HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

16
34 Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi pembelajaran yang akan diajarkan. Peneliti dan rekan sejawat melakukan kesepakatan dan berdiskusi untuk: a) Menyusun skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase pembelajaran, yaitu: 1) menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan memotivasi siswa, 2) menyampaikan materi pembelajaran, 3) menegelompokkan siswa ke dalam kelompok, 4) membimbing siwa dalam belajar kelompok, 5) Evaluasi, berupa tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kepada kelompok. b) Menyusun RPP Siklus 1, yang digunakan untuk pegangan guru dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran. c) Menyusun Lembar Kerja Siswa 1 d) Menyusun media/alat peraga yang cocok e) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi f) Menyusun soal-soal tes individu/kuis dan postes 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 20 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Pertemuan pertama membahas materi Menjelaskan sifat komutatif dan asosiatif, Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung Data penelitian berupa hasil belajar siswa diperoleh dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir pertemuan siklus 1. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran ada 28 siswa terdiri dari laki-laki 18 siswa dan 11 siswa perempuan, serta dihadiri satu orang rekan sejawat sebagai observer.

Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

34

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Diskripsi Siklus 1

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi

pembelajaran yang akan diajarkan.

Peneliti dan rekan sejawat melakukan kesepakatan dan berdiskusi untuk:

a) Menyusun skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase

pembelajaran, yaitu: 1) menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan

memotivasi siswa, 2) menyampaikan materi pembelajaran, 3) menegelompokkan

siswa ke dalam kelompok, 4) membimbing siwa dalam belajar kelompok, 5)

Evaluasi, berupa tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kepada kelompok.

b) Menyusun RPP Siklus 1, yang digunakan untuk pegangan guru dalam proses

pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan terarah sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

c) Menyusun Lembar Kerja Siswa 1

d) Menyusun media/alat peraga yang cocok

e) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi

f) Menyusun soal-soal tes individu/kuis dan postes

2) Pelaksanaan Tindakan

Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari

Senin tanggal 20 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Pertemuan pertama

membahas materi Menjelaskan sifat komutatif dan asosiatif, Kompetensi Dasar:

Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung Data penelitian berupa hasil belajar siswa

diperoleh dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir pertemuan siklus 1. Banyaknya

siswa yang mengikuti pembelajaran ada 28 siswa terdiri dari laki-laki 18 siswa dan 11

siswa perempuan, serta dihadiri satu orang rekan sejawat sebagai observer.

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

35

Deskripsi Siklus 1 pertemuan 1.

Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Agustus. Pertemuan pertama berlangsung

selama 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang

berupa berdoa, presensi, guru membuka pelajaran dan mengecek pengetahuan awal

siswa tentang data, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh.

Kehadiran siswa mencapai 100% .Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 10 menit.

Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal materi

" Sifat komutatif dan asosiatif " dengan indikator Menjelaskankan operasi hitung dengan

sifat pertukaran/komutatip dan Pengelompokan/asosiatif. Guru meminta siswa

memperagakan sifat komutatif dan asosiatif dengan cara siswa a sebagai bilangn x dan

siswa b sebagai bilangan y , siswa a ditambah b kemudian mereka dirubah posisinya,.

Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar berdasarkan nilai dasar

siswa yang diambil dari hasil tes sebelumnya, kelas dibagi dalam 5 kelompok tiap

kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan kemampuan heterogen. Setelah itu guru

membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan meminta siswa membaca petunjuk LKS

dan mengerjakan tugas secara kelompok dengan kerjasama, siswa yang sudah paham

menjelaskan pada temannya yang belum paham. Pada saat pembentukan kelompok siswa

berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung memilih kelompok dari teman yang disukai.

Guru melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Ada beberapa

siswa yang kurang aktif dalam kelompok belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada

masing-masing kelompok yang kurang peduli terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh

teman yang lain. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit.

Pada kegiatan penutup guru memilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil

pekerjaannya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru

melakukan membuat kesimpulan mengenai cara menyajikan data dalam bentuk tabel.

Guru memberikan tes individu/kuis dikerjakan secara mandiri. Guru memberikan pekerjaan

rumah Kegiatan penutup ini berlangsung selama 25 menit.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Agustus 2013 dengan

alokasi waktu 2 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan

yang berupa berdoa, presensi siswa, kemudian guru menunjuk siswa menuliskan jawaban

pekerjaan rumah dari pertemuan sebelumnya di papan tulis. Guru menginformasikan

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

36

tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10

menit.

Pada kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi kelas materi sifat operasi

asosiatif dengan cara ceramah dan tanya jawab. Setelah kegiatan presentasi selesai ,

guru mengorganisasikan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 atau

6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan tugas dalam LKS dengan cara

kerjasama dan saling membantu. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru

membimbing siswa dalam mengerjakan soal dalam LKS .Guru memberikan umpan balik

atas kegiatan diskusi kelas dengan memberikan jawaban yang benar. Kegiatan inti

berlangsung selama 70 menit.

Pada kegiatan penutup guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan

arahan guru membuat kesimpulan cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis, dan

batang. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan tes individu/kuis untuk dikerjakan

siswa secara mandiri. Guru memberikan penghargaan dengan pujian kepada kelompok

terbaik (yang mempunyai interaksi personal paling dinamis). Tindak lanjut guru

memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah.

3) Observasi

Dari hasil pengamatan proses tingkah laku siswa diperoleh catatan masih adanya

siswa yang kurang aktif dalam belajar kelompok, pembelajaran masih didominasi oleh

ketua kelompok, siswa kurang antusias untuk bertanya pada teman maupun gurunya.

Sebagian besar masih belum aktif belajar dalam kelompoknya. Pada siklus pertama ini

siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 5 kelompok , tiap kelompok terdiri dari 5 atau

6 siswa dengan kemampuan heterogen ( kemampuan tinggi, sedang, rendah, laki-laki dan

perempuan). Siswa cenderung memilih kelompok yang disukainya tetapi guru memberikan

penjelasan pada anak bahwa anak harus belajar bersama dan kelompok dibentuk

berdasarkan nilai dasar yang diperoleh anak dengan kondisi yang heterogen (laki-laki,

perempuan, akademik tinggi, sedang, dan rendah).

Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses

pembelajaran yang didesain dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yaitu

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

37

meliputi aktivitas mengajar guru, situasi kelas, dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan observasi dari teman sejawat aktivitas mengajar guru cukup

baik sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperarif tipe STAD. Ada

beberapa kelompok belum terlibat secara aktif. Ketua kelompok masih mendominasi

dalam pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan penilaian hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh

data nilai rata-rata kelas pra siklus 53,75 pada siklus 1 meningkat rata-ratanya menjadi

69,29 (meningkat 13,54). Ketuntasan belajar pada pra siklus yang tuntas hanya 9 siswa

(32%) meningkat menjadi 15 siswa (54%) pada siklus 1 ( terjadi peningkatan 22%).

Terjadi peningkatan hasil belajar siswa tetapi indikator kinerja belum tercapai karena

ketuntasan baru mencapai 54%, sedangkan indikator kinerja ketuntasan mencapai 75%.

4) Refleksi

Berdarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Proses

Dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang

perlu perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hal tersebut adalah:

1) Belum semua anggota kelompok aktif bekerja sama untuk melaksanakan tugas

yang diberikan oleh guru, ketua kelas masih mendominasi dalam pembelajaran.

2) Belum semua siswa yang pandai dalam kelompoknya mau membantu

temannya yang belum paham.

3) Siswa dalam kelompok ada yang berbicara sendiri dengan temannya.

4) Sebagian siswa ada yang tidak cocok dengan temannya dan cenderung

memilih teman yang disukai dalam kelompoknya.

5) Adanya sifat malu dan kurang percaya diri pada siswa sehingga siswa malu

untuk bertanya baik pada temannya, maupun gurunya.

b. Hasil Tes.

Hasil nilai tes siklus 1 ternyata belum dapat memenuhi target dari tujuan yang

diharapkan, sebab ketuntasan klasikal hanya 54% (15 siswa dari 28 siswa kelas IV ) dan

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

38

rata-rata hasil belajar 69,29 padahal yang ditetapkan ketuntasan belajar klasikal 75%

artinya ≥15 siswa telah mencapai KKM. Karena itu perlu diadakan perbaikan dan

peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Perkembangan hasil belajar siklus 1 dapat dilihat

pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1

Keadaan Pra Siklus Siklus 1 Indikator Kinerja

75 % tuntas(KKM≥ 70) Nilai rata-rata kelas 53,75 69,29 Ketuntasan 32% 54%

Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 55,75 dan pada akhir siklus 1 menjadi

69,29 (meningkat 13,54%). Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 32% menjadi 54%

pada akhir siklus 1 (meningkat 22%), tetapi indikator kinerjanya belum tercapai, artinya

belum mencapai ketuntasan kasikal 75%.

c. Aktivitas mengajar guru

Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan

tahapan model pembelajaran koperatif tipe STAD, tetapi belum berjalan secara maksimal

dalam hal penyajian materi pembelajaran, guru membimbing hanya pada siswa yang

mengalami kesulitan, penghargaan pada kelompok terbaik belum diberikan hadiah berupa

alat tulis yang lebih memotivasi siswa untuk bersaing dalam kegiatan kelompok.

4.1.2 Diskripsi Siklus 2

1) Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil pada siklus 1, perlu perencanaan perbaikan pembelajaran pada

siklus 2 sebagai berikut:

a. Memantapkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menekankan kerjasama, keaktifan, merotasi anggota kelompok berdasarkan

perolehan nilai pada hasil tes siklus 1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan tahap-tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara optimal, yaitu:

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

39

1) menyampain indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi

pembelajaran, 3) mengelompokkan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap kelompok

terdiri dari 5 atau 6 siswa secara heterogen, 4) membimbing siswa dalam bekerja

dan belajar, 5) evaluasi, memberikan tes individu/kuis, dan tes akhir 6)

memberikan penghargaan kelompok.

b. Guru memotivasi siswa untuk berani bertanya, dan menjawab pertanyaan

dengan memberikan bimbingan, dorongan arti penting rasa percaya diri dan

keberanian dalam kehidupan masyarakat, selain itu guru bisa menunjuk siswa-

siswa yang kurang aktif untuk bertanya/menjawab pertanyaan.

c. Menyusun RPP Siklus 2

d. Menyusun LKS

e. Menyusun Naskah soal tes individu/kuis

f. Menyusun Naskah soal pos tes

g. Menyiapkan lembar observasi

2) Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 x pertemuan dengan Kompetensi Dasar:

“Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung”. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 27 Agustus 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit Pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 agustus membahas indikator menentukan median

dan modus sekumpulan data, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit .

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2013 dengan

alokasi waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan

yaitu berdoa, presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada

siswa.

Kegiatan inti dimulai dengan guru menyajikan materi pembelajaran secara klasikal

dengan metode ceramah, pengamatan, tanya jawab, dengan indikator Menjelaskankan

operasi hitung dengan penyebaran/distributive, guru menunjuk siswa secara acak untuk

maju ke depan mengerjakan soal dengan tujuan untuk mengukur kesiapan siswa. Setelah

penyajian materi pembelajara selesai dilanjutkan dengan guru mengorganisasikan siswa

ke dalam 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa heterogen dengan

merombak anggota kelompok berdasarkan perolehan nilai dasar pada hasil tes siklus 1

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

40

dengan tujuan adanya penyegaran dan dinamikan kelompok. Setelah dibagi dalam

kelompok-kelompok, guru membagikan LKS sebagai bahan pembelajaran yang berisi

latihan-latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara kelompok, siswa yang pandai

membimbing temannya yang belum paham. Pada kegiatan ini keaktifan siswa mulai

meningkat. Sebagian besar siswa secara aktif bekerjasama menyelesaikan tugas yang

terdapat dalam LKS rata-rata ada 2 sampai 3 anak dalam kelompok yang aktif. Siswa yang

sudah paham sudah bersedia membimbing temannya, siswa berani bertanya pada teman

kelomponya dan gurunya. Pada waktu kegiatan berlangsung guru membimbing siswa atau

kelompok yang menemukan kesulitan, rata-rata tiap kelompok berani bertanya pada

gurunya. Pada kegiatan ini situasi kelas tampak ramai, banyak siswa yang berani

memberikan tanggapan. Guru memandu jalannya kegiatan kerja kelompok.

Kegiatan penutup, guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa

dengan arahan guru menyimpulkan cara menentukan rata-rata (mean). Kemudian siswa

mengerjakan kuis yang harus dikerjakan secara mandiri, dan hasil kuis ini nanti digunakan

untuk peningkatan skor individu dalam kelompok. Guru memberikan tugas kepada siswa

untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2013 dengan

alokasi waktu 2 X 35 menit. Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru meminta siswa

untuk berdoa, presensi. Guru mengecek pengetahuan awal siswa. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10

menit.

Pada kegiatan inti Guru menyajikan materi pembelajaran dengan indikator

Menjelaskankan operasi hitung dengan penyebaran/distributive. Guru meminta siswa

berada dalam kelompok belajar yang telah ditentukan seperti pada pertemuan

sebelumnya. Pada kegiatan ini siswa tampak tertib, dan terkendali. Guru meminta siswa

membaca petunjuk pada LKS dan buku pelajaran matematika. Guru berusaha

membimbing kepada semua kelompok Guru berkeliling mengamati kegiatan siswa,

sebagian besar siswa dalam kelompok saling bekerja sama memberikan bantuan, semua

siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar kelompok. Situasi kelas sudah kondusif, tertib,

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

41

semua anggota kelompok bekerja dengan penuh tanggung jawab. Siswa berani bertanya

pada teman kelompoknya, maupun gurunya. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit.

Pada kegiatan penutup guru menunjuk siswa secara acak untuk mempresentasikan

hasil kerja kelompoknya. Siswa dengan mengadakan refleksi dengan melakukan tanya

jawab seputar materi pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan

mengenai sifat operasi hitung. Kegiatan berikutnyan siswa mengerjakan kuis individu yang

harus dikerjakan siswa secara mandiri. Kegiatan penutup berlangsung selama 25 menit.

Pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik, dengan memberikan hadiah berupa

buku tulis dan bolpoint. Siswa tampak puas dan senang mendapatkan hadiah tersebut.

Ulangan harian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Agustus 2013. Tindak lanjut

guru memberikan remedial.

3) Observasi

Selama kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung diadakan pengamatan

terhadap guru dan siswa. Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh observer (pengamat)

oleh teman sejawat yaitu guru kelas 5 dengan mengisi lembar observasi aktivitas mengajar

guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil observasi diperoleh

data bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara keseluruhan telah

berlangsung dengan baik dan dan guru telah melaksanakan semua langkah-langkah

kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajara kooperatif tipe STAD.

Guru mampu membangkitkan motivasi siswa. Sebagian besar siswa aktif bekerjasama

dalam menyelesaika tugas dalam kelompoknya. Kerjasama dalam kelompok sangat baik,

karena dari 4 siswa yang aktif 3 – 4 siswa. Siswa berani memberikan tanggapan dalam

presentasi kelompok. Situasi kelas tertib, siswa sudah paham tugas dan kewajiban dalam

kelompoknya. Guru telah melakukan bimbingan yang menyeluruh pada semua kelompok.

Hasil ulangan harian mencapai nilai rata-rata kelas 80,54 dengan ketuntasan klasikal 86%

Hasil belajar pada siklus 2 sesuai dengan yang diharapkan yaitu ketuntasan mencapai ≥

75%, pada siklus 2 indikator kenerja sudah tercapai.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan tes kognitif selama siklus 2 berlangsung, diperoleh

data bahwa guru telah berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

42

telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada

siklus 2. Selain itu aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa

mengalami peningkatan dari pra siklus, ketuntasan belajar 32% pada siklus 1 menjadi 54%

(meningkat 22%) dan pada siklus 2 meningkat secara signifikan yaitu 86%, sedangkan

rata-rata nilai meningkat dari 69,29 menjadi 80,54 (32%) pada siklus 2. Dengan demikian

setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pelaksanaan

pada siklus 2 dianggap telah berhasil, karena indikator kriteria keberhasilan sudah

tercapai, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 75%, yaitu ketuntasan belajar

siswa mencapai 86%.

Peningkatan Hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

Keadaan Siklus 1 Siklus 2 Indikator Kinerja

75 % tuntas(KKM≥ 65) Nilai rata-rata kelas 69,29 80,54 Ketuntasan 54% 86%

Berdasarkan tabel 4.3 ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 mencapai 86%, dengan nilai

rata-rata kelas 80,54. Dengan demikian pada siklus 2 indikator kinerja (ketuntasan klasikal

75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2.

4.2 Analisis Data

Data kuantitatif seperti data hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2

dianalis dengan statistik deskriptif, kemudian data yang terkumpul disajikan secara

sistematis dan diberi makna.

1) Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas. Nilai

rata-rata diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai siswa dalam satu kelas dengan

jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu nilai rata-rata digunakan untuk

membandingkan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.

2) Grafik, dipakai untuk menyajikan, menggambarkan hasil belajar matematika pada

tiap-tiap siklus.

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

43

3) Persentase, digunakan untuk menyajikan dan menggambarkan hasil belajar tiap-tiap

siklus.

Hasil belajar pra siklus, dan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus, dan Siklus 1

Ketuntasan f %

Pra Siklus Siklus 1 Pra Siklus Siklus 1 1. Tuntas 9 15 32 54 2. Tidak Tuntas 19 13 68 46

Jumlah 28 28 100 100 Berdasarkan tabel 4.4, ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra

siklus yang tuntas ada 9 siswa (32%) meningkat menjadi 15 siswa (54% ) pada siklus 1

setelah diadakan tindakan penelitian.

Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus.

Berdasarkan grafik tersebut ketuntasan belajar sebesar 32% (sebanyak 9 siswa), siswa

yang tidak tuntas ada 19 siswa (68%) dari jumlah 28 siswa kelas IV. Dengan demikian

ketuntasan belajar prasiklus belum mencapai ketuntasan KKM (75%).

9

19

32

68

0

10

20

30

40

50

60

70

80

tuntas tidak tuntas

frek

uens

i/per

sent

ase

Ketuntasan Pra Siklus

frekuensi

Persentase

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

44

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1

Gambar 4.2, Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1.

Berdasarkan grafik tersebut, siswa yang tuntas ada 15 siswa dengan persentase

ketuntasan 54%, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 13 anak dengan persentase

46%. Dengan demikian pada siklus 1 indikator kriteria keberhasilan belum tercapai, karena

ketuntasan belajar masih di bawah 75%, untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada

siklus 2.

Ada pun ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2

N F % Ket.

< 70 4 14 Tidak tuntas ≥ 70 24 86 Tuntas

Jumlah 28 100 Berdasarkan tabel 4.5, ketuntasan belajar klasikal pada siklus 2 mencapai 86%, dengan

demikian indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian

berhenti sampai siklus 2, karena pelaksanaan tindakan telah berhasil mencapai indikator

kinerja.

Analis data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa

dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.

13 15

54

46

0

10

20

30

40

50

60

Tuntas Tidak Tuntas

Ketuntasan Belajar Siklus 1

Frekuensi Nilai

Persentase

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

45

Aktivitas mengajar guru Siklus 1 meliputi: 1) menjelaskan tujuan pembelajaran dan

indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3) mengorganisasi

siswa kedalam 5 kelompok, 4) membimbing kelompok, 5) evaluasi hasil belajar dengan

memberikan tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kelompok. Semua langkah-

langkah kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi pada pertemuan pertama tahap penyampaian

tujuan pembelajaran, penyajian materi pembelajaran, membimbing kelompok, pemberian

penghargaan kelompok belum berjalan secara optimal, baru pada pertemuan ketiga

keterlaksanaan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif sudah

terlaksana dengan kategori baik. Aktivitas mengajar guru pada siklus 2 sudah terlaksana

sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan

semua tahapan terlaksana dengan baik .

4.3 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas siswa.

Pada siklus 1 aktivitas siswa masih tergolong rendah, siswa yang kurang aktif dalam

kelompoknya. Siswa masih banyak yang belum paham dengan kegiatan pembelajaran

koperatif tipe STAD, karena kurangnya penjelasan, sehingga siswa kurang

termotivasi, malu, takut bertanya pada guru. Oleh karena itu pada setiap proses

pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh

rasa percara diri yang akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama

dengan teman kelompoknya.

2) Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena

belum terbiasa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diberi kesempatan

untuk menjawab pertanyaan, dan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih

dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman

sejawa. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat pasif. Pada tes

siklus 1, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal,

kurang paham mengenai materi pembelajaran.

3) Pada kegiatan pembelajaran siklus 2, sebagian besar siswa berani bertanya pada

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

46

guru, dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, siswa dengan kesadaran

sendiri berani menunjukkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, dan memberi tanggapan

terhadap kelompok lain.

4) Selama mengerjakan tes individu, dan tes akhir semua siswa mengerjakan dengan tertib.

5) Pada tes siklus 2, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan

hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir

dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 86% dari jumlah 28

siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01. Dengan demikian pada siklus 2 dipandang

cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan

yaitu ketuntasan belajar telah mencapai ≥ 75%.

6) Aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2,

guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

kategori baik

7) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar yang dicapai

siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01, dapat dilihat pada tabel dan grafik

berikut:

Tabel 4.5. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

Nilai Rata-rata

Kondisi Awal/Pra Siklus

Siklus 1 Siklus 2

53,75 69,29 80,54

Berdasarkan tabel 4.6, dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-

rata kelas dari kondisi PraSiklus nilai rata-rata 53,75, pada siklus 1 meningkat

menjadi 69,29, kemudian naik menjadi 80,54 pada siklus 2. Hal ini berarti telah

terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV setelah diterapkannya

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dilihat dari rata-rata nilai pada siklus 2

tersebut, maka kriteria hasil belajar siswa adalah termasuk kriteria baik seperti yang

dikemukakan oleh (Sudjana,2002).

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

47

Tabel 4.6 Kriteria Hasil Belajar Siswa

Rata-rata nilai Nilai Huruf Kriteria

80 ≤ N ≤ 100 A Baik Sekali 70 ≤ N < 80 B Baik 60 ≤ N < 70 C Cukup 50 ≤ N < 60 D Kurang 0 ≤ N < 50 E Kurang Sekali Sumber: Sudjana, 2002 Prosedur untuk mengetahui kriteria hasil belajar aspek kognitif.

Gambar 4.3.

Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Antar Siklus

Berdasarkan Gambar 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa

antar siklus mengalami peningkatan untuk tiap siklus dari pra siklus nilai rata-rata 53,75

naik menjadi 69,29 pada siklus 1, lalu meningkat menjadi 80,54 pada siklus 2.

Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01 Pra

Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

53,75

69,29 80,54

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Nila

i

Siklus

Diagram Perbandingan Rata-rata Antar Siklus

Nilai Rata-rata

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

48

Tabel 4.7 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

N

F % Indikator Kinerja,

Ketuntasan 75%

Pra Siklus

Siklus 1 Siklus 2 Pra

Siklus Siklus 1 Siklus 2

< 70 19 15 4 32 46 14 KKM=70 ≥ 70 9 13 24 68 54 86 Jml 28 28 28 100 100 100

Berdasarkan tabel 4.7, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi pra

siklus siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa (32%), pada siklus 1 meningkat menjadi 15

siswa (54%), kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 24 siswa (86%). Dapat ditarik

kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar setelah diterapkannya

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus 2 indikator kinerja sudah tercapai,

karena ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Keputon 01 telah mencapai ≥ 75%

sehingga penelitian tindakan kelas berhenti pada siklus 2.

Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran matematika dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VI SD

Negeri Keputon 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang semester 1 tahun pelajaran

2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sedangkan grafik ketuntasan belajar antar siklus dapat dilihat pada gambar diagram

berikut:

Gambar 4.4 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2

0

5

10

15

20

25

PraSiklus

Siklus 1 Siklus 2

9

15

24

19

13

4

Ban

yak

Sis

wa

Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3747/5/T1_262012023_BAB IV.pdf · 6 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan

49

Gambar 4.5 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar PraSiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar

siswa pada masing-masing siklus, pada pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 9 siswa

(32%), meningkat menjadi 15 siswa (54%) pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 24

siswa (86%) pada siklus 2. Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siklus 2, indikator kinerja

telah tercapai, yaitu ketuntasan belajar siswa telah mencapai 86%. Hal ini berati

penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, sehingga Model Pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan seperti yang

dikemukakan menurut Roestiyah (2001:17), yaitu:

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan

bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan

berdiskusi.

3) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan

kebutuhan belajarnya.

4) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif

dalam diskusi.

5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa

menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

32

54

86

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

prasiklus siklus 1 siklus 2

Per

sen

tase

(%)

Ket

un

tasa

n

Ketuntasan belajar

Column2