BAB IV DAMPAK PINDAD SETELAH MENJADI PERSEROAN … · Seperti dalam tujuan PT. ... 1 1984/1985 451...
Transcript of BAB IV DAMPAK PINDAD SETELAH MENJADI PERSEROAN … · Seperti dalam tujuan PT. ... 1 1984/1985 451...
88
BAB IV
DAMPAK PINDAD SETELAH MENJADI PERSEROAN
TERBATAS HINGGA MASUK KE DALAM BUMNIS 1983-1986
A. Dampak Ekonomi Pindad setelah menjadi Persero
1. Penggurangan Anggaran Belanja Pertahanan Untuk
Pertumbuhan Ekonomi
Anggaran Belanja Pemerintah yang semula banyak dikeluarkan untuk
pembelian alutsista maupun senjata untuk keperluan Pertahanan dapat dikurangi
akibat industri yang menjadi perseroan seperti PT. Pindad yang sudah harus dapat
meng-alokasikan anggarannya sendiri. Seperti dalam tujuan PT. Pindad yaitu
Melaksanakan serta menunjang kebijaksanaan program pemerintah di bidang
ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, dan khususnya dalam
bidang industri peralatan militer, industri manufktur, energi dan transportasi
dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas.1
PT. Pindad yang masuk ke dalam anggaran belanja pertahanan dan
keamanan mendapat porsi yang cukup besar karena personil Angkatan Darat
merupakan mayoritas dari seluruh kekuatan Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia. Dengan pengurangan anggaran belanja untuk pertahanan Pemerintah
Indonesia dapat fokus dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang diterapkan
melalui Repelita. Pengurangan anggaran Belanja dalam bidan Pertahanan dan
Keamanan dapat dilihat dari tabel 1.
1 Sutarto., Prabu Kresna di Pindad , (Bandung : PT. Pindad, 2006), hlm. 41.
89
TABEL 1 :
ANGGARAN PEMBANGUNAN BIDANG HANKAM
DIPROYEKSIKAN DALAM REPELITA IV YANG
DIANGGARKAN DALAM APBN 1984/1988.
(dalam milyar rupiah)
No Tahum
Anggaran
Anggaran
HANKAM
APBN *)
Anggaran
Pembangunan
APBN *)
Anggaran
HANKAM
PELITA
IV
Presentase
anggaran
HANKAM
dalam
APBN
1 1984/1985 451 6543,2 697,8 7,10%
2 1985/1986 395 6349,8 - 6,20%
3 1986/1987 305,7 4788,3 - 6,28%
4 1987/1988 150 3337,7 - 4,49%
*) Tidak termasuk Nilai Rupiah murni bantuan proyek/Teknis, Kredit Ekspor dan
Obligasi.
Sumber: Data dari : 1) Repelita IV Buku I.
2) Nota Keuangan dan RAPBN 1986/1987.
3) Nota Keuangan dan RAPBN 1987/1988.
Dari tabel tersebut nampak bahwa anggaran pembangunan Hankam dalam APBN
pada tahun pertama Pelita IV, 64,63 % dari anggaran pembangunan Hankam yang
diproyeksikan dalam Repelita IV. Selama 4 tahun pelaksanaan Repelita IV,
anggaran pembangunan Hankam baik dalam jumlahnya maupun dalam APBN
presentasenya makin menurun. Keadaan ini akan mempengaruhi kemampuan
Hankam sebagai konsumen utama hasil industri Hankam untuk mendorong
pengembangan industri Hankam.2
Dengan pengurangan anggaran, industri Hankam dituntut untuk dapat
berkembang melalui anggaran dari masing-masing industri. Pindad sebagai
2 Ibid., hlm. 76.
90
contoh karena menjadi perusahaan dengan nama PT. Pindad maka harus
mendapat keuntungan dari setiap produksinya untuk dapat berkembang secara
mandiri. Kemampuan PT. Pindad dalam kemandirian secara ekonomi sehinga
tidak harus mendapatkan anggaran besar dari pemerintah menimbulkan dampak
positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional, dimana anggaran bisa dialokasikan
kepada pertumbuhan ekonomi nasional di bidang lainnya, seperti infrastruktur
maupun industri non-pertahanan keamanan.
2. Produksi Senjata Pindad Untuk Mengurangi Impor dan
Menambah Ekspor Senjata Pemerintah
Pembangunan pabrik dan peningkatan kapasitas produksi merupakan
upaya dibidang Hankam sejak dari awal Pelita IV telah dilakukan. Karena
pembangunan industri Hankam memerlukan investasi yang besar,
perkembangannya masih sangat tergantung dari perkembangan penerimaan
pemerintah dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Disamping itu perluasan
kapasitas produksi masih tergantung dari luasnya pemasaran baik didalam
maupun diluar negeri. Dengan peningkatan produksi PT. Pindad untuk memenuhi
kebutuhan Departemen Hankam, penggunaan senjata PT. Pindad dalam TNI AD
merupakan hal yang wajib untuk mengurangi ketergantungan ekspor.
PT. Pindad sudah berhasil memproduksi berbagai jenis dan jumlah senjata
semenjak terlahir kembali sebagai Persero. PT. Pindad memproduksi senjata
sesuai dengan kebutuhan dan pesanan dari TNI. Beberapa jenis dan jumlah senjata
yang telah diproduksi PT Pindad dari 1983 hingga 2006 dapat dilihat dari tabel 2.
91
Dengan produksi senjata yang semakin meningkat PT Pindad secara bertahap
dapat memenuhi kebutuhan senjata TNI maupun Polisi.
TABEL 2 :
Jenis dan Jumlah senjata yang telah diproduksi PT Pindad periode 1983-2006
No Jenis Senjata Jumlah
1 SS1-V1 87.700
2 SS1-V1 MARINIZE/SS1-M1 7.579
3 SS1-V2 7.400
4 SS1-V3 23.665
5 SS1-V5 3.306
6 SS1-RAIDER/SS1-R1 7.620
7 SPG 5.355
8 PISTOL P2DA/P2 5.355
9 PISTOL P1 3.800
10 SNIPER 207
11 SM-2/GPMG 38
12 MORTIR 60 KOM 71
13 MORTIR 60 LR 78
14 MORTIR 81 MM 40
15 REV R-1 4"/R1-V2 41.550
16 REV R-2 2"/R1-V1 1.500
17 SABHARA/SB-V1 6.226
18 PM JAGAWANA/PM1A1 JAGAWANA 4.000
19 REV R1 GAS/RG1-V1 806
20 SS2-V1 HB 50
21 SS2-V2 HB 40
22 SS2-V4 HB 65
23 MERIAM ME-25/MOUNTING 25
24 SAR 1 2.300
25 PISTOL P3 767
26 SHOTGUN 1.071
27 MOUNTING SMB CIS 241
28 SPG-1A (GL-M203) 5.355
29 MODIFIKASI SMB (QCB) 64
30 SS1-V1 POLISI 3.000
31 SILENCER 700
Sumber: Buku Prabu Kresna di Pindad
92
Produksi PT. Pindad yang semakin meningkat membuat penurunan dalam
meng-impor berbagai jenis senjata untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan.
Dengan pengurangan impor belanja alutsista maupun senjata Pemerintah
Indonesia bisa lebih fokus untuk perkembangan ekonomi. Upaya meningkatkan
percepatan pertumbuhan ekonomi, penguasaan dan pengembangan teknologi dan
industri yang canggih oleh industri Senjata serta kemampuannya untuk
mendukung dan menyebarluaskan penggunaan teknologi maju pada industri
nasional lainnya serta kemampuan industri Senjata untuk mengeksport hasil-hasil
produksinya, akan turut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Serta turut
mendorong pengembangan eksport non-migas.
PT. Pindad dalam produksinya sudah menjelaskan bahwa akan
membangun dan menerapkan sistem manajemen mutu sesuai standar penilaian
internasional. Melakukan pembaharuan berkelanjutan dalam perancangan
produksi, proses produksi, pengendalian mutu dan teknik memproses data setiap
langkah produksi. PT. Pindad dapat memenuhi rasio kualitas, harga yang paling
optimal serta memprioritaskan fungsi dan kehandalan.3 Maka dalam setiap
produksinya PT Pindad sudah menggunakan Quality Control (Kontrol Kualitas)
untuk standarisasi setiap senjata yang di produksi. PT Pindad memberikan
konsultasi teknik ke pelanggan mengenai pemilihan produk yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan sesungguhnya secara khusus. Memberikan pelayanan purna
jual cepat dan efisien, guna menjamin fungsi produk secara maksimal.4
Industri senjata PT. Pindad mengalami perkembangan yang signifikan
bukan hanya pengurangan senjata impor, namun Industri senjata juga mampu
3 Ibid., hlm 42.
4 Ibid.
93
untuk meng-ekspor produksi senjata pertama Indonesia yang dikenal dengan SS1
(Senapan Serbu Satu). Senjata SS1-V1 pernah diekspor ke beberapa negara lain
seperti :
a) Pada tanggal 12 November 1991 dikirim ke Timur Tengah, Militer Uni
Emirat Arab untuk di coba sebanyak 32 pucuk.
b) Pada tanggal 30 Oktober 1992 Proyek Salatiga dikirim sebanyak 1.000
pucuk SS1-V1 ke Kamboja.
c) Pada tanggal 18 Desember 1992 Proyek Cikajang dikirim sebanyak 1.000
pucuk ke Kamboja.
d) Pada tanggal 12 November 1998 Proyek Nagreg dikirim sebanyak 1.400
pucuk SS1-V1 ke Nigeria.
e) Pada tanggal 24 April 1998 Proyek Nagreg dikirim sebanyak 285 pucuk
SS1-V1 ke Nigeria.
f) Pada tanggal 31 Januari 1999 Proyek Nagreg dikirim sebanyak 1.100
pucuk SS1-V1 ke Nigeria.
g) Pada bulan Februari 1999 Proyek Nagreg dikirim sebanyak 250 pucuk SS1
ke Nigeria.
h) Tanggal 19 Mei, Juni, Juli, Agustus, September dan Oktober 1999 Proyek
Danared dikirim ke ASC USA berupa komponen SS1-V1.5
3. Perluasan Lapangan Kerja Untuk Pegawai Negeri
PT. Pindad turut berperan dalam perluasan lapangan kerja untuk kalangan
sipil pemerintahan. Dalam mempercepat pertumbuhan lapangan kerja, karena ciri
industri Hankam pada dasarnya padat modal, sulit diharapkan untuk dapat
5 Ibid., hlm 56.
94
memberikan lapangan kerja yang luas didalam industri Hankam itu sendiri. Tetapi
melalui kebutuhan bahan baku, sarana dan prasarana produksi maupun sarana
prasarana pendistribusian hasil-hasil produksi serta kebutuhan lainnya, yang
dikerjakan oleh kontraktor atau oleh industri lainnya secara berantai, akan
menumbuhkan lapangan kerja yang cukup banyak. Dengan pemenuhan kebutuhan
bahan baku untuk kebutuhan produksi senjata maka dibutuhkan tenaga kerja
ekstra dari Pegawai Negeri Sipil. Penambahan tenaga kerja berdampak positif
dalam pertumbuhan ekonomi nasional untuk mengurangi jumlah pengangguran.
Gambar 3.
Dirut Pindad Brigjen TNI-AD Ing Tb. A. Zoehri menyaksikan penanda-tangan
naskah sumpah Pegawai Negeri
Repro : Buku Catur Windu Perindustrian TNI AD
Sumber : Disjarah AD Tahun 1982
Pegawai PT Pindad semenjak sebagai persero melalui Keputusan Presiden
RI No. 59 tahun 1983, sejak 29 April 1983 Pindad (Perindustrian Angkatan Darat)
telah beralih status menjadi Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis
(BUMNIS) sudah banyak masuk dari kalangan sipil pemerintahan. Tenaga kerja
PT. Pindad dapat terpenuhi dari setiap Sekolah Teknik Mesin di Bandung (STM)
95
maupun dari Akademi Industri Logam (AIL) yang ditarik Pindad untuk masuk
sebagai pegawai setelah disekolahkan secara gratis karena biaya pendidikan
ditanggung oleh Ikatan Keluaga Besar Pindad (Igasar Pindad).6
B. Dampak Sosial Pindad Setelah Menjadi Persero
1. Berdirinya Yayasan Sadhana Bhakti
Pembinaan sumber daya manusia terutama ditujukan untuk meningkatkan
semangat dan gairah kerja para karyawan dengan cara meningkatkan
kesejahteraannya. Dari tahun ke tahun dan secara bertahap langkah usaha
pembinaan kesejahteraan para karyawan dilakukan dengan sistem bina tunggal
kesejahteraan, di mana diharapkan dapat tercipta suatu kondisi sejahtera atas dasar
prinsip kekeluargaan, keadilan dan persamaan hak dan kewajiban dalam
kebersamaan.7
Pada tahun 1958 telah dibentuk Koperasi Fungsionil Pabalad yang
meliputi : Koperasi Konsumsi, Koperasi Karya, Koperasi Pertanian & Perikanan
Darat, Koperasi Tabungan & Simpan Pinjam serta Koperasi Kebudayaan & Olah
Raga. Usaha lain yang sejalan dengan usaha meningkatkan kesejahteraan
karyawan yaitu melaksanakan :
a) Tahun 1950 mengadakan perbaikan kompleks perumahan karyawan.
b) Membangun perumahan baru meliputi :
1) Kompleks Perumahan Pindad Selatan
2) Perumahan Karyawan Kompleks Patuha
6 Departemen Pertahanan Nasional., Perindustrian Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat, (Bandung : PT Pindad, 1983), hlm. 88.
7 Ibid., hlm 97.
96
3) Perumahan Karyawan Kompleks Cidurian
c) Pembangunan gedung Sekolah Dasar & Taman Kanak-Kanak serta
Rumah Sakit Chandra Kirana dilengkapi dengan kompleks perumahan
paramedis yang dimulai pembangunannya pada tahun 1961 dan selesai
pada tahun 1964. Peresmian penggunaanya dilakukan oleh
Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal A. Yani pada tanggal 29
April 1965.8
Dengan semakin mengkat dan berkembangnya fungsi koperasi fungsionil
tersebut, maka pada tahun 1964 dibentuk Ikatan Keluarga Besar (Igasar) Pindad
yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan serta wahana pembinaan
kesejahteraan warga Pindad. Dengan demikian fungsi Igasar Pindad adalah
melaksanakan pembinaan secara terpadu terhadap badan-badan pelaksanaan
kesejahteraan baik di tingkat unit-unit maupun badan-badan koperasi fungsional
yang ada serta badan-badan pelaksanaan bergerak di bidang budaya, bidang
pendidikan, pembinaa remaj, pramuka kesehatan, kesejahteraan rumah tangga dan
sebagainya.9
8 Ibid., hlm 98.
9 Ibid.
97
Gambar 3.
Upacara Pelantikan pengurus Korpri
Repro : Buku Catur Windu Perindustrian TNI AD
Sumber : Disjarah AD Tahun 1983
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam rangka refungsionalisasi
dan penertiban badan-badan perkoperasian, maka unit-unit Koperasi Fungsionil
Igasar Pindad harus didudukkan sesuai dengan fungsinya baik dalam pembinaan
maupun status hukumnya. Badan-badan pelaksana kesejahteraan bidang
perkoperasian telah diadakan perubahan status hukumnya menjadi suatu badan
hukum yang berdiri sendiri, yaitu :
a) Pusat Karya (semula Kperasi Karya) menjadi PT. Purna Sadhana.
b) Koperasi Konsumsi menjadi Primkopad Pindad.
c) Koperasi Tabungan & Simpan Pinjam ; dengan nama yang sama
(tetap).10
Sedangkan unit/badan koperasi lainnya dilebur kepada Primkopad Pindad, kecuali
Koperasi Kebudayaan & Olah Raga dihapuskan, namun fungsi pembinaan bidang
10 Ibid.
98
kebudayaan dan olah raga dikelola secara terpusat oleh Igasar Pindad. Dalam
perkembangan dan pembinaan selanjutnya ternyata menimbulkan dualisme, yaitu
:
a) Di satu pihak badan-badan pelaksana kesejahteraan tersebut secara
mental psikologis tetap terikat kepada Igasar Pindad yang tidak
bersatatus hukum formal.
b) Namun di lain pihak badan-badan pelaksana kesejahteraan baik
yang berbentuk badan hukum sebagai yayasan maupun unit
koperasi secara yuridis fromal merupakan badan hukum yang
mandiri, sehingga tidak terikat kepada badan lainnya, dalam hal ini
adalah Igasar Pindad yang tidak berstatus sebagai suatu badan
hukum.11
Adanya dualisme tersebut menyulitkan dalam pembinaan maupun
pengelolaan menurut prosedur hukumnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka
pada tanggal 11 Maret 1983, didirikan Yayasan Igasar Pindad yang berfungsi
menyelenggarakan dan melaksanakan sistem bina tunggal kesejahteraan warga
Igasar Pindad. Yayasan tersebit, didirikan oleh Makelis Ikatan Keluarga Besar
(Migasar) Pindad yang diwakili oleh pimpinan, para sesepuh dan perwakilan
warga Igasar Pindad serta diberi nama Yayasan Sadhana Bhakti.12
Dengan didirikannya Yayasan Sadhana Bhakti, maka cakrawala kehidupan
bagi warga Igasar Pindad di masa-masa mendatang akan menjadi semakin cerah.
Langkah dan usaha pembinaan kesejahteraan tidak lain merupakan
11 Ibid., hlm 99.
12 Ibid.
99
pengejawantahan dari sikap dan perilaku yang terpadu dalam ikatan antara para
pemimpin, para sesupuh maupun segenap warga Igasar di dalam kerjasama yang
serasi dan dinamis dalam rangka mewujudkan terciptanya kebersamaan hidup dan
kehidupan sejahtera fisik material maupun mental spiritualnya berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945.13
Pindad sebelum menjadi persero sudah memperhatikan kesejahteraan
karyawan dibawah naungan Igasar Pindad (Ikatan Keluaga Besar). Namun Igasar
Pindad masih belum memiliki status hukum formal, maka setelah Pindad menjadi
PT. Pindad, Igasar Pindad juga diberikan status hukum melelalui didirikannya
Yayasan Sadhana Bhakti yaitu yayasan yang didirikan oleh Yayasan Igasar
Pindad.
2. Pindad Dalam Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam kemajuan teknologi.
Faktor sumber daya manusia menjadi hal yang mutlak dalam perkembangan suatu
industri khususnya industri senjata, kualitas sumber daya manusia yang memadai,
serta kualitasnya tidak bisa dipisahkan. PT. Pindad sendiri memiliki standar
kualitas dalam setiap sumber daya manusia yang dipekerjakan. Sumber daya
manusia harus ahli dalam bidang teknik mesin, teknik informatika, manajemen
keutamaan ini yang dicari dalam setiap karyawan PT. Pindad untuk dapat
memenuhi standar kualitas sumber daya manusia yang ada dalam PT. Pindad.
Tuntutan pemenuhan akan kebutuhan di bidang pendidikan warga Igasar
Pindad ternyata semakin meningkat, oleh karena itu pada tahun 1983 didirikan
13 Ibid.
100
Yayasan Pendidikan Igasar Pindad (YAPIP) yang berfungsi mendirikan dan
sekaligus membina lembaga-lembaga pendidikan meliputi : Sekolah Teknologi
(ST), Sekolah Teknologi Menengah (STM) dan Akademi Industri Logam (AIL)
ketiganya terletak di Bandung. Maksud pendirian ketiga pendidikan tersebut
adalah untuk memberikan kesempata kepada anak-anak atau keluarga karyawan
mendapatkan pendidikan, terutama bagi mereka yang ridak tertampung di
sekolah-sekolah ataupun perguruan tinggi negeri. Di samping itu juga
memberikan peluang kepada masyarakat luas untuk memanfaatkannya, khususnya
bagi mereka yang berminat kepada profesi di bidang teknologi industri.14
Gambar 5.
Pembukaan pameran Akademi Industri Logam. Tampak Dirut Pindad sebagai
Ketua Pendidikan Yayasan Pendidikan tengah membuka pameran dengan
pengguntingan pita
Repro : Buku Catur Windu Perindustrian TNI AD
Sumber : Disjarah AD Tahun 1983
PT. Pindad untuk menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tinggi,
menerapkan program pengembangan personil yang berkesinambungan. Mereka
dilatih di instansi dan industri dalam maupun luar negeri, seperti : Austria, Jepang,
14 Ibid.
101
Swiss, Belgia serta universitas dalam dan luar negeri. PT. Pindad juga memiliki
Departemen Pendidikan dan Pelatihan (Depdiklat) yang tidak hanya melatih
personil perusahaan saja tetapi juga untuk melatih pelanggan dalam berbagai
keterampilan dan pengetahuan.15
3. Rumah Sakit PT Pindad
Rumah Sakit PT Pindad yang sudah ada sebelumnya dengan nama Rumah
Sakit Chandra Kirana dilengkapi dengan kompleks perumahan paramedis yang
dimulai pembangunannya pada tahun 1961 dan selesai pada tahun 1964.
Peresmian penggunaannya dilakukan oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal A.
Yani pada tanggal 29 April 1965. Berdiri sejak tanggal 1 April 1966, dengan
nama awal Rumah Sakit Chandra Kirana, dan diresmikan tanggal 6 Mei 1966.
Secara resmi Skep nomor : KEP96/5/1967 dengan kapasitas rumah sakit yang ada
saat itu terdiri dari 100 tempat tidur dan pegawai kurang lebih 100 orang. Rumah
Sakit ini kemudian ditingkatkan menjadi DenKes penuh dan disebut Datasemen
Kesehatan Perindustrian Angkatan Darat dengan pimpinan yang disebut
Komandan Datasemen Kesehatan (Dan Denkes) tahun 1971 dibawah pimpinan
Letkol dr. Sulaeman AS, DenKes PINDAD sempat mengadakan kursus kejuruan
yang disebut DK (Djuru Kesehatan), kurang lebih selama satu tahun.16
15 Sutarto., Op Cit, hlm. 43.
16 Departemen Pertahanan Nasional., Op Cit. hlm 97.
102
Gambar 5.
Kunjungan Sosial Pengurus Persit KCK ke R.S. Chandra Kirana Pindad
Repro : Buku Catur Windu Perindustrian TNI AD
Sumber : Disjarah AD Tahun 1982
Tahun 1972 nama DenKes diubah menjadi Bina Kesehatan Industri
(Binkesind) dengan jumlah karyawan 170 orang. Tahun 1979 berganti nama
menjadi Pusat Kesehatan Industri, tapi hanya beberapa bulan saja dan kembali
menjadi DenKes. Tahun 1983 PINDAD (Pusat Perindustrian Angkatan Darat) alih
status BUMN yang tercakup dalam industri PT. PINDAD (persero) strategi
dibawah pimpinan Prof. DR. BJ. Habibie dan sebutan PINDAD tidak lagi berarti
Perindutrian Angkatan Darat. Pada awalnya RS Chandra Kirana DenKes
PINDAD tidak tercakup alih status, kemudian karena dirasa oleh pimpinan bahwa
Rumah Sakit tetap dibutuhkan maka pada tahun 1985 Rumah Sakit Chandra
Kirana DenKes PINDAD menjadi Rumah Sakit PINDAD dibawah PT. PINDAD
(persero) dengan kepala Rumah Sakit dr. Moch. Hatta. Semula Rumah Sakit
PINDAD dibentuk untuk kepentingan warga angkatan. Tetapi kemudian sebagai
103
layaknya sebuah Rumah Sakit, tidak dapat lepas dari fungsi sosial untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sekitarnya.17
C. Dampak Politik Pindad Setelah Menjadi Persero
1. Perubahan Kepemimpinan Pindad Militer Menuju Sipil
Pindad sudah mengalami berkali-kali perubahan struktur dalam
kepemimpinan semenjak ditangani oleh TNI-AD. Pergantian kepemimpinan pada
tanggal 28 April 1976 yang merupakan realisasi dari Keputusan
Menhankam/Pangab No: Kep/18/IV/1976 tanggal 28 April 1976 tentang pokok-
pokok organisasi dan Prosedur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dan
Keputusan Kasad No: Kep/58/X/1979 tanggal 12 Oktober 1979 tentang organisasi
dan tugas Pindad, nama Kopindad dirubah menjadi Pindad sejak tangggal 12
Oktober 1979. Sebelum Pindad menjadi Persero jajaran kepemimpinan Pindad
dibawah TNI-AD. Pada masa ini Pindad dibawah kepemimpinan Brigjen. A.H.
Pane dari tahun 1970 hingga 1979 digantikan oleh Brigjen Ing Tb. A. Zoehri
sebagai Dirut (Direktur Utama) Pindad dari tahun 1979 hingga 1983. Dalam
jajaran Direksi Pindad pada tahun 1970 dan 1983 dapat dilihat pada tabel 3.
17 Ibid., hlm 98.
104
TABEL 3 :
Direksi PT PINDAD (PERSERO) Tahun 1970 – 1983
No Nama Jabatan Masa Jabatan
1 Brigjen A.H. Pane Danjen
Kopindad 30-4-1970 - 5-51979
Kolonel Srie Harsono Dirpersja 1975-1978
Kolonel Lutfi Zakaria Dirrenlitbang 1975-1978
Kolonel Soeselo P. Dirbenda 1975-1977
Kolonel Soedjono Dirmutu 1980-1981
2 Brigjen TNI Ing Tb. A. Zoehri Direktur Utama 5-5-1979 - 27-4-1983
Kolonel CPL. Moch.
Marphana Dirpersja 1978-1983
Letkol TIT Ir. Soediarti S. Dirtek 1981-1983
Kolonel CPL. Drs. Berbudi T. Dirben 1978-1983
Letkol CPL. Ir. D.F. Tatuhey Dirmutu 1981-1983
Kolonel CPL. Ir. T. Sjamsoe Dirprod 1981-1983
Sumber: Buku Perindustrian TNI AD (Catur Windu Perindustrian TNI
Angkatan Darat 29 April 1950 – 29 April 1982).
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa seluruh jajaran Direksi Pimpinan Pindad
berlatar belakang Militer. Semua jajaram Direksi berpangkat dari Letnan Kolonel
(Letkol) hingga Brigadir Jendral (Brigjen). Namun dengan keluarnya Keputusan
Presiden Nomor 59 Tahun 1983 Tentang Pembentukan Dewan Pembina dan
Pengelola Industri-Industri Strategis dan Industri Hankam. Melalui keppres
inilah peran Prof. Dr. Ing B.J. Habibie sebagai tangan kanan Presiden Soeharto
dalam pembangunan Industri Strategis diserahkan seluruhnya.
Pada 29 April 1983, Perindustrian Angkatan Darat resmi beralih status
dari institusi yang sebelumnya di bawah naungan Departemen Pertahanan dan
Keamanan menjadi Perseroan Terbatas (PT). Nama barunya PT. Pindad (Persero).
Pindad dibelakang kata PT bukan merupakan singkatan lagi melainkan utuh
105
sebagai sebuah nama. Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie berperan sebagai Direktur
Utama PT. Pindad. Dengan ini masuklah jajaran Sipil yang berperan dalam
perkembangan PT. Pindad pada masa selanjutnya.
Merangkap sebagai Ketua BPPT dan ketua tim dari DPIS, Habibie
kemudian menunjuk dan memasukan berbagai kalangan sipil dalam unsur
kepemimpinan PT. Pindad. Seperti menunjuk Ing. Lutfi Zakaria sebagai Direktur
umum, Ir. T. Sjamsu sebagai Direktur Produksi, Ir. Rahadi Ramelan sebagai
Direktur Teknologi. Dengan masuknya kalangan sipil dalam kepemimpinan
Pindad juga berpengaruh pada setiap kebijakan yang dikeluarkan. Seperti dalam
unsur tim Coorporate Plan PT.Pindad yang lebih fokus dalam produksi komersil
80% dan militer 20%. Terlihat jelas bagaimana Pindad yang semula industri
khusus yang bergerak dalam produksi kebutuhan militer menjadi sebuah
perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit taking). Namun tidak
kehilangan esensinya yang merupakan pemenuhan kebutuhan memproduksi
senjata, munisi dan peralatan sistem senjata untuk kebutuhan Hankam. Dalam
jajaran Direksi PT. Pindad pada tahun 1983 dan 1985 dapat dilihat pada tabel 4.
106
TABEL 4 :
Direksi PT PINDAD (PERSERO) Tahun 1983 – 1985
No Tahun Nama Jabatan Keterengan
1 1983 Prof. Dr. Ing. B.J.
Habibie
Direktur
Utama
306/KMK.011/1983 - TGL.
27-4-1983
Ir. R. Ramelan
Direktur
Teknologi
306/KMK.011/1983 - TGL.
27-4-1983
Ir. T. Sjamsu
Direktur
Produksi
306/KMK.011/1983 - TGL.
27-4-1983
Ing Luthfi Zakaria
Direktur
Umum
306/KMK.011/1983 - TGL.
27-4-1983
2 1985 Prof. Dr. Ing. B.J.
Habibie
Direktur
Utama
106/KMK.011/1983 - TGL.
8-2-1985
Prof. Handoyo
Direktur
Teknologi
106/KMK.011/1983 - TGL.
8-2-1985
Ir. T. Sjamsu
Direktur
Produksi
106/KMK.011/1983 - TGL.
8-2-1985
Ing Luthfi Zakaria
Direktur
Umum
106/KMK.011/1983 - TGL.
8-2-1985
Ir. Yuwono
Siswanto
Direktur
Komersil
106/KMK.011/1983 - TGL.
8-2-1985
Sumber: Buku Prabu Kresna di Pindad
Dapat dilihat dari tabel 4 bahwa jajaran direksi (pimpinan) dalam PT.
Pindad yang sudah menjadi Persero dibawah kendali sipil dipimpin oleh Prof. Dr.
Ing. B.J. Habibie sebagai Direktur Utama PT. Pindad juga merangkap sebagai
ketua Dewan Pembina Industri Strategis (DPPIS) dan Badan Pengkajian
Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai Ketua Tim Corporate Plan Pindad. Habibie
berperan sebagai pemegang kendali perkembangan Industri Strategis salah
satunya Pindad dalam menentukan arah kebijakan dan majunya industri senjata
Indonesia.
PT. Pindad layaknya perusahaan dibawah pemerintah memiliki pemegang
saham (Komisaris). Setelah menjadi Persero, Pindad memiliki jajaran komisaris
107
dalam setiap kepemimpinan sebagai pengawas kepentingan pemerintah dalam PT.
Pindad itu sendiri. Jajaran komisaris PT. Pindad dapat dilihat dalam tabel 5.
TABEL 5 :
Komisaris PT PINDAD Tahun 1983 – 1987
No Tahun Nama Jabatan Keterangan
1 1984 Rudini Komisaris Utama 98/KMK.011/84
Yogi Supardi Komisaris Tgl. 27-11-1984
Ir. Eman
Yogaswara Komisaris
2 1987 Try Sutrisno Komisaris Utama 495/KMK.011/87
Dr. Hamonangan Komisaris Tgl. 14-08-1987
Yogi Supardi Komisaris
Sumber: Buku Prabu Kresna di Pindad
Dapat dilihat dari tabel 5 bahwa jabatan Komisaris Utama diwakili dari
Mentri Pertahanan dan Keamanan, PT. Pindad memiliki kewajiban untuk
memenuhi setiap pesanan dari Departemen Pertahanan dan Keamanan. Seperti
yang tertera dalam tujuan PT. Pindad melaksanakan serta menunjang
kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional
pada umumnya, dan khususnya dalam bidang industri peralatan militer, industri
manufktur, energi dan transportasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang
berlaku bagi perseroan terbatas.18
18 Sutarto., Op Cit, hlm. 41.
108
BAB V
KESIMPULAN
Perindustrian Angkatan Darat yang disebut Pindad merupakan salah satu
industri utama dalam alat utama Hankam yang sudah ada sejak sebelum
kemerdekaan. Dengan pergantian pemerintahan dan perkembangan zaman
industri Angkatan Darat pun juga mengalami perubahan dari kepemilikan hingga
struktur organisasi. Masa paling penting bagi perkembangan industri ini yaitu saat
perpindahan tangan dari Kemenhankam ke BUMN pada tahun 1983 yang
menggubah arah perkembangan hingga visi dan misi industri. Setelah berpindah
tangan ke BUMN menjadi perusahaan dengan nama PT PINDAD.
Latar belakang kebutuhan industri senjata Pindad disebabkan oleh
ketergantungan industri senjata dalam negeri terhadap impor asing, belum adanya
produksi senjata yang baik dalam kualitas yang dapat memenuhi kebutuhan
Angkatan Darat (Contoh: pada operasi Seroja banyak senjata Pindad yang ditarik
kembali karena mengalami malfungsi), perawatan dan reparasi alutsista maupun
senjata yang mahal khususnya senjata impor, dan juga untuk perbaikan ekonomi
serta untuk pembangunan industri pertahanan negara.
Perkembangan Pindad selama era Orde Baru pada tahun 1976 hingga 1983
terjadi beberapa kejadian penting seperti : perubahan nama dan struktur organisasi
dari Komando Utama Pembinaan menjadi Badan Pelaksana Utama dalam
lingkungan militer, ini berarti Pindad sudah tidak terikat rantai Komando Militer
untuk setiap produksi agar industri terus berjalan dan berkembang tanpa harus
menunggu perintah Komando Militer. Melakukan kerjasama dengan industri
senjata luar negeri untuk mendapatkan kualitas lebih baik dalam produksinya,
bekerjasama dengan Fabrique Nationale Herstal Belgia, dan pemilihan Fabrique
109
Nationale Carabine sebagai senapan utama TNI nantinya setelah diproduksi oleh
Pindad secara mandiri. Fokus Pindad tetap pada kebutuhan militer TNI namun
juga memproduksi berbagai produk sipil untuk menunjang kebutuhan anggaran
sebagai perusahaan (profit taking). Dengan pembentukan Dewan Pembina
Industri Strategis melalui Keputusan Presiden No 59 Tahun 1983 maka industri
strategis mendapat perhatian khusus dari pemerintah. PT Pindad khususnya dalam
mengejar kemajuan teknologi di bantu oleh Badan Pengkajian Penerapan
Teknologi (BPPT) dengan bantuan Prof. Dr. Ing B.J. Habibie sebagai Direktur
Utama PT. Pindad yang merangkap ketua BPPT.
Dampak Pindad setelah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan masuk
sebagai Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) tahun 1983
hingga 1986. PT. Pindad menjadi Perusahaan dengan tujuan mendapatkan
keuntungan dari produksi (profit taking). 100% saham dipegang oleh Pemerintah,
fokus teknologi menjadi acuan utama dalam perkembangan PT. Pindad dan
berhasil memproduksi senjata standar NATO yaitu Senapan Serbu Satu (SS1)
yang diadopsi dari FNC Belgia. Dampak ekonomi yaitu mengurangi anggaran
belanja pertahanan untuk pertumbuhan ekonomi nasional, penggunaan senjata
Pindad untuk mengurangi ekspor yang sudah memiliki standar Nato (SS1)
menjadi senapan utama TNI, memperluas lapangan kerja dari kalangan pegawai
sipil. Dampak sosial yaitu berdirinya Yayasan Ikatan Kekuarga Besar Pindad
(Igasar Pindad) yang sudah dipayungi lembaga hukum, Peresmial STM, maupun
AIL (Akademi Industri Logam) untuk kepentingan pendidikan warga Pindad.
Dampak Politik yaitu sebagai PT. Pindad memiliki nama yang besar karena
mendapat perhatian khusus dari pemerintah melalui Prof. Dr. Ing B.J. Habibie
110
sebagai Direktur Utama PT. Pindad kemudian memasukan jajaran sipil untuk
kepemimpinan Pindad, yang sebelumnya dari kalangan TNI-AD. Sebagai
perusahaan pemerintah Pindad tidak lepas pengaruhnya dari TNI-AD melalui
jajaran komisaris (pemegang saham) mewakili pemerintah untuk mengawasi
perkembangan dan arah kebijakan PT. Pindad karena harus sesuai dengan
kebutuhan Departemen Pertahanan dan Keamanan yang menempati kursi
Komisaris Utama dalam PT.Pindad.
111
DAFTAR PUSTAKA
A. Arsip & Surat kabar Sezaman
Surat Lampiran Pelaksanaan Doktrin Teritorial Nusantara Dalam Rangka
Mewujudkan Ketahanan Nasional Tahun 1977, Koleksi Arsip Pusat
Sejarah TNI.
Surat Lampiran II Surat Berita Acara Serah Terima PINDAD 29 April 1983,
Koleksi Arsip PT Pindad.
Arsip Hasil Produksi Perindustrian Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
29 April 1950 – 29 April 1982, Koleksi Arsip PT Pindad.
Surat Lampiran III Keputusan Presiden Republik Indonesia No 40 Tahun 1980,
Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.
Surat Lampiran IV Keputusan Presiden Republik Indonesia No 6 Tahun 1984,
Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.
Surat Lampiran V Keputusan Presiden Republik Indonesia No 50 Tahun 1986,
Koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.
Surat Lampiran VI Keputusan Presiden Republik Indonesia Peraturan
Pemerintah No 17 Tahun 1980, Koleksi Arsip Nasional Republik
Indonesia.
Surat kabar Fikiran Rakyat , 29 April 1983 “PINDAD Mengejar Ketinggalan
Teknologi”, Koleksi Arsip Monumen Pers Surakarta.
Surat kabar Fikiran Rakyat, 30 April 1983 “Sasaran Utama PT Pindad untuk
kebutuhan Hankam”, Koleksi Arsip Monumen Pers Surakarta.
B. Buku
Abrar Yusra. 2011. Azwar Anas Teladan dari Ranah Minang. Jakarta : Kompas.
A.H. Nasution. 1963. TNI Jilid I. Bandung: Ganaco N.V.
Baskara T Wardaya. 2009. Indonesia Melawan Amerika Konflik Perang Dingin
1953-1963. Jakarta : Galang Press.
Connie Rahakundini Bakrie. 2007. Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal.
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Departemen Pertahanan Nasional. 1983. Perindustrian Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat. Bandung : PT Pindad.
112
Dudung Abdurrahman. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana
Ilmu.
Gottshalk Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Ir. Ginandjar Kartasasmita. 1981. 30 Tahun Indonesia Merdeka 1974-1975 (Jilid
IV). Jakarta : Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Irfan Khosirun dan Endan Suhendra. 2013. Pijakan untuk Kemandirian Alutsista,
30 Tahun PT Pindad (Persero). Jakarta : PT. Gramedia.
Lembaga Ketahanan Nasional Departemen Pertahanan Keamanan RI. 1999.
Hubungan Sipil-Militer. Jakarta : PT Gramedia.
Mona Lohanda. 2011. Membaca Sumber Menulis Sejarah, Yogyakarta : Ombak.
Pandji Anoraga. 1995. BUMN, SWASTA dan KOPERASI. Jakarta : PT. Dunia
Pustaka Jaya.
Pusat Sejarah dan Tradisi. 1985. 40 Tahun angkatan Bersenjata Republik
Indonesia. Jakarta : Mabes ABRI.
Sutarto. 2006. Prabu Kresna di Pindad. Bandung : PT. Pindad.
Sumitro Djojohadikusumo. 1985. Perdagangan dan Industri dalam
Pembangunan. Jakarta : LP3ES.
Silmy Karim , 2014. Membangun Kemandirian Industri Pertahanan Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia
Talukder Maniruzzaman. 1998. Militer kembali ke Barak. Sebuah Studi
Komparatif. Yogyakarta : PT Tiara Wacana.
C.Tesis & Jurnal
Andi Widjajanto., Evolusi Doktrin Pertahanan Indonesia. “Jurnal Pro Patria”.
2005.
Chaidir Basrie. “Pembangunan Industri Pertahanan Keamanan Untuk Memenuhi
Kebutuhan Peralatan Hankam”. Tesis. Jakarta : UI, 1987.
Lestari Wijono. “Pemberdayaan Industri Strategis Dalam Mendukung Alutsista
TNI AD Untuk Meningkatkan Pertahanan Keamanan Negara (Studi Di PT
Pindad)”. Tesis. Yogyakarta : UGM, 2008.
113
Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun
1984/1985., Republik Indonesia.
Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun
1985/1986., Republik Indonesia.
D. Website
http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-sishankamrata-dan-
komponennya., diakses pada 22 Juni 2015.
http://kbbi.web.id/ofensif., diakses pada 22 Juni 2015.
http://www.pengertianmenurutparaahli.com, diakses pada 22 Juli 2015.
www.ristek.go.id., diakses pada 22 Juni 2015.
http://www.id.m.wikipedia., diakses pada 30 Juli 2015.