakan Kecamatan penghasil jagung terbesar di

Kabupaten Pohuwato yaitu sekitar 63.918,30 Ton (Dinas Pertanian Kabupaten

Pohuwato, 2013). oleh sebab itu pemerintah Kecamatan Patilanggio menetapkan

jagung sebagai komoditas unggulan, namun tetap memperhatikan komoditas lainnya

yang dihasilkan di Kecamatan Patilanggio.

2.2. Ancaman (threats)

a. Iklim Yang Kurang Mendukung

Salah satu kendala yang dihadapi dalam proses budidaya usahatani jagung

saat ini oleh petani adalah iklim yang tidak menentu, dimana pada tahun sebelumnya

para petani bisa menentukan kapan waktu musim panas dan musim penghujan

sehingga petani tidak akan mengalami masalah dalam proses budidaya. Namun

belakangan ini iklim sudah tidak menentu, dimana pada bulan-bulan yang biasa

musim panas yakni pada Bulan Oktober sampai Bulan Maret yang tidak mengalami

curah hujan yang tinggi sekarang sudah sering turun hujan bahkan sampai

mengakibatkan banjir di kecamatan tersebut. Akibatnya tidak jarang para petani

mengalami gagal panen.

34

b. Penetapan Standar Kualitas Yang Ketat Oleh Industri Dan Pedagang

Petani di Kecamatan Patilanggio yang sebagian besar berlatar belakang

pendidikan yang kurang memadai menyebabkan petani tersebut belum mampu

menghasilkan jagung yang berkualitas sesuai standar yang ditetapkan oleh industri

dan pedagang yakni KA 17 % (kadar air 17%) Selain itu jagung juga harus bersih

dari kotoran serta kondisi jagung baik atau tidak dalam keadaan rusak. Disamping itu

itu cuaca ekstrim juga mengakibatkan tingginya kandungan kadar air jagung. Hal ini

akan berdampak pada penurunan harga jual komoditi jagung tersebut.

c. Panjangnya Rantai Pemasaran Jagung Di Kecamatan Patilanggio

Saluran pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio yang dapat kita lihat

pada gambar 1 sebelumnya menunjukan bahwa panjangnya saluran pemasaran

jagung tersebut menyebabkan rendahnya tingkat harga jagung yang diterima oleh

petani.

d. Harga Komoditi Jagung Yang Berfluktuasi

Salah satu ancaman petani dalam memasarkan komoditi jagung yakni harga

jagung yang seringkali mengalami fluktuasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh

bahwa hal ini pada umumnya diakibatkan oleh kapal-kapal pengekspor jagung ke luar

negeri dan antar pulau di Indonesia belum bersandar di pelabuhan yang ada di

Provinsi Gorontalo akibatnya jagung yang berada dipedagang besar ditingkat provinsi

masih tertampung dan belum dapat diekspor. Faktor tersebut yang membuat

pedagang harus menurunkan harga pembelian jagung untuk menghidari atau

meminimalisir kerugian yang akan dialami oleh pedagang. Untuk lebih jelas dapat

kita lihat fluktuasi harga dalam beberapa bulan terakhir ditahun 2012 sampai 2013

pada Grafik 2.

35

Gambar Grafik 2. Perkembangan Harga Jagung Di Akhir Tahun 2012 Hingga Awal

Tahun 2013 (Rupiah)

5000

4500

4000

3500

3000

2500

2000

1500

1000

September Oktober November Desember Januari Februari Maret

Grafik diatas terlihat bahwa harga jagung pada bulan September tahun 2012

mencapai angka Rp.3100 hingga Bulan Desember, setelah memasuki Bulan Januari

Tahun 2013 harga jagung menurun sampai pada angka Rp.2050 per kg, hingga pada

Bulan Maret harga jagung ditingkat petani paling tinggi mencapai Rp.2.500 per kg.

Hasil ini menunjukan terjadi fluktuasi harga dalam beberapa bulan sebelumnya yang

merupakan ancaman bagi petani dalam memasarkan komoditi jagung mereka.

e. Terancamnya Kelestarian Lingkungan Akibat Perambahan Hutan Untuk Lahan

Pengembangan Jagung

Ancaman lain yang akan dihadapi Kecamatan Patilanggio adalah kelestarian

lingkungan akibat perambahan hutan untuk lahan pengembangan jagung. Beberapa

desa di Kecamatan Patilanggio yakni Desa Balayo, Desa Dudepo, dan Desa

Iloheluma adalah merupakan desa yang berada di perbukitan akan lebih merasakan

dampak dari ancaman tersebut akibat perambahan hutan untuk perluasan areal lahan

pertanian terutama pengembangan tanaman jagung. Selanjutnya dapat dilihat

mengenai luas kawasan hutan menurut fungsinya di Kecamatan Patilanggio pada

Tabel 9.

3.100

2.050

2.500

36

Tabel 9. Luas Kawasan Hutan (Ha) Dan Fungsinya Di Kecamatan Patilanggio

No Fungsi Hutan Luas (ha)

1 Hutan Produksi Terbatas 7.435

2 Hutan Produksi Tetap 0

3 Hutan Produksi Konversi 318

4 Areal Penggunaan Lain 7.639

TOTAL 15.392

sumber : Kecamatan Patilanggio Dalam Angka, 2012

Tabel 9 diatas, terlihat bahwa total luas hutan yang telah beralih fungsi di

Kecamatan Patilanggio sampai pada tahun 2012 adalah 15.392 hektar dari total luas

hutan sebesar 34.565 hektar (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pohuwato, 2012). Hal

ini menunjukan bahwa alih fungsi lahan di Kecamatan Patilanggio sudah hampir

mencapai sebagian dari total luas hutan yang ada.

Untuk melihat nilai rating eksternal (Peluang dan Ancaman) yang dimiliki

Kecamatan Patilanggio dapat dilihat pada Tabel 10.

37

Tabel 10. Nilai Rating Eksternal (Peluang Dan Ancaman)

No Peluang (opportunities) Bobot Rating BxR Keterangan

1. Terbukanya pasar untuk

menjual komoditi jagung

2. Adanya dukungan dari dinas

pertanian Kabupaten Pohuwato

3. Tingginya permintaan dan

tingkat harga jagung untuk

ekspor

4. Penetapan jagung sebagai

komoditas unggulan kecamatan

patilanggio

0,12

0,13

0,13

0,10

4

4

4

3

0,48

0,52

0,52

0,30

Peluang utama:

1.Adanya dukungan dari dinas pertanian Kabupaten Pohuwato

2. Tingginya Permintaan dan tingkat harga jagung untuk ekspor

Nilai total BxR = 1, 82

No Ancaman (treaths)

1. Iklim yang kurang mendukung

2. Penetapan standar kualitas

yang ketat oleh industri dan

pedagang

3. Panjangnya rantai pemasaran

jagung di Kecamatan

Patilanggio

4. Harga komoditi jagung yang

berfluktuasi

5. Terancamnya kelestarian

lingkungan akibat perambahan

hutan untuk lahan

pengembangan jagung

0,10

0,12

0,13

0,08

0,09

2

1

2

2

1

0,20

0,12

0,26

0,16

0,9

Ancaman utama:

1. Harga komoditi jagung yang

berfluktuasi

2. Terancamnya kelestarian

lingkungan akibat perambahan

hutan untuk lahan pengembangan

jagung

Nilai total BxR = 0, 83

TOTAL 1, 00 2,65

Sumber : Data Primer Setelah Diolah,2013

Keterangan : ST (Sangat Tinggi, T (Tinggi), SB (Sangat Besar), B (Besar), K (Kecil),

SR (Sangat Rendah), SK (Sangat Kecil)

Penjelasan :

1. Bobot

a. Nilai bobot 1.00(sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting)

b. Jumlah bobot harus berjumlah 1,0

2. Rating

a. Nilai tertinggi dari kekuatan dan peluang adalah 4 sedangkan nilai

terendah adalah 1

38

b. Nilai tertinggi dari kelemahan dan ancaman adalah 1 sedangkan nilai

terendah adalah 4

3. Nilai total tiap indikator adalah bobot dikali rating

Dari hasil Tabel 10 diatas, bahwa nilai total dari faktor peluang yaitu 1,82 lebih

besar dari pada nilai total ancaman 0,83 nilai tersebut diperoleh dari hasil

penjumlahan bobot dikalikan rating sehingga menghasilkan nilai total.

Dari hasil diatas yang menjadi peluang utama Kecamatan Patilanggio yaitu

adanya dukungan dari dinas pertanian Kabupaten Pohuwato dan tingginya

permintaan dan tingkat harga jagung untuk ekspor. Sedangkan ancaman utama yang

dihadapi oleh Kecamatan Patilanggio adalah panjangnya rantai pemasaran jagung di

Kecamatan Patilanggio dan penetapan standar kualitas yang ketat oleh industri dan

pedagang.

Dibawah ini adalah gambar dari diagram analisis SWOT strategi pemasaran

jagung di Kecamatan Patilanggio sebagai berikut :

Kekuatan

X

0,92

II I

Ancaman Y Peluang

0,99

IV III

Kelemahan

Gambar 3. Diagram Analisis SWOT Kecamatan Patilanggio

AGRESIF

MENYERANG

DIVERSIFIKASI

KOMBINASI

TURN-AROUND

PENINJAUAN

KEMBALI

DEFENSIF

BERTAHAN

39

Berdasarkan Gambar 3 diatas, telah diketahui bahwa kekuatan yang dimiliki

Kecamatan Patilanggio lebih besar dari pada kelemahan yang ada di Kecamatan

Patilanggio. Demikian juga peluang yang dihadapi oleh Kecamatan patilanggio ini

lebih besar dari pada ancaman yang ada. Hasil antara kekuatan dan kelemahan

menunjukan angka 0,92 (Nilai diperoleh dari nilai total kekuatan dikurangkan

dengan nilai total kelemahan), sedangkan hasil antara peluang dan ancaman

menunjukan 0,99 (Nilai diperoleh dari nilai total peluang dikurangkan dengan nilai

total ancaman). Maka hasil pada diagram diatas menunjukan kuadran 1 (Agresif

/Menyerang), dimana Kecamatan Patilanggio dapat menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang yang ada, artinya bahwa Kecamatan Patilanggio lebih

meningkatkan peran kelembagaan ditingkat petani dalam unit pemasaran jagung

untuk memanfaatkan terbukanya pasar dan memanfaatkan dukungan Dinas Pertanian

dalam mempertahankan produktivitas untuk memenuhi jumlah permintaan jagung.

D. Analisis SWOT

Faktor-faktor Internal dan Eksternal selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan matriks SWOT (Strengths – Weakness – Opportunities - Threats)

untuk merumuskan strategi pemasaran jagung. Strategi-strategi yang dirumuskan,

yakni:

1. Strategi SO, dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan (S) yang dimiliki

Kecamatan Patilanggio untuk mengambil manfaat dari peluang-peluang (O)

yang ada, terutama dalam pemasaran jagung.

2. Strategi WO, dengan mengatasi kelemahan-kelemahan (W) yang dimiliki

Kecamatan Patilanggio untuk meraih peluang-peluang (O) yang ada, terutama

dalam pemasaran jagung.

3. Strategi ST, dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan (S) yang dimiliki

Kecamatan Patilanggio untuk menghindari ancaman-ancaman (T), terutama

dalam pemasaran jagung.

40

4. Strategi WT, dengan mengurangi kelemahan-kelemahan (W) yang dimiliki oleh

Kecamatan Patilanggio dan menghindari ancaman-ancaman (T) yang ada.

Analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang dituangkan ke dalam

matriks SWOT dengan hasil berupa rumusan strategi yang dapat diambil dalam

kaitannya dengan pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Matrik SWOT

Sumber : (Data Diolah), Analisis lingkungan Internal dan Eksternal Tahun 2013.

Berdasarkan hasil analisis SWOT pada Tabel 10, maka dapat diperoleh empat

alternatif strategi pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio (S-O), Strategi (W-O),

Strategi (S-T) dan Strategi (W-T).

FAKTOR-FAKTOR

INTERNAL FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

Kekuatan (S) 1. Letak Wilayah Kecamatan Patilanggio

Strategis 2. Tingginya Tingkat Produktivitas

Usahatani Jagung 3. Banyaknya Jumlah Petani Yang

Berusahatani Jagung 4. Potensi kelembagaan ditingkat petani

sangat besar

Kelemahan (W) 1. Keterbatasan Permodalan Yang Dimiliki

Oleh Petani

2. Keterbatasan Ketersediaan Sarana Produksi Di Sekitar Lokasi Usahatani

Jagung

3. belum memiliki resi gudang atau tempat penampungan sementara

4. Rendahnya Tingkat Pengetahuan Dan

Keterampilan Petani Dalam Menerapkan Teknologi Budidaya Dan Pascapanen

5. Belum berfungsinya terminal pelabuhan laut komersil di kabupaten pohuwato

6. Komoditi jagung yang dihasilkan belum

memenuhi standar kualitas

Peluang (O) 1.Terbukanya Pasar Untuk Menjual

Komoditi Jagung.

2. adanya dukungan dari dinas pertanian. 3. Tingginya permintaan dan tingkat harga

jagung untuk ekspor.

4. penetapan jagung sebagai komoditas

unggulan Kecamatan Patilanggio

Strategi (S-O)

1. meningkatkan peran kelembagaan

ditingkat petani dalam unit pemasaran

jagung untuk memanfaatkan terbukanya pasar

2. memanfaatkan dukungan dinas pertanian

dalam mempertahankan produktivitas untuk memenuhi jumlah permintaan

jagung

Strategi (W-O)

1. memanfaatkan dukungan dinas pertanian

untuk memperoleh modal, sarana

produksi, resi gudang dan pelatihan teknologi budidaya dan pascapanen

2. mendorong Dinas Pertanian Kabupaten

Pohuwato untuk melanjutkan pembangunan pelabuhan laut komersil

khususnya jalur perdagangan komoditas

pertanian dalam memanfaatkan terbukanya pasar

Ancaman (T)

1. iklim yang kurang mendukung

2. penetapan standar kualitas yang ketat

oleh industri dan pedagang

3. panjangnya rantai pemasaran jagung di

Kecamatan Patilanggio 4. Harga komoditi jagung yang

berfluktuasi

5. Terancamnya kelestarian lingkungan

akibat perambahan hutan untuk

pengembangan jagung

Strategi (S-T) 1.mempertahankan tingginya tingkat

produktivitas usahatani jagung dengan memperbaiki standar kualitas jagung.

2.menjaga kelestarian lingkungan demi

mempertahankan Kecamatan

Patilanggio agar tetap strategis.

Strategi (W-T) 1. memaksimalkan ketersediaan sarana

produksi dan menerapkan teknologi budidaya untuk meningkatkan standar

kualitas jagung.

2. memberikan pelatihan pengolahan pascapanen untuk menghindari rantai

pemasaran jagung yang panjang.

41

Strategi S-O

Startegi S-O, dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan (S) yang dimiliki

Kecamatan Patilanggio untuk mengambil manfaat dari peluang-peluang (O) yang

ada, terutama dalam pemasaran jagung dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Pengembangan luas lahan untuk memanfaatkan terbukanya pasar. Potensi luas

panen jagung dapat ditingkatkan melalui pencapaian sasaran penurunan tingkat

kegagalan panen yang dicapai melalui sasaran penyesuaian proses produksi

dengan kondisi iklim yang kurang mendukung dan sasaran menekan tingkat

kerusakan lahan dengan meminimalisir tingkat perambahan hutan untuk

pertanaman jagung, serta adanya kemudahan petani dalam memperoleh sarana

produksi. Disamping itu petani di Kecamatan Patilanggio mampu

memanfaatkan peluang atas tingginya permintaan jagung untuk diekspor

keantar pulau dan keluar negeri yang sampai saat ini belum bisa terpenuhi

dengan maksimal.

2. Memanfaatkan dukungan Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato dalam

meningkatkan produktivitas untuk memenuhi jumlah permintaan jagung.

Dengan adanya dukungan dari Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato maka

petani diharapkan dapat memanfaatkan dukungan tersebut melalui program

yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato seperti kegiatan

Sosialisasi Pertanian, Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT)

dan pendampingan petani oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk

meningkatkan produktivitas agar dapat memenuhi jumlah permintaan jagung

yang sangat besar.

Strategi W-O

Strategi WO, dengan mengatasi Kelemahan-kelemahan (W) yang ada di

Kecamatan Patilanggio untuk meraih Peluang-peluang (O), terutama dalam

pemasaran jagung dapat dirumuskan sebagai berikut :

42

1. Memanfaatkan dukungan Dinas Pertanian untuk memperoleh modal, sarana

produksi, resi gudang dan pelatihan teknologi budidaya dan pascapanen. Petani

di Kecamatan Patilanggio harus memanfaatkan dukungan tersebut demi

mengatasi Masalah-masalah yang dihadapi oleh petani saat ini sebagaimana

disebutkan diatas. Tujuannya adalah mempermudah petani dalam meningkatkan

produksi jagung melalui penerapan teknologi budidaya yang baik dan benar,

fasilitas untuk memperoleh modal yang bisa digunakan untuk penambahan

jumlah produksi, menghidari terjadinya fluktuasi harga melalui pengadaan resi

gudang untuk penampungan sementara, dan penerapan teknologi pascapanen

yang bertujuan untuk menigkatkan keuntungan petani.

2. Mendorong Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato untuk segera melanjutkan

pembangunan pelabuhan laut komersil khususnya jalur perdagangan komoditas

pertanian dalam memanfaatkan terbukanya pasar. Hal tersebut perlu dilakukan

mengingat Kabupaten Pohuwato merupakan Kabupaten penghasil jagung

terbesar di Provinsi Gorontalo, untuk itu salah satu tujuan pembangunan

pelabuhan laut komersil khususnya perdagangan disektor pertanian yakni

menjadikan Kabupaten Pohuwato sebagai salah satu terminal pemasaran jagung

di Provinsi Gorontalo.

Strategi S-T

Strategi ST, dengan memanfaatkan Kekuatan-kekuatan (S) yang dimiliki

Kecamatan Patilanggio untuk menghindari Ancaman-ancaman (T) yang ada, terkait

pemasaran jagung yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Mempertahankan tingkat produktivitas usahatani jagung dengan memperbaiki

standar kualitas jagung. Hal ini perlu dilakukan oleh petani di Kecamatan

Patilanggio karena standar kualitas jagung yang ditetapkan oleh industri dan

pedagang sangat ketat. Oleh sebab itu petani harus dengan baik dan benar dalam

menerapkan teknologi budidaya agar produksi jagung di Kecamatan Patilanggio

meningkat tidak hanya dari sisi produktivitas tetapi juga dari segi kualitas.

43

2. Menjaga kelestarian lingkungan demi mempertahankan Kecamatan Patilanggio

agar tetap strategis. tingginya tingkat kegagalan panen jagung juga disebabkan

oleh kerusakan lahan untuk pertanaman jagung seperti terjadinya longsor dan

berkurangnya tingkat kesuburan sebagai akibat tingginya tingkat perambahan

hutan untuk dijadikan sebagai lokasi lahan pertanaman jagung. Oleh sebab itu

para petani di Kecamatan Patilanggio perlu memperhatikan kondisi lingkungan

agar tetap strategis sehingga proses pengembangan lahan pertanian tidak akan

mengganggu kelestarian lingkungan di Kecamatan Patilanggio yang juga tidak

akan berdampak pada timbulnya bencana seperti banjir dan sebagainya.

Strategi W-T

Strategi WT, dengan mengurangi Kelemahan-kelemahan (W) yang dimiliki

oleh Kecamatan Patilanggio dan menghindari Ancaman-ancaman (T) yang dapat di

rumuskan sebagai berikut :

1. Memaksimalkan ketersediaan sarana produksi dan menerapkan teknologi

budidaya untuk meningkatkan standar kualitas jagung. Rendahnya kualitas

jagung hasil produksi petani disebabkan oleh rendahnya tingkat pengetahuan

petani dalam menerapkan teknologi budidaya. Selain itu, masalah kurangnya

jenis dan jumlah sarana pengolahan hasil seperti dryer yang tersedia di lokasi

sentra turut pula menjadi penyebab rendahnya kualitas jagung, karena pada

umumnya waktu panen jagung di Kecamatan Patilanggio pada biasanya

bertepatan dengan musim hujan, sementara petani hanya mengandalkan sinar

matahari untuk melakukan penjemuran jagung hasil panennya.

2. Memberikan pelatihan pengolahan pascapanen untuk menghindari rantai

pemasaran jagung yang panjang. Petani di Kecamatan Patilanggio perlu

memperoleh pelatihan pengolahan pascapanen jagung yang bertujuan untuk

meningkatkan keuntungan serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri

para petani tersebut. Selama ini jagung yang dihasilkan oleh petani di

Kecamatan Patilanggio langsung dijual kepedagang dalam keadaan mentah

44

(tanpa diolah) akibatnya petani hanya bisa memperoleh keuntungan yang

sedikit dari hasil penjualan tersebut ditambah lagi dengan proses pemasaran

jagung yang tidak langsung ke konsumen akhir karena masih harus melalui

beberapa rantai pemasaran yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar dan

eksportir sehingga harga akhir yang diterima oleh petani semakin rendah dari

harga sebelumnya.

E. Penerapan 3P Pada Strategi Pemasaran Jagung Di Kecamatan

Patilanggio

Dibawah ini adalah Pemetaan strategi pemasaran jagung di Kecamatan

Patilanggio hasil analisis SWOT pada strategi bauran pemasaran (marketing mix)

melalui penerapan 3P sebagai berikut :

1. Strategi Pengembangan Produk. Kelemahan pemasaran jagung di Kecamatan

Patilanggio saat ini terletak pada rendahnya kemampuan petani untuk

menghasilkan produksi jagung sesuai standar kualitas yang ditetapkan

pedagang/industri. Disamping aspek kualitas, besarnya permintaan pasar (baik

ekspor maupun antar-pulau) masih sulit untuk dipenuhi. Kelemahan faktor

produk inilah yang mempengaruhi sehingga petani sangat sulit untuk

memperoleh tingkat harga yang memadai dalam rangka untuk meningkatkan

pendapatannya. Oleh sebab itu, yang perlu dilakukan untuk meningkatkan harga

jual produk adalah menerapkan teknologi budidaya dengan baik dan benar

berdasarkan prosedur yang dianjurkan baik melalui sosialisasi oleh dinas terkait

maupun perusahaan yang menyediakan sarana produksi tersebut.

2. Strategi Harga. Rendahnya tingkat harga jagung yang diterima oleh petani

disebabkan panjangnya saluran pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio.

Selain itu, masalah kualitas jagung hasil produksi petani rendah dan pada sisi

lain pedagang/industri menetapkan standar kualitas yang sangat ketat.

Disamping itu, panjangnya rantai pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio

menyebabkan tingkat harga jagung yang diterima oleh petani sangat rendah.

45

Yang perlu dilakukan agar bisa memperloleh harga yang sesuai dengan yang

diharapkan adalah meningkatkan kualitas jagung yang dihasilkan oleh petani,

pengembangan kelembagaan ditingkat petani agar berfungsi tidak hanya

sebagai unit produksi, tetapi juga sebagai unit pemasaran jagung dengan

membangun kerja sama antara petani dan pedagang eksportir/industri. Selain itu

pengadaan resi gudang di Kecamatan Patilanggio yang bertujuan untuk

menghindari fluktuasi harga jagung yang seringkali terjadi dalam beberapa

bulan ini.

3. Strategi distribusi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa saluran

pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio terdiri dari beberapa rantai

pemasaran. Hal ini berakibat pada berkurangnya harga jagung yang akan

diterima oleh petani di Kecamatan Patilanggio. Oleh karena itu yang perlu

dilakukan adalah memperpendek saluran pemasaran dengan menjual jagung

hasil produksi jagung petani kepada konsumen akhir, agar harga dari hasil

penjualan jagung yang akan diterima oleh petani di Kecamatan Patilanggio

masih cukup tinggi.

F. Program Pemasaran Jagung Dalam Mendukung Visi Dan Misi

Kabupaten Pohuwato

Berdasarkan strategi yang telah dirumuskan dari hasil analisis SWOT, maka

dapat diperoleh gambaran umum mengenai kondisi pemasaran jagung saat ini.

Gambaran ini dapat digunakan untuk merumuskan Program-program yang perlu

ditetapkan dalam pemasaran jagung dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi

Pembangunan Kabupaten Pohuwato. Arah pemasaran jagung ini mencerminkan apa

yang akan dicapai di masa yang akan datang terkait dengan pemasaran jagung di

Kecamatan Patilanggio dan merupakan fokus yang jelas serta menjadi perekat yang

menyatukan berbagai strategi yang telah dirumuskan melalui analisis SWOT terkait

dengan pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio.

46

Berangkat dari Strategi-strategi yang telah ditetapkan berdasarkan hasil

analisis SWOT, maka pemasaran jagung di Kecamatan Patilanggio dalam mendukung

Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Pohuwato adalah: “Mewujudkan Kecamatan

Patilanggio Sebagai Sentra Produksi Dan Pemasaran Komoditas Jagung Bertaraf

Nasional ”

Arah pemasaran jagung dalam mendukung Visi dan Misi Pembangunan

Kabupaten Pohuwato dituangkan cara yang dapat dilakukan oleh seluruh pihak yang

terkait dalam mencapainya dan secara konseptual tertuang dalam pencapaian:

1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia petani jagung agar mampu

menghasilkan jagung dengan kuantitas, kualitas serta kontinyuitas dengan

melaksanakan program pendidikan dan pelatihan teknis budidaya sesuai anjuran

dalam rangka meningkatkan produktivitas usahatani dengan tetap

memperhatikan kelestarian lingkungan, pendidikan dan pelatihan penanganan

pascapanen jagung untuk meningkatkan kualitas hasil produksi, pendidikan dan

pelatihan manajemen pengelolaan usahatani jagung, kemitraan program

pengembangan pengetahuan dan keterampilan petani dengan Lembaga-lembaga

yang ada.

2. Pengembangan kelembagaan di tingkat petani agar mampu menjadi lembaga

ekonomi di perdesaan dengan melaksanakan program pembinaan dan

pendampingan kepada kelompoktani agar dapat berfungsi menjadi wahana

belajar bagi petani, pembinaan dan pendampingan kepada Gabungan Kelompok

Tani (Gapoktan) agar mampu berfungsi tidak hanya sebagai unit produksi,

tetapi juga menjadi unit penyedia sarana produksi, penyedia alat dan mesin

usahatani jagung, penyedia permodalan dan juga sebagai unit pemasaran

jagung, memfasilitasi kelembagaan petani agar dapat bermitra dengan berbagai

pihak yang terkait (stakeholder) dengan pengembangan komoditas jagung

seperti lembaga perbankan, pedagang eksportir/industri, penyedia sarana

produksi (distributor benih, pupuk dan obat-obatan), dan sebagainya.

47

3. Pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana yang mendukung pemasaran

jagung dengan melaksanakan program Penyediaan fasilitas penanganan

pascapanen pada setiap kluster sentra pengembangan jagung seperti fasilitas

gudang penyimpanan, alat pemipil jagung, tester kualitas, lantai jemur, mesin

pengering (dryer) dan sebagainya, Perbaikan jalan desa dan jalan usahatani agar

distribusi jagung dari Sentra-sentra produksi ke pusat-pusat perdagangan di

ibukota kecamatan/ kabupaten dapat menjadi lancar, membangun infrastruktur

pelabuhan agar dapat menjadi pelabuhan jagung untuk tujuan ekspor dan antar-

pulau, membangun resi gudang yang dapat menampung hasil produksi petani

yang tak dapat ditampung oleh pedagang yang ada di Kecamatan Patilanggio

serta dapat menjaga agar tingkat harga jagung yang diterima oleh petani tidak

anjlok terutama pada saat panen.