BAB III-Selesai Heatreatment
-
Upload
rizki-akbar-rismawan -
Category
Documents
-
view
59 -
download
1
Transcript of BAB III-Selesai Heatreatment
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram alir percobaan
Benda uji 3buah, air, oli dan udara
Menghidupkan muffle furnace
Memanaskannya sampai 900
Memasukan benda uji
Menahan benda uji pada pemanasan
Selama 10 menit
Mengeluarkan benda uji
Pengujian kekerasan & rokwell
Pengamatan data
Pembahasan Literatur
Kesimpulan
Dinginkan
dengan airDinginkan
dengan oli
Dinginkan dengan
udara bebas
Gambar ....Diagram alir percobaan
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang digunakan
1. Muffle furnace
2. Tang penjepit
3. Sarung tangan
4. Cakram penjepit
5. Helm safety
6. Bejana
3.2.2 Bahan yang digunakan
1. Benda uji (baja AISI 1045)
2. Media pendingin (air, udara & oli)
3.3 Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan benda uji sebanyak 3 buah
2. Menghidupkan muffle furnace dan memanaskannya sampai temperatur
9000C .
3. Memasukkan benda uji ke dalam dapur dan menutup kembali dapur.
4. Menahan benda kerja pada pemanasan selama 10 menit.
5. Mengeluarkan benda uji, yang pertama didinginkan dengan media oli
yang kedua didinginkan secara cepat dalam media pendingin (air) dan
yang ketiga didinginkan dengan udara bebas (normalizing).
6. Melakukan pengujian kekerasan untuk mengetahui nilai kekerasan ke-3
benda uji.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Dari hasil percobaan perlakuan panas dengan metode quenching dan
normalizing diperoleh data-data sebagai berikut :
Tabel .... Data hasil percobaan kekerasan
NO. Bahan Temperature0C
Hardness
(HRC)
Hardness rata-rata
1
Baja AISI 1045
(quenching media
air)
900
57
58
61
58,67
2
Baja AISI 1045
(quenching media
oli)
900
55
56
57
56
3
Baja AISI 1045
(Normalizing) 900
38
40
39
39
13
4.2 Pembahasan
Dari tabel percobaan diatas dapat dibuat diagram perbandingan sebagai
berikut, yang menunjukkan peningkatan kekerasan setelah material diberi
perlakuan heatreatment dengan variasi media pendingin.
1 2 30
10
20
30
40
50
60
70
Nilai Kekerasan Logam Terhadap Per-lakuan Panas
KEKERASAN
Media Pendingin
Nila
i Kek
eras
an (H
RC)
Gambar .... Diagram nilai kekerasan logam terhadap perlakuan panas
Perlakuan panas yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode
quenching media oli dan air serta normalizing. Quenching merupakan proses
perlakuan panas pada kondisi non equilibrium dan benda uji didinginkan secara
cepat menggunakan media air dan oli. Normalizing adalah proses perlakuan panas
pada kondisi equilibrium dan benda uji didinginkan secara lambat di udara
terbuka.
Dari diagram diatas bisa dilihat baja yang mengalami heat treatment
kemudian dilakukan quenching dengan media oli didapat nilai kekerasannya
sebesar 56 HRC, sedangkan quenching dengan media air kekerasannya 58,67
HRC dan dengan normalizing nilai kekerasannya sebesar 39 HRC.
Ket: 1 = Air 2 = oli 3 = udara
14
Dilihat dari gambar diatas perlakuan panas yang dilakukan dengan
quenching menggunakan media air mempunyai nilai kekerasan logam paling
tinggi. Hal itu dikarenakan nilai masa jenis air lebih besar dari masa jenis oli.
Sedang nilai kekerasan yang paling kecil yaitu baja yang di normalizing
kekerasannya sebesar 39 HRC.
Benda uji yang dilakukan perlakuan panas dengan metode quenching
secara teoritis akan menghasilkan kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan benda
uji yang dilakukan perlakuan panas secara normalizing dan akan menghasilkan
struktur mikro yang berbeda, pada benda uji yang dilakukan perlakuan panas
secara quenching akan menghasilkan struktur yang lebih kasar dan lebih getas,
sedangkan baja AISI 1045 yang dilakukan perlakuan panas secara normalizing
akan menghasilkan struktur yang lebih halus dan ulet sehingga menghasilkan
yield strength dan impak strength yang lebih tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil praktikum yang dilakukan dan dari literatur penunjang dalam
teori singkat dapat di tarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Perlakuan panas dengan metode quenching media air memiliki kekerasan baja
yang tinggi di bandingkan dengan pengujian metode quenching media oli,
apalagi kalau dibandingkan dengan baja yang tidak dilakukan perlakuan panas
dan baja yang dilakukan dengan normalizing. Ini dibuktikan dengan data
harga kekerasan dari tiap-tiap pengujian.
2. Pada benda uji yang dilakukan perlakuan panas secara quenching akan
menghasilkan struktur yang lebih kasar dan lebih getas, sedangkan baja AISI
1045 yang dilakukan perlakuan panas secara normalizing akan menghasilkan
struktur yang lebih halus dan ulet sehingga menghasilkan yield strength dan
impak strength yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. [Alhamidi, A] Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Diktat
Perlakuan panas pada logam. Cilegon: FT UNTIRTA; 2006.
2. B.H. Amstead. 1993. Teknologi Mekanik. Erlangga: Jakarta.
3. [TIM LAB MET] Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Buku Panduan Praktikum Metalurgi 2. Cilegon: FT UNTIRTA;2008.
4. http://www.osha.gov/index.html
17
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jawaban Pertanyaan dan Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik perlakuan panas dan fasa-fasa mikro
struktur yang terbentuk dari hasil perlakuan panas tersebut
Jawab:
1. Annealing adalah suatu proses laku panas yang dilakukan pada logam atau
paduan dalam pembuatan produk, dengan memanaskan baja sampai suhu
tertentu, kemudian menahannya selama waktu tertentu kemudian
didinginkan dengan lambat. Pada baja hipoeutektoid bila pemanasan lebih
tinggi maka ferit akan bertransformasi menjadi austenit yang berbutir
halus sedang austenit yang berasal dari perlit hampir tidak berubah.
2. Normalizing adalah pemanasan yang dilakukan diatas temperatur A3 untuk
baja hipoeutektoid, pendinginan dilakukan di udara, sehingga lebih cepat
menyebabkan kecepatan pembentukan ferit preutektoid dan perlit akan
banyak
3. Sphereodizing adalah perlakuan panas yang dilakukan dengan cara
memanaskan sampai sekitar temperatur kritis bawah atau sedikit
dibawahnya dan dibiarkan pada temperatur tersebut dalam waktu yang
lama baru kemudian didinginkan. Struktur mikro yang terbentuk dari
proses perlakuan panas sphereodizing adalah perlit yang terbungkus oleh
jaringan sementit.
4. Homogenizing adalah proses perlakuan panas dengan memanaskan baja
sampai temperatur yang cukup tinggi di daerah austenit dan
membiarkannya dalam waktu yang cukup lama sehingga terjadi difusi dan
struktur mikro yang terbentuk adalah menjadi lebih homogen, kemudian
didinginkan dengan lambat.
5. Quenching adalah proses perlakuan panas pada temperatur dan waktu
tertentu kemudian didinginkan secara cepat dengan media biasanya air.
Struktur mikro yang terbentuk adalah martensit.
2. Mengapa perlakuan panas quenching dapat menghasilkan kekerasan yang
lebih tinggi dari perlakuan normalizing pada material baja?
Jawab :
Karena quenching dilakukan pendinginan secara cepat langsung dibawah
temperatur kritis, sehingga pada material akan menghasilkan kekerasan bahan
yang cukup tinggi, tetapi getas, sedangkan normalizing melakukan
pendinginan secara lambat dan struktur mikro yang terbentuk adalah austenit
halus dengan kekerasan dan keuletan yang cukup tinggi.
3. Jika sifat kekerasan baja berubah, bagaimana pengaruh terhadap :
a. Sifat kekuatan tarik dan kekuatan luluh
b. Sifat ketangguhan
Jawab :
a. Pada sifat kekuatan tarik dan kekatan luluh tidak akan berubah, karena
kekuatan luluh tidak berpengaruh pada kekerasan baja, yang berpengaruh
adalah keuletan suatu logam (paling dominan).
b. Sedangkan pada sifat ketangguhan akan berubah karena kekerasan dan
ketangguhan adalah kemampuan suatu logam untuk menyerap energi pada
deformasi plastis.
4. Media-media apa saja selain air yang dapat digunakan sebagai media
pendingin pada quenching
Jawab :
Minyak, salt bath, brine, oli dan alkohol
5. Jelaskan apa pengaruhnya terhadap nilai kekerasan hasil percobaan, jika:
1. Temperatur Quenching dan Normalizing > 900 ºC
Pada baja, butir struktur kristal austenit yang terjadi akan terlalu besar,
sehingga pada pendinginan cepat yang tumbuh didalam butir kristal
austenit kasar/besar akan membentuk struktur martensit dan sifatnya pun
benar-benar keras namun getas. Pada normalizing akan terbentuk struktur
austenit yang halus dan sifat mekanisnya pun sesuai yang diharapkan.
2. Temperatur Quenching dan Normalizing < 900 ºC
Pada benda uji (sampel), tidak akan memperoleh kekerasan yang
tinggi dan struktur mertensitnya pun rendah. Sedangkan pada normalizing
terbentuk struktur austenit kasar atau tidak halus, sehingga hasilnya pun
kerang begitu baik.
3. Waktu penahanan pemanasan untuk Quenching dan Normalizing > 30
menit.
Pada quenching akan memperoleh struktur kristal ferit dan perlit
yang halus, sehingga kekerasannya pun kurang keras, tetapi ulet. Pada
normalizing kristal austenit yang terjadi akan terlalu kasar, sehingga pada
pendinginan akan diperoleh ferit dan perlit yang kasar juga, sehingga akan
membentuk struktur martensit.
4. Waktu penahanan pemanasan untuk Quenching dan Normalizing < 30
menit.
Pada quenching akan memperoleh kristal austenit yang terjadi akan
terlalu kasar, sehingga akan membentuk struktur martensit. Sedangkan
pada normalizing kristal austenit yang berbutir halus dan homogen
sehingga bila didinginkan lambat akan diperoleh kristal ferit dan perlit
yang halus.
6. Unsur-unsur yang mempengaruhi peningkatan kekerasan dan kekuatan hasil
perlakuan panas dan jelaskan pengaruhnya
Jawab :
1. Silikon : menegangkan perlit dan cenderung menguatakan perlit selalu
untuk mengembang karena unsur ini digunakan sebagai oksida magnesit,
2. Chromium : meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk
kekerasan dan menstabilkan karbit,
3. Magnesit : meningkatakan tegangan dan kekerasan, membentuk karbit,
meningkatkan hardenability, range perpindahan panas
4. Tungsten : membentuk kekerasan dan menstabilkan karbit, menaikan
range dari temperatur dan temperatur tempering
5. Phospor ; meningkatakan tegangan dan hardenability, mengurangi
ductility dan ketangguhan.
6. Vanadium ; menguatkan karbit, membentuk element. Tidak digunakan
sebagai unsur yang berdiri sendiri, tapi untuk menggabungkan karbit ke
austenit pada stainless steel.
7. Molybdenum ; menguatkan karbit dan membentuk element, dan juga
meningkatkan temperatur tinggi pada gaya creep.
7. Jelaskan tentang Case Hardening (Surface Hardening) dan jenisnya serta
mekanismenya
Jawaban :
Case Hardening adalah proses perlakuan panas untuk mendapatkan
kekerasan pada bagian permukaannya saja, sedangkan pada bagian dalam
tetap berada pada sifat semula yaitu keuletan maupun ketangguhan yang tetap
tinggi. Dengan adanya perlakuan pengerasan permukaan maka menyebabkan
lapisan permukaan menjadi lebih keras, tahan aus, dan tegangan sisa yang
berupa tegangan tekan, sehingga disamping menaukan ketahanan lelah, aus
dapat juga menaikan fatique limit (batas kelelahan).
Jenisnya : 1. Karburusing
2. Nitriding
3. Cyaniding atau Carbonitriding
4. Pengerasan nyala api
5. Pengerasan induksi
Lampiran 2 Gambar Alat dan Bahan
Muffle furnace Cruicible
Uji kekerasan Baja AISI 1045