BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. -...

16
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru lebih aktif daripada siswa dan siswa menjadi pasif serta cenderung bosan. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku dan berdampak pada hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1 rendah. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa pra siklus berikut: Grafik 1 Nilai Siswa Pra Siklus Apabila dilihat berdasarkan ketuntasan belajar siswa maka berikut adalah tabel dan grafiknya 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 pra siklus pra siklus KKM

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. -...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Awal

Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar

dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya

ceramah. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, sehingga guru

lebih aktif daripada siswa dan siswa menjadi pasif serta cenderung bosan.

Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran

tampak kaku dan berdampak pada hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1

rendah. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa pra siklus berikut:

Grafik 1

Nilai Siswa Pra Siklus

Apabila dilihat berdasarkan ketuntasan belajar siswa maka berikut adalah

tabel dan grafiknya

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

pra siklus

pra siklus

KKM

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

22

Tabel 1

Hasil belajar siswa pra siklus

Nilai Pra siklus

Nilai tertinggi 89

Nilai terendah 40

Rata-rata 64

Ketuntasan Persentase(%)

Tuntas 28% (10 siswa)

Tidak tuntas 72% (26 siswa)

Grafik 2

Hasil belajar siswa pra siklus

Berdasarkan hasil diatas disebabkan karena cara guru mengajar

masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana guru hanya

berceramah, sehingga diperlukan adanya suatu pemecahan masalah.

Pemecahan masalah dapat diatasi dengan pemilihan model pembelajaran

yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi 1.

0%

20%

40%

60%

80%

TT T

72%

38%

nilai

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

23

B. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika

matematika dengan model Pembelajaraan Kooperatif tipe Jigsaw. RPP

digunakan guru sebagai acuan selama kegiatan pembelajaran. RPP

dikonsultasikan kepada guru yang mengajar di kelas X Akuntansi 1.

Langkah kedua menyusun dan menyiapkan lembar observasi siswa

dan guru selama proses pembelajaran. Langkah selanjutnya yaitu

membuat lembar soal dan lembar evaluasi tes siklus I.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dalam kegiatan pembelajaran, guru

berusaha menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkah-

langkah pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat

sebelumnya dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X

Akuntansi 1.

Siklus I pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan, 2

pertemuan untuk pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes. Pertemuan

dilaksanakan pada hari Selasa, berlangsung selama 2 x 45 menit, pada

hari rabu berlangsung selama 2 x 45 menit, dan pada hari kamis

berlangsung selama 2 x 45 menit.

Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui

model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.

a) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 Mei

2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan

ini mengenai pernyataan dan bukan pernyataan. Guru membagi siswa

dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi

kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa

dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang

disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda

di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari

dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa

akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah

dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk

didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing

kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

24

memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir

pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap

siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.

Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru

saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari

ini.

b) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan hari rabu tanggal 23 Mei 2012

pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini

yaitu ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi, dan

ingkarannya. Guru membagi siswa dalam kelompok (masing-masing 4

siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru meminta siswa untuk

berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang sama akan membentuk

kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar

materi yang berbeda di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa

untuk mempelajari dan bertanggung jawab terhadap materi yang

sudah diberikan. Siswa akan kembali kekelompok asal dan

menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya kepada teman. Guru

membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam kelompok asal. Guru

meminta masing-masing kelompok mempresentasikannya di depan

kelas (kelompok lain memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-

masing). Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap

siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.

Akhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan dan meminta siswa

untuk belajar karena pertemuan berikut ada tes.

c) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei 2012

pukul 13.30-15.00 WIB. Pertemuan ini mengadakan tes untuk siklus 1

dan siswa diminta untuk memasukan buku matematika. Guru juga

mengatur posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur.

3. Observasi

Observasi pelaksanaan tindakan I dilakukan oleh observer selama

proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan

adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran

terutama pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar

observasi guru dan siswa, berikut penjabarannya.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

25

a) Pertemuan Pertama

Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus I menunjukkan

bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok masih kurang, hal itu

dibuktikan dengan skor 20 atau 55,56% dari skor idealnya 36 atau

100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa kurang aktif dalam

diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi

dan soal yang seharusnya dikerjakan bahkan terdapat siswa main Hp.

Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok belum terjalin dengan

maksimal. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong

rendah dengan perolehan skor 45 atau 56,25% sedangkan skor

idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum

terbiasa mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang melatih siswa untuk melakukan

pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw.

b) Pertemuan kedua

Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus I menunjukkan

bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan

walaupun masih kurang, hal itu dibuktikan dengan skor 23 atau

68,89% dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena

beberapa siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal

yang tidak berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan.

Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan.

Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong rendah

dengan perolehan skor 46 atau 57,5% sedangkan skor idealnya adalah

80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru belum terbiasa mengajar

dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan

guru mulai melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

c) Pertemuan ketiga

Siswa mengerjakan soal tes sedikit ribut dan guru memberi peringatan

terhadap siswa tersebut. Guru mengawasi siswa dengan berkeliling

diantara tempat duduk siswa.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

26

4. Refleksi

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I

adalah sebagai berikut.

a) Pertemuan pertama

Siswa belum terbiasa suasana pembelajaran yang mengarah pada

model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hal ini diperoleh dari hasil

observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang

hanya mencapai skor skor 20 atau 55,55% dari skor idealnya 36 atau

100%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru hanya

mencapai 45 atau 56,25% dari skor idealnya 80 atau 100%. Rendahnya

nilai yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar

dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan

kurang melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

b) Pertemuan kedua

Siswa kurang aktif dalam diskusi atau mendiskusikan hal-hal yang tidak

berkaitan dengan soal yang seharusnya dikerjakan. Kekompakan dan

kerja sama dalam kelompok mulai ditingkatkan. Hal ini diperoleh dari

hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

hanya mencapai skor 23 atau 68,89% dan dari hasil observasi terhadap

aktivitas guru hanya mencapai skor 46 atau 57,5%. Rendahnya nilai

yang diperoleh dikarenakan guru belum terbiasa mengajar dengan

menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan kurang

melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan

model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

c) Pertemuan ketiga

Hasil tes evaluasi pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil

belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

27

Tabel 2.

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Nilai Pra siklus

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 60

Rata-rata 80

Ketuntasan Persentase(%)

Tuntas 89% (32 siswa)

Tidak tuntas 11% (4 siswa)

Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran

seperti tampak pada gambar berikut

Grafik 3.

Diagram Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan hasil tabel 2 dan grafik 3 menunjukkan bahwa

siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 32 siswa atau 89%

dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja

keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak

80% atau lebih dari 29 siswa.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TT T

11%

89%

nilai

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

28

Guru dapat memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I,

yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok

agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru hendaknya lebih

tegas menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran

berlangsung. Guru pada saat menerangkan materi secara perlahan dan

dengan suara yang lebih keras serta memaksimalkan penggunaan

papan tulis. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan

nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa

untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan

meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar ahli yang

dimiliki siswa.

C. Deskripsi siklus II

1. Perencanan

Tahap ini berisi kegiatan merencanakan tindakan pada siklus II

sesuai dengan hasil refleksi siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam menyusun rencana tindakan pada siklus II bertujuan untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama pelaksanaan

siklus I. Perubahan pada tahap perencanaan tindakan yaitu

pengelompokkan siswa secara heterogen yang akan dibentuk oleh guru,

pengelompokkan ini berdasarkan nilai ulangan harian pada pertemuan

sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengatasi adanya kelompok yang

mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar soal dan kesenjangan

siswa berkemampuan kurang dan tinggi.

Perencanan tindakan siklus II meliputi pembuatan Rencana

Perencanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi logika matematika

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, lembar

observasi guru dan siswa selama pelaksanaan siklus II, lembar soal, dan

soal evaluasi tes siklus II.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II dalam kegiatan pembelajaran, guru berusaha

menyampaikan materi logika dengan mengacu pada langkah-langkah

pembelajaran yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya

dan telah dikonsultasikan pada guru matematika kelas X Akuntansi 1.

Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Juni 2012,

berlangsung selama 2 x 45 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

29

hari Selasa tanggal 12 Juni 2012, berlangsung selama 2 x 45 menit.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 13 Juni 2012,

berlangsung selama 2 x 45 menit.

Adapun deskripsi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebagai berikut.

a) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan hari Senin tanggal 11 Juni

2012 pukul 13.30-15.00 WIB. Materi yang diberikan pada pertemuan

ini mengenai invers, konvers, dan kontraposisi. Guru membagi siswa

dalam kelompok (masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi

kelompok asal. Guru meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa

dengan nomor yang sama akan membentuk kelompok baru yang

disebut kelompok ahli. Guru memberikan lembar materi yang berbeda

di masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari

dan bertanggung jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa

akan kembali kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah

dipelajarinya kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk

didiskusikan dalam kelompok asal. Guru meminta masing-masing

kelompok mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain

memperhatikan dan mengoreksi jawaban masing-masing). Akhir

pelajaran guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap

siswa. Guru melakukan refleksi terhadap diskusi yang telah dilakukan.

Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari diskusi yang baru

saja berlangsung dan siswa mencatat apa yang sudah dipelajari hari

ini.

b) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan hari Selasa tanggal 12 Juni

2012 pukul 10.00-12.00 WIB. Materi yang diajarkan pada pertemuan

ini yaitu penarikan kesimpulan. Guru membagi siswa dalam kelompok

(masing-masing 4 siswa) yang akan menjadi kelompok asal. Guru

meminta siswa untuk berhitung agar nanti siswa dengan nomor yang

sama akan membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.

Guru memberikan lembar materi yang berbeda di masing-masing

kelompok. Guru meminta siswa untuk mempelajari dan bertanggung

jawab terhadap materi yang sudah diberikan. Siswa akan kembali

kekelompok asal dan menjelaskan materi yang sudah dipelajarinya

kepada teman. Guru membagikan soal-soal untuk didiskusikan dalam

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

30

kelompok asal. Guru meminta masing-masing kelompok

mempresentasikannya di depan kelas (kelompok lain memperhatikan

dan mengoreksi jawaban masing-masing). Guru memberikan umpan

balik dan penguatan terhadap siswa. Guru melakukan refleksi

terhadap diskusi yang telah dilakukan. Akhir pembelajaran guru

memberikan kesimpulan dan meminta siswa untuk belajar karena

pertemuan berikut ada tes

c) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga siklusI II dilaksanakan hari Kamis tanggal 24 Mei

2012 pukul 09.00-11.00 WIB. Pertemuan ini guru memberikan

penguatan materi sebelumnya dan siswa diminta untuk memasukan

buku matematika karena akan ada tes siklus II. Guru juga mengatur

posisi tempat duduk siswa agar lebih teratur.

3. Observasi

Observasi pelaksanaan siklus II dilakukan oleh observer selama

proses pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas yang dilakukan

adalah mengamati aktivitas guru dalam menerapkan model kooperatif

tipe Jigsaw dan peran serta siswa selama proses pembelajaran terutama

pada saat diskusi kelompok. Observasi dilakukan dengan lembar observasi

guru dan siswa.

a) Pertemuan Pertama

Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus II menunjukkan

bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok cukup baik, hal itu

dibuktikan dengan skor 25 atau 69,44% dari skor idealnya 36 atau

100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa siswa mulai aktif dalam

diskusi dan mengerjakan soal dengan baik. Kekompakan dan kerja

sama dalam kelompok mulai terjalin dengan baik. Aktivitas guru dalam

proses pembelajaran masih tergolong cukup dengan perolehan skor 54

atau 67,5% sedangkan skor idealnya adalah 80 atau 100%. Hal ini

terjadi karena guru belum bisa memahami kondisi disekitarnya. Guru

memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh siswa

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

31

b) Pertemuan kedua

Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua siklus II menunjukkan

bahwa aktivitas siswa dalam diskusi kelompok ada peningkatan

walaupun tidak banyak, hal itu dibuktikan dengan skor 27 atau 75%

dari skor idealnya 36 atau 100%. Hal tersebut terjadi karena beberapa

siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.

Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan

baik. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran masih tergolong baik

dengan perolehan skor 66 atau 82,5% sedangkan skor idealnya adalah

80 atau 100%. Hal ini terjadi karena guru mulai terbiasa mengajar

dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan

melatih siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan

model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

c) Pertemuan ketiga

Siswa mengerjakan soal dengan tenang. Guru mengawasi siswa

dengan berkeliling diantara tempat duduk siswa.

4. Refleksi

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus I

adalah sebagai berikut.

a) Pertemuan pertama

Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.

Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan

baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa

hanya mencapai skor 25 atau 69,44%, sedangkan aktivitas guru dalam

proses pembelajaran hanya mencapai skor 54 atau 67,5% nilai

tersebut dinilai karena guru belum bisa memahami kondisi

disekitarnya. Guru memberikan kesimpulan kurang dipahami oleh

siswa.

b) Pertemuan kedua

Siswa mulai aktif dalam diskusi dan mengerjakan soal dengan baik.

Kekompakan dan kerja sama dalam kelompok mulai terjalin dengan

baik. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa

hanya mencapai skor 27 atau 75% dan dari hasil observasi terhadap

aktivitas guru dalam proses pembelajaran hanya mencapai skor 66

atau 82,5% dikarenakan guru mulai terbiasa mengajar dengan

menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan melatih

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

32

siswa untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan model

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

c) Pertemuan ketiga

Hasil tes evaluasi pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan hasil

belajar yang signifikan, dan dapat ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3

Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nilai Pra siklus

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 75

Rata-rata 87,5

Ketuntasan Persentase(%)

Tuntas 100% (36 siswa)

Tidak tuntas 0% (0 siswa)

Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran

seperti tampak pada gambar berikut

Grafik 4

Diagram Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan hasil tabel 3 dan grafik 4 menunjukkan bahwa

siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sejumlah 36 siswa atau

100% dari 36 siswa. Hal ini sudah sesuai dengan indikator kinerja

keberhasilan yaitu siswa yang memperoleh nilai lebih dari 70 sebanyak

100% atau 36 siswa tuntas.

100%

0%Tuntas

Tidak Tuntas

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

33

Guru sudah memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I,

yaitu dengan memberikan motivasi kepada setiap anggota kelompok

agar lebih aktif lagi dalam diskusi kelompok. Guru sudah tegas

menegur siswa yang kurang memperhatikan pada saat pelajaran

berlangsung. Pembentukan kelompok secara heterogen berdasarkan

nilai ulangan harian pada materi sebelumnya. Menganjurkan siswa

untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan, dan

meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal dari lembar materi yang

dimiliki siswa.

D. Pembahasan Antar Siklus dan Tiap Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan menggunakan 2 siklus,

masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Siklus I

membahas materi mengenai pernyataan dan bukan pernyataan serta

konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan ingkarannya. Siklus II

membahas materi mengenai invers, konvers dan kontraposis serta penarikan

kesimpulan. Pembelajaran tiap siklus mengikuti model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw.

Hasil observasi siklus I menunjukkan bahwa siswa masih kurang aktif

dalam diskusi kelompok, ditunjukkan dengan masih ada beberapa siswa yang

masih mengobrol sendiri ketika sedang berdiskusi. Berdasarkan hasil tes

siklus I menunjukkan bahwa masih ada 4 siswa yang belum tuntas dari 36

siswa.

Hasil observasi siklus II menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan

dalam pembelajaran. Siswa lebih aktif dibandingkan pada silkus I, lebih fokus

dalam diskusi kelompok ataupun dalam mengerjakan tes individu. Hasil tes

tiap siklus dapat dilihat sebagai berikut.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

34

Tabel 4

Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

Keterangan

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

Persentase Jumlah Siswa

Persentase Jumlah Siswa

Persentase

Tidak Tuntas

26 72% 4 11% 0 0%

Tuntas 10 28% 32 89% 36 100%

Jumlah 36 100,00% 36 100,00% 36 100,00%

Untuk lebih jelasnya data nilai diatas dapat dibuat diagram lingkaran

seperti tampak pada gambar berikut

Grafik 5

Diagram Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

72%

11%0%

28%

89%100%

Belum Tuntas Tuntas

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

35

Tabel 4 maupun grafik 5 menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa mulai dari kondisi awal sampai siklus II setelah

diterapkannya model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Hasil belajar

siswa pada siklus I yakni 32 siswa atau 89% dari 36 siswa tuntas pada

nilai KKM 70. Hasil tersebut mengalami peningkatan dibandingkan

dengan kondisi awal siswa, dimana hanya 10 siswa atau 28% dari 36

siswa yang tuntas. Peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal

sampai pada siklus I yakni sebesar 71%. Hasil belajar siswa pada siklus II

yakni 36 siswa atau 100% dari 36 siswa tuntas pada nilai KKM 70.

Berdasarkan hasil pada siklus I dan II tersebut, maka terdapat

peningkatan hasil belajar siswa sebanyak 11%, sedangkan hasil belajar

siswa jika dibandingkan dari kondisi awal sampai pada siklus II

mengalami peningkatan sebesar 72%. Penerapan model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X

Akuntansi 1.

E. Pembahasan hasil penelitian

Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas didasarkan atas hasil

penelitian dan catatan penelitian selama melakukan penelitian.

Pelaksanaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 1

cukup baik. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam

siklus 1 ini yaitu bimbingan guru dan pujian yang semangat kepada

kelompok yang hasil diskusinya baik, terkompak, dan teraktif, serta

penyampaian tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.

Pengelolaan waktu di dalam kelas oleh guru pada siklus 1 sudah

cukup baik, hal ini terlihat dari pembelajaran yang sudah dilakukan sesuai

dengan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Jadi, guru sudah bisa

mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang diberikan karena

siswa dapat saling bertukar materi.

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal dalam diskusi

cukup baik. Terlihat dari hasil diskusi, hampir semua jawaban dari soal yang

diberikan benar semua. Dari hasil ini, hampir semua kelompok menjawab

semua soal dengan baik. Meskipun ada beberapa kelompok yang masih

kesulitan dalam memahami maksud dari soal yang diberikan.

Hasil belajar siswa pada siklus 1, diperoleh jumlah siswa yang

mendapat nilai minimal 70 sudah memenuhi batas tuntas yaitu 89%.

Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siklus 2 lebih baik.

Guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus 1.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2570/5/T1_202008023_BAB IV.pdf · Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

36

Bimbingan yang dilakukan guru kepada siswa sudah merata, dan pujian

terhadap kelompok yang hasil diskusinya baik juga sudah diberikan dengan

semangat. Pengelolaan waktu oleh guru pada pembelajaran siklus 2 sudah

baik. Kesempatan presentasi yang diberikan oleh guru juga sudah cukup

banyak, terbukti dari semua kelompok yang ada semuannya telah

mempresentasikan hasil pekerjaan mereka tanpa rasa malu-malu lagi.

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan

dalam diskusi sudah baik, hanya kebenaran jawaban yang diberikan masih

sedikit buruk. Hal ini dikarenakan siswa masih perlu penjelasan lagi dari

guru mengenai materi logika. Setelah presentasi hasil diskusi kelompok,

guru membahas kembali mengenai soal-soal yang terkait dalam diskusi.

Dengan melihat hasil penelitian tindakan kelas, menurut guru semua

indikator kinerja sudah tercapai pada siklus 2.

Hambatan juga terjadi pada diri siswa yaitu dengan penerapan

model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa membutuhkan waktu

relatif lama dalam pembelajaran. Hal ini terjadi karena siswa belum

terbiasa untuk memahami materi bersama dengan teman dalam kelompok,

penggunaan model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw belum pernah

dilakukan dalam pembelajaran sebelumnya di kelas X Akuntasnsi 1 SMK

Negeri 1 Salatiga. Siswa juga belum terbiasa mengajarkan materi kepada

teman sebayanya, sehingga mereka terlihat canggung saat mengajarkan

materi yang mereka dapat pada anggota kelompoknya dan kelompok lain

Selain itu membutuhkan waktu yang lama, juga membutuhkan

kesabaran yang lebih dari guru dalam membimbing siswa saat belajar

kelompok. Guru juga memberikan motivasi pada siswa agar siswa lebih

bersemangat saat belajar kelompok dan memiliki keberanian menjelaskan

materi yang didapat.