4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo -...

26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango. Secara geografis mempunyai luas 64,79 km 2 atau 0,58 persen dari luas Provinsi Gorontalo. Propinsi Gorontalo dibagi menjadi 6 Kecamatan, terdiri dari 49 Kelurahan. Secara Astronomis, Kota Gorontalo terletak antara 00 o 28’ 17" - 00 o 35’ 56" Lintang Utara dan antara 122 o 59’ 44" - 123 o 05’ 59" Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Gorontalo memiliki batas-batas: Utara : Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango, Selatan : Teluk Tomini Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo, Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bonebolango. Tabel 2. Luas wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2010. No Kecamatan Luas (km 2 ) Persentase (%) 1 Kota Barat 15,16 23,4 2 Dungingi 4,1 6,33 3 Kota Selatan 14,39 22,21 4 Kota Timur 14,43 22,27 5 Kota Utara 12,58 19,42 6 Kota Tengah 4,13 6,37 Kota Gorontalo 64,79 100 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010. Berdasarkan Tabel 2. menunjukan bahwa Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar yaitu Kota Timur 14.43 km 2 sedangkan Kecamatan Dungingi merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu 4,1 km 2 .

Transcript of 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo -...

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo

4.1.1 Keadaan Geografis

Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung

dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango. Secara geografis

mempunyai luas 64,79 km2

atau 0,58 persen dari luas Provinsi Gorontalo.

Propinsi Gorontalo dibagi menjadi 6 Kecamatan, terdiri dari 49 Kelurahan. Secara

Astronomis, Kota Gorontalo terletak antara 00o 28’ 17" - 00

o 35’ 56" Lintang

Utara dan antara 122 o 59’ 44" - 123

o 05’ 59" Bujur Timur. Berdasarkan posisi

geografisnya, Kota Gorontalo memiliki batas-batas:

Utara : Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango,

Selatan : Teluk Tomini

Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo,

Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bonebolango.

Tabel 2. Luas wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2010.

No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)

1 Kota Barat 15,16 23,4

2 Dungingi 4,1 6,33

3 Kota Selatan 14,39 22,21

4 Kota Timur 14,43 22,27

5 Kota Utara 12,58 19,42

6 Kota Tengah 4,13 6,37

Kota Gorontalo 64,79 100 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.

Berdasarkan Tabel 2. menunjukan bahwa Kecamatan yang memiliki luas

wilayah terbesar yaitu Kota Timur 14.43 km2 sedangkan Kecamatan Dungingi

merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu 4,1 km2.

29

4.1.2 Keadaan Penduduk

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah

penduduk Kota Gorontalo adalah 179.991 orang, dan banyaknya penduduk

masing-masing di setiap Kecamatan dan rumah tangga di Kota Gorontalo dapat

dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Rumah Tangga di Kota

Gorontalo 2010.

No. Kecamatan Penduduk Rumah Tangga

1 Kota Barat 20.201 4.835

2 Dungingi 21.534 5.122

3 Kota Selatan 35.932 8.918

4 Kota Timur 42.086 10.071

5 Kota Utara 33.117 7.761

6 Kota Tengah 27.121 7.264

Kota Gorontalo 179.991 43.971 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.

Tabel 3. menunjukan Kecamatan Kota Timur, Kota Selatan dan Kota

Utara merupakan tiga Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu

masing- masing 42.086 orang, 35.932 orang. Sedangkan Kecamatan dengan

penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Kota Barat, yaitu 20.201 orang.

4.1.3 Pemerintahan

Sejak tahun 2004, Kota Gorontalo terdiri atas 6 Kecamatan, yaitu

Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Kota Selatan,

Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Tengah. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 4.

30

Tabel 4. Banyaknya Kelurahan, Lingkungan, RW, dan RT Menurut Kecamatan di

Kota Gorontalo, 2010.

No Kecamatan Kelurahan Lingkungan RW RT

1 Kota Barat 7 28 34 122

2 Dungingi 5 17 23 95

3 Kota Selatan 10 45 54 198

4 Kota Timur 11 50 78 276

5 Kota Utara 10 36 54 168

6 Kota Tengah 6 21 36 136

Kota Gorontalo 49 197 279 995 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.

Tabel 4. menunjukan bahwa Kecamatan Kota Timur merupakan Kelurahan

terbanyak yaitu 11 Kelurahan sedangkan Dungingi merupakan Kecamatan yang

memiliki jumlah kelurahan yang paling sedikit adalah 5 Kelurahan.

4.1.4 Pengeluaran dan Konsumsi

Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut kelompok barang makanan

di Kota Gorontalo dan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun

2010, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang

Makanan di Kota Gorontalo.

No. Kecamatan Nilai Persentase (%)

1 Padi-padian 46.585 16,83

2 Umbi-umbian 1.673 0,60

3 Ikan 48.947 17,68

4 Daging 6.541 2,36

5 Telur dan Susu 19.587 7,08

6 Sayur-sayuran 24.476 8,84

7 Kacang-kacangan 3.652 1,32

8 Buah-buahan 8.844 3,19

9 Minyak dan lemak 10.768 3,89

10 Bahan minuman 11.015 3,98

11 Bumbu-bumbuan 3.522 1,27

12 Konsumsi lainnya 4.495 1,62

13 Makanan dan minuman jadi 55.863 20,18

14 Tembakau dan sirih 30.846 11,14

Jumlah 276.814 100,00 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.

31

Tabel 5. menunjukan bahwa pengeluaran rata-rata per kapita sebulan

menurut kelompok barang makanan di Kota Gorontalo adalah 276.814.

Pegeluaran terbesar adalah makanan minuman jadi 55.863, dan pengeluaran yang

paling sedikit adalah umbi-umbian 1.673. Sedangkan untuk pengeluaran minyak

dan lemak adalah 10.768.

4.1.5 Kesejahteraan

Pada tahun 2010, jumlah keluarga Pra Sejahtera di Kota Gorontalo adalah

2.787 keluarga. Sementara itu, jumlah keluarga sejahtera adalah 41.565 keluarga

yang komposisi terbanyak berada pada tingkat keluarga Sejahtera II. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di

Kota Gorontalo.

No. Kecamatan Pra Sejahtera Keluarga Sejahtera

Jumlah I II III III+

1 Kota Barat 546 2.180 1.607 869 128 5.330

2 Dungingi 296 1.086 1.074 2.444 175 5.075

3 Kota Selatan 597 2.988 3.612 1.793 221 9.211

4 Kota Timur 746 3.320 4.487 1.712 251 10.516

5 Kota Utara 439 2.635 3.181 1.721 179 8.155

6 Kota Tengah 163 2.207 1.316 2.223 156 6.065

Kota Gorontalo 2.787 14.416 15.277 10.762 1.110 44.352 Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.

Tabel 6. dapat dilihat bahwa keluarga sejahtera yang menempati urutan

pertama adalah Kota Timur dengan jumlah total 10.516 selanjutnya Kota Selatan

dengan jumlah total 9211 dan yang ketiga Kota Utara dengan jumlah total 8.115.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini berupa umur, pendidikan dan

pekerjaan. Adapun penjelasan karateristik responden yang mengisi koesiner

penelitian sebagai berikut.

32

4.2.1 Umur

Umur merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh responden yang

mengisi koesioner minyak goreng Bimoli. Responden yang membeli minyak

goreng Bimoli pada umumnya adalah konsumen rumah tangga yang memiliki usia

21 tahun keatas. Adapun umur responden ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 23 – 28 12 12

2 29 – 33 15 15

3 34 – 38 20 20

4 39 – 43 18 18 5 44 – 48 13 13

6 49 – 53 11 11

7 54 – 58 4 4

8 59 – 64 5 5

9 >65 2 2

Jumlah 100 100 Sumber : Data diolah, 2010.

Tabel 7. menunjukan bahwa usia responden yang mengisi kuesioner adalah

23 sampai 65 tahun keatas. Dari hasil tabel tersebut responden terbanyak yang

mengisi kuesioner adalah usia 34-38 tahun yaitu 20 orang atau 20%, dan yang

terkecil adalah usia lebih dari 65 tahun yaitu 2 orang atau 2%.

4.2.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting, karena

tingkat pendidikan menunjukan kemampuan dan pengetahuan responden dalam

menentukan pilihan maupun kualitas produk, dalam hal ini pengetahuan tentang

minyak goreng Bimoli. Adapun tingkat pendidikan responden dapat terlihat pada

Tabel 8.

33

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 SD 9 12%

2 SMP 20 20%

3 SMA 58 58%

4 D3 5 5%

5 S1 8 8%

Jumlah 100 100% Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 8. menunjukan bahwa karakteristik responden yang

mengisi kuesioner terdiri dari SD, SMP, SMA D3 bahkan SI. Dari kelima tingkat

pendidikan, responden yang terbanyak adalah pendidikan SMA yaitu 58 orang

atau 58%. Sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit di tingkat

pendikan D3 yaitu 5 orang atau 5%.

4.2.3 Pekerjaan

Selain pendidikan pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi

konsumen dalam membeli produk Bimoli. Hal ini dilihat pada kemampuan

seseorang membeli minyak goreng Bimoli yang disesuaikan dengan pendapatan.

Pada umumnya pekerjaan responden yang mengisi kuesioner adalah sebagai ibu

rumah tangga dan sebagian lagi memiliki pekerjaan lain. Untuk lebih jelas

pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 PNS 13 13

2 Pegawai Swasta 3 3

3 Wiraswasta 18 18

4 Ibu Rumah Tangga 60 60

5 Lainnya 6 6

Jumlah 100 100% Sumber : data diolah, 2012

Bedasarkan Tabel 9. menunjukan bahwa pekerjaan responden terbanyak

yang mengisi kuesioner adalah ibu rumah tangga yaitu 60 orang atau 60%

34

sedangkan pekerjaan responden yang paling sedikit adalah pegawai swasta yaitu 3

orang atau 3%.

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian yaitu memberikan gambaran tentang tanggapan

konsumen terhadap bauran pemasaran minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo

yaitu variabel produk, harga, tempat/distribusi dan promosi. Untuk melihat

seberapa jauh tanggapan responden terhadap keputusan pembelian minyak goreng

Bimoli di Kota Gorontalo, jawaban responden tentang variabel produk diukur

dengan skala likert yang diberi nilai skor 1 sampai 5. Nilai dari jawaban

responden ditabulasikan berdasarkan hasil kuesioner yaitu nilai terendah 12 dan

nilai tertinggi 25. Adapun hasil gambaran variabel bauran pemasaran sebagai

berikut :

4.3.1 Produk

Produk merupakan inti dari bauran pemasaran, tanpa adanya produk maka

variabel bauran pemasaran lain tidak memiliki nilai guna. Kualitas dan

keunggulan produk itu memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli produk yang akan ditawarkan. Semakin baik kualitas

dan manfaat produk yang ditawarkan maka semakin banyak peluang produsen

untuk dapat mempertahankan produk dari pesaing lainnya. Produk adalah segala

sesuatu dapat memuaskan kebutuhan konsumen yang dipasarkan oleh pihak

produsen, yaitu minyak goreng Bimoli. Indikator produk dalam penelitian ini

meliputi: rasa, kemasan, warna, standardisasi dan variasi produk. Untuk melihat

seberapa jauh tanggapan konsumen tentang variabel produk untuk keputusan

pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 10.

35

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Produk untuk Keputusan Pembelian

Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 23,64 ; S2 = 3,65 )

NO Interval

Skor Frekuensi

Frekuensi

(%)

Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari

FK FKR (%) FK FKR (%)

1 12 – 13 1 1 100 100 1 1

2 14 – 15 0 0 99 99 1 1

3 16 – 17 1 1 99 99 2 2

4 18 – 19 2 2 98 98 4 4

5 20 – 21 6 6 96 96 10 10

6 22 – 23 15 15 90 90 25 25

7 24 – 25 75 75 75 75 100 100 Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 10. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari

interval 12-13 sampai interval 24–25. Skor tertinggi pada interval 24 - 25 yaitu

75 responden atau 75 %. Sedangkan skor terendah pada interval 12 – 13 dan 16-

17 yaitu 1 responden atau 1%. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-

rata skor yang dicapai responden adalah 23,64 dengan simpangan baku 3,65.

Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator

variabel produk terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota

Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Persentase Responden Terhadap Variabel Produk Menurut Item

Jawaban

No Indikator Pertanyaan Angket

Persentase Responden Menurut

Item Jawaban

Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju Setuju

Sangat

setuju

1 Minyak goreng Bimoli sudah

melekat dipikiran. 0 0 2 18 86

2 Minyak goreng Bimoli rasanya

gurih dan renyah. 0 2 2 17 79

3 Minyak goreng Bimoli memiliki

kemasan yang menarik. 0 0 2 12 80

4 Minyak goreng Bimoli warnanya

bening. 1 0 4 38 57

5 Minyak goreng Bimoli sudah

berstandar SNI 0 0 1 13 86

Rata – rata 0,2 0,4 2,2 19,6 77,6 Sumber: data diolah, 2012.

36

Tabel 11. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam

bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item

produk. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang

memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah

97,2%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap pembelian minyak

goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah sangat baik. Hal ini disebabkan karena

minyak goreng memiliki keunggulan dari segi rasa, kemasan, warna, standardisasi

dan variasi produk.

4.3.2 Harga

Harga minyak goreng Bimoli adalah nilai minyak goreng Bimoli yang

dinyatakan dengan uang. Harga merupakan bagian yang banyak mempengaruhi

konsumen dalam keputusan pembelian minyak goreng Bimoli. Konsumen

biasanya selain memperhatikan kualitas dan manfaat produk juga memperhatikan

harga produk. Dalam variabel bauran pemasaran, indikator harga meliputi:

kesesuaian harga dengan manfaat penggunaan, harga terjangkau, harga lebih

rendah dari pesaing, potongan harga, dan variasi harga. Untuk melihat lebih jelas

hasil tanggapan konsumen tentang harga untuk keputusan pembelian minyak

goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Harga untuk Keputusan Pembelian

Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 20,26 ; S2 = 4,63)

NO Interval

Skor

Frekuensi Frekuensi

(%)

Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari

FK FKR (%) FK FKR (%)

1 12 – 13 1 1 100 100 1 1

2 14 – 15 2 2 99 99 3 3

3 16 – 17 4 4 97 97 7 7

4 18 – 19 25 25 93 93 32 32

5 20 – 21 42 42 68 68 74 74

6 22 – 23 21 21 26 26 95 95

7 24 – 25 5 5 5 5 100 100 Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 12. Menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari

interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tabel tersebut skor tertinggi

37

pada interval 20 - 21 yaitu 42 responden atau 42 %. Sedangkan skor terendah

pada interval 12 – 13 yaitu 1 responden atau 1%. Bedasarkan hasil tersebut secara

keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 20,26 dengan

simpangan baku 4,63.

Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator

pertanyaan responden terhadap variabel harga untuk keputusan pembelian minyak

goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Persentase Responden Terhadap Variabel Harga Menurut Item Jawaban

No Indikator Pertanyaan

Angket

Persentase Responden Menurut Item

Jawaban

Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju Setuju

Sangat

setuju

1 Harga minyak goreng

Bimoli terjangkau 0,00 4,00 52,00 41,00 3,00

2 Harga minyak goreng

Bimoli sesuai dengan

manfaat dan penggunaan

0,00 0,00 3,00 25,00 72,00

3 Harga minyak goreng

Bimoli lebih rendah dari

minyak goreng kemasan

lainnya.

1,00 15,00 53,00 17,00 14,00

4 Setiap pembelian minyak

goreng Bimoli diberi

discount/ potongan harga

khusus.

0,00 11,00 52,00 30,00 7,00

5 Harga minyak goreng

Bimoli Bervariasi sesuai

ukuran.

0,00 0,00 0,00 9,00 91,00

Rata – rata 0,20 6,00 32,00 24,40 37,40 Sumber: Data diolah, 2012.

Tabel 13. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam

bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item

harga. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang

memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan harga

adalah 61,8%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap harga

minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah cukup baik. Hal ini disebabkan

38

karena harga minyak goreng Bimoli bervariasi dan sesuai manfaat penggunaan.

Meskipun demikian sebagian konsumen beranggapan bahwa harga minyak goreng

Bimoli lebih mahal dari harga minyak goreng kemasan lain.

4.3.3 Tempat

Tempat/saluran distribusi merupakan salah satu bagian bauran pemasaran

yang menyalurkan barang dari produsen langsung ke konsumen. Variabel

tempat/distribusi minyak goreng Bimoli meliputi indikator: jarak pembelian,

tempat belanja, dan saluran distribusi. Untuk lebih jelasnya hasil tanggapan

konsumen tentang tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian minyak goreng

Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Tempat untuk Tanggapan Konsumen

Rumah Tangga di Kota Gorontalo. ( = 21,02 ; S2 = 4,25)

NO Interval

Skor

Frekuensi Frekuensi

(%)

Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari

FK FKR (%) FK FKR (%)

1 12 – 13 1 1 100 100 1 1

2 14 – 15 1 1 99 99 2 2

3 16 – 17 2 2 98 98 4 4

4 18 – 19 11 11 96 96 15 15

5 20 – 21 47 47 85 85 62 62

6 22 – 23 28 28 38 38 90 90

7 24 – 25 10 10 10 10 100 100 Sumber: Data diolah, 2012.

Berdasarkan Tabel 14. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari

interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tersebut diperoleh skor

tertinggi pada interval 20-21 yaitu 47 responden atau 47 %. Sedangkan skor

terendah pada interval 12–13 dan 14-15 yaitu 1 responden atau 1 %. Secara

keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 21,02 dengan

simpangan baku 4,25.

Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator

pertanyaan responden dari variabel tempat terhadap keputusan pembelian minyak

goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 15.

39

Tabel 15. Persentase Responden Terhadap Variabel Tempat Menurut Item

Jawaban

No Instisari Pertanyaan

Angket

Persentase Responden Menurut Item

Jawaban

Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju Setuju

Sangat

setuju

1 Minyak goreng Bimoli dapat

dibeli di tempat perbelanjaan

manapun.

0,00 0,00 2,00 16,00 82,00

2 Untuk memperoleh produk

Bimoli tidak sulit. 0,00 0,00 4,00 47,00 49,00

3 Tempat pembelian Bimoli

tidak membutuhkan biaya

transportasi.

0,00 5,00 53,00 26,00 16,00

4 Minyak goreng Bimoli dapat

dapat tersedia sewaktu-

waktu karena saluran

distribusinya melalui

pedagang perantara.

0,00 0,00 7,00 38,00 55,00

5 Saluran distribusi Bimoli

tidak membebani harga

terakhir (konsumen).

1,00 1,00 21,00 62,00 15,00

Rata – rata 0,20 1,20 17,40 37,80 43,40 Sumber: Data diolah, 2012.

Tabel 15. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam

bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item

tempat/distribusi. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden

yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan

adalah 81,2%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap

tempat/distribusi minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini

disebabkan karena minyak goreng Bimoli sangat mudah diperoleh di tempat

perbelanjaan manapun. Namun meskipun demikian masih ada konsumen yang

merasa tidak setuju dengan tempat pembelian minyak goreng Bimoli karena

masih membutuhkan biaya transportasi.

40

4.3.4 Promosi

Promosi sangat penting dilakukan pihak produsen atau perusahaan minyak

goreng Bimoli karena dengan adanya kegiatan promosi, konsumen dapat dengan

mudah mengenali produk yang ditawarkan, dalam hal ini produk minyak goreng

Bimoli. Adapun indikator bauran pemasaran yang diteliti dalam penelitian ini

yaitu promosi dalam kemasan, media promosi yang digunakan oleh produsen

minyak goreng Bimoli, iklan yang ditampilkan pada media elektronik, dan

promosi produk minyak goreng Bimoli yang sesuai kegunaan.

Untuk melihat lebih jelasnya hasil tanggapan konsumen tentang promosi

terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat

dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Variabel Promosi untuk Keputusan Pembelian Minyak

Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 22,30 ; S2 = 3,68 )

NO

Interval

Skor Frekuensi

Frekuensi

(%)

Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari

FK FKR (%) FK FKR (%)

1 12 – 13 1 1 100 100 1 1

2 14 – 15 0 0 99 99 1 1

3 16 – 17 1 1 99 99 2 2

4 18 – 19 2 2 98 98 4 4

5 20 – 21 24 24 96 96 28 28

6 22 – 23 46 46 72 72 74 74

7 24 – 25 26 26 26 26 100 100 Sumber: Data diolah, 2012.

Berdasarkan Tabel 16. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari

interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tabel tersebut skor tertinggi

pada interval 22-23 yaitu 46 responden atau 46 %. Sedangkan skor terendah pada

interval 12–13 dan 16-17 yaitu 1 responden atau 1 %. Berdasarkan hasil tersebut

secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 22,30 dengan

simpangan baku 3,68.

Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator

pertanyaan responden dari variabel promosi terhadap keputusan pembelian

minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 17.

41

Tabel 17. Persentase Responden Terhadap Variabel Promosi Menurut Item

Jawaban

No Instisari Pertanyaan Angket

Persentase Responden Menurut Item

Jawaban

Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

Kurang

setuju Setuju

Sangat

setuju

1 Promosi minyak goreng

Bimoli dalam kemasan jelas 0,00 1,00 2,00 23,00 74,00

2 Televisi, radio dan majalah

merupakan media pejualan

produk Bimoli

0,00 0,00 0,00 16,00 84,00

3 Promosi juga dilakukan oleh

penjual minyak goreng

Bimoli

1,00 18,00 35,00 30,00 16,00

4 Iklan yang ditampilkan di

media elektronik sangat

menarik

0,00 0,00 3,00 27,00 70,00

5 Promosi produk Bimoli

sesuai manfaat yang diterima

konsumen

0,00 1,00 0,00 34,00 65,00

Rata – rata 0,20 4,00 8,00 26,00 61,80 Sumber: Data diolah, 2012.

Tabel 17. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam

bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item

promosi. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang

memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah

87,8%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap promosi minyak

goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini disebabkan karena iklan

yang ditampilkan di media cetak maupun elektronik sangat menarik, dan sesuai

manfaat penggunaan.

4.3.5 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan faktor yang sangat penting karena

sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk minyak goreng

Bimoli, konsumen harus memastikan produk ini dapat memuaskan kebutuhannya

atau tidak, oleh sebab itu sebelum konsumen memutuskan untuk melakukan

42

pembelian maka konsumen harus memperhatikan serta mencari informasi terlebih

dahulu terhadap produk yang akan dibeli. Untuk melihat lebih jelas hasil

tanggapan konsumen tentang keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota

Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Relatif untuk Keputusan Pembelian Minyak

Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 20,96 ; S2 = 2,41)

NO Interval

Skor

Frekuensi Frekuensi

(%)

Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari

FK FKR (%) FK FKR (%)

1 9 – 10 1 1 100 100 1 1

2 11 – 12 0 0 99 99 1 1

3 13 – 14 1 1 99 99 2 2

4 15 – 16 8 8 98 98 10 10

5 17 – 18 53 53 90 90 63 63

6 19 – 20 37 37 37 37 100 100 Sumber: Data diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 18. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari

interval 9-10 sampai interval 19–20. Adapun hasil tersebut menunjukan skor

tertinggi pada interval 17-18 yaitu 53 responden atau 53%. Sedangkan skor

terendah pada interval 9–10 dan 13-14 yaitu 1 responden atau 1%. Secara

keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 20,96 dengan

simpangan baku 2,41.

Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator

pertanyaan responden dari variabel keputusan pembelian minyak goreng Bimoli

di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 19.

43

Tabel 19. Persentase Responden Terhadap Variabel Keputusan pembelian

Menurut Item Jawaban

No. Instisari Pertanyaan Angket

Persentase Responden Menurut Item

Jawaban

Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju Kurang

setuju Setuju

Sangat

setuju

1 Pembelian minyak goreng

sesuai kebutuhan. 0,00 0,00 1,00 17,00 82,00

2 Sebelum membeli konsumen

ingin melakukan pencarian

informasi.

2,00 7,00 36,00 35,00 20,00

3 pembelian dilakukan karena

sesuai sesuai selera konsumen. 0,00 1,00 0,00 8,00 91,00

4 Pembelian kembali dilakukan

karena konsumen merasakan

kepuasan.

0,00 0,00 1,00 17,00 82,00

Rata – rata 0,50 2,00 9,50 19,25 68,75 Sumber: Data diolah, 2012.

Tabel 19. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam

bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item

keputusan pembelian. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase

responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item

pertanyaan adalah 88,%, sehingga disimpulkan sikap masyarakat terhadap harga

minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini disebabkan karena

konsumen melakukan pembelian produk Bimoli sesuai dengan selera dan

kebutuhan. Selanjutnya untuk pembelian kembali dilakukan karena merasakan

kepuasan terhadap manfaat produk Bimoli.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Uji Instrumen

Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu harus diuji cobakan untuk

melihat keampuhan instrumen. Uji instrumen sangat penting dilakukan untuk

mengukur hasil kuesioner penelitian. Dalam uji instumen kuesioner penelitian

minyak goreng Bimoli dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Adapun

uji instrumen validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

44

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Misalnya peneliti menggunakan kuesioner di dalam

pengukuran pengumpulan data penelitian, maka koesioner tersebut tersusun dan

teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan adalah data

yang valid. Oleh sebab itu sebelumnya diukur validitas (Singarimbun dan Effendi,

2006). Pengujian validitas dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan

rumus korelasi product moment. rhitung diperoleh dari hasil analisis data, nilai

tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai rtabel (95% ; 15). Untuk lebih jelas

hasil uji validitas dalam kuesioner dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Pengujian Validitas Angket Penelitian.

No Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan

1 Produk 1 2,391 1,771 Valid

2 5,945 1,771 Valid

3 2,233 1,771 Valid

4 5,187 1,771 Valid

5 3,880 1,771 Valid

2 Harga 1 3,433 1,771 Valid

2 3,582 1,771 Valid

3 2,952 1,771 Valid

4 3,799 1,771 Valid

5 3,644 1,771 Valid

3 Tempat 1 2,919 1,771 Valid

2 4,383 1,771 Valid

3 3,542 1,771 Valid

4 5,296 1,771 Valid

5 5,784 1,771 Valid

4 Promosi 1 4,214 1,771 Valid

2 3,628 1,771 Valid

3 2,610 1,771 Valid

4 6,841 1,771 Valid

5 3,032 1,771 Valid

5 Keputusan

Pembelian

1 3,013 1,771 Valid

2 4,002 1,771 Valid

3 2,395 1,771 Valid

4 3,013 1,771 Valid Sumber: Data diolah, 2012.

45

Tabel 20. hasil uji validitas kuesioner sebanyak 15 orang menunjukkan

bahwa variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga,

tempat/distribusi, dan promosi masing-masing indikator pertanyaan dalam

kuesioner ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtabel. Dari hasil

pengujian validitas tersebut menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran yang

terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi semua indikator pertanyaan

tersebut hasilnya adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas sangat penting dilakukan dalam suatu penelitian. Reliabilitas

adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya

atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur

gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi

suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan

Effendi, 2006). Pengujian reliabilitas dalam penelitian minyak goreng Bimoli ini

adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu untuk melihat alat

pengukur dalam penelitian ini dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk lebih jelas

hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Hasil Pengujian Reliabilitas Angket Penelitian.

No Variabel Alpha Keterangan

1 Produk 0,779 Reliabel

2 Harga 0,774 Reliabel

3 Tempat 0,795 Reliabel

4 Promosi 0,778 Reliabel

5 Keputusan pembelian 0,729 Reliabel Sumber: Data diolah, 2012.

Tabel 21. hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian menunjukkan bahwa

semua variabel bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi

mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6 hasil pengujian

tersebut menunjukan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

46

merupakan kuesioner yang reliabel karena hasil uji reliabilitas semuanya

memuaskan.

4.4.2 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel bauran pemasaran (X) yaitu produk, harga, tempat/distribusi, dan

promosi terhadap keputusan pembelian (Y). Adapun hasil analisis secara ringkas

menunjukan hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y= 4,652+0.268XI +0,172 X2-0,085X3 + 0,224 X4.

Dari persamaan tersebut menunjukan bahwa harga, produk dan promosi

memiliki nilai positif artinya terjadi tingkat kenaikan pengaruh bauran pemasaran

terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo, dimana

yang paling berpengaruh positif adalah produk dengan nilai koefisien regresi

4,652. Sedangkan tempat memiliki nilai negatif artinya terjadi penurunan

pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli

di Kota Gorontalo.

1) Pengaruh Simultan Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan

Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo

Pengaruh secara simultan dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik

pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas pada penelitian terhadap

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pengaruh secara

simultan dianalisis dengan menggunakan uji F. Adapun hasil analisisnya dapat

dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Analisis Pengaruh Simultan Faktor- faktor yang Mempengaruhi

Bauran Pemasaran

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F F0,05 Sig.

Regression 179,161 4 44,79 19,675 2,47 0,000

Residual 216,267 95 2,276

Total 395,428 99 Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 18, 2012.

47

Tabel 22. menunjukan nilai Fhitung > F0,05. Dengan demikian berdasarkan

kriteria maka secara simultan variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat

dan promosi) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap keputusan

pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.

2) Pengaruh Parsial Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan

Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo

Pengaruh secara parsial dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik

pengaruh secara sendiri-sendiri dari variabel bebas (X) terhadap terhadap

keputusan pembelian (Y). Variabel bebas penelitian ini terdiri dari: produk (X1),

harga (X2), tempat (X4), dan promosi (X4). Pengaruh secara parsial dianalsisis

dengan menggunakan varians statistik uji t. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat

pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Analisis Pengaruh Parsial Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Bauran Pemasaran

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.652 1.261 3.689 .000

Produk .268 .080 .341 3.362 .001

Harga .172 .069 .229 2.477 .015

Tempat -.085 .064 -.117 -1.332 .186

Promosi .224 .086 .293 2.621 .010

Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 18, 2012

Untuk pengujian secara simultan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a). Produk (X1)

Menurut Masyuri (2003), produk adalah segala hal yang dapat memuaskan

kebutuhan konsumen sedangkan menurut Lamb et al (2001) produk tidak hanya

meliputi fisiknya saja tetapi juga kemasan, merek, nama baik perusahaan dan nilai

kepuasan. Berdasarkan temuan penelitian di lapangan pada umumnya Konsumen

di Kecamatan Kota Timur lebih dominan menggunakan minyak goreng merek

Bimoli dibandingkan merek lain karena merek Bimoli sudah melekat dipikiran

48

masyarakat. Selain itu minyak goreng Bimoli memiliki manfaat serta keunggulan

produk yang dikemas dan diproses secara higienis.

Berdasarkan Tabel 23. hasil uji t diperoleh nilai koefisien regresi untuk

variabel produk menghasilkan nilai positif b1= 0,268 dengan simpangan baku Sd

= 0,080 hal ini berarti jika produk meningkat sebesar 1 unit sedangkan harga,

tempat dan promosi tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi

0,268. Nilai thitung harga (X1) diperoleh t1 = 3,362. Nilai ini signifikan pada taraf

nyata α = 0,05 atau dengan nilai signifikan 0,001, dengan demikian secara sendiri-

sendiri atau parsial produk berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian

minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.

Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di

Kota Gorontalo, karena produk Bimoli memiliki manfaat serta keunggulan yang

meliputi rasa, kemasan, warna dan standar SNI. Hal ini didukung oleh pendapat

Alma (2007), yang mengemukakan bahwa apabila seseorang membutuhkan suatu

produk, maka terbayang lebih dahulu adalah manfaat dari produk, setelah itu baru

mempertimbangkan faktor-faktor lain diluar manfaat.

b). harga (X2)

Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang setiap perusahaan harus

menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran

pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan

sedangkan ketiga unsur lainya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan

timbulnya biaya atau pengeluaran (Tjiptono, 2008). Berdasarkan temuan

penelitian di lapangan harga minyak goreng Bimoli sangat variatif disesuaikan

dengan keinginan konsumen. Minyak goreng Bimoli memiliki harga lebih tinggi,

dibandingkan dengan merek lain. Namun meskipun demikian konsumen tetap

membeli produk Bimoli karena harga minyak goreng Bimoli sesuai dengan

manfaat yang diterima konsumen.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel harga

menghasilkan koefisien regresi b2 = 0,172 dengan simpangan baku Sd = 0,069.

Hal ini berarti jika harga naik sebesar 1 unit sedangkan produk tempat dan

49

promosi tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi 172. Nilai t

hitung untuk harga (X2) dperoleh t2 = 2,477. Nilai ini signifikan pada taraf nyata α

0,05 atau dengan signifikan 0,015, dengan demikian secara sendiri-sendiri atau

parsial harga berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng

Bimoli di Kota Gorontalo.

Harga bepengaruh nyata terhadap keputusan pembelian karena harga

minyak goreng Bimoli bervariasi dan sesuai dengan manfaat penggunaan. Hal Ini

didukung dengan pendapat Tjiptono (2008), yang mengemukakan bahwa harga

memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu

bila mana manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan

meningkat pula. Demikian pula sebaliknya pada harga tertentu nilai suatu barang

akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan.

c). Tempat/distribusi (X3)

Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi

yang menghubungkan produsen dengan konsumen akhir. Saluran distribusi terdiri

dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan,

yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha

menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada konsumen akhir

(Cravens, 2002). Berdasarkan temuan penelitian di lapangan, tempat penjualan

minyak goreng Bimoli pada umumya dapat ditemukan di perbelanjaan manapun

seperti, toko, supermarket minimarket dan warung. Minyak goreng Bimoli juga

dapat tersedia sewaktu waktu dan tidak membebani harga terakhir (konsumen).

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel

tempat menghasilkan koefisien regresi b3 = (-0,085) dengan simpangan baku Sd =

0,064. Hal ini berarti jika tempat semakin jauh jarak sedangkan produk, harga dan

promosi tetap, maka keputusan pembelian akan menurun sebesar 0.085. Nilai

thitung untuk tempat (X3) dperoleh b3 = (-1,332). Nilai ini signifikan pada taraf

nyata α 0,05 atau nilai signifikan 0,186, dengan demikian secara sendiri-sendiri

atau parsial tempat berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan pembelian

minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.

50

Tempat berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng

Bimoli di Kota Gorontalo hal ini disebabkan karena pada umumnya konsumen

mudah memperoleh dan membeli minyak goreng Bimoli di tempat perbelanjaan

misalnya toko, supermarket, minimarket dan warung. Pendapat ini didukung oleh

hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2008), tentang analisis pengaruh

bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian teh celup oleh konsumen rumah

tangga di Kota Medan yaitu hasil penelitian menunjukan bahwa tempat tidak

berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian produk. Hal ini disebabkan

produk teh celup mudah untuk diproleh atau dibeli karena keberadaanya terdapat

hampir diseluruh toko, warung, dan Swalayan.

c). Promosi (X4)

Antara promosi dan produk tidak dapat terpisahkan, dua hal tersebut saling

berkaitan satu sama lain. Harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan

selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan membantu

suksesnya usaha marketing (Alma, 2007). Berdasarkan hasil temuan penelitian

dilapangan kegiatan promosi minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dilakukan

diberberbagai media cetak maupun elektronik. Tanggapan konsumen terhadap

promosi yaitu sangat menarik dan sesuai manfaat yang diterima konsumen.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel

promosi menghasilkan koefisien regresi b4 = 0,224 dengan simpangan baku Sd =

0,086. Hal ini berarti jika promosi meningkat sebesar 1 unit sedangkan harga,

produk, dan tempat tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi

0,224. Nilai thitung untuk harga (X4) dperoleh t4 = 2,621. Nilai ini signifikan pada

taraf nyata α 0,05 atau nilai signifikan 0,010, dengan demikian secara sendiri-

sendiri atau parsial tempat berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian

minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.

Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian hal ini disebabkan

karena promosi yang tampilkan sangat menarik dan sesuai manfaat penggunaan.

Hal ini didukung oleh pendapat Alma (2007), yaitu promosi merupakan salah

satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun

51

berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan

tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak

akan pernah membelinya.

Berdasarkan uraian pengaruh variabel bebas terhadap keputusan pembelian

minyak goreng Bimoli seperti di atas secara ringkas diperoleh hasil sebagai

berikut: produk (XI), harga (X2), dan promosi (X3) berpengaruh positif dan nyata

terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli, sedangkan tempat (X3)

berpengaruh negatif dan nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng

Bimoli.

2. Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui arah dan kekuatan

hubungan antara variabel Y dan variabel X. Perbedaan utama regresi dan korelasi

adalah jika pada analisis regresi terdapat hubungan sebab akibat, pada analisis

korelasi hubungan semacam ini tidak ada. Koefisien korelasi terbagi atas dua

yaitu koefisien positif dan koefisien negatif dengan angka yang berkisar antara -1

hingga +1. Dimana semakin mendekati +1, koefisien korelasi menunjukan adanya

hubungan positif dan kuat. Koefisien korelasi yang mendekati -1 menunjukan

hubungan yang negatif kuat. Jika koefisien mendekati 0 memberikan indikasi

bahwa ke dua variabel tidak memiliki hubungan (Firdaus, 2004).

Tabel 28. Hasil uji determinasi.

Model

R

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,673 ,430 1,50881 1,712

Sumber: Data diolah, 2012.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat arah dan kekuatan hubungan antara

produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X3), dengan keputusan

pembelian minyak goreng Bimoli. dari nilai koefisien korelasi menunjukan arah

dan kekuatan hubungan apakah arahnya positif atau negatif, kuat atau lemah

hubungan. Dari hasil regresi linier berganda diperoleh koefisien korelasi (R) =

0,673 hal ini berarti terdapat hubungan kuat positif antara produk, harga, tempat

52

dan promosi terhadap keputusan pembelian, karena nilai koefisien korelasi

mendekati +1. Artinya jika produk, harga dan promosi meningkat, maka

keputusan pembelian akan meningkat.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai statistik yang digunakan untuk

mengukur ketepatan suatu garis regresi dan atau digunakan untuk mengetahui

besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap naik turunya variabel (Y) dari

persamaan regresi (Firdaus, 2004).

Tabel 28. Hasil uji determinasi.

Model

R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,453 ,430 1,50881 1,712

Sumber: Data diolah, 2012.

Hasil penelitian terdapat empat variabel bebas yaitu produk (X1), harga (X2),

tempat (X3), promosi (X4) dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y).

Dari nilai koefisien determinasi menunjukan seberapa besar kontribusi (share)

variabel produk, harga, tempat, dan promosi terhadap naik turunya keputusan

pembelian minyak goreng Bimoli. Dari hasil regresi berganda diperoleh koefisien

determinasi (R2) = 0,453. Hal ini berarti terdapat 45,3% kontribusi (share)

disebabkan oleh produk, harga, tempat dan promosi terhadap naik turunya

keputusan pembelian, sedangkan 54,7% disebabkan faktor lain yang tidak diteliti.

Berdasarkan temuan di lapangan selain bauran pemasaran terdapat faktor lain

yang menyebabkan keputusan pembelian yaitu. Budaya, kelas sosial, individu dan

fsikologi. Pada umumnya budaya yang melekat dipikiran konsumen yaitu

menyukai harga yang lebih rendah meskipun kualitas dan manfaat kurang baik

bagi kesehatan. Kelas sosial merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo karena pada

umumnya konsumen yang membeli minyak goreng Bimoli adalah kelas

menengah atas, hal ini disebabkan karena minyak goreng Bimoli memiliki harga

yang cukup tinggi dibandingkan merek lain. Faktor individu dalam pembelian

53

minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo disebabkan oleh tingkat pengetahuan

konsumen tentang Minyak goreng Bimoli, dan faktor fsikologi disebabkan oleh

bujukan dari teman atau keluarga.

Hal ini sependapat dengan Kotler (2000), bahwa rangsangan pemasaran

(marketing stimuli) yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi akan

menyebabkan pengambilan keputusan pembelian. Namun keputusan konsumen

tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga faktor-faktor internal,

yakni; budaya, kelas sosial, pribadi, psikologi. Sedangkan Lamb, et al. (2001) dan

Kotler (2005), mengemukakan proses pengambilan keputusan konsumen tidak

dapat terjadi dengan sendirinya, banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu

budaya konsumen, kelas sosial, pribadi, dan psikologi.