BAB IV DAN v Revisi Novi
-
Upload
galuh-hemastiti -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of BAB IV DAN v Revisi Novi
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebagai sebuah lembaga yang sedang berkembang pesat, Swift English School
memiliki kesadaran akan pentingnya pengembangan dalam pengelolaan sumber daya
manusia. Masing-masing organisasi memiliki sistem pengelolaan sumber daya manusianya
sendiri, begitu pula dengan Swift English School. Swift English School secara terus menerus
melakukan penyesuaian dalam hal pengelolaan sumber daya manusia. Hal ini juga berlaku
pada beberapa sistem yang diterapkan di Swift English School diantaranya rekrutmen.
Rekrutmen merupakan upaya pencarian dan perolehan sejumlah kandidat karyawan yang
berkualitas sehingga memungkinkan perusahaan untuk menyeleksi orang-orang yang paling
tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan. Demi menjaga kelangsungan perusahaan, Swift
English School secara rutin membuka jalan bagi calon karyawannya untuk bergabung melalui
dua posisi yaitu tutor dan front officer.
Perkembangan pesat Swift English School di tahun 2015 menyebabkan permintaan
pasar akan layanan kursus bahasa Inggris meningkat drastis. Seiring dengan hal tersebut,
kebutuhan akan tutor pun akan meningkat. Namun di sisi lain, perusahaan belum mampu
secara maksimal mempertahankan jumlah tutor yang ideal. Swift English School menjawab
kebutuhan ini dengan melakukan rekrutmen secara berkelanjutan dari bulan Januari hingga
Agustus 2015. Rekrutmen ini dilakukan guna mengisi kekosongan posisi tutor yang
diakibatkan dari meningkatnya permintaan dan keluarnya tutor yang telah lebih dulu
bergabung dengan Swift English School.
Calon tenaga kerja Swift English School diambil dari dua sumber yaitu internal dan
eksternal perusahaan. Untuk posisi tutor dan front officer sumber perekrutan berasal dari
luar/eksternal perusahaan diantaranya lembaga pendidikan, lamaran terdahulu yang telah
masuk, maupun teman/anggota keluarga karyawan. Swift English School mencantumkan
lowongan terutama melalui media sosial seperti Twitter untuk menemukan pelamar-pelamar
berkualitas dengan biaya minimal dan jangkauan yang luas.
Sejatinya, proses rekrutmen di Swift English School menekankan pada sekadar
mengisi lowongan yang kosong saja; bukan berupaya memikat tipe calon berbakat yang dapat
dijadikan kandidat pada level manajerial dimasa yang akan datang. Setiap orang yang
berkarir di Swift English School, kecuali CEO, selalu memulai karirnya dari level terbawah
yaitu staf baik tutor maupun front officer. Keputusan ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya:
1) Keterdesakan waktu yang dialami manajemen dalam hal penyediaan tutor untuk
menjawab permintaan pasar yang meningkat drastis sementara ketersediaan calon tenaga
kerja terbatas. Di pasar tenaga kerja, lebih mudah bagi perusahaan berskala kecil seperti
Swift menemukan calon karyawan yang berkualitas dari segi operasional daripada
menemukan karyawan dengan kemampuan manajerial yang mumpuni;
2) Budaya kekeluargaan yang masih sangat kental di perusahaan menyebabkan Swift
English School cenderung lebih mudah mempercayakan posisi manajerial kepada orang
yang telah mereka kenal dibandingkan kepada sosok baru di perusahaan.
3) Merekrut manajer dari luar perusahaan membutuhkan lebih banyak biaya dibandingkan
merekrut karyawan yang telah ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa merekrut karyawan
operasional membantu Swift dalam menekan biaya mengingat karyawan yang
berpengalaman untuk level manajerial cenderung meminta kompensasi ttinggi
Adapun kriteria calon pelamar untuk posisi tutor yang biasa disampaikan dalam proses
rekrutmen antara lain humoris, berusia maksimal 28 tahun, bersemangat tinggi, dan
merupakan mahasiswa tingkat akhir atau lulusan jurusan bahasa inggris/sastra inggris,
menguasai bahasa inggris dengan baik dan benar.
Di sisi lain pada level manajerial, Swift English School selalu menerapkan sistem
internal recruiting berupa penunjukkan.Seorang manajer yang memimpin sebuah kantor
cabang adalah ia yang awalnya adalah seorang tutor. Pada saat adanya lowongan, Branch
Manager akan mengajukan kepada CEO satu atau beberapa nama kandidat manajer yang
dianggapnya memenuhi syarat. Setelah mendapatkan persetujuan dari CEO, Branch Manager
mengajukan penawaran kepada kandidat tersebut secara personal. Apabila kandidat terpilih
tersebut bersedia mengisi jabatan manajer yang kosong, selanjutnya Branch Manager akan
mengajukan kontrak yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Adapun kontrak
untuk seorang manajer berlaku selama enam bulan.
Dalam proses internal recruiting, seharusnya perusahaan harus memiliki skill
inventory berupa data internal perusahaan tentang sumberdaya manusia yang dimiliki oleh
perusahaan serta job description dan job specification yang jelas. Job description dan job
specification merupakan data yang dihasilkan dari proses job analysis. Selanjutnya data
tersebut harus dikomunikasikan kepada seluruh elemen yang ada di perusahaan. Di Swift
English School, manajer SDM tidak memiliki data akurat tentang skill inventory, job
description serta job specification.Lebih lanjut, Swift tidak melakukan internal recruiting
secara terbuka mengingat seleksi hanya dilakukan oleh Branch Manajer dan CEO. Kriteria
dalam rekrutmen untuk menjadi seorang manajer juga tidak disampaikan secara terbuka
kepada seluruh karyawan yang mungkin mempunyai kualifikasi yang sesuai untuk jabatan
manajer. Hal ini dapat menimbulkan ketidakadilan perolehan kesempatan bagi karyawan
secara umum. Lebih lanjut, hal ini memungkinkan terjadinya horn effect oleh Branch
Manajer dan CEO.
Banyak karyawan tidak memandang Swift English School sebagai pilihan tempat
berkarir di masa mendatang. Kebanyakan dari mereka menjadikan Swift sebagai batu
loncatan bagi karir selanjutnya. Meski tidak dapat disalahkan, namun kenyataannya Swift
ikut menanggung beban atas perilaku ini. Rata-rata karyawan Swift English School adalah
mahasiswa semester akhir atau fresh graduate yang sambil mengajar, menunggu pekerjaan di
perusahaan lain yang skala usahanya lebih besar dari Swift. Kebanyakan dari karyawan
tersebut tidak melihat adanya kemungkinan berkarir untuk jangka panjang di Swift English
School selain menjadi tutor atau front officer pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh
ketidaktahuan karyawan akan kemungkinan-kemungkinan karir, proyek dan rencana
pengembangan Swift di masa yang akan datang. Swift English School sebagai organisasi
yang sedang berkembang pesat pada dasarnya memiliki peluang karir yang baik bagi
karyawannya walau tentu saja kesempatan tersebut dipengaruhi pula oleh skala usahanya.
Selain berkenaan dengan ketidaktahuan akan jenjang karir, jangka waktu kontrak
kerja tutor dibagi menjadi 2 yaitu 3 bulan untuk part-time tutor dan 6 bulan untuk full-time
tutor. Artinya, hampir setiap tiga bulan sekali Swift harus bersiap melakukan rekrutmen dan
seleksi tutor baru untuk menggantikan tutor lama yang tidak melanjutkan kontraknya.
Berdasarkan wawancara diketahui bahwa jangka waktu tiga atau enam bulan dirasa ideal oleh
Swift untuk mengikat seorang calon tutor mengingat cukup seringnya terjadi ketidaksesuaian
antara hasil wawancara kerja dengan kenyataan di lapangan. Masalah yang paling sering
terjadi adalah tutor tidak mendedikasikan cukup waktunya untuk Swift sehingga manajer
kesulitan mengalokasikan tutor ke kelas-kelas yang siap dimulai. Hal ini tidak sesuai dengan
pernyataan tutor pada saat wawancara kerja bahwa mereka mampu dan bersedia
mengalokasikan waktu bagi Swift untuk mengampu kelas-kelas yang dipercayakan kepada
mereka. Masalah lainnya adalah tingkah laku. Meski sering bersifat subyektif, namun untuk
organisasi dengan budaya kekeluargaan yang cukup kental, tingkah laku menjadi syarat tidak
tertulis yang sering menghambat keberlangsungan hubungan antara Swift dengan
karyawannya. Swift begitu menjunjung tinggi rasa saling memiliki antara karyawan dengan
perusahaan. Rasa memiliki ini ditunjukkan melalui interaksi antar karyawan, jumlah waktu
yang dihabiskan oleh seorang karyawan di kantor, kerelaan karyawan melakukan tugas-tugas
sesuai atau di luar tugas rutinnya, dan lain sebagainya. Belum ada formula baku bagi pihak
manajemen untuk merangkum definisi “rasa memiliki” dan kriteria karyawan seperti apa
yang dapat digolongkan sebagai karyawan dengan “rasa memiliki yang tinggi”. Hal ini sering
menjadikan penilaian terhadap karyawan bias dan subyektif.
Sebagian dari para manajer di Swift English School memulai karir mereka di Swift
sejak tahun terakhir di bangku perkuliahan hingga lulus. Berawal dari menjadi tutor hingga
akhirnya menduduki posisi manajerial, mereka belum pernah mendapat pengarahan maupun
pelatihan manajerial apapun. Bekal mereka sebagai manajer adalah “belajar dari
pengalaman” baik itu di organisasi kampus maupun langsung pada praktiknya di Swift.
Seorang manajer akan dikontrak selama enam bulan oleh Swift. Sama seperti sebelumnya,
manajemen atas Swift English School menganggap jangka waktu ini ideal untuk menghindari
pemutusan kontrak secara sepihak di tengah berjalannya kontrak tersebut. Dengan jangka
waktu enam bulan, Swift merasa lebih mudah mengantisipasi pergantian manajer apabila
yang bersangkutan ternyata dianggap kurang kompeten dalam menjalankan tugasnya atau
yang bersangkutan tidak lagi bersedia menjalankan peran sebagai manajer. Sayangnya, angka
enam bulan nyatanya terlalu singkat untuk seseorang menunjukkan performa terbaiknya
sebagai manajer. Melakukan pergantian manajer setiap enam bulan juga bukan merupakan
tindakan yang tepat karena akan menimbulkan kerepotan bagi manajemen atas.
Kondisi yang terjadi di lapangan saat ini adalah Swift English School mengalami
kekurangan calon manajer untuk mengisi posisi yang dapat sewaktu-waktu ditinggalkan oleh
manajer saat ini. Sebagian besar karyawan Swift English School minim pengalaman dalam
hal manajerial. Jika sewaktu-waktu Swift membutuhkan pengganti manajer, mereka perlu
waktu untuk terlebih dahulu membekali manajer baru tersebut dengan pengetahuan dasar
manajerial dan kepemimpinan. Hal ini pada dasarnya sejalan dengan prinsip yang diyakini
manajemen atas Swift English School bahwa seorang pemimpin lahir karena dibentuk.
Namun, dengan pembentukan yang terburu-buru, tentu saja hasil yang diperoleh tidak akan
maksimal.
Mengingat dalam memilih seseorang dalam melakukan pekerjaan diperlukan
pemahaman secara menyeluruh tentang jenis pekerjaan yang harus dilakukan dan kualifikasi
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tersebut, maka dengan tidak adanya data akurat
tentang skill inventory, job description dan job spesification dapat mengakibatkan
ketidaksesuaian antara lowongan yang ada dengan kulifikasi yang dimiliki oleh calon yang
akan melakukan suatu pekerjaan. Selain itu, informasi di dalam job analisis juga berguna
untuk mendeteksi persyaratan kerja yang tidak diperlukan sehinga ada batasan yang jelas dan
tidak terjadi overlap antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya.
Di awal tahun 2015, Swift English School melakukan sedikit perubahan dalam
struktur mereka dengan menghadirkan fungsi head tutor sebagai bagian dari struktur
terutama di kantor cabang yang berkembang seperti kantor Jl. Selokan Mataram dan Jl.
Flamboyan. Seperti dijabarkan terdahulu, fungsi ini berperan dalam memastikan ketersediaan
foreigner yaitu penutur asing untuk masing-masing kelas, berkoordinasi dengan bagian
Sarana Prasarana dalam hal ketersediaan media ajar, dan membantu manajer dalam
mengelola tutor. Sayangnya, tidak ada fungsi yang secara signifikan berbeda antara head
tutor dengan manajer. Kehadiran head tutor menjadi kurang efektif mengingat bahwa tugas
tersebut dapat dikerjakan seorang diri oleh manajer. Di samping itu, fakta bahwa baik head
tutor maupun manajer sama-sama memiliki wewenang atas para tutor menunjukkan adanya
kemungkinan dualisme kepemimpinan di bagian tersebut yang di kemudian hari dapat
menyebabkan kebingungan diantara para tutor.
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa pengelolaan SDM di Swift English School
belum maksimal. Hal ini tercermin dari belum adanya job analisis yang seharusnya dijadikan
acuan pada proses rekrutmen dan seleksi karyawan Swift English School. Lebih lanjut, dari
permasalahan yang muncul, juga terlihat belum maksimalnya peran manajer SDM sebagai
mitra manajemen tingkat atas dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan SDM.
BAB V
REKOMENDASI
Berdasarkan analisis di atas, dapat direkomendasikan beberapa hal terkait pengelolaan
SDM di Swift English School antara lain:
1. Perlu adanya job analisis pada setiap jenis pekerjaan yang ada.
2. Perubahan proses internal rekrutmen dari penunjukan/referal menjadi rekrutmen
terbuka/job posting.
3. Perubahan kriteria untuk posisi manajerial: Pendidikan terakhir minimal S1, telah
bekerja di Swift English School minimal selama 6 bulan, bersedia ditempatkan di cabang
manapun, bersedia mengikuti program pelatihan manajerial, memiliki kemampuan
komunikasi yang baik, lebih diutamakan bagi mereka yang mempunyai pengalaman
mengajar.
4. Dilakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan pada level manajerial secara
berkala.
5. Mengoptimalkan fungsi manajer SDM dalam mengelola SDM baik yang bersifat
administratif maupun strategis misalnya proses rekrutmen tutor dari eksternal perusahaan
yang sebelumnya menjadi tanggung jawab manajer.
6. Perlu revisi uraian tugas HT atau dihapus sekalian