BAB IV (Autosaved)

26
51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas Usia Frekuensi % <30 Tahun 11 15,3 >30 Tahun 61 84,7 Total 72 100 Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2015 Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas, responden yang berusian >30 tahun lebih banyak jika dibandingkan responden yang berusia < 30 tahun. Jumlah responden yang berusia > 30 tahun sebanyak 61 orang (84.7) %. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas Jenis Kelamin Frekuensi % Laki-laki 21 29,2 Perempuan 51 70,8 Total 72 100 Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2015

description

penelitian dbd

Transcript of BAB IV (Autosaved)

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Usia Frekuensi %<30 Tahun 11 15,3>30 Tahun 61 84,7

Total 72 100 Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas, responden yang berusian >30 tahun lebih

banyak jika dibandingkan responden yang berusia < 30 tahun. Jumlah responden

yang berusia > 30 tahun sebanyak 61 orang (84.7) %.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Jenis Kelamin Frekuensi %Laki-laki 21 29,2

Perempuan 51 70,8Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.2 diatas, responden yang memiliki jenis kelamin

perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang berjenis

kelamin laki-laki. Jumlah respoden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak

51 orang (70.8%).

Tabel 4.3

52

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pendidikan

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Pendidikan Frekuensi %Tidak tamat SD 6 8,3

Tamat SD 19 26,4Tamat SMP 11 15,3Tamat SMA 28 38,9

Tamat >D3/S1 8 11,1Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diatas, responden yang memiliki Pendidikan

SMA lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki

pendidikan SD, SMP dan Perguruan tinggi. Jumlah respoden yang memiliki

pendidikan SMA sebanyak 28 orang (38.9%)..

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Pekerjaan Frekuensi %Petani 1 1,4

PNS/ABRI 5 6,9Wiraswasta 11 15,3

Pegawai Swasta 6 8,3IRT 39 54,2

Lain-lain 10 13,9Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas, responden yang memiliki jenis Pekerjaan

IRT lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang memiliki jenis

pekerjaan lainnya. Jumlah respoden yang memiliki jenis pekerjaan IRT sebanyak

39 orang (54.2%).

4.1.2 Variabel Dependent

53

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Responden Menutup Wadah Penampungan Air

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Jawaban Frekuensi %Ya 32 44,4

Tidak 40 55,6Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas, responden yang tidak menutup wadah

penampungan air lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang

menutup wadah penampungan air.. Jumlah respoden yang tidak menutup wadah

penampungan air sebanyak 40 orang (55.6%).

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Responden Menguras atau Membersihkan Penampungan Air

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Jawaban Frekuensi %Ya 36 50,0

Tidak 36 50,0Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.6 diatas, responden yang menguras atau

membersihkan penampungan air sebandingan dengan responden yang tidak

menguras atau membersihkan penampuingan air yaitu sebanyak 50 %.

Tabel 4.7

54

Distribusi Frekuensi Responden Melakukan Pengelolaan Sampah

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Jawaban Frekuensi %Ya 62 86,1

Tidak 10 13,9Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.7 diatas, responden yang melakukan pengelolaan

sampah dengan benar lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang

tidak melakukan pengelolaan sampah. Jumlah responden yang melakukan

pengelolaan sampah dengan benar yaitu sebanyak 62 orang (86.1 %).

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Responden Membersihkan Saluran Air

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Jawaban Frekuensi %Ya 46 63,9

Tidak 26 36,1Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.8 diatas, responden yang membersihkan saluran

air lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang tidak membersihkan

saluran air. Jumlah responden yang membersihkan saluran yaitu sebanyak 46

orang (63.9 %).

Tabel 4.9

55

Distribusi Frekuensi Responden Menyingkirkan Barang Bekas

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Jawaban Frekuensi %Ya 57 79,2

Tidak 15 20,8Total 72 100

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.9 diatas, responden yang menyingkirkan barang

bekas lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang tidak menyingk.

Jumlah responden yang membersihkan saluran yaitu sebanyak 46 orang (63.9

%).

Tabel 4.10

Hubungan Keberadaan Tempayan/Gentong dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Tempayan/GentongJentik

TotalAda Tidakn % n % n %

Ada 8 100 0 0 8 11,1Tidak 0 0 64 100 64 88,9

Total 72 100Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.10 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 100 %

responden yang memiliki tempayan/gentong terdapat jentik didalam

tempayan/gentong tersebut.

Tabel 4.11

56

Hubungan Keberadaan Drum dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

DrumJentik

TotalAda Tidakn % n % n %

Ada 37 84,1 7 15,9 44 61,1Tidak 0 0 28 100 28 38,9

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.11 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 84.1 %

responden yang memiliki drum terdapat jentik didalam drum, sedangkan

responden yang memiliki drum sebanyak 15.9 % yang tidak memiliki jentik di

dalam drumnya.

Tabel 4.12

Hubungan Keberadaan Bak Mandi dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Bak MandiJentik

TotalAda Tidakn % n % n %

Ada 41 77,4 12 22,6 53 73,6Tidak 0 0 19 100 19 26,4

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.12 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 77.4 %

responden yang memiliki bak mandi terdapat jentik didalam bak mandi,

sedangkan responden yang memiliki drum sebanyak 22.6 % yang tidak memiliki

jentik di dalam bak mandinya.

Tabel 4.13

Hubungan Keberadaan Bak Penampungan Air dengan Keberadaan Jentik

57

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Bak Penampungan Air

JentikTotal

Ada Tidakn % n % n %

Ada 46 88,5 6 11,5 52 72,2Tidak 0 0 20 100 20 27,8

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.13 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 88.5 %

responden yang memiliki bak penampungan air terdapat jentik didalam bak

penampungan air, sedangkan responden yang memiliki bak penampungan air

sebanyak 11.5 % yang tidak memiliki jentik di dalam penampungan airnya.

Tabel 4.14

Hubungan Keberadaan Ember dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

EmberJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 16 31,4 35 68,6 51 70,8Tidak 0 0 21 100 21 29,2

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.14 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 31.4 %

responden yang memiliki Ember terdapat jentik didalam Ember, sedangkan

responden yang memiliki Ember sebanyak 68.6 % yang tidak memiliki jentik di

dalam Embernya.

Tabel 4.15

Hubungan Keberadaan Tempat Minum Hewan dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

58

Tempat Minum Hewan

JentikTotal

Ada Tidakn % n % n %

Ada 2 13,3 13 86,7 15 20,8Tidak 0 0 57 100 57 79,2

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.15 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 13.3 %

responden yang memiliki Tempat Minum Hewan terdapat jentik didalam Tempat

Minum Hewan, sedangkan responden yang memiliki tempat minum hewan

sebanyak 68.6 % yang tidak memiliki jentik di dalam tempat minum hewannya.

Tabel 4.16

Hubungan Keberadaan Vas Bunga dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Vas BungaJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 0 0,0 4 100 4 5,6Tidak 0 0 68 100 68 94,4

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.16 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 100 %

responden yang memiliki vas bunga tidak terdapat jentik didalam vas bunganya.

Tabel 4.17

Hubungan Keberadaan Dispenser dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

59

DispenserJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 1 5,0 19 95 20 27,8Tidak 0 0 52 100 52 72,2

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.17 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak 5 %

responden yang memiliki Dispenser terdapat jentik didalam Dispenser,

sedangkan responden yang Dispenser sebanyak 95 % yang tidak memiliki jentik

di dalam Dispensernya.

Tabel 4.18

Hubungan Keberadaan Kulkas dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

KulkasJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 2 2,9 68 97 70 97,2Tidak 0 0 2 100 2 2,8

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.18 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak 2.9 %

responden yang memiliki Kulkas terdapat jentik didalam Kulkas, sedangkan

responden yang Kulkas sebanyak 97 % yang tidak memiliki jentik di dalam

Kulkasnya.

Tabel 4.19

Hubungan Keberadaan Lubang Pohon dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

60

Lubang PohonJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 0 0,0 5 100 5 6,9Tidak 0 0 67 100 67 93,1

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.19 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 100 %

responden yang terdapat lubang pohon dihalaman rumahnya tidak terdapat

jentik.

Tabel 4.20

Hubungan Keberadaan Pelepah Daun dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Pelepah DaunJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 0 0,0 5 100 5 6,9Tidak 0 0 67 100 67 93,1

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.20 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 100 %

responden yang terdapat pelepah daun dihalaman rumahnya tidak terdapat jentik.

Tabel 4.21

Hubungan Keberadaan Tempurung Kelapa dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

61

Tempurung KelapaJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 0 0,0 2 100 2 2,8Tidak 0 0 70 100 70 97,2

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.21 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak 100 %

responden yang terdapat tempurung kelapa dihalaman rumahnya tidak terdapat

jentik.

Tabel 4.22

Hubungan Keberadaan Potongan Bambu dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Potongan BambuJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 0 NA 0 NA 0 0,0Tidak 0 0 72 100 72 97,2

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.22 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 100 %

responden tidak ada potongan bambu di halaman rumahnya.

Tabel 4.23

Hubungan Keberadaan Kulit Kerang dengan Keberadaan Jentik

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

62

Potongan BambuJentik

TotalAda Tidak

n % n % n %Ada 0 NA 0 NA 0 0,0Tidak 0 0 72 100 72 97,2

Total 72 100,0Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.23 diatas, diketahui banhwa ada sebanyak 100 %

responden tidak ada kulit kerang di halaman rumahnya.

4.1.3 Variabel Independent

Tabel 4.24

Hubungan Antara Keberadaan Jentik Pada Kontainer

dengan Angka Kejadian DD/DBD

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Keberadaan Jentik Pada Kontainer

Angka Kejadian DD/DBDTotal OR 95

% ClP.

ValueKasus Bukan Kasusn % n % n %

Ada 7 9,7 62 86 69 95,8 - 0,337

Tidak 0 0 3 4,2 3 4,2Total 72 100,0

Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.24 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak 9.7 %

responden yang memiliki jentik di kontainer yang ada di rumahnya memiliki

kejadian kasus DD/DBD, sedangkan sebanyak 86 % responden yang memiliki

jentik di kontainer yang ada di rumahnya tetapi tidak terdapat kejadian kasus

DD/DBD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.337 (lebih besar

dari alpha =0.05) yang H0 diterima sehingga disimpulkan tidak ada hubungan

yang bermakna antara keberadaan jentik di kontainer dengan angka kejadian

DD/DBD. Dari hasil analisis tidak diperoleh nilai OR.

63

Tabel 4.25

Hubungan Antara Ketersediaan Tutup Pada Kontainer

dengan Angka Kejadian DD/DBD

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

Ketersediaan Tutup Pada Kontainer

Angka Kejadian DD/DBDTotal

OR 95 % ClP.

ValueKasus Bukan Kasusn % n % n %

Ya 3 4,2 29 40 32 44,4 0,931 0,008

Tidak 4 5,6 36 50,0 40 55,6 0,193-4,497

Total 72 100,0 Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.25 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak 4.2 %

responden yang memiliki tutup pada kontainer di rumahnya memiliki kejadian

kasus DD/DBD, sedangkan sebanyak 40 % responden yang memiliki tutup pada

kontainer yang ada di rumahnya tetapi tidak terdapat kejadian kasus DD/DBD.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.008 (lebih kecil dari alpha

=0.05) yang berarti H0 ditolak sehingga disimpulkan ada hubungan yang

bermakna antara ketersediaan tutup pada kontainer dengan angka kejadian

DD/DBD. Dari hasil analisa juga diperoleh nilai OR = 0.931 artinya responden

yang tidak memiliki penutup kontainer mempunyai peluang terjadinya kasus

DD/DBD sebesar 0.931 jika dibandingkan dengan responden yang memiliki

penutup kontainer.

Tabel 4.26

Hubungan Antara Rumah Sehat dengan Angka Kejadian DD/DBD

Di RT 3 Kelurahan Gunung Lingkas

64

Rumah SehatAngka Kejadian DD/DBD

TotalOR 95 % Cl

P. ValueKasus Bukan Kasus

n % n % n %Sehat 1 1,4 57 79 58 80,6 1,188 0,023

Tidak Sehat 6 8,3 36 50,0 42 58,3 0,126-11,184

Total 72 100,0 Sumber : Hasil Penelitain Tahun 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.26 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak 1.4 %

responden yang dikategorikan rumah sehat memiliki kejadian kasus DD/DBD,

sedangkan sebanyak 79 % responden yang dikategorikan rumah sehat yang tidak

terdapat kejadian kasus DD/DBD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value

sebesar 0.023 (lebih kecil dari alpha =0.05) yang berarti H0 ditolak sehingga

disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara rumah sehat dengan angka

kejadian DD/DBD. Dari hasil analisa juga diperoleh nilai OR = 1.188 artinya

responden yang tidak tidak masuk dalam kategori rumah sehat mempunyai

peluang terjadinya kasus DD/DBD sebesar 1.188 jika dibandingkan dengan

responden yang masuk dalam kategori rumah sehat

4.2. Pembahasan

4.2.1 Keberadaan Jentik Nyamuk

Penyakit DBD adalah penyakit akibat infeksi dengan virus dengue pada

manusia. Virus dengue termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali

+35-45nm. Virus dapat tetap hidup (survive) di alam melalui dua mekanisme.

Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Virus ditularkan oleh

nyamuk betina pada telurnya, yang nantinya menjadi nyamuk dewasa. Virus juga

dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual.

65

Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh makhluk

Vertebrata dan sebaliknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat penularan virus dengue adalah

kepadatan vektor, mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dan suseptibilitas dari

penduduk. Untuk mengetahui kepadatan vektor disuatu lokasi dapat dilakukan

beberapa survei yang dipilih secara acak yang meliputi : Survei nyamuk, survei

jentik dan survei perangkap telur.

Sesuai dengan penelitian ini hanya akan dibahas tentang survai jentik.

Survai jentik dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap semua tempat air

didalam dan diluar rumah yang diperiksa disuatu daerah dengan mata telanjang

untuk mengetahui ada tidaknya jentik. Dalam pelaksanaan survei digunakan

metode visual. Survai ini dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik di

setiap tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya. Pada penelitian ini dari 72

rumah tinggal yang dilakukan survei jentik, seluruh rumah memiliki jentik nyamuk

yang ditemukan baik di tempat penampungan air maupun bukan tempat

penampungan air.

4.2.2 Ketersediaan Tutup pada Kontainer

Pemberantasan penyakit DBD dapat dilakukan dengan memutuskan mata

rantai penularan. Dengan cara mengisolasi penderita agar tidak digigit nyamuk Ae.

Aegypti, melenyapkan virus dan melakukan tindakan imunisasi. Namun hingga saat

ini belum tersedia cara untuk melenyapkan virus maupun melakukan tindakan

imunisasi, sehingga satu-satunya cara yang dilakukan untuk mencegaha adalah

66

dengan mencegah dari gigitan nyamuk sehingga orang sehat tidak tertular, dan

pemberantasan vektor nyamuk Aedes Aegypti (dewasa).

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektor, yaitu

nyamuk aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode yang tepat baik melalui lingkungan, biologi maupun

kimiawi. Metode mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan

sarang nyamuk (PSN), salah satunya adalah dengan menutup dengan rapat tempat

penampungan air.

Berdasarkan hasil penelitian dimana alat ukurnya dilakukan dengan

menggunakan kuesioner dan observasi kepada 72 responden, dapat diketahui bahwa

sebanyak 32 responden menutup dengan rapat tempat penampungan air yang dimiliki

sedangkan sisanya sebanyak 40 responden tidak menutup dengan rapat tempat

penampungan air yang dimilikinya.

4.2.3 Penilaian Rumah Sehat

Kesehatan adalah suatu suatu masalah yang sangat kompleks, yang

saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan salah satunya adalah faktor

lingkungan yakni sanitasi lingkungan rumah tinggal. Rumah tinggal harus

memenuhi syarat-syarat perumahan yang dianggap pokok untuk

terjaminnya kesehatan terutama melindungi penghuni dari kemungkinan

penularan penyakit.

Penelitian dilakukan dengan alat ukurnya berupa observasi dan

kuesioner kepada sebanyak 72 rumah tinggal di wilayah RT 3 kelurahan

67

gunung lingkas. Penilaian dilakukan sesuai dengan pedoman penilaian

rumah sehat yang dikeluarkan oleh DEPKES RI, dengan berbagai kriteria

penelitian. Setelah dilakukan observasi dan wawancara, seluruh poin

penelitian di jumlahkan dengan poin <1083 dinilai sebagai rumah tidak

sehat dan > 1083 dinilai sebagai rumah sehat. Dari 72 rumah tinggal

sebanyak 3 rumah dinilai sebagai rumah sehat dan sisanya sebanyak 69

rumah dinilai sebagai rumah tidak sehat.

4.2.4 Hubungan Antara Keberadaan Jentik Nyamuk dengan Kejadian Demam

Berdarah

Hubungan antara keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian kasus demam

berdarah dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan data

pada tabel 4.24 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak 9.7 % responden yang

memiliki jentik di kontainer yang ada di rumahnya memiliki kejadian kasus

DD/DBD, sedangkan sebanyak 86 % responden yang memiliki jentik di kontainer

yang ada di rumahnya tetapi tidak terdapat kejadian kasus DD/DBD. Hasil uji

statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.337 (lebih besar dari alpha =0.05) yang

H0 diterima sehingga disimpulkan tida ada hubungan yang bermakna antara

keberadaan jentik di kontainer dengan angka kejadian DD/DBD, dari hasil analisis

tidak diperoleh nilai OR.

68

4.2.5 Hubungan Antara Ketersediaan Tutup pada Kontainer dengan Kejadian

Kasus Demam Berdarah

Berdasarkan data pada tabel 4.25 diatas, diketahui bahwa ada sebanyak

4.2% responden yang memiliki tutup pada kontainer di rumahnya memiliki

kejadian kasus DD/DBD, sedangkan sebanyak 40 % responden yang memiliki

tutup pada kontainer yang ada di rumahnya tetapi tidak terdapat kejadian kasus

DD/DBD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.008 (lebih kecil dari

alpha =0.05) yang berarti H0 ditolak sehingga disimpulkan ada hubungan yang

bermakna antara ketersediaan tutup pada kontainer dengan angka kejadian

DD/DBD. Dari hasil analisa juga diperoleh nilai OR = 0.931 artinya responden

yang tidak memiliki penutup kontainer mempunyai peluang terjadinya kasus

DD/DBD sebesar 0.931 jika dibandingkan dengan responden yang memiliki

penutup kontainer.

4.2.6 Hubungan Antara Penilaian Rumah Sehat dengan Kejadian Kasus Demam

Berdarah

Hubungan antara sanitasi lingkungan rumah tinggal dengan kejadian kasus

demam berdarah dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dapat

diketahui bahwa terdapat sebanyak 1.4 % responden yang dikategorikan rumah

sehat memiliki kejadian kasus DD/DBD, sedangkan sebanyak 79 % responden yang

dikategorikan rumah sehat yang tidak terdapat kejadian kasus DD/DBD. Hasil uji

statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.023 (lebih kecil dari alpha =0.05) yang

berarti H0 ditolak sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara

69

rumah sehat dengan angka kejadian DD/DBD. Dari hasil analisa juga diperoleh

nilai OR = 1.188 artinya responden yang tidak masuk dalam kategori rumah sehat

mempunyai peluang terjadinya kasus DD/DBD sebesar 1.188 jika dibandingkan

dengan responden yang masuk dalam kategori rumah sehat.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori kejadian penyakit yang

dikelurkan oleh H. Blum, dimana terdapat berbagai faktor yang memengaruhi

kesehatan. Keempat faktor tersebut (faktor keturunan, lingkungan, perilaku dan

pelayanan kesehatan) disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan juga

saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal

bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang

optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak

optimal) maka status kesehatan akan tergeser ke arah dibawah optimal.