4.1 Lokasi Daerah Penelitian -...

50
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas V sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Letak Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul dari tempat wisata alam Goa Terawang yang ada di Kecamatan Todanan yaitu ±4 km. Suasana Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul ini sebelah Utara berbatasan TK. Pertiwi 1 Ngumbul, sebelah Timur berbatasan dengan perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya, dan sebelah Barat berbatasan dengan MTs. Al Kauzar Todanan dan SMP Negeri 1 Ngumbul. Letak yang strategis ini membuat Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul mudah dijangkau. Selain itu, dekat dengan pemukiman penduduk. Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 141 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul terdapat 14 ruangan dengan rincian sebagai berikut: No. Nama Ruang Jumlah 1. Kelas I VI 6 ruang 2. Kantor Kepala Sekolah 1 ruang 3. Kantor Guru 1 ruang 4. Ruang Komputer TU 1 ruang 5. UKS 1 ruang 6. Dapur 1 ruang 7. Toilet Siswa 2 ruang 8. Toilet Guru 1 ruang Selain memiliki beberapa ruangan yang telah disebutkan diatas, SD Negeri 03 Ngumbul juga mempunyai halaman yang cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara dan lapangan saat olahraga siswa,

Transcript of 4.1 Lokasi Daerah Penelitian -...

Page 1: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran

2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas V sebanyak 24 siswa

yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Letak

Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan Ngumbul

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora. Jarak tempuh ke Sekolah Dasar

Negeri 03 Ngumbul dari tempat wisata alam Goa Terawang yang ada di

Kecamatan Todanan yaitu ±4 km. Suasana Sekolah Dasar Negeri 03

Ngumbul masih asri dengan suasana pedesaan. Sekolah Dasar Negeri 03

Ngumbul ini sebelah Utara berbatasan TK. Pertiwi 1 Ngumbul, sebelah

Timur berbatasan dengan perumahan warga, sebelah Selatan berbatasan

dengan Jalan Raya, dan sebelah Barat berbatasan dengan MTs. Al Kauzar

Todanan dan SMP Negeri 1 Ngumbul. Letak yang strategis ini membuat

Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul mudah dijangkau. Selain itu, dekat

dengan pemukiman penduduk. Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul terdiri

dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 141 siswa.

Ruangan Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul terdapat 14 ruangan

dengan rincian sebagai berikut:

No. Nama Ruang Jumlah

1. Kelas I – VI 6 ruang

2. Kantor Kepala Sekolah 1 ruang

3. Kantor Guru 1 ruang

4. Ruang Komputer TU 1 ruang

5. UKS 1 ruang

6. Dapur 1 ruang

7. Toilet Siswa 2 ruang

8. Toilet Guru 1 ruang

Selain memiliki beberapa ruangan yang telah disebutkan diatas, SD

Negeri 03 Ngumbul juga mempunyai halaman yang cukup luas yang

digunakan sebagai lapangan upacara dan lapangan saat olahraga siswa,

Page 2: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

62

selain itu setiap depan ruangan kelas terdapat taman-taman kecil yang

digunakan untuk memperindah halaman kelas.

Fasilitas belajar yang ada di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul

masih terbatas. Adapun komputer digunakan untuk memfasilitasi guru

dalam mengetik data-data administrasi yang diperlukan, selain itu alat

peraga dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan tetapi penunjang

sarana belajar siswa terbatas seperti buku-buku yang dapat membantu

siswa dalam belajar, karena belum memiliki perpustakaan sebagai sarana

penunjang belajar siswa seperti buku-buku kurang lengkap, tetapi untuk

setiap ruang kelas juga sudah cukup memadai ketersediaan fasilitasnya.

4.2 Karakteristik Responden

Siswa SD Negeri 03Ngumbul berjumlah 141 anak yang terdiri mulai dari

kelas I sampai dengan kelas VI dengan masing-masing kelas terdiri atas 1 kelas.

Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 1 guru. Tenaga pengajar

atau guru yang ada di Sekolah Dasar masih dikatakan cukup, jumlah tenaga

pengajar atau guru terdiri dari 11 guru dan 1 penjaga sekolah, dengan rincian

sebagai berikut: 1 Kepala Sekolah dengan pendidikan terakhir S1, 11 guru dengan

pendidikan terakhir S1 sebanyak 5 orang, D2 sebanyak 2 orang, dan 4 guru wiyata

bhakti yang merangkap sebagai bagian tata usaha. Dari 11 guru baik PNS maupun

wiyata bhakti yaitu sebanyak 9 orang sebagai guru kelas, 1 guru olahraga dengan

pendidikan terakhir S1 dan 1 guru agama islam dengan pendidikan terakhir S1,

selain itu terdapat 1 karyawan sekolah yang bertugas sebagai penjaga sekolah.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 03

Ngumbul sebanyak 24 siswa. Karakteristik siswa-siswi SD Negeri 03 Ngumbul

adalah sebagai berikut: suka bermain, fasilitas belajar yang digunakan relatif

kurang, ekonomi orang tua rata-rata ekonomi lemah, pendidikan orang tua rata-

rata berijasah SD, pekerjaan orang tua sebagian besar adalah petani, dan

kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikannya.

4.3 Kondisi Awal Subyek Penelitian

Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Page 3: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

63

siswa atau hasil belajar terutama pada pelajaran IPA. Selain observasi secara

langsung peneliti juga mendapatkan data dari guru kelas V melalui dokumentasi

kelas. Berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa keaktifan

siswa kurang dan hasil belajar siswa kelas V sangat rendah. Dari kondisi inilah

peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan untuk

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa (hasil belajar) dan hasil belajar afektif

siswa (keaktifan siswa) terutama pada pelajaran IPA. Berikut ini merupakan tabel

distribusi frekuensi keaktifan siswa dan hasil belajar siswa sebelum tindakan.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar pada Kondisi Awal

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

(%)

1 Sangat Aktif 63-75 0 0

2 Aktif 51-62 6 25

3 Cukup Aktif 39-50 8 33,3

4 Kurang Aktif 27-38 10 41,67

5 Tidak Aktif 15-26 0 0

Jumlah 24 100

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada

di rentang 27 - 38 ini berarti bahwa tingkat keaktifan belajar siswa pada kondisi

awal dalam PBM berada pada kategori kurang aktif. Oleh karena itu, perlu

dilakukan perubahan model pembelajaran pada siklus 1 untuk meningkatkan

kategori ke kategori cukup aktif, aktif atau ke kategori sangat aktif.

Deskripsi Frekuensi Hasil Belajar Afektif Siswa (Keaktifan Siswa) pada

Kondisi Awal bila disajikan dalam Gambar batang, maka akan terlihat seperti

Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa Kondisi Awal

05

10

63-75 51-62 39-50 27-38 15-26

0

6 8 10

0

Fre

kue

nsi

Kategori

Tingkat Keaktifan Belajar SiswaPra Siklus

Page 4: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

64

Sedangkan data hasil tes formatif pada kondisi awal sebelum

dilakukan tindakan yang dilakukan oleh peneliti terdapat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Kondisi Awal

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

Sangat Rendah 0-20 0 0

Rendah 21-40 0 0

Sedang 41-60 16 66,67

Tinggi 61-80 5 20,83

Sangat Tinggi 81-100 3 12,5

Jumlah 24 100

Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat

dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini :

Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Kondisi Awal

Sedangkan ketuntasan hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat

pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Kondisi

Awal

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase

(%)

<63 16 Tidak Tuntas 66,67

≥63 8 Tuntas 33,33

Jumlah 24 100

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 50

Rata-rata 63,63

Dari hasil analisis tes formatif kondisi awal, masih ada 16 siswa

yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal

sekolah yaitu 63. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif kondisi

awal dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

05

101520

0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81- 100

Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 0

16

5 3

Fre

kue

nsi

Rentang Nilai

Page 5: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

65

Gambar 4.3

Diagram Batang Ketuntasan Hasil Tes Formatif Kondisi Awal

Dari tabel analisis dan rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dan

Gambar di atas dapat disimpulkan bahwa dari 24 siswa terdapat 8 siswa (33,33%)

yang tuntas dan 16 siswa (66,67%) yang tidak tuntas. Nilai tertinggi 100, nilai

terendah 50, serta nilai rata-ratanya yaitu 63,63. Pada kondisi awal ini proses

belajar mengajar masalah yang muncul di kelas V SD Negeri 03 Ngumbul yaitu

siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA. Hal ini disebabkan guru

mengajar monoton dan kurang variatif, penggunaan metode ceramah sehingga

siswa masih menerapkan cara belajar menghafal, penggunaan media pembelajaran

yang kurang optimal. Faktor-faktor tersebut menyebabkan aktivitas siswa saat

pembelajaran kurang optimal. Siswa kurang antusias, cepat merasa bosan saat

pembelajaran berlangsung, dan keaktifan siswa kurang. Selain itu tingkat

pemahaman siswa terhadap materi pun rendah. Walaupun dengan penggunaan

metode ceramah materi dapat disampaikan secara detail, tetapi pembelajaran

dianggap bermakna saat siswa memahami materi dari pengalaman belajar dan

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Siswa belum mampu

mengaitkan kosep dengan kehidupan sehari-hari. Pemahaman siswa mengenai

materi IPA yang kurang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan data keaktifan belajar siswa dan hasil belajar yang rendah

dari peserta didik kelas V di SD Negeri 03 Ngumbul Semester II Tahun Pelajaran

2011/ 2012 di atas, praktikan akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tuntas Tidak Tuntas

33%

66.67%

Pe

rse

nta

se

Ketuntasan

Page 6: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

66

sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan model pembelajaran Numbered

Heads Together guna meningkatkan hasil belajar afektif (keaktifan belajar siswa)

dan meningkatkan hasil belajar kognitif (hasil belajar) pada mata pelajaran IPA

yang akan dilakukan dalam dua siklus.

4.4 SIKLUS I

4.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan

dengan rincian sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan

diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan

disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum

mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu

yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I,

lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, media

pembelajaran berupa contoh batuan-batuan beku, buku pembelajaran, serta

ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang

akan dilaksanakan di kelas V dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan

fisik dan mental. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) pertemuan I dengan pokok bahasan “Proses Pembentukan

Tanah”,dengan materi yang akan disampaikan pada pertemuan 1 yaitu

“Jenis-jenis Batuan Beku/Magma/Vulkanik”, kemudian menentukan

tujuan pembelajaran: melalui pengamatan dalam diskusi kelompok, siswa

dapat menyebutkan nama-nama batuan berdasarkan jenis golongannya,

menyebutkan ciri-ciri batuan, proses terbentuknya batuan, dan siswa

mampu mempresentasikan hasil diskusi mengenai penggolongan jenis

batuan.

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan

lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu:

Page 7: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

67

pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan

model pembelajaran Numbered Heads together yang terdiri dari 4 tahap

yaitu: Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning),

Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering).

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan beku/magma/vulkanik yang

telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

b. Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak

lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka

pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I

tapi yang membedakan adalah materi pelajaran yaitu mengenai “jenis-jenis

batuan endapan/sedimen”. Pada pertemuan I materi yang disampaikan

mengenai “jenis-jenis batuan beku/magma/vulkanik”, pada pertemuan II

siswa akan mempelajari materi “jenis-jenis batuan endapan/sedimen”,

yang meliputi nama batuan, ciri dan manfaat, serta proses terbentuknya.

Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka praktikan menyiapkan segala

sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II, lembar kerja siswa, lembar

diskusi kelompok, lembar observasi, lembar cerita, buku

pembelajaran,media pembelajaran berupa contoh-contoh batuan

endapan/sedimen serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan

pertemuan I yaitu di ruang kelas V.

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan II dengan pokok bahasan “Proses Pembentukan Tanah”,

kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran

Numbered Heads Together dengan mempelajari tentang nama batuan, ciri

dan manfaat, serta proses terbentuknya batuan melalui kegiatan

penomoran, mengajukan Pertanyaan, berfikir bersama, menjawab

pertanyaan.

Page 8: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

68

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan

lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu:

pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan

model pembelajaran Numbered Heads together yang terdiri dari 4 tahap

yaitu: Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning),

Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering).

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen yang telah

dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

c. Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai

penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan

yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III

ini. Pada pertemuan III ini masih sama dengan dengan pertemuan I dan II

tetapi yang membedakan adalah materi pelajaran yang diberikan siswa.

Siswa akan mempelajari materi mengenai “jenis-jenis batuan

malihan/metamorf”. Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka

praktikan menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses

pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan III, lembar kerja siswa,

lembar diskusi kelompok, lembar observasi, media pembelajaran berupa

contoh-contoh batuan malihan/metamorf, lembar evaluasi yang digunakan

untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan,

buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan

pertemuan I dan II yaitu di ruang kelas V.

Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan III dengan pokok bahasan “Proses Pembentukan Tanah”,

kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran

Numbered Heads Together dengan mempelajari tentang nama batuan, ciri

dan manfaat, serta proses terbentuknya batuan melalui kegiatan

Page 9: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

69

penomoran, mengajukan Pertanyaan, berfikir bersama, menjawab

pertanyaan.

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan

lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu:

pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan

model pembelajaran Numbered Heads together

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai jenis-jenis batuan endapan/sedimen yang telah

dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru, kemudian akan diadakan

evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan pembelajaran

dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah evaluasi guru akan

memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan pada siklus 1 ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu

pertemuan I, pertemuan II dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan

berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada

hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012, pertemuan II dilaksanakan pada hari

Senin tanggal 12 Maret 2012, dan pertemuan III dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 14 Maret 2012.

a. Pertemuan I

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar

observasi, media pembelajaran contoh macam-macam batu

beku/magma/vulkanik, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan

presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru

membawa contoh batuan, kemudian guru bertanya kepada siswa “siapa

yang tahu contoh batuan yang bpk/ibu guru bawa disebut batuan apa?”,

dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Page 10: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

70

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu:

Fase: Penomoran

Pada fase penomoran siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah

dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor

dalam setiap kelompok oleh guru.

Fase: Mengajukan Pertanyaan

Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar

diskusi kelompok beserta contoh macam-macam batuan beku

(magma/vulkanik), kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaan-

pertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi

kelompok tentang materi jenis-jenis batuan beku (magma/vulkanik)

Fase: Berfikir bersama

Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang

telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti

bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok,

selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam

kelompok

Fase: Menjawab pertanyaan

Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan

jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok

berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas

jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga

semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu

guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

Page 11: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

71

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri

dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut

dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa

hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini

guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar

kerja kelompok, contoh macam-macam batuan endapan/sedimen, lembar

observasi, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan

presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru

mengingatkan kembali materi pelajaran tentang jenis-jenis batuan beku

(magma/vulkanik) yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu?”,

dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I hanya yang membedakan yaitu materi pelajaran yaitu

mengenai batuan endapan/sedimen, setelah kegiatan awal selesai

disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads

Together yaitu:

Fase: Penomoran

Pada fase penomoransiswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah

dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor

dalam setiap kelompok oleh guru.

Fase: Mengajukan Pertanyaan

Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar

diskusi kelompok beserta contoh macam-macam batuan endapan/sedimen,

kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah

Page 12: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

72

disediakan oleh guru dalam lembar diskusi kelompok tentang materi jenis-

jenis batuan endapan/sedimen.

Fase: Berfikir bersama

Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang

telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti

bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok,

selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam

kelompok

Fase: Menjawab pertanyaan

Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan

jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok

berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas

jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga

semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu

guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri

dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

d. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak

lanjut, penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan

pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka

pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, lembar observasi, contoh macam-

macam batuan malihan/metamorf, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

Page 13: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

73

Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan

presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru

mengingatkan kembali materi pelajaran tentang jenis-jenis batuan beku

(magma/vulkanik) yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu?”,

dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I dan pertemuan II hanya yang membedakan yaitu

materi pelajaran yaitu mengenai batuan malihan/metamorf, setelah

kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti

yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Numbered Heads Together yaitu:

Fase: Penomoran

Pada fase penomoransiswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah

dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor

dalam setiap kelompok oleh guru.

Fase: Mengajukan Pertanyaan

Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar

diskusi kelompok beserta contoh macam-macam batuan

malihan/metamorf, kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaan-

pertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi

kelompok tentang materi jenis-jenis batuan malihan/metamorf.

Fase: Berfikir bersama

Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang

telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti

bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok,

selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam

kelompok

Fase: Menjawab pertanyaan

Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan

jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok

berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

Page 14: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

74

Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas

jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga

semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu

guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak.

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri

dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

4.4.3 Hasil Pengamatan Siklus I

a. Pertemuan I

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I adalah

sebagai berikut:

1. Pada kegiatan awal guru tidak memberikan apersepsi guru

membawa contoh batuan, kemudian guru bertanya kepada siswa

“siapa yang tahu contoh batuan yang bpk/ibu guru bawa disebut

batuan apa?”seperti pada RPP.

2. Guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang

akan dilakukan dan tujuan pembelajaran dengan jelas.

3. Pengelolaan guru kelas sudah cukup baik hal ini terlihat dari siswa

yang tenang saat diskusi.

4. Kebanyakan siswa dalam kelompok mengerjakan soal itu sendiri-

sendiri, sehingga diskusi antar siswa kelompok belum terlaksana

dengan baik.

5. Pada saat pemberian jawaban siswa terlihat kaku dan malu, hal ini

terlihat pada saat guru meminta perwakilan kelompok untuk maju

mempresentasikan hasil diskusi.

6. Guru sudah membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa.

Page 15: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

75

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan I berlangsung, peneliti

meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi

lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut

meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/

pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap

aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I

No. Indikator Skor

1. Penomoran(Numbering) 3

2. Mengajukan pertanyaan(Questioning) 3

3. Berfikir bersama(Heads Together) 2,7

4. Menjawab pertanyaan(Answering) 2,8

Jumlah 11,5

Rata-rata Hasil Observasi 2,9

Dari tabel 4.4 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas IV),

dapat dilihat bahwa penerapan Numbered Heads Together yang diterapkan

guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada hasil

penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran berdasarkan

fase-fase dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Togheter. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang

diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata

dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 2,9.

Pada indicator menjawab pertanyaan (Answering), berfikir bersama

(Heads Together) masih terdapat skor 2 dengan pernyataan 50%

pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis yaitu

minimal skor 3 dengan penyataan 75% pembelajaran Numbered Heads

Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

berdasarkan lembar hasil observasi penerapan pembelajaran Numbered

Heads Together pada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator

Page 16: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

76

kinerja yang ditentukan. Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I

pertemuan I ini akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II dengan mencari

kekurangan serta kelemahan yang ditemukan.

b. Pertemuan II

Pada siklus 1 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai

berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1

pertemuan II adalah sebagai berikut:

1. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan motivasi

sesuai dengan RPP

2. Guru sudah menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan beserta tujuan pembelajaran.

3. Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama, terlihat

ketika salah satu siswa yang tidak mengerti dia bertanya kepada

teman lain dalam kelompok.

4. Siswa sudah mulai berani dan antusias dalam pemberian jawaban

di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang siap untuk

berebut ditunjuk oleh guru untuk maju memberikan jawaban hasil

diskusinya di depan.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan II berlangsung, peneliti

meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi

lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut

meliputi item untuk mengamati aktivitas. Dari hasil observasi tersebut

siswa sudah antusias dan termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Siswa sudah sedikit mulai terbiasa dengan pembelajaran

karena guru selalu memberikan motivasi belajar. Guru sudah lebih optimal

dalam membimbing siswa pada saat kerja kelompok, adanya ketegasan

guru saat menegur siswa yang melakukan kegiatan diluar kegiatan

pembelajaran, saat menyusun kesimpulan telah melibatkan siswa.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/

pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap

Page 17: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

77

aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II

No. Indikator Skor

1. Penomoran(Numbering) 4

2. Mengajukan pertanyaan(Questioning) 4

3. Berfikir bersama(Heads Together) 3

4. Menjawab pertanyaan(Answering) 3

Jumlah 14

Rata-rata Hasil Observasi 3,5

Dari tabel 4.5 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas IV),

dapat dilihat bahwa penerapan Numbered Heads Together yang diterapkan

guru dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada hasil

penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran berdasarkan

fase-fase dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Numbered Heads Togheter. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang

diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata

dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,5.

Dari kegiatan pembelajaran yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan

pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam pembelajaran Numbered

Heads Together telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran.

Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan mencapai

indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah berbekal pada

siklus I pertemuan I. Hasil Observasi pada pertemuan II akan diperbaiki

kelemahan dan kekurangan pada pertemuan III.

c. Pertemuan III

Pada siklus 1 pertemuan III ini kegiatan pembelajaran yaitu:

1. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan

motivasi sesuai dengan RPP

2. Guru sudah menjelaskan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan beserta tujuan

pembelajaran.

Page 18: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

78

3. Guru sudah membahas PR dan memberikan kesempatan pada

siswa untuk bertanya apabila ada materi yang belum

dimengerti.

4. Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama,

terlihat ketika salah satu siswa yang tidak mengerti dia

bertanya kepada teman lain dalam kelompok.

5. Siswa sudah mulai berani dan antusias dalam pemberian

jawaban di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang siap

untuk berebut ditunjuk oleh guru untuk maju memberikan

jawaban hasil diskusinya di depan.

6. Siswa mengerjakan lembar evaluasi secara mandiri.

Pada saat pembelajaran siklus 1 pertemuan III berlangsung, praktikan

meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi

lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut

meliputi item untuk mengamati aktivitas praktikan.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/

pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap

aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan III

No. Indikator Skor

1. Penomoran(Numbering) 4

2. Mengajukan pertanyaan(Questioning) 4

3. Berfikir bersama(Heads Together) 3,7

4. Menjawab pertanyaan(Answering) 3

Jumlah 14,7

Rata-rata Hasil Observasi 3,7

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa penerapan pembelajaran Numbered

Heads Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal

ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

Page 19: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

79

skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor rata-rata 3,7. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan

pada Siklus I pertemuan III. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa

skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator

penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-

rata observasi pada siklus I pertemuan III penerapan pembelajaran

Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan

penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan

III. Dalam penerapan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus I pertemuan III telah mencapai batas minimal pencapaian indikator

yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I akan

dilanjutkan pada siklus II.

4.4.4 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 1 ini berupa hasil angket

keaktifan dan hasil tes siswa.

4.4.4.1 Keaktifan Belajar

a. Deskripsi Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1

Pengukuran keaktifan siswa mengikuti pelajaran diklasifikasikan

menjadi lima kategori mengikuti kategori jenjang pilihan. Hasil

pengukuran keaktifan belajar siswa selama mengikuti pelajaran terhadap

subyek penelitian berdasarkan klasifikasi skor dan kategori dapat dilihat

pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Siklus 1

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Aktif 63-75 5 20,83

2 Aktif 51-62 8 33,33

3 Cukup Aktif 39-50 11 45,83

4 Kurang Aktif 27-38 0 0

5 Tidak Aktif 15-26 0 0

Jumlah 24 100

Page 20: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

80

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak

berada dalam rentang 39 – 50, ini berarti bahwa tingkat keaktifan belajar

siswa pada siklus 1 dalam kegiatan belajar mengajar berada pada kategori

cukup aktif. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan peningkatan kategori

ke kategori aktif atau ke kategori sangat aktif.

Deskripsi Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus 1 bila

disajikan dalam gambar batang, maka akan terlihat seperti Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1

4.4.4.2 Hasil Belajar Siklus 1

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1 guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together seperti yang sudah

dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru memberikan evaluasi pada

pertemuan ketiga pada akhir siklus 1. Berikut merupakan hasil belajar IPA

siklus 1.

Tabel 4.8 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus 1

Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

Sangat Rendah 0-20 0 0

Rendah 21-40 0 0

Sedang 41-60 2 8,33

Tinggi 61-80 12 50

Sangat Tinggi 81-100 10 41,67

Jumlah 24 100

05

1015

63-75 51-62 39-50 27-38 15-26

Sangat Aktif

Aktif Cukup Aktif

Kurang Aktif

Tidak Aktif

58

11

0 0

Fre

kue

nsi

Kategori

Tingkat Keaktifan Belajar Siswa Siklus 1

Page 21: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

81

Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat

pada Gambar 4.5 di bawah ini :

Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus 1

Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut:

Tabel 4.9 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus 1

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase

(%)

<63 2 Tidak Tuntas 8,33

≥63 22 Tuntas 91,67

Jumlah 24 100

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 60

Rata-rata 78,96

Dari hasil analisis tes formatif siklus 1, masih ada 2 siswa yang belum

tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 63.

Secara lebih rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 1 dapat dilihat pada

Gambar 4.6 berikut :

0

2

4

6

8

10

12

0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81- 100

Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 0

2

12

10

Fre

kue

nsi

Rentang Nilai

Page 22: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

82

Gambar 4.6 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus 1

4.4.5 Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif

Setelah dilaksanakan tindakan dalam model pembelajaran Numbered

Heads Together, penulis memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa

pada akhir siklus I pada pertemuan III. Hasil belajar yang diperoleh siswa

mengalami peningkatan, dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan

tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I. Hasil belajar

siswa pada aspek kognitif di dalam siklus 1 dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together mengalami

peningkatan dibandingkan sebelum tindakan/ pra siklus, khususnya pada

materi “Proses Pembentukan Tanah”. Hasil perolehan nilai pra siklus yang

mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=63) sebanyak 8 siswa atau

33,33% siswa, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak

16 siswa atau 66,67%, dengan nilai rata-rata 63,63 dan nilai tertinggi 100

sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Hasil perolehan nilai siklus 1 yang

mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau 91,67%, yang

belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 2 siswa atau 8,33%,

dengan nilai rata-rata 78,96 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai

terendahnya adalah 60.

Dengan demikian dalam pembelajaran Numbered Heads Together

hasil nilai belajar siswa dalam aspek kognitif meningkat dibandingkan

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Tuntas Tidak Tuntas

91.67%

8.33%

Pe

rse

nta

se

Ketuntasan

Page 23: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

83

hasil nilai belajar sebelum dilaksanakan tindakan. Namun untuk lebih

meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM

diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan model pembelajaran

Numbered Heads Together dapat digunakan untuk meningkatkan hasil

belajar kognitif siswa.

4.4.6 Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif

Hasil belajar siswa pada aspek afektif pada siklus I ini terdiri dari III

pertemuan, jika dilihat dari masing-masing pertemuan, dari pertemuan I, II

dan III adanya peningkatan dari aspek afektif siswa dalam pembelajaran

dan pada setiap pertemuan aspek afektif siswa yang mengalami

peningkatan pada pertemuan berikutnya dibandingkan sebelum

dilaksanakan tindakan. Keaktifan siswa sebelum dilaksanakan tindakan

yaitu pada kategori kurang aktif, sedangkan pada siklus I meningkat

menjadi cukup aktif. Hasil belajar siswa aspek afektif dalam siklus 1 ini

sudah mulai terbentuk misalnya keberanian peserta didik dalam bertanya,

berpendapat dalam kelompok. Pada saat guru memberikan pertanyaan

siswa aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan saat guru

meminta siswa untuk belajar secara berkelompok siswa belajar dengan

kompak dan bekerjasama dengan anggota kelompok masing-masing, dan

aktif dalam berdiskusi. Siswa juga sudah mulai berani untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, meskipun pada

pertemuan pertama siswa masih terlihat malu dan kaku saat presentasi.

Dan secara kesuluruhan proses pembelajaran sudah baik dan suasana

pembelajaran juga menyenangkan sehingga dalam mengikuti proses

pembelajaran siswa tidak tertekan. Sebagai pemantapan dalam

meningkatkan hasil belajar afekif siswa akan dilanjutkan pada siklus I

4.4.7 Efektifitas Belajar Peserta Didik

Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran

pada siklus I, dari kegiatan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Numbered Heads Together yang terdiri dari 4 tahapan yaitu

fase penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab

Page 24: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

84

pertanyaan. Siswa berantusias, termotivasi sehingga aktif dalam setiap

tahapan kegiatan pembelajaran berdasarkan foto dokumen yang diambil

peneliti pada saat penelitian (terlampir). Selain itu siswa juga mengerjakan

evaluasi dengan baik berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus I (terlampir).

Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena

aspek kognitif dan afektif siswa berjalan searah. Sebagai pemantapan

keefektifan belajar pada siswa dalam pembelajaran akan dilanjutkan pada

siklus II.

4.4.8 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari

pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala

kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil

observasi yang dilaksanakan pada setiap pertemuan I, II dan III pada siklus

I dan hasil nilai siswa pada pertemuan III yaitu pada akhir siklus I.

Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan

apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan

indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh

berdasarkan observasi pada siklus I disetiap pertemuan maka diperoleh

antara lain sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi ada

siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.

Pada lembar hasil obervasi siklus I pertemuan I (terlampir) dapat dilihat

hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran

berdasarkan fase-fase dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Numbered Heads Togheter. Dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor rata-rata 2,9. Pada indikator Menjawab pertanyaan(Answering),

berfikir bersama(Heads Together) masih terdapat skor 2 dengan

pernyataan 50% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator kinerja yang

Page 25: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

85

ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan 75%

pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil observasi

penerapan pembelajaran Numbered Heads Together pada siklus I

pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan. Belum

tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan I ini akan diperbaiki

pada siklus I pertemuan II dengan mencari kekurangan serta kelemahan

yang ditemukan.

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1 pertemuan I adalah

sebagai berikut:

1. Pada kegiatan awal guru tidak memberikan apersepsi guru

membawa contoh batuan, kemudian guru bertanya kepada siswa

“siapa yang tahu contoh batuan yang bpk/ibu guru bawa disebut

batuan apa?”seperti pada RPP.

2. Guru tidak menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang

akan dilakukan dan tujuan pembelajaran dengan jelas.

3. Pengelolaan guru kelas sudah cukup baik hal ini terlihat dari siswa

yang tenang saat diskusi.

4. Kebanyakan siswa dalam kelompok mengerjakan soal itu sendiri-

sendiri, sehingga diskusi antar siswa kelompok belum terlaksana

dengan baik.

5. Pada saat pemberian jawaban siswa terlihat kaku dan malu, hal ini

terlihat pada saat guru meminta perwakilan kelompok untuk maju

mempresentasikan hasil diskusi.

6. Guru sudah membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa.

b. Pertemuan II

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

siklus I pertemuan II mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil

obervasi pada siklus I pertemuan I. Berdasarkan lembar hasil observasi

(terlampir) hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran berdasarkan fase-fase dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Togheter. Dari

Page 26: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

86

keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil

observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor rata-rata 3,5. Dari kegiatan pembelajaran

yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan pernyataan 75% indikator

yang ditentukan dalam pembelajaran Numbered Heads Together telah

diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Untuk indikator

lainnya sudah mengalami peningkatan dan mencapai indikator yang

ditentukan dalam penerapannya karena telah berbekal pada siklus I

pertemuan I. Hasil Observasi pada pertemuan II akan diperbaiki

kelemahan dan kekurangan pada pertemuan III.

Pada siklus 1 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai

berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1

pertemuan II adalah sebagai berikut:

1. Pada kegiatan awal guru sudah melakukan apersepsi dan motivasi

sesuai dengan RPP

2. Guru sudah menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

yang akan dilakukan beserta tujuan pembelajaran.

3. Siswa dalam kelompok sudah mulai mengerjakan bersama, terlihat

ketika salah satu siswa yang tidak mengerti dia bertanya kepada

teman lain dalam kelompok.

4. Siswa sudah mulai berani dan antusias dalam pemberian jawaban

di depan kelas, hal ini terlihat banyak siswa yang siap untuk

berebut ditunjuk oleh guru untuk maju memberikan jawaban hasil

diskusinya di depan.

c. Pertemuan III

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

siklus I pertemuan III mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus

I pertemuan III. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) dapat

dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

Page 27: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

87

skor rata-rata 3,7. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan

pada Siklus I pertemuan III. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa

skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator

penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-

rata observasi pada siklus I pertemuan III penerapan pembelajaran

Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan

penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I pertemuan

II. Dalam penerapan pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus I pertemuan III telah mencapai batas minimal pencapaian indikator

yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran.

Setelah selesai pembelajaran pada siklus I pertemuan III maka

dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan

belajar dengan nilai 63 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang

berjumlah 24 siswa dalam belajarnya sebanyak 22 siswa tuntas dengan

mendapat nilai ≥63 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 78,96.

Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian

KKM pada hasil belajar kognitif siswa penulis memberikan patokan 100%

dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajar kognitif meningkat dengan

mencapai nilai ≥63 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa dan 91,67% dari

jumlah keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan

memperoleh nilai ≥63 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi

tertulis siswa, indikator kinerja yang ditentukan belum tercapai dari

indikator yang telah ditentukan, yaitu 91,67% dari jumlah keseluruhan

siswa mendapat nilai ≥63 dengan nilai maksimal 100 dan minimal 60.

Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada

siklus II dengan meningkatkan penerapan model pembelajaran Numbered

Heads Together pada setiap kegiatan pembelajaran dan meningkatkan

hasil belajar siswa.

Page 28: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

88

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara

keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus

I adalah sebagai berikut:

a) Hambatan

1. Penerapan model pembelajaran Numbered Heads Togehter belum

terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga

keaktifan siswa dalam PBM masih pada kategori cukup aktif.

2. Peneliti masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam

setiap kegiatan.

b) Penyelesaian

1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang

maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

2. Memberi pengarahan pada siswa agar melakukan kegiatan

pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan bersikap lebih

baik lagi.

3. Lebih memperhatikan waktu dalam kegiatan belajar-mengajar

agar alokasi waktu bisa sesuai dengan perencanaan.

4. Memberikan bimbingan secara optimal ketika kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

5. Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran

sehingga keterampilan belajar siswa lebih berkembang.

4.5 SIKLUS II

Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus 2,

perencanaan pembelajaran pada siklus 2 ini sebagai penyempurnaan dan

tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus 1. Siklus 2 akan

dilaksanakan 3 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini

masih sama dengan siklus 1 tapi yang membedakan adalah pokok bahasan

yaitu “Proses Pembentukan Tanah”, dengan materi yang berbeda yaitu

mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan dan susunan

tanah.

Page 29: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

89

4.5.1 Perencanaan Tindakan Siklus II

a. Pertemuan I

Sebelum mengajar pada pertemuan I, praktikan menyiapkan segala

sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP,

lembar kerja siswa, lembar observasi untuk guru saat proses belajar

mengajar, buku pembelajaran, alat peraga, serta kesiapan peserta didik

untuk mengikuti proses pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) pertemuan I dengan pokok bahasan “Proses Pembentukan

Tanah”,dengan materi yang akan disampaikan pada pertemuan 1 yaitu

“Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan”, kemudian

menentukan tujuan pembelajaran: melalui diskusi kelompok, siswa dapat

menyebutkan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan

siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi mengenai proses

pembentukan tanah karena pelapukan batuan..

Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan

lamanya waktu proses pembelajaran yaitu (2x35) menit dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together yang meliputi kegiatan yaitu:

pada kegiatan inti sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan

model pembelajaran Numbered Heads together yang terdiri dari 4 tahap

yaitu: Penomoran (Numbering), Mengajukan Pertanyaan (Questioning),

Berpikir Bersama (Heads Together), dan Menjawab (Answering).

Kegiatan akhir akan dilakukan penarikan kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai proses pembentukan tanah karena pelapukan

batuan yang telah dipelajari. Setelah menarik kesimpulan guru akan

memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

b. Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan II sebagai tindak

lanjut dari hasil belajar siswa dan kekurangan/ kelemahan pada pertemuan

I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan

pertemuan I. Sebelum mengajar pada pertemuan II, praktikan menyiapkan

segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya

RPP pertemuan II yaitu dengan pokok bahasan “Proses Pembentukan

Page 30: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

90

Tanah”, dengan materi yang berbeda dari pertemuan I yaitu materi

mengenai susunan tanah, lembar kerja siswa, lembar observasi untuk

untuk guru saat proses belajar mengajar, buku pembelajaran, alat peraga,

serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

c. Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada siklus 2 pertemuan III sebagai

penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari hasil belajar

dan kekurangan yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada

pertemuan III ini. Pada pertemuan III ini kegiatan awal masih sama dengan

pertemuan I dan II, yang membedakan adalah pada pertemuan III siswa

tidak melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran dengan model

pembelajaran Numbered Heads Together seperti pada pertemuan

sebelumnya, tetapi hanya mempelajari materi pertemuan I dan II kemudian

mengerjakan tes. Sebelum mengajar pada pertemuan III, praktikan

menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran,

diantaranya RPP, lembar evaluasi, lembar observasi untuk untuk guru saat

proses belajar mengajar, buku pembelajaran, lembar angket keaktifan, alat

peraga, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

4.5.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut,

penyempurnaan dan pemantapan pada siklus 1. Siklus 2 ini terdiri dari tiga

kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Pelaksanaan

pada siklus 1 ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan

II dan pertemuan III. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70

menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 19

Maret 2012, pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 21 Maret

2012, dan pertemuan III dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret

2012.

a. Pertemuan 1

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

Page 31: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

91

Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar

observasi, media pembelajaran contoh gambar-gambar pelapukan batuan

melalui tayangan power point, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan

presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru

menayangkan contoh gambar-gambar akibat pelapukan batuan pada power

point, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Numbered Heads Together yaitu:

Fase: Penomoran

Pada fase penomoran siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah

dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor

dalam setiap kelompok oleh guru.

Fase: Mengajukan Pertanyaan

Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar

diskusi kelompok, kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaan-

pertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi

kelompok tentang materi proses pembentukan tanah karena pelapukan

batuan.

Fase: Berfikir bersama

Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang

telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti

bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok,

selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam

kelompok.

Fase: Menjawab pertanyaan

Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan

jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok

berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas

Page 32: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

92

jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga

semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu

guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri

dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut

dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang berupa

hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini

guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar

kerja kelompok, contoh macam-macam batuan endapan/sedimen, lembar

observasi, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti

proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan

presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru

menunjukkan gambar susunan tanah, dilanjutkan dengan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I hanya yang membedakan yaitu materi pelajaran yaitu

mengenai susunan tanah, setelah kegiatan awal selesai disampaikan,

kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 fase pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together

yaitu:

Page 33: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

93

Fase: Penomoran

Pada fase penomoransiswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah

dirancang oleh guru secara acak, dan setiap siswa diberi kepala nomor

dalam setiap kelompok oleh guru.

Fase: Mengajukan Pertanyaan

Pada fase mengajukan pertanyaan, setiap kelompok diberi lembar

diskusi kelompok, kemudian siswa dalam kelompok diberi pertanyaan-

pertanyaan yang telah disediakan oleh guru dalam lembar diskusi

kelompok tentang materi susunan tanah.

Fase: Berfikir bersama

Pada fase berfikir bersama, siswa menyelesaikan tugas-tugas yang

telah disediakan oleh guru bersama teman satu kelompoknya, dan peneliti

bersama guru kelas mengamati jalannya kerjasama dalam kelompok,

selain itu guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam

kelompok

Fase: Menjawab pertanyaan

Pada fase menjawab pertanyaan,siswa secara aktif menuliskan

jawaban dipapan tulis sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok

berdasarkan kepala nomor kelompok sesuai yang dipanggil oleh guru.

Kemudian siswa bersama siswa lain dan guru memberikan skor atas

jawaban kelompok yang benar Siswa menjawab semua pertanyaan hingga

semua pertanyaan yang diajukan oleh guru terjawab semua, setelah itu

guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor terbanyak

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri

dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 34: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

94

c. Pertemuan III

Kegiatan awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan

melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi,

yaitu guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada

pertemuan I dan II.

Kegiatan inti pembelajaran siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan

dari guru berkaitan dengan materi yang sudah di bahas pada pertemuan 1

dan 2, Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya, siswa mengerjakan

soal evaluasi, setelah selesai mengerjakan soal evaluasi siswa mengisi

angket keaktifan yang diberikan guru.

Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama

siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses

berlangsung, dan memberi penekanan tentang konsep penting yang harus

dikuasai siswa.

Kegiatan pembelajaran siklus 1 pertemuan III berlangsung, peneliti

meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi

lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi tersebut

meliputi item untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran NHT. Pada

pertemuan ketiga ini semua item diisi oleh observer, karena secara

keseluruhan langkah-langkah pembelajaran Numbered Heads Together

telah diterapkan oleh guru.

4.5.3 Hasil Pengamatan Siklus II

a. Pertemuan I

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I adalah

sebagai berikut:

a. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together

dengan sangat baik.

Page 35: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

95

b. Semua kelompok sudah ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran

yang berlangsung.

c. Semua siswa siap ketika guru menunjuk nomor kepala ketika

mereka harus memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari

guru.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan I berlangsung, praktikan

meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi

lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut

meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/

pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap

aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan I

No. Indikator Skor

1. Penomoran(Numbering) 4

2. Mengajukan pertanyaan(Questioning) 4

3. Berfikir bersama(Heads Together) 4

4. Menjawab pertanyaan(Answering) 4

Jumlah 16

Rata-rata Hasil Observasi 4

Dari tabel 4.10 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK),

dapat dilihat bahwa model pembelajaran Numbered Heads Together yang

diterapkan guru. Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4 dan

mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I yang diterapkan berdasarkan

hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor

mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan indikator

yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan

pernyataan bahwa 75% indikator penerapan model pembelajaran

Page 36: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

96

Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II

pertemuan I penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together

sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami

peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus II pertemuan I telah mencapai batas minimal pencapaian

indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan

model pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil

obervasi penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah

dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator

kinerja yang ditentukan.

b. Pertemuan II

Pada siklus 2 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai

berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1

pertemuan II adalah sebagai berikut:

a. Siswa sangat antusias ketika guru akan menunjuk secara acak

nomor kepala mereka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan

yang diajukan oleh guru, karena kelompok yang berhasil

memberikan jawaban akan mendapatkan hadiah

b. Masing-masing kelompok berlomba untuk mendapatkan skor.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan II berlangsung, praktikan

meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi

lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut

meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/

pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap

aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.11.

Page 37: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

97

Tabel 4.11 Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan II

No. Indikator Skor

1. Penomoran(Numbering) 4

2. Mengajukan pertanyaan(Questioning) 4

3. Berfikir bersama(Heads Together) 4

4. Menjawab pertanyaan(Answering) 4

Jumlah 16

Rata-rata Hasil Observasi 4

Dari tabel 4.11 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas

IV), dapat dilihat bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads

Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat

dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan

dibandingkan pada siklus II pertemuan II. Dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor rata-rata 4. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada

Siklus II pertemuan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor

yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator

penerapan pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-

rata observasi pada siklus II peretemuan III penerapan pembelajaran

Numbered Heads Together sudah mencapai indikator yang ditentukan

penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam

penerapan pembelajaran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan

pembelajaran pada siklus II telah mencapai batas maksimal pencapaian

indikator yang ditentukan yaitu skor 4 dengan pernyataan 100% penerapan

pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran.

c. Pertemuan III

Pada siklus 2 pertemuan III ini hanya mengulas materi yang dipelajari

pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil pengamatan selama

pembelajaran siklus 2 pertemuan III adalah sebagai berikut:

Page 38: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

98

a. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah sangat baik,

karena siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran dengan

model pembelajaran Numbered Heads Together.

b. Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan tenang.

Pada saat pembelajaran siklus 2 pertemuan III berlangsung, praktikan

meminta bantuan Observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya

pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi

lembar pengamatan yang telah disediakan. Lembar pengamatan tersebut

meliputi item untuk mengamati aktivitas pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/

pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru kelas IV) terhadap

aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan model pembelajaran

Numbered Heads Together. Dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan III

No. Indikator Skor

1. Penomoran(Numbering) 4

2. Mengajukan pertanyaan(Questioning) 4

3. Berfikir bersama(Heads Together) 4

4. Menjawab pertanyaan(Answering) 4

Jumlah 16

Rata-rata Hasil Observasi 4

Dari tabel 4.12 hasil observasi yang dilakukan observer (guru kelas

IV), dapat dilihat bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads

Together yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat

dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan

dibandingkan pada siklus I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang

diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata

dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata

rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan

indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan

pernyataan bahwa 75% indikator penerapan pembelajaran Numbered

Heads Togehter telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh

Page 39: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

99

karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II

peretemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads Together sudah

mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan

dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan pembelajaran Numbered

Heads Together dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II telah

mencapai batas maksimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor

4 dengan pernyataan 100% penerapan pembelajaran Numbered Heads

Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian

berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan pembelajaran Numbered

Heads Together telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran

sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.

4.5.4 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus 2 ini berupa hasil angket

keaktifan belajar siswa dan hasil tes siswa.

4.5.4.1 Keaktifan Belajar

a. Deskripsi Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2

Pengukuran keaktifan belajar siswa mengikuti pelajaran

diklasifikasikan menjadi lima kategori mengikuti kategori jenjang pilihan.

Hasil pengukuran keaktifan belajar siswa selama mengikuti pelajaran

terhadap subyek penelitian berdasarkan klasifikasi skor dan kategori dapat

dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Siklus 2

Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak

berada dalam rentang 51-62, ini berarti bahwa tingkat keaktifan belajar

siswa pada siklus 2 dalam PBM berada pada kategori aktif. Hal ini berarti

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Aktif 63-75 5 21

2 Aktif 51-62 14 58

3 Cukup Aktif 39-50 5 21

4 Kurang Aktif 27-38 0 0

5 Tidak Aktif 15-26 0 0

Jumlah 24 100

Page 40: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

100

pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads Together

telah mampu meningkatkan minat belajar siswa.

Deskripsi Frekuensi Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 bila disajikan

dalam diagram batang, maka akan terlihat seperti Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Diagram Batang Keaktifan Belajar Siswa Siklus II

4.5.4.2 Hasil Belajar Siklus II

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together seperti yang sudah

dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru memberikan evaluasi pada

pertemuan ketiga. Berikut merupakan hasil belajar IPA siklus 2.

Tabel 4.14 Analisis dan Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siklus 2

Kategori Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)

Sangat Rendah 0 – 20 0 0

Rendah 21 – 40 0 0

Sedang 41 – 60 0 0

Tinggi 61 – 80 14 58

Sangat Tinggi 81 – 100 10 42

Jumlah 24 100

Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif siklus II dapat dilihat

pada Gambar 4.8 di bawah ini :

0

5

10

15

5

14

5

0 0Fre

ku

ensi

Kategori

Tingkat Keaktifan Belajar Siswa Siklus II

Page 41: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

101

Gambar 4.8 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Siklus II

Sedangkan ketuntasan hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel 4.15.

berikut:

Tabel 4.15 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Tes

Formatif Siklus II

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase

(%)

< 63 0 Tidak Tuntas 0

≥ 63 24 Tuntas 100

Jumlah 1978 100

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 69

Rata-rata 82,42

Dari hasil analisis tes formatif siklus 1, semua siswa dari 24 siswa

sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 63. Secara lebih

rinci, ketuntasan hasil tes formatif siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.9

berikut :

Gambar 4.9 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Tes Formatif Siklus 2

02468

101214

0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81- 100

Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 0 0

14

10

Fre

kue

nsi

Rentang Nilai

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Tuntas Tidak Tuntas

100.00%

Pe

rse

nta

se

Ketuntasan

Page 42: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

102

4.5.5 Hasil Belajar Peserta Didik Aspek Kognitif

Hasil belajar siswa pada aspek kognitif di dalam siklus 2 dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together

mengalami peningkatan dibandingkan sebelum tindakan/ pra siklus dan

siklus 1, khususnya pada materi “ Proses Pembentukan Tanah Karena

Pelapukan Batuan dan Susunan Tanah”. Hasil perolehan nilai pra siklus

yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=63) sebanyak 8 siswa

atau 33,33% siswa, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar

sebanyak 16 siswa atau 66,67%, dengan nilai rata-rata 63,63 dan nilai

tertinggi 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Hasil perolehan nilai

siklus 1 yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 22 siswa atau

91,67%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 2

siswa atau 8,33%, dengan nilai rata-rata 78,96 dan nilai tertinggi 100

sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Sedangkan hasil perolehan nilai

pada siklus 2 yang mencapai kriteria ketuntasan belajar sebanyak 24 siswa

atau 100%, dengan nilai rata-rata 82,42 dan nilai tertinggi 100 sedangkan

nilai terendahnya adalah 69.

Dengan demikian dalam pembelajaran Numbered Heads Together

hasil nilai belajar siswa dalam aspek kognitif meningkat dibandingkan

hasil nilai belajar sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil belajar pada

siklus I.

4.5.6 Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif

Hasil belajar siswa pada aspek afektif pada siklus II ini terdiri dari III

pertemuan, jika dilihat dari masing-masing pertemuan, dari pertemuan I, II

dan III adanya peningkatan dari aspek afektif siswa dalam pembelajaran

dan pada setiap pertemuan aspek afektif siswa yang mengalami

peningkatan pada pertemuan berikutnya dibandingkan sebelum

dilaksanakan tindakan dan siklus I. Aspek afektif siswa yaitu keaktifan

siswa meningkat dari kategori kurang aktif sebelum dilaksanakan

tindakan, meningkat ke kategori cukup aktif setelah dilaksanakan siklus I,

dan kategori aktif setelah dilaksanakan siklus II.Hasil belajar siswa aspek

afektif dalam siklus II ini sudah mulai terbentuk misalnya keberanian

Page 43: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

103

peserta didik dalam bertanya, berpendapat dalam kelompok. Pada saat

guru memberikan pertanyaan siswa aktif dalam menjawab pertanyaan

yang diajukan guru, dan saat guru meminta siswa untuk belajar secara

berkelompok siswa belajar dengan kompak dan bekerjasama dengan

anggota kelompok masing-masing, dan aktif dalam berdiskusi. Siswa juga

sudah mulai berani untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan

kelas, meskipun pada pertemuan pertama siswa masih terlihat malu dan

kaku saat presentasi. Dan secara kesuluruhan proses pembelajaran sudah

baik dan suasana pembelajaran juga menyenangkan sehingga dalam

mengikuti proses pembelajaran siswa tidak tertekan.

4.5.7 Efektifitas Belajar Peserta Didik

Efektifitas belajar pada siswa terhadap seluruh kegiatan pembelajaran

pada siklus II, dari kegiatan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Numbered Heads Together yang terdiri dari 4 tahapan yaitu

fase penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama dan menjawab

pertanyaan. Siswa berantusias, termotivasi sehingga aktif dalam setiap

tahapan kegiatan pembelajaran berdasarkan foto dokumen yang diambil

penulis pada saat penelitian (terlampir). Selain itu siswa juga mengerjakan

evaluasi dengan baik berdasarkan hasil evaluasi siswa siklus II (terlampir).

Dengan demikian proses pembelajaran berjalan dengan efektif karena

aspek kognitif dan afektif siswa berjalan searah.

4.5.8 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang

terdiri dari 3 pertemuan sebagai pemantapan dari siklus II maka

selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses

pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

dilaksanakan pada pertemuan siklus II dan hasil nilai siswa pada

pertemuan I siklus III. Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan

dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran

indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan pada siklus II. Hasil

analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada siklus II

Page 44: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

104

mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan hasil

analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus II disetiap

pertemuan maka diperoleh antara lain sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) pada hasil penilaian

observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor 3 dan

4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I yang diterapkan

berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata

skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I. Berdasarkan

indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan

pernyataan bahwa 75% indikator penerapan model pembelajaran

Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II

pertemuan I penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together

sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami

peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan model

pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus II pertemuan I telah mencapai batas minimal pencapaian

indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan

model pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil

obervasi penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together telah

dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator

kinerja yang ditentukan.

Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 2 pertemuan I adalah

sebagai berikut:

1. Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together

dengan sangat baik.

Page 45: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

105

2. Semua kelompok sudah ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran

yang berlangsung.

3. Semua siswa siap ketika guru menunjuk nomor kepala ketika

mereka harus memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dari

guru.

b. Pertemuan II

Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) dapat dilihat pada hasil

penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan

II. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor

mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus II pertemuan II.

Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan

minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan

pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi

pada siklus II peretemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads

Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan

mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan

pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus II telah mencapai batas maksimal pencapaian indikator yang

ditentukan yaitu skor 4 dengan pernyataan 100% penerapan pembelajaran

Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Pada siklus 2 pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah mulai

berjalan dengan baik. Hasil pengamatan selama pembelajaran siklus 1

pertemuan II adalah sebagai berikut:

1. Siswa sangat antusias ketika guru akan menunjuk secara acak

nomor kepala mereka untuk memberikan jawaban atas pertanyaan

yang diajukan oleh guru, karena kelompok yang berhasil

memberikan jawaban akan mendapatkan hadiah

2. Masing-masing kelompok berlomba untuk mendapatkan skor.

Page 46: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

106

c. Pertemuan III

Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) dapat dilihat pada hasil

penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan

II. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan

hasil observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata 4. Rata rata skor

mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus II pertemuan II.

Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan

minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan

pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi

pada siklus II peretemuan III penerapan pembelajaran Numbered Heads

Together sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dan

mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam penerapan

pembelajaran Numbered Heads Together dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus II telah mencapai batas maksimal pencapaian indikator yang

ditentukan yaitu skor 4 dengan pernyataan 100% penerapan pembelajaran

Numbered Heads Together telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Pada siklus 2 pertemuan III ini hanya mengulas materi yang dipelajari

pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Hasil pengamatan selama

pembelajaran siklus 2 pertemuan III adalah sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran sudah sangat baik,

karena siswa sudah terbiasa dengan kegiatan pembelajaran dengan

model pembelajaran Numbered Heads Together.

2. Siswa mengerjakan lembar evaluasi dengan tenang.

Setelah selesai pembelajaran pada pada siklus II maka dilaksanakan

evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan

nilai 63 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 24

siswa dalam belajarnya sebanyak 24 siswa tuntas dengan mendapat nilai

diatas 63 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 82,42. Dengan demikian

Page 47: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

107

penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together yang dilakukan

pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian

KKM pada hasil belajar siswa, peneliti memberikan patokan 100% dari

jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai

nilai ≥63 berdasarkan hasil hasil evaluasi siswa dan 100% dari jumlah

keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh

nilai ≥63 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa,

indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang

telah ditentukan, yaitu 100% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai

≥63 dengan maksimal 100 dan minimal 69. Dengan demikian berdasarkan

hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah mencapai indikator kinerja

dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan hasil

refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai

berikut:

a. Hambatan

Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam

setiap kegiatan.

b. Penyelesaian

Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal

dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa, serta lebih memperhatikan

waktu dalam kegiatan belajar-mengajar agar alokasi waktu bisa sesuai

dengan perencanaan.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif Numbered Heads Together. Hal-hal yang dapat dilihat

peningkatannya yaitu pada aspek hasil belajar afektif (keaktifan belajar)

dan hasil belajar kognitif (nilai tes).

Page 48: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

108

4.6.1 Keaktifan Belajar

Dalam proses pembelajaran antusias dan ketertarikan siswa yang

cukup baik yang menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.16. di bawah ini:

Tabel 4.16 Rekapitulasi Keaktifan Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 & 2

No Kategori Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Sangat Aktif 0 0 5 20,83 5 21

2 Aktif 6 25 8 33,33 14 58

3 Cukup Aktif 8 33,33 11 45,83 5 21

4 Kurang Aktif 10 41,67 0 0 0 0

5 Tidak Aktif 0 0 0 0 0 0

Jumlah 4 100 24 100 24 100

Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak

pada kondisi awal berada pada kategori kurang aktif. Pada siklus 1

diketahui frekuensi terbanyak berada pada kategori cukup aktif, dan pada

siklus 2 frekuensi terbanyak berada pada kategori aktif. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar afektif siswa

(keaktifan belajar).

Secara lebih rinci, rekapitulasi peningkatan keaktifan belajar pada

kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.10 di

bawah ini:

Gambar 4.10 Diagram Batang Perbandingan Keaktifan Siswa Hasil Belajar

02468

101214

0

68

10

0

5

8

11

0 0

5

14

5

0 0Fre

kue

nsi

Kategori

Kondisi Awal

Siklus 1

Siklus 2

Page 49: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

109

Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian kondisi awal, post tes

dari siklus I dan siklus II selalu mengalami kenaikan yang cukup

signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4.17 Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1 dan

Siklus 2

No. Kriteria Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1. Tuntas 8 33,33 22 91,67 24 100

2. Tidak Tuntas 16 66,67 2 8,33 0 0

Jumlah 4 100 4 100 24 100

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.17 dapat

dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas. Terbukti untuk

klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 8 siswa .

Sedangkan setelah siklus 1 jumlah siswa yang tuntas ada 22 siswa dan

setelah siklus 2 jumlah siswa yang tuntas ada 24 siswa. Ini membuktikan

bahwa pembelajaran dengan model kooperatif Numbered Heads Together

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas,

sebelum diadakan tindakan terdapat 8 siswa yang belum tuntas. Sedangkan

setelah siklus 1 jumlah siswa yang tidak tuntas ada 2 siswa dan setelah

siklus 2 dari 24 siswa tidak ada yang mendapat nilai di bawah KKM.

Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil peningkatan tes formatif pada

kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan

4.12 di bawah ini:

Gambar 4.11 Diagram Batang Distribusi Perbandingan Hasil Belajar Siswa

0

5

10

15

20

25

Kondisi Awal

Siklus 1 Siklus 2

8

2224

16

20

Fre

kue

nsi

Pembelajaran

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 50: 4.1 Lokasi Daerah Penelitian - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/846/14/T1_292008090_BAB IV.pdf · Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul berada di Wilayah Kelurahan

110

Gambar 4.12 Diagram Batang Distribusi Perbandingan Hasil Belajar Siswa

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

33.33%

91.67%100%

66.67%

8.33%0%

Fre

kue

nsi

Pembelajaran

Tuntas

Tidak Tuntas