bab I,II,III.rtf

32
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. Sebagian besar pendudu k Indonesia tergolon g kelompok sosial ekonomi rendah karena kesejahteraan sosial ekonomi rakyat Indonesia belum tersebar merata. Terlihat masih tingginya jenjang sosial (  gap) antara kelompok sosial ekonomi tinggi dan sosial ekonomi rendah. Di zaman sekarang ini makin banyak penyakit-penyakit baru bermunculan, sedangkan harga obat-obatan sintetik semakin mahal dipasaran sehingga tidak semua masyarakat mampu membeli obat-obat sintetik. ungkin hanya kelompok sosial ekonomi tinggi saja yang mampu membeli. Selain itu obat-obatan sintetik tidak selamanya aman dikonsumsi, karena sebagian besar obat-obatan sintetik memiliki e!ek samping yang merugikan. "al inilah yang menyebabkan masyarakat mencari alternati! lain untuk mengobati penyakit, salah-satunya ialah menggunakan obat-obatan tradisional. #egunaan dan khasiat obat tradisional pada umumnya diketahui secara turun temurun, sehingga masyarakat beranggapan bah$a penggunaan tanaman obat atau obat tradisional relati! lebih aman dibandingkan obat sintetik. %bat

Transcript of bab I,II,III.rtf

Page 1: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 1/32

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di

dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia tergolong kelompok sosial

ekonomi rendah karena kesejahteraan sosial ekonomi rakyat Indonesia belum

tersebar merata. Terlihat masih tingginya jenjang sosial ( gap) antara

kelompok sosial ekonomi tinggi dan sosial ekonomi rendah. Di zaman

sekarang ini makin banyak penyakit-penyakit baru bermunculan, sedangkan

harga obat-obatan sintetik semakin mahal dipasaran sehingga tidak semua

masyarakat mampu membeli obat-obat sintetik. ungkin hanya kelompok

sosial ekonomi tinggi saja yang mampu membeli. Selain itu obat-obatan

sintetik tidak selamanya aman dikonsumsi, karena sebagian besar obat-obatan

sintetik memiliki e!ek samping yang merugikan. "al inilah yang

menyebabkan masyarakat mencari alternati! lain untuk mengobati penyakit,

salah-satunya ialah menggunakan obat-obatan tradisional.

#egunaan dan khasiat obat tradisional pada umumnya diketahui secara turun

temurun, sehingga masyarakat beranggapan bah$a penggunaan tanaman obat

atau obat tradisional relati! lebih aman dibandingkan obat sintetik. %bat

Page 2: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 2/32

2

tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari

tumbuhan, he$an, mineral, atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara

tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

(&ramono dan #atno, ').

Tanaman rumput teki (Cyperus rotundus *.) sebagai tanaman liar yang

tumbuh di sembarang tempat. #ehadirannya sering dianggap sebagai gulma

atau tanaman pengganggu yang layak dicabut atau digunakan sebagai

makanan ternak. +amun dalam pengobatan tradisional Tiongkok maupun

India, keampuhan rumput teki telah lama diakui secara empiris untuk

mengatasi masaalah-masalah ke$anitaan dalam membantu meringankan

ketidakteraturan siklus haid (ardana, ').

impang rumput teki mangandung saponin, !laonoid, terpenoid dan minyak

atsiri. Diduga diantara kandungan tersebut ada yang bersi!at anti estrogen

atau estrogen lemah (Sa/roni dan ahjoedi, ''). 0pabila terjadi penurunan

estrogen sehingga estrogen dalam darah lemah maka akan berpengaruh pada

saluran-saluran reproduksi, antara lain pada uterus (Suhargo, '1).

2kstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus *.) memberikan e!ek pada

uterus pada saat hamil atau tidak. 2kstrak rimpang rumput teki menghambat

dan mengurangi ketegangan otot. 2kstrak dari rumput teki juga dapat

digunakan sebagai obat untuk mengurangi demam, radang, rasa sakit serta

mengurangi rasa pusing (TheU.S Department of Agriculture, ').

Page 3: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 3/32

3

&emakaian sebagai obat gangguan menstruasi berarti memungkinkan adanya

 pengaruh terhadap siklus menstruasi (haid) pada manusia dan siklus estrus

 pada mencit. &ada saat kehamilan setelah terjadi implantasi maka hormon

human chorionic gonadotropin (h34) mulai dihasilkan oleh embrio yang

sedang berkembang. "al ini yang mempertahankan kelangsungan hidup

korpus luteum (5un6uiera, dkk, 7889). #orpus luteum meningkatkan produksi

 progesteron dan estrogen yang ber!ungsi melindungi kehamilan sehingga

mencegah terjadinya menstruasi (&ra$irohardjo, '9). impang rumput teki

diduga mengandung hormon anti estrogen yang !ungsinya berla$anan dengan

hormon estrogen sehingga kemungkinan akan terjadi abortus pada saat

kehamilan karena endometrium mangalami atro!i dan proses implantasi

terganggu (Sa/roni dan 0djirni, '7).

 

:ji untuk mengetahui potensi anti estrogen rimpang rumput teki digunakan

obat anti estrogen sintetik yang banyak digunakan secara klinik untuk

 pembanding, salah satunya adalah tamo;i!en. Tamo;i!en digunakan untuk

 pengobatan paliati! kanker payudara yang telah lanjut pada $anita pasca

menopause (ycek, '7). 0nti estrogen pada obat tamo;i!en bekerja

memodi!ikasi atau mengantagonis kerja estrogen (ycek, '7). +amun

tamo;i!en memiliki e!ek samping terhadap uterus (0scher et al., ').

&enggunaan tamo;i!en diperkirakan meningkatkan resiko karsinoma

endometrium '-< kali lipat (+ephe$ et al., ').

Page 4: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 4/32

Page 5: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 5/32

5

2. Tujuan Khusus

:ntuk membandingkan ketebalan lapisan epitel endometrium antara

kelompok mencit yang diberi ekstrak rimpang rumput teki dengan

kelompok mencit yang diberi obat anti estrogen tamo;i!en.

D. Manfaat peneltan

1. Sebagai tahap uji preklinik terhadap he$an coba dalam membuktikan

tingkat e!ikasi ekstrak rimpang rumput teki, sehingga diharapkan nantinya

ekstrak rimpang rumput teki dapat digunakan sebagai obat anti estrogen.

2. engaplikasikan teori-teori yang diberikan pada perkuliahan khususnya

yang berkaitan dengan obat tradisional.

3. enambah $a$asan dan khasanah ilmu pengetahuan penulis terutama

tentang obat tradisional khususnya rimpang rumput teki

4. embantu memberikan pertimbangan terhadap langkah pengobatan

supporti! maupun preenti! dengan menggunakan obat tradisional yang

telah mangalami uji preklinik maupun klinik.

5.embantu pembaca untuk menambah khasanah pengetahuan terutamatentang obat tradisional terutama rimpang rumput teki.

6. embantu memberikan gambaran bagi peneliti selanjutnya untuk bisa

melakukan penelitian yang lebih baik dan lebih mendalam terutama tentang

rumput teki.

E. Kerangka Pemkran

Page 6: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 6/32

6

1. Kerangka Te!r

4ambar 7. #erangka Teori

2. Kerangka k!nsep

 

4ambar '. #erangka #onsep

F. Hp!tess

Larutan aquades Ekstrak rimpang

rumput teki

135mg/40grBB

Aquades+obat

tamoxien 0!16mg/40

grBB

"eteba#an #apisanepite# endometrium"eteba#an #apisanepite# endometrium"eteba#an #apisanepite# endometrium

$ibandingkan

%umput &eki

'Cyperus

 

)in*ak atsiri &erpenoidaponin ,#a-onoid

.erubaan keteba#an #apisan epite#

at akti 

Eek anti estrogen

Page 7: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 7/32

&emberian ekstrak rimpang rumput teki 7<1mg>?gr== menghasilkan e!ek

anti estrogen yang sama dengan pemberian obat Tamo;i!en ,7mg>?gr==

 pada gambaran ketebalan lapisan epitel endometrium mencit.

Page 8: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 8/32

II. TIN"AUAN PU#TAKA

A. Tanaman Rumput Tek $Cyperus rotundus L%

1. Klasfkas

enurut Tjitrosoepomo (788<), rumput teki dapat diklasi!ikasikan

sebagai berikut yaitu@ egnum &lantae, diisi Spermatophyta, subDiisi

0ngiospermae, kelas onocotyledoneae, ordo 3yperales, !amili

3yperaceae, genus 3yperus, species Cyperus rotundus *.

2. M!rf!l!g

Daun umput teki berbentuk pita, ber$arna hijau mengkilat dan terdiri

dari ?-7 helai, tedapat pada pangkal batang membentuk rozel akar,

dengan pelepah daun tertutup tanah. &ada rimpangnya yang sudah tua

terdapat banyak tunas yang menjadi umbi ber$arna coklat atau hitam.

=unganya ber$arna hijau kecoklatan, terletak diujung tangkai dengan tiga

tunas kepala benang sari ber$arna kuning jernih, membentuk bunga-bunga

 berbulir, mengelompok menjadi satu beupa payung (Tjitrosoepomo, 788<).

Page 9: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 9/32

Page 10: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 10/32

10

  impang

4ambar ?. impang rumput teki

(http@>>cybermed.cbn.net.id, '9)

B. UTERU#

:terus berbentuk seperti buah aokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke

arah depan belakang. :kurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.

Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. :kuran panjang uterus adalah A-A.1

cm, lebar di atas 1,'1 cm, tebal ',1 cm, dan tebal dinding 7,'1 cm. *etak

uterus dalam keadaan !isiologis adalah anteersio!leksio (seriks kedepan dan

membentuk sudut dengan agina, sedangkan korpus uteri ke depan dan

membentuk sudut dengan seriks uteri) (&ra$irohardjo, '9).

:terus terdiri atas !undus uteri, korpus uteri, dan seriks uteri. Bundus uteri

adalah bagian uterus proksimal, di situ kedua tuba !alopii masuk ke uterus.

#orpus uteri adalah bagian uterus yeng terbesar. &ada kehamilan bagian ini

mempunyai !ungsi utama sebagai tempat janin berkembang. ongga yang

terdapat di korpus uteri disebut kaum uteri (rongga rahim). Seriks uteri

terdiri atas pars aginallis serisis uteri yang dinamakan porsio dan pars

serisis uteri yaitu bagian seriks yang berada di atas agina (&ra$irohardjo,

'9).

Page 11: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 11/32

11

4ambar 1. 0natomi :terus anusia

(oore dan 0gur, '')

:terus diperdarahi oleh arteri :terina kiri dan kanan yang terdiri atas ramus

ascendens dan ramus descendens. &embuluh darah ini berasal dari arteria

iliaka interna yang melalui dasar ligamentum latum masuk ke dalam uterus di

daerah seriks kira-kira 7,1 cm diatas !orniks lateralis agina. &embuluh

darah lain yang memberi darah ke uterus adalah arteria %arika kiri dan

kanan. Inerasi uterus terutama terdiri atas system sara! simpatetik dan untuk

sebagian terdiri atas system parasimpatetik dan serebrospinal (&ra$irohardjo,

'9).

:terus(dinding rahim) terdiri atas < lapisan @

1. Permetrum 

*apisan luar dinding rahim yaitu serosa atau perimetrium yang terdiri atas

selapis sel mesotel ditopang oleh jaringan ikat tipis (Tambajong dan

onodirekso,788<).

2. M!metrum

Page 12: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 12/32

12

iometrium merupakan lapisan paling tebal dari uterus, terdiri atas

 berkas-berkas serat otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat.

Selama kehamilan miometrium mengalami masa pertumbuhan hebat

sebagai akibat dari hiperplasi (bertambahnya jumlah sel otot polos) dan

hipertropi (bertambahnya ukuran sel). Selama kehamilan, banyak sel otot

 polos mempunyai ciri ultrastruktur  sebagai sel penghasil protein dan

secara akti! mensintesis kolagen, meningkatkan kandungan kolagen uterus

secara nyata (5un6ueira, dkk, 7889).

3. En'!metrum

2ndometrium terdiri atas epitel dan lamina propria yang mengandung

kelenjar tubular simpleks yang kadang-kadang bercabang pada bagian

dalamnya (dekat miometrium). Sel epitel pelapisnya adalah suatu sel epitel

silindris dan merupakan campuran sel sekresi dan bersilia. 2pitel kelenjar

uterina serupa dengan epitel super!isial tetapi sel bersilia jarang ada pada

kelenjar (5un6ueira, dkk, 7889).

5aringan ikat dari lamina propria mengandung banyak !ibroblas dan

substansi dasar amor!. Serat jaringan ikat yang ada kebanyakan dari jenis

retikulin (5un6ueira, dkk, 7889).

4ambar . Struktur "istologi :terus

(2roschenko, '<)

*apisan endometrium menurut buku jun6ueira dapat dibagi dalam ' zona @

a. Stratum !ungsionalis

Page 13: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 13/32

13

erupakan bagian yang dilepaskan saat haid dan diperbarui selama

setiap siklus haid.

b. Stratum basalis

erupakan bagian yang dipertahankan selama haid kemudian diberi

epitel dan kelenjar lamina propria baru bagi endometrium baru.

0kibat perubahan siklis berulang yang terjadi selama masa reproduksi, tebal

endometrium biasanya sangat berariasi, yaitu dari ,1 mm hingga 1mm.

2ndometrium terdiri dari epitel permukaan, kelenjar, dan jaringan mesenkim

antar kelenjar yang mengandung banyak pembuluh darah (&ra$irohardjo,

'9).

2pitel permukaan endometrium terdiri selapis sel torak tinggi, bersilia dan

tesusun rapat. Selama sebagian besar siklus endometrium, nucleus yang oal

terletak di bagian ba$ah sel, namun tidak terlalu dekat ke membran basal

seperti pada endoseriks. Sel-sel bersilia terletak pada potongan-potongan

tersendiri, sedangkan aktiitas sekretorik tampaknya hanya ditemukan pada

sel yang tidak bersilia (&ra$irohardjo, '9).

5aringan ikat endometrium di antara sel epitel permukaan dan miometrium

adalah stroma mesenkim. Segera setelah menstruasi, stroma terdiri dari sel-sel

yang tersusun rapat dengan nucleus berbentuk oal dan kumparan, dengan

sitoplasma yang sangat sedikit. 5ika terpisah karena edema, sel-sel +ampak

menyerupai bintang dengan tonjolan sitoplasma yang bercabang-cabang

untuk membentuk anstomosis. Sel-sel ini tersusun lebih rapat disekitar

kelenjar dan pembuluh darah dibandingkan tempat lain. =eberapa hari

sebelum menstruasi, sel stroma biasanya membesar dan menjadi lebih

Page 14: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 14/32

14

ascular, seperti sel-sel desidua, dan bersamaan dengan itu, terjadi in!iltrasi

leukosit di!us (&ra$irohardjo, '9).

C. #klus menstruas

#erja hormon oarium (estrogen dan progesteron) diba$ah rangsangan lobus

anterior hipo!isis menyebabkan endometrium mangalami modi!ikasi

struktural secara siklik selama menatruasi (haid). *amanya siklus menstruasi

 berariasi tetapi rata-rata '9 hari. Siklus menstruasi biasanya dimulai antara

umur 7' dan 71 tahun dan berlanjut hingga umur ?1-1 tahun.

Siklus menstruasi memiliki beberapa !ase, diantaranya @

1. Base proli!erasi

&ada a$al siklus, kadar BS" dan *" relatie tinggi. Bungsi BS" adalah

memacu pematangan !olikel. *" dibantu BS" ber!ungsi menseksresi

hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulose dari !olikel matang

mencapai puncak 79 jam sebelum oulasi. #arena kadar estrogen terus

meningkat, pelepasan kedua gonadotropin ditekan (umpan balik negatie)

yang berguna mencegah hiperstimulasi dari oarium dan pematangan

 banyak !olikel. Sel granulose juga menghasilkam inhibin dan mempunyai

implikasi sebagai !aktor dalam mencegah jumlah !olikel yang matang

(&ra$irohardjo, '9).

Base proli!erasi juga dikenal sebagai !ase !olikular karena bertepatan

dengan pembentukan !olikel oarium dan produksi estrogen. &roli!erasi

sel berlanjut selama !ase proli!erasi, dan membentuk kembali kelenjar-

kelenjar dan epitel permukaan yang melapisi endometrium. 5uga terjadi

 proli!erasi sel jaringan ikat dan peletakan substansi dasar dalam lamina

Page 15: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 15/32

15

 propria, berakibat tumbuhnya endometrium sebagai keseluruhan

(5un6ueira, dkk, 7889).

2. Base sekresi

Base ini dimulai setelah oulasi dan bergantung pada progesteron yang

disekresikan oleh korpus luteum. =ekerja pada kelenjar-kelenjar yang telah

 berkembang oleh kerja estrogen, progesteron merangsang sel-sel kelenjar

untuk manghasilkan glikoprotein yang akan merupakan sumber utama bagi

nutrisi embrio sebelum terjadi implantasi. &rogesteron menghambat

kontraksi sel otot polos dari miometrium yang mungkin dapat

mengganggu implantasi dari embrio.

&ada akhir !ase sekresi, dinding arteri spiralis berkerut, menutup aliran

darah dan mengakibatkan iskemia, yang menyebabkan matinya (nekrosis)

dinding dan lapisan !ungsional endometrium. &ada saat ini pembuluh

darah diatas pengerutan ini pecah, dan mulailah terjadi perdarahan

(5un6ueira, dkk, 7889).

3. Base menstruasi

=ila tidak terjadi pembuahan dan implantasi oum yang dilepaskan

oarium, maka corpus luteum secara spontan berhenti ber!ungsi setelah

lebih kurang 7? hari. #adar progesteron dan estrogen dalam darah dengan

cepat turun, dan endometrium yang dibentuk sebagai respon terhadap

hormon-hormon ini mengalami oulasi dan sebagian dilepaskan.

&ada akhir !ase menstruasi, endometrium hampir selalu menipis samapi

hanya tersisa lapisan basal, mengandung ujung basal dari kelenjar

endometrium (5un6ueira, dkk, 7889).

Page 16: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 16/32

16

D. Pr!ses Implantas

Implantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus

dia$ali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium,

menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem

sirkulasi ibu. Implantasi pada manusia terjadi '-< hari setelah telur yang telah

dibuahi memasuki uterus atau -A hari setelah terjadinya !ertilasi dimana

ditandai dengan menempelnya blastosis pada epitel uterus (=udi, '1).

2strogen memiliki peran penting dalam meningkatkan ketebalan epitel lumen

endometrium (+ikna!s, et al., '?).

4ambar A. 4ambar skematis potongan blastokis menempel pada epitel

endometrium (Sadler, ').

E. Ant estr!gen

0nti estrogen adalah senya$a yang dapat menghambat atau memodi!ikasi

kerja estrogen, antara lain dapat bekerja secara antagonis kompetiti! pada

reseptor estrogen, atau menghambat sintesis estrogen (misalnya klomi!en dan

tamo;i!en) atau senya$a yang secara !isiologi kerjanya berla$anan dengan

estrogen (misalnya progestin dan androgen). Cang banyak digunakan di

Page 17: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 17/32

1

klinik ialah anti estrogen kompetiti! yakni klomi!en dan tamo;i!en

(Suherman, '1).

F. Tam!(fen

Tamo;i!en adalah penghambat agonis parsial estradiol yang kompetiti! pada

reseptor estrogen dan banyak digunakan untuk pengobatan paliati! kanker

 payudara stadium lanjut pada $anita pasca menopause (#atzung, '').

#ompleks tamo;i!en-reseptor masih mengalami translokasi ke inti sel, tetapi

tidak menghasilkan e!ek estrogen. Selanjutnya, anti estrogen ini mengurangi

 jumlah reseptor di sitoplasma. 2!ek tersebut menyebabkan, hambatan atau

gangguan kelangsungan pertumbuhan sel tumor yang tergantung estrogen

(estrogen dependent). #arena si!at inilah maka tamo;i!en digunakan sebagai

terapi tambahan pada kanker payudara (Suherman, '1).

4ambar 9. Struktur #imia Tamo;i!en

(http@>> $ikimedia.org, '7)

Page 18: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 18/32

1

Tamo;i!en diabsorpsi dengan baik secara oral, kadar puncaknya dicapai

dalam $aktu ?-A jam. asa paruh a$al A-7? jam. etabolisme terjadi di

hepar. 2kskresinya terutama melalui tinja, sedangkan ekskresi melalui ginjal

hanya sedikit (Suherman, '1).

Tamo;i!en digunakan dalam dosis 7-' mg dua kali sehari. "ot !lushes

(kulit kemerahan hangat), mual dan muntah terjadi pada '1 pasien dan

terjadi banyak e!ek-e!ek yang tidak diinginkan yang ringan lainnya. Studi

tentang pasien-pasien yang diobati dengan tamo;i!en sebagai terapi adjuan

untuk kanker payudara stadium dini menunjukkan penurunan sebesar <1

 pada kanker payudara kontralateral. 0kan tetapi, terapi adjuant yang

diperpanjang lebih dari lima tahun pada pasien-pasien kanker payudara tidak

menunjukkan hasil yang membaik (#atzung, '').

G. Men)t $ Mus musculus L%

1. Klasfkas

#lasi!ikasi mencit ( Mus musculus *.) menurut &riyambodo ('<)

adalah sebagai berikut @ #ingdom 0nimalia, &hylum 3hordata, kelas

amalia, ordo odentia, !amili uridae, genus us, spesies Mus

musculus *.

2. M!rf!l!g

encit ( Mus musculus *.) memiliki berat 7-? gram, panjang -7 cm

dengan hidung runcing, ekornya sama atau lebih panjang sedikit dari

Page 19: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 19/32

1

kepala dan badan yaitu berukuran A-77 cm, pada ekor tidak ada rambut,

memiliki telinga tegak, memiliki bulu ber$arna putih keabu-abuan pada

 bagian perut, keabuan pada bagian punggung (0nonim, '7).

4ambar 8. or!ologi mencit (us musculus *)

(0nonim, '9)

3. Uterus

Secara umum, uterus he$an terdiri atas sebuah korpus uteri dan dua buah

kornua uterin (cornua E tanduk) (&artodihardjo, 789). :terus adalah

suatu struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk penerimaan oum

yang telah dibuahi, nutrisi dan perlindungan !etus serta stadium

 permulaan ekspulsi !etus pada $aktu kelahiran (Toelihere, 788A).

Tipe uterus rodentia merupakan tipe uterus duplek, kedua uterus selalu

terpisah dan mempunyai lubang keluar masing-masing di dalam agina

(Djuanda, 7897).

enurut 5almo (788') struktur uterus mencit terdiri atas tiga lapisan

dengan susunan jaringan dari luar ke dalam adalah @

a. *apisan serosa (perimetrium), terdiri atas satu lapis sel epitel dan

sedikit jaringan ikat kendur.

b. *apisan otot (miometrium), tersusun dari sel-sel otot polos, lapisan

otot polos sebelah luar sel ototnya tersusun memanjang dan terdapat

Page 20: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 20/32

20

di dalam berkas-berkas, sedangkan lapisan otot sebelah dalam sel

ototnya tersusun melingkar.

c. *apisan mukosa (endometrium), membentuk beberapa lipatan.

*apisan ini terdiri atas lamina propria dan epitel selapis. *amina

 propria terdiri atas jaringan ikat kendur dan didalamnya terdapat

kelenjar, lapisan epitel luminal mempunyai permukaan yang rata,

terdiri dari satu lapis sel silindris.

Page 21: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 21/32

Page 22: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 22/32

22

 putih ialah sebesar 7 mg>kg==. =erat tikus putih sama dengan ',1 kali berat

mencit (Sa/roni dan ahjoedi, ''). *alu setelah disesuaikan dengan ukuran

mencit maka dosis yang digunakan ,7 mg>?gr== dalam ,? ml a6uades.

#elompok ketiga setiap mencit diberikan ekstrak rimpang rumput teki,

 berdasarkan penelitian =usman dan agustina ('9), dari ketiga dosis

?,1mg>?gr==, ?1mg>?gr==, dan 7<1mg>?gr== hanya pada dosis

7<1mg>?gr== yang menyebabkan peningkatan jumlah !olikel atresis secara

signi!ikan. "al ini disebakan pengaruh senya$a kimia (saponin) yang

terdapat dalam ekstrak rimpang rumput teki yang diduga bersi!at anti

estrogen enurut %kta!iyanti ('9), mendapatkan e!ek anti estrogen

tertinggi pada ekstrak rimpang rumput teki pada dosis 7<1mg>?gr==

dibandingkan dengan ekstrak rimpang rumput teki dosis ?,1mg>?gr== dan

?1mg>?gr==. aka pada kelompok ketiga ini setiap mencit diberikan

ekstrak rimpang rumput teki dengan dosis 7<1 mg>?gr==.

C. Alat 'an Bahan Peneltan

1. Alat peneltan

0lat-alat yang digunakan untuk penelitian ini yaitu @ kandang mencit yang

terbuat dari ka$at sebanyak 79 kandang, spuit yang ujungnya telah

ditumpulkan sebagai alat pencekok, seperangkat alat bedah, mikroskop,

 pipet tetes, 2rlenmeyer, mikrotom, rotary eaporator, so;hlet, pipet

eppendor!, objek glass, alumunium !oil, neraca analitik dan cover glass.

2. Bahan Peneltan

Page 23: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 23/32

23

a. Delapan belas ekor mencit betina !ertil  berumur <-? bulan dengan

 berat badan <-? gram

b. &enelitian ini menggunakan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus

rotundus *.) dengan dosis 7<1 mg>?gr==.

c. %bat Tamo;i!en

d. 06uades sebanyak 7 ml

e. &ellet ayam sebagai makanan mencit

f. 0lcohol A-7 , para!!in, ;ylol, 3anada balsam, dan zat $arna "2

("ematoksilin-2osin)

D. #u&jek peneltan

&enelitian ini menggunakan 79 ekor mencit yang berumur <-? bulan dengan

rata-rata berat <-? mg. encit tersebut diperoleh dari =andung. encit

tersebut dira$at di *aboratorium Foologi BI&0 :niersitas *ampung dandiberi makan pellet ayam, serta diberi minum air.

 

E. Pr!se'ur peneltan

1. Pr!se'ur pem&uatan &ahan peneltan

a. &embuatan ekstrak rimpang rumput teki

Sebelum dibuat ekstrak, rumput teki diidenti!ikasi untuk memastikan

 bah$a rimpang yang diambil berasal dari tumbuhan teki (Cyperus

rotundus *.), kemudian rimpang yang diperoleh (J>- 1 gram)

dibersihkan dan dijemur. Setelah kering, rimpang rumput teki digiling

hingga menjadi serbuk, kemudian dimasukkan ke dalam so;hlet dan

Page 24: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 24/32

24

ditambahkan pelarut methanol. Selanjutnya, ekstrak dipekatkan dengan

rotary eaporator dengan suhu <13 dan kecepatan rpm selama 7

 jam. Dari hasil pemekatan tersebut, maka diperoleh ekstrak rimpang

rumput teki dalam bentuk pasta yang kemudian diencerkan dalam

 bentuk cair.

b. &embuatan larutan Tamo;i!en

enurut penelitian +ephe$ et al.('), dosis penggunaan obat

tamo;i!en pada tikus putih ialah sebesar 7 mg>kg==. =erat tikus putih

sama dengan ',1 kali berat mencit. *alu setelah disesuaikan dengann

ukuran mencit maka dosis yang digunakan ,7 mg>?gr== dalam ,?

ml a6uades.

2. Pr!se'ur peneltan

&enelitian ini menggunakan 79 ekor mencit yang dibagi dalam < kelompok,

setiap kelompok terdiri dari ekor mencit. encit diaklimatisasi selama 7

minggu dalam kondisi laboratorium yang bertujuan untuk penyesuaian bagi

mencit dalam lingkungan dan perlakuan yang baru, serta membatasi

 pengaruh lingkungan dalam percobaan. Setiap hari selama A hari diberikan

makan berupa pellet ayam dan minum dua kali dalam sehari.

#elompok pertama semua mencit diberi a6uades dengan menggunakan

spuit yang ujungnya telah ditumpulkan. Setelah 7? hari dilihat ketebalan

lapisan epitel endometrium. #etebalan lapisan epitel endometrium tersebut

digunakan sebagai kontrol.

#elompok mencit kedua diberikan obat tamo;i!en yang telah dilarutkan

dengan a6uades dengan menggunakan spuit yang ujungnya telah

ditumpulkan sesuai dengan dosis ,7mg>?gr==. Setelah 7? hari dilihat

ketebalan lapisan epitel endometrium, lalu dibuat perbandingan hasil rata-

Page 25: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 25/32

25

rata ketebalan lapisan epitel endometrium dengan kelompok kontrol dan

ekstrak rimpang rumput teki.

#elompok mencit ketiga diberikan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus

rotundus *) 7<1mg>?gr== dengan menggunakan spuit yang ujungnya

telah ditumpulkan. Setelah 7? hari dilihat ketebalan lapisan epitel

endometrium, lalu dibuat perbandingan hasil rata-rata ketebalan lapisan

epitel endometrium dengan kelompok kontrol dan tamo;i!en.

F. Pr!ses Pem&e'ahan 'an Pengam&lan Uterus

empersiapkan alat-alat bedah (bak warfarin, gunting, pinset, jarum) yang

akan digunakan. eletakkan mencit yang telah dibius dengan alcohol A di

 bak warfarin, kemudian bagian kaki mencit ditusuk dengan jarum agar

mencit dapat dengan mudah dibedah. Setelah pembedahan selesai,

 pengambilan bagian uterus dengan menggunakan gunting.

G. Pem&uatan Preparat Hst!l!g

&rosedur &embuatan &reparat "istopatologi (0ksoro et. al., 1!

0dapun prosedur pembuatan preparat histopatologi, yaitu@

1.  "i#ation

Specimen yang akan digunakan dalam pembuatan preparat dimasukkan ke

dalam larutan penga$et berupa bu!!er !ormalin 7.

2. Trimming 

&ada tahap trimming, spesimen yang telah di!iksasi kemudian

dipotong setebal '-? mm dan masukkan potongan jaringan tersebut ke

dalam em$edding cassette. Dalam satu em$edding cassette dapat diisi 7-1

 buah potongan jaringan disesuaikan dengan ukuran dari besar kecilnya

Page 26: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 26/32

26

 potongan. Setelah itu, cuci dengan air mengalir.

3.  Dehydration

&ada tahap ini dilakukan perendaman potongan jaringan dalamalkohol 9 selama ' jam. *alu dilakukan perendaman dalam

alkohol 81 selama ' jam. Setelah itu, dilanjutkan perendaman

selama 7 jam dalam alkohol 81. #emudian potongan jaringan itu

direndam dalam alkohol absolut I selama 7 jam, 7 jam dalam

alkohol absolut II, dan 7 jam dalam absolut III.

4. Clearing 

&ada tahap clearing, dilakukan perendaman potongan jaringan dalam ;ylol

I. Setelah itu, direndam dalam ;ylol II dan ;ylol III. asing - masing perendaman dilakukan selama 7 jam.

5.  %mpregnation

&ada tahap impregnasi, potongan jaringan diletakkan dalam para!!in I.

#emudian direndarn dalam para!!in II dan para!!in III. asing K masing

dilakukan selama ' jam.

6.  &m$edding 

&ada tahap ini sisa Ksisa para!!in dibersihkan didalam pan dengan

memanaskan pan beberapa saat diatas api dan diusap dengan kapas. *alu

 para!!in cair disiapkan dengan memasukkan para!!in kedalam cangkir

logam dan dimasukkan dalam oen dengan suhu diatas 19o3. #emudian

 para!!in cair dituangkan kedalam pan, satu persatu jaringan dipindahkan

dari em$edding cassette ke dasar pan dengan mengatur jarak satu

dengan yang l ainnya. Sete lah itu , pan diapungkan di dalam air. =ila

 pan telah dingin, para!!in yang berisi jaringan tersebut dilepaskan dari pan

dengan memasukkan ke dalam suhu ?- L3 beberapa saat. &ara!!in

yang berisi jaringan lalu dipotong sesuai letak jaringan yang ada

Page 27: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 27/32

2

menggunakan skalpel hangat. Selanjutnya, diletakkan pada balok kayu

dan pinggirannya diratakan serta ujungnya dibuat sedikit meruncing. =lok

 para!!in siap dipotong dengan mikrotom.

7. Cutting 

=lok para!!in yang telah terbentuk didinginkan terlebih dahulu.

Selanjutnya, dilakukan pemotongan blok para!!in di ruangan dingin.

Dilakukan pemotongan kasar dan dilanjutkan dengan pemotongan halus

dengan ketebalan ?-1 mikron. Setelah pemotongan, dipilih lembaran

 jaringan yang paling baik, kemudian diapungkan didalam air dan

kerutannya dihilangkan dengan cara menekan salah satu sisi lembaran

 jaringan tersebut dengan ujung jarum dan sisi yang lain ditarik

menggunakan kuas yang runcing. #emudian l embaran jaringan

tersebut dipindahkan ke dalam $ater bath selama beberapa detik sampai

mengembang sempurna. *embaran jaringan tersebut dia mbil deng an

slide b ers ih. Ini dila kukan de ngan gera kan menyendok. *alu

diletakkakan ditengah atau pada sepertiga atas ataupun ba$ah.

:sahakan jangan sampai ada gelembung udara diba$ah jaringan.

8. Staining (pe$amaan) dengan "arris "emato;ylin 2osin

Setelah jaringan melekat sempurna pada slide dipilih yang terbaik.

Selanjutnya secara berurutan slide dimasukkan ke dalam zat kimia

diba$ah ini dengan $aktu sebagai berikut@

a. Slide dimasukkan ke dalam ;ylol I, ;ylol II, dan ;ylol III. asing -

masing dilakukan selama 1 menit.

b. Slide dimasukkan ke dalam alkohol absolut I dan alkohol absolute II.

asing - masing selama 1 menit.

Page 28: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 28/32

2

c. Slide di cuci dengan a6uadest selama 7 menit

d. Tuangkan bahan pe$arna preparat harris hemato;ylin selama '

menit, kemudian dicuci dengan a6uadest selama 7 menit.

e. Slide dimasukkan ke dalam acid alkohol sebanyak '-< celupan.

Selanjutnya dimasukkan ke dalam a6uadest selama 7 menit. *alu slide

dicuci dengan a6uadest selama 71 menit.

f. 3elupkan slide ke dalam eosin selama ' menit. Setelah itu,

masukkan ke dalam alkohol 8 I selama. ' menit, dan alkohol

8 II selama  < menit. Selanjutnya dicelupkan ke dalam alkohol

absolut III dan alkohol absolut IM. asing K masing dilakukan selama

< menit.

g. 3elupkan ke dalam ;ylol IM, *alu ke dalam ;ylol M. asing K masing

dilakukan selama 1 menit.

9.  Mounting 

Setelah proses pe$arnaan selesai, slide ditempatkan diatas kertas tissue

 pada tempat datar. Tetesi slide dengan bahan mounting yaitu kanada

 balsam. #emudian ditutup dengan coer glass. *akukan secara hati K

hati agar tidak terbentuk gelembung udara di ba$ah jaringan.

10. &embacaan slide dengan mikroskop

Slide diperiksa diba$ah mikroskop sinar dengan perbesaran ? kali,

7 kali atau ? kali. &embacaan slide dilakukan dengan metode

dou$le $linded agar aliditas data yang diperoleh dapat tejaga.

Page 29: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 29/32

2

H. Pemerksaan Hst!l!g

&emeriksaan struktur histologi uterus dilakukan terhadap preparat a$etan

yang di$arnai dengan "aemato;ilin-2osin. &emeriksaan dilakukan di

*aboratorium "istologi &rogram Studi &endidikan Dokter :niersitas

*ampung.

I. I'entfkas ,ara&el 'an Defns *peras!nal ,ara&el

1. I'entfkas -ara&el

a. Mariabel independen

1) Dosis ekstrak rimpang rumput teki

') Dosis tamo;i!en

b. Mariabel dependen

7) ketebalan lapisan epitel endometrium

2. Defns !peras!nal -ara&el

a. Dosis ekstrak rimpang rumput teki

rimpang yang diperoleh (J>- 1 gram) dibersihkan dan dijemur.

Setelah kering, rimpang rumput teki digiling hingga menjadi serbuk,

kemudian dimasukkan ke dalam so;hlet dan ditambahkan pelarut

methanol. Selanjutnya, ekstrak dipekatkan dengan rotary eaporator

dengan suhu <13 dan kecepatan rpm selama 7 jam. Dari hasil

 pemekatan tersebut, maka diperoleh ekstrak rimpang rumput teki.

Setelah itu diberikan kepada semua mencit kelompok ketiga, dengan

skala pengukuran ariabel numerik.

Page 30: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 30/32

30

b. Dosis tamo;i!en

Dosi tamo;i!en adalah dosis ,7 mg>? gr== yang dilarutkan kedalam

a6uades. #emudian diberikan kepada semua mencit kelompok kedua,

dengan skala pengukuran numerik.

c. Struktur epitel endometrium

Struktur epitel endometrium adalah struktur epitel yang dibentuk oleh

uterus mencit. &ada masing-masing perlakuan dihitung dalam satuan

mikrometer dengan skala pengukuran ariabel numerik.

J. Parameter ang Damat

&arameter yang diamati dalam penelitian ini adalah @

#etebalan lapisan epitel endometrium

K. Analss Data

Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program S&SS !or

$indo$s ersi 7A.. :ji statistik yang digunakan adalah uji %ne ay 0noa

dengan N E ,1. :ntuk mengetahui kebermaknaan perbedaan ketebalan

lapisan epitel endometrium mencit antar kelompok, dilanjutkan dengan

analisis 'ost (oc *SD ( )east Significant Difference) (Soekidjo, '').

Persapan Peneltan /

• Kan'ang

• He0an Uj

• Alat 'an Bahan

Mula

Page 31: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 31/32

31

4ambar 7. Tata 0lur &enelitian

Pem&eran Ekstrak Rmpang Rumput Tek

'an Tam!ksfen pa'a men)t &etna

Persapan Peneltan

Pem&e'ahan 1Pengam&lan Uterus

Pem&uatan 'an Pengamatan preparat

hst!l!gs

Interpretas 'ata 'an Penusunan lap!ran

#elesa

Page 32: bab I,II,III.rtf

8/16/2019 bab I,II,III.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/bab-iiiiiirtf 32/32

32