BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan...

38
68 BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora Sebagai jantung Pulau Jawa, letak geografis Blora berada di tengah- tengah antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara administratif terletak di wilayah paling ujung di sisi timur Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten diapit oleh lima wilayah administratif, yaitu bagian utara oleh Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, bagian timur oleh Kabupaten Bojonegoro, bagian selatan oleh Kabupaten Ngawi, dan bagian barat oleh Kabupaten Grobogan. Kabupaten Blora memiliki 16 kecamatan. Sebagaimana diketahui, pada mulanya Kabupaten Blora terbagi menjadi 4 kawedanan (Blora, Cepu, Randublatung, dan Ngawen) dan 14 kecamatan. Kemudian pada tahun 1990- an terdapat dua kecamatan baru hasil pemekaran, yaitu Bogorejo dan Japah. Gb 3.1. Letak Geografis Kabupaten Blora di Propinsi Jawa Tengah (Sumber : wikipedia.org) Kabupaten Blora dengan luas wilayah administrasi 1.820,59 km 2 (182.058,797 ha) memiliki ketinggian 96-280 m dpl. Bagian terbesar penggunaan areal Kabupaten Blora adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 %, dan 24,96 % digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, dan lain-lain. Secara demografi penduduk di Kabupaten Blora sebanyak 991.698 (tahun 2009) dengan komposisi lebih banyak penduduk perempuan yakni 497.584 orang (50,17 %). Data ketenagakerjaan tercatat jumlah penduduk yang menganggur cukup besar yakni 77.859 orang (7,85%) yang terdiri dari 37.142 orang setengah menganggur dan 40.717 orang pengangguran terbuka.

Transcript of BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan...

Page 1: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

68

BAB III

STUDI LAPANGAN

A. Kajian Umum Kabupaten Blora

Sebagai jantung Pulau Jawa, letak geografis Blora berada di tengah-

tengah antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara administratif terletak di

wilayah paling ujung di sisi timur Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten diapit

oleh lima wilayah administratif, yaitu bagian utara oleh Kabupaten Rembang

dan Kabupaten Pati, bagian timur oleh Kabupaten Bojonegoro, bagian selatan

oleh Kabupaten Ngawi, dan bagian barat oleh Kabupaten Grobogan.

Kabupaten Blora memiliki 16 kecamatan. Sebagaimana diketahui, pada

mulanya Kabupaten Blora terbagi menjadi 4 kawedanan (Blora, Cepu,

Randublatung, dan Ngawen) dan 14 kecamatan. Kemudian pada tahun 1990-

an terdapat dua kecamatan baru hasil pemekaran, yaitu Bogorejo dan Japah.

Gb 3.1. Letak Geografis Kabupaten Blora di Propinsi Jawa Tengah

(Sumber : wikipedia.org)

Kabupaten Blora dengan luas wilayah administrasi 1.820,59 km2

(182.058,797 ha) memiliki ketinggian 96-280 m dpl. Bagian terbesar

penggunaan areal Kabupaten Blora adalah sebagai hutan yang meliputi hutan

negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 %, dan 24,96 %

digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, dan lain-lain.

Secara demografi penduduk di Kabupaten Blora sebanyak 991.698

(tahun 2009) dengan komposisi lebih banyak penduduk perempuan yakni

497.584 orang (50,17 %). Data ketenagakerjaan tercatat jumlah penduduk

yang menganggur cukup besar yakni 77.859 orang (7,85%) yang terdiri dari

37.142 orang setengah menganggur dan 40.717 orang pengangguran terbuka.

Page 2: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

69

Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah angkatan kerja cenderung

meningkat, namun tingkat kesempatan kerja cenderung menurun, dengan

demikian tingkat pengangguran cenderung meningkat.

Gb 3.2. Peta Kabupaten Blora

(Sumber : 4.bp.blogspot.com)

Kemudian kondisi iklim menyebabkan perbedaan curah hujan yang nyata

antara musim penghujan dan kemarau dengan curah hujan tahunan antara

1.496 mm sampai 2.506 mm. Menurut Oldeman, Kabupaten Blora termasuk

zona C3 dan D3 yang dicirikan bulan kering 4-6 bulan dan bulan basah 4-5

bulan. Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26,5oC sampai 28,4

oC dan

rata-rata tahunan sebesar 27,5oC. Curah hujan terbanyak dalam setahun

terjadi di Kecamatan Blora dengan jumlah 150 hari.

B. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB)

1. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik

Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) merupakan unit pelaksana

teknis di lingkungan Kementrian Perindustrian RI yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim

dan Mutu Industri (BPKIMI). Lembaga ini didirikan di Yogyakarta pada

tahun 1922 dengan nama Textile Inrichting en Batik Proefstation dengan

tujuan untuk mengembangkan industri batik dan tekstil. Tetapi tuntutan

ruang lingkup yang lebih luas maka dikembangkan menjadi Balai

Penelitian Batik dan Kerajinan.

Pada tahun 1980 Balai Penelitian Batik dan Kerajinan berubah

menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan

Page 3: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

70

Batik. Pada tahun 2002 dalam rangka menyesuaikan visi dan misi

organisasi serta kebutuhan nyata masyarakat industri dan perdagangan,

maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan

Batik berkembang lagi menjadi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB).

2. Tugas, Visi, dan Misi BBKB

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 46 Tahun 2002,

BBKB mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan penelitian,

pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi,

dan pengembangan kompetensi industri kerajinan dan batik sesuai

kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala BPKIMI.

Visi BBKB adalah “Menjadi pusat penelitian dan pengembangan serta

pelayanan jasa teknis industri kerajinan dan batik yang kreatif, inovatif,

dan profesional.”

Misi BBKB, yaitu : melaksanakan kegiatan penelitian dan

pengembangan teknologi yang dibutuhkan oleh industri kerajinan dan

batik; melaksanakan standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan

pengembangan kompetensi untuk mendukung peningkatan daya saing

industri kerajinan dan batik; melaksanakan kerjasama dengan lembaga

pembina industri dan perguruan tinggi untuk menciptakan sinergi

pengembangan industri kerajinan dan batik; memberikan pelayanan yang

berkualitas, efisien, dan efektif dengan sistem pelayanan satu pintu;

menciptakan sistem pengembangan SDM untuk meningkatkan kreatifitas

dan kompetensi.

3. Fungsi BBKB

Penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa teknis bidang teknologi

bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan

pelaksanaan pelayanan dalam bidang pelatihan teknis,

konsultasi/penyuluhan, alih teknologi serta rancang bangun dan

perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran

industri.

Pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan, dan pemanfaatan

teknologi informasi.

Page 4: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

71

Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan

produk industri kerajinan dan batik, serta kegiatan kalibrasi mesin dan

peralatan.

Pelaksanaan perencanaan, pengelolaan dan koordinasi sarana dan

prasarana di lingkungan BBKB, serta penyusunan penerapan dan

standarisasi industri kerajinan dan batik.

Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan

BBKB.

4. Struktur Organisasi

Gb. 3.3. Struktur Organisasi BBKB

Sumber : Balai Besar Kerajinan dan Batik

5. Jasa Layanan BBKB

Balai Besar Kerajinan dan Batik memberikan pelayanan kepada

industri dan masyarakat berupa:

1) Layanan Penelitian dan Pengembangan

2) Layanan Pengujian

3) Layanan Pelatihan Teknis Kerajinan dan Batik

4) Layanan Kalibrasi

5) Layanan Sertifikasi Produk

6) Layanan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu

Page 5: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

72

7) Layanan Labelisasi Batikmark

8) Layanan Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri

9) Layanan Konsultasi Teknis Industri Kerajinan dan Batik

10) Layanan Konsultasi HaKI

11) Layanan Konsultasi Penganganan Pencemaran Industri

12) Layanan Kunjungan Wisata Teknologi

13) Layanan Desain Kerajinan dan Batik

14) Layanan Jasa Teknis lainnya.

6. Fasilitas BBKB

Untuk mendukung pelayanan teknisnya kepada masyarakat, BBKB

dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai, antara

lain:

1) Lab. Batik

2) Lab. Serat Alam non Tekstil

3) Lab. Perhiasan (Logam Non Ferrous)

4) Lab. Kerajinan Umum (tempurung kelapa, kertas seni, keramik, dll)

5) Lab. Kayu, Rotan dan Bambu

6) Lab. Uji dan Kalibrasi Industri Kerajinan dan Batik (LUK-IKB)

terakreditasi KAN LP-235-IDN

7) Lab. Kalibrasi terakreditasi KAN LK-125-IDN

8) Lab. Perekayasaan Alat

9) Lab. Desain Kerajinan dan Batik

10) Lab. Kimia dan Fisika Tekstil

11) Lab. Pencemaran Lingkungan

12) Lembaga Sertifikasi Produk (Ls-Pro) TOEGOE-PCB terakreditasi

KAN LPSr-025-IDN

13) Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen (LSSM) terakreditasi KAN

LSSM-030-IDN

14) Klinik HKI

15) Perpustakaan

16) Ruang Pamer Kerajinan dan Batik

17) Ruang Pertemuan

Page 6: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

73

7. Jenis Pelatihan

Beberapa jenis pelatihan yang ada di BBKB, antara lain:

Pelatihan Batik : batik tulis dan cap dengan pewarna alami dan sintetis

Pelatihan Pembuatan Canting Cap

Pelatihan Kerajinan Serat Alam Non Tekstil : anyaman metode

weaving, knitting dengan bahan bambu, mendong, agel, enceng

gondok, akar wangi, pandan, dan lain-lain

Pelatihan Perca : teknik smock, sashiko, dan wave

Pelatihan Kerajinan Tekstil : tritik, sasirangan, jumputan, tenun ATBM

Pelatihan Garmen/High Fashion

Pelatihan Kerajinan Kayu, Bambu dan Rotan : kerajinan meubel kayu,

bambu dan rotan, kerajinan ukir kayu

Pelatihan Kerajinan Perak : casring, electroplating, designing, three

dimension copy, uji kadar perak

Pelatihan Kerajinan Umum : tempurung kelapa, kerang simping, kertas

seni, bunga kering, kaca patri

8. Kegiatan dan Pola Kegiatan

Kegiatan dan pelayanan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB)

berlokasi di Jalan Kusumanegara No.7 Yogyakarta 55166 dan buka pada

hari

Senin – Kamis : 08.30 – 16.00 WIB

Jumat : 08.30 – 16.30 WIB

Sabtu – Minggu : tutup

Pola kegiatan awal untuk pengunjung BBKB yang ingin mengikuti

pelatihan atau mengadakan pelatihan.

Page 7: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

74

Gb. 3.4. Pola prosedur pelayanan informasi publik BBKB

Sumber : BBKB

Keterangan diagram 3.2, yaitu :

1) Permohonan informasi dapat dilakukan secara tertulis atau tidak tertulis

2) Untuk permohonan informasi secara tertulis pemohon datang ke

layanan informasi publik BBKB dan mengisi form permohonan

informasi (Model FM-1) dan diserahkan kepada petugas

3) Petugas unit layanan publik melakukan pemeriksaan atas kelengkapan

data pada formulir permohonan yang meliputi:

a) Nama dan alamat pemohon informasi

b) Subjek dan format informasi

c) Tujuan permohonan informasi, dan

d) Cara penyampaian

4) Petugas melakukan evaluasi dan registrasi permohonan informasi serta

diberikan tanda bukti permohonan informasi sesuai form (Model FM-2)

5) Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi memberikan jawaban

tertulis kepada pemohon informasi sesuai form (Model FM-3)

Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan,

ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan diadakan, yaitu:

Page 8: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

75

Pelatihan

1) Harga tertera merupakan harga dalam satuan per orang, per 5 (lima)

hari

2) Tempat pelatihan di BBKB, Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta 55166

Telp./Fax.: (0274)546111/543582

3) Waktu pelatihan menyesuaikan permintaan

4) Metode pelatihan : 20% teori dan 80% praktek

5) Fasilitas peserta : materi/makalah pelatihan, perlengkapan, penggunaan

alat, sertifikat, dan konsumsi (khusus peserta minimal 5 orang)

Pengiriman Instruktur

1) 1 (satu) orang instruktur mengajar untuk maksimal 10 orang peserta

2) Tidak termasuk transportasi, akomodasi, dan konsumsi di tempat

pengiriman

9. Pola Aktifitas Pengunjung di Lab. Batik

Gb 3.5. Pola pelatihan dasar batik oleh peserta

Sumber : analisa pribadi

Pelatihan dasar membatik di atas merupakan jangka waktu 5 hari

dengan produktifitas 2-3 jam per hari. Hasil wawancara dengan salah satu

Page 9: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

76

instruktur kerajinan batik, Pak Kamijana, proses yang paling sulit untuk

pelatihan membatik adalah proses pewarnaan. Peserta tidak dapat

memenuhi keinginan pribadi ketika pelatihan karena keterbatasan alat dan

waktu. Namun peserta akan diberi tahu bagaimana langkah selanjutnya

untuk memenuhi keinginan tersebut.

10. Pola Aktifitas Pengelola/Instruktur di Lab. Batik

Pada saat akan mengadakan pelatihan batik, pengelola teknis Lab.

Batik akan mempersiapkan materi, perlengkapan bahan dan alat untuk

membatik sebelum hari H. Setiap jenis pelatihan berbeda penanganan,

tergantung dari permintaan pemohon/peserta, jumlah peserta, dan

waktu/jadwal yang ditentukan. Di bawah ini adalah salah satu contoh pola

aktifitas pengelola/instruktur sebelum dan selama 5 hari pelatihan dasar

membatik.

Gb 3.6. Pola aktifitas pengelola/instruktur sebelum dan selama

pelatihan dasar membatik

Sumber : analisa pribadi

11. Fasilitas di Lab. Batik

Fasilitas yang terdapat di Lab.Batik, antara lain :

Area mencanting

Area batik cap

Page 10: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

77

Area mendesain pola

Ruang pewarnaan zat sintetis

Ruang pewarnaan alami

Ruang dapur

Area penjemuran

Area perebusan

Bak daur ulang air limbah

12. Elemen Pembentuk Ruang, Interior Sistem, Furnitur di Lab.

Batik dan Lab. Tenun

Lab.Batik dan Lab.Tenun merupakan 2 laboratorium yang dijadikan 1

ruang. Hal ini disebabkan keterkaitan jenis kerajinan dan untuk kerajinan

tenun hanya terdapat pelatihan bukan loka karya (workshop). Disebabkan

peralatan di Lab.Tenun hanya sedikit, sehingga ruang tersebut dibagi

untuk kegiatan batik dan tenun. Pembatas 2 laboraturium hanya berupa

lemari berisikan hasil kerajinan batik dan tenun.

Gb 3.7. Pembatas antara Gb 3.8. Area mencanting

Lab. Batik dan Lab. Tenun

Page 11: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

78

Gb 3.9. Area menenun

Sumber: dokumentasi pribadi

Ruangan ini terlihat bersih dan lapang karena warna putih

mendominasi ceiling, dinding, dan lantai. Kemudian agar tak terasa

membosankan, funitur yang digunakan dan peralatan yang tersedia

didominasi oleh warna coklat. Cahaya alami yang masuk ke ruangan ini

mencukupi karena tersedianya jendela/bukaan dengan ukuran yang besar

didua sisi dinding , walaupun masih harus dibantu cahaya buatan seperti

downlight agar proses pelatihan tidak terganggu oleh cahaya yang kurang.

Di ruangan ini berkapasitas sekitar 50 orang. Penghawaan

menggunakan penghawaan alami dan buatan. Penghawaan buatan

menggunakan blower dan kipas angin. Tidak diperkenankan menggunakan

AC karena akan mengganggu proses pencairan lilin. Menurut narasumber,

Pak Kamijana, ruangan ini masih kurang untuk sirkulasi anginnya. Terlalu

tertutup untuk area membatik. Sebaiknya area membatik dibuat lebih

terbuka agar asap dari malam/lilin yang dipanaskan dapat keluar dengan

baik dan tidak mengganggu pernafasan orang di dalamnya.

Page 12: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

79

Gb 3.10. Area batik cap yang berada di pojok selatan Lab. Batik

Gb 3.11. Lemari yang berisi cap-cap batik berbagai motif

Sumber : dokumentasi pribadi

Ketersediaan sistem keamanan seperti alarm atau detektor kebakaran

tidak tersedia di ruang ini. Namun terdapat fire extinguiser disetiap titik

rawan di ruang tersebut dan tersedia juga penglengkapan P3K jika terjadi

kecelakaan kecil saat pelatihan. Kemudian peralatan untuk pelatihan

membatik dirasa belum memenuhi standar untuk pelatihan berkapasitas 50

orang atau lebih. Terkadang pemohon pelatihan dapat membawa sampai

100 peserta atau lebih yang dapat menyebabkan peserta harus dibagi

menjadi kelompok-kelompok kecil.

Di sebelah selatan ruang area mencanting dan menenun terdapat ruang

pewarnaan zat sintetis. Keadaan ruangan tidak luas namun ceiling lebih

tinggi dari ruang Lab. Batik. Pencahayaan utama menggunakan

pencahayaan alami. Pencahayaan buatan hanya berupa lampu TL

dibeberapa titik sehingga terkesan lebih gelap dari ruang sebelumnya.

Page 13: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

80

Penghawaan utama ruang ini penghawaan alami. Ruang pewarna zat

sintetis lebih sejuk karena luas ruang yang sebanding dengan ketersediaan

bukaan/jendela yang banyak. Namun keadaan ruang ini tidak bersih

disebabkan oleh pewarna kimia yang memang tidak mudah hilang juka

dibersihkan. Ditambah lagi dengan penataan peralatan yang tidak rapi.

Gb 3.12. Alat menjemur portable diletakkan dekat bukaan yang lebar

Gb 3.13. Tempat penyimpanan peralatan yang terlihat tidak rapi

Gb 3.14. Beberapa bak untuk proses pewarnaan dan pembilasan

Page 14: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

81

Gb 3.15. Peralatan yang diletakkan sembarangan di ruang zat warna

sintetis

Sumber : dokumentasi pribadi

Di sebelah timur ruang zat warna sintetis adalah ruang zat warna

alami. Kedua zat warna ini tidak bisa dijadikan satu ruang karena berbeda

penanganannya. Untuk ruang zat warna alami ditempatkan di luar ruangan

karena bersamaan dengan area perebusan dan tempat penjemuran.

Penyimpanan peralatan terdapat ruangan tersendiri berdekatan dengan area

tersebut. Namun di ruang tersebut peralatan tidak tertata rapi, sehingga

terlihat seperti gudang. Area ini mengutamakan pencahayaan dan

penghawaan alami karena bersifat terbuka. Terlihat lebih bersih dari ruang

zat warna sintetis karena zat warna alami mudah dibersihkan dan juga

penyimpanan zat warnanya menggunakan tong besar.

Gb 3.16. Tempat penjemuran sebelum proses pewarnaan

Page 15: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

82

Gb 3.17. Bak untuk proses pewarnaan alami dan pembilasan

Gb 3.18. Tong- tong besar untuk menyimpan beberapa pewarna alami

Gb 3.19. Area proses pewarnaan dengan zat alami yang bersifat terbuka

Di sebelah barat ruang Lab.Batik adalah area penjemuran kain batik

yang telah diwarna. Kain batik dengan hasil warna yang maksimal tidak

boleh terkena sinar matahari langsung, karena jika dijemur sembarangan

maka akan berpengaruh pada warna batik. Area penjemuran di sini hanya

menggunakan peneduh dengan material PVC. Walaupun menurut

Page 16: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

83

narasumber seharusnya peneduh yang baik adalah menggunakan material

genteng karena lebih sejuk dan proses pengeringan memang hanya

diangin-anginkan. Area penjemuran juga tidak boleh bercampur antara

kain yang diberi zat warna alami dan diberi zat warna sintetis. Hal ini

dikarenakan akan berpengaruh pada hasilnya menjadi tidak bagus atau

menodai kain tersebut. Maka dari itu, gantungan kain harus dibersihkan

terlebih dahulu dan dikelompokkan dengan memberi tanda pewarnaan

sebelum pelatihan, agar peserta tidak salah penempatan.

Gb 3.20. Area penjemuran

Sumber : dokumentasi pribadi

13. Pola Aktifitas Pengunjung di Lab. Tenun

Di Balai Besar Kerajinan dan Batik jenis kegiatan menenun berupa

pelatihan, penelitian, dan percobaan. Tidak ada pelayanan berupa

workshop dengan peserta yang banyak. Dikarenakan proses menenun

yang cukup lama hingga berminggu-minggu, selain itu, peralatan yang

tersediadi BBKB hanya sedikit.

Kegiatan menenun juga seperti membatik, tergantung permintaan

pemohon. Biasanya kegiatan menenun di sini adalah untuk percobaan

Page 17: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

84

dan penelitian menggunakan serat-serat baru, seperti enceng gondong.

Jadi tidak hanya benang katun atau sutra. Adapun pelatihan sangat

dasar bagi pemula, yaitu pelatihan 5 hari. Itupun hanya pengenalan

dasar proses menenun, tidak sampai membuat produk.

14. Pola Aktifitas Pengelola/Instruktur di Lab. Tenun

Pengelola atau teknisi yang berada di Lab. Tenun mempunyai

kegiatan sendiri, yaitu meneliti atau melakukan percobaan terhadap

serat-serat yang baru ditemukan. Proses ini membutuhkan waktu hingga

berbulan-bulan. Dari bahan baku yang masih berupa tanaman atau

batang menjadi sebuah produk tenun. Menurut hasil wawancara dengan

2 teknisi Lab. Tenun, Pak Panji dan Bu. Eni, proses dari bahan baku

menjadi serat-serat yang akan ditenun membutuhkan waktu sekitar 1-2

bulan. Hal tersebut ditambah dengan proses memasukkan benang ke

ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang membutuhakan waktu lagi.

Kemudian untuk proses menenun jika yang melakukan adalah seorang

yang sudah ahli, maka 1 hari bisa menghasilkan panjang kain tenun

hingga 5 meter.

15. Elemen Pembentuk Ruang, Interior Sistem, Furnitur di Lab.

Tenun

Lab. Tenun bergabung dengan Lab. Batik di mana proses kerajinan

tersebut hampir sama. Proses tenun tidak membutuhkan ruang besar

dan berpindah-pindah jika peralatan ATBM tidak untuk peserta yang

banyak. Peralatan yang tersedia di BBKB untuk menunjang kegiatan

ini, antara lain : 5 ATBM dengan jenis yang berbeda, meja printing

ATBM, alat pintal serat alam, alat pintal tali, dan lain-lain.

Penghawaan dan pencahayaan sama seperti Lab. Batik. Untuk

proses pewarnaan benang dan proses dari bahan baku menjadi serat

berada di luar ruangan. Disediakan pula meja dan kursi untuk

menggambar pola motif sebelum memulai praktik menenun.

Page 18: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

85

Gb 3.21. Area tenun

Gb 3.22. Area yang disediakan untuk membuat gambar pola motif

Gb 3.23. Gb 3.24.

ATBM fungsi ganda ATBM model Spanyol

Sumber : dokumentasi pribadi

Page 19: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

86

16. Elemen Pembentuk Ruang, Interior Sistem, Furnitur Keseluruhan

Bangunan BBKB

Balai Besar Kerajinan dan Batik mempunyai beberapa bangunan.

Bangunan utama memiliki 2 lantai dan saling terhubung dengan adanya

jembatan antara bangunan satu dengan lainnya. Dari lantai 1 ke lantai 2

terdapat sarana tangga. Namun ukuran lebar tangga tidak sesuai

standar, mengetahui bahwa banyaknya jenis kegiatan dan jumlah

peserta yang mengadakan pelatihan. Tentu saja, hal tersebut juga tidak

sesuai untuk pemohon pelatihan yang berkebutuhan khusus.

Konsep bangunan dan interior sangat modern, yaitu simple, efektif

dan efisien. Berbentuk geometris disetiap ruangnya. Penggunaan unsur

netral dan abu-abu mendominasi pada unsur interiornya. Untuk elemen

dan furnitur interior lebih banyak bermaterial kayu.

Pada lobby BBKB akan terlihat display hasil karya berbagai

macam kerajinan. Kemudian pengunjung akan menuju bagian informasi

atau resepsionis untuk registrasi atau hanya sekedar bertanya. Terdapat

area tunggu dengan 3 sofa, sebuah coffee table, dan tempat sampah

stainless. Di belakang area tunggu, yaitu kasir untuk sarana membayar

kegiatan yang diinginkan oleh pemohon. Jalur sirkulasi di lobby ini

cukup luas di samping itu, ceiling dibuat tinggi setara lantai 2 bangunan

tersebut. Lalu jendela yang tinggi dan dan besar memberikan kesan luas

dan terang karena cahaya alami yang masuk ke ruangan. Penghawaan

di lobby menggunakan penghawaan buatan berupa AC yang

memberikan kesan nyaman dan sejuk saat awal masuk di BBKB

Gb 3.25. Pintu utama BBKB dari sudut pandang area tunggu

Page 20: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

87

Gb 3.26. Gb 3.27. Bagian resepsionis

Bukaan yang lebar dan tinggi

di lobby

Gb 3.28. Tersedia informasi Gb 3.29. Bagian kasir

secara digital

Gb 3.30. Area tunggu

Sumber : dokumentasi pribadi

Pada area pamer BBKB terdapat 2 area, yaitu pertama di lantai 1

sepanjang jalur sirkulasi dari lobby sampai dengan jalan keluar menuju

area teknis. Kedua berada di lantai 2, jika dari lobby pengunjung harus

naik tangga lalu ke arah kiri. Di sana terdapat area cukup luas yang

Page 21: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

88

dengan berbagai display kerajinan, berupa kain batik, kain tenun, dan

lain-lain. Pencahayaan di area pamer dari yang terlihat sangat kurang.

Pencahayaan buatan seperti downlight hanya sebagai penerang jalur

sirkulasi. Secara detail karya tidak terlihat begitu jelas karena cukup

gelap dan ada beberapa karya yang dipajang dalam lemari kaca.

Kemudian penghawaan di area pamer cukup sejuk karena

menggunakan AC.

Gb 3.31. Area pamer di lantai 1

Gb 3.32. Area pamer di lantai 1 yang di-apit oleh ruang bagian

kepegawaian

Sumber : dokumentasi pribadi

Kemudian bagian perpustakaan BBKB berada di gedung sebelah

selatan gedung utama. Untuk menuju perpustakaan tidak perlu

melewati pintu utama. Letaknya berada di timur koperasi dan sepanjang

jalur evakuasi. Perpustakaan BBKB bersifat “tertutup” dari sistem

Page 22: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

89

pelayanan dan ruangnya. Suasana di sana cukup tenang dengan ceiling,

dinding, lantai yang menggunakan unsur putih dan furnitur bermaterial

kayu. Penghawaan cukup baik karena menggunakan AC dan

pencahayaan mengandalkan pencayaan alami. Bukaan yang lebar dan

lampu yang cukup memadai di ruang tersebut. Untuk meminjam buku

pustakawan akan menanyakan apa yang pengunjung cari. Tetapi

pengunjung juga dapat mencari sendiri karena tersedia lemari yang

berisikan berbagai macam buku. Namun kekurangannya adalah ukuran

standar tidak berlaku di perpustakaan ini. Antara lemari satu dengan

yang lain sangat berdekatan, sehingga hanya satu orang saja yang dapat

melewatinya. Kemudian lemari yang terlalu tinggi dan mempunyai

pintu geser. Ini menyulitkan pengunjung yang ingin mengambil buku.

Gb 3.33. Lemari buku dengan jarak dan bentuk yang tidak ergonomis

Gb 3.34. Area pelayanan oleh pustakawan

Sumber : dokumentasi pribadi

Di Balai Besar Kerajinan dan Batik ini juga terdapat taman yang

dikelilingi oleh bangunan berlantai 2 tersebut. Sifatnya sebagai

Page 23: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

90

penyejuk dan agar tidak monoton dengan konsep bangunan modern

tersebut.

Gb 3.35. Taman di antara bangunan BBKB

Sumber : dokumentasi pribadi

Penanda atau signage di BBKB terpasang dengan rapi. Pengunjung

dapat melihat dengan jelas. Seperti penanda jalur evakuasi, tempat

sampah yang terpisah jenisnya, dan pamflet tentang keselamatan kerja.

Setiap ruang juga terpasang papan bertuliskan nama ruangan tersebut.

Tetapi untuk pengunjung yang baru pertama kali ke BBKB harus

bertanya-tanya di mana letak ruang yang ingin dituju. Hal ini

dikarenakan tidak adanya penanda khusus tata letak tiap-tiap ruang

yang berada di lantai 1 maupun di lantai 2.

Gb 3.36. Pamflet keselamatan Gb 3.37. Signage yang

kerja yang terpasang di dinding terpasang dengan rapi dan jelas

Page 24: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

91

Gb 3.38. Signage yang terpasang di setiap ruang

Sumber : dokumentasi pribadi

C. Museum Batik Danar Hadi Surakarta

1. Sejarah Museum Batik Danar Hadi

House of Danar Hadi (disingkat HDH) merupakan sebuah

kompleks wisata heritage terpadu tentang batik yang terletak di jalan

Brigjen Slamet Riyadi nomor 261, Sriwedari, Surakarta, Jawa Tengah.

HDH didirikan oleh pengusaha batik Solo PT. Batik Danar Hadi, Santoso

Doellah, pada tahun 2008 dan mengkhususkan batik beserta aspek-aspek

budaya sebagai objek wisata utamanya.

HDH terletak di dalam sebuah kompleks bangunan kuno yang

merupakan cagar budaya, bangunan utama di dalam HDH adalah Ndalem

Wuryaningratan. Dulu bangunan ini adalah kediaman seorang pangeran,

cucu dari Raja Kasunanan Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono IX dan

menantu dari Sri Susuhan Pakubuwono X yang bernama KRMTA

Wuryaningrat. Bangunan ini dibangun pada akhir abad ke 19 dengan gaya

arsitektur unik yang merupakan kombinasi Jawa-Eropa pada zaman patih

dalem Sosrodiningrat IV (Perdana Menteri Kasunanan Surakarta dan ayah

dari Raden Wuryaningrat). Seiring dengan berjalannya waktu bangunan

ini menjadi terbengkalai, hingga akhirnya dibeli PT Danar Hadi pada

tahun 1999 dan direnovasi.

Di samping Ndalem Wuryaningratan terdapat juga sebuah museum

batik kuno yang dinamakan Museum Batik Kuno Danar Hadi. Museum ini

adalah objek wisata utama di kompleks HDH dan telah dibuka terlebih

dahulu pada tahun 2002 oleh Wapres Megawati Soekarnoputri. Museum

Page 25: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

92

ini menyimpan koleksi kain batik yang mencapai 10.000 helai dan diakui

oleh MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai museum dengan koleksi

batik terbanyak. (sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Batik_Danar_Hadi )

2. Fasilitas Museum Batik Danar Hadi

Untuk mendukung pelayanan teknisnya kepada masyarakat,

Museum Batik Danar Hadi dilengkapi dengan berbagai sarana dan

prasarana yang memadai, antara lain:

Area Penjualan / Showroom

Area Pamer / Koleksi

Area Proses Membatik

3. Kegiatan dan Pola Kegiatan Museum Batik Danar Hadi

Museum ini memulai aktivitas bagi pengunjung setiap hari bahkan

tanggal 17 Agustus dan Hari Raya Islam dari pukul 09.00 WIB sampai

pukul 16.30 WIB. Biaya masuk untuk umum adalah Rp 35.000 dan

mahasiswa atau pelajar Rp 15.000 dengan ketentuan menunjukkan kartu

mahasiswa atau pelajar yang berlaku. Jika berkunjung pada hari Minggu,

pengunjung tidak dapat melihat proses mencanting pada rangkaian tur

karena dihari tersebut pengrajin diliburkan. Ada pula pelatihan bagi

pengunjung yang tertarik belajar membatik dengan paket workshop

pembuatan batik satu warna selama lima hari.

Pola kegiatan pengunjung di museum ini cukup banyak dengan

fasilitas-fasilitas yang disediakan.

Datang

Melihat-lihat produk batik Membeli produk batik

Membeli tiket masuk Bertemu dengan tour guide

Melihat-lihat produk batikPulang

Pulang

Membeli produk batik

Menjalani rangkaian tur

Selesai rangkaian tur

Gb 3.39. Pola Kegiatan Pengunjung Museum Danar Hadi

Sumber : analisa penulis

Page 26: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

93

4. Elemen Pembentuk Ruang, Sistem Interior, dan Elemen Pendukung

Interior di Area Penjualan Produk Museum Danar Hadi

Area penjualan atau showroom merupakan pintu masuk dan pintu

keluar bagi pengunjung. Terdapat loket untuk membeli tiket masuk

museum dan kasir untuk membayar barang yang pengunjung beli.

Dinding di area ini dicat warna putih, begitupun dengan ceiling berwarna

putih. Lantai menggunakan parket laminated berwarna cokelat tua dan

sebagian lantai area penjualan menggunakan keramik jenis matt.

Gb 3.40. Showroom produk batik Danar Hadi

sumber: http://citizen6.liputan6.com/read/2015650/ke-solo-mampirlah-ke-museum-batik-

kuno-danar-hadi

Gb 3.41. Lounge bagi pembeli produk batik Danar Hadi

sumber: https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g297713-d2487428-

i40189579-Museum_Batik_Danar_Hadi-Solo_Central_Java_Java.html

Page 27: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

94

Gambar di atas memperlihatkan perpaduan warna putih dari

dinding dan ceiling dengan warna cokelat dari lantai dan perabotan ruang

memberikan nuansa elegan, mewah, dan klasik. Beberapa lemari build-in

disorot dengan spotlight memperindah produk jual, sehingga pembeli

tertarik untuk melihat. Kemudian furnitur seperti meja dan sofa

menggunakan material kayu yang diukir. Kain-kain batik digantung

dengan tongkat kayu berornamen digunakan sebagai elemen estetis ruang.

Karpet bermotif klasik diletakkan pada bagian inti seperti lounge dan

showroom mempertegas sekaligus memperindah ruangan tersebut.

Penerangan di area ini menggunakan penerangan alami dan buatan.

Bukaan jendela disisi lounge dan pintu bermaterial kaca membuat sinar

matahari masuk, sehingga menerangi area itu. Untuk pencahayaan buatan

seperti downlight dan spotlight diletakkan pada area terpajangnya produk-

produk batik yang ditawarkan. Karena produk batik Danar Hadi tidak

dianjurkan terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang lama. Pendant

lamp dari kaca pada showroom utama menambah kesan mewah dan klasik

di area penjualan ini.

Vegetasi di dalam ruangan cukup banyak dengan menggunakan

vas-vas besar, sehingga menetralkan warna putih dan cokelat yang

dominan dan menyejukkan udara pada ruangan tersebut. Selain itu,

penghawaan buatan seperti AC digunakan untuk menyejukkan ruangan

dan menjadikan produk batik tidak rusak karena kelembaban.

5. Elemen Pembentuk Ruang, Sistem Interior, dan Elemen Pendukung

Interior di Area Pamer Produk Museum Danar Hadi

Setelah membeli tiket masuk dan melewati area penjualan,

pengunjung dipersilahkan memasuki museum dengan melewati taman

kecil diantara bangunan penjualan dan bangunan museum. Pada dinding,

lantai, dan ceiling di bangunan museum ini didesain sangat sederhana

serba putih dengan material keramik pada lantai, cat dinding pada dinding

dan ceiling bermaterial gypsum board. Ketika masuk ke museum

pengunjung akan melihat point of interest seperti saat masuk ke area

Page 28: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

95

penjualan, yaitu meja bundar yang besar terbuat dari kayu bergaya klasik

dengan rangkaian bunga pada vas di atas meja tersebut. Di bawah meja

diletakkan karpet bermotif seperti karpet persia sebagai batasan jalur

sirkulasi pengunjung.

Gb 3.42. Lobi di area Museum Danar Hadi

sumber: https://www.tripadvisor.co.id/Attraction_Review-g297713-d2487428-Reviews-

Museum_Batik_Danar_Hadi-Solo_Central_Java_Java.html

Di lobi tersebut sebelum pengunjung bertemu dengan pemandu tur

(tour guide) dipersilahkan untuk duduk di area tunggu di sebelah selatan.

Permainan elemen pendukung seperti furnitur dan hiasan dinding di lobi

masih dominan dengan warna cokelat dan tekstur-tekstur kayu. Berbagai

plakat penghargaan dan peresmian Museum Batik Danar Hadi dipajang di

dinding sebelum memasuki area koleksi kain batik. Museum ini dibagi

menjadi beberapa ruang yang disesuaikan dengan darimana koleksi kain

batik tersebut berasal.

Ketika mengunjungi museum tersebut, guide menjelaskan ada

beberapa ruang koleksi, antara lain: Batik Keraton Solo, Batik Keraton

Jogja, Batik Danar Hadi, ruang bahan dan alat membatik, lalu Batik

Belanda, Batik Cina, Batik Adikarya (masterpiece atau favorit dari Bapak

Santoso Doellah), dan batik kenang-kenangan dari kerabat. Setiap

perpindahan ruang, jalan masuk kedua ruang akan dihiasi dengan list kayu

ditepi dinding dan terdapat ukiran-ukiran yang rumit pada papan kayunya.

Page 29: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

96

Koleksi kain batik yang telah berumur dipajang dengan rapi

menggunakan berbagai ukuran gawangan. Beberapa diletakkan di dinding

dan di rak hias dengan menjuntaikan kain tersebut. Selebihnya, kain

berada di gawangan diletakkan di atas display kotak dengan finishing

karpet merah mengelilingi ruangan koleksi. Kawasan museum batik ini

dapat menampung hinggi 1.000 koleksi batik. Menurut penjelasan dari

pemandu, koleksi batik akan diganti setiap satu tahun. Maka dari itu,

pengunjung yang ingin melihat keseluruhan koleksi milik Danar Hadi

disarankan mengunjungj museum ini tiap tahunnya.

Gb 3.43. Suasana ruang koleksi batik Indonesia

Gb 3.44. Koleksi batik di ruang Batik Keraton Solo

sumber: http://lebahmadu-honeybees.blogspot.co.id/2012/05/museum-batik-danar-hadi-

koleksi.html

Perawatan batik-batik kuno ini cukup mudah sehingga bentuk kain

tidak rusak dan warna tidak pudar. Menurut pemandu tur, dibalik kain

Page 30: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

97

batik yang dipajang memiliki obat pembasmi serangga alami berupa butir-

butir merica putih yang dibungkus kain tile. Obat ini berfungsi agar

serangga yang menempel dikain batik pergi, sehingga kain batik tidak

berlubang. Selain merica putih dapat menggunakan akar wangi. Kemudian

sebagai pengharum ruangan, juga menggunakan bahan alami yang disebut

dengan cepuk berisi bunga ranting yang diwadahi mangkuk kecil dari

tanah liat. Bunga ranting terdiri dari irisan daun pandan, bunga mawar,

melati, kenanga, dan cempaka dicampur dengan minyak srimpi. Resep ini

berasal dari keraton dan diganti setiap sebulan sekali. Penggunaan

pewangi alami disebabkan koleksi kain batik tersebut menggunakan

pewarna alami pada proses pewarnaan batik. Jika menggunakan

pengharum ruang kimia dapat menyebabkan warna batik pudar dan kusam.

Gb 3.45. Cepuk yang diletakkan bersebelahan dengan koleksi batik

sumber: http://www.yukpiknik.com/jawa-tengah/musem-danar-hadi-solo/

Selain itu, penghawaan dan pencahayaan buatan di Museum Danar

Hadi juga mempengaruhi ketahanan koleksi batik yang dipamerkan. Area

museum sangat tertutup dari sinar matahari maupun udara di luar, kecuali

pada area proses membatik. AC berjenis standing floor dan AC split

diletakkan ditiap ruangan dengan suhu 21oC. Suhu tersebut harus tetap

stabil agar ruangan tidak lembab. Kemudian pencahayaan buatan seperti

downlight pada ceiling menggunakan bohlam dengan kuat cahaya yang

hangat. Tidak begitu terang karena bisa merusak ketahanan warna batik.

Bahkan pengunjung tidak diperbolehkan memotret objek dengan flash

kamera. Terdapat pula lampu gantung mewah ditiap ruang menambah

Page 31: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

98

kemewahan interior museum, namun hanya dinyalakan jika terdapat tamu

undangan khusus.

Gb 3.46. Pendant lamp menerangi tiap ruang koleksi batik

sumber: http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/wisata/museum-batik-danar-hadi

6. Elemen Pembentuk Ruang, Sistem Interior, dan Elemen Pendukung

Interior di Area Proses Membatik Museum Danar Hadi

Setelah melihat koleksi batik, pengunjung akan diajak ke area

proses membatik. Proses yang diperlihatkan hanya tahap awal, yaitu

tahap mencanting dan cap malam dikain. Kompleks museum ini awalnya

menjadi satu dengan industri pembuatan batik Danar Hadi. Dari proses

desain pola, mencanting, pewarnaan, pencelupan, hingga ditahun 2014

dipindah ke Pabelan menjadi satu kawasan khusus industri pembuatan

batik Danar Hadi. Hal ini disebabkan kawasan Slamet Riyadi yang tidak

memperbolehkan adanya pabrik agar tidak mencemari lingkungan

sekitar.

Ruangan proses membatik ini berbeda dengan ruangan koleksi.

Terletak dibagian belakang museum bersampingan dengan ruang audio

visual, mushola, dan toilet. Ketika masuk di ruang pertama pencantingan,

terlihat 5 orang pengrajin sedang mencanting kain batik dengan

perlengkapan sederhana. Dinding, lantai, dan ceiling dibuat sederhana

dengan warna putih, namun telah terlihat kusam. Perabotan di dalamnya

pun hanya rak kosong dan TV plasma.

Page 32: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

99

Gb 3.47. Ruang pencantingan

Gb 3.48. Proses mencanting dengan perlengkapan sederhana

sumber: dokumen pribadi

Pencahayaan mengandalkan pencahayaan alami dan buatan. Sinar

matahari tidak masuk langsung ke ruang tersebut, hanya pantulan sinar

karena di depan ruang pencantingan terdapat kanopi. Lampu TL yang

tergantung cukup rendah memudahkan untuk melihat detail-detail pola,

namun menurut penulis cahaya lampu tersebut tidak sesuai standar untuk

melihat sesuatu yang detail. Penghawaan mengandalkan penghawaan

alami yang keluar masuk melalui jendela dan pintu yang terbuka. Tidak

dipasang penghawaan buatan dalam ruang tersebut bertujuan agar malam

tetap kondisi panas dan tidak cepat membeku saat diaplikasikan ke kain.

Page 33: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

100

Ruang selanjutnya adalah ruang pengecapan malam ke atas kain.

Terdapat 2 pengrajin laki-laki yang sedang mengaplikasikan malam

dengan alat cap dari tembaga kombinasi besi. Ruangan cukup sempit dan

memang diperuntukkan untuk 2 pengrajin dan beberapa pengunjung.

Gb 3.48. Ruang pengecapan

sumber: dokumen pribadi

Ruang ini lebih terang dari ruang mencanting karena mendapat

sinar matahari langsung dan juga lampu TL yang terang. Sehingga tidak

membuat mata mudah kelelahan. Penghawaan alami digunakan dengan

bantuan exhaust fan dan kipas angin untuk mengeluarkan asap malam

yang dipanaskan. Malam dipanaskan menggunakan wajan besar dan

kompor minyak. Kemudian meja yang digunakan sebagai alas mencap

malam ke kain juga dirancang khusus. Tidak hanya meja kayu biasa,

namun terdapat lapisan ditengah meja, yaitu dari bagian atas kertas kaca,

lalu kertas karton yang dilapisi bungkus bekas semen, spon/busa basah,

plastik dan multipleks. Meja ini dikondisikan untuk tetap dingin agar

malam cepat membeku di atas kain setelah dicap.

Setelah belajar proses awal membatik, pengunjung diajak kembali

ke ruang koleksi yang berbeda dari sebelumnya. Koleksi dari pemberian

Page 34: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

101

kerabat dan juga alat cap yang sudah tidak terpakai menghiasi ruangan

sebagai elemen estetis. Pemandu menjelaskan juga mengenai logo yang

berubah dari Danar Hadi dari masa ke masa. Ketika rangkaian tur

berakhir, pengunjung keluar dengan melewati area penjualan. Berupa

lorong yang dipinggirannya penuh dengan produk aksesoris. Kemudian

keluar bangunan melewati pintu keluar yang menjadi satu dengan pintu

masuk.

Gb 3.49. Area penjualan setelah keluar dari ruang koleksi.

sumber: https://www.tripadvisor.co.id/LocationPhotoDirectLink-g297713-d2487428-

i163555674-Museum_Batik_Danar_Hadi-Solo_Central_Java_Java.html

D. Tropical Balinese Modern House

Sumber: http://architizer.com/projects/tropical-balinese-modern-house/

Terletak di jalan Kataman Permai 2, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara,

bangunan ini dirancang oleh arsitek Ir. Julio Julianto B.,IAI., HDII. Dibangun

di atas lahan 550 m2 terbagi dalam 3 ½ lantai. Ketika menjalani proses desain

dengan berdialog bersama pemilik rumah, akhinya disimpulkan bangunan

rumah dikemas dalam desain karakter “bali modern tropis”.

Gb 3.50. Eksterior Tropical Balinese Modern House

Page 35: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

102

Konsep desain yang menggabungkan halaman rumah (inner courtyard)

modern Bali dari decking kayu dan kolom/ pilar dengan cover kayu untuk

akses koridor menuju rumah utama. Massa bangunan dirancang untuk

memberikan 'pengalaman' arsitektur modern untuk penduduk Bali, yang

terdiri dari dua buah massa bangunan yang menghubungkan ke innercourt

(jembatan konektor) dek kayu atau daerah transisi, dengan kolam ikan dan

taman air dikedua sisinya dengan atap terbuka. Kanopi bermaterial PVC

dipasang sepanjang koridor untuk menghalangi tetesan hujan ke wilayah

ruang sebagai pusat kegiatan perumahan.

Gb 3.51. Jalan menuju akses rumah utama

Gb 3.52. Innercourt dengan kolam dan taman air di sampingnya

Page 36: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

103

Daerah ini juga dihadapkan dengan teras dek kayu dan permainan kolam

renang dan lansekap yang luas dengan rumput hijau segar belakangnya

sebagai ruang untuk sirkulasi udara alami, sehingga angin keluar masuk

ruangan dengan lancar

Gb 3.53. Bukaan dan taman di tengah bangunan

Mengacu pada prinsip-prinsip desain yang merespon iklim tropis, hunian

ini dirancang dengan perisai dan atap genteng, aperture lebar untuk

mengoptimalkan udara segar ke dalam rumah sehingga hunian tetap dingin.

Terlihat dari unsur-unsur paduan bahan lokal seperti kayu kelapa, marmer,

batu alam, semen, persiapan gabungan untuk dinding coating, lantai, pilar,

elemen dekoratif, membentuk kesan hangat dan "menyambut" di atas tropis

khas desain modern. Benar-benar membenamkan diri dalam serangkaian

kamar penuh sensasi tropis.

Gb 3.54. Ruang tamu

Page 37: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

104

Gb 3.55. Tangga berlapis papan kayu untuk akses ke lantai atas

Zonasi dan layout bangunan tempat tinggal yang dirancang secara umum

mengorientasi ke dalam. Lantai semibasement digunakan sebagai ruang

garasi, ruang studio, daerah dengan zona pelayanan publik. Kemudian ruang

serbaguna atau home theater room memiliki akses khusus. Lantai dasar

berfungsi sebagai penempatan kamar utama: ruang tamu, ruang makan,

pantry, ruang keluarga, kamar tidur tamu dan paviliun kamar tidur utama

dirancang sebagai hunian, yang dilengkapi dengan walk-in closet,

dikombinasikan dengan kamar mandi. kamar tidur ini memiliki pemandangan

ke kolam air atau taman air.

Gb 3.56. Ruang keluarga Gb 3.57. Ruang makan dan pantry

Lantai dasar diangkat sekitar tiga meter dari permukaan jalan, sehingga

menjadikan lahan “fill” di depan dan samping menjadi barrier enclosure

visual. Courtyard yang dikelilingi oleh dua massa bangunan diletakkan pada

area tengah. Hal ini diupayakan untuk pertibangan pengudaraan dan

Page 38: BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora · Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan

105

pencahayaan tetap optimal masuk pada lantai semibasement, sedangkan pada

area belakang teras terbuka, seperti “kolong” mampu mengalirkan pergerakan

angin dalam komposisi massa bangunan. Lantai dua merupakan bagian

ruang-ruang privat; tiga kamar tidur anak dan ruang santai yang didesain

dengan banyaknya bukaan lubang void untuk mengoptimalkan masuknya

cahaya alami kedalam hunian dan menciptakan kesinambungan visual antar

ruang. Lantai roof top difungsikan untuk area servis, ruang jemur dan ruang

linen.