BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS...

52
1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak dalam bidang kelistrikan. PLN bertanggung jawab untuk mengatur segala sumber – sumber daya yang berkaitan dengan tenaga kelistrikan sehingga kebutuhan segala lapisan masyarakat dan berbagai aspek dapat terpenuhi. Namun sayangnya tidak banyak dari berbagai lapisan masyarakat ini yang mengerti betapa beratnya perusahaan dalam mengatur pasokan ke segala lini sehingga semuanya dapat terpenuhi dan sumber daya yang diperlukan pun bisa tercukupi. Masih banyak yang menggunakan listrik dengan tanpa perhitungan, boros, kurang bertanggung jawab, sehingga mengakibatkan jumlah persediaan terhadap sumber daya listrik pun menipis. Hal ini dapat mengakibatkan pasokan listrik untuk beberapa tahun ke depan menjadi sangat terbatas dan dikhawatirkan tidak akan lagi mencukupi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Belum lagi kebiasaan beberapa lapisan masyarakat yang suka menunda – nunda pembayaran listrik sehingga otomatis membuat PLN makin merugi.

Transcript of BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS...

Page 1: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

BAB IV

ANALISIS

4.1 Deskripsi Kasus

PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak dalam

bidang kelistrikan. PLN bertanggung jawab untuk mengatur segala sumber –

sumber daya yang berkaitan dengan tenaga kelistrikan sehingga kebutuhan segala

lapisan masyarakat dan berbagai aspek dapat terpenuhi. Namun sayangnya tidak

banyak dari berbagai lapisan masyarakat ini yang mengerti betapa beratnya

perusahaan dalam mengatur pasokan ke segala lini sehingga semuanya dapat

terpenuhi dan sumber daya yang diperlukan pun bisa tercukupi. Masih banyak

yang menggunakan listrik dengan tanpa perhitungan, boros, kurang bertanggung

jawab, sehingga mengakibatkan jumlah persediaan terhadap sumber daya listrik

pun menipis. Hal ini dapat mengakibatkan pasokan listrik untuk beberapa tahun

ke depan menjadi sangat terbatas dan dikhawatirkan tidak akan lagi mencukupi

kebutuhan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Belum lagi kebiasaan beberapa lapisan masyarakat yang suka menunda –

nunda pembayaran listrik sehingga otomatis membuat PLN makin merugi.

Page 2: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

Perputaran cash flow yang menggambarkan kesehatan perusahaan pun makin

mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Dampak dari kejadian ini, PLN

memberlakukan kebijakan baru bahwa siapapun yang menunda pembayaran

listrik, maka listrik di tempatnya akan segera di cabut dalam tempo satu bulan,

tidak lagi 4 bulan seperti dahulu. Hal ini memudahkan PLN untuk mengatur arus

distribusi listrik ke rumah – rumah sesuai dengan hak yang mereka memang harus

terima.

Perputaran arus kas yang tidak lancar dan tertunda mengakibatkan PLN

terus merugi dari tahun ke tahun. Alih alih mendapatkan untung, setiap tahunnya

PLN malah harus merugi. Hal ini mengakibatkan nyala kehidupan di PLN

menjadi seperti “ hidup segan mati pun tidak” karena pemerintah masih

mempertahankan jalan hidup PLN sebagai satu – satunya perusahaan listrik yang

di akui.

Sudah sekian lama perusahaan menerapkan sistem pembayaran listrik

dengan cara paska bayar, yaitu sistem pembayaran dimana pelanggan

menggunakan listrik terlebih dahulu dengan jangka waktu sebulan, baru setelah

itu melakukan pembayaran sesuai dengan yang digunakan selama sebulan itu.

Tapi lambat laun, sistem ini menghadapi banyak sekali kelemahan. Diantaranya

seperti yang dijelaskan di atas, yaitu pemborosan terhadap pemakaian yang tidak

teratur, pembayaran yang tertunda oleh pengguna, sehingga berdampak cash yang

di terima PLN tidak lancar dan mengakibatkan kerugian. Namun hal ini lambat

Page 3: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

laun mendapatkan jalan pemecahannya dengan diluncurkannnya produk

pembayaran listrik secara prabayar.

Produk prabayar memungkinkan bagi pengguna listrik di Indonesia untuk

tetap menggunakan listrik sesuai dengan apa yang mereka bayar, tanpa biaya –

biaya tambahan lainnya, tanpa adanya pemutusan, pengguna bisa lebih mandiri

untuk mengatur penggunaan listrik mereka sendiri tanpa campur tangan pihak

lain, voucher lebih mudah, lebih praktis, dan dengan harga yang sama.

Keuntungan bagi PLN , mereka tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk

melakukan pengecheckan terhadap setiap pelanggan setiap bulannya, mengurangi

pemborosan listrik yang dilakukan pengguna karena lebih bisa diawasi, cash flow

yang lebih lancar karena semua transaksi terjadi di depan dan tanpa penunggakan,

dan lain –lain.

Hal – hal tersebut diatas lah yang mendorong pihak PLN untuk meluncurkan

produk prabayar sebagai solusi atas berbagai masalah yang mereka alami. Namun

di dalam perjalanannya pihak PLN mengalami banyak sekali kendala, terutama

dari budaya masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan produk paska bayar

sehingga mereka enggan untuk berpindah ke produk baru. Inilah tantangan

terberat yang harus dilalui pihak PLN agar semua tujuan awal dari produk ini

dapat tercapai sesuai dengan visi misi perusahaan.

4.2 Skenario Kasus

Page 4: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

Bermula dari masa kepemimpinan tahun 2002 ketika kepemimpinan direktur

utama Edi Widiono berdasarkan surat edaran Direksi PT PLN ( Persero) No.

035.E/012/DIR/2001, tanggal 31 Desember 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif

Multiguna Prabayar. Bertahun – tahun mengalami penggodokan sampai dengan tahun

2008 produk ini muncul kepermukaan walaupun akhirnya baru diresmikan pada

tahun 2009 sesuai Surat Direksi PT PLN (Persero) No. 01809/532/DITJB/2009,

tanggal 13 Februari 2009 perihal implementasi Listrik Prabayar, Keputusan Direksi

PT PLN (Persero) No.300.K/DIR/2009, tanggal 23 Desember 2009 perihal ketentuan

akuntansi Listrik Prabayar, Surat Direksi PT PLN (Persero)

No.01178/532/DITBMR/2010, tanggal 17 Februari 2010 perihal Implementasi Listrik

Prabayar. Biarpun baru berjalan selama kurun waktu 2 tahun, jumlah pelanggan

prabayar telah mencapai sekitar kurang lebih 130.000 orang. Tantangan terbesar yang

dihadapi yaitu berupa tembok besar bernama budaya masyarakat mutlak harus dicari

jalan keluarnya.

Uji coba pertama dimulai Unit Distribusi Jawa Barat dan Banten, produk ini

menyebar kesetiap lapisan pelanggan. Terus berlanjut ke unit Bali dan sekitarnya.

Perlahan – lahan merambat ke seluruh area Jawa. Sekarang sudah mulai masuk ke

beberapa daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan beberapa daerah lainnya.

4.3 Sejarah PLN

Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik

Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui

Page 5: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha

ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor

swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan

kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum

menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Dalam perkembangannya, PT PLN (Persero) telah mendirikan 6 Anak

Perusahaan dan 1 Perusahaan Patungan yaitu :

* PT Indonesia Power; yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik dan

usaha-usaha lain yang terkait, yang berdiri tanggal 3 Oktober 1995 dengan

nama PT PJB I dan baru tanggal 1 September 2000 namanya berubah menjadi

PT Indonesia Power.

* PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) ; bergerak di bidang pembangkitan tenaga

listrik dan usaha-usaha lainyang terkait dan berdiri tanggal 3 Oktober 1995

dengan nama PT PJB II dantanggal 22 September 2000, namanya berubah

menjadi PT PJB.

* Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam); yang bergerak dalam usaha

penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Wilayah Pulau Batam,

didirikan tanggal 3 Oktober 2000.

* PT Indonesia Comnets Plus, yang bergerak dalam bidang usaha telekomunikasi

didirikan tanggal 3 Oktober 2000.

* PT Prima Layanan Nasional Enjiniring ( PT PLN Enjiniring), bergerak di bidang

Konsultan Enjiniring, Rekayasa Enjiniring dan Supervisi Konstruksi, didirikan

pada tanggal 3 Oktober 2002.

* Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), bergerak dalam usaha

penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan.

Page 6: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

* Geo Dipa Energi, perusahaan patungan PLN - PERTAMINA yang

bergerak di bidang Pembangkit Tenaga Listrik terutama yang menggunakan

energi Panas Bumi.

Sebagai Perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan

dapat bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint Venture,

menjual Saham dalam Bursa Efek, menerbitkan Obligasi dan kegiatan-kegiatan usaha

lainnya. Di samping itu, untuk mengantisipasi Otonomi Daerah, PLN juga telah

membentuk Unit Bisnis Strategis berdasarkan kewilayahan dengan kewenangan

manajemen yang lebih luas.

4.4 Listrik Prabayar

Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik paskabayar, yaitu Pelanggan

menggunakan energi listrik dulu dan membayar bel;akangan, pada bulan berikutnya.

Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung, dan menerbitkan rekening yang

harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang terlambat

atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak

membayar rekening listrik setelah waktu tertentu.

Mekanisme tersebut diatas tidak dilaksanakan pada sistem prabayar. Pada sistem

prabayar, Pelanggan harus mengeluarkan uang atau membayar dulu energi listrik

yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh Pelanggan

dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang di lokasi Pelanggan

melalui sistem ‘token’ atau stroom.

MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa

dikonsumsi. Persediaaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan saja

sesuai kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian, Pelanggan bisa lebih

mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah

Page 7: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

pembelian listrik. Dengan sistem prabayar, Pelanggan tidak perlu berurusan dengan

pencatatn meter yang biasanya dilakuakn setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan

jadwal pembayaran listrik bulanan.

Sistem prabayar berintegrasi dengan aplikasi Customer Information System (CIS)

yang terdpat di setiap Unit distribusi.

Secara sederhana, proses bisnis dalam sistem prabayar terdiri dari :

1. Pelanggan membeli stroom di tempat pembayaran listrik atau Payment

Point Online Banking (PPOB)

2. Data pembelian dikirim dan diproses oleh vending system

3. PT PLN (Persero) mengalirkan listrik ke lokasi pelanggan melalui Meter

Pra Bayar (MPB)

4. Pelanggan menikmati listrik

5. Jika stroom habis, Pelanggan membeli stroom lagi.

Sistem prabayar ini memberikan manfaat kepada Pelanggan dan juga kepada

PT PLN (Persero).

Manfaat yang diperoleh Pelanggan pengguna sistem prabayar adalah :

1. Pelanggan secara madiri lebih mudah mengendalikan pemakaian listriknya

2. Pelanggan dapat mengatur pemakaian sesuai dengan anggaran yang

dimilki

3. Pelanggan terhindar dari kesalahan pencatatan kedudukan angka meter

4. Pelanggan dapat melakukan pembelian stroom isis ulang kapan saja

5. Calon Pelanggan baru tidak perlu menyedikan uanh jaminan langganan

(UJL) atau Uang Muka Tagihan Listrik (UMTL), dan

Page 8: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

6. Privasi Pelanggan terjaga, tidak terganggu

Sedangkan manfaat yang diperoleh PT PLN (Persero) dengan sistem prabayar

yaitu :

1. Mempercepat penerimaan arus kas

2. Mengurangi keluhan, khussunya yang terkait dengan kesalahan pencatatan

meter

3. Siklus tagihan yang lebih sederhana dan murah

4. Mengurangi kecurangan / kesalahan baca meter

5. Meniadakan tunggakan

6. Menekan biaya operasional akibat tidak adanya kegiatan catat meter dan

pemutusan

Komparasi Sistem Prabayar dan Sistem Paskabayar

No

.

Sistem Prabayar Sistem Paskabayar

1. Menerima uang sebelum energi listrik

dikonsumsi pelanggan

Menerima uang setelah energi listrik

dikonsumsi Pelanggan

2. Tidak ada pencatatan meter sehingga

sumber susut dan keluhan dapat

diminimalisasi atau dihilangkan

Memerlukan pencatatan meter yang

memerlukan biaya. Pencatatan meter yang

tidak akurat dapat menjadi sumber susut

atau keluhan Pelanggan

3. Tidak ada pemutusan aliran listrik karena

tidak ada pembayaran rekening bulanana

Pelanggan yang tidak membayar rekening

bulanan setelah waktu tertentu, dilakukan

pemutusan penyambungan

Page 9: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

 

4. Tidak dikenakan denda keterlambatan,

karena pembayaran dilakukan sebelum

energi listrik dikonsumsi

Pelanggan yang terlambat membayar

rekening bulanan dikenakan denda

keterlambatan

5. Pelanggan tidak dikenakan Uang Jaminan

Pelanggan (UJL) pada saat melakukan

Penyambungan Baru

Pelanggan membayar Uang Jaminan

Pelanggan (UJL) pada saat melakukan

Penyambungan Baru

6. Dalam menghitung energi listrik yang

dikonsumsi tidak memperhitungkan biaya

beban

Rekening bulanan memperhitungkan biaya

beban

7. Mengendalikan sendiri pemakaian, sesuai

dengan stroom yang tersedia

Pelanggan kurang dapat mengendalikan

pemakaian tenaga listrik karena tidak

terkait dengan jumlah stroom yang tersedia

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PLN

Page 10: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

10 

 

Konsekuensi

Dengan di keluarkannya produk prabayar ke masyarakat, maka perusahaan

harus menyiapkan banyak hal, diantaranya:

- Perusahaan harus memiliki persediaan listrik yang sangat memadai untuk bisa

memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan prabayar. Oleh karena itu harus dibangun

pembangkit – pembangkit listrik untuk dapat mengakomodirnya. Kapasitas listrik

yang dibutuhkan tentunya akan berdampak terhadap bagaimana perusahaan dapat

memenuhi pemenuhan kebutuhan pelanggan

- Perusahaan harus menyiapkan lebih banyak tenaga – tenaga ahli yang kompeten

untuk memegang kendali atas operasional prabayar. Disini dibutuhkan tenaga –

tenaga di bagian pembangkit, distribusi, teknologi, teknis.

- Dibutuhkan juga pendidikan terpadu bagi pegawai – pegawai yang akan

memegang peranan dalam prabayar tersebut. Keahlian – keahlian yang terkait

dengan prabayar baik dari segi teknis maupun non teknis.

- Kesiapan dari segi hardware ( Meter PraBayar ) untuk memenuhi seluruh

pengguna apabila seluruh pengguna paska bayar dan pengguna baru beralih

menggunakan prabayar. Dan juga kesiapan teknologi untuk membuat Automatic

MeterPrabayar untuk memenuhi kebutuhan akan industri berskala besar.

4.5 Analisis Kasus

Page 11: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

11 

 

4.5.1 PEST ( Political, Economical, Sociocultural,

Technological )

Gambar 4.2 PEST Analysis

4.5.1.1 Political

Perusahaan yang memegang peranan vital di suatu negara sering sekali di

tunggangi oleh kepentingan politik. Pemerintah memegang kendali sepenuhnya

terhadap jalannya perusahaan. Tidak terkecuali Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Pemerintah memegang kendali sepenuhnya terhadap penentuan tarif, subsidi

listrik, serta segala peraturan yang mengatur jalannya perusahaan. Pemerintah

yang baik adalah pemerintah yang memanfaatkan kepentingan vital negara

sepenuhnya untuk kebaikan masyarakat. Namun disini yang terjadi bertolak

belakang dengan hal tersebut.

Sisi pertama yang bisa kita lihat adalah bagaimana pemerintah

menetapkan tarif listrik. Sebagai contoh misalkan PLN harus menjual listrik

sebesar 1200. Angka itu sudah termasuk untung yang akan didapatkan PLN

setelah menjual listrik seharga 1000 dengan untung 200. Tetapi kebijakan

pemerintah melalui DPR mengharuskan PLN untuk menjual listriknya sebesar

Page 12: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

12 

 

800. Hal ini mau tak mau membuat PLN tidak berkutik. Alih –alih harga listrik

yang seharusnya 1000 malah dijual sebesar 800 karena dasar alasan tuntutan

masyarakat yang menolak kenaikan harga listrik. Bukan untung yang didapat,

melainkan hutang sebesar 200 yang harus ditanggung PLN. Untuk menutupinya ,

dikeluarkanlah subsidi listrik dari pemerintah. Hal inilah yang mengakibatkan

jalannya perusahaan seperti hidup segan mati tak mau.

Sisi kedua, sampai saat ini belum ada kebijakan khusus dari pemerintah

mengenai penetapan tarif untuk harga jual listrik prabayar. Tidak seperti

telekomunikasi, masyarakat bisa dengan memudah memilih tarif untuk membeli

voucher pulsa mereka karena pemerintah telah menetapkan tarif maksimal untuk

telekomunikasi. Hal ini membuat PLN sulit untuk menentukan berapakah harga

jual maksimal untuk voucher prabayar mereka. Misalkan harga voucher

handphone yang 20.000 bisa dijual seharga 19.000 oleh pengecer, tidak begitu

halnya dengan voucher prabayar. Tidak jelasnya regulasi pemerintah terhadap

tarif listrik prabayar juga berdampak terhadap kinerja PLN untuk menyikapi

pelanggannya. Pelanggan biasanya tertarik terhadap suatu produk karena produk

tersebut menawarkan sesuatu yang dapat menguntungkan mereka ataupun

menarik mereka. Nah, bagi PLN dengan tidak adanya kepastian tarif listrik

prabayar, mereka tidak bisa bermain dengan harga untuk membuat penawaran –

penawaran menarik bagi pelanggan. Penawaran – penawaran inilah yang nantinya

dapat meraup minat pelanggan untuk menggunakan produk listrik prabayar.

Jadi, dibutuhkan regulasi yang jelas dari pemerintah terhadap kebijakan

listrik prabayar sehingga bagi pihak PLN dapat bergerak leluasa untuk bisa

menjalankan secara maksimal penjualan produk listrik prabayar ini.

4.5.1.2 Economical

Segala kebutuhan masyarakat dewasa ini terus mengalami kenaikan harga.

Mulai dari kebutuhan primer, hingga ke kebutuhan sekunder dan tersier.

Masyarakat dituntut untuk bisa lebih efektif dan efisien mengatur pola hidupnya.

Termasuk pola pengonsumsian listrik harian.

Page 13: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

13 

 

Produk listrik prabayar memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

melakukan pengaturan se-efisien mungkin terhadap penggunaan listrik. Dengan

prinsip you get what you pay , masyarakat tidak lagi melakukan pemborosan

terhadap penggunaan listrik. Hal ini akan sangat membantu masyarakat terhadap

sektor lainnya di rumah tangga. Dengan pembiayaan terhadap listrik seminim

mungkin sesuai kebutuhan mereka, maka dengan otomatis alokasi dana yang di

hemat itu bisa digunakan untuk kepentingan lainnya.

4.5.1.3 Sociocultural

Jumlah pertumbuhan penduduk di D.K.I Jakarta terus bertambah pesat dari

tahun ke tahun. Berikut adalah data statistik jumlah penduduk di setiap wilayah

Jakarta pada akhir tahun 2010:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Provinsi DKI jakarta

Tabel Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta

Bulan : Desember 2010

Wilayah WNI WNA

Total LK PR Jumlah LK PR Jumlah

Jakarta Pusat 500.726 416.559 917.285 190 147 337 917.622

Jakarta Utara 777.502 645.600 1.423.102 269 240 509 1.423.611

Page 14: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

14 

 

Jakarta Barat 869.324 765.951 1.635.275 334 302 636 1.635.911

Jakarta Selatan 1.061.220 831.252 1.892.472 407 268 675 1.893.147

Jakarta Timur 1.430.363 1.204.112 2.634.475 127 109 236 2.634.711

Kep. Seribu 11.526 10.530 22.056 0 0 0 22.056

TOTAL 4.650.661 3.874.004 8.524.665 1.327 1.0666 2.393 8.527.058

 

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi

Dari data diatas dapat dilihat bahwa daerah Jakarta bagian barat, selatan,

timur memiliki jumlah penduduk yang besar, di dukung dengan luas wilayah yang

cukup besar. Hal ini memungkinkan bahwa daerah – daerah tersebut masih terus

melakukan pembangunan. Konsentrasi pengembangan pemukiman di Jakarta

lebih terpusat di selatan, timur dan barat Jakarta seperti bekasi, serpong, kapuk,

dan lain – lain.

Kondisi pertumbuhan penduduk akan merangsang pihak pengembang

perumahan untuk terus membangun sektor pemukiman di Jakarta. Hal ini akan

berimbas kepada produk prabayar. Setiap pemukiman baru akan menggunakan

prabayar. Hal ini harus ditanggapi secara serius oleh pihak – pihak terkait demi

terciptanya kesinergian antara pertumbuhan penduduk, pertumbuhan pemukiman,

dan pertumbuhan prabayar.

Selain itu, keanekaragaman perbedaan pola pikir dan pola pandang di

masyarakat sering sekali terjadi. Keanekaragaman suku, kebiasaan, status sosial,

dan lain – lain. Hal ini menjadi tantangan terbesar bagi pihak PLN untuk bisa

disikapi sebaik mungkin. Budaya masyarakat yang memandang sebelah mata

terhadap pembaharuan sering sekali menjadi batu krikil yang bisa menghambat

kemajuan.

PLN dengan sistem prabayarnya otomatis harus menghadapi stigma dan

pola pikir di masyarakat yang lebih nyaman dengan menggunakan produk

paskabayar. Hal ini bisa dimaklumi karena mereka sudah sangat lama

menggunakan produk tersebut. Namun tanpa disengaja, paskabayar sebenarnya

Page 15: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

15 

 

mengajarkan masyarakat tentang ketidakmandirian. Dengan paskabayar,

masyarakat sudah dibiasakan untuk menggunakan listrik dengan tanpa

perhitungan. Hal ini sangat memberatkan pihak PLN untuk mengatasi stock

listrik.

Dengan prabayar, masyarakat diajak untuk lebih mandiri mengatur

kebutuhan listriknya sendiri. Tidak ada hal yang merugikan buat masyarakat

kecuali hanya perubahan cara menyikapi penggunaan listriknya saja. Hal ini akan

sangat membantu bagi pihak perusahaan apabila masyarakat bisa lebih open

minded dengan segala pembaharuan yang mengajak utnuk lebih baik kedepannya.

4.5.1.4 Technological

Berkembang pesatnya teknologi dari waktu ke waktu berperang penting

keseluru sektor usaha. Sektor kelistrikan pun tak lepas dari imbas teknologi ini.

Kecanggihan pengembangan hardware dan sistem pembayaran pun terus

meningkat. Hal ini segera di sikapi oleh PLN dengan membuat teknologi

pembayaran listrik prabayar.

Kemampuan yang memungkinkan untuk membuat hardware prabayar ini

sudah muali dikembangkan sejak tahun 2002. Sampai saat ini ada sekitar 5 -6

vendor yang bekerja sama dengan PLN untuk membuat Kwh meter prabayar. Dari

seluruh vendor ini memang hanya ada 1 vendor yang paling memenuhi kriteria

hardware terbaik, yaitu actaris. Namun, Kwh meter actaris pun masih mengalami

beberapa cacat hingga saat ini. Jadi proses penyempurnaan hardware dan sistem

masih berjalan sampai saat ini.

4.5.2 SWOT Analysis

Page 16: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

16 

 

Gambar 4.3 SWOT Analysis

Strenghts :

1. Bebas kesalahan catat meter

Keluhan terbanyak saat ini terhadap PLN adalah pencatatan meteran yg

tidak konsisten. Dengan listrik prabayar, tak ada lagi penyelewengan

pencatatan meteran listrik.

2. Mandiri

Dengan adanya listrik prabayar membantu pengguna untuk dapat

mengontrol dan manajemen pemakaian listrik, ini juga membantu PLN

dalam dalam hal pengkampanyekan “hemat energi selamatkan bumi”.

3. Bebas biaya abodemen

Page 17: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

17 

 

Dengan menggunakan listrik prabayar maka dibebaskan segala biaya

abonemen yang selama ini sangat memberatkan pengguna listrik dari PLN

4. Alokasi dana

Dengan menggunakan listrik prabayar berarti pengguna membantu

pemerintah dalam hal alokasi dana subsidi listrik, penghilangan subsidi

pada blok I dan II membuat PLN menjadi lebih leluasa bergerak, tidak ada

tekanan dari DPR dan PLN dapat mengatur harga sendiri. Alokasi subsidi

yang sebelumnya untuk listrik blok I dan II dapat dialokasikan kepada hal-

hal yang lebih penting untuk kemajuan bangsa seperti dana pendidikan,

sosial dan lain lain

5. Efisiensi

Dengan adanya listrik prabayar membantu PLN dalam mengurangi sumber

daya manusia untuk mencatat meteran listrik dari rumah ke rumah dan

mengurangi kesalahan pencatatan oleh petugas PLN

6. Masa Aktif

Jika dengan menggunakan KWH meter konvensional, apabila pelanggan

telat membayar listrik dalam waktu 1 bulan maka otomatis aliran listrik

akan diputus oleh PLN, sedangkan jika kita menggunakan listrik prabayar

tidak akan muncul masalah seperti ini. Penggunaan KWH meter prabayar

tidak memiliki masa tenggang (tidak seperti produk provider handphone,

seandainya 3 bulan tidak diisi ulang pulsa nya maka nomor akan hangus)

apabila KWH meter prabayar tidak diisi ulang tidak ada tindakan

pemutusan dari PLN hanya listrik padam sampai sudah diisi ulang maka

listrik nyala kembali.

Weaknesses :

1. Standarisasi

PLN masih belum bisa menentukan KWH meter yang tepat dan sesuai

dengan standar yang diharapkan oleh PLN. Sampai saat ini PLN masih

Page 18: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

18 

 

menggunakan 5 suplier yang menangani pengadaan KWH meter prabayar,

belum ada standarisasi dalam hal KWH meter prabayar,masih banyak

kekurangan dalam penggunaan KWH meter prabayar seperti merk gyser

angka 6 dan 9 sering dikeluhkan sulit ditekan, merk actaris apabila 3 kali

melakukan kesalahan pengisian token langsung meng-lock (seharusnya 10

kali), merk apabila token mencapai 10kwh langsung meng-lock

(seharusnya memberikan peringatan bahwa token hampir habis)

2. Kalibrasi

Standar nasional Indonesia belum dapat menemukan alat yang dapat

menghitung masukan dan keluaran listrik (kalibrasi) dengan tepat. KWH

Meter yang beredar masih menyisakan perbedaan sekitar 0,08w

3. Sosialisasi dan Edukasi

PLN kurang melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat

mengenai sistem prabayar ini,sehingga masih banyak masyarakat yang

tidak mengetahuinya. Kurangnya edukasi mengenai kelebihan dari

penggunaan listrik prabayar kepada masyarakat luas, sementara

masyarakat masih mengganggap bahwa penggunaan listrik prabayar

sangat mahal, padahal sebenarnya dengan penggunaan listrik prabayar

masyarakat sangat membantu perekonomian negara khususnya dalam hal

subsidi listrik.

4. Distribusi Token

Tempat penjualan token masih sangat terbatas, sehingga menyulitkan

masyarakat dalam membeli token. Karena kurangnya sosialisasi dan

edukasi masih jarang ada pemilik toko voucher pulsa handphone, warung

kelontong dan lain-lain untuk mau berjualan token pln.

Opportunities :

1. Industri (selain rumah tangga)

Page 19: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

19 

 

Menurut Dahlan Iskan selaku Direktur Utama PLN “Listrik prabayar

diprioritaskan untuk pelanggan perumahan sedangkan untuk sektor

industri belum memungkinkan. Industri tetap harus menggunakan meteran

listrik konvensional”. Adanya kesempatan untuk masuk ke dalam sektor

industri dengan ini PLN dapat menggunakan KWH Meter khusus industri

dengan harga per-KWH khusus untuk sektor industri.

2. Pembangunan daerah urban dan real estate

Semakin menjamurnya perumahan – perumahan serta apartemen –

apartemen dan bentuk – bentuk hunian lainnya akan sangat mempercepat

pertumbuhan produk prabayar. Hunian – hunian ini akan secara otomatis

menggunakan produk prabayar.

3. Presentase pelanggan yang menunggak dan bermasalah

Salah satu strategi PLN terhadap pelanggan yang bermasalah adalah ketika

pelanggan itu berniat memasang listrik kembali akan langsung diganti

dengan prabayar.

Threats :

1. Sumber daya listrik yang semakin menipis

Banyaknya pengguna listrik baru tidak diimbangi dengan jumlah

pembangkit yang baru. Jumlah pembangkit sangat terbatas, sementara

untuk membangun sebuah pembangkit memerlukan modal besar.

2. Budaya masyarakat

Masyarakat Indonesia tidak terbiasa dengan sesuatu hal yang baru. Hal ini

yang akan menjadi ancaman terbesar dari pihak PLN agar dapat

Page 20: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

20 

 

meyakinkan masyarakat untuk mau beralih ke prabayar demi kebaikan

bersama antara mereka dengan PLN.

4.5.3 Five Forces Model

Gambar 4.4 Five Forces Model

Bargaining Power of Suppliers : LOW

PLN mempunyai banyak suppliers dalam pengadaan seperti kabel, tiang listrik,

baut, KWH meter,dan lain lain. Dengan ini PLN memiliki kekuasaan dalam hal

memilih siapa yang akan menjadi suppliernya dengan cara melakukan tender

(BUMN)

Bargaining Power of Buyers : LOW

PLN merupakan satu-satunya yang perusahaan yang menjual listrik kepada

masyarakat di seluruh Indonesia. Hal ini diatur dalam keppres. Swasta untuk saat

ini masih belum bisa masuk karena terkendala keppres tersebut. Swasta dalam hal

ini hanya diperbolehkan dalam hal penyediaan listrik (pembangkit)

Page 21: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

21 

 

Barriers to Entry : HIGH

Untuk masuk dalam industri listrik skala penyediaan untuk negara indonesia

masih terkendala oleh modal besar, PLN masih memonopoli (dalam

pendistribusian listrik). Untuk dapat mendistribusikan listrik dibutuhan

infrastruktur yang baik besar dan kuat.

Threat of Subtitute : LOW

Pengganti listrik PLN dapat dilakukan dengan cara menggunakan solar panel dan

genset, tetapi banyak kelemahan dari penggunaan kedua alat tersebut. Biaya yang

dibutuhkan cukup besar (solar panel dan genset), membutuhkan tempat yang

lumayan besar (Genset), kebutuhan watt yang belum mencukupi (solar panel

apabila tidak ada matahari sedikit watt yang dihasilkan), dan membutuhkan energi

yang harus dibeli dalam hal ini menggunakan solar dan bensin (genset). Jadi

untuk berpindah selain PLN sangat kecil

Rivalry : LOW

PLN merupakan perusahaan negara dan merupakan perusahaan monopoli,

sehingga sulit bagi swasta untuk masuk ke dalam industri ini. Tapi bukan tidak

mungkin bagi pihak swasta untuk bekerjasama dengan pihak PLN di dalam sektor

pembangkit yang dapat menyokong PLN.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurangnya edukasi masyarakat mengenai

manfaat dan keuntungan di dalam menggunakan listrik prabayar membuat mereka

mempunyai pola pikir yang sangat sempit, kurang tahunya masyarakat akan seluk

beluk permasalahan yang dihadapi PLN juga sedikit menyulitkan pihak PLN

untuk menjelaskan betapa penghematan listrik sangat membantu dan berpengaruh

besar terhadap kelangsungan persediaan listrik. Manfaat yang didapatkan

pelanggan apabila menggunakan prabayar jauh lebih besar dibandingkan

menggunakan paskabayar.

Page 22: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

22 

 

Kesempatan bagi pihak swasta untuk dapat masuk ke dalam skala industri

masih terbuka luas di dalam konteks untuk bersinergi dengan PLN. Kurangnya

pembangkit listrik di Indonesia mempunyai dampak langsung membuat sumber

daya listrik yang semakin menipis. Di sini pihak swasta berperan sangat penting.

Memang terkadang harga jual listrik yang rendah membuat swasta enggan untuk

menjual listrik ke pada PLN, tapi hal ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah

terhadap alokasi dana dan penentuan harga jual listrik, jadi harus ada dukungan

yang besar juga dari pihak pemerintah untuk memajukan PLN.

4.5.4 PEMASARAN (Marketing)

Gambar 4.5 Pemasaran

Page 23: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

23 

 

Produk prabayar sebagai produk baru yang diluncurkan PLN sudah tentu

akan menuai banyak kritikan dan juga penolakan. Mengapa? Karena produk ini

akan menggantikan posisi produk paska bayar dimana pelanggan sudah sangat

nyaman dengan produk tersebut. Hal inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi

pihak PLN untuk dapat menyikapinya.

Pada awalnya dan sampai saat ini, produk prabayar masih bisa di

kategorikan sebagai produk dengan nonexistent demand. Mengapa? Karena

produk ini belum banyak masyarakat yang tahu sejak di luncurkannya pada tahun

2009. Masih banyak yang bertanya – tanya dan kaget dengan produk ini. Padahal

menurut PLN sendiri, produk ini sudah mulai di masyarakatkan sejak tahun 2008

secara:

‐ Direct.

Di sini Pihak PLN menghubungi pelanggan secara langsung dan

menawarkan untuk mengganti sistem paskabayar yang mereka

gunakan dengan sistem prabayar dengan menjelaskan beberapa

keuntungan yang akan di dapat apabila bersedia menggantinya tanpa

dikenakan biaya pemasangan.

‐ Iklan

PLN memperkenalkan produk ini melalui website pribadi PLN. Dan

juga melalui beberapa iklan – iklan di internet dan juga surat kabar.

‐ Talkshow

Page 24: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

24 

 

Disini PLN melakukan talkshow kepada masyarakat atau instansi –

instansi yang menghimbau untuk menggunakan listrik prabayar

dengan memaparkan manfaat – manfaat dan keuntungan – keuntungan

di dalam menggunakan listrik prabayar.

Adapun beberapa sarana penghubung antara PLN dengan pelanggan dapat

melalui :

‐ Call Center PLN 123

‐ www.pln.co.id

Selain itu, PLN juga bekerjasama dengan beberapa bank – bank di Indonesia

sebagai partner untuk melakukan pemasaran dan penjualan, seperti voucher token

dan juga menginfokan produk prabayar. Adapun beberapa bank – bank yang ikut

bekerjasama diantaranya : BCA, Bank Bukopin, Bank Mandiri, BRI, BNI, BII,

Artagraha, OCBC NISP, BPRKS, Bank Jabar, BPD Bali

Dan juga bisa melalui PT. Pos Indonesia sebagai salah satu tempat pelayanan dan

pemasarannya.

Berikut ini adalah data pertumbuhan pelanggan pengguna listrik prabayar

di APJ Menteng semenjak diluncurkan secara resmi tahun 2009 :

Page 25: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

25 

 

Grafik 4.1 Kumulatif Pertumbuhan Pelanggan Prabayar

Dilihat sejak diluncurkan pada bulan Februari 2009 hingga 1 tahun ke

depan yaitu bulan Februari 2010 memang tidak mengalami perkembangan yang

terlalu signifikan, ini dikarenakan PLN masih melakukan sosialisasi awal kepada

setiap pelanggan, menganalisa ke arah pelanggan dan membangun kerjasama

dengan beberapa pihak seperti perbankan sebagai partner di dalam penjualan

token voucher dan kerjasama bisnis lainnya. Selain itu PLN juga terus melakukan

pengembangan dari sisi hardwarenya karena masih melakukan try and error dan

memilih produk yang terbaik dari setiap vendor.

Setelah itu mulai Maret 2010 sampai data terakhir pada bulan Februari

2011 terus mengalami kenaikan hingga mencapai angka hampir 160.000 jumlah

pelanggan. Bila dibandingkan presentase pemakai prabayar dengan paskabayar.

Hal ini bisa di capai karena PLN telah mengaplikasikan strategi kedalam dan

Page 26: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

26 

 

keluar dengan lebih baik. Strategi ke dalamnya dengan mewajibkan kepada setiap

pegawai untuk menggunakannya. Sedangkan strategi keluarnya dengan cara

bekerja sama dengan pihak perbankan untuk memasarkan produk prabayar

kesetiap nasabah mereka, dan juga penjualan token voucher.

Selain itu, dengan berkembangnya real estate di Jakarta saja juga sangat

berperan penting terhadap pertumbuhan listrik prabayar. Hal ini sesuai dengan

ketentuan dari pihak PLN bahwa setiap pelanggan baru akan langsung

menggunakan produk prabayar, bukan paskabayar lagi.

Berikut ini beberapa data pengembang real estate di jakarta :

‐ Agung Podomoro Group : Bukit Mediterania, Permata

Mediterania, Villa Serpong, Taman Sunter Utama, Telaga Gading,

Sunter Mediterania, dan lain – lain.

‐ BSD City : The Caspia, de Park, The Icon, Foresta, Green Cove,

de Latinnos, Sevilla, The Green, Vermont, dan lain – lain.

‐ Alam Sutera : Sutera Feronia Park, Sutera Onyx, Sutera Renata,

Sutera Palmyra, dan lain – lain.

‐ Agung Sedayu Group : Kelapa Gading Square, Mangga Dua

Square, The Boulevard, Cibubur Country, dan lain – lain.

Data – data diatas adalah beberapa pengembang – pengembang hunian

yang besar di Indonesia khususnya Jakarta. Sebagai contoh, Agung Podomoro

Page 27: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

27 

 

Group membangun 11.200 unit apartemen menengah pada tahun 2010-2011.

Jumlah tersebut sekitar 12% lebih banyak dari jumlah apartemen yang mereka

pasarkan tahun lalu sebanyak 10.000. Selain itu dari segi kondominium mencapai

76.600 unit dimana naik 96,5% dari tahun sebelumnya sebanyak 4.800 unit. Kalau

dilihat dari Pertumbuhan yang sangat pesat dari setiap pengembang, maka secara

otomatis hal ini akan berimbas kepada prabayar. Strategi yang harus diterapkan

oleh PLN harus lebih membidik kepada pelanggan baru dibandingkan kepada

pelanggan lama. Hal ini lah yang nantinya akan mendongkrak angka pertumbuhan

pengguna prabayar.

Namun yang menjadi kendala adalah teknologi untuk memenuhi hunian

ini masih belum bisa tercapai, mengapa? Pelanggan yang bisa menggunakan

Meter PraBayar (MPB) adalah pelanggan dengan hunian 1 phasa : 450, 900, 1300,

2200, 3500, 4400, 5500, 7700, 11000 (dalam satuan VA). Untuk pelanggan

dengan daya >23.000 VA menggunakan Automatic Meter. Hunian dengan daya

<23.000 VA bisa menggunakan Meter PraBayar , sedangkan diatas itu belum bisa

menggunakan prabayar. Padahal perkembangan hunian seperti apartemen,

kondominium, dan lain – lain yang berdaya besar terus bertumbuh. Hal ini harus

disikapi secepatnya oleh pihak PLN agar pelanggan dengan hunian berdaya besar

pun bisa menggunakan prabayar. Selain itu , tingkat kesadaran terbesar terhadap

prabayar berasal dari pengguna dengan tingkat perekonomian tinggi. Hal ini akan

membuat pertumbuhan prabayar menjadi lebih pesat. Tentunya di butuhkan peran

yang besar dari pemerintah karena tidak bisa dipungkiri, disini dana

pengembangan terhadap teknologi baru membutuhkan dana yang tidak kecil.

Page 28: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

28 

 

4.5.5 CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM)

PT PLN (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bertugas untuk

menyediakan kebutuhan listrik untuk seluruh rakyat Indonesia. Dalam

pelaksanaan tugas tersebut PLN tidak terlepas dari pelanggan sebagai

konsumennya. Salah satu indikator kesuksesan PLN dalam melaksanakan

tugasnya adalah ketika pelanggan merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

Untuk itu PLN sudah melakukan berbagai inovasi yang bertujuan meningkatkan

kepuasan pelanggan tersebut.

Customer Relationship Management (CRM) merupakan suatu sarana yang

dapat digunakan untuk menambah tingkat kepuasan pelanggan terhadap

pelayanan yang diberikan oleh PLN. CRM dapat menjadi sebuah strategi untuk

meningkatkan kepercayaan pelanggan yang pada akhirnya juga memberikan nilai

tambah terhadap PLN.

CRM Pelayanan Call & Care Center PT PLN (Persero) merupakan sebuah

sistem yang memberikan beberapa inovasi dalam manajemen pelayanan terhadap

pelanggan. Inovasi tersebut ditujukan kepada pelanggan dan juga manajemen.

Diharapkan dengan penggunaan CRM ini akan mendekatkan hubungan antara

manajemen dengan pelanggan, salah satunya dalam bentuk manajemen

mengetahui kondisi pelanggan. Diantara fasilitas tersebut adalah evaluasi

gangguan, informasi tunggakan, informasi tagihan, dan pemberian reward.

CRM dikembangkan dengan menggunakan teknologi java dengan

dukungan eclipse 3.2. dengan framework yang digunakan adalah jboss seam.

Sementara untuk database engine menggunakan MySQL.

Page 29: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

29 

 

Menurut Kottler (2003;p72), CRM adalah sebuah proses mengatur informasi

yang detail mengenai tiap individu customer dan dengan hati – hati mengatur semua

“touchpoint” customer dengan tujuan untuk memaksimalkan loyalitas customer.

Adapun pelayanan yang dilakukan pihak PLN untuk menjalin komunikasi dengan

para pelanggan adalah dengan menggunakan Call Center 123.

Call Center 123

Layanan ini disediakan untuk mempermudah pelanggan dalam mengakses

semua informasi mengenai ketenagalistrikan di area Jakarta & Tangerang. Call

Center 123 yang beroperasi 24 jam/hari dan 7 hari dalam satu minggu dapat

diakses dengan menggunakan Fixed Phone dengan menekan 123 atau tekan 021-

123 bila menggunakan? Handphone, maka apabila terhubung dengan call center

akan? ditandai dengan greeting "SELAMAT DATANG DI CALL CENTER 123?

PLN..."? kemudian ditawarkan pilihan layanan dalam bahasa Indonesia tekan (1)

atau dalam bahasa Inggris tekan (2).

Selanjutnya akan ditawarkan 3 (tiga) pilihan layanan:

1) Layanan Informasi Tagihan Rekening Listrik

Layanan Informasi Tagihan Rekening Listrik ini akan dijawab secara

interaktif oleh Mesin IVRS, dimana akan diminta untuk memasukan 12 (duabelas)

digit ID Pelanggan.

2) Layanan Pengaduan Gangguan dan Keluhan Pelanggan

Page 30: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

30 

 

Layanan Pengaduan Gangguan Aliran Listrik dan keluhan Pelanggan ini

akan dilayani oleh Agent Call Center 123

3) Layanan Informasi PLN Lainnya

Layanan Informasi ini akan dilayani oleh Agent atau langsung melalui

Facsimile apabila penelpon menghubungi telphone yang juga terhubung mesin

Facsimile.

LAYANAN CALL CENTER 123

1) Informasi Tagihan Rekening listrik Anda.

2) Informasi Tarif Dasar Listrik

3) Informasi Biaya Penyambungan Baru dan Penambahan Daya

4) Informasi Persyaratan Penyambungan Baru dan Penambahan Daya

5) Informasi Pemadaman Terencana

6) Informasi Produk Layanan

7) Pelayanan Pengaduan Gangguan Aliran Listrik

8) Pelayanan Keluhan Catat Meter

9) Pelayanan Keluhan Rekening Listrik Anda

Page 31: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

31 

 

10) Pelayanan Keluhan Pencurian Aliran Listrik

11) Pelayanan Keluhan Mutu & Keandalan Aliran Listrik

12) Pelayanan Keluhan Instalasi Listrik

13) Pelayanan Keluhan Lainnya

Jenis Layanan Call Centre adalah Aplikasi Pelayanan Gangguan,

Pengaduan dan Pelayanan Informasi Pelanggan yang terintegrasi sehingga

tercapai kepuasan Pelanggan yang merupakan kunci sukses keberhasilan dalam

hal meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya, dengan harapan sbb :

1. Gain Company Image, meningkatkan citra perusahaan melalui bentuk

pelayanan phone-in yang mampu memberikan solusi pelayanan.

2. Menuju standarisasi pelayanan yang dikenal di dunia luar (industrial best

practice)

3. Peningkatan Customer Care, menjadikan Call Center yang ideal dan

terintegrasi.

4. Peningkatan efisiensi dan akurasi operasional khususnya yang berkaitan

dengan infrastruktur / peralatan.

5. Memungkinkan bentuk-bentuk pelayanan yang lebih modern sesuai

dengan tuntutan pelanggan dan mengarah kepada penyediaan pelayanan

secara phone-in (Customer Relationship Management)

Dengan cara sbb :

Tugas dan Fungsi Umum Secara umum tugas dan fungsi pelayanan Call Center

PLN adalah sebagai berikut : 1. Agent / Operator Menerima call dengan salam

Page 32: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

32 

 

pembuka : " Selamat pagi / siang / sore / malam, Call Center PLN dengan

……….(nama operator) Bisa Di bantu ? " dan memberikan pelayanan informasi

(Info Produk PLN, Layanan Permintaan dan Layanan Pengaduan) melalui telepon

dan computer kepada seluruh pelanggan yang menghubungi akses 123. 2.

Supervisor Agent Melakukan validasi inputan data dari agent dan mengevaluasi

secara harian kinerja agent call center PLN. 3. Petugas di Kantor PT PLN

Adalah petugas yang ditunjuk di setiap unit / bagian (Customer service, Pelayanan

, Distribusi, Pendapatan, Humas dan IT) untuk menerima kiriman inputan data

dari agent call center pada aplikasi dan menindaklanjuti (permintaan atau

pengaduan) tersebut dan juga

Tabel 4.2 Keluhan pada Call Centre 123

Rekap Penanganan Keluhan APP Pra Bayar Melalui Call Center 123   

Periode Desember 2010   

       

Jenis Keluhan  Jumlah   

PB/PD  72   

Transaksi Strum/Voucher  254   

Instalasi  149   

Info  2.143   

TOTAL  2.618          

Penanganan Keluhan Listrik Pra Bayar Melalui Call Center 123   

PT. PLN (Persero) Dist Jakarta dan Tangerang   

Periode Desember 2010   

         

I. PB/PD  Jumlah   

     1  Proses PB, belum ada realisasinya     

  >  BP dan Token perdana telah dilunasi  26   

  >  Belum dapat melunasi BP dan Token Perdana  12   

  >  Sudah disambung, tapi belum disegel  1   

Page 33: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

33 

 

  >  Belum Dilakukan Survey  3   

         

2  Proses PD, belum ada realisasinya     

  >  BP telah dilunasi  15   

  >  Belum dapat melunasi BP dan Token Perdana  1   

  >  Sudah disambung, tapi belum disegel     

  >  Belum Dilakukan Survey  1   

3  Proses Migrasi, belum ada realisasinya     

  >  Biaya Administrasi dan Token telah dilunasi  3   

  >  Belum dapat melunasi Biaya Administrasi     

         

4 Proses PD telah terealisasi, namun sisa KWH pada daya lama belum dikonversi ke daya baru 

3   

         

5 Data Pelanggan (Daya/Nama) yang tertera pada Struk Pembelian Token berbeda dengan kontrak 

3   

         

6  Proses Balik Nama, belum ada realisasinya :      

  >  Biaya Administrasi telah dilunasi  2   

         

7  Proses Migrasi telah terealisasi, namun belum disegel sesuai ketentuan  2   

        

Subtotal 1     72   

             

II. TRANSAKSI STRUM/VOUCHER  Jumlah   

       1  Tidak dapat melakukan transaksi pembelian token     

  >  No Meter tidak terdaftar  16   

  >  Jaringan Offline  10   

  >  Lain‐lain  20   

2  Token reject  68   

3  No Token tidak tertera pada struk ATM     

  >  Mandiri  22   

  >  Bukopin  ‐   

  >  Lain‐lain  12   

4  No Token tidak dapat diisi ke dalam APP  22   

5  No Token Buram/Tidak Jelas  2   

6  Jumlah Kwh tidak sesuai dengan Rupiah Pembelian  2   

7 Jumlah Kwh yang tertera pada Struk Pembelian berbeda dengan yang tampil pada APP 

1   

8  Token telah dimasukkan, namun Kwh tidak bertambah  45   

9  Struk Pembelian Token tidak keluar (Saldo terpotong)  7   

Page 34: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

34 

 

10  Kwh tersedia, namun PTL padam  14   

11  Token telah dimasukkan, namun PTL masih padam  4   

12  Token telah dimasukkan, namun alarm masih berbunyi  5   

13  Token telah dimasukkan, namun lampu indikator masih menyala  3   

14  No Token yg diterima sama seperti transaksi sebelumnya  1        

Subtotal 2     254   

             

III. INSTALASI  Jumlah   

       1  Keypad pada APP tidak berfungsi  26   

2 Penanganan Gangguan dengan Cara Sambung Langsung, Namun belum dipasang kembali sesuai ketentuan 

25   

3  Display Padam/Blank/Error  26   

4  Pada Display APP tertera Call pada saat Token dimasukkan  43   

5  Pada Display APP tertera Tulisan Used pada saat Token dimasukkan  7   

6  Pada Display APP tertera Tulisan EEEE pada saat Token dimasukkan  1   

7  Pada Display APP tertera STAT 0 pada saat Token dimasukkan  3   

8  App Prabayar Rusak  10   

9  Alarm tidak berfungsi  1   

10  App Prabayar mengeluarkan bunyi  2   

11  APP Prabayar Padam Nyala  1   

12  Penanganan Gangguan tanpa penyegelan kembali  3   

13  PTL padam, Namun Kwh berkurang  1        

Subtotal 3     149   

         

IV. INFO  Jumlah   

   1  Info    2.143      

Subtotal 4     2.143   

         

TOTAL     2.618   

         

Page 35: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

35 

 

Grafik 4.2 Penanganan Keluhan APP Prabayar Melalui Call Centre

Dari sini kita dapat melihat bahwa dari pihak PLN telah merancang sebuah

sistem berupa call center 123 dimana mengatur hubungan antara PLN dengan

pelanggan. Yang jadi pertanyaannya apakah call center ini telah berfungsi baik

atau tidak.

Sekitar 81 % keluhan yang masuk ke call center adalah pertanyaan –

pertanyaan mengenai informasi seperti produk, pemadaman, dan lain – lain.

Sedangkan keluhan mengenai prabayar khususnya transaksi strum/voucher hanya

sekitar 9 % dari keseluruhan keluhan. Disini dapat dilihat bahwa jumlah pemakai

prabayar memang masih belum banyak di bandingkan dengan presentase pemakai

paskabayar. Jadi keluhannya juga belum banyak. Atau kemungkinan lain memang

tidak ada keluhan yang berarti terhadap prabayar yang dialami oleh pelanggan.

Dari jumlah pemakai prabayar sebanyak kurang lebih 160.000 pelanggan di

jakarta, hanya 1,6 % yang mengalami keluhan. Input yang masuk dari pelanggan

Page 36: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

36 

 

masuk kedalam database PLN, tetapi memang terkadang keluhan ini harus

melalui penyelesain yang cukup panjang. Belum lagi SDM yang menangani

sektor ini kurang memadai. Kurang lebih hanya sekitar 25 orang saja yang

bertugas di call center. Sedang kan call center menangani banyak sekali keluhan

mulai dari prabayar, pasang baru, tambah daya, dan lain – lain. Namun pada tahun

ini akan ditambahkan sebanyak 100 orang pegawai di call center. Keluhan lainnya

adalah seringkali pegawai di call center telat menerima informasi ataupun edukasi

mengenai produk baru PLN sehingga sering terjadi kesalahan komunikasi.

Saran bagi pihak PLN agar segala urusan mengenai prabayar dari sisi

hardware, sistem, teknologi, infrastruktur seharusnya sudah harus bisa

dikendalikan sepenuhnya oleh perusahaan. Penambahan personel di call center

juga harus menjadi perhatian utama apabila ingin keluhan setiap pelanggan bisa

segera disikapi. Dan juga update informasi yang berkala harus selau dilakukan

agar sinergi antara sub divisi perusahaan dengan pegawai garda depan seperti call

center bisa selaras dan terpenuhi.

Selain itu, untuk mengetahui consumer insight mengenai produk prabayar,

saya menyebar kuisioner kepada 100 orang pengguna prabayar di beberapa

perumahan di Jakarta dan sekitarnya. Dari hasil kuisioner di dapatkan bahwa 56

% mereka mengetahui prabayar dari pihak PLN langsung, 37 % dari pihak

perumahan mereka, sisanya 7 % dari media elektronik. Lalu, 70% mulai

menggunakan pada tahun 2010, 20 % pada tahun 2009, dan sisanya 10 % tahun

2011. Selanjutnya untuk kemudahan mendapatkan voucher stroom hampir 64 %

mengatakan mudah mendapatkannya semenjak tahun 2010 karena sudah banyak

bank – bank besar dibanyak tersebar di banyak tempat, sisanya mengharapkan

Page 37: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

37 

 

supaya penjualan voucher stroom bisa dijual juga di tempat – tempat pengisian

voucher pulsa. Inti dari kuisioner tersebut mereka mengatakan bahwa

menggunakan prabayar lebih menguntungkan dari sisi kemandirian mereka untuk

mengatur sendiri penggunaan listrik. Selain itu kesadaran untuk menggunakan

prabayar sudah mulai muncul di kalangan pengguna yang berada di zona

menengah keatas. Sedangkan untuk masyarakat menengah sampai kebawah masih

mengatakan bahwa mereka masih agak terpaksa menggunakan prabayar karena

tidak ada pilihan lain.

Page 38: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

38 

 

4.5.6 BAURAN PEMASARAN ( Marketing Mix)

Gambar 4.6 Bauran Pemasaran

Strategi Produk

Produk sering diidentifikan dengan barang, jasa, atau ide. Namun produk

di dalam strategi ini memiliki konsep yang lebih luas, yakni menyangkut

kepuasan yang akan diterima oleh konsumen, dalam hal ini produk prabayar.

Strategi produk ini terdiri atas layanan konsumen, disain, nama merek,

trademarks, paten, garansi, siklus produk, posisi produk di dalam pasar, dan

pengembangan produk baru.

Adapun strategi yang diterapkan pihak PLN untuk pengembangan produk

prabayar diantaranya :

Page 39: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

39 

 

‐ Bagi Pelanggan baru dengan daya > 33,5 Kva tidak lagi dilayani

dengan sistem paska bayar. Jadi mutlak menggunakan produk

prabayar.

‐ Pelanggan yang melakukan penunggakan pembayaran listrik lalu

mengalami pemutusan listrik, maka ketika melakukan

penyambungan kembali akan di ubah menjadi produk prabayar.

‐ Pelanggan yang bermasalah dengan PLN dan mengalami

pemutusan listrik, maka ketika melakukan penyambungan kembali

juga akan di ubah menjadi produk prabayar.

‐ Adapun dari pihak internal perusahaan PLN, seluruh karyawan di

wajibkan menggunakan produk prabayar sebagai percontohan bagi

pelanggan yang lainnya.

Adapun kebijakan lain dari PLN, bagi setiap bangunan baru yang akan

didirikan dengan besar daya > 33,5 Kva wajib menggunakan produk prabayar.

Hal ini membawa dampak positif bagi pihak PLN, mengapa? .

Saat ini semakin banyak munculnya pengembang – pengembang real

estate yang meluncurkan produk – produk baru mereka, seperti perumahan,

apartemen, cluster, residence, dan lain – lain sehingga otomatis hal ini akan

memberikan keuntungan bagi pihak PLN dan produk prabayar. Sesuai dengan

kebijakan di atas, maka otomatis mereka harus menggunakan produk prabayar.

Hal ini harus menjadi prioritas bagi pihak PLN, karena akan lebih mudah

bagi PLN untuk mendapatkan keuntungan melalui pelanggan – pelanggan yang

Page 40: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

40 

 

baru akan memasang listrik dibandingkan dengan pelanggan – pelanggan lama

yang sudah nyaman menggunakan produk paskabayar dan cenderung malas untuk

merubah kebiasaan mereka lagi.

Hal ini akan berdampak baik terhadap neraca keuangan PLN yang sampai

saat ini masih terlihat bahwa produk prabayar belum memberikan perubahan yang

signifikan.Sesuai dengan target yang ingin dicapai PLN pada tahun ini , yaitu

pelanggan produk prabayar mencapai 250.000 , maka sudah pasti pihak

pengembang real estate harus menjadi prioritas utama.

Selain itu strategi lain yang dilakukan oleh PLN terhadap produk prabayar,

adalah bekerjasama dengan bank – bank besar dan juga bank – bank kecil dengan

jumlah besar. Alasannya adalah karena bank – bank besar mempunyai jumlah

pelanggan yang besar pula, sehingga lebih mudah untuk menjangkau pelanggan –

pelanggan tersebut. Sedangkan bank – bank kecil bertugas untuk menjangkau

pelanggan – pelanggan kelas menengah yang berada di daerah yang lebih pelosok.

Strategi Harga

Untuk hal ini PLN belum bisa menentukan strategi apa – apa karena belum

adanya kepastian regulasi dari pemerintah mengenai ketetapan tarif listrik

prabayar. Dibutuhkan kepastian dari pemerintah mengenai tarif maksimal harga

jual prabayar sehingga PLN bisa melakukan invoasi didalam strategi harga. Jadi

sejauh ini harga voucher yang beredar di masyarakat masih belum terkoodinir

dengan baik.

Page 41: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

41 

 

Berikut ini contoh harga jual voucher prabayar yang di tetapkan oleh agen

– agen penjual : Tabel 4.3 Contoh Harga Voucher Stroom

KODE NOMINAL HARGA L25 Pulsa PLN 25.000 24.850 L50 Pulsa PLN 50.000 49.850 L75 Pulsa PLN 75.000 75.050 L100 Pulsa PLN 100.000 100.350 L150 Pulsa PLN 150.000 150.250 L200 Pulsa PLN 200.000 200.350 L250 Pulsa PLN 250.000 250.550

Strategi Distribusi

Strategi distribusi yang baik tentu akan meningkatkan penjualan produk

ini di masyarakat. Makin luas area yang bisa terjangkau akan mendorong

suksesnya produk ini dimata masyarakat dan juga perusahaan. Dan juga

kemudahan lokasi untuk mendapatkan voucher, stroom, dan pendukung lainnya.

PLN bekerjasama dengan beberapa pihak di dalam penjualan voucher

stroom , diantaranya dengan bank – bank yang tersebar di banyak wilayah, kantor

pos, dan lain-lain. Selain di gerai yang berbentuk fisik, banyak juga gerai gerai

berbentuk “maya” yang juga bertugas untuk menjual voucher stroom prabayar.

Beberapa diantaranya adalah :

- www.agenlistrikprabayar.com

Page 42: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

42 

 

- http://amanreload.com/token-pln-pln-prabayar/

- http://www.duta-pulsa.co.id/produk-duta-pulsa/voucher-pln-prabayar.html

Tetapi bagaimana dengan masyarakat yang jarang menggunakan fungsi

internet ataupun bank, mereka akan lebih sulit untuk mendapatkan voucher

stroom. Diharapkan PLN dapat bekerjasama dengan agen – agen yang nyata

seperti agen voucher pulsa yang tersebar dimana – mana sehingga bisa lebih bagi

masyarakat untuk menjangkaunya.

Strategi Promosi

Pemahaman tentang strategi promosi oleh semua usaha tidak terkecuali

sektor pada PT PLN (Persero). Meskipun PT PLN merupakan perusahaan

monopoli akan tetapi perlu juga adanya strategi promosi untuk mengenalkan

produknya kepada masyarakat. Komponen-komponen periklanan, promosi

penjualan, publisitas, penjualan pribadi dan pemasaran langsung menawarkan

beberapa kemampuan impresif untuk mengkomunikasikan dengan pasar sasaran

dan konsumen yang relevan lainnya.

Listrik prabayar bukan hanya untuk pelanggan pasang baru, namun

pelanggan lama dapat mengajukan migrasi dari pasca bayar ke prabayar.

Sehingga perlu adanya strategi promosi yang tepat agar masyarakat mengetahui

tentang listrik prabayar, dan juga untuk meningkatkan jumlah pelanggan listrik

prabayar.

Page 43: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

43 

 

Strategi Promosi adalah elemen kunci dalam sebuah perusahaan. Strategi

promosi diawali dengan

(1) Perencanaan strategi promosi Listrik PraBayar, adapun tahapan rencana

promosi ada tujuh diantaranya

(a) Menentukan tujuan,

(b) Mengidentifikasi sasaran yang dituju,

(c) Menyusun anggaran,

(d) Menentukan promotional mix,

(e) Memilih media Mix,

(f) Mengukur efektifitas,

(g) Mengendalikan dan memodifikasi kampanye promosi.

(2) Penerapan strategi promosi Listrik Prabayar guna meningkatkan jumlah

pelanggan yang terdiri dari

(a) Periklanan,

(b) Hubungan Masyarakat,

(c) Penjualan Pribadi,

(d) Word Of Mouth/Informasi dari mulut ke mulut,

Page 44: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

44 

 

(e) Sosialisasi kepada masyarakat umum.

(3) Faktor pendukung dan penghambat dalam penarapan strategi promosi Listrik

Pra Bayar untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Faktor Pendukung diantaranya,

(a) Citra dan nama besar PT. PLN sudah dikenal masyarakat luas sehingga

membantu dalam pelaksanaan promosi,

(b) PT. PLN. (Persero) APJ Menteng mempunyai relasi kerja yang sangat

banyak

(c) PT. PLN. (Persero) APJ Menteng menjual tokennya di berbagai

macam bank dan tentunya masyarakat mudah untuk mendapatkan token

listrik pra bayar.

(d) Sesuai sifat pra bayar, maka konsumen listrik pra bayar tidak perlu

uang jaminan pelanggan (UJL).

(e) PT PLN merupakan perusahaan monopoli sehingga masyarakat mau

tidak mau pasti menggunakan jasa PLN karena penerangan dibutuhkan

oleh semua orang.

Faktor Penghambat antara lain,

(a) Masyarakat yang awam tentang listrik pra bayar,

(b) Karena sifatnya pra bayar, tentu hal ini tidak berpihak pada target pasar

kelas bawah.

Page 45: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

45 

 

(c) Pelanggan listrik pra bayar tidak diperkenankan berubah menjadi

pelanggan pascabayar karena sudah tidak memungkinkan akibat stock hardware

pascabayar yang discontinue.

(d) Walaupun PT. PLN sudah menerbitkan berbagai macam produk

layanan tetapi tidak semua pelanggan dapat menikmatinya,

(e) Membutuhkan biaya yang besar jika pemasangan jauh dari gardu

utama,

(f) Proses yang dilalui dalam pemasangan sambung baru sangat lama dan

rumit sehingga ini bisa menimbulkan kesan yang negatif.

Penerapan strategi bauran promosi PT PLN (Persero) APJ Menteng,

adalah sebagai berikut:(1) Brosur, (2) Radio, (3) Spanduk, (Sosialisasi). Hasil

yang didapat pada startegi bauran promosi PT PLN (Persero) APJ Menteng yaitu

adanya pelanggan yang menginginkan untuk memakai listrik prabayar tersebut,

dan sampai saat ini jumlah pelanggan yang menggunakan listrik prabayar sudah

mencapai 160.000 pelanggan.

Dalam menetapkan strategi bauran promosi, hendaknya perusahaan lebih

mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing variabel bauran

promosi, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan promosi yang ditetapkan.

Dalam menerapkan strategi bauran promosi, PT PLN (Persero) sering tidak

menerapkan dengan baik, sehingga perlu diadakan evaluasi, misalnya banyak

pegawai lapangan yang tidak memberikan informasi produk kepada pelanggan,

Page 46: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

46 

 

penempatan media luar ruangan yang kurang efektif karena ditempatkan hanya

pada outlet perusahaan.

Objective

Dari strategi – strategi diatas tentu ada yang ingin dicapai oleh

perusahaan,antara lain :

- Pemahaman dari masyarakat bahwa prabayar memberikan banyak keuntungan

serta kebaikan bagi seluruh pengguna.

- Dengan menggunakan prabayar, masyarakat sangat membantu perusahaan di

dalam melestarikan sumber daya listrik untuk pemanfaatannya di tahun – tahun

kedepan.

- Diharapkan pelanggan yang masih menggunakan paska bayar dapat beralih

menggunakan produk prabayar.

- Lebih banyak masyarakat yang menggunakan produk prabayar di tahun – tahun

kedepan.

4.5.7 Cash Flow Management ( Manajemen Arus Kas )

Berikut ini laporan laba rugi perusahaan pada tahun 2008 dan 2009:

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2009 DAN

2008

Page 47: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

47 

 

(Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

Catatan/

2009 notes

2008

PENDAPATAN USAHA

Penjualan tenaga listrik 90.172.100 3u,37

84.249.726

Subsidi listrik Pemerintah 53.719.818 3w,38

78.577.390

Penyambungan pelanggan 651.716 3s,23

589.622

Lain-lain 678.510 39

791.772

Jumlah Pendapatan Usaha 145.222.144

164.208.510

BEBAN USAHA

Bahan bakar dan pelumas 76.235.072 40

107.782.838

Page 48: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

48 

 

Pembelian tenaga listrik 25.447.786 3v,41,50

20.742.905

Pemeliharaan 7.964.512 42

7.619.854

Kepegawaian 9.758.314 43

8.344.224

Penyusutan 11.834.746 3e,5

11.372.849

Lain-lain 4.035.539 44

4.735.081

Jumlah Beban Usaha 135.275.969

160.597.751

LABA USAHA 9.946.175

3.610.759

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan bunga 366.731

465.400

Page 49: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

49 

 

Keuntungan/kerugian kurs mata uang asing7.577.712 3d,51

(9.295.731)

Beban bunga dan keuangan (5.941.882) 45

(6.738.465)

Lain-lain - bersih 254.611 46

(233.131)

Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih 2.257.172

(15.801.927)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 12.203.347

(12.191.168)

BEBAN PAJAK (1.847.668) 3z,47

(112.548)

LABA (RUGI) BERSIH 10.355.679

(12.303.716)

LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR 3aa,48

(Dalam Rupiah penuh) 224.600

(266.850)

Page 50: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

50 

 

Berikut adalah data pertumbuhan pengguna prabayar dari awal

diluncurkan

Tabel 4.4 Laporan Pertumbuhan Pelanggan

LAPORAN PERTUMBUHAN PELANGGAN PER BULAN - TAHUN : 2008 S/D 2011

DIST JAYA DAN TANGERANG

NO B U L A N

JML PELANGGAN JML PELANGGAN

JML PELANGGAN

BARU BERHENTI KOMULATIF 1 Feb-09 3 0 3 2 Apr-09 47 0 50 3 Mei-09 3 0 53 4 Jun-09 67 0 120 5 Jul-09 174 0 294 6 Agust-

09 453 1 746 7 Sep-09 930 0 1.676 8 Okt-09 1.185 3 2.858 9 Nop-09 1.189 14 4.033

10 Des-09 2.234 3 6.264 11 Jan-10 5.168 7 11.425 12 Feb-10 8.936 2 20.359 13 Mar-10 14.256 5 34.610 14 Apr-10 9.348 12 43.946 15 Mei-10 4.076 80 47.942 16 Jun-10 6.857 442 54.357 17 Jul-10 3.885 32 58.210 18 Agust-

10 6.045 26 64.229 19 Sep-10 4.303 49 68.483 20 Okt-10 29.334 22 97.795 21 Nop-10 8.906 78 106.623 22 Des-10 13.346 102 119.867 23 Jan-11 15.785 119 135.533 24 Feb-11 15.532 28 151.037

JUMLAH 152.062 1.025 151.037 Rata-rata pertumbuhan pelanggan per bulan : 6.293 Plg/Bulan

Page 51: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

51 

 

Ditinjau dari laporan keuangan tahunan PLN, sebelum diluncurkannya

produk prabayar hingga produk ini sudah berjalan selama kurang lebih 2 tahun

kurun waktu 2009 – 2011, produk listrik prabayar belum memberikan dampak

yang signifikan karena memang presentase pelanggan yang menggunakan produk

ini dengan yang masih menggunakan produk paskabayar di seluruh Indonesia

khususnya Jakarta masih jauh sekali

Namun apabila ditinjau dari pengaruh yang diberikan prabayar terhadap

penerimaan cash yang lebih cepat dari segi waktu bisa menjadi hal yang sangat

positif bagi PLN ke depannya. Dengan produk prabayar dimana pembayaran di

lakukan di muka, secara otomatis tidak ada lagi tunggakan yang terjadi akibat

pembayaran listrik yang tertunda. Penunggakan dari pelanggan yang berjumlah

cukup besar akan mempengaruhi laporan neraca laba rugi PLN.

Pandangan lainnya, dengan menggunakan listrik prabayar, maka secara

tidak langsung akan memangkas biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan

produk paskabayar, seperti biaya pengontrolan listrik perbulan, biaya pemutusan

listrik apabila ada masalah, dan lain lain. Biaya – biaya ini berjumlah besar dari

tahun ke tahun dan menambah jumlah piutang PLN. Biaya – biaya ini tidak akan

terjadi apabila masyarakat menggunakan produk prabayar, karena tidak perlu

adanya biaya untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Dilihat ke depannya, sistem pembayaran listrik prabayar inilah yang

nantinya bisa menolong PLN untuk bertahan. Keuntungan yang di dapatkan PLN

dari paskabayar tidak sebanding dengan keuntungan dari prabayar. Belum lagi

Page 52: BAB IV ANALISIS - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/BAB IV_11-42.pdf1 BAB IV ANALISIS 4.1 Deskripsi Kasus PT PLN (Persero) merupakan perusahaan pemerintah yang bergerak

52 

 

pemerintah akan lebih diuntungkan karena tidak perlu lagi memberikan subsidi

listrik karena dengan menggunakan prabayar, listrik tidak lagi di subsidi

pemerintah.

Namun dibutuhkan perhatian lebih besar lagi dari pemerintah kepada PLN

agar jalannya perusahaan ini lebih baik ke depannya. Pemerintah harus turut serta

memberikan pendanaan kepada PLN di dalam pembangunan pembangkit listrik.

Kendala terbesar PLN saat ini adalah lagi – lagi masalah klise bahwa pemerintah

tidak mendukung dalam sisi pendanaan. Memang kalau dilihat pembangunan

pembangkit membutuhkan dana yang sangat besar. Tapi apabila dihitung terhadap

berapa besar pengaruh ke depannya terhadap kesejahteraan masyarakat dan

perusahaan akan sangat berharga. PLN tidak perlu lagi membeli listrik dari pihak

swasta dan bisa mengontrol jalannya perusahaan dengan lebih baik.