BAB IV DESKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN …eprints.walisongo.ac.id/7499/5/115112025_Bab4.pdf ·...

52
96 BAB IV DESKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM BUKU TEKS PAI DAN BUDI PEKERTI SMA TERBITAN KEMENDIKBUD TAHUN 2014 A. Nilai Demokrasi, kesetaraan dan keadilan Awal bab sebelas dengan materi pokok “Toleransi sebagai Alat Pemersatu Bangsa” memuat gambar di bawah ini: Gambar 4. 1, tiga siswi sedang berkumpul. Mereka masih membahas pelajaran mereka. Satu siswi sedang menjelaskan sesuatu, sedang dua siswi mendengarkan penjelasan. Semua siswi berkesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Bukan, satu pendapat dipaksakan kepada semua siswi. Hakikat gambar 4. 1 bermusyawarah untuk membahas pelajaran. nilai musyawarah dalam buku teks PAI dan Budi Pekerti SMA terbitan Kemendikbud tahun 2014 tidak hanya dilakukan oleh peserta didik, namun oleh orang dewasa. Hal ini terlihat di bawah ini: Gambar 4. 1 siswi sedang berdiskusi saling menghargai (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 185)

Transcript of BAB IV DESKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN …eprints.walisongo.ac.id/7499/5/115112025_Bab4.pdf ·...

96

BAB IV

DESKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

DALAM BUKU TEKS PAI DAN BUDI PEKERTI SMA

TERBITAN KEMENDIKBUD TAHUN 2014

A. Nilai Demokrasi, kesetaraan dan keadilan

Awal bab sebelas dengan materi pokok “Toleransi sebagai Alat

Pemersatu Bangsa” memuat gambar di bawah ini:

Gambar 4. 1, tiga siswi sedang berkumpul. Mereka masih membahas

pelajaran mereka. Satu siswi sedang menjelaskan sesuatu, sedang dua siswi

mendengarkan penjelasan. Semua siswi berkesempatan untuk menyampaikan

pendapatnya. Bukan, satu pendapat dipaksakan kepada semua siswi. Hakikat

gambar 4. 1 bermusyawarah untuk membahas pelajaran. nilai musyawarah

dalam buku teks PAI dan Budi Pekerti SMA terbitan Kemendikbud tahun

2014 tidak hanya dilakukan oleh peserta didik, namun oleh orang dewasa.

Hal ini terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 1 siswi sedang berdiskusi saling menghargai

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

185)

97

Gambar 4. 2, beberapa orang sedang berkumpul, yang terbagi tiga

kelompok orang dewasa dan satu kelompok pelajar. Tiga kelompok sedang

membahas persoalan yang ada di masyarakat. Satu orang dari tiga kelompok

sedang memberikan pendapatnya, sedangkan yang lainnya mendengarkanya.

Setiap orang dapat memberikan pendapatnya. Bukan, pendapat satu orang

dipaksakan untuk dilaksanakan. Dan kelompok pelajar, satu dari pelajar

memberikan pendapat yang berkaitan dengan pembahasan. Pelajar yang lain

mendengarkan pendapatnya, untuk dipahami. Semua pelajar bisa

berpendapat. Bukan pendapat satu pelajar harus laksanakan. Hakikatnya

empat kelompok sedang bermusyawarah untuk membahas persoalan-

persoalan. Tapi musyawarah berguna untuk menjadi media dakwah. Hal ini

terlihat di bawah ini:

Dakwah dilakukan dengan mujādalaah, yaitu diskusi atau tukar

pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai

pendapat (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 63).

Setiap peserta musyawarah berhak memberikan pendapat dengan

sopan. Meskipun, banyak pendapat yang berbeda-beda. Perbedaan pendapat

bukan membuat berhentinya musyawarah. Musyawarah tetap berjalan dan

pada akhirnya akan menemukan titik kesepakatan. Tujuan musyawarah

Gambar 4. 2 kelompok orang sedang berdiskusi

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

96)

98

adalah menemukan titik temu dari berbagai pendapat. Ini terlihat di bawah

ini:

Salah satu Etika dalam menyampaikan tablīgh adalah mengutamakan

musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 61).

Musyawarah digunakan untuk membahas berbagai persoalan. Semua

peserta musyawarah akan memberikan solusi atas persoalan yang dibahas.

Dengan berbagai macam solusi harus dirangkum untuk dijadikan kesepakatan

bersama. Hasil kesepakatan harus bermanfaat bagi bersama. Hakikatnya

musyawarah membuat kesepakatan bersama dan untuk dilaksanakan bersama.

Dalam sub bab “memperkaya Khazanah Peserta Didik” pembahasan

“Kewajiban Menuntut Ilmu” memuat nilai multikultural berupa kesetaraan,

yaitu:

Kewajiban menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan menandakan

bahwa agama Islam tidak membeda-bedakan hak dan kewajiban

manusia karena jenis kelaminya. Walau memang ada beberapa

kewajiban yang diperintahkan Allah dan rasul-nya yang membedakan

laki-laki dengan perempuan. Akan tetapi, dalam menuntut ilmu semua

memiliki kewajiban dan hak yang sama antara laki-laki dengan

perempuan (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X: 168).

Laki-laki dan perempuan mempunyai setara dalam mencari ilmu.

Tidak ada diskriminasi jenis kelamin dalam hal mencari. Hakikatnya laki-laki

dan perempuan setara dalam mencari ilmu.

Perlakuan sama terhadap orang satu dengan yang lainnya terlihat

dalam sub judul pokok “strategi dakwah Nabi SAW. di Madinah” dalam

pembahasan “meletakkan dasar-dasar Kehidupan bermasyarakat”. Memuat

tiga point, akan tetapi dua point yang memuat nilai multikultural, yaitu:

Menjalin persobatan dengan pihak-pihak lain yang non-muslim. untuk

menjaga stabilitas di Madinah, Nabi menjalin persahabatan dengan

99

orang-orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek

moyangnya. Sebuah piagam pun dibuat yang kemudian dikenal

dengan Piagam Madinah. Dalam piagam itu ditegaskan persamaan

hak ….. Setiap orang dijamin keamanannya dan diberikan kebebasan

dalam hak-hak politik … … . …. . …. (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X, 2014: 155).

Perlakuan sama terhadap orang lain karena kemampuan, tugas dan

fungsi yang sama terdapat dalam sub judul “membangun masyarakat yang

berlandaskan ajaran Islam” dalam pembahasan “prinsip-prinsip

kemanusiaan”. Nabi Muhammad saw. melakukan haji wada‟ (haji terakhir)

dan beliau berkhotbah dengan menunggang unta di lembah Uranah pada

tahun ke-10 H (631 M), isinya khotbah, yaitu:

Setelah berucap syukur dan puji kepda Allah swt., Nabi Muhammad

saw. menyampaikan pidatonya. Khotbah Nabi Muhammad berisi: ….

… larangan mengambil harta orang lain dengan batil karena …. harta

benda adalah suci; …. … …. ; …. … …. ; …. ; …. ; … … persamaan

di antara manusia harus ditegakkan; …. , …. ; … …. (Buku Teks PAI

SMA kelas X, 2014: 154).

Bab satu materi pokok “Aku selalu dekat dengan Allah Swt”., sub

materi “memperkaya khazanah peserta didik” pembahasan “memahami

makna al-Asmā‟u al-Husnā: al-Karīm, al-Mu‟mīn, al-wakīl, al-Matīn, al-

Jāmi‟, al-„Adl dan al-Ākhir, membahas tentang “al-Asmā‟u al-Husnā Al-

„Adl”, tepatnya pada pembahasan tentang Al-„Adl. Hal ini terlihat di bawah

ini:

Al-„Adl berasal dari kata „adala yang berarti lurus dan sama. Orang

yang adil adalah orang yang berjalan lurus dan sikapnya selalu

menggunakan ukuran yang sama, bukan ukuran ganda. Persamaan

inilah yang menunjukkan orang yang adil tidak berpihak kepada salah

seorang yang berselisih. Adil juga dimaknai sebagai penempatan

sesuatu pada tempat yang semestinya (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X: 11).

100

Pembahasan al-Asmā‟u al-Husnā Al-„Adl memuat gambar

Timbangan. Gambar timbangan tersebut di bawah ini:

Antara Timbangan dan Al-„Adl mempunyai kesamaan yang intinya

keseimbangan atau berada ditengah. Timbangan akan selalu seimbangan antar

kedua sisi. Timbangan hakikatnya menyeimbangkan antar kedua sisi. Jika

barang yang ditimbang masih berat sebelah maka hasil dari timbangan itu

belum berhasil. Begitu pula dengan keadilan, keadilan adalah berada

ditengah, tidak berat kepada ke salah satu sisi. Orang yang adil berada

ditengah-tengah dari berbagai perselisihan.

Menurut Badri Yatim sebagaimana tersaji dalam buku teks Buku Teks

PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X (2014: 154), yaitu:

Badri Yatim, dalam bukunya sejarah Peradaban Islam, Dirasah

Islamiyah II, menyimpulkan isi khutbahNabi tersebut dengan

menyatakan bahwa khotbah Nabi saw. berisi prinsip-prinsip …, …,

keadilan sosial, keadilan ekonomi, … … … .

Nilai multikultural yang terkandung dalam Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X dalam bab sepuluh pada materi pokok substansi dakwah

Nabi Muhammad saw di Madinah dengan sub materi “membangun

masyarakat yang berlandaskan ajaran Islam” dalam pembahasan “prinsip-

prinsip kemanusiaan”, yaitu: nilai keadilan. Nilai keadilan yang termuat

Gambar 4. 3 Timbangan

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X, 2014: 12)

101

bukan nilai keadilan secara umum, akan tetapi nilai keadilan sosial dan

ekonomi.

Saksi harus bersikap adil dalam bersaksi. Saksi harus bersikap adil

terdapat dalam Surah al-Maidah (5): 8, di bawah ini:

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak

keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan

janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk

berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena (adil) itu lebih dekat

kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha

teliti terhadap apa yang kamu kerjakan (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X, 2014: 37).

Surah al-Maidah ayat 8 di atas diberi penjelasan yang terletak di

bawahnya, menganjurkan umat Muslim untuk melakukan semua tugasnya

dengan sungguh-sungguh dan karena Allah swt. melakukan tugas dengan

sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang baik juga. Dalam hal

persaksian, umat muslim harus adil tanpa melihat orang tersebut. Surah al-

Maidah ayat 8 dan surah an-Nisā ayat 153 memiliki kesamaan dan perbedaan

isi. Persamaannya manusia yang menjadi saksi harus adil dan berkata apa

yang dia ketahui. Sedangkan perbedaannya Surah al-Maidah ayat 8

menjelaskan ketika manusia menjadi saksi sedang geram kepada manusia

lain, tetap memberikan saksi yang adil, meskipun menjadi kesaksian terhadap

musuhnya. Dan surah an-Nisā ayat 153, harus adil dan jujur ketika bersaksi

untuk pribadi atau pun keluarga sendiri (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X, 2014: 37).

102

Surah an-Nisā ayat 153 tidak mengandung nilai keadilan, yang

mengandung nilai keadilan adalah surah an-Nisā ayat 153. Buku teks PAI dan

Budi Pekerti SMA kelas X terbitan tahun 2014 seharusnya menyajikan surah

an-Nisā ayat 135 bukan surah an-Nisā ayat 153. Surah al-Maidah ayat 8

selaras dengan Surah an-Nisā ayat 135. Adapun surah an-Nisā ayat 135 dan

153 terlihat di bawah ini:

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penegak-penegak

keadilan, menjadi saksi-saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu

sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin,

maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu

mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang. Dan jika kamu

memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling, maka sesungguhnya

Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”

(Shihab Vol II, 2006: 615).

“ahl al-kitâb meminta kepadamu agar engkau menurunkan kepada

mereka sebuah kitab dari langi. Maka sesungguhnya mereka telah

meminta kepada Musâ yang lebih besar dari itu. Mereka berkata

“perlihatkan Allah kepada kami dengan nyata.” Maka mereka

103

disambar petir karena kezaliman mereka, lalu mereka menyembah

anak Sapi sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu

Kami maafkan dari yang demikian. Dan telah kami berikan kepada

Musâ (Shihab Vol II, 2006: 642).

Ayat di atas anjuran untuk melaksanakan keadilan. Orang yang

menjadi saksi harus bersikap adil. Saksi harus mengatakan yang diketahui,

meskipun menyakitkan bagi dirinya maupun orang lain.

Menurut Ibnu Kasir sebagaimana tersaji dalam buku teks PAI dan

Budi Pekerti SMA kelas X (2014: 37-38), supaya umat manusia yang

beriman menjalankan keadilan karena Allah swt., melaksanakan keadilan

kepada sahabat maupun manusia yang menjadi lawannya. Manusia yang

melaksanakan keadilan akan mendapatkan tingkatan takwa.

Surah al-Maidah ayat 8 berisikan tentang kewajiban saksi untuk

bersikap keadilan. Saksi harus bersikap adil juga terdapat dalam hadist.

Hadist di bawah ini disajikan dalam buku teks PAI dan Budi pekerti kelas X,

yaitu:

Terkait dengan menjadi saksi dengan adil, ditegaskan dari Nu‟man bin

Basyir, “Ayahku pernah memberiku sesuatu hadiah. Lalu ibuku,

„Amrah binti Rawahah, berkata, aku tidak rela sehingga engkau

mempersaksikan hadiah itu kepada Rasulullah saw. kemudian, ayahku

mendatangi beliau dan meminta beliau menjadi saksi atas hadiah itu.

Maka Rasulullah saw. pun bersabda:

Artinya: “apakah setiap anakmu engkau beri hadiah seperti itu juga?

Tidak, jawabnya. Maka beliau pun bersabda, bertakwalah kepada

Allah swt., dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian! Lebih

lanjut beliau bersabda, sesungguhnya, aku tidak mau bersaksi atas

suatu ketidakadilan. Kemudian ayahku pulang dan menarik kembali

pemberian tersebut” (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X,

2014: 38).

104

Nabi Muhammad saw. menjadi saksi orang tua yang memberikan

hadiah kepada anaknya. Nabi tidak setuju atas pemberian orang tua kepada

anaknya yang tidak adil. Nabi telah bersikap adil dengan tidak setuju menjadi

saksi atas pemberian orang tua kepada anaknya yang tidak adil. Orang tua

tersebut masih condong ke salah satu anak. Kecondongan tersebut Nabi tidak

menyetujui menjadi saksi.

Keadilan menurut Nurcholish Madjid (2000: 513), orang yang adil

mampu berada di tengah, tidak condong, orang yang memiliki kesadaran

tentang permasalahan yang akan diselesaikan berada dalam tempat yang

komplek, hasil dari penyelesaian permasalahan itu tepat dan benar.

Sedangkan keadilan menurut Agnes Windati (2005: 7), keadilan secara umum

adalah semua orang mendapatkan haknya dan semua orang mendapatkan

sama dari bagian aset yang dimiliki bersama.

Dalam bab ketiga, materi pokok “Mempertahankan kejujuran sebagai

cermin kepribadian”, sub materi “mengkritisi sekitar kita”. Menyajikan

gambar gedung KPK dan kaos yang bertuliskan berani jujur hebat. Gambar

tersebut di bawah ini:

Gambar 4. 4 Gedung KPK

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 33)

105

Di dalam Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X (2014: 33),

disamping kiri gambar diatas terdapat wacana, sebagai berikut: disamping kiri

gambar diatas terdapat wacana, Setiap manusia berusaha untuk mencukupi

kebutuhan-kebutuhan untuk hidup. Setiap manusia mempunyai cara yang

berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan, dengan melanggar aturan dan

mengikuti aturan. Manusia yang melanggar aturan bisa dikatakan

mengabaikan nilai-nilai kejujuran. Kejujuran adalah slogan yang sering

diucapkan orang-orang yang menentang korupsi. Orang-orang yang

menentang korupsi selalu mendukung KPK dalam memberantas koruptor.

Para pejabat yang koruptor sudah banyak yang tertangkap oleh KPK.

Gambar dan wacana memiliki kesamaan untuk berperilaku jujur dan

tidak korupsi. Orang yang berperilaku jujur dan tidak korupsi berarti tidak

mendiskriminasi orang lain. Orang yang jujur berkata sesuai dengan yang

diketahuinya. Sedangkan orang yang adil menempatkan sesuatu pada

tempatnya. Jujur dan adil mempunyai substansi sama yaitu kesesuaian.

Bab kedua dengan tema “Hidup Nyaman dengan Perilaku Jujur”

memuat gambar di bawah ini:

Gambar 4. 5 Kaos yang Bertuliskan Berani Jujur Hebat!

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 33)

106

Gambar 4. 6 terlektak dibawah materi pokok maksudnya sebelum sub

materi atau pembahasan. Gambar diatas mengandung nilai keadilan. Karena

ketidak kejujur dan korupsi mendikriminasi orang lain.

Menurut al-Muthahharî (1981: 66) sebagaimana dikutip oleh

Nurcholish Madjid (2000: 510) keadilan adalah persamaan dan tidak

diskriminasi. Maksud dari persamaan adalah orang-orang yang mempunyai

hak sama sebab kemampuan, tugas dan fungsi yang sama, maka diperlakukan

sama.

B. Nilai Kemanusiaan, kebersamaan dan kedamaian

Kemanusiaan sesuai dengan konsep hablum min al-nasā. Manusia

berada didua kedudukan. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling

baik dibandingkan dengan makhluk yang lain yang berada di muka bumi.

Manusia wajib patuh terhadap hukum Allah (Aly, 2011 :114-115).

….Al-Qur‟an menuntun bagaimana seharusnya manusia berakhlak

atau berperilaku, baik akhlak kepada Allah SWT, kepada sesama

manusia, dan akhlak terhadap makhluk Allah SWT yang lain.

Pendeknya, akhlak adalah tuntunan dalam hubungan antara manusia

dengan Alla SWT-hubungan manusia dengan manusia-dan hubungan

manusia dengan alam semesta. Hukum ini tercermin dalam konsep

perbuatan manusia yang terlihat, mulai dari gerakan mulut (ucapan), tangan, dan kaki (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X,

2014: 49).

Gambar 4. 6 Slogan KPK “Berani Jujur Hebat!

Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 19)

107

Manusia berhubungan dengan Allah SWT. manusia berhubungan

dengan sesama manusia. Manusia berhubungan dengan alam. Kemanusiaan

adalah manusia berhubungan dengan manusia. Manusia mampu

memanusiakan manusia lain. Perkataan, tangan dan kaki manusia digunakan

untuk memanusiakan manusia lain. Hakikatnya, perkataan, tangan dan kaki

bisa digunakan tidak melanggar manusia lain, karena itu cermin bagaimana

manusia satu memanusiakan manusia lain. Hubungan manusia dengan

manusia terdat dalam al-Qur‟an ini terlihat di bawah ini:

Salah satu isi pokok al-Qur‟an adalah hubungan manusia dengan

sesama manusia (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 12).

Al-Qur‟an mengatur hubungan manusia dengan manusia. bukan hanya

mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT.

Materi pokok “Membangun Bangsa melalui Perilaku Taat, Kompetisi

dalam Kebaikan Dan Etos Kerja, Sub bab “Memperkaya Khazanah” dalam

pembahasan “pentingnya taat pada aturan” memuat gambar yang

mengandung nilai kebersamaan. Gambar tersebut di bawah ini:

Gambar 4. 7, beberapa orang sedang melaksanakan shalat dengan

berjamaah. Shalat berjamaah di dalamnya mengandung kebersamaan. Shalat

berjama‟ah hakikatnya menyembah Allah swt. dengan bersama-sama.

Beberapa orang di atas mempunyai tujuan yang sama yaitu menyembah Allah

Gambar 4. 7 beberapa orang sedang melaksanakan

shalat jama‟ah

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 92)

108

swt. Setelah berjamaah melakukan dzikir dengan bersama-sama, ini terlihat

pada gambar di bawah ini:

Gambar diatas, terlihat siswa duduk bersama-sama karena selesai

shalat berjamaah. Siswa tersebut bersama-sama duduk berdampingan tanpa

melihat latar belakang suku, budaya dan etnis. Gambar 4. 8 murid-murid

mempunyai kesatuan tujuan. Hakikat kebersamaan dalam gambar diatas

adalah kesatuan tujuan untuk beribadah dengan duduk bersama-sama tanpa

membedakan latar belakang.

Kebersamaan dengan alasan persamaan tujuan untuk diselesaikan.

Banyak tugas di lingkungan masyarakat yang diselesaikan dengan

kebersamaan. Dengan kebersamaan tugas akan ringan untuk diselesaikan. Ini

terlihat pada gambar 4. 9 di bawah ini:

Di bawah gambar 4. 9 ada “tulisannya orang sedang kerja bakti

memperbaiki jalan yang rusak”. Gambar 4. 9, Orang melakukan kerja bakti,

tujuanya untuk kebaikan bersama. Gambar 4. 9 mempunyai tugas untuk

Gambar 4. 9 tiga orang sedang kerja bakti

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas

XI, 2014: 86)

Gambar 4. 8 Siswa setelah Shalat Berjama‟ah

Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X,

2014: 2)

109

memperbaiki jalan yang rusak. Jalan merupakan ruang publik, siapa pun bisa

menggunakannya tanpa memandang latar belakang yang berbeda-beda.

Gambar 4. 9 menunjukkan bahwa menyelesaikan tugas dengan bersama-sama

akan lebih ringan. Inti kebersamaan dari gambar 4. 9 adalah kesatuan tujuan.

Nilai kebersamaan tidak hanya dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas

yang ada ruang publik. Akan tetapi, Nilai kebersamaan dibutuhkan dalam

menyelesaikan tugas yang terdapat di lingkungan kerja. Nilai kebersamaan

yang dibutuhkan di lingkungan kerja terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar di atas terdapat tulisan “gambar 6.11 kiri: orang bekerja

sendiri. Kanan: berkolaborasi dalam bekerja” yang berada di bawahnya.

Gambar 4. 10 terdapat dua gambar yaitu gambar orang yang menyelesaikan

tugas secara sendiri dan bersama-sama. Dari gambar di atas, Orang yang

mengerjakan tugas dengan sendiri akan lebih berat. Akan tetapi

menyelesaikan tugas dengan bersama-sama akan lebih ringan. Begitu juga

gambar di bawah ini, mengerjakan tugas dengan bersama-sama, yaitu:

Gambar 4. 10 seorang berkerja sendiri dan tiga orang

berkerja sama

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

97)

110

Gambar 4. 11, dua orang bekerja secara bersamaan. Dengan

bekerjasama akan mudah atau cepat selesai tugas mereka. Gambar 4. 11

bekerja sama untuk menyelesaikan tugas mereka. Hakikatnya, gambar 4. 11

mempunyai kesatuan sikap dan perasaan untuk menyelesaikan tugas.

Kebersamaan tidak hanya terdapat dalam menyelesaikan tugas.

Kebersamaan juga terdapat dalam pergaulan. Kebersamaan dalam pergaulan

berati kebersamaan tanpa membedakan latar belakang budaya, agama, suku,

ras, etnik dan strata sosial. Kebersamaan dalam pergaulan terlihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 4. 12, lima orang bergandengan tangan lari menuju laut.

Lima orang di gambar 4. 12 bergaul tanpa memandan latar belakang. Lima

orang di gambar 4. 12 mempunyai kesatuan perasaan yang menjadi inti

mereka bersama-sama.

Gambar 4. 12 lima orang anak muda berlarian di pantai

untuk menuju laut

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 95

dan 96)

Gambar 4. 11 dua orang berkerja sama

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 152)

111

Nilai kebersamaan bukan hanya dalam bentuk menyelesaikan tugas

dan pergaulan dengan orang lain. namun nilai kebersamaan terdapat pada

sebuah barang. Dalam hal ini terlihat di bawah ini:

Syirkah secara bahasa adalah menggabungkan dua atau lebih bagian,

sehingan semuanya sama. Sedangkan menurut istilah dua bagian membentuk

suatu usaha yang untuk memdapatkan keuntungan (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas XI, 2014: 151). Beberapa orang menyatukan barang yang

dimilikinya dengan tujuan yang sama. Barang yang sudah menjadi satu

menjadi inti kesatuan perasaan dan sikap. Orang yang menyatukan barang

mempunyai kesatuan sikap dan perasaan. Nilai kebersamaan bukan hanya

terdapat sebuah barang. Namun, nilai kebersamaan terdapat dalam sebuah

jasa, hal ini seperti di bawah ini:

Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai makhluk sosial, manusia

tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya manusia lain. Jadi manusia harus

berhubungan dengan manusia lain. Agar manusia bisa hidup perlu saling

membantu satu dengan yang lainnya. Seperti dengan cara jual-beli, sewa-

menyewa, pinjam-meminjam atau utang-piutang (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas XI, 2014: 142). Hubungan manusia satu dengan yang

lainnya, dengan tujuan sama saling menguntungkan berarti mempunyai

kesatuan sikap dan perasaan. Dalam hubungan yang adanya kesatuan sikap

dan perasaan, seperti dalam jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam atau

utang-piutang. Hubungan dalam jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam

atau utang-piutang adalah hubungan saling menguntungkan bukan hubungan

yang berupa kerelaan. Hakikat hubungan dalam jual-beli, sewa-menyewa,

112

pinjam-meminjam atau utang-piutang adalah kesatuan perasaan dan sikap. Di

bawah ini hubungan yang saling menguntungkan, yaitu:

Jual-beli adalah kesepakatan tukar-menukar benda untuk memiliki

benda tersebut selamanya (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 145). Utang piutang adalah memberikan harta untuk orang lain, dimana

harta benda benda itu harus dikembalikan pada yang akan datang (Buku Teks

PAI dan Budi Pekerti kelas XI, 2014: 148). Sewa-menyewa adalah balasan

yang didapat dari seseorang karena jasanya yang diberikannya (Buku Teks

PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 149). Bank adalah menolong

orang atau masyarakat yang membutuhkan bantu. Seseorang atau masyarakat

bisa menyimpang atau meminjam dalam bentuk uang atau barang. Akan

tetapi masyakat harus membayar bunga sebagai imbalanya (Buku Teks PAI

dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 155). Pengertian-pengertian tersebut

hakikatnya kesatuan sikap untuk berhubungan. Kesatuan sikap yang saling

menguntukkan satu dengan yang lain. pengertian-pengertian tersebut

mengandung nilai kebersamaan. Nilai kebersamaan tidak hanya terdapat

dalam jual-beli, utang piutang dan sewa-menyewa. Nilai kebersamaan juga

terdapat dalam asuransi syarī‟ah. Hal ini terlihat di bawah ini:

…. …. bahwa musibah ataupun risiko kerugian akibat musibah wajib

ditanggung bersama. Bukan setiap individu menanggungnya sendiri-

sendiri dan tidak pula dialihkan ke pihak lain. Prinsip menanggung

musibah secara bersama-sama inilah yang sesungguhnya esensi dari

asuransi syarī‟ah (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 158).

Orang menjadi anggota asuransi syarī‟ah terkena musibah akan

diringankan oleh asuransi syarī‟ah. Meringankan musibah dengan bersama-

sama didalam terdapat kesatuan sikap dan perasaan. Dalam kebersamaan

Gambar 4. 13 foto keluarga

113

didalamnya terdapat kesatuan sikap dan perasaan. Nilai kebersamaan dalam

buku teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI terbitan Kemendikbud tahun

2014, Hal ini seperti pendapat di bawah ini:

Gambar 4. 13 terlihat bapak dan ibu merangkul anaknya. Bapak, ibu

dan keduanya mempunyai kesatuan perasaan dan sikap. Empat orang diatas

mempunyai perasaan sama untuk bersama. Empat orang diatas memiliki

sikap untuk bersama-sama. Dalam kebersamaan didalamnya terdapat

kesatuan sikap dan perasaan. Hal ini seperti pendapat di bawah ini:

Kebersamaan menurut Dariusz Dobrzanski (2004: 121-122)

sebagaimana dikutip oleh Abdullah Aly (2011: 116), Kebersamaan adalah

kesatuan perasaan dan sikap dalam hubungan manusia satu dengan yang lain,

meskipun mempunyai perbedaan suku, budaya, agama, ras, etnik dan strata

sosial.

Kebersamaan dalam Islam menurut Abdullah Aly (2011: 116),

kebersamaan sesuai dengan konsep saling menolong (ta‟āwum).

Kebersamaan yang sesuai dengan menolong terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 13 foto keluarga

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

125)

114

Nilai kebersamaan dan tolong menolong terlihat pada shalat,

mengantar, memasukkan dan mengubur jenazah. Gambar 3. 15 terlihat orang-

orang menshalati jenazah dengan berjam‟ah. Mereka mempunyai persamaan

sikap untuk menyalati jenazah. Mereka memiliki kesatuan sikap dan perasaan

untuk melaksanakan shalat jenazah dengan berjama‟ah. Orang yang

menyhalati jenazah membatu keluarga yang ditinggalkan untuk menyalatinya.

Orang yang menyalati jenazah akan dishalati keluarga yang ditinggal. Akan

datang, Orang yang menyalati jenazah meninggal akan dishalati orang lai,

inilah hakikat dari tolong menolong. menolong orang lain, sesungguhnya

menolong dirinya sendiri itulah hakikat dari tolong menolong. Nilai

kebersamaan dan tolong menolong yang terlihat pada prosesi mengantar

terdapat di bawah ini:

Gambar 4. 15 beberapa orang mengantar jenazah ke

makam

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 35)

Gambar 3. 14 beberapa orang menyalati jenazah

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 35)

115

Gambar 4. 15 beberapa orang mengantar jenazah ke makam. Orang-

orang memiliki kesatuan sikap dan perasaan untuk mengantar jenazah ke

makam. Kesatuan sikap dan perasaan mengantar jenazah ke makam

merupakan substansi kebersamaan dari gambar 4. 15. Selain kebersamaan,

terdapat nilai tolong menolong. orang-orang yang membantu mengantar

jenazah ke makam, kelak akan dibantu orang lain untuk diantar ke makam.

Membantu mengantarkan jenazah ke makam, yang kelak akan dibantu orang

lain untuk diantar ke makam merupakan hakikat dari tolong menolong. Nilai

tolong menolong yang terdapat pada memasukkan jenazah pada liang lahat

terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 16 beberapa orang memasukkan jenazah ke dalam liang

lahat. Mereka membantu keluarga yang ditinggal untuk memasukkan jenazah

ke dalam liang lahat. Orang-orang yang membantu memasukkan jenazah ke

liang lahat. Kelak, orang-orang yang memasukkan jenazah mati akan dibatu

oleh orang lain untuk dimasukkan ke dalam liat lahat merupakan hakikat dari

tolong menolong. nilai tolong menolong pada proses. Nilai tolong menolong

juga terlihat pada saat mengubur. Ini terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 16 tiga orang memasukan jenazah ke liang lahat

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 35)

116

Gambar 4. 17, beberapa orang mengubur jenazah. Beberapa orang

membantu keluarga yang ditinggalkan untuk menutup liang lahat. orang-

orang yang membantu menguburkan jenazah meninggal akan dibantu orang

lain untuk dikuburkan merupakan hakikat dari tolong menolong. Nilai

kebersamaan sesuai dengan nilai tolong menolong (Aly, 2011: 116). Hakikat

menolong orang lain adalah menolong diri sendiri. Hal ini terlihat di bawah

ini:

Menolong orang lain pada hakikatnya menolong diri sendiri. Bagi

orang yang beriman, menolong dengan niat ikhlas karena Allah SWT.

semata akan mendatangkan rahmat dan karunia yang tiada tara.

Berapa banyak orang yang gemar membantu orang lain hidupnya

mulia dan terhormat. Namun sebaliknya, bagi orang-orang yang kikir

dan enggan membantu orang lain, dapat dipastikan ia akan mengalami

kesulitan hidup di dunia ini. Tolonglah orang lain, niscaya

pertolongan akan datang kepada mu meskipun bukan berasal dari

orang yang kamu tolong (Buku teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas

X , 2014: 28).

Hikmah dari tolong menolong adalah orang yang menolong orang lain

karena Allah swt. akan ditolong orang lain. Menolong orang yang

membutuhkan bantuan tidak hanya kepada orang yang sama agama, suku,

budaya dan etnis. Akan tetapi menolong orang lain karena orang yang

ditolong membutuhkan pertolongan. Pertolongan akan memperingan beban

orang yang ditolong. Dengan begitu pemberi pertolongan akan dimuliakan

Gambar 4. 17 tiga orang menutup liang lahat

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

36)

117

dan dihormati oleh orang yang menerima bantuan. Sebaliknya orang tidak

membantu orang yang membutuhkan pertolongan akan dihina orang lain.

Orang yang mampu menolong namun tidak menolong, suatu saat orang

tersebut membutuhkan pertolongan tidak akan ditolong oleh orang.

Sebaiknya menolong orang lain hanya dilihat membutuhkan pertolongan atau

tidak, karena orang Tolong menolong tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

manusia.

Sikap tolong menolong terdapat pada Nabi Muhammad saw. Beliau

memiliki sikap dan perilaku jujur, menolong, sopan, menghormati, membela

kebenaran, taat ibadah dan pendiriannya. Beliau menjaga hubungan

kekeluargaan dan persahabatan (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas

X, 2014: 64-65).

Nabi Muhammad saw. pernah membantu orang lain, meskipun

sebelum ditolong oleh Nabi Muhammad saw. mencoba untuk membunuh.

Hal ini terlihat pada cerita tersebut dibahwa ini:

Ketika berhasil menemukan rasullullah saw, tanpa membuang waktu,

Suraqah langsung menghunus pedangnya hendak membunuh

Rasulullah saw. pada saat itulah, Allah SWT. menunjukkan

kekuasaan-Nya. Allah SWT. memerintahkan bumi untuk patuh

kepada perintah Rasulullah saw. memerintahkan bumi untuk menahan

Suraqah sehingga ia dan kudanya terperosok ke dalam bumi sampai

sebatas lututnya, (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X,

2014: 61).

Ketika melihat kudanya tidak dapat bangun, Suraqah memohon

pertolongan kepada Rusulullah saw. seraya berkata, “wahai

Muhammad, amankanlah diriku! Amankanlah diriku!” maka,

Rasulullah saw. berdoa kepada Allah swt. untuk menolong Suraqah

yang hampir tertelan bumi. Akhirnya, suraqah pun terbebas dari

bahaya yang hampir merenggut nyawanya, (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X, 2014: 61).

Setelah menyelamatkan Suraqah, Rasulullah kembali melanjutkan

perjalanannya menuju Madinah. Namun, Suraqah kembali

mengejarnya dengan pedang terhunus di tangannya. Ternyata ia masih

118

tetap ingin membunuh Rasulullah saw. seperti sebelumnya, Allah pun

kembali memerintahkan bumi untuk menelan kaki kuda Suraqah.

Bahkan, kini amblasnya hingga ke atas pusarnya. Karena takut ditelan

bumi, Suraqah kembalai memohon pertolongan Rasulullah saw.

dengan amat memelas. “wahai Muhammad, selamatkanlah diriku.

Aku tidak akan menyakitimu lagi setelah ini”, (Buku Teks PAI dan

Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 61).

Karena mendengar permohonan Suraqah yang demikian

memilukan, Rasulullah saw. pun memohon kepada Allah agar

menyelamatkan Suraqah. Setelah selamat untuk yang kedua kalinya,

Suraqah kemudian turun dari kudanya dan menghadap Rasulullah

saw. untuk memohon ampun atas perbuatan jahatnya. Dengan penuh

kelembutuan, Rasulullah saw. pun memafkannya. Suraqah akhirnya

menyatakan keislamannnya di hadapan Rasulullah saw. (Buku Teks

PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 61-62).

Cerita diatas memuat nilai multikultural. Nabi Muhammad menolong

Suraqah dengan cara mendo‟kannya pada saat Suraqah dan kudanya masuk

ke bumi hingga selututnya. Setelah ditolong, Suraqah masih berusaha untuk

membunuh Nabi Muhammad. Kedua kalinya Suraqah masuk kebumi,

Suraqah masuk ke Bumi lebih dalam daripada yang pertama. Suraqah dan

kudanya masuk ke Bumi hingga pusarnya. Suraqah meminta pertolongan

kepada Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menolong Suraqah dengan

mendo‟akannya. Nilai tolong menolong tidak hanya pada orang yang sama

latarbelangkangnya. Bukan karena persamaan dalam hal agama, suku,

budaya, etnis, ras dan strata sosial. Tolong menolong seharus dilihat dari

apakah dialayak dibantu atau tidak dan mampukah untuk menolong. Tolong

menolong dalam bentuk harta benda terdapat dalam berbagai cara, hal ini

terlihat dibawah:

Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Sebuah ungkapan

yang menjelaskan tentang pentingnya berbagi. Islam menghendaki

orang-orang yang memiliki kelebihan harta (kaya) untuk menyisihkan

sebagian hartanya bagi mereka yang membutuhkan (miskin). Dalam

ilmu fikih, membelanjakan atau memberikan sebagian harta yang

dimiliki dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara-cara yang biasa

119

dilakukan oleh kaum Muslimin di antaranya adalah: Zakat, infak,

śadaqah, dan wakaf. Masing-masing cara tersebut memiliki ketentuan

masing-masing (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X,

2014: 144).

Seseorang yang kebutuhannya sudah tercukupi dan masih mempunyai

kelebihan harta benda selayaknya berbagi kepada orang yang membutuhkan.

Pemberian tersebut akan membantu meringankan beban orang yang

membutuhkan. Dalam Islam, ada beberapa cara memberikan bantuan kepada

orang yang membutuhkan, yaitu Zakat, infak, śadaqah, dan wakaf. Hakikat

bantuan dengan cara Zakat, infak, śadaqah, dan wakaf dapat menolong orang

membutuhkan uluran tangan. Memberi bantuan kepada yang berbeda agama

terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 18, terdapat tulisan “tolong menolong antar sesama

makhluk hidup”. Gambar 4. 18, terlihat seorang ibu muslim memberi bantuan

kepada biksu. Seorang memberi batuan kepada orang lain. Meskipun mereka

berbeda agama. Gambar 4. 18 menunjukkan bahwa memberi pertolongan

tidak hanya kepada orang yang menganut agama sama.

Nilai tolong menolong berbeda agama terdapat dalam perjanjian yang

dibuat oleh Nabi Muhammad dengan kaum Yahudi. isi perjanjian yang

mengandung nilai tolong menolong yaitu:

a. Kaum Muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong-menolong

dalam melawan siapa saja yang memerangi mereka.

Gambar 4. 18 seorang ibu memberi sedekah kepada laki-

laki

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 95)

120

b. Kaum Yahudi dan muslim wajib saling … tolong-menolong

dalam mengerjakan kebajikan dan keutamaan (Buku Teks

PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 152).

Item “a” mengandung tolong menolong berbeda agama. Kaum

Muslimin menganut agama Islam, sedangkan kaum Yahudi beragama

Yahudi. Perbedaan agama tidak menyebabkan mereka untuk tidak tolong

menolong. Meskipun keduanya menganut agama yang berbeda, tetap wajib

tolong-menolong terhadap musuh yang memerangi mereka. Hakikat tolong

menolong dalam hal ini adalah kesatuan untuk memerangi musuh yang

menyerang kota Madinah. Dengan begitu kota Madinah tentram.

Item “b” Kaum Yahudi dan muslim harus tolong-menolong dalam hal

kebajikan dan keutamaan untuk mereka. Hubungan perorangan atau golongan

dengan orang atau golongan lain berasaskan kepentingan bersama. Islam

menganjurkan tolong-menolong dan melaksanakan kewajiban secara

bersama-sama untuk mewujudkan kemanfaatan bersama (Taufik, 2011: 170-

171 ). Kaum Yahudi dan muslim tolong menolong untuk kepentingan

bersama. Kaum Yahudi dan muslim saling tolong menolong tidak melihat

latarbelakang perbedaannya. Meskipun, kaum Yahudi dan Muslimin berbeda

agama, mereka tetap bisa saling tolong menolong dalam kebaikan dan

bermanfaat bagi mereka. Tolong menolong karena seagama juga harus

dilakukan. Tolong menolong dalam hal kebaikan terdapat dalam surah al-

Māidah ayat 2, yaitu:

...ااِلْثِم...

“...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan...” (al-Māidah: 2) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas XI, 2014: 97).

121

Surah al-Māidah ayat 2 menganjurkan tolong-menolong dalam hal

kebaikan. Namun dilarang tolong menolong dalam hal keburukan. Gambar di

bawah ini tolong menolong dengan latarbelakang sama memeluk agama

Islam, yaitu:

Gambar 4. 19, seorang bapak memberikan bantuan kepada seorang

ibu. Bantuan yang diberikan oleh seorang bapak meringankan beban seorang

ibu. Seorang bapak menolong seorang ibu dengan memberikan bantuan.

Hakikat tolong menolong adalah meringankan beban yang menerima

pertolongan. Pada gambar 4. 19, yang meringankan beban berupa bantuan.

Tolong menolong dalam bentuk bantuan barang terdapat dalam hadist di

bawah ini:

Abdurrahman bin „auf salah seorang sahabat yang tergolong kaya,

pernah diberi tahu Nabi SAW “hai Abdurrahman bi „Auf,

sesungguhnya engkau termasuk salah satu kalangan orang kaya dan

engkau akan memasuki surga dengan merangkak. Berilah pinjaman

kepada Allah (bersedekah) niscaya Allah akan menolongmu membuat

kakimu berguna (sehingga engkau memasuki surga dengan berlari

kencang).” (H.R. Ahmad) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA

kelas X, 2014: 143).

Pertolongan yang diberikan karena Allah SWT, hakikatnya akan

menolong yang memberikan pertolongan di akhirat kelak. Tolong menolong

Gambar 4. 19 seorang bapak memberi bantuan kepada

seorang ibu

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

95)

122

tidak hanya dalam bentuk bantuan, namun juga dalam bentuk santunan.

Seperti gambar di bawah ini:

Gambar 4. 19 seorang memberi santunan kepada orang lain. Orang

yang memberi santunan meringankan beban yang menerima santunan.

Dengan begitu, orang yang menerima bantuan lebih ringan babanya,

daripada sebelum menerima bantuan. Santunan adalah pertolongan bagi yang

menerima. sedangkan yang memberikan santunan adalah menolong. Hakikat

tolong menolong pada gambar 4. 19 adalah meringankan beban yang

menerima santunan. hal ini terlihat di bawah ini:

…. Orang-orang yang perlu bantuan berupa makanan, perumahan,

sarana umum seperti masjid, rumah sakit, sekolah, pasar, dan laini-

lain, bahkan modal untuk kepentingan pribadi dapat diberikan, bukan

dalam bentuk pinjaman, tapi murni sedekah di jalan Allah swt. kondisi

demikian akan memperingan beban ekonomi masyarakat.…(Buku

Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 142).

Sedekah atau bantuan yang dalam bentuk barang atau harta benda

untuk kepentingan umum maupun pribadi akan meringankan beban yang

menerima. Sedekah atau bantuan yang dalam bentuk barang atau harta benda

akan memperingan dari segi perekonomian yang menerimanya. Hakikat,

bantuan yang berupa barang akan meringankan beban ekonomi yang

menerima bantuan. Nilai tolong menolong tidak hanya dalam bentuk barang.

Gambar 4. 19 orang sedang memberi santunan

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

100)

123

Tolong menolong juga dalam bentuk jasa. Tolong menolong dalam bentuk

tenaga dibawa ini:

Gambar 4. 20, orang dewasa membantu beberapa pelajar

menyeberang jalan raya. Karena bantuan orang dewasa, beberapa pelajar

mudah untuk menyeberang jalan raya. Hakikatnya orang dewasa berjasa

karena menolong pelajar menyeberang jalan raya.

Nabi Muhammad saw. mempunyai perilaku yang baik terhadap orang

lain, seperti menolong, jujur dan memperkuat persaudaraan. Hal ini terlihat di

bawah ini:

Akhlak Nabi Muhammad saw. baik, karena itu baik untuk menjadi

contoh. Beliau memiliki sikap dan perilaku jujur, menolong, sopan,

menghormati, membela kebenaran, taat ibadah dan pendiriannya. Beliau

menjaga hubungan kekeluargaan dan persahabatan (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X, 2014: 64-65). Persaudaraan seagama terlihat di bawah

ini:

Membangun persaudaraan ukhuwah Islamiyah. Dalam hal ini, Nabi

Muhammad saw. saw. mempersaudarakan Kaum Anśar (Muslim Madinah)

dengan Kaum Muhajirin (Muslim Mekah). Beliau mempertemukan dan

mengikat kaum Anśar dan Muhajirin dalam satu hubungan kekeluargaan dan

Gambar 4. 20 membantu siswa menyeberang

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

127)

124

kekerabatan. Dengan demikian, Nabi Muhammad saw. telah membangun

sebuah ikatan persaudaraan tidak saja semata-mata dikarenakan hubungan

darah, tetapi oleh ikatan agama (ideologi) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X, 2014: 155). Nama-nama kaum Anśar dan Muhajirin yang

menjadi saudara dibahwah ini:

….Nabi Muhammad mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah

ibnu Zuhair Ja‟far, Abi Talib dengan Mu‟az bin Jabal, Umar bin

Khattab dengan ibnu bin Malik dan Ali bin Abi talib dipilih untuk

menjadi saudara beliau sendiri (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X, 2014: 151-152).

Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dan

Anshar. Hal ini disebut persaudaraan seagama. Ini terlihat dari penjelasan di

bawah ini:

Persaudaraan dalam Islam (ukhuwwah) adalah persaudaraan karena

sama menganut agama Islam, tidak karena hubungan keluarga dan

persaudaraan sesama manusia. Dua macam persaudaraan tersebut pernah

dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. seperti mempersaudarakan kaum

Muhajirin dengan Ansar dan persaudaraan dengan suku-suku lain yang

berbeda agama (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 86).

Persaudaraan kaum Anśar dan Muhajirin adalah persaudaraan sesama

muslim. Mereka bersaudara karena sama memeluk agama Islam.

Persaudaraan yang diikat bukan karena kekeluargaan, namun diikat oleh

sama-sama memeluk agama Islam. Persaudaraan karena ikatan seagama

(Islam) menjadikan kaum Anśar dan Muhajirin seperti keluarga.

Persaudaraan seagama (Islam) kaum Anśar dan Muhajirin menjadi substansi

hubungan mereka.

125

Persaudaraan kaum muhajirin dan Anshar terdapat dalam surah al-

Anfal ayat 72, di bawah ini:

“sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta

berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang

yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan

(kepada orang-orang Muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung

melindungi dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum

berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atasmu melindungi

mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta

pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka

kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang

telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha

Melihat apa yang kamu kerjakan” (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X , 2014: 86-87).

Surah al-anfal ayat 72 diatas mengandung gambaran kaum muhajirin

dan anshar saling melindungi. Ini salah bentuk persaudaraan (Buku teks PAI

dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 88). Surah al-anfal ayat 72, selain

memuat nilai persaudaraan, memuat nilai tolong menolong. Kaum anshar

memberi pertolongan kepada kaum muhajirin. Kaum anshar memiliki rasa

kondisi kaum muhajirin sehingga kaum Anshar menolong kaum Muhajirin

yang membutuhkan bantuan. Pertolongan kaum Anshar menjadi saudara

kaum Muhajirin sebagai saudaranya. Adapun anjuran mendamaikan saudara

126

yang sedang dalam perselisihan terdapat dalam surah al-Hujurat ayat 10,

yaitu1:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu

damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan

bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat” (Buku teks

PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 90).

Surah al-hujurat ayat 10 menjelaskan dua hal yaitu, pertama umat

Islam satu dengan yang lain bersaudara. Kedua Allah swt menganjurkan

untuk mendamaikan umat Islam yang saling bermusuhan (Buku teks PAI dan

Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 91). Nilai multikultural yang terkandung

dalam surah al-Hujarat ayat 10 ada dua yaitu pertama, nilai multikultural

persaudaraan. Orang-orang mukmin itu bersaudara, maksudnya orang yang

memeluk agama Islam menjadi saudara orang yang memeluk agama Islam.

Agama Islam menjadikan orang yang memeluknya saudara. Persamaan

memeluk agama Islam menjadikan saudara dan melebur perbedaan suku,

budaya, etnis dan strata sosial. Sebagaimana terlihat pada kalimat “orang-

orang mukmin itu bersaudara”. Semua orang yang memeluk agama Islam

adalah saudara. Agama Islam menjadi substansi persaudaraan orang-orang

yang memeluk Islam. Dalam berhubungan dengan saudara tidak hanya

mendamaikan ketika berselisih. Namun, perlu berbuat baik kepada saudara.

Berbuat baik terhadap saudara terdapat dalam hadits di bawah ini:

1 Dalam satu kelas terdapat dalam 2 ayat al-Qur’an.

127

Dari Ibn Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-

baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka

terhadap sesama saudaranya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah

adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya”

(HR. Tirmizy) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 191).

Hadits diatas anjuran berbuat baik kepada saudaranya. Seseorang yang

berbuat baik terhadap saudara berarti saudara baik di sisi Allah SWT. tidak

hanya berbuat baik terhadap saudara. Akan tetapi, perlu menyayangi saudara

seiman seperti menyayangi sendiri terdapat dalam hadits di bawah ini:

….Rasulullah saw. bersabda, “ demi Allah Yang menguasai diriku!

Seseorang diantara kalian tidak dianggap beriman kecuali jika dia

menyayangi saudaranya sesama mukmin sama seperti dia menyayangi

dirinya sendiri”. (H.R. Bukhari) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X, 2014: 91).

Hadits diatas memuat nilai multikultural persaudaraan. Persaudaraan

adalah keinginan bersimpati dan empati antar manusia. Orang mukmin

saudara orang mukmin. Orang mukmin harus menyayangi mukmin lain,

seperti menyayangi diri sendiri. Substansi Orang mukmin bisa merasakan

kondisi saudaranya yaitu mukmin lain. Mampu merasakan kondisi menjadi

hakikat hubungan persaudaraan. Bukan hanya persaudaraan seagama saja,

akan tetapi persaudaraan sebangsa dan sesama manusia. adapun larangan

menyakiti sesama sema muslim terdapat dalam hadits di bawah ini:

…Rasulullah saw. menegaskan, “seorang muslim adalah orang yang

lidah dan tangannya tidak menyakiti muslim lain, dan orang yang

berhijrah adalah orang yang meninggalkan semua larangan Allah.”

(H.R. Bukhari) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014:

91).

128

Larang menyakiti sesama muslim, namun harus menganjurkan

menyayangi, karena sesama muslim diibaratkan tubuh. Hal ini tamapak pada

hadits di bawah ini:

“perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling

mengasihi, dan saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu

organ tubuh merasa sakit, akan menjalar pada semua organ tubuh,

yaitu tidak dapat tidur dan merasa demam (H.R. Muslim) (Buku teks

PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 92).

Hadits selaras dengan pendapat Rachman Assegaf (2005: 211)

Persaudaraan adalah keinginan bersimpati dan empati antar manusia. Manusia

yang saling bersaudara mampu merasakan keadaan saudaranya. Mukmin

saling menyayangi dan merasakan kondisi mukmin lain, seperti satu tubuh.

Mukmin saling menyayangi dan merasakan kondisi mukmin lain adalah satu

bentuk dari persaudaraan. Saling menyayangi dan bisa merasakan kondisi

saudara mukmin merupakan substansi dari persaudaraan. Persaudaraan

seagama, persaudaraan yang berhubungan karena sama memeluk agama

Islam.

Dua manusia yang bisa merasakan kondisi manusia lain adalah

persaudaraan. Persaudaraan mengeratkan hubungan manusia dengan manusia

lain. Substansi dari persaudaraan seagama adalah sama dalam memeluk

agama, meskipun berbeda suku, budaya, ras, etnis dan strata sosial.

Perbedaan-perbedaan tersebut tidak menjadi alasan, yang menjadi alasan

adalah sama dalam memeluk agama. Persaudaraan sesama manusia lebih luas

129

dari pada persaudaraan seagama. Perbedaan agama, budaya, ras, etnis, suku

dan strata sosial tidak menjadi hambatan karena yang dilihatnya sesama

manusia. Persaudaraan sesama manusia diikat oleh sama-sama manusia.

Ikatan sesama manusia menjadi substansi dari persaudaraan sesama manusia.

Persaudaraan sesama manusia itu begitu luas, padahal setiap manusia

bertempat tinggal berbeda-berbeda negara. Persaudaraan kebangsaan bisa

mengikat manusia yang bertempat tinggal dalam satu negara. Persaudaraan

bukan hanya sesama muslim namun juga sesama manusia, ini terlihat dari

khotbah nabi di bawah ini:

Nabi Muhammad saw. melakukan haji wada‟ (haji terakhir) dan

beliau berkhotbah dengan menunggang unta di lembah Uranah pada tahun ke-

10 H (631 M), isinya khotbah, yaitu:

Setelah berucap syukur dan puji kepda Allah swt., Nabi Muhammad

saw. menyampaikan pidatonya. Khotbah Nabi Muhammad berisi:

larangan menumpahkan darah kecuali dengan haq ….karena nyawa

…. adalah suci; …. larangan menganiaya; ….; semua ….; ….;

persaudaraan .… di antara manusia harus ditegakkan; …. ; …. (Buku

Teks PAI SMA kelas X, 2014: 154).

Badri Yatim, dalam bukunya sejarah Peradaban Islam, Dirasah

Islamiyah II, menyimpulkan isi khutbahNabi tersebut dengan

menyatakan bahwa khotbah Nabi saw. berisi prinsip-prinsip

kemanusiaan, …, …., …., …, …(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X, 2014: 154).

Khotbah Nabi Muhammad saw memuat nilai kedamaian dan

persaudaraan. Nilai kedamaian terlihat pada kalimat “larangan menumpahkan

darah kecuali dengan haq dan larangan menganiaya”. Kalimat “larangan

menumpahkan darah kecuali dengan haq” bersubstansi perdamaian.

Kedamaian terdapat pada kalimat “larangan menganiaya” secara substansi.

Pada kalimat “persaudaraan di antara manusia harus ditegakan”. Persaudaraan

130

yang tidak melihat perbedaan agama, budaya, ras, suku dan status sosial

adalah persaudaraan sesama manusia. Persaudaraan karena sesama manusia.

Persaudaraan hanya alasan seagama dan sesama manusia. namun berbagai

macam persaudaraan. Macam-mcam persaudaraan yaitu

Persaudaraan (ukhuwah) merupakan hubungan atau pertalian antar

manusia yang diikat oleh sesuatu. Hubungan atau pertalian manusia

yang diikat oleh hubungan darah disebut dengan hubungan

kekeluargaan. Bila hubungan itu diikat oleh kesukuan disebut saudara

sesuku dan bila diikat oleh kebangsaan disebut saudara sebangsa.

Demikian pula, jika hubungan itu diikat oleh satu ideologi tertentu,

hubungan itu disebut saudara seagama. Dalam konteks ini, kita kita

mengenal persaudaraan keluarga, persaudaraan kesukuan,

persaudaraan kebangsaan, persaudaraan keagamaan, dan

persaudaraan kemanusiaan. Khusus persaudaraan antarumat Islam

disebut dengan ukhuwah Islamiyah (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas X, 2014: 161).

Persaudaraan ada tiga macam, yaitu: persaudaraan sesama muslim

(ukhuwah Islamiyah), persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathaniyah) dan

persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah) (Rumadi, 2006: 130).

Rumadi (2006: 130) belum mencantumkan Persaudaraan keluarga, kesukuan

dan persaudaraan keagamaan. Semua macam-macam persaudaraan diatas

yang menjadi substansi adalah persaudaraan kemanusiaan, semua manusia itu

bersaudara. Namun, setiap manusia tidak bisa hubungan yang diikat oleh

persaudaraan keluarga, kesukuan, kebangsaan, keagamaan dan seagama.

Setiap manusia berlatarbelakang berbeda-beda.

Orang yang memeluk agama Islam bersaudara dengan orang yang

memeluk agama Islam. Bila sesama muslim harus didamaikan. Hal ini

terdapat pada surah al-Hujurā ayat 10, yaitu:

131

“sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu

damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan

bertakwalah kepada Allah SWT. agar kamu mendapat rahmat”. (al-

Hujurā/49:10) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014:

65).

Anjuran untuk mendamaikan orang muslim yang sedang berselisih.

Substansi dari kedamaian adalah tidak ada perselisihan, pertikaian dan

permusuhan. Gambar di bawah ini berlawanan dengan nilai kedamaian, yaitu:

Gambar 4. 21 beberapa anak muda sedang tawuran. Kedua belah

pihak saling melempar batu. Beberapa polisi mencoba untuk menghentikan

tawuran tersebut. Namun, masih saja saling melempar batu. Gambar 4. 21

berlawanan dengan nilai multikultural kedamaian. Mereka tidak

menghindarkan terjadinya tawuran. Tawuran hakikatnya berlawanan dengan

nilai kedamaian. Akan tetapi bila dikaitkan dengan kajiannya, akan memuat

nilai multikultural kedamaian. Karena gambar itu untuk dikritis. Sebagaimana

kajiannya Mengkritisi sekitar. Gambar 4. 21 terletak pada sub bab

“mengkritisi sekitar kita” dengan “pembahasan cermati gambar dan wacana

Gambar 4. 21 anak muda sedang tawuran

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas

X, 2014: 84)

132

berikut!”. Peserta didik diajak untuk mengkritisi gambar tersebut, bukan

untuk dilaksanakan. Sedangkan wacana yang perlu dikritisi di bawah ini:

Perhatikan berbagai gejala yang terjadi di masyarakat kita. …. …,

kematian banyak manusia secara sia-sia juga disebabkan oleh

….kekerasan dan bentrokan antarkeyakinan, antardesa, ....(Buku Teks

PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 84-85).

Dilihat sepintas wacana diatas berlawanan dengan nilai kedamaian.

Namun bila dikait dengan judul akan tidak berlawanan dengan nilai

kedamaian. Wacana diatas terletak pada judul “mengkritisi sekitar kita”.

Peserta didik diajak untuk mengkritisi wacana diatas. Perilaku kekerasan dan

bentrok berlawanan dengan perilaku nilai kedamaian. Kekerasan dan bentrok

harus dihindarkan adalah hakikat dari kedamaian. Nilai kedamaian terdapat

dalam perjanjian Nabi Muhammad SAW dengan kaum Yahudi. Adapun

perjanjian tersebut di bawah ini:

Kaum Yahudi hidup damai bersama-sama dengan kaum Muslimin

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 152).

Agar kaum Yahudi dan muslim hidup berdampingan dengan damai

meskipun berlatarbelakang berbeda agama. Perbedaan agama tidak menjadi

batas penghalang untuk hidup damai dengan berdampingan. Nilai kedamaian

terdapat dalam khotbah Nabi Muhammad saw pada haji wada‟(haji terakhir)

tahun ke-10 (631) di lembah Uranah. Isi khotbah di bawah ini:

…. …. larangan menumpahkan darah kecuali dengan haq …

karena nyawa … adalah suci; …. ; …. ; semua pertengkarang antara

mereka di zaman jahiliyah harus saling dimaafkan; …. ; …. ; …. ;

….

(Buku Teks PAI SMA kelas X, 2014: 154).

Larangan menumpahkan darah kecuali haq, karena nyawa adalah suci,

hakikatnya membunuh dengan alasan yang salah dilarang. Larangan

133

membunuh hakikat memuat nilai kedamaian. Kondisi masyarakat yang

kedamaian adalah kondisi masyarakat yang tidak ada pembunuhan,

peperangan dan pertikaian. Makna pertengkaran di zaman jahiliyah adalah

sebuah perdamaian. Menggunakan pendekatan resolusi konflik untuk

membangun perdamaian, dengan memusatkan pada pelaku dan perasaan

untuk tidak mengulangi (Baidhawy, 2005: 60. Larangan pembunuhan

terdapat dalam surah al-Maidah ayat 32, yaitu:

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,

bahwa ba-rangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu

membunuh orang lain (Qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan

di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.

Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-

akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya

rasul-rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa)

keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara

mereka setelah itu melampui batas di bumi.” (Q.S. al-Māidah:32)

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 194).

Ayat diatas larangan membunuh dengan tidak beralaskan orang yang

akan dibunuh tidak membunuh dan orang yang akan dibunuh tidak berbuat

kerusakan pada Bumi. Larang membunuh hakikatnya mengandung nilai

kedamaian. Karena kedamaian hakikatnya tidak terjadi pertikaian,

134

pembunuhan dan peperangan. Munculnya pertikaian, pembunuhan dan

peperangan berawal dari ucapan yang tidak terima dari salah satu orang atau

kelompok. Pertikaian, pembunuhan dan peperangan terjadi dengan

menggunakan tangan. Larangan menggunakan lidah (mulut) dan tangan

untuk merugikan orang lain terlihat dari hadits di bawah ini:

…. … “orang Islam adalah orang-orang yang tidak mengganggu

orang lain dengan lidah dan tanganya” (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X, 2014: 52).

Lidah dan tangan dilarang untuk mengganggu orang lain. Lidah

(perkataan) membuat orang tersinggung. Ketersinggungan membuat tangan

untuk bergerak dalam bentuk pemukulan yang kemudian terjalian

peperangan, pertikaian, perkelahian dan tawuran. Hakikatnya lidah dan

tangan digunakan tidak mengganggu orang lain, tidak akan terjadi

peperangan, pertikaian dan tawuran.

C. Mengembangkan sikap mengakui, menerima, dan menghargai

keragaman

Mengembangkan sikap mengakui, menerima, dan menghargai

keragaman dalam perspektif barat dan Islam, yaitu:

toleransi, empati, simpati, dan solidaritas sosial…al-ta‟addudiyat, al-

tanawwu, al-tasamah, al-rahmah, al-afw, dan al-ihsan (Aly, 2011:

124).

Keanekaragaman suku, budaya, agama dan ras membutuhkan sikap

dan prilaku yang toleransi. Dengan bersikap dan berperilaku toleransi dalam

lingkungan yang berbeda akan terbentuk suasana rukun. Ha ini terlihat di

bawah ini:

…. Kondisi bangsa Indonesia yang berbhinneka ini harus kita

pertahankan demi ketentraman dan kedamaian penduduknya. Salah

135

satu cara mempertahankan demi ketentraman ini adalah dengan

toleransi atau saling menghargai (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti

SMA kelas XI, 2014: 195).

Hidup dalam keanekaragaman budaya, suku, agama, etnis dan strata

sosial membutuhkan saling toleransi. Bila tidak bisa bersikap toleransi akan

terjadi konflik, perselisihan dan permusuhan. Permusuhan, konflik dan

perselihan dalam kelompok maupun berbeda kelompok. Pemusuhan, konflik

dan pertikaian bisa mengakibatkan perpecahan. Padahal keanekaragaman

budaya, suku, agama etnis, ras dan strata sosial tidak menjadikan perpecahan

dan konflik, bila bersikap toleransi terhadap yang lain. bangsa Indonesia

mempunyai semboyan bhinneka tunggal ika. Namun masih terjadi pertikaian

dan konflik. Hal ini terlihat di bawah ini:

Masyarakat mulai merosot didalam memahami dan melakukan

kerukunan dan semboyan bhinneka tunggal ika. Ini terlihat dengan

bermacam-macam kejadian yang sangat memilukan, contoh konflik Poso,

Ambon dan Sampang yang mengatasnamakan agama. Dengan adanya

konflik-konflik akan berakibat pada perpecahan (Buku Teks PAI SMA kelas

XI, 2014: 187). Hal ini, dalam Buku Teks PAI SMA kelas XI terbitan 2014

terletak pada sub bab “Mengkritisi sekitar kita”. Murid diajak untuk

mengkritisi kejadian yang memilukan tersebut. Kejadian yang memilukan

tersebut penting dimembangun sikap toleransi. Pentingnya sikap toleransi

juga terlihat di bawah ini:

Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam

berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi

berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai

perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai

kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima

bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan

136

harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan

ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat.

Dengan perbedaan tersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai

sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha

hidup rukun, baik individu dan individu, individu dan kelompok

masyarakat, serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat

yang lainnya (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

188).

Perbedaan yang dimiliki individu atau kelompok dengan individu atau

kelompok lain bukan menjadi pemisah. Agar tidak menjadi pemisah, setiap

individu mampu bersikap toleran dengan individu lain yang berlatarbelakang

berbeda. Toleransi bukan hanya dari segi sikap, akan tetapi dari segi

perkataan. Hakikat toleransi adalah individu bisa menghargai dan

menghormati individu lain yang berlatarbelakang berbeda-beda. Nilai

Toleransi terdapat dalam surah Yūnus ayat 40-41, yaitu:

“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya

(al-Qur‟an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak

beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang

orang-orang yang berbuat kerusakan”. “dan jika mereka (tetap)

mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, Bagiku

pekerjaaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung

jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak

bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan” (Q.S. Yūnus:

40-41) (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 190).

Setiap keyakinan ritual-ritual yang berbeda-beda dengan yang lainnya.

setiap orang atau kelompok tidak boleh memaksakan kelompok lain untuk

melaksanakan ritual yang tidak ada didalam kelompok. Ritual-ritual setiap

137

keyakinan tidak boleh di ramu menjadi satu. Dengan cara dicari kesamaan

yang kemudian menjadi keyakinan baru. Atau dari seluruh ritual dicari

perbedaannya yang kemudian dijadikan yang baru. Layaknya, setiap

keyakinan melaksanakan ritual-ritual yang ada dalam keyakinannya dan

bersikap toleransi terhadap ritual kelompok lain. Hakikatnya bersikap

toleransi terhadap keyakinan lain melaksanakan ritual-ritualnya, selama tidak

mengganggu kepentingan. Surah yūnus ayat 40-41terdapat toleransi pada

mengerjakan pekerjaan masing-masing, hal ini terlihat di bawah ini:

Pada Q.S. Yūnus/10:41 Allah swt. memberikan penegasan kepada

rasul-Nya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah bahwa

bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian terlepas

diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa

yang kalian kerjakan. Allah swt. Maha adil dan tidak pernah zalim,

bahkan Dia memberi kepada setiap manusia sesuai dengan apa yang

diterimanya (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

191).

Penegasan bagiku pekerjaanku, bagi kalian pekerjaan kalian,

pekerjaan seseorang tidak mengikat pekerjaan orang lain dan sebaliknya.

Individu atau kelompok untuk saling memaksa individu kelompok lain untuk

melaksanakan pekerjaannya. Tidak memaksa individu atau kelompok untuk

melaksanakan pekerjaan setiap individu atau kelompok adalah hakikat dari

toleransi. Nilai toleransi terdapat dalam piagam Madinah, yaitu:

Kedua belah pihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya

masing-masing (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X,

2014: 152).

Kaum Muslimin dan Yahudi bebas memilih agama untuk diyakini.

Kaum Muslimin dan Yahudi bisa meyakini agama yang diinginkan. Kaum

Muslimin tidak boleh memaksa kaum Yahudi untuk meyakini agama kaum

Muslimin. Begitu pula sebaliknya, kaum Yahudi tidak boleh memaksa kaum

138

Muslimin untuk meyakini agama kaum Yahudi. Kaum Muslimin dan Yahudi

bisa melaksanakan agama yang diyakini. Kaum Muslimin tidak boleh

memaksa kaum Yahudi untuk melaksanakan agama kaum Muslimin. Begitu

pula sebaliknya, kaum Yahudi tidak boleh memaksa kaum Muslimin untuk

menjalankan agama kaum Muslimin. Tanpa ada rasa takut untuk menjalankan

agama yang diyakini. Hakikatnya kaum Muslimin dan Yahudi leluasa

meyakini agama yang dipilihnya. Bukan hanya meyakini, tapi kaum

Muslimin dan Yahudi leluasa menjalankan agama yang diyakini. Kebebasan

beragama kaum Yahudi diatas diberi penjelasan dalam buku PAI dan Budi

Pekerti terbitan Kemendikbud tahun 2014 kelas X, hal ini terlihat di bawah

ini:

…. …. Dalam piagam itu ditegaskan … menjamin kebebasan

beragama bagi orang-orang Yahudi. Setiap orang dijamin

keamanannya dan diberikan kebebasan dalam … keagamaan. …. ….

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 155).

Orang-orang Yahudi bebas memeluk agama yang dia yakini. Orang-

orang Yahudi tidak dipaksa untuk memeluk agama Islam. Orang-orang

Yahudi yang menjalan agama dijamin keamanannya. Orang-orang muslim

tidak akan mengganggu dan menghalang-halangi orang-orang Yahudi

menjalankan agamanya. Hakikat dari toleransi adalah orang-orang Yahudi

bebas menentukan agama yang diyakini dan menjalankannya. Dari Piagam

Madinah terbentuk beberapa sikap toleransi yang sesuai dengan ajaran Islam,

yaitu:

1. Saling menghargai adanya perbedaan keyakinan. Kita tidak boleh

memaksakan kehendak kepada orang lain agar mereka mengikuti

keyakinan kita. Orang yang berkeyakinan lain pun tidak boleh

memaksakan keyakinan kepada kita. Dengan memperlihatkan

perilaku berakhlak mulia, insya Allah orang lain akan tertarik.

139

Rasulullah saw. selalu memperlihatkan akhlak mulia kepada siapa

pun termasuk musuh-musunya, banyak orang kafir yang tertarik

kepada akhlak Rasulullah saw. lalu masuk Islam karena

kemuliaannya.

2. Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia

diciptakan dengan membawa perbedaan. Kita mencoba

menghargai perbedaan tersebut.

3. Belajar empati, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang

lain, lalu bantulah orang yang membutuhkan. Sering terjadi tindak

kekerasan disebabkan hilangnya rasa empati. Ketika mau

mengganggu orang lain, harus sadar bahwa mengganggu itu akan

menyakitkan, bagaimana kalau itu terjadi pada diri kita. Masih

banyak lagi contoh perilaku toleransi yang harus kita miliki

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 196).

Sikap orang atau kelompok terhadap orang atau kelompok lain yang

memeluk agama berbeda dengan saling toleransi. Setiap orang atau kelompok

saling toleransi kepada orang atau kelompok untuk meyakini agama yang

dipilihnya. Berperilaku baik terhadap kelompok atau orang yang berbeda

agama. Hakikat bersikap saling menghargai keanekaragaman agama adalah

setiap orang atau kelompok bisa menjalankan agama dengan sebaik-

sebaiknya (sempurna). Maka dalam pergaulan hidup bermasyarakat antara

umat Islam dan umat lain (non-Islam) hendaknya saling menghormati dan

menghargai serta boleh bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya

keamanan, ketertiban, kedamaian dan kesejahteraan bersama (Buku Teks PAI

dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 196).

Namun buku teks PAI Buku Teks PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA

kelas XI terbitan Kemendibud tahun 2014 memuat pendapat seorang tokoh

yaitu yang berseberangan dengan nilai toleransi. Hal ini terlihat di bawah ini:

Soal tauhid memang merupakan ajaran paling dasar dalam Islam. Oleh

karena itu, tidak mengherankan kalau Muhammad Bin Abd Wahhab

memusatkan perhatian pada persoalan ini. Ia berpendapat seperti

berikut:

140

a. Yang dan harus disembah hanyalah Allah sw. dan orang yang

menyembah selain Allah swt. telah menjadi musrik dan boleh

dibunuh.

b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid

yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan

lagi dari Allah, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib.

Orang Islam demikian telah menjadi musrik (Buku Teks PAI

dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 170).

Pendapat Abdul Wahhab berlawanan dengan nilai toleransi.

Selayaknya buku teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI terbitan

Kemendikbud tahun 2014 tidak memuat pendapat Abdul Wahhab. Toleransi

perlu untuk hidup berdampingan dalam masyarakat yang beranekaragam

agama. Seorang sesat atau tidak hanya Allah SWT yang mengetahui, ini

terlihat di bawah ini:

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan Hikmah)

dan pengajaran yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah

yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat

petunjuk” (Q.S. an-Nahl/16: 125) (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas XI, 2014: 63).

Muslim dianjurkan untuk menyampaikan agama Islam kepada orang

lain dengan baik. Orang yang menyampaikan agama Islam dilarang untuk

memaksa orang lain. Seseorang dilarang mudah mengatakan orang lain sesat.

Allah SWT mengetahui antara yang sesat dan tidak sesat. Hakikatnya, orang

menyampaikan ajaran Islam dengan tanpa putus asa dan mempunyai bersikap

toleransi terhadap agama lain.

141

Toleransi bukan hanya dalam hal agama saja, namun dalam aktivitas

sehari-hari. Hal ini terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 22, anak muda sedang olah raga sepak bola. Dua anak

muda orang berebut bola. Dua anak muda kompetisi dalam kebaikan. Dua

anak muda bermain dengan tidak curang. Hakikatnya kedua anak muda

mempunyai sikap toleransi. Berlomba dalam kebaikan bukan hanya dalam

olahraga saja. Namun, kompetisi pengetahuan dalam hal ini terlihat di bawah

ini:

Gambar 4. 23 adalah beberapa remaja putri sedang lomba cerdas

cermat. Beberapa remaja putri berusaha untuk menjadi yang terbaik atau

pemenang. Dalam lomba cerdas cermat bukan hanya untuk mampu

menjawab. Tapi peserta didik mampu bersikap toleransi atas jawaban

pesaingnya. Hakikatnya, gambar 4. 23 berlomba menjadi yang terbaik dengan

bersikap toleransi. Toleransi adalah membiarkan orang lain untuk

Gambar 4. 22 kompetisi dalam pertandingan sepak bola

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

86)

Gambar 4. 23 suasana cerdas cermat antar SMA

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

84)

142

berperilaku, selama tidak mengganggu kepentingan umum. Selain toleransi,

perlu adanya nilai saling memaafkan. Nilai saling memaafkan dalam buku

teks PAI dan Budi Pekerti SMA terbitan kemendikbud tahun 2014 terlihat di

bawah ini:

Gambar 4. 24 adalah suasana idul fitri. Dua orang saling bersalaman

dan saling memaafkan. Hari raya idul fitri menjadi moment untuk saling

memaafkan. Empat orang muslim diatas dalam suasana saling memaafkan.

Dengan saling memaafkan empat orang diatas terhapus semua kesalahan.

Hakikat empat orang saling memaafkan untuk menghapus semua kesalahan

yang telah diperbuat kepada orang lain. Buku teks PAI dan Budi Pekerti 2014

terbitan kemendikbud menyajikan cerita berjudul “Cahaya Ilahi di Hati

Pembunuh Bayaran”. Cerita tersebut dibahwa ini:

…. ….Setelah selamat untuk yang kedua kalinya, Suraqah kemudian

turun dari kudanya dan menghadap Rasulullah saw. untuk memohon

ampun atas perbuatan jahatnya. Dengan penuh kelembutuan,

Rasulullah saw. pun memafkannya.…(Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas X, 2014: 61-62).

Suraqah mohon ampun kepada Nabi Muhammad SAW. Karena, dia

berusaha untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Namun, dia tidak

berhasil membunuh Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW

mengampuni perbuatan Suraqah. Hakikatnya Nabi Muhammad SAW mampu

Gambar 4. 24 suasana idul fitri saling bersalaman

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014: 185)

143

untuk membalas perbuatan Suraqah. Namun Nabi Muhammad SAW

mema‟afkan. Dalam buku teks PAI dan Budi Pekerti terbitan kemndikbud

tahun 2014 tidak hanya nilai memaafkan, namun, pada taraf simpati. Nilai

simpati terlihat dalam buku teks PAI dan Budi Pekerti terbitan kemndikbud

tahun 2014, yaitu:

“Dari Anas ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Demi

(Allah) yang jiwaku ditangan-Nya, tidaklah beriman seorang hamba

sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia mencintai

dirinya sendiri.” (HR. Bukhari Muslim) (Buku Teks PAI dan Budi

Pekerti SMA kelas XI, 2014: 186).

Hadits mengibaratkan mencintai tetangga seperti mencintai diri

sendiri. Seorang dilarang bersikap atau berbuat menyakiti tetangganya.

Tetangga yang sedang susah atau sakit, tetangga yang lain juga merasakan

susah atau sakit, agar tidak susah atau sakit harus dibantu. Hakikatnya hadist

diatas agar muslim bisa merasakan kondisi tetangganya. Mengajak kepada

umat Islam untuk saling menghargai, saling menghormati, dan saling

mencintai diantara sesama (Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI,

2014: 186). Dalam buku teks PAI dan Budi Pekerti terbitan kemndikbud

tahun 2014 nilai simpati tidak hanya dalam masyarakat, tapi juga dalam

keluarga. Nilai simpati dalam keluarga terlihat di bawah ini:

144

Gambar 4. 25, seorang ibu menggendong anaknya. Seorang ibu

menyayangi anaknya. Hakikatnya seorang ibu simpati pada anaknya. Bukan

orang tua saja yang simpati pada anaknya. Seorang ibu simpati pada anaknya

bukan setelah lahir saja. Bukan seorang ibu saja yang simpati pada anaknya.

Akan tetapi, seorang bapak juga mempunyai simpati kepada anaknya, hal ini

terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 26 seorang anak bersalaman dengan ayahnya disertai

dengan mencium tangan ayahnya. Ayahnya memberitakan tangannya untuk

dicium dan tangan yang satu memegang tangan akanya yang salaman.

Seorang ayah memberi tangannya undicium dengan lebah lembut dan raut

wajahnya penauh kasih saya. Hakikat bersalaman ayah dan anak adalah

simpati. Simpati kepada anaknya bukan ibu dan bapaknya saja. Tapi

kakeknya juga simpati pada cucunya. Ini terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 26 seorang anak bersalaman dengan ayahnya

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

125)

Gambar 4. 25 Seorang menggendong anaknya

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas XI, 2014:

125)

145

Gambar 4. 27 seorang kakek menggendong cucunya sambil jalan.

Kakek dan cucunya terlihat ketawa bahagia. Kakek terlihat menyayangi

cucunya. Kakek menggendong cucunya, hakikatnya dia menyayangi cucunya.

Dalam buku Teks PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA terbitan Kemendikbud

tahun 2014, Sikap simpati tidak hanya orang tua kepada anaknya atau kakek

kepada cucu. Namun, sikap simpati dilakukan anak kepada babaknya. Ini

terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 28, terlihat dua anak muda membantu orang tuanya yang

menaiki kursi roda. Anak muda yang satu mendorong kursi roda, sedangkan

yang lain menarik kursi roda. Dua anak muda membatu orang tuanya

menjalankan kursi roda. Karena orang tuanya susah menjalan kursi roda.

Kedua anak muda hakikatnya simpati kepada orang tuanya. Nilai simpati

tidak hanya kepada anggota keluarga saja. Nilai simpati dalam buku teks PAI

dan Budi Pekerti jenjang SMA terbitan Kemendikbud tahun 2014, hal ini

terlihat di bawah ini:

Gambar 4. 28 Dua Orang Muda membatu Orang tua

menjalankan Kursi Roda

(Buku teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014: 7)

Gambar 4. 27 seorang kakek menggendong cucunya

sambil jalan

(Buku Teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X, 2014:

118)

146

Gambar 4. 29 terletak dalam sub bab “mengkritisi sekitar kita” dengan

pembahasan “cermati gambar berikut”. Peserta didik diajak untuk mengkritisi

gambar 4. 29, bukan untuk jadi panutan.

Gambar 4. 29, dua orang (cewek dan cowok) sedang pacaran.

Keduanya sedang bergandengan tangan serta berjalan di tempat yang sepi.

Cowok memandang wajahnya cewek. Hakikatnya Duanya memiliki sikap

simpati. Nilai simpati tidak hanya terdapat dalam bentuk menjalin hubungan.

Dalam bentuk menyampaikan ajaran agama Islam perlu adanya sikap simpati.

Nilai simpati terdapat dalam khotbah Nabi Muhammad SAW. Nabi

Muhammad saw. melakukan haji wada‟ (haji terakhir) dan beliau berkhotbah

dengan menunggang unta di lembah Uranah pada tahun ke-10 H (631 M),

isinya khotbah, yaitu:

Setelah berucap syukur dan puji kepda Allah swt., Nabi Muhammad

saw. menyampaikan pidatonya. Khotbah Nabi Muhammad berisi: ….;

…; perintah untuk memperlakukan para istri dengan baik dan lemah

lembut … ; …. ; ….; ….; hamba sahaya harus diperlakukan dengan

baik, mereka makan seperti apa yang dimakan tuannya dan berpakaian

seperti tuannya; ….(Buku Teks PAI SMA kelas X, 2014: 154).

Memperlakukan istrinya dengan baik dan lemah lembut, hakikatnya

mengandung nilai simpati. Baik dan lemah lembut merupakan bentuk dari

nilai simpati. Sedangkan nilai empati terlihat pada “tuan memperlakukan

hamba sahaya dengan baik”. Seperti, taun dan hamba sahaya sama dalam hal

Gambar 4. 29 muda mudi sedang pacaran

(Buku teks PAI dan Budi Pekerti SMA kelas X,

2014:103)

147

makan dan pakaian. Hakikat tuan dan hamba sahaya sama dalam hal makan

dan pakaian, tuan mempunyai rasa empati kepada hamba sahaya.